Soegeng
Hardjono)
Soegeng Hardjono
Abstrak
Abstract
1)
Yi Loo (2016) dalam makalahnya yang berjudul sebaliknya yaitu dari belahan selatan equator
“Effect of climate change on seasonal monsoon menuju belahan utara equator. Periode lainnya
in Asia and its impact on the variability of adalah dua periode yang disebut sebagai
monsoon rainfall in Southeast Asia” bahwa periode peralihan yang terjadi diantara periode
wilayah Indonesia merupakan wilayah moonsun Asia dan moonsun Australia yaitu
moonsunal yang ditandai oleh sistem angin bulan Maret, April, Mei (MAM) dan September,
musim yang secara periodik berbalik arah enam Oktober, Nopember (SON). Menurut kajian yang
4)
bulan sekali tergantung dari kekuatan angin dilakukan oleh Roni Kurniawan (2011) dalam
permukaan sesuai pola angin musiman yang makalah penelitiannya yang berjudul “Variasi
sedang berlangsung. Kondisi tinggi gelombang Bulanan Gelombang Laut Indonesia
ini sangat dipengaruhi oleh tiga faktor penyebab mengidentifikasi bahwa gelombang tinggi sering
utama diantaranya adalah kecepatan angin, terjadi pada periode moonsun Asia sekitar
lamanya angin berhembus (duration), dan jarak bulan Januari dan moonsun Australia sekitar
dari tiupan angin pada perairan terbuka (fetch). bulan Juli. Walaupun demikian, ketinggian
Sedangkan panjang Fetch adalah jarak tempuh gelombang di wilayah perairan terbuka lebih
perjalanan gelombang dari awal tempat tinggi bila dibandingkan dengan perairan Antar-
pembangkitannya (Gb.3) Fetch ini dibatasi oleh Pulau. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
bentuk daratan yang mengelilingi laut. Menurut panjang fetch yang terbentuk di wilayah perairan
2)
Tom Ainsworth, (2015) dari NOAA/National tersebut.
Weather Service Forecast Office (WFO)(2015)
menyebutkan bahwa semakin panjang jarak B. Hubungan Tinggi Gelombang dan Panjang
fetchnya semakin besar gelombang yang terjadi. Kapal
dalam bukunya yang berjudul “Wave Bending pegolahan data. Metode pengumpulan data
Moments & Longitudinal Strength” menerangkan tentang tinggi gelombang signifikan (Hs) dan
bahwa ketika kapal berada diatas gelombang maksimum (Hmaks) diseluruh wilayah perairan
akan mengalami beban hogging moment Indonesia dilakukan melalui perolehan data dari
terburuk apabila posisi tengah badan kapal Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
berada di atas puncak gelombang (wave crest), (BMKG) Jakarta periode bulanan antara 2010
s/d 2015, Jakarta dan studi literatur beberapa
penelitian tentang karakteristik gelombang
perairan Indonesia. Perolehan metode dan
formula matematis yang sering digunakan
ditahap preliminary ship design untuk penentuan
korelasi antara tinggi gelombang (Hw) dan
panjang kapal (Lbp). Sedangkan metode
pengolahan data yang digunakan adalah
metode statistical analysis untuk menentukan
kurva tinggi gelombang maksimum rata2 dan
Gambar 2. gelombang ekstrim rata2 perbulan dan pertahun
Sagging and Hogging Moment disetiap wilayah perairan Indonesia. Hasil
ketinggian gelombang ini kemudian akan
sedangkan haluan dan buritan berada di lembah disesuaikan dengan tinggi gelombang
gelombang (wave trough). maksimum yang diijinkan untuk kapal KCR 60M
Disisi lain, kapal akan mengalami beban dengan panjang 60 m sehingga dapat
sagging momet terburuk apabila posisi tengah diidentfkasi kapan dan di wilayah mana saja
badan kapal berada di bawah lembah kapal KCR 60 dapat dioperasikan dengan aman
gelombang (wave trough) sedangkan haluan didalam batas wilayah perairan Indonesia.
dan buritan berada di atas puncak gelombang Demikian pula dapat diprediksi panjang kapal
(wave crest) seperti terlihat pada gambar 2. minimal yang aman untuk kondisi tinggi
Lebih dari itu, baik beban sagging maupun gelombang ekstrim tertinggi.
hogging akan terjadi lebih besar dan lebih
berbahaya apabila panjang gelombang/wave
length (Lw) setara dengan panjang kapal (Lbp) HASIL DAN PEMBAHASAN
atau Lw= Lbp. Walaupun demikian, apabila
panjang gelombang lebih pendek atau lebih A. Data Spesifikasi Teknis Kapal KCR 60M
panjang dari panjang kapal, maka nilai bending
moment akan lebih kecil dibandingkan bila Saat ini, jumlah 3 (tiga) buah kapal KCR 60M
panjang gelombang (Lw) sama dengan panjang produksi galangan kapal nasional PT.PAL
kapal (Lbp). Lebih dari itu, sifat gelombang laut Surabaya masuk dalam jajaran armada KRI
cenderung berbentuk trochoidal dari pada dengan nama KRI Sampari 628, KRI Tombak
sinosidal dimana puncak gelombang cenderung 629, dan KRI Halasan 630 mempunyai
curam dengan bentuk lembah yang relatif spesifikasi sebagai berikut :
landai.
7)
Menurut Craig B.Smith (2007) dalam penelitian
nya berjudul “Extreme Waves and Ship Design”,
bahwa dalam proses desain kapal sangat
penting untuk mempertimbangkan kondisi
perairan khususnya tinggi gelombang yang akan
dilalui. Dengan mempertimbangkan pada
kondisi terburuk untuk kekuatan struktur
memanjang kapal bila panjang gelombang (Lw)
sama dengan panjang kapal (Lbp) maka
penentuan tinggi gelombang (Hw) berdasarkan
panjang kapal (Lbp) pada gelombang trocoidal
0.5 Gambar 3.
dirumuskan sebagai Hw = 1.1(L)^ dimana Hw
0.5 Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M
dan Lbp dalam satuan feet dan Hw=0.61(L)^
dimana Hw dan Lbp dalam satuan meter.
1. Ukuran Utama :
BAHAN DAN METODE • Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
• Panjang garis air (LWL) : 55.25 M
Metode yang digunakan dalam penelitian ini • Lebar (B) : 8.10 M
meliputi metode pengumpulan data dan metode • Tinggi pada tengah kapal (T):4.85M
1. Komando Armada Indonesia Kawasan signifikan (Hs) dan maksimum (Hmaks). Tinggi
Barat (Koarmabar) gelombang significant (Hs) menurut NOAA
Koarmabar membawahi (5) lima Pangkalan adalah tinggi gelombang hasil prediksi NOAA
Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang meliputi: berdasarkan laporan dari pencatatan di atas
1. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I kapal dan buoys. Sedangkan tinggi gelombang
(Lantamal I) di Medan, Sumatera Utara, significant (Hs) didefinisikan sebagai tinggi rata2
2. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II
(Lantamal II) di Padang.
3. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut III
(Lantamal III) di Jakarta.
4. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV
(Lantamal IV)diTanjung Pinang.
5. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XII
(Lantamal XII) di Pontianak.
2. Komando Armada Indonesia Kawasan
Timur (Koarmatim)
Koarmatim membawahi tujuh Pangkalan Utama
Angkatan Laut (Lantamal) dan 2 Gugus
(Guskamla dan Gupurla) yang meliputi:
Gambar 4.
1. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V
The statistical distribution of wave heights
(Lantamal V) di Surabaya
2. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI
dari sepertiga tinggi gelombang tertinggi dalam
(Lantamal VI) di Makasar 11)
wave spektrum . Sedangkan tinggi H(mean)
3. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII
=0,64(Hs), dan tinggi gelombang maksimum
(Lantamal VII) di Kupang
(Hmaks) sekitar 1,5 s/d 2x(Hs) dan tinggi
4. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut
gelombang ekstrim (H.eks) didefinisikan dalam
VIII(Lantamal VIII) di Manado
formula matematik sebagai H.eks= 2,3x(Hs).
