Oleh :
I Nengah Sutama
NIM : P07134114025
SKRIPSI
Oleh :
I Nengah Sutama
P07134114025
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Mengesahkan:
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
Zainal Fikri,SKM.,M.Sc
NIP. 197512311994021001
1. H. Rohmi,S.Si,M.Si
Penguji I (___________________)
3. Agrijanti,S.Pd,M.ked
Penguji Independent (___________________)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
karunia, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Potensi umbi talas (Colocation esculenta L.schott) sebagai Bahan
Media Alternatif Pertumbuhan fungi kapang genus Aspergillus sp.” tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran,
dorongan serta bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
2. Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
3. Ketua Program Studi Diploma IV Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Mataram.
4. Bapak H.Rohmi,S.Si,M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Bapak Lalu Srigede, S.Si.M.Si selaku pembimbing pendamping yang juga telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan terhadap penulisan Skripsi ini.
6. Ibu Agrijanti,S.Pd,M.ked selaku penguji independet yang sudah banyak
memberikan saran demi perbaikan Skripsi ini
7. Yang penulis cintai dan hormati, yakni kedua orang tua (bapak dan ibu) dan
semua saudara yang sudah bersusah payah mendukung penulis serta selalu
memberikan motivasi tiada hentinya.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian Skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
selanjutnya.
Demikian, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya.
iv
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
vi
DAFTAR SINGKATAN
oC : Derajat Celcius
gr : gram
mg : miligram
mm : milimeter
ml : mililiter
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
ix
L. Cara Pengolahan Data .................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................... 39
A. Gambaran Umum Penelitian .......................................................................... 39
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 39
C. Hasil Uji Statistik ............................................................................................. 41
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 45
BAB VI PENUTUP ................................................................................................... 50
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 50
B. Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 52
LAMPIRAN .............................................................................................................. 54
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
jamur. Banyaknya infeksi jamur, juga didukung oleh masih banyaknya masyrakat
lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam
2014)
eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang
disebut dengan miselium. Fungi berbentuk bulat, oval, atau silindris; berdiameter
3-5 µm; sebagian berkembang biak dengan membelah diri, dan sebagian lain
Susanna, 2008).Jumlah spesies jamur yang sudah diketahui sampai saat ini
kurang lebih 69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies yang ada di dunia dan di
termasuk kelompok true fungi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu khamir
salah satu diantara beberapa makhluk hidup yang memiliki daerah penyebaran
paling luas serta berlimpah di alam, selain itu jenis kapang ini juga merupakan
1
2
Oleh karena itu, kemungkinan besar banyak jenis Aspergillus sp. juga dapat
yang disebut aspergillosis. Aflatoksin dalam kadar tinggi (di atas 20 ppb) jika
Sementara kontaminasi aflatoksin dalam kadar rendah (di bawah 20 ppb) dalam
jangka panjang bisa menyebabkan kanker hati atau kanker ginja.(Sri Wahyuni
Budiarti, 2003).
menggunakan media instan siap pakai. Salah satu media agar yang cocok dan
mendukung pertumbuhan jamur adalah PDA (Potato Dextrose Agar) yang memilki
pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri
yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum
tertentu sudah dalam bentuk sediaan siap pakai (ready for use), harganya mahal,
higroskopis, dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu. Media instan yang
3
karbohidrat, protein, dan lemak mendorong para peneliti untuk menemukan media
alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat, tidak memerlukan biaya yang
memiliki nilai gizi yang cukup baik komponen makronutrien dan mikronutrien yang
terkandung di dalam umbi talas meliputi protein, karbohidrat, lemak, serat kasar,
fosfor, kalsium, besi, tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C.(Koswara, 2013)
media alternatif.
media alternatif untuk pertumbuhan fungi yaitu fungi kapang genus Aspergilus sp.
B. Rumusan Masalah
Aspergilus sp.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
konsentrasi 10%, 20%, dan 30% pada media alternatif pertumbuhan koloni
D. Hipotesis
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
Mikologi.
2. Bagi Peneliti
berbeda.
3. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Fungi
a. Definis
bawah permukaan tanah. Fungi dapat hidup sebagai saprofit, parasit dan
dekomposer. Fungi saprofit hidup dan makan dari bahan organik yang
tersebut. Fungi sebagai parasit tumbuh pada organisme hidup yang lain.
tidak memiliki klorofil, memiliki dinding sel yang tersusun atas kitin, bersifat
(miselium) Sebagian besar fungi tumbuh baik pada pH 5,6 dan suhu 18--25
vegetatif dan hifa fertil. Hifa vegetatif merupakan hifa yang umumnya rebah
6
7
1) Kapang
rempah.(Pakartiar, 2012)
jantung.(Dewi, 2016)
khamir serta sepanjang bagian dalam dinding sel dalam jumlah yang
(Pharamita, 2012).
2. Aspergillus sp.
a. Definisi
sebagai salah satu diantara beberapa makhluk hidup yang memiliki daerah
penyebaran paling luas serta berlimpah di alam, selain itu jenis kapang ini
10--65 μm. Fialid terbentuk langsung pada vesikula atau pada metula, dan
10
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Euascomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Eurotiaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp
3. Aspergillosis
a. Definisi
infeksi yang invasif pada paru maupun sinus dan sering diikuti perluasan
infeksi yang terlokalisir pada paru, sinus ataupun pada tempat lain.(Lubis,
2008)
b. Patogenitas
conidia ke paru-paru walaupun cara yang lain dapat juga dijumpai seperti
keratomikosis. Organ dalam yang bisa terinfeksi antara lain otak, ginjal,
dan jantung. Infeksi terjadi karena faktor predisposisi, dapat juga karena
sp. atau inhalasi konidia yang ada di udara. Toksin pada jamur Aspergillus
c. Diagnosis
aspirasi tracheal dari pasien dengan penyakit paru dan biopsi jaringan
2) Pemeriksaan Kultur
yang di isolasi jumlahnya relatif sedikit. Kesulitan yang lain yaitu spesies
3) Tes Kulit
4) Pemeriksaan Serologis
darah dan cairan tubuh yang lain dapat lebih cepat untuk
94- 98%.
5) Diagnostik Molekuler
4. Media
1) Definisi
Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
2010).
2) Fungsi Media
mikroorganisme.
biasanya dalam bentuk plate agar (lempeng agar) atau slant agar
(agar miring)
ekstrak daging.
b) Media semi sintetis, terdiri dari campuran bahan alami dan kimiawi.
16
sampel, contoh Nutrien cair, Carry and Blair media, media Stuart,
BHI.
bakteri.
4) Syarat Media
sebagai berikut :
lain
5. Talas
a. Definisi
Indonesia dan negara – negara Asia lainnya, talas umumnya lebih dikenal
sampai basah dan pada dataran rendah sampai ketinggian 2700 mdpl.
2) Talas sutra Talas sutra memiliki daun yang halus dan berwarna hijau
3) Talas ketan Talas ketan meiliki ciri – ciri berupa batang di atas umbinya
4) Talas lampung Talas lapung padat dicirikan dari daun dan pelepahnya
solomon, 2012).
c. Klasifikasi
1) Kingdom : Plantae
2) Divisi : Spermatophyta
3) Class : Dicotyledoneae
4) Ordo : Arales
5) Famili : Araceae
6) Genus : Colocasia
d. Morfologi
bunga betina terpisah. Buah bertipe buah buni. Biji banyak, berbentuk bulat
dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur
panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat.
Talas berkembang biak dengan anakan, sulur umbi anakan atau pangkal
beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-
obatan. Komposisi zat yang terkandung dalam 100 gram talas dapat dilihat
B. Kerangka Konsep
an
Diagnosa Lab
Aspergilosis
Media
Pertumbuhan
Pertumbuhan
aspergilus sp.
Keterangan :
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Analis Kesehatan
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2018 sampai april
2018.
B. Rancangan Penelitian
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Notoatmodjo,
control yakni membandingkan suatu hasil dari intervensi dengan subjek kontrol
yang serupa.
(t-1) (r-1) ≥ 15
(4-1) (r-1) ≥ 15
3 (r-1) ≥ 15
3r - 3 ≥ 15
3r ≥ 15 + 3
3r ≥ 18
r ≥ 18/3
≥ 6 replikasi
N= txr
= 4x6
= 24 unit percobaan
Keterangan :
t = Perlakuan
r = Replikasi
3. Pengurutan nomor
C. Unit Eksperimen
E. Variabel Penelitian
yang berbeda-beda.
F. Definisi Operasional
1. umbi talas (colocation esculent L. schott) adalah umbi talas yang sudah
talas (Wahyudi, 2010) lalu dipotong kecil-kecil, dan direbus sampai empung
2. Media alternatif adalah media yang sengaja dibuat sebagai alternatif dari
media yang sudah ada, misalnya dengan cara mengganti salah satu
26
komposisi dari media yang sudah ada dengan bahan lain yang mudah
didapat.
3. Media alternatif umbi talas (colocation esculent L. schott) adalah media yang
dibuat dari umbi talas (colocation esculent L. schott) yang dilarutkan dalam
alternatif ini adalah dengan mengganti bahan sari kentang pada media PDA
6. Suspensi Asfergilus sp. adalah satu koloni Aspergillus sp. yang diambil dari
1. Data dari variabel independet yaitu media alternatif umbi talas (colocation
2. Data dari variabel dependent berupa hasil pertumbuhan jamur Aspergillus sp,
H. Metode Penelitian
pertumbuhan jamur, dengan mengganti bahan sari kentang pada media PDA
1. Alat
a. Pisau
b. Panci
c. Kertas kasa
d. Tabung reaksi
f. Neraca analitik
g. Spatula
h. Erlenmeyer
i. Beaker glass
j. Petri dish
k. Hotplate
l. Magnetic stirrer
m. Drigalski
n. Autoklaf
o. Inkubator
p. Spiritus
q. Korek api
28
r. Ose
s. Kertas Koran
t. Kapas
u. Karet
2. Bahan
a. Alkohol 70%
c. Aquadest
d. Ciprofloxacin
e. Dextrose
f. Agar
g. Media PDA
1. Tahap Persiapan
a. Sterilisasi Alat
disterilkan.
tekanan 1 atm.
2) Petri dish
2. Pembuatan Media
2) Ditimbang media PDA (39 gr/l) sebanyak 9,75 gr, dengan rumus :
39
𝑥 250 = 9,75 𝑔𝑟
1000
sebanyak 250 ml
3. Sterilisasi Media
Media yang dibuat harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara sebagai
berikut :
steril di dalam Laminar Air Flow dan diamkan selama ± 20 menit sampai
memadat.
4. Penanaman jamur Aspergillus sp. pada media PDA dan media alternatif
pengamatan
32
K. Alur Kerja
Pengumpulan data
Analisis data
Kesimpul
an
33
1. Cara Pengolahan
Untuk pengolahan data hasil pengamatan akan disajikan dalam tabel seperti
di bawah ini :
Perlakuan
Replikasi
T0 T1 T2 T3
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
diameter koloni
2. Analisis Data
Apabila data berditribusi normal dan homogen maka digunakan uji One Way
Jika hasil statistik uji beda rata-rata menunjukkan probabilitas <α 0,05 maka
Aspergillus sp.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penambahan dextrose dan agar. Komposisi umbi talas dalam media alternatif
dibuat menjadi 3 konsentrasi berbeda yaitu 10%, 20%, dan 30% yang bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi umbi talas yang paling baik untuk dijadikan
penelitian ini, diawali dengan melakukan pembuatan media alternatif umbi talas
terbaik untuk pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Hasil yang didapat kemudian
N. Hasil Penelitian
talas pada setiap perlakuan didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 4.1.
35
36
Perlakuan
Replikasi
T0 T1 T2 T3
1 32 mm 50 mm 43 mm 50 mm
2 31 mm 49 mm 50 mm 55 mm
3 34 mm 54 mm 34 mm 57 mm
4 32 mm 50 mm 53 mm 54 mm
5 31 mm 53 mm 52 mm 57 mm
6 34 mm 57 mm 64 mm 55 mm
Keterangan :
perlakuan dan replikasi, dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro
tidak, dan uji homogenitas (Levene’s Test) untuk mengetahui apakah hasil
komputer SPSS pada tingkat kepercayaan 95% (Santoso, 2005). Adapun hasil
Untuk uji normalitas Shapiro Wilk digunakan untuk sampel kecil kurang dari
atau sama dengan 50 dan distribusi data dikatakan normal apabila tingkat
2005).
Dari hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai p hitung pada variabel :
berdistribusi normal.
38
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah data homogen atau tidak
berdistribusi normal dan tidak homogen maka data memenuhi syarat untuk
SPSS pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Jika hasil statistik
maka Ho ditolak, Ha diterima. Jika tingkat signifikasi atau nilai probabilitas >
Mean
Perlakuan N Rank
Konsentrasi
6 13.17
20%
Konsentrasi
6 18.75
30%
Total 24
Test Statisticsa,b
39
Diameter
koloni
Chi-
14.724
Square
Df 3
Asymp.
.002
Sig.
b. Grouping Variable:
Perlakuan
dengan nilai signifikan p < 0,05 yaitu 0,002. Berdasarkan uji statistik tersebut
dapat diketahui bahwa umbi talas dapat digunakan sebagai bahan media untuk
PEMBAHASAN
genus Aspergillus, dapat ditemukan di tanah, air dan tumbuhan yang mengalami
yang invasif pada paru maupun sinus dan sering diikuti perluasan infeksi secara
jamur Aspergillus dapat menyebabkan infeksi yang terlokalisir pada paru, sinus
Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
dan menghitung jumlah mikroba (Safitri dan Novel, 2010). Syarat nutrisi media
pertumbuhan jamur antara lain harus mengandung karbohidrat, kalsium, fosfor, zat
besi, dan lain-lain. Karbohidrat dan derivatnya merupakan substrat utama untuk
Salah satu media semi sintetik yang digunakan untuk pertumbuhan jamur
apergillus sp adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Komposisi media PDA
40
41
terdiri dari potatos infusion 200,0 gr, agar 15,0 gr dan dextrose 20,0 gr (Safitri dan
Novel, 2010). Sumber karbohidrat pada media PDA adalah kentang. Kentang
termasuk lima besar makanan pokok dunia. Kentang merupakan tanaman dari suku
Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Umbi kentang
merupakan sumber karbohidrat yang mengandung vitamin dan mineral yang cukup
bekaspertumbuhan akar. Warna daging putih keruh. Kandungan kimia dalam talas
dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas
segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Talas berkembang biak dengan
anakan, sulur umbi anakan atau pangkal umbi serta bagian pelepah daunnya (Arie
Cyberedan, 2011).
sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur
mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-obatan. Padahal jika dilihat
dari kandungan kimianya umbi talas memiliki keseimbangan nutrisi yang meliputi
karbohidrat, lemak dan protein yang jauh lebih tinggi dari pada bahan alami kentang
yang terdapat pada media semi sintetik. Melihat kandungan nutrisi umbi talas yang
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bahan alami kentang yang terdapat pada
media semi sintetik maka dimungkinkan umbi talas tersebut dijadikan sebagai media
yang digunakan dalam penelitian ini adalah media PDA sedangkan media alternatif
42
dari umbi talas dibuat perlakuan menjadi 3 konsentrasi yaitu 10%, 20%, dan 30%.
Dari penelitian yang dilakukan pada kelompok kontrol dan masing-masing perlakuan
sp. setelah inkubasi 2 x 24 jam dengan rerata pada kelompok kontrol sebesar 32,33
52,17 mm, rerata hasil diameter pertumbuhan pada konsentrasi 20% sebesar
49,33 mm dan rerata hasil diameter pertumbuhan pada konsentrasi 30% ssebesar
55.0 mm. Hal ini menegaskan bahwa umbi talas dapat dijadikan sebagai media
Depkes, 2009) sedangkan pada media alternatif sumber karbohidratnya berasal dari
umbi talas , dalam 100 gr terkandung karbohidrat sebanyak 23,7 gr (Depkes, 1989).
karbohidrat dan jumlah komposisi kentang dalam media PDA. Komposisi kentang
dalam media PDA adalah 200 gr dalam 1 liter aquadest (Safitri dan Novel, 2010).
konsentrasi 10% sudah melebihi diameter koloni pada media PDA yaitu 52,17 mm
dan 32,33 mm diameter koloni pada media PDA. Untuk konsentrasi 20% (200 gr/ 1 lt
pada media PDA, sehingga hasil pertumbuhan diameter koloni Aspergillus sp. pada
konsentrasi 20% lebih banyak dibandingkan diameter koloni pada media PDA yaitu
43
49,33 mm diamter koloni dan 32,33 koloni pada media PDA. Hal ini sangat berkaitan
dengan jumlah karbohidrat yang lebih banyak pada media alternatif. Dan untuk
Jumlah kandungan karbohidrat pada konsentrasi ini hampir 3 kali lipat jumlah
populasi koloni pada media PDA yaitu 55,0 mm diameter koloni dan 32,33 diameter
terdapat perbedaan pada media PDA dan media alternatif umbi talas . Pada inkubasi
1 x 24 jam, koloni pada media PDA berbentuk bulat oval, permukaan halus,
berwarna putih , dengan ukuran diameter 30,1 mm. Sedangkan pada media
alternatif tepung umbi talas untuk semua perlakuan konsentrasi koloni yang tumbuh
sama dengan koloni pada media PDA hanya saja dengan ukuran diameter yang
lebih besar yakni 50,5 mm. Pada pengamatan 2 x 24 jam, pada media PDA jumlah
ukuran diameter sebelumnya dari 30,1 mm menjadi 30,4 mm. Sedangkan pada
media alternatif umbi talas jumlah koloni cenderung bertambah dan disertai
inkubasi 2 x 24 jam.
adalah media alternatif umbi talas dengan konsentrasi 30%.karna kandungan gizi di
dalam media tersebut lebih tinggi dari konsentrasi konsentrasi lain nya dan juga dari
44
media PDA instan yang umum digunakan untuk pertumbuhan jamur itu sendiri.
Media alternatif dari umbi talas mampu mendukung pertumbuhan jamur. Hal
tersebut dikarenakan umbi talas memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Pada
karbon pada jamur. Berdasarkan berat mikroba, sekitar 50% berat mikroba adalah
karbon. Oleh karena itu, karbon merupakan bahan paling besar pada medium kultur
(Hidayat, 2006). Hal ini dipertegas oleh Madigan (2002) yang menyatakan bahwa
senyawa karbon organik mulai dari gula sederhana, asam organik, polimer rantai
pendek dan rantai panjang mengandung karbon hingga senyawa kompleks seperti
pada semua perlakuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa umbi talas dapat
jamur Aspergillus sp yang paling baik adalah pada konsentrasi umbi talas 30%.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
perlakuan yaitu :
mm diameter koloni
mm diameter koloni
mm diameter koloni
45
46
B. Saran
pertumbuhan jamur dengan sumber nutrisi yang berbeda dan jamur uji yang
berbeda
Dahlan, M.S. 2008. Statstik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Dewi, M. M. (2016). Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) Dan Angka Lempeng Total
(ALT) Pada Jamu Gendong Temulawak Di Pasar Tarumanegara Magelang.
Skripsi, 17–19.
Fitria, L., Wulandari, R. A., Hermawati, E., & Susanna, D. (2008). Kualitas Udara
Dalam Ruang Perpustakaan Universitas ”X” Ditinjau Dari Kualitas Biologi,
Fisik, Dan Kimiawi, 12(2), 76–82.
Hanafiah, K.A. 2010. Rancangan Percobaan. Edisi Tiga. Rajawali Pers. Jakarta.
Mizana, D. K., Suharti, N., & Amir, A. (2016). Artikel Penelitian Identifikasi
Pertumbuhan Jamur Aspergillus Sp pada Roti Tawar yang Dijual di Kota
Padang Berdasarkan Suhu dan Lama Penyimpanan. Jurnal Kesehatan
Andalas, 5(2), 355–360.
Price, S.A. dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
EGC. Jakarta
Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran.
EGC. Jakarta.
Safitri, R. dan Novel, S.S. 2010. Medium Analisis Mikroorganisme. Trans Info Me
dia. Jakarta.
Silva, S. Claudia B. dan Mariana, H. 2016. Molecular Biology Of food And Water
Borne Mycotoxigenicand Mycotic Fungi. Editor: R. Russell M. Paterson,
Nelson Lima. CRC press. US.
Sri Wahyuni Budiarti, H. P. and S. (2003). Kontaminasi Fungi Aspergillus Sp. Pada
Biji Jagung Ditempat Penyimpanan Dengan Kadar Air Yang Berbeda, 482–487.
LAMPIRAN
50
2. media PDA dan media alternatif umbi talas konsentrasi 10%,20% dan 30%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
Perlakuan c df Sig. c df Sig.
Konsentrasi
.193 6 .200* .970 6 .894
20%
Konsentrasi
.266 6 .200* .802 6 .061
30%
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Mean
Perlakuan N Rank
Konsentrasi
6 13.17
20%
Konsentrasi
6 18.75
30%
Total
24
56
Test Statisticsa,b
Diameter
koloni
Chi-
14.724
Square
Df 3
Asymp.
.002
Sig.
b. Grouping Variable:
Perlakuan