Anda di halaman 1dari 4

HEMORRHOID HEMANGIOMA

Definisi : Pelebaran pembuluh darah (vena) pada sal. Anus (pleksus Definisi :Proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat
hemorrhoidalis) dengan tonjolan mukosa yang melapisinya pada setiap jaringan pembuluh darah. Tumor jinak terlazim
Klasifikasi : INTERNUS  Vena yang berdilatasi pada pleksus rektalis pada anak dan bayi.
superior & media yang timbul diatas linea dentata Epidemiologi :Tumor jaringan lunak tersering pada bayi baru lahir dengan
Drajat I  pendarahan merah, segar, dan nyeri, saat defekasi. presentasi 5-10% pada anak usia 1 th
Tidak terdapat prolaps & pada pemeriksaan anoskopi terlihat Klasifikasi :a. Hemangioma Kapiler
hemorrhoid yang membesar dan menonjol kedalam lumen 1. Strawberry Hemangioma (hemangioma simplek) saat
Drajat II  hemorrhoid menonjol melalui kanalis analis pada setelah lahir/ beberapa waktu setelah lahir dan hilang setelah
saat mengedan ringan. Dapat masuk kembali scr spontan beberapa minggu. Warnanya merah menyala, tegang, bentuk
Drajat III  hemorrhoid menonjol saat mengedan & harus di lobular, batas tegas dan keras pada perabaan. Involusi
dorong kembali setelah defekasi spontan warnanya memudar
Drajat IV  mkenonjol keluar dan tidak dpt didorong masuk 2. Granuloma Piogenik  akibat proliferasi kapiler pasca
EKSTERNUS  Vena yang berdilatasi pada pleksus rektalis trauma. Lesi biasanya soliter dapat terjadi pada semua umur
superior & media yang timbul dibawah linea dentata b. Hemangioma kavernosum
Etiologi : Idiopatik, konstipasi menahun, ibu hamil, obesitas, wanita Lesi tidak berbatas tegas dapat berupa makula eritematosa atau
post partum, peningkatan tek. Vena, mengejan terlalu kuat nodus yang berwarna merah-ungu. Lesi  elemen vaskular
saat BAB, diare, duduk dalam waktu yang lama, tumor matang. Jarang involusi spontan.
abdomen/pelvis, hipertensi porta, varises pada anus c. Hemangioma Campuran
Man. Klinis : Nyeri saat defekasi, feses berdarah, tonjolan pada anus Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan
Pmeriksaan : colok dubur, anoskopi, histo PA, proktosigmoid, pem. Feses kavernosum.
Terapi :-Pelunak feses (dioktil natrium sulfosuksinat, suppositoria Predileksi :Ekstremitas inferior, unilateral, soliter, dapat tjd sejak lahir
rektal) atau anak2. lesi berupa tumor lunak warna biru keunguan
-Sitz bath hangat/kompres hazel (pupur air) Man. Klinis : makula pucat dengan taleangietaksis  gambaran merah
-Phenol 5% (hemorrhoid sedang) menyala, mulai menonjol dan non-compressible plaque
-Cryosurgery Diagnosa : Anamnesis, pencitraan, doppler, X-Ray, Isotop scan, CT-Scan,
-Bedah & Eksisi MRI, Histo PA, Angiografi
-Hemorrhoidektomi Komplikasi : Pendarahan, Ulkus, Trombositopenia, Gangguan Penglihatan
Makros : Jaringan sebesar 2x1x1 cm Hemangioma Kapiler
Mikros : Epitel gepeng berlapis, dan epitel torak dengan inti dalam Makros :Lempeng jaringan bentuk tdk teratur 1x1x1 cm tidak rata,
batas Normal. Dibawah dilapisi pemb. Darah fibrotik dan sebagian mengalami cokelat kehitaman
dengenerasi hyalin. Diantara jaringan ikat ada sebukan sel radang. Mikros : Dilapisi epitel berlapis gepeng, dibawahnya tampak endotel
hiperplastik, membentuk rongga kecil, sebagian terisi eritrosit.
Sekat jaringan ikat.
SEKAT
JARINGAN IKAT ENDOTEL
SEL RADANG HIPERPLASTIK
LIMFOSIT EPITEL BERLAPIS
GEPENG

EPITEL BERLAPIS DEGENERASI


GEPENG TORAK ERITROSIT HYALIN
Ferina Nur Haqiqi (1218011053)
HEMANGIOMA KAVERNOSUM LIMFANGIOMA
Makros : Jar. Kehitaman 2x2 merah kehitaman, kenyal Definisi :Suatu malformasi kongenital yang jarang pada sistem limfatik,
Mikros :Jar. Ikat fibrokolagen diantaranya terdapat sel- yang berdampak pada kulit&subkutan. Biasanya terjadi pada
sel endotel yang membentuk rongga ukuran masa embriogenesis pada minggu kelima
Epidemiologi : bayi baru lahir hingga awal masa kehidupan
besar. Dalam lumen terdapat eritrosit Etiologi :Idiopatik / Mutasi kromosom pada sistem
limfatik. Terjadi juga pada anak dengan sindrom turner (trisomi)
Gejala :Massa pada leher di temui pada bayi setelah infeksi saluran
nafas
Predileksi : Cystic  leher, kepala, aksila
Kavernosum  oral, ekstremitas atas, abdomen
Diagnosa : PF  Bengkak, painless
Pencitraan  X-Ray, USG, MRI, PET scan
Prognosa :Bedah total  baik
Pada beberapa kasus, mungkin terjadi relaps
Hasilnya tergantung pada abnormalitas kromosom
Komplikasi : Pendarahan, kerusakan struktur, infeksi, kembali ke cystic
hygroma
Makros : Jar. Kehitaman 7x7x5 cm, lamelasi masa kistik multipel berisi
cairan putih
Mikros : Sel-sel endotel hiperplastis menyusun rongga rongga. Inti
dalam batas normal. Lumen  massa eosinofilik amorf.
Diantaranya terdapat jaringan fibrous.
JAR. IKAT ENDOTEL DENGAN
ARTERI
FIBROKOLAGEN RONGGA UK. BESAR SEL ENDOTEL
HIPERPLASTIS

JARINGAN FIBROUS

VENA MASSA EOSINOFILIK


AMORF

ERITROSIT

Ferina Nur Haqiqi (1218011053)


POLIP NASI INVERTED PAPILOMA NASAL

Definisi :Massa lunak bertangkai dalam rongga hidung akibat reaksi Definisi : Tumor jinak hiperplasti, epitel yang tumbuh dan masuk ke
peradangan/inflamasi pada mukosa hidung jaringan kista.
Etiologi : Idiopatik Predileksi : dinding nasal lateral
Epidemiologi : Terjadi pd usia anak sampai dewasa Asal : Epitel mukosa nasal lateral
<2 th: meningokel, meningoensefalokel Klasifikasi : Papiloma sinonasal  inverted, exophytic, dan cylindrical
Fak. Predisposisi : Rhinitis Alergi, penyakit atopi Ciri khas : merusak jaringan disekitarnya dan Relaps
Man. Klinis : Sengau, hidung tersumbat, rinore Epidemiologi : pada pria dekade 4-5
Stadium : I  Polip terbatas di meatus medius Etiologi : infeksi kronis, virus,polip. True neoplasma.
II  polip keluar dari meatus ,medius tp bl memenuhi rongga Man. Klinis : epistaksis, anosmia, rasa penuh pada hidung, bersin, dan
hidung lakrimasi berlebihan
III  polip masif  menghambat jalan nafas Pemeriksaan : CT-Scan, Endoskopi, X-Ray AP Lateral, waters, FNAB.
Tata Laksana : kortikosteroid (prednison), bedah (snare, forceps), Tata Laksana : Ekstirpasi total
etmoidektomi, antibiotik, bedah caldwell-luck (pd sinus maksila) Sifat : Jinak / Agresif Lokal
Sifat : Jinak Prognosa : Baik
Prognosa : Baik Makros : Jaringan papil 2x2x2cm konsistensi kenyal, putih keabuan
Makros :Jar. Seperti anggur, warna putih keabuan, licin, mengkilap Mikros : Jar. Ikat Fibrokolagen, sebukan ringan sel radang. Epitel
banyak mucus, kenyal, putihkeabuan skuamosa yang hiperplasti dan tumbuh kedalam inti normal
Mikros : Epitel torak pseudostratified (bertingkat semu), sebagian
mengalami metaplasia skuamosa, inti pada batas normal.
Dibawah epitel nampak jar. Ikat oedematous, bersebukan sel
limfosit, plasma, neutrofil, dan eosinofil.

