Fitria Ramadhani
NIM P1337421020115
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
i
ii
Fitria Ramadhani
NIM. P1337421020115
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
ii
iii
NIM : P1337421020115
Tegal,
Fitria Ramadhani
iii
iv
iv
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
NIP. 197905052002121004
NIP.198112052005011006
NIP. 197404211998031001
Mengetahui,
a.n Direktur
NIP. 196712281988011002
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif pada pasien
Asma Di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Proposal Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah metoda penulisan karya ilmiah dengan tanggung jawab yang diberikan
dengan tenggang waktu yang sudah di tetapkan mulai dari tahap persiapan,
menentukan judul dan mengumpulkan bahan materi sehingga Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
1. Bapak Dr. Marsum, BE, S. Pd, MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
2. Bapak Suharto, S.Pd. MN selaku Ketua jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.Bapak Deddy Utomo., SKM., M.H. selaku
ketua Program Studi Keperawatan Tegal Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Bapak Fatchurrozak H, S.Kep, Ns. M.Kep selaku ketua penguji yang telah
memberikan banyak masukan, kritikan dan arahan kepada penulis sehingga
Laporan Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
4. Bapak Sadar Prihandana, S.Kep, Ns. M.Kep, Sp.MB selaku penguji I yang
telah memberikan banyak masukan, kritikan dan arahan kepda penulis
sehingga Laporan Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
vi
vii
5. Bapak A.Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing dan penguji II yang
telah memberikan banyak masukan, kritikan, dan arahan kepada penulis
sehingga Laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
6. Semua Dosen dan staff karyawan Program Studi DIII Keperawatan Tegal
yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan, wawasan yang
bermanfaat dan sangat berarti bagi penulis.
7. Kepada kakak saya yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa
kepada saya sehingga.
8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi DIII Keperawatan Tegal dan
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan, bimbingan dalam penulisan Laporan karya tulis ilmiah.
9. Serta sahabat-sahabat saya dan orang istimewa yang ikut andil membantu dan
memberikan dukungan, serta semangat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah.
Penulis,
Fitria Ramadhani
vii
viii
DAFTAR ISI
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
terakhir pada tahun 2018 mencatat 1.735 orang terkena penyakit asma di
daerah Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018
menunjukkan prevelensi asma di Kota Tegal mencapai 2,22 % atau sekitar
659 kasus dibandingkan dengan Kabupaten Tegal yang hanya 1,93 %.
Berdasarkan data dari hasil Medical Record RSUD Kardinah Kota
Tegal tahun 2021 sebanyak 594 orang sedangkan pada tahun 2022 di
RSUD Kardinah Kota Tegal mengalami kenaikan sebanyak 767 orang.
Salah satu masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen
adalah ketidakefektifan pola nafas. Ketidakefektifan pola nafas merupakan
ketidakmampuan sistem pernafasan yaitu inspirasi atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi adekuat
Masalah ketidakefektifan pola nafas akan mengakibatkan
hiperresponsivitas, pembengkakan mukosa, dan produksi mucus. Dampak
yang di timbulkan apabila ketidakefektifan pola napas tidak tertangani
akan menyebabkan kepatenan jalan napas terganggu, status ventilasi,
pernapasan, dapat terganggu yang ditandai dengan penggunaan otot bantu
pernapasan, suara napas tambahan, napas pendek, dan juga akan
mengakibatkan tidak normalnya tanda - tanda vital dari batas normal
(Wilkinson dan Ahern , 2013).
Berdasarkan berbagai uraian yang sudah di jelaskan di atas, perlu
di lakukan tindakan keperawatan yang mampu mengurangi kasus
ketidakefektifan pola nafas pada asma bronkhial. Penulis tertarik
melakukan studi kasus dalam membuat proposal tugas akhir mengenai
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma dengan Pola Nafas Tidak
Efektif di RSUD Kardinah Kota Tegal
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksaan Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif pada
pasien di RSUD Kardinah Kota Tegal. ?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan kepada pasien dengan Pola
Nafas Tidak Efektif pada asma di RSUD Kardinah Kota Tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian pada pasien dengan Pola Nafas
Tidak Efektif pada asma
b. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan
masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada asma
c. Menjelaskan perencanaan yang akan dilakukan untuk mengatasi
diagnosis keperawatan dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif
Menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi pasien dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada
asma
d. Menuliskan evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi pasien dengan masalah Pola Nafas Tidak Efektif pada
asma
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan laporan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat
bermanfaat dan menambah ilmu di bidang kesehatan serta dapat di
jadikan referensi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
asma dengam masalah Pola Nafas Tidak Efektif.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan layanan kesehatan
Hasil penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah ini di harapkan
berperan penting dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan masalah Pola Nafas
Tidak Efektif pada asma.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ASMA
1. Definisi asma
Menurut GINA ( Global Initiative For Asthma) 2018 asma
adalah penyakit heterogen yang di tandai dengan adanya perdangan
saluran nafas kronis diikuti dengan gejala pernapasan seperti mengi,
sesak napas dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dengan
intensitas yang berbeda dan bersamaan dengan keterbatasan aliran
udara saat ekspirasi
Asma merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik
saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran (hiperaktifitas
bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodic berulang berupa
mengi , sesak napas , dada terasa berat dan batuk terutama pada malam
atau dini hari (Kemenkes,2018)
2. Klasifikasi Asma
Menurut (Riyadi, 2014), asma bronkhial dibagi dalam 3 tipe:
a. Asma bronkhial tipe non atopi (intrinsik).
Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungan nya dengan
paparan (exposure) terhadap alergen dan sifat – sifatnya adalah:
Serangan timbul setelah dewasa, pada keluarga tidak ada yang
menderita asma, penyakit infeksi sering menimbulkan serangan,
ada hubungannya dengan pekerjaan atau beban fisik, rangsangan
psikis mempunyai peran untuk menimbulkan serangan reaksi asma,
perubahan cuaca atau lingkungan yang non spesifik merupakan
keadaan peka bagi penderita.
b. Asma bronkhial tipe atopi ( Ekstrinsik)
Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan
terhadap alergen lingkungan yang spesifik. Kepekaan ini biasanya
6
3. Etiologi
Menurut Ruhardi dkk (2021) dan kurnia dkk (2019) ada beberapa
faktor predisposisi dan presipitasi yang menimbulkan serangan asma
yaitu :
a. Faktor predisposisi (genetic )
Faktor genetic yang diturunkan adalah pada alerginya. Penderita
dengan adanya allergi biasanya berasal dari keluarga yang
menderita penyakit allergi. Selain itu adanya hipersensivitas
saluran pernapasan juga mampu di turunkan
b. Faktor presipitasi
1) Allergen (faktor pencetus)
Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi menjadi 4 jenis
yaitu
a) Inhalasi : allergen yang masuk bersama komponen udara
yang terhirup melalui saluran pernapasan atas. Contoh
debu, serbukbunga, bulu binatang , bakteri, polusi
b) Ingestan : allergen yang di konsumsi lalu masuk melalui
mulut ke saluran pencernaan. Contoh : makanan, penyedap
makanan dan obat-obatan
c) Parental : allergen yang masuk ketubuh melalui suntikan
contoh imunisasi , KB, dll
d) Sentuhan : allergen yang masuk melalui kontak langsung
dengan kulit. Contoh perhiasan , jam tangan, dll
7
4. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos
bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum
adalah hipersesitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di
udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan
cara, seorngyang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spefisikasinya
(Prasetyo, 2014)
Antibody ini terutama melekat pada sel yang terdapat pada
interstisialparu yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan
bronkhus keil. Seseorang yang menghirup alergen bereaksi dengan
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibody yang telah terlekat pada sel dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macamzat, diantaranya histamin. Efek
gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal
pada dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mucus yang kental
dalam lumen bronkhiolus dan spasma otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
(Prasetyo, 2014)
9
9. Pathway
Gambar 2.1 Pathway Asma
Serangan paroksimal
g. Gagal jantung
8. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometer
Dilakukan asebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inhaler)
b. Sputum ( Lab )
c. Eosinofil darah meningkat
Eosinofil adalah salah satu sel inflamasi allergen selain limfosit T yang
berperan utama dalam proses inflamasi kronik saluran nafas penderita
asma.
d. Uji kulit
e. Rontgen dada / Thorax
f. AGD
Dilakukan pada serangan asma berat karena hipoksemia, hiperkapnea,
asidosis respiratorik
9. Penatalaksanaan
Adapun penatalakasanaan yang dapat dilakukan untuk pasien asma yaitu :
a. Terapi farmakologi
Berdasarkan penggunaannya, maka obat asma di bagi menjadi 2
golongan yaitu pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala
asma, pengobatan cepat untuk mengatasi serangan akut asma.
Beberapa obat yang di gunakan untuk pengobatan jangka panjang
antara lain : inhalasi steroid, beta 2 agonis aksi panjang. Sedangkan
untuk pengobatan cepat sering digunakan suatu bronkodilator beta 2
agonis aksi cepat, antikplinergik, kortikosteroid oral.
b. Terapi non farmakologis
1) Penyuluhan
Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit asma
sehingga klien secara sadar menghindari fakor-faktor pencetus,
menggunakan obat dengan benar, dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
12
Subyektif Obyektif
1. Dyspnea 1. Penggunaan otot bantu
pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017
b. Tanda dan gejala minor
Subyektif Obyektif
1. Orthopnea 1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior –
posterior meningkat
4. Ventilasi smenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Sumber : : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017
4) Istirahat
Adanya keletihan, kelemahan, ketidakmampuan pasien untuk
beristirahat dan perlu untuk tidur dalam posisi duduk karena
merasakan sesak nafas
5) Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum klien
keadaan umum pada pasien asma yaitu composmentis,
lemah dan sesak nafas
b) pemeriksaan kepala dan muka
inspeksi : pemerataan rambut, simetris, bentuk wajah
palapasi : tidak ada nyeri tekan, tidak rontok, tidak ada
edema
c) pemeriksaan telinga
inspeksi : simetris, tidak ada lesi,
palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) pemeriksaan mata
inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, reflek cahaya normal
palpasi : tidak ada nyeri tekan
e) pemeriksaan mulut dan faring
inpeksi : mukosa bibir lemah, tidak ada lesi disekitar mulut,
biasanya ada kesulitan dalam menelan
palpasi : tidak ada pembesaran tonsil
f) pemeriksaan leher
inspeksi : simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
palpasi : tidak ada nyeri tekan
g) pemeriksaan payudara dan ketiak
17
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) diagnosa keperawatan
yang muncul pada kasus asma salahsatunya yaitu : Pola Nafas Tidak
Efektif (D0005).
3. Perencanaan keperawatan
kering )
Terapeutik:
- Posisikan semi
fowler atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Brikan oksigen jika
perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. PEMANTAUAN
RESPIRASI
(I.01014).
Definisi : mengumpulkan
dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan
nafas dan keefektifan
pertukaran gas.
Observasi :
- Monitor frekuensi,
irama, kedalaman,
20
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan perwujudan dari intervensi keperawatan
meliputi tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan Asma Bronkhial secara teoritis mengacu
pada teori sesuai dengan diagnosis keperawatan yang diangkat. Dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis menemukan beberapa faktor
penunjang diantaranya adalah respon klien yang baik, mudah menerima
saran perawat, keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta tanggapan
yang baik dari keluarga kepada penulis dalam memberikan informasi yang
berhubungan dengan klien (Nurarif, 2015).
21
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi ini bekerjakan dalam pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
klien, format yang dipakai adalah format SOAP :
S : Data subjektif
Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan apa yang dirasakan,
keluhkan, dan dikemukakan.
O : Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan
A : Analisis
Penelian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif) apakah
perkembangan ke arah perbaikan atau kemunduran.
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis diatasi yang
berisi melanjutkan perencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah
belum teratasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
22
A. Rancangan Penelitian
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dalam bentuk studi kasus. Studi kasus ini adalah penelitian yang
di lakukan dengan meneliti suatu permasalahan penting dalam kasus yang
di pilih yaitu pola nafas tidak efektif pada pasien asma
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien Asma yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi :
a. Pasien di rawat di RSUD Kardinah Kota Tegal dengan diagnosa
Asma
b. Pasien rawat inap di hari ke satu perawatan di ruang penyakit
dalam
c. Pasien dengan kesadaran composmentis
d. Pasien mengalami masalah pola nafas tidak efektif dengan tanda
dan gejala sesak nafas disertai penggunaan otot bantu pernafasan
e. Pasien bersedia menjadi responden dan dapat bekerjasama dalam
melakukan tindakan keperawatan
2. Kriteria ekslusi :
a. Pasien memiliki penyakit penyerta/komplikasi yang memerlukan
penanganan khusus
b. Pasien mengalami penurunan kesadaran
c. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain
No Variabel Definisi
1. Asma Penyakit asma merupakan penyakit dengan
gangguan kronis saluran nafas yang
menyebabkan penyempitan saluran nafas dan
dapat menimbulkan kesulitan dalam bernafas
2. Pola Nafas tidak Pasien dengan masalah keperawatan pola
efektif nafas tidak efektif ditandai dengan
peningkatan frekuensi nafas, kesulitan
bernafas, penggunaan otot bantu pernafasan,
dan kasus berat yang muncul seperti sianosis
Tabel 3.3 Variabel dan Definisi Operasional
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien, peneliti harus
memperhatikan beberapa etika penelitian. Menurut Arwani (2019) dan
Masturoh & Anggita (2018) etika penelitian antara lain :
1. Lembar Persetujuan (Inform Consent)
Lembar persetujuan (inform consent) diberikan kepada pasien sebelum
penelitian yaitu proses dimana seorang subjek penelitian secara
25
DAFTAR PUSTAKA
Anis, S., Riyant, A. B., & Purwantiningrum. (2021). Gambaran Obat Asma Di
Puskesmas Bulakamba . Jurnal Ilmiah Farmasi , 3.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat .
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.