5. 5. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut
IX(Lantamal IX) di Ambon
1. Data Gelombang Wilayah Penelitian
6. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut X
Data gelombang yang berhasil dikumpulkan
(Lantamal X) di Jayapura
dipetakan berdasarkan wilayah penelitian yaitu :
7. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XI
wilayah Utara quator (U-Eq), Selatan equator
(Lantamal XI) di Merauke
(S-Eq) dan wilayah Antar-Pulau (AP). Jenis data
8. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XIII
gelombang adalah gelombang Ekstrim dan
(Lantamal XIII)diTarakan
gelombang maksimum. Gelombang ekstrim
9. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XIV
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
(Lantamal XIV) di Sorong.
gelombang tertinggi yang terjadi. Gelombang
ekstrim dan gelombang maksimum rata-rata
D. Tinggi Gelombang Perairan Indonesia.
untuk setiap wilayah penelitian perbulan dan
pertahun. Wilayah-wilayah penelitian yang
Karakteristik gelombang di perairan Indonesia
ditetapkan sesuai dan sedekat mungkin dengan
mempunyai pola yang berkaitan erat dengan
wilayah operasional kapal KCR 60M baik di
siklus angin moonsunal. Puncak gelombang
Utara Equator, Selatan Equator maupun Antar-
tertinggi terjadi pada periode moonsun Asia
Pulau. Wilayah penelitian Utara Equator
(Desember, Januari dan Pebruari) dan moonsun
meliputi: wilayah Laut Cina Selatan, Samudra
Australia (Juni, Juli dan Agustus). Sedangkan
Pasifik, Samudra Pasifik Utara, Samudra Hindia
pada moonsun peralihan kondisi gelombang
bagian Barat Sumatera, Laut Sulawesi dan Laut
umumnya tidak tinggi. Daerah yang rawan
Maluku. Sedangkan wilayah Selatan Equator
gelombang tinggi umumnya terjadi pada wilayah
meliputi: Laut Arafuru, Samudera Hindia-Selatan
perairan terbuka seperti wilayah perairan
Selat Sunda, Samudera Hindia-Selatan Laut
disebelah utara dan selatan equator yang
Jawa, dan Laut Timor. Wilayah Antar-Pulau
berhadapan langsung dengan samudera Pasific,
meliputi: Selat Karimata, Selat Makasar, Laut
Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan. Hal ini
10) Jawa, Laut Banda, Laut Flores, dan Laut Sawu.
telah dikaji oleh Kurniawan (2012) dalam
penelitiannya tentang Daerah Rawan
2. Data Gelombang (H.eks) & (H.maks)-rata2
Gelombang Tinggi Di Perairan Indonesia. Untuk
Utara Equator.
mengetahui sejauh mana tinggi gelombang yang
Didaerah belahan Utara-Equator, ketinggian
terjadi di wilayah utara dan selatan equator,
gelombang ekstrim di atas 4,73 m yang
serta daerah Antar-Pulau maka dibawah ini
merupakan batas tertinggi gelombang yang bisa
dilakukan pemetaan data yang berhasil
dilalui KCR 60M khususnya di perairan Laut
diperoleh dari BMKG tentang tinggi gelombang
Cina Selatan (6,1 s/d 7,2 m) dan Samudera 3 6,2 4,8 2,8 3,5 2,7 3,2
Pasific (4,8 s/d 5,2 m) di moonsun Asia serta 4 2,9 3,2 4,0 3,2 2 2,5
Barat Sumatra Utara (4,8 m) di bulan Agustus. 5 3,2 4,5 4,7 4,0 2,8 2,6
6 4,8 4,4 4,3 4,4 2,4 2,7
7 4,8 4,5 4,4 4,5 2,25 2,75
Tabel 2.
8 4,5 5,0 4,8 3,1 2,25 3,25
Gelombang (H.eks) Utara-Equator 9 4,2 3,7 4,5 3,5 1,6 2,4
(perbulan). 10 4 5,2 4,5 3,3 2,4 2,8
Laut Laut 11 6 4,6 4,3 3,8 3,2 2,8
Smd. Barat Utara Laut
Bln Cina Sula
Pasific Sumut Papua Maluku 12 7 4,8 2,8 4,4 3,3 3,4
Sel. wesi
1 7,2 4,8 2,9 3,4 3,5 3,6 Sumber Data : Hasil Olahan Data Penelitian
2 6,1 4,8 2,8 3,0 3,2 3,5
Gambar 5.
Peta Wilayah Pangkalan TNI-AL Koarmabar dan Koarmatim
Gambar 8.
Kurva Tinggi Gelombang (H.eks)-rata2
Selatan-Equator (perbulan)
Gambar 11.
Kurva Tinggi Gelombang (H.maks)-rata2
Antar-Pulau (perbulan)
Tabel 8.
Gelombang (H.eks)-rata2
Utara Equator, Selatan-Equator dan Antar-Pulau
(pertahun).
Antar-
Utara-Eq Sel-Eq
Pulau
(Eks- Rata2 Rata2 (Ekst- Rata2
(Eks- Gambar 13.
perthn) perthn)
perthn)
Tinggi Gelombang (H.eks)-rata2 Selatan-Equator
Sel.Kari
Laut
5,1 mata 2,9
Laut
4,6 (pertahun)
Cina Sel. Arafuru
Sel.
Samud. Selat
4,5 Maka 2,1 4,7
Pasific Sunda
sar
Barat Laut Selatan
3,9 3,4 3,8
Sumut Jawa Jawa
Utara Laut Laut
3,7 3,7 4,2
Papua Banda Timor
Laut Laut
2,6 3,2 ___ ___
Sulawesi Flores
Laut Laut
3 3,0 ___ ___
Maluku Sawu
Sumber Data : Hasil Olahan Data Penelitian
Austal, Henderson, Western Australia dan diserah tertinggi, maka terlebih dahulu dilakukan asumsi
terimakan ke Royal Australian Navy/ RAN Juni melalui pengambilan data gelombang ekstrim
12)
2005 sebanyak 2 (dua) buah , 2006 sebanyak 6 tertinggi di ke 3 (tiga) wilayah (Utara-Equator,
(enam) buah, dan 2007 sebanyak 5 (lima) buah. Selatan-Equator, dan Antara-Pulau). Penentuan
Kapal HMAS Armidale kelas Fast Patrol Boat ini gelombang ekstrim tertinggi dilakukan dengan
mempunyai spesifikasi hampir sama dengan KCR melakukan penentuan tinggi gelombang ekstrim
60M dengan panjang kapal sekitar 56,8 m seperti rata2 pertahun disetiap perairan yang berada di
terlihat dalam Tabel 9. ke 3 (tiga) wilayah yaitu Utara-Equator, Selatan-
Equator, dan Antara-Pulau. Seperti yang terlihat
Tabel 9. pada Gb.12, Gb.13 dan Gb.14. Berdasarkan ke
Dimensi Utama HMAS Armidale dan KCR 60M 3 (tiga) kurva tersebut gelombang ekstrim
Spesifikasi HMAS KCR 60M tertinggi rata2 adalah 5.1 m. Dengan
0.5
Teknis Armidale menggunakan formula Hw=0.61(L)^ . dimana
Panjang (m) 56,80 59,80 Hw=5,1 m, maka panjang kapal KCR yang sesuai
Lebar (m) 9,50 8,10 untuk melewati tinggi gelombang 5,1 m harus
Sarat max.(m) 2,70 2,60 mempunyai panjang minimal 69,90m ≈ 70m atau
Displacement (Ton) 305 460 ≥ 70m.
Kecepatan (Knots) 25 28
Kemampuan Sea Sea State
kinerja senjata State 4 4 SIMPULAN
Kemampuan Sea Sea
Navigasi & patroli State 5 State 6 Hasil perhitungan prediksi tinggi gelombang
Sumber : www.navy.gov.au/hmas-armidale-i maksimum yang dapat dilalui oleh kapal KCR
dan www.navy recognition.com/ 60M adalah 4,73 m. Sedangkan hasil analisa
tinggi gelombang di wilayah perairan Indonesia di
atas 4,73 m adalah terjadi di Utara-Equator antara
4,8 hingga 7,2 m yaitu di Laut Cina Selatan,
Samudera Pasific dan Barat Sumatera Utara
meliputi Lantamal II (Padang), Lantamal IV
(Tanjung Pinang) dan Lantamal XII (Pontianak)
dalam periode moonsun Asia, Lantamal XIV
(Sorong), dan Lantamal X (Jayapura) di moonsun
peralihan. Sedangkan di Selatan-Equator tinggi
gelombang antara 4,8 hingga 7,5 m terjadi di Laut
Arafuru, Selat Sunda dan Laut Timor meliputi
Lantamal IX (Ambon), Lantamal VII (Kupang), dan
Lantamal XI (Merauke) dalam 2 (dua) periode
moonsum Asia dan Australia serta Lantamal III
pada pertengahan moonsun Australia (Agustus).
Gambar 15. Sedangkan gelombang di perairan Antar-Pulau
Kapal HMAS Armidale Royal Australian Navy. antara 4,75 hingga 5,8m yaitu di Laut Jawa, Laut
Banda, dan Laut Flores meliputi Lantamal III
Kapal HMAS Armidale dirancang untuk (Jakarta), Lantamal V (Surabaya), Lantamal VI
memenuhi specific requirements dari Royal (Makasar), dan Lantamal IX (Ambon) khususnya
Australian Navy dimana kapal harus mampu pada periode moonsun Asia. . Berdasarkan kurva
melakukan operasi boarding operations sampai gelombang ekstrim dapat diprediksi tinggi
Sea State 4, dan mampu melakukan operasi gelombang ekstrim rata2 adalah sebesar 5,1m.
13)
navigasi dan patroli hingga Sea State 5. Sehingga dapat diprediksi pula panjang minimum
Berdasarkan informasi tersebut di atas, dapat kapal KCR 60M yang aman melampaui tinggi
disimpulkan bahwa kapal KCR 60M seperti gelombang 5,1m adalah 70m ditinjau dari sisi
halnya HMAS Armidale juga mampu melakukan kekuatan memanjang akibat beban momen
penggunaan senjata pada Sea State 4 dan lengkung yang menyebabkan beban Hogging
melakukan operasi Navigasi serta patroli hingga maupun Sagging.
Sea State 6 yang nampak sedikit lebih baik dari
kapal HMAS Armidale.
UCAPAN TERIMA KASIH
E. Prediksi Panjang Kapal KCR minimal.
Dengan puji syukur kepada yang Maha Esa pada
Untuk memprediksi seberapa besar panjang akhirnya telah terselesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
kapal KCR ideal yang aman dan mempunyai dengan baik. Tak lupa rasa terima kasih kepada
kemampuan beroperasi di gelombang ekstrim teman-teman dari Direktorat Pusat Teknologi
Industri Pertahanan dan Keamanan-BPPT satu 6. Claude Daley, Longitudinal Strength & Wave
team kapal KCR atas info dan kerjasamanya Bending Moments, Ship Structures, Faculty of
serta terimakasih pula atas bantuan informasi dari Engineering and Applied Science, Memorial
BMKG yang sangat berguna dalam penelitian ini. University, Canada, 2013, p.60-65.
Semoga informasi penelitian ini dapat bermanfaat 7. Craig B. Smith, Extreme Waves and Ship
bagi semua pihak yang berkepentingan. Design, 10th International Symposium on
Practical Design of Ships and Other Floating
Structures, Texas, USA, 2009.
DAFTAR PUSTAKA 8. WMO.,The SeaState and The Swell of The
Sea,Weather Meteorological Office Fact
1. Yen Yi Loo, at al.. Effect of climate change on Sheet 6, accessed 24 Sept 2012.
seasonal monsoon in Asia and its impact on 9. David Raja Marpaung, Analisis Kekuatan
the variability of monsoon rainfall in Southeast Angkatan Laut Indondesia, 2016, https://
Asia, China University of Geosciences, indonesiadefenseanalysis.blogspot.co.id/
Beijing, 2016. 2016/05/analisis-kekuatan-angkatan-laut.html
2. Tom Ainsworth, Significant Wave Height, 10. Roni Kurniawan, M. Najib Habibie dan
National Weather Service (NWS) of NOAA, Donaldi S.Permanaat. Kajian Daerah Rawan
Juneau, Alaska, January 6, 2015. Gelombang Tinggi Di Perairan Indonesia,
3. Bayong, Tj.H.K.. Sains atmosfer, Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG,
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta, 2012.
Jakarta, 2008. 11. NOAA. The Statistical Distribution Of Wave
4. Roni Kurniawan, M. Najib Habibie, Suratno, Heights, National Weather Service Forecast
Variasi Bulanan Gelombang Laut Indonesia, Office, Juneau, AK, 2016.
Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, 12.Saunders, IHS Jane's Fighting Ships 2012–
Jakarta, 2011. 2013, p. 33
5. The International Association of Classification 13. Heron, Wesley and Powell, Welcome to the
Societies (IACS), 2010, Recommendation No. Armidale Class.. Papers in Australian
34, Standard Wave Data, IACS, Maritime.Issues, 2006, p. 130.
www.iacs.org.uk.