Anda di halaman 1dari 21

A. Seledri (Apium graveolens L.

)
Seledri (Apium graveolens L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk rumput yang

berasal dari benua Amerika, Seledri dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi, dan

optimal pada ketinggian tempat 1.000-1.200 m dpl, suhu udara 15-240C. Tanaman seledri

juga dapat dikembangkan pada daerah tropis seperti di Indonesia. Sebagai tanaman subtropis

seledri membutuhkan sinar matahari yang cukup sekitar 8 jam/hari (Haryoto,2009:13).

B. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L. (Backer C.A, 1995)

C. Morfologi Tanaman Seledri


Tanaman seledri (Apium graveolens L.) termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua)

dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau semak.

Morfologi dari tanaman seledri (Apium graveolens L.) dapat dilihat pada Gambar 1. Berikut :
Gambar 1. Morfologi Tanaman Seledri (Apium graveolens L. )
Tanaman seledri tidak bercabang, susunan tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun, bunga

dan buah.

1) Akar

Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki

serabut akar yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan

akar dapat menembus tanah sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih kotor (Haryoto, 2009 :

14).

2) Batang

Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, memiliki

bentuk bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau.

3) Daun
Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) daun majemuk menyirip ganjil dengan

anak daun 3-7 helai, anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm tangkai daun berwarna

hijau keputih- putihan, helaian daun tipis dan rapat pangkal dan ujung daun runcing, tepi

daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan daun menyirip, daun berwarna

hijau muda sampai hijau tua.

4) Bunga

Bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah bunga majemuk berbentuk

payung berjumlah 8-12 buah kecil-kecil berwarna putih tumbuh dipucuk tanaman tua. Pada

setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai bunga, pada ujung tangkai bunga ini

membetuk bulatan. Setelah bunga dibuahi akan terbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah

muda, setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda (Haryoto, 2009:14).

5) Buah

Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, setelah tua

buah berubah warna menjadi coklat muda.

D. Kandungan Gizi dan Manfaat Seledri


Seledri (Apium graveolens L.) mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap yaitu:

protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C dan

air. Selain kandungan gizinya cukup tinggi, seledri (Apium graveolens L.) juga mengandung

zat glukosida, apiol, flafonoid, dan apiin. Zat-zat tersebut bermanfaat sebagai obat peluruh

keringat, demam, darah tinggi, rematik dan sukar tidur (Haryoto, 2009:15).

E. Syarat Tumbuh Tanaman Seledri


Seledri (Apium graveolens L.) termasuk salah satu jenis sayuran daerah subtropis

yang beriklim dingin. Perkecambahan benih seledri menghendaki keadaan temperatur


minimum 90C dan maksimum 200C. Sementara untuk pertumbuhan dan menghasilkan

produksi yang tinggi menghendaki temperatur sekitar 100C-180C serta maksimum 240C.

Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 0-1200

m dpl, udara sejuk dengan kelembapan antara 80%-90% serta cukup mendapat sinar

matahari. Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Oleh karena itu, penanaman

seledri sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan

curah hujannya berkisar antara 60-100 mm per bulan (Anonim,2011)1.

Persyaratan tanah yang ideal untuk tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah

harus subur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara (aerasi), dan tata air

(drainase) tanah baik, serta reaksi tanah (pH) antara 5,5-6,5 atau optimum pada pH 6,0-6,8.

Tanaman seledri sangat menyukai tanah-tanah yang menyukai garam natrium, kalsium,

fosfor, dan boron. Jika tanah kekurangan natrium maka pertumbuhan tanaman seledri akan

meranan atau kerdil. Demikian juga jika tanah kekurangan unsur kalsium menyebabkan

kuncup-kuncup daun seledri menjadi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.

Berikut adalah berbagai cara mengolah daun seledri yang dapat digunakan untuk meneyebuhkan
peyakit:

Menurunkan berat badan berlebih/obesitas


Olah daun seledri menjadi jus, minumlah sebelum makan. Lakukan cara ini secara rutin hingga berat
badan yang ideal terwujud.

Mengobati rematik
Untuk mengobati penyakit ini, daun seledri bisa dijadikan lalapan secara rutin. Tentunya daun seledri
harus dalam keadaan bersih dan segar.

Menurunkan tekanan darah tinggi


Untuk mengobati penyakit ini caranya adalah siapkan daun seledri sekaligus sama batang dan
akarnya kurang lebih 100 g, cuci ramuan ini hingga bersih terus datumbuk hinnga halus. Tambahkan
100 ml air putih, lalu masak ramuan hhingga matang. Minumlah ramuan ini 2 x sehari

Untuk meredakan batuk


Siapkan seledri lengkap dengan akar dan batangnya yang masih segar dan masih segar, dipotong-
potong hingga menjadi bentuk bumbu. Tambahkan 3 gelas air putih lalu dimasak sampai mendidih.
Saringlah airnya dan biarkan hingga dingin, lalu tambahkan madu secukupnya. Minumlah ramuan
tersebut pagi dan sore atau menurut kebutuhan.

Mengobati mata kering


Siapkan daun seledri, daun bayam dan daun kelor yang masih segar, kira-kira 1/3 genggam, Cuci
hingga bersih, Tumbuk sampai halus ramuan yang sudah kita siapkan tersebut, dan jangan lupa
dicampur dengan sedikit garam dapur.Tambahkan dengan sedikit air matang kira-kira 1/3 gelas
,Aduk-aduk, kemudian saring dan ambil airnya. Minum air perasan tersebut 3x sehari

Asal tanaman. Eropa, dikembangkan di daerah Mediterania sejak 3000 tahun yang lalu.
Sembung
Blumea balsamifera [L.] DC.

Nama umum
Indonesia: Sembung
Melayu: Capa, capu, sombung, sambong
Pilipina: Sambong

Sembung

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Blumea
Spesies: Blumea balsamifera [L.] DC.

Blumea balsamifera [L.] DC.


Suku : Astaraceae (Compositae)
Nama Simplisia : Blumeae Folium (daun sembung).

Deskripsi
Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan
tanah pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian
sampai 2.200 m dpl.
Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus,
bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer. Daun tunggal, di bagian bawah
bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2-3 daun tambahan
pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing,
tepi bergerigi atau bergigi, permukaan atas berambut agak kasar, permukaan bawah berambut
rapat dan halus seperti beludu, pertulangan menyirip, panjang 8-40 cm, lebar 2-20 cm.
Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kotak
bentuk silindris, beriga 8-10, panjang 1 mm, berambut. Perbanyakan dengan biji atau
pemisahan tunas akar.

Sifat dan Khasiat


Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat, dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai
anti bakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan,
peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran),
astringen, tonikum, dan obat batuk.

Kandungan Kimia
Sembung ini mengandung minyak asiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur barus) dan
borneol, yang juga mengandung sineol, limonene, asam palmitin dan myristin, alcohol
sesquiterpen, dimetileter khlorasetofenon, tannin, pirokatechin, dan glikosida. Sedangkan
ekstrak borneol di dapat dari daun segar.

Bagian yang digunakan


Daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi

o Daun berkhasiat mengatasi :

 Rematik sendi, persendian sakit setelah melahirkan,


 Nyeri haid, dating haid tidak teratur,
 Influenza, demam, sesak nafas (asma), batuk, bronchitis,
 Perut kembung, diare, perut mulas,
 Sariawan,
 Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina) pectoris), dan
 Kencing manis (diabetes mellitus).

o Akar muda berkhasiat mengatasi :

 Darah haid berlebihan (menoragia),


 Kurang nafsu makan,
 Sakit perut, diare, cacingan, dan
 Rematik sendi.

Cara pemakaian
Daun kering sebanyak 9-18 g atau daun segar sebanyak 15-30 g direbus, minum. Untuk
pemakaian luar, daun segar direbus dan airnya dipakai untuk cuci atau daun segar digiling
halus untuk pengobatan wasir, memar, bisul, radang kulit bernanah, dan gatal-gatal pada
kulit.

Efek Farmakologis dan Hasil penelitian

1. Pemberian infuse daun sembung 10% dengan takaran 5 mg/kg bb pada kelinci,
setelah 1 jam terjadi penurunan kadar gula daraah. Pembanding digunakan
tolbutamid.
2. Pemberian infuse 10% dan 20% daun sembung segar dengan dosis 11 ml/kg bb yang
diberikan padaa burung merpati jantan yang telah didemamkan, menunjukkan efek
antipiretik dengan mula kerja yang lebih cepat dan lama kerja yang lebih pendek dari
pembanding parasetamol dosis 300 mg/kg bb.

Contoh Pemakaian
 Diare

Daun sembung segar sebanyak 1 genggam dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Tambahkan sedikit madu,lalu diminum 3
kali sehari @ ¾ gelas.

 Haid tidak teratur, perut kembung

Daun sembung segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa ¾ nya. Tambahkan sedikit madu,lalu diminum 3 kali sehari @
¾ gelas.

 Nyeri haid
o Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dan 5 biji kadeaung yang telah
dipanggang dan dihaluskan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa
separonya. Minum sekaligus setelah dingin.
o Akar sembung dan seluruh tumbuhan ginjean (leonorus sibiricus) masing-
masing sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan
gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
separonya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ ¾ gelas.
 Angina pectoris

Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa ¾ nya. Minum sehari 3 @3/4 gelas. Lakukan setiap hari.

 Rematik sendi

Akar sembung 30 g dan daun gandarusa 60 g kemudian dipotong-potong seperlunya. Rebus


dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 2 kali
sehari, masing-masing ½ gelas.

 Demam

Daun sembung segar sebanyak 15 g dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit.
Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sama banyaak padaa pagi dan sore.

 Kurang nafsu makan

Akar sembung dari tumbuhan yang belum berbunga sebanyak 30 g dicuci lalu dipotong-
potong seperlunya. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin disaring, kemudian
diminum sekaligus.

Catatan
Merebus daun sembung harus dalam panic tertutup, supaya minyak asirinya tidak hilang
menguap.
Sembung Tumbuhan asal Nepal

Sembung merupakan tanaman perdu dari famili Asteraceae dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Sambong. Sedangkan beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan beberapa nama seperti
sembung atau sembung utan (Sunda), sembung, sembung legi, sembung gantung, sembung gula,
sembung kuwuk, sembung langu, atau sembung lelet (Jawa), kamandhin (Madura), Sembung (Bali),
sembung, capa, capo (Sumatera), dan Afoat (Timor).

 Home

 Pertanian Indonesia
 Diskusi
 Pertanian
 Peternakan
 Hama Penyakit

Home » Klasifikasi » Klasifikasi Tanaman » Morfologi Tanaman » Tanaman Perkebunan » Klasifikasi


dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Nanda Oktora

Klasifikasi, Klasifikasi Tanaman, Morfologi Tanaman, Tanaman Perkebunan

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.
Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada
awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu
keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat
mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-
ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk
kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan
panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan
tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan,
kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila
sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab
mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun Dari
sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili Myrtacea dan sekerabat dengan jambu
air(Eugenia Jambos).
Klasifikasi Tanaman Cengkeh

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Myrtales

Suku : Myrtaceae

Marga : Syzygium

Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

Morfologi

Daun

Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian daun
(lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong dan
berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih
dari satu daun.

Batang

Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres),
permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting atau
dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara
percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara
batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Selain
itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm
(Steenis 1975).

Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang kemudian
bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar
tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan
tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.

Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah
banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan

Biji

Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit
(spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20 tahun
masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini
dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.

Bunga

Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan
bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga
majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai
(pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh
adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus)
dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan
putik (andoginofor).

Buah

Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian
dalam pembentukan buah.
Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit buah
antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan ovarium.

Nama Latin :
Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.

Nama Daerah :
Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih
(Lampung), Sake (Nias); Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke
(Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore);

Habitat :
Ditanam dikebun atau dopekarangan rumah.

Deskripsi :
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki
batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan
sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup
lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi
oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon
cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang
dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar
2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan
muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih
muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-
hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh
keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri.
Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan
tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia ,
Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan
pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Kandungan Cengkeh :
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung
senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin,
resin dan gom.

Khasiat Cengkeh:
Sebagai obat tradisional khasiat cengkeh adalah mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan
muntah,

kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik,
campak, dan lain-lain.

Pohon Cengkeh

Resep Tradisional Cengkeh:


1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.

2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit
3. Menghitamkan alis mata
Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

Salah satu tanaman perkebunan yang banyak tumbuh di Indonesia adalah cengkeh (syzigium
aromaticum). Tanaman cengkeh merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon
dengan famili Myrtaceae. Asal muasal tenaman ini belum jelas. Banyak yang berpendapat
bahwa pohon cengkeh berasal dari Maluku Utara( Kepulauan Maluku), Filipina, atau Irian.
Di daerah Kepulauan Maluku telah ditemukan tanaman cengkeh tertua di dunia dan daerah
ini merupakan salah satu produsen cengkeh terbesar di dunia.

Penyebaran tanaman cengkeh keluar Pulau Maluku di mulai sejak tahun 1769. Bibit tanaman
cengkeh tersebut awal mulanya diselundupkan oleh seorang kapten yang berasal dari Prancis
menuju ke Rumania. Lalu cengkeh tersebut disebarkan ke Zanzibar dan Madagaskar di
Benua Afrika. Penyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra dan
Kalimantan baru dimulai pada tahun 1870.

Klasifikasi Cassia alata L.

Regnum: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Cassia
Spesies: Cassia alata L.

Deskripsi Cassia alata L.

Tanaman ketepeng cina (Cassia alata L.) merupakan tanaman perdu, dengan
tinggi mencapai 5 meter. Batang tanaman ketepeng cina berkayu, berbentuk bulat,
simpodial, berwarna cokelat kotor. Daun ketepeng cina merupakan daun majemuk,
menyirip genap, anak daun berjumlah antara 8 hingga 24 pasang. Bentuk daun bulat
panjang dengan ujung tumpul. Tepi daun rata, dan pangkal daun membulat. Panjang
daun antara 3,5-15 cm, dan lebar 2,5-9 cm. Pertulangan daun menyirip, tangkai
pendek dan warna daun hijau.

Bunga ketepeng cina merupakan bunga majemuk, berbentuk tandan. Kelopak


bunga berbagi lima, benangsari berjumlah tiga dan berwarna kuning. Daun
pelindung pendek, berwarna jingga. Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna
kuning.
Buah Ketepeng cina merupakan buah polong, panjang dapat mencapai 18 cm dan
lebar ± 2,5 cm. Buah ketepeng cina ini pada saat masih muda berwarna hijau,
namun pada saat sudah tua warnanya menjadi hitam kecoklatan.
Biji Ketepeng cina merupakan segi tiga lancip, dan pipih. Pada saat masih muda,
biji ketapang cina ini berwrna hijau , dan setelah tua mejadi hitam.
Akar ketepeng cina merupakan akar tunggang, bercabang , berbentuk bulat dan
berwarna kehitaman.

Kandungan kimia Cassia alata L.

Daun Cassia alata mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tannin dan antrakinon. Daun
Cassia alata berkhasiat sebagai obat kudis dan obat Malaria. Untuk obat kudis dipakai ± 10
gram daun segar Cassia alata, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan
pada kudis dan dibalut dengan kain bersih. (Sri Wijiastuti, cybex.deptan.go.id)

Deskripsi tanaman ketepeng cina

DESKRIPSI TANAMAN KETEPENG CINA/ CASSIA ALATA (L)

Uraian :

Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak
tumbuh secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara
sebagai perindang halaman rumah/gedung.

Ketepeng Cina atau sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran
daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya berhadap-hadapan satu
sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap).

Bunga ketepeng cina mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya


berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya
berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh
subur pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut.

KLASIFIKASI : Ketepeng cia disebut Cassiaalata L, termasuk ke dalam famili


caesalpiniaceae dan jika diamati memang bentuk rangkaian bunganya seperti lilin yang
berwarna kuning menyala.
Nama Lokal :
Seven golden candlestik (Inggris), Ketepeng kebo (Jawa); Ketepeng cina (Indonesia),
Ketepeng badak (Sunda); Acon-aconan (Madura), Sajamera (Halmahera),; Kupang-
kupang (Ternate), Tabankun (Tidore); Daun kupang, daun kurap, gelenggang, uru’kap
(Sumatera) Bagian yang dipakai : Daun.
Ciri-ciri :

 Habitus: Perdu, tinggi ± 5 m.


 Batang: Berkayu, bulat, percabangan simpodial, coklat kotor.
 Daun: Majemuk, menyirip genap, anak daun delapan sampai dua puluh empat
pasang, bentuk bulat panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat,
panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek,
hijau.
 Bunga: Majemuk, bentuk tandan, kelopak berbagi lima, benang sari tiga,
kuning, daun peiindung pendek, jingga, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning.
 Buah: Polong, panjang, bersegi empat, panjang ± 18 cm, lebar ± 2,5 cm, masih
muda hijau setelah tua hitam kecoklatan.
 Biji: Segi tiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua hitam.
 Akar: Tunggang, bercabang, bulat, kehitaman.

Khasiat / Manfaat Ketepeng Cina / Daun Sena :

1. Sebagai obat Panu, kurap.

Bahan: 1 genggam daun ketepeng cina segar, 1 sendok makan kapur sirih)
Cara membuat: semua bahan direbus, dilumatkan sampai menjadi bubur
Cara menggunakan: digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 x per hari 2.sebagai
obat Sembelit (susah buang air besar)
Bahan: 7 lembar daun muda ketepeng cina segar,
Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1
gelas
Cara menggunakan: diminum sekaligus 3. sebagi obat Sariawan
Bahan: 4 lembar daun ketepeng cina segar, garam secukupnya.
Cara menggunakan: dicuci bersih, dikunyah dengan garam secukupnya (seperti
mengunyah sirih) selama beberapa menit, kemudian airnya ditelan dan ampasnya
dibuang. 4.sebagai obat Cacing Keremi pada anak-anak
Bahan: 7 lembar daun ketepeng cina segar, asam secukupnya untuk menghilangkan
bau, 2 sendok teh bubuk akar kelembak.
Cara membuat : Semua bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai
menjadi 1 gelas, disaring.
Cara menggunakan: Sesudah hangat diminum
Kandungan Kimia dan Efek farmakologis Ketepeng Cina :
sifat kimiawi : Ketepeng cina memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam tanaman ini di antaranya tannin, rein aloe-emodina, rein
aloe-emodina-diantron, rein aloe-emodina, dan asam krisofanat.
Efek farmakologis yang dimiliki oleh ketepeng cina di antaranya sebagai
pencahar, obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang disebabkan
oleh parasit kulit.

Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagaibumbu dapur untuk mengharumkan makanan .Minyak serai adalah minyak atsiri yang
diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat
digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa
minyaknya.

JENIS-JENIS SERAI

Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi
(sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang selama ini dikenal
di Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella oil) yang biasanya terdapat dalam
komposisi minyak tawon dan minyak gandapura.

Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah diproduksi
secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh dapur
(lemongrass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi kimianya,
keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh wangi kandungan utamanya adalah
citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral.

Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon Flexuosus) dan
sereh citratus (Cymbopogon Citratus). Dalam dunia perdagangan minyak atsiri, minyak
serehflexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India Timur).
Sedangkan sereh citratus dikenal dengan West Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur
India Barat). Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun yang terbanyak adalah
jenisWest Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya terletak pada sifat-sifat minyak
atsiri yang dihasilkan. Minyak sereh India Timur lebih berharga dari pada India Barat,
terutama karena kandungan sitralnya yang lebih tinggi.

Klasifikasi Tanaman Sereh (Cymbopogon citratus)

kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Sub-Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis / Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-Classis :Commelinidae
Ordo / Bangsa : Poales
Familia / Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus / Marga : Cymbopogon
Species / Jenis: Cymbopogon citratus

Morfologi Tanaman Sereh (Cymbopogon citrus)

Akar

Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis akar serabut yang
berimpang pendek

Batang

Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya
merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Tanaman sereh
memiliki batang yang berwarna putih. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau
kemerahan. Selain itu, batang tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang
tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.

Daun

Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan
runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk
seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas.
Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun
sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan
lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya
berbulu halus.
Bunga
Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun ada, pada umumnya
bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung bulir.

Buah

Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah.

Biji

Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus juga jarang sekali memiliki biji.

Anda mungkin juga menyukai