Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK

EFEKTIF PADA PASIEN ASMA DI RSUD

KARDINAH KOTA TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah metoda penulisan karya


ilmiah

Fitria Ramadhani

NIM P1337421020115

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023

i
ii

ASUHAN KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK

EFEKTIF PADA PASIEN ASMA DI RSUD

KARDINAH KOTA TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah metodologi penulisan karya tulis


ilmiah

Fitria Ramadhani

NIM. P1337421020115

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023

ii
iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fitria Ramadhani

NIM : P1337421020115

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI saya yang berjudul “Asuhan


Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Asma di RSUD
Kardinah Kota Tegal” ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri bukan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan laporan pengelolaan


kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tegal,

Yang membuat Pernyataan,

Fitria Ramadhani

iii
iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Fitria Ramadhani, NIM.P1337421020115,


dengan judul Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien
Asma di RSUD Kardinah Kota Tegal ini telah di periksa dan di setujui untuk
diuji

Tegal, Januari 2023

Ahmad Baequny, S.KEP., Ns., M.Kes.


NIP. 197404211998031001
Tanggal, Januari 2023

iv
v

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Fitria Ramadhani, NIM.P1337421020115,


dengan judul Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien
Asma di RSUD Kardinah Kota Tegal ini telah di pertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal

Dewan Penguji

Fatchurrozak H, S.Kep, Ns. M.Kep Ketua ( )

NIP. 197905052002121004

Sadar Prihandana, S.Kep, Ns. M.Kep, Sp.MB Anggota ( )

NIP.198112052005011006

Ahmad Baequny, S.KEP., Ns., M.Kes. Anggota ( )

NIP. 197404211998031001

Mengetahui,

a.n Direktur

Ketua Program Studi DIII Keperawatan Tegal

Deddy Utomo, S. KM, M.H. Kes

NIP. 196712281988011002

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif pada pasien
Asma Di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Proposal Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah metoda penulisan karya ilmiah dengan tanggung jawab yang diberikan
dengan tenggang waktu yang sudah di tetapkan mulai dari tahap persiapan,
menentukan judul dan mengumpulkan bahan materi sehingga Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Dalam menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini penulis mengucapkan rasa


terima kasih kepada kedua orang tua yaitu Bapak Sayim dan Ibu Sayim yang telah
memberikan semangat dan doa serta dukungan moral maupun moril. Kemudian
kepada pihak yang sudah memberikan dukungan dan partisipasinya, sehingga
Laporan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun pihak yang
terkait diantaranya:

1. Bapak Dr. Marsum, BE, S. Pd, MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
2. Bapak Suharto, S.Pd. MN selaku Ketua jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.Bapak Deddy Utomo., SKM., M.H. selaku
ketua Program Studi Keperawatan Tegal Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Bapak Fatchurrozak H, S.Kep, Ns. M.Kep selaku ketua penguji yang telah
memberikan banyak masukan, kritikan dan arahan kepada penulis sehingga
Laporan Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
4. Bapak Sadar Prihandana, S.Kep, Ns. M.Kep, Sp.MB selaku penguji I yang
telah memberikan banyak masukan, kritikan dan arahan kepda penulis
sehingga Laporan Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan

vi
vii

5. Bapak A.Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing dan penguji II yang
telah memberikan banyak masukan, kritikan, dan arahan kepada penulis
sehingga Laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
6. Semua Dosen dan staff karyawan Program Studi DIII Keperawatan Tegal
yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan, wawasan yang
bermanfaat dan sangat berarti bagi penulis.
7. Kepada kakak saya yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa
kepada saya sehingga.
8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi DIII Keperawatan Tegal dan
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan, bimbingan dalam penulisan Laporan karya tulis ilmiah.
9. Serta sahabat-sahabat saya dan orang istimewa yang ikut andil membantu dan
memberikan dukungan, serta semangat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah.

Semoga semua yang telah berpartisifasi dalam penulisan Laporan Karya


Tulis Ilmiah dapat mendapatkan balasan dari Allah SWT, penulis berharap hasil
penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam pemberian
Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif pada pasien asma Di RSUD
Kardinah Kota Tegal. Dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan penulisan Laporan karya tulis ilmiah pada masa
mendatang.

Tegal, Januari 2023

Penulis,

Fitria Ramadhani

vii
viii

DAFTAR ISI

COVER................................................................................Error! Bookmark not defined.


JUDUL.................................................................................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN........................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR..............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI..........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL....................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................Error! Bookmark not defined.


B. Rumusan Masalah........................................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian.........................................................Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat penelitian......................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................Error! Bookmark not defined.


A. ASMA...........................................................................Error! Bookmark not defined.
B. KONSEP DASAR KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS........Error! Bookmark not defined.
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN..............................................Error! Bookmark not defined.
A. Rancangan Penelitian...................................................Error! Bookmark not defined.
B. Subjek Penelitian..........................................................Error! Bookmark not defined.
C. Tempat dan Waktu.....................................................Error! Bookmark not defined.
D. Variabel dan Definisi Operasional................................Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Pengumpulan data............................................Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisa Data......................................................Error! Bookmark not defined.
G. Etika Penelitian............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA

viii
ix

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Tanda dan Gejala Pola Nafas Tidak Efektif ...................................................13


3.2 Perencanaan Keperawatan ..............................................................................20
3.3 Variabel dan definisi operasional ...................................................................23

ix
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Pathway Asma ........................................................................................... 9

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Data RS

Lampiran 2 Lembar Penjelasan kepada subjek yang akan di teliti

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lempar Persetujuan Mengikuti Kegiatan

Lampiran 5 Format Pengkajian KMB

Lampiran 6 SOP Pemberian Posisi Semi Fowler

Lampiran 7 SOP Pemberian Oksigenasi

Lampiran 8 SOP Latihan Nafas Dalam

Lampiran 9 SAP Tentang ASMA

Lampiran 10 Lembar Bimbingan

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit asma merupakan masalah kesehatan didunia, karena akan
menurunkan kualitas hidup dan produktivitas pasiennya (Anis,dkk, 2021).
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran
nafas yang menyebabkan hiperventilasi bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang di tandai dengan gejala berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang
umumnya bersifat reversible (dapat kembali keadaan awal) dengan atau
tanpa pengobatan (Atiek, 2020).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya asma bronkhial meliputi
faktor alergi, faktor non alergi, faktor psikologi, faktor genetik atau
keturunan dan faktor lingkungan. Ketidakefektifan pola nafas ditandai
dengan suara mengi, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas (Bintari
Retna, 2018).
Menurut data WHO ( World Health Organization) dan Global
Infitate for Asthma (GINA) Jumlah penderita asma di dunia mencapai 300
juta orang dan angka ini akan terus bertambah hingga 400 juta pada tahun
2025. WHO pada tahun 2018 menyatakan asma membunuh 1000 orang
setiap harinya dan mempengaruhi sebanyak 339 juta orang di dunia.
Meningkatnya prevalensi asma diseluruh dunia baik di negara maju
maupun negara sedang berkembang diduga berkaitan dengan buruknya
kualitas udara baik indoor maupun outdoor dan berubahnya pola hidup
masyarakat (Made, 2021).
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2018 melaporkan prevalensi
asma di Indonesia adalah 4,5 % dari populasi dengan jumlah kumulatif
kasus asma sekitar 11.179.032. sedangkan data dari Kementrian Kesehatan
Tahun 2020, jumlah penderita asma di Indonesia sebanyak 12 juta lebih.
Survei Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam 12 bulan
2

terakhir pada tahun 2018 mencatat 1.735 orang terkena penyakit asma di
daerah Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018
menunjukkan prevelensi asma di Kota Tegal mencapai 2,22 % atau sekitar
659 kasus dibandingkan dengan Kabupaten Tegal yang hanya 1,93 %.
Berdasarkan data dari hasil Medical Record RSUD Kardinah Kota
Tegal tahun 2021 sebanyak 594 orang sedangkan pada tahun 2022 di
RSUD Kardinah Kota Tegal mengalami kenaikan sebanyak 767 orang.
Salah satu masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen
adalah ketidakefektifan pola nafas. Ketidakefektifan pola nafas merupakan
ketidakmampuan sistem pernafasan yaitu inspirasi atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi adekuat
Masalah ketidakefektifan pola nafas akan mengakibatkan
hiperresponsivitas, pembengkakan mukosa, dan produksi mucus. Dampak
yang di timbulkan apabila ketidakefektifan pola napas tidak tertangani
akan menyebabkan kepatenan jalan napas terganggu, status ventilasi,
pernapasan, dapat terganggu yang ditandai dengan penggunaan otot bantu
pernapasan, suara napas tambahan, napas pendek, dan juga akan
mengakibatkan tidak normalnya tanda - tanda vital dari batas normal
(Wilkinson dan Ahern , 2013).
Berdasarkan berbagai uraian yang sudah di jelaskan di atas, perlu
di lakukan tindakan keperawatan yang mampu mengurangi kasus
ketidakefektifan pola nafas pada asma bronkhial. Penulis tertarik
melakukan studi kasus dalam membuat proposal tugas akhir mengenai
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma dengan Pola Nafas Tidak
Efektif di RSUD Kardinah Kota Tegal

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksaan Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif pada
pasien di RSUD Kardinah Kota Tegal. ?
3

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan kepada pasien dengan Pola
Nafas Tidak Efektif pada asma di RSUD Kardinah Kota Tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian pada pasien dengan Pola Nafas
Tidak Efektif pada asma
b. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan
masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada asma
c. Menjelaskan perencanaan yang akan dilakukan untuk mengatasi
diagnosis keperawatan dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif
Menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi pasien dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada
asma
d. Menuliskan evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi pasien dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada
asma

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan laporan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat
bermanfaat dan menambah ilmu di bidang kesehatan serta dapat di
jadikan referensi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
asma dengam masalah Pola Nafas Tidak Efektif.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan layanan kesehatan
Hasil penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah ini di harapkan
berperan penting dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan masalah Pola Nafas
Tidak Efektif pada asma.
4

b. Peningkatan kesehatan masyarakat


Hasil penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah ini di harapkan
berperan penting dalam peningkatan status kesehatan melalui
upaya memajukan khususnya bagi pasien dengan masalah Pola
Nafas Tidak Efektif pada asma.
5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ASMA
1. Definisi asma
Menurut GINA ( Global Initiative For Asthma) 2018 asma
adalah penyakit heterogen yang di tandai dengan adanya perdangan
saluran nafas kronis diikuti dengan gejala pernapasan seperti mengi,
sesak napas dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dengan
intensitas yang berbeda dan bersamaan dengan keterbatasan aliran
udara saat ekspirasi
Asma merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik
saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran (hiperaktifitas
bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodic berulang berupa
mengi , sesak napas , dada terasa berat dan batuk terutama pada malam
atau dini hari (Kemenkes,2018)

2. Klasifikasi Asma
Menurut (Riyadi, 2014), asma bronkhial dibagi dalam 3 tipe:
a. Asma bronkhial tipe non atopi (intrinsik).
Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungan nya dengan
paparan (exposure) terhadap alergen dan sifat – sifatnya adalah:
Serangan timbul setelah dewasa, pada keluarga tidak ada yang
menderita asma, penyakit infeksi sering menimbulkan serangan,
ada hubungannya dengan pekerjaan atau beban fisik, rangsangan
psikis mempunyai peran untuk menimbulkan serangan reaksi asma,
perubahan cuaca atau lingkungan yang non spesifik merupakan
keadaan peka bagi penderita.
b. Asma bronkhial tipe atopi ( Ekstrinsik)
Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan
terhadap alergen lingkungan yang spesifik. Kepekaan ini biasanya
6

dapat ditimbulkan dengan uji kulit atau provokasi bronkhial.


Alergen biasanya adalah aminal, dander, spora, jamur, debu dan
bulu binatang
c. Asma bronkhial campuran (Mixed)
Pada golongan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor – faktor
intrinsik maupun ekstrinsik.

3. Etiologi
Menurut Ruhardi dkk (2021) dan kurnia dkk (2019) ada beberapa
faktor predisposisi dan presipitasi yang menimbulkan serangan asma
yaitu :
a. Faktor predisposisi (genetic )
Faktor genetic yang diturunkan adalah pada alerginya. Penderita
dengan adanya allergi biasanya berasal dari keluarga yang
menderita penyakit allergi. Selain itu adanya hipersensivitas
saluran pernapasan juga mampu di turunkan
b. Faktor presipitasi
1) Allergen (faktor pencetus)
Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi menjadi 4 jenis
yaitu
a) Inhalasi : allergen yang masuk bersama komponen udara
yang terhirup melalui saluran pernapasan atas. Contoh
debu, serbukbunga, bulu binatang , bakteri, polusi
b) Ingestan : allergen yang di konsumsi lalu masuk melalui
mulut ke saluran pencernaan. Contoh : makanan, penyedap
makanan dan obat-obatan
c) Parental : allergen yang masuk ketubuh melalui suntikan
contoh imunisasi , KB, dll
d) Sentuhan : allergen yang masuk melalui kontak langsung
dengan kulit. Contoh perhiasan , jam tangan, dll
7

2) Infeksi saluran pernafasan


Faktor utama dalam infeksi saluran pernafasan di sebabkan
oleh virus.Virus influenza merupakan salah satu faktor
pencetus paling sering menimbulkan serangan asma
3) Perubahan cuaca
Cuaca yang dingin dan lembab seringkali menjadi faktor
pencetus serangan asma, terutama pada malam hari atau dini
hari. Pada malam hari produksi oksigen oleh proses
fotosinstesis sedikit sehingga penderita asma kekurangan
oksigen. Selain itu udara yang dingin mampu meyebabkan
otot-otot sekitar saluran pernafasan menjadi kaku sehingga
udara sulit untuk melewatinya.
4) Lingkungan sekitar
Klien dengan asma bisa terjadi karena faktor lingkungan
sekitar. Polusi udara, asap rokok, asap pabrik bisa menjadi
faktor terjadinya asma. Udara yang tercampur dengan zat-zat
kotor mampu memicu serangan asma.
5) Stress
Gangguan esmosional juga dapat menjadi salah satu faktor
pencetus serangan asma. Stress menimbulkan perubahan
psikologis pada tubuh seseorang. Perubahan tersebut kemudian
akan memaksa tubuh untuk memproduksi histamin dalam
jumlah besar. Reaksi inilah yang kemudian menyebabkan
peregangan otot-otot disekitar saluran pernafasan yang memicu
timbulnya asma.
6) Aktivitas fisik
Aktifitas fisik yang sering menyebabkan asma adalah
melakukan pekerjaan berat dan olahraga. Peningkatan
osmolitas cairan yang melapisi saluran nafas dan memicu
8

pelepasan sel mast, menyebabakan bronkokontriksi. Olahraga


yang sering memicu asma seperti lari cepat.

4. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos
bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum
adalah hipersesitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di
udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan
cara, seorngyang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spefisikasinya
(Prasetyo, 2014)
Antibody ini terutama melekat pada sel yang terdapat pada
interstisialparu yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan
bronkhus keil. Seseorang yang menghirup alergen bereaksi dengan
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibody yang telah terlekat pada sel dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macamzat, diantaranya histamin. Efek
gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal
pada dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mucus yang kental
dalam lumen bronkhiolus dan spasma otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
(Prasetyo, 2014)
9

9. Pathway
Gambar 2.1 Pathway Asma

Faktor instrinsik Faktor ekstrinsik

Infeksi kuman Allergen faktor

Infeksi saluran pernapasan

Pengaktifan respon imun ( sel mati )

Pengaktifan mediator kimiawi, histamin

Bronkopasme Edema mukosa Sekresi Inflamasi

Penyempitan jalan napas


Pola nafas tidak efektif

Serangan paroksimal

Dispnea, wheezing ,batuk, sputum

Anoreksia Ketidakefektifan bersihan jalan napas Ancaman kehidupan

Defisit volume cairan Kecemasan

Sumber : Pohon masalah asma bronkhial (David, 2014)


10

10. Manifestasi klinis


Menurut (Padila, 2013) manifestasi klinis yang di temui pada pasien asma
adalah
a. Stadium dini
1) Faktor hipersekresi
a) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
b) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga sifatnya
hilang timbul
c) Wheezing belum ada
d) Belum ada kelainan bentuk thoraks Peningkatan pada
eosinophil darah dan IgE
2) Faktor spasme
a) Timbul sesak nafas dengan atau tanpa sputum
b) Wheezing
c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut / kronik
1) Batuk , ronchi
2) Sesak nafas berat
3) Dahak susah di keluarkan
4) Suara nafas melemah
5) Sianosis
7. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan karena penyakit asma
menurut Wahid & Suprapto, 2013, yaitu :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
11

g. Gagal jantung
8. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometer
Dilakukan asebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inhaler)
b. Sputum ( Lab )
c. Eosinofil darah meningkat
Eosinofil adalah salah satu sel inflamasi allergen selain limfosit T yang
berperan utama dalam proses inflamasi kronik saluran nafas penderita
asma.
d. Uji kulit
e. Rontgen dada / Thorax
f. AGD
Dilakukan pada serangan asma berat karena hipoksemia, hiperkapnea,
asidosis respiratorik
9. Penatalaksanaan
Adapun penatalakasanaan yang dapat dilakukan untuk pasien asma yaitu :
a. Terapi farmakologi
Berdasarkan penggunaannya, maka obat asma di bagi menjadi 2
golongan yaitu pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala
asma, pengobatan cepat untuk mengatasi serangan akut asma.
Beberapa obat yang di gunakan untuk pengobatan jangka panjang
antara lain : inhalasi steroid, beta 2 agonis aksi panjang. Sedangkan
untuk pengobatan cepat sering digunakan suatu bronkodilator beta 2
agonis aksi cepat, antikplinergik, kortikosteroid oral.
b. Terapi non farmakologis
1) Penyuluhan
Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit asma
sehingga klien secara sadar menghindari fakor-faktor pencetus,
menggunakan obat dengan benar, dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
12

2) Menghindari faktor pencetus


Klien perlu di bantu mengidentifikasi pencetus asma yang ada pada
lingkungannya, di ajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor
prncetus.
3) Fisioterapi
Dapat di gunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini
dapat di lakukan dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi
dada

B. KONSEP DASAR KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS


1. Pengertian
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat (PPNI, 2016). Jadi, pola nafas tidak
efektif pada pasien asma adalah suatu masalah keperawatan pada
pasien asma yang ditandai dengan ketidak adekuatnya ventilasi yang di
sebabkan akibat terjadinya penyempitan jalan nafas
2. Batasan karakteristik
a. Penurunan tekanan inspirasi / ekspirasi
b. Penurunan pertukaran udara permenit
c. Menggunakan otot pernafasan tambahan
d. Dyspnea
e. Pernafasan cuping hidung (orthopnea)
f. Perubahan penyimpangan dada
g. Nafas pendek
h. Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
i. Peningkatan diameter anterior/posterior
j. Pernafasan rata-rata / minimal
k. Kedalaman pernafasan
l. Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat
m. Bayi volume tidalnya 6-8 ml/kg
n. Timing rasio
13

o. Penurunan kapasitas vital


3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pola nafas tidak efektif menurut (SDKI 2017 )
a. Tanda dan gejala mayor

Subyektif Obyektif
1. Dyspnea 1. Penggunaan otot bantu
pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017
b. Tanda dan gejala minor

Subyektif Obyektif
1. Orthopnea 1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior –
posterior meningkat
4. Ventilasi smenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Sumber : : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017

Gambar 3.1 Tanda dan Gejala Pola Nafas Tidak Efektif


14

C. PENGELOLAAN MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF


Pengelolaan masalah pola nafas tidak efektif dapat dilakukan dengan
(Sudoyo, Setiohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati, 2010) :
1. Memberikan oksigen untuk memelihara saturasi oksigen.
2. Pemberian bronkodilator untk melebarkan saluran nafas.
3. Memberikan kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi serta
mencegah kekambuhan

Menurut (Buleckhek, Butcher, Dochterman dan Wagner, 2016)


pengelolaan ketidakefektifan pola nafas dapat juga di lakukan dengan cara:

1. Memposisikan pasien untuk meringankan sesak nafas


2. Kolaborasi dalam pemberian nebulizer dan
3. Menganjurkan pasien untuk minum air hangat

D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK


EFEKTIF PADA PASIEN ASMA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk di kaji dan dianalisis.
a. Identitas klien
Meliputi : nama, usia, jenis kelamin , tanggal lahir, alamat,
pekerjaan . hl lain yang perlu di kaji tentang : tanggal MRS, nomor
Rekam Medis dan diagnosis keperawatan medis
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah
dispneu ( bisa berhari-hari atau berbulan- bulan), batuk dan mengi
(Soemantri, 2009)
c. Riwayat penyakit sekarang
15

Merupakan penjelasan dari perjalanan penyekitnya, faktor


pencetus, awal dari gejala yang di rasakan pada klien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti
infeksi saluran nafas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis,
polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu dan
allergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan serta
riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala
asma.
e. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit asma memiliki hipersensitifan yang lebih ditentukan oleh
faktor genetic dan lingkungan, sehingga perlu dikaji tentang
riwayat penyakit asma dan alergi pada anggota keluarga.
f. Pola fungsi kesehatan
1) Nutrisi
Terjadi penurunan berat badan yang cukup drastis sebagai
akibat dari hilangnya nafsu makan (Padila, 2012)
2) Eliminasi
Penderita asma dilarang menahan buang air besar dan buang air
kecil. Kebiasaan menahan buang air besar akan menyebabkan
feses menghasilkan radikal bebas yang bersifat meracuni tubuh,
menyebabkan sembelit, dan semakin mempersulit pernafasan
(Mumpuni & Wulandari, 2013)
3) Aktivitas
Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan
skoring :
0 = mandiri
1 = menggunakan alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain
4 = ketergantungan/tidak mampu
16

4) Istirahat
Adanya keletihan, kelemahan, ketidakmampuan pasien untuk
beristirahat dan perlu untuk tidur dalam posisi duduk karena
merasakan sesak nafas
5) Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum klien
keadaan umum pada pasien asma yaitu composmentis,
lemah dan sesak nafas
b) pemeriksaan kepala dan muka
inspeksi : pemerataan rambut, simetris, bentuk wajah
palapasi : tidak ada nyeri tekan, tidak rontok, tidak ada
edema
c) pemeriksaan telinga
inspeksi : simetris, tidak ada lesi,
palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) pemeriksaan mata
inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, reflek cahaya normal
palpasi : tidak ada nyeri tekan
e) pemeriksaan mulut dan faring
inpeksi : mukosa bibir lemah, tidak ada lesi disekitar mulut,
biasanya ada kesulitan dalam menelan
palpasi : tidak ada pembesaran tonsil
f) pemeriksaan leher
inspeksi : simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
palpasi : tidak ada nyeri tekan
g) pemeriksaan payudara dan ketiak
17

inspeksi : ketiak tumbuh rambut/tidak, kebersihan ketiak,


ada lesi/tidak, ada benjolan/tidak
h) pemeriksaan thorak
(1) pemeriksaan paru
inspeksi : mekanika bernafas, pernafasan cuping
hidung, penggunaan oksigen, dan sulit bicara karena
sesak nafas (Marelli, 2008).
palpasi : bernafas dengan menggunakan oto-otot
tambahan (Somantri, 2009). Takikardi akan timbul
diawal serangan, kemudian diikuti sianosis sentral
(Djojodibroto, 2016).
perkusi : lapang paru yang hipersonor pada perkusi
(Kowalak, Welsh & Mayer, 2012)
aukultasi : respirasi tedengar kasar dan suara mengi
(Wheezing) pada fase respirasi semakin menonjol
(Somantri, 2009)
(2) Pemeriksaan jantung
inspeksi : ictuscordis tidak tampak
palpasi : ictuscordis terdengar ICS V mid clavicula kiri
perkusi : pekak
auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 terdengar tunggal, ada suara
tambahan/tidak
i) pemeriksaan abdomen
inspeksi : bentuk tidak simetris
auskultasi : bising usus normal (5-30x/menit)
palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : timpani
j) pemeriksaan intergumen
inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, tidak
ada oedema
palpasi : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan
18

k) pemeriksaan anggota gerak (ekstremitas)


inspeksi : otot simetris
palpasi : tidak ada nyeri tekan
l) pemeriksaan genetalia
inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada benjolan, rambut
pubis merata
palpasi : tidak ada nyeri tekan

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) diagnosa keperawatan
yang muncul pada kasus asma salahsatunya yaitu : Pola Nafas Tidak
Efektif (D0005).

3. Perencanaan keperawatan

SDKI SLKI INTERVENSI


Pola nafas Pola nafas (L.01004) 1. MANAJEMEN
tidak efektif Definisi : inspirasi JALAN NAFAS
dan/atau ekspirasi yang (I. 01011)
memberikan ventilasi Definisi : mengidentifikasi
adekuat dan mengelola kepatenan
Ekspektasi: membaik jalan nafas.
Observasi :
Kriteria hasil : - Monitor pola nafas
1. Dispnea (frekuensi,
menurun kedalaman, usaha
2. Frekuensi nafas nafas)
membaik - Monitor bunyi nafas
3. Kedalaman tambahan (mis.
nafas membaik Gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi
19

kering )
Terapeutik:
- Posisikan semi
fowler atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Brikan oksigen jika
perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

2. PEMANTAUAN
RESPIRASI
(I.01014).
Definisi : mengumpulkan
dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan
nafas dan keefektifan
pertukaran gas.
Observasi :
- Monitor frekuensi,
irama, kedalaman,
20

dan upaya nafas


- Monitor pola nafas
(seperti bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-
stokes, biot, ataksik
- Auskultasi bunyi
napas
- Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik :
- Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi :
- Jelaskan hasil
pemantauan, jika
perlu.
Tabel 3.2 Perencanaan Keperawatan

4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan perwujudan dari intervensi keperawatan
meliputi tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan Asma Bronkhial secara teoritis mengacu
pada teori sesuai dengan diagnosis keperawatan yang diangkat. Dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis menemukan beberapa faktor
penunjang diantaranya adalah respon klien yang baik, mudah menerima
saran perawat, keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta tanggapan
yang baik dari keluarga kepada penulis dalam memberikan informasi yang
berhubungan dengan klien (Nurarif, 2015).
21

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi ini bekerjakan dalam pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
klien, format yang dipakai adalah format SOAP :
S : Data subjektif
Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan apa yang dirasakan,
keluhkan, dan dikemukakan.
O : Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan
A : Analisis
Penelian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif) apakah
perkembangan ke arah perbaikan atau kemunduran.
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis diatasi yang
berisi melanjutkan perencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah
belum teratasi.

BAB III

METODE PENELITIAN
22

A. Rancangan Penelitian
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dalam bentuk studi kasus. Studi kasus ini adalah penelitian yang
di lakukan dengan meneliti suatu permasalahan penting dalam kasus yang
di pilih yaitu pola nafas tidak efektif pada pasien asma

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien Asma yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi :
a. Pasien di rawat di RSUD Kardinah Kota Tegal dengan diagnosa
Asma
b. Pasien rawat inap di hari ke satu perawatan di ruang penyakit
dalam
c. Pasien dengan kesadaran composmentis
d. Pasien mengalami masalah pola nafas tidak efektif dengan tanda
dan gejala sesak nafas disertai penggunaan otot bantu pernafasan
e. Pasien bersedia menjadi responden dan dapat bekerjasama dalam
melakukan tindakan keperawatan
2. Kriteria ekslusi :
a. Pasien memiliki penyakit penyerta/komplikasi yang memerlukan
penanganan khusus
b. Pasien mengalami penurunan kesadaran
c. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain

C. Tempat dan Waktu


23

Lokasi penelitian di lakukan di Ruang Rosella RSUD Kardinah Kota


Tegal. Waktu yang di butuhkan dalam penyusunan studi kasus pada klien
1 dan klien 2 pada tanggal

D. Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi
1. Asma Penyakit asma merupakan penyakit dengan
gangguan kronis saluran nafas yang
menyebabkan penyempitan saluran nafas dan
dapat menimbulkan kesulitan dalam bernafas
2. Pola Nafas tidak Pasien dengan masalah keperawatan pola
efektif nafas tidak efektif ditandai dengan
peningkatan frekuensi nafas, kesulitan
bernafas, penggunaan otot bantu pernafasan,
dan kasus berat yang muncul seperti sianosis
Tabel 3.3 Variabel dan Definisi Operasional

