Abstrak
Artikel ini membahas tentang Pengaruh Teori-teori Musik untuk Guru Sekolah Dasar
dan Guru Musik sebagai acuan cara mencipta lagu-lagu sederhana. Adapun latar
belakang tulisan ini bahwa Pengetahuan struktur komposisi musik merupakan
persyaratan wajib bagi setiap orang yang medalami praktik maupun teori musik,
khususnya ketika mencapai tingkat ketrampilan (grade) menengah ke atas baik secara
informal maupun formal, Pengetahuan teori musik ini dianggap penting karena
sebagai seorang Guru sekolah dasar atau guru musik pengetahuan teori ini sebagai
acuan untuk mencipta lagu lagu sederhana, serta seorang Guru SD dan Guru musik
yang mengajar musik selama ini akan dengan sendirinya merasakan kebutuhan teori
musik ini dalam rangka mempertajam cara mengajar mencipta lagu lagu sederhana.
Tujuan tulisan ini untuk mengetahui teori-teori musik sebagai acuan mencipta lagu
sederhana, Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan teori teori
musik untuk guru sekolah dasar dan guru musik menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Pembahasan dalam penelitian ini adalah teori dasar musik, motif ialah
sekelompok nada-nada linear yang tidak terlalu panjang yang didesain atas dasar
figur ritmis dan/ atau melodis tertentu, kadens DGDODK ³SXQJWXDVL´ dalam musik
sebagai titik peristirahatan yang tersusun dari serangkaian akor-akor yang bergerak
sedemikian rupa untuk menandai berakhirnya suatu frase atau seksi, bentuk kalimat
(periode) yaitu terbentuk dari kombinasi beberapa frase terdiri dari tiga bentuk yaitu
bentuk periode standar, periode pararel, dan periode kontras, dan bentuk lagu (song
form) digunakan untuk mengidentifikasi baik pola-pola musik instrumental maupun
vokal. Asal mula kata bentuk lagu diambil dari struktur yang dijumpai pada lagu-lagu
pendek atau sedang seperti folksong dan himne.
12
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
lagu sering mereka salah dalam menyebutkan membedakan dari bunyi yang diproduksi untuk
bagan-bagan sebuah karya lagu, sebab tujuan lain. Semakin tinggi kecepatan getaran
akibatnya karena pengetahuan dasar musiknya maka semakin tinggi pula tingkat ketinggian
sangat minim, apalagi dalam menciptakan suatu bunyi atau nada. Sebuah nada dengan
sebuah karya lagu sederhana, sekolah dasar jumlah getaran tertentu akan menjadi satu oktaf
adalah tempat paling tepat untuk memberikan lebih tinggi jika jumlah getarannya dilipat
pengetahuan dasar teori musik bagi peserta gandakan. Misalnya nada C tengah yang
didik atau murid karena peserta didik atau memiliki 256 getaran per detik, maka nada
murid di sekolah dasar paling cepat tanggap dan oktafnya, yaitu C berikutnya, akan memiliki
mereka sangat suka belajar musik, pengaruh 512 getaran per detik. Berdasarkan tinggi
usia juga yang masih sangat belia jadi segala rendahnya, penyebutan nada-nada musikal
macam ilmu cepat ditangkap oleh fikiran dan menggunakan tujuh abjad pertama yaitu A, B,
nalar mereka, disini Guru sekolah dasar dan C, D, E, F, dan G, mulai dari yang terrendah
Guru musik harus lebih berperan dalam dalam hingga tertinggi. Nada kelipatannya yaitu A,
menggali ilmu dasar musik agar peserta didik yang hadir setelah G, disebut sebagai oktaf.
atau murid dapat memahami teori teori dasar Demikian pula seterusnya hal tersebut berlaku
sebagai acuan dalam mencipta lagu sederhana, untuk kelipatan nada-nada yang lainnya. Secara
adapun beberapa teori teori dasar musik umum wujud notasi nada ialah butir-butir yang
sebelum mengetahui teori dasar dalam mencipta berbentuk sedikit lonjong. Butir-butir nada
lagu sederhana untuk dapat dipahami oleh Guru diletakan pada lima buah garis sejajar yang di
sekolah dasar dan Guru musik sebagai berikut, Indonesia lazim disebut paranada (Inggris:
Bunyi yaitu bukan vibrasi melainkan efek Staff).
yang dihasilkan vibrasi, Secara sederhana bunyi Sistem penulisan butir-butir nada para
adalah sensasi otak. Bunyi yang diproduksi alat paranada dikenal dalam masyarakat kita dengan
musik maupun apa saja, menyebar ke segala istilah not balok. Pada dasarnya prinsip
arah. Beberapa di antaranya ditangkap oleh membaca not balok adalah sangat sederhana
telinga kemudian dikirim ke otak. Otak seperti halnya membaca sebuah grafik yang
kemudian menerjemahkan pesan-pesan tersebut logis. Butir nada yang terletak di bawah
sebagai bunyi. Nada memiliki tingkat menunjukkan nada yang rendah dan demikian
ketinggian yang berbeda-beda. Tingkat pula halnya dengan nada yang tinggi tentunya
ketinggian bunyi maupun nada yang dalam terletak di wilayah atas. Pada garis paranada
istilah internasional disebut pitch (bahasa terdapat garis-garis vertikal pembatas irama
Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau disebut garis birama. Di antara garis-garis
biasa disebut frekuensi. Getaran yang teratur pembatas terbentuk kolom-kolom yang disebut
pada jumlah tertentu dalam setiap detiknya birama (Inggris: bar).
menghasilkan nada-nada musikal yang
Gambar 1. Paranada
Nama-nama nada diterapkan sejalan pada paranada dapat diklasifikasikan pada dua
dengan keadaan tersebut, sehingga semakin tempat, yang pertama yaitu pada spasi atau di
tinggi letak butir nada maka abjad yang antara garis, dan yang kedua pada garis.
digunakan semakin ke kanan. Pada gambar 1 di Sebagaimana ditunjukkan pada birama pertama
atas dapat kita maklumi bahwa posisi nada-nada dan kedua dalam contoh di atas, secara
13
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
berurutan nada B pada garis ketiga, terletak di bawah paranada. Guna memperoleh
atas nada A pada spasi kedua. Nada-nada yang pemahaman yang lebih mendalam, maka
berada di luar kelima garis sejajar atau paranada penulisan nada pada paranada dapat disimak
tersebut, diakomodasi seperlunya oleh garis- pada gambar berikut ini:
garis bantu yang diletakkan di atas maupun di
Paranada dapat mengakomodasi seluruh menggunakan kunci G (G clef) atau biasa juga
wilayah nada-nada musikal dari yang terendah disebut treble clef; nada-nada pada wilayah
hingga yang tertinggi. Untuk keperluan tersebut suara rendah (baskan) menggunakan kunci F
nama-nama nada pada paranada ditentukan oleh atau biasa disebut bass clef. Di antara kedua
kunci (Inggris: Clef) yang berbeda-beda yang kunci tersebut ada kunci-kunci lain yaitu kunci
diletakkan pada setiap awal paranada. Penulisan C yang biasa disebut dengan alto clef, untuk
nada-nada pada wilayah suara tinggi (Diskan) mengakomodasi penulisan nada-nada tengah
Kunci C/ Alto
Nada-nada pada kedua paranada tersebut adalah nada C yang sama
Gambar 3. Posisi nada C berdasarkan kunci (cleaf)
Melodi yang kita dengar sehari-hari ketujuh susunan nada tersebut oleh para
tersusun dari skala tujuh nada atau disebut juga komponis dan ahli teori musik, selama berabad-
skala diatonis (dari bahasa Latin, dia = tujuh, abad. Secara umum ada dua skala yang
tonus = nada). Berbeda dari pengertian jarak digunakan dalam musik klasik yang
sebagai interval di antara dua nada, di antara menggunakan sistem tonal, yaitu skala mayor
nada-nada skala yang berurutan terdapat dua dan minor. Skala mayor ialah yang memiliki
macam jarak yaitu jarak penuh (tone/ whole) jarak setengah di antara nada ketiga dan
dan jarak setengah (semi tone/ half step). keempat, dan di antara nada ketujuh dan
Kedua jenis jarak nada-nada skala tersebut telah kedelapan (oktafnya). Contoh di bawah ini
memberikan kontribusi yang besar terhadap adalah skala C mayor.
