Anda di halaman 1dari 31

SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.

KD19

1
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah sehingga penyusun mendapat
kemudahan dalam menyelesaikan modul Sensor dan Transduser Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
Elektronika. Modul ini disusun berdasarkan kebutuhan kompetensi di bidang Teknik Elektronika Industri.
Modul ini akan membantu peserta didik SMK dalam menerapkan sensor dan transduser pada sistem
elektronika. Modul ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar, yaitu: (1) Defenisi Sensor dan Transduser, (2)
Sensor, (3) Transduser.
Dalam penyusunan modul ini mungkin masih terdapat kekurangan baik isi maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, praktisi,
dan pengguna modul ini demi perbaikan pada waktu yang akan datang. Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberi segala bantuan atas tersusunnya modul ini.

Medan, 15 Oktober 2018

Penyusun

2
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

PRASYARAT

Untuk mempelajari modul SENSOR DAN TRANDUSER memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki
peserta didik, yaitu:
1. Peserta didik mengetahui dan menguasai komponen elektronika.
2. Peserta didik mengetahui dan menguasai alat ukur elektronika.
3. Peserta didik memahami gambar rangkaian elektronika.
4. Peserta didik telah mengenal berbagai alat ukur seperti: multitester, dan mengoperasikan osiloskop.

3
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

PETUNJUK UNTUK GURU

Dengan modul ini diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Oleh karena itu,
peserta didik diharapkan dapat mengikuti penjelasan di dalam modul secara seksama dan mengerjakan
setiap tugas / latihan yang terdapat pada modul. Untuk membantu para peserta didik, guru hendaknya
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
 Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
 Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
 Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa
mengenai proses belajar siswa
 Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk
belajar
 Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
 Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan,

4
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

PETUNJUK UNTUK PESERTA DIDIK

Untuk memudahkan peserta didik dalam menggunakan modul ini, hendaknya peserta didik
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
 Persiapkan dan periksalah kondisi alat dan bahan yang akan digunakan dalam setiap kegiatan
belajar!
 Bacalah lembar informasi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebelum mengerjakan
lembar kerja yang ada dalam modul!
 Lakukan langkah kerja sesuai dengan urutan yang telah ditentukan!
 Konsultasikan rangkaian yang akan diuji kepada instruktur sebelum dihubungkan ke sumber
tegangan!
 Mengerjakan soal-soal baik yang ada dalam lembar latihan pada setiap kegiatan belajar!

5
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

CEK KEMAMPUAN

Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah anda miliki, maka isilah cek list (v) seperti pada tabel di
bawah ini dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Saya dapat
melakukan
Kompetensi pekerjaan ini
Pernyataan Jika Ya
Dasar dengan
kompeten
Ya Tidak
3.19. Memahami 1. Saya mampu menerapkan bermacam Kerjakan tes formatif
macam-macam macam jenis sensor 1
sensor dan 2. Saya mampu menerapkan bermaca- Kerjakan tes formatif
transducer mmacam jenis tranduser 2

6
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


PRASYARAT............................................................................................................................................ 3
PETUNJUK UNTUK GURU ........................................................................................................................ 4
PETUNJUK UNTUK PESERTA DIDIK .......................................................................................................... 5
CEK KEMAMPUAN ................................................................................................................................... 6
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 7
GLOSARIUM ........................................................................................................................................... 8
DESKRIPSI MATA KEGIATAN ............................................................................................................... 9
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN ......................................................................................... 9
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN .................................................................................. 9
KB 1. DEFENISI SENSOR DAN TRANSDUSER ....................................................................................... 10
KB 2. SENSOR ................................................................................................................................... 16
RANGKUMAN KB2 .......................................................................................................................... 23
TUGAS KB2 ................................................................................................................................... 23
LEMBAR KERJA KB2 ....................................................................................................................... 23
TES FORMATIF 1 ........................................................................................................................... 24
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1 ................................................................................................. 24
KB 3. TRANSDUSER ........................................................................................................................... 25
RANGKUMAN KB3 .......................................................................................................................... 28
TUGAS KB3 ................................................................................................................................... 29
LEMBAR KERJA KB3 ....................................................................................................................... 29
TES FORMATIF 2 ........................................................................................................................... 30
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2 ................................................................................................. 30
LATIHAN ........................................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 31

7
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

GLOSARIUM

Transduser : Suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi keenergi yang lain.