E. Teknik Pengumpulan data


Menurut Nursalam, 2017 Teknik pengumpulan data yang di gunakan
antara lain :
1. Wawancara
Wawancara berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang-dahulu-keluarga dll. Dalam mencari informasi,
peneliti melakukan 2 jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
(wawancara yang dilakukan dengan subjek klien) dan aloanamnesa
(wawancara dengan keluarga klien).
2. Observasi
Penulis melakukan observasi kepada pasien dengan cara memeriksa
semua bagian tubuh pasien apakah ada lesi dan edema untuk
24

memantau keadaan dan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital


meliputi cek tekanan darah, suhu, frekuensi pernafasan, nadi dan SPO²
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dari ujung kepala hingga ujung kaki
(head to toe) untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada sistem
tubuh lainya dengan cara : Inspeksi, Palpasi. Perkusi Dan Auskultasi.
Terutama pada sistem pernafasan yang mendukung adanya masalah
pola nafas tidak efektif.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan melihat catatan rekam medis
pasien untuk mengetahuai hasil pemeriksaan laboratorium, foto
thorak,serta informasi mengenai terapi yang sedang dijalani pasien.

F. Teknik Analisa Data


Pengolahan data menggunakan tekhnik analisis deskriptif.
Pengolahan data dilakukan dengan menggolongkan data. Kemudian data
hasil pengkajian tersebut dikelompokkan kedalam data subyektif dan
obyektif. Dilanjutkan dengan merumuskan diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Pengelompokkan pada data subyektif dilakukan dengan wawancara
pada pasien dan keluarga terkait permasalahnya. Sedangkan pada
pengelompokkan data subyektif dilakukan dengan mengobservasi,
melakukan pemeriksaan fisik dan data rekamedis pasien.

G. Etika Penelitian
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien, peneliti harus
memperhatikan beberapa etika penelitian. Menurut Arwani (2019) dan
Masturoh & Anggita (2018) etika penelitian antara lain :
1. Lembar Persetujuan (Inform Consent)
Lembar persetujuan (inform consent) diberikan kepada pasien sebelum
penelitian yaitu proses dimana seorang subjek penelitian secara
25

sukarela memberikan atau menyatakan keinginannya untuk


berpartisipasi dalam penelitian, setelah diinformasikan atau dijelaskan
keseluruh ruang lingkup, manfaat, serta resiko dari penelitaian
tersebut.
2. Menghormati menghargai subyek (respect for person)
Penulis sebelum melakukan tindakan melakukan salam terapeutik,
memperkenalkan diri, tidak memaksakan kehendak dan menjaga
privasi pasien.
3. Manfaat (Beneficence)
Penulis menjelaskan manfaat dari penelitian yang dilakukan kepada
pasien dan juga menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
4. Tidak Membahayakan Reponden (non-maleficence)
Penulis dalam melakukan tindakan kepada pasien tidak dilakukan saat
pasien tidak istirahat serta mengurangi kerugian ataupun resiko bagi
pasien.
5. Keadilan (justice)
Penulis tidak membedakan subjek satu dengan yang lainya. Penulis
dalam melakukan penelitian mempertimbangkan antara manfaat dan
resiko dalam penelitian yang dilakukan.
26

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, R. (2020). Karya Tulis Ilmiah. Jombang: http://repo.stikesicme-


jpg.ac.id/id.eprint/3950.

Anis, S., Riyant, A. B., & Purwantiningrum. (2021). Gambaran Obat Asma Di
Puskesmas Bulakamba . Jurnal Ilmiah Farmasi , 3.

KEMENKES RI. (2022 ). Data Kementerian Kesehatan Asma Tahun 2018.


Klaten: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1433/asma.

Mega, D. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma . Bandung:


http://repository.bku.ac.id/.

Novita Amri . (2019). Penerapam Posisi Untuk Mengatasi Ketidakefektifan Pola


Nafas Pada Pasien Asma. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 159.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat .

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018). (2019). Laporan Provinsi Jawa


Tengah. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai