SKENARIO 1
BLOK CARDIORESPI
Semadela Solichin Putri
1518011169
Kelompok Tutorial 10
Learning Objective
1. Bagaimana Mekanisme Regulasi tekanan darah ?
2. Bagaimana patogenesis terjadinya Hipertensi ?
3. Jelaskan mengenai Krisis Hipertensi!
4. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan pemberian Tatalaksana awal ?
5. Sebutkan apa saja golongan obat anti hipertensi beserta dosisnya! Tulis resep!
6. Sebutkan dan jelaskan komplikasi Hipertensi baik minor maupun mayor!
1. BAGAIMANA MEKANISME
REGULASI TEKANAN DARAH ?
Mekanisme Regulasi
Tekanan Darah
Refleks Lain-lain
Baroreseptor
Sistem Renin –
Angiotensin -
Aldosteron
Refleks Baroreseptor
◦ Merupakan sistem feedback untuk pengaturan tekan darah dari menit ke menit
◦ Baroreseptor adalah reseptor regangan yang berada di dalam dinding sinus karotikus dan dekat
bifukarsio arteria karotis komunis
◦ Tahap – tahap dalam refleks baroreseptor :
(1) Peningkatan frekuensi jantung : terjadi karena pe tonus saraf parasimpatis dan pe
tonus saraf simpatik pada nodus SA jantung
(2) Pe kontraktilitas dan Stroke Volume (SV) : akibat pe tonus saraf parasimpatik pada
jantung.
(3) Pe vasokonstriksi arteriola : akibat pe aliran-keluar impuls saraf simpatik sehingga
TPR dan tekanan darah akan me
(4) Pe vasokonstriksi vena (venokonstriksi) : akibat pe aliran keluar impuls saraf simpatik.
Vena yang konstriksi sebabin pe “unstressed volume” dan pe venous return ke
jantung yang akhirnya sebabkan pe Cardiac Output (CO) lewat mekanisme Frank- Starling
Perdarahan akut
Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung Kontraktilitas
Konstriksi arteriola ( TPR)
Konstriksi vena
Unstressed volume
Venous return
Tekanan darah/Volume darah Tekanan sistemik rerata
Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron
◦ Merupakan mekanisme hormonal yang berjalan lambat
◦ Digunakan untuk mengatur TD dalam jangka panjang melalui Pengaturan volume darah
◦ Renin = enzim, Angiotensin I = senyawa inaktif, Angiotensin II = yg bekerja secara fisiologis
◦ Tahap – tahap dalam sistem renin – angiotensin – aldosteron :
ACE mengatalisis
Pe tekanan perfusi ginjal Angiotensin I menjadi
Angiotensin II
Renin
Angiotensin II
Merespon dengan
Pe PO2 aktifkan pusat 2. Vasopresin me
melepaskan :
vasomotor yg produksi : reabsorpsi air oleh
1. Vasopresin yang adalah
- Vasokonstriksi tubulus distal ginjal dan
vasokonstriktor poten
- Pe TPR duktus kolektivus dengan
dalam me TPR dgn
- Pe Tekanan arterial mengaktifkan reseptor V2
aktifkan reseptor V1 pada
arteriola
ANP
(Atrial Natriuretic
Reaksi otot polos Peptide)
vaskular
pe TPR
Me ekskresi Na+ dan Volume darah Hambat sekresi
air oleh ginjal renin
NE berikatan dengan
reseptor α1, β1, β2
Hipertensi Aterosklerosis
progresif
Peran dinding vaskular pembuluh darah
TPR meningkat dengan CO
normal
Ketidakseimbangan antara
vasodilator dan vasokonstriktor
Peningkatan Aktivasi
TD neurohormonal
Menebalnya
dinding tunika Perparah Inflamasi vskular
media arteri besar Hipertensi
dan kecil
3. JELASKAN MENGENAI KRISIS
HIPERTENSI!
• Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan akut tekanan
krisis hipertensi dibagi
darah sistolik > 180/120 mmHg
Definisi berdasarkan ada atau
tidaknya bukti kerusakan
organ sasaran yang
progresif (hipertensi
emergensi dan hipertensi
• Jarang pada penderita hipertensi primer urgensi)
Epidemiologi
Tanda dan gejala krisis hipertensi merupakan gambaran kerusakan akut dinding endotel
vaskuler dan aktivasi platelet. Temuan klinis krisis hipertensi dapat terlihat melalui
pemeriksaan fisik umum berupa pengukuran tekanan darah serta pemeriksaan khusus
yang mencakup berbagai fungsi organ seperti mata, jantung, ginjal, saluran cerna, serta
darah
Pendekatan Diagnosis
Anamnesis :
• Riwayat penyakit hipertensi Pemeriksaan Penunjang lain:
• Obat-obatan anti hipertensi yang rutin diminum • Foto thorax
• Kepatuhan minum obat • EKG
• Riwayat konsumsi kokain, amphetamine dan phencyclidine • CT- scan (penting untuk
• Riwayat penyakit yang menyertai dan penyakit kardiovaskular atau ginjal pasien-pasien dengan
• Tanda-tanda defisit neurologik seperti, sakit kepala,penurunan kesadaran, sesak nafas, nyeri dada
hemiparesis dan kejang. atau perubahan status
neurologis)
• Ekokardiografi (pada
Pemeriksaan laboratorium :
keadaan gagal jantung kiri
• Hitung jenis
dan hipertrofi ventrikel
• Kadar serum Elektrolit
kiri)
• Kreatinin
• Urinalisa
Diagnosis Banding
Hipertensi Emergensi Hipertensi Urgensi
(darurat) (mendesak)
• Pe TD sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 • Pe TD seperti pada hipertensi
mmHg emergensi
• Secara mendadak + kerusakan organ target • kerusakan organ target
• Harus ditanggulangi sesegera mungkin dalam satu • Keadaan ini TD harus segera diturunkan
dalam 24 jam memberikan obat-
jam memberikan obat-obatan anti hipertensi I.V. obatan anti hipertensi oral.
Hipertensi Refrakter
Hipertensi Akselerasi
Respon pengobatan tidak memuaskan dan
Peningkatan tekanan darah diastolik >
tekanan darah > 200/110 mmHg,
120 mmHg disertai dengan kelainan
walaupun telah diberikan pengobatan yang
funduskopi. Bila tidak diobati dapat
efektif (triple drug) pada penderita dan
berlanjut ke fase maligna.
kepatuhan pasien.
Hipertensi Maligna
Berhenti merokok
Untuk mengurangi risiko kardiovaskuler
secara keseluruhan
5. SEBUTKAN APA SAJA
GOLONGAN OBAT ANTI
HIPERTENSI BESERTA
DOSISNYA! TULIS RESEP!
Diuretik Simpatolitik
CCB
Diuretik
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik:
Efeknya
- retensi Sodium dan air antagonis Menurunkan
- resistensi perifer dgn kerja TD
ADH
• HCTZ 12,5-50 mg
• Chlorthalidone 12.5-25mg
• Indapamide 1.25-2.5mg Namun, Tiazid memiliki efek
• Triamterene 100mg vasodolitasi langsung pada
• K+ sparing – spironolactone 25-50mg arteriol sehingga
• Amiloride 5-10mg menyebabkan efek
• Triamterene 100mg hipotensif berkelanjutan
• Furosemide 20-80mg 2x/ hari, Torsemide 10-40mg
Simpatolitik
• BLOCKER (Prazosin, Terazosin, Doxazosin) Metoprolol succinate
50-100mg + tartrate
• MOA : Merelaksasi otot polos A & V resistensi perifer dan TD
50-100mg 2x/ hari
• Indikasi: HT ringan-sedang; kombinasi dgn propranolol /diuretik
Nebivolol 5-10mg
Macam – macam Simpatolitik : Propranolol 40-120mg
1. Non selektif
2x/ hari,
Propranolol, nadolol, carteolol
2. 1 blokers (kardioselektif) Carvedilol 6.25-25mg
Atenolol, metoprolol (relative), betaxolol, bisoprolol
2x/ hari
3. Agonis parsial (-blockers + ISA) :
Pindolol, acebutolol, penbutolol. Bisoprolol 5-10mg
4. -Blokers dgn efek -bloker :
Labetalol 100-300mg
Labetalol & carvedilol
2x/ hari
Vasodilator HIDRALAZINE
MOA :
Dilatasi arteri & arteriol (bukan vena)
Hidralazine
Obat CCB:
MOA :
1. Dihydropyridine :
• Menghambat influx Ca++ ke dlm
sel otot polos vasc. - Nifedipine - Isradipine
tonus & resistensi vask - Nicardipine - Nisoldipine
BP (vasodilator) - Amlodipine - Felodipine
• Efek natriuretik intrinsik
- Nimodipine (cerebral vasodilator)
Indikasi :
HT dgn asthma, diabetes, angina, 2. Verapamil
dan penyakit vaskular perifer 3. Diltiazem
ACEI
Angiotensinogen
∝-2 Globulin in Blood
Output Of
Sympathetic
Renin Nervous System
From Kidney
Decreased OF
Angiotensin II
Angiotensin I Vasodilation
(Inactive) Of Vaskuler
DECREASED
Aldosteron Production
x Smooth Muscle
BLOOD
PRESSURE
Decreased
Retention Of
ACE INHIBITORS Sodium and
Water
Levels Of
Bradykinin
Dosis ACEI :
ACE-INHIBITOR Lisinopril, Benazapril, Fosinopril dan
Quinapril 10-40mg
- Captopril - Fesinopril Ramipril 5- 10mg
Trandolapril 2-8mg
- Enalapril - Moexipril
- Lisinopril - Quinopril Dosis ARB :
- Benazepril - Ramipril (long acting) Candesartan 8-32mg
Valsartan 80-320mg
Losartan 50-100mg
Olmesartan 20-40mg
ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB) Telmisartan 20-80mg
• Tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus Kerusakan glomerulus darah mengalir ke
unit-unit fungsional ginjal nefron akan terganggu menjadi hipoksia dan kematian ginjal terjadi
pengurangan massa ginjal nefron yang masih hidup akan melakukan kompensasi melepaskan
molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors Proses maladaptasi ini berlangsung singkat
peningkatan LFG mendadak akhirnya LFG menjurun berlangsung lama Gagal ginjal &
nefrosklerosis
Hipertensi akibat kerusakan endotel + kondisi pasien yang alami hiperlipidemia terjadi
pembentukan plak-plak pada dubendotel pemb. Darah yang rusak lama kelamaan plak menjadi
semakin besar terjadi sumbatan pembuluh darah aterosklerosis mengenai seluruh pembuluh
darah termasuk a. koronoaria PJK
Albuminuria/ proteinuria
Pada hipertensi terjadi disfungsi endotel (termasuk pem. Darah ginjal) karena dilepasnya mediator
inflamasi protein plasma seperti albumin akan lolos dari glomerulus ginjal masuk ke lumen
tubulus ginjal akhirnya keluar bersama dengan urin
Stroke
• gangguan peredaran darah yang terjadi mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang
terganggu.
• Hipertensi menyebabkan :
Renovasi vaskular
Peradangan
Stress oksidatif
Disfungsi barorefleks
• Iskemik Injuri ROS terbentuk akibat adanya Angiotensin II yang memiliki efek vaskular lalu
mengaktivasi NADPH oksidase peningkatan spesies ROS (anion-superoxide, hydrogen peroxide,
dan radikal hydroxil) sebabin kerusakan jaringan lebih lanjut ROS merusak makromolekul
seluler sebabin autofagi, apoptosis, dan nekrosis terjadi pemulihan cepat dari aliran darah dan
antioksidan meningkatnya oksigenasi jaringan pembentukan ROS kedua rusaknya sistem
pertahanan antioksidan terjadi stress oksidatif pada pemb. Darah otak dan otak pemb. Darah
otak menurun alirannya oksigen otak berkurang injuri reperfusi dapat juga mengenai saraf
HIPERTENSI
Kerusakan arteri
Beban akhir
Disfungsi Pemb.
Pembuluh darah Pembuluh aorta Pemb. Pemb.
diastolik darah otak
koroner darah otak Darah Darah
ginjal mata
Aneurisma Nefrosklerosis
dan diseksi dan gagal ginjal
Iskemia dan infark
miokard
DAFTAR PUSTAKA
Constanzo, Linda S. 2012. Fisiologi Kedokteran Edisi Lima. Tangerang Selatan: Binarupa
Aksara Publisher
Devicaesaria, Asnelia. 2014. Hipertensi Krisis. Jakarta: Jurnal Medicinus Vol. 27, No.3,
Desember 2014
James PA, Ortiz E, et al. 2014. Evidence-based Guideline for The Management of High
Blood Pressure in Adults. America: (JNC8). Journal of American Medical Association Feb
5;311(5):507-20
Lubis, MD Luthfy. 2013. Penatalaksanaan Terkini Krisis Hipertensi Preoperatif. Pontianak:
Jurnal Cermin Dunia Kedokteran-209 Vol. 40 No. 10; hlm. 733-737
Muhadi. 2016. JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa.
Jakarta : Jurnal Cermin Dunia Kedokteran – 236 Vol. 43 No. 1 hlm. 54-59
Yogiantoro, Mohammad. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pendekatan Klinis Hipertensi.
Jakarta : Interna Publishing
http://repository.usu.ac.id