pengembangan berbagai susunan skala dari
14
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
antara nada kedua dan ketiga, dan di antara demikian sebutan minor asli pada pola ini
nada kelima dan keenam. Jika diperhatikan menunjukkan bahwa ia berasal dari skala mayor
maka karakteristik pola ini sama dengan skala dengan tanpa perubahan sedikit pun kecuali
mayor yang dimulai dari nada keenam. Dengan mulai dari nada keenam skala mayor.
15
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
Sehubungan dengan itu cara penulisan urutan yang baku sebagaimana tampak pada
tanda-tanda aksidental pada garis paranada ilustrasi berikut ini.
tidak dapat dibuat semaunya melainkan ada
Tabel 2. Susunan Aksidental Kres pada Tanda Kunci
Pada tabel 2 di atas tampak bahwa dari nada yang kelima. Urut-urutan nada dasar
walaupun urut-urutan aksidentalnya sama pada atau skala semacam itu biasa juga disebut
setiap kunci/ clef, posisi peletakannnya berbeda deQJIDQ LVWLODK ³OLQJNDUDQ NZLQW´ DWDX ³fifth
dari satu kunci ke kunci yang lain. Susunan circle´ 6HPHntara itu urut-urutan nada dasar
nada dasar baru yang menggunakan tanda kunci dan tanda kunci yang menggunakan aksidental
beraksidental kres dengan sendirinya sama PRO GLVHEXW ³OLQJNDUDQ NZDUW´ DWDX ³IRXUWK
dengan susunan skala, yaitu senantiasa mulai FLUFOH´
Tabel 3. Susunan Aksidental Mol pada Tanda Kunci
Jika melodi dapat dianalogikan sebagai secepat orang berjalan), Allegro (cepat), Largo
jiwa bagi musik maka jantungnya ialah ritme (lebar/ lambat), Presto (sangat cepat), dan
GDQ WHPSR 7HPSR PHUXSDNDQ ³SROLVL sebagainya (Ewen, 1963: 4).
ODOXOLQWDV´ \DQJ PHQJDWXU NHODQFDUDQ ODOXOLQWDV Secara umum tempo musik dapat
sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah ritme. diklasifikasikan menjadi 6 gradasi, mulai dari
Petunjuk tempo pada naskah musikal tertulis di kategori sangat lambat, lambat, sedang, agak
kiri atas halaman permulaan sebuah karya cepat, cepat, dan sangat cepat. Pada masing-
musik. Petunjuk tersebut memberitahukan masing kategori tersebut paling tidak terdapat
kepada pemusik seberapa cepat karya tersebut antara dua hingga empat sub kategori.
harus dimainkan; apakah Andante (biasa
Tabel 4. Tempo
Kategori Sub kategori Keterangan
Sangat Lambat Largo Luas
Grave Serius
Lambat Lento -
Adagio Gemulai, ringan (tidak tergesa-gesa), santai (slowly)
16
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
17
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
menghidupkan musik. Untuk mengelola warna melayang atau kabur. Ritme atau irama, adalah
suara komposer menggunakan dua media yaitu susunan di antara durasi nada-nada yang pendek
suara manusia dan instrumen-instrumen musik. dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan
Ia dapat saja menulis kombinasi di antara yang tak bertekanan, menurut pola tertentu
keduanya untuk mencapai tujuannya. Secara yang berulang-ulang. Dapat juga dikatakan
konstan ia mengingat sifat alami medium yang bahwa ritme ialah melodi yang monoton.
ia pilih. Ia mempertimbangkan kapabilitas dan Dalam berbagai situasi ritme ialah bagaikan
limitasi setiap instrumen; ia mencoba denyut jantung bagi suatu karya musik sehingga
membuatnya melakukan hal-hal tersebut untuk tanpanya sebuah karya musik tidak bisa hidup
mentransmutasikannya ke dalam sumber- atau bernafas. Tanda ritme terdapat dalam garis
sumber keindahan yang segar. Beberapa paranada pada permulaan lagu tepat setelah
komposer memiliki suatu rasa warna yang lebih kunci (clef) dan tanda kunci. Tanda ritme
cemerlang dari yang lainnya. Para ahli tersusun dari dua pembagian angka. Angka
orkestrasi memproses warna suara dalam yang terdapat di atas menunjukan pola tekanan
tingkatan yang tinggi. Yang jelas warna dalam yang berulang-ulang dengan dibatasi oleh garis
musik adalah bagian dan paket dari ide yang pembatas vertikal atau biasa disebut garis
tidak terpisahkan darinya, sebagaimana halnya birama, sedangkan angka yang terletak di
harmoni dan ritme. Timbre lebih daripada bawahnya menunjukkan jenis nada yang
sekedar elemen asesori yang kaya yang dijadikan satuan. Guna memahami ritme secara
ditambahkan ke dalam suatu karya. Timbre mendalam, kita perlu mengenal jenis-jenis nada
adalah salah satu yang memperhalus kekuatan- berikut jenis-jenis tanda istirahat secara paralel.
kekuatan dalam musik. Jika butir nada merupakan tanda agar nada
Sebagaimana telah dijelaskan pada awal dibunyikan maka tanda istirahat menunjukkan
pembahasan tentang tempo di atas bahwa ritme bahwa pemain tidak boleh membunyikan
dapat diibaratkan sebagai denyut jantung bagi apapun selama waktu tertentu. Sementara tanda
musik. Dengan demikian peranan ritme sangat istirahat memiliki bentuk yang bervariasi,
penting, sehingga jika musik tidak memiliki bentuk nada mengacu pada dikembangkan dari
ritme yang jelas maka musik tersebut akan butir nada yang kosong, solid, diberi bendera.
½ Minim
¼ Crotchet
1/8 Quaver
18
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
samping bentuk-bentuk nada dan tanda-tanda jarang digunakan yaitu ´breve´ \DQJ GXUDVLQ\D
istirahat di atas masih ada lagi yang sangat adalah dua kali lipat nada penuh.
19
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
20
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
dominan dapat menjalankan fungsinya dan terjadi dengan menambahkan satu interval tiga
tidak mengganggu keberadaan tonika maka minor di atas trinada dominan. Penambahan
terjadilah fenomena akor yang mengandung tersebut menyebabkan adanya penggabungan
tidak tiga nada tetapi empat nada yaitu akor dua trinada yaitu trinada dominan dan trinada
dominan seventh atau secara awam biasa pengantar (trinada ketujuh) secara shift atau
disebut akor tujuh. Akor dominan seventh berlapis.
21
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
Gambar 17. Notasi ´)XJXH´ GDUL Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 998 (J.S. Bach)
Walaupun pada dasarnya kontrapung ini dapat dijumpai pada karya-karya Bach, baik
ialah paling tidak terjadi dari perpaduan dua untuk permainan biola maupun cello tanpa
melodi, namun efek kontrapung juga bisa iringan. Berikut ini ialah Prelude dari Cello
diterapkan pada alur melodi tunggal, yaitu Suite No. 1 dalam C mayor, yang telah
dengan teknik imitasi. Model kontrapunf seperti ditranskrip untuk notasi gitar dalam D mayor.
22
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
Gambar 18. 1RWDVL ´3UHOXGH´ GDUL Cello Suite No. 1 (J.S. Bach)
23
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
membangun alur melodi yang panjang. dibalik pada birama 2, 3, dan 4, dan terus secara
Pembangunan melodi dilakukan secara motifis konstan hingga mencapai kulminasinya pada
dari sebuah motif pendek yang intervalnya interval minor tujuh pada birama 8.
24
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
25
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
Contoh penyamaran serupa tampak lebih solo gitar. Pertama kadens berada pada alur
jelas pada karya renaisans Fantasia untuk lute sopran, kemudian yang kedua dan ketiga pada
dari John Dowland yang telah ditranskrip untuk alur tenor.
26
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
selalu dalam mayor. Kelaziman fenomena akor DWDX ³3LFDUG\ 7KLUG´ &RQWRK EHULNXW LQL GLNXWip
mayor sebagai penutup komposisi berkunci dari Aria con variazioni untuk gitar yang
minor pada masa di antara abad ke-16 dan ke- diadaptasi dari musik Organ abad ke-16 dari
18 dikenal dengan istilah Tierce de Picardy komponis Italia, Girolamo Frescobaldi:
Gambar 30. )HQRPHQD DNRU PD\RU SDGD NDU\D EHUNXQFL PLQRU )UHVFREDOGL ³$ULD &RQ 9DULD]LRQL´
Walaupun karya pada notasi di atas bentuk yaitu bentuk periode standar, periode
aslinya ditulis untuk solo Organ namun contoh pararel, dan periode kontras.
yang diberikan ialah bukan notasi Organ Periode Standar
melainkan notasi gitar. Karya ini menjadi Sebuah periode atau kalimat standar
terkenal sebagai karya standar girtar klasik terdiri dari dua frase, yang pertama disebut
setelah Andres Segovia, gitaris legendaris abad anteseden dan yang kedua disebut konsekuen.
ke-20, membuat transkripsi gitar. Keunikan Sifat anteseden ialah interogatif dan biasanya
transkripsi ini ialah keberanian Segovia dalam diakhiri oleh kadens non-final (setengah).
mentrasfer sistem modus dorian ke dalam tonal Sedangkan konsekuen bersifat responsif dan
mayor. diakhiri oleh kadens autentik. Sebagai contoh
Bentuk Kalimat (Periode) dari bentuk in ialah pada ekstrak bagian terakhir
Kalimat melodi yang terbentuk dari Simfoni No. 1 karya Brahms berikut ini:
kombinasi beberapa frase terdiri dari tiga
27
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
28
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
29
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
Gambar 34. Notasi Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua bagian
Bentuk lagu dua bagian yang diperluas Kadens pada akhir Part I dan III umumnya ialah
Bentuk lagu dua bagian yang diperluas kadens autentik sedangkan pada Part II bisa
dapat dibedakan dari tipe bentuk sederhana berupa kadens setengah maupun autentik. Pola
melalui empat hal. Yang pertama ialah dasarnya adalah sebagai berikut:
terdapatnya potongan-potongan penghubung Part I Part II Part III
dan pendukung (auxiliary member) seperti Frase Frase Frase Dari
introduksi, kodeta, koda atau postlude. Ciri Antiseden Konsekuen Frase 1
yang kedua ialah bahwa panjang Part I tidak atau
pernah kurang dari satu periode sedangkan ciri Frase 2
ketiga ialah Part II biasanya lebih panjang dari Gambar 35. Bahan baku Part III pada bentuk
Part I. Ciri terakhir ialah bahwa kedua part lagu tiga bagian
dapat diulang.
