Resume UU 1970
Resume UU 1970
DASAR-DASAR K3
KELEMBAGAAN K3
RESUME
Oleh:
Herwiyanto
PT FREEPORT INDONESIA
TEMBAGAPURA PAPUA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 4
A. Tujuan K3 9
B. Pengertian 9
C. Prinsip Dasar Pencegahan Kecelakaan 10
D. Metode Pencegahan Kecelakaan 11
E. Analisis Kecelakaan Kerja 11
2
BAB III KELEMBAGAAN K3 13
A. Kelembagaan K3 13
B. Dasar Hukum 13
C. Ruang Lingkup 14
D. Tugas Pokok dan Fungsi P2K3 DK3N dan PJK3 14
BAB IV PENUTUP 15
3
PENDAHULUAN
4
BAB I
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970
B. Tujuan
Tujuan daripada UU Keselamatan Kerja adalah:
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan tanpa hambatan apapun.
5
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 5, 20 dan 27
2. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok mengenai Ketenagakerjaan.
D. Ruang Lingkup
Undang-undang Keselamatan Kerja memuat aturan-aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
6
air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
E. Syarat-syarat K3
Persyaratan tersebut ditetapkan dalam pasal-pasal di bawah ini:
Pasal 3 ayat 1 berisikan arah dan sasaran yang akan dicapai.
Pasal 2 ayat 3 merupakan escape clausul , sehingga rincian yang
ada dalam pasal 3 ayat 1 dapat diubah sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta penemuan-penemuan
di kemudian hari.
Pasal 4 ayat 2, mengatur tentang kodifikasi persyaratan teknis
keselamatan dan kesehatan kerja yang memuat prinsip-prinsip
teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun
secara teratur, jelas dan praktis.
F. Pengawasan K3
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap UU Keselamatan
Kerja, sedangkan pegawai pengawas dan ahli keselamatan dan
7
kesehatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya UU ini dan membantu pelaksanaannya.
G. Pembinaan K3
Undang-undang Keselamatan Kerja mengatur tentang kewajiban
pengurus dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerjanya. Undang-undang Keselamatan Kerja juga mengatur
kewajiban tenaga kerja. Hal ini juga berlaku pula bagi orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut.
H. Ketentuan Pelanggaran
Ancaman hukuman dari pelanggaran ketentuan UU Keselamatan Kerja
adalah hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda
setingginya Rp. 100.000,-. Proses projustisia dilaksanakan sesuai
dengan UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.
I. Peraturan Pelaksanaan
Dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Peraturan pelaksanaan yang bersumber dari
Velleigheidsreglement (VR) 1910 berupa peraturan khusus yang
masih diberlakukan berdasarkan pasal 17 UU Keselamatan Kerja.
2. Peraturan pelaksanaan yang dikeluarkan berdasarkan
UU Keselamatan Kerja sendiri sebagai peraturan organiknya.
8
BAB II
DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)
A. Tujuan K3
Seperti yang sudah dijelaskan dalam UU Keselamatan Kerja, tujuan K3
adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan menjamin:
Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di
tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya.
Setiap sumber produksi dapat dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses produksi berjalan lancar.
B. Pengertian
1. Pengertian K3
Secara Filosofi :
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara Keilmuan :
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Secara Praktis :
Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun
sumber dan proses produksi secara aman dan efisien dalam
pemakaiannya.
9
penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang
telah ditetapkan.
3. Tingkat bahaya (Danger) adalah ungkapan adanya potensi bahaya
secara relative.
4. Risiko (Risk) adalah menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan
atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi
tertentu.
5. Insiden adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah
mengadakan kontrak dengan sumber energi melebihi nilai ambang
batas badan atau struktur.
6. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia dan atau harta benda.
7. Aman dan selamat adalah kondisi tiada ada kemungkinan
malapetaka (bebas dari bahaya).
8. Tindakan tidak aman adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya
kecelakaan.
9. Keadaan yang tidak aman adalah suatu kondisi fisik atau keadaan
yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan
terjadinya kecelakaan.
10
Rangkaian faktor-faktor penyebab kejadian kecelakaan dalam teori
domino dapat diurutkan sbb:
1. Kelemahan pengawasan oleh manajemen (Lack of control
management)
2. Penyebab Dasar
3. Sebab yang Merupakan Gejala (Symptom): Kondisi dan Tindakan
Tidak Aman
4. Kecelakaan
5. Biaya Kecelakaan
11
Agar dapat dilakukan penyidikan dan penelitian serta analisis
untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa
12
BAB III
KELEMBAGAAN K3
A. Kelembagaan K3
Adalah sebuah organisasi / badan swasta independent, non pemerintah
yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
beranggotakan perusahaan dan lembaga usaha berbadan hukum di
Indonesia. Lembaga K3 yang ada di Indonesia pada saat ini adalah : P2K3,
DK3N dan PJK3.
P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) adalah suatu lembaga yang dibentuk di perusahan
untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari
unsure pengusaha dan pekerja.
DK3N (Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional) adalah suatu lembaga yang dibentuk untuk membantu
memberi saran dan pertimbangan kepada Menteri tentang usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja.
PJK3 (Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatahn Kerja) adalah suatu lembaga usaha berdasarkan surat
keputusan penunjukkan dari Depnakertrans yang bergerak di bidang
jasa keselamatan dan kesehatan kerja yang mempunyai ahli K3 di
bidangnya.
B. Dasar Hukum
Dasar hukumnya adalah UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 10 ayat 1 dan 2 dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
pembentukan, susunan dan tata kerja DK3N, DK3W dan P2K3.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang P2K3
serta tata cara penunjukkan ahli K3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1995 tentang PJK3.
13
C. Ruang Lingkup
Meliputi latar belakang kebijakan, dasar hokum, tugas dan fungsi serta
prosedur pembentukan lembaga P2K3, DK3N dan PJK3.
14
Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masalah K3.
BAB IV
PENUTUP
15