Anda di halaman 1dari 5

EKSPRESI KERUANGAN URBAN SPRAWL

MENURUT RUSSWURM

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Tugas Analisis Lokasi & Pola Keruangan
Semester Antara Tahun Akademik 2018/2019

Oleh:
SITI ALZYANASYA M 10070318122
TASYA SALSHA S 10070318141

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019 M / 1440 H
KONSENTRIS
Model ini memiliki kecendrungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya.
Masing-masing zona tumbuh sedikit demi sedikit ke arah luar dan karena semua bagian-bagiannya
berkembang ke segala arah, maka pola keruangan yang dihasilkan berbentuk seperti lingkaran
yang berlapis-lapis, dengan pusat kegiatan sebagai intinya. Zona-zona tata guna lahan ini berlokasi
di suatu tempat yang pasti dari pusat kegiatan dengan cara mengikuti usia dan karakter kegiatan
tiap zona, dan berhubungan langsung dengan nilai tanah. Perembetan berjalan perlahan-lahan
terbatas pada semua bagian luar kenampakan fisik kota. Perembetan merata sehingga membentuk
kenampakan morfologi yang relatif kompak.

Contoh konsentris adalah Kota Ngawi. Kota Ngawi tumbuh ke segala arah yang
memungkinkan perkembangan, tergantung pada tingkat kemudahan yang ditemukan..Pada Kota
Ngawi, wilayah jantung kota atau pusat kota dijadikan sebagai pusat pelayanan seperti
pemerintahan, perdagangan dan sebagainya. Sedangkan untuk lokasi permukiman menyebar ke
arah pinggiran kota. Hal ini juga didukung dengan pembangunan transportasi yang pola
pengembangan pergerakannya cenderung memusat atau menuju ke arah pusat kegiatan.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam tahap perkembangan kotanya,
bentuk kota Ngawi saat ini memiliki pola konsentris dengan ciri-ciri kota sebagai berikut :

1) Lingkaran pusat, merupakan daerah dijantung kota yand digunakan sebagai


pusatkegiatan meliputi pemerintahan, CBD dan sebagainya.

2) Lingkaran transisi, merupakan tempat tinggal migran.


3) Lingkaran perumahan, merupakan daerah pinggiran kota yang digunakan
sebagaipermukiman penduduk berupa perumahan dan biasanya terdapat kota satelit.
Gambar 1. Peta pola aktivitas Kota Ngawi
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Ngawi

KONSTELASI
Perkembangan lahan perkotaan terjadi berpencaran secara sparadis dan tumbuh di tengah-
tengah lahan pertanian sehingga keadaan yang demikian sangat menyulitkan pemerintah kota
untuk membangun prasarana-prasarana fasilitas kebutuhan hidup sehari-hari. Memiliki batas dan
dipengaruhi geografi.

MEMANJANG
Pertumbuhan kota memanjang karena dipengaruhi oleh adanya jalur transportasi yang
menghubungkan central business district dengan daerah-daerah yang berada diluarnya.
Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang jalur transportasi yang ada. Model ini menunjukan
ketidakmerataan perembetan areal kekotaan di seluruh bagian sisi-sisi luar dari pada daerah kota
utama serta pembangunan di lahan terbangun. Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang jalur
transportasi yang ada, khususnya yang bersifat menjari (radial) dari pusat kota.

TERSERAK
Dengan makin tingginya aksesiibilitas, makin banyak pula pusat-pusat kegiatan yang baru.
Perkembangan kotanya berpencar secara sporadic. Tidak beraturan, terpisah/terpecah karena ada
kegiatan baru.
DAFTAR PUSTAKA

Yanuasri Anggita, dkk. Morfologi Wilayah Kota. Mata Kuliah Sistem Keruangan Wilayah
dan Kota. https://docplayer.info/52921620-Morfologi-wilayah-kota-mata-kuliah-sistem-
keruangan-wilayah-dan-kota.html. Docplayer.info

Zhee Sischa. 10 BENTUK MACAM EKSPRESI KERUANGAN KENAMPAKAN KOTA.


https://id.scribd.com/document/369352877/10-bentuk. Id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai