Anda di halaman 1dari 53

KONSEP

CEKUNGAN
FEBRUARI 2019
CEKUNGAN
CEKUNGAN FISIOGRAFIS/GEOMORFOLOGIS
Permukaan bumi yang cekung atau depresi atau rendahan,
cekungan dapat pula berbentuk dataran di antara pegunungan
yang mengelilingi. Cekungan depresi dapat pula berasal dari depresi
struktur geologi yang akhirnya menjadi cekungan pengendapan
sungai.

CEKUNGAN STRUKTUR
Bentukan struktur geologi yang pada bagian tengahnya berbentuk
cekungan yang disebabkan adanya penurunan di bagian tengah
terhadap sekitarnya, sebagai contoh dalam hal ini graben atau
sinklinorium.
CEKUNGAN
CEKUNGAN SEDIMENTER
Bagian dari kerak bumi yang dapat menjadi tempat
terakumulasinya sedimen yang relatif lebih tebal dibanding
sekitarnya.
- Ditandai adanya penurunan tektonik relatif terhadap sekitarnya
- Tepi dari cekungan sedimen ditandai adanya lapisan-lapisan
sedimen membaji
- Gejala penting pada cekungan sedimen adalah muka
pengendapan (depositional interface) yang dalam selang waktu
tertentu dapat berada pada sebagian atau seluruhnya di atas
maupun di bawah permukaan laut.
MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN
Cekungan terbentuk karena mekanisme yang berhubungan dengan
penurunan kerak bumi ke dalam mantel.

→ Konsep isostasy
Perbedaan berat jenis kerak benua, kerak samudra dan mantel
menentukan
Ketinggian munculnya permukaannya
Compensation depth
MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN
PEMEKARAN (RIFTING)
a. Tarikan (stretching, extensional) ➔ graben, half graben
b. Geseran (wrenching, transtensional) ➔ graben, half graben

LENTURAN (FLEXURING)
a. Pembebanan (load – up) ➔ obduction
b. Penarik-turunan (pull-down) ➔ subduction
c. Penekanan lateral (lateral pressing) ➔ collision
MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN
NENDATAN (SAG)
Sebagian dari kerakbumi menurun disebabkan adanya kontraksi
termal, atau pendinginan dark mantle yang membubung

BENTURAN (IMPACT)
Suatu depresi terjadi karena adanya benturan dari benda-benda
ekstra-terrestrial, sebagai contoh meteor dsb.

Pada umumnya pembentukan cekungan terjadi karena kombinasi dari


berbagai mekanisme di atas, atau mekanisme satu diikuti dengan
mekanisme yang lain. Suatu contoh rifting yang disebabkan stretching
dan pembubungan astenosfer sering diikuti oleh adanya kontraksi
termal yang menghasilkan sagging.
BASIN CLASSIFICATION BASED ON PLATE
TECTONICS

 Several basin classification based on plate-tectonics have


been proposed:
 Classification of Bally and Nelson (1980)
 Classification of Kingston (1983) This classification takes
superimposition of one basin on top of the other
separated by unconformities
 A simplified basin classification is proposed
BASIN CLASSIFICATION BASED ON
PLATE-TECTONICS
➔ Intra-cratonic basins
 Divergence

Rifting
Break-up
 Convergence
Collision (Suture
related)
Foreland Basin
Hinterland Basin
 Transvergence

Strike-slip (rift) basin


Strike slip basin
➔ Continental Margins
 Passive Margin
Atlantic Type
Aulacogene type
(Deltas)

 Active Margin
Subduction/obductio
n
Back-arc Basin
Inter-arc Basin
Fore-arc Basin
Transcurrent Margin
Pull apart basins,
(strike-slip basins)
BASIN EVOLUTION
BASIN EVOLUTION

1. DIVERGENCE
(Extensional basin
development)
 Rifting: Graben, Half Graben
Basins, Synrift Sedimentation
 Break-up: Aulacogene basins,
Deltaic Sedimentation
 Drifting : Passive Margin Basins,
Passive Margin Sedimentation
 Spreading (Oceanic), Oceanic
Basins, Deep Marine
Sedimentation
BASIN EVOLUTION
2. DIVERGENCE -
CONVERGENCE
(Extensional to Compressional
Basin Development)
 Drifting - Passive Margin Basin
Sedimentation
 Arc-Continent Collision -
Subduction : Back Arc, Inter Arc,
Fore Arc Basins
 Obduction : Foreland Basin,
Foredeep Basins
 Continent to Continent Collision :
Suture related Foreland and
Foredeep basins
3. TRANSVERGENCE - CONVERGENCE

• Rifting - Transtensional Rift Basins (Graben-Half Graben)


• Sagging – General Subsidence initial Development of Back Arc
Basin
• Arc Continent Collision – Subduction : Back Arc Basin, Fore Arc Basin
4. DIVERGENCE - TRANSVERGENCE
 Rifting - Extensional Rif Basins - Syn-Rift Deposition
 Sagging - Thermal Subsidance - Marine Deposition
 Drifting - Passive Margin Basins – Shallow Marine – Shelf
Sedimentation
 Wrenching – Transtensional Rift Basin - Coarse Clastic Sedimentation
 Wrenching - Colliding – Transpressional / Compressional Perch
Foreland Basin – Synorogenic and Post Orogenic Sedimentation
96° E 100° E 104° E 108° E 112° E 116° E 120° E 124° E 128° E 132° E 136° E 140° E 144° E
Manila

THAILAND
TYPES OF BASINS Bangkok
LIST OF BASINS
INTRACRATONIC OCEANIC TRENCH* ISLAND ARC
1 NORTH SUMATRA
2 CENTRAL SUMATRA
18 NORTH WEST JAVA
19 NORTH EAST JAVA
35 SOUTH MAKASSAR
36 LARIANG
52 WEBER
53 SERAM (BULA)
INDONESIA BASINS
3 OMBILIN 20 FLORES 37 SPERMONDE 54 NE HALMAHERA (KAU BAY)
4 SOUTH SUMATRA 21 WEST NATUNA 38 SALAYAR Mindoro 55 EAST HALMAHERA (BULI BAY)
CAMBODIA OCEANIC AND 5 MEULABOH 22 EAST NATUNA 39 SENGKANG 56 SE HALMHERA (WEDA BAY)
PASSIVE MARGIN FOREARC
REMNANT OCEANIC 6 NIAS 23 MELAWI 40 BONE 57 ARAFURA
Samar
12° N 7 MENTAWAI 24 KETUNGAU 41 GORONTALO 58 ARU
Pnom Pene
VIETNAM
FOREDEEP 8 SUNDA STRAIT 25 PEMBUANG 42 SOUTH MINAHASA 59 AKIMEUGAH
ABORTED RIFT INTRA-ARC FORELAND 9 SOUTH WEST JAVA 26 BARITO 43 NORTH MINAHASA 60 CENTRAL IRIAN JAYA
PLATFORM Panay
10 SOUTH JAVA 27 ASEM ASEM & PASIR 44 BANGGAI-SULA 61 LENGGURU
Ho Chiminth
11 SOUTH BALI-LOMBOK 28 PATERNOSTER 45 SALABANGKA 62 BINTUNI
12 SOUTH CENTRAL JAVA 29 UPPER KUTEI 46 MANUI 63 TELUK BERAU-AJUMARU PHILIPPINES
PULL-APART BACK-ARC THRUST FOLD BELT 13 SOUTH EAST JAVA 30 KUTEI 47 BUTON 64 MISOOL-ONIN
14 SUNDA 31 MUARA 48 BANDA 65 SALAWATI
15 ASRI
16 VERA
32 NORTH EAST KALIMANTAN
33 CELEBES
49 SAVU
50 TIMOR
66 WAIPOGA-WAROPEN
Negros PACIFIC
SUTURES outh China 17S ea Palawan
TRANSFORM MARGIN SUSPENDED BILLITON 34 NORTH MAKASSAR 51 TANIMBAR-KAIS

This distribution of basin in Indonesia is not an official document. This map has been prepared and modified
OCEAN
from the previous PERTAMINA/BEICEP 1982 and 1985 non exclusive studies.

08° N
Mindanao

TH
T

AI
IND HAIL

LAY D
ON AN

SIA
AN
ES D

AN
IA

AIL
D

TH
MA
Sandakan

M
22

a
BRUNEI

la
Banda Aceh
SABAH

c
Lhokseumawe

c
a

M
PHILIPPINES
21

S
Brunei Darusalam

tr
INDONESIA

A
a
it

LA
04° N Natuna
M

Y
IN AL
5 DO A

S
Medan
NE YSIA Kualalumpur
SIA
33

IA
Anambas

AK

INDO
Morotai

MALA
Toba Lake
AW

NESI
Simeule Natuna Sea
R 32 43

YSIA
SA

A
Sulawesi Sea
HALMAHERA
31 42 Manado

6 SINGAPORE Kucing
54 Halmahera Sea
Nias
2 Batam
Bintan
55

it
24

ra
Pekanbaru
SU

St
Padang
Pontianak Waigeo
00° Singkep
29 41
M

ar
Tana Batu 23 Samarinda
AT

ss
3 30 Mahakam
Total
M aluku Sea Bacan

56

ka
KALIMANTAN Biak
R

Palu

Ma
Banggai
65
A

Siberut
Yapen
34 63

K
Obi
Jambi Mangole

a
44 Talibu
66

ri
Palangkaraya Misool

36 SULAWESI

m
Cendrawasih Bay

a
Sakakemang

ta
Sipura Block

25 27 62

S
Bangka Seram Sea
26
Jayapura

tr
Palembang

a
Belitung
Pagai
4 53 64

it
Plaju
Banjarmasin
45 Buru
Seram

Bengkulu 14 Laut Ambon 61 I R I A N J A YA


04° S
7 28
Kendari

46
15 17
Java Sea 35 60
Ujungpandang Buton
Lampung
39 47 59
Enggano
16 52 Kai

18 37
Banda Sea
51
Wakem

8 Jakarta 19 Kobroor PAPUA NEW


Cirebon 40 GUNEA
9 38 58

PAPUA NEW GUINEA


Bandung Semarang Madura Trangan

JAVA
Surabaya
48 57

INDONESIA
r
ba
20 Ara fu ra Se a

nim
12 Yo gyakarta Bali Sea

Ta
Pasuruhan Flores Sea Wetar
08° S Yos Sudarso

13 Bali
Denpasar
Lombok
Matara m
Flores
Alor

Sumbawa
Dili Timor Sea
10 INDONESI
A

ALIA
Sumba
49
Sawu Sea Timor AUSTR

11 Kupang 50
I N D I A N O C E A N
12° S

AUSTRALIA
KILOMETERS
0 500
AUSTRALIA
16° S
TIPE DAN KLASIFIKASI CEKUNGAN
DI INDONESIA
 Cekungan di Indonesia bagian barat, batuan dasar berupa
batuan kristalin (beku dan metamorf) berumur Pra-Tersier, secara
tidak selaras diatasnya terendapkan batuan sedimen berumur
Tersier.
 Di Kawasan Indonesia bagian timur, banyak ditemukan lapisan-
lapisan sedimen berumur Mesozoikum dan mengandung minyak
dan gasbumi.
CEKUNGAN DI INDONESIA BERDASAR
PENYEBARAN KERAK BENUA
1. Cekungan di Indonesia Barat

 Cekungan di Indonesia Barat pada umumnya bertipe: Rift basins berada dibawah
cekungan Back-arc basins maupun dibawah Inter-arc basins yang berumur
Neogen.

 Sedimen-sedimen endapan Cekungan Paleogen di beberapa tempat sering


ditemukan tersingkap dipermukaan sepanjang Busur Magmatism (Magmatic-arc)
Bukit Barisan, cekungan terangkat pada kala Mid-Tersier, oleh karena posisinya
diantara Pegunungan disebut sebagai Intra-montain Basin.

2. Cekungan di Indonesia Tengah

 Cekungan yang berasosiasi dengan Micro Continent yang berasal dari Benua
Asia (Sulawesi Selatan) dan terutama dari Benua Australia seperti Sulawesi
Timur, Banggai, Seram, Busur Banda. Kepala Burung Irian Jaya juga
sebenarnya termasuk Micro Continent yang berasosiasi dengan Fragmen
Kepulauan Banggai.
CEKUNGAN DI INDONESIA BERDASAR
PENYEBARAN KERAK BENUA

3. Cekungan di Indonesia Timur


• Cekungan ini terutama pada bagian utara kerak Australia yang dikenal
dengan sebutan Paparan Arafura. Cekungan di kawasan ini adalah
cekungan yang terdapat di Irian Jaya dan di Laut Arafura seperti
Palung Tanimbar dan Kei.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT

 Pembentukan cekungan di Indonesia Bagian Barat tidak


terlepas dari interaksi lempeng Samudra Hindia dengan
lempeng Benua Eurasia.

 Cekungan di Indonesia Barat pada umumnya bertipe: Rift


basins berada dibawah cekungan Back-arc basins maupun
dibawah Inter-arc basins yang berumur Neogen.

 Cekungan Rift basins ini pada umumnya terdiri dari endapan


Lakustrin dan Fluvial, contohnya pada Cekungan Ombilin.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
BARAT
 Sedimen-sedimen endapan Cekungan Paleogen di beberapa
tempat sering ditemukan tersingkap dipermukaan sepanjang
Busur Magmatism (Magmatic-arc) Bukit Barisan, cekungan
terangkat pada kala Mid-Tersier, oleh karena posisinya diantara
Pegunungan disebut sebagai Intra-montain Basin.

 Cekungan Paleogen di seluruh Paparan Sunda terbentuk oleh Rift


Basins (Graben dan Half Gaben), sehingga diperkirakan pada
zaman Paleogen rezim tektonik yang berlaku adalah Extensional
dan besar kemungkinan Transtensional yang disebabkan oleh
sesar geser besar sejajar dengan sesar geser Semangko di
sepanjang punggung Bukit Barisan Sumatra, serta rotasi Paparan
Sunda ke arah bertentangan dengan jarum Jam (Hall, 1994)
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
BARAT
 Cekungan Paleogen pada umumnya berada dibawah lapisan
sedimen yang diendapkan pada cekungan Back-Arc Basins maupun
Inter-Arc Basins, cekungan ini muncul dipermukaan sehingga
endapan Neogen pada cekungan ini tererosi.

 Contoh Cekungan Paleogen yang telah tersingkap di permukaan:

1. Cekungan Sibulga: di Pantai Barat Sumatra

2. Cekungan Ombilin : di Pantai Barat Sumatra

3. Cekungan Bayah: di pantai selatan Jawa Barat

4. Cekungan Barito: di Kalimantan Selatan

5. Cekungan Pasir / Asem-asem: di Kalimantan Tenggara

6. Cekungan Melawai / Ketungau : di Kalimantan Barat


Cekungan Belakang Busur (Back-Arc Basin) di Indonesia Bagian
Barat:

1. Sumatra Type (Oblique Subduction)


a. Cekungan Sumatra Utara
➔Rift Grabens Paleogen berarah ke Utara-Selatan

b. Cekungan Sumatra Tengah


➔Rift Graben Paleogen berarah Utara-Selatan

c. Cekungan Sumatra Selatan


➔Arah Utara-Selatan, Rift Graben tidak terlalu menonjol
NORTH SUMATRA BASIN
CENTRAL SUMATRA BASIN
SOUTH SUMATRA BASIN
2. Jawa Type (Perpendicular Subduction)

a. Percekungan Jawa Barat Utara


➔ Rift Grabens yang berumur Paleogen berarah
Utara-Selatan
1) Sunda Subbasin
2) Arjuna Subbasin

b. Percekungan Jawa Timur Utara


➔ Rift Grabens yang berumur Paleogen berarah
Timurlaut-Baratdaya
NORTH WEST JAVA BASIN
NORTH EAST JAVA BASIN
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN TENGAH

Cekungan di Indonesia Tengah berhubungan dengan Mikro kontinen


yang berinteraksi dengan Kerak Samudra di sekelilingnya. Tumbukan
tersebut mengakibatkan terbentuknya sesar sungkup dan imbrikasi
serta terjadinya subduksi dan obduksi yang komplek, sehingga
terbentuk susunan batuan ofiolit.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
TENGAH
1. Cekungan Malawa
2. Cekungan Spermonde
3. Cekungan Sengkang
4. Kompleks Kalosi – Mamuju
5. Cekungan Lariang
6. Cekungan Banggai
7. Cekungan Buton
8. Busur Banda
a. Cekungan Seram
b. Cekungan Tanimbar
c. Cekungan Timor
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN TENGAH

 Perkembangan tektonik Indonesia Bagian Tengah erat


hubungannya dengan tabrakan Australian Microcontinent;
Banggai dan Buton dengan Asian Microcontinent.

 Tabrakan ini membentuk subduksi di bawah Sulawesi Selatan dan


menghasilkan Gunung api Miosen – Plistosen (magmatic arc).

 Cekungan Malawa merupakan Paleogen Rift basin, endapan


batubara di daerah ini sebagai endapan Syn-Rift termasuk
Formasi Malawa yang berumur Eosen. Selanjutnya ditutupi
endapan batugamping Tonasa berumur Oligosen yang
merupakan endapan transgresi.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
TENGAH
 Sula – Sulawesi Timur (disebut juga Tomori Blok), merupakan
Foreland Basin yang dibawahi oleh Rift-drift Mesozoikum. Urutan
stratigrafinya khas Benua Australia, karena Banggai – Sula
merupakan mikro kontinen bagian dari Benua Australia.

 Buton merupakan mikro kontinen yang telah mengakresi pada


Pulau Muna yang terjadi pada tahap – tahap akhir dari tumbukan
lempeng Australia – Pasifik. Sejarah tektonik Buton sangat
kompleks, membentuk dua cekungan struktur, yaitu:

1. The East Buton Basin

2. The Buton Straits Basin


BANGGAI BASIN
 Hydrocarbon play
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
TIMUR

1. Cekungan di Perisai Sahul


Stratigrafi cekungan ini ditandai adanya ketidakselarasan antara
Cekungan Pre-Rift (Paleozoikum), Syn-Rift (Jura Awal), Passive
Margin (Jura Akhir-Kapur Akhir), dan Continent-arc Collision related
Basin dan Strike – Slip related Basin.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
TIMUR

2. Bagian Utama Irian Jaya


 Merupakan passive margin dari Benua Australia yang sejak Trias
bergerak ke utara, yang kemudian menumbuk lempeng
Samudra Pasifik dan membentuk subduksi.
 Subduksi berlanjut mengakibatkan Samudra Pasifik mengalami
Obduksi, sedangkan lapisan batuan Paleozoikum – Mosozoikum
serta Tersier terlipat kuat membentuk sesar naik dan sesar
sungkup ke arah selatan yang disebut dengan Papua Foldthrust
Belt.
 Foreland – Basin terbentuk di bagian depan paparan Benua
Australia.
CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
TIMUR

1. Suture Related Basin


a. Cekungan Akimeugah (foreland basin)
b. Cekungan Mamberamo (foredeep basin)
2. Strike – Slip related Basin
a. Cekungan Salawati
b. Cekungan Bintuni
SALAWATI BASIN
BINTUNI BASIN
SAHUL AND AKIMEGAH BASIN

Anda mungkin juga menyukai