Bentuk Lagu Tiga Bagian Ada dua kemungkinan pengulangan pada pola
Kalau bentuk lagu dua bagian memiliki ini ini yaitu:
pola A-B, maka pola tiga bagian ialah A-B-A. II A II II : B A : II
Part ketiga tidak semata-mata pengulangan tapi dan
merupakan pernyataan kembali dengan II : A : II II : B A : II
beberapa perubahan. Bentuk ini memiliki pola Gambar 36. Pengulangan pada bentuk lagu tiga
dalam berbagai ukuran yang meliputi: periode bagian
tiga bagian, bentuk lagu tiga bagian awal, Bentuk lagu tiga bagian reguler
bentuk lagu tiga bagian, bentuk lagu tiga bagian Bentuk lagu tiga bagian ini banyak
yang diperluas, bentuk lima bagian, bentuk lagu dijumpai pada karya-karya instrumental dan
dengan trio, bentuk-bentuk rondo, sonatine dan solo vokal yang tergolong kecil. Introduksi
sonata. dalam kedua jenis yang ada (sederhana maupun
Bentuk lagu tiga bagian awal independen) pada karya-karya tersebut
Bentuk lagu tiga bagian awal terdiri dari umumnya digunakan. Introduksi independen
16 birama dan merupakan bentuk lagu tiga lebih banyak dijumpai pada karya-karya solo
bagian yang terkecil. Part I terdiri dari dua piano daripada ensambel atau solo dengan
frase, yang membentuk apakah pararel atau iringan demikian pula sebaliknya. Walaupun
kontras, yang terdiri dari empat birama. Part demikian pada karya-karya yang besar bentuk
dua berisi sebuah frase empat birama. Part III lagu ini jarang didahului oleh introduksi.
adalah pernyataan kembali salah satu atau lebih Panjang Part I secara umum terdiri/ berkisar
dari frase-frase dalam Part I, apakah secara dari satu periode hingga satu periode dobel atau
eksak atau dengan modifikasi. Jika Part I adlah kelompok frase dan diakhiri oleh kadens
periode pararel maka Part III menggunakan autentik. Part II dapat terdiri/ berkisar dari satu
salah satu dari frase antiseden atau konsekuen. frase hingga periode ganda atau kelompok
30
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
frase. Biasanya pada bagian ini terdapat penulisan syair dan nada lagu ke dalam bentuk
berbagai kemungkinan perluasan. Melodi Part partitur musik harus berdasarkan dengan
II bisa merupakan transposisi dari melodi Part I, ketentuan-ketentuan/ teori-teori musik yang
yang seringkali dalam bentuk-bentuk tarian. sudah berlaku secara internasional walaupun
Jika tidak, maka diambil dari Part I, apakah dari lagunya bersifat kedaerahan, pentingnya
hanya sebuah figurnya atau motif yang terdapat pengetahuan teori ini di karenakan pengalaman
pada permulaan frase. Atau jika tidak keduanya penulis saat observasi dilapangan, penulis
maka Part II bisa berisi materi baru yang melihat seluruh sekolah saat ini ada ajang
bersifat independen. Sementara Part I biasanya lomba salah satunya mencipta lagu dalam
diakhiri oleh kadens autentik, Part II biasanya program pemerintah yaitu Festival Lomba Seni
dalam kadens setengah. Dibandingkan dengan Siswa Sekolah (FLS2N), disini penulis melihat
di antara Part I dan Part II, auxiliary mebers semua guru sangat minim pengetahuan tentang
sering terdapat di antara Part II dan Part III teori musik mengenai struktur lagu, bagian lagu
yang diantaranya bisa terdiri dari beberapa atau dan bentuk dari sebuah lagu sehingga guru guru
salah satu dari kodeta, interlude, disolusi, dan kewalahan dalam membina murid sehingga
retransisi. Perubahan pengulangan A pada Part harus mendatangkan pelatih untuk mengajar,
III bisa terjadi melalui salah satu cara padahal sudah kewajiban guru guru menggali
pengolahan yaitu secara eksak atau dengan dan memahami bagaimana teori teori musik
sedikit modifikasi, perluasan dan penambahan untuk mencipta sebuah lagu.
materi-materi baru sehingga menjadi lebih Dalam konteks pendidikan tinggi musik,
panjang dari Part I, benar-benar dimodifikasi bidang kajian bentuk musik dikenal dengan
tapi masih ciri-ciri Part I masih dapat dikenali, beberapa nama, misalnya mata kuliah Ilmu
atau suatu transposisi dari part I. Analisis Musik (IAM) dan Ilmu Bentuk dan
Analisis (IBA) yang pernah diterapkan di
3. PENUTUP Jurusan Musik, FSP ISI Yogyakarta, atau Ilmu
Setiap guru sekolah dasar dan guru musik Bentuk Musik (IBM), judul tulisan Prier (1996).
harus banyak mengetahui teori teori musik Secara internasional bisa disebut musical form
seperti ilmu analisis musik dan ilmu bentuk analysis (Fountain 1967) atau analysis of
musik sebagai acuan untuk mengajarkan cara musical form (Stein 1963). Sejak pertama kali
mencipta lagu atau bagian bagian dari sebuah diterapkannya pada masa Akademi Musik
lagu, kebanyakan dalam hal ini proses teori Indonesia (AMI) sebelum tahun
tidak semua guru guru faham dan tahu bagian delapanpuluhan, kuliah ini dikenal dengan
bagian dari sebuah lagu, dapat kita akui dalam nama Ilmu Bentuk Analisa (IBA) yang menurut
hal mencipta lagu bisa kita buat secara Susilo (1999:1-2) ialah studi mengenai sketsa,
pengetahuan otodidak seperti hal nya pengamen skema, struktur dan bahan bentuk musik.
atau musisi jalanan, mereka membuat lagu 6HGDQJNDQ PHQJHQDL ³EHQWXN´ VHQGLUL LD
tanpa adanya proses pengatahuan musik mereka mendefinisikannya sebagai suatu kesatuan ide-
hanya mengandalkan pengetahuan alam saja, ide musikal yang mencakup melodi ritme dan
tetapi bagi guru guru yang mengajar harus harmoni. Prier (1971) memandang bentuk
lengkap, tidak hanya pengatahuan alam atau musik sebagai suatu keseluruhan yang
otodidak melainkan teorinya juga harus tahu umumnya tersusun dari potongan-potongan
karena dalam proses mengajar kita harus bisa yang teratur dan simetris. Fountain (1967: ix)
menjelaskan teori teori dasarnya kepada murid menambahkan bahwa struktur karya musik
atau peserta didik, selain itu dalam proses tonal dapat dilihat dari motif, kadens, bentuk
mencipta lagu khususnya lagu-lagu daerah, kita kalimat, dan bentuk lagu sehingga melodi
senantiasa harus memperhatikan bahan-bahan memiliki peranan penting dalam memahami
dasar pembentuk suatu komposisi musik yang suatu komposisi musik.
telah disajikan dalam pembahasan di atas. Oleh karena itu, untuk menciptakan
Apapun bentuk pelatihannya, kita sebagai sebuah musik/ lagu harus terlebih dahulu
seorang pendidik tidak lupa bahwa penulisan- memahami dan memilih bahan-bahan dasar
31
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
musik/ lagu yang akan dibuat. Dalam hal ini Indrawan, Andre, 1999. Classical Music
penulis selaku staff pengajar di Prodi Concert by Andre Indrawan (guitar) and
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kara Ciezki (recorder). Elbourne:
Almuslim dapat menyumbangkan segenap University if elbourbe Post graduate
intuisi yang diperoleh sewaktu masih kuliah di Association Inc. (leafleta acara resital).
