Anda di halaman 1dari 20

DEMAM TIFOID

Fahma Azizaturrahmah
Harry Salomo
Rini Safitri
Putri Giani

Fahma Azizaturrahmah
Harry Salomo
Rini Safitri
Putri Giani
DEFINISI
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang di sebabkan oleh salminella typhi. Penyakit ini
ditandai oleh panas berkepanjangan di topang oleh
bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam
sel fagosit mono nukler dari hati limpa, kelenjar limpe.
ETIOLOGI
Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain yaitu bakteri
Gram-negatif, mempunyai flagela, tidak berkapsul tidak
membentuk spora, fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatik
(O) yang terdiri dari oligasakarida, flagelar antigen yang terdiri dari
protein dan envelope antigen yang terdirii polisakarida.
Mempunyai makromolekuler lipoposakarida komplek yang
membentuk lapis luar dari dinidng sel dan dinamakan endotoksin.
PATOGENESIS
Bakteri (S. typhii, Sebagian bakteri
Bila respon imun
S. parathypii) mati di lambung
humoral mukosa
masuk ke dalam (ph <2), sebagian
(igA) usus kurang
tubuh lewat lolos ke dalam
baik
makanan usus

Bakteri
berkembang biak
Bakteri Dibawa ke plak
dan difagosit oleh
menembus sel-sel peyeri ileum distal
magrofag (bakteri
epitel ke lamina ke KGB
dpt hidup &
propia mesenterica
berkembang biak
dlm magrofag)

Melalui ductus
Menyebar ke
toracicus
seluruh organ RES
magrofag ke
(hati & limpa)
Bakteremia pertama
sirkulasi darah
yang asimptomatik
Di organ RES
bakteri
Bakteri masuk ke
meninggalkan sel
sirkulasi darah
fagosit, lalu
lagi
berkembang biak
di luar sel Bakteremia kedua
yang simptomatik

Bakteri dpt masuk Bersama cairan


kedalam kandung empedu
empedu, kemudian diekskresikan ke
berkembang biak dalam lumen usus

Masuk ke sirkulasi
Feses (Proses sama
terulang lagi)
1. Penempelan dan Invasi sel – sel M. Peyer’s Patch
2. Bakteri bermutiplikasi di makrofag M. Peyer’s Patch, nnl
mesenterikus dan RES ekstrainstestinal
3. Bertaan hidup dalam aliran darah
4. Produksi Enterotoksi yang meningkatkan kadar cAMP dalam
kripta usus dan menyebabkan keluarnya elektrolit dan air dalam
lume instetinal
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
Pada anak masa inkubasi 10-14 hari
Fase invasi : demam ringan, naik secara bertahap. Suhu malam
lebih tinggi dibanding pagi, gejala lain : nyeri kepala, rasa tidak
nyaman pada saluran cerna,mual muntah, sakit perut lemas
Di akhir minggu pertama demam telah mencapai suhu tertinggi
dan akan konstan tinggi selama semnggu kedua, tanda lain :
bradikardi, lidah kotor diare dan konstipasi
Stadium evolusi demam mulai turun perlahan tetapi dalam waktu
cukup lama dapat terjadi perfosrasi usus.
Gejala Klinis pada :
- Neonatus : tidak spesifik Seperti gastroenteritis dan sepsis
- < 5 tahun : ringan, tidak spesifik (demam + gejala GIT) s.d timbul
penyulit
- >5 tahun : gejala klasik
Pada anak sering terjad apatik s.d stupor
Penyulit berupa perforasi s.d peritonitis yang diawali dengan sakit
di kuadran kanan bawah.
Anak dapar diare ataupun konstipasi lalu diare
DIAGNOSIS
Anamnesis
- demam > 7 hari, demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai
suhu tertinggi pada akhir minggu. Minggu pertama samapai minggu
ke 3 demam terus menerus tinggi . Biasanya meningkat pada malam
hari.
Nyeri kepala terutama pada bagian frontal
Anak sering mengigau ( delirium ), malaise, letargi, nyeri kepala, nyeri
perut diare atau kontipasi muntah perut kembung, tanyakan bentuk
dan warna tinja. Lalu tanyakan tentang nafsu makan pasien.
Pada demam tifoid berat pasien bisa mencapai penurunan kesadaran
kejang dan ikterus
 Bagaimana buang air kecilnya? Apakah berwarna seperti teh?
 Apakah disertai batuk dan sesak nafas?
 Tanyakan sumber air minum
 Tanyakan penggunaan MCK
 Bagaimana keadaan lingkungan? Bagaimana kebiasaan makan, apakah
menuci tangan?
 Di Lingkungan adakah yang serupa?
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Dapat menurun s.d Delirium
Suhu : Biasanya diatas 38C, Bradikardia relatif jarang pada anak
Mata : Dapat anemis
Mulut : Typhoid tangue (Tengah kotor dan tepi hiperemis)
Thorax : Kadang dijumpai Ronkhi, Periksa bunyi jantung
Abdomen : Meteorismus, Hepatomegali > Splenomegali, adakah Defance
muscular?
Ekstremitas : Adakah bekas gigitan serangga?
Kulit : Adakah rose spot?
Pemeriksaan penunjang
peningkatan Laju endap dan darah Darah tepi
Widal
Serologi : antibodi IGM salmonella
Pemeriksaan radiologi : thorak apabila terjadi pneumonia
dan abdomen bila terjadi intraintestinal ( perforasi usus atau
perdarahan saluran cerna)
 Baku Emas -> Kultur darah (pada Mg1 – awal Mg 2)
(sensitifitas 40 – 80%) jika disertai rapid test + sensitifitas
menjadi 100%
 Rapid Test : Tubex dan Typhidot ( Sensitifitas >60% pada
hari ke 6 demam), Typhidot M sensitifitas 73 – 88% dan
spesifisitas 68 – 95%
 Widal hanya dapat dipercaya bila dalam 2 x pengukuran
pada pengukuran setelahnya titer naik 4x
 Pemeriksaan Feses
Temuan :
- Biasanya Leukopeni
- Anemia normositik normositer : Pikirkan perdarah GIT atau Supresi
sumsum tulang
- Jika leukositosis (20.000 – 25.000) kemungkinan abses piogenik
Penatalaksanaan
1. antibiotik
Lini I
Klorampenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian selama
10-14 hari atau 5-7 hari
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara intra
vena
Amoksilin 100 mg/kgBB/hari di bagi 4 kali pemberian secara oral
Cefriaxone 50-100 mg/kgBB.hari diberika secara intravena
Cotrimazole 6 mg/kgBB/hari per oral
Lini II
Seftriakson 80mg/kgBB/hari intravena atau intrauskular selama 5
hari
cefixime 10 mg/kgBB/hari per oral di bagi 2 dosis selama 10 hari
2. kortikosteroid
Jika dalam kondisi delirium Dexamethason 1-3 mg/kgBB/hari di bagi
3 dosisi diberikan secara intravena
Terapi suprtif
Dirawat dirumah
Tirah baring
Kebutuhan kalori dan cairan dicukupi
Ceftriakson 3 – 10 hari dibuktikan lebih mampu menurunkan
demam anak dalam 4 hari dibandingkan kloramfenikol, keunggulan
lainnya
- tidak mensupresi sumsum tulang
- lebih singkat durasi rawat inap
Kontra Indikasi :
- Neonatus <41 Mg
- Neonatus > 41 Mg dengan Jaundice, hiperbilirubin, hipalbumin,
asidosis, dan sedang dalam treatment Ca.
SUMBER
 Infeksi Tropis IDAI
 Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid

Anda mungkin juga menyukai