Kata Pengantar
Kata Pengantar
01 DUSTIRA
KOMITE PPI
BUKU PANDUAN
TAHUN 2017
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan rahmatnya,
Buku panduan Proses Sterilisasi Barang single-use di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira dapat di
selesaikan. Dalam beberapa tahun terakhir,kemajuan yang pesat dalam desain,produksi dan
penggunaan Alat kesehatan telah memberikan manfaat besar selama proses operasi dan perawatan.
Namun, Beberapa isu tentang kepentingan keselamatan,etika dan legalitas timbul saat terjadi
penggunaan Ulang dari alat yang di produksi untuk sekali pakai.
Penggunaan alat single-use yang seharusnya sekali pakai,di lakukan proses sterilisasi sampai
menjadi Alat steril yang siap di pakai kembali. Proses sterilisasi barang single –use di Rumah Sakit
di lakukan Dengan berbagai alasan antara lain harga alat mahal,keterbatasan dana dan lain
sebagainya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut ,panduan untuk proses ulang barang single-use
di rasa sangat penting di buat agar setiap proses di mulai dari mengumpulkan barang kotor,
Pre-cleaning dan cleaning sampai proses steril harus mengikuti aturan yang sesuai dengan standar
Sehingga semua petugas pelaksana mempunyai pemahaman yang sama, Sebagai salah satu
pemecahan masalah dari temuan ronde Managemen,temuan surveyor bimbingan
Akreditasi KARS,temuan Komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPIRS) dan sekaligus
menjawab.
Pertanyaan –pertanyaan dari petugas unit kerja yang melakukan proses pencucian dan
pengemasan barang single -use maka pimpinan rumah sakit mengadakan rapat koordinasi yang di
pimpin oleh Kepala Instalasi Kamar Bedah dan CSSD Direktur Penunjang medik pada tanggal
5/5/2017 rapat memutuskan harus ada kebijakan tentang proses sterilisasi barang single –use yang
daftarnya di susun oleh Kepala Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD).
Buku panduan proses sterilisasi barang single use sebagai lampiran dari surat keputusan
,sangat di perlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses sterilisasi barang single-use yang
sesuai dengan standar keselamatan pasien di Rumah Sakit.
Menyadari bahwa dalam penyusunan buku Panduan proses sterlisasi Barang single Use
masih jauh dari sempurna, diharapakan saran dan kritik dari Pimpinan, Konsultan KARS, Ketua
Komite PPIRS dan semua pihak yang terkait sebagai penyempurnaan buku panduan ini dikemudian
hari.
Pada kesempatan yang baik ini kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu terbitnya buku panduan ini harapan kami agar buku ini dapat
dipergunakan sebagai panduan dalam melaksukan proses sterilisasi barang single use.
BUKU PANDUAN
BUKU PANDUAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Barang single-use Adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen,suku cadang, aksesoris yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau theraphy
medis pada manusia yang dikelompokan kedalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam
keadaan steril atau yang harus disediakan setelah diproses dengan desifeksi tingkat tinggi ( DTT ).
Penggunaan barang single-use yang seharusnya sekali pakai sering dilakukan proses ulang sampai
menjadi barang steril di rumah sakit. Proses sterilisasi barang single-use di rumah sakit dilakukan
dengan berbagai alasan antara lain, mahalnya harga barang, keterbatasan dana dan susahnnya
mendapatkan barang pengganti.Karena barang-barang tersebut diproduksi dan disiapka untuk sekali
pakai ( single-use ) maka proses ulang pakai ( Re-use ) kemungkinan akan menimbulkan beberapa
masalah baik terhadap pasien atau pun terhadap petugas rumah sakit yang tentunnya berdampak
pada penurunan mutu pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu agar permasalahan yang mungkin
terjadi akibat proses sterilisasi ulang barang single use dapat dihindarkan maka perlu
dipertimbangkan beberapa factor seperti pertimbangan tehnis, pertimbangan khlinis, keamanan
personil, etika, medico legal dan cost effectif.
Memperhatikan dan mempertimbangkan permasalahan tersebut diatas yang terkait dengan proses,
sterilisasi barang single-use maka diadakan rapat koordinasi di bawah pimpinan direktur utama dan
tim yang terkait, hasil pertemuan memutuskan dan menugaskan kepada kepala instalansi CSSD
untuk membuat draff surat keputusan tentang kebijakan barang single-use.
Sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan maka intalasi CSSD melakukan beberapa kali,
melakukan koordinasi dengan komite mutu/PPIRS, serta unit kerja yang menggunakan barang
single-use di prose re-use. Selanjutnnya akan dibuat panduan proses sterilisasi barang single-use
dan membuat dfraff surat keputusan, kebijakan pemberlakuan panduan prosess sterilisasi barang
single-use sebagai pengganti surat keputusan kebijakan barang single use.
TUJUAN
Tujuan Umum
Sebagai panduan untuk penyelenggaraan proses sterilisasi barang single use di lingkungan Rumah
Sakit TK.II 03.05.01 Dustira
Tujuan Khusus
Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan Etika dan
medico legal.
Memahami proses sterilisasi barang single use sesuai dengan aturan spesifikasi dari setiap
barang yang akan diproses.
RUANG LINGKUP
Sistem pelayanan
b. Desentralisasi : CSS
Lingkup kegiatan pelayanan
a. Unit kerja yang melakukan proses Re-use barang single use adalah :
UNIT YANG
MENGGUNAKAN UNIT YANG TIDAK
UNIT KERJA
ALAT SINGEL-USE MENGGUNAKAN ALAT
YANG DIPROSES RE- SINGEL-USE YANG
No USE DIPROSES RE-USE
1 INSTALANSI RAWAT INAP
2 Abednego
3 Beria
4 Clement
5 Debora
6 Filipus
7 Gideon
8 Hana
9 Jokebed
10 Lukas
11 Magdalena
12 Nazaret
13 Obaja
14 Petra
15 HCU
16 ICU
17 Cath Lab
18 NICU
19 PICU
20 Kebidanan Lt. 4
21 Alkema lt 5
22 Alkema lt 6
23 Alkema lt 7
24 KAMAR BEDAH
INSTALANSI RAWAT
25 JALAN DIAGNOSTIK (
SPECIALIS )
26 PD BEDAH
27 PD MATA
28 PD KANDUNGAN
29 PD KULIT
30 PD PARU
31 PD THT
32 PD GIGI
33 PD ANAK
INSTALANSI RAWAT
34
JALAN ( MEDIK )
35 PM BEDAH
36 PM MATA
37 PM KANDUNGAN
38 PM KULIT
39 PM PARU
40 PM THT
41 PM GIGI
42 PM ANAK
43 WOUND CARE
44 HOME CARE
45 IGD
46 HEMODIALISE
47 ENDOSKOPI
DASAR HUKUM
Undang-undang nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Keputusan menteri kesehatan R.I Nomer 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007 tentang pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
Pedoman instalasi Pusat Sterilisasi ( Central Steril Supply Departemen/CSSD) di Rumah Sakit, Departement
Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009.
SK Kepala Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira No. 02/I/20017 tentang struktur Organisasi Komite PPI
Rumkit TK.II 03.05.01 Dustira
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN
1. Barang single-use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, asessoris yang ditunjukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau
terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi
tingkat tinggi ( DTT ).
2. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses mulai dari Pre-cleaning
dan cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan cara Desifeksi Tingkat Tinggi (
DTT) atau sterilisasi dengan mesin sterilisator.
3. Prabilas ( Pre-Cleaning ) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengativasi virus HBV, HCV, HIV.
4. Pembersihan ( Cleaning ) adalah proses secara fisik membuat semua kotoran dan sejumlah
mikroorganisme dari alat kesehatan untuk mengurangi resiko bagi petugas selanjutnya.
5. Desifeksi Tingkat Tinggi ( DTT) adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis
golongan semi kritikal dengan menggunakan desifektan untuk membunuh semua bentuk
mikroorganisme kecuali endospora.
6. Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan kritikal
dengan menggunakan mesin sterilisator baik suhu tinggi maupun suhu rendah untuk mebunuh
semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora.
B. FAKTOR PERTIMBANGAN
1. Pertimbangan teknis
a. Sarana Rumah Sakit
Rumah sakit harus mempunyai sarana fasilitas yang sesuai dengan sfesifikasi dan kapasitas
untuk melakukan proses sterilisasi barang single-use, sudah tersentralisasi, proses sterilisasi
dibawah pengawasan instalansi sterilisasi sentral ( CSSD ) dan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan.
- Ruangan
Area Pre-Cleaning dan Cleaning barang Singel-Use Kotor
Area Pengemasan barang single-use bersih
Area penyimpanan barang steril
- Pearlatan :
Proses Pre-cleaning dan cleaning :
Washer Disinfector
Lemari pengering
Spray Gun
Proses Pengemasan :
Mesin sealing
Mesin labeler
Proses Sterilisasi :
Mesin Sterilisator suhu tinggi ( Autoclave atau Dry Heat )
Mesin sterilisator suhu rendah (Ethylene Oksida )
Penyimpanan :
Rak atau lemari penyimpanan yang memenuhi syarat
- Bahan Desifektan
Standar pemakaian desinfektan di Rumah Sakit terutama yang berkaitan dengan :
Jenis Desinfektan
Konsentrasi
Aturan penggunaan
Pemakaian desifektan harus memenuhi standar karena beberapa desinfektan
mempunyai kelemahan anatara lain :
Mengakibatkan peralataran korosif dan rusak
Mengakibatkan karsinogen, toksik dan iritasi
Tidak mempunnyai kemampuan membersihkan
- Bahan pengemas
Sesuai dengan metode sterilisasi yang dipakai
Dapat menahan mikroorganisme
Kuat dan tahan lama
Mudah digunakan dan tidak beracun
Aman dan mudah dibuka
Mampu menahan segel dengan baik
b. Sumber daya manusia Rumah Sakit
Rumah sakit harus mempunnyai Sumber Daya manusia yang terampil dan kompeten dalam
bidang sterilisasi baik yang bertugas di CSSD maupun yang bertugas melakukan proses pre-
cleaning dan cleaning di unit kerja. Kalau sumber daya manusiannya tidak kompeten sudah
bisa diperkirakan akan timbul masalah-masalah tehnis karena barang diproses oleh orang
yang tidak mempunyai pengetahuan, kompetensi dan keterampilan dibidang sterilisasi.
