Anda di halaman 1dari 5

Simalakama Kertas

Oleh :
M. Firstra Lucky Nando

Kertas, atau yang dalam Bahasa Inggris sering kita sebut sebagai paper
merupakan salah satu kebutuhan manusia yang nampaknya bahkan sudah menjadi
kebutuhan primer dalam kehidupan. Bagaimana tidak? Dapat kita lihat dari
berbagai aspek penggunaan kertas atau yang berbahan dasar kertas marak sekali
digunakan.

Dari kalangan muda sampai tua sekalipun, penggunaan kertas ini seolah tidak
dapat dibendung lagi. Contoh, jika kamu masih dalam status sebagai pelajar
ataupun mahasiswa maka kamu akan dikelilingi oleh kertas. Dimulai dari buku,
papan pengumuman yang ditulis diatas kertas, kerajinan tangan yang
menggunakan bahan dasar kertas dan masih banyak contoh yang lain.

Bagaimana dengan orang dewasa? Misalkan kamu ingin membeli sebuah produk
dari toko online, dan akan dikirimkan kepadamu melalui jasa pengiriman. Apa
yang dilakukan oleh pihak toko dalam pengemasan barang/produk yang kamu
beli? Yap, mereka akan membungkusnya dengan kertas kado dan semacamnya.
Lagi dan lagi kertas.

Tahukah kamu? Dalam pembuatan satu rim kertas dibutuhkan satu batang pohon
yang berusia 5 tahun? Ya, bayangkan! Bahan baku sebanyak itu hanya dapat
menghasilkan kertas yang sangat sedikit!

Menurut kamu dari kurang lebih 7 miliar orang yang ada di dunia ini, jika 1 orang
saja misalnya kita umpamakan menggunakan minimal 1 rim kertas A4 tiap satu
bulan. Berapa milyar rim kertas yang akan digunakan oleh 7 miliar orang tersebut
dalam satu bulan? Satu tahun? Seumur hidupnya sampai ia meninggal?

Yang paling penting, berapa banyak pohon yang harus ditebang hanya untuk
kebutuhan manusia akan kertas saja?
Bukan, bukan hanya dari segi kerimbunan hutan kita saja yang harus kita
perhatikan dalam hal ini. Tahukah kamu ada banyak proses yang harus dilakukan
agar satu batang pohon yang berusia 5 tahun tersebut dapat disulap menjadi 1 rim
kertas berukuran A4? Dimulai dari produksi pulp mentah, bleaching dan banyak
hal lainnya yang menggunakan bahan kimia yang nantinya merusak keadaan
alam.

Jadi, dengan pemborosan kertas maka kita sudah berkontribusi merusak bumi baik
dari segi biologi, kimiawi, ataupun fisika.

Akan tetapi, perlu diingat kembali industri kertas merupakan salah industri
penting untuk menaikkan kesejahteraan negara maupun masyarakatnya. Banyak
sekali masyakarat yang menggantungkan hidupnya dari industri ini. Baik dari
petani kertas sampai pedagang kecil maupun besar.

Apabila kita ingin menutup industri ini dengan alasan keberlangsungan hidup
umat manusia, maka kita akan mengganggu keberlangsungan hidup manusia lain
yang bergantung akan industri ini. Bagai buah simalakama, bukan?

Menurut saya, orang yang baik adalah mereka yang tidak hanya mengkritik untuk
membangun saja melainkan memberikan sebuah solusi. Dan ada beberapa solusi
yang saya tawarkan dalam tulisan saya ini yang secara garis besar adalah upaya
Inovasi dan Pengurangan Penggunaan.

A. Inovasi
Jujur, dengan inovasi yang telah ada di dunia serba canggih dan modern
ini maka seharusnya sudah didapatkan solusi atas permasalahan kertas ini.
Dengan adanya papan pengumuman elektronik yang mana tulisannya
dapat diketik tanpa menggunakan kertas, bukannya ini setidaknya dapat
menghemat dalam satu aspek tersebut? Dengan adanya laptop dan
smartphone canggih yang beredar dimana-mana, bukankah
keberlangsungan kertas sebagai sumber mencari informasi dan
menyebarkan informasi dapat dikurangi? Lalu kenapa ini tidak terjadi?
Sifat kolot mereka yang tidak menerima akan perubahan zaman ialah
penyebab terbesarnya. Padahal, dengan memanfaatkan inovasi dalam
teknologi dapat menghemat biaya yang sangat besar! Misalnya kamu ingin
membeli sebuah buku dalam bentuk cetak dan dihargai Rp.50.000.
Bagaimana dengan buku yang berbentuk soft file atau bisa kita sebut
sebagai e-book? Pasti lebih murah, kan?
Seandainya mereka menyingkirkan sifat kolot yang berpandangan bahwa
penggunaan sesuatu yang konvensional seperti kertas harus dikurangi
seminimal mungkin dan inovasi teknologi adalah jawabannya, maka saya
yakin permasalahan terhadap hal ini akan selesai sesegera mungkin

“Innovation for those who want their lives much easier, and not those want
to keep their lives difficult”-Penulis-

Mengurangi penggunaan
Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, penggunaan kertas saat ini harus
menjadi concern di kalangan masyarakat dikarenakan ketidakmampuan
masyarakat dalam memanfaatkan inovasi yang telah ada dan kemampuan
menahan diri untuk tidak menggunakan kertas secara sangat berlebihan.
Tentu tidak bisa jika kita ingin menghentikan industri kertas, karena
seperti yang telah saya jabarkan banyak sekali diantara kita yang sangat
bergantung akan komoditas tersebut.
Hal yang benar adalah mengurangi. Misal seperti ini, dalam dunia
perkuliahan banyak sekali penggunaan kertas bukan? Seperti dalam
pengerjaan tugas, laporan, pre-test sampai dengan skripsi. Tentu banyak
sekali kertas yang kan terpakai atau bahkan terbuang bukan?
Misalnya dari pengajuan skripsi, seorang mahasiswa harus mengajukan
proposal terlebih dahulu yang biasanya akan direvisi berulang-ulang oleh
sang dosen. Berlanjut ke hasil penelitian dan skripsi secara keseluruhan.
Apakah hal itu baik? Ya sangat baik mungkin jika ditinjau dari segi
maksud dan tujuan. Yang mana, mungkin tujuan mereka agar tugas yang
mereka berikan dapat dikerjakan semaksimal mungkin. Tapi apakah baik
pasti benar?
Disini jawabannya. Baik, tidak selalu benar. Ya, di zaman yang sangat
ramai penduduk ini maka kita harus menggunakan segala sesuatunya
seefektif mungkin. Baik dalam penggunaan waktu, tenaga bahkan kertas.
Membuang-buang kertas apakah merupakan tindakan yang efisien? Tentu
bukan.
Tapi, bagaimana jikalau sang dosen ingin tugasnya dikerjakan sebaik
mungkin dengan tidak menghambur-hamburkan kertas?
Hubungkan dengan solusi yang pertama, Inovasi.
Kenapa harus di print terlebih dahulu lalu direvisi dan harus diganti kertas
yang salah tersebut? Kenapa tidak sebelum di print dengan memanfaatkan
teknologi soft file dosen merevisi dan memberitahu letak kesalahannya
sebelum dilakukan proses cetak? Hal ini dapat meminimalisir jumlah
kertas yang terbuang, bukan?

Menurut saya, sebenarnya sudah banyak sekali masalah yang dapat diselesaikan
sekarang juga tanpa menghadirkan masalah baru. Dengan catatan, adanya
keterbukaan fikiran dari seseorang untuk menerima gagasan atau ide yang lebih
baik daripada sebelumnya. Kunci dari hidup ini adalah bergerak, berubah dan
berinovasi. Jika kamu tidak menerima perubahan, maka kamu hanya dapat hidup
di masa lalu.

Ya, dulu kita bisa saja bilang tidak apa menggunakan kertas sebanyak mungkin.
Toh, hutan kita sangat lebat. Dulu kita bisa aja berujar untuk tidak terlalu peduli
akan pencemaran lingkungan, toh sungai-sungai kita sangat jerrnih.

Saya tidak menyalahkan satu pihak, tapi seluruh pihak yang merasa dirinya tak
harus berubah dan selalu benar. Dan percaya atau tidak hal ini terjadi baik di
kalangan muda ataupun tua.

Demikianlah, pandangan serta solusi saya akan kegelisahan terhadap masalah


yang seolah tak kunjung usai ini. Semoga banyak pihak yang membaca tidak
hanya menggunakan mata, namun dirasakan dengan hati.

“Mungkin orang yang belum membuka hatinya untuk berubah menjadi lebih baik
adalah mereka yang belum membuka kedua matanya untuk melihat, bahwa dunia
sudah menjadi sangat buruk” -Penulis-
Nama : Muhamad Firstra Lucky Nando
Tempat, tanggal lahir : Bandar Lampung, 7 April 1998
Alamat : Jln. Pulau Bangka Perumahan Karunia Indah
Sukabumi, Bandar Lampung
Status : Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai