Anda di halaman 1dari 277

Kementerian Agama

Republik Indonesia

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu


Madrasah Aliyah Negeri 1 Ciamis

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS
Jl. KH. Ahmad Fadlil II No. 53 Kampus Pesantren Darussalam
PO BOX No. 2 Ciamis Kodepos 46271
Website: mandarussalam.sch.id
KERANGKA ACUAN KERJA
KONSTRUKSI

KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA MADRASAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM KEAGAMAAN
TERPADU MAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS.
PERKIRAAN BIAYA : RP. 5.936.746.000.-
SUMBER DANA : APBN-SBSN
LOKASI : CIAMIS
WAKTU PELAKSANAAN : 150 (SERATUS LIMA PULUH) HARI KALENDER
TAHUN ANGGARAN : 2019
SATUAN KERJA : MAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS (416553)

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia, dalam
kenyataannya, pendidikan telah mampu membawa manusia ke arah kehidupan yang
lebih beradab. Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa,
apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunannya hanya dapat dilakukan
oleh manusia yang dipersiapkan melalui pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan harus
dipersiapkan untuk menunjang pembangunan melalui peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM).
Lembaga pendidikan yang menerapkan manajemen mutakhir bisa dikatakan merupakan
lembaga pendidikan modern, begitu pula jika suatu lembaga atau institusi pendidikan
dikatakan maju apabila mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
berkaitan dengan proses pendidikan ataupun akademik, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung.
Salah satu faktor yang dibutuhkan dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Ciamis adalah adanya Laboratorium keagamaan sebagai
tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah
dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian atau
percobaan yang lebih baik. Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi siswa
diantaranya yaitu digunakan untuk tempat ibadah, untuk memberikan lebih pemahaman
dalam keagamaan, untuk kegiatan para siswa seperti pengajian, untuk kegiatan rohis,
memberi keterampilan dan pelatihan. Hal tersebut merupakan jawaban Kementerian
Agama dalam Peningkatan akses dan mutu layanan pendidikan madrasah melalui upaya
pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan yang merupakan salah satu
prioritas pembangunan nasional di bidang Pendidikan.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas dibutuhkan sebuah gedung Laboratorium yang
refresentatip, kokoh dan memenuhi syarat sebagai gedung pemerintah maka salah satu
tahapan yakni dengan menyusun kerangka acuan kerja (KAK) sebagai acuan bagi para
penyedia jasa dalam mengajukan penawara.

B. Rumusan Masalah
• Diperlukan bangunan gedung laboratorium keagamaan terpadu yang aman dan
nyaman sebagai fasilitas penunjang keberhasilan pendidikan.
• Diperlukan bangunan gedung laboratorium keagamaan terpadu yang refresentatif
guna menunjang proses belajar mengajar

Kerangka Acuan Kerja Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis 1
2. MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
❖ Maksud
Maksud dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah terwujudnya Pembangunan
Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis yang sesuai dengan persyaratan dan
kaidah-kaidah teknis.
❖ Tujuan
Tujuan dari Pengadaan pekerjaan konstruksi adalah untuk mendapatkan hasil
Pembangunan Laboratorium Keagamaan Terpadu Madrasah Aliyah Negeri 1 Ciamis
yang diselesaikan tepat waktu dan berkualitas.
.
3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah, antara lain:
• Terbangunnya Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu Madrasah Aliyah Negeri 1
Ciamis.
• Tersediannya jasa konstruksi dalam proses pekerjaan yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan biaya yang wajar dan berkualitas.

4. NAMA ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN


KLDI : KEMENTERIAN AGAMA
SATUAN KERJA : MAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS
PPK : TOMIM ENDIS RISMAN

5. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN


a. Nama Kegiatan : Peningkatan Sarana dan Prasarana Madrasah
b. Nama pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
MAN 1 Ciamis Kabupaten Ciamis.
c. Jenis pekerjaan : Jasa Konstruksi
d. Perkiraan biaya : Rp. 5.936.746.000.- (Lima Milyar Sembilan Ratus Tiga
Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Enam Ribu
Rupiah).
e. Sumber dana : APBN-SBSN
f. Lokasi pekerjaan : Jl. KH. Ahmad Fadlil II No. 53 Kampus Pesantren
Darussalam PO BOX No. 2 Ciamis Kodepos 46271.
g. Bidang/Klasifikasi : Bangunan Gedung
h. Kualifikasi usaha : Kecil
i. Sub klasifikasi : - Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan
j. Kode : - BG007
k. Jenis kontrak : Harga satuan
l. Cara pembayaran : Termin
m. Waktu pelaksanaan : 150 (Seratus lima puluh) Hari Kalender

6. LINGKUP PEKERJAAN
Rencana pelaksanaan pekerjaan ini meliputi pada uraian pekerjaan standar, antara lain:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Bangunan Utama
b.1. Pekerjaan Bangunan Lantai Dasar
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP

Kerangka Acuan Kerja Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis 2
b.2. Pekerjaan Bangunan Lantai II
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP
b.3. Pekerjaan Bangunan Lantai III
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP
b.4. Pekerjaan Bangunan Lantai Atap
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP
c. Pekerjaan Lain-Lain
d. Pekerjaan Site Plan MEP

7. LAPORAN
Untuk pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
MAN 1 Ciamis Kabupaten Ciamis, Kontraktor diwajibkan menyiapkan laporan minimal
sebagai berikut :
a. Shop Drawing
b. Laporan Harian
c. Laporan Mingguan
d. Laporan Bulanan
e. Dokumentasi
f. Back Up Data
g. Quality Control
h. Final Quantity
i. As Built Drawing
j. Job Mix dan Hasil Uji Laboratorium dan Uji Material lainnya

Laporan tersebut di atas disampaikan Penyedia Jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen
selaku Pengguna Jasa dan dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP)
dan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST).

8. DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)


Untuk pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
MAN 1 Ciamis Kabupaten Ciamis segala yang menyangkut permasalahan gambar detail
bangunan/gambar bestek, persyaratan bahan, pengujian, cara pengukuran untuk
pembayaran, dan lain-lain diatur dalam Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja
dan Syarat Teknis untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan
Terpadu MAN 1 Ciamis Kabupaten Ciamis. Adapun spesifikasi yang digunakan adalah
mengacu pada Badan Standarisasi Nasional SNI tentang Tata Cara Perhitungan Harga
Satuan Pekerjaan Kontruksi Bangunan Gedung dan Perumahan.

9. PERSYARATAN KHUSUS
1. Memiliki sertifikat BPJS Ketenagakerjaan dan melampirkan bukti setor 3 (tiga) bulan
terakhir.

Kerangka Acuan Kerja Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis 3
10. PERSYARATAN TAMBAHAN
Persyaratan tambahan untuk penyedia selaku peserta tender, yakni melampirkan surat
dukungan asli disertai spesifikasi teknis dari agen/distributor resmi dan jaminan dari supplier
mengenai bahan yang ditawarkan, yakni Baja Ringan, ACP, Kusen Alumunium, Granito,
Ready Mix, Air Conditioner (AC), Genteng Bitumen, Genset.

Kerangka Acuan Kerja Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis 4
11. PERALATAN MINIMAL
Jumlah Alat minimal yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis
Kabupaten Ciamis ini, sebagai berikut:

Status
Jumlah Alat Kapasitas Merk dan Tahun Lokasi Kepemilikan/
No Nama Alat Kondisi Bukti Kepemilikan
Minimal Alat Tipe Pembuatan Sekarang Dukungan
Sewa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Dump Truck 3 Unit 3-4 m3 ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa STNK/BPKB

2 Pick Up 2 Unit 1,5 ton ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa STNK/BPKB

3 Stamper 1 Unit - ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa KWITANSI/FAKTUR

4 Pompa Air 2 Unit - ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa KWITANSI/FAKTUR

5 Beton Molen 2 Unit - ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa KWITANSI/FAKTUR

6 Alat Potong Keramik 3 Unit - ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa KWITANSI/FAKTUR

7 Scafolding 300 Unit - ................. ................. ................. ................. Milik/Sewa KWITANSI/FAKTUR

Catatan:
*”dalam kondisi Baik dan Berfungsi”

5
12. PELAKSANA PEKERJAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis Kabupaten Ciamis, Kontraktor diwajibkan
untuk menyiapkan Tim dengan Personil minimal sebagai berikut :

Nomor dan Tanggal/Bulan/ Tahun Penerbitan


Jabatan dalam Pengalaman Status
No Pendidikan Minimal Jumlah Profesi / Keahlian Kepegawaian
Pekerjaan Kerja (tahun) Sertifikat Ijazah KTP NPWP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8.a) (8.b) (8.c) (8.d)

3 Tahun
1 Penanggung S1 Teknik (Melampirkan 1 Orang √ √ √ √
SKA Muda (101) / Tetap/ Tidak
Jawab Teknis Sipil/Arsitektur bukti referensi
(201) Tetap
kerja)

3 Tahun
2 Pelaksana Teknis SMK Bangunan (Melampirkan 1 Orang √ √ √ √
SKT
Bangunan Gedung bukti referensi Tetap
(TA022)/(TS051)
kerja)

3 Tahun
3 Pelaksana Teknis SMK Elektro (Melampirkan 1 Orang Tetap/ Tidak √ √ √ √
SKT (TE061)
Elektrikal bukti referensi Tetap
kerja)

3 Tahun
4 Pelaksana Teknis SMA Sederajat (Melampirkan 1 Orang Tetap/ Tidak √ √ √ √
Sertifikat K3
K3 bukti referensi Tetap
kerja)

6
Tenaga
Tetap/ Tidak
5 Administrasi dan SMA sederajat 3 Tahun 1 Orang - √ √ √
- Tetap
Keuangan
Tetap/ Tidak
6 Tenaga Logistik SMA sederajat 3 Tahun 1 Orang - √ √ √
- Tetap

Catatan:
*“untuk semua personil diharusksan melampirkan Surat Kesedian Penuh Waktu dan CV (Daftar Riwayat Hidup)”

7
13. LAIN-LAIN

Hal-hal lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum disebut/tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dapat dinegosiasikan kemudian oleh Penyedia Jasa dengan
Pengguna Jasa.

Demikian keterangan spesifikasi teknis yang diharapkan, mudah-mudahan bisa membantu Kelompok
Kerja Pemilihan di dalam melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Ciamis, 24 Juni 2019


Mengetahui:
Kuasa Pengguna Anggaran MAN 1 Ciamis, Pejabat Pembuat Komitmen,

Idan Nurdiana Tomim Endis Risman


NIP. 197007261995121002 NIP. 197001021993031003

Kerangka Acuan Kerja Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu MAN 1 Ciamis 8
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 CIAMIS
Kampus Pst. Darussalam Ciamis, Jl. Kh. Ahmad Fadlil 2
(0265) 773624 Fax. (0265) 77362
URL : www.mandarussalam.sch.id E.-mail: mandarussalamcms@yahoo.com

RENCANA KERJA
& SYARAT TEKNIS
Pembuatan DED Gedung Laboratorium Keagamaan
Terpadu MAN 1 Ciamis

Tahun
Anggaran
2019

PT. SYAPRIL JANIZAR


PLANNING - ENGINEERING - MANAGEMENT CONSTRUCTION
Perkantoran Bandung City View II R-10, Jl. Pasir Impun – Bandung Timur 40293,
Tlp/Fax (022) 63721452-87884166, email : ptsjpkantor@yahoo.com; Website :
www.sjanizar.co.id
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

DAFTAR ISI

BAB I PERATURAN UMUM ........................................................................................................ 6


1.1. Keterangan Umum ............................................................................................................................... 6

1.2. Lingkup Pekerjaan ............................................................................................................................... 6

1.3. Istilah – istilah dan Definisi ................................................................................................................. 7

1.3.1. Pemberi Tugas...................................................................................................................................... 7

1.3.2. Konsultan Perencana ............................................................................................................................ 7

1.3.3. Konsultan Pengawas ............................................................................................................................ 7

1.3.4. Kontraktor ............................................................................................................................................ 7

1.3.5. Sub Kontraktor ..................................................................................................................................... 7

1.3.6. Addendum ............................................................................................................................................ 7

1.3.7. Dokumen Perjanjian Pemborongan...................................................................................................... 8

1.3.8. Penyerahan Pertama ............................................................................................................................. 8

1.3.9. Penyerahan Kedua................................................................................................................................ 8

1.3.10. Persetujuan (Approval) ................................................................................................................. 8

1.3.11. Direksi Kit ..................................................................................................................................... 8

1.3.12. Sesuai Spesifikasi.......................................................................................................................... 9

1.3.13. Kontrak Lumpsum ........................................................................................................................ 9

1.4. Peraturan – Peraturan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan ................................................ 9

1.5. Kondisi Site ........................................................................................................................................ 11

1.5.1. Site ..................................................................................................................................................... 11

1.5.2. Kondisi ............................................................................................................................................... 11

1.5.3. Penyelidikan Site................................................................................................................................ 11

1.6. Prosedur dan Pendahuluan ................................................................................................................. 11

1.6.1. Patok Utama Pengukuran (Bench Mark) ........................................................................................... 11

1.6.2. Penentuan Posisi ................................................................................................................................ 11

1.6.3. Peralatan Pengukuran ......................................................................................................................... 12

1.6.4. Memulai Pekerjaan ............................................................................................................................ 12

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 1


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.7. Bahan dan Komponen ........................................................................................................................ 12

1.7.1 U m u m.............................................................................................................................................. 12

1.7.2 Pengiriman ......................................................................................................................................... 12

1.7.3 Penanganan dan Penyimpanan ........................................................................................................... 13

1.7.4 Pemilihan ........................................................................................................................................... 13

1.7.5 Item yang tidak di spesifikasi ............................................................................................................. 13

1.7.6 Komponen yang Dibuat untuk Tujuan Tertentu. ............................................................................... 13

1.8. Pekerjaan dan Perlengkapan Sementara............................................................................................. 13

1.8.1. U m u m.............................................................................................................................................. 13

1.8.2. Pengamanan Pekerjaan ...................................................................................................................... 14

1.8.3. Kantor Kontraktor dan Direksi Kit .................................................................................................... 14

1.8.4. Fasilitas Pekerja ................................................................................................................................. 14

1.8.5. Pembangkit Tenaga Dan Sumber Air. ............................................................................................... 15

1.8.6. Akses Ke Dalam Site ......................................................................................................................... 15

1.8.7. Perlengkapan Cadangan ..................................................................................................................... 16

1.8.8. Pengawasan terhadap Pengunjung ..................................................................................................... 16

1.9. Perlindungan ...................................................................................................................................... 16

1.9.1. Perlindungan terhadap Lahan ............................................................................................................. 16

1.9.2. Perlindungan atau Keselamatan Kerja ............................................................................................... 17

1.10. Pemeliharaan Pekerjaan ..................................................................................................................... 17

1.10.1.Kebersihan Site.................................................................................................................................. 17

1.10.2.Cuaca Buruk ...................................................................................................................................... 17

1.10.3.Bahaya Kebakaran............................................................................................................................. 17

1.11. Dokumentasi ...................................................................................................................................... 18

1.11.1.U m u m ............................................................................................................................................. 18

1.11.2.Kegiatan - Kegiatan yang Didokumentasikan ................................................................................... 18

1.12. Gambar dan Jadwal ............................................................................................................................ 18

1.12.1.Gambar .............................................................................................................................................. 18

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 2


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.12.2.Pemeriksaan....................................................................................................................................... 18

1.12.3.Shop Drawing Tambahan dan Jadwal ............................................................................................... 19

1.13. Pembersihan dan Perbaikan ............................................................................................................... 19

1.14. Foto – Foto Pelaksanaan .................................................................................................................... 19

1.15. Pekerjaan Persiapan ........................................................................................................................... 20

1.15.1. Teknis Lapangan ......................................................................................................................... 20

1.16. Pengukuran Lapangan ........................................................................................................................ 20

BAB II PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI ........................................................... 23


2.1. Keterangan Umum ........................................................................................................................... 23

2.2. Lingkup Pekerjaan .......................................................................................................................... 24

2.2.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan (Konstruksi) ....................................................................................... 24

2.2.2 Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.......................................................................................... 25

2.3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang....................................................................................... 25

2.3.1 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan ................................................................................... 25

2.3.2 Pokja ULP .......................................................................................................................................... 26

2.3.3 Penyedia Jasa Perencana Konstruksi ................................................................................................. 27

2.3.4 Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi .................................................................................................. 27

2.4. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi ............................................................... 28

2.4.1 Penyiapan RK3K terdiri atas:............................................................................................................. 28

2.4.2 Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas: ............................................................................................. 28

2.4.3 Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: .................................................................................................... 29

2.4.4 Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: ....................................................................................................... 29

2.4.5 Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas : ................................................................................................ 29

2.4.6 Personil K3 terdiri atas :..................................................................................................................... 29

2.4.7 Fasilitas sarana kesehatan; ................................................................................................................. 30

2.4.8 Rambu - Rambu Terdiri Atas : ........................................................................................................... 30

2.4.9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 ...................................................................................... 30

BAB III PEKERJAAN STRUKTUR ........................................................................................... 31


3.1. Uraian Pekerjaan dan Situasi ............................................................................................................. 31

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 3


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi : ........................................................................................................ 31

3.2. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran ....................................................................................... 31

3.3. Pekerjaan tanah .................................................................................................................................. 32

3.3.1. Lingkup Pekerjaan ............................................................................................................................. 32

3.3.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.................................................................................................... 32

3.3.3. Pemadatan Tanah ............................................................................................................................... 33

3.3.4. Penyelesaian ....................................................................................................................................... 33

3.4. Pekerjaan pondasi Borepile ................................................................................................................ 34

3.4.1. Umum ................................................................................................................................................ 34

3.4.2. Bahan ................................................................................................................................................. 34

3.4.3. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan...................................................................................................... 35

3.4.4. Toleransi Posisi Tiang ........................................................................................................................ 38

3.4.5. Urut-Urutan Pembuatan Tiang Bore .................................................................................................. 39

3.4.6. Pembuatan As Built Drawing............................................................................................................. 39

3.4.7. Pembuangan Material Sisa Galian ..................................................................................................... 39

3.4.8. Penolakan Tiang................................................................................................................................. 39

3.4.9. Pembuatan Tiang Bore Dan Pemadatan ............................................................................................. 39

3.5. Pekerjaan Beton Bertulang................................................................................................................. 40

3.5.1. Umum ................................................................................................................................................ 40

3.5.2. Bahan-Bahan/Produk ......................................................................................................................... 46

3.5.3. Pelaksanaan Beton Ready-Mixed ...................................................................................................... 49

3.5.4. Pembesian .......................................................................................................................................... 57

3.5.5. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan Dan Pemotongan ........................................... 59

3.6. Pekerjaan Cetakan Atau Perancah (Bekisting)................................................................................... 62

3.6.1. Pekerjaan Pemasangan Papan Bangunan ( Bouwplank ) ................................................................... 62

3.7. Konstruksi Baja Rangka Atap dan Rak Perahu.................................................................................. 68

3.7.1. U m u m.............................................................................................................................................. 68

3.7.2. Bahan ................................................................................................................................................. 68

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 4


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.7.3. Persiapan Fabrikasi. ........................................................................................................................... 69

3.7.4. Pelaksanaan ........................................................................................................................................ 70

3.8. Pengujian Daya Dukung Tiang Pancang............................................................................................ 71

3.8.1 Penyelidikan tanah ulang sebelum pelaksanaan (soil test)................................................................. 71

3.8.2 PDA Test (Pile Dynamic Analyzer) ................................................................................................... 71

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 5


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

BAB I
PERATURAN UMUM

1.1. Keterangan Umum


Nama Proyek : Perencanaan Pembangunan Laboratorium Keagamaan Terpadu
MAN 1 Ciamis
Lokasi Proyek : Kabupaten Ciamis

1.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang harus diperhatikan oleh Kontraktor adalah Pembangunan yang
berarti terjadinya pekerjaan persiapan, pengadaan dan pelaksanaan konstruksi fisik
bangunan baru serta uji coba terhadap hasil kerja untuk dapat digunakan sesuai dengan
persyaratan teknis dan administrasi yang ada.
Untuk itu kepada Kontraktor diwajibkan melaporkan dan mengkonsultasikan terlebih
dahulu hal-hal yang kurang jelas kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas sebelum melaksanakan item-item pekerjaan yang terkait dengan
perencanaan yang ada dan realisasi kondisi lapangan.
Penjelasan pekerjaan yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi hanya merupakan garis
besar dan harus dibaca dalam kaitannya dengan dokumen lain seperti Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai satu kesatuan untuk
memperoleh kriteria secara lebih detail. Lingkup pekerjaan yang dimuat dalam teks
spesifikasi tidak selalu tercantum dalam kontrak tetapi mungkin terdapat langsung atau
timbul pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Untuk hal-hal tersebut diatas dan hal lainnya yang terkait, dianggap Kontraktor sudah
mengetahui dan menghitung pekerjaan serta resiko tersebut di dalam penawarannya,
mengingat kontrak merupakan biaya tetap dan pasti (lumpsum fixed price).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 6


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.3. Istilah – istilah dan Definisi


1.3.1. Pemberi Tugas
Yang dimaksud Pemberi Tugas adalah Pemilik yang memberi tugas kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam pekerjaan atau proyek secara keseluruhan (Konsultan dan
Kontraktor) untuk mengerjakan tugas dalam pelaksanaan Pembangunan tersebut di
atas.

1.3.2. Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah Perusahaan Konsultan yang berfungsi membantu
Pemberi Tugas dalam melaksanakan Perencanaan dan Perancangan dan pengadaan
Dokumen Pelaksanaan.

1.3.3. Konsultan Pengawas


Konsultan Pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultansi dalam bidang Jasa
Pengawasan dalam pelaksanaan seluruh tahapan pekerjaan Pembangunan Fisik
proyek, Konsultan Pengawas mulai bertugas sejak ditetapkan Surat Perintah Kerja
Pekerjaan Pengawasan sampai dengan penyerahan kedua pekerjaan oleh
Kontraktor.

1.3.4. Kontraktor
Kontraktor atau Pemborong adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan dan mengikatkan diri
kepada Pemberi Tugas melalui Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan antara
Pemberi Tugas dan Perusahaan yang bersangkutan.

1.3.5. Sub Kontraktor


Sub Kontraktor adalah perusahaan yang mengadakan hubungan langsung
dengan Kontraktor atau untuk menyelenggarakan sebagian pekerjaan yang mana
saja di tempat pekerjaan, dan mendapat rekomendasi atau persetujuan tertulis dari
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.3.6. Addendum
Adalah semua penjelasan, perubahan serta perbaikan atas apa yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak, yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas
sebelum atau selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 7


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.3.7. Dokumen Perjanjian Pemborongan


Adalah semua berkas-berkas pelaksanaan yang meliputi :
a. Gambar-gambar Pelaksanaan
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
c. Surat Penawaran beserta perincian dan lampiran-lampirannya
d. Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan beserta addendum nya ( bila ada )
e. Addendum
1.3.8. Penyerahan Pertama
Adalah penyerahan pekerjaan untuk pertama kali oleh Kontraktor kepada Pemberi
Tugas, setelah seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak diselesaikan
Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana yang
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.

1.3.9. Penyerahan Kedua


Adalah penyerahan pekerjaan untuk kedua kali yang dilaksanakan oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas, setelah Masa Pemeliharaan berakhir, dan
setelah seluruh cacat lain yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana selama Masa Pemeliharaan telah diperbaiki oleh Kontraktor dengan
persetujuan Konsultan Pengawas yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah
Terima Kedua Pekerjaan.

1.3.10. Persetujuan (Approval)


Persetujuan harus merupakan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas serta Konsultan Perencana. Kecuali bila tertulis lain,
persetujuan dibatasi pada tampilan pekerjaan, material, dan komponen yang terkait
dan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah dikeluarkan.

1.3.11. Direksi Kit


Kantor sementara yang berada dilokasi (site) yang dipergunakan sebagai tempat
administrasi dan teknis bagi Konsultan, atau pihak lain yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas sebagai perwakilan dari Pemberi Tugas selama pekerjaan berlangsung.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 8


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.3.12. Sesuai Spesifikasi


Pekerjaan yang dimaksud dijelaskan pada bagian lain Dokumen Kontrak, pada
gambar kerja atau pada Bill of Quantity sehingga tidak perlu tecantum pada
spesifikasi.

1.3.13. Kontrak Lumpsum


Kontrak pengadaan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah
harga total penawaran yang pasti dan tetap. Dengan demikian semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor. Daftar volume dan harga bersifat tidak mengikat dalam kontrak dan
tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran ; tahap
pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam
kontrak.

1.4. Peraturan – Peraturan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk melaksanakan pekerjaan ini diharuskan menggunakan ketentuan-ketentuan yang
tercantum di dalam dokumen tersebut di bawah ini (dan telah disiapkan dalam persyaratan
pelaksanaan).
1.4.1. Uraian dan syarat-syarat
1.4.2. Gambar-gambar rencana pelaksanaan, serta spesifikasi teknis yang dikeluarkan
oleh Konsultan Perencana.
1.4.3. Peraturan-peraturan khusus antara lain , yaitu :
a. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan atau
Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van openbare
werken (SU.41/AV.41).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 9


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.4.4. Peraturan Umum Pembangunan dari Pemerintah daerah setempat.


1.4.5. Peraturan Umum dan Khusus lainnya yang menyangkut penggunaan bahan atau
pemakaiannya (yang ada dalam pelaksanaan pekerjaan ini) yang dikeluarkan oleh
lembaga atau Instansi yang berkompeten di Indonesia
1.4.6. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi umum dari
negara penghasil bahan atau alat yang dipakai dalam pekerjaan ini, sejauh bahan
atau alat tersebut belum ada pengaturannya di Indonesia
1.4.7. Peraturan - peraturan lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan -
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam RKS ini.
1.4.8. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada peraturan - peraturannya di
Indonesia, maka dipakai syarat - syarat yang ditentukan oleh pabrik bahan tersebut.
Sebelum dirakit sendiri dengan bahan lain oleh Kontraktor, dalam kasus ini maka
syarat-syarat dari pabrik harus diajukan kepada Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuannya.
1.4.9. Untuk bahan atau material yang tidak dirakit di Indonesia pihak fabrikator harus
memberikan rekomendasi tertulis kepada Kontraktor pekerjaan tentang hubungan
kerja di antara keduanya. Rekomendasi tersebut wajib ditunjukkan kepada Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan Pengawas.
1.4.10. Untuk mengatasi resiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak
lain, Kontraktor memiliki pertangung jawaban dengan mitra usaha lain dalam
bentuk Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, ataupun mengacu kepada ketentuan lainnya yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas.
1.4.11. Kontraktor harus menyediakan bagian-bagian yang relevan dari dokumen-dokumen
tersebut untuk keperluan penggunaan di lapangan dan mempermudah penyelesaian
bila hal tersebut diminta oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 10


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.5. Kondisi Site


1.5.1. Site
Lokasi site adalah seluruh pekerjaan yang ada di atasnya sebagaimana tercantum
pada gambar serta lingkungannya yang ada.
1.5.2. Kondisi
a. Kontraktor harus mempelajari kondisi lahan dan lingkungannya serta seluruh
dokumen tender dengan hati-hati sebelum menentukan penawaran.
b. Kondisi lahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
struktur, kondisi alam dan sumber-sumber alam yang diperlukan selama
pekerjaan berlangsung di dalamnya termasuk kondisi tanah, lapisan bawah tanah
dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi pekerjaan tanah dan penggalian.
Selain itu selama masa pelaksanaan Kontraktor harus memperhatikan dan
bertanggung jawab segala resiko dampak yang dapat terjadi terhadap bangunan
eksisting didalam kompleks lokasi kerja dan sekitarnya sehingga dalam
pelaksanaan tidak mengganggu aktifitas kegiatan yang ada. Seluruh kondisi
tersebut di atas harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran.
1.5.3. Penyelidikan Site
Kontraktor harus memeriksa laporan-laporan penyelidikan tanah dan tes pengujian
atas site lainnya atas petunjuk Konsultan Pengawas.

1.6. Prosedur dan Pendahuluan


1.6.1. Patok Utama Pengukuran (Bench Mark)
Patok-patok utama pengukuran (bench mark) pada lahan harus dibuat secara
permanen dan berdiri dengan aman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dengan
berdasarkan perencanaan yang ada. Patok-patok harus dapat ditunjukkan pada hasil
Survei Ketinggian Lahan yang dilakukan Kontraktor. Bench mark yang dipakai di
pekerjaan ini akan ditentukan selanjutnya dilapangan sebelum pekerjaan
pelaksanaan dimulai.

1.6.2. Penentuan Posisi


Kontraktor harus secara akurat menempatkan keseluruhan pekerjaan pada garis,
ketinggian, dan profil yang ditunjukkan pada gambar dan akan bertanggung jawab
atas kesalahan pada penentuan posisi. Biaya untuk memperbaiki, memindahkan,

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 11


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

membongkar kesalahan penempatan posisi ditanggung Kontraktor. Tanda/patok


untuk menentukan posisi harus diletakkan secara tepat pada sistem grid atau kontur
dan diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak terganggu atau mengganggu
pekerjaan. Posisi atau ketinggian patok yang mengganggu harus disesuaikan.
Kontraktor mencatat semua penempatan patok pada satu buku khusus yang terkait
dengan posisi patok-patok utama pengukuran (Bench Mark).

1.6.3. Peralatan Pengukuran


Kontraktor harus menyediakan peralatan pengukuran yang dapat digunakan setiap
saat oleh Konsultan Pengawas Peralatan pengukuran tersebut meliputi teodolit
modern dan penyangganya, alat penentu ketinggian, pita pengukur panjang, dan
peralatan lainnya termasuk tenaga pengukur dan pengawas yang memungkinkan
Pengawas dapat mengecek penentuan posisi dan menandai hasil pekerjaan.
Peralatan pengukuran tersebut tetap menjadi hak milik Kontraktor.

1.6.4. Memulai Pekerjaan


Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan sebelum kondisi lahan memungkinkan
untuk setiap bagian dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.

1.7. Bahan dan Komponen


3.8.1 U m u m
Penyediaan seluruh material untuk pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Material yang diperlukan untuk dipakai dalam
pekerjaan tidak boleh menggunakan barang bekas ataupun barang yang pernah
secara sementara dipakai dalam proyek yang sama. Material yang digunakan harus
baru dan berkualitas terbaik. Seluruh bahan dan peralatan harus dipesan dan
disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan. Barang-barang yang perlu waktu
pemesanan atau pengiriman yang lama harus diberi perhatian khusus. Bahan dan
peralatan harus diperlakukan dan ditangani sesuai dengan instruksi pabrik dan
setiap kerusakan sebagai akibat penanganan yang salah harus diganti, dan hal ini
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

3.8.2 Pengiriman
Kontraktor harus mengatur pengiriman bahan untuk meminimalkan pengelolaan di
site dan mencegah kerusakan-kerusakan. Periksa bahwa semua barang yang mudah

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 12


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

rusak selama perjalanan tetap dalam kemasan pabrik dan diberikan perlindungan
tambahan yang diperlukan.

3.8.3 Penanganan dan Penyimpanan


Kontraktor harus menangani dan menyimpan bahan-bahan dengan ketentuan
sebagai berikut :

a. Memisahkan barang-barang yang tidak sesuai atau saling mempengaruhi atau


saling merusak.
b. Identifikasi atas bahan-bahan dilakukan dengan meneliti sertifikat pengujian,
label pengiriman, atau tanda-tanda khusus.
c. Lindungi secara efektif bahan-bahan dari segala bentuk kerusakan.
d. Hindarkan pembebanan yang berlebihan yang bisa mengakibatkan kerusakan.
e. Penggunaan alat-alat bantu seperti: forklift, katrol, dan lain-lain hanya pada
tempat-tempat yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
f. Beri perhatian khusus pada bahan-bahan yang sensitif, mudah menguap, dan
benda yang harus disimpan dalam keadaan kering, sejuk, atau tidak boleh
terkena cahaya matahari langsung.
3.8.4 Pemilihan
Bila tak ada ketentuan spesifikasi lain, maka barang-barang siap pakai, benda dan
komponen dekoratif dipilih sendiri oleh kontraktor dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.

3.8.5 Item yang tidak di spesifikasi


Kontraktor harus menjamin bahwa semua bahan dan material yang ditentukan dan
dipilih sendiri oleh Kontraktor adalah yang berkualitas terbaik dan sesuai dengan
penggunaannya.

3.8.6 Komponen yang Dibuat untuk Tujuan Tertentu.


Semua komponen harus memiliki fungsi atau tujuan tertentu kecuali ia merupakan
bagian pelengkap dari komponen standar tertentu. Komponen siap pakai yang
tersedia di pasaran bisa digunakan untuk menggantikan komponen tadi.

1.8. Pekerjaan dan Perlengkapan Sementara


1.8.1. U m u m
Penyediaan, pemilihan, dan penggunaan pekerjaan dan peralatan sementara
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan temporer harus
memasukkan semua kebutuhan dan pertimbangan yang diperlukan untuk
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan sesudahnya.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 13


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.8.2. Pengamanan Pekerjaan


Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua perlengkapan dan peralatan
pengamanan seperti dinding pengaman, railing pengaman dan pembatas lainnya
disekitar peralatan berbahaya yang sesuai dengan ketentuan. Tidak boleh ada
instalasi dan peralatan berbahaya yang tidak diberi pengaman. Peralatan P3K harus
disediakan lengkap pada lokasi pekerjaan selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh terhadap perlindungan bahaya
kebakaran pada semua lokasi pekerjaan, baik permanen atau sementara, dan
tempat-tempat lain yang berdekatan.
Semua peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja dan perlindungan kebakaran
yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat harus diterapkan. Kontraktor harus
menyediakan peralatan pencegah kebakaran yang berfungsi dengan baik dengan
tenaga terlatih yang bertugas khusus untuk itu.
1.8.3. Kantor Kontraktor dan Direksi Kit
Kontraktor harus membuat Kantor Kontraktor dan Direksi Kit sebagai kantor
sementara di site sehingga dokumen dan gambar-gambar yang harus tersedia di
lokasi dapat tersimpan dengan baik. Kontraktor harus menata dengan baik gudang,
daerah kerja, bahan-bahan, peralatan, pencampuran material, dan lain-lain dan
harus dibersihkan kembali saat pekerjaan selesai. Luas, jenis ruang dan Tata letak
bangunan di site serta Rencana Pemanfaatan site selama pekerjaan berlangsung
harus mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
1.8.4. Fasilitas Pekerja
a. Kontraktor harus menyediakan seluruh akomodasi yang dibutuhkan untuk
menjamin kesejahteraan seluruh pekerja, termasuk mandor dan pekerja
lembur, dan harus sudah termasuk dalam Kontrak. Pekerja tidak
diperbolehkan tinggal di lokasi tanpa ijin tertulis Konsultan Pengawas. Bila
diijinkan, maka akomodasi yang disediakan Kontraktor harus dilengkapi air
bersih, tempat makan, dan sarana ibadah.
b. Sarana MCK sementara harus disediakan terpisah, dalam jumlah cukup, dan
diletakkan pada tempat yang disetujui Konsultan Pengawas. Seluruh sarana
tersebut harus dilengkapi fasilitas mandi dan toilet yang dihubungkan dengan
saluran induk, penampungan sementara, septictank, dan rembesan secara
baik. Semua fasilitas sementara tersebut berikut salurannya harus dibersihkan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 14


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

setelah selesainya pekerjaan. Semua fasiltas sanitasi tersebut harus dijaga


agar selalu bersih dan selalu dalam kondisi higienis setiap hari.
1.8.5. Pembangkit Tenaga Dan Sumber Air.
a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerja, harus
disediakan oleh kontraktor, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel
meteran, upah. Tagihan listrik serta pembersihannya kembali pada waktu
pekerjaan selesai adalah beban kontraktor.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan
didapatkan dari sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor
harus memasang sementara pipa-pipa, dan lain-lain pekerjaan untuk
mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai.
Biaya untuk pengadaan air sementara ini adalah menjadi beban Kontraktor.
c. Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari saluran
induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
1.8.6. Akses Ke Dalam Site
a. Kontraktor harus menyediakan sendiri jalan akses ke dalam site proyek atau
jalan lingkar di dalam proyek sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan
selama masa kontrak. Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab atas
pengadaan rambu-rambu penunjuk arah pada rute-rute yang dianggap perlu
sebagai petunjuk bagi para pekerja, subkontraktor, pemasok, dan sebagainya.
Kontraktor juga sepenuhnya bertanggung jawab dalam perolehan semua izin
yang diperlukan atas pengadaan jalan-jalan tersebut dan bertanggung jawab
atas segala klaim yang diajukan oleh pemilik tanah tetangga, pemerintah
setempat, dan/atau badan swasta.
b. Kontraktor harus menyediakan jalan alternatif atau alat pengganti sebagai
akses ke dalam site bila diperlukan seandainya ada kegiatan-kegiatan proyek
yang mengharuskan untuk sementara ditutup atau terhalangnya akses-akses
yang biasa digunakan.
c. Kontraktor harus menyediakan, menjaga, dan memelihara sarana akses dari
dalam site yang bersifat sementara ke jalan raya permanen terdekat. Jalan
sementara tersebut tidak boleh menimbulkan kemacetan, kerusakan, kotor,

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 15


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dan sebagainya terhadap jalan raya permanen. Segala bentuk klaim atas
kejadian ini ditanggung oleh Kontraktor.
d. Kontraktor harus menyiapkan metoda pelaksanaan pekerjaan termasuk bila
pekerjaan akan dilaksanakan secara bertahap sesuai kondisi dan kesiapan
lahan. Segala bentuk biaya dan klaim atas kejadian ini termasuk tanggungan
Kontraktor.
1.8.7. Perlengkapan Cadangan
Harus selalu cukup tersedia perlengkapan cadangan, termasuk suku cadang, bahan
bakar, dan bahan-bahan lainnya, untuk menghindari hambatan pelaksanaan
pekerjaan.
1.8.8. Pengawasan terhadap Pengunjung
Kontraktor harus menjaga segala kemungkinan dari masuknya tamu yang tidak
berkepentingan ke dalam site. Apabila terjadi kehilangan peralatan dan bahan
bangunan di areal site, maka hal ini akan menjadi beban kontraktor untuk
penggantiannya.

1.9. Perlindungan
1.9.1. Perlindungan terhadap Lahan
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan pada lokasi pekerjaan dan
semua barang-barang yang ada di atasnya. Semua kegiatan pengamanan pekerjaan
tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam kontrak, termasuk penggantian segala
barang yang hilang atau rusak akibat pencurian dan tidak adanya instruksi
pengamanan.
Seluruh barang, peralatan, dan bahan yang diperlukan selama pekerjaan harus
diletakkan atau disimpan di dalam batas site. Kontraktor harus bertanggung jawab
secara hukum atas keselamatan publik, sarana publik, dan bertanggung jawab atas
segala klaim terhadap kerusakan, kecelakaan, atau penghilangan benda-benda
tersebut. Pengamanan atas hal-hal tersebut harus diperhitungkan dan kontraktor
harus menyediakan tanda-tanda peringatan, pembatas, jaring pengaman, bila
dibutuhkan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 16


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.9.2. Perlindungan atau Keselamatan Kerja


Kontraktor harus menutupi dan melindungi seluruh atau sebagian pekerjaan dari
cuaca dan dari kerusakan yang diakibatkan kecerobohan pekerja dari awal
pekerjaan sampai pada saat penyerahan pekerjaan.
Seluruh pekerjaan perbaikan atau penggantian atas kerusakan seluruh atau sebagian
sub-pekerjaan menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan pengaman atau pembatas agar pekerjaan
pembangunan tidak mengganggu dan membahayakan keselamatan orang dan
peralatan pada bangunan lama atau bangunan eksisting yang berhubungan dengan
bangunan yang sedang dilaksanakan serta lingkungan yang ada. Untuk lebih
jelasnya tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Bidang
Konstruksi, akan dijelaskan lebih lanjut pada bab mengenai Penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi.

1.10. Pemeliharaan Pekerjaan


1.10.1. Kebersihan Site
Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan lahan setiap saat. Kelebihan material,
sampah, bahan-bahan yang ditolak atau rusak, harus dikumpulkan dengan cara
yang sesuai dan dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Site harus dipelihara dan dikelola secara rapi dan teratur selama masa
Kontrak.
1.10.2. Cuaca Buruk
Kontraktor harus selalu memantau ramalan cuaca setempat dan melakukan
persiapan menghadapi cuaca yang tidak diinginkan.
1.10.3. Bahaya Kebakaran
Sebagai tambahan atas peraturan dan ketentuan yang relevan, kontraktor harus
mengambil langkah-langkah khusus untuk menghindari timbulnya bahaya
kebakaran. Semua kegiatan atau pekerjaan yang menggunakan api terbuka atau
panas harus dihentikan 45 menit sebelum jam kerja berakhir. Terkumpulnya
bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam site sama sekali tidak diperbolehkan.
Tidak diperbolehkan menimbun atau menyimpan persediaan barang/cairan/gas
yang mudah terbakar kecuali hanya untuk memenuhi kebutuhan selama sehari.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 17


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.11. Dokumentasi
1.11.1. U m u m
Kontraktor harus membuat dan menyimpan dokumentasi dan catatan harian untuk
pemeriksaan atau sesuai permintaan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
1.11.2. Kegiatan - Kegiatan yang Didokumentasikan
Kontraktor harus mencatat dan merekam semua kegiatan yang berkaitan dengan
kontruksi pekerjaan, termasuk hal-hal yang disebutkan di bawah ini :
a. Semua gambar atau dokumen lainnya yang dikeluarkan atau diminta oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b. Semua instruksi yang diberikan kepada Kontraktor, tindakan yang dilakukan
dan tanggal-tanggal pembuatan konfirmasi.
c. Rincian perintah kerja harian.
d. Kondisi cuaca termasuk suhu udara, hujan, angin, dan kondisi lainnya yang
tidak normal.
e. Mutu pekerjaan yang buruk yang diketahui atau dilaporkan, dan pekerjaan
yang gagal dengan menyebutkan alasannya.
f. Keterlambatan pekerjaan dan alasannya.
g. Masalah tenaga kerja.

1.12. Gambar dan Jadwal


1.12.1. Gambar
Gambar-gambar yang menjadi landasan kontrak adalah gambar-gambar utama
dan detail yang dibagikan kepada kontraktor. Shop drawings dan gambar
penjelasan disiapkan dan dikeluarkan oleh Kontraktor selama berlangsungnya
pekerjaan pada bagian manapun dan kapanpun diperlukan.
1.12.2. Pemeriksaan
Kontraktor harus memeriksa semua gambar yang dikeluarkan setelah perjanjian
kerja disetujui untuk menjamin bahwa tidak ada satupun yang bertentangan antara
gambar tersebut dengan gambar-gambar yang dikeluarkan sebelumnya, atau
dengan dimensi aktual yang terjadi di lapangan. Kontraktor wajib
menberitahukan Konsultan Pengawas bila ditemukan adanya perbedaan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 18


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.12.3. Shop Drawing Tambahan dan Jadwal


a. Kontraktor harus mempersiapkan sendiri semua biaya atas gambar tambahan
dan pelengkap, jadwal dan semacamnya bila Kontraktor atau Konsultan
Pengawas menganggap perlu dilakukannya penyempurnaan atau penambahan
gambar kontrak untuk memudahkan pelaksanaan. Gambar tersebut harus
dibuat secara sistematik, teratur, dan secara benar memuat kembali ketentuan-
ketentuan, instruksi, dan arahan kepada para pelaksana di lapangan sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan secara baik pada saat penyerahan pertama.
b. Bila diperlukan, kontraktor harus menyediakan dan menunjukkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan semua “shop drawing“
yang menunjukkan semua detail konstruksi dan metode pemasangan untuk
bagian atau sistem yang akan disuplai atau dilaksanakan oleh spesialis khusus.
Shop drawing harus mendapat persetujuan sebelum fabrikasi atau pemasangan
dan harus sesuai dengan spesifikasi atau petunjuk Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana serta Konsultan Pengawas.

1.13. Pembersihan dan Perbaikan


Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan yang disebabkan kesalahan kontraktor,
sub-kontraktor, atau personilnya sesuai permintaan dan sewaktu-waktu diminta oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Demikian juga halnya dengan pembersihan
lokasi pekerjaan, semua fasilitas sementara, peralatan berat, kelebihan material, sampah,
polusi dan pembersihan saluran pembuangan kotoran dan hujan, serta meninggalkan area
pekerjaan dalam keadaan bersih dan rapi pada saat tidak lagi dilakukan pekerjaan atau
pada saat pekerjaan selesai sesuai permintaan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

1.14. Foto – Foto Pelaksanaan


Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan semua foto-foto pelaksanaan yang
diperlukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas baik selama pelaksanaan
ataupun pada saat selesainya pelaksanaan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 19


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.15. Pekerjaan Persiapan


1.15.1. Teknis Lapangan
a. Kontraktor mengadakan pembersihan lokasi yang akan dibangun baru.
b. Untuk semua jenis pekerjaan, Kontraktor harus mengutamakan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja), di mana faktor keselamatan pekerja dan
kebersihan lingkungan harus selalu diprioritaskan.
c. Untuk pencegahan dan meminimalkan jatuhnya material bangunan serta
bahaya debu ke area sekelilingnya, Kontraktor harus mengantisipasi hal
tersebut dengan pemakaian jaring pengaman, terpal plastik maupun kain.
d. Kontraktor mempersiapkan hal-hal penunjang pelaksanaan berupa pembuatan
Direksi Kit dengan ukuran  18 m2 yang berfungsi sebagai kantor sementara
bagi Kontraktor, serta untuk penyimpanan arsip proyek dan sample bahan
bangunan, gudang bahan-bahan bangunan, tempat pabrikasi kayu dan besi,
site mix beton, mempersiapkan jalan akses sementara, penyediaan listrik dan
air kerja.
e. Bila pihak Pemberi Tugas tidak dapat menyediakan listrik dan air kerja, maka
kebutuhan ini harus ditanggung oleh Kontraktor. Beban pengadaan dan
persiapan ini menjadi tanggungan Kontraktor.
f. Kontraktor harus menyediakan bahan cadangan berupa peralatan, bahan
bakar, dan bahan-bahan lainnya untuk menghindari hambatan pelaksanaan
pekerjaan.
g. Penempatan fasilitas kerja seperti tersebut di butir atas harus sesuai dengan
Rencana Pemanfaatan Lahan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas dan
atau Konsultan Pengawas.

1.16. Pengukuran Lapangan


1.16.1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah diterka kebenarannya.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 20


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan


yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas dan atau
Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan
alat-alat waterpas atau theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Pemborong harus menyediakan theodolith atau waterpas beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas selama pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
f. Segala Pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan pemborong.
1.16.2. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)
a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pemberi Tugas dan atau
Konsultan Pengawas.
b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya
20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian
yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
c. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
d. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi
tanggungan pemborong.
e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) Pemborong wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.
1.16.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah
dengan ukuran kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama
lain.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 21


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu Meranti Merah


dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya (waterpas).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan.
e. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
semua as-as bangunan dan peil ± 0,00 atau peil reference lainnya dengan cat
berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila kena air atau air hujan.
f. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Pemborong harus
melaporkan kepada Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
g. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar Pelaksanaan
menjadi tanggungan Pemborong.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 22


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

BAB II
PENYELENGGARAAN SMK3 (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA) KONSTRUKSI

2.1. Keterangan Umum


2.1.1 Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum telah mengatur mengenai SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
2.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3
Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
2.1.3 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup bangunan
gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa pelaksanaan
lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka
waktu tertentu.
2.1.4 Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus di
bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan kompetensi yang
diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan Undang-
Undang.
2.1.5 Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau
organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3
Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU.
2.1.6 Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin,
pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan
yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 23


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.1.7 Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.
2.1.8 Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan
umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber
bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
2.1.9 Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari
kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko.
2.1.10 Biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah biaya yang diperlukan untuk
menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus diperhitungkan
dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.
2.1.11 Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen lengkap
rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan
sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
2.1.12 Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi yang selanjutnya disingkat Monev K3
Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data, analisa,
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3 Konstruksi.

2.2. Lingkup Pekerjaan


2.2.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan (Konstruksi)
Lingkup pekerjaan sesuai Surat Edaran Nomor: 66/Se/M/2015 Tentang Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yaitu sebagai berikut :
1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K);
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
3. Alat pelindung kerja;
4. Alat pelindung diri;
5. Asuransi dan perijinan;
6. Personil K3;
7. Fasilitas sarana kesehatan;

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 24


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8. Rambu- rambu; dan


9. Lain- lain terkait pengendalian risiko K3,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menjabarkan rincian lingkup pekerjaan
tersebut dan dalam tahap perencanaan biaya terkait penyelenggaraan Prosedur
SMK3 telah dicantumkan ke dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Kontraktor diharapkan mempelajari serta memahami kelengkapan penyelenggaraan
SMK3 sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi sebelum dan pada saat Proses
Pelaksanaan serta mengikutsertakan hitungan ke dalam biaya pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
2.2.2 Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, Prosedur SMK3 harus dapat
dipertanggungjawabkan pada saat penyerahan hasil akhir pekerjaan dengan
penjabaran sebagai berikut :
1. Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing dan
commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3
Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3 telah
dilaksanakan.
2. Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3,
statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk
proyek sejenis yang akan datang.

2.3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum telah diatur mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang terkait pada proses pelaksanaan yaitu sebagai berikut :
2.3.1 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
meliputi:
a. Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket pekerjaan
konstruksi;

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 25


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;


c. Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya K3
Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau berkonsultasi
dengan Ahli K3 Konstruksi;
d. Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya
memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
e. Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya memuat
ketentuan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
f. Membahas dan mengesahkan RK3K yang disusun oleh Penyedia Jasa pada
saat rapat persiapan pelaksanaan, atas dasar rekomendasi Ahli K3
Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi;
g. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RK3K;
h. Melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala Satuan Kerja;
i. Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RK3K dan evaluasi kinerja SMK3
Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3
Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi PPK;
j. Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila
Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah ditetapkan.
2.3.2 Pokja ULP
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pokja ULP meliputi:
a. Memeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan
bahwa biaya SMK3 telah dialokasikan dalam biaya umum.
b. Apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU,
maka Pokja ULP wajib mengusulkan perubahan kepada PPK untuk dilengkapi.
c. Menyusun dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa sesuai kriteria yang
didalamnya memuat:
1. Uraian Pekerjaan;
2. Potensi Bahaya;
3. Identifikasi bahaya K3;
4. Persyaratan RK3K sebagai bagian dari dokumen usulan teknis;
5. Evaluasi teknis untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 yang tertuang
dalam RK3K, dilakukan terhadap sasaran dan program K3;

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 26


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6. Mensyaratkan Ahli K3 Konstruksi untuk pekerjaan yang mempunyai


potensi bahaya K3 tinggi dan dapat mensyaratkan sertifikat SMK3
perusahaan;
7. Melibatkan Petugas K3 Konstruksi untuk pekerjaan yang mempunyai
potensi bahaya K3 rendah.
d. Memberikan penjelasan pada saat aanwijzing serta menuangkannya dalam
berita acara aanwijzing tentang potensi dan identifikasi bahaya dari pekerjaan
konstruksi yang akan dilelangkan.
e. Menilai pemenuhan RK3K terkait dengan ketentuan dalam pelaksanaan
Pemilihan Barang/Jasa.
2.3.3 Penyedia Jasa Perencana Konstruksi
Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Perencana Konstruksi meliputi membuat
telaahan aspek K3 dalam perencanaan pekerjaan konstruksi bidang PU.
2.3.4 Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
Berikut merupakan Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Pelaksana
Konstruksi meliputi :
a. Berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi
termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir
pemasukan penawaran;
b. Menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;
c. Apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka:
1. Menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan
yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);
2. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang
mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3
Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3
Rendah.
d. Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;
e. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU
sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 27


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

f. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan


setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
g. Menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
h. Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan
RK3K;
i. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja
selama kegiatan pekerjaan konstruksi;
j. Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang
meliputi:
1. Tempat kerja;
2. Peralatan kerja;
3. Cara kerja;
4. Alat Pelindung Kerja;
5. Alat Pelindung Diri;
6. Rambu-rambu; dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.

2.4. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi


2.4.1 Penyiapan RK3K terdiri atas:
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir;
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
2.4.2 Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
a. Induksi K3 (Safety Induction);
b. Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting);
c. Pelatihan K3;
d. Simulasi K3;
e. Spanduk (banner);
f. Poster;
g. Papan Informasi K3.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 28


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.4.3 Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:


a. Jaring Pengaman (Safety Net);
b. Tali Keselamatan (Life Line);
c. Penahan Jatuh (Safety Deck);
d. Pagar Pengaman (Guard Railling);
e. Pembatas Area (Restricted Area).
2.4.4 Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet);
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
c. Tameng Muka (Face Shield);
d. Masker Selam (Breathing Apparatus);
e. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
f. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
g. Sarung Tangan (Safety Gloves);
h. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
i. Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);
j. Jaket Pelampung (Life Vest);
k. Rompi Keselamatan (Safety Vest);
l. Celemek (Apron/Coveralls);
m. Pelindung Jatuh (Fall Arrester);
2.4.5 Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :
a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;
b. Surat Ijin Kelaikan Alat;
c. Surat Ijin Operator;
d. Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(P2K3);
2.4.6 Personil K3 terdiri atas :
a. Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
b. Petugas Tanggap Darurat;
c. Petugas P3K;
d. Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
e. Petugas Medis.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 29


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.4.7 Fasilitas sarana kesehatan;


a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi
Meter, dll);
c. Peralatan Pengasapan (Fogging);
d. Obat Pengasapan.
2.4.8 Rambu - Rambu Terdiri Atas :
a. Rambu Petunjuk;
b. Rambu Larangan;
c. Rambu Peringatan;
d. Rambu Kewajiban;
e. Rambu Informasi;
f. Rambu Pekerjaan Sementara;
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
i. Lampu Putar (Rotary Lamp);
j. Lampu Selang Lalu Lintas.
2.4.9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. Sirine;
c. Bendera K3;
d. Jalur Evakuasi (Escape Route);
e. Lampu Darurat (Emergency Lamp);
f. Program Inspeksi Dan Audit Internal;
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.
Rincian kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi tersebut diatas merupakan
rincian beranggaran biaya, dapat diterjemahkan ke dalam besaran nilai juga persen
dari keseluruhan biaya konstruksi bangunan. Untuk itu Rencana Biaya yang telah
Penyedia Jasa Perencana cantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
telah dievaluasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) beserta Pokja ULP menjadi
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) agar menjadi bagian dari Rencana K3 Kontrak
(RK3K), yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 30


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR

3.1. Uraian Pekerjaan dan Situasi


3.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan pondasi
d. Pekerjaan beton
e. Pekerjaan bekisting (cetakan beton)
f. Pekerjaan struktur baja rangka atap dan rak perahu
g. Pengujian Daya Dukung Tiang

3.2. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran


Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
b. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi /
saluran eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi /
saluran tersebut kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
f. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian
dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 31


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan


pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
g. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material / barang-barang yang sudah terpasang (existing).

3.3. Pekerjaan tanah


3.3.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tanah meliputi :
a. Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan.
b. Pemadatan Tanah
3.3.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
3.3.2.1. Penggalian
a. Tenaga Ahli Lapangan
Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan
di lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh Pengawas dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di
lapangan untuk pengawasan.
b. Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi
galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh
Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
c. Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar
pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
d. Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi
yang dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh Pengawas.
e. Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi.
Lubang harus bersih setiap saat.
f. Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada
gambar perencanaan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 32


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

g. Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat


persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah
sesuai.
3.3.3. Pemadatan Tanah
a. Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
b. Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar
tanaman serta bekas bongkaran.
c. Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih
dari 20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
d. Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan
blade graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
e. Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar
air dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test
Compaction Modified Proctor dari contoh fill material.
f. Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum,
maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum.
Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air
optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah
dengan bahan timbunan yang lebih kering.
g. Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang,
pemadatan dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-
saluran drainage / dewatering sehingga daerah pemadatan selalu kering.
3.3.4. Penyelesaian
a. Kontraktor atau Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah
selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan,
tulangan dan lain-lain.
b. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan
persetujuan Pengawas.
c. Kontraktor atau Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di
sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 33


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Pada pelaksanaan pembersihan, Kontraktor atau Pemborong harus berhati-hati


untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya.

3.4. Pekerjaan pondasi Borepile


3.4.1. Umum
a. Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja yang
diperlukan.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua ketentuan dalam buku RKS ini
c. Kecuali dalam gambar atau RKS ditentukan lain, sebagai dasar peraturan ialah
PBI 1983 NI-2 / SNI 03-2847-2013.
d. Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan
semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang
sesuai dengan gambar rencana.
e. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah yang ada. Dalam metode
pelaksanaan ini antara lain harus dijelaskan bagaimana cara mengatasi kondisi
tanah pada proyek ini dan peralatan apa yang dibutuhkan untuk itu.
f. Tiang-tiang fondasi bor harus dibuat sesuai dengan rencana yang dibuat oleh
Konsultan Perencana seperti terlihat dalam gambar rencana.
Dalam melaksanakan pekerjaan tiang bor ini Kontraktor diwajibkan untuk
mengambil dan menyimpan contoh tanah dari :
- Dasar dari lubang bor.
- ½ meter di atas dasar lubang bor.
- 1 meter di atas dasar lubang bor.
- 1½ meter di atas dasar lubang bor.
3.4.2. Bahan
Tiang Bore dengan diameter 20 cm dan 30 cm. Beton untuk bahan tiang harus
mempunyai tegangan tekan karakteristik minimum K-300 sesuai SNI 03-2847-2013.
Tulangan utama digunakan BJTD-40 dan Tulangan Beugel digunakan U-24.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 34


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.4.3. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan


A. Pengukuran.
3.4.3.1. Data mengenai ketinggian dan skema penempatan tiang tercantum dalam
gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan uitzet tiang dilaksanakan oleh
Kontraktor, Kontraktor harus memelihara semua ketinggian yang
ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas tiang sebelum tiang
dipotong.
3.4.3.2. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan
pemancangan tiang tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada
Gambar Kerja, tiap tiang harus diberi nomor.
3.4.3.3. Patok-patok referensi, Bouwplank dan pengukuran. Semua ukuran
ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap
Datum  0.00 LWS (Low Water Spring).
3.4.3.4. Pemborong harus membuat patok referensi, menara ketinggiannya terhadap
Datum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas /
Konsultan. Penentuan patok-patok bouwplank dan lain-lain, harus dilakukan
dengan peralatan Theodolith / Waterpass yang sebelumnya harus
diperiksakan/disetujui.
3.4.3.5. Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
3.4.3.6. Hasil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok
tetap (Bench Mark) yang telah ada menurut petunjuk Pengawas / Konsultan
di lapangan, dan bila diperlukan Pemborong harus memasang patok-patok
pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal. yang harus
dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu / bouwplank harus
diperiksa / disetujui oleh Pengawas/ Konsultan.
3.4.3.7. Kontraktor harus mengecek titik-titik as tiang pancang sesuai dengan letak
titik-titik as kolom yang akan dilaksanakan.
B. Pelaksanaan Pembuatan Tiang Bore
3.4.3.8. Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh
Pengawas maka pekerjaan pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum
pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus menyiapkan drilling record

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 35


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

yang bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Pengawas. Isi drilling record
antara lain tertulis dalam item pkerjaan
3.4.3.9. Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran harus
dilakukan dengan mempergunakan rotary drilling machine dengan
dilengkapi buckets dan augers yang sudah memperoleh persetujuan dari
Pengawas.
3.4.3.10. Minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan, serta peralatan casing
sementara (apabila diperlukan). Alat-alat ini harus dapat dipergunakan
untuk melakukan pengeboran menembus air, lapisan keras, batu besar,
serpihan-serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir.
3.4.3.11. Bila kekuatan dinding lubang bor diperkirakan tidak cukup kuat menahan
longsor, perlu dipergunakan steel casing sementara dengan ukuran panjang
yang sesuai dengan kebutuhan. Sambungan dari casing harus kedap air.
3.4.3.12. Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil
Penyelidikan Tanah. Dari kondisi tanah yang ada Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa kemungkinan
besar perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam lubang
bor.
3.4.3.13. Drilling record harus berisi antara lain kedalaman dari pengeboran, waktu
pelaksanaan, klasifikasi tanah dari kedalaman yang berbeda dan
gangguan-gangguan /kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi pada saat
pengeboran harus dibuat selengkap mungkin. Kontraktor diminta untuk
melampirkan drilling records yang biasa digunakan dalam penawaran.
3.4.3.14. Pengeboran harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah keras yang
disyaratkan. Pada waktu pengeboran dilakukan harus dilakukan pencatatan
mengenai elevasi dan jenis lapisan lapisan tanah yang dijumpai. Selanjutnya
harus diambil contoh tanah dari setiap elevasi tersebut dan disimpan
sedemikian rupa sehingga sifat asli dari tanah tersebut tidak berubah.
Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana/ Pengawas setiap saat jika diperlukan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas.
3.4.3.15. Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal Kontraktor diwajibkan
untuk menempatkan seorang Ahli Tanah yang sudah berpengalaman dengan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 36


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pekerjaan tiang bor. Pengeboran baru dihentikan setelah mendapat


persetujuan dari Pengawas. Walaupun telah disetujui oleh Pengawas, tetapi
tanggung jawab atas mutu pekerjaan yang dihasilkan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3.4.3.16. Setelah pengeboran selesai harus dicatat kedalaman yang dicapai. Tahapan
kedua adalah pekerjaan pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan
lumpur yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan ini mutlak harus
dilakukan oleh Kontraktor karena longsoran dan lumpur tersebut dapat
mempengaruhi daya dukung serta perilaku dari tiang bor. Pekerjaan
pembersihan ini baru dapat dihentikan setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas. Lama pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah
pembersihan dilakukan ini harus dicatat.
3.4.3.17. Tahap selanjutnya adalah penyetelan/ pemasangan tulangan dari tiang bor.
Tulangan dari tiang bor harus sudah siap dimasukkan ke dalam lubang bor
setelah pekerjaan pembersihan selesai dilakukan. Apabila ternyata tulangan
tersebut belum siap maka pekerjaan pembersihan lubang bor harus
dilakukan kembali sampai tulangan tersebut siap untuk dimasukkan.
Apabila ternyata diperlukan penyambungan tulangan maka di tempat
pekerjaan harus disediakan mesin las yang dapat digunakan setiap saat
untuk me-las tulangan. Pada sisi luar tulangan harus diberi beton tahu
setebal 7 cm pada beberapa tempat untuk mendapatkan selimut beton yang
baik pada semua bagian tiang bor.
3.4.3.18. Setelah tulangan tiang bor terpasang dilakukan kembali pengukuran
kedalaman lubang bor yang dilakukan oleh Kontraktor dan diketahui oleh
Pengawas. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor
dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan,
maka tulangan terpasang tersebut harus dikeluarkan kembali dan harus
dilakukan pekerjaan pembersihan kembali. Tidak diperkenankan
melanjutkan ke tahap pekerjaan selanjutnya sebelum tahapan ini disetujui
oleh Pengawas.
3.4.3.19. Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang
bor. Setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka
adukan beton yang akan digunakan sudah harus siap di tempat pekerjaan,

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 37


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

sehingga pengecoran langsung dilakukan setelah pekerjaan pemasangan


tulangan disetujui oleh Pengawas. Pengecoran ini harus dilakukan sampai
selesai, tidak diperkenankan menunda pekerjaan pengecoran ini.
3.4.3.20. Apabila pengecoran ini tidak selesai karena sesuatu alasan maka tiang bor
ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan Kontraktor harus mengganti
tiang tersebut dengan tiang bor baru yang letaknya berdekatan dengan tiang
bor yang gagal tersebut. Semua risiko akibat hal ini adalah tanggungan
Kontraktor. Untuk mencegah hal tersebut maka Kontraktor sudah harus
dapat memperkirakan jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan
pada lubang bor yang sudah disiapkan. Harus diadakan pencatatan volume
yang diperkirakan akan digunakan dengan volume adukan yang terpakai
sesungguhnya. Waktu dan lama pengecoran harus dicatat.
3.4.3.21. Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan
tiang bor ini, yaitu apabila tahapan pertama sudah dimulai maka pekerjaan
ini harus diselesaikan sampai tahap yang terakhir dan tidak boleh ada
penundaan waktu di antara tahap - tahap pekerjaan.
3.4.4. Toleransi Posisi Tiang
3.4.4.1. Deviasi maksimum terhadap posisi tiang pondasi harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
- Deviasi maksimum diukur disetiap arah horisontal terhadap garis grid
patokan, maksimum : 7,5 cm.
- Deviasi level dari permukaan atas tiang, maksimum : 2,0 cm.
- Toleransi sumbu vertikal = 1:80
3.4.4.2. Khusus untuk tiang bor tunggal toleransi ini harus diperhatikan benar,
karena penyimpangan sedikit saja dari toleransi ini berakibat fatal dan
Kontraktor harus mengganti tiang bor yang gagal tersebut dengan tiang bor
baru yang letaknya akan ditentukan oleh Konsultan Perencana.
3.4.4.3. Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah tiang,
disain dari kepala tiang, balok fondasi baik dari segi material, waktu
maupun biaya perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan/
kegagalan dari Kontraktor dalam melaksanakan pembuatan tiang bor,
seluruhnya menjadi beban Kontraktor

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 38


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.4.5. Urut-Urutan Pembuatan Tiang Bore


Bila terdapat 5 buah tiang bor dalam satu berkas fondasi maka tiang yang terletak di
tengah harus dilaksanakan terlebih dahulu. Pembuatan tiang baru yang terletak di
sebelah tiang yang baru selesai dicor harus mempunyai tenggang waktu minimum 7
hari dan harus memperoleh persetujuan dari Pengawas.

3.4.6. Pembuatan As Built Drawing


3.4.6.1. Segera setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus membuat "As Built
Drawing" dari letak tiang bor dan dibandingkan dengan letak tiang bor
rencana.
3.4.6.2. Apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan pelaksanaan di luar
toleransi yang diberikan Konsultan Perencana maka Kontraktor wajib
mengganti tiang bor yang dianggap gagal tersebut.

3.4.7. Pembuangan Material Sisa Galian


Material galian yang terjadi akibat pembuatan lubang bor harus dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan apabila menurut Pengawas material tersebut mengganggu
kelancaran pekerjaan. Tempat pembuangan material galian akan ditentukan oleh
Pengawas atas petunjuk Pemberi Tugas atau Pemerintah Daerah setempat. Dalam
penawaran Kontraktor sudah harus memperhitungkan hal ini.

3.4.8. Penolakan Tiang


Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak oleh Pengawas. Kontraktor wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran yang berbeda sebagai
akibat dari kesalahan tersebut diatas.

3.4.9. Pembuatan Tiang Bore Dan Pemadatan


3.4.9.1. Kontraktor harus membuat pendataan yang teratur dari setiap pembuatan
tiang bor serta harus menyediakan 4 (empat) copy dari hasil pendataan
tersebut yang sudah ditanda tangani untuk diserahkan kepada Pengawas
setiap hari.
3.4.9.2. Pendataan dari setiap tiang bor harus mencakup panjang dan ukuran dari
Beton Bertulang yang dicor, permukaan air tanah, panjang dari casing bila
dipergunakan, jenis lapisan dari tanah yang ditembus, kedalaman pada saat

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 39


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

penghentian pengeboran, hasil dari test terhadap tanah yang dilakukan,


tanda tangan dari Pengawas serta informasi-informasi lain yang disyaratkan
oleh Pengawas.
3.5. Pekerjaan Beton Bertulang
3.5.1. Umum
3.5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan / keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap
sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana
diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-
syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia
1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula
besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam
gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran
yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam
PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan
untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton
yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan
batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 40


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila
disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai
semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan
dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan
kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh
untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan
membiayai Test Laboratorium.
3.5.1.2. Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan,
standard dan spesifikasi berikut ini :
a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part
2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
3.5.1.3. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor
lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 41


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja


sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi
Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil
percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil
percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk
memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.
3.5.1.4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari
agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
- Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design
masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang
didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-
lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu
betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak
boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 42


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat
yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang
berbeda atau supplier beton yang lain.
- Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis
dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan
campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
- Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah
benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI
1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
- Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan
pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari
satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata
tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil
yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari
beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan
adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
- Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
- Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan
di lokasi pengecoran dan disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh seluruh
pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 43


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan


dilaksanakan.
- Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-
2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
- Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
- "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang
akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah
bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada
pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum
slump harus 150 mm.
- Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan
atau kondisi normal :

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 44


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak 12.50 10.00


bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 9.00 7.50


konstruksi di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan


sampai maksimum 1,5 cm.
f. Percobaan tambahan
- Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat
atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak
dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
- Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 45


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan


kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3
hari setelah pengujian dilakukan.

3.5.2. Bahan-Bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
3.5.2.1. Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas
oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu
(semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 46


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi


secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
3.5.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam
SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.

a. Agregat halus (Pasir)


Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti
yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5
%, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-
82. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus
minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat;
sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah), Yang dimaksud dengan agregat
kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm
sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm
apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 47


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton. Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa
diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara
sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % berat. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa,
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 %
berat
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar
terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain.
3.5.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3.5.2.4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari
container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-
64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride
atau nitrat tidak boleh dipakai.
3.5.2.5. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
Balok, pile-cap : K-300
Semua kolom dan dinding beton : K-300
Pelat Lt.1, Ramp dan Selasar : K-350
Pelat diatas Lt.1 : K-300

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 48


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.5.3. Pelaksanaan Beton Ready-Mixed


3.5.3.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan,
dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus
dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil
percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua
penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 49


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

melampaui 38oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau
lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI
212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan
Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk
di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5
jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas,
batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi
Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan
retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan
slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau
keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton
tersebut masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak
dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi
tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI
309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat
mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 50


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

(engine/electric).
3.5.3.2. Pengecoran dan Pemadatan Beton
a. Persiapan
- Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum memulai kegiatan pengecoran.
- Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan,
tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air,
pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam
dari pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
- Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan
air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali
bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
- Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi
dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan.
Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan
melalui tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana
beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton
lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
- Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan
dan menjaga pelaksanaan beton.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 51


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

- Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus
sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.
- Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut harus tersebar merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI
Committe 304 dan ASTM C94-98.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
- Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari
tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-
talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.
Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
- Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan
beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan
pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 52


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Pengecoran
- Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee
304, ASTMC 94-98.
- Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan
30 cm.
- Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
- Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah,
corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal
tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah
sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
- Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
- Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran
dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.
- Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di
luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang
tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus
membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di
mulai.
d. Pemadatan beton
- Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong
dan sarang-sarang kerikil.
- Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 53


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk


menghasilkan kepadatan yang memadai.
- Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada
keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin
mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
3.5.3.3. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh
Direksi Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton
basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

3.5.3.4. Siar Pelaksanaan


a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan
geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada
beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan
harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat
pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan
ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 54


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-


kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan
harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
3.5.3.5. Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6.
dan ACI 301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang
belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika
tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan tidak melebihi 38oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan
cara lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
3.5.3.6. Cacat pada Beton (Defective Work)
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 55


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang


tercantum dalam dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir,
atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari
suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat
yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-
usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila
perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
Direksi Lapangan.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan
tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan
perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
3.5.3.7. Pekerjaan Penyambungan Beton
a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan
udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama
yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan
kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 56


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen
murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama
mengering.
3.5.3.8. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor
Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan
benda-benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk.
Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum
mengecor lapisan penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
3.5.4. Pembesian
3.5.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau
laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal
sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 57


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh


Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan. Tulangan harus
ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak. Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
3.5.4.2. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus
baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000
kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
3.5.4.3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan. Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya)
harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-
percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi
kimia dan sifat-sifat fisik.
3.5.4.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 58


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Pembengkokkan dan pembentukan, Pemasangan tulangan dan


pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai
dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan
sesuai dengan PBI 1971. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan
disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.
3.5.4.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda
pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang
di atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan
terlindung dari lumpur, kotoran, karat dan lain-lain.
3.5.5. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan Dan Pemotongan
3.5.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
3.5.5.2. Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
c. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 59


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara


yang merusak tulangan itu. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak
60 cm dari bengkokan sebelumnya. Batang tulangan yang tertanam sebagian
di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan,
kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui
oleh perencana.
Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850oC.
d. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
- Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
- Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton
harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
- Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
- Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
3.5.5.3. Las
Bila diperlukan atau disetujui oleh Pengawas, pengelasan tulangan beton
harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1).
Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu batang,

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 60


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di


anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus
dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan
cara ini.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 61


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.6. Pekerjaan Cetakan Atau Perancah (Bekisting)


3.6.1. Pekerjaan Pemasangan Papan Bangunan ( Bouwplank )
3.6.1.1. Umum
a. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta
gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan
serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
3.6.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti berikut:
a. Perancangan Perancah
b. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
c. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan.
d. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
e. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan
penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban
pelaksanaan.
f. Pengikat Cetakan
g. Penyisipan Besi
h. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah
dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).
i. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 62


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

beton.
3.6.1.3. Pelaksanaan
a. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus
juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-
gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan
hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
gambar tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung


untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun
ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang
dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk,
pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 63


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

atau perubahan bentuk yang lebih jauh.


Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah
dibongkar.
b. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi
dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-
penunjang cetakan.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building. Cetakan harus
menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang
diekspose.bPembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan. Kolom-kolom
sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari
balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak
atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus
benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan
dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
d. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 64


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan


sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar
dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-
ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan
suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk
khusus dengan bahan untuk melepaskan.
e. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.
f. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.
g. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.
Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar
kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
h. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari
bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 65


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose


untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai
dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan
selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila
penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata.
Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut
diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan
memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-
tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara
seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai
dengan instruksi pabrik yang tercantum.
i. Penyisipan dan Perlengkapan
Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton.
j. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut
setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari
dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk
menerima tepian dari lantai-lantai beton.
k. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 66


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian


bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
l. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi
dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya
untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik
sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
m. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi
semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan
keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran
untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan
sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap
tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28
hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya
kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus
balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan
penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan
akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran
beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 67


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton


mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).
n. Pemakaian Ulang Cetakan
Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan
dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan.
Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap
air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh
Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan
permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.
Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai
ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan
akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan
mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.
Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk
cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan
yang lepas atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan
yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan
ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus
didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus
melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran
perancah.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 68


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.7. Konstruksi Baja Rangka Atap dan Rak Perahu


3.7.1. U m u m
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu pengerjaan rangka atap simple portal, sehingga dicapai
hasil pekerjaan yang baik dan optimal.

3.7.2. Bahan
a. Macam-macam Bahan.
Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu sebagai
berikut :
- Member atau Batang Profil baja H, I, U, C dan plat dengan spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik dan gaya tekan.
Kualitas baja = SS 41
- Bolt/ Baut struktur baja dengan spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik
Kualitas baja = ASTM A325, JIS F10T
b. Bahan-bahan Yang Dipergunakan.
Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang
sederajat atau lebih tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan mendatangkan
bahan-bahan, penyedia jasa diwajibkan untuk memberikan keterangan detail-
detail seperlunya mengenai bahan-bahan baja yang akan dipakai kepada
pengawas proyek untuk mendapat persetujuan. Seluruh bahan-bahan baja ini
harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan-bahan baja yang sudah
ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak dipergunakan.

c. Supply Dari Bahan-bahan Baja.


Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja.
Harga penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber
supply yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan
adanya bahan-bahan baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra
sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja tersebut.
d. Baja Uji.
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji /
mengecek bahan-bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 68


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak
atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk digunakan
hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
3.7.3. Persiapan Fabrikasi.
3.7.3.1 Gambar Kerja.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur,
dalam 3 copy untuk pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu
sebelum pelaksanaan untuk mendapat persetujuan pengawas proyek.
b. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan
mencantumkan semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak
tercantum dalam gambar kontrak dan semua penjelasan dilapangan,
termasuk detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut,
ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan
dengan members, dan alat pengikat lainya.
c. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak
tercantum dalam gambar.
d. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade,
angker dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat
lainya.
e. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara
erection, dan lain-lain.
f. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan
menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh
pengawas proyek.
g. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang
ditetapkan dalam gambar.
h. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi
kecuali dengan persetujuan pengawas proyek.
3.7.3.2 Gambar Jadi (As – Build Drawing).
Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3
copy pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus
mendapatkan persetujuan dari pengawas proyek.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 69


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.7.3.3 Perubahan-perubahan dan Tambahan-tambahan.


Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan
pada detail, atau keduanya berserta alasannya harus diberikan dan
disertai gambar kerja untuk disetujui pengawas proyek. Perubahan -
perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh penyedia
jasa dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.
3.7.3.4 Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada
pengawas proyek berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh -
contoh untuk persetujuan pengawas proyek harus diserahkan dalam
waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal
pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
3.7.3.5 Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk
melihat cara pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop )
penyedia jasa. Penyedia jasa harus menyerahkan program kerja yang
menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi
bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sementara.
Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang
sederajat.
3.7.4. Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas
proyek sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
b. Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas proyek.
c. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya,
seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah
struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditempat
sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah
mendapat ijin Pengawas proyek.
d. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 70


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

e. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas proyek.


f. Bila diinginkan penyedia jasa harus membuat perancah-perancah tambahan
untuk memungkinkan Pengawas proyek menginspeksi setiap unit sambungan
dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.
g. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana
Pengawas proyek menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera
diganti atau diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.
h. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut
lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun
terhadap gangguan lainya.
i. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai
sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28
hari.
j. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2
struktur baja dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).

3.8. Pengujian Daya Dukung Tiang Pancang


3.8.1 Penyelidikan tanah ulang sebelum pelaksanaan (soil test)
Soil test ulang dilakukan sebelum pelaksanaan, untuk memastikan kondisi lokasi
tanah tersebut dan Panjang pondasi tiang yang akan dipakai. Soil test ulang ini
minimal 3 titik sondir dan 1 titik boring.
3.8.2 PDA Test (Pile Dynamic Analyzer)
Pengujian ‘PDA’ dilaksanakan berdasarkan prosedur yang tercantum dalam
ASTMD-4945-1996. Dibutuhkan berat hammer 1-2% dari daya dukung ultimate
tiang = 2-3 ton.
Untuk jumlah titik pengujian PDA Test jumlah pondasi tiang kurang dari 100 titik,
pengujian PDA Test minimal 3 titik uji. Jika jumlah pondasi tiang lebih dari 100 titik
pengujian PDA Test lebih dari 3 titik uji (kelipatan 100 titik minimal 3 titik uji PDA
Test).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) – Pekerjaan Struktur 71


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................i
1. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK ............................................................................................ 1
1.1 Umum .................................................................................................................................................. 1

1.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................... 2

1.3 Pelaksanaan ......................................................................................................................................... 2

1.4 Perlindungan Dan Pembersihan .......................................................................................................... 4

1.5 Pembersih dan Perapihan .................................................................................................................... 5

2. PEKERJAAN DINDING BATA .................................................................................................. 6


2.1 Umum .................................................................................................................................................. 6

2.2 Persyaratan bahan .............................................................................................................................. 6

2.3 Pelaksanaan......................................................................................................................................... 6

3. PEKERJAAN DINDING KERAMIK ........................................................................................... 9


3.1 Umum .................................................................................................................................................. 9

3.2 Persyaratan bahan............................................................................................................................... 9

3.3 Pelaksanaan......................................................................................................................................... 9

3.4 Pembersihan Dan Perapihan ............................................................................................................. 10

4. PEKERJAAN PLESTERAN ....................................................................................................... 12


4.1 Umum ................................................................................................................................................ 12

4.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................. 12

4.3 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 12

4.4 Pembersihan dan Perapihan .............................................................................................................. 14

5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, & JENDELA ALUMINIUM .................................................. 15


5.1 Umum ................................................................................................................................................ 15

5.2 Persyaratan Bahan............................................................................................................................. 16

5.3 Pelaksanaan ....................................................................................................................................... 17

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) Arsitektur i


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6.4 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 19

6. PEKERJAAN PLAFOND ( GYPSUM, KALSIBOARD& AKUSTIK) ..................................... 20


6.1 Umum ................................................................................................................................................ 20

6.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................. 20

6.3 Pelaksanaan ....................................................................................................................................... 21

6.4 Pembersihan dan Perapihan .............................................................................................................. 21

7. PEKERJAAN SANITAIR & TOILET ........................................................................................ 22


7.1 Umum ................................................................................................................................................ 22

7.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 22

7.3 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 22

7.4 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 24

8. PEKERJAAN PENGECATAN ................................................................................................... 25


8.1 Umum ................................................................................................................................................ 25

8.2 Persyaratan Bahan............................................................................................................................. 26

8.3 Pelaksanaan ....................................................................................................................................... 27

8.4 Garansi ............................................................................................................................................... 28

8.5 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 28

9. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI ........................................................... 30


9.1 Umum ................................................................................................................................................ 30

9.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................. 30

9.3 Pelaksanaan ....................................................................................................................................... 31

9.4 Pembersihan dan perapihan .............................................................................................................. 32

10. PEKERJAAN SILICONE SEALANT......................................................................................... 33


10.1 Umum ................................................................................................................................................ 33

10.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 33

10.3 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 34

11. PEKERJAAN WATERPROOFING .......................................................................................... 35


11.1 Umum .................................................................................................................................... 35
11.2 Persyaratan Bahan .................................................................................................................. 35
11.3 Pelaksanaan ............................................................................................................................ 35

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) Arsitektur ii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

12. PEKERJAAN ACCESORIES RAILING TANGGA STAINLESS .......................................... 39


12.1 Umum ................................................................................................................................................ 39

12.2 Persyaratan Umum............................................................................................................................ 39

12.3 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 39

12.4 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 39

12.5 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 40

13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP .............................................................................................. 41


13.1 Umum ................................................................................................................................................ 41

13.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 41

13.3 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 41

13.4 Pembersihan dan Perapihan ............................................................................................................. 42

14. PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP) ........................ 43


14.1 Umum ................................................................................................................................................ 43

14.2 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 43

14.3 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 44

15. PEKERJAAN DINDING LAPIS BATU ALAM (DINDING FASAD) .................................... 46


15.1 Persyaratan Bahan ............................................................................................................................ 46

15.2 Pelaksanaan....................................................................................................................................... 46

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) Arsitektur iii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


1.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area, sesuaikan dengan yang
ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi naat keramik/joint filler.
2. Pekerjaan yang berhubungan:
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing (pada area basah)
3. Pekerjaan yang berhubungan:
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006
d. TCA : Tile Council Of America, USA>
(1) TCA 137.1 – Recomended Standard Spesifikasi for
Ceramic Tile
4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh
semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan
bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya. Mock-up yang
telah disetujui akan dijadikan standar minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
5. Kondisi Lingkungan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 1


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai
dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekat

1.2 Persyaratan Bahan


1. Spesifikasi : Ajuan Produk ROMAN
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
No. Nama & Fungsi Ruang Spesifikasi
1 Ruang Laboratorium Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Keagamaan Plint Keramik 10x60 cm
2 Ruang Kepala Lab Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Plint Keramik 10x60 cm
3 Teras Material Keramik ukuran 60x60 cm, Kasar
Anti-Slip
Plint Keramik 10x60 cm
4 Lobby dan Area Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Serbaguna Plint Keramik 10x60 cm
5 Ruang Panel Utama & Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Ruang Panel Plint Keramik 10x60 cm
6 Gudang Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Plint Keramik 10x60 cm
7 KM/ WC Pria & Wanita Material Keramik ukuran 30x30 cm
Anti-Slip, Lapisan Waterproofing
Keramik Dinding 30x60 cm
8 Tangga Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Plint Keramik 10x60 cm
9 Koridor Material Keramik ukuran 60x60 cm, Halus
Plint Keramik 10x60 cm

2. Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang dikemas
kualitas baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan adukan 1 pc : 4
ps.
3. Tile grout sebagai pengisi celah-celah/nat antar keramik, memakai merk berkualitas
baik. Warna disesuaikan dengan warna keramik.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 2


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.3 Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran keramiknya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka tentukan metoda persiapan
permukaan pemasangan keramik, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi
Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan „tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, hasil tes dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan layout nat-nat, hubungan dengan finishing
lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.
2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang
dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak
boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air
bisa mengalir kearah floor drain tanpa meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan
yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 3


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan


tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak
2 mm, pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman
diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed) mempunyai
ketebalan yang sama
4. Pemasangan Lantai Keramik
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed. Komposisi adukan untuk
screeding :
- Area kering : 1 pc : 4 ps
- Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinyu. Dan
harus disediakan „Kepalaan‟ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24
jam setelah pemasangan.
d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
5. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara acak, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan baik
pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di eksterior.
Tes harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Tes dilaksanakan tiap
hari kerja dan sampel diambil secara acak jika umur pemasangan sample tidak
lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 4


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.4 Perlindungan Dan Pembersihan


1. Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi, Penyerahan pekerjaan
dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya; hanya untuk
yang penting saja.
2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan
memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum
pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan
berkarat atau rusak oleh asam. Setalah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini
dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
1.5 Pembersih dan Perapihan
1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan lantai keramik
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan lantai
keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standar teknis seperti perapihan
permukaan finishing keramik yang tidak lurus antar nat, yang hasilnya tidak sesuai
dengan standar teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan finishing lantai keramik, harus benar benar rapih, lurus,
rata dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 5


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2. PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN

2.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan dinding bata ringan
untuk keperluan proyek.
2. Pekerjaan pemasangan dinding bata ringan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor
harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam RKS ini, PUBBI, SII dan
semua perintah Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan selama
berlangsungnya pekerjaan.

2.2 Persyaratan bahan


1. Bata Ringan
a. Digunakan ukuran 10 x 20 x 60 cm ketebalan sesuai gambar (minimal 10 cm),
kelas I, tidak boleh pecah-pecah melebihi 5% dari total penggunaan pasangan.
b. Penggunaan beton aerasi ex beton aerasi, bata ringan, celcon atau setara ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Sumber bata ringan diambil dari satu sumber yang memiliki karakteristik dan mutu
bahan yang sejenis.
2. Adukan
Pasangan Bata Ringan memakai Semen Instan (Mortar) sebagai Perekat Blok.

2.3 Pelaksanaan
1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani pasangan beton
aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka pemasangan beton
aerasi/bata ringan harus di tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus disampaikan/
diberitahukan secara tertulis.
2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau benda-benda
lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan maupun saat
dilaksanakan pemasangan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 6


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. Pembuatan dan penggunaan adukan seperti yang diterangkan pada bagian adukan
pasangan dan plesteran.
4. Pemasangan
a. Beton aerasi
 Pasangkan beton aerasi yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk
pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
 Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya dalam keadaan
tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan atau pekerjaan
lain baru diijinkan menggunakan beton aerasi yang patah tetapi tidak boleh
melebihi 50%.
 Bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus di basahi terlebih
dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan yang berlebihan.
 Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama
yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam, maka pasangan lama harus
di bersihkan dahulu, kedudukan beton aerasi yang longgar/lepas harus diganti
dan mortar yang lepas di tambal.
 Tera/ Laveling.
Lapisan beton aerasi harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan
pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
 Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom, kolom atau
balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan jarak 60 cm untuk arah
vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal dengan panjang angkur efektif 15
cm.
 Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera siar
datar dan tegak.
c. Balok/kolom praktis
 Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang diisyaratkan
dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas pasangan pasangan dinding
bata ringan > 9 m2 dan yang berhubungan dengan opening untuk kusen
alumunium harus diberi kolom/balok praktis ukuran 11 x 11 cm dengan besi
tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi 120 kg/m3. Bila
didalam gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 7


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan koordinasi


lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan kedudukannya.
5. Pembersihan dan Perlindungan
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian berikan
perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-
kurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja selesai terpasang.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 8


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

3.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan
dalam dokumen kontrak.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

3.2 Persyaratan bahan


1. Spesifikasi : Ajuan Produk ROMAN
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
No. Nama & Fungsi Ruang Spesifikasi
1 KM/ WC Pria & Wanita Material Keramik Dinding 30x60 cm

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, ISO
10545–2 sd 4, ISO 13006, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI
1982.
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

3.3 Pelaksanaan
1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga menggunakan perekat keramik,
diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel
bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 9


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pabrik.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air supaya jenuh.
5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja Dapur, Lemari Gantung
dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam gambar.
6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar- siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
10. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan
kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik
selama 14 hari setelah pemasangan.
11. Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
12. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar
siap pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan
busa (spons).
13. Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing memenuhi syarat dan
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.4 Pembersihan Dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan dinding keramik dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan dinding
keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
permukaan finishing keramik yang tidak lurus antar nat, yang hasilnya tidak sesuai dengan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 10


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan finishing dinding keramik, harus benar benar rapih, lurus, rata
dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/ dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 11


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4. PEKERJAAN PLESTERAN

4.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

4.2 Persyaratan Bahan


a. Untuk Plester digunakan Semen Instan (Mortar) Plester, ex. MU-200
b. Untuk Acian digunakan Semen Instan (Mortar) Acian, ex. MU-200

4.3 Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana/MK, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat
Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding bata ringan telah disetujui oleh Perencana/MK sesuai Uraian dan Syarat
Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang melekat yang dapat
mengurangi efektivitas perekat.
5. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut keluar dari
tempatnya.
6. Tuangkan Semen Instan (Mortar) Plester secara bertahap ke dalam air. Aduk selama 2
menit sampai menghasilkan campuran yang merata, biarkan 10 menit supaya aditif
menjadi larut. Aduk kembali sebelum digunakan.
7. Pekerjaan plesteran dapat dilakukan dengan menggunakan roskam plesteran atau

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 12


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

disemprot dengan menggunakan mesin semprot yang sesuai.


8. Pemasangan plesteran dilakukan sekurang-kurangnya 24 jam setelah pekerjaan
pemasangan blok dengan menggunakan Semen Instan (Mortar) Perekat Blok.
9. Aplikasi plesteran di permukaan dinding beton harus menggunakan bonding agent.
10. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bagian bangunan, untuk menghindari permukaan
plesteran yang tidak rata ataupun retak rambut dikemudian hari.
11. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa- sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk.
12. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Dicapai ketebalan plesteran
10 mm. Dicapai ketebalan acian yang disarankan yaitu 2- 3 mm
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
14. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/MK
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali
setiap hari.
17. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
18. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 13


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.4 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plesteran dari kotoran kotoran
atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plesteran yang
tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan
plesteran yang tidak rata, yang hasilnya bergelombang, dan pekerjaan plesteran yang
tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan plesteran dinding, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 14


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, & JENDELA ALUMINIUM

5.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
Sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
3. Kriteria Desain
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun tekan) :
120 Kg/M2.
4. Standard
a. ASTM:
b. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
c. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
d. C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extinasion
Compounds.
5. Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing :
 Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan-
hubungan antar komponen , cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan
hardware, dan detail-detail pemasangan.
 Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
 Shop drawing harus dikoordinasikan dengan "Ironmongery" guna ketepatan
perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari hardware tersebut.
 Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca,
gasket, serta sealant.
b. Contoh bahan :

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 15


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan


tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil extruded panjangnya
minimum 300 mm. Untuk aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan
sesuai dengan yang akan dipakai.
 Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis alloy,
warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
6. Pengadaan dan Penyimpanan Material
 Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan.
 Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan
kemungkinan pecah.

5.2 Persyaratan Bahan


1. Kusen Aluminium yang digunakan:
a. Bahan: Aluminium framing system sesuai standard mutu SNI dengan bahan baku
aluminium menggunakan Alloy 6063 dengan T5.
b. ukuran 4 x 1 3/4 inchi, tebal 1,35 mm.
c. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK.
d. Warna Profil: Putih (contoh warna diajukan Kontraktor).
e. Lebar Profil: Pemakaian lebar bahan sesuai gambar perencanaan disetujui
Pengawas/MK
f. Ajuan Produk Alumunium : Setara Alexindo
g. Ajuan Produk Kaca : Asahimass, Mulia
2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan yarat- syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 16


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
b. Untuk diagonal 2 mm.
6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking
dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
7. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

5.3 Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/ MK
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan
4. Pemotongan dan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaanya. Disarankan untuk
mengerjakanya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan
pada permukannya
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 17


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 12-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrupan anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen aluminium ini dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut ini :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu dipasang tanpa harus dimatikan secara penuh
yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai asesoris yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus di beri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kusen terpasang. Permukan bidang dinding horizontal (pelubang dinding) yang melekat
pada ambangan bawah dan atas harus waterpass.
13. Untuk memperoleh kekedapan kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan
hendaknya dapat digunakan synthetic rubber atau baan dari synthetic resin. Penggunaan
ini pada swing door dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat dari berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedepan air dan kedepan suara.
15. Tepi bawah ambangan kusen eksterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 18


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5.4 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan
kaca dari kotoran-kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak
semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan kusen,
pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti
perapihan permukaan finishing kusen, pintu dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standar teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar rapih, lurus, rata
dan vertikal atau datar.
5. Bagian-bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/ alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/ dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 19


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6. PEKERJAAN PLAFOND (GYPSUM, KALSIBOARD & AKUSTIK)

6.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi penyediaan bahan langit-langit GYPSUM serta GRC dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar untuk itu.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan kayu kasar
b. Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Logam non Struktur
d. Pekerjaan Mekanikal
e. Pekerjaan Elektrikal
3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis langit-
langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan jelas
hubungkan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan hubungannya dengan
lampu, AC dan lain-lain
6.2 Persyaratan Bahan
1. Gypsum tebal 9 mm untuk area selain area basah (atau yang ditunjukkan pada
gambar), ukuran, dan tipe sesuai gambar. Kemampuannya tahan api, kedap suara, dan
bebas asbestor. Rangka Hollow 40x40 mm dan 40 x 20 mm dengan sistem suspended.
Diberi tepian list profil pada bagian yang berbatasan dengan dinding.
Ajuan Produk : ex. Jayaboard
2. Akustik (Accoustic Ceiling Panel) ukuran 60 x 120 cm, tebal 9 mm KHUSUS
UNTUK Ruang Laboratorium Keagamaan (8) – R. Lab Multimedia. Rangka Hollow
40x40 mm dan 40 x 20 mm dengan sistem suspended. Diberi tepian list profil pada
bagian yang berbatasan dengan dinding.
3. KALSIBOARD tebal 4,5 mm untuk area basah seperti KM/ WC Pria & Wanita
Ajuan Produk : Kalsi

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 20


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6.3 Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit
a. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang plafon sesuai daerah yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak module mak. 60 cm.
c. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil pemasangan
harus rata/ tidak melendut.
d. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
e. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail pemasangan
harus konsultansi dengan Konsultan MK.
f. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad dibuat
0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar, pada
pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.

6.4 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plafond dari kotoran-kotoran
atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plafond yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan finishing
plafond yang tidak lurus, tidak rata/tidak flat, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebu telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertical atau
flat.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/ goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 21


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

7. PEKERJAAN SANITAIR & TOILET

7.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan kloset, washtafel, urinoir, kran air, pengering lantai (floor
drain)
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing
3. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/MK
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

7.2 Persyaratan Bahan


1. Kloset Duduk, Urinoir menggunakan merk kualitas ex. TOTO.
2. Wastafel menggunakan merk kualitas ex. TOTO.
3. Floor Drain dari bahan steel yang dilapisi verchroom merk kualitas ex. LOKAL
TERBAIK.
4. Kran dinding dari bahan stainless steel merk ex. LOKAL TERBAIK.
5. Jet Washer merk kualitas ex. TOTO.

7.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 22


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/MK.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Kloset
a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan
telah disetujui Konsultan MK.
b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7. Pekerjaan Kran
a. Semua keran yang dipakai adalah ex. LOKAL TERBAIK, dengan chromed
finish.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-
keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan
dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan ex. lokal bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
8. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia.
2" dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 23


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
d. harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

7.4 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan sanitair dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan sanitair
yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan permukaan sanitair yang kotor, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart
teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 24


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8. PEKERJAAN PENGECATAN

8.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi,
cat Weather shield
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Langit-langit Calsium Silicate atau GRC dan atau Kalsi board
b. Cat Dinding Eksterior dan Interior
3. Standar
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI :4
d. ASTM : D - 361
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock-up)
 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan
dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 25


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan
dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan
dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock-up seperti tersebut diatas.
 Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian
akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas indentitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai.

8.2 Persyaratan Bahan


1. Dinding dalam.
a. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic
kualitas I, tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang membahayakan
lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan dasar Alkali Resistance
Sealer warna ditentukan Perencana.
b. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall Putty kualitas I.
c. Ajuan Produk : Cat Dasar Setara Vinilex, Cat Interior Setara Dulux
2. Dinding Luar.
a. Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan dasar acrylic kualitas
Weathershield. Dengan lapisan dasar cat primer berbahan dasar alkali resistant
sealer. Konstraktor harus memberikan Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 5
tahun.
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/
bergelombang harus diratakan dengan bahan / semen khusus (sejenis Seam
Coat)
c. Ajuan Produk : Cat Weather Shields Setara Dulux

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 26


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada
retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
Unyuk dinding luar bila permukaan dinding belum rata tidak diizinkan diratakan
dengan plamur.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance
sealer atau cat primer untuk eksterior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
 Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
 Lapis II kental
 Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
2. Pekerjaan Cat Langit-langit
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit calcium
silicate/GRC, pelat beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan untuk plafond
bagian dalam dan cat luar bangunan untuk plafond bagian luar. Warna putih atau
ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu kualitas baik.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 27


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding kecuali


tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-langit
ini.
e. Untuk Pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray dengan
finish cat emulsi kualitas baik.
f. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah dicat.
3. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
railing, pintu-pintu besi dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah cat jenis alkyd enamel kualitas baik.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali sambungan las
dan ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot lapis.
Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir enamel disemprot 2 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

8.4 Garansi
Untuk cat luar bangunan (weathershield) kontraktor harus memberikan garansi produk
dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku selama 5 tahun.

8.5 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan dinding yang
telah di cat dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak
semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pengecatan atau
permukaan dinding finishing cat yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart
teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan dinding finishing cat yang tidak rata,
yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 28


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan


dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan dinding finishing cat, harus benar benar rapih, bersih, rata
dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 29


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

9. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

9.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti
yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi
3. Persyaratan Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dan pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Dalam Perencanaan digunakan Ajuan Produk : DEKKSON
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

9.2 Persyaratan Bahan


1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel/
bebas dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel
yang dipakai adalah kunci “mortise lock set” berbahan staniless steel atau logam
anti karat

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 30


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan MK.
2. Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu
kualitas baik, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada
posisi single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.

9.3 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel tengah dipasang
pada as. Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
2. Penarikan pintu (Door Handle) dipasang 100 cm (as jungkit) dari permukaan lantai.
Untuk Fixed Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai hingga bagian bawah
Fixed Handle.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan
Standar Spesifikasi pabrik.
6. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Manajemen

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 31


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Konstruksi.

9.4 Pembersihan dan perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan alat
penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca dari kotoran-kotoran atau bercak
bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan alat
penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan alat penggantung dan kunci
pintu dan jendela kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai
dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca,
harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal atau datar.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/ alat bantu yang
tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 32


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

10.PEKERJAAN SILICONE SEALANT

10.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant antara lain:
 Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
 Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton.
 Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Kusen Aluminium
b. Pekerjaan Kaca dan Cermin

10.2 Persyaratan Bahan


1. Silicone sealant yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
a. Pengeringan netral
b. Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
c. Kering sentuh : 15 menit
d. Waktu pengerjaan : Kurang dari 10 menit
e. Menyatu sepenuhnya : 24 jam
f. Warna : Ditentukan Kemudian
g. Tidak terpengaruh terhadap : ° Sinar matahari
o Hujan
o Ozon
o Perubahan temperatur yang tinggi
(62 oC s/d 205 oC)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 33


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing


Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap
fluorocarbon)
2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape sekualitas
GINZA.
3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang
direkomendasi dari Dow Corning.

10.3 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan silicone sealent
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan silicone
sealent yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan permukaan silicone sealent yang tidak rata, masih ada yang belum di
silicone sealent yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan silicone sealent, harus benar benar rapih, bersih, rata dan
tidak bolong/ kosong.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 34


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

11. PEKERJAAN WATERPROOFING

11.1 Umum
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada
Daerah Basah (Plat Lantai KM/WC Pria & Wanita), Dak Beton Lantai Atap, Dak
Beton Ruang Tangga, serta bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
pelaksanaan.

11.2 Persyaratan Bahan


1. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3, ASTM-828,
ATNE, TAPP-1-083 dan 407.
2. Jenis bahan yang digunakan bituthene liquid untuk plat lantai toilet dan daerah
basah, talang plat atap.
3. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta
konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
4. Perlindungan terhadap Waterproofing menggunakan screed dengan komposisi
campuran 1 PC : 3 Ps.
5. Water Proofing Membrane pada Dak Beton Lantai Atap, Dak Beton Ruang
Tangga, dan Talang Beton Atap, ex Import.
6. WaterProofing pada Plat Lantai Area Basah, ex Import.

11.3 Pelaksanaan
1. Persiapan Permukaan.
1. Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus
benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam
yang permanen dari tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi
kering (dalam arti kata baik kering leveling screed maupun kering
permukaan).
2. Semua pertemuan 90o atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul,
yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 PC : 3
Ps atau seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 35


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. Leveling screed menggunakan campuran kedap air 1 PC : 3 Ps dengan


kemiringan sebesar +1 %, arah kemiringan dibentuk menggunakan benang
waterpass menuju ke lubang-lubang talang dan floordrain.
4. Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan
screed dan pemasangannya harus diratakan terlebih dahulu sehingga tidak
melengkung.
5. Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok
sedemikian rupa dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung
udara yang terperangkap di dalam adukanan screed dapat keluar.
6. Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen
sambil digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata, setelah lapisan
Screed kering tidak boleh diaci.
7. Setelah kering udara (+24 jam ), screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan
atasnya dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dijaga kondisi basahnya.
8. Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari
dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak termasuk
dalam perhitungan waktu pengeringan screed.
2. Lapisan Waterproofing.
1. Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah
titik tertinggi.
2. Overlap antara lapisan, minimum 65 min dan/atau sesuai spesifikasi
pabrik.
3. Pemasangan waterproofing langsung dari gulungan dengan cara yang teliti
dan merata, ditekan dengan roller secara menerus sehingga tidak terdapat
gelembung udara. Roller mempunyai berat kira-kira 35 kg dan lebar 70
cm. Disepanjang bagian atas dilatasi, waterproofing dipasang dua lapisi.
4. Pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada daerah talang (roof drain),
harus masuk ke dalam lubang Talang ± 10 cm.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 36


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. Selama pelaksanaan waterproofing, harus dilindungi dari sengatan


matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
6. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak, apa lagi
oleh sepatu atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan
melokalisir daerah yang sudah terpasang waterproofing.
7. Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti
bentuk listplank.
8. Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi pemasangan benar-benar kering.
3. Perbaikan lapisan waterproofing.
1. Bagian dari lapisan waterproofing dibagian atas kebocoran disobek
secukupnya.
2. Lekatkan potongan lapisan waterproofing baru sejauh minimal 150 mm ke
segala arah dihitung dari sisi luar celah / sobekan.
3. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus kering
betul.
4. Lapisan Pelindung.
1. Setelah Waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi
perlindungan screed (perbandingan 1 PC : 3 Ps), setebal 3 cm dengan
menggunakan tulangan susut finemesh yang terletak di tengah-tengah
adukan screed.
2. Untuk mengatur jarak / tebal screed, harus digunakan beton decking
setebal 1,5 cm setiap jarak 0,5 m.
3. Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya
sehingga licin.
4. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
kebocoran terutama untuk permukaan horizontal pelat atap.
5. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 Jam.
6. Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau bocor.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 37


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

7. Untuk pelat atap yang miring harus dibagi menjadi beberapa segmen agar
genangan air tidak terlalu tinggi di titik pelat terendah.
8. Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran,
lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
9. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor
baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat
pekerjaan telah selesai, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti
bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 38


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

12. PEKERJAAN ACCESORIES RAILING TANGGA STAINLESS

12.1 Umum
1. Pekerjaan railing tangga menggunakan Pipa Stainless Steel dan sesuai dengan
petunjuk dalam gambar rencana.
2. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan Pipa Stainless Steel dan juga mempersiapkan
lokasi/tempat dudukannya.

12.2 Persyaratan Umum


1. Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidangnya.
2. Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti alat
potong, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan
contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.

12.3 Persyaratan Bahan


1. Ukuran Pipa Stainless Steel yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang
diberikan.
2. Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.

12.4 Pelaksanaan
1. Stainless Steel dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di
luar proyek (workshop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memasang pada
dudukannya.
2. Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam gambar
detail dan atau sesuai eksisting yang telah terpasang pada tangga di lantai dasar.
3. Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat
4. Dudukan railing pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan dynabolt.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 39


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

12.5 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan railling dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan railling
atau permukaan railling yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis
seperti perapihan pekerjaan pemasangan railing dan finishing railling yang tidak rata,
tidak lurus yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan finishing railling, harus benar benar rapih, bersih, dan
rata.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/ goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 40


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

13.PEKERJAAN PENUTUP ATAP

13.1 U m u m
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang ditentukan
seperti yang ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau dalam tabel rincian jenis
pekerjaan.

13.2 Persyaratan Bahan


1. Penutup atap yang digunakan adalah
 GENTENG ONDUVILLA DARI MERK ONDULINE, untuk Bangunan
Utama
2. Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau cacat-cacat lainnya.
3. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pelengkap seperti flashing (penutup atas dan
penutup samping) dengan bahan yang sama..
4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis kepada
Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
5. Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
6. Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat penyambungan
sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan seperti yang
direncanakan
7. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK.

13.3 Pelaksanaan
1. Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur atau
baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar seperti
yang direncanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 41


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2. Pasangkan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari
bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan pemotongan, dan keperluan lain
untuk pemasangan, pasangkan sesuai dangan shop drawing.
3. Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat
pekerjaan lain-lain, buang bahan pelindung / pelapis dari pabrik, bersihkan dengan
alat dan cara yang di instruksikan pabrik pembuat.
4. Perbaikan/pembersihan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menggangu pekerjaan finishing lainnya.
5. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan penutup atap
ini, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

13.4 Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan atap dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dan dari material yang tidak semestinya
ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan atap yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan atap
yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah
sesuai dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Hasil pekerjaan atap, harus benar benar rapih, bersih, rata, dengan ukuran yang
sesuai dengan persyaratan dan menjamin tidak bocor.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 42


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

14.PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL


(ACP)

14.1 Umum
1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan membuat konstruksi rangka dan pemasangan
ACP sesuai ketentuan perencanaan, dan pemasangannya di lapangan.
2. Semua pekerjaan dan tukang yang bekerja untuk melakukan pekerjaan harus
ahli dan yang berpengalaman serta profesional.
3. Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja(Shop Drawing)
yang lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-komponen, yang
sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan Pemasangan ACP harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada gambar kerja.

14.2 Persyaratan Bahan


1. Semua bahan harus dikerjakan sesuai dengan standard dan spesifikasi dari
pabrik.
2. Bahan ACP yang akan digunakan harus dalam keadaan rata.
3. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengerjaan curtain wall harus memenuhi
standar-standar antara lain :
· (AA) The Aluminium Association
· (ASTM) E84 American Standart for Testing Materials
· ISO9001 Quality Management System Certification
4. Spesifikasi bahan yang dibutuhkan antara lain :
a. Aluminium Composite Panel
· Merk SEVEN, uk : 1220mm x 2440mm x 5mm
· Warna mengikuti gambar kerja
· Bending strength : 132 Mpa
· Sound insulation : 0 – 3 dB
· Finished : PVdF coating
b. Besi siku untuk rangka ukuran : 40mm x 40mm x 5mm

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 43


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Profil aluminium ukuran : 38mm x 38mm


d. Selang air ø ½ Inch
e. Sealant merk MARKS warna aluminium grey
f. Dinabolt ø 10 mm
g. Paku keling

14.3 Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
2. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam merk saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
4. Untuk pemasangan rangka ke dinding, dilakukan pemasangan besi siku yang
dibor dengan dinabolt ø 10mm pada dinding sebagai dasar rangka panel.
5. Untuk pemasangan modul panel ke rangka, dipasang rangka aluminium 38x38
untuk landasan Panel Alumunium Composite pada rangka besi siku
menggunakan dinabolt ø10mm yang dibor.
6. Rangka-rangka dudukan harus diperiksa dengan teliti, harus tegak lurus, dan
terpasang pada posisinya.
7. Pemasangan modul panel Alumunium Composite dilakukan jika sudah
dipastikan rangka-rangka dudukan tegak lurus serta terpasang kuat pada
posisinya.
8. Pemasangan harus dilakukan secara teliti dan rapi dengan metode pemasangan
yaitu tepi panel Alumunium Composite di tekuk tepiannya sebanyak 2 kali
hingga membentuk huruf S, sebagai sambungan ke rangka alumunium
menggunakan rivet.
9. Celah antar sambungan panel diberi selang ø ½ Inch kemudian ditutup dengan
Sealant mencegah air masuk.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 44


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

10. Pembersihan ACP yang sudah terpasang dilakukan setelah pekerjaan selesai.
Pembersihan dapat menggunakan air dan spons atau sikat lembut. Apabila
pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
11. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal yang tidak diinginkan terjadi,
Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
12. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP) harus
merupakan hasil pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 45


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

15.PEKERJAAN DINDING LAPIS BATU ALAM (DINDING FASAD)

15.1 Persyaratan Bahan


1. Spesifikasi bahan batu alam.
a) Jenis : Batu Andhesit Bintik Bakar uk. 30 x 60 cm
b) Finishing permukaan : halus dan rata
c) Produk : kualitas terbaik
d) Bahan pengisi siar : semen berwarna
e) Bahan perekat : adukanan 1 PC: 3 Ps
f) Warna : abu-abu kehitaman
2. Penggunaan bahan seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI
1982.
3. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dibeli atau diangkut ke Lapangan, terlebih
dahulu harus diserahkan contoh contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi/Pengawas.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi/Pengawas.
5. Persyaratan material/bahan lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekejaan bagian ini,
maka material/bahan tersebut harus baru dengan jenis dari kualitas terbaik dan
harus disetujui Direksi/Pengawas.

15.2 Pelaksanaan
1. Pada permukaan dinding bata merah yang akan difinis/ditempel batu alam,
dapat langsung dipasang (tanpa diplester terlebih dulu) dengan menggunakan
perekat 1 PC : 3 Ps sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera
pada Gambar.
2. Siar-siar batu alam diisi dengan cairan semen berwama (wama siar ditentukan
kemudian).

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 46


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. Pemotongan batu alam harus menggunakan alat potong khusus, sesuai


petunjuk pabrik.
4. Pemasangan harus dilakukan oleh orang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan batu alam.
5. Bidang dinding batu alam harus diusahakan rata, dan garis-garis siar harus
lurus.
6. Sebelum pemasangan batu alam tempel pada dinding dimulai, terlebih dahulu
harus dibicarakan dengan Direksi/Pengawas.
7. Batu alam tempel yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda
yang melekat.

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) - Pekerjaan Arsitektur 47


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

I. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL SYARAT-SYARAT UMUM


1. UMUM ........................................................................................................ 1
1.1. Standar Dan Aturan Yang Harus Di Ikuti ..................................... 1
1.1.1. Instalasi dan Distribusi Tenaga Listrik .............................. 1
1.1.2. Instalasi dan Sistem Elektronik ........................................ 1
1.1.3. Instalasi Plumbing ............................................................. 2
1.1.4. Intalasi Pemadam Kebakaran ............................................ 2
1.1.5. Tata Udara Gedung ( T.U.G.) .......................................... 2
2. PERATURAN DAN ACUAN ................................................................... 2
3. PELAKSANAAN ....................................................................................... 2
3.1. Pekerjaan instalasi ........................................................................ 2
4. GAMBAR-GAMBAR ................................................................................ 3
5. KOORDINASI ........................................................................................... 4
6. RAPAT LAPANGAN ................................................................................ 4
7. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH ......................................................... 4
8. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK
DAN PENGGANTINYA ........................................................................... 5
9. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN .......................................................... 5
10. PERLINDUNGAN PEMILIK ................................................................... 5
11. PENGAWASAN ........................................................................................ 5
12. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN ....................................................... 6
13. PELAKSANAAN PEMASANGAN .......................................................... 6
14. SLEVES DAN INSERTS .......................................................................... 6
15. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI .......... 7
16. PEMBOBOKAN, PENGALASAN DAN PENGEBORAN ...................... 7
17. LAPORAN-LAPORAN ............................................................................. 7
17.1. Laporan Harian Dan Mingguan ................................................ 7
17.2. Laporan Pengetesan .................................................................... 8
18. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS...................................................... 8

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP i


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

19. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG ...................... 8


20. PENJAGAAN ............................................................................................ 8
21. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA ................................................. 9
22. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN ........................................................ 9
23. PENGECETAN .......................................................................................... 9
24. KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK .................................................. 9
25. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN ........................................... 9
26. TESTING DAN COMMISIONING .......................................................... 10
27. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN ........ 10
28. IJIN-IJIN .................................................................................................... 11
29. GARANSI .................................................................................................. 11
30. TRAINING ................................................................................................. 11

II. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK ARUS KUAT


1.1. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................ 12
1.2. PERENCANAAN DAN PEMASANGAN .................................. 12
1.2.1. Panel Tegangan Rendah ................................................... 12
1.2.2. Panel Bagi Utama 220-380 MDP ..................................... 14
1.2.3. Panel Pembagi/Kontrol .................................................... 15
1.2.4. Panel Kontrol Genset ( PKG ) .......................................... 16
1.2.5. Fungsi Operasi Panel Kontrol Genset
(PKG)+AMF/ATS ............................................................ 17
1.2.6. Sistem Operasi Panel PKG (PKG)+AMF/ATS ................ 17
1.2.7. Instalasi ............................................................................ 17
1.3. KABEL TENAGA ....................................................................... 18
1.4. PIPA PELINDUNG/KONDUIT .................................................. 18
1.5. RAK/TRAY ................................................................................. 18
1.6. JENIS LAMPU ............................................................................ 18
1.7. SAKLAR DAN STOP KONTAK ................................................ 19
1.8. PERLENGKAPAN INSTALASI ................................................. 20
2. PELAKSANAAN ......................................................................... 20
2.1. PANEL ......................................................................................... 20

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP ii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.2. PENARIKAN KABEL BAWAH TANAH ................................. 21


2.3. INSTALASI KABEL TENAGA ................................................. 22
2.4. PENGUJIAN ................................................................................ 24
2.5. INSTALASI PENERANGAN ..................................................... 24
2.6. PENTANAHAN .......................................................................... 25
3. TESTING INSTALASI LISTRIK KESELURUHAN ................................ 26
4. REFERENSI PRODUK ............................................................................. 27

III. ELEKTRIKAL II SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PENANGKAL PETIR


1. PENJELASAN ............................................................................................ 31
2. LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................... 31
3. AIR TERMINAL ........................................................................................ 31
4. BATANG PENINGGI ................................................................................ 32
5. SALURAN/ PENGHANTAR ..................................................................... 32
6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL .................................................. 33
7. PENAMBAT/KLEM .................................................................................. 33
8. PENTANAHAN.......................................................................................... 33
9. BAK KONTROL ........................................................................................ 33
10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR ...................... 33
11. SURAT IJIN ................................................................................................ 33
12. PENGUJIAN/PENGETESAN .................................................................... 33
13. REFERENSI PRODUK ............................................................................. 34
IV. ELEKTRIKAL III SPESIFIKASI TEKNIS DIESEL GENERATING SET
( GENSET )
1. UMUM ....................................................................................................... 35
2. LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................... 35
2.1. LINGKUP PEKERJAAN UTAMA .............................................. 35
2.1.1 SISTEM KERJA GENSET ................................................ 35
2.1.2 LINGKUP PEKERJAAN UTAMA INI AKAN
MELIPUTI TETAPI TIDAK TERBATAS ....................... 36
2.1.3 INSTALASI OPERASI SISTEM GENSET ..................... 36
2.2. LINGKUP PEKERJAAN TERMINASI ..................................... 37

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP iii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.3. LINGKUP PEKERJAAN YANG TERKAIT ............................... 37


2.4. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG LAIN ......................... 37
2.5. LINGKUP PEKERJAAN PENGAWAS LAPANGAN .............. 37
2.6. LINGKUP PEKERJAAN PEMILIK ........................................... 38
3. SPESIFIKASI TEKNIS .............................................................................. 38
3.1. SISTEM OPERASI ...................................................................... 38
3.2. UMUM .......................................................................................... 38
3.3. PANEL KONTROL GENSET ................................................... 41
3.3.1. UMUM ............................................................................. 41
3.3.2. FUNGSI OPERASI PKG+AMF ....................................... 42
3.3.3. SISTEM OPERASI PKG ................................................. 42
3.3.4. INSTALASI ..................................................................... 43
3.3.5. KETENTUAN TEKNIS BAHAN DAN
PERALATAN .................................................................. 43
3.4. INSTALASI ................................................................................. 44
3.5. PENGUJIAN ................................................................................ 44
4. SISTEM BAHAN BAKAR ....................................................................... 45
5. SISTEM GAS BUANG ............................................................................. 46
6. SISTEM PENDINGIN ............................................................................... 47
7. SISTEM VENTILASI RUANG ................................................................. 47
8. KABEL TEGANGAN RENDAH .............................................................. 47
8.1. Spesifikasi Teknis ........................................................................ 47
8.2. Instalasi ........................................................................................ 47
8.3. Pengujian ...................................................................................... 49

V. ELEKTRIKAL IV SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM


1. LINGKUP PEKERJAAN .......................................................................... 50
1.1. Umum ........................................................................................... 50
1.2. Uraian Pekerjaan Fire Alarm ........................................................ 50
2. URAIAN SISTEM ..................................................................................... 51
3. MASTER CONTROL FIRE ALARM ....................................................... 52
4. KETENTUAN BAHAN & PERALATAN................................................. 53

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP iv


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. KOTAK HUBUNG & TERMINAL .......................................................... 56


6. KABEL TRAY ............................................................................................ 56
7. KONDUIT ................................................................................................... 57
8. KABEL ....................................................................................................... 57
8.1. Kabel Data..................................................................................... 57
8.2. Kabel Zone .................................................................................... 57
8.3. Kabel Signal ................................................................................. 57
8.4. Kabel Power .................................................................................. 57
9. PERSYARATAN INSTALASI ................................................................. 57
9.1. Peralatan ........................................................................................ 57
9.2. Kabel ............................................................................................. 57
10. INTERCONECTING INTERLOCK .......................................................... 58
11. LAIN-LAIN ............................................................................................... 58
12. TESTING & COMISIONING ................................................................... 58
13. SERTIFIKASI, STANDAR & REGULASI .............................................. 58
13.1. Sertifikasi Produk ......................................................................... 58
13.2. Standar & Regulasi ....................................................................... 58
14. REFERENSI PRODUK ............................................................................. 59

VI. ELEKTRIKAL VI SPESIFIKASI INSTALASI TELEPON


1. UMUM ........................................................................................................ 60
2. LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................... 60
3. PERSYARATAN TEKNIS......................................................................... 61
3.1. PABX ............................................................................................ 61
3.2. CATU DAYA KEY TELEPHONE .............................................. 62
3.3. PESAWAT TELEPHONE (EXTENSION) .................................. 63
3.4. TERMINAL .................................................................................. 64
3.5. KABEL TELEPON ....................................................................... 64
3.6. KABEL KONDUIT ...................................................................... 64
3.7. OUTLET ...................................................................................... 65
3.8. SURGE PROTECTION ................................................................ 65
4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN ........................................... 65

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP v


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. TESTING / COMMISIONING ................................................................... 66


6. LAIN-LAIN ................................................................................................ 66
7. REFERENSI PRODUK .............................................................................. 66

VII. ELEKTRIKAL VII SPESIFIKASI PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA


( SOUND SYSTEM )
1. PERSYARATAN SISTEM SOUND SYSTEM ......................................... 68
1.1. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................. 68
1.2. LINGKUP PEKERJAAN YANG DIMAKSUD .......................... 68
2. TUJUAN PENGGUNAAN......................................................................... 70
3. KEMAMPUAN OPERASI ......................................................................... 71
4. PERSYARATAN TEKNIS......................................................................... 72
4.1. Peralatan Sentral Sistem Sound System ........................................ 72
4.1.1. Power Amplifier ................................................................ 72
4.1.2. Mixer Pre Amplifier .......................................................... 72
4.1.3. Cassette Deck Recorder .................................................... 73
4.1.4. Chime Generator ............................................................... 73
4.1.5. Graphic Analizer ............................................................... 74
4.1.6. Dynamic Microphone........................................................ 75
4.1.7. Radio Tuner....................................................................... 75
4.1.8. Remote Microhnoe ............................................................ 76
4.1.9. Rack Sistem Tata Suara .................................................... 76
4.1.10. Compressor Amplifier/Limiter.......................................... 77
4.1.11. Speaker Selector Switch .................................................... 77
4.2. Speaker
4.2.1. Ceiling Speaker ................................................................. 77
4.2.2. Horn Speaker..................................................................... 77
4.2.3. Attenuator ( Pengatur Kuat Suara ) ................................... 78
4.2.4. Data Teknis ....................................................................... 78
4.2.5. Instalasi ............................................................................. 78
4.2.6. Terminal Box Sistem Sound System ................................ 79

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP vi


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

VIII. ELEKTRIKAL VIII SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV


1. PEKERJAAN CCTV ................................................................................. 80
1.1. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................ 80
2. PEKERJAAN CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION SYSTEM) ..... 80
2.1. UMUM .......................................................................................... 80
2.2. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................ 80
2.3. PERALATAN CCTV .................................................................. 81
3. SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM CCTV ................................................... 86
3.1. INDOOR FIXED DOME CAMERA ........................................... 86
3.2. OUTDOOR CAMERA ................................................................. 87
3.3. DIGITAL VIDEO RECORDER ( DVR ) ..................................... 90
3.4. ELECTRICAL/VIDEO ................................................................. 90
3.5. MECHANICAL ............................................................................ 91
3.6. LCD MONITOR ........................................................................... 91
4. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI KABEL CCTV .............................. 92
4.1. KABEL SINYAL KOAKSIAL VIDEO DALAM GEDUNG ..... 92
4.1.1. UMUM .............................................................................. 92
4.1.2. KONSTRUKSI ................................................................ 92
4.2. KABEL SINYAL KOAKSIAL VIDEO DI LUAR GEDUNG .... 92
4.2.1. UMUM .............................................................................. 92
4.2.2. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH ........................ 93
4.2.3. KABEL KONTROL TWISTED SHIELDED ( STP ) ...... 94
4.2.4. KABEL SINYAL DATA UNSHIELDED TWISTED
PAIRS CAT.5E ................................................................ 94
4.2.5. KONDUIT ........................................................................ 95
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI KABEL CCTV ............... 96
5.1. PERSYARATAN PEMASANGAN ............................................. 96
5.2. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN ........................................... 96
5.3. PEMASANGAN KABEL............................................................. 97
5.3.1. LUAR BANGUNAN ........................................................ 97
5.3.2. DALAM BANGUNAN ................................................... 98
5.4. PEMASANGAN KABEL CCTV ................................................. 102

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP vii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5.4.1. LUAR BANGUNAN ........................................................ 102


5.4.2. DALAM BANGUNAN .................................................... 102
5.5. PENGUJIAN DAN COMMISSIONING / TESTING.................. 103
6. REFERENSI MERK / PRODUK ............................................................... 104

PASAL 1 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING


1. UMUM ....................................................................................................... 105
2. LINGKUP PEKERJAAN .......................................................................... 105
3. PENJELASAN SISTEM ........................................................................... 106
3.1. AIR BERSIH ................................................................................. 106
3.2. AIR BUANGAN ........................................................................... 106
3.3. AIR HUJAN DAN DRAINASE ................................................... 106
4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN ........................................... 106
4.1. Reservoir Bawah (Ground Tank) ................................................. 107
4.2. Pompa-pompa .............................................................................. 107
4.2.1. Pompa Air Bersih .............................................................. 108
4.3. Pipa-pipa ...................................................................................... 109
4.4. Katup-katup (Valve) ..................................................................... 110
4.5. Check valve .................................................................................. 110
4.6. Rubber Flexible / Expansion Joint ( Flange Connection ) ............ 110
4.7. Rubber Flexible / Expansion Joint ( Screw Connection ) ............. 111
4.8. Katup-katup Lainnya ..................................................................... 111
4.9. Floor Drain ................................................................................... 111
4.10. Floor clean Out .............................................................................. 111
4.11. Roof Drain .................................................................................... 112
4.12. P” Trap ......................................................................................... 112
4.13. Grease Trap .................................................................................. 112
4.14. Alat-alat Plumbing ........................................................................ 112
4.15. Alat-alat Bantu (Accesories) ......................................................... 112
5. SPESIFIKASI PEKERJAAN POMPA SUMUR DALAM ....................... 112
5.1. SPESIFIKASI POMPA ................................................................ 112
5.2. PERALATAN PENGEBORAN .................................................. 113

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP viii


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5.3. SUMUR DALAM ......................................................................... 113


6. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN ........................................... 114
6.1. POMPA ......................................................................................... 114
6.2. PIPA-PIPA ................................................................................... 115
6.2.1. UMUM .............................................................................. 115
6.2.2. PENGGANTUNG DAN PENUMPU PIPA ..................... 117
6.2.3. PIPA DALAM TANAH ................................................... 117
6.2.4. SAMBUNGAN PIPA ....................................................... 117
6.2.5. SELUBUNG PIPA ........................................................... 118
6.2.6. KATUP LABEL (VALVE TAG) ..................................... 118
6.2.7. PEMBERSIHAN .............................................................. 119
7. PENGUJIAN ............................................................................................. 119
7.1. UMUM ......................................................................................... 119
7.2. PIPA DAN JARINGAN PIPA .................................................... 119
7.3. POMPA ...................................................................................... 120
7.4. RESERVOIR ............................................................................... 120
8. TRAINING ................................................................................................. 120
9. REFERENSI PRODUK ............................................................................. 120

PASAL 3 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA


1. LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................... 124
1.1. LINGKUP PEKERJAAN UTAMA .............................................. 124
1.2. LINGKUP PEKERJAAN TERMINASI ...................................... 124
1.3. LINGKUP PEKERJAAN YANG TERKAIT ............................... 125
2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM ........................................................... 125
2.1. UMUM .......................................................................................... 125
2.2. PUBLIKASI,CODE DAN STANDARD ..................................... 125
2.3. KONDISI PERANCANGAN ....................................................... 126
2.4. KRITERIA KEBISINGAN / NOISE CRITERIA (NC) ............... 126
3. PERALATAN UTAMA ............................................................................. 126
3.1. AC Split Duct ............................................................................... 126
3.1.1 Lingkup Pekerjaan ............................................................ 162

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP ix


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.1.2 Umum ............................................................................... 127


4. PEREDAM GETARAN ......................................................................... 129
4.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................ 129
4.2. Spesifikasi Teknis ......................................................................... 129
5. PEKERJAN PEMIPAAN ......................................................................... 129
5.1. UMUM .......................................................................................... 129
5.2. PERALATAN ............................................................................... 129
5.2.1. Pipa Refrigerant ................................................................. 129
5.2.2. Pipa Kondensasi (Drain) ................................................... 131
6. PEKERJAAN ISOLASI ......................................................................... 133
6.1. UMUM .......................................................................................... 133
6.2. SPESIFIKASI TEKNIS ISOLASI ................................................ 133
6.3. ISOLASI PIPA REFRIGERANT DAN DRAIN .......................... 133
6.4. ISOLASI ALAT-ALAT BANTU PIPA ....................................... 134
6.5. ISOLASI PERALATAN ............................................................... 134
6.6. PERLINDUNGAN ISOLASI TERHADAP KERUSAKAN ....... 134
7. PEKERJAAN LISTRIK ......................................................................... 135
7.1. Umum ........................................................................................... 135
7.2. Spesifikasi Teknis ........................................................................ 135
7.2.1. Motor Listrik ................................................................... 135
7.2.2. Panel ................................................................................. 136
7.2.3. Panel Starter ...................................................................... 136
7.2.4. Wiring ............................................................................... 137
8. INSTALASI ................................................................................................ 137
8.1. Umum ........................................................................................... 137
8.2. Landasan Peralatan ...................................................................... 138
8.3. Platforms ...................................................................................... 138
8.4. Penetrasi Atap ............................................................................... 138
8.5. Pencapaian Peralatan Untuk Service.......................................... 138
8.6. Perlindungan Peralatan dan Bahan............................................. 139
8.7. Pengecatan .................................................................................... 139
8.8. Anti Karat ...................................................................................... 139

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP x


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8.9. Sleeve, Built in Insert ................................................................... 140


8.10. Penomoran, Nama Peralatan / Accessories ................................... 140
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN......................................................................... 141
10. PEKERJAAN TESTING,ADJUSTING DAN BALANCE ........................ 142
11. REFERENSI PRODUK .............................................................................. 142

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP xi


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

I. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


SYARAT-SYARAT UMUM

1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
1.1. Standar dan aturan yang harus diikuti
Seluruh pekerjaan yang di laksanakan oleh Kotraktor harus mengikuti segala aturan dan
standar yang berlaku dan di lengkapi dengan segala peralatan untuk kesempurnaan
operasi, kemudahan pengaturan dan perawatan, keamanan pengopersian system sesuai
dengan salah satu atau lebih dari peraturan – peraturan yang di tulis di bawah ini :
1.1.1. Instalasi dan distribusi tenaga listrik.
a. SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
b. SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
c. SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
d. SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
e. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat,
Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
f. SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan
Buatan pada Bangunan.
g. SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
1.1.2. Instalasi dan system elektronik.
a. SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
b. KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
c. UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
d. Wisi, CCTV System Refference
e. Sony, CCTV Equipment
f. AVE, VOE, PI, UIL
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.1.3. Instalasi plumbing


a. Peraturan Daerah (PERDA) setempat
b. Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
c. Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
d. Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
e. SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing
1.1.4. Instalasi Pemadam Kebakaran
a. Perda Pemda setempat
b. Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
c. Departemen Pekerjaan Umum, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM NOMOR: 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

1.1.5. Tata Udara Gedung (T.U.G)


a. SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
b. SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.

1.1.6. Peraturan Keselamatan Kerja di perusahaan Pemberi tugas.


2. PERATURAN DAN ACUAN
Peraturan Yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada peraturan
daerah maupun nasional, keputusan menteri, assosiasi profesi internasional, standar nasional
maupun internasional yang terkait. Pemborong dianggap sudah mengenal dengan baik
standard dan acuan nasional dan internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi
ini
3. PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
3.1.1. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
3.1.2. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.1.3. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, PDAM diperkenankan bekerja sama
dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas
pekerjaan tersebut.
4. GAMBAR-GAMBAR
4.1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya
4.2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga
kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan
4.3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialist lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi
4.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail,
“shop drowing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong
dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi
ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pemborong dari kesalahan yang
mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak
4.5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat)
cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya,
dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini
harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada termasuk
dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan
dan informasi lainnya sehingga jelas
4.6. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilegkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. KOORDINASI
5.1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
5.2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain
5.3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas
Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Pemborong ini
6. RAPAT LAPANGAN
6.1. Wakil Pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh DPL.
7. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH
7.1. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan kecuali apabila ditunjuk lain oleh Pengawas
Lapangan, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan termasuk country or origin. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.
Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar
diatas.
7.2. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas Lapangan paling lama 6 (enam) minggu setelah daftar material disetujui.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
7.3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis
ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang
ahli.
7.4. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pemborong harus
segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
7.5. Pengambilam ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan peralatan dan material

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi Konsultan


Perencana.
8. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan
sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan
persetujuan Konsultan Perencana dan Pemilik.
9. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN
Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Pemborong harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest
dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak,
maka seluruh unit lengkap dengan peralatannyadapat diserahkan berdasarkan Berita Acara
oleh Pengawas Lapangan.
10. PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
11. PENGAWASAN
11.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Pengawas Lapangan.
11.2. Pada setiap saat Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
11.3. Bagian-bagian pekrjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Pengawas Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
11.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pemborong yang diperhitungannya disesuaikan dengan peraturan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


5
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat


yang disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
11.5. Ditempat pekerjaan, Pengawas Lapangan, menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pemborong serta
dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
12. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN
12.1. 2(dua) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus telah siap dengan
bagan kemajuan pekerjaan (time schedule/network planning) sesuai dengan batas
waktu maksimal yang telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional
(barchart) dengan network planning.
12.2. Didalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian
pekerjaan serta mandays yang diperlukan.
12.3. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan (bobot pekerjaan) sesuai dengan volume dan harga penawaran
serta schedule yang dibuat oleh Pemborong.
12.4. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian
penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan (Schedule Man Power dan
Schedule Material).
12.5. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari
Pengawas Lapangan.
13. PELAKSANAAN PEMASANGAN
13.1. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi Pengawas Lapangan. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong
13.2. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya seperti tercantum dalam pasal 2 ayat 4 di
atas
14. SLEEVES DAN INSERTS
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


6
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh
Pemborong.
15. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

15.1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan
Perencana dan Pengawas Lapangan.

15.2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
Lapangan kepada Konsultan Perencana.

15.3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada
Pengawas Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Pengawas Lapangan secara tertulis.
16. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN
16.1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan Pemborong instalasi ini
16.2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari Pengawas Lapangan secara tertulis
17. LAPORAN-LAPORAN
17.1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :
17.1.1. Kegiatan fisik
17.1.2. Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis
17.1.3. Jumlah material masuk/ditolak
17.1.4. Jumlah tenaga kerja
17.1.5. Pekerjaan tambah/kurang

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


7
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah


ditandatangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk diketahui/disetujui.
17.2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
17.2.1. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
17.2.2. Hasil Pengetesan peralatan
17.2.3. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll
17.2.4. dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Pengawas Lapangan.
18. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS
18.1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong
instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan
lain oleh Pengawas Lapangan.
18.2. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong
instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.
19. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG
19.1. Pemborong diharuskankan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi apangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
19.2. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Pengawas Lapangan.
20. PENJAGAAN
20.1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
20.2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


8
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

21. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA


21.1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
21.2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya
kerja harus diusahakan oleh Pemborong. Bila menggunakan daya listrik dari bangunan
existing, harus dilengkapi dengan kWh meter.
22. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
22.1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
22.2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
22.3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas
Lapangan pada waktu pelaksanaan.
23. PENGECATAN
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.
24. KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK
24.1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan department
yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Department Tenaga Kerja)
dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
24.2. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
25. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
Pemborong instalasi ini harus menetapkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil
dari pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


9
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat
pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Pengawas Lapangan.
26. TESTING DAN COMMISSIONING
26.1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur
testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
26.2. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.
27. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
27.1. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
27.2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
27.3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
27.4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
27.5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Pengawas Lapangan atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang
diperlukan, maka DPL berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan
tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
27.6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas
yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
27.7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong
dan Pengawas Lapangan serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi yang
berwenang, dimana surat ijin tersebut merupakan kelengkapan pengurusan IPB.
27.8. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pemborong harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


10
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

gambar detai/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan


manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan atau
Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
27.9. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
27.9.1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh pemborong dan Pengawas
Lapangan.
27.9.2. Pemborong telah menyerahkan semua Surat ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat
dipakai tanpa menyalahi peraturan dari instansi yang bersangkutan.
27.9.3. Semua gambar instalasi terpasang beserta Operating Instruction, Technical dan
Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Pengawas Lapangan.
28. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong
29. GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
30. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi
dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan
As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


11
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK ARUS KUAT


1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau rks ini, antara lain :sistim penerangan secara lengkap
diluar ataupun di dalam bangunan, termasuk didalamnya pengkawatan, titik nyala
lampu, armature, saklar, dan seluruh stop-kontak.kabel feeder untuk panel-panel
penerangan dan panel-panel tenaga.panel-panel penerangan, panel-panel tenaga
dan panel distribusi utama secara lengkap.pengadaan dan pemasangan peralatan
kontrol berikut panelnya pekerjaan pentanahan pengadaan, pemasangan dan
mengecek ulang atas design baik yang telah disebutkan dalam gambar/rks maupun
yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh
suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.menyelenggarakan
pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang terpasang oleh
instansi yang berwenang/pln (sertifikat laik operasi (slo).menyerahkan gambar
instalasi yang terpasang (as-built drawings), surat tanda keur pln atau surat jaminan
instalasi listrik rangkap 5 (lima).
1.2. PERENCANAAN DAN PEMASANGAN
1.2.1. Panel Tegangan Rendah
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA
dan sebagainya.
a. Panel-panel tersebut dibawah ini adalah tipe tertutup, free standing dan
wall mounted, untuk pasangan dalam/indoor lengkap dengan komponen-
komponen yang ada :Panel MDP, Panel SDP1 & SDP2 (Sub Distribusi
Panel), Panel - panel penerangan dan stop kontak, Panel-panel Pompa,
Panel arus lemah, dsb.
b. Karateristik Panel
 Tegangan kerja : 400V
 Tegangan uji : 3.000V
 Tegangan uji impuls : 20.000V
 Frekuensi : 50 Hz

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Persyaratan-persyaratan kerja starter motor Wye – Delta


Kerja starter motor Y – D adalah automatic starter motor dan dapat
dioperasikan secara manual.
 Masing-masing starter motor Wye – Delta terdiri dari :
3 buah kontaktor daya
1 thermal overload relay
1 motor timer
Tombol start stop
Peralatan lain yang menunjang sistem tersebut.
 Juga peralatan proteksi untuk :
locked motor
starting overload
Subnormal hight ambient
Voltage unbalanced
d. Circuit breaker
 Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 4,5 kA simetris.
 Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang
diberikan pada gambar rencana dangan breaking capacity Sesuai
gambar.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit.
 Main CB dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal, untuk dihubungkan dengan panel remote/ triping unit. Main
Breaker pada panel MDP harus dari MCCB Motorized.
e. Busbar
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas
98%, rating amper sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut
 Phasa : merah, kuning dan hitam
 Netral : Biru
 Ground : hijau/kuning
f. Accessories
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Busbar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus


buatan pabrik dan berkualitas ex Eropa dan dipasang didalam panel
dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
1.2.2. Panel Bagi Utama 220-380 MDP
a. Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik -pabrik pembuatannya
harus telah tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia)
b. Komponen pengaman ;
c. Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic Contactor,
< 32 Ampere : dipakai type MCB
32< s/d 40 Ampere : dipakai Tipe MCCB Fixed
A < s/d 1000 A : dipakai Tipe MCCB Adjustable
d. Breaking capacity yang digunakan :
Main panel : 65 kA <
Sub Panel : 36- 50 kA
Lighting : 4,5 kA
Receptacle : 4,5 kA – 10 kA
Motor Load 10 kA – 65 kA (sesuai besaran motor yang dipakai)
e. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu
produk/merk saja.
f. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada
lantai dan pintu dilengkapi master key dan lampu penerangan dalam.
g. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
h. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku,
kompak dan kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat
hubung singkat.
i. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
j. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung,
sehingga mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
k. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol
diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
komponen-komponen panel.
l. Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
m. Busbar Terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

n. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai,
atau lain atas persetujuan owner.
o. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan seperti gambar
rencana.
1.2.3. Panel Pembagi/Kontrol
a. Rakitan dalam negeri yang tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat
Panel Indonesia).
b. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna pasangan pada
lantai atau pada dinding dan pintu dilengkapi master key.
c. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
d. Menggunakan plat baja minimum 1,0 mm dengan rangka besi siku,
kompak dan kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat
hubung singkat.
e. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
f. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung,
sehingga mudah dioperasikan dan perawatan.
g. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol harus
diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
komponen- komponen panel.
h. Meter dan indikator harus sesuai gambar dengan perletakan yang mudah
dilihat.
i. Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran sesuai gambar rencana.
j. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai.
k. Jumlah dan jenis komponen panel, seperti ditunjukkan dalam gambar.
l. Body badan cubicle harus ditanahkan secara sempurna.
m. Khusus Panel pembagi untuk tenant dilengkapi dengan KWH meter,
dimana perletakan KWH-KWH meternya disatukan pada satu tempat shaft
elektrikal.
1.2.4. Panel Kontrol Genset (PKG)
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Perencana.
c. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.
e. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 bubar untuk grounding, besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam bybar
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 C. setiap busbar
copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan seluru harusdari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
f. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis digital multi meter produk dari
SOCOMEC dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh
induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).
g. Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
 Short circuit
 Overload
 Ground fault (earth fault current)
 Reverse power relay
 Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
 Emergency shut-down system
 Over voltage dan under voltage
 Load Sharing, Load Shadding.
 Dll, seperti gambar rencana.
h. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan , sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
i. PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang
dijelaskan pada spesifikasi teknis diesel genset.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
5
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.2.5. Fungsi Operasi Panel Kontrol Genset (PKG) + AMF/ATS


a. Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan
operasi ataupun pengetesan berkala.
b. Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto start, pada waktu
PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup kembali.
 Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi
mesin.
1.2.6. Sistem Operasi Panel PKG + AMF/ATS
a. PKG harus dapat bekerja secara Auto Start, seperti dijelaskan dalam
lingkup pekerjaan diesel generating set ini (lihat bagian Lingkup
Pekerjaan). PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai
berikut :
 1 incoming dari G1
 1 Automatic Change over Switch (A-COS)
 1 outgoing ke busbar LVMDP
 AMF module
1.2.7. Instalasi
a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal).Setiap kabel yang masuk/keluar
dari panel harus delengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang
rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.Semua panel harus ditanahkan.
1.3. KABEL TENAGA
Kabel yang digunakan, harus memiliki tanda lulus LMK/SPLN
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan jenis NYFGBY, NYY, NYM dengan
tegangan kerja 0,6/1 KV.Untuk Kabel Lift, Fire Alarm dan Fire fighting harus
berjenis kabel FRC (Fire Resistant Cable) Kabel daya tegangan rendah yang dipakai
adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuai dengan gambar. Kabel daya
tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII dan SPLN.Sebelum dan
sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian sebagai berikut:
 Test insulation
 Test kontinuitas
 Test tahanan pentanahan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


6
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.4. PIPA PELINDUNG/KONDUIT


1.4.1. Untuk pelindung kabel yang tertanam dalam tembok digunakan pipa PVC
klas AW atau pipa High Impact dia. 3/4 inchi atau dengan ukuran  dalam
pipa min. 1,5 x diameter luar kabel.
1.4.2. Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan dipasang dengan
cara yang benar.
1.5. RAK/TRAY
1.5.1. Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
1.5.2. Penggantung dibuat dari Hanger Rod galvanized, jarak antar penggantung
maximum 2 meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada
pembebanan tidak akan berubah bentuk.
1.5.3. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
1.6. JENIS LAMPU
1.6.1. Lampu TL Balk
a. Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan
cat powder coating warna putih
b. Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan.
1.6.2. Lampu Tabung ( Down Light )
a. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal
minimal 1.2 mm.
b. Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.7 mm finishing
c. Lamp holder menggunakan standard E - 27.
d. Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
e. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai
gambar. Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan.
1.6.3. Lampu Taman
a. Casing luar terbuat dari acrylic opal tebal 3 mm.
b. Tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4” – 1 ½ “ dengan cat khusus.
c. Braket tiang terbuat dari plastik pabrikan.
d. Fitting lampu standard E-27.
e. Lampu yang digunakan jenis Inscandescesnt Lamp.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


7
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

1.6.4. Lampu Emergency


Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery
dengan kapasitas mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.Ada 2
macam Lampu Emergency yaitu :
a. Untuk area Office , Lampu emergency adalah lampu TL 2x 36 w
dilengkapi Emergency kit dengan battery kering yang dapat bertahan
selama 2jam. Dapat dinyalakan dan dimatikan dari saklar toko. Pada
saat suplly daya mati, sedangkan saklar on, lampu tetap menyala.
b. Lampu Emergency Yang terletak di area yg tidak ada lampu emergency
kit, adalah lampu emergency setara Lampu Emergency Philips Jenis
TWS 200/ TWS 101. Pemasangan dan sumber seperti pada gambar.
1.7. SAKLAR DAN STOP KONTAK
1.7.1. Saklar (plate switches)
 Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting.
 Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
 Kemampuan kontak saklar minimum 16 amps/250 V.
1.7.2. Stop Kontak.
 Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting (bukan jenis
caw-fix).
 Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
 Kemampuan stop kontak minimum 16 amps/ 250 Volt dan
mempunyai terminal Pentanahan.
 Untuk stop kontak tenaga (1phasa) dilengkapi pula dengan saklar,
lampu indikator dan plug (steker) yang lengkap dengan fuse 13
Amp.
 Untuk area wasteful digunakan jenis shaver unit outlet 16VA.
 Semua stop kontak harus disediakan terminal grounding, dan
dihubungkan dengan kabel grounding sebesar ukuran kabel
netralnya.
1.8. PERLENGKAPAN INSTALASI
1.8.1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan,
handal dan mudah perawatan.Seluruh Klem Kabel yang digunakan harus
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
8
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

buatan pabrik.Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam


junction box/doos,warna kabel harus sama. Juction box/doos yang
digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.
2. PELAKSANAAN
2.1. PANEL
2.1.1. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan
letak tersebut harus meminta petunjuk Pengawas lapangan.
2.1.2. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbouw) kabel- kabel dari/ke
terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam
dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang
dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel
harus melalui tangga kabel.
2.1.3. Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable
lug) yang sesuai. Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang
untuk ukuran s/d 16 Sqmm dan hydraulic crimping tool untuk ukuran
sampai dengan 400 Sqmm. Penyambungan ini harus baik dan tidak akan
menimbulkan gejala elektris yang membahayakan.
2.1.4. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,50
meter dari lantai terhadap as panel terhadap as panel.
2.1.5. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.
2.2. PENARIKAN KABEL BAWAH TANAH
2.2.1. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm
dan di atasnya diamankan dengan batu bata Cikarang sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
2.2.2. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali jumlah penampang
kabel overall.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


9
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.2.3. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
2.2.4. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar/RKS.
2.2.5. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah
disetiap jarak 1 meter.
2.2.6. Tidak diperkenankan melakukan sebelum Pengawas Lapangan
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
2.2.7. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton
20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan "KABEL TANAH". Patok-patok ini dicat
kuning dan bertulisan merah.
2.2.8. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
2.2.9. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
2.2.10. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
2.2.11. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya.
Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan "KABEL
TANAH" dan arah belok.
2.2.12. Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
2.3. INSTALASI KABEL TENAGA
2.3.1. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar
dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut dapat meminta petunjuk Perencana, Pengawas Lapangan.
2.3.2. Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
2.3.3. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga
tidak saling tindih dan membelit.
2.3.4. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbouw) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak
rapi.
2.3.5. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


10
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.3.6. Setiap kabel yang keluar atau pun masuk kedalam panel harus
menggunakan Cable gland sesuai ukurannya, Sehingga serangga maupun
binatang kecil lain tidak bisa masuk ke dalam panel.
2.3.7. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel.
2.3.8. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel
harus disesuaikan dengan phasanya.
2.3.9. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2.3.10. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
2.3.11. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
(cable ladder), diklem dan disusun rapi.
2.3.12. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
2.3.13. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
2.3.14. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
2.3.15. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50 cm.
2.3.16. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali
penampang kabel.
2.3.17. Setiap konduit yang dihubungkan dengan T-Doos dan komponen lampu
dihubungkan dengan menggunakan flexible conduit dari bahan yang
sama.
2.3.18. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada
suatu rak kabel.
2.3.19. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
conduit.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


11
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.3.20. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa dengan diameter minimum 2½ kali penampang
kabel.
2.3.21. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel memakai alat
penyambung berupa las-dop.
2.3.22. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
2.3.23. Penyusunan conduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling
menyilang.
2.4. PENGUJIAN
2.4.1. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat
lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah
memenuhi persyaratan.
2.4.2. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 50 ohm.
2.5. INSTALASI PENERANGAN
2.5.1. Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat, apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut, dapat meminta petunjuk Pengawas Lapangan.
2.5.2. Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian
stop kontak adalah 30 Cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya
: ruang pompa, dapur dll) ketinggian stop kontak tersebut harus
disesuaikan dengan letak peralatan yang akan dihubungkan.
2.5.3. Setiap kabel penerangan dan stop kontak harus berada dalam conduit
kabel.
2.5.4. Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel
atau tangga kabel. Kabel ini harus diletakkan secara teratur dan tidak
saling tindih.
2.5.5. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat
beton harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut di

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


12
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

lengkapi kawat pancing dan ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
rusak.
2.5.6. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus
dilaksanakan sebelum dinding diplester/disalut.
2.5.7. Semua kabel dalam konduit yang akan memasuki junction box atau
peralatan dihubungkan dengan flexible conduit.
2.5.8. Semua kable yang akan memasuki terminal box motor harus
menggunakan cable gland.
2.5.9. Tidak diperkenankan mengklem kabel ke rangka plafond. Bila jarak rak
kabel ke titik penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung
Super High Impact pipe dan diklem pada plat beton diatasnya.
2.5.10. Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction
box/doos, menggunakan sepatu kabel dan di baut dengan sempurna.
2.5.11. Semua armature lampu harus dipasang sesuai dalam gambar, bilamana
tidak ditunjukkan dalam gambar, dapat mengajukan gambar kerja cara
pemasangan lampu tersebut dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
2.6. PENTANAHAN
2.6.1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar/RKS.
2.6.2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan
pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max.
95 mm², penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable
lug).
2.6.3. Dalamnya pentanahan minimal 16 meter dan ujung elektroda
pentanahan harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga
tahanan tanah (ground resistance) dibawah 1 (satu) ohm.
2.6.4. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh pemborong setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus
disaksikan Pengawas Lapangan.
2.6.5. Setiap lantai gedung harus disediakan titik pentanahan yang dihubungkan
dengan ringbelt grounding setiap lantai.
2.6.6. Setiap stop kontak harus dihubungkan dengan pentanahan dengan ukuran
kabel sesuai ukuran kabelnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


13
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.6.7. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan seperti frame besi, pintu besi,
tangki minyak, panel-panel, housing generator, housing transfbrmator,
housing dari peralatan metal lainnya harus diketanahkan secara baik,
dengan cara menghubungkannya kepada Ring copper pembumian yang
telah tersedia di semua lantai/dak beton.
2.6.8. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan
dengan baut dari campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari
batang tembaga diameter 3/4" dan harus ditanam minimal sedalam 16 m ,
sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 1 Ohm.
2.6.9. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel,
housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain)
harus dihubungkan pada elektroda pembumian secara terpadu.
2.6.10. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat
hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard
yang berlaku dalam PUIL 2000.
2.6.11. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:
Penampang Konduktor Penampang
daya yang digunakan Konduktor pembumian
(mm2) (mm2)

< = 10 mm2 6 mm2


16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2

3. TESTING INSTALASI LISTRIK KESELURUHAN.

Setelah pekerjaan listrik seluruhnya diselesaikan oleh pemborong, maka harus dilakukan
test.
Test meliputi :
Beban Kosong (No Load)
Beban Penuh (Full Load)
3.1. No Load Test
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
14
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Test ini dilakukan tanpa beban artinya di test satu per satu, peralatan seperti :
3.2. Pengujian Instalasi 0,6/1 KV meliputi :
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1.000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1.000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
3.3. Pelaksanaan Test No Load untuk Transformator, harus dilakukan pihak ketiga yang
independent. Dan harus diberikan hasil test berupa LAPORAN TEKNIK LMK/hasil
pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test
berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
3.4. Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harus dilaksanakan pemborong sebelum penyerahan pertama
pekerjaan.Test ini meliputi :
Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
Test Air Conditioning seluruh mesin AC dihidupkan.
Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa pompa.

Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban pemborong,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Pengawas Lapangan.

Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Pengawas Lapangan.
Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama pekerjaan.
4. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi berikut ini.
Pemborong diminta mengajukan sesuai dengan spesifikasi (daftar material) sesuai prioritas
berikut ini.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

MCCB dan MCCB Motorized Fix ABB, Schneider,


1 Komponen Panel TR & Adjustable Rating, MCB, Mitsubishi
contactor MCB & Panel .
Siemens, Terasaki, Fuji.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


15
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

2 Interlock Electrical - Mechanical ABB, MG, Siemen,


Terasaki.

3 KWH Meter 3 Phase, 4 kawat Fuji, Metbelosa

Socomec, Hager, Axle,


1 phase, Digital 1 modul CIC.

4 Control Relay Omron, Mitsubishi,

Telemecanicque

5 Contactor, Star Delta ABB, Telemacanique


starter

6 Control Fuse Hager, Socomec

7 Measuring Device - Tipe Digital Multi Meter Socomec, MG, ABB,


Satec

- Ampere Meter, Volt Meter, HZ GAE, Rivalco, Circutor


Meter, Cos Phi Meter,

Telemecanicque, AEG,
8 Push Button & Pilot Lamp GAE

9 Stop kontak, Saklar ABB, Hager, MK, Clipsal.

10 Lampu T8 LED Philips, Osram, Panasonic

Armature Creation, Metosu,


Mentari, Artolile, Phillips.

11 Down Light Compact Fluorescent Philips, GE, Osram

Armature Creation, Metosu,


Mentari, Artolile, Phillips

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


16
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

12 Spotlight Lampu, fitting Philips

Armature Creation, Metosu,


Suwilite, Phillips.

13 Lampu Exit Lampu, fitting Philips

Creation, Metosu,
Armature Mentari, Artolile, Phillips

14 Lampu Emergency Lampu, ballast, fitting Philips

Armature Creation, Metosu,


Mentari, Artolile, Phillips.

15 Lampu Taman Lampu HPI-150W Philips, Osram

- 1 Arm Ignation Philips

- 2 Arm Condensor Philips, Notocon

Fitting Philips, Vosloch, BTB

Ballast TL / Ballast Non TL Philips, Schwabe

Armature Creation, Metosu,


Suwilite, Phillips.

16 Stop kontak, Saklar Type standard Panasonic, Clipsal,


Legrand, MK

17 Sistem Pengaman Medik Modul monitor, Trafo Isolasi Medic, Bender, Pneumatic Berlin,
Modul Isyarat Isotrol, Medilec

18 UPS Back Up time 30 menit Socomec, MG, Liebert,


Pascal.

Exhaust Fan Industrial KDK, National, Kruger,


19 Type Axial fan Vanco

20 Kabel-kabel NYA, NYM, NYY, Kabelindo, Supreme, setara

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


17
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk


NYMHY,NYFGBY

FRC Betaflame, FUJI, Radoks

21 Conduit PVC High Impact Ega, Clipsal, Marshal


tufflex

Galvanized ELPRO, NATIONAL

22 Cable Mark 3M, Legrand

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


18
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

III. ELEKTRIKAL II SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PENANGKAL PETIR


1. PENJELASAN
Yang dimaksud dengan Sistem Penangkal Petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem Penangkal Petir termasuk disini Air Terminal,
Penghantar Down Conductor, Electroda Pentanahan dan Peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Lingkup Pekerjaan yang dimaksud adalah Pengadaan dan Pemasangan Instalasi
Penangkal Petir jenis Non Konvensional – Non Radioaktif Type Early Steamer
Emmision, termasuk Air Terminal (Batang Penerima), Down Conductor Pentanahan
atau Grounding dan Bak Kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2.2. Lingkup Pekerjaan termasuk Pengtanahan tiang-tiang penyangga konstruksi baja,
yang menyangga bangunan di ketanahkan dengan Kabel seperti dalam gambar
perencanaan.
2.3. Termasuk didalam Pekerjaan ini adalah pengadaan barang atau material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
2.4. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada spesifikasi
atau syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimaksudkan kedalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
2.4.1. Pengadaan dan Pengangkutan ke Lokasi Proyek, Pemasangan Bahan, Material,
Peralatan Dan Perlengkapan Sistem Penangkal Petir sesuai dengan peraturan
atau standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum
untuk menunjang bekerjanya system atau peralatan, walaupun tidak tercantum
pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen
3. AIR TERMINAL
3.1. Air Terminal haruslah jenis Non Radioaktif, Self Powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak dengan radius perlindungan seperti gambar
perencanaan dan dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi oleh pabrik
pembuatnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.2. Air Terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya
Down Leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan
menyebabkan Fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.
Radius perlindungan tersebut dalam bentuk Collective Volume. Arus petir minimum
yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500A pada Impulse 8/20 Mikrodetik
dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
3.3. Air Terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam Frekuensi Radio
(High Frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya Leader dan pada saat terjadinya
sambaran balik (Main Return Strike).
3.4. Bentuk dari Air Terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya pelepasan Ion Korona pada ujung runcingnya pada kondisi Medan Statis
Guruh
3.5. Air terminal harus tidak mengalami Korosi pada Atmosfir Normal.
3.6. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.
4. BATANG PENINGGI
4.1. Sistem Penangkal Petir dipasang sesuai gambar perencanaan, atau sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek dari
Segi Aestetiknya. (liat gambar detail untuk tiang penyangga di atap bangunan dan
tiang penyangga di area luar bangunan)
5. SALURAN/PENGHANTAR
5.1. Saluran atau penghantar haruslah dari kabel CONDUCTOR HV. SHIELDED /
Coaxial Cable ukuran minimal berpenampang 2x 35 mm2 OD. Saluran penghantar
ini mampu mencegah terjadinya Side Flashing dan Electrification
Building.Penghantar dari batang peninggi atau tiang ke bak kontrol pentanahan
seperti gambar rencana.
5.2. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical atau jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut
harus menerus dan utuh tanpa sambungan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL


Sambungan pada Bak Kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar penghantar
yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan agar dapat
dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah
(Ground Resistance).
7. PENAMBAT/KLEM
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka atau dinding bangunan.
8. PENTANAHAN
Air Terminal dihubungkan minimal pada dua buah box pentanahan yang telah disediakan
melalui kabel pentanahan yang telah ditentukan.
9. BAK KONTROL
Pada setiap Ground Road harus dibuatkan Bak Pemeriksaan (Bak Kontrol). Sambungan
dari Down Conductor dari Elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan
pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana.
Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.
10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR
Pemasangan Air Terminal (Head) dipasang sesuai gambar rencana.
11. SURAT IJIN
11.1. Pemborong harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan
Penangkal Petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang
sudah pernah dikerjakan.
11.2. Pemborong berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan
Instalasi Sistem Penangkal Petir oleh Instalasi Depnaker wilayah setempat hingga
memperoleh Sertifikasi/Rekomendasi.
12. PENGUJIAN / PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
12.1. Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.

12.2. Continuity test :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Pemborong harus memberikan laporan hasil testing tersebut.


13. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut :
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 Air Terminal (Batang - Non Radioaktif EF System, Viking,

Penerima) - Lengkap dengan FRP Mast Erico 3000, Pervectron

- Radius perlindungan sesuai gambar


perencanaan

EF System, Viking, Erico


2 Lightning counter
Wall Mounting 3000, Pervectron

Viking, EF, Ericore, Belden


3 Conductor
- Coaxial Cable 2 x 35 mm2 , Liteco

4 Pipa Galvanized - Medium Class PPI, Bakrie

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

IV. ELEKTRIKAL III SPESIFIKASI TEKNIS DIESEL GENERATING SET


( GENSET )
1. UMUM

Lingkup Pekerjaan ini akan meliputi Pengadaan dan Pemasangan Generator Set dengan
kapasitas sesuai tertera dalam gambar perencanaan ME termasuk Pengujian, Garansi,
Sertifikasi, Service, Pemeliharaan, Penyediaan gambar Terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari Pihak Pemilik
Bangunan.
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (Bills of
Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, merupakan kewajiban Pemborong untuk penggantinya tanpa ada
penggantian biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. LINGKUP PEKERJAAN UTAMA
2.1.1. SISTEM KERJA GENSET
a. Diesel Generating set disediakan sebagai sumber daya cadangan bila PLN
padam.

b. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Autostart)
dalam waktu 10 detik atau kurang (Adjustable) sebagai Slave.

c. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Breaker Genset Off dan Genset
terus Running tanpa beban untuk waktu tidak kurang dari 5 menit, setelah
itu Genset akan mati setelah melalui waktu Pendinginan/Cooling Down
Time sekitar tersebut diatas, dengan pertimbangan agar Rectifier
perangkat tidak mengalami perubahan catu daya dalam waktu pendek.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.1.2. LINGKUP PEKERJAAN UTAMA INI AKAN MELIPUTI TETAPI


TIDAK TERBATAS PADA :

a. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian 1 (satu) unit Diesel Generating Set


kapasitas sesuai gambar perencanaan.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian perlengkapan Diesel Genset
seperti Silencer, Pipa Gas Buang, Flexible Pipe, Flange, Isolasi Pipa
(Jacketing), Cerobong Udara Buang Dari Radiator, Sound Attenuator pada
bagian Intake dan Exhaust Radiator, Battery dan Battery Charger untuk
starting dan lain-lain yang seharusnya disediakan untuk berfungsinya
system Genset seperti maksud tersebut di atas.
c. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Tanki Bahan Bakar, Pompa Bahan
Bakar dan Pemipaannya.
d. Pengadaan dan pemasangan kabel feeder dari Genset ke PKG/PCG
lengkap dengan Kabel Ladder/Tray termasuk terminasi.
e. Pengadaan dan Pemasangan Sistem Sound Proofing Ruangan, Sound
Attenuator pada bagian Intake dan Exhaust Radiator.
2.1.3. INSTALASI OPERASI SISTEM GENSET
a. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Kabel Daya dan Kontrol dari unit
Genset ke PKG/PCG
b. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Pentanahan Unit Genset
dan PKG/PCG
c. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Peredam Suara berikut
Sound Attenuator Genset (Pemborong Genset bertanggung jawab penuh
atas keberhasilan peredam ini sehingga memenuhi level yang diizinkan
dan diterima Pemilik)
d. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Peredam Getaran (vibration
mounting) unit Genset sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat Genset
dan Vibration tersebut.
e. Melakukan Testing dan Commissioning Instalasi tersebut.
f. Mengadakan pelatihan kepada Crew Maintenance.
g. Membuat As-Build Drawing.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

h. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan serta Trouble


Shooting.
i. Menyerahkan Tools Kit.
2.2. LINGKUP PEKERJAAN TERMINASI
Pekerjaan yang diuraikan didalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain atau instalasi yang sudah ada (existing) yang harus
secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Pemborong instalasi ini.
2.2.1. Menyediakan kontrol terminal untuk sensor PLN ke PKG/PCG
2.2.2. Melaksanakan terminasi kabel feeder dari Genset ke PKG/PCG
Koordinasi dengan Pemborong lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instansi tersebut sudah lengkap, benar dan memenuhi persyaratan.
2.3. LINGKUP PEKERJAAN YANG TERKAIT
Pekerjaan yang diuraikan didalam spesifikasi ini adalah Pekerjaan Struktur, Sipil atau
Finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini
yang harus dikerjakan oleh Pemborong ini kecuali disebutkan lain bahwa akan
dikerjakan oleh Pemborong lain. Pekerjaan ini meliputi :
2.3.1. Dudukan Peralatan Genset, termasuk Anchor.
2.3.2. Dudukan Peredam Getaran.
2.3.3. Pekerjaan Sipil dan Finishing yang diperlukan dan perapihan kembali yang
diakibatkan oleh instalasi ini.
2.3.4. Menghubungi Instansi terkait seperti PLN dan yang terkait sehubungan dengan
pekerjaan ini ( Biaya perizinan dan pengurusannya termasuk lingkup
Pemborong ini ).
2.4. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG LAIN
Pekerjaan yang diuraikan didalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pemborong lain.
2.4.1. Pekerjaan Struktur dan Finishing.
2.4.2. Pekerjaan paket lainnya.
2.5. LINGKUP PEKERJAAN PENGAWAS LAPANGAN
Pekerjaan yang diuraikan didalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
kaitan dengan instalasi ini tetapi akan dikerjakan oleh Pengawas Lapangan. Mengelola

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

pelaksanaan konstruksi proyek.Menyediakan petugas khusus yang dapat dihubungi


setiap saat.
2.6. LINGKUP PEKERJAAN PEMILIK
Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke Instansi terkait (bila ada).
3. SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. SISTEM OPERASI
Secara System seperti yang dijelaskan didalam bagian Lingkup Pekerjaan Genset.
3.2. UMUM
Persyaratan Umum dan Spesifikasi Teknis Khusus, termasuk Instruksi kepada peserta
Pelelangan atau Pemborong yang akan mengerjakan pekerjaan ini, merupakan bagian
yang tidak terpisah dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini.
Spesifikasi Teknik ini menjelaskan tentang Uraian dan Syarat-Syarat dalam hal
Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian semua peralatan serta semua instruksi yang
diperinci antara lain:
3.2.1. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan suatu
daya listrik dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana untuk Tipe Pemakaian Stand By Power pada kondisi kerja
setempat, dimana tempratur keliling tidak melebihi 45° C dan rata-rata
Temperature Keliling adalah 40° C, sesuai standard DIN 6270 A.
3.2.2. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Pemborong Pekerjaan Sipil
harus disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet
perdam getaran.
3.2.3. Pemborong harus menghitung kembali System Peredam Suara, Ventilasi
Ruangan, Saluran Udara Buang dan Saluran Asap sehubungan dengan
spesifikasi mesin Diesel Generator Set yang diusulkan.
3.2.4. Pemborong harus menghitung kembali system saluran udara buang dan saluran
asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk membangkitkan
daya sesuai yang diminta.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.2.5. Perhitungan System Peredam Suara, Ventilasi Ruangan, Saluran Udara Buang
dan Saluran Asap harus dilampirkan pada surat penawaran, serta harus
dilengkapi dengan Brosur/Manual asli dari pabrik sebagai dasar perhitungan.
3.2.6. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus merupakan peralatan yang
selalu siap dipergunakan pada setiap saat, untuk itu mesin ini harus
mempunyai perlengkapan berupa pompa sirkulasi minyak pelumas otomatis
dan manual, peredam suara pada saluran gas buang (max 60 dB), alat pengisi
muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator dan yang berasal
dari PLN.
3.2.7. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan
toleransi tidak lebih dari 2 %.
3.2.8. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan Filter Bahan Bakar dan Filter Udara
Pembakaran
3.2.9. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengamam guna menghentikan
operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
a. Putaran kerja melebihi 110 % putaran nominal
b. Tekanan Kerja Minyak Pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya
( tidak kurang dari 3 kg/cm2)
c. Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya
(tidak kurang dari 75 C)
d. Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik
3.2.10. Generator yang dipergunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa
bantuan sumber daya lain, dimana rangkaian medan magnitnya mendapatkan
catu daya dari terminal Generator melalui suatu Rangkaian Elektronik dengan
tidak mempergunakan Sikat Komutator.
3.2.11. Rangkaian Elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5 %.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


5
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.2.12. Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan Daya Listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan nominal.
3.2.13. Generator yang dipergunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 22 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selam 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
3.2.14. Hubungan Kumparan Stator Generator hendaknya hubungan bintang dimana
reaktansi hubung singkatnya tidak lebih 15 %.
3.2.15. Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator, untuk selanjutnya disebut PCG.
3.2.16. PKG harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan mesin secara
otomatis pada saat terjadi gangguan pada sumber daya yang berasal dari PLN
dengan System Interlock, dimana untuk selanjutnya akan disebut Automatic
Main Failure (AMF). AMF module ini bisa disuplai oleh kontraktor Genset
yang pemasangannya dilakukan oleh Panel Maker atau Pengadaannya dan
Pemasangan oleh Panel Maker.
3.2.17. AMF yang dipergunakan harus dapat memberikan indikasi mengenai keadaan-
keadaan berikut :
a. Alat penghubung beban tersambung/terputus.
b. Kegagalan start.
c. Gangguan pada rangkaian pengisi battery.
d. Kapasitas battery lemah.
e. Gangguan operasi lainnya.
3.2.18. AMF harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
a. Saklar pemilih operasi Manual/Otomatis.
b. Tombol penghenti bunyi bel.
c. Tombol reset.
d. Tombol penghenti operasi mesin.
e. Tombol penguji Lampu Indicator dan Bel. Dan lain-lain.
3.2.19. AMF harus mampu menjalankan Diesel Genset pada waktu tegangan PLN
mencapai batas 80 % dari tegangan nominalnya tanpa kelambatan waktu
operasi. Waktu Start Diesel Genset adalah sekitar 10 – 15 detik kemudian.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


6
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.2.20. AMF harus dapat menghentikan pelayanan Diesel pada waktu pelayanan dari
PLN telah normal kembali dan kemudian menghentikan Diesel dengan
kelambatan waktu operasi tidak kurang dari 5 menit.
3.2.21. Pemborong wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin Diesel Generator,
Titik Netral Generator, PCG dan semua bagian logam di dalam Ruang Diesel,
termasuk Rak dan Tangga Kabel dan Pintu-Pintu Ruangan yang terbuat dari
logam sesuai dengan ketentuan ini.

3.3. PANEL KONTROL GENSET

3.3.1. UMUM
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000.

Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan powder coating, warna abu – abu Kanzai atau akan ditentukan kemudian
oleh pihak Perencana / Pemberi Tugas.
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan - perbaikan, penyambungan - penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen -
komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-
T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan seluruh harus spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


7
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
a. Short circuit
b. Over current
c. Under voltage dan Over voltage
d. Ground fault (earth fault current)
e. Over load
f. Reverse power relay
g. Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
h. Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas /
Perencana.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan
pada spesifikasi teknis diesel genset.
Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal
general alarm dari sistem MCFA gedung.
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi
kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system MCFA
gedung.
3.3.2. FUNGSI OPERASI PKG + AMF
Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi
ataupun pengetesan berkala.Untuk pengaturan Diesel Genset secara Otomatik,
Auto Synchron, Auto Load Sharing, pada waktu PLN padam dan Auto Stop
pada saat PLN sudah hidup kembali.Untuk fungsi Engine Shutt-Down pada saat
terjadi kelainan operasi mesin.
3.3.3. SISTEM OPERASI PKG
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup
pekerjaan diesel generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
a. 1 Cubicle Incomming G1

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


8
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. 1 Cubicle Automatic Change over switich


c. 1 Cubicle control dan metering.
3.3.4. INSTALASI
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus
dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya
permukaan yang tajam.Semua panel harus ditanahkan.
3.3.5. KETENTUAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN
Panel Kontrol Generator ( PKG ), AMF, Automatic Load Sharing
Type : Free standing, front operated
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 65 kA dengan over current Short
circuit, under voltage dan over voltage relay, earth fault relay
dan reserve power relay.
Protection : IP 23

Measuring Device :
a. Ammeter c/w current transformator
b. Voltmeter c/w 7 step selector switch
c. Frequency meter
d. Power factor meter
e. KWH meter
f. KW meter
g. Hours meter
h. DC Volt meter
i. DC Ampere meter

Signal Lamps :
a. Main CB “ON”
b. Main Failure
c. Genset Running
d. Genset on Load
e. Alarm Enable
f. Battery On
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
9
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

g. Low Oil Pressure


h. Over Temperatur
i. Engine Over Speed
j. Start Failure
k. Under Voltage
l. Charge Failure
m. Reverse Power
n. Emergency Stop
o. CB Tripped

Push Button :
a. Signal Lamp Test
b. Signal Reset
c. Emergency Stop
d. CB “ Closed”
e. CB “ Open
3.4. INSTALASI
3.4.1. Diesel Genset harus didudukan di atas pondasi dengan mempergunakan spring
atau rubber mounting yang direkomendasikan oleh pabik pembuat.
3.4.2. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari
95%.
3.4.3. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.
3.4.4. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
3.4.5. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwell 2” density 150/m³
dan dibungkus dengan galvanized sheet disepanjang pipa.
3.4.6. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.
3.5. PENGUJIAN
3.5.1. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :
a. Insulation level
b. Squence

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


10
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

c. Protection device
d. Operation
e. Full load running (load bank)
f. Temperature rise
g. Governour control
h. Sound pressure level
3.5.2. Test lapangan harus dilakukan minimal meliputi :
a. Squence
b. Protection device
c. Operation
d. Sound pressure level
e. Load running (load bank) :
 50% selama 1 jam tanpa interrupsi dan rejection & sudden load test
 75% selama 2 jam tanpa interrupsi
 100% selama 1 jam tanpa interrupsi
 110% selama 1 jam tanpa interrupsi
 100% selama 3 jam tanpa interrupsi dan rejection & sudden load test
f. Setelah lulus uji dengan load bank, akan dilakukan uji beban nyata selama
2 hari ( 2x 24 jam )
4. SISTEM BAHAN BAKAR
4.1. Tangki penyimpanan bahan bakar harian harus mempunyai kapasitas tidak kurang
dari 500 liter dan tangki bahan bakar mingguan mempunyai kapasitas 3.000 liter.
Tangki ini harus terbuat dari bahan Mild Steel plate melalui proses anti karat,
berbentuk silinder dimana pada bagian luarnya diberikan lapisan aspal dan goni.
4.2. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai sarana penyambungan pipa
pengisian dari mobil tangki bahan bakar, pipa pemakaian, pipa pengembalian bahan
bakar, pipa pembuangan gas, alat pengukur isi tangki dan pengatur operasi pompa
bahan bakar.
4.3. Pondasi tangki mingguan/penyimpanan bahan bakar akan disediakan oleh Pemborong
pekerjaan struktur bangunan.
4.4. Pemborong wajib memberikan lapisan anti karan Zinchromate buatan ICI sebanyak 2
lapis dan cat akhir berwarna coklat pada dudukan tanki di atas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


11
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.5. Pompa bahan bakar adalah jenis Gear Pump yang sesuai untuk pemakaian bahan
bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar Rencana, dan
digerakkan oleh motor listrik sesuai dengan kebutuhan serta dilengkapi dengan
kontrol operasi otomatis.
4.6. Pemborong wajib menyediakan pompa bahan bakar manual dengan pemipaan secara
parallel dilengkapi Gate Valve dan Check Valve.
4.7. Pipa bahan bakar yang dipergunakan adalah pipa baja hitam, medium class, dengan
penyambungan pipa ulir, kecuali pada tempat penyambungan tangki penyimpanan
bahan bakar, pompa bahan bakar dan peralatan-peralatan lainnya. Untuk hubungan
dengan peralatan tersebut dipergunakan tipe penyambungan Flange. Penyambungan
Flange juga diharuskaan pada pemipaan yang lebih dari 12 m.
4.8. Diameter pipa bahan bakar yang dipergunakan harus sama seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana dan mempunyai perlengkapan katub operasi seperti tertera
dalam Gambar Rencana.
4.9. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti karat
Zinchromate dari ICI sebanyak 2 lapis dan kemudian pada bagian-bagian yang
ditanam harus dicat. Warna cat akan ditentukan kemudian.
4.10. Katup operasi yang diameter lebih bedar dari 50 mm harus terbuat dari bahan besi cor
dengan sambungan-sambungan jenis Flange
4.11. Check Valve yang dipergunakan harus dapat menahan aliran balik dari bahan bakar.
Diameter alat ini ditunjukkan dalam Gambar Rencana sesuai dengan ukuran pipanya.
4.12. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa flexible, yang
terbuat dari bahan karet khusus untuk bahan bakar, dimana penyambungannya dengan
system flange. Ukuran alat ini harus sesuai dengan pipa yang terhubung.
5. SISTEM GAS BUANG
5.1. Pipa pembuangan gas buang adalah jenis pipa baja hitam kelas medium berdiameter
yang cukup untuk tidak mengakibatkan adanya terjadinya pengurangan kapasitas
mesin pada pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
5.2. Pipa pembuangan gas buang harus diisolasi untuk menahan radiasi panas yang
mungkin timbul dengan Rockwool berbentuk Preform (setengan pipa) setebal tidak
kurang dari 100 mm dan kepadatan tidak kurang dari 80 kg/m³ dan dilapis lagi dengan
alumunium Jacketing tahan temperature sampai dengan 1000 C

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


12
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5.3. Isolasi tersebut harus dipasang mulai dari pipa flexible penghubung mesin dengan
peredam suara sampai 50 cm dari ujung pipa gas buang.
5.4. Hubungan pipa gas buang antara mesin dan peredam suara (Silincer), harus dilengkapi
dengan penghubung flexible seperti yang telah direncanakan oleh pabrik pembuatnya.
Penghubung flexible ini tidak perlu diisolasi.
5.5. Peredam suara (Silincer) yang dipergunakan hendaknya tidak menimbulkan
kebisingan sehingga mengganggu operasi bangunan dan disyaratkan tidak melebihi
batas 60 dB diukur pada jarak 1 meter dari ujung pipa gas buang pada kondisi beban
mesin nominal.
6. SISTEM PENDINGIN
6.1. Pemborong wajib menyediakan cerobong udara bebas pendingin mesin dengan bahan
plat baja galvanis kelas BJLS 100, berbentuk sama seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana lengkap dengan penghubung flexible dan pengarah aliran udara
serta diisolasi sesuai dengan ketentuan ini.
6.2. Ujung cerobong saluran udara ini harus dilengkapi dengan wiremesh sebagaimana
tertera di Gambar Rencana.
7. SISTEM VENTILASI RUANG
7.1. Sistem ventilasi ruangan (Intake air dan Exhaust air) harus sedemikian rupa sehingga
dalam keadaan semua mesin beroperasi maka rata-rata temperature keliling tidak
melebihi 40 C atau batas temperature yang akan mengganggu operasi mesin.
7.2. Sistem ventilasi ruangan mengandalkan Intake air louver dan Intake fan yang akan
memasukkan udara ke dalam ruangan Genset.
8. KABEL TEGANGAN RENDAH
8.1. Spesifikasi Teknis
Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGbY dan NYY
Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan Bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Pengawas Lapangan. Penampang kabel minimum
yang dapat dipakai adalah 2,5 mm².
8.2. Instalasi
8.2.1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


13
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8.2.2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
8.2.3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun rapi.
8.2.4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
8.2.5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
8.2.6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
8.2.7. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
8.2.8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support minimum setiap 50 cm.
8.2.9. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
8.2.10. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
8.2.11. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
8.2.12. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
8.2.13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal uang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.
8.2.14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
8.2.15. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapid an tidak saling menyilang.
8.2.16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


14
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8.3. Pengujian
Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 50 ohm.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


15
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

V. ELEKTRIKAL IV SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar, dimana bahan –
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
1.2. Uraian Pekerjaan Fire Alarm
Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi Fire
Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar pekerjaan instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel kontrol MCFA
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detektor, manual call point,
alarm bell & alarm lamp
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian JBFA & TBFA disetiap lantai
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel untuk keperluan monitor
dan kontrol
e. Pemasangan dan penyambungan kabel ke kontaktor (relay) pada panel – panel
listrik untuk control panel listrik AC
f. Pemasangan dan penyambungan kabel ke sistem lain yang berhubungan dengan
bahaya kebakaran: Public Address, LVMDP, PABX, dll.
g. Menyerahkan dokumen yang diperlukan antara lain:
 System Description & prinsip operasi
 Installations & Instruction
 Connection Diagram
 Testing & Commissioning Documentation

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

h. Pabrik harus memberikan garansi baik hardware maupun software selama


minimum 1 tahun tanpa ada penambahan biaya
i. Mengurus dan menyelesaikan perizinan instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang
j. Melakukan Testing & Commissioning
k. Melaksanakan Training & menyerahkan buku technical manual
l. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) instalasi Fire Alarm
untuk diberikan kepada:
 Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
 Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set
 Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set
m. Menyerahkan 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built
(berbentuk CD)
n. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang ( untuk menjaga keaslian
peralatan yang terpasang di lapangan ) sebanyak 1 (satu) set untuk perencana
dan 1 (satu) set untuk owner
o. Jaminan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak serah terima
p. Menyerahkan fotocopy sertifikat standard approval:
 Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
 Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set
q. Lampu – lampu yang berada di kontrol panel harus berfungsi dengan baik saat
serah terima dilaksanakan
2. URAIAN SISTEM
2.1. Alarm Zone
Bilamana salah satu zone (detektor, MCP, Flow switch) bekerja, maka lampu
kontrol pada MCFA & Annunciator akan menyala, buzzer berbunyi dan LCD
menampilkan zone area dimana peralatan tersebut diatas menyala. MCFA akan
mengirimkan signal untuk mengaktifkan alarm bell dan alarm lamp pada zone yang
bersangkutan dan juga pada satu zone lainnya.
Bilamana setelah alarm bell berbunyi lalu dilakukan “alarm silence”, maka alarm
bell akan berhenti berbunyi tetapi alarm lamp akan selalu tetap menyala selama

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

masih dalam kondisi fire alarm sampai dilakukannya sistem reset pada MCFA oleh
operator pertanda keadaan teratasi.

2.2. Alarm Umum


Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi, maka operator dapat mengaktifkan
general alarm secara manual, dimana seluruh alarm bell, alarm lamp akan aktif
secara serentak. Pada kondisi ini, Lift akan diturunkan ke lantai dasar, seluruh sarana
jalan keluar yang menggunakan pintu otomatis / Access Control akan dilepas /
terbuka.
3. MASTER CONTROL FIRE ALARM
Panel kontrol utama ini harus jenis semi addressable yang terdiri dari CPU
Mikroprosessor, PSU dan Analog Ring Loop Module. CPU dapat berhubungan dengan
peralatan – peralatan kontrol berikut ini untuk membentuk sebuah sistem yang kompak:
modul – modul ( seperti zone modul, signal modul dan kontrol modul ) fire alarm,
printer, annunciator dan peralatan kontrol lainnya.MCFA harus memiliki fungsi – fungsi
berikut ini:
3.1. Supervisi terhadap seluruh zone modul dan signal modul baik dari sisi kabel putus
(open circuit) maupun kabel hubung singkat (short circuit)
3.2. Mendeteksi detektor yang aktif dan menampilkan lokasi dari kondisi alarm
tersebut
3.3. Mengoperasikan secara manual (ON/OFF) dari masing – masing alamat modul dan
detektor yang telah diprogram
3.4. Tampilan pada panel harus menggunakan Liquid Crystal Display Alphanumerik
dan LED indikator dengan kode warna yang berbeda serta tombol – tombol operasi
untuk mengontrol sistem fire alarm
3.5. MCFA yang digunakan memakai sistem semi adrressible 2 loop dengan
monitoring, Fire Intercom, Systetic Sound, Nicad Battery, Power Supply charger
yang mempunyai voltmeter DV, dan MCFA harus mempunyai pintu dengan
jendela penglihat.MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
a. Bell Off
b. Reset
c. Testing

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Lamp test
e. Fault Signal General
f. Signal for Alarm Condition
g. Signal for "Zone Off"

3.6. MCFA ini harus mempunyai output berupa :


a. Visible/Audible Alarm
b. Visible/Audible Fault Alarm
c. Test Signal (Visible)
d. Optical Signal "Zone Off"
4. KETENTUAN BAHAN & PERALATAN :
4.1. Multisensor Detector ( Addressable )
Nominal Voltage : 19 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C
Alarm Indicator : Red Light LED
Optical Angle : 70 & 140
Alarm Temperature : 5 C/min
Mounting Type : Flush
4.2. Optical Smoke Detector ( Conventional)
Nominal Voltage : 9 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C
Alarm Indicator : Red Light LED
Optical Angle : 140
Mounting Type : Flush
4.3. Rate of Rise Heat Detector (Conventional)
Nominal Voltage : 9 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C
Alarm Indicator : Red Light LED
Alarm Temperature : 5 C/min
Mounting Type : Flush
4.4. Fixed Heat Detector (Conventional)
Nominal Voltage : 9 VDC

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Ambient Temperature : -20 s/d +72 C


Alarm Indicator : Red Light LE
Optical Angle : 70 & 140
Alarm Temperature : 58  4 C
Mounting Type : Flush
4.5. Manual Call Point (Addressable )
MCP Type : Break Glass
Alarm Resistor : 1.5 K
Alarm Indicator : Red Light LED
Mounting Type : Surface
4.6. Alarm Bell
Nominal Voltage : 12 / 24 VDC
Sound Level : > 90 dB at 1 m
Gong Diameter : 6 inch.
Housing Colour : Red
Mounting Type : Surface
4.7. Alarm Lamp
Nominal Voltage : 9 VDC
Flashing Frequency : < 1 Hz
Housing Colour : Red
Mounting Type : Surface
4.8. Mini Module
4.8.1. Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
4.8.2. Input signal harus bebas dari prioritas signal digital. Signal akan
dipancarkan ke pengontrol dan pemicu sesuai dengan pengesetan.
4.8.3. Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol
4.8.4. Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
4.8.5. Data teknis lainnya :
a. Operating Voltage : 16 – 32 VDC
b. Quiescent Current : ± 0.6 mA
c. Activation Current : ± 4.0 mA

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


5
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Working Temperature : -10 - +50ºC


e. Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)
f. EOL : ± 100 KΩ
4.9. Control Module
4.9.1. Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan
menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
4.9.2. Alamat / zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
4.9.3. Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan
lebih dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-
Switch.
4.9.4. Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
4.9.5. Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan
kendali/kontrol secara langsung.
4.9.6. Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
4.9.7. Data teknis lainnya :
a. Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
b. Quiescent Current : ± 0.7 Ma
c. Activation Current : ± 2.5 mA
d. Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
e. Confirmation Led : Steady output ; steady on : Pulse
Output flashing
f. Working Temperature : -10 - +50ºC
g. Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC)
h. Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
4.10. Zone Module / Transponder
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini
ditutup dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor
Zone) yang disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


6
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.10.1. Rated Voltage : 19 VDC


4.10.2. Current Consumption : < 350 A
4.10.3. End Of Line : 3.9 K
4.11. Power Module
Power Module ini harus mempunyai fasilitas :
4.11.1. Mempunyai emergency power supply unit dimana jika saluran listrik 220
V/50 Hz terputus, unit ini akan bekerja secara otomatis, minimal harus dapat
beroperasi 2 (dua) jam tanpa aliran PLN.
4.11.2. Mempunyai pengaman listrik (fuse/mini circuit breaker dan lain-lain).
4.11.3. Mempunyai lampu tanda Main Power On, System Voltage Internal
(Detector Zone), System Voltage External, Battery Charger.
4.11.4. Dapat memberikan signal jika ain Power On dan Power Supply Fault
Mempunyai battery dari jenis NICAD battery, yang tahan lama, minimal 2
(dua) tahun.
5. KOTAK HUBUNG & TERMINAL
5.1. Junction Box Fire Alarm ( JBFA )
JBFA harus berwarna merah dengan label indikasi yang menunjukkan lokasi pada
gambar. Bahan yang digunakan menggunakan plat besi setebal minimum 1.2 mm
dengan tipe pemasangan surface mount. JBFA harus dilengkapi dengan kunci yang
seragam untuk seluruhnya dan dilengkapi dengan terminal penyambungan kabel,
saluran kabel dan diberi tanda sumber asal kabel.
5.2. Terminal Box Fire Alarm ( TBFA )
TBFA harus berwarna merah dengan label indikasi yang menunjukkan lokasi pada
gambar. TBFA harus memiliki ventilasi udara yang baik pada kedua sisinya. Bahan
yang digunakan menggunakan plat besi setebal minimum 1.2 mm dengan tipe
pemasangan surface mount. TBFA harus dilengkapi dengan kunci yang seragam
untuk seluruhnya dan dilengkapi dengan terminal penyambungan kabel, saluran
kabel dan diberi tanda sumber asal kabel.
6. KABEL TRAY
Kabel tray harus terbuat dari Galvanized Steel dengan dimensi lebar 100x50 mm dengan
penyangga yang terbuat dari bahan besi strip. Tray ini dipasang pada lubang kabel yang
menghubungkan instalasi tiap lantai dengan cara digantung ke tembok bangunan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


7
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

menggunakan dynabolt. Jarak yang diperkenankan antara tray elektronik dengan tray
listrik minimum 300 mm.

7. KONDUIT
Pipa konduit yang dipakai adalah PVC High Impact dengan diameter dalam minimal 1½
kali diameter kabel
8. KABEL
8.1. Kabel Data
Kabel yang dipakai untuk instalasi modul dan detektor addressable harus dari jenis
Fire Resistance Cable (FRC) dengan ukuran 2x(1x1.5 mm²)
8.2. Kabel Zone
Kabel yang dipakai untuk instalasi detektor konvensional menggunakan tipe NYA
dengan ukuran 2x(1x1.5 mm²) yang dipasang dalam pipa konduit, sedangkan untuk
Manual Call Point harus dari jenis NYA dengan ukuran 2x(1x1.5 mm²)
8.3. Kabel Signal / Kontrol
Kabel yang dipakai untuk sinyal alarm (alarm bell dan alarm lamp) ataupun kontrol
alarm harus dari jenis Fire Resistance Cable (FRC) dengan ukuran 2x(1x1.5 mm²)
8.4. Kabel Power
Kabel yang dipakai untuk sumber daya tegangan modul harus dari jenis Fire
Resistance Cable (FRC) dengan ukuran 2x(1x1.5 mm²)
9. PERSYARATAN INSTALASI
9.1. Peralatan
Detektor harus dipasang pada lokasi yang tertera pada gambar instalasi kecuali
ditentukan lain dan diperlukan kordinasi dengan peralatan dari sistem yang
lain.Manual Call Point dipasang dengan jarak 1.5 meter dari lantai dan lokasinya
berdekatan dengan peralatan fire protection.Pemasangan Alarm Bell dan alarm
Lamp harus simetris secara vertikal dengan MCP dengan jarak masing – masing 2.1
meter dan 2.4 meter dari lantai.Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok emergency load dari Genset.
9.2. Kabel

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


8
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Semua kabel yang melalui shaft elektronik harus dipasang pada kabel tray. Semua
kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan menggunakan
flexible konduit.Isolasi antara urat – urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.

10. INTERCONNECTING INTERLOCK


Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/interfacing dengan Panel PKG, MDP,
WLC, Panel Kebakaran, Tata Suara, Fire door dan lain-lain seperti dalam gambar
termasuk pemasangan kabel control dan relaynya.
11. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh pemborong sehingga instalasi
dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan,
pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan pemborong agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan
isi surat perjanjian serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
12. TESTING & COMMISSIONING
12.1. Testing & Commissioning terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh
pihak agen tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut di Indonesia minimal
5 tahun dan pihak tersebut harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari
instansi yang berwenang serta menjamin tersedianya spare part minimal 5 tahun ke
depan.
12.2. Testing & Commissioning harus dilakukan oleh Certified Engineer dari pihak agen
tunggal dan sertifikasi tersebut dilampirkan pada dokumentasi serah terima.
13. SERTIFIKASI, STANDAR & REGULASI
13.1. Sertifikasi Produk
Data – data teknis dari produk sistem fire alarm yang akan dipakai harus mengacu
pada perusahaan – perusahaan yang mengeluarkan sertifikat approval yaitu: UL,
FM, LPCB, FSB, JIS, Vds
13.2. Standar & Regulasi
Tata cara pemasangan dan tipe dari peralatan yang digunakan dari sistem fire
alarm berdasarkan pada standar & regulasi berikut ini:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


9
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

13.2.1. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3. 1992


13.2.2. SNI 03 – 1735 – 2000
13.2.3. SNI 03 – 1736 – 2000
13.2.4. NFPA 72: Fire Detection & Alarm System
13.2.5. NFPA 101: Life Safety Code
13.2.6. Code of Practice No. 10
14. REFFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis
sebagai berikut : Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 MCFA , dilengkapi : Tipe : Konvensional FireLite, Notifier

- Nicad Battery 4Jam Nohmi, Horinglih

- Power supply

- Battery charger

2 Alarm Bell Sound press level bell - 90 dB FireLite, Notifier

Nohmi, Horinglih

3 Manual Break Glass Standard model FireLite, Notifier

Nohmi, Horinglih

4 Local lamp Rating AC/DC 2V, 21mA FireLite, Notifier

Colour : Red Nohmi, Horinglih

5 Detector Thermister DCD IEL, Photo FireLite, Notifier


Electric Flat Respon Nohmi, Horinglih
Technology

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


10
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

6 Jack telpon ABB, Hager, Clipsal

7 Kabel-kabel NYA, NYM, NYMHY, Kabelindo, Supreme,

Shilded Twisted Pair Cable Kabel Metal, Tranka


AWG-18

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


11
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

VI. ELEKTRIKAL V SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI TELEPON


1. UMUM
1.1. Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
1.2. Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakans esuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pengadaan Serta Pemasangan Sebuah Pabx Telephone /Key Telepon Beserta
Perlengkapannya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan sistem saluran dan pesawat cabang dan saluran
parallel/saluran chief dan secretary.
2.3. Pengadaan dan pemasangan sistem saluran penghubung kepada jaringan saluran
langganan Perum Telekomunikasi.
2.4. Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi secara tepat dan benar.
2.5. Mengurus ijin pengujian serta penyambungan sistem telepon tersebut dengan
Perum Telekomunikasi.
2.6. Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system) dari sambungan
langganan Perum Telekomunikasi, meliputi penyediaan dan pemasangan :
2.6.1. Kabel dan pipa instalasi telepon
2.6.2. Kabel feeder telepon
2.6.3. Kotak kontak telepon
2.6.4. Lightning Arrester
2.6.5. Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
2.7. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 1


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan display dan hands free.


2.8. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku
cadang selama waktu minimal 3 tahun.
2.9. Mengadakan training bagi personalia yang akan menggunakan sistem telepon.
2.10. Didalam pekerjaan ini termasuk unit peralatan PABX Telephone dan Hand set.
2.11. Pengadaan dan pemasangan MDF, IDF (Intemediate Distribution Frame) seperti
gambar rencana.
2.12. Kabel-kabel penunjang yang menghubungkan MDF dengan IDF dan ke
masing-masing outlet telephone.
2.13. Skope Pekerjaan, jelasnya dapat dilihat dalam Instalasi Telepone Diagram satu
garis.
2.14. Mengusahakan sambungan nomor telepon baru dari TELKOM setempat, banyak
sambungan sesuai gambar/persetujuan Pemberi Tugas.
3. PERSYARATAN TEKNIS
3.1. PABX
3.1.1. Kapasitas PABX adalah minimal sesuai gambar perencanaan.
3.1.2. PABX mempunyai kemampuan 3 (tiga) Answering call, mempunyai
minimal 20 digital extension.
3.1.3. Kontraktor harus mencantumkan kapasitas maksimum yang dapat
dicapai PABX yang ditawarkan tanpa penambahan module control
3.1.4. Telah memperoleh sertifikat dengan persyaratan baik dari Perum
Telekomunikasi.
3.1.5. Mampu untuk dipakai bekerja pada daerah tropis dengan suhu
lingkungan sekitar 45°C.
3.1.6. Peralatan switching dari PABX Telephone harus dari jenis yang
mempunyai switching time singkat, dapat bekerja sama tanpa
menimbulkan suara yang sifatnya mengganggu, tidak memerlukan
ruangan khusus, serta mempunyai tingkat/derajat pemeliharaan yang
minimum, serta bekerja secara full elektronik.
3.1.7. Perlengkapan switching dibuat dalam sistem modular sehingga
menyederhanakan dalam sistem expansi ataupun sistem penyelesaian

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 2


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

lokasi kesalahan yang mungkin terjadi.


3.1.8. PABX harus mempunyai kemampuan standard yaitu menyelenggarakan
penyambungan antara pesawat extension dengan saluran dari Telkom
(telepon umum) dan menyelenggarakan hubungan secara otomatis antar
pesawat cabang. Key Telephone yang dipakai adalah yang mempunyai
kapasitas minimal 96 extension.
3.1.9. Semua peralatan instalasi telepon harus dapat bekerja dengan baik pada
ambient temperature (suhu ruangan) 45°C, dengan RH 70% atau 30°C
dengan RH 80%.
3.1.10. PABX harus bersifat modular dengan semua komponen tersusun pada
Printed circuit boards (PCBs) yang dapat dengan mudah dimasukkan dan
dipindahkan dari masing-masing posisi/ slot (plug in).
3.1.11. Card-card yang terpasang pada PABX harus bersifat “universal”, artinya
harus dapat dipergunakan kembali untuk keperluan ekspansi PABX
sehingga ekonomis.
3.1.12. Semua kabel-kabel penghubung dari sistem PABX dan ke MDF harus
memiliki konektor yang merupakan bagian integral dari kabel.
3.1.13. PABX harus menggunakan teknologi SPC (Store program Control)
Electronic digital switching dengan TDM (Time Division Multiplexing)
dan A-Low PCM (Pulse Code Modulation) sesuai dengan rekomendasi
CCITT.
3.1.14. PABX harus mempunyai kemampuan switching dengan non blocking
system.
3.1.15. PABX harus menggunakan CPU minimum 32 bit.
3.2. CATU DAYA KEY TELEPHONE
3.2.1. PABX harus dapat bekerja dengan AC power 220V, 50 HZ dan atau
bekerja dengan tenaga DC, oleh sebab itu peralatan yang diperlukan
sebagai tenaga adalah sebagai berikut :
a. Rectifier dengan input 110/220VAC, 50 Hz/1P dengan output
48VDC/10A
b. Stand by battery (48V) yang mampu bekerja sedemikian rupa,

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 3


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

sehingga Key Telephone masih mampu bekerja normal selama 2


jam tanpa diperlukan pengisian terhadap battery tersebut. Battery
jenis maintenance free.
3.3. PESAWAT TELEPON (EXTENSION)
3.3.1. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free
dan kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu
pemasangan meja untuk kantor dan pasangan/mounted dinding.
3.3.2. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh Perum Telkom,
serta mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal Perum Telkom.
Hal ini saat mengajukan approval material harus dilengkapi dengan
fotocopy surat lolos dari Perumtel. Baik pesawat standard maupun
executive harus bekerja secara full digital.
3.3.3. Setiap pesawat telepon mempunyai fasilitas-fasilitas seperti di bawah ini
a. Sambungan otomatis dengan memutar dialing desk atau MF dialing
untuk pembicaraan intern.
b. Dial (push button) number 9 dipergunakan untuk menghubungi
operator.
c. Dial (push button) number 0 dipergunakan untuk sambungan keluar
(khusus untuk pesawat-pesawat cabang yang akan ditentukan
kemudian)
d. Dapat diselenggarakan pekerjaan samping dan transfer of call antar
pesawat extension dengan menggunakan Earth Button (tombol
tanah)
e. Extension dengan menggunakan Earth Button (tombol tanah)
3.4. TERMINAL
3.4.1. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda
jumpering dan memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard
TELKOM.
3.4.2. Terminal-terminal tersebut ditempatkan pada box yang terbuat dari plat
baja dengan tebal minimum 1,8 mm untuk MDF dan 1 mm untuk IDF

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 4


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

(Internal Distribution Frame).


3.4.3. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan warna abu-abu dan harus
dihubungkan dengan tanah (diberi arde).
3.4.4. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi,
maka box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan
pintu-pintu yang kedap udara.
3.5. KABEL TELEPON.
3.5.1. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti,
seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung
perkembangan dikemudian hari.
3.5.2. Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC
(indoor-telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm2. Jumlah inti
kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
3.5.3. Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC
(Underground telepon cable) dengan diameter minimal 0,6 mm2. Jumlah
inti kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
3.5.4. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel,
tanpa ada persetujuan Pengawas lapangan.
3.6. KABEL KONDUIT
3.6.1. Kabel telepon di masukkan ke dalam pipa pelindung/konduit dari pipa
PVC High Impact berdiameter minimum 1/2 inchi.
3.6.2. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
3.6.3. Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
3.6.4. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus
dicat warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
3.6.5. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu
lain yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
3.7. OUTLET
3.7.1. Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting
dan bukan jenis claw fix.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 5


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.7.2. Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.


3.8. SURGE PROTECTION
3.8.1. PABX yang dipasang mempunyai solid state dan perlatan lain yang akan
terganggu tegangan surja, untuk melindunginya diperlukan alat. Harga
alat tersebut harus sudah termasuk dalam harga peralatan.
3.8.2. MDF PABX tersebut harus dipasang dengan lightning protector arrester
pada tial line circuit, tidak dibedakan apakah itu hubungan internal atau
eksternal. Dan tipe arrester yang digunakan harus ditetapkan.
3.8.3. Peralatan poer supply harus terpadu dengan semua peralatan lainnya
untuk melindungi semua item pada peralatan tersebut dan sistem PABX,
untuk menghadapi adanya tegangan surja yang dikarenakan oleh kilat,
switching, transient, atau sebab-sebab lainya.
4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
4.1. Letak MDF dan DF serta outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar
dan disesuaikan dengan keadaan setempat.
4.2. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk Pengawas lapangan.
4.3. Umumnya ketinggian DF dipasang pada ketinggian lebih kurang 1,50 meter dari
lantai, dan outlet telepon lebih kurang 0,30 meter dari Peil lantai.
4.4. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode
nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
4.5. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum
pengecoran sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak
pecah.
4.6. Untuk penarikan kabel dibawah tanah harus memiliki ke dalam minimal 60 cm
dan dilindungi batu pengaman bertuliskan "telepon". Tidak diperkenankan
adanya penyambungan pada kabel bawah tanah.
4.7. Pelaksanaan penarikan kabel bawah tanah tidak boleh dilaksanakan pada malam
hari dan harus disaksikan/disetujui Pengawas lapangan.
4.8. Pelaksanaan instalasi pemeriksaan dan pengujian hasil instalasi harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 6


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. TESTING / COMMISIONING
5.1. Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan
Comissioning yang disaksikan oleh Manajemen Konstruksi.
5.2. Biaya Testing menjadi beban kontraktor.
6. LAIN-LAIN.
6.1. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pemborong sehingga
instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat
pekerjaan, pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau
dilakukan sesuai dengan isi Surat Perjanjian Pemborong, serta dengan cara-cara
yang benar, tepat dan serta cermat.
7. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut.Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Merk/Produk

Siemens, Alcatel, Toshiba,


1 PABX
Panasonic, NEC

- Kap : sesuai gambar perencanaan

lengkap dengan :

- 1 Rak kabinet, MDF

- 1 Unit back up battery 2 jam

- 1 Unit Nicad battery, dll.

Siemens, Alcatel, Toshiba


2 Hand set extension
Panasonic, NEC

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 7


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

No Uraian Merk/Produk

3 Kabel indoor/outdoor Produksi 4 besar : Kabelindo,

- Jenis ITC/UTC – pair Supreme, Kabel Metal, Tranka

4 Outlet telepon ABB, Hager, Clipsal

- Tipe : Flush & jack

5 Conduit PVC Ega, Clipsal, Marshal Tuflex

- hight impact dia. 20 mm

6 Cable marking 3 M, Legrand

- Indentifikasi nomor telepon dan jalur kabel

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 8


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

VII. ELEKTRIKAL VI SPESIFIKASI PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA


( SOUND SYSTEM )
1. PERSYARATAN SISTEM SOUND SYSTEM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1.1. Termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk pemasangan, test commissioning seluruh sistem tata suara seperti
dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjuk-kan di dalam gambar
rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata suara.
1.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar
rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN YANG DIMAKSUD
3.1.1. Sistem tata untuk public address' yaitu tata suara untuk koridor, lobby
utama dan lain-lain yang terdiri dari :
a. Sentral Tata Suara Public Address
Pekerjaan ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
 Mixer pre amplifier
 Power amplifier
 Chime microphone/remote microphone
 Unit mixing yang dilengkapi dengan filter
 Cassette deck recorder
 Radio tuner
 Chime generator

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


1
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Monitoring panel
 Speaker selector
 Blower
 Perforated panel & blank panel
 Compressor limiter
 Rak sentral tata suara, dan
 Alat-alat bantu/alat-alat penunjang lainnya untuk kesempurnaan
system operasi tata suara seperti yang diper-syaratkan pabrik
pembuat.
b. Instalasi
Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan
terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan
conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuh-kan
untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
c. Kelengkapan (Accessories) Ceiling Speaker
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi ceiling speaker, box
speaker (dalam & luar plafond), dudukan speaker, grille, matching
transformer dan peralatan bantu lainnya untuk kesempurnaan sisten
Tata suara seperti yang dipersyaratkan dalam gambar rancangan dan
persyaratan teknis ini.
d. Test Commissioning
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan
tahapan sebagai berikut,
 Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai
dari sub TBT sampai titik instalasi speaker yang berada pada tiap
ruangan untuk tahanan isolasi (merger = 1000 k?) dan fungsi
jaringan sesuai gambar rancangan.
 Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke
peralatan utama Tata Suara dengan metoda yang sama seperti
tersebut diatas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


2
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk


kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar
rancangan dan spesifikasi teknis ini.
 Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui
DIREKSI PENGAWAS/MK.
e. Sistem Pembumian Pengaman,
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi
batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel
yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan
elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
2. TUJUAN PENGGUNAAN
2.1. Sistem Tata Suara Public Address
Sistem tata suara ini digunakan untuk area public address mem-punyai 3 (tiga)
tujuan, yaitu :
a. Back Ground Music
b. Paging and Messaging
c. Emergency Call
2.2. Pemasangan Sistem Tata Suara untuk Public Address ini diatur sedemikian
rupa, sehingga mempunyai urutan prioritas seperti tersebut di bawah ini :
a. Emergency Call
b. Paging and Messaging
c. Back Ground Music

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


3
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.3. Tidak semua speaker digunakan untuk sarana penunjang ke tiga tujuan seperti
tersebut di atas. Ada speaker hanya untuk tujuan b dan ada speaker untuk tujuan a,
b dan c.
2.4. Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan speaker untuk tujuan c, di setiap
ruangan disediakan minimal sebuah pengatur tingkat kuat suara (attenuator) untuk
melayani semua speaker yang terpasang di dalam ruang tersebut. Pengatur tingkat
kuat suara ini juga dapat 'menghidupkan'/'mematikan, speaker di ruang
tersebut.Pengaturan tingkat kuat suara dilakukan secara bertingkat dengan
menggu-nakan variable resitance devices.
2.5. Dalam kondisi biasa, Sistem Tata Suara digunakan sebagai back ground music
yang dilayani dari Ruang Kontrol.
2.6. Sistem Tata Suara disusun di dalam rak yang ditempatkan di Ruang Kontrol
seperti ditunjukan dalam gambar rancangan atau atas permintaan Pemberi
Tugas.Kontraktor sudah memperhitungkan kemungkinan kondisi ini tanpa
kemungkinan adanya biaya tambah.
3. KEMAMPUAN OPERASI
3.1. Sistem Tata Suara Public Address
3.1.1. Pemasangan/pengaturan Sistem Tata Suara Public Address System'
sedemikian rupa sehingga mampu dioperasikan
3.1.2. Untuk keperluan paging, messaging dan untuk keperluan tertentu harus
dapat dilakukan secara remote dari ruang kontrol, yaitu :
a. Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang dimatikan
b. Menghentikan back ground music yang sedang berlangsung .
c. Menghidupkan speaker yang dimatikan dari pengatur tingkat kuat
suara di setiap ruangan yang dilengkapi dengan sistem tata suara.
d. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam
bangunan untuk keperluan paging dan messaging atau emergency call,
walaupun pada saat itu sedang difungsikan sebagai sarana back ground
music.
e. Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula, yaitu
sebelum dioperasikan untuk paging dan messaging atau emergency
call.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


4
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3.1.3. Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara di setiap speaker sama dan
tidak dipengaruhi oleh posisi pengatur tingkat kuat suara yang dipasang
di setiap ruangan. Tingkat kuat suara untuk paging dan messaging dapat
diset secara terpusat dari sentral sistem tata suara.
3.1.4. Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta emergency call
harus mempunyai nada-nada yang cukup spesifik (berbeda dengan sumber
audio lainnya)
3.1.5. Back ground music dapat diprogram untuk cassette deck, atau radio tuner.
4. PERSYARATAN TEKNIS
4.1. Peralatan Sentral Sistem Sound System
4.1.1. Power Amplifier
a. Power Amplifier yang digunakan mempunyai output daya (rms) seperti
yang ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan.
b. Power Amplifier dilengkapi 'relay switching' untuk meng' hidup'kan
speaker (jika dimatikan dari attenuator) dan dapat pula dikontrol secara
remote dari Sentral Sistem Pengindera Kebakaran untuk keperluan
Emergency Call.
c. Fully Microprocessor Power Amplifier mempunyai pengatur tingkat
kuat suara (Volume Control), Indicator Lamp, Over Load dan Short
Circuit Protection, baik pada input power supply maupun beban dan
mempunyai data teknis sebagai berikut :
 Distorsi : lebih kecil dari 3% THD pada rating
Poer outputnya.
 Load Voltage : 50, 70 & 100 V
 Freq. Response : 50 - 14.000 Hz + 3 dB
 Power supply : 220V AC, 50 Hz & 24V DC
 Ambient Temp. range : 0 - 60 oC, amplifier harus tetap bekerja
normal pada daerah tsb.
4.1.2. Mixer Pre Amplifier
a. Mixer Pre Amplifier ini dilengkapi dengan Filter dan Switching Unit.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


5
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Switching Unit untuk switching urutan prioritas secara remote.


Switching Unit tidak boleh menimbulkan noise untuk Sistem Tata
Suara.
c. Filter ini digunakan untuk frekuensi orang berbicara dan musik.
d. Data teknis, Mixer Pre Amplifier
e. Distorsi : lebih kecil dari % THD pada rating
power outputnya.
f. Freq. Response : 20 - 20.000 Hz + 3 dB
g. Power Supply : 220V AC, 50 Hz dan 24V DC
h. Input : Impedansi sensitivitas sesuai dengan
setiap input sumber audio yang diguna-kan
sehingga dapat bekerja dengan match. Input
disesuaikan dengan kebu-tuhan dan dilengkapi
dengan spare input sebanyak 1 atau lebih untuk
masing - masing jenis module input.
4.1.3. Cassette Deck Recorder
a. Fully Transistorized Cassette Deck Recorder dilengkapi dengan Play
Button, Push Button, Rewind Button, Forward Button, Lampu
Indikator, Head Phones Jack dan lain-lain
b. Untuk Cassette Deck Recorder dapat digunakan dari merk yang
berbeda dengan peralatan Sistem Tata Suara lainnya. Data teknis,
sebagai berikut :
 Freq.Response : 40 - 15.000 Hz + 3dB (with normal tape)

40 - 12.000 Hz + 1dB (with chrome tape)


 S/N Ratio : Better than 50 dB.
 WOW/Flutter : 0,1 % (WRMS) maximum
 Tape Speed Accurary : 1 %
 Power Supply : 220V AC, 50 Hz
c. Kabel penghubung dari Cassette Deck Recorder ke Amplifier
menggunakan Stereo to Mono Consversion Cable Device.
d. Cassette Deck Recorder ditempatkan di atas meja operator (termasuk
lingkup pekerjaan). Meja built-in buatan pabrik.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP
6
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.1.4. Chime Generator


a. Chime Generator ini dapat diaktifkan secara remote dari Emer gency
Microphone.
b. Mempunyai nada yang dapat diprogram untuk keperluan di atas.
c. Power Supply 220V AC, 50 Hz dan 24V DC.
4.1.5. Graphic Analizer

Data data teknis graphic equalizer adalah sebagai berikut :


a. Frequency Response : + 1dB, 20 Hz to 20 kHz
b. Total Harmonic Distortion : Less than 0.2% at 1kHz all sliders at 0
position rated output.
c. Equalization Center Frequencies: 31.5Hz to 16kHz 31.5Hz, 40Hz,
50Hz, 63Hz, 80Hz, 100Hz, 125Hz, 160Hz, 200Hz, 250Hz,
315Hz,400Hz, 500Hz, 630Hz, 800Hz, 1kHz, 1.25kHz, 1.6
kHz,2kHz, 2.5kHz, 3.15kHz, 4kHz, 5kHz, 6.3kHz, 8kHz, 10kHz,
12.5kHz, 16kHz.
d. Equalization Control : + 12 Db
e. Input Level Control : + 12 dB
f. Rated Input Level : + 4dB (Input level Control set for 0
position
g. Rated Output Level : + 4dB with 600 ohm load
h. Max. Input Level : 24 dB at 1 kHz
i. Max. Output Level : 24 dB with 600 ohm load
j. Input Impedance : 10 k ohms (balanced)
k. Output Impedance : 600 ohms (balanced)
l. High Pass Filter : 18 dB/octave Adjustable - Cut – off ,
frequency : 15 Hz
m. Low Pass Filter : 12 dB/octave, Adjustable Cut off,
frequency : 8 kHz to 25 kHz
n. Hum and Noise : - 103 dB ( EQ IN, all sliders at 0
position, IHF-A weighted )
o. Indicators : A red LED for output clipping , A green
green LED for power ON

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


7
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

p. Protect : AC fail safe


q. AC line Voltage : AC Mains 50 Hz.

4.1.6. Dynamic Microphone.


Data-data teknis :
a. Type : Dynamic 3 position voicing switch
( Off / Vocal / Music )
b. Freq. Response : 50 - 18.000 Hz
c. Polar Pattern : Cardioids
d. Impedance : 250 Ohms balanced
e. Output Level : Power level-56dB Complete with padded
cloth storage bag, stand mounting and
adaptor,removable windscreen mic cable 4.5M
and 20M.
f. Stand & boom : Metal tripod base Height 96-158 cm,
Boom arm with 73 cm length
4.1.7. Radio Tuner.
Data teknis adalah sebagai berikut:
a. Tuning range : FM 87.5 MHz - 108 MHz, 50 kH
b. AM : 522 kHz - 1611 kHz, 9 kHz step
c. Sensitivity : FM 2.5 V/98 MHz for 30 dB quieting
d. AM : 20 V/999 kHz for 20 dB quieting
e. IF frequency : FM 10.7 MHz
AM 455 kHz
f. Antenna Impedance : 75 ohms, unbalanced
g. Tuning Control : Auto/Manual switch able
h. Preset frequencies : FM 4 frequencies
AM 4 frequencies
i. Memory backup : for7 days (After DC power is cut off)
j. Output level : -20 dB V
k. Output Impedance : 10k ohms, unbalanced
l. Distortion : Less than 1 %

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


8
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

m. Signal to Noise Ratio : Better than 65 dB


n. Power requirements : 20 V DC - 24 V DC
o. Indicators
 Frequency : Red numeric LED
 Memory : Red LED
 Preset : 4 x Green LED frequencies
 Auto Tuning : Orange LED
p. Programming Function :Muting; When priority function of a module
located at the right hand side is activated, output level of these
modules decrease automatically by 60 dB. The muting level is
adjustable with the slide switch and the semi-fixed volume on the
printed circuit board. Complete with AM & FM antenna
4.1.8. Remote Microphone
Data teknis adalah sebagai berikut :
a. Control : 18-Channel
b. Output : 0 dB, 600 ohms balanced
c. Power Source : 24 V DC
d. Distortion : less than 1 %
e. Prog. Function : 1st-in-1st served priority, cascade priority
f. Switches : Talk switch non lock type, Individual lock type
4.1.9. Rack Sistem Tata Suara.
Data-data teknis adalah sebagai berikut :
a. Dimension disesuaikan dengan merk dan kelengkapan yang terpilih
oleh Pemberi Tugas
b. Bahan terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 1,6 mM, dicat
tahan karat dan off-white finish
c. Dilengkapi :
 Blower : AC mains 50 Hz, manual/off/auto switch control,
1500 ml/mon ventilation, use for air in and out system.
 Main power switch control : 220 V, 50 Hz, 1-phasa.
 Main junction panel for AC mains 50 Hz 5 x 2 -unswitched outlet
2 x 1 kVA

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


9
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Blank and perforated dengan dimensi sesuai merk terpilih.


 Monitor panel
4.1.10. Compressor Amplifier/limiter
a. Compression ratio : 1 : 1 - 30:1
b. Threshold level : - 20 dBs s/d + 20 dBs,
c. Input : 2 channel
d. Output : 2 channel
e. Frequency response : 20 s/d 20 000 Hz.
f. Sumber daya : 220 Volt ac, 50 Hz, 1 phase.
4.1.11. Speaker Selector Switch
a. Zone selector speaker
b. all zone lengkap dengan remote control facility.
c. Jumlah disesuai kebutuhan
4.2. Speaker
4.2.1. Ceiling Speaker
a. Ceiling speaker dan matching transformer ditempatkan di dalam
suatu box speaker dipasang reccessed ceiling pada plafond dan difinish
dengan Speaker Grille. Bentuk dan warnanya ditentukan kemudian
oleh Perencana Interior/permintaan Pemberi Tugas melalui DIREKSI
PENGAWAS / MK.
b. Data Teknis
 Rated Power : 3/6 Watt
 Impedansi input : 3,3 k Ohm
 Frequency Response : 100 - 16.000 Hz
 SPL minimum (1m,1W) : 90 Db
c. Sisi Primer Matching Transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk
100, 70 dan 50 Volt.
4.2.2. Horn Speaker
a. Horn speaker dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
b. Data Teknis
 Rated Power : 15 Watt (input, RMS)
 Frequency Response : 100 - 12.000 Hz

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


10
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 SPL minimum (1m,1W) : 90 dB


4.2.3. Attenuator (Pengatur Kuat Suara)
a. Attenuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off
Plate berbentuk segi empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh
Perencana Interior.
4.2.4. Data Teknis
a. Rated Voltage : 100 Volt (minimum).
b. Rated Power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum).
c. Ketinggian pemasangan 1,25 M dari lantai, tetapi jika pada
ketinggian tersebut ada jendela, maka ketinggian 0,70 M dari lantai
disesuaikan dengan keadaan dimana attenuator tersebut akan
ditempatkan.
4.2.5. Instalasi
a. Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan ini
menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100 Volt.
b. Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis NYAFHY
Yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan luas
penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar rancangan
c. Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan sedemikian rupa
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
d. Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau sparing
dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
e. Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik, maka
harus mempuny jarak minimum 30 cm.
f. Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak
kabel atau ditanam di dalam dinding.
g. Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat dan
penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus disesuai-kan
dengan kemampuan peralatan yang ada pada setiap produk yang
dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem Tata Suara tersebut tetap
berada kemampuan puncak.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


11
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

h. Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban men-chek dan


menyesuaikan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja dengan
baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan rekomendasi dari
produk sistem tata suara yang terpilih.
i. Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk
keperluan utilitas lainnya.
j. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan penun-
jang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.
4.2.6. Terminal Box Sistem Sound System
a. Terminal Box terbuat dari plat baja/PVC dengan ketebalan minimum 2
mm Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish
dengan warna yang akan ditentukan kemudian atas persetujuan
DIREKSI PENGAWAS / MK.
b. Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar rancangan.
c. Terminal Box dipasang flush mounting pada dinding.
d. Terminal Box dilengkapi dengan pintu, kunci, handle. Dalam pabri-
kasi harus mempunyai kesamaan dengan box system lain (kesamaan
merk) dan dilengkapi master key,
e. Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box
dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis
'screw type'.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP


12
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

IX. ELEKTRIKAL VIII SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV


1. PEKERJAAN CCTV
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1.1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan sistem pemantauan
(Surveilance CCTV),
1.1.2. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan sistem CCTV dilengkapi
dengan peralatan perekaman video digital (Digital Video Recording).
1.1.3. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan power supply UPS Kapasitas sesuai
gambar sebagai peralatan sistem back-up listrik untuk keandalan sistem
kelistrikan pada peralatan utama berikut seluruh instalasi kabel power
listrik ke seluruh peralatan.
1.1.4. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan instalasi kabel power, kabel data
Control dan kabel signal Video Cameras.
1.1.5. Pekerjaan pemprograman dan pengetesan peralatan sesuai dengan minimal
standard prosedur yang dilampirkan didalam dokumen ini.
1.1.6. Pekerjaan persiapan pelatihan untuk operator secara menyeluruh
2. PEKERJAAN CCTV ( CLOSED CIRCUIT TELEVISION SYSTEM )
2.1. UMUM
Syarat-syarat teknis CCTV ini berisi perincian yang memperjelas hal-hal teknis dan
spesifikasi teknis masing-masing peralatan. Dalam rincian teknis, asumsi yang
digunakan yaitu peralatan utama sebagai pengendalinya berupa Digital Video
Recorder (DVR). Tetapi dalam penawaran tidak terbatas pada desain DVR tetapi
bisa juga menggunakan DVR berbasis networking atau netserver.
Peralatan Utama CCTV yang terdiri dari Kamera dan Digital Video Recorder
(DVR) harus satu merk/brand.
2.2. LINGKUP PEKERJAAN
2.2.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi
pengadaan dan pemasangan peralatan CCTV lengkap dengan instalasinya.
2.2.2. Prinsip Kerja:
Sistem CCTV berguna untuk Pengawasan area-area yang telah ditentukan
dan merekam semua kejadian memutar hasil rekaman tersebut untuk
melihat suatu kejadian yang telah terjadi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 1


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

2.3. PERALATAN CCTV


Peralatan yang digunakan dalam system CCTV ini antara lain terdiri dari :
2.3.1. Kamera
2.3.2. Digital Video Recorder (DVR)
2.3.3. Matrix Switcher
2.3.4. Controller
2.3.5. Monitor
a. Kamera
Peralatan kamera yang digunakan adalah kamera baru untuk indoor dan
outdoor terdiri dari: , Fixed Dome Camera, dan P/T/Z (speed) Dome
Camera.

 Indoor Fixed Dome Camera / Indoor Fixed Camera:


Fixed Dome camera indoor / Fixed Camera Indoor yang digunakan
harus type vandal resistant sampai dengan 120 lbs dengan lensa
varifocal 2.8-6 mm dan auto iris, camera beresolusi tinggi sekitar
minimal 400-480 TVL, dilengkapi dengan feature-feature standar
seperti white balance, Automatic white balance, dengan bracket,
harus tipe universal yang bisa dipasang pada ceiling maupun
tembok.
Kamera yang digunakan adalah color dengan fasilitas night mode,
yang artinya kamera secara otomatis berubah menjadi B/W bila
iluminasi cahaya di daerah tersebut minim. Kamera harus
mempunyai resolusi tinggi dan harus mempunyai tombol-tombol
menu pengaturan seperti level, white balance, Day dan Night Mode,
dan menu tersebut bisa ditampilkan pada monitor (On Screen
Display ). Fixed camera indoor difungsikan untuk memantau orang
yang bukan karyawan/karyawan yang memasuki ruangan, atau
karyawan yang sedang bekerja. Kamera dilengkapi dengan infrared

 Outdoor P/T/Z Dome Camera (Outdoor Speed Dome Camera)


Outdoor P/T/Z Dome Camera (Outdoor Speed Dome Camera)
ditempatkan di area luar, camera harus mempunyai tahan terhadap

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 2


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

cuaca san di design khusus untuk area luar, mempunyai proteksi


standar IP66, dilengkapi sunshield dan heater.Bubble untuk dome
cover harus vandal resistant, camera harus dilengkapi dengan surge
protection untuk masing-masing video, data dan power.
Camera mempunyai kemampuan Day/Night yang bisa secara
automatic berubah dari color menjadi B/W bila iluminasi cahaya
didaerah tersebut sangat minim. Camera ini mempunyai kemampuan
optical zoom minimal 23-35x dan dilengkapi juga dengan digital
Zoom min. 18x untuk antisipasi getaran pada tiang camera, camera
harus dilengkapi dengan feature image stabilization sehingga gambar
pada monitor tidak bergoyang meskipun pada kenyataannya tiang
camera tersebut bergetar.
Camera harus dilengkapi dengan automatic shutter agar dapat
menangkap gambar pada benda yang bergerak sangat cepat seperti
mobil atau motor.
b. CCTV Main Control Unit
Peralatan ini terdiri dari :

 Digital Video Recorder


Digital video recorder mempunyai kemampuan sbb:

1) DVR harus mampu dioperasikan dan di konfigurasi baik itu


pada DVR itu sendiri maupun dari work station lokasi lain pada
jaringan LAN atau WAN. Tampilan secara live maupun
playback dapat dilakukan pada DVR itu sendiri atau dari tempat
lain.

2) Pada tiap channel camera harus dapat dikonfigurasi sesuai


dengan keinginan pengguna seperti menentukan area :
 Motion Detection.
 Area Preset.
 Auto Pan/Tour.
 Frame Rates.
 Alarm Schedulling maupun merekam secara terjadwal.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 3


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3) DVR harus mampu menampilkan kamera-kamera lain pada


DVR yang lain (Server to Server connection).

4) Pengaturan frame rates dan kualitas image untuk alarm


recording maupun motion diatur secara dinamis begitu juga
dengan free-motion dan free-alarm.

5) Setiap perubahan sistem monitor aktifitasnya haruslah tercatat


(activity lock).

6) Penggunaannya haruslah semudah mungkin dan menggunakan


Graphic User Interface (GUI).

7) Lokal dan remote software haruslah bisa di Upgrade, multi level


password dan penggunanya bisa di konfigurasi, Image
Watermarking diharuskan otomatis. Pengguna harus mengatur
(menset) PTZ Preset, Patterns dan Preset Tour.

8) DVR harus bisa menampilkan maximum 16 camera baik dari


DVR nya (local) maupun secara remote pada satu layar
tampilan.

9) DVR haruslah mempunyai kemampuan untuk mencetak gambar


dari Video (print Still Image) dan mengirim video dalam
multiple format Native, AVI, ASF, BMP, TIFF dan MPEG.

10) DVR harus bisa di integrasikan ke system lain secara software


(open source Application Program Interface) dan
berkemampuan mengatur semua channel Camera untuk di
convert.

11) DVR harus mampu merekam dengan resolusi 704x576 (PAL)


dan merekam 100 Image Per Second (IPS) dengan 4CIF, 200
IPS dengan 2CIF dan 400 IPS dengan CIF.

12) DVR harus mempunyai 16 input dan output looping,dengan


kapasitas penyimpanan internal minimal 3 TB dan dengan
tampilan multiple baik secara live maupun playback saat
perekaman Continuous, motion detection, alarm dan dengan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 4


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

penjadwalan.

13) DVR haruslah mempunyai kemampuan bekerja (terkoneksi)


bersama-sama dengan beberapa DVR dan berkemampuan
terkoneksi dengan beberapa Client secara simultan dan harus
mempunyai network bandwidth throttling, serta mampu
membesarkan video pada saat playback.

14) Pemograman PTZ camera bisa terlihat dalam layar, software


harus sudah termasuk remote PC, WEB dan handheld Client.
Teknologi kompresi haruslah kualitas Native atau MPEG4
kapasitas file yang kecil.

15) Perhitungan dibagi menjadi 2 bagian waktu dengan format file


yang tidak dapat diedit, yaitu :
 Jam kerja : mulai pukul 7.00 s/d 17.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 200 frame/second
untuk 16 Kamera dengan perkiraan 100% aktivitas motion
 Diluar Jam kerja : mulai pukul 17.00 s/d 7.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second
untuk 16 Kamera dengan perkiraan 25% aktivitas motion

16) Lama penyimpanan selama 6 bulan termasuk internal dan


external storage
 Untuk kapsitas internal storage sesuai yang dijelaskan pada
RKS
 Untuk external kapasitas external storage harus disesuaikan
dengan yang disebut diatas.
c. External Disk Array (Storage)

 Disk array digunakan untuk menyimpan data dan berfungsi sebagai


data clustering dan bisa difungsikan sebagai backup hasil rekaman
DVR sehingga bisa memperpanjang masa hasil rekaman.

 Untuk kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang


disebut diatas. Dan external storage yang digunakan adalah type
19” Rack Housing yang dapat mengakomodasi 12 s/d 14 Hot

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 5


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Swappable Disk Drive, menggunakan standar konfigurasi RAID5


Protection. Kapasitas per disk drive adalah minimal 300 GB dan
jumlah disesuaikan dengan kebutuhan.

 Disk Drive dapat diganti (replace) tanpa mengganggu


penyimpanan. External Storage harus mempunyai Redundant
Power Supply. External Storage mempunyai 2 Ultra SCSI-3 untuk
Host Port ke DVR dan 2 Ultra SCSI -3 untuk Looptrought ke
external storage lain. Dan juga menyiapkan Lan interface RJ-45
untuk dihubungkan ke Network untuk Konfigurasi melalui Web-
based GUI
d. Monitor
Monitor yang digunakan adalah type 19”-21” LCD Monitor untuk
DVR, monitor harus mempunyai bentuk yang ringkas dengan frame
yang tipis. Mempunyai resolusi tinggi 1280 x 1024 pixels dengan pixel
pitch yang rapat. Monitor nantinya akan ditempatkan pada console yang
terdiri dari monitor console dan meja operator.
 Rack Monitor Console dan Power

1) Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan


pada 19” Rack Cabinet diutamakan dengan 19” Rack Cabinet
dengan tinggi harus 42U dan jumlah / banyaknya rack
disesuaikan dengan kebutuhan space peralatan.

2) Rack dilengkapi dengan pintu depan kaca, top fan tray


dengan 4 AC Fan, MCB untuk setiap masing-masing camera
(86 MCB untuk kamera) dan MCB setiap masing-masing
Peralatan yang ada pada rack. Untuk power disiapkan UPS
untuk semua camera dan peralatan utama termasuk monitor
dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan back-up selama 15 menit, UPS harus mempunyai
model 19” yang akan ditempatkan pada 19” Rack Cabinet.

3) Console digunakan untuk menempatkan LCD Monitor dari


DVR, dan meja operator untuk printer Keyboard dan mouse.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 6


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Console dibuat sedemikian rupa agar memudahkan operator


dalam memonitoring maupun mengontrol. Console terbuat
dari kayu dilapis melamik. Console harus dibuat rapi dan
kokoh.
 Uninterrupted Power Supply
1) Input Rectifier
Voltage : 230/380 V (three phase)
Acc. Tolerance : -30% +15%
Frequency : 50 Hz, -20 +50
Power factor : 0.98
Waveform : sinusoidal
EMI filter : EN standard
2) Output inverter
Voltage : 220 V – 240 VAC/50 Hz
(single phase)
Power Nominal : 3 KVA
Voltage variation : static < 1%, dynamic < 5%
Voltage distortion : < 1.5%
Crest factor : 3.1 (up to 100% of load)
Overload : 125% for 120 sec. – 150% for
30 ec.
3) Environment
Audible noise at 1 m : <50 dB
Standarisasi : EN
Operating Temp. : 00 – 400 C
(Battery 150 – 250 C)
Batteries : Dry cell Ni-Cd 12V/7Ah
Backup time : 15 minutes
Operating : Automatically and manually
bypass

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 7


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM CCTV


3.1. INDOOR FIXED DOME CAMERA
3.1.1. Imaging Device : 1/3-inch Interline Color CCD minimal
3.1.2. Synchronization System : Internal/AC line lock/internal, auto select
3.1.3. Horizontal Resolution : 540 (color)/570 (BW) TV Lines
3.1.4. Signal-to-Noise ratio : 48 dB
3.1.5. Lens :
a. Foca Length : 3,8 – 9,5 mm
b. Viewing Angle : Tele 0,0o(H) x 22,4o(V)
c. Wide : 74,2o(H) x 54,0o(V)
d. Lencs Drive Type : Varifocal Auto Iris
e. Operating Temperature : -10oC - + 50oC
f. Water Resistant : IP 66
3.1.6. Power Requirement : AC 24V & DC 12V
3.1.7. Power Consumption : 2,5W (Led off) / 5 W (Led on)
3.1.8. Viewing Lenght at Night : 20 m
3.2. OUTDOOR CAMERA
3.2.1. Pan and Tilt Drive
a. General Construction : Sheet aluminum
b. Finish : Powder coating
c. Viewing Window : 0.23-inch (5.84 mm) tempered glass
d. Wiring : Internally prewired
e. Direction Display : Programmable
f. Mode of Operation : Selectable
g. Receiver : Automatic sensing
h. Protocol : RS-485/422 atau yang lain
i. Addressing : Selectable DIP Switches
j. Speed : 0,5o – 40o/sec
k. Pan Rotation : 360° continous

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 8


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

l. Preset Speed : 100°/sec


m. Vertical Tilt : +33° to -83° unobstructed
n. Tilt Speed : 0.5° s/d 20° /sec pada kecepatan angin
50 s/d 90 mill/hour
o. Presets : 64, dengan 20-character label / preset
p. Preset Accuracy : +/-.25°
q. Comunication : RS422
r. Position Feedback : Out put ASCII
s. Direct Positioning : Yes
t. Auto Pan : Yes
3.3. DIGITAL VIDEO RECORDER (DVR)
3.5.1. GENERAL
a. Operating Temperature : 50° to 95°F (10° to 35°C)
b. Relative Humidity Maximum : 80%, noncondensing
3.5.2. FEATURES
a. 16-Channel Expansion Box Option
b. Maximum Increased Storage Capacity of 3 TB and External Storage
c. RAID Option
d. Increased Frame Rate for CIF, 2CIF and 4CIF Recording
e. Standard Analog Output
f. 10/100/1000 Gigabit Ethernet Port
g. Multicasting
h. NTP Time Server Compatible
i. Standard DVD-R Burner Writes to CD-R and DVD-R Media
j. Up to 704 x 480 Recording Resolution (4CIF)
k. Up to 32 Camera Inputs and Outputs with Auto Termination
l. Support for Camera Selection and PTZ Control
m. Third-Party Dome Support
3.5.3. ADDITIONAL FEATURES

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 9


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

a. On-Line Help
b. Up to 32 Channels of Audio Recording (Optional)
c. 8/16/24/32 Alarm Inputs and 8/16/24 Relay Outputs
d. Camera View Favorites
e. Instant Playback
f. Quick Menu Option to Turn Relays On/Off
g. Live Audio Over the Network
h. Video Loss Event Start and Recovery Time
i. Video Loss Event Linked to an Alarm
j. Up to 100 Servers in Client Tree
k. Network Bandwidth Throttling
l. Multiple Displays for Live Viewing or Playback While Recording
m. 6X Digital Zoom on Playback
n. Pre-Motion and Pre-Alarm Recording
o. On-Screen PTZ Control with Positioning Device Programming
p. Capability
q. Includes Remote PC, Web, and Handheld Client Software
r. Compression Technology Offering High-Quality and Small File
Sizes
s. Local and Remote Administration, Live, Search, and Playback
t. Viewing
u. Individual Camera Channel Configuration
v. Display of Cameras from Different Sites on One Screen
w. Dynamically Adjustable Frame Rate and Image Quality for Motion
and Alarm Recording and Pre-Alarm Recording
x. Pre-Alarm Recording up to 60 Seconds (up to 15 Minutes with
Optional)
y. Monitor System Changes Using Activity Logs
z. User-Friendly and Highly Intuitive Graphical User Interface

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 10


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

aa. Local and Remote Software Upgrade Capabilities


bb. Multilevel Password and User Configuration
cc. Automatic Image Watermarking
dd. Multilanguage Support (English, French, German, Italian, Polish,
ee. Portuguese, Russian, and Spanish)
ff. User-Definable PTZ Presets, Patterns, and Preset Tours
gg. Display up to 36 Local and Remote Cameras on a Single Screen
Only in CIF
hh. Print Still Images from Video
ii. Export Video and Still Images in Multiple Formats, Including
Native,
jj. AVI, ASF, BMP, TIFF, and JPEG
kk. API Facilitates Development and Integration of Third-Party
ll. Applications
mm. Ability to Configure Any Number of Camera Inputs for CovertMode
nn. Scheduled Backup
oo. *Pre-alarm time estimate based on 16-channel recording at a
resolution of 320 x 240 (CIF) and a frame rate of 5 ips.
3.4. ELECTRICAL/VIDEO
a. Input Voltage : 100-240 VAC ±10%, 50/60 Hz,
autoranging
b. Power Consumption : Maximum 350 watts
c. Signal System : NTSC/PAL
d. Operating System : Windows ® 2000 and Service Pack 4
e. Recording Resolutions : NTSC PAL
320 x 240 320 x 288
640 x 240 640 x 288
640 x 480 640 x 576
352 x 240 352 x 288

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 11


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

704 x 240 704 x 288


704 x 480 704 x 576
f. Video Inputs : 8/16/24/32
g. VGA Outputs : Min. 1
h. Analog Video Outputs : Min. 1
i. Alarm Input Terminals : 8/16/24/32 (user selectable, N.O./N.C.)
j. Relay Output Terminals : 8/16/24 (user selectable, N.O./N.C.)
k. Relay Contact Ratings Rated
l. (Resistive) Load : 0.5 A at 120 VAC or 1 A at 24 VDC
m. Remote Administration : Full remote control via TCP/IP network
n. Total Recording Rate : Up to 480 ips at CIF
Up to 240 ips at 2CIF
Up to 120 ips at 4CIF

3.5. MECHANICAL
a. Connectors
b. BNC : Video inputs and outputs
c. 6-pin mini-DIN : PS/2 mouse and keyboard
d. DB9 : COM 1
e. DB15 : VGA port
f. RJ-45 : Gigabit Ethernet port (1000BaseT) and
RS-485/RS-422 ports
g. USB : Min. 4 high-speed USB 2.0 ports
h. Audio Connectors : Min. 1 miniature phone jack for audio
output
3.6. LCD MONITOR
a. Screen size : 19” or 20”
b. Type : LCD TFT, Flat
c. LCD Panel Type : 1280 x 1024 pixel

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 12


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Pixel pitch : 0.280 x 0.280 mm


e. Resolution : 1280 x 1024 at 60 Hz
f. Display Color : 16 M
g. Color enclosure : Black or Silver
4. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI KABEL CCTV
4.1. KABEL SINYAL KOAKSIAL VIDEO DALAM GEDUNG
4.1.1. UMUM
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel video signal harus
memenuhi persyaratan dan standar NEC, IEC, STEL-K.
Sifat umum yang akan dilayani adalah sebagai berikut :
a. Nominal Impendance : 75 Ohm ± 2%
b. Nominal Capacitance : 56 PF / m
c. Nominal Attenuation at 20oC at 900 MHz 33,1 dB / 100 meter
4.1.2. KONTRUKSI
Kabel harus terdiri atas :
a. Center Conductor : Bare-copper
b. Dielectric : Foam Polyethylene
c. Shield Braid : Bare Copper
d. Shield Coverage : 93% - 95%
e. Jacket : FR PVC
f. Impedance : 75 ohm ± 3 ohm
Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-59 yang dibuat
dari 22 AWG stranded (7x 30) “bare copper dan 93 - 95 % bare copper
braid shield foam polyethylene insulation dengan black PVC jacket.
4.2. KABEL SINYAL KOAKSIAL VIDEO DI LUAR GEDUNG
4.2.1. UMUM
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel video signal harus
memenuhi persyaratan dan standard NEC, IEC, STEL-K
Sifat umum yang akan dilayani adalah sebagai berikut :
PHYSICAL CHARACTERISTICS:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 13


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

a. CONDUCTOR

 Number of Coax :1

 Total Number of Conductors : 1

 RG Type : 6/U

 Series Type : Series 6

 AWG : 18

 Stranding : Solid

 Conductor Diameter : 040 in.

 Conductor Material : BC - Bare Copper


b. INSULATION

 Insulation Material Trade Name Teflon

 Insulation Material : FFEP - Foam Fluorinated


Ethylene Propylene

 Insulation Diameter : 170 in.


c. OUTER SHIELD
 Outer Shield Type : Braid
 Outer Shield Material : BC - Bare Copper
 Outer Shield %Coverage : 93% - 95 %
d. OUTER JACKET
 Outer Jacket Material Trade Name Teflon
 Outer Jacket Material : FEP - Fluorinated Ethylene
Propylene
e. OVERALL NOMINAL DIAMETER
 Overall Nominal Diameter : 228 in.
f. MECHANICAL CHARACTERISTICS
 Operating Temperature Range : -40°C To +200°C
Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-6
yang dibuat dari 18 AWG solid, 0.40” bare copper braid shield.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 14


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.2.2. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH


a. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah.
Kabel tegangan rendah ini harus memenuhi persyaratan dan standard
seperti diuraikan sebagai berikut:
 Tegangan kerja : 600 – 1000 V
 Frekwensi pengenal : 50 Hz
 Titik netral dihubungkan langsung pada pembumian gedung.
b. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :

 Kabel daya harus dari kabel tipe tipe NYMHY ukuran 3 x


2,5mm2. Penghantar terbuat dari kawat tembaga yang dipilin
atau tembaga compact yang dipilih.
 Lapisan isolasi bahan PVC atau bahan polyethylene yang di-
cross linkad pada setiap penghantar fasa maupun penghantar
netral lapisan ini harus dapat dengan mudah dikupas.
 Lapisan pengendap yang tahan air disekeliling urat-urat
penghantar fasa dan pengisi ruangan di antara kawat fasa.
 Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap di atas
 Pelindung dari pita baja di atas lapisan pengendap kedua sesuai
dengan persyaratan SII.
 Diluar lapisan pelindung pita baja, ada lapisan plastic sebagai
lapis pelindung.
 Temperatur maksimal kabel yang diijinkan sesuai persyaratan
SNI adalah 70oC untuk kabel PVC
4.2.3. KABEL KONTROL TWISTED SHIELDED (STP)
a. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel kontrol harus
memenuhi persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1 dan standard
TIA TSB-36, TIA / EIA-568-A, UL, ETL
b. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 15


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Core Conductor : 1,2,3,4-pairs Twisted Shielded 18 AWG


4.2.4. KABEL SINYAL DATA UNSHIELDED TWISTED PAIRS CAT. 5E
a. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel signal data harus
memenuhi persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1 dan standard
TIA TSB -36, TIA / EIA – 568 – A,UL,ETL
Sifat karakteristik listrik (Electrical Characteristics) adalah sebagai
berikut :
 Conductor Loop Resistance :17 Ohm / 100m maksimal
 Conductor Resistance Unbalance : 2% maksimal
 Capacitance Unbalance to Earth : 1600 pF/km maksimal
 Skew : 40 nsec / 100m @ 100 MHz

 Characteristic Impedance : 100Ω ± 15 Ω @ 4.0MHz -


100 MHz
b. Kontruksi
 Core
Conductor :24 AWG Solid bare coper
Insulation : polyolefin
Diameter : 0.94 mm nominal
Pair : 2 of the above cores
Pair color code : Blue-white/Blue,Orange-
White/ orange, green-
white/Green, Brown-White /
Brown
 Mechanical Characteristics
Minimum Bend Radius : 4 x OD (Installed)
8 x OD (Installation)
Temperature Range : 0oC to + 50oC
(Installation)-20oC + 75oC
(Operational)
 Semua kabel harus menggunakan kabel tipe UTP yang dibuat

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 16


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dari one unshielded twisted pair 24 AWG Category 5. Kabel


dipergunakan untuk konversi dari kotak terminal penerima
(receiver)
4.2.5. KONDUIT.
a. Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe
high impact yang memenuhi standar BS 6099, dengan diameter
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
b. Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa
baja lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987,
(sambungan menggunakan drat) dengan diameter sesuai Gambar
Kerja.
c. Konduit fleksible harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang
memenuhi standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus
tahan cuaca panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI KABEL CCTV
5.1. PERSYARATAN PEMASANGAN.
5.1.1. Kabel-kabel instalasi terdiri dari 2 (dua) macam yaitu kabel daya dan kabel
sinyal. Seluruh kabel daya menggunakan jenis kabel jenis NYMHY 3 x
2,5 mm2 yang diinstalasikan ke setiap peralatan yang ada pada setiap
lantai. Sedangkan kabel sinyal dibagi menjadi 3(tiga) jenis yang terdiri
dari kabel sinyal video (coaxial cable) dalam ruang, luar ruang dan kabel
sinyal data UTP Cat. 5e (Unshielded Twisted Pairs Cables Catagorie 5e)
5.1.2. Kabel-kabel distribusi tersebut dimasukkan di dalam pipa konduit jenis
PVC high impact.
5.1.3. Setiap penyambungan ataupun pembelokan harus dilengkapi dengan
junction box. Kabel distribusi yang melalui lantai atau yang lewat dalam
tembok harus dimasukkan dalam pipa metal sedangkan untuk kabel yang
di atas langit-langit dimasukkan dalam conduit PVC yang besarnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
5.1.4. Semua peralatan harus dibumikan (grounded) dengan baik dan benar

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 17


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan tahanan tanah maksimal 0,2 Ohm.


5.2. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN.
5.2.1. Semua bahan yang disuplai dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan harus
baru dan bahan tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta
sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
5.2.2. Pelaksana Pekerjaan harus bersedia mengganti bahan yang tidak disetujui
karena meyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, di mana penggantian
tersebut tanpa biaya ekstra.
5.2.3. Komponen-komponen dari bahan, yang mungkin sering diganti, harus
dipilih yang mudah diproleh di pasaran bebas.
5.3. PEMASANGAN KABEL.
5.3.1. LUAR BANGUNAN.
a. Kabel daya, kabel koaksial dan kontrol haruslah dilindungi dengan
pipa baja lapis seng sedimikian rupa sehingga kabel itu cukup
terlindung tehadap kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin
timbul pada tempat kabel tersebut dipasang. Kabel ini akan
dipergunakan untuk CCTV dan saling berhubungan dengan
peralatan-peralatan yang ada di ruang control.
b. Pada area tanpa pekerjaan kabel ditanam minimal 600 mm dari
permukaan tanah dan harus diletakkan di dalam pasir, di atas galian
tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas dari batu-batuan dengan
ketentuan tebal lapisan pasir tidak kurang dari 100mm. Sebagai
timbunan perlindungan, di atas urakan pasir harus dipasang beton
atau batu bata pelindung.
c. Pada area di bawah perkerasan beton, kabel ditanam minimal 150
mm dari finish grade.
d. Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam
konduit pipa baja lapis seng/galvanis atau PVC, seperti ditentukan
dalam Spesifikasi Teknis ini, dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
e. Pemasangan dan jenis konduit yang dipilih sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
f. Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan yang dibutuhkan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 18


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

untuk penanaman kabel harus dilaksanakan sesuai ketentuan.


g. Letak penanaman kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel
yang kuat, jelas dan tepat dimana beradanya lokasi jalur kabel
tersebut.
h. Ada dua tipe perletakan konduit bawah tanah :

 Konduit yang ditidurkan yang disebut conduit tanam langsung

 Konduit yang ditidurkan di dalam beton yang disebut duct banks


i. Cabel trench (saluran kabel) harus dibuat dengan
mempertimbangkan adanya penambahan kabel untuk masa yang
akan datang dengan cara sebagai berikut:
 Minimal 5% (space area untuk satu jalur kabel) yang
diestimasikan untuk masa mendatang atau berdasarkan jumlah
kabel yang ada.
 Jarak untuk kabel yang akan datang hendaklah diposisikan di
atas kabel yang ada dalam saluran.
 Jarak antar konduit minimal 25mm dari sisi luar koduit yang
berukuran 25mm (1 inci).
 Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah
minimal 30cm dan jarak antara kabel kontrol dengan kabel
tegangan menengah minimal 2 m.
 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di sepanjang
jalur kabel.
5.3.2. DALAM BANGUNAN
Sistem pengkabelan dalam bangunan diharuskan menggunakan alat bantu
seperti rak kabel, rigid metal conduit dan konduit PVC.
a. Sistem rak kabel haruslah heavy duty, ladder type, punch type trays
(untuk ukuran kecil menggunakan rak kabel 100mm atau kurang).
b. Untuk rak kabel di daerah hazard atau hazardous dalam ruang harus
ditempatkan pada daerah yang tidak mudah kena benturan, seperti
daerah lalu lalang atau daerah yang selalu ada pemeliharaannya.
c. Rak kabel dan kelengkapannya lainnya harus dari bahan baja lapis
seng celup panas atau aluminium.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 19


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

d. Rak kabel harus mempunyai tutup yang mudah dipindah-pindahkan di


area kabel yang tidak mudah rusak apabila ada benda jatuh, tidak
mudah karat dan tidak kena sinar secara langsung.
e. Rak kabel dan tangga kabel (ladder) harus menggunakan penumpu
sesuai dengan interval yang direkomandasikan oleh pabrik pembuat.
f. Cara pengaturan susunan kabel

 Kabel kontrol harus diletakkan antara kabel data apabila


memungkinkan.

 Kabel kontrol dan instrumen boleh ditidurkan lebih dari dua


susun pada rak yang sama. Jika diperlukan lebih dari dua susun
maka jarak bersih minimal antar susun harus 150 mm
g. Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah
minimal 30 cm dan jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan
menengah minimal 2 m.
h. Konstruksi penumpu rak harus kokoh dan dari bahan baja lapis seng.
i. Apabila ada jalur kabel lebih dari tiga bisa menggunakan penumpu
secara langsung dari/sepanjang struktur dengan menggunakan klip
atau baja siku lapis seng.
j. Baut, mur, cincin dan U-bolt yang digunakan dalam instalasi harus
terbuat dari stainless steel. Alat bantu untuk instalasi seperti besi siku
dan kanal harus memiliki lapisan seng celup panas serta konduit,
elbow, coupling dan aksesoris lainnya harus dari bahan baja yang
memiliki lapis seng celup panas (hot dipped galvanize steel).
k. Konduit harus diikat untuk mencegah getaran-getaran yang terjadi
dengan cara diikatkan ke terminal pada konduit fleksibel yang sesuai.
l. Konduit harus mempunyai minimal lima ulir, ulir harus ¾ inci per
kaki.
m. Sistem konduit yang mempunyai elevasi harus mempunyai breathers
dan drain untuk mencegah akumulasi kondensasi air. Breathers dan
drain juga harus digunakan pada junction box
n. Jalur konduit yang diinstalasi tidak boleh dibengkokkan lebih dari ¼
diameter konduit.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 20


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

o. Konduit yang digunakan minimal ¾ inci kecuali jika situasinya tidak


memungkinkan.
p. Apabila konduit yang diinstalasi mempunyai jarak lebih dari 61m
(200feet) dan mempunyai lekukan 900 sebanyak 3 buah,
pemasangannya harus dilengkapi dengan aksesori pemasangan atau
sambungan bertipe pull fitting (fitting yang mudah dilepas). Setiap
lekukan harus berjarak 15,25m (50feet) satu sama lain dan setiap
bengkokan tidak boleh lebih dari 900.
q. Konduit dan aksesori tidak boleh dilas ke suatu bagian bangunan.
r. Konduit harus diinstalasi minimal 300mm (1foot) dari pipa panas
tanpa isolasi atau permukaan yang panas.
s. Konduit yang dihubungkan pada ujung peralatan harus datang dari
bawah untuk mencegah pengembunan. Pemasangan dari samping bisa
diterima, tapi pemasukan dari atas tidak diperbolehkan.
t. Kabel harus diinstalasi sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat. Selama instalasi kabel tidak diperbolehkan ditarik
hingga tegang dan pelindungnya tertekan, dan harus diberi kelebihan
(spare) selama instalasi.
u. Kabel yang diinstalasi harus berjarak minimal 150mm dari permukaan
yang memiliki temperatur 450C sampai dengan 650C, dan tidak boleh
kurang dari 300mm dengan permukaan yang memiliki temperatur di
atas 650C.
v. Semua kabel harus dalam satu panjang (tanpa sambungan) bila
memungkinkan.
w. Pada intinya sirkuit yang aman tidak boleh digabungkan dengan kabel,
rak, duct, konduit atau penumpu kabel yang sama. Lebih dari satu
sirkuit yang aman dapat ditempatkan dalam rak kabel, duct, konduit
atau penumpu kabel asalkan berada dalam bungkus kabel yang
terpisah.
x. Sambungan dan terminal untuk kabel yang bekerja di atas 600V harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat kabel dan menggunakan
salah satu metode berikut :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 21


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

 Sambungan lurus

 Dengan menggunakan heat shrink sleeve atau dengan terminasi.

 Semua sistem kabel harus ditandai dengan label yang dibuat dari
stainless steel tipe 316 dengan huruf timbul dan diikat dengan tali
pengikat dari bahan stainless steel atau nilon. Penanda kabel
harus diikatkan pada ujung setiap kabel. Semua kabel kontrol
harus mempunyai identitas yang jelas dan dari tipe permanen.
y. Penomoran kabel harus diperlihatkan dalam shop Drawings.
z. Kabel kontrol harus mempunyai terminasi pada blok terminal di
dalam junction box. Untuk kabel luar instalasi terminalnya dilekukan
dengan menggunakan alat crimping yang layak pakai. Terminal tipe
ring tongue atau locking fork harus digunakan untuk terminasi tipe
sekrup. Untuk tipe pin harus menggunakan terminasi tipe clamp-screw
aa. Bila kabel kontrol atau instrument diterminasi pada peralatan yang
tidak dilengkapi titik terminal, maka blok terminal harus dipasang jika
jumlah titik terminalnya lebih dari empat dalam sebuah junction box.
Bila berjumlah empat atau kurang, terminasi harus dibuat dengan
mengaplikasikan self-insulated crimp type butt splice connectors.
bb. Satu terminasi hanya untuk dua kabel. Untuk sambungan harus
ditambahkan terminal yang baru pada titik yang sama
cc. Untuk kabel daya tidak diperbolehkan menggunakan terminal, kabel
daya harus diinstalasi tersendiri dengan menggunakan tipe crimp,
koneksi ini harus dibuat kedap air dengan menggunakan electrical
rubber tape dan plastic vinyl untuk mencegah uap/lembab masuk ke
dalam konektor.
dd. Bila suatu alat tidak mempunyai sepatu kabel atau terminal, kabel
daya harus diterminasi dengan menggunakan terminal tipe
compression ring tounge. Terminal harus dipasang dengan tipe roda
gigi searah atau hydraulic crimping.
ee. Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan semetris tanpa
memipihkan atau merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus
dibuat dengan alat dan perlengkapan standar yang dibuat khusus untuk

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 22


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

maksud tesebut. Jari-jari pembengkokan konduit minimal 15 (lima


belas) kali diameter konduit.
ff. Sistem konduit harus diadakan dan dipasang sesuai ketentuan Gambar
Kerja. Sistem ini harus menghubungkan semua kotak keluaran seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
gg. Konduit harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
hh. Jalur konduit harus terpasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Konduit harus vertikal, horisontal atau sejajar dengan garis struktur.
ii. Semua konduit horisontal harus diarahkan ke arah konduit vertikal
untuk dihubungkan.
jj. Semua konduit yang dipasang di bawah lantai harus terdiri dari pipa
PVC seperti ditujukkan dalam Gambar Kerja. Tipe pipa PVC harus
memenuhi ketentuan dalam spesifikasi teknis ini.
kk. Konduit yang dipasang di bawah lantai harus memiliki penutup
minimal 50mm
ll. Penyambungan konduit tidak boleh menggunakan nonmetalic conduit.
Sambungan konduit haruslah menggunakan seal yang
lunak.Penyambungan kabel harus diusahakan se-minimal mungkin.
mm. Semua sambungan harus dibuat dengan junction box atau kotak
terminal yang disetujui.
nn. Hubungan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan
sepatu kabel.
5.4. PEMASANGAN KABEL CCTV
5.4.1. LUAR BANGUNAN
Kabel dari tiap kamera langsung menuju Ruang Kontrol (DVR), dari
kamera menuju ke bangunan menggunakan saluran kabel dan pipa konduit
dari bahan baja lapis seng (EMT galvanized) diameter 20 mm kemudian di
dalam bangunan menggunakan rak kabel dan pipa konduit High Impact
PVC diameter 20mm
Kabel untuk instalasi kamera outdoor menggunakan :
a. Kamera Fix :
Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 6

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 23


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Power dari kamera ke DVR menggunakan NYMHY 3 x 1,5mm2


b. Kamera PTZ/Speed Dome
Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 6
Power dari kamera ke DVR menggunakan NYMHY 3 x 1,5mm2
Kontrol dari kamera ke DVR menggunakan STP 18 AWG
5.4.2. DALAM BANGUNAN
Kabel dari tiap kamera langsung menuju Ruang Kontrol (DVR).
Kabel untuk instalasi kamera lantai satu adalah :
a. Kamera Fix:
Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 59
Power dari kamera ke DVR menggunakan NYMHY 3 x 2,5mm2
b. Kamera PTZ / Speed Dome
Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 6
Power dari kamera ke DVR menggunakan NYMHY 3 x 1,5mm2
Kontrol dari kamera ke DVR menggunakan STP 18 AWG
5.5. PENGUJIAN DAN COMMISSIONING / TESTING.
5.5.1. Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengujian dan pengukuran
yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memastikan bahwa
seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.
5.5.2. Peralatan, fasilitas pengujian, Pengawasan pengujian dan pemeliharaan
peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Pelaksana
Pekerjaan.
5.5.3. Catatan pengujian harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan dan diserahkan
secara resmi kepada Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.
5.5.4. Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh enjinir.
5.5.5. Semua arus harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Kesinambungan arus dan operasi yang dikehendaki.
b. Bebas dari pembumian.
c. Bebas dari arus hubung singkat.
5.5.6. Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional
5.5.7. Dalam masa pemeliharaan pekerjaan sistem elektrikal ini, Pelaksana

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 24


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Pekerjaan wajib mengatasi segala kerusakan dan kekurangan.


5.5.8. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab mengganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak sampai pada saat pemeriksaan terakhir
dan penyerahan kepada Enjinir.
5.5.9. Pelaksana Pekerjaan harus meyerahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi semua buku asli petunjuk/manual pemeliharaan dan cara
pengoperasiannya dalam bahasa Inggris dan Indonesia, yang selanjutnya
akan diteruskan kepada Pemilik Proyek.
6. REFERENSI MERK/PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
Referensi merk / produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/Produk

A PEKERJAAN CCTV

1 Unit Camera Indoor dan Outdoor Camera Bosch, Sanyo, Samsung,


Seperti tercantum dalam uraian TOA
spesifikasi

2 DVR 16 Channel Bosch, Sanyo, Samsung,


TOA

3 Monitor LCD 21” Bosch, Sanyo, Samsung,


TOA

B Kabel-Kabel

1 Kabel Coaxial RG 59 dan RG 6/U Belden, Trilogy,


Commscope

2 Kabel UTP Avaya, AMP, Nexan

3 Kabel STP Belden, Commscope

4 Kabel power NYM Suppreme, Tranka,


Kabelindo, Kabel Metal.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 25


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

PASAL 1 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING


1. UMUM
1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainase air hujan termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plumbing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana
dan persyaratan ini.
2.2. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.
2.3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan
peil banjir.
2.4. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
2.4.1. Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
2.4.2. Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
2.4.3. Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air
bekas.
2.4.4. Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site)
dan disalurkan menuju drainasi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 1


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

3. PENJELASAN SISTEM
3.1. AIR BERSIH
3.1.1. Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disuplai dari sumur dalam (Tidak
termasuk dalam kontrak).
3.1.2. Air dari sumber ditampung ke Roof Tank jenis water torn dan di
distribusikan secara gravitasi ke masing-masing fixture unit.
3.2. AIR BUANGAN
3.2.1. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
3.2.2. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan,
kamar mandi, dan tempat wudhu.
3.2.3. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet.
3.2.4. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini dimana air
bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju
Instalasi Pengolah Air Limbah jenis Biotech yang sudah dilengkapi
dengan Grease Trap, dan selanjutnya setelah diolah dialirkan ke
sumur resapan.
3.3. AIR HUJAN DAN DRAINASE
Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak
menuju ke dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi
menuju saluran luar dan dialirkan ke sumur resapan air hasil pengolahan
limbah.
4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar
rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum
pemasangan guna mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Konsultan Perencana. Material-material yang dipakai meliputi:
4.1. Pipa–pipa
4.3.1. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC kelas AW.
4.3.2. Untuk pemipaan utama dari suplai menuju shaft menggunakan pipa
Galvanize Steel Pipe (GSP) Kelas M yang difinish powder coating
dan pipa tegak (riser) menggunakan pipa PVC kelas AW.
4.3.3. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas D
dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengna jenis pipanya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 2


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

4.3.4. Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa PVC kelas D dengan


sambungan solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
4.3.5. Pipa air hujan digunakan pipa PVC kelas D dengan sambungan
solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
4.3.6. Instalasi pipa di area water torn menggunakan PVC kelas AW (10
Bar).
4.3.7. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
4.3.8. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.
4.3.9. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada
dalam beton/dinding.
4.2. Katup-katup (Valve)
Katup-katup minimal mempunyai working pressure 12 bar.
4.3. Floor Drain
4.9.1. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water
Prooved type dengan 80 mm Water Seal dan dilengkapi dengan U
trap.
4.9.2. Floor Drain terdiri dari:
a. Chromium plated bronze cover and ring
b. PVC neck
4.9.3. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving
4.9.4. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"
4.4. Floor Clean Out
4.10.1. Floor Clean Out yang digunakan di sini adalah Surface Opening
Waterprooved Type.
4.10.2. Floor Clean Out terdiri dari:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 3


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

a. Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type


b. PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange
for waterprooving
4.10.3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat
karet sehingga mudah dibuka dan ditutup.
4.5. Roof Drain
4.11.2 Roof Drain yang digunakan harus dibuat dari pabrikasi Alumunium
cor.
4.11.3 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
4.6. “V" TRAP
4.12.1. “V" TRAP yang digunakan di sini harus jenis single inlet.
4.12.2. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
4.12.3. Material “V" TRAP yang digunakan harus mengacu pada pipa air
kotor/bekas yang digunakan.
4.12.4. Pemasangan “V” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada
jalur utama pipa buangan air limbah yang menuju bak sewage.
4.7. Grease Trap
4.13.1 Grease Trap terbuat dari bahan Fiber dilengkapi dengan penangkap
kotoran yag terbuat dari material Stainless Steel yang berpori.
4.13.2 Type grease trap adalah portable.
4.13.3 Kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan (Px L x T = 1 m x 1 m
x 1,2 m).
4.8. Alat-alat Plumbing
4.14.1. Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.
4.14.2. Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.
4.9. Alat-alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai
dengan bahan pipanya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 4


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


5.1. PIPA–PIPA
5.1.1. UMUM
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan cap atau plug untuk mencegah masuknya
kotoran/benda-benda lain.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
i. Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan
pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan
struktur gedung.
j. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
k. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 5


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

l. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke


arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
m. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk
air bersih dan clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
n. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Dibagian dalam toilet,  50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
 Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%
 Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200
mm atau lebih besar : 1% .
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
p. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.1.2. PENGGANTUNG DAN PENUMPU PIPA

a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam list berikut ini:

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤  50 0.6 0.9
2 ≤  80 0.9 1.2
3 ≤  100 1.2 1.5
4 ≤  150 1.8 2.1

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 6


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran,
maka jarak interval yang digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa
ukuran terkecil yang ada.

c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan


sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.

d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5.1.3. PIPA DALAM TANAH

a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.

b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.

c. Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.

d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah
tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.

e. Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2–2.5 m.

f. Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman


(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.
5.1.4. SAMBUNGAN PIPA
a. Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
b. Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
c. Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 7


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus menggunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
d. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan
diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.
5.1.5. SELUBUNG PIPA
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk
yang kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing
sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”.
5.1.6. KATUP LABEL (VALVE TAG)

a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi


dan pemeliharaan.

b. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus


ditunjukkan di tags katup.

c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
5.1.7. PEMBERSIHAN

a. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,


pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 8


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua


benda-benda asing disingkirkan.

b. Desinfeksi
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.
6 PENGUJIAN
7.1. UMUM
7.1.1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pengujian disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
7.1.2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3
(tiga) hari kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
7.1.3. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem
dengan baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut &
mengulangi pengujian lagi.
7.1.4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer,
pompa-pompa dan lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera
secara resmi.
7.2. PIPA DAN JARINGAN PIPA
7.2.1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua)
kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya
sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi”
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya
pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang pipa
max. 100 m.
7.2.2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan test rendam dengan air selama 8 jam.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 9


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

7 TRAINING
8.1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang
yang ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan
serah terima pekerjaan pertama.
8.2. Materi training teori dan pratek dilakukan sampai dapat mengetahui operasi
dan maintenance.
8 REFERENSI PRODUK
9.1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.

9.2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :


No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
1 Pipa air bersih & fitting PVC AW Rucika, Wavin Tigris, Sd,
Atp-Toro
2
3 Pipa Air Bekas PVC kelas D Rucika / Wavin / Pralon.
4 Pipa Vent PVC kelas D Rucika / Wavin / Pralon.
5 Pipa air hujan PVC kelas D Rucika / Wavin / Pralon.
6 Fitting PVC Class 10 kg/cm² TSK / Rucika / SSS.
7 Hanger rod Galvanized Ex Lokal atau setara
8 Clamp Galvanized Ex Lokal atau setara
9 Clean out Prima/Karisma/Toto/SAN EI.
10 Floor drain Prima/Karisma Toto/SAN EI.
11 Roof Drain Alumunium cor Fabrikasi
12 Grease Trap Bahan Fiber untuk box, Fabrikasi
bahan stainless steel untuk
perangkap kotoran

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 10


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

PASAL 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
1. UMUM
1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
1.3. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan
sehingga sistem berjalan dan beroperasi dengan baik.
1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
2. FIRE EXTINGUISHER
Fire Extinguisher menggunakan type Dry Chemical Multi Purposes. Untuk Ruang
Genset, Trafo, Server dan Ruang Kontrol menggunakan CO2 kapasitas sesuai
dengan gambar perencanaan
3. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Referensi produk yang dapat dipakai
adalah sebagai berikut :
No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk/Produk
1 Fire Extinguisher Dry Chemical Portable Yamato/Appron/Gunnebo/
CO2 dilengkapi dengan roda Sparta.
CO2

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 11


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

PASAL 3 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA


1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,


sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
pemilik bangunan & lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah :
1.1. LINGKUP PEKERJAAN UTAMA
Lingkup pekerjaan utama ini meliputi:
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC sistem Split
Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit (OU), dimana
Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit
ditempatkan di luar ruangan. Termasuk pengadaan, pemasangan dan
pengujian pemipaan refrigerant dan drainase kondensat lengkap dengan
isolasi thermis, vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang
diperlukan termasuk pengkabelan.
b. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi
terpasang. Program training harus mencakup segi teori / prinsip dasar serta
aplikasinya.
c. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
d. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
e. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang
terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
f. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
g. Membuat As-built drawing.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN TERMINASI MELIPUTI:
a. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 12


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

b. Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh


Kontraktor listrik.
c. Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.
d. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk
menjamin bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi
persyaratan.
1.3. LINGKUP PEKERJAAN YANG TERKAIT
a. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
struktur, sipil atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan
pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini,
kecuali disebutkan lain didalam bill of quantity bahwa akan dikerjakan
oleh Kontraktor lain/tidak termasuk skope pekerjaan.
b. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
pekerjaan instalasi tata udara ini.
c. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
d. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen
ini berserta addendumnya.
e. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.
2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM
2.1. UMUM
2.1.1. Spesifikasi teknis di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam
pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air Conditioning
(Tata Udara).
2.1.2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2.2. PUBLIKASI, CODE DAN STANDARD
2.2.1. Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib
dijadikan pedoman untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi,
code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 13


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku


dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. PUIL 2000
d. Pedoman Plumbing Indonesia
e. Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah
daerah
f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang
g. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
2.3. KONDISI PERANCANGAN
2.3.1. Kondisi udara luar bangunan :
a. Temperatur rata-rata : 35° C
b. Relative Humidity : 70 – 75 %
c. Kecepatan angin rata-rata 7 – 10 mile / jam
2.3.2. Kondisi udara dalam bangunan :
a. Temperatur : 24° ± 2° C
b. Relative Humidity : 55% ± 5 %
c. Ventilasi : 15 – 20 cfm / orang
2.4. KRITERIA KEBISINGAN / NOISE CRITERIA (NC)
2.4.1. Batas – batas yang diijinkan tidak melebihi 60 dB
3. PERALATAN UTAMA
3.1. AC Split Duct

3.1.1. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU)
dan condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit
tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada
gambar rencana.

3.1.2. Umum

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 14


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

a. Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
b. Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan
teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
c. Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol,
lengkap dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih
kompresor dan masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant
dan elektrikal sirkuit tersendiri.
d. Spesifikasi Teknis.
 Unit memakai refrigerant R-32 atau R-410 atau R-134a
 Kapasitas unit berdasarkan kepada :
Udara pendingin kondensor 35ºC
Temperatur ruang 24oC ; 55% ± 5 % RH
 Kompresor
Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari
sisi suction. Masing-masing kompresor dilengkapi dengan :
1) Star delta starter atau DOL
2) High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
3) Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
4) Spring Vibrator isolator
5) Crankcase heater
6) Automatic reversible oil pump
7) Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama shut down
8) Oil pressure cut out (manual reset)
9) Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
10) Sight glass dan oil filter
11) Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap kompresor.
 Condensing Unit (OU)
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 15


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan alumunium fin. Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller
dengan hubungan langsung dan dilengkapi dengan pelindung /
pengaman.
 Indoor Unit (IU)
1) Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus
diisolasi dengan bahan fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm.
Blower dari indoor fan dari type centrifugal, double inlet atau single
inlet forward curved, multi blade dengan pergerakan langsung atau
tidak langsung memakai belt.
2) Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan
mekanikal alumunium fin, refrigerant (liquid) line mempunyai
combination moisture indicator dan sight glass, refrigerant filter drier,
dan liquid line solenoid valve. Suatu drain yang cukup dapat
menampung air condensasi pada keadaan minimum.
 Filter dan Control
1) Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal
25 mm. Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan
speed (low, med, high), cool dan room temperatur setting akan
memfungsikan unit beroperasi.
4. PEREDAM GETARAN
4.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam
getaran (Vibration isolation / Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar
seperti Indoor unit, Condensing unit.
4.2. Spesifikasi Teknis
4.2.1. Alat peredam getaran ( Vibration Isolator ) ini harus dapat meredam getaran
dengan efisiensi 90 %
4.2.2. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan
mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang
haruslah sesuai dengan persyaratan rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin.
Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad. Neoprene Mounts, Spring,
Isolator, Restrain Isolator, Pipe hanger dll.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 16


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5. PEKERJAAN PEMIPAAN
5.1. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang
terlihat pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing)
dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan
dari Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan.
5.2. Peralatan

5.2.1. Pipa Refrigerant

a. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan


sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
b. Pipa tembaga dari jenis seamless yang dehydrated dan sealed, dan memenuhi
standar ASTM B280. Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali
dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
c. Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
d. Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan
perantara wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
e. Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-
5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
f. Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger
refrigerant lines” yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang
sesuai dengan persyaratan pabrik.
g. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
h. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide
Book” dan atau persyaratan pabrik.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 17
Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

i. Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup
serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid
line” setiap pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup
pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full
flow replacable care.
j. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare
nenurut ARI / Standard 720 dengan unit short shank flare.
k. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum
pemasukkan tiap thermostatic expansion valve.
l. Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau
building sealant.
m. Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
n. Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
 sampai ½” : berjarak 1,2 m
 diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
 diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
o. Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
p. Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
q. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
r. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long
radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan dan konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 18


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

5.2.2. Pipa Kondensasi (drain)


a. Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-
kotoran yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan
oleh pabrik pipa.
b. Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran
dan tidak diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk
sambungan menggunakan lem, semua bagian yang akan disambung harus
sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang
sependek mungkin.
c. Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari
kotoran-kotoran yang melekat.
d. Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau
building sealant.
e. Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
f. Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :

 sampai ½” : berjarak 1,2 m

 diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m

 diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m

 diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m


g. Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
h. Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
i. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
j. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long
radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
perencana.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 19


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

k. Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan


sempurna.
l. Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
m. Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
n. Pipa drain (kondensasi) dari PVC AW dan dilengkapi dengan isolasi 1 cm.
6. PEKERJAAN ISOLASI
7.1. UMUM
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat
contoh cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan.
7.2. SPESIFIKASI TEKNIS ISOLASI
Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan
yang ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang
bagi keperluan isolasi tersebut.
Isolasi pipa
: Elastomeric rubber density 50 -120kg /
refrigerant dan pipa m3. thermal conductivity 0,038 w/mºK
drain (max) dan Polyethylene Sheet lengkap
dengan aluminium foil self adhesive.
Isolasi peralatan dan
: Elastomeric rubber density 50 -120kg /
alat bantu pipa m3. thermal conductivity 0,038 w/mºK
(max).
Aluminium Foil Double Side reinforced fire retardant
Adhesive Tape Adhesive aluminium foil, fire retardant

7.3. ISOLASI PIPA REFRIGERANT DAN DRAIN.


7.3.1. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain
7.3.2. Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”
7.3.3. Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
Diameter s/d 2” tebal ¾“
Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 20


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

7.3.4. Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang


dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
7.3.5. Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai styrofoam class d2,
tebal 2” dan diseal pada sambungan antara dengan flinkcote air dan
selanjutnya dibalut dengan bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm
(Premseal 100)
7.3.6. Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan
pabrik pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
7.3.7. Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk
lingkaran penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan setebal sama
dengan isolasi. Ukuran diameter kayu tepat sama dengan diameter
luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi harus rapat dan memakai
perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan
adhesive alluminium foil selebar 200 mm.
7.4. ISOLASI ALAT-ALAT BANTU PIPA
Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti valve, strainer dan lain-lain
sejenisnya) harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga
tidak merusak isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/diservice.
7.5. ISOLASI PERALATAN
Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan refrigerant sistem,air
eliminatir harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga
bila ada perbaikan dari peralatan tersebut isolasi gampang dan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada isolasi.
7.6. PERLINDUNGAN ISOLASI TERHADAP KERUSAKAN
7.6.1. Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan
berada di ruang terbuka yang terkena sinar matahari dan hujan,
harus memakai pelindung alluminium sheet jacketing ketebalan 0,5
mm dengan sistem sambungan yang sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak bias merembes/ bocor kedalam isolasi tersebut.
7.6.2. Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal
jacketing sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa
merusak pelindungnya, apabila ada perbaikan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 21


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

7.6.3. Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal
jacketing, antara clamp gantungan dan isolasi harus memakai metal
dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 150 mm dan setengah
lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-sisinya dilipat
agar tidak tajam.
7. PEKERJAAN LISTRIK
8.1. Umum
8.1.1. Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel,
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar
dasar yang menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan
instrument control. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya,
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan
8.1.2. Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang
dikeluarkan oleh :
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
8.2. Spesifikasi Teknis
8.2.1. Motor Listrik
a. Motor, AC Split Jenis
: induction motor, permanent
split, dengan thermal overload
protector.
3 phase 220/380 V/50 Hz
3 tingkat kecepatan
Insulation class E
b. Motor Fan Motor yang menjadi
c. : satu dengan fan,
jumlah phase tergantung kapasitas

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 22


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

fan.
c. Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai
power factor minimal 0,8. Putaran maksimum 1450 rpm (untuk
motor-motor tersebut di atas). Motor-motor yang digunakan
disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), BS
(Inggris), DIN (Jerman) dan JIS (Jepang)
8.2.2. Panel
a. Semua komponen yang digunakan untuk panel tenaga dan panel-
panel control harus dari merek yang sama dengan yang
digunakan pada instalasi listrik.
b. Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengankunci panel. Pengecatan dengan cat dasar dan
duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
c. Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan
tertentu yaitu panel-panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek komponen yang dipakai.
d. Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan 2 (dua) hari.
8.2.3. Panel Starter
a. Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas lebih besar atau
sama dengan 7,5 HP
b. Direct on Line : Bila motor berkapasitas dibawah 7,5 HP
c. Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red, white
untuk ON, OFF, O/L, plat nama untuk peralatan yang dilayani
serta push button ON / OFF dan disconnecting switch bila
memakai remote star stop.
d. Semua komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel control harus dari merk yang sama yang digunakan
pada instalasi listrik.
e. Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan cat

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 23


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dasar dan duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan


kemudian.
f. Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan
tertentu yaitu panel-panel yang dirakit local haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek komponen yang dipakai.
g. Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan 2 (dua) hari.
8.2.4. Wiring

a. Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam


PVC conduit high impact.
b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan AC yang bersangkutan.
c. Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
d. Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter
kabel.
e. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel
schoen”, kabel 25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen”
menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis.
f. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
g. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi
memakai metal flexible conduit.
h. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal
conduit dan diclamp rapi ke dinding memakai clamp pipa.
i. Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai
clamp penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
8. INSTALASI
8.1. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung
jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau
publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 24


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

8.2. Landasan Peralatan


Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, mempunyai ukuran
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan, compressor
maupun motor yang berada di luar landasan. Berat peralatan diartikan berat
dalam operasinya.
8.3. Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus diperkuat
dengan suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan, atau
dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.
8.4. Penetrasi Atap
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) keliling bagian-bagian instalasi
tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.
8.5. Pencapaian Peralatan Untuk Service
9.5.1. Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip
pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan
mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga accessories pipa,
valve, clean out, damper, filter, venting dan lain-lain. Untuk itu
Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang
terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
9.5.2. Disamping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada Pengawas
Lapangan (bila belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service
(access panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang berada
dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan
lokasi yang tepat.
9.5.3. Bila dalam Gambar Rencana sudah ditunjukkan ada acces panel
yang diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari
acces panel tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 25


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan


Pengawas Lapangan untuk disetujui.
8.6. Perlindungan Peralatan dan Bahan
9.6.1. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk
melindungi peralatan-peralatan, bahan-bahan, baik yang sudah,
maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun
mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu,
pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya
9.6.2. Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixture dan
lain-lain, dibersihkan atau dites dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.
9.6.3. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan
perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang
tidak bisa diterima (serah terima belum 100%)
8.7. Pengecatan
9.7.1. Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan
dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala
kotoran yang melekat.
9.7.2. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish
terdiri atas dua lapis cat copolymer.
9.7.3. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, peyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali
sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pengawas
Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa, kode warna disesuaikan dengan
standard.
8.8. Anti Karat
9.8.1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan
sebelumnya tidak diperlukan untuk anti karat (semacam
penggantung, dudukan, landasan, flange dan lain-lain) harus dicat
dengan cat anti karat, yaitu Zinchromate dan selanjutnya cat finish

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 26


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut, mur dan


washer haruslah Zinc electroplated.
9.8.2. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih
dan bebas dari las-lasan, dicat dasar dengan Zinchromate dan cat
akhir finish dua lapis.
8.9. Sleeve, Built in Insert
9.9.1. Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau
menembus concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi
sesuai petunjuk instalasi. Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan
untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan Pengawas
Lapangan dan disertai gambar detail.
9.9.2. Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan
clearance ¾” jika pipa berisolasi, cleareance tetap dibutuhkan ¾”
antara isolasi dan sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200
mm di atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa cleareance harus
diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.
8.10. Penomoran, Nama Peralatan / Accessories
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code
nama peralatan dan nomor sesuai seperti yang diajukan ke
Direksi/Pengawas Lapangan pada daftar peralatan atau data sheet
atau sebagai tercantum dalam as-built drawing.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 27


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
9.1. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin
pendingin, compressor, kipas angin (fan), air curtain, motor-
motor listrik, termasuk dalam pekerjaan kontraktor ac.
9.2. Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran
pondasi atau ukuran concrete plint pada masing-masing peralatan
sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Pengawas
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui
9.3. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-
petunjuk / pedoman pabrik pembuat peralatan tersebut.
9.4. Kontraktor AC harus menyediakan dam memasang peredam
getaran (vibration eliminators) untuk melindungi bangunan dari
suara berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin
9.5. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (seperti
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau gambar yang disetujui)
semua dudukan (support) atau penggantung (hanger) untuk
mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
9.6. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat
dari konstruksi pipa, profil batang (rod) atau strip sesuai dengan
Gambar Rencana atau gambar kerja yang disetujui. Semua
9.7. support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada lantai.
9.8. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka
baja dan harus berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan dan
Kontraktor sipil.
9.9. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan
oleh dudukan-dudukan atau penggantung-penggantung tersebut
hendaknya dijaga agar dapat terbagi merata sehingga tidak
menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak wajar.
9.10. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang
tidak akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration
& noise transmission) ke dalam ruangan-ruangan yang dihuni

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 28


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

yang dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang
ditunjuk.
9.11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi
yang perlu untuk memenuhi syarat tersebut diatas.
10. PEKERJAAN TESTING, ADJUSTING DAN BALANCE
Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara mendasar harus
mengikuti standard atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
11. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
Alternatif Produk /
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk
1 AC Split Tipe : Wall Mounted, DC - SHARP
Inverter - LG
- DAIKIN
2 Exhaust Fan Type: Wall & Ceilling - KDK
- National Fan Co.
3 Flexible Ducting Poly Urethane (PU 20 mm) TDI
4 Alluminium foil Double sided Fire Retardant - Thermo Foil
- Insfoil
- Harvifoil
5 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ - Armaflex
- Thermaflex
- K-Flex
- Insuflex
6 Alumunium Tape - Instape
- AB Tape

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 29


Perencanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Keagamaan Terpadu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ciamis

Alternatif Produk /
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk
- Idenden
7 Pipa Refrigerant Seamless Denji / Inaba / Elgin /
Standard ASTM B280 Kembla
8 Pipa drain PVC kelas AW 10 Kg/cm² - Rucika
- Wavin
- Pralon
9 Grille, diffuser Aluminium anodized profile - Comfort Air
- Primawangi,
- Modul
10 Hanger rod & Galvanized Ex Pabrikan
bracket

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) – Pekerjaan MEP 30

Anda mungkin juga menyukai