Anda di halaman 1dari 5

Lembaran kertas koran utuh dipotong menjadi 8 bagian lembaran kecil.

Kemudian dari lembaran-


lembaran tersebut digulung diusahakan menjadi padat di tengahnya agar kuat jika nantinya dibentuk.
Untuk merekatkannya menggunakan lem kayu yang banyak dijual di pasaran dengan mencampurnya
dengan air lebih kurang sebanyak 10%. Gulungan-gulungan kecil dari kertas koran tersebut sebaiknya
dijemur agar kering dan keras.

Dari batangan gulungan kertas koran tersebut maka bisa dibuat apa saja, biasanya semua gulungan itu
saling direkatkan hingga menjadi lembaran. Lembaran-lembaran dari gulungan kertas koran itu
ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Selebihnya tinggal memotong dan merekatkan satu dengan
yang lainnya sehingga terbentuk. Proses pembentukan ini yang diperlukan kesabaran tinggi serta
keuletan agar barang kerajinan yang dihasilkan kualitasnya bagus.

Barang yang bisa dibuat tidak hanya dalam bentuk batangan utuh saja, tetapi lembaran kecil atau
gulungan koran yang dipipihkan bisa juga menjadi cara dalam menciptakan suatu barang.

Latar Belakang

Pada era digital saat ini, keberadaan koran masih diminati oleh masyarakat. Alasan yang mendasari fakta
ini adalah meskipun sudah tersedianya sumber informasi yang lebih mutakhir, koran masih memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh media informasi yang berbasis elektronik. Salah satu alasan tersebut
adalah harga koran lebih murah. Akhir-akhir ini bermunculan perusahaan koran yang menjual
produknya dengan harga yang sangat terjangkau. Meski kualitasnya lebih rendah, baik dalam hal isi
berita maupun mutu kertasnya, jumlah permintaan produk tersebut cukup besar. Selain karena
harganya yang murah, koran masih diminati masyarakat karena dapat dibaca pada keadaan apapun,
tidak membutuhkan listrik maupun pulsa untuk mengaksesnya. Hal ini pula yang mendorong
perusahaan koran untuk memproduksinya dalam jumlah yang banyak.

Oleh karena penerbitan koran bersifat harian, maka koran hanya dapat dinikmati dalam hari satu hari itu
aja. Setelah dibaca pun koran hanya ditumpuk, menjadi barang bekas dan cenderung tidak bermanfaat.
Kebanyakan orang hanya memanfaatkan koran sebagai pembungkus makanan. Hal ini biasa ditemukan
di setiap kampung di daerah pedesaan maupun perkotaan. Faktanya, makanan yang dibungkus dengan
koran bekas sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena tinta yang ada di dalam koran bekas dapat
menempel pada makanan. Apabila makanan yang mengandung tinta terus-menerus dikonsumsi akan
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker. Pemanfaatan koran bekas dengan cara seperti
ini tentu kurang sesuai untuk dilakukan.
Selain sebagai pembungkus makanan, koran bekas dimanfaatkan dengan cara menjualnya kepada
pengepul barang bekas yang sering dikenal sebagai pengepul barang rongsok. Apabila dihitung secara
ekonomis, hal ini cenderung sangat merugikan. Karena harga jual koran bekas tidak sebanding dengan
harga belinya. Pada umumnya, koran bekas dijual dengan harga Rp1.000,00 perkilonya. Tentu nominal
ini sangat jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan harga beli koran baru yang kisarannya mencapai
Rp3.000,00 per-edisinya.

Kedua alasan terebutlah yang melatar belakangi penulisan karya ilmiah ini. Penulis menginginkan
adanya perubahan masyarakat ke arah yang lebih maju. Masyarakat yang maju memiliki kecenderungan
untuk memproduksi, bukan hanya mengkonsumsi. Dari langkah kecil inilah penulis akan mengajak
masyarakat sekitar untuk mengubah cara pemikiran, bahwa koran bekas bukanlah sesuatu yang sepele.
Apabila terus-menerus di biarkan menumpuk dan dimanfaatkan dengan cara yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan terganggunya kesehatan.

Dan hal yang lebih penting adalah koran bekas dapat memiliki nilai ekonomi tambahan yang dapat
menjadi salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat. Koran bekas dapat diolah menjadi barang yang
layak guna dan layak jual. Dengan memadukan kreativitas dan bahan baku yang memadahi, koran bekas
dapat menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi dan bermanfaat. Salah satu kreasi yang
memanfaatkan korang bekas sebagai bahan baku utamanya adalah keranjang multifungsi.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara meningkatkan nilai guna dan harga jual koran bekas?

Bagaimanakah cara memasarkan hasil kreasi daur ulang koran bekas?

Bagaimanakah prospek penjualan hasil kreasi daur ulang koran bekas?


Tujuan Program

Tujuan Umum

Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai guna dan harga jual koran bekas.

Untuk mengetahui cara pemasaran yang tepat dalam usaha daur ulang koran bekas agar dapat bersaing
dengan produk daur ulang koran bekas yang lain dan dapat diterima oleh pasar.

Untuk mengetahui prospek penjualan hasil kreasi daur ulang koran bekas.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk menanamkan dan mengembangkan
jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Selain itu tujuan khusus dari program ini adalah untuk
melatih mahasiswa untuk jeli dalam melihat peluang usaha di tengah-tengah persaingan pasar yang
semakin ketat. Khususnya usaha sederhana yang menghasilkan produk bermanfaat dan dibutuhkan oleh
setiap lapisan masyarakat. Sehingga disamping mahasiswa memiliki prestasi akademik yang tinggi, ia
dapat memiliki kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan pula.

Luaran yang Diharapkan

Harapan penulis pada Program Kreativitas Mahasiswa khususnya dalam bidang kewirausahaan ini
adalah dapat menghasilkan produk berupa keranjang multifungsi yang berbahan baku koran bekas. Hal
ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai guna dan harga jual koran bekas,sehingga menjadi barang
yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi serta dapat bersaing dengan produk yang lain di pangsa
pasar.
Kegunaan Program

Program ini memiliki kegunaan yang akan memberikan dampak bagi masyarakat dalam beberapa aspek,
diantaranya sebagai berikut:

Aspek Lingkungan

Oleh karena program ini berfokus pada pemanfaatan koran bekas dengan menggunakannya sebagai
bahan baku dalam pembuatan produk keranjang multifungsi, maka secara tidak langsung dapat berguna
untuk menyelamatkan lingkungan dari gangguan sampah. Koran bekas yang awalnya hanya berada di
gudang dapat dikreasikan menjadi barang yang bisa di tempatkan di segala ruang. Hal ini tentu
berdampak bagi kebersihan lingkungan karena mengurangi jumlah sampah yang ada.

Aspek Ekonomi

Selain berdampak pada kebersihan lingkungan, program ini juga memiliki kegunaan dalam hal
perekonomian. Alasannya adalah koran bekas yang pada awalnya hanya memiliki kegunaan serta harga
jual yang rendah dapat diolah menjadi barang yang bernilai guna dan harga jual yang cukup tinggi.

Aspek Ketenagakerjaan

Usaha ini dapat menyerap cukup banyak tenaga kerja, karena dalam proses produksi sangat
membutuhkan tenaga kerja yang terampil. Selain itu karena produk daur ulang koran bekas ini berupa
keranjang yang proses pembuatannya menggunakan tangan tanpa alat bantu, maka tingkat
produktivitas yang dimiliki olehmasing-masing tenaga kerja akan berbeda. Maka untuk dapat memenuhi
target produksi diperlukan adanya tenaga kerja yang cukup banyak. Terlebih lagi apabila terjadi
kenaikan permintaan pasar, tentu akan menyerap tenagakerja dengan jumlah yang lebih banyak.
Sehingga usaha kerajinan keranjang multifungsi dari koran bekas ini akan mengurangi jumlah
pengangguran di masyarakat.

Aspek Kebudayaan

Dengan menggunakan prinsip yang diambil dari pribahasa yang berbunyi “Tak ada rotan, akar pun jadi”
usaha ini dimaksudkan untuk memanfaatkan koran bekas sebagai pengganti bambu dan rotan sebagai
bahan baku dalam pembuatan kerajinan keranjang. Di wilayah perkotaan tentu sulit untuk mencari
bambu, apabila ada pun harga bambu tersebut sangat mahal. Sehingga harga produk yang dihasilkan
akan semakin mahal, dan akibatnya tidak sesuai dengan daya beli masyarakat, khususnya kalangan
masyarakat menengah kebawah. Dengan demikian untuk melestarikan kerajinan tangan keranjang yang
notabene merupakan warisan nenek moyang dapat diaplikasikan dalam program ini. Tentunya dengan
modifikasi bahan baku yang banyak tersedia di lingkungan perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai