Anda di halaman 1dari 15

ADENOMIOSIS UTERI

Definisi

Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang merupakan lapisan
bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding (otot) rahim. Biasanya terjadi di
akhir2 masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
Ademomyosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium, yang biasanya ada pada garis
rahim, hadir dalam dan tumbuh ke dalam dinding otot rahim. Hal ini paling mungkin terjadi
di akhir tahun Anda melahirkan dan setelah Anda sudah memiliki anak.
Adenomiosis tidak sama seperti endometriosis - suatu kondisi di mana lapisan rahim menjadi
tertanam di luar rahim - meskipun perempuan dengan adenomiosis sering juga memiliki
endometriosis.

Etiologi
Ukuran rahim membesar 2 atau 3 kali lipat ukuran normal.

Penyebab tidak diketahui pasti, ada beberapa teori diduga sebagai penyebabnya:

1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim.


Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup ke
dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana. Beberapa ahli percaya
bahwa adenomiosis hasil dari invasi langsung dari sel-sel endometrium dari
permukaan rahim ke dalam otot yang membentuk dinding rahim. Insisi uterus
dilakukan selama operasi seperti operasi caesar (C-section) mempromosikan
invasi langsung dari sel-sel endometrium ke dalam dinding rahim.
2. Teori Pertumbuhan.
Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini memang sudah ada saat janin
mulai tumbuh. ahli lainnya berspekulasi adenomiosis yang berasal dalam otot rahim
dari jaringan endometrium disimpan di sana ketika rahim pertama kali terbentuk pada
janin perempuan.
3. Peradangan rahim akibat proses persalinan.
Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses persalinan.
Proses deklamasi endometrium pada periode paska persalinan bisa menyebabkan
pecahnya/putusya ikatan sel pada endometrium.
Dari teori diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa faktor risiko terkena adenomiosis
adalah persalinan baik cesar maupun normal.
Walaupun tidak berbahaya, nyeri dan perdarahan berlebihan yang ditimbulkannya bisa
menggangu aktifitas sehari-hari. Bahkan jika nyeri berulang dapat menyebabkan
gangguan psikologi pada penderita seperti depresi, sensi, gelisah, marah dan rasa tidak
berdaya. Dalam hal-hal seperti ini perlu segera cari pertolongan dokter. Perdarahan yang
banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan anemia.

Faktor resiko

a. Sebelum operasi rahim, seperti bagian-C atau penghapusan fibroid


b. Melahirkan
c. Trauma pembedahan
d. Kebisaan kesehatan
e. Menstruasi

Manifestasi Klinis
Adenomyosis mungkin tidak menghasilkan segala gejala-gejala, meskipun beberapa wanita-
wanita mungkin mengalami:
a. Perdarahan yang berlebihan,
b. Periode-periode menstruasi yang menyakitkan, Diharapkan dengan menikah dan
kemudian melakukan hubungan intim dan mengalami orgasme akan mengurangi
ketegangan pada rahim sehingga dismenore akan berkurang. Kehamilan juga dapat
mengurangi dimenore, yang diduga terjadi karena hilangnya sebagian saraf pada akhir
kehamilan.
c. Perdarahan diantara periode-periode, dan
d. Hubungan seksual yang menyakitkan.
e. Perdarahan menstruasi berat atau lama
f. Parah kram atau tajam, nyeri panggul pisau seperti selama menstruasi (dismenore)
g. Kram menstruasi yang berlangsung sepanjang periode Anda dan memburuk seiring
bertambahnya usia
h. Nyeri selama hubungan seksual
i. Pendarahan antara periode
j. Gumpalan darah Passing selama periode anda
Komplikasi

Meskipun tidak berbahaya, rasa sakit dan perdarahan yang berlebihan berhubungan
dengan adenomiosis dapat memiliki efek negatif pada gaya hidup Anda. Anda mungkin
menemukan diri menghindari kegiatan yang sebelumnya dinikmati karena Anda tidak
tahu kapan atau di mana Anda mungkin mulai berdarah. periode Nyeri dapat
menyebabkan Anda kehilangan pekerjaan atau sekolah dan dapat strain hubungan.
Berulang sakit dapat menyebabkan depresi, mudah tersinggung, kemarahan kecemasan,
dan perasaan tak berdaya. Itulah mengapa penting untuk mencari evaluasi medis jika
Anda curiga Anda mungkin memiliki adenomiosis.

Prosedur kuretase

Definisi
Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam
kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan
secara sistematik.

Indikasi
o Abortus inkomplit
o Abortus septik
Gunakan secara hati-hati pada
o Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi).
o Abortus mola.
o Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi.

Langkah klinik
A. Persetujuan tindakan medic
B. Persiapan sebelum Tindakan
I. Pasien
1. Cairan dan slang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan
dengan air dan sabun.
2. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
4. Medikamentosa
a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin HCL 0,5 mg/kg BB, Tramadol
b. 1-2 mg/kg BB)
c. Sedativa (Diazepam 10 mg)
d. Antropin Sulfas 0,25-0,50 mg/ml
5. Larutan antiseptik (Povidon lodin 10%).
6. Oksigen dengan regulator.
7. Instrumen
a. Cunam tampon : 1
b. Canam peluru atau tenakulum : 1
c. Klem ovum (Foerster/Fenster clamp) lurus dan kengkung : 2
d. Sendok kuret : 1 set
e. Penera kavum uteri (Uterine Sound/Sondage) : 1
f. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
g. Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 sekali pakai : 2
h. Dilatator
Tindakan
1. Instruksi asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik.
2. Pethidine hanya diberikan apabila tersedia antidotum dan alat resusitasi.
3. Lakukan kateterisasi kandung kemih (lihat prosedur kateterisasi).
4. Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan bukaan serviks, besar,
arah dan konsistensi uterus.
5. Periksa juga kemungkinan penyulit atau kondisi patologis lainnya.
6. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%.
7. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.
8. Dengan satu tangan masukkan spekulum Sim’s/L secara vertikal ke dalam vagina,
9. Setelah itu putar ke bawah sehingga posisi bilah menjadi transversal.
a. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya.
b. Dengan sedikit menarik spekulum bawah (hingga lumen vagina tampak jelas)
10. Masukkan bilah spekulum atas secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas
hingga jelas terlihat serviks.
a. Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya.
b. Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas antiseptik yang
dijepitdengan cunam tampon), tentukan bagian serviks yang akan dijepit (jam
11 dan.
11. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan.
12. Setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan spekulum atas. Lakukan pemeriksaan
kedalaman dan lengkung uterus derngan penera kavum uteri. Pegang gagang
tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks hingga
menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang tertahanpada kanalis).
a. Bila dilatasi serviks cukup besar, lakukan pengambilan jaringan dengan klem
ovum (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyetuh fundus kemudian
tutup dan tarik).
b. Pilih klem yang mempuyai permukaan cincin yang halus dan rata, agar tidak
melukai dinding dalam uterus.
13. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang terjepit atau
ke luar.
14. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan ujung sendok
kuret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis serviks ke dalam uterus hingga
menyetuh fundus uteri (untuk mengukur kedalaman).
15. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematik dan searah jarum jam, hingga
bersih (seperti mengenai bagian bersabut).
a. Untuk dinding kavum uteri yang berlawanan dengan lengkung kavum ueri,
masukkan sendok kuret sesuai dengan lengkung uteri, setelah mencapai fundus
putar gagang sendok 180°, baru lakukan pengerokan.
16. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenagi lumen vagina
bagian belakang.
17. Selesainya kerokan ditandai dengan keluarnya buih/ busa pink, kerokan terasahalus,
adanya kontraksi uterus yg ditandai dgn terjepitnya sendok kuret, dan perdarahan
berhenti.
18. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.
19. Lepaskan spekulum bawah.
20. Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke Laboratorium Patologi.
Penatalaksanaan
 FARMAKOLOGI
a. Anti-inflamasi obat. Jika anda menjelang menopause, dokter Anda mungkin telah
Anda mencoba obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen (Advil, Motrin, lainnya), untuk
mengontrol rasa sakit. Dengan memulai obat anti-radang dua sampai tiga hari
sebelum haid dimulai dan terus membawanya selama periode Anda, Anda dapat
mengurangi aliran darah menstruasi selain menghilangkan rasa sakit.
b. Obat hormon. Mengontrol siklus menstruasi Anda melalui kombinasi kontrasepsi
estrogen-progestin oral atau melalui hormon yang mengandung tambalan atau cincin
vagina dapat mengurangi perdarahan berat dan rasa sakit yang terkait dengan
adenomiosis. Kontrasepsi progestin-only, seperti alat kontrasepsi yang mengandung
progestin atau pil kelahiran terus menerus-menggunakan kontrol, sering menyebabkan
amenore - tidak adanya periode menstruasi Anda - yang mungkin memberikan
bantuan.
c. Tramalsupp

Kandungan
Tramadol100 mg/ supositoria

Indikasi
Nyeri kronik sedang sampai berat

Kontra Indikasi
Pasien dlm terapi MAOI. Hipersensitif thd opioid lain. Pasien dengan ketergantungan
obat.

Efek Samping
Mual, muntah, dispepsia, konstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, wajah
memerah, mulut kering, sakit kepala

Perhatian
Penderita trauma kepala, peningkatan TIK, gangguan fungsi ginjal & hati yang berat.
Hipersekresi bronkus. Penderita ketergantungan obat. Tidak dapat menekan gejala
"putus obat" akibat pemberian morfin. Hamil & laktasi. jangan
mengemudi/menjalankan mesin
Dosis
Sehari 1-8 kapsul; 1-4 supositoria; 1-8 ampul 50 mg/ml; 1-8 ampul 100 mg/2 ml I.V.;
I. M.; S.K.; tablet retard: Dewasa diatas umur 14 th: 1-2 tablet sebagai dosis tunggal,
diutamakan pagi dan malam hari; nyeri yang berat: 2 tablet dapat digunakan sebagai
dosis awal; dosis harian sampai 400 mg; anak-anak: Tidak direkomendasikan untuk
anak dibawah 14 th

Interaksi
Obat yg bekerja pada SSP, peningkatan efek sedasi. Jangan digunakan bersama
MAOI

Kemasan
Suppositoria 100 mg x 10
 NON FARMAKOLOGI
Histerektomi.

Jika rasa sakit parah dan menopause adalah tahun lagi, dokter mungkin menyarankan
operasi untuk mengangkat rahim (histerektomi). Menghapus ovarium Anda tidak perlu
untuk mengendalikan adenomiosis.
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim dan uterus) pada seorang
wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak.
Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan.
Alasan utama dilakukannya histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim.

Adapun penyebab lainnya adalah sebagai berikut.

1. Adanya fibroid yang merupakan tumor jinak pada rahim. Histerektomi perlu
dilakukan karena tumor ini dapat menyebabkan perdarahan berkepanjangan, nyeri
panggul, anemia, dan tekanan pada kandung kemih.
2. Endometriosis, suatu kelainan yang disebabkan dinding rahim bagian dalam yang
seharusnya tumbuh di rahim saja, juga ikut tumbuh di indung telur, tuba fallopii, atau
bagian tubuh lainnya. Hal ini bisa membahayakan bagi ibu. Oleh karena itu, biasanya
dianjurkan untuk melakukan histerektomi oleh dokter.

Ada beberapa jenis histerektomi yang perlu kita ketahui. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, rahim diangkat, tetapi
mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena
kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher
rahim) secara rutin.
2. Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara
keseluruhannya.
3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. Histerektomi ini mengangkat uterus,
mulut rahim, kedua tuba fallopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium
menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya masih muda.
4. Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan, dan
kelenjar limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa
jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita.

Histerektomi dapat dilakukan melalui irisan pada bagian perut atau melalui vagina. Pilihan
ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari,
dan berbagai pertimbangan lainnya.

Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam minggu.
Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak yang dapat
memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan, disarankan untuk
menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang buncis, kacang panjang,
brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti setelah operasi lainnya, makan
makanan yang kaya protein dan meminum cukup air akan membantu proses pemulihan.

Asuhan keperawatan
 Pengkajian

1. Anamnesa
a) Biodata klien
- Nama : Ny. N
- Usia : 40 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : IRT
- Alamat :-
- Pendidikan terakir : SMA
b) Keluhan utama: nyeri tak tertahankan saat menstruasi.
- Provoking incident (P):
Tanyakan pada klien apakah ada peristiwa yang menjadi factor predisposisi dan
factor presipitasi terjadinya nyeri Tanyakan apakah ada faktor – faktor yang
memicu dan meringankan rasa nyeri.
- Quality, quantity (Q):
Nyeri. Tanyakan pada klien bagaimana gambaran dari rasa nyeri (terasa panas,
seperti terbakar atau perih). Pada Pada kasus, klien mengatakan nyeri tak
terhankan pada saat menstruasi. Nyerinya seperti ingin pingsan.
- Region, radiation, relief (R):
Pada kasus, nyeri yang dirasakan tidak teridentifikasi.
- Severity, scale (S):
Tanyakan pada klien seberapa parah nyeri yang dirasakan. Dan bisa ditanyakan
dengan skala 1-10. Pada kasus, tidak teridentifikasi.

Tipe Nyeri
Skala Nyeri Tipe Nyeri
1-3 nyeri ringan
4-6 nyeri sedang
7-9 nyeri berat.
10 nyeri sangat berat.

(Sumber: Saduran dari Fundamental Of Nursing, Sudiharto, Asuhan Keperawatan


pada Pasien Nyeri, 1996 ; 23).

- Time (T):
Tanyakan pada klien seberapa sering nyeri yang dirasakan oleh klien. Pada kasus
dirasakan saat menstruasi
c) Riwayat kesehatan sekarang:
Klien dirawat di rumah sakit hasan sadikin ke poli kebidanan dengan keluhan klien
mengeluh nyeri tak tertahankan saat menstruasi.
d) Riwayat kesehatan masa lalu:
Nyeri saat menstruasi sejak 3 tahun yang lalu.
e) Riwayat kesehatan keluarga:
Tanyakan pada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit dengan tanda gejala yang sama dengan klien?Apakah ada riwayat herediter?
Pada kasus, tidak teridentifikasi.
f) Riwayat obat-obatan:
Tanyakan pada klien apakah klien memiliki alergi pada obat tertentu?
Apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti analgesik, antibiotik, atau
obat – obat untuk kelainan reproduksi baik dari resep dokter/dibeli sendiri
sebelumnya?Apakah ada efek samping obat yang mempengaruhi kondisi klien?
Pada kasus klien mendapat clovamax IV 3x1 mg, pramasub 3x50mg..

2. Pola-pola fungsi kesehatan


a) Pola Aktivitas & Lingkungan
Tanyakan bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal klien dan tempat biasanya
klien beraktivitas? Apakah dalam aktivitas sehari - hari klien terganggu dengan
keadaannya saat ini?Apakah klien mudah lelah dalam beraktivitas? Apakah
lingkungan sekitar klien menjadi faktor resiko timbulnya gejala pada
penyakitnya?Pada kasus, klien merasa cemas karena berbaring terus, dan bertanya
mengenai proses penyembuhan luka.
b) Pola Gaya Hidup
Tanyakan pada klien kapan haid pertama kali?. Pada kasus klien sejak berusia 14
tahun siklusnya 28 hari, teratur setiap bulannya, mengalami nyeri menstruasi, setelah
menikah nyeri menstruasi tidak pernah dirasakan lagi.
c) Pola Eliminasi
Tanyakan kepada klien bagaimana pola eliminasi klien? Pada kasus tidak
teridentifikasi.
d) Pola Nutrisi/Cairan
Tanyakan pada klien berapa banyak klien biasanya minum dan makan dalam sehari?
Tanyakan pada klien apakah berat badan klien turun/tidak?Bagaimana asupan nutrisi
klien setiap harinya? Pada ksus tidak teridentifikasi.

3. Aspek psiko-sosio-spiritual
Terhadap Klien
1) Bio
Setelah histeroskopi terjadi perubahan fisik, dan gangguan .
2) Psiko
Klien tampak sedih, menangis banyak bersedih, menyalahkan diri, beratnya proses
penyembuhan luka, perubahan fisik setelah operasi dan gangguan hubungan seksual.
3) Sosio
Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat karena harus
menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan
ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti
biasanya.
4) Spiritual
Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan keyakinannya
baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan
ketidakmampuannya.
4. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : -
 Tanda – tanda vital :
TD : 110/70mmHg
RR : 20x/menit
N : 88x/menit
T :36.5 0C
 Head to toe:
a. Kepala : -
b. Torak : -
c. Abdomen : nyeri setelah operasi.
d. Genitalia : -
e. Ekstremitas : -
 Pemeriksaan per sistem
a. Status nutria dan penggunaan kimia :
 Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
 Mengukur lipat kulit trisep
 Mengukur lingkar lengan atas
 Mengkaji kadar protein darah dan keseimbangan kadar elektrolit
dalam darah.
 Pengobatan lokal dan alkohol
b. Status pernafasan
 Latihan napas dan penggunaan spinometri intensif
 Pemeriksaan fungsi paru dan AGD
 riwayat sesak napas.
c. Status kardivaskuler
 Penyakit kardiovaskuler
 Kebiasaan merubah posisi secara mendadak
 Riwayat imobilisasi berkepanjangan
 Hipotensi dan hipoksia
 Kelebihan cairan atau darah
 Riwayat perdarahan
d. Fungsi imunologi
 Kaji adanya alergi
 Riwayat transfuse darah
 Riwayat asthma bronkial
 Riwayat transplantasi ginjal.
e. Perkembangan gerontologis
 Penyakit kronis
 Ketakutan lansia
 Fungsi jantung, ginjal
 Aktivitas GI
 Dehidrasi, konstipasi, malnutrisi
 Penurunan penglihatan dan sensasi
 Penyakit pribadi
 Keadaan mulut

5. Pemeriksaan diagnostic
 Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi

Tes laboratorium pada pasien dismenore sekunder atau nyeri pelvis kronis hangat
terbatas. Hitung jenis darah dapat membantu mengevaluasi akibat adanya pendarahan
yang terus menerus. Laju enap darah
dapat membantu mengidentifikasi adanya proses inflamasi, namun tidak spesifik.Tes
radiologi umumnya terbatas untuk etiologi yang tidak berhubungan dengan
gynecology, seperti pemeriksaan
pada saluran pencernaan dan saluran kemih. Tes ultrasonografi pada pelvis
memberikan manfaat yang besar karena memberikan gambaran adanya myoma, tumor
adnexal atau tumor lainnya, dan lokasi
pemakaian IUD(Smith, 2003)
 Histerosalpingogram
Suatu pemeriksaan roentgen daerah panggul setelah suatu kontras dimasukkan ke
dalam dinding rahim
 Pemeriksaan MRI
Mendeteksi adanya adenomyosis dan seberapa luas adenomyosis dan juga dapat
membedakannya dari fibroid. Pemeriksaan MRI panggul ini harus dikerjakan dengan
media kontras Gadolinium yang disuntikkan ke pembuluh darah
6. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Hb.
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi.
Mean corpuscular volume (MCV). MCV adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit.
MCV meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada
anemia karena kekurangan vitamin B12. MCV menurun jika eritrosit lebih kecil dari
biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pada luka operasi atu proses
operasi.
Dapus

http://www.drdidispog.com/2011/02/adenomiosis.html#ixzz1Mkg191Xq
http://www.mayoclinic.com/health/Adenomyosis/DS00636
http://www.drdidispog.com/2011/02/adenomiosis.html

http://www.mayoclinic.com/health/Adenomyosis/DS00636/DSECTION=causes

http://www.totalkesehatananda.com/uterinegrowth5.html
http://www.mayoclinic.com/health/Adenomyosis/DS00636/DSECTION=symptoms

http://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-pada-anemia.html

http://www.scribd.com/doc/6502584/KURETASE

http://default.tabloidnova.com/article.php?name=/wajib-diketahui-seputar-
kuretase&channel=kesehatan

http://masalahkesehatanwanita.blogspot.com/2010/01/histerektomi.html

Boback,Lowdermilk,Jensen.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatn: Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC

Hall, guyton. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC : Jakarta

Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Juall, Lynda. 2008. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis edisi 09. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai