Anda di halaman 1dari 22

Vol. 5, No.

2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

PENGARUH TEORI-TEORI MUSIK UNTUK GURU SEKOLAH DASAR DAN


GURU MUSIK SEBAGAI ACUAN CARA MENCIPTA LAGU-LAGU
SEDERHANA

Angga Eka Karina


Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, Universitas Al Muslim
email: angga.karina@yahoo.com

Abstrak

Artikel ini membahas tentang Pengaruh Teori-teori Musik untuk Guru Sekolah Dasar
dan Guru Musik sebagai acuan cara mencipta lagu-lagu sederhana. Adapun latar
belakang tulisan ini bahwa Pengetahuan struktur komposisi musik merupakan
persyaratan wajib bagi setiap orang yang medalami praktik maupun teori musik,
khususnya ketika mencapai tingkat ketrampilan (grade) menengah ke atas baik secara
informal maupun formal, Pengetahuan teori musik ini dianggap penting karena
sebagai seorang Guru sekolah dasar atau guru musik pengetahuan teori ini sebagai
acuan untuk mencipta lagu lagu sederhana, serta seorang Guru SD dan Guru musik
yang mengajar musik selama ini akan dengan sendirinya merasakan kebutuhan teori
musik ini dalam rangka mempertajam cara mengajar mencipta lagu lagu sederhana.
Tujuan tulisan ini untuk mengetahui teori-teori musik sebagai acuan mencipta lagu
sederhana, Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan teori teori
musik untuk guru sekolah dasar dan guru musik menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Pembahasan dalam penelitian ini adalah teori dasar musik, motif ialah
sekelompok nada-nada linear yang tidak terlalu panjang yang didesain atas dasar
figur ritmis dan/ atau melodis tertentu, kadens DGDODK ³SXQJWXDVL´ dalam musik
sebagai titik peristirahatan yang tersusun dari serangkaian akor-akor yang bergerak
sedemikian rupa untuk menandai berakhirnya suatu frase atau seksi, bentuk kalimat
(periode) yaitu terbentuk dari kombinasi beberapa frase terdiri dari tiga bentuk yaitu
bentuk periode standar, periode pararel, dan periode kontras, dan bentuk lagu (song
form) digunakan untuk mengidentifikasi baik pola-pola musik instrumental maupun
vokal. Asal mula kata bentuk lagu diambil dari struktur yang dijumpai pada lagu-lagu
pendek atau sedang seperti folksong dan himne.

Kata Kunci : motif, kadens, bentuk kalimat, bentuk lagu

1. PENDAHULUAN untuk pengetahuan seorang guru sekolah dasar


Sebagaimana halnya produk-produk dan guru musik, bagaimana murid atau peserta
manusia yang lain seperti kendaraan bermotor, didik dapat memahami bagaimana cara
gedung, senjata, dan apapun yang terdapat di membuat atau mencipta lagu lagu sederhana
dunia ini, bahkan termasuk manusia sendiri sedangkan mereka belum mendapatkan dasar
yang merupakan ciptaan Tuhan, maka musik teorinya, dilapangan sering kita jumpai bahwa
pun tersusun dari unsur-unsur yang membentuk peserta didik atau murid mereka sering
keberadaannya. Jika dibandingkan dengan kesulitan dalam memahami musik secara
manusia hidup maka musik juga memiliki jiwa, pendidikan contohnya dalam menyebutkan
jantung, pikiran, dan kerangka. Jiwa musik chord yaitu tiga buah nada atau lebih yang
terdapat pada melodi, jantung atau denyut ditekan secara bersamaan, sering kita dengar
jantungnya adalah ritme, pikirannya adalah mereka menyebutkan kunci, padalah kunci
harmoni dan kontrapung, dan kerangkanya ialah dengan chord itu jauh berbeda, contohnya lagi
bentuk. Teori- teori dasar musik sangat penting dalam memahani bagian bagian dari sebuah

12
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

lagu sering mereka salah dalam menyebutkan membedakan dari bunyi yang diproduksi untuk
bagan-bagan sebuah karya lagu, sebab tujuan lain. Semakin tinggi kecepatan getaran
akibatnya karena pengetahuan dasar musiknya maka semakin tinggi pula tingkat ketinggian
sangat minim, apalagi dalam menciptakan suatu bunyi atau nada. Sebuah nada dengan
sebuah karya lagu sederhana, sekolah dasar jumlah getaran tertentu akan menjadi satu oktaf
adalah tempat paling tepat untuk memberikan lebih tinggi jika jumlah getarannya dilipat
pengetahuan dasar teori musik bagi peserta gandakan. Misalnya nada C tengah yang
didik atau murid karena peserta didik atau memiliki 256 getaran per detik, maka nada
murid di sekolah dasar paling cepat tanggap dan oktafnya, yaitu C berikutnya, akan memiliki
mereka sangat suka belajar musik, pengaruh 512 getaran per detik. Berdasarkan tinggi
usia juga yang masih sangat belia jadi segala rendahnya, penyebutan nada-nada musikal
macam ilmu cepat ditangkap oleh fikiran dan menggunakan tujuh abjad pertama yaitu A, B,
nalar mereka, disini Guru sekolah dasar dan C, D, E, F, dan G, mulai dari yang terrendah
Guru musik harus lebih berperan dalam dalam hingga tertinggi. Nada kelipatannya yaitu A,
menggali ilmu dasar musik agar peserta didik yang hadir setelah G, disebut sebagai oktaf.
atau murid dapat memahami teori teori dasar Demikian pula seterusnya hal tersebut berlaku
sebagai acuan dalam mencipta lagu sederhana, untuk kelipatan nada-nada yang lainnya. Secara
adapun beberapa teori teori dasar musik umum wujud notasi nada ialah butir-butir yang
sebelum mengetahui teori dasar dalam mencipta berbentuk sedikit lonjong. Butir-butir nada
lagu sederhana untuk dapat dipahami oleh Guru diletakan pada lima buah garis sejajar yang di
sekolah dasar dan Guru musik sebagai berikut, Indonesia lazim disebut paranada (Inggris:
Bunyi yaitu bukan vibrasi melainkan efek Staff).
yang dihasilkan vibrasi, Secara sederhana bunyi Sistem penulisan butir-butir nada para
adalah sensasi otak. Bunyi yang diproduksi alat paranada dikenal dalam masyarakat kita dengan
musik maupun apa saja, menyebar ke segala istilah not balok. Pada dasarnya prinsip
arah. Beberapa di antaranya ditangkap oleh membaca not balok adalah sangat sederhana
telinga kemudian dikirim ke otak. Otak seperti halnya membaca sebuah grafik yang
kemudian menerjemahkan pesan-pesan tersebut logis. Butir nada yang terletak di bawah
sebagai bunyi. Nada memiliki tingkat menunjukkan nada yang rendah dan demikian
ketinggian yang berbeda-beda. Tingkat pula halnya dengan nada yang tinggi tentunya
ketinggian bunyi maupun nada yang dalam terletak di wilayah atas. Pada garis paranada
istilah internasional disebut pitch (bahasa terdapat garis-garis vertikal pembatas irama
Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau disebut garis birama. Di antara garis-garis
biasa disebut frekuensi. Getaran yang teratur pembatas terbentuk kolom-kolom yang disebut
pada jumlah tertentu dalam setiap detiknya birama (Inggris: bar).
menghasilkan nada-nada musikal yang

Gambar 1. Paranada
Nama-nama nada diterapkan sejalan pada paranada dapat diklasifikasikan pada dua
dengan keadaan tersebut, sehingga semakin tempat, yang pertama yaitu pada spasi atau di
tinggi letak butir nada maka abjad yang antara garis, dan yang kedua pada garis.
digunakan semakin ke kanan. Pada gambar 1 di Sebagaimana ditunjukkan pada birama pertama
atas dapat kita maklumi bahwa posisi nada-nada dan kedua dalam contoh di atas, secara

13
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

berurutan nada B pada garis ketiga, terletak di bawah paranada. Guna memperoleh
atas nada A pada spasi kedua. Nada-nada yang pemahaman yang lebih mendalam, maka
berada di luar kelima garis sejajar atau paranada penulisan nada pada paranada dapat disimak
tersebut, diakomodasi seperlunya oleh garis- pada gambar berikut ini:
garis bantu yang diletakkan di atas maupun di

Gambar 2. Posisi nada-nada dalam paranada

Paranada dapat mengakomodasi seluruh menggunakan kunci G (G clef) atau biasa juga
wilayah nada-nada musikal dari yang terendah disebut treble clef; nada-nada pada wilayah
hingga yang tertinggi. Untuk keperluan tersebut suara rendah (baskan) menggunakan kunci F
nama-nama nada pada paranada ditentukan oleh atau biasa disebut bass clef. Di antara kedua
kunci (Inggris: Clef) yang berbeda-beda yang kunci tersebut ada kunci-kunci lain yaitu kunci
diletakkan pada setiap awal paranada. Penulisan C yang biasa disebut dengan alto clef, untuk
nada-nada pada wilayah suara tinggi (Diskan) mengakomodasi penulisan nada-nada tengah

Kunci C/ Alto
Nada-nada pada kedua paranada tersebut adalah nada C yang sama
Gambar 3. Posisi nada C berdasarkan kunci (cleaf)
Melodi yang kita dengar sehari-hari ketujuh susunan nada tersebut oleh para
tersusun dari skala tujuh nada atau disebut juga komponis dan ahli teori musik, selama berabad-
skala diatonis (dari bahasa Latin, dia = tujuh, abad. Secara umum ada dua skala yang
tonus = nada). Berbeda dari pengertian jarak digunakan dalam musik klasik yang
sebagai interval di antara dua nada, di antara menggunakan sistem tonal, yaitu skala mayor
nada-nada skala yang berurutan terdapat dua dan minor. Skala mayor ialah yang memiliki
macam jarak yaitu jarak penuh (tone/ whole) jarak setengah di antara nada ketiga dan
dan jarak setengah (semi tone/ half step). keempat, dan di antara nada ketujuh dan
Kedua jenis jarak nada-nada skala tersebut telah kedelapan (oktafnya). Contoh di bawah ini
memberikan kontribusi yang besar terhadap adalah skala C mayor.
pengembangan berbagai susunan skala dari

Gambar 4. Skala C Mayor


Yang kedua ialah skala minor yang minor harmonis dan minor melodis. Skala
memilki tiga macam pola yaitu minor asli, minor asli (natural) dengan jarak setengah di

14
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

antara nada kedua dan ketiga, dan di antara demikian sebutan minor asli pada pola ini
nada kelima dan keenam. Jika diperhatikan menunjukkan bahwa ia berasal dari skala mayor
maka karakteristik pola ini sama dengan skala dengan tanpa perubahan sedikit pun kecuali
mayor yang dimulai dari nada keenam. Dengan mulai dari nada keenam skala mayor.

Gambar 5. Skala A minor asli/ natural

Gambar 6. Skala A minor harmonis

Gambar 7. Skala A minor melodis


Di samping mayor dan minor tentu saja Tanda kunci (Inggris: key signature)
ada pola-pola skala yang lain yang jarang berbeda dengan kunci (clef), digunakan untuk
digunakan dalam musik klasik yang berbasis menunjukkan skala nada yang berbeda-beda.
sistem tonal. Skala-skala tersebut di antaranya Tanda kunci selalu ditempatkan di setiap awal
ialah modus-modus gereja Abad Pertengahan, garis paranada (bukan hanya di awal lagu)
skala whole-tone (skala yang hanya memiliki dalam bentuk susunan aksidental kres dan mol.
jarak penuh dari nada ke nadanya) yang Khusus untuk skala C mayor tidak diperlukan
dipopulerkan Debussy, skala pentatonik (lima tanda kunci sedangkan untuk yang lainnya
nada) yang digunakan untuk menciptakan efek- menggunakan 1 hingga 7 tanda aksidental baik
efek oriental. Di samping itu ada juga skala lain kres maupun mol. Penggunaan aksidental
yang didasarkan atas skala diatonis yaitu skala sebagai tanda kunci tidak bisa dicampur antara
kromatis; dari kata latin chrome yang berarti kres dan mol. Misalnya, untuk skala A mayor
warna. Tampaknya maksud pewarnaan dalam hanya menggunakan susunan 3 kres sedangkan
konteks ini ialah penambahan nada-nada sisipan skala Bes mayor hanya menggunakan susunan
dari nada-nada pokok; misalnya di samping G 3 mol. Dengan demikian tidak ada tanda mula
ada Gis atau Ges yang lebih rendah setengah yang menggunakan kombinasi kres dan mol.
laras karena diturunkan oleh tanda aksidental
mol (b).
Tabel 1. Kunci Dasar dan Tanda Kunci
Kunci Dasar/ Skala Tanda Kunci Kunci Dasar/ Skala
Mayor Minor Kres Mol Mayor Minor
C A 0 0 C A
G E 1 1 F D
D B 2 2 Bes G
A Fis 3 3 Es C
E Cis 4 4 As F
B Gis 5 5 Des Bes
Fis Dis 6 6 Ges Es
Cis Ais 7 7 Ces As

15
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Sehubungan dengan itu cara penulisan urutan yang baku sebagaimana tampak pada
tanda-tanda aksidental pada garis paranada ilustrasi berikut ini.
tidak dapat dibuat semaunya melainkan ada
Tabel 2. Susunan Aksidental Kres pada Tanda Kunci

Pada tabel 2 di atas tampak bahwa dari nada yang kelima. Urut-urutan nada dasar
walaupun urut-urutan aksidentalnya sama pada atau skala semacam itu biasa juga disebut
setiap kunci/ clef, posisi peletakannnya berbeda deQJIDQ LVWLODK ³OLQJNDUDQ NZLQW´ DWDX ³fifth
dari satu kunci ke kunci yang lain. Susunan circle´ 6HPHntara itu urut-urutan nada dasar
nada dasar baru yang menggunakan tanda kunci dan tanda kunci yang menggunakan aksidental
beraksidental kres dengan sendirinya sama PRO GLVHEXW ³OLQJNDUDQ NZDUW´ DWDX ³IRXUWK
dengan susunan skala, yaitu senantiasa mulai FLUFOH´
Tabel 3. Susunan Aksidental Mol pada Tanda Kunci

Jika melodi dapat dianalogikan sebagai secepat orang berjalan), Allegro (cepat), Largo
jiwa bagi musik maka jantungnya ialah ritme (lebar/ lambat), Presto (sangat cepat), dan
GDQ WHPSR 7HPSR PHUXSDNDQ ³SROLVL sebagainya (Ewen, 1963: 4).
ODOXOLQWDV´ \DQJ PHQJDWXU NHODQFDUDQ ODOXOLQWDV Secara umum tempo musik dapat
sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah ritme. diklasifikasikan menjadi 6 gradasi, mulai dari
Petunjuk tempo pada naskah musikal tertulis di kategori sangat lambat, lambat, sedang, agak
kiri atas halaman permulaan sebuah karya cepat, cepat, dan sangat cepat. Pada masing-
musik. Petunjuk tersebut memberitahukan masing kategori tersebut paling tidak terdapat
kepada pemusik seberapa cepat karya tersebut antara dua hingga empat sub kategori.
harus dimainkan; apakah Andante (biasa
Tabel 4. Tempo
Kategori Sub kategori Keterangan
Sangat Lambat Largo Luas
Grave Serius
Lambat Lento -
Adagio Gemulai, ringan (tidak tergesa-gesa), santai (slowly)

16
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Sedang Andante Berjalan ± dalam tempo orang berjalan


Andantino Sedikit/ seperti andante (lebih cepat dari andante)
Moderato -
Agak Cepat Allegreto Agak hidup (tidak secepat allegro)
Cepat Allegro Gembira, ceria, hidup
Sangat Cepat Allegro molto Sangat hidup
Vivace Enerjik, bersemangat, hidup
Presto Sangat cepat
Prestissimo Secepat mungkin
Terminologi di atas dapat dimodifikasi halnya tempo yang bermacam-macam dari yang
dengan menambahkan kata-kata molto (sangat) tetap dan berubah, maka demikian juga dengan
meno (kurang) poco (sedikit) dan non troppo dinamik, ada yang tetap dan ada juga yang
(tidak terlalu banyak). Poco allegro dapat berubah. Baik dinamik maupun tempo,
berarti agak Allegro. Allegro non troppo berarti keduanya berakar dari sifat-sifat emosi. Untuk
tidak terlalu allegro. Di samping tanda tempo mengungkapkan misteri dan ketakutan
yang tetap di atas ada juga istilah yang dibutuhkan bisikan, sedangkan kemenangan
mengindikasikan perubahan tempo. Yang dan aktivitas yang berani resonansi yang penuh.
paling sering digunakan di antaranya ialah Lagu untuk menidurkan anak atau Nina Bobo,
accelerando (berangsur-angsur menjadi cepat) maupun lagu-lagu cinta lebih banyak
dan ritardando (berangsur melambat); tanda a diekspresikan dengan jenjang dinamik daripada
tempo (kembali ke tempo asal) biasanya mars kemenangan. Instrumen-instrumen musik
terdapat pada bagian yang telah dilalui tanda modern menyediakan jangkauan efek-efek
perubahan tempo namun bukan di bagian akhir dinamika yang luas yang diharapkan oleh
lagu. komposer. Dinamik-dinamik yang pokok
Volume yang menunjukkan tingkat berkisar dari yang paling lemah hingga yang
kekuatan atau kelemahan bunyi pada saat musik paling kuat, yaitu:
dimainkan, disebut dinamik. Sebagaimana
Tabel 5. Dinamik
Tingkat Volume Istilah Dinamik Simbol
Sangat Lemah Pianissimo Pp
Lemah Piano P
Agak Lemah Mezzo Piano Mp
Agak Kuat Mezzo Forte Mf
Kuat Forte F
Sangat Kuat Fortisimo Ff
Sebagai konsekwensi meningkatnya secara bertahap, ilusi yang jauh memasuki
usuran dan tingkat kepersisan dalam orkestra, musik, seperti sumber bunyi yang mendekati
komposer memperluas jangkauan dinamik ke kita dan kemudian keluar.
dua arah. Sehubungan dengan itu di samping Schoenberg mengatakan bahwa kejelasan
tanda dinamik yang tertulis di atas terdapat juga (lucidity) adalah tujuan dari warna musik.
dinamik ppp (pianissimo posible) atau selemah- Sebuah nada yang diproduksi oleh trompet akan
lemahnya dan fff (fortíssimo possible) atau memiliki suatu kualitas tertentu. Nada yang
sekuat-kuatnya. Jika perlu kondaktor atau sama pada biola akan terdengar sangat berbeda.
komponis dapat menambahkan menjadi tiga Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan
bahkan empat f atau p. Elemen-elemen dinamik adanya karakteristik warna atau timbre pada
dan ekspresi musikal juga banyak terdapat setiap instrumen. Timbre memfokuskan impresi
dalam bentuk tanda-tanda ekspresi. Crescendo musikal kita karena ia menyampaikan karakter
dan diminuendo adalah di antara efek-efek khusus dan mutlaknya kepada gambaran tonal.
ekspresif yang penting bagi komposer. Melalui Pada saat komposer memilih warna ia
volume suara yang tenggelam dan menghilang menciptakan dunia bunyi tertentu yang

17
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

menghidupkan musik. Untuk mengelola warna melayang atau kabur. Ritme atau irama, adalah
suara komposer menggunakan dua media yaitu susunan di antara durasi nada-nada yang pendek
suara manusia dan instrumen-instrumen musik. dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan
Ia dapat saja menulis kombinasi di antara yang tak bertekanan, menurut pola tertentu
keduanya untuk mencapai tujuannya. Secara yang berulang-ulang. Dapat juga dikatakan
konstan ia mengingat sifat alami medium yang bahwa ritme ialah melodi yang monoton.
ia pilih. Ia mempertimbangkan kapabilitas dan Dalam berbagai situasi ritme ialah bagaikan
limitasi setiap instrumen; ia mencoba denyut jantung bagi suatu karya musik sehingga
membuatnya melakukan hal-hal tersebut untuk tanpanya sebuah karya musik tidak bisa hidup
mentransmutasikannya ke dalam sumber- atau bernafas. Tanda ritme terdapat dalam garis
sumber keindahan yang segar. Beberapa paranada pada permulaan lagu tepat setelah
komposer memiliki suatu rasa warna yang lebih kunci (clef) dan tanda kunci. Tanda ritme
cemerlang dari yang lainnya. Para ahli tersusun dari dua pembagian angka. Angka
orkestrasi memproses warna suara dalam yang terdapat di atas menunjukan pola tekanan
tingkatan yang tinggi. Yang jelas warna dalam yang berulang-ulang dengan dibatasi oleh garis
musik adalah bagian dan paket dari ide yang pembatas vertikal atau biasa disebut garis
tidak terpisahkan darinya, sebagaimana halnya birama, sedangkan angka yang terletak di
harmoni dan ritme. Timbre lebih daripada bawahnya menunjukkan jenis nada yang
sekedar elemen asesori yang kaya yang dijadikan satuan. Guna memahami ritme secara
ditambahkan ke dalam suatu karya. Timbre mendalam, kita perlu mengenal jenis-jenis nada
adalah salah satu yang memperhalus kekuatan- berikut jenis-jenis tanda istirahat secara paralel.
kekuatan dalam musik. Jika butir nada merupakan tanda agar nada
Sebagaimana telah dijelaskan pada awal dibunyikan maka tanda istirahat menunjukkan
pembahasan tentang tempo di atas bahwa ritme bahwa pemain tidak boleh membunyikan
dapat diibaratkan sebagai denyut jantung bagi apapun selama waktu tertentu. Sementara tanda
musik. Dengan demikian peranan ritme sangat istirahat memiliki bentuk yang bervariasi,
penting, sehingga jika musik tidak memiliki bentuk nada mengacu pada dikembangkan dari
ritme yang jelas maka musik tersebut akan butir nada yang kosong, solid, diberi bendera.

Gambar 8. Unsur-unsur bentuk nada

Tabel 6. Bentuk, nama, dan nilai not dan tanda diam


Bentuk Nada Nama Nada/ Tanda Istirahat Tanda Istirahat
Angka Kualitas
Penuh/ Whole Semi breve

½ Minim
¼ Crotchet

1/8 Quaver

1/16 Semi Quaver

1/32 Demi Semi Quaver

Secara internasional penamaan bentuk- Indonesia, model penamaan kuantitas atau


bentuk nada dan tanda istirahat ada dua macam dengan angka adalah yang paling sering
sebagaimana tampak pada tabel di atas. Di digunakan daripada istilah-istilah kualitas. Di

18
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

samping bentuk-bentuk nada dan tanda-tanda jarang digunakan yaitu ´breve´ \DQJ GXUDVLQ\D
istirahat di atas masih ada lagi yang sangat adalah dua kali lipat nada penuh.

Gambar 9. Bentuk Nada dan IstirahaW ³EUHYH´


Susunan tanda-tanda tersebut memiliki seperti nada setengah. Jika pizza tersebut
perbandingan matematis yang sangat mendasar dipotong menjadi empat bagian yang sama
dan mudah dipahami. Guna memahami maksud besarnya maka setiap bagian pizza sebanding
perbandingan tersebut dapat kita analogikan dengan nilai nada seperempat. Maksudnya
dengan martabak atau pizza. Pizza yang utuh adalah satu nada penuh memiliki nilai yang
memiliki nilai yang sebanding dengan nada sama dengan empat buah nada seperempat.
penuh sehingga jika pizza tersebut dipotong Pembagian nilai nada-nada tersebut dapat
sama rata maka setiap bagiannya bernilai dilihat pada gambar berikut:

Gambar 10. ³3L]]D´ SHUEDQGLQJDQ Qilai nada


Irama-irama dasar disebut juga irama yang dilipat gandakan sesuai dengan pola-pola
bersahaja atau simple time. Di samping simple simple time. Contohnya ialah 6/8 yang mengacu
time ada irama lain, yaitu irama ganda atau kepada pola irama duple sehingga memiliki dua
compound time yang mengacu pada pola tekanan pokok yaitu pada hitungan pertama dan
tekanan irama bersahaja. Ciri irama ganda ialah keempat dari enam ketukan irama ini.
adanya pengelompolan satuan tiga ketukan
Tabel 7. Jenis-jenis tanda irama reguler
Kategori Jenis Contoh
Simple Duple 2/16 2/8 2/4 2/2
Triple 3/16 3/8 ¾ 3/2
Quadruple 4/16 4/8 4/4 4/2
Duple 6/16 6/8 6/4 6/2
Coumpound Triple 9/32 9/16 9/8 9/4
Quadruple 12/32 12/16 12/8 12/4
Harmoni dan kontrapung dapat ialah susunan vertikal yang biasanya terdiri dari
diibaratkan sebagai otak atau pemikiran dari tiga atau empat nada. Sebuah akor yang terdiri
suatu karya musik. Harmoni adalah ilmu dari tiga nada, yang setiap nadanya terpisah satu
mengkombinasikan nada-nada ke dalam akor- sama lain oleh interval tiga (third), disebut
akor (chords). Sebagai salah satu cabang ilmu trinada (triad). Jika dibangun di atas nada
musik, harmoni hanya dapat dipelajari secara pertama maka ia disebut trinada Tonika. Pada
khusus dan secara terpisah. Dalam pembahasan skala C mayor akor tonikanya tersusun dari tiga
ini hanya meliputi perkenalan terhadap nada yang tepisah oleh interval tiga, yaitu C-E-
pemahaman awal yang sangat mendasar dalam G.
mempelajari ilmu tersebut. Landasan harmoni

19
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Gambar 11. Susunan trinada di atas skala C Mayor


Pada gambar di atas, simbol-simbol ketujuh, interval pasangan kedua interval tiga
angka Romawi besar menunjukkan jenis akor pada setiap trinada memiliki kualitas berbeda,
mayor sedangkan angka Romawi kecil jika yang pertama interval 3 mayor maka
menunjukkan jenis akor minor. Jenis mayor dan interval tiga yang kedua ialah minor. Khusus
minor ditentukan oleh kualitas interval tiga untuk trinada ketujuh pasangan kedua interval
(third) di antara nada pertama dan kedua. Pada tersebut sama yaitu minor. Sehubungan dengan
akor tonika kualitas tersebut berada di antara C itu trinada tersebut memiliki kualitas yang lebih
dan E yang memiliki susunan 2 jarak penuh kecil dari trinada minor atau kualitasnya
(tone) yaitu 1 tone dari C ke D dan 1 tone dari menyempit sehingga biasa disebut diminished
D ke E. Jarak akor yang tersusun dari empat (dari bahasa Inggris) yang arti harfiahnya
nada disebut akor tujuh. Sedangkan pada akor memang menyempit. Sebaliknya, jika pasangan
minor, seperti pada akor kedua, kualitas interval kedua interval tiga pada suatu trinada ialah
tiga tersebut lebih kecil karena memiliki mayor maka kualitas trinada menjadi lebih
susunan 1 tone dan 1 semi tone yaitu 1 tone dari besar dari trinada mayor dan biasa disebut
D ke E dan 1 tone dari E ke F. Kecuali trinada meluas atau augmented.

Gambar 12. Trinada C augmented


Trinada augmented di atas akan kita minor. Di antara tiga macam skala minor yang
jumpai jika kita menyusun trinada di atas skala ada yaitu natural, melodis dan harmonis, yang
minor. Dengan demikiam trinada tidak hanya terakhirlah yang biasa digunakan. Berikut ini
dapat dibangun di atas nada-nada skala mayor ialah susunan trinada dari skala minor:
namun dapat juga di atas nada-nada skala

Gambar 13. Susunan trinada di atas skala A minor harmonis


Jika kita bandingkan antara trinada yang unik pada rangkaian trisuara minor ialah
berbasis skala mayor dan minor maka beberapa terdapatnya dua trinada diminished dan sebuah
hal yang akan kita temukan ialah bahwa Tonika trinada augmented sebagai konsekuensi
dan sub dominannya berbeda. Pada trinada penggunaan skala minor harmonis.
mayor keduanya berkualitas mayor sedangkan Jika trinada tonika berfungsi sebagai
pada trinada minor keduanya adalah minor. penentu identitas dan kekuatan tonalitas suatu
Persamaannya ialah keduanya memiliki skala maka trinada dominan berfungsi sebagai
dominan dengan kualitas mayor. Suatu hal yang penguat keberadaan tonika. Agar trisuara

20
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

dominan dapat menjalankan fungsinya dan terjadi dengan menambahkan satu interval tiga
tidak mengganggu keberadaan tonika maka minor di atas trinada dominan. Penambahan
terjadilah fenomena akor yang mengandung tersebut menyebabkan adanya penggabungan
tidak tiga nada tetapi empat nada yaitu akor dua trinada yaitu trinada dominan dan trinada
dominan seventh atau secara awam biasa pengantar (trinada ketujuh) secara shift atau
disebut akor tujuh. Akor dominan seventh berlapis.

Gambar 14. Dominant 7th pada skala C Mayor

Gambar 15. Dominant 7th pada skala A minor


Baik pada skala mayor maupun minor (tonika), V (dominan) dan IV (sub dominan).
trinada yang dibangun di atas nada pengantar Fenomena ini dapat kita lihat pada musik-musik
atau nada ketujuh, menghasilkan trinada non klasik hingga saat ini atau dengan kata lain
diminished atau menyempit. Jika trinada mayor secara tanpa disadari sistem tonal mengikat
menimbulkan kesan cerah atau gembira, minor musik-musik populer dan beberapa musik
diasosiasikan dengan sedih atau suram, tradisi. Kita bisa membuat variasi dari akor-
augmented memberikan kesan miring seperti akor tersebut dengan suatu proses yang disebut
akan jatuh, maka trisuara diminished ´SHPEDOLNDQ´ inversion). Dengan
memberikan kesan sempit, gelisah dan memindahkan nada terendah (C) satu oktaf ke
menuntut penyelesaian. Penggabungan antara atas sehingga dari susunan C-E-G menjadi E-G-
trisuara mayor dan minor secara berlapis C, terjadi interval tiga di antara nada yang
mengakibatkan kesan yang cerah dan besar pertama dan kedua dan interval enam di antara
tetapi menuntut penyelesaian dan penyelesaian nada pertama dan keenam. Sehubungan dengan
tersebut jelas yaitu tonika. Jadi berbeda dengan itu pembalikan yang pertama ini disebut juga
diminished yang walaupun juga menuntut akor 6/3. Sementara itu akor 6/4 adalah akor
penyelesaian namun terdengar sempit. Dari pembalikan kedua yang diperoleh dengan
kedua rangkaian tersebut persamaan umum menaikan nada pertama dari akor pembalikan
yang dapat dipahami ialah bahwa dalam sistem pertama sebanyak satu oktaf ke atas.
tonal terdapat tiga trinada utama yaitu trinada I

Gambar 16. Trinada pembalikan

21
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Dalam suatu komposisi musik, peranan dapat didefinisikan sebagai seni


trinada sangatlah penting. Selain sebagai dasar mengkombinasikan melodi. Dalam konteks
harmoni yang digunakan untuk menyusun yang lebih luas kita dapat membedakan antara
iringan sajian sebuah lagu, trinada juga sebagai gaya homofoni denga kontrapungtis. Gaya
dasar penyusunan komposisi maupun homofonik pada dasarnya bersifat akor
aransemen secara umum. Kepentingan trinada (chordal) yang umumnya tampak pada berbagai
dalam iringan sebuah lagu disebabkan karena lagu himne sebagai contoh bentuk yang paling
umumnya struktur melodi diatonik senantiasa sederhana. Pada model tersebut lagu diringi
berada dalam kerangka tonalitas dan skala nada. oleh akor-akor dasar atau sederhana. Di
Sehubungan dengan itu guna memperoleh samping itu juga biasa terdapat pada gerakan-
pemahaman lebih jauh mengenai struktur. gerakan satabande pada suite abad ke-18.
Di samping harmoni ada teknik Dalam penulisan kontrapung juga terdapat basis
komposisi yang tidak kalah pentingnya yaitu logika akor, tapi bagian-bagian suaranya
kontrapung atau dalam bahasa Inggris disebut memiliki alur melodi yang berdiri sendiri.
counterpoint. Jika harmoni menekankan melodi Sebagai contoh yang sederhana ialah
pokok dan iringannya sedangkan maka pada kontrapung pada karya-karya Two-part
kontrapung, beberapa melodi dimainkan secara Invention Bach. Alur melodi suara basnya sama
bersamaan. Dengan demikian jika beberapa menariknya dengan melodi pada suara atas.
melodi dinyanyikan bersamaan dengan efek- Demikian pula pada karya-karya Fugue dari
efek harmonis yang dapat diterima maka kita French Suite No. 5 Bach, yang menerapkan
memperoleh kesan kontrapung. Kontrapung kontrapung tiga suara yang berjalan bersama.

Gambar 17. Notasi ´)XJXH´ GDUL Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 998 (J.S. Bach)

Walaupun pada dasarnya kontrapung ini dapat dijumpai pada karya-karya Bach, baik
ialah paling tidak terjadi dari perpaduan dua untuk permainan biola maupun cello tanpa
melodi, namun efek kontrapung juga bisa iringan. Berikut ini ialah Prelude dari Cello
diterapkan pada alur melodi tunggal, yaitu Suite No. 1 dalam C mayor, yang telah
dengan teknik imitasi. Model kontrapunf seperti ditranskrip untuk notasi gitar dalam D mayor.

22
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Gambar 18. 1RWDVL ´3UHOXGH´ GDUL Cello Suite No. 1 (J.S. Bach)

Contoh di atas menunjukkan beberapa 2. HASIL DAN PEMBAHASAN


teknik untuk menimbulkan kesan kontrapung Motif
pada melodi tunggal. Walaupun hanya satu alur Motif ialah sekelompok nada-nada linear
melodi tunggal dengan teknik-teknik imitatif yang tidak terlalu panjang yang didesain atas
dapat menimbulkan kesan kontrapung. Pada dasar figur ritmis dan/ atau melodis tertentu.
baris pertama setidaknya tersirat adanya dua Figur tersebut terdapat pada seluruh komposisi
alur melodi. Melodi pertama (suara atas) dalam atau suatu seksi dan berfungsi sebagai elemen
nada-nada seperenambelas (semi quaver) pemersatu (Randel 1978: 322 jo Fountain 1967:
sedangkan alur melodi kedua tersusun dari 1). Perlu dicatat bahwa terdapat kekhususan
skala D mayor menurun, mulai dari dominan penggunaan istilah motif pada karya-karya
(lihat nada-nada yang dilingkari). Untuk baris kontrapungtis untuk mengidentifikasi subjek
kedua (dari birama 31) walaupun dalam dalam Invention. Pada IAM I pengertian yang
kenyataannya tertulis dalam semi quaver dipakai ialah motif sebagai suatu porsi tematik
tersirat adanya kesan melodi dalam nada-nada yang terdiri dari dua atau tiga figur.
quaver pada alur suara kedua yang diiringi Berdasarkan teknik pengolahannya, motif dapat
nada-nada tinggi yang monoton pada alur suara dikelompokan kepada beberapa jenis yaitu
pertama. motif independent, motif dependen, dan motif
Dari semua latar belakang diatas disini turunan di samping itu terdapat juga melodi-
dapat disimpulkan bahwa pentingnya Guru melodi yang tidak bermotif.
sekolah dasar dan Guru musik mengetahui teori Motif Independen
dasar musik sebagai acuan untuk mencipta lagu Motif independen ialah suatu unit kecil
sederhana, dan menjadi hal menarik untuk yang terisolasi, yang di dalamnya telah
diteliti, dan dipublikasikan oleh karena itu memiliki suatu ide musikal yang lengkap
penulis mencoba mendeskripsikan Pengaruh sebagaimana terdapat pada bagian pertama
Teori Teori Musik Untuk Guru Sekolah Dasar Simfoni No. 104 yang juga dikenal sebagai
Dan Guru Musik Sebagai Acuan Cara Mencipta Simfoni London No. 7:
Lagu Lagu Sederhana.

Gambar 19. Motif yang berdiri sendiri


Motif dependen suatu ide musikal yang panjangnya setara
Motif dependen adalah kebalikan motif dengan frase. Pada kutipan melodi Ecossaise
independent, yaitu suatu motif yang digunakan untuk piano solo dari Beethoven berikut ini
dengan materi lain dalam rangka melengkapi motif-motif pendek diulang-ulang untuk

23
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

membangun alur melodi yang panjang. dibalik pada birama 2, 3, dan 4, dan terus secara
Pembangunan melodi dilakukan secara motifis konstan hingga mencapai kulminasinya pada
dari sebuah motif pendek yang intervalnya interval minor tujuh pada birama 8.

Gambar 20. Pengolahan motif pada karya homofoni


Motif-motif turunan ketinggian suara yang sama. Yang kedua ialah
Motif turunan adalah motif yang ³VLNZHQV´ \DLWX SHQJXODQJDQ Vuatu bagian/
diturunkan dari tema sebelumnya atau kadang potongan pada suara yang sama tapi berbeda
kadang mengantisipasi kedatangan tema tingkat ketinggian suaranya. Yang terakhir ialah
setelahnya. Motif-motif ini banyak dijumpai ³LPLWDVL´ \DLWX SHQJXODQJDQ VXDWX EDJLDQ
pada karya-karya besar Simfoni. Motif-motif potongan pada suara yang berbeda tanpa
ini diproduksi melalui suatu proses fragmentasi ketentuan tingkat ketinggian (bisa sama atau
yang terjadi dari sebuah porsi tema yang berbeda). Pada tema pembuka gerakan pertama
diekstrakkan untuk untuk melakukan perluasan. Simfoni No. 2 karya Brahms berikut ini
Ada tiga ciri perlakuan motifis yang sering terdapat dua motif awal, yaitu Motif A pada
dijumpai, yang tampaknya serupa walaupun suara keempat dan Motif B pada suara pertama.
sebenarnya berbeda. Yang pertama ialah Pada birama kelima motif A diulang secara
³UHSHWLVL´ \DLWX SHQJXODQJDQ VXDWX EDJLDQ imitative dalam suara ketiga dengan perbedaan
potongan pada suara yang sama dan tingkat interval satu terts besar lebih tinggi.

Gambar 21. Motif-motif asli


Pada bagian Final dari karya yang sama, diimitasi pada instrumen/ suara yang berbeda,
pertama-tama motif A diulang secara imitatif yang perama dilakukan untuk Horns pada suara
dan selanjutnya hasil imitasi tersebut diulang pertama dan kemudian untuk Bassoons pada
lagi secara sikwens. Sementara itu motif B suara kempat.

Gambar 22. Perkembangan motif-motif yang diturunkan dari motif asli


Melodi tak Bermotif terdapat gejala yang menunjukkan adanya
Melodi tak bermotif adalah setiap melodi upaya-upaya untuk menghindari struktur frase
yang tidak menggunakan figurasi dengan yang simetris dan perlakuan-perlakuan motif
konsistensi yang memadai untuk menjustifikasi seperti misalnya, sikwens, dan teknik-teknik
penerimaannya sebagai sebuah motif. Pada lain yang memungkinkan terjadinya produksi
contoh berikut yang dikutip dari misa pengulangan-pengulangan figuratif.
2IIHUWRULXP ³$YH 0DULD´ karya Palestrina,

24
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Gambar 23. Penghindaran identitas motif (Palestrina ³$YH 0DULD´


Di samping jenis-jenis motif yang sering Kadens Autentik
dijumpai di atas, terdapat tiga jenis motif lain Kadens autentik memiliki karakteristik
yang juga tidak kalah pentingnya. Yang yang tegas yang tidak hanya berfungsi untuk
pertama ialah spontaneous motive (motif mengakhiri satu kalimat, bagian atau seksi, tapi
spontan), yaitu sebuah motif yang tidak juga mengakhiri keseluruhan komposisi.
diturunkan dari tema, apakah yang datang Dengan demikian kadens autentik
sebelumnya atau akan datang sesudahnya. menggunakan susunan akor: V-I. Akor V dalam
Dengan demikian motif ini merupakan hal ini mewakili setiap formasi dominant
kebalikan dari motif turunan. Yang kedua ialah (misalnya V7, vii7, dll.). Kadens autentik
motivic figures, yaitu figur-figur bermotif yang memiliki dua kategori. Kategori pertama
merupakan suatu rancangan yang digunakan disebut kadens autentik sempurna yaitu jika
untuk mendeskripsikan figurasi-figurasi kecil, akar trinada tampil dikedua suara luar (sopran
terbentuk setelah sebuah motif asli, dan dan bass) dari akor tonik sebagaimana tampak
digunakan dalam deretan-deretan untuk pada contoh berikut ini:
membentuk alur melodi. Yang terakhir ialah
motivic melody yaitu melodi yang didasarkan
atas penggunaan motivic figures.
Kadens
.DGHQV DGDODK ³SXQJWXDVL´ GDODP musik
sebagai titik peristirahatan yang tersusun dari
Gambar 24. Kadens autentik sempurna
serangkaian akor-akor yang bergerak
Kategori kedua dari kadens autentik ialah
sedemikian rupa untuk menandai berakhirnya
kadens autentik tak sempurna. Jenis ini terjadi
suatu frase atau seksi. Kata cadence berasal dari
jika terts atau kwint dari tonika hadir pada suara
kata latin cadere yang EHUDUWL ³WR IDOO´ \DQJ
luar (sopran dan bass), atau jika terts terdapat
dalam musik berkaitan dengan perasaan
pada suara bass.
istirahat atau dalam bahasa latin caesura yang
implisit dengan bunyi nada rendah mengikuti
nada tinggi yang hadir sebelumnya. Kadens
memiliki dua fungsi yaitu menandai
berakhirnya suatu frase atau seksi dan memulai Gambar 25. Kadens autentik tidak sempurna
sesuatu yang lain. Jika memulai sesuatu maka Kadens Plagal
kadens yang datang sebelumnya kurang empatis Pada musik yang menggunakan sistem
dan berperan sebagai jembatan atau figur modal, yaitu musik Abad Pertengahan
perpindahan. Dalam musik tonal aktualitas (misalnya komposisi motet), pergerakan plagal
kadens didasarkan atas asumsi bahwa kelompok sering digunakan sebagai kadens final (menutup
kadens berisi dari sebuah formula yang secara keseluruhan karya). Contoh pergerakan kadens
esensial melibatkan antara dua atau tiga akor. plagal adalah sebagai berikut:
Sehubungan dengan itu kadens dapat
dikelompokkan ke dalam 4 jenis yaitu:
Autentik, plagal, deseptif, dan setengah.

Gambar 26. Kadens plagal

25
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Kadens Deseptif tambahan, pergerakan akor dalam kunci minor


Kadens deseptif ialah pergerakan akor yaitu IV (6)-V atau II (6/5)-V kadang-kadang
apa saja yang menuju akor VI atau dari akor V diklasifikasikan sebagai kadens Phygrian.
ke harmoni apa saja yang tidak diduga
kehadirannya. Dengan demikian jenis kadens
ini memiliki kecenderungan menipu; pendengar
mengharap akor berikutnya sebagai solusi yang
tegas namun dalam kenyataannya menuju akor-
akor lain yang berada diluar dugaan pendengar.
Berikut ini ialah contoh kadens deseptif: Gambar 28. Kadens setengah
Akor kadens pada akhir frase atau kalimat
Akor pada kadens yang berfungsi sebagai
titik istirahat sementara di pertengahan frase
atau kalimat biasanya adalah trinada konsonan,
atau kadang dominant tujuh. Pada ekstrak karya
Gambar 27. Kadens Tipuan vokal kontrapungtis untuk tiga sopran dan satu
alto yang telah ditranskrip untuk solo gitar di
Kadens Setengah bawah ini kadens disamarkan dengan satu atau
Akor-akor pada kadens setengah lebih alur suara secara tumpang tindih dengan
biasanya bergerak dari akor apa saja menuju maksud untuk menjaga kesinambungan. Pada
akor V. Walaupun demikian dalam musik abad contoh ini kadens terdapat pada soprano
ke-19 dan ke-20, kadang-kadang kalimat musik pertama dengan susunan nada C-B-A-B.
berakhir pada akor II, III, atau IV, sehingga
fenomena seperti ini perlu dipertimbangkan
juga sebagai kadens setengah. Sebagai catatan

Gambar 29. Penyamaran kadens pada musik vokal

Contoh penyamaran serupa tampak lebih solo gitar. Pertama kadens berada pada alur
jelas pada karya renaisans Fantasia untuk lute sopran, kemudian yang kedua dan ketiga pada
dari John Dowland yang telah ditranskrip untuk alur tenor.

Gambar 30. Penyamaran kadens pada musik instrumental (Downland, Fantasie 7)


Akor akhir Pada musik abad ke-16, sebuah akor final,
Akor akhir suatu komposisi selalu tonika tanpa mempertimbangkan nada dasar yang
apakah dalam nada dasar mayor atau minor. digunakan, keseluruhannya mayor atau minor,

26
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

selalu dalam mayor. Kelaziman fenomena akor DWDX ³3LFDUG\ 7KLUG´ &RQWRK EHULNXW LQL GLNXWip
mayor sebagai penutup komposisi berkunci dari Aria con variazioni untuk gitar yang
minor pada masa di antara abad ke-16 dan ke- diadaptasi dari musik Organ abad ke-16 dari
18 dikenal dengan istilah Tierce de Picardy komponis Italia, Girolamo Frescobaldi:

Gambar 30. )HQRPHQD DNRU PD\RU SDGD NDU\D EHUNXQFL PLQRU )UHVFREDOGL ³$ULD &RQ 9DULD]LRQL´
Walaupun karya pada notasi di atas bentuk yaitu bentuk periode standar, periode
aslinya ditulis untuk solo Organ namun contoh pararel, dan periode kontras.
yang diberikan ialah bukan notasi Organ Periode Standar
melainkan notasi gitar. Karya ini menjadi Sebuah periode atau kalimat standar
terkenal sebagai karya standar girtar klasik terdiri dari dua frase, yang pertama disebut
setelah Andres Segovia, gitaris legendaris abad anteseden dan yang kedua disebut konsekuen.
ke-20, membuat transkripsi gitar. Keunikan Sifat anteseden ialah interogatif dan biasanya
transkripsi ini ialah keberanian Segovia dalam diakhiri oleh kadens non-final (setengah).
mentrasfer sistem modus dorian ke dalam tonal Sedangkan konsekuen bersifat responsif dan
mayor. diakhiri oleh kadens autentik. Sebagai contoh
Bentuk Kalimat (Periode) dari bentuk in ialah pada ekstrak bagian terakhir
Kalimat melodi yang terbentuk dari Simfoni No. 1 karya Brahms berikut ini:
kombinasi beberapa frase terdiri dari tiga

Gambar 31. Bentuk kalimat/ periode


Periode Paralel frase. Pada periode paralel setidaknya birama
Sebuah period dapat diidentifikasikan pertama dari konsekuen mirip dengan birama
sebagai paralel atau kontras, tergantung dari pertama anteseden. Umumnya keseluruhan dari
hubungan melodis di antra frase anteseden dan kedua frase mirip hingga kadens namun tidak
konsekuen. Disebut paralel jika melodi pada termasuk kadens, sebagaimana tampak pada
frase kedua mirip dengan yang pertama yang ekstrak bagian terakhir Simfoni No. 9 karya
kemiripannya biasanya terdapat pada permulaan Beethoven berikut ini:

Gambar 32. Periode paralel


Bentuk-Bentuk Lagu suara (voices) atau instrumen tapi pada bagian-
Istilah bentuk lagu (song form) bagian pokok pada sistem perkalimatan melodi.
digunakan untuk mengidentifikasi baik pola- Bentuk Lagu Satu Bagian
pola musik instrumental maupun vokal. Asal Bentuk lagu berkisar dari yang paling
mula kata bentuk lagu diambil dari struktur sederhana yaitu dari bentuk satu hingga lima
yang dijumpai pada lagu-lagu pendek atau bagian. Di antara bagian-bagian (parts) terdapat
sedang seperti folksong dan himne. Bagian- beberapa kemungkinan elemen-elemen sisipan
bagian struktural pokok dari bentuk-bentuk ini yang berfungsi sebagai pendukung yang
disebut µEDJLDQ¶ parts). Oleh karena itu istilah memperhalus hubungan di antara bagian bagian
dua bagian (two-part) atau tiga bagian (three- tersebut. Semakin besar suatu komposisi musik
part) bukan mengacu pada keterlibatan bagian maka semakin besar pula keterlibatan elemen-

27
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

elemen pendukungnya demikian pula biasanya disebut episode bertransisi


sebaliknya. Komposisi yang sederhana yang (transitional episode).
hanya terbentuk dari bentuk lagu satu bagian Retransisi
umumnya dan tidak memerlukan elemen- Retransisi adalah bagian penghubung
elemen pendukung. Di antara elemen-elemen yang mengantarkan suatu bagian kepada tema
tersebut ialah: atau bagian yang sebelumnya pernah hadir. Jika
Introduksi menggunakan figur-figur dan motif-motif dari
Introduksi ialah suatu seksi instrumental bagian yang akan datang kembali maka elemen
di bagian permulaan suatu komposisi yang ini disebut sebagai retransisi antisipatif
biasanya diikuti langsung oleh pernyataan tema (anticipatory transition).
atau bagian utama (principal part). Terdapat Kodeta
dua macam Introduksi \DLWX ³LQWURduksi 6HFDUD OLWHUDO NRGHWD EHUDUWL ³NRGD NHFLO´
sederhana yang biasanya berisi suatu pola yang mengikuti sebuah bagian, seksi atau tema.
iringan atau akor-akor pengantar dan yang Salah satu dari fungsinya ialah untuk
kedua ialah introduksi yang berdiri sendiri menkonfirmasi kadens. Sehubungan dengan itu
(independent introduction). Tiga hal yang ada dua macam kodeta. Yang pertama ialah
membedakannya dari jenis yang pertama ialah ³NRGHWD KDUPRQLV´ \DQJ PHQJJXQDNDQ
tentang panjang, karakter dan kadensnya. Pada harmoni-harmoni yang digunakan pada bagian
karya pendek, introduksi terdiri dari empat akhir suatu frase yang mengikutinya. Jenis ini
birama sedangkan pada karya yang panjang bisa seringkali tersusun dari satu unit dua birama.
terdiri dari berberapa divisi. Di banding dengan Dalam hal ini melodi yang diambil dari frase
introduksi sederhana yang hanya berisi pola sebelumnya memiliki peranan yang kurang
ritmik iringan yang statis, introduksi ini SHQWLQJ <DQJ NHGXD LDODK ³NRGHWD PHORGLV´
memiliki melodi yang berdiri sendiri dengan yaitu terdiri dari empat birama atau lebih dan
pola ritme yang khas yang berbeda dari tubuh dapat berisi figur-figur yang digunakan pada
utama sebuah komposisi. Introduksi jenis ini frase sebelumnya atau sama sekali materi baru.
biasanya diakhiri oleh sebuah kadens. Kodeta bisa muncul di tengah-tengah atau di
Transisi akhir suatu komposisi, yaitu pada penutupan
Transisi adalah bagian penghubung yang Koda atau postlude. Pada musik polifonis
bersifat sebagai pengantar di antara satu bagian kodeta biasanya merupakan pernyataan
ke bagian yang lain. Dua fungsi utama transisi tambahan dari subjek setelah kadens autentik
ialah sebagai pemroses modulasi dan sebagai atau kadang-kadang deseptif.
penghubung. Dalam proses modulasi berarti Interlude
bagian ini membawa kunci dasar kepada kunci Interlude adalah potongan (passage)
yang lain sedangkan pada fungsi yang kedua yang berdiri sendiri di antara sebuah tema
memberikan efek hubungan logis di antara dengan dan pengulangannya atau di antara dua
perbedaan-perbedaan yang trerdapat pada dua bagian yang secara umum panjangnya berkisar
bagian/ seksi/ tema. Dalam hal ini transisi di antara satu hingga delapan birama. Materi
diperlukan karena suatu bagian tidak bisa yang terdapat dalam introduksi bisa juga
diikuti secara langsung oleh bagian yang lain. digunakan kembali pada bagian interlude.
Kebutuhan ini tampak dengan jelas pada bagian Terdapat juga kemungkinan kombinasi fungsi
rekapitulasi dari bentuk sonata, yaitu pada saat dari retransisi dan interlude.
bagian transisi menghubungkan dua tema dalam Seksi
kunci yang sama. Seksi adalah suatu porsi komposisi yang
Transisi yang singkat bisa terjadi dalam memiliki ciri melodi yang jelas dan diakhiri
satu birama dan kadang-kadang biasa disebut oleh kadens yang jelas (definiti). Istilah ini
VHEDJDL SRWRQJDQ ³MHPEDWDQ´ bridge passage) diterapkan baik pada bentuk-bentuk homofoni
sedangkan pada karya yang lebih panjang dan polifoni. Pada bentuk polifoni misalnya,
bahkan bisa terdiri dari dua seksi atau lebih. bagian pengembangan (development) dari suatu
Jika material yang digunakan berdiri sendiri bentuk sonata terdiri dari berbagai seksi.

28
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Sementara itu pada bentuk-bentuk polifoni (framing) keutuhan komposisi. Kira-kira


seksi-seksi juga terdapat pada invention dan sepadan dengan kesimpulan sebagai lawan dari
fugue. introduksi.
Episode Bentuk Lagu Dua Bagian
Pada musik homofoni dan polifoni istilah Bentuk lagu dua bagian adalah contoh
episode digunakan secara berbeda. Suatu bagian struktur biner paling sederhana yang kedua
yang agak panjang, seringkali diturunkan dari divisi keseimbangannya secara struktural
materi tematik sebelumnya dan bersifat memiliki kemiripan dengan unit-unit yang
meninggalkan subjek atau tema. Pada fuga dan dikombinasikan untuk membentuk pola-pola
invention, episode adalah suatu potongan yang yang lebih luas, dan dapat diilustrasikan sebagai
hanya merupakan sebuah fragmen tematik atau berikut:
yang menggunaan materi counter-thematic. ‡ Figure + motif = motif
Pada musik homofoni episode yang agak ‡ Motif + motif = semi frase
panjang tersusun dari seksi-seksi sedangkan ‡ Semifrase + semi frase = frase
dalam polifoni episode adalah bagian atau seksi ‡ Frase + frase = periode
yang berdiri sendiri. Istilah episode juga ‡ Period + period= periode ganda
kadang-kadang digunakan untuk Gambar 33. Formula pembentukan periode
mengidentifikasi tema kedua pada bentuk
rondo. Pada bentuk lagu dua bagian masing-
Disolusi masing bagian memiliki ciri sendiri-sendiri
Disolusi ialah suatu tipe perluasan khusus yang berbeda. Ada dua kategori bentuk lagu
yang di dalamnya terdapat satu atau lebih figur- dua bagian: 1) sederhana, 2) yang diperluas.
figur dari materi tematik yang langsung datang Bentuk lagu dua bagian yg sederhana
sebelumnya dan diolah secara repetisi, sekuen, Panjang bagian pertama bisa terjadi dari
dan modulasi. Disolusi mengikuti suatu tema satu frase hinga periode ganda. Kadens penutup
atau bagian dan mengantar kepada sebuah bagian pertama dapat terjadi dalam empat
transisi atau bagian baru. kemungkinan:
Koda a. Autentik, dalam tonik dari dominannya.
Berasal dari bahasa Italia yang berarti b. Autentik, dalam tonik kunci relatifnya
ekor. Adalah suatu potongan yang datang c. Kaden setengah dalam dominannya
setelah bagian terakhir dari tema atau bagian d. Kadens autentik dalam tonik kunci aslinya
yang terakhir. Komposisi yang pendek tidak Panjang bagian kedua juga berkisar dari
berisi koda tapi kodeta atau langsung bagian sebuah frase hingga periode ganda. Ciri-cirinya
terakhir dengan kodeta yang pendek. Koda bisa bisa berada dalam kunci yang sama dengan
terdiri dari beberapa seksi, dengan materi yang bagian pertama atau dalam kunci relatif.
diambil dari beberapa porsi komposisi yang Kadens akhirnya adalah autentik dalam kunci
muncul sebelumnya. Materi baru kadang juga asli. Sering terjadi Bagian I dan II memiliki
digunakan. panjang yang sama. Jika tidak, bagian kedua
Postlude umumnya lebih panjang. Contoh bentuk ini
Postlude ialah suatu seksi yang berdiri dapat disimak pada lagu rakyat Irish,
sendiri di akhir suatu karya yang dapat juga Londonderry Air berikut ini:
tampil sebagai bagian akhir dari suatu koda.
Postlude berbeda dari koda karena materinya
yang berbeda. Materi yang berdiri sendiri pada
polude juga terdapat pada introduksi. Dengan
demikian tujuan postlude adalah menyatukan

29
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

Gambar 34. Notasi Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua bagian
Bentuk lagu dua bagian yang diperluas Kadens pada akhir Part I dan III umumnya ialah
Bentuk lagu dua bagian yang diperluas kadens autentik sedangkan pada Part II bisa
dapat dibedakan dari tipe bentuk sederhana berupa kadens setengah maupun autentik. Pola
melalui empat hal. Yang pertama ialah dasarnya adalah sebagai berikut:
terdapatnya potongan-potongan penghubung Part I Part II Part III
dan pendukung (auxiliary member) seperti Frase Frase Frase Dari
introduksi, kodeta, koda atau postlude. Ciri Antiseden Konsekuen Frase 1
yang kedua ialah bahwa panjang Part I tidak atau
pernah kurang dari satu periode sedangkan ciri Frase 2
ketiga ialah Part II biasanya lebih panjang dari Gambar 35. Bahan baku Part III pada bentuk
Part I. Ciri terakhir ialah bahwa kedua part lagu tiga bagian
dapat diulang.
Bentuk Lagu Tiga Bagian Ada dua kemungkinan pengulangan pada pola
Kalau bentuk lagu dua bagian memiliki ini ini yaitu:
pola A-B, maka pola tiga bagian ialah A-B-A. II A II II : B A : II
Part ketiga tidak semata-mata pengulangan tapi dan
merupakan pernyataan kembali dengan II : A : II II : B A : II
beberapa perubahan. Bentuk ini memiliki pola Gambar 36. Pengulangan pada bentuk lagu tiga
dalam berbagai ukuran yang meliputi: periode bagian
tiga bagian, bentuk lagu tiga bagian awal, Bentuk lagu tiga bagian reguler
bentuk lagu tiga bagian, bentuk lagu tiga bagian Bentuk lagu tiga bagian ini banyak
yang diperluas, bentuk lima bagian, bentuk lagu dijumpai pada karya-karya instrumental dan
dengan trio, bentuk-bentuk rondo, sonatine dan solo vokal yang tergolong kecil. Introduksi
sonata. dalam kedua jenis yang ada (sederhana maupun
Bentuk lagu tiga bagian awal independen) pada karya-karya tersebut
Bentuk lagu tiga bagian awal terdiri dari umumnya digunakan. Introduksi independen
16 birama dan merupakan bentuk lagu tiga lebih banyak dijumpai pada karya-karya solo
bagian yang terkecil. Part I terdiri dari dua piano daripada ensambel atau solo dengan
frase, yang membentuk apakah pararel atau iringan demikian pula sebaliknya. Walaupun
kontras, yang terdiri dari empat birama. Part demikian pada karya-karya yang besar bentuk
dua berisi sebuah frase empat birama. Part III lagu ini jarang didahului oleh introduksi.
adalah pernyataan kembali salah satu atau lebih Panjang Part I secara umum terdiri/ berkisar
dari frase-frase dalam Part I, apakah secara dari satu periode hingga satu periode dobel atau
eksak atau dengan modifikasi. Jika Part I adlah kelompok frase dan diakhiri oleh kadens
periode pararel maka Part III menggunakan autentik. Part II dapat terdiri/ berkisar dari satu
salah satu dari frase antiseden atau konsekuen. frase hingga periode ganda atau kelompok

30
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

frase. Biasanya pada bagian ini terdapat penulisan syair dan nada lagu ke dalam bentuk
berbagai kemungkinan perluasan. Melodi Part partitur musik harus berdasarkan dengan
II bisa merupakan transposisi dari melodi Part I, ketentuan-ketentuan/ teori-teori musik yang
yang seringkali dalam bentuk-bentuk tarian. sudah berlaku secara internasional walaupun
Jika tidak, maka diambil dari Part I, apakah dari lagunya bersifat kedaerahan, pentingnya
hanya sebuah figurnya atau motif yang terdapat pengetahuan teori ini di karenakan pengalaman
pada permulaan frase. Atau jika tidak keduanya penulis saat observasi dilapangan, penulis
maka Part II bisa berisi materi baru yang melihat seluruh sekolah saat ini ada ajang
bersifat independen. Sementara Part I biasanya lomba salah satunya mencipta lagu dalam
diakhiri oleh kadens autentik, Part II biasanya program pemerintah yaitu Festival Lomba Seni
dalam kadens setengah. Dibandingkan dengan Siswa Sekolah (FLS2N), disini penulis melihat
di antara Part I dan Part II, auxiliary mebers semua guru sangat minim pengetahuan tentang
sering terdapat di antara Part II dan Part III teori musik mengenai struktur lagu, bagian lagu
yang diantaranya bisa terdiri dari beberapa atau dan bentuk dari sebuah lagu sehingga guru guru
salah satu dari kodeta, interlude, disolusi, dan kewalahan dalam membina murid sehingga
retransisi. Perubahan pengulangan A pada Part harus mendatangkan pelatih untuk mengajar,
III bisa terjadi melalui salah satu cara padahal sudah kewajiban guru guru menggali
pengolahan yaitu secara eksak atau dengan dan memahami bagaimana teori teori musik
sedikit modifikasi, perluasan dan penambahan untuk mencipta sebuah lagu.
materi-materi baru sehingga menjadi lebih Dalam konteks pendidikan tinggi musik,
panjang dari Part I, benar-benar dimodifikasi bidang kajian bentuk musik dikenal dengan
tapi masih ciri-ciri Part I masih dapat dikenali, beberapa nama, misalnya mata kuliah Ilmu
atau suatu transposisi dari part I. Analisis Musik (IAM) dan Ilmu Bentuk dan
Analisis (IBA) yang pernah diterapkan di
3. PENUTUP Jurusan Musik, FSP ISI Yogyakarta, atau Ilmu
Setiap guru sekolah dasar dan guru musik Bentuk Musik (IBM), judul tulisan Prier (1996).
harus banyak mengetahui teori teori musik Secara internasional bisa disebut musical form
seperti ilmu analisis musik dan ilmu bentuk analysis (Fountain 1967) atau analysis of
musik sebagai acuan untuk mengajarkan cara musical form (Stein 1963). Sejak pertama kali
mencipta lagu atau bagian bagian dari sebuah diterapkannya pada masa Akademi Musik
lagu, kebanyakan dalam hal ini proses teori Indonesia (AMI) sebelum tahun
tidak semua guru guru faham dan tahu bagian delapanpuluhan, kuliah ini dikenal dengan
bagian dari sebuah lagu, dapat kita akui dalam nama Ilmu Bentuk Analisa (IBA) yang menurut
hal mencipta lagu bisa kita buat secara Susilo (1999:1-2) ialah studi mengenai sketsa,
pengetahuan otodidak seperti hal nya pengamen skema, struktur dan bahan bentuk musik.
atau musisi jalanan, mereka membuat lagu 6HGDQJNDQ PHQJHQDL ³EHQWXN´ VHQGLUL LD
tanpa adanya proses pengatahuan musik mereka mendefinisikannya sebagai suatu kesatuan ide-
hanya mengandalkan pengetahuan alam saja, ide musikal yang mencakup melodi ritme dan
tetapi bagi guru guru yang mengajar harus harmoni. Prier (1971) memandang bentuk
lengkap, tidak hanya pengatahuan alam atau musik sebagai suatu keseluruhan yang
otodidak melainkan teorinya juga harus tahu umumnya tersusun dari potongan-potongan
karena dalam proses mengajar kita harus bisa yang teratur dan simetris. Fountain (1967: ix)
menjelaskan teori teori dasarnya kepada murid menambahkan bahwa struktur karya musik
atau peserta didik, selain itu dalam proses tonal dapat dilihat dari motif, kadens, bentuk
mencipta lagu khususnya lagu-lagu daerah, kita kalimat, dan bentuk lagu sehingga melodi
senantiasa harus memperhatikan bahan-bahan memiliki peranan penting dalam memahami
dasar pembentuk suatu komposisi musik yang suatu komposisi musik.
telah disajikan dalam pembahasan di atas. Oleh karena itu, untuk menciptakan
Apapun bentuk pelatihannya, kita sebagai sebuah musik/ lagu harus terlebih dahulu
seorang pendidik tidak lupa bahwa penulisan- memahami dan memilih bahan-bahan dasar

31
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

musik/ lagu yang akan dibuat. Dalam hal ini Indrawan, Andre, 1999. Classical Music
penulis selaku staff pengajar di Prodi Concert by Andre Indrawan (guitar) and
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kara Ciezki (recorder). Elbourne:
Almuslim dapat menyumbangkan segenap University if elbourbe Post graduate
intuisi yang diperoleh sewaktu masih kuliah di Association Inc. (leafleta acara resital).
Universitas Negeri Medan dan Universitas Indrawan, Andre. 1999. Aria detta la
Sumatera Utara melalui tulisan ini kepada Frescobalda. Darwin: Transkripsi
seluruh lapisan masyarakat, khususnya cetakan sendiri.
masyarakat Aceh- Bireuen, Penulis Indrawan, Andre. 2003. Johann Sebastian
mengharapkan masukan dan kritikan dari para Bach: Prelude, Fugue and Allegro.
pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini. Melbourne: Transkripsi cetakan sendiri
Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui
4. REFERENSI Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud
"Credits: A Love Supreme". All Music Guide. Ditjen Dikti.Proyek Pengembangan
Retrieved February 18, 2005. LPTK.
"Credits: Beatles for Sale". All Music Guide. Kodiyat, Latifah. 2006 Marzuki: Wolfgang
Retrieved February 18, 2005. Amadeus Mozart komponis cilik dari
³0XVLN´ GDODP Wikipedia, Ensiklopedi Bebas Salzburg. Djambatan, Jakarta, ISBN 979-
%HUEDKDVD ,QGRQHVLD´ (http://id. 428-629-X
wikipedia.org/wiki/Musik), di-download Kohlhase, Thomas. 1976. Neue Ausgabe
tahun 2007 Sämtlicher Werk; Herausgeben vom
³7KH 'RXEOH 5HHG Currently Three Issues Johann-Sebastian-Bach-Institut
Per Year), I.D.R.S. Publications (see Göttingen und vom Bach- Archiv Leipzig,
www.idrs.org) Zoutendijk, Marc. Letters seri kelima jilid kesepuluh kumpulan
to Flamurai. February 8, 2005. Klavier- und Lautenwrke. London:
Amer, Christine. 1972. +DUSHU¶V 'LFWLRQDU\ of Bärenreiter 2204
Music. London: Barnes & Noble Book. Matthews, Max Made. 2001. Music: An
Anonim. "Journal of the International Double Illustrated History. London: Annes
Reed Society" (annual since about 1972), Publishing Limited.
I.D.R.S. Publications McNeill, Rhoderik. 1998. Sejarah Musik 1.
Apel, Willi. 1978. Harvard Dictionary of Jakarta: BPK Gunung Mulia
Music. Cambridge: Harvard University Merriam, Allan P. 1964.The Anthroology of
Press. Music. Indian: IU Press.
Baines, Anthony (ed.), 1961. Musical Ottman, Robert W.1961.Advanced Harmony,
Instruments Through the Ages, Penguin Theory and Practice. N. J: Prentice-Hall,
Books. Inc.
Behrend, Siegfried (transkriptor). 1974. Johann Pidoux. Pierre. 1948. Girolamo Frescobalsi:
Sebastian Bach: Präludium mit Fuge und Organ and Keyboard Works (the second
Allegro D-Dur. Frankfurt am Main: book of Toccatas, Canzoni etc, 1637)
Edition Wilhelm Hansen. Jilid IV. London: Bärenreiter 2204
Duarte, John and Poulton, Diana (transk.). Prier S.J., Karl Edmun, 1996. Ilmu Bentuk
1974. Robert Dowland: Varietie of Lute Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Lesson (1610), Voll V-Galliard. Italy: Sadie, Stanley, ed., 2001.The New Grove
Bérben Edizioni Musical. Dictionary of Musical Instruments, s.v.
Grier, James. 1996. The Critical Editing of "Bassoon"
Music: Theory, Method, and Practice. Scheit, Karl (transk.) 1982. Francesco da
Cambridge: Cambridge University Press. Milano (1497-1543): Ricercare und
Hunt, Edgar (piano transk.). 1956. Robert Fantasien. Wien: Universal Edition
Dowland: Varietie of Lute Lesson (1610). Schmidt III, Henry Louis. 1969. The First
London: Schott & Co. Ltd. Printd Lute Books: Francesco

32
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650

6SLUDFLQR¶V ³,QWDEXODWura de Lauto,


Libro primo & Libro second (Venice:
Petrucci, ´ Ph.D. the University of
California at Chapel Hill.
Semangun, Haryono. 1992. Filsafat, Filsafat
Pengetahuan, dan Kegiatan Ilmiah.
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
UGM
Silsen, Myrna. 1973. Renaissance Lute Music
for the Guitar; An Anthology of Constant
Delight. New York: Robins Music
Corporation.
Staton, Barbara, dkk., 1991. Music and You.
Macmillan Publishing Company 866
Third Avenue New York, N.Y.10022
ISBN:0-02- 295005-2.
Teuchert, Heinz (transkriptor). 1978. Johann
Sebastian Bach: Präludium, Fuge und
Allegro BWV 998. München: G. Ricordi
& Co.
Tyler, James. 1992. The Solo Lute Music of
John Dowland. Ph.D. Berkeley:
University of California.
Ward, John Milton.1953. The Vihuela de Mano
and its Music (1536- 1576). Ph.D. New
York University.
Weaver, Robert L. 1986. "The Consolidation of
the Main Elements of the Orchestra:
1470-1768". In Joan Peyser (Ed.) The
Orchestra: Origins and Transformations
pp. 7-40. Charles Scribner's Sons.

33

Anda mungkin juga menyukai