Transduser pasif : Tranduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.

Transduser aktif : Transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan
energi yang akan diubah itu sendiri.

Sensor : Jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,
panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.

Thermocouple : Piranti yang dipergunakan untuk mengukur suhu yang menggunakan dua plat
yang terhubung.

RTD : Resistant Temperature Detector

8
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

DESKRIPSI MATA KEGIATAN

SENSOR DAN TRANDUSER merupakan modul yang memiliki ruang lingkup meliputi berbagai
komponen sensor dan komponen tranduser serta penjelasan prinsip kerjanya dan contoh-contoh bentuk dari
sensor dan tranduser.
Dalam modul ini terdapat 3 (tiga) Kegiatan Belajar yang masing-masing memberikan kompetensi di
bidang sensor dan tranduser. Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat mengetahui,
mengaplikasikan dan mempergunakan berbagai macam sensor dan tranduser dengan baik.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN

 Memahami macam-macam sensor dan transducer


 Menerapkan macam-macam sensor dan transducer

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN

Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan dapat:

1. Menjelaskan perbedaan sensor dan transduser dengan tepat dan percaya diri.
2. Mengidentifikasi jenis ensor dan transduser pada sistem elektronika dengan cermat dan benar.
3. Menjelaskan karakteristik sensor dan transduser dengan cermat dan benar.
4. Memilih sensor dan transduser sesuai karakteristik yang dibutuhkan dalam membangun sistem
elektronika dengan fungsi tertentu dengan cermat dan benar.
5. Menguji kinerja sensor dan transduser pada sistem elektronika dengan teliti dan sesuai prosedur.

9
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

KB 1. DEFENISI SENSOR DAN TRANSDUSER

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang
otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak
pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan
electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic ( full automatic) seperti
penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan
sebagainya.
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada
keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan secanggih apapun sistem kendali yang
dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan.
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting
dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan
sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran
fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau
sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih
dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat lagi yang selalu
melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser dalam sebuah sistem pengukuran, atau
sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan yaitu yang disebut alat ukur.

1.1. Definisi-definisi
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi
listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai
sensor peraba, LDR (light dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu
energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama
atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa
listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Contoh; generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik, motor
adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan
batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi.
Contoh: voltmeter, ampermeter untuk sinyal listrik; tachometer, speedometer untuk kecepatan
gerak mekanik, lux-meter untuk intensitas cahaya, dan sebagainya.

10
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

1.2. Peryaratan Umum Sensor dan Transduser


Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan
disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)
a. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu
sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah
sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus
seperti ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan
dengan masukannya berupa sebuah grafik. Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan dari dua buah
sensor panas yang berbeda. Garis lurus pada gambar 1.1(a). memperlihatkan tanggapan linier,
sedangkan pada gambar 1.1(b). adalah tanggapan non-linier.

1 1
Temperatur
Temperatur

(masukan)
(masukan)

0 0
100 100
Tegangan (keluaran) Tegangan (keluaran)

(a) Tangapan linier (b) Tangapan non linier

Gambar 1. Keluaran dari transduser panas (D Sharon dkk, 1982),

b. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang
diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan “perubahan
keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberepa sensor panas dapat memiliki
kepekaan yang dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat
pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya
dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari
sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila
tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran
keseluruhan. Sensor dengan tanggapan paga gambar 1.1(b) akan lebih peka pada temperatur
yang tinggi dari pada temperatur yang rendah.
c. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap
perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah
sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah temperatur dan keluarannya adalah posisi

11
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

merkuri. Misalkan perubahan temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu,
seperti tampak pada gambar 1.2(a).
Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). { 1 hertz
berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu
pada saat temperatur berubah secara lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut
dengan “setia”. Tetapi apabila perubahan temperatur sangat cepat lihat gambar 1.2(b) maka tidak
diharapkan akan melihat perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban
dan hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.
Temperatur

Rata-rata
50 50

40 40
Waktu

30 1 siklus 30

(a) Perubahan lambat (b) Perubahan cepat

Gambar 2 Temperatur berubah secara kontinyu (D. Sharon, dkk, 1982)

Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor. Misalnya “satu milivolt
pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan dengan “ decibel (db)”, yaitu untuk
membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu dengan daya keluaran pada frekuensi
referensi.

Yayan I.B, (1998), mengatakan ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor
yang tepat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang diperlukan?
b. Apakah ia cukup akurat?
c. Apakah ia bekerja pada jangkauan yang sesuai?
d. Apakah ia akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?.
Sebagai contoh, bila sebuah sensor panas yang besar dicelupkan kedalam jumlah air air yang kecil,
malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan menyensornya.
e. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?.
f. Apakah ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
g. Apakah biayanya terlalu mahal?

1.3. Jenis Sensor dan Transduser


Perkembangan sensor dan transduser sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi, semakin
komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis sensor yang digunakan.

12
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi yang kompleks, disini sensor yang
digunakan dapat dikatagorikan menjadi dua jenis sensor yaitu: (D Sharon, dkk, 1982)
a. Internal sensor, yaitu sensor yang dipasang di dalam bodi robot.
Sensor internal diperlukan untuk mengamati posisi, kecepatan, dan akselerasi berbagai
sambungan mekanik pada robot, dan merupakan bagian dari mekanisme servo.
b. External sensor, yaitu sensor yang dipasang diluar bodi robot.
Sensor eksternal diperlukan karena dua macam alasan yaitu:
1) Untuk keamanan dan
2) Untuk penuntun.
Yang dimaksud untuk keamanan” adalah termasuk keamanan robot, yaitu perlindungan
terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya sendiri, serta keamanan untuk peralatan,
komponen, dan orang-orang dilingkungan dimana robot tersebut digunakan. Berikut ini adalah dua
contoh sederhana untuk mengilustrasikan kasus diatas.
Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia menemui suatu
halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot tidak memiliki sensor yang
mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum atau setelah terjadi kontak, maka akibatnya
akan terjadi kerusakan.
Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan problem robot dalam mengambil
sebuah telur. Apabila pada robot dipasang pencengkram mekanik (gripper), maka sensor harus
dapat mengukur seberapa besar tenaga yang tepat untuk mengambil telor tersebut. Tenaga yang
terlalu besar akan menyebabkan pecahnya telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh
terlepas.
Kini bagaimana dengan sensor untuk penuntun atau pemandu?. Katogori ini sangatlah luas,
tetapi contoh berikut akan memberikan pertimbangan.
Contoh pertama: komponen yang terletak diatas ban berjalan tiba di depan robot yang
diprogram untuk menyemprotnya. Apa yang akan terjadi bila sebuah komponen hilang atau dalam
posisi yang salah?. Robot tentunya harus memiliki sensor yang dapat mendeteksi ada tidaknya
komponen, karena bila tidak ia akan menyemprot tempat yang kosong. Meskipun tidak terjadi
kerusakan, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan terjadi pada suatu pabrik.
Contoh kedua: sensor untuk penuntun diharapkan cukup canggih dalam pengelasan. Untuk
melakukan operasi dengan baik, robot haruslah menggerakkan tangkai las sepanjang garis las
yang telah ditentukan, dan juga bergerak dengan kecepatan yang tetap serta mempertahankan
suatu jarak tertentu dengan permukaannya.

Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-informasikan sinyal tersebut ke
sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor akan dilanjutkan oleh transduser. Karena
keterkaitan antara sensor dan transduser begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai
juga perlu diperhatikan.

13
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

1.4. Klasifikasi Sensor

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3
bagian yaitu:
a. sensor thermal (panas)
b. sensor mekanis
c. sensor optik (cahaya)

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier,
photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan
atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.
Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load
cell, bourdon tube, dsb.
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan.
Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic,
dsb.

1.5. Klasifikasi Transduser (William D.C, 1993)


a. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)
Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi.
Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor, dsb.
Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Dalam
hal ini transduser berperan sebagai sumber tegangan.
b. External power transduser (transduser daya dari luar)
External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar untuk
menghasilkan suatu keluaran.
Contoh: RTD (resistance thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential
transformer), Potensiometer, NTC, dsb.

Tabel berikut menyajikan prinsip kerja serta pemakaian transduser berdasarkan sifat kelistrikannya.

Tabel 1. Kelompok Transduser


Parameter listrik dan kelas
Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
transduser
Transduser Pasif
Potensiometer Perubahan nilai tahanan karena Tekanan,
posisi kontak bergeser pergeseran/posisi

14
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

Strain gage Perubahan nilai tahanan akibat Gaya, torsi, posisi


perubahan panjang kawat oleh
tekanan dari luar
Transformator selisih Tegangan selisih dua kumparan Tekanan, gaya,
(LVDT) primer akibat pergeseran inti trafo pergeseran
Gage arus pusar Perubahan induktansi kumparan Pergeseran, ketebalan
akibat perubahan jarak plat
Transduser Aktif
Sel fotoemisif Emisi elektron akibat radiasi yang Cahaya dan radiasi
masuk pada permukaan fotemisif
Photomultiplier Emisi elektron sekunder akibat Cahaya, radiasi dan
radiasi yang masuk ke katoda sensitif relay sensitif cahaya
cahaya
Termokopel Pembangkitan ggl pada titik Temperatur, aliran
sambung dua logam yang berbeda panas, radiasi
akibat dipanasi
Generator kumparan putar Perputaran sebuah kumparan di Kecepatan, getaran
(tachogenerator) dalam medan magnit yang
membangkitkan tegangan
Piezoelektrik Pembangkitan ggl bahan kristal piezo Suara, getaran,
akibat gaya dari luar percepatan, tekanan
Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan pada sel Cahaya matahari
foto akibat rangsangan energi dari
luar
Termometer tahanan (RTD) Perubahan nilai tahanan kawat akibat Temperatur, panas
perubahan temperatur
Hygrometer tahanan Tahanan sebuah strip konduktif Kelembaban relatif
berubah terhadap kandungan uap air
Termistor (NTC) Penurunan nilai tahanan logam Temperatur
akibat kenaikan temperatur
Mikropon kapasitor Tekanan suara mengubah nilai Suara, musik,derau
kapasitansi dua buah plat
Pengukuran reluktansi Reluktansi rangkaian magnetik Tekanan, pergeseran,
diubah dengan mengubah posisi inti getaran, posisi
besi sebuah kumparan
Sumber: William D.C, (1993)

Latihan :
1. Apa saja peranan dan fungsi sensor dalam sistem kendali industri ?
2. Sebutkan syarat-syarat dalam memilih sensor yang baik ?
3. Sebutkan beberapa jenis sensor yang ada pada sebuah robotik ?
4. Apa yang dimaksud dengan sensor, transduser dan alat ukur
5. Jelaskan perbedaan ketiganya.
6. Persyaratan umum sensor dan transduser adalah linearitas, sensitivitas dan tanggapan respon. Jelaskan
maksud dari masing-masing syarat tersebut.
7. Jelaskan perbedaan antara transduser aktif dan transduser pasif.

15
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

KB 2. SENSOR

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas,
sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat
melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian
elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.

1. Sensor Cahaya
a) Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar
silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika
ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N,
jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel
fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Cahaya pada sel fotovoltaik menghasilkan tegangan

b) Fotokonduktif

(a ) ( b)

Gambar 4. (a) Sel Fotokonduktif ; (b) Cahaya pada sel fotokonduktif mengubah harga resistansi

16
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila
permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan
turun pada tingkat harga yang rendah. Seperti terlihat pada gambar 4.

2. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan:

a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur
bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya
untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran
dengan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.

Gambar 5. (a)Thermocouple ; (b) Simbol thermocouple

b) Detektor Suhu Tahanan


Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant
temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan
suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan
pengukuran suhu yang konsisten melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD
adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.

(a) (b)
Gambar 4. (a) Detektor suhu tahanan (b) Simbol RTD

c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena
suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan
sebesar 5 % per C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.

Gambar 5. (a) Thermistor (PTC, NTC) ; (b) Simbol Thermistor

17
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)


Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor).
Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah
200 0C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.

(a) (b)
Gambar 6. (a) Sensor suhu IC; (b) Simbol sensor suhu IC

Tabel 2. Perbandingan Sensor Suhu

3. Sensor Tekanan

Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal
listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang

18
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga
menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya.
Pressure Switch atau sensor tekanan berfungsi untuk mendeteksi tekanan pada suatu bidang atau
tekanan dalam pipa atau tabung, Cara kerja Pressure switch yaitu ketika lubang masukan
mendapat tekanan hingga melebihi batas pengaturan atau setting maka Pressure switch akan
bekerja dan kontak didalamnya akan bekerja dari on ke off. Salah satu pemakaiannya yang
kita jumpai adalah pada mesin pompa air dirumah kita untuk menghidupkan dan mematikan pompa,
atau pada mesin kompresor yang terdapat pada tukang tambal ban apabila udara dari kompresor sudah
penuh maka kompresor akan mati dengan sendirinya.

a) Tabung Bourdon

Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada
salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang.
Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.

Gambar 7. Konstruksi Tabung Bourdon

b) LVDT (Linear Variabel differential Transformer)

Selain digunakan sebagai sensor tekanan LVDT juga bisa diaplikasikan untuk sensor
perubahan posisi dan untuk mengubah induksi magnetik LVDT menjadi listrik

Gambar 8. LVDT dan simbolnya

19
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

Gambar 9. Konstruksi LVDT


Apabila tekanan dalam tabung bertambah, maka tabung akan bergerak menyusut dan bila
tekanan pada tabung berkurang, maka tabung akan bergerak mengembang. Pergerakan tabung
tersebut akan membuat inti LVDT akan tertekan dan tertarik ujung tabung sehingga LVDT akan
menghasilkan nilai induktansi magnetik.

4. Sensor Gaya

a) Bonded Strain Gauge

Gambar 10. Konstruksi Bonded Strain Gauge

Susunan kawat tahanan di dalamnya berliku-liku sehingga memudahkan pendeteksian terhadap


gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan kawat, karena tekanan akan menarik kabel
sehingga meregang. Akibatanya kawat tahanan akan mengalami perubahan fisik yang panjang dan
diameternya menjadi berubah. Dengan meregangnya strain gauge, maka terjadi perubahan resistansi
kawat. Berdasarkan prinsip kerja maka strain gauge banyak digunakan pada
a. Detektor ban berjalan
b. Detektor berat pada proses industri
c. Pengukuran regangan jembatan
d. Pengukuran regangan belt conveyor

5. Sensor Ultrasonik (sensor jarak tipe DT-sense usirr)

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu
sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan
ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi

20
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair,
butiran maupun tekstil.

.
Gambar 11. Sensor Ultrasonik

Gambar 12. Sistem kerja Sensor Ultrasonik

6. Proximity Switch

Merupakan sensor yang mendeteksi keberadaan dari suatu objek tanpa melakukan kontak fisik.
Sensor proximity adalah sensor untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek. Cara kerja sensor ini
adalah pada saat bagian depan sensor tersebut terkena benda logam contohnya besi dengan jarak
tertentu sesuai dengan tipe dari sensor tersebut maka sensor akan bekerja dan kontak yang ada
didalamya akan hubung. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek
yang dianggap terlalu kecil atau lunak untu menggerakkan suatu mekanis saklar. Dalam dunia robotika,
sensor proximity seringkali digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu garis pembimbing
gerak robot atau lebiah dikenal dengan istilah Line Follower Robot, juga biasa digunakan untuk
mendeteksi penghalang berupa dinding atau penghalang lain pada robot.
Jenis sensor proximity switch terdapat 2 macam, yaitu Inductive Proximity Sensor dan Capacitive
Proximity Sensor. Inductive Proximity Sensor adalah peralatan sensor yang diaktifkan oleh objek
logam. Capacitive Proximity Sensor adalah sensor yang diaktifkan oleh material konduktif ataupun non
konduktif, seperti kayu, plastik, cairan, gula, tepung, ataupun gandum.

Gambar 13. Sensor proximity

21
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

7. Sensor Magnet/Reed Switch

Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off)
yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Cara kerja dari sensor ini adalah ketika ada
medan magnet mengenai bagian depan sensor, maka sensor akan bekerja sehingga menghubungkan
kontaknya, medan magnet ini terdapat dari bagian dalam cylinder sebelah atas dan bawah kemudian
posisi sensor nempel dengan badan cylinder pada saat cylinder bergerak naik atau turun maka akan
ada medan magnet yang mengenai reed switch.

Gambar 14. Sensor Magnet

8. Sensor Putaran/Velocity (RPM Sensor)

Sensor ini dikenal dengan nama Tachometer. Tachometer biasanya merupakan magnet permanen DC
generator kecil. Jika generator berotasi, akan menghasilkan tegangan DC yang proporsional langsung
terhadap kecepatan. Tachometer seringkali dipasang ke motor untuk mengindikasikan putaran sebagai
masukan pengendali (Controller).
Dewasa ini dikembangkan pengukur kecepatan sistem digital menggunakan piringan bercelah yang
disambung para poros motor. Putaran cel ah yang disensor menggunakan sensor cahaya akan menghasilkan
pulsa yang dapat diproses lebih lanjut oleh pengolah digital.

Gambar 15. RPM Sensor


Prinsip Kerja :
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding
dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang
mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

22
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

RANGKUMAN KB2

1. Sensor digunakan untuk mendeteksi dan sering mengukur adanya sesuatu


2. Sensor biasanya dikategorikan dengan apa yang diukur
3. Fotovoltaic atau sel solar adalah sensor cahaya mengubah energi cahaya langsung menjadi energi
listrik
4. Pengukur regangan kawat bekerja pada prinsipnya bahwa tahanan penghantar berubah dengan
panjang dan luas penampang
5. Thermocouple pada prinsipnya menggunakan perbedaan suhu antar sambungan penghantar
menyebabkan terbangkitnya tegangan DC yang kecil

TUGAS KB2

Cari spesifikasi dan cara kerja berbagai sensor yang ada dipasaran!

LEMBAR KERJA KB2

ALAT DAN BAHAN :


1. Catu daya 12 volt kembar (+ 12 V, 0, - 12 V) 1 buah
2. Pemanas air listrik 1 buah
3. Multimeter 1 buah
4. Thermometer alkohol 110oC 1 buah
5. Termokopel 1 buah
6. IC LM 741 3 buah
7. Resistor 10 k Ohm 1 buah
8. Resistor 1 k Ohm 4 buah
9. Resistor variabel 1 k Ohm 1 buah
10. Potensiometer 20 k Ohm 1 buah
11. Kabel penghubung secukupnya
12. Es dengan tempatnya secukupnya

KESELAMATAN KERJA :
1. Utamakan K3
2. Perhatikan instruksi kerja sesuai petunjuk percobaan
3. Gunukan alat sesuai SOP
4. Gunakan pakaian kerja atau APD sesuai prosedur
5. Lakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi dan tanggungjawab untuk menghindari kecelakaan kerja
6. Siapkan alat/bahan dengan rapi dan bersihkan tempat kerja setelah melakukan pekerjaan
7. Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
8. Dalam menyusun rangkaian, perhatikan letak kaki-kaki IC.
9. Sebelum catu daya dihidupkan, hubungi guru untuk mengecek kebenaran pemasangan rangkaian.

23
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

10. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur
yang besar. Bila simpangan terlalu kecil dan masih di bawah batas ukur yang lebih rendah, turunkan batas ukur.

LANGKAH KERJA /PERCOBAAN :


1. Susunlah rangkaian Aplikasi termokopel untuk alat ukur suhu seperti pada Gambar berikut ini

2. Letakkan termokopel pada es yang mencair. Ukurlah suhu es dengan termometer! Bila suhu air es tepat 0 oC,
amatilah dan catatlah tegangan keluaran V0!
3. Naikkan suhu air es dengan pemanas air listrik! Amatilah V0 untuk setiap kenaikan 10o C dan catatlah!
4. Ulangi langkah 4 sampai air mendidih (suhunya 100o C)!
5. Buatlah grafik hubungan antara suhu air dengan tegangan V0! Apakah grafiknya merupakan fungsi linier?

TES FORMATIF 1

1. Apa yang dimaksud dengan sensor?


2. Jelaskan perbedaan prinsip kerja dari sensor fotovoltaic dan sensor fotokonduktif!

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1

1. Sensor adalah alat yang diigunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude
sesuatu. Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,
panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik
2. Prinsip kerja sel fotovoltaic adalah adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada
cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi
menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sedangkan
fotokonsuktif adalah apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala
dengan terang tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.

24
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

KB 3. TRANSDUSER

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga
transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi
yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor”, karena bagian ini dapat mengindera suatu
kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.

Gambar 11. Gambaran Umum Masukan–Keluaran Transduser

Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan
listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh
panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.
b. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan
energi yang akan diubah itu sendiri.
Adapun contoh untuk transduser jenis yang kedua adalah termokopel. Ketika menerima panas,
termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.

Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi menjadi 2 jenis yaitu Transduser Input dan Transder Output.
Hampir semua perangkat Elektronika terdapat kedua jenis Transduser tersebut. Berikut ini adalah Blok
Diagram sederhana dari Transduser Input ke Transduser Output.

Gambar 12. Blok Diagram Transduser Input dan Transduser Output

25
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

a. Transduser Input (Input Transducer)


Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy) menjadi
sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik).
Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti
contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik
yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor.
Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai
Transduser Input.
1. LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)
2. Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
3. Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
4. Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik
b. Transduser Output (Output Transducer)
Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk energi
fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi
Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan istilah
Actuator.
Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser
Output diantaranya adalah sebagai berikut :
1. LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
2. Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
3. Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
4. Heater mengubah listrik menjadi Panas
5. Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara
c. Penggabungan Transduser Input dan Output
Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser Input
dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor (Transduser
Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi menjadi bentuk energi
lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Seperti contohnya Pengukur
Suhu Badan (Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan kita menjadi sinyal
listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh Rangkaian Elektronika tertentu
menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita (Transduser Output = Display).

Gambar12. Beberapa jenis transduser yang sering digunakan

26
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

1. Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar
pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
a. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
b. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.
c. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor
lingkungan.
d. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
e. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk
mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
f. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam
penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
Diantara beberapa karakteristik transduser di atas, akan dibahas lebih mendalam tentang linieritas.

2. Linieritas Transduser
Linieritas adalah suatu sifat yang penting dalam suatu transduser. Bila suatu transduser adalah linier, maka
bila masukan menjadi dua kali lipat, maka keluaran – misalnya – menjadi dua kali lipat juga. Hal ini tentu akan
mempermudah dalam memahami dan memanfaatkan transduser tersebut.
Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu ketidak-linieran yang diketahui dan yang tidak
diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat menyulitkan, karena hubungan masukan – keluaran
tidak diketahui. Seandainya transduser semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan menjadi dua kali
lipat, maka keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau yang lain, tidak diketahui. Sehingga untuk
transduser semacam ini, perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk mendapatkan hubungan masukan– keluaran,
sebelum memanfaatkannya.
Adapun untuk ketidaklinieran yang diketahui, maka transduser yang memiliki watak semacam ini masih dapat
dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya atau dengan melakukan beberapa transformasi pada rumus-
rumus yang menghubungkan masukan dengan keluaran. Contoh ketidaklinieran yang diketahui misalnya: daerah
mati (dead zone), saturasi (saturation), logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Daerah mati (dead zone) artinya adalah ketika telah diberikan masukan, keluaran belum
ada. Baru setelah melewati nilai ambang tertentu, ada keluaran yang proporsional terhadap
masukan.

keluaran

masukan

nilai ambang
Gambar 13. Daerah Mati (dead zone)

b. Saturasi maksudnya adalah, ketika masukan dibesarkan sampai nilai tertentu, keluaran tidak
bertambah besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang tetap.

27
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

keluaran

masukan

Gambar 14. Saturasi (saturation)

c. Logaritmis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila masukan bertambah besar
secara linier, keluarannya bertambah besar secara logaritmis.

Masukan keluaran
10 1
100 2
1000 3

d. Kudratis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila masukan bertambah besar
secara linier, keluarannya bertambah besar secara kuadratis

Masukan keluaran
1 1
2 4
3 9

Pada kondisi riil, transduser yang linier dalam jangkau yang luas sangat jarang ditemui. Bahkan
banyak transduser yang memiliki sifat tidak linier yang merupakan gabungan dari beberapa sifat
tidak linier. Oleh karena itu, perlu kiat-kiat yang tepat untuk memanfaatkan fenomena tersebut.

3. Aplikasi Transduser
Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.
2. Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
3. Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.
4. Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic Transceiver.
5. Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
6. Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC, Thermocouple.

RANGKUMAN KB3

1. Tranduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
2. Berdasarkan pola aktivasinya transduser dibagi menjadi dua macam, yaitu: Transduser pasif dan
Transduser aktif
3. Ketidaklinearan tranduser disebabkan oleh daerah mati (dead zone), saturasi (saturation), logaritmis
dan kuadratis

28
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

TUGAS KB3

Cari spesifikasi dan cara kerja berbagai transduser yang ada dipasaran!

LEMBAR KERJA KB3

1) Alat dan Bahan


1. Busur derajat.......................................... 1 buah
2. Voltmeter............................................... 1 buah
3. Catu daya arus searah 5 volt ................... 1 buah
4. Kabel penghubung ................................. secukupnya
5. Potensiometer linier................................. 1 buah
6. Potensiometer logaritmik......................... 1 buah

2) Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Pastikanlah tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan
2. Sebelum catu daya dihidupkan, hubungilah instruktur untuk mengecek kebenaran pemasangan
rangkaian.
3. Dalam menggunakan meter kumparan putar, mulailah dari batas ukur yang besar. Bila simpangan
terlalu kecil dan masih di bawah batas ukur yang lebih rendah, turunkan batas ukur.

3) Langkah Kerja
1. Susunlah rangkaian seperti Gambar 15. berikut ini.

Gambar 15. Rangkaian Potensiometer


2. Putarlah potensiometer ke kiri penuh, catatlah penunjukan voltmeter!
3. Putarlah ke kanan potensiometer 20o, catatlah penunjukan voltmeter!
4. Ulangilah langkah nomor 3 untuk setiap kenaikan 20o sampai maksimal!
Sudut maksimal = …… oC
Tegangan maksimal = …… V
Kepekaan potensiometer = …… V/ oC
5. Dari sudut maksimal, putarlah potensiometer ke kiri pada sudut satu langkah sebelum maksimal
kanan dan catatlah nilai voltmeter.
6. Ulangilah nomor 5 untuk setiap penurunan 20oC sampai kembali ke 0oC.
7. Catatlah hasil pengukuran pada Tabel berikut ini.

29
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

Tabel Pengukuran Tegangan Potensiometer


No Sudut Vo No Sudut Vo
1 0 18 maksimum

2 20 19 300

3 40 20 280

4 60 21 260

5 80 22 240

6 100 23 220

7 120 24 200

8 140 25 180

9 160 26 160

10 180 27 140

11 200 28 120

12 220 29 100

13 240 30 80

14 260 31 60

8. Buatlah kurva hubungan masukan-keluaran dari tabel diatas!


9. Ulangilah percobaan diatas untuk potensiometer logaritmik!
10. Bandingkan hasil pengukuran untuk potensiometer linier dan potensio-meter logaritmik! Manakah
yang linier?

TES FORMATIF 2

1. Apa yang dimaksud dengan tranduser?


2. Apa yang dimaksud dengan linearitas tranduser?
3. Sebutkan contoh-contoh tranduser?

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2

1. Tranduser adalah adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
2. Linieritas tranduser, yaitu kemampuan tranduser untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran
yang linier
3. Mikrophon dan speaker

30
SENSOR DAN TRANSDUSER – DLE.KD19

LATIHAN

Untuk mendalami konsep sensor dan transduser, kerjakan soal pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang diberikan guru!

DAFTAR PUSTAKA

- Tim Fakultas Teknik UNY. 2003. Modul Sensor dan Transduser. Yogyakarta: Depdiknas
- Sinclair, Ian R. 1988. Sensors and Transducers: third edition. Newdelhi: Newnes.
- Kustija, Jaja. 2012. Sensor dan Transduser.
- Karim, Syaiful. 2017. Rangkaian Elektronika Sensor dan Aktuator: Teknik Elektronika Industri. P4TK BOE: Malang.

31

Anda mungkin juga menyukai