A.BSTRAK
Banyak ruang public yang d;gusur oleh jungsi fungsi bangunan baru dan publik inf017llQ/ yang
menempali jalan pedestrian otmI trotoar yang membuat para pejalan IroIci lcehilangan hok haIrnya
untuk berjalan dengan nyaman.Malih banyak produlc perancangan arsile/ctur yang belum begitu
memikirkam ruang publik, karena mengedepanJron desain ruang ruang internal. estetilra bentulc,
lcenyamanan dan lcenilcmatan dido/am ruang. Dan kurang begitu memperhatilran mosaIah masalah
yangberkaitan dengan ruang. Penyelesaian ruang publit seperti ruang ruang luar untuk parkir,
area pedestrian. ruang terbuka hijau atau taman. patia umumnya berada pada urutan paling alchir
setelah sualu bangunan selesai dibangun, bahkan terkesan apa adanya. Hal ini menunjulclcan
baJrwa pemahaman betapa pentingnya peran ruang publik masih belum begitu !rental.Secora
langsung nilai jual ruang publik tidak begitu menarik, tetapi secara tidalc langsung dopat
mengangkat nilai jual bangunan disekitar lokmi yang dibangun alau yang akan dibangun.
Pennasalahan permasalahan diatas akan dibahos berdasarkan teori Maslow yang dikaitkon
dengan !rebutuhan fasilitas Iwta bagi lingkat social masyaralcal penghuninya, disamping
pengamalan flS;k dilapangan.Parameler penilaian kualitas ruang kawasan /rola, akan disampai!rqn
teori desain laic terulcur dar; beberapa nara sumbtr. Dari pembahasan lerbul dapat disimpullcan
bahwa penyediaan ruang public kota yang sesuo; dengan !rebutuhan lingkol social masyarakat
akan dapat meningkatkan kualilas ruang kota.
Kala /(unci: Ruang Publik, Ruang Kota
kota dapat memberikan karakter tenen<iiri, masih belum begitu kental. Masalah masalah
memiliki fungsi interaksi sosial bagi masya- tersebut diatas ~gat mempengaruhi kualitas
rakat, kegiatan ekonoini rakyat dan tempat roang kota secara menyeluroh.
apresiasi budaya,sekali gus dapat meningkatkan Secara langsung nilai jual roang publik
kualitas roang kota. tidak begitu menarik bagi investor, akan tetapi
secara tidak langsung dapat meningkatkan
2. PERMASALAHAN • kualitas roang kota dan mengangkat nilai jual
Roang publik adalah milik rakyat, kaya bangunan disekitar yang dibangun atau yang
miskin, tua muda, laki laki atau perempoan. akan dibangun. Sehingga sebagian Pemerintah
Banyak roang roang publik yang digusur oleh Kota di Indonesia masih belum begitu mem-
fungsi fungsi bangunan, oleh kegiatan Peda- perhatikan roang publik kota. Pengembangan
gang Kaki Lima yang menempati jalan pede- kota lebih terarah pada pembangunan fisik
strian atau trotoar yang membuat para pejalan beropa gedung gedung fasilitas umum.
kaki kehilangan hak haknya untuk berjalan Disamping itu, penataan roang kota yang
dengan nyaman. Kegiatan Pedagang Kaki Lima disusun, sebBgian besar masih berupa rencana
adalah syah syah saja, akan tetapi a1angkah umum (RUTRK) yang belum menyentuh secara
baiknya kalau menempati Iokasi yang tidak detail tentang roang publik, meskipun kita se-
merugikan pihak lain. ring berdiskusi tentang roang publik. Masih
Masih banyak produk perancangan arsi- sedikit Pemerintah kota yang menyusun Ren-
tektur yang belum begitu memikirkam roang cana Teknis roang kota (RTRK), atau Rencana
publik, karena mengedepankan desain roang Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang
roang internal, estetika bentuk, kenyamanan sudah mempertimbangkan tiga dimensional
dan kenikmatan didalam roang dan sebagainya. roang publik ..
Dan tidak begitu memperhatikan masalah masa- Penanganan roang publik membutuhkan
lah yang berkaitan dengan roang roang publik. biaya tinggi, sehingga menjadi masalah dari
Bagaimana menata dan memperhitungkan ke- segi pembiayaan, sehingga penerapannyapun
butuhan parkir, sirkulasi kendaraan yang akan boleh dikatakan setengah hati Sekarang ini
menuju dan meninggalkan bangunan, ruang penanggung jawab pengelolaan roang publik
terbuka dengan omamen yang dapat mencer- seolah olah hanya dipundak Pemerintah Kota,
minkan citra baugunan arsitektumya. Bagai- sementara beban yang harus ditanggung masih
mana menciptakan penampilan atau peman- sangat banyak. Dan pemberdayaan masyarakat
dangan (vista)yang baik kalau dilihat dari ja- untuk megelola roang publik belum begitu
Ian yang memiliki sumbu kearah lokasi ba- digalakkan, seperti sharing management antara
ngunan tersebut, bagaimana mengatur area Pemerintah dan masyarakat.Sehingga banyak
pejalan kaki agar merasa nyaman dengan roang J1Iang pt.:;lik kota yang terbengkelai tak
bentuk yang estetis sesuai· dengan karakter terawat Berbeda dengan Iingkungan pero-
bangunan secara kese:urohan. Asesori roang mahan, penanganan ruang· publik ·Iebih baik
publik seperti penunjuk jalan, informasi, iklan karena partisipasi dan swadaya masyarakat le-
iklan atau tanda tanda lain yang dapat memberi bih bergairah. Masih jarang media cetak, media
sentuhan estetika yang menarik bagi roang elektronik, publikasi ilmiah atau penerbitan
publik. yang membahas masalah tentang roang publik
Penyelesaian roang publik seperti roang kota.
roang luar untuk parkir, area pedestrian, roang
terbuka hijau atau taman, pada umumnya ber- 3. RUANG PUBLIK, KUALITAS RUANG
ada pada urutan paling akhir setelah suatu KOTA DAN TINGKAT SOSIAL.
bangunan selesai dibangun, bahkan terkesan Suatu pertanyaan muncul, Apakah orang
apa adanya. Hal ini menunjukkaQ bahwa pe- akan bisa hidup dikota, kalau kota itu sendiri
mahaman betapa pentingnya peran roang publik tidak menawarkan bermacam keuntungan lebih
.\
Proceeding, Seminar Nasional PESAT 200S
Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 200S ISSN: 115&2559
untuk kehidupan meteka? Baik menyangkut (appropriate image), reputasi yang baik
gaya hidup. kemudaban kemudahan dalam serta gengsi yang dapat menggambarkan
penyediaan fasilitas pelayanan yang dapat- penghuninya. Disamping dapat memberi-
merangsang dan memberikan taneangan bagi kan rasa percaya diri yang kuat, status dan
kaum intelektual, serta membcri peluang pada martabat yang tinggi bagi mereb.
lapangan pekerjaan. Untuk menciptabn kebu- 5) Pada tingkat diatasnya (kelima), fasilitas
tuhan fasilitas kota yang tepat basi masyarakat kota hanas dapat memberi kesempatan
penghuninya, perlu dikaji dulu bbutuban dasar penghuninya untuk bedcreasi sendiri, melD-
apa yang diinginbn oleh penshuoi kota itu bentuk ruang pribldi yang mengebpresi-
sendiri. Ruang public, kualitas ruang kota dan kan pribadi mereka. Disamping itu secara
tigkat social masyarakat merupabn benang me- bers1ma sama merelca juga dapat 1IlCftCip-
rah yang tidak bisa putus. HlldebraNl Frey takan daerah dan lingkunpnnya sesuai de-
(1999) mengkaitkan kebutuhan kota dengan ngan kebutuhan dan aspirasi mereka sen-
kebutuhan dasar manusia dari hirarkhi Maslow diri.
sebagai berikut: 6) Tingkat yang- terakhir. bahwa fasilitas kota
1) Pada tingkatan dasar (basic level), fasilitas harus berupa karya desain yang baik, se-
kota yang disediakan adatah semua kebu- bagai tempat yang estdis, secara flSik dapat
tuhan fisik masyarakat antara lain: tempat memberi kesan yang mendalam, merupakan
tinggal dan tempat kerja, pendapatan yang suatu tempat budaya dan lauya seni yang
memadai, pendidikan dan kursus, transpor- bennutu.
tasi dan memungkinkan untuk mengadakan
komunikasi dengan fasilitas fasilitas dan Perbedaan kualitas ruang kota atau ka-
pelayanan pelayanan kota. wasan dapat dipengarubi oleh kualitas ruang
2) Pada tingkatan kedua, hal hal yang harus public dan tingkat social masyarakat, hal ini
diperhatikan oleb kota adalah keselamatan dapat diilustrasibn pada contob situasi di ka-
(safety), keamanan (security) dan perlin- wasan perumahan di Seanaran&\'Foto: 3 dan 4).
dungan (protection), unsur visua~fungsi. Dalam sejarah perkembangan kota me-
susunan dan kontrol terhadap lingkungan nunjukkan bahwa fasilitas kota tersebut tidak
yang harus bebas dari polusi,kebisingan, pemah terpenuhi secara menyelurub. Tuntutan
kecelakaan, dan kriminologi. kualitas hidup manusia senasntiasa meningkat
3) Tingkatan yang ketiga adalah menciptakan seiring dengan perubahan tingkat social me-
lingkungan sosial yang kondusif. Suatu reka. Semakin meningkat taraf hidup mereka
tempat yang penghuninya mempunyai per- semakin tinbggi tuntutan kulitas bidup mercka.
tumbuhan yang baik, anak anak mereka Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kriteria
bisa saling mengadakan sosialisasi, mereka struktur dan bentuk kota yang berkelanjlW!" ,
merasa sebagai bagian dari komunitas dan hirarchi maslow dan kebutuban leota pada
merasa memiliki terbadap lingkungannya. Tabell.
4) Tingkatan yang ke-empat, bahwa fasilitas
kota harus memberikan kesan yang cocok
Tabel 1. Kriteria Strub,.. dan Bentuk kota Yang Berkelanjrdan; Hirarchi Masluw;
Dan Kebutuhan KtJta
Xdnt",111111 Mu
(Maslow's
hlertU'Chy)
I.Penyedilll:m • SaIII tinggol tinggaI dan kerjo PROPERTI FISIK KOTAIWILAYAH
#lunda • Pent/tzptJlDft yang Iayalc. • Bebenzpa betfIIIllttIIftINIIIIII
ublltUhan flSile • PendidiIrIM dtm pelotihan • AltISGII ~ pttItIIiwhIk)'tlllg liIai.
+ Tl'tUISpaf1/fItoililos &I IcomunJIr.asi. • UngburgM pe1fggIIIttIIJI I4Itan CCMI-
+ PettCOpQiDII dan pelayanan dari pwrm.
fasiliJas IIIIIIIIfI. • At/Qplllsi terltatlap perubahan ling-
kMngan sosial.
FASIUTAS KOTAlWILAYAH.
• Transpot'Iosi Umum
• Mengurangi transportll$i pribodi dan
menambah transpor1asi IUJIIUII.
+ Hirarkhi pelayanan dan fasiJiIQS.
• Pencapalan _ ruang-nu.mg tubuka
hijalL
2.Kebutuhan • PenaltMllf Yisual. funpi bangunan KONDISJ UNGKUNGAN DAN EKOW-GIS
uamanan dan dan control 1M Iinglamgan. • SaIII linglamgan ,)GIIg bebas poIusi.
per/indungan + Tempal yang bebas dari ucelakoDn ubisingan, kelftllCelan,ac-1aIauut dtm
tlml krimittDIogi. krimiJogi.
• RJ«mg /llar pribadi
+ Hubwrgan saling mengullhlnglcan anIQrQ
kottl dan nasIonal.
3.SaIII /ing/crmgan • TetnpaI diIIuJna orang memiliki KONDISI SOSIAL EKONOMI:
sosial yang penghasilmr dan anak anak dopat • Maqat'tIIrDt ctIIIIpfIIYlII
kondusif bennainlbenosialisasi • Derajal oIOMmi _ran.
• Merasa sebagai bagian dr
masyarokDt yang ada di/wwason Isb.
+ Duajal ~n dirinya sendiri..
4. KRITERIA DESAIN TAK TERUKUR. ketinggian, besar, rasio ukuran luas lantai,
Dalam perancangan kota dikenal adanya setback, building coverage, dan sebagainya.
tiga kriteria disain, yakni kriteria terukur, krite- Secara garis besar kriteria terukur di-
ria tak terukur, dan kriteria generik. Kriteria bagi menjadi dua, yaitu 1)kriteria Iingkungan
terukur adalah kriteria yang secara kuantitatif alam, 2)bentuk dan massa bangunan, serta
dapat diukur dan biasanya berhubungan dengan intensitas. Sedangkan kriteria tak terukur lebih
menekankan pada aspek kualitatif di lapangan. meningkatkan kualitas jalur pejalan bki,
Antara kriteria terukur dan tak terukur seha- yaitu dengan fasilitas pedestrian yang me-
J1ISIlya dijaga kesimbangannya dan bekerja dB- miliki eiri tertaItU.
lam kerangka kerja dari kritcria generik. S. KarIkter khusus (character distinctiveness)
Sehingga dalam mengukur kualitas ruang Karakter kbusus (character distinctiveness)
kota dapat digunakan kritcria desain tak ter- menekankan pada identitas individual yang
ukur, dan peran ruang publik sangat besar da- berpengaruh dalam suatu struktur roang
lam meningkatkan kuaJitas ruang kora, karena kota.
kebersamaan dalam sosialisasi masyarakat di- 6. Ketajaman (definition)
wadahi oleh ruang publik.KaIau ruang publik Prinsip ketajaman (definition) menitikberat-
kota memperhatikan kriteria desain tak ter- kan pada intetfacing antara bangunan dan
ukur,diharapkan akan dapat memuaskan peng- ruang tcrbuka suatu kawasan yang dapat
gunanya sekali gus dapat meningkatkan kualitas memperjelas dan memudahkan persepsi
roang kota tersebut. ruang Juamya. Ketajaman ruang ini sangat
Penggunaan analisa dengan kriteria tak berkaitan dengan faktor-faktor peman-
terukur terdapat di daIam beberapa konsep yang dangan, karakter, serta pencapaiannya.
perlu diperbandingkan untuk memperoleh per- 7. Prinsip-prinsip pemandangan kawasan (the
samaan persepsi. Tip konsep yang dibahas principle ofviews encompasses)
adaIah kriteria dari Urban Design Plan of San Prinsip-prinsip pemandangan kawasan
Fransisco (1970), Urban System Research and memperhatikan aspek estetik terhadap vista
Engineering. Inc. (1977), dan Kevin Lynch lingkungan (pleasing vistas), atau persepsi
(1981). orang pada saat melakukan orientasi ter-
Menurut Urban Design Plan of San Fransisco, hadap lingkungan kota. Misalnya layout ja-
ada sepuluh prinsip, yaitu : Ian. . penempatan bangunan, dan massa
I. Kenyamanan (amenity comfort) bangunan akan memberikan karakter estetik
Prinsip kenyamanan (amenity comfort) me- serta petunjuk pencapaian bagi masyarakat.
nekaitkan pada kualitas lingkungan kota 8. Variasilkontras (variety/contrast)
dengan mengakomodasikan pola pedestrian Prinsip variasilkontras diarabkan pada su-
yang dilengkapi dengan street furniture, ta- sunan bentuk model bangunan yang akan
nam-tanaman, disain jalan yang terlindung menjadi point ofinterest di Iingkungannya.
, dari euaca, menghindari silau, dan se- 9. Harmonilkecocokan (harmony compatibi-
bagainya. lity)
2. Tampak yang menarik (visual interest) Prinsip harmonilkecocokan menekankan
Tampak yang menarik (visual interest) me- pada aspek arsitektural dan kecocokan este-
nekankan pada kualitas estetis lingkungan, tika yang berkaitan dengan masalah topo-
antara lain karakter arsitektur dan Iingkung- grafi yang harns diantisipasi dalam peren-
an.bangunan yang menyenangkan. canannya, baik masalah skala maupun ben-
3. Kegiatan (activity) tuk massanya.
Menekankan pada pentingnya pergerakan 10. Integrasi skala dan bentuk (Scale and
dan dimensi kehidupan jalan di lingkungan pattern integrated)
kota, dengan mempromosikan pedagang Prinsip integrasi skala dan bentuk ini her-
kaki lima, arcade, lobby, dan menghindari tujuan untuk mencapai skala manusia di
dinding-dinding yang kosong serta roang lingkungan kota, yang menekankan pada
parkir yang terlalu luas. ukuran, besar bangunan dan Massa
4. Kejelasan dan kenikmatan (clarity and bangunan, demikian pula dimensi estetika
convenience) yang berhubungan dengan kepekaan dan
Untuk menciptakan faktor kejelasan dan efek tekstur bangunan dengan skala pe-
kenikmatan, dapat dilakukan dengan eara mandangan dari arab tertentu.
an ,ga
No.
I
Kriteria
Pcncapaian
........
- KrjeIasan
- K
er.
8M FI'HIiKo Urbaa
'I~ tterltl 'e1'tIIICIIIfgan
Urbaa Systuls raeardl and
. t:qtaeeriqlnc.
- Pc:nc:apaian
• Orientasi
Ke¥iaLyadi
- Pc:ncapaian