JAR. IKAT
FIBROKOLAGEN
EPITEL TORAK JARINGAN IKAT
PSEUDOSTRATIFIED OEDEMATOUS BATAS TEGAS

EPITEL SKUAMOSA
HIPERPLASTI

SEBUKAN SEL LIMFOSIT, SEBUKAN SEL


NEUTROFIL, PLASMA, RADANG
DAN EOSINOFIL

Ferina Nur Haqiqi (1218011053)


KARSINOMA NASOFARING / UNDEFERENTIATED CARCINOMA

Definisi :Tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan


predileksi fossa rossenmuller di atap nasofaring
Epidemiologi : Pria usia diatas dekade 4, pada wanita biasanya rekuren
Etiologi : Epstein Barr Virus
Fak. Predisposisi :letak geografis, ras mongoloid, genetik, ras asia tenggara,
afrika utara, cina
Klasifikasi :1.Karsinoma sel skuamosa berkeratinsasi, terdapat jembatan
interseluler dan keratin
2.Karsinoma sel skuamosa non keratinisasi, terdapat
diferensiasi, tidak ada diferensiasi skuamosa
3.Karsinoma tidak berdeferensiasi, sel punya inti vesikuler,
dinding sel tidak tegas, lebih berbentuk sinsitium spt susunan
batubara
Man. Klinis : dibagi menjadi 4
Nasofaring  epistaksis, hidung tersumbat
Telinga  tinitus, nyeri (otalgia)
Saraf  II,IV, VI, V (diplopia) & IX,X,XI, XII (Sindroma Jeckser)
Mata  Juling SEL-SEL BULAT SEPTA Inti SEBUKAN
Diagnosa : CT-Scan, Serologi IgA IgE, anti VCA, Foto AP Lateral dan JARINGAN IKAT Pleomorphi, SEL
RADANG
Waters, Biopsi vesiculer, LIMFOSIT
DDx : Angiofibroma Nasofaring anak inti
Karsinoma Adenoid Kistik (Silindroma) jelas, mitosis
Limfoepiteloma
Plasmasitoma
Kista Nasofaring
Tumor Neurogenik
TB Milier
Limfoma
Tata Laksana :Radioterapi, deseksi leher, tetrasiklin, interferon, seroterapi,
vaksin, antivirus
Komplikasi : Metastase ke tulang, hepar, paru, dan KGB leher. Nyeri pada
tulang, batuk, dan gangguan fungsi hati. Memburuk apabila
terdapat kelainan pd tulang kepala
Makros : didapat keping jaringan 1 cc kehitaman, konsistensi penuh
Mikros : Sediaan massa tumor bulat, oval, spindel, tumbuh hiperplastis.
Dipisahkan septa jaringan ikat dengan inti polimorfi, vesiculer,
anak inti jelas, mitosis ditemukan, sel radang limfosit

Ferina Nur Haqiqi (1218011053)

Anda mungkin juga menyukai