Pembelajaran Di Kursus Musij PDF
Pembelajaran Di Kursus Musij PDF
TESIS
Oleh:
ANDRY PERMANA BARUS
NIM: 127037004
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR
KURIKULUM ABRSM DASAR I DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL:
KAJIAN TERHADAP MASALAH DAN SOLUSINYA
TESIS
Oleh
ANDRY PERMANA BARUS
NIM: 127037004
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Musik adalah sebuah organisasi bunyi yang sangat berperan aktif dalam
kehidupan manusia. Peran penting musik juga sangat dibutuhkan dalam sebuah
Musik adalah salah satu bagian dari kesenian yang dinikmati melalui
pendengaran melalui warna suara (tone color/ timbre), ritme (rhythm), melodi
(melody), harmoni (harmony), dan dinamika (dynamic) yang terajut dalam suatu
tekstur yang dapat menghasilkan suatu ekspresi. Dengan struktur yang demikian,
maka musik membentuk suara maupun bunyi yang berbentuk vokal dan
notasi baik angka, huruf, maupun notasi balok, interpretasi, teori dalam sebuah
komposisi musik, bahan yang tertulis dalam buku panduan serta kurikulum ketika
seorang musisi dalam pencapaian interpretasi. Hal ini dikarenakan hasil dari
sebuah teknik permainan seorang musisi, maka bunyi atau nada dari instrumen
materi lagu. Melalui permasalahan ini maka seorang musisi harus memiliki teknik
permainan yang baik ketika memainkan sebuah lagu. Permasalahan teknik dalam
permainan sebuah instrumen tidak hanya pada seorang musisi ketika memainkan
sebuah lagu maupun komposisi, tetapi terdapat juga pada seorang pelajar yang
kurikulum musik.
Buku panduan adalah sebuah bahan ajar seorang guru, yang digunakan
seorang guru kepada siswa dalam proses pembelajaran instrumen. Namun hal
yang sering terjadi ketika menggunakan buku panduan dalam proses pembelajaran
adalah teknik permainan pada awal pembelajaran atau tingkatan pada great dasar,
ketika mempelajari sebuah instrumen, sering sekali berbeda aplikasi teknik yang
tertulis dalam buku panduan dengan seorang pelajar yang mengaplikasikan buku
panduan tersebut. Hal ini sering sekali terjadi pada sebuah pembelajaran baik pada
sebuah sekolah, instansi dan juga lembaga-lembaga musik lainnya. Dalam hal ini
diberikan seorang guru kepada siswa ketika mengaplikasikan teknik yang terdapat
3
pada buku panduan, sesuai dengan yang tertulis, ketika siswa mengaplikasikan
instrumen tanpa menggunakan sebuah notasi. Hal ini menunjukkan anak lebih
suka penyampaian secara lisan (oral) dan lebih cepat meniru secara langsung apa
instrumen pada tingkatan yang lebih tinggi, anak tidak akan mampu meniru apa
yang dilakukan gurunya, karena bahan yang cukup sulit dan panjang untuk
ditirukan. Permasalahan ini bukan hanya terdapat kepada seorang siswa, tetapi
juga terdapat pada seorang instruktur atau pengajar musik yang harus mengerti
Buku panduan adalah sebuah bahan ajar yang sangat penting dalam proses
pembelajaran pada pendidikan musik. Buku panduan tercipta oleh karena adanya
yang menjadi pusat perhatian pekerja musik baik pada seorang konseptor musik,
sebuah pelatihan bertahap yang ditulis dalam sebuah buku panduan instrumen.
halnya dengan seorang komposer yang hanya menciptakan sebuah karya untuk
4
yang menggubah lagu tersebut agar indah dan harmonis ketika dimainkan
instrumen baik dalam sebuah melodi maupun sebuah iringan musik, serta seorang
musisi yang memainkan sebuah karya dengan teknik yang baik ketika memainkan
sebuah instrumen yang diaplikasikan dengan indah ketika memainkan sebuah lagu
arranger, musisi, serta seorang konseptor musik, buku panduan dapat tercipta.
Seorang komposer, arranger, musisi, dapat langsung menulis sebuah bahan yang
ditulis melalui sebuah notasi. Ironisnya seorang siswa maupun pelajar dapat
seorang guru praktik instrumen. Akibatnya anak akan kesulitan memainkan bahan
interpretasi musik.
Terlebih lagi sebuah buku panduan yang dipelajari seorang siswa ketika
tertulis dalam buku panduan dengan cara membaca notasi sekolah, instasi maupun
lembaga musik. Penulisan sebuah notasi yang digunakan seorang siswa pada
balok, angka, maupun huruf, kemudian semua penulisan notasi tersebut dapat
Notasi balok adalah sebuah penulisan yang ditulis secara berurutan, terdiri
dari 5 (lima) garis dan 4 (empat) spasi yang sering disebut paranada atau
sangkarnada, semua notasi ditulis tepat pada garis maupun spasi, dengan tangkai
ke atas maupun dengan tangkai ke bawah, jika sebuah notasi lebih rendah dan
tinggi jarak oktafnya, maka dalam notasi balok dapat menggunakan garis bantu di
atas garis paranada untuk nada yang lebih tinggi, kemudian di bawah paranada
Notasi balok
perbedaan simbol ritme dengan notasi balok, jika notasi balok simbol ritme
terletak pada tangkainya, maka notasi angka terletak sebuah ritme diatas angka–
angkanya, kemudian jika posisi nada lebih rendah dan lebih tinggi jarak oktafnya,
maka notasi angka menggunakan tanda titik, titik diatas untuk oktaf yang lebih
Notasi angka
C = do
Notasi huruf (A, B, C) adalah sebuah notasi yang ditulis dengan huruf,
proses pengerjaannya sama dengan notasi angka, tetapi seorang pencipta lagu,
penulisan lagu, maupun komposisi yang akan dimainkan oleh seorang musisi.
Notasi huruf
C = do
Notasi adalah lambang atau tulisan musik, Sedangkan notasi balok adalah
tulisan musik dengan menggunakan lima garis datar yang berguna menunjukkan
tinggi rendahnya suatu nada (Pono Banoe, 2003:299). Peran sebuah notasi
menjadi hal yang sangat penting dalam musik, yang dapat dibaca dan ditulis untuk
sebuah nada yang akan dimainkan seorang musisi maupun seorang pelajar dengan
praktik instrumen melalui Tinggi rendahnya sebuah nada, nilai nada (ritme),
(Kodijat dan Marzoeki, 1984:4). Pada abad ke IX, muncul istilah solmisasi, yaitu
cara baca solmisasi yang dipelopori oleh seorang pastor Katolik di Italia Guido
7
kepada Sancta Ioannis, murid termuda Yesus Kristus, yang isinya memohon
kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan,
tetap merdu dan tidak parau. Rentetan singkatan tersebut adalah sebagai berikut:
• DO – Dominus
• RE – Renorare
• MI – Mira ges tuorum
• FA – Famuli tuorum
• SOL – Solve pollute
• LA – Labii reatum
• SI – Sancta Ioannis (Sylado, 1986:8)
dasar saja, tetapi pada tingkatan yang lebih tinggi ketika menginterpretasikan
sebuah lagu. Teknik membaca sebuah notasi terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu,
do tetap (fixed do) dan do bergerak (movable do) pada sebuah partitur maupun
dasar yang berubah sesuai dengan banyaknya tanda kres (#) dan tanda mol (b)
Movable do
walaupun seberapa banyak tanda kres (#) dan tanda mol (b) terhadap penulisan
garis paranada.
Fixed Do
Salah satu permasalahan teknik membaca movable do dan fixed do, pada
sebuah kurikulum terdapat pada sebuah instansi maupun sekolah atau kursus
musik, memiliki sebuah perbedaan dan tidak sesuai dengan teknik baca yang
diinginkan sebuah kurikulum antara movable do dan fixed do, yang dipakai
seorang instruktur ketika mengajar. Terlebih lagi sugesti membaca notasi yang
panduan dari sebuah kurikulum. Menjadi hal yang cukup penting dimengerti
standarisasi yang disesuaikan oleh sebuah instansi, sekolah maupun kursus musik
ketika memilih sebuah kurikulum yang akan digunakan guru dalam proses
pembelajaran instrumen.
9
Movable do adalah sebuah teknik membaca dengan nada dasar yang tidak
tetap, sesuai dengan banyaknya tanda (#) kres dan tanda (b) mol. Hal ini membuat
banyaknya tanda kres dan tanda mol ketika mengaplikasikan teknik membaca
Alasannya anak harus mengerti pembelajaran teori musik pada tahap awal
pendukung praktik instrumen seperti pelajaran teori musik, harmoni, dan solfegio.
Terlebih lagi seorang pelajar yang mengikuti teknik baca movable do,
harus mengetahui jarak nada (interval) yang sering dinyanyikan melalui solmisasi,
seperti jarak 1 laras (prime), 2 laras (seconde), 3 laras (ters), 4 laras (kwart), 5
laras (kwint), 6 laras (sekta), 7 laras (septime) sampai pada oktaf berikutnya.
Kemudian persoalan sebuah jarak nada yang dinaikan setengah laras maupun
instrumen, peran instruktur sangat dibutuhkan kembali dalam hal ini, agar tidak
memaksa pelajar pada tingkatan dasar harus mengerti sebuah teori untuk
Hal ini mungkin dapat dilakukan pada sebuah sekolah musik yang setiap
hari dan selalu mempelajari musik baik dari sebuah teori maupun praktik
instrumen musik, tetapi bagaimana dengan sebuah instasi maupun kursus musik,
yang mana sebuah pelajaran teori menjadi sebuah pilihan untuk seorang pelajar
10
empat kali dalam sebulan dan libur pada minggu kelima pada instasi atau kursus
musik lainnya.
kalangan musisi ketika bermain bersamaaan dalam bentuk duet, trio, kuartet,
ansambel, dan juga orkestra, ketika memainkan sebuah lagu yang memiliki
sebuah panduan yang berbentuk sebuah notasi. Hal ini mengakibatkan sebuah
perbedaan aplikasi dalam proses permainan musik. Maka dalam hal ini seorang
pelatih maupun seorang pemimpin dalam sebuah kelompok musisi harus mengerti
kedua teknik membaca tersebut. Agar sesama musisi ketika memainkan sebuah
merasakan wujud dalam sebuah lagu melalui solmisasi (sight singing) dalam
berbeda pengucapan antara seorang guru dan murid ketika mempelajari melalui
komunikasi dalam proses pembelajaran dan lebih menyulitkan guru dan murid.
baik terhadap sebuah teknik permainan, maupun teknik membaca, terlebih pada
instrumen gitar. Gitar adalah alat musik petik yang dimainkan melalui teknik
disimbolkan dengan ibu jari (P), jari telunjuk (I), jari tengah (M), dan jari manis
(A), kemudian jari kelingking (CH) yang jarang sekali digunakan dalam
instrumen gitar. Berbeda dengan simbol jari pada tangan kiri dalam permainan
instrumen gitar jari telunjuk disimbolkan dengan (1), jari tengah disimbolkan
dengan (2) jari manis disimbolkan dengan (3) dan jari kelingking disimbolkan
dengan (4), permainan jari pada tangan kiri dilakukan dengan menekan senar pada
dilakukan secara bersamaan yang membentuk sebuah bentuk jari atau frame jari,
terdapat sebuah hafalan yang dilakukan seorang siswa melalui letak notasi pada
garis dan spasi pada sebuah paranada, kemudian menerapkan penjarian untuk
kolom-kolom instrumen sesuai dengan notasi pada garis paranada yang dibaca
melalui kedua teknik baca. Pembelajaran tersebut bukan bermain musik melalui
seorang murid hanya akan mengerti jari dan notasi, tanpa memikirkan interpretasi,
musik. Hal ini dikarenakan anak telah fokus dengan hapalannya ketika bermain
sebuah instrumen yang tidak memiliki kolom maupun fret, bagaimana seorang
pelajar dapat merasakan nada yang dimainkan sudah tepat, karena anak telah
Permasalahannya adalah bagaimana jika sebuah lagu didasari dengan nada dasar
menghapal penjarian dan memainkan sebuah nada, tidak akan menghiraukan nada
yang dihasilkan, apakah sudah cukup berkualitas, dikarenakan pelajar sudah fokus
dengan hapalan letak jari maupun warna pada kolom dan letak not pada garis
paranada, yang diaplikasikan pelajar dengan mengisi kolom dengan jari untuk
instruktur lebih diutamakan, sehingga merubah segalanya menjadi tepat dan dapat
dipakai.
dengan sebuah instansi, sekolah musik, kursus musik yang memilih sebuah
sekolah, maupun kursus musik. Dalam hal ini sering terlihat ketika seorang
dalam sebuah sebuah kurikulum maupun buku panduan adalah sebuah simbol,
buku panduan memiliki simbol penjarian tangan kanan dan tangan kiri, dituliskan
tepat diatas sebuah notasi balok. Simbol-simbol tersebut tidak diperdulikan oleh
siswa maupun pelajar gitar, ketika mempelajari instrumen gitar melalui buku
13
panduan. Maka dalam hal ini pembelajaran melalui buku panduan selalu dengan
kemampuan siswa tanpa mengerti sebuah pencapaian teknik yang terdapat pada
buku panduan. Akibatnya pelajar yang memainkan instrumen gitar tidak akan
berkembang karena selalu dengan tingkat kemampuan siswa, bukan pada sebuah
teknik yang tertulis pada buku panduan. Dalam hal ini seorang guru harus
mengerti melatih siswa bermain dengan tingkat kesulitan dalam buku panduan.
Royal School of Music) dasar I melalui tiga lagu di sekolah Chandra Kusuma
memainkan lagu yang terdapat pada pembelajaran instrumen gitar, baik pada
pembelajaran maupun ujian praktik instrumen. Ujian ABRSM tersebut juga dapat
dilakukan perorangan terlepas dari sebuah sekolah, instansi dan kursus musik,
selagi dapat mengikuti kualifikasi pada buku panduan dan persyaratan ujian.
Kurikulum yang dipakai untuk ujian ABRSM adalah kurikulum yang diciptakan
dari kerjasama seluruh universitas yang ada di Eropa, direvisi dan dikembangkan
selama 3 tahun sekali pada pembelajaran praktik instrumen maupun teori musik
yang bahan tersebut dipakai sebagai proses pembelajaran dan bahan untuk ujian
Kusuma School.
14
musik program dan privat di Sekolah Chandra Kusuma School untuk kepentingan
pembelajaran serta ujian yang dilakukan siswa Chandra Kusuma School. Sekolah
ini memiliki kelas yang disebut musik program untuk pembelajaran praktik
instrumen yang termasuk dalam mata pelajaran seni budaya yang lebih
dispesifikasikan.
Seni budaya merupakan salah satu pelajaran yang sangat diminati siswa-
siswi di sekolah Chandra Kusuma School. Mata pelajaran seni budaya meliputi
bidang seni rupa, tari, dan musik. Pada pembahasan seni musik biasanya peserta
mempelajari cara membaca notasi angka dan notasi balok. Begitu pula peserta
didik juga dapat mempelajari alat musik seperti, rekorder, pianika, angklung, dan
guitar, serta membahas materi tentang musik. Sekolah Chandra Kusuma School
dalam bidang musik pada siswa yang ingin belajar praktik instrumen musik secara
intrumen musik klasik seperti violin, viola, cello, flute, guitar, dan piano.
klasik dan tradisional. Adapun alat musik yang digunakan dalam pembelajaran
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
sains, dan musikalitas siswa-siswi. Hal ini dapat dilihat pada fungsi dan tujuan
memainkannya, tetapi juga lagu-lagu yang diciptakan khusus untuk gitar klasik.
penikmat musik. Terlebih sebuah instansi dan kursus musik yang membuat kelas
spesial bagi seorang pelajar yang ingin mempelajari musik, hanya untuk
Gitar klasik pada awalnya merupakan alat musik utama yang digunakan
dalam pertunjukan seni Flamenco di Spanyol. Karena gitar digunakan sebagai alat
musik dalam flamenco maka sebelum istilah gitar klasik muncul, masyarakat lebih
mengenal gitar dengan enam buah senar yang terbuat dari usus sapi itu sebagai
Gitar Flamenco. Ciri dari alat musik ini adalah suara yang indah namun lemah
dalam kekuatan suara. Istilah ‘Gitar Klasik’ mulai lazim digunakan sekitar tahun
Intrumen gitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu gitar klasik, gitar
akustik dan gitar elektrik, masyarakat Indonesia lebih meminati gitar akustik, hal
ini dikarenakan gitar akustik lebih mudah dimainkan tanpa harus menaati sebuah
peraturan yang ada ketika bermain instrument gitar . Gitar akustik memiliki
sebuah fret yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dipegang ketika
memainkannya, badan gitar akustik juga lebih kecil dibandingkan gitar klasik dan
memiliki sebuah kesamaan terhadap gitar elektrik. Senar gitar akustik terbuat dari
logam dan kawat. Gitar elektrik berbeda dengan gitar akustik, secara organologi,
gitar elektrik menghasilkan suara dengan bantuan speaker dan sound, perbedaan
elektrik dengan gitar akustik juga terdapat pada alat-alat pendukung suara seperti
efek.
Gitar klasik berbeda dengan gitar akustik dan elektrik, gitar klasik
berbentuk notasi balok, memainkan gitar klasik lebih sulit dengan sebuah teknik
yang dituliskan dalam sebuah partitur, Gitar klasik memiliki senar yang terbuat
dari nilon (nylon) yang memiliki bentuk seperti senar untuk memancing (untuk
17
tersebut, ada beberapa peraturan yang di terapkan oleh guru gitar klasik seperti
cara memangku gitar, posisi penjarian, posisi tangan, posisi badan, cara memetik
tangan kanan, cara menekan senar tangan kiri, agar bermain instrumen gitar
dengan baik.
maupun bahan yang akan diujiankan yang memakai sebuah kurikulum ABRSM.
Oleh sebab itu penulis akan menganalisis pembelajaran instrumen gitar klasik
dikhususkan penulis pada tiga lagu yang berjudul “Here There, and Everywhere”,
“Ode to Joy”, dan “Nel Cor Piu Non Mi Sento” yang terdapat pada buku
Ketiga Lagu tersebut juga dipilih seorang pelajar untuk kepentingan ujian
sebuah pilihan dari 3 (tiga) list A, B, dan C yang masing-masing list terdapat tiga
buah lagu untuk pilihan pelajar mengikuti ujian pada instrumen gitar. Hal ini akan
diteliti oleh penulis pada musik program yang terdapat pada sekolah Chandra
Kusuma School.
18
kanan dan tangan kiri serta permainan teknik lainnya yang mendukung proses
gitar yang baik di Chandra Kusuma School. Penelitian yang dilakukan penulis
sebuah Tesis pengkajian seni Universitas Sumatra Utara (USU) dengan judul:
Penulis mengambil tiga buah lagu (pieces) yang berjudul Here There, and
Everywhere, Ode to Joy, dan Nel Cor Piu Non Mi Sento dengan transkripsi notasi
balok, yang diambil dari kurikulum ABRSM untuk kepentingan pembelajaran dan
ujian pelajar praktik instrumen gitar dasar I di sekolah Chandra Kusuma School.
teknik yang terdapat pada tangan kanan dan tangan kiri kemudian memberikan
sebuah solusi yang berbentuk bahan latihan siswa untuk mempelajari ketiga lagu
yang dipilih sebegai proses dan ujian siswa. Dalam hal ini penulis akan
pembelajaran instrumen gitar yang menjadi bahan ajar guru melalui sistem untuk
tangan kiri pada sebuah lagu yang terdapat pada buku panduan yang telah dipilih
seorang siswa untuk sebuah ujian dan proses pembelajaran instrumen gitar klasik.
teknik tangan kanan dan tangan kiri pada pembelajaran instrumen gitar klasik di
pelatihan dari sebuah permasalahan yang terdapat pada buku panduan serta
ABRSM dengan memilih teknik membaca mana yang lebih tepat pada
menggunakan kedua teknik membaca movable do dan fixed do, untuk pencapaian
sebuah interpretasi maupun pengenalan sebuah lagu yang dilakukan seorang guru
melalui solmisasi.
trankripsi atau notasi balok, yang diambil dari buku panduan kurikulum ABRSM
great I, Adapun pokok permasalahan atau pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
bagaimana praktik pembelajaran gitar pada tiga buah lagu yang terdapat pada
teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri, bagaimana permasalahan faktor
Tujuan dari penelitian teknik tangan kanan dan tangan kiri pada
teknik tangan kanan dan tangan kiri yang telah tertulis dalam buku panduan baik
jari maupun teknik permainan lainnya pada instrumen gitar klasik tersebut,
tangan kanan dan tangan kiri tersebut terhadap sebuah pembelajaran instrumen
gitar.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pengertian bagi
seorang instruktur, pelajar, musisi, dan masukan bagi seorang konseptor musik
tangan kanan sebagai penjarian dan tangan kiri sebagai petikan yang diaplikasikan
Manfaat yang di ambil dari penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tesis
Menambah referensi tentang teknik tangan kanan dan tangan kiri terhadap
permasalahan teknik teknik pada tangan kanan dan tangan kiri pada
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gitar Klasik di Flow Musik Medan”. Penulis
skripsi ini mengkaji tentang proses pembelajaran dasar gitar klasik, yang mana
siswa diberi materi seperti penguasaan teknik petikan, penjarian dan teori dasar
musik. Pada permainan gitar klasik, yang terdapat aturan-aturan dan tata cara
22
memainkan sebuah gitar klasik, salah satunya adalah cara memetik gitar dengan
benar ataupun teratur. Teknik petikan dalam bermain gitar klasik terdapat dua
jenis petikan yaitu Apoyando dan Tirando. Apoyando ialah memetik senar dengan
menyandarkan jari pada senar yang lainnya, sedangkan Tirando ialah memetik
senar dengan tidak menyandarkan jari pada senar lainnya setelah jari memetik
senar .
bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang. Serta
upaya membimbing siswa agar sadar dan terarah serta berkeinginan untuk belajar
dan memperoleh hasil yang baik, pengajar atau guru hendaklah dapat mengelola
berbagai kondisi belajar dengan baik. Untuk itu, guru perlu dibekali beberapa
dan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikarenakan semakin baik
perencanaan yang dirancang maka makin mudah dan efektif pula pelaksanaan
Lagu Etnik Pada Gitar Tunggal kajian studi kasus pada karya-karya Jubing
Kristianto”. Tesis ini menganalisis tentang aransemen lagu etnik pada gitar
tunggal dengan studi kasus pada karya-karya Jubing kristianto. Tesis ini
pada gitar tunggal, untuk menentukan akor, musik iringan, bas dan harmoni, serta
gaya permainan (style) gitar yang di aransemen Jubing Kristianto. Hal ini
praktik instrumen gitar bagi pendidikan musik yang mampu membawakan dan
Biola Melalui Tiga Buku Karya C. Paul Harfurth, Suzuki, Pada Tingkatan
Pradasar dan Dasar I”. Penulis tesis ini mengkaji sebuah permasalahan yang
wadah untuk tempat pembelajaran musik, melalui praktik instrumen biola, yang
seperti seperti Suzuki Violin A Tune A Day. Kemudian meneliti guru mengajarkan
ketiga buku panduan kepada peserta didik, diterapkan pada peserta didik pada
tingkatan pradasar dan dasar I di Sekolah Candra Kusuma School. Melalui sebuah
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan
yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan
sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada
pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari
24
bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan
Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola
teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik
biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur,
2005).
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang
diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam
(sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan,
dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga
Dieter Mack, dalam bukunya Ilmu melodi ditinjau dari segi budaya musik
barat (1995), pusat musik liturgi Yogyakarta, buku ini mengetengahkan analisis
melodi dari beberapa komponis musik barat disertai dengan contoh berupa
cuplikan-cuplikan rekaman.
Analysis (1979), berisikan tentang ilmu bentuk analisa musik dalam musik tonal,
Buku Ilmu Bentuk Analisa (1996) yang dikarang Karl-Edmund Prier, SJ.
Berisikan kumpulan bahan kuliah ilmu bentuk analisa musik. Kemudian disusun
dan diterbitkan dalam bentuk buku, terdiri dari lima bagian, bentuk-bentuk ganda,
Leon Stein, dalam Structur & Style, The Study and analysis of Musikal
Forms (1997), menguraikan tentang musik barat dari unsur bentuk yang paling
kecil sampai pada bentuk yang besar dengan segala unsur perkembangannya.
tentang fungsi-fungsi struktur harmoni didalam musik diatonik barat. Buku ini
menjadi referensi bagi penulis dalam bentuk harmoni ketika penulis meneliti
iringan untuk metode pembelajaran untuk permasalahan movable dan fixed do.
vertikal beserta penerapannya terhadap musik barat sampai pada abad XIX.
and Practice (1978), merupakan salah satu buku pedoman mengenai teori
harmoni musik abad ke XX dan penerapannya, dalam buku ini seluruh latihan
serta penerapan teori harmoni dilakukan dengan membuat komposisi, Bukan pada
komposisi musik.
26
Karya Frank Howes, (1947), Full Orchestra, berisi mengenai evolusi dan
Buku Langsung Jago Main Piano Otodidak, buku ini ditulis oleh Christian
J. Monoach. ST, buku ini berisikan tetang sebuah metode pembelajaran yang
tidak sama dengan pembelajaran akademisi namun lebih kepada cara cepat dalam
Buku Ensiklopedia Musik Klasik buku ini disusun oleh Muhamad Syafiq
yang berisikan seperti kamus musik dan banyak menceritakan peradapan musik
klasik sampai pada saat ini serta menceritakan riwayat hidup komposer pada
Kamus Musik Pono Bonoe yang membantu untuk mengerti akan simbol
dan tulisan-tulisan yang terdapat pada sebuah lagu. Buku ini membantu penulis
Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi buku ini ditulis oleh Yohanes
membaca sebuah notasi musik. Buku ini menjadi panduan bagi penulis ketika
membuat sebuah notasi lebih mempermudah peserta didik dan dapat sekaligus
mengajarkan peserta didik cara membaca dengan cepat baik pada not balok
1.5.1 Konsep
permasalahan dari teknik serta permasalahan eksternal dan internal dalam praktik
bentuk privat maupun kelas dalam pembelajaran praktik instrumen gitar yang
menggunakan sebuah metode. Metode yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah
cara atau jalan yang ditempuh. Menyangkut cara kerja seorang guru
bertujuan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bagi siswa-
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
yang matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang
(Dewi, 2004:1).
mengajar peserta didik. Melatih peserta didik dalam membahas sebuah lagu,
dengan teknik baca serta penerapan tangan kanan, tangan kiri pada instrumen gitar.
Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar gitar sangat erat kaitannya
dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya
metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan
sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung
Kemudian diterapkan melalui instrumen gitar, hasil dari buku panduan ketika
diterapkan adalah sebuah nada atau bunyi dengan teknik- teknik permainan gitar.
Dalam kurikulum ini penulis mengambil tiga buah lagu yang dimainkan siswa
untuk proses ujian yang diteliti penulis melalui teknik permainan, yang terdapat
atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain
kecerdasan peserta didik. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang
penting dari kurikulum sekolah (Amal, 2005: 378). Secara garis besar kegiatan
ekstrakurikuler mempunyai tiga tujuan dasar, yaitu: a. Pembinaan minat dan bakat
30
mengembangkan minat yang ada pada peserta didik serta memupuk bakat yang
dimiliki peserta didik. b. Sebagai wadah di sekolah, dengan aktifnya siswa dalam
wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin komunikasi antar peserta didik dan
meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
yang memiliki tingkat kesulitan dalam memainkan repertoar atau bahan ajar
kurikulum ABRSM.
kemampuan, pemilihan lagu, banyaknya mata pelajaran yang diambil siswa, orang
tua, pelajaran yang dianggap penting, siswa yang mengangagap pelajaran musik
hanya menjadi pelengkap dan mengisi kekosongan waktu, daya tangkap siswa
kembali pembelajaran tersebut, rasa percaya diri yang kurang, sikap siswa yang
ingin bermain ketika proses pembelajaran kelas musik program praktik instrumen
faktor internal dan eksternal penghambat siswa, agar dapat diatasi dan saling
1.5.2 Teori
behaviorisme adalah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
ditunjukkan oleh seorang pelajar adalah suatu perwujudan nyata dari keberhasilan
pembelajaran dianggap tidak berhasil. Contoh seorang siswa belum mampu untuk
tangan. Sebagus apapun strategi pengajaran yang digunakan oleh sang guru dalam
mengajarkan tangga nada tersebut, dan murid tetap tidak mampu untuk
masukan) dan respon (output / keluaran). Segala sesuatu yang berada diluar dari
32
daerah ini sama sekali tidak mendapat perhatian, semua stimulus dan respon
tersebut harus dapat diamati dan diukur secara pasti atau eksplisit.
sebagai faktor lain yang penting dalam aplikasi teori ini. Penguatan ini dapat
digolongkan sebagai apa saja yang dapat memperkuat timbulnya sebuah respon.
Dibagi menjadi dua yaitu penguat positif dan penguat negatif. Kedua penguatan
ini bekerja secara bergantian, apabila penguat positif ditambahkan maka penguat
negatif harus dikurangi agar dapat memperkuat respon. Penerapan dari metode ini
membutuhkan peran guru atau orang tua, karena pada dasarnya teori ini tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya peran pembimbing tersebut. Pembelajaran yang
dilakukan bersifat satu arah, maka semua pemberian stimulus atau materi
Selain dari cara pengajaran, teori ini dapat dikatakan sebagai teori yang
bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Berikut adalah contoh dari
Langkah keempat, guru akan memberikan pujian atau hukuman atas hasil
yang dicapai, apabila hasil memuaskan guru akan memberikan pujian, jika
sebuah kemampuan yang kuat untuk mencari masalah secara baik problem solving
meminta bantuan atau pendapat kepada beberapa instruktur dan pelajar instrumen,
yang berguna untuk menambah dan melengkapi data yang diperlukan. Setelah
data terkumpul, data tersebut dipilah dan dianalisis secara khusus untuk
menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap wawancara, tahap
lapangan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang penulis lakukan yang
1.7.1 Observasi
baca mana yang baik terhadap salah satu instrumen musik. Penulis akan
kanan dan tangan kiri pada pembelajaran instrumen gitar. Melalui observasi dapat
praktik instrumen. Maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini
pemain dan instruktur musik. Keuntungan cara ini adalah peneliti telah
1.7.2 Wawancara
dengan teknik tangan kanan dan tangan kiri terhadap siswa pada pembelajaran
instrumen gitar. Pada tahap ini akan dilakukan wawancara kepada instruktur,
mengetahui tingkat pemahaman instrumen bagi para siswa gitar, dan dilakukan
juga wawancara kepada para siswa, guna mengetahui seberapa besar minat
1.7.4 Perekaman
dengan menggunakan tape recorder merk Sony TCM 70, yang diproduksi oleh
PT. Sony Amc Graha Jakarta, dengan menggunakan kaset feroksida BASF
Pada tahapan kerja laboratorium, seluruh hasil kerja yang telah diperoleh
dari studi kepustakaan dan dari penelitian lapangan diolah, direvisi, diseleksi,
disaring untuk dijadikan sebagai data dalam analisis dan menggabungkan teknik
tangan kanan dan tangan kiri, kemudian memilih yang lebih tepat dalam
dalam pembelajaran instrumen, dan data mana yang tak dapat dipergunakan
atas pita kaset BASF dan kamera Nikon D7000, selanjutnya ditranskripsikan dan
yang maksimal.
37
Pada tahap pengumpulan data ini dikumpulkan data yang diperlukan yaitu
Kusuma School.
dilanjutkan pada tahap penyelesaian yaitu disusun menjadi suatu karya ilmiah
yang dirangkum dalam latar belakang masalah. Bab kedua membahas tinjauan
praktik instrumen gitar menurut guru dengan kurikulum yang terdapat di sekolah
faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab
kelima mambahas tentang solusi dari permasalahan faktor penghambat dan teknik
dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab keenam adalah penutup yang
BAB II
Dalam setiap mata pelajaran terdapat sebuah kurikulum untuk memberikan arah
yang jelas pada tujuan pembelajaran dari sebuah mata pelajaran. Pendidikan
didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estestis dalam bentuk kegiatan
40
Seni musik termasuk salah satu aspek mata pelajaran seni budaya di
sekolah Chandra Kusuma, hal ini dikarenakan pendidikan tidak hanya terdapat
dalam satu mata pelajaran saja, masuknya pelajaran kesenian dalam kurikulum
bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat menikmati dan
memiliki sikap menghargai seni budayanya. Tujuan yang lebih luas lagi adalah
Kusuma bukan hanya meliputi keterampilan bermain musik atau bernyanyi, tetapi
juga tentang wawasan musik dan sikap terhadap seni musik. Dalam hal ini, tiap
Pengetahuan dan pengalaman tentang musik mereka dapatkan bukan hanya dari
sekolah saja, tetapi juga informasi-informasi dari internet, buku tentang musik,
acara musik yang mereka lihat di televisi, mendengar dari radio, melihat acara
wawasan tersebut juga mereka dapatkan dari lingkungan sesama siswa. Akan
tetapi, setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman musik yang
dimanfaatkan dalam proses belajar, para siswa akan lebih mudah dan lebih
tersebut selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan
dengan tujuan yang tertera dalam sebuah kurikulum yang berlaku dan tujuan
umum. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di Sekolah Chandra
dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan
sederhana.
Guru harus dapat memilih dan merencanakan kemampuan dan materi yang
akan diajarkan, yang hasilnya langsung dapat diamati. Hasil yang ingin dicapai ini
yang belajar, yang belajar ini ialah murid. Murid-murid ini datang dari lingkungan
meniru suara yang sering dilakukan anak memberikan kemampuan bernyanyi bagi
seorang anak, sehingga ketika anak mempelajari instrumen, seorang anak juga
sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik
seorang anak.
disajikan.
44
itu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan
pengajaran musik
pengajaran musik.
dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan
belajar peserta didik juga akan semakin banyak terjadi dan hasil belajar peserta
suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses
belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin dilakukan oleh pengajar sehingga disebut
baik oleh pengajar maupun oleh peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah
suatu pendekatan menyeluruh yang dapat dibedakan menjadi dua strategi dasar,
dapat dipandang sebagai dua ujung yang sejalan dalam suatu kontinum strategi.
Hal ini erat sekali kaitannya dengan pendekatan deduktif dimana strategi ini
diikuti dengan tes penguasaan dan penerapan dalam bentuk contoh dan penerapan
dengan siasat tertentu inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran.
yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik,
dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan pengajar dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh
pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan
pembelajaran.
47
analisis instruksional, (3) menganalisis karakteritik peserta didik dan konteks, (4)
pembelajaran.
melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik
didik secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi
juga aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu, pembelajaran tersebut mendorong
48
penerapannya dalam
tersebut dengan cara (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi
menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan peserta didik agar menerapkan
yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Tenaga pengajar merancang kegiatan
yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Untuk
itu dalam hal ini agar bisa menemukan sendiri maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh peserta didik tersebut yaitu: (1) observasi (observation), (2)
apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahuinya.
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang
tahu kepada yang belum tahu. Kelompok harus bertanggung jawab dalam
mencapai tujuan dan setiap individu harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang
lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap
usul.
pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Model itu biasanya berupa
cara mengoperasikan sesuatu, model karya tulis, atau peseta didik memberi
peserta didik, seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya
cara mengerjakan soal. Peserta didik itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan
keahliannya.
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Peserta didik mengedepankan apa yang baru yang merupakan
50
pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan
nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran.
Chandra Kusuma ini dilaksanakan di dalam kelas yang khusus dan agak terpisah,
sehingga tidak mengganggu kelas-kelas lain yang belajar pada waktu yang sama.
pengajaran musik kepada murid. Jika tidak ada piano di sekolah dapat juga
digunakan alat musik lainnya seperti keyboard, gitar, dan alat musik lainnya yang
lain seperti organ, jika organ atau accordion juga tidak ada, sekurang-kurangnya
harmonika, atau alat musik melodi apa saja yang dapat disajikan seperti kolintang,
51
harmoni seperti harmonika akor, ukulele, gitar, atau kalau mungkin disediakan
otoharpa, yaitu sejenis kecapi yang dapat menghasilkan beberapa macam bunyi
tentang kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur
musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan
sebagai materi pengajaran musik yaitu merupakan suatu kesatuan yang berkaitan
harmoni, bentuk/struktur lagu, unsur musik inilah yang dijadikan pokok bahasan
Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahap tingkat urutan kegiatan
belajar musik. Urutan kegiatan musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat
urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musik yang
logis. Metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat tergantung kepada
52
pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar
mendukung pendidikan seni yang lebih baik. Minat belajar seni musik pada
siswa-siswi sekolah Chandra Kusuma School sangat banyak diminati. Hal ini
melibatkan alat musik baik dari instrumen tradisional maupun instrumen barat
seperti biola, cello, contra bass, flute, clarinet maupun trompet. Kemudian dari
banyaknya pembelajaran kelas dan privat musik (face to face) yang dilakukan di
instansi musik Ipac, dibawah pimpinan sekolah Chandra Kusuma School yang
terletak disamping kiri sekolah Chandra Kusuma. Pembelajaran musik baik teori
dan praktik disekolah Chandra Kusuma terbagi menjadi 2 (dua) bidang kelas yaitu
spesifikasikan pada pembelajaran kelas yang dilakukan lebih dari sepuluh siswa
siswi tanpa uang tambahan dilakukan seperti pembelajaran teori. Seperti pelajaran
namun berbentuk kelas seperti pelajaran rekorder, pianika, paduan suara. Hal ini
Chandra kusuma adalah salah satu pelajaran seni yang memiki perbedaan dengan
lukis, kria, tari. Sekolah Chandra kusuma memberikan guru yang berkompeten
Medan. Pembelajaran tersebut memerlukan sumber tenaga dari luar (part time)
pembelajaran tersebut dilakukan per’kelas yang lebih dari sepuluh orang pemain,
guru yang mengajar sering sekali melakukan dengan cara membagi siswa
permelodi atau berbentuk sopran, alto, tenor, bass dengan format ansambel, hal ini
dilakukan guru agar para siswa-siswi tidak bosan dengan satu melodi dan bermain
untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet.
Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat
Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati
siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan
diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas.
Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi
siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam
bidang musik.
Musik program memiliki lebih dari 50 siswa dan dibagi menjadi dua kelas
ansambel, yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas memiliki ketrampilan yang
berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi
mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang
sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar
instrumen.
guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap
untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu
melodi untuk semua siswa. Agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang
individual yang dilakukan seorang guru dan murid (face to face) pembelajaran ini
dilakukan ketika seorang anak telah menunjukkan permainan yang jauh dari
teman-teman kelasnya, dan jika dipaksakan terus didalam kelas musik program,
anak yang berkemampuan tinggi tersebut akan tetap bermain bahan yang sama
dengan teman-temannya persoalan ini menjadi hal yang harus dimengerti sebuah
terhadap instrumen lainnya, persoalannya hanya pada orang tua yang menganggap
dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam
banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra
Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah
dasar (SD). Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit,
ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui Kurikulum tersebut sangat
permaianan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan
akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik
tahap ini murid masih belum diajarkan untuk belajar mandiri, sama halnya dengan
bayi, mereka menirukan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Tipe
pembelajaran ini disarankan untuk diberikan kepada murid pemula, atau yang
praktik instrumen gitar dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar secara
akademisi dibutuhkan anak dapat menulis dan membaca sebuah notasi dalam
memainkan instrumen gitar, hal tersebut yang membuat pentingnya teori dalam
permainan instrumen gitar diawali dengan mengenalakan anak nilai notasi dan
yaitu sangat lembut, p (piano) yaitu lembut, mp (mezzopiano) yaitu agak lembut,
mf (mezzoforte) yaitu agak keras, f (forte) yaitu keras, ff (fortissimo) yaitu sangat
keras, crescendo yaitu bertambah keras, decrescendo yaitu bertambah lembut, dan
pada not balok maupun not angka. Prier (1991) menjelaskan bahwa notasi musik
secara umum dikenal sekitar abad XI dengan tokohnya Guido Arezzo (1995-
1050) yang menemukan cara membaca dengan menggunakan suku kata do, re, mi,
fa, sol, la, si. Suku kata ini berasal dari syair lagu Santo Yohannes. Lambang
Staff adalah sangkar nada atau paranada yaitu tempat penulisan not. Staff
terdiri dari lima garis dan empat spasi. Spasi sebagi ruang garis juga berfungsi
untuk penulisan not-not. Not-not yang ditulis pada garis disebut not garis
sedangkan not yang ditulis pada spasi disebut not spasi. Contoh staff sebagai
berikut:
Kepala not dan tangkai not ada yang terbuka da nada yang tertutup.
Besarnya kepala not harus disesuaikan dengan sangkar nada. Jika kepala not
terletak dibawah garis ketiga, tangkai not mengarah keatas, jika kepala not berada
diatas garis ketiga, tangkai not mengarah kebawah, sedangkan not yang terletak
pada garis ketiga notnya boleh ke atas atau ke bawah sebagaimana tertera berikut
ini
58
Bendera not, bendera not arahnya kekanan, baik tangkai yang keatas
kunci G,
kunci F,
kunci C.
kunci G disebut juga treble clef yaitu staff untuk penulisan not-not tinggi.
Dalam staff kunci G menunjukkan letak not “g” yaitu pada garis kedua, kunci G
disebut juga kunci gitar dan semua not yang terletak pada garis kedua bernama
not G. dibawah garis kedua adalah spasi satu yaitu not F sedangkan dibawah spasi
kesatu adalah tempat untuk not E. kunci F disebut juga kunci bass atau bass cleft
dimana dalam staff, kunci F berfungsi untuk tempat penulisan not-not rendah dan
kunci F berpusat pada garis ke empat, apabila letak not F sudah diketahui maka
59
letak not-not lain dapat pula diketahui. Kunci C dipergunakan untuk penulisan
suara menengah (alto dan tenor) dimana letak kunci C menunjukkan letak not C.
kunci C boleh juga diletakkan pada sembarang tempat, apabila demikian halnya
memperpanjang nilai not di depannya. Hal ini berlaku untuk notasi balok maupun
notasi angka. Namun demikian nilai titik pada notasi balok tidak sama dengan
nilai titik pada notasi angka. Pada notasi balok jika tanda titik ditempatkan
dibelakang not atau tanda diam maka nilainya setengah dari nilai not yang di
depannya. Jika dalam satu partitur dijumpai pemakaian dua titik sekaligus
dibelakang not maka nilai titik yang kedua adalah setengah dari nilai titik yang
pertama. Sedangkan pada notasi angka, nilai satu titik adalah satu ketukan, dua
Tanda tempo, Largo (besar sangat lambat), adagio (tenang, tentram, lebih
lambat dari andante, lebih cepat dari largo), lento (menunjukkan tempo lambat),
seperti berjalan), andantino (lebih cepat dari andante), allegro (senang, gembira,
tempo cepat sesuai dengan karakter atau sifat dari gembira), vivace (tempo cepat),
Tanda accidental, yaitu: (1) kreis (memindahkan letak dan bunyi nada
setengah ke atas). Tanda kreis hanya berlaku untuk letak dan bunyi nada yang
mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, (2) mol (memindahkan letak dan
bunyi nada setengah laras ke bawah). Tanda mol harus berlaku untuk letak dan
60
bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, dan (3) pugar
ligature yaitu tanda yang menghubungkan dua nada yang sama secara berturut.
menjelaskan untuk belajar notasi musik adalah sama halnya dengan bagaimana
mengerti musik lebih baik lagi. Tanpa sebuah pengertian dari lambang tersebut
maka pengertian akan musik akan ketinggalan, sama halnya dengan angka-angka,
maka pengertian akan aritmatika juga akan ketinggalan. Maka pelajaran tentang
membaca musik adalah program yang harus dilakukan dalam perencanaan untuk
membaca dan menulis notasi musik yang mencakup notasi irama dan notasi
melodi. Notasi melodi dibaca atau dinyanyikan secara solmisasi sedangkan notasi
irama dimainkan dengan tepukan. Menulis notasi musik mencakup aplikasi sence
melodi tersebut kemudian ditulis dengan tepat sesuai dengan frekuensi setiap nada
(pitch).
Jarak-jarak tertentu pada tangga nada ditandai dengan pola jarak: 1-1-
1/2-1-1-1-1/2. Tangga nada demikian disebut tangga nada mayor. Dalam bentuk
antara dua nada. Cara mempelajarinya biasanya lebih mudah melalului tangga
nada yaitu dengan cara menyebutkan perbedaan tinggi nada antara nada do (C)
dengan nada-nada sesudahnya dan dihitung dari do (C) sebagai nada pokok dalam
tangga nada C.
nada kromatis naik dan (2) nada kromatis turun. Untuk nada kromatis naik seperti
nada-nada : di, ri, fi, sel, dan li. Sedangkan untuk nada kromatis turun seperti
1-1/2-1-1-1-1/2, maka ditemukan: (1) dalam tangga nada D mayor, muncul kreis
kedua yang berlaku untuk setiap nada do (C), di samping kreis pertama yang
sudah lebih muncul pada tangga nada G mayor. Pada tangga nada A mayor,
muncul kreis yang ketiga yang berlaku untuk setiap nada sol (G), disamping kreis
pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada G mayor dan
D mayor, dan (2) dalam tangga nada Bes mayor, muncul mol kedua yang berlaku
untuk setiap nada mi (E), disamping mol pertama yang sudah lebih dulu muncul
pada tangga nada F mayor, dan pada tangga nada Es, muncul mol ketiga yang
berlaku untuk setiap nada La (A) disamping mol pertama dan kedua yang sudah
lebih dulu muncul pada tangga nada nada F mayor dan tangga nada Bes mayor.
62
gitar seperti teknik pada tangan kanan dan tangan kiri. Kemudian dilakukan
berbentuk kelas dan dapat dilakukan antara seorang guru dan murid. Dalam
yang mudah, menarik, menyenangkan, dan bertahap. Tetapi beberapa siswa dan
instrumen gitar secara visual, tahapan ini adalah sebuah tahapan yang
membaca. Mengenal not, tanda baca, dan materi lain yang kaitannya dengan
belajar mandiri, misalnya pengajar musik tidak ada dan yang ada hanya
partiture/tablature maka murid masih bisa belajar. Dan bahkan murid bisa belajar
lebih dari yang diajarkan pengajar ketika sudah menguasai materi sebelumnya.
yang berkaitan dengan pendengaran dan pembelajaran adalah tahap paling tinggi
biasanya mempunyai rasa “FEEL” yang bagus dalam menebak nada dan
gitar.
peringatan kepada seorang siswa, jika hal itu penting untuk kebaikan siswa dan
Terlebih lagi evaluasi yang dillakukan guru kepada seorang siswa untuk
Kusuma. Penilaian yang nilai seorang guru dari absensi siswa mengikuti praktik
instrumen gitar, teknik yang baik dalam permainan instrumen gitar, tugas latihan
yang diberikan seorang guru untuk dilatih dirumah kepada siswa, teknik membaca
yang baik dilakukan seorang siswa jika mendapat bahan ajar dari seorang guru.
Kemudian pengambilan nilai yang dilakukan secara ujian kepada seorang siswa
Dalam hal penilaian terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
penilaian dari jumlah konsultasi setiap kelompok. Penilaian ini tidak terdapat pada
RPP akan tetapi guru melakukan penilaian ini dalam pembelajarannya, dengan
tujuan agar siswa mampu berlatih dengan rajin serta konsultasi kepada seorang
guru untuk mendapat masukan-masukan dari guru agar memperbaiki hasil belajar
praktik instrumen gitar dengan menggunakan sebuah metode yang baik dari
seorang guru.
64
BAB III
3.1 Ekstrakurikuler
biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu minggu selama satu setengah sampai
dua tahun. Pelatih atau guru pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru sekolah
kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar kurikulum standar. Namun yang
instrumen dilakukan sama seperti mata pelajaran lainnya dan setiap siswa
bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak
sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar maupun
66
kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-
raga, seni, hobi, penalaran. Ekstrakurikuler yang meliputi musik program dengan
berbagai instrument seperti gitar, piano, biola, trompet, flute, biola alto, cello, dan
contra bass, ansamble dan paduan suara. Sekolah Chandra Kusuma School
terdapat pembelajaran instrumen yang dilakukan pada musik program yang salah
tingkatan
67
f. Etude/teknik : 15 jam
g. Lagu : 30 jam
pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah Chandra Kusuma School adalah
ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan
musik program yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan
yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna
program dibimbing oleh guru, sehingga proses pembelajaran gitar berjalan dengan
Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran
minat yang ada pada siswa serta memupuk bakat yang dimiliki siswa.
program secara garis besar adalah sebagai wadah pembinaan minat dan bakat
siswa di sekolah Chandra Kusuma School, dan pencapaian prestasi yang optimal
dan didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah pada musik program yang
mempelajari instrumen.
dari seorang guru dalam memainkan instrumen gitar melalui buku panduan dan
kurikulum ABRSM pada kelas SMP, sekolah Chandra Kusuma School pada
instrumen gitar sangat baik. Hal ini disebabkan dengan adanya buku panduan
peserta didik lebih terbantu dan lebih semangat untuk saling berlomba-lomba
mengetahui tentang materi ajar dari ketiga buku panduan. Peserta didik juga tidak
merasa jenuh menggunakan ketiga buku panduan yang tediri dari sebuah lagu dan
teknik, kemudian peserta didik juga dapat saling bersosialisasi dan berinteraktif
didik juga tidak hanya menjalin sosial pada sesama siswa, tetapi dapat juga
disimpulkan, bahwa dengan memakai buku panduan tercipta hubungan yang baik
antara peserta didik dan seorang guru. Maka hasil dari pembelajaran pada
instrumen gitar musik program di Sekolah Chandra Kusuma School dapat dilihat
January
No NAME
Absensi Teknik Ujian Jumlah
01 Jennifer
75 80 80 78
Lauditta
02
Emmeline 75 85 82 80
03
Alvin Lianto 80 70 75 75
04
Vintya 75 65 70 70
05
Stephen 80 80 85 82
Tabel 3.1 Nilai hasil akhir siswa bulan Januari
71
February
No NAME
Absensi Teknik Ujian Jumlah
01 Jennifer
80 75 85 80
Lauditta
02
Emmeline 80 80 85 82
03
Alvin Lianto 80 75 80 78
04
Vintya 75 70 70 72
05
Stephen 75 85 85 85
Tabel 3.2 Nilai hasil akhir siswa bulan februari
March
No NAME
Absensi Teknik Ujian Primavista Jumlah
01 Jennifer
90 80 80 80 82
Lauditta
02
Emmeline 80 90 90 80 85
03
Alvin Lianto 80 70 80 70 75
04
Vintya 80 70 70 60 70
05
Stephen 90 80 90 80 85
Tabel 3.3 nilai hasil siswa akhir bulan Maret
72
April
No NAME
Absensi Teknik Ujian Jumlah
01 Jennifer
75 80 85 80
Lauditta
02
Emmeline 75 85 85 82
03
Alvin Lianto 75 65 70 70
04
Vintya 75 65 70 70
05
Stephen 90 90 90 90
Tabel 3.4 Nilai hasil akhir siswa bulan April
May
No NAME Tugas
Absensi Teknik Ujian Primavista Jumlah
latihan
01 Jennifer
75 80 80 75 90 80
Lauditta
02
Emmeline 85 85 90 80 85 85
03 Alvin
80 70 70 80 75 75
Lianto
04
Vintya 75 70 70 70 65 70
05
Stephen 90 90 90 90 90 90
Tabel 3.5 Nilai hasil akhir siswa bulan Mei
73
MONTH
No NAME
January February March April May June
01 Jennifer
78 80 82 80 80
Lauditta
02
Emmeline 80 82 85 82 85
03
Alvin Lianto 75 78 75 70 75
04
Vintya 70 72 70 70 70
05
Stephen 82 85 85 90 90
Tabel 3.6 Nilai hasil akhir siswa bulan Juni
Kusuma
Nama: Jennifer
Kelas: VIII A
Jennifer, seorang siswi yang memiliki minat besar dalam bermain musik.
Hal ini yang memudahkannya dalam pembelajaran instrumen gitar dari teknik
dasar petikan, penjarian tangan kanan, tangga nada mayor (G, F, D, A), semua
perkembangan Jenifer cukup pesat, hanya sedikit memiliki kendala, Jenifer butuh
sedikit kesabaran dalam berlatih, Teliti, feeling nada, ritme, dan intonasi yang
lebih lagi dilatih agar mendapatkan kualitas yang baik ketika memainkan sebuah
lagu. Jennifer memainkan gitar klasik pada repertoar klasik dan lagu Pop
74
Jennifer juga unggul dalam pembacaan partitur (sight reading atau primavista)
dan kontrol tempo yang tepat. Saran buat Jennifer, banyak berlatih dengan sabar
Nama: Emmeline
Kelas: VIII A
Emmeline adalah seorang siswi yang mengikuti kelas gitar klasik yang
lebih tertarik pada musik Pop. Perkembangan Emmeline yang sangat signifikan
terlihat dari cara membaca partitur lagu secara langsung (primavista), teknik
petikan tangan kiri, dan bermain akord serta tangga nada, semua dapat
dilakukannya dengan baik dan benar. Tidak hanya itu saja, Emmeline sudah
maupun di luar lingkungan sekolah dengan bermain ansambel gitar. Hal penting
yang harus dilakukan oleh Emmeline adalah menumbuhkan rasa percaya diri
Nama: Alvin
Kelas: VIII A
sehingga Alvin sangat mudah mengikuti kelas praktik instrumen gitar disekolah
Chandra Kusuma School. Materi pembelajaran yang dipelajari Alvin saat ini
yang dimainkan dan penguasaan teknik menjadi semakin baik. Alvin juga
75
mempelajari teknik strumming dalam bermain akord pada gitar, memiliki intonasi
yang baik, permainan lagu yang cukup baik. Kemajuan Alvin dalam bermain gitar
pembelajaran gitar sangat memuaskan, dukungan dari guru dan orangtua sangat
dibutuhkan untuk Alvin dalam mempelajari instrumen gitar. Namun semua ini
dapat terlupakan apabila hubungan guru, orangtua kepada Alvin tidak terjalin
Nama: Vinthya
Kelas: VIII A
musik, tapi memiliki minat yang besar ketekunan dalam berlatih rajin, semangat
dan pintar, banyaknya kesibukan pada les pembelajaran yang lain membuat
Vinthya letih, dan tidak memiliki waktu untuk mengulang kembali proses
bermain lagu, cukup memuaskan untuk saat ini, kemudian Vinthya juga
mengikuti kelas teori dasar musik dengan baik. Keunggulan Vinthya dalam
membahas lagu-lagu atau repertoar dari instrumen gitar dapat secara baik
penguasaan tangga nada mayor, teknik petikan dan strumming, sight reading,
sehingga Vinthya dapat membahas lagu-lagu dengan baik dan benar. Saran
penulis vinthya perlu banyak berlatih, giat dalam membahas lagu-lagu, dan
Kelas: VIII A
Steven bermain gitar klasik bergaya pop (memainkan lagu pop dengan
menggunakan instrumen serta teknik gitar klasik). Steven memiliki bakat dalam
bermain gitar klasik dan didukung musikalitasnya yang sangat baik. Hal ini
terlihat dari interpretasi ketika memainkan semua lagu dengan baik. Steven juga
Steven juga memiliki kekurangan dalam mengatur sebuah tempo ketika bermain
belajar instrumen musik, jaga emosi, tenaga, konsistensi dalam bermain sebuah
lagu dan sempatkan latihan serta hasil perkembangan yang cukup memuaskan.
Hal ini disebabkan meningkatnya rasa kepedulian sesama siswa dan nalar otak
untuk mempelajari materi ajar secara mendalam. Selain nilai kelompok dan
individu, biasanya para guru untuk mengetahui hasil dari nilai akhir peserta didik
di sekolah dasar (SD) maupun sekolah Lanjut tingkat pertama (SLTP) Chandra
pada bagian-bagian gitar dan fungsi terhadap bunyi dan organologi instrumen
3. Nut, yaitu unit yang berfungsi untuk bantalan dan pengatur ketinggian
dawai pada neck agar dawai tidak menyentuh fret, sehingga dawai dapat
bergetar
4. Neck, atau leher gitar, merupakan bagian gitar yang berfungsi sebagai
5. Fret, yaitu papan tipis (kurang lebih 5 mm) selebar neck yang
direntangkan dari head stock sampai bridge gitar, yang berfungsi untuk
menghasilkan suara
8. Table, Body,atau badan gitar, pada gitar klasik body gitar berfungsi
9. Sound hole, adalah lubang pada body gitar akustik yang berfungsi sebagai
10. Saddle, adalah plastik (bisa juga logam atau tulang) yang fungsinya sama
dilanjutkan dengan siswa kembali diajarkan memegang gitar dengan posisi duduk
yang baik dalam belajar memainkan gitar, hal ini berfungsi untuk mempercepat
dan membuat siswa rileks dalam memainkan penjarian pada fretbroad gitar,
penjarian dalam bermain melodi maupun untuk membentuk kunci gitar yang
Pada dasarnya bentuk memegang gitar dan cara duduk dalam bermain
gitar ada 2 cara yaitu, posisi klasik dan posisi casual. Posisi klasik biasa di
80
lakukan oleh para pemain gitar yang beraliran klasik seperti neoclassical dan
lebihsering di mainkan oleh para pemain gitar yang terbilang lebih modern,
Mengajar siswa cara memegang leher (neck) gitar pada tangan kiri
Siswa diajarkan melalui penjarian ibu jari pada tangan kiri, yang akan
memegang pertengahan leher gitar dan tidak dapat melewati leher gitar serta tidak
dapat dilipat, telapak tangan tidak dapat mengenai neck gitar, dikarenakan ketika
seorang siswa tidak mengikuti aturan yang telah di jelaskan siswa akan
mengalami kesulitan dalam kecepatan bemain antara sebuah fret dengan fret yang
lain. Cara memegang seperti ini di anggap cara memegang gitar yang sangat
melalui sebuah teknik petikan kepada seorang siswa dan telapak tangan tidak
dapat bersentuhan dengan senar gitar, hal ini dikarenakan jika seorang siswa
memainkan dengan cara tangan kanan bersentuhan dengan senar yang akan
Mengenalkan siswa pada keenam senar serta peletakan senar pada alat
Gambar 3.5 Headstock gitar (sumber : ebook, play classical guitar by David
Braid)
82
Mengenalkan siswa pada keenam senar, serta peletakan senar pada alat
stem (pegs), yang diawali pada senar 1 dengan nada E, yang terletak pada pegs I,
senar 2 dengan nada B yang terletak pada pegs II, senar 3 dengan nada G, yang
terletak pada pegs III, senar 4 dengan nada D, yang terletak pada pegs IV, senar 5
dengan nada A, yang terletak pada pegs senar V, senar 6 dengan nada E, yang
instrumen gitar terhadap jarak oktaf nada-nada senar lepas gitar (open string),
yang diaplikasikan pada register piano, hal ini agar seorang siswa tahu nada yang
rendah sampai nada yang paling tinggi terhadap instrumen gitar serta
mengeneralkan steman jika permainan gitar bermain dengan alat musik lainnya
manual jika nada pada senar 6 sudah standar dengan nada E, yang disamakan
dengan alat bantu stem (tuner), diawali dengan menekan senar 6 pada kolom lima
pada kolom lima yang menghasilkan nada D kemudian disamakan dengan senar 4,
kiri
84
Gambar 3.8 Penjarian tangan kiri dan tangan kanan pada gitar klasik
(sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)
akan dijumpai siswa ketika bermain gitar, memakai buku panduan penulisan
sebuah notasi terdapat simbol yang tertulis siswa dapat dengan cepat memainkan
sesuai dengan tulisan maupun simbol yang terdapat pada sebuah notasi pada
tangan kanan p (pulgar) pada ibu jari, i (indice) pada jari telunjuk, m (middle)
pada jari tengah, a (anular) pada jari manis dan tangan kiri jari telunjuk
disimbolkan dengan angka 1, jari tengah disimbolkan dengan angka 2, jari manis
Tirando adalah teknik memetik senar gitar dengan jari pada petikan
menjahui senar atau mengayun kebagian telapak tangan. Petikan tirando tidak
bersandar dengan senar dimana petikan ini dilakukan dengan cara memetik senar
gitar kearah luar sampai senar gitar berbunyi dan jari tidak boleh menyentuh senar
lainnya. Teknik tersebut digunakan untuk memainkan not ganda atau sebuah
akord.
senar lainnya. Petikan senar gitar berhenti ketika menyentuh dawai berikutnya
diatas dawai yang sedang dipetik atau jari tidak boleh menyentuh telapak tangan.
gitar
1.
2.
3.
87
4.
5.
6.
7.
dari sangkar nada sebagai tempat menulis tinggi rendahnya sebuah nada, sukat
agar siswa bermain dengan patren (ketukan), birama sebagai kolom untuk
menulis sebuah notasi, barline sebagai pembatas sebuah birama, dan nilai notasi
birama ganda sebagai penutup frase maupun akhir sebuah kalimat lagu.
88
telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, hitungan, pada senar lepas
melalui tangan kanan pada jari tengah (m) dan jari telunjuk (i) pada senar 1 (E’)
dan senar 2 (B) tanpa melihat permainan tangan kanan, kemudian guru lebih
menekankan sebuah hitungan ketukan sukat 4/4 yang dilatih sebanyak 4 birama,
telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, hitungan, pada tiga senar
lepas
dan senar G yang dilakukan dengan cara yang sama pada tangan kanan dengan
menggunakan jari tengah dan jari telunjuk. Kemudian guru juga harus
mengingatkan agar siswa tidak melihat permainan tangan kanan dengan teknik
Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan jari manis (a), tengah (m) dan
jari telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, pada senar lepas
Guru mengajarkan teknik yang sama pada tangan kanan kepada siswa,
dengan penambahan jari manis (a) untuk mempraktikkan teknik memetik secara
tirando dengan menggunakan ketiga senar gitar melalui E’, B, dan senar G.
sebelumnya dengan tingkat permainan yang lebih sulit untuk dimainkan siswa,
guru juga harus memerhatikan siswa ketika membunyikan sebuah senar agar
siswa tidak salah ketika memetik senar pada jari tengah, telunjuk, dan jari manis,
sama pada contoh dalam sebuah partitur, dengan teknik memetik senar yang tidak
berurutan (crossing).
ketika siswa memainkan teknik dan penjarian yang sama dengan tingkat
permainan yang lebih sulit, siswa dapat mengikutinya, teknik ini berfungsi
Guru mengajarkan kepada siswa tangga nada C mayor pada posisi satu.
91
tangga nada posisi I, dimana hal ini disampaikan seorang guru agar siswa dapat
Mengajarkan siswa menggunakan tangan kiri pada jari 2 nada (A) pada
fret 2 senar G, tetapi hanya menggunakan 2 jari pada tangan kanan yaitu jari
senar 3 (G)
Guru mengajarkan hal yang sama pada jari 1 senar B pada tangan kiri dan
menggunakan tangan kanan untuk memetik senar pada jari tengah dan jari
diaplikasikan pada posisi I serta mengaplikasikan petikan pada tangan kanan yang
sebuah petikan jari tengah dan jari telunjuk pada tangan kanan.
Guru mengajarkan siswa dengan teknik menggabungkan jari 1,2, dan jari 3,
dilakukan pada posisi I didua senar G dan B, dengan teknik petikan crossing yang
Guru menerapkan sebuah penjarian 1,2 dan jari 3 pada posisi I, senar G
dan B pada sebuah lagu yang didasari dari tangga nada G mayor.
Kembali siswa memainkan sebuah lagu pada tangga nada minor dengan
siswa lebih mengarah pada tangga nada G mayor ketika memainkan bahan yang
ada.
Guru mengajarkan teknik memetik pada tangan kanan melalui jari tengah,
manis, dan jari telunjuk, dengan menggunakan senar E,B dan senar G.
dan tangan kiri yang menggunakan jari 1, 2, dan jari 3 tanpa simbol penulisan
yang terdapat pada notasi maupun buku panduan dan dilakukan pada B dan G.
Kembali guru mengajarkan kepada siswa hal yang sama dengan perbedaan
ritme yang lebih sulit, kemudian menggunakan senar lepas E, serta tidak memiliki
Hal yang sama dilakukan siswa dengan teknik yang lebih sulit
Guru mengajarkan hal yang sama dengan tingkat permainan yang lebih
sulit melalui jarak antara nada dan perbedaan sukat melalui 3 ketukan dalam satu
birama.
Guru mengajarkan kepada siswa senar 4 (D), 5 (A), 6 (E), pada ibu jari (p)
98
Guru mengajarkan mengaplikasikan ibu jari (p) pada tangan kanan, yang
diaplikasikan melalui senar 4 (D), 5 (A) dan senar 6 (E) yang dilakukan melalui
empat ketukan.
Guru mengajarkan teknik tangan kanan melalui petikan ibu jari pada senar
Kembali guru mengajarkan teknik tangan kanan melalui petikan ibu jari
pada senar A dan senar D, yang dilakukan variasi pada contoh sebelumnya.
99
Kembali siswa senar 4 (D), 5 (A), 6 (E), pada ibu jari (p) dengan kesulitan
Siswa diajarkan crossing string dari senar 4 (D), 5 (A) ke senar 6 (E)
melalui ibu jari dengan menggunakan senar D, A, dan senar E. dengan perbedaan
yang dilakukan ibu jari sebagai register bass dan jari tengah register melodi,
memainkannya.
sebagai register bass dan jari tengah, telunjuk dan jari manis sebagai register
melodi dan menggunakan tangan kiri pada jari 1, 2, dan jari 3 diposisi I
jari, sebagai register bass dan jari tengah, telunjuk dan jari manis sebagai register
melodi dan menggunakan tangan kiri pada jari 1, 2, dan jari 3 diposisi I dengan
kanan melalui jari p,i,m,a dengan menggunakan teknik tangan kiri 1,2 dan jari 3
tanpa melibatkan senar D yang dimainkan secara bersamaan pada buku panduan.
102
Kembali siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan
kiri dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan tanpa
Kembali siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan
kiri dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan, dengan
Siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan kiri
dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan dengan
Siswa melatih hal yang sama dengan menggunakan jari 4 pada tangan kiri
Kembali siswa melatih hal yang sama pada tangan kiri yang memiliki nada
Siswa melatih sebuah lagu dengan teknik-teknik yang telah dilatih dan
Guru mengajarkan semua teknik penjarian pada tangan kanan dan tangan
Siswa melatih penjarian untuk memetik pada tangan kanan dengan ritme
Guru mengajarkan ritme baru dengan notasi 1/8 seperdelapan pada senar E’
dengan penjarian tangan kanan melalui jari tengah dan jari telunjuk.
Siswa melatih penjarian untuk memetik pada tangan kanan dengan ritme
Siswa kembali memainkan teknik penjarian tangan kanan dan tangan kiri
Siswa diajarkan memainkan teknik tangan kiri dan tangan kanan dengan
menggunakan nada-nada yang telah dinaikkan yang mengarah pada tangga nada
G mayor dengan tempo yang lebih cepat ketika mengaplikasikan teknik penjarian.
Kembali siswa diajarkan memainkan teknik tangan kiri dan tangan kanan
tangga nada G minor dengan tempo yang lebih cepat ketika mengaplikasikan
teknik penjarian.
Guru mengajarkan semua teknik penjarian tangan kanan dan tangan kiri,
teknik nada sambung, notasi yang dinaikkan, kemudian semua diaplikasikan pada
sebuah lagu.
Tangga nada adalah susunan nada yang teratur dari nada dasar tertentu
sampai oktafnya. Permainan tangga nada ini dilakukan oleh seorang siswa Setelah
mempelajari teknik penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri untuk mengerti
Proses penerapan
108
permainan jari 3 tangan kiri pada senar A dilakukan pada kolom 3 nada C atau do
dan dipetik pada tangan kanan melalui ibu jari (m), dan dilanjutkan pada senar
lepas 4 nada D atau re tetap menggunakan ibu jari sebagai petikan disebuah senar,
dilanjutkan pada tangan kiri jari 2 dikolom 2 dengan nada E atau mi sama dengan
penjarian ibu jari yang sama pada tangan kanan. Dilanjutkan dengan jari 3 pada
tangan kiri nada F atau fa di senar pada senar A dikolom 3 dengan teknik yang
sama pada tangan kanan, dilanjutkan dengan senar lepas pada nada G atau sol
dengan teknik tangan kanan pada jari telunjuk, dilanjutkan pada senar G dengan
teknik penjarian tangan kiri jari 2 nada A atau la dengan menggunakan jari tengah
sebagai petikan disebuah senar, dilanjutkan pada senar lepas 5 nada B atau si
dilanjutkan dengan menggunakan jari 1 pada senar B kolom 1 dengan jari tengah
pada tangan kanan, kembali dilanjutkan dengan permainan jari 3 tangan kiri pada
senar B dilakukan pada kolom 3 nada D’ atau re” dan dipetik pada tangan kanan
melalui jari jari telunjuk (i), dilanjutkan pada senar lepas E, nada E atau mi yang
dengan menggunakan jari 1 pada senar E kolom 1 dengan jari telunjuk pada
tangan kanan sebagai petikan, kemudian diakhiri permainan jari 3 tangan kiri pada
senar E dengan nada G’ yang dilakukan pada kolom 3 dan dipetik pada tangan
kanan melalui jari tengah (m), setelah semuanya dimainkan melalui teknik tangan
kanan dan tangan kiri yang menggunakan ke enam senar gitar, jari-jari yang telah
rendah sampai pada penjarian ketiga diawal permaianan tangga nada C mayor.
109
permainan jari 3 tangan kiri pada senar E dilakukan pada kolom 3 nada G atau do
dan dipetik pada tangan kanan melalui ibu jari (p), dan dilanjutkan pada senar
lepas 5 nada A atau re tetap menggunakan ibu jari sebagai petikan disebuah senar,
dilanjutkan pada tangan kiri jari 2 dikolom 2 dengan nada B atau mi sama dengan
penjarian ibu jari yang sama pada tangan kanan. Dilanjutkan dengan jari 3 pada
tangan kiri nada C atau fa disenar pada senar A dikolom 3 dengan teknik yang
sama pada tangan kanan, dilanjutkan dengan senar lepas pada nada D atau sol
dengan teknik tangan kanan pada jari telunjuk, dilanjutkan pada senar D dengan
teknik penjarian tangan kiri jari 2 nada E atau la dengan menggunakan jari tengah
sebagai petikan disebuah senar, dilanjutkan pada senar jari 4 nada Fis atau si
dilanjutkan dengan senar lepas pada senar G dengan jari telunjuk pada tangan
kanan, kembali dilanjutkan dengan permainan jari 2 tangan kiri pada senar G
dilakukan pada kolom 2 nada A’ atau re” dan dipetik pada tangan kanan melalui
jari jari tengah (m), dilanjutkan pada senar lepas B, nada B atau mi yang
110
dengan menggunakan jari 1 pada senar B kolom 1 dengan jari tengah pada tangan
kanan sebagai petikan, kemudian dilanjutkan jari 3 tangan kiri pada senar B
dengan nada D’ yang dilakukan pada kolom 3 dan dipetik pada tangan kanan
melalui jari tengah (m), dilanjutkan dengan senar lepas E kemudian jari 2 nada Fis
pada senar E dan diakhiri dengan jari 3nada G pada senar E. Setelah semuanya
dimainkan melalui teknik tangan kanan dan tangan kiri yang menggunakan ke
enam senar gitar, jari- jari yang telah diapklikasikan digunakan kembali secara
berurutan pada nada yang semakin rendah sampai pada penjarian ketiga diawal
senar D lepas dengan ibu jari (p) dilanjutkan dengan jari 1 nada E dan jari 3 nada
Fis, kemudian siswa memainkan senar lepas dengan jari telunjuk pada senar G
dilanjutkan dengan jari 1 nada A dengan menggunakan jari tengah (m), setelah itu
siwa diajarkan memainkan senar B lepas dilanjutkan dengan jari 2 nada Cis dan
111
jari 3 nada D, kemudian siswa diajarkan memetik senar lepas E dan dilanjutkan
dengan jari 1 nada Fis, jari 2 nada G dan diakhiri dengan jari 4 nada A.
dengan memetik senar A lepas dengan ibu jari pada tangan kanan, kemudian jari 2
nada B, jari 3 nada C, kemudian siswa memainkan senar D lepas dengan ibu jari
pada tangan kanan, dilanjutkan dengan jari 2 nada E, dan jari 3 nada F, kemudian
pada senar G siwa memetik senar dengan jari telunjuk dan jari 1 pada tangan kiri
nada Gis, kemudian dilanjutkan dengan jari 2 nada A dengan menggunakan jari
tengah (m), setelah itu siswa diajarkan memetik senar B lepas dengan jari tengah
(m), kemudian dilanjutkan dengan jari 1 nada C, jari 3 nada D dan diakhiri dengan
dengan memetik senar A lepas dengan ibu jari pada tangan kanan, kemudian jari 2
nada B, jari 3 nada C, kemudian siswa memainkan senar D lepas dengan ibu jari
pada tangan kanan, dilanjutkan dengan jari 2 nada E, dan jari 4 nada Fis,
kemudian pada senar G siswa memetik senar dengan jari telunjuk dan jari 1 pada
tangan kiri nada Gis, kemudian dilanjutkan dengan jari 2 nada A dengan
menggunakan jari tengah (m), setelah itu siswa diajarkan memetik senar B lepas
dengan jari tengah (m), kemudian dilanjutkan dengan jari 1 nada C, jari 3 nada D
dan diakhiri dengan senar lepas pada senar E. Namun memiliki perbedaan
penjarian saat memainkan tangga nada minor melodis dengan posisi turun
(ascending) nada ke F dan nada G naik ½ laras, dengan menggunakan jari 4 pada
senar D dan jari 1 pada senar G posisi I pada gitar, namun ketika dimainkan
dengan posisi turun kembali ke minor asli dimana nada F dan G dinetralkan
kembali, nada F yang terdapat pada senar D dipetik dengan jari 3 dan nada G
secara berurut, dimana di setiap birama ibu jari (p) berperan sebagai bass yang
BAB IV
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak disukai oleh seorang siswa, menurut
penulis masalah akan menimbulkan sebuah kesulitan bagi diri sendiri dan atau
orang lain.
kerapnya terjadi pada seorang guru seperti karakter seorang guru tidak
pemilihan bahan ajar, tidak adanya bagi siswa motivator yang baik dalam
tercapainya tujuan. Pendidikan seni dan budaya di sekolah Chandra Kusuma juga
memiliki banyak kendala, adapun kendala yang muncul dapat dilihat dari minat
anak terhadap sebuah metode pendidikan praktik instrumen yang didapat seorang
siswa. Kejadian ini kerap terjadi terutama bagi anak yang terlibat dalan
pendidikan seni musik secara aktif, mungkin anak merasa bosan karena ia tidak
seorang guru pada sebuah pembelajaran praktik instrumen yang diberikan seorang
keberhasilan belajar-mengajar selama proses belajar yang dilakukan oleh guru dan
siswa. Proses belajar merupakan aktivitas dengan bahan belajar, aktivitas belajar
yang dialami oleh siswa sekolah Chandra Kusuma sebagai sebuah proses,
aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru diajarkan kepada siswa
melalui bahan ajar. Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswalah yang
menentukan terjadi atau tidak sebuah pembelajaran. Faktor internal yang sering
dialami oleh seorang siswa yang berpengaruh para proses belajar siswa adalah
faktor jasmani.
116
Kesehatan yang dimaksud penulis adalah keadaan atau kondisi yang sempurna
tanpa suatu kekurangan dari organ tubuh. Kesehatan seorang siswa berpengaruh
terhadap proses pembelajaran, agar seorang siswa dapat belajar dengan baik
situasi yang sama, siswa yang berintelektual tinggi akan lebih berhasil daripada
tingkat intelektual yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini
berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik dan tekun.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
pelajaran tidak menjadi perhatian bagi siswa maka timbulah kebosanan, sehingga
117
seorang siswa tidak lagi suka untuk mempelajari instrument musik. Perhatian
seorang guru.
Minat yang dimaksud penulis adalah sebuah kegiatan yang diminati oleh
seseorang siswa, kemudian diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
pembelajaran praktik instrumen, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik bagi seorang siswa. Permasalahan tersebut sering
sekali terjadi di sekolah Chandra Kusuma School, seorang siswa sering sekali
kemudian siswa tidak masuk lagi dalam mata pembelajaran tersebut. Hal ini
belajar tersebut, dengan alasan siswa hanya melihat dan mendengar suara
instrumen yang indah, tetapi ketika mendapat kesulitan dalam memainkan siswa
tidak ingin mempelajarinya. Terlebih lagi persoalan siswa tidak hanya pada
kesulitan ketika mempelajari instrumen musik, tetapi minat orang tua yang
tertarik pada satu jenis instrumen tertentu, dimana menjadi tugas seorang anak
tanpa memikirkan minat si anak lebih tertarik pada instrumen yang lain.
bermain biola, anak ingin bermain biola, melihat teman bermain drum, anak ingin
bermain drum, melihat teman bermain gitar anak ingin bermain gitar. Masalah
instrumen. Akibatnya anak tidak pernah bisa mempelajari instrumen dengan baik
dan terampil dikarenakan belum sampai kepada tingkat yang lebih tinggi dan sulit
Bakat adalah sebuah kemampuan untuk belajar. Bakat yang dimaksud oleh
melalui sebuah bahan ajar melalui sebuah notasi. Namun persoalan bakat tidak
sebuah instrumen dengan tekun menjadi hal utama yang harus didasari seorang
siswa dalam mempelajari praktik instrumen musik. Hanya saja, persoalan siswa
atau pelajar yang berbakat lebih cepat menerapkan dan mengembangkan dalam
seorang guru. Akibatnya anak akan mengalami banyak kesulitan karena tidak
memiliki trik untuk mengatasi sebuah permasalahan yang terdapat pada bahan
praktik. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika
bahan pelajaran yang sesuai dipelajari siswa dan mendengar nasehat dari seorang
guru dengan sebuah bakat, maka hasil belajarnya lebih baik, karena siswa senang
belajar dan lebih terarah serta seorang siswa akan lebih giat lagi dalam belajar
praktik instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma. Terlebih lagi orang tua yang
119
praktik instrumen musik. Kematangan yang dimaksud oleh penulis adalah Anak
yang sudah siap (matang). Melalui fisik seperti sebuah jari, panjangnya tangan,
kemudian pemikiran yang penting dalam sebuah proses pembelajaran akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang). Permasalahan yang sering terjadi
disekolah Chandra Kusuma School terhadap orang tua yang sering sekali
membuat anaknya mempelajari praktik instrumen musik di usia yang sangat muda
sehingga daya tangkap anak kurang begitu baik, dikarenakan anak belum
mengerti sama sekali dengan usia seorang anak yang lebih tertarik bermain.
Kemudian persoalan tubuh yang masih begitu kecil ketika mempelajari instrumen
gitar sampai ukuran instrumen terkecil juga tidak dapat standarisasi dengan anak
Rasa percaya diri timbul dari keinginan diri seorang siswa bertindak untuk
percaya diri dapat timbul berkat adanya sebuah lingkungan yang berkompetisi
dengan baik. Dalam proses belajar praktik instrumen siswa sekolah Chandra
Kusuma, prestasi merupakan tahap pembuktian yang diakui oleh guru. Semakin
120
siswa sering mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya
dirinya akan meningkat, namun apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan
merasa lemah percaya dirinya. Permasalahan percaya diri tidak hanya terletak
pada sebuah prestasi, kurangnya perhatian orang tua, alat yang kurang baik
dimiliki siswa dan ejekan dari teman-teman disekitar membuat siswa tidak ingin
percaya diri memainkan instrumen. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya proses
kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh
guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa ; baru akan belajar serius pada akhir
tersebut dikarenakan oleh siswa yang kurang paham dengan arti belajar bagi diri
instrumen musik, kemudian kebiasaan siswa yang selalu tidur di pagi hari
Permasalahan ini diluar pengetahuan seorang guru, dan permasalahan ini adalah
persoalan terhadap orang tua yang harus memperhatikan kegiatan anaknya dalam
Kusuma School, hal ini dikarenakan banyaknya mata pelajaran yang diambil
siswa pada satu hari, serta menempatkan pelajaran instrumen musik diakhir
jadwal mata pelajaran. Akibatnya siswa akan lelah dan kurang berkonsentrasi
menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kebiasaan siswa, sehingga
dengan adanya kelesuan dan kebosanan (borring), sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian
semangat pada siswa untuk pembelajaran praktik instrumen gitar, karena seorang
siswa memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat; pasti akan tetap
ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka semangat
belajar, selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi
Proses belajar yang didorong sebuah motivasi dari dalam diri seorang
lingkungan siswa yang mendukung akan menjadi sangat baik dalam proses
program pembelajaran disusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan seorang
dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada
berikut:
Guru adalah tenaga pengajar yang mendidik. Seorang guru tidak hanya
mengajar sebuah bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi
sebagai seorang pribadi guru sempurna terhadap sebuah tugas. Tuntutan hidup
layak tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal dan tugasnya. Guru juga
olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas sekolah dan
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik, hal itu tidak berarti
proses pembelajaran praktik instrumen yang baik. Justru disinilah timbul masalah-
sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik. Prasarana dan sarana
dalam proses pembelajaran siswa sering sekali tidak sesuai dengan keinginan;
seperti alat yang kurang, atau instrumen yang sudah rusak, menjadikan proses
hasil kerja keras siswa. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru, dengan demikian
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi seorang
124
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Hasil belajar
dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika
digolongkan lulus maka dapat dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar
guru selesai. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi
siswa dan mengajar ulang bagi seorang guru. Sekolah Chandra Kusuma
memberikan penilaian secara angka dan deskriptif melalui hal yang sering
kepada orang tua yang berbentuk bahasa Inggris. Hal ini dilakukan agar para
orang tua mengetahui apa yang dilakukan anaknya dalam pembelajaran dan
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang dimaksud oleh penulis
adalah kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar,
melalui sebuah reportoar dalam bentuk notasi balok. Sekolah Chandra Kusuma
kurikulum adalah pada seorang guru yang kurang teliti menjalankan serta
Chandra Kusuma adalah persoalan seorang guru dengan sebuah penerapan, tidak
sedikit guru yang mengerti akan persoalan tujuan dari sebuah kurikulum,
mengerti apa yang harus dilatih sebelum anak memainkan bahan yang akan
diujiankan.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula, akibatnya siswa malas atau kurang semangat dalam
proses belajar. Permasalahan sebuah metode mengajar seorang guru sering sekali
pembelajaran yang tidak mengerti hasil akhir dari sebuah pembelajaran; seperti
pembelajaran yang tidak bertahap, melompat dan tidak sesuai dengan kemampuan
seorang siswa. Akibatnya seorang siswa tidak dapat mengikuti sebuah proses
pembelajaran.
126
dalam proses belajar-mengajar seperti guru telat masuk pada mata pelajaran
praktik instrumen gitar, kemudian permasalahan tidak memiliki bahan yang sama
antara siswa dengan siswa yang lainnya ketika mempelajari instrumen gitar. Hal
mengenal bahan yang akan dipelajari. Kemudian guru yang hanya mengajar siswa
gitar, terlebih lagi guru memberikan bahan ajar (repertoar) yang tidak sesuai
Chandra Kusuma memiliki masalah dalam menyusun isi dan urutan bahan
pelajaran, sering sekali guru kurang menguasai materi dalam pembelajaran praktik
127
instrumen gitar melalui sebuah bahan ajar (Reportoar). Kemudian materi yang
disajikan tidak relevan dengan tujuan yang mengakibatkan siswa bingung karena
dianggap teknik yang diajarkan guru tidak tepat dengan bahan yang sedang
dipelajari seorang anak. Terlebih sebuah materi yang diberikan seorang guru
sangat luas, akibatnya anak tidak akan menemukan tujuan dari sebuah
penyajian bahan dengan waktu anak yang akan mengikuti sebuah ujian instrumen.
sebuah pembelajaran praktik instrumen gitar. Hal ini sering sekali terjadi disebuah
areal sekolah dan halaman rumah yang begitu ramai sehingga menimbulkan
sebuah keributan, suara bising dari orang yang lalu-lalang, suara kendaraan di
area komplek Cemara Asri, banyaknya orang yang datang ke area tersebut
siswa, permasalahannya adalah minat seorang siswa tidak ingin melatih kembali
apa yang telah dipraktikkan dengan seorang guru dikarenakan gangguan tersebut,
kompleks. Tidak sedikit para orangtua yang ingin anaknya cepat dalam
dukungan dari orangtua tidak terjadi pada seorang anak. Banyaknya para orangtua
dikarenakan anak telah dapat bermain sebuah lagu dengan instrumen tanpa
keinginan orangtua yang ingin anaknya mempelajari semua alat musik tanpa
orangtua dalam proses pembelajaran gitar disekolah Chandra Kusuma. Agar para
pembelajaran gitar.
129
ABRSM
130
(Verse) menjembatani untuk sebuah refren, (Chorus) disebut juga dengan reff,
(Bridge) sebuah jembatan untuk memasuki sruktur lagu, (interlude) bagian yang
bar 3)
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
birama 29
131
Guru mengajarkan murid teknik tangan kanan pada petikan dan tangan kiri
pada penjarian yang dilakukan melalui birama 4 sampai birama 6 dengan teknik
tirando, dimana pada birama 4 murid memainkan posisi III yang teletak pada jari
1 nada D, kemudian dilanjutkan kembali dengan jari posisi 1 yang terletak pada
jari 2 nada G.
Guru mengajarkan teknik tangan kanan dan tangan kiri pada penjarian
yang memiliki teknik nada sambung, jari telunjuk dan posisi 2 yang dilakukan
siswa pada proses pembelajaran dan diawali dari birama 7 dan 8. Diawali dengan
Guru mengajarkan 3 buah posisi yang berbeda serta penjarian pada siswa
yang diawali dengan murid memainkan posisi I nada C jari 1, kemudian menuju
ke posisi IV yang terletak pada nada F# di senar B, kemudian posisi II jari 1 nada
A pada senar G.
Pada birama 13 terdapat modulasi, dari nada dasar D ke nada dasar Bes,
murid diajarkan dengan posisi I pada lagu yang terdapat modulasinya, hal ini
murid diajarkan memainkan posisi I pada birama 13 dan juga posisi III pada
birama 14 tetapi dengan nada dasar yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan
posisi III dan posisi II seperti yang telah di jelaskan pada birama V.
everywhere, penjarian yang digunakan siswa adalah posisi II, lagu Here there and
dengan nada dasar G mayor diawali sukat 4/4 yang terdiri dari :
Intro, tidak terdapat pada lagu Ode to joy, yang dimainkan langsung dengan
melodi dasar
Verse terdapat pada birama 7, yang kembali pada akor I, bukan pada akord V
atau V7
Chorus terdapat pada birama 8 sampai pada birama 11 tetapi terdapat sebuah
ketukan pertama
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
Pada lagu ode to joy memiliki pebedaan dengan lagu Here there and
everywhere secara teknik, dimana penjarian tangan kanan ibu jari (p), siswa
diajarkan untuk memainkan bass dan melodi dalam posisi I, dan lamban legato
pada bass, penjarian yang digunakan adalah jari tengah (m) dan jari telunjuk (i),
seperti yang terlihat dalam birama 1, dalam penjarian tangan kiri semua penjarian
diajarkan pada lagu ini, seperti jari 4 yang terlihat pada birama 1 ketukan ke 4.
Pada birama 9 sampai birama 12 yang paling utama diajarkan pada siswa
adalah tanda kromatis, seperti yang terlihat pada birama 11 nada Dis pada senar D
guru mengajarkan jari 2 pada senar G, dikarenakan tuntutan nada Dis yang
4.8 Permasalahan Lagu “Nel Cor Piu Non Mi Sento” Kurikulum ABRSM
Lagu nel cor piu non mi sento, keseluruhan terdiri dari 20 birama,
Intro tidak terdapat pada lagu nel cor piu non mi sento terdapat pada lagu tetapi
Verse terdapat pada kamar birama 8 ketukan ke 2 dan ketukan 3-5 berhenti
Chorus terdapat pada birama 8 ketukan kelima sampai pada birama 14 ketukan
ke 3
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
Pada lagu nel cor piu non mi sento siswa diajarkan dengan birama 6/8,
dimana nada A merupakan melodi awal lagu, yang dimainkan dengan jari 4
dengan jari tengah (m), dikarenakan nada selanjutnya Fis yang menggunakan jari
1.
Siswa diajarkan dengan jari tengah (m), jari telunjuk (i), dan jari manis (a)
posisi III dan posisi V. Siswa diajarkan dengan posisi yang lebih sulit, bukan
berarti tidak dapat dimainkan dengan posisi 1, agar siswa lebih mengenal dengan
Siswa diajarkan dengan posisi III, banyak variasi posisi dalam lagu ini,
4, dan terdapat kromati dalam birama 10, selanjutnya siswa diarahkan kembali
Pada biarama 11, terdapat 2 penjarian yang sama pada jari telunjuk (i),
siswa diajarkan dengan teknik itu supaya siswa tahu tidak selamanya penjarian
tangan kanan harus berganti-ganti, namun ada harus tetap memainkan penjarian
yang sama.
tangan kanan yang berurut, hanya saja nada yang berganti dan posisi penjarian.
140
dengan posisi II, dan mengajarkan aplikasi tanda permata seperti yang terlihat
dengan penjarian yang telah di bahas di awal lagu dikarekan supaya siswa tidak
yang baru.
lagu yang tetap dimainkan dengan posisi yang sama pada awal lagu. Lagu ini
tidak memakai penjarian ibu jari(p), namun guru berfungsi sebagai pengiring
BAB V
dilakukan melalui faktor-faktor pendukung yang dialami oleh seorang siswa yang
sangat penting diperhatikan oleh sebuah sekolah maupun terhadap seorang guru
agar terjadinya proses belajar yang baik dalam mempelajari praktik instrumen
gitar.
guru. Dalam kondisi bagaimanapun guru tetap memegang posisi yang sangat vital
instrumen gitar di Chandra Kusuma School. Fungsi kontrol dari seorang guru ini
terletak ditangan seorang guru yang membuat posisi seorang guru tetap penting
mencapai sebuah tujuan dari hasil proses belajar. Minat terhadap sebuah metode
yang baik sangat diperlukan dalam sebuah pembelajaran agar siswa tidak merasa
142
bosan. Metode tersebut sebaiknya harus dimengerti oleh seorang guru agar ketika
seorang guru menyampaikan sebuah metode kepada seorang siswa, seorang guru
aspek seorang guru pada sebuah pembelajaran praktik instrumen yang diberikan
keberhasilan selama proses belajar yang dilakukan oleh guru dan murid. bahan
belajar yang dapat dimengerti seorang siswa yang disampaikan oleh seorang guru.
Proses belajar menjadikan interaksi antara guru dan siswa menjadikan sebuah
pembelajaran saling mengisi dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Faktor jasmani seorang siswa sangat penting menjadi sebuah perhatian seorang
guru, sekolah dan juga para orangtua dalam proses pembelajaran khususnya
pembelajaran praktik.
dalam proses pembelajaran praktik instrumen di Chandra Kusuma School. Hal ini
dikarenakan tidak semua anak lahir dalam keadaan yang sempurna. Kekurangan
anak melalui sebuah fisik yang kurang lengkap, maupun autisme tidak pernah
diinginkan para orang tua. Maka dalam hal ini sekolah Chandra Kusuma
instrumen melalui fisik yang kurang sempurna, atau hal lainnya. Tujuan
tidak merasa terganggu dan siswa yang memiliki kekurangan dapat belajar dengan
143
santai sesuai dengan keinginan siswa yang kurang sehat terhadap fisik maupun hal
lainnya.
situasi yang sama, siswa yang berintelegensi tinggi akan lebih berhasil daripada
mereka yang berintelegensi rendah. Dalam hal ini Chandra Kusuma School
dilakukan antara seorang guru dan murid (face to face), kemudian sekolah juga
bahan ajar tambahan yang diambil dari lagu untuk dilatih dirumah, agar anak
tidak merasa membuang waktu dan bahan tersebut akan dipertunjukan diacara
Dalam hal ini peran penting guru menguasai bahan yang dijadikan sebuah
konsep dalam penyajian sangat penting dilakukan, agar seorang siswa dalam
penyampaian yang baik agar seorang siswa tertarik dan memusatkan perhatiannya
kepada siswa dengan membuat sebuah pertunjukan baik dilakukan seorang guru
membuat sebuah pertunjukan dan klinik, kemudian siswa yang ingin belajar
mengisi sebuah formulir dan esok harinya berjumpa dengan guru praktik
mempelajari instrumen. Hal ini dilakukan agar siswa yang mempelajari instrumen
seorang guru tidak mengawasi anak yang memiliki bakat dalam bermain musik.
Hal ini terlihat pada pemilihan reportoar pembelajaran, anak yang berbakat akan
selalu memilih bahan yang lebih sulit dari teman-temannya, persoalannya adalah
bahan yang diambil seorang anak terlalu ketinggian dalam hal ini seorang guru
harus mengawasi anak ketika memainkan bahan dan pemilihan bahan dalam
mempelajari instrumen gitar. Kemudian persoalan orang tua yang menahan bakat
bagi seorang guru untuk menjelaskan kemampuan anak dan bakat yang dimiliki
agar dapat menahan seorang anak untuk mempelajari instrumen di usia yang
sangat muda dengan alasan tubuh yang masih kecil berhubungan dengan ukuran
instrumen yang akan dipelajari anak kurang sesuai ukuran. Kemudian persoalan
Kebiasaan siswa sekolah Chandra Kusuma, jika salah satu menonjol terhadap
sebuah bidang, akan diakui oleh teman-teman siswa lainnya bahwa anak tersebut
yang mengakibatkan jika seorang anak yang lain ingin mendalami dan ingin
menonjol dalam satu bidang anak yang lain akan mengejeknya. Permasalahan ini
harus menjadi sebuah permasalahan bagi seorang guru bukan hanya terhadap
orang tua. Seorang guru harus melakukan doktrin kepada seorang siswa yang baru
saja mendalami sebuah bidang ilmu agar tidak mendengar ejekan maupun sindiran
dari teman-teman. Kemudian solusi ketika anak yang mengalami grogi dalam
Kusuma, guru dan para orangtua. Sekolah chandra Kusuma di akhir semester
sering sekali mempertemukan siswa, guru dan orangtua untuk sebuah pertunjukan
berbentuk rapot. Penilaian yang diberikan kepada seorang guru berbentuk nilai
dan deskripsi. Kemudian guru diberi waktu untuk berbicara kepada orangtua
tersebut dirumah. Melalui hal ini seorang anak tidak dapat bermain ketika proses
terjadi ketika praktik instrumen terjadwal dipelajaran akhir. Dalam hal ini guru
harus dapat mencari fokus siswa dengan cara mengajak siswa bercerita sedikit
guru dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari
ilmu. Bila siswa mengetahui betapa besarnya kegunaan sebuah ilmu dan betapa
besarnya ganjaran bagi orang yang tidak menuntut ilmu, maka siswa akan merasa
haus untuk menuntut ilmu. Selain itu bagaimana seorang guru mampu membuat
maka tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri, sehingga semangat
siswa untuk menunutut ilmu sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses
instrumen gitar. Seorang pendidik juga harus memiliki talenta untuk memotivasi
anak pada pembelajaran. Motivasi yang diberikan seorang guru kepada siswa
pesat apabila program pembelajaran disusun dengan baik oleh seorang guru yang
diatasi oleh seorang guru, sekolah dan para orangtua akan menjadi sebuah solusi
berbentuk barang dan uang. Sekolah Chandra Kusuma memberikan gaji kepada
instrumen musik.
sarana dan prasarana, baik pada alat musik yang sudah rusak maupun ruangan
dengan fasilitasnya. Terlebih lagi sekolah Chandra Kusuma menambah alat musik
diawal tahun pembelajaran baru. Alat-alat musik yang sudah rusak, diperbaiki
terlebih lagi sekolah Chandra Kusuma menyediakan alat-alat musik untuk siswa
yang belum yakin serius terhadap pembelajaran instrumen, dapat meminjam alat-
alat musik tersebut dipakai untuk pembelajaran dan ketika anak sudah menyukai
kemudian sekolah tersebut membuat pra ujian kepada siswa untuk mengujikan
terlebih dahulu yang dinilai dari seorang guru yang berkompeten di bidang
instrumen. Sekolah Chandra Kusuma juga membuat ujian susulan kepada siswa
yang gagal untuk ujian, tetapi tidak pada pelajaran seni musik khususnya praktik
instrumen dikarenakan ujian yang dilakukan siswa terlepas dari sebuah sekolah,
secara Internasional yang bertempat di hotel J.W Mariott. Maka dalam hal ini
seorang guru yang menerapkan sebuah kurikulum. Seorang guru harus mengerti
kekurangan anak sampai dimana ketika memainkan bahan ajar tersebut melalui
anak sebelum mempelajari bahan yang akan diujiankan, pastinya seorang anak
akan memainkan bahan yang mendukung teknik-teknik yang terdapat pada buku
panduan yang akan diujiankan siswa. Persoalannya bagaimana seorang guru akan
memberikan bahan pendukung untuk anak yang akan ujian sedangkan seorang
guru tidak mengerti akan persoalan bahan dari kurikulum tersebut. Dalam hal ini
guru harus mengerti pada persoalan sebuah kurikulum baik dari sebuah tujuan
diujiankan seorang anak serta mengerti kelemahan kurikulum agar seorang guru
khususnya gitar.
Dalam hal ini seorang guru harus mengerti sebuah cara ajar yang baik,
penulis melihat guru di sekolah Chandra Kusuma memiliki skill yang baik dalam
anak bermain tanpa melihat buku panduan tetapi bahan yang dimainkan seorang
anak untuk kepentingan bermain sebuah lagu sebuah kurikulum. Hanya saja
persoalannya adalah anak jadi tidak suka bermain ketika membaca sebuah notasi
dalam buku panduan. Kemudian persoalan cara guru yang tidak mengikuti bahan
yang berurutan tertera di buku panduan tidak di ikuti oleh guru karena anak
merasa sudah tidak penting memainkan bahan tersebut. Maka anak disuruh guru
untuk melompati urutan bahan yang ada pada buku panduan. Dalam hal ini guru
harus mengerti keinginan anak bermain tahap demi tahap kemudian jika daya
tangkap anak sangat cepat guru harus memberikan reportoar tambahan untuk
menambah tugas anak. Penyampaian yang dilakukan oleh guru adalah sebuah
metode yang baik bagi seorang siswa sekolah Chandra Kusuma School.
dahulu guru harus dapat mengatasi persoalan jadwal pada individu guru terlebih
dahulu, agar dapat masuk tepat waktu. Kemudian menstandarisasikan bahan agar
151
tidak terdapat bahan yang mudah dan bahan yang sulit bagi anak, karena dapat
mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri anak memainkan bahan yang mudah.
kepada tujuan pelajaran. Hal ini menunjukan bahwa anak harus fokus pada sebuah
bahan yang akan diujiankan dan guru fokus kepada bahan ajar, kemudian
dengan baik Siswa akan mendapat kepuasan dalam menerima pelajaran, siswa
menyadari bahwa tujuan pelajaran yang diberikan guru sangat relevan dengan
penulis guru harus menguasai materi dalam pembelajaran gitar. seorang guru
harus dapat memainkan atau mencontohkan teknik yang sulit ketika anak
kesulitan memainkan teknik yang terdapat pada sebuah bahan atau reportoar.
Kemudian seorang guru harus dapat mencontohkan teknik yang lain tetapi masih
sesuai dengan kebutuhan seorang siswa mempelajari instrumen, hal ini agar tidak
152
membingungkan seorang siswa dalam pelatihan yang terdapat pada bahan yang
dipelajari. Kemudian seorang guru harus mengajarkan siswa melalui bahan yang
mudah sampai pada bahan yang sulit dipelajari oleh siswa. Hal ini dilakukan
prakti instrumen. Terlebih lagi guru harus memiliki konsep dalam membagi
kerja sama antara orangtua, guru dan pihak sekolah untuk mendukung proses
pembelajaran praktik instrumen gitar yang dipelajari oleh siswa Chandra Kusuma.
Dengan memberi tau wali kelas siswa-siswi tersebut. Kemudian pihak sekolah
harus dapat mengkordinir mata pelajaran siswa yang tidak mengambil musik
program atau pembelajaran praktik instrumen agar siswa-siswi tidak lalu lalang
ketika mendapat mata pelajaran musik program dan musik reguler. Terlebih
persoalan orang tua komplek Cemara Asri selain sebuah perumahan, komplek
tempat rekreasi para masyarakat dengan adanya sebuah danau buatan menjadikan
keramaian bagi orang yang ingin santai melihat danau, Berbelanja dan ingin
gitar. Persoalan dukungan, orangtua harus mengerti apa yang dilakukan anaknya
seorang anak ketika mempelajari praktik instrumen seperti instrumen gitar baik,
senar yang dipakai seorang anak, penyanggah kaki, buku pelajaran dan segala
kebutuhan anak ketika berproses. Orangtua juga harus melihat waktu anak
kesehariannya, apakah digunakan seorang anak dengan baik atau hanya mengikuti
keinginan dari orangtua siswa. Kemudian orang tua harus menanyakan bagaimana
proses pembelajaran yang dilakukan anak dalam bermain instrumen gitar, apakah
anak mengalami kesulitan pada bahan pembelajaran dan bagaimana seorang guru
oleh orangtua maka seorang anak akan melakukan tanpa sebuah tujuan dan
ABRSM
155
(Verse) menjembatani untuk sebuah refren, (Chorus) disebut juga dengan reff,
(Bridge) sebuah jembatan untuk memasuki sruktur lagu, (interlude) bagian yang
bar 3)
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
birama 29
156
Proses penerapan
Kemudian merilekskan anak dengan kesulitan yang terdapat pada bagian ini.
Proses penerapan
Dalam hal ini penulis membuat sebuah penjarian yang memainkan bentuk
tangga nada yang diambil melalui nada-nada yang terdapat pada lagu Here, there
and everywere.
Proses penerapan
Kemudian melatih sebuah sinkopasi dalam sebuah notasi, agar siswa dapat
bermain up tempo, dengan baik dan menggunakan rasa (feeling), serta tidak
Proses penerapan
Proses penerapan
berurutan melalui bahan contoh pertama, tanpa mengelang jari (crossing) yang
sesuai pada partitur lagu, birama ke 10 yang dihitung dari intro. Hal ini dilakukan
penulis agar anak tidak merasa kesulitan dikarenakan sebelum memainkan teknik
penjarian, posisi jari dan frame jari yang terdapat pada bagian sebuah lagu, anak
memainkan sebuah teknik pengantar untuk sebuah teknik yang sulit pada lagu
secara baik, guru melatih nada dengan teknik yang terdapat pada lagu Here, there
and everywhere.
158
Proses penerapan
dikarenakan terdapat sebuah modulasi pada lagu Here, there and everywhere,
agar anak tidak merasa kesulitan melalui nada dan penjarian, ketika memainkan
lagu Here, there and everywhere yang terdapat sebuah modulasi pada birama ke
Proses penerapan
pada lagu Here, there and everywhere dengan aplikasi diberbagai posisi, yang
dikhususkan penulis pada posisi ganjil I, III, dan V tanpa mengubah nada dari
bagian lagu tersebut, hal ini dikarenakan dalam permainan instrumen gitar,
159
memainkan nada dengan sebuah teknik diberbagai posisi menjadi lebih menarik
untuk dimainkan.
Proses penerapan
dalam lesson ini, penulis membuat sebuah gubahan terhadap nada G yang
digantikan menjadi F#. dikarenakan dalam lagu Here there and everywhere
dengan nada dasar G mayor diawali sukat 4/4 yang terdiri dari :
Intro, tidak terdapat pada lagu Ode to joy, yang dimainkan langsung dengan
melodi dasar
Verse terdapat pada birama 7, yang kembali pada akor I, bukan pada akord V
atau V7
Chorus terdapat pada birama 8 sampai pada birama 11 tetapi terdapat sebuah
ketukan pertama
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
161
proses penerapan
melodi dasar dari lagu Ode to joy melalui sebuah petikan secara bersamaan yang
dilakukan pada ibu jari P dengan M dipetik secara bersamaan melalui teknik
tirando, tidak hanya pada jari P dan M tetapi guru dapat melatih P dan I secara
bersamaan melalui bahan yang dibuat oleh penulis, jika anak masih kesulitan
proses penerapan
dikarenakan melodi dasar dan akord, bass maupun nada yang rendah pada lagu
ode to joy, memiliki teknik yang jarak petikannya dari jarak merapat sampai pada
kemudian guru juga dapat melatih anak, melalui bahan yang dibuat oleh penulis
dimulai dari birama terakhir dimainkan secara berurutan dengan tempo yang sama
Proses penerapan
sampai 4, hanya saja siswa diajarkan dengan nada G jari 3 pada tangan kiri pada
Proses penerapan
(suspension), kemudian setelah anak dapat bermain penahanan nada bass, guru
5.8 Solusi Permasalahan Lagu “Nel Cor Piu Non Mi Sento” Kurikulum
ABRSM
Lagu nel cor piu non mi sento, keseluruhan terdiri dari 20 birama,
Intro tidak terdapat pada lagu nel cor piu non mi sento terdapat pada lagu tetapi
Verse terdapat pada kamar birama 8 ketukan ke 2 dan ketukan 3-5 berhenti
Chorus terdapat pada birama 8 ketukan kelima sampai pada birama 14 ketukan
ke 3
Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah
pembelajaran)
Proses penerapan
Penulis membuat tangga nada dengan sukat yang akan diajarkan seorang
guru melalui patern 6\8. Dengan jari P, I, M, yang digunakan tangan kanan,
kemudian 0,1,2,3 jari pada tangan kiri. Hal ini dilakukan penulis agar siswa dapat
mengerti jarak sebuah nada baik naik dan turun dan sesuai dengan patren 6\8.
proses penerapan
mendapatkan penjarian yang baik dengan petikan yang sesuai dengan simbol
penjarian. Kemudian setelah siswa dapat memainkan contoh pertama dengan baik,
dilanjutkan dengan permainan yang menggunakan jari keempat. Hal ini dilakukan
seorang siswa sampai menjadi sangat baik, kemudian setelah siswa dapat bermain
dengan baik pada contoh pertama dan kedua, siswa memainkan nada yang sesuai
dengan lagu nel cor piu non mi sento pada birama 3 dan 4.
proses penerapan
Dalam hal ini penulis melatih sebuah penjarian secara bergantian yang
berbentuk sebuah tangga nada, dilakukan siswa dengan posisi V yang mengikuti
proses penerapan
Penulis membuat frame yang sama pada posisi V dan posisi II dilakukan
dengan melatih naik dan turun pada posisi V dan II, diawali dengan petikan
apoyando kemudian guru dapat melatih siswa juga dengan petikan tirando,
lebih menarik.
terakhir
proses penerapan
jari 1,2 kemudian crossing terjadi pada jari ke 4, kemudian pergantian posisi
dilakukan dengan mengubah penjarian yang dilakukan pada jari ke 4 posisi II,
dimainkan pada jari 1 posisi V yang ditutup dengan jari ke 4 pada senar B.
167
BAB VI
6.1 Kesimpulan
eksternal dan internal, menjadi hal yang harus diperhatikan dengan baik.
Kemudian faktor orang tua, lingkungan belajar, guru, sekolah, menjadi hal utama
sekolah Chandra Kusuma menjadi kurang baik dan perkembangan siswa serta
ajar dan mengembangkan bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran
Kusuma adalah kurikulum ABRSM dengan sebuah metode yang diajarkan guru
kurikulum yang menjadi bahan ajar guru di sekolah kemudian diterapkan kepada
seorang siswa melalui metode. Kurikulum ABRSM adalah sebuah kurikulum yang
169
digunakan seorang siswa untuk sebuah ujian dalam proses pembelajaran gitar di
dari kurangnya kesiapan seorang siswa mengikuti ujian, permasalahan ini terjadi
6.2 Saran
seorang gura dan siswa. Guru dengan pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, guru dengan penyampaiannya yang menarik serta guru yang
menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan ingin lebih dalam mempelajari
praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma. Terlebih seorang siswa yang
DAFTAR PUSTAKA
Adler Samuel, The Study of Orchestration, New York, W.W. Norton and
Company, 1989.
Andhi Kurniawan Yohanes, Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi, Jakarta,
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Hucthing Arthur, Concerto dalam The New Grove Dictionary of Musik and
Musicians (Stanley Sadie), Vol. 4, London,2002.
Mack Dieter, Ilmu melodi, Diatinjau dari segi Budaya Musik Barat Yokyakarta,
Pusat Musik Liturgi, 1995
Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 3, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995.
171
Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 4, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995.
Peter Larsen Jens, The New Grove Dictionary of Music & Musicians, Vol. 8 H-
Hyporchema, London, 2002.
Stein Leon, Structure and Style, University of Music, New Jersey, 1979.
Tabrani Rusyan Drs. A., dkk, “Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1989.
http://ratdix.wordpress.com/2008/08/23/tuning-stem-gitar/
(http://spitod.wordpress.com/2007/08/29/apa-itu-teknologi-apa-itu-teknik/
172
(http://generation-indonesia.niceboard.com/t383-gitar)
Sumber Internet: http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/pengertian-
prosespembelajaran.
html
http://kamusbahasaindonesia.org/teknik#ixzz2B28NgMT0
http://www.scribd.com/doc/99824013/Skripsi-ollie
http://id.wikipedia.org/wiki/Gitar
http://generation-indonesia.niceboard.com/t383-gitar
http://www.jinkurakura.blogspot.com/2009/03/teori-scaledan-
chord-dasar.html
http://www.scribd.com/doc/24558054/PENGERTIANMETODE