Universitas Negeri Medan dan Universitas Indrawan, Andre. 1999. Aria detta la
Sumatera Utara melalui tulisan ini kepada Frescobalda. Darwin: Transkripsi
seluruh lapisan masyarakat, khususnya cetakan sendiri.
masyarakat Aceh- Bireuen, Penulis Indrawan, Andre. 2003. Johann Sebastian
mengharapkan masukan dan kritikan dari para Bach: Prelude, Fugue and Allegro.
pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini. Melbourne: Transkripsi cetakan sendiri
Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui
4. REFERENSI Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud
"Credits: A Love Supreme". All Music Guide. Ditjen Dikti.Proyek Pengembangan
Retrieved February 18, 2005. LPTK.
"Credits: Beatles for Sale". All Music Guide. Kodiyat, Latifah. 2006 Marzuki: Wolfgang
Retrieved February 18, 2005. Amadeus Mozart komponis cilik dari
³0XVLN´ GDODP Wikipedia, Ensiklopedi Bebas Salzburg. Djambatan, Jakarta, ISBN 979-
%HUEDKDVD ,QGRQHVLD´ (http://id. 428-629-X
wikipedia.org/wiki/Musik), di-download Kohlhase, Thomas. 1976. Neue Ausgabe
tahun 2007 Sämtlicher Werk; Herausgeben vom
³7KH 'RXEOH 5HHG Currently Three Issues Johann-Sebastian-Bach-Institut
Per Year), I.D.R.S. Publications (see Göttingen und vom Bach- Archiv Leipzig,
www.idrs.org) Zoutendijk, Marc. Letters seri kelima jilid kesepuluh kumpulan
to Flamurai. February 8, 2005. Klavier- und Lautenwrke. London:
Amer, Christine. 1972. +DUSHU¶V 'LFWLRQDU\ of Bärenreiter 2204
Music. London: Barnes & Noble Book. Matthews, Max Made. 2001. Music: An
Anonim. "Journal of the International Double Illustrated History. London: Annes
Reed Society" (annual since about 1972), Publishing Limited.
I.D.R.S. Publications McNeill, Rhoderik. 1998. Sejarah Musik 1.
Apel, Willi. 1978. Harvard Dictionary of Jakarta: BPK Gunung Mulia
Music. Cambridge: Harvard University Merriam, Allan P. 1964.The Anthroology of
Press. Music. Indian: IU Press.
Baines, Anthony (ed.), 1961. Musical Ottman, Robert W.1961.Advanced Harmony,
Instruments Through the Ages, Penguin Theory and Practice. N. J: Prentice-Hall,
Books. Inc.
Behrend, Siegfried (transkriptor). 1974. Johann Pidoux. Pierre. 1948. Girolamo Frescobalsi:
Sebastian Bach: Präludium mit Fuge und Organ and Keyboard Works (the second
Allegro D-Dur. Frankfurt am Main: book of Toccatas, Canzoni etc, 1637)
Edition Wilhelm Hansen. Jilid IV. London: Bärenreiter 2204
Duarte, John and Poulton, Diana (transk.). Prier S.J., Karl Edmun, 1996. Ilmu Bentuk
1974. Robert Dowland: Varietie of Lute Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Lesson (1610), Voll V-Galliard. Italy: Sadie, Stanley, ed., 2001.The New Grove
Bérben Edizioni Musical. Dictionary of Musical Instruments, s.v.
Grier, James. 1996. The Critical Editing of "Bassoon"
Music: Theory, Method, and Practice. Scheit, Karl (transk.) 1982. Francesco da
Cambridge: Cambridge University Press. Milano (1497-1543): Ricercare und
Hunt, Edgar (piano transk.). 1956. Robert Fantasien. Wien: Universal Edition
Dowland: Varietie of Lute Lesson (1610). Schmidt III, Henry Louis. 1969. The First
London: Schott & Co. Ltd. Printd Lute Books: Francesco
32
Vol. 5, No. 2, September 2018 | ISSN: 2355-3650
33