c. Disain/jenis barang
Perlu dipahami juga apakah barang single-use tersebut mudah dibersihkan atau tidak,
barang-barang yang mempunnyai disain yang kecil dan rumit misalnnya kateteter
mempunyai lumen yang kecil panjang dan sangat sulit dibersihkan, dengan demikian besar
kemungkinan masih ada sisa bahan –bahan organic maupun bakteri pada barang tersebut.
Tentu bila proses dekontaminasi tidak sempurna maka dapat dipastikan bahwa proses
sterilisasi tidak akan sempurna maka dapat dipastikan bahwa proses strerilisasi tidak akan
sempurna sehingga tidak bisa dijamin mutu sterilitas barang single-use tersebut.
A. MONITORING
1. Monitoring secara umum dilakukan dengan cara monitoring yang tercantum dalam
pedoman layanan sterilisasi
2. Monitoring khusus terhadap alat single-use yang di lakukan proses sterilisasi ulang
menjadi tanggung jawab utma dokter yang menggunakan.
3. Dengan pertimbangkan keselamatan pasien instalasi Kamar Bedah & CSSD mempunyai
wewenang untuk merekomendasikan tidak layaknya alat single-use tertentu di proses
re-use kepada bagian /instalasi /unit terkait.
4. Monitoring dan evaluasi di lakukan oleh instalasi Kamar Bedah & CSSD dan komite
pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Dustira ( PPIRS )
5. Monitoring dan evaluasi kejadian infeksi daerah operasi ( IDO ) pada pengguna alat
single use yang di proses re use harus jadi perhatian apakah infeksi di sebabkan oleh
alat single use yang tidak steril.
6. Melakukan uji mikrobiologi secara random terhadap hasil sterilisasi alat single use yang
di proses re-use setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh Instalansi Kamar Bedah & CSSD.
B. EVALUASI
1. Evaluasi mutu sterilitas secara berkala menjadi tanggung jawab unit kerja terkait
bekerja sama dengan instalasi Kamar Bedah & CSSD
2. Evaluasi secara umum sesuai dengan cara evaluasi yang tercantum dalam pedoman
layanan sterilisasi.
3. Evaluasi terhadap kinerja alat dan sarana selain di lakukan oleh unit kerja terkait dan
instalasi Kamar Bedah & CSSD juga menjadi tanggung jawab komite pencegahan dan
pengendalian infeksi Rumah Sakit.
4. Evaluasi kualitas alat dengan melakukan uji mikrobiologi 3 (tiga) bulan sekali.
5. Pemantaun pasien yang menggunakan alat single use di re-use melalui surveilens
infeksi daerah operasi ( IDO ) dilakukan oleh IPCN link Unit Kerja berkoordinasi dengan
Komite PPI RS Dustira.
BAB V
PENUTUP
Proses sterilisasi ulang single use menjadi penting karena di tinjau dari banyak aspek cara ini bukan hal yang
di anjurkan ,untuk menjamin bahwa barang single-use yang diproses sehingga bias di re-use harus
mempunyai beberapa ketentuan :
1. Pasien atau keluarga pasien setidaknya di beritahu bahwa alat yang mereka gunakan merupakan
alat single-use yang dip roses untuk re-use.
2. Penetapan jumlah re-use harus berpedoman kepada literature,jurnal resmi atau bukti pemakaian di
lapangan .
3. Dokter yang terakhir menggunakan aklat single –use berkewajiban menetapkan apakah alat bisa di
re-use atau tidak.
4. Setiap alat single –use yang di re-use di beri tanda sesuai dengan kode warna,penandaan di
lakukan oleh penanggung jawab alat di unit kerja.
5. Secara umum proses sterilisasi sesuai dengan pedoman layanan sterilisasi.
Pada akhirnya perlu di sampaikan bahwa barang single-use adalah barang yang tidak boleh di pergunakan
berulang,kalau pun dengan alasan penghematan biaya maka proses yang di mulai dari persetujuan re-use
sampai barang menjadi steril kembali harus melalui pengawasan yang ekstra ketat oleh segenap personil
yang terlibat dalam proses ini agar keselamatan pasien benar-benar di pastikan bias terjaga.