Anda di halaman 1dari 6

EFEK JUS DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI

ANTIMODIFIKASI PROTEIN PLASMA AKIBAT REAKSI GLIKOSILASI In Vitro

EFFECT OF MAHKOTA DEWA LEAF JUICE (Phaleria macrocarpa) AS ANTIPROTEIN


MODIFICATION BY GLYCATION OF PLASMA PROTEIN In Vitro

Bambang Setiawan, Eko Suhartono


Bagian Kimia Kedokteran-Kelompok Studi Radikal Bebas dan Pemanfaatan Bahan Alam, Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru

ABSTRAK
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan tanaman asli Indonesia yang digunakan sebagai tanaman
obat. Penelitian tentang penggunaan mahkota dewa sebagai antipenuaan masih jarang dilakukan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui mekanisme antioksidatif mahkota dewa dan potensinya sebagai
antipenuaan in vitro. Mekanisme antioksidatif yang diukur meliputi chelating logam, scavenging H2O2 dan
antioksidan total. Potensi antipenuaan dilakukan dengan mengukur aktivitas antiglikasi. Aktivitas chelating
logam, scavenging H2O2 dan antioksidan total berturut-turut adalah 15,929%, 33,752%, 24,761%.
Mekanisme antioksidatif tersebut mampu menghambat reaksi glikosilasi dengan aktivitas sebesar 91,434%.
Disimpulkan, bahwa jus daun mahkota dewa berpotensi sebagai penghambat reaksi glikosilasi penyebab
penuaan.

Kata-kata kunci: chelating logam, scavenging H2O2, antioksidan total, penuaan

ABSTRACT
Mahkota dewa (P. macrocarpa) is an Indonesian plant as herbal medicine. Certain research to find out the
effect of mahkota dewa as antiaging was very rare. Aims of this study were to know antioxidantive
mechanism activity of mahkota dewa and its potency as an antiaging in vitro. Three measured
antioxidantive mechanism were metal chelating, H2O2 scavenging, and total antioxidant activity. Antiaging
potency was measured by antiglycation activity. Activity of metal chelating, H2O2 scavenging, and total
antioxidant activity mahkota dewa are 15.929%, 33,752%, 24.761%. It’s antioxidative mechanism could
inhibit glycosylation with activity 91.434%. Concluded, Phaleria macrocarpa leave juice has potency as
antiaging caused by glycocylation reaction.

Key words: metal chelating, H2O2 scavenging, total antioxidant activity, aging
PENDAHULUAN METODOLOGI
Modifikasi protein adalah protein yang 1. Bahan Penelitian
strukturnya mengalami perubahan, ditandai Bahan yang digunakan dalam penelitian
oleh pembentukan senyawa dikarbonil, ikatan ini terdiri atas tanaman Mahkota Dewa (P.
silang, fluoresensi, dan lain-lain (Suhartono macrocarpa) yang diperoleh dari UPT Balai
dkk, 2004). Modifikasi protein pasca translasi Benih Dinas Pertanian Banjarbaru,
dapat terjadi melalui reaksi fosforilasi, Kalimantan Selatan. Selain itu, bahan yang
deamidasi, karbamilasi, rasemisasi, oksidasi digunakan terdiri atas aquadest, buffer fosfat
dan glikosilasi (Ramalho dkk, 1996). Reaksi pH 7,4, serum darah manusia, asam asetat
glikosilasi adalah reaksi nonenzimatik yang 20%, FeCl3, EDTA 0,2 mL, H2O2 0 mmol/L,
diawali oleh ikatan antara gugus aldehid dari asam askorbat, urea, 2,4-dinitrofenilhidrazin
glukosa dengan amino terminal-N pada (DNPH), TCA 20%, HCl 2,5 M, etanol-etil
protein (Suhartono dkk, 2006). Di dalam asetat 2 mL, FeCl2, o-fenantrolin, dan larutan
plasma, reaksi ini akan membentuk senyawa glukosa 500 mg/dL.
dikarbonil dan Advanced Glycation End 2. Alat Penelitian
Product (AGEs) sebagai produk modifikasi Alat yang digunakan dalam penelitian
protein yang terakumulasi pada berbagai organ ini meliputi alat gelas (PYREX®), pH meter
selama proses penuaan normal (Mary dkk, (CYBERSCAN®), sentrifuse
2004). (CENTURION®), stopwatch, vortex (VM-
Senyawa dikarbonil dan AGEs 300®), oven (HETO®), mikropipet
merupakan senyawa sitotoksik yang terbentuk (TRANSFERPETTE®), dan spektrofotometer
akibat ketidakseimbangan antara prooksidan (BIOSYSTEMS® BTS-305).
dan antioksidan. Mekanisme prooksidatif ini 3. Jalannya penelitian
melibatkan reaktivitas H2O2 dan ion logam Pembuatan Jus mahkota dewa : Jus mahkota
sebagai katalisator reaksi glikosilasi dewa dibuat dengan cara sebagai berikut, dua
(Coleman, 2000; Lapolla dkk., 2005). Dengan puluh lima gram daun mahkota dewa yang
kata lain, untuk menghambat pembentukan telah dihaluskan dilarutkan ke dalam 100 mL
senyawa dikarbonil dan AGEs diperlukan air. Campuran tersebut diblender kemudian
bahan antioksidan yang bersifat scavenging disaring dengan kertas saring. Filtrat yang
H2O2 dan chelating logam. Senyawa terbentuk mempunyai konsentrasi 25%.
antioksidan dapat diperoleh dari makanan Pengukuran Aktivitas Antioksidan Total : Pada
maupun bahan alam pada tanaman, misalnya tahap ini digunakan dua larutan, yaitu larutan
mahkota dewa (P. macrocarpa). kontrol dan larutan uji. Larutan kontrol adalah
Mahkota dewa merupakan tanaman larutan tanpa jus mahkota dewa (A0),
asli Indonesia yang dapat digunakan sebagai sedangkan larutan uji adalah larutan dengan
obat, misalnya untuk mengobati asam urat, jus mahkota dewa (A1). Absorbansi diukur
diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit pada panjang gelombang 390 nm dengan
ginjal (Winarto, 2003). Selain berperan dalam spektrofotometer. Pengujian aktivitas
penyakit metabolik, tanaman ini juga bersifat antioksidan total digunakan metode DNPH
sitotoksik dan mampu menghambat proliferasi seperti yang dilakukan Koracevic dkk, (2001)
sel kanker payudara (Purwantini dkk., 2002; dan dimodifikasi Sadikin (2001). Aktivitas
Bakhriansyah., 2006). Meskipun khasiat antioksidan dihitung dengan menggunakan
Mahkota Dewa telah diungkap, belum ada rumus berikut:
penelitian yang mengkaji mekanisme Aktivitas antioksidan total (%) =
antipenuaan mahkota dewa (P.macrocarpa) ( Ao − A1)
akibat reaksi glikosilasi. Oleh karena itu, pada x100%
Ao
penelitian ini akan dikaji mekanisma mahkota
dewa (P. macrocarpa) sebagai penghambat
Pengukuran Aktivitas chelating logam :
reaksi glikosilasi penyebab penuaan. Aktivitas chelating logam diuji dengan
Metode Dinis (Gulcin dkk., 2004). Pertama
dibuat larutan kontrol (Ao). Dicampurkan 0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN
mL FeCl2 mM yang ditambah dengan 0,2 mL Modifikasi protein akibat reaksi
o-fenantrolin hingga homogen. Larutan yang glikosilasi dapat diukur secara kimia, yang
telah terbentuk kemudian dibiarkan selama 10 ditandai oleh pembentukan senyawa karbonil.
menit, setelah itu absorbansinya diukur Senyawa karbonil dapat diukur dengan
dengan spektrofotometer pada λ=562 nm. menggunakan DNPH. DNPH bereaksi dengan
Kemudian dibuat larutan uji (A1). Caranya gugus karbonil untuk membentuk
sama dengan pembuatan larutan kontrol, tetapi dinitrofenilhidrazon yang jumlahnya dapat
ditambahkan jus mahkota dewa pada awal diketahui secara spektrofotometris dengan
pembuatan larutan. karakteristik penyerapan maksimal pada 360-
Aktivitas chelating logam (%) = 390 nm. Banyak sedikitnya jumlah karbonil
( Ao − A1) ini menggambarkan banyak atau sedikitnya
x100% modifikasi protein (Suhartono dkk., 2006).
Ao
Pada penelitian ini, pengukuran produk
Pengukuran Aktivitas scavenging hidrogen
peroksida : Aktivitas chelating logam diuji kimiawi tersebut berguna sebagai penanda
dengan Metode Ruch (Gulcin dkk., 2004). berlangsungnya penuaan dan merupakan
Pertama dibuat larutan kontrol (Ao). model glikosilasi protein plasma (Nagaraj
Ditambahkan 0,6 mL H2O2 40 mM dalam dkk., 1996). Potensi mahkota dewa dalam
buffer fosfat pH 7,4 sedangkan pada larutan menghambat reaksi glikosilasi adalah sebesar
uji disertai dengan penambahan jus mahkota 91,434%. Aktivitas ini diduga disebabkan oleh
dewa. Absorbansi pada larutan kontrol (Ao) bahan aktifnya yang bersifat antioksidatif.
dan larutan uji (A1) diukur dengan Mekanisme antioksidatif mahkota dewa
menggunakan spektrofotometer pada λ=230 dinyatakan sebagai aktivitas chelating logam,
nm. aktivitas scavenging H2O2, antioksidan total
Aktivitas scavenging hidrogen peroksida (%) dan antiglikosilasi, seperti tersaji pada Gambar
1.
( Ao − A1)
= x100% Aktivitas antioksidatif mahkota dewa sebagai
Ao scavenging dan chelating logam adalah
Pengukuran Potensi Antiglikosilasi : sebesar 33,752% dan 15,929%. Selain itu,
Glikosilasi dibuat dengan model reaksi antara aktivitas antioksidan total mahkota dewa
protein serum dengan glukosa. Reaksi ini akan adalah sebesar 24,761%. Menurut reaksi pada
menghasilkan senyawa karbonil yang dapat Gambar 2 dan 3, potensi antioksidatif mahkota
diukur dengan spektrofotometer pada λ=390 dewa diduga mampu menghambat reaksi
nm. Pengukuran senyawa karbonil digunakan glikosilasi melalui penghambatan
metode DNPH yang dimodifikasi (Uchida pembentukan senyawa karbonil. Diduga,
dkk., 1998; Sadikin., 2001). Pada tahap ini penghambatan reaksi glikosilasi tersebut
digunakan dua larutan, yaitu larutan kontrol terjadai pada beberapa titik tangkap reaksi,
dan larutan uji. Larutan kontrol adalah larutan yakni:
tanpa jus mahkota dewa (Ao), sedangkan 1. Perubahan produk amadori menjadi
larutan uji adalah larutan dengan jus mahkota produk akhir melalui jalur oksidatif
dewa (A1). melalui keterlibatan oksidan dan logam.
Potensi antiglikosilasi (%) = Pada jalur ini, perubahan 2-3 enediol
( Ao − A1) menjadi Nε-(carboxymethyl)lisine (CML)
x100% melibatkan aktivitas H2O2 dan logam
Ao
(Mn+). Mahkota Dewa bekerja sebagai
antioksidan terhadap H2O2, dan sebagai
pengikat logam (Mn+).
120 91.434
100
80
33.752

(%)
60 24.761
15.9294
40
20
0
CL S-H2O2 AT AG

Gambar 1. Rerata potensi antioksidan mahkota dewa sebagai antipenuaan. Keterangan: CL = chelating logam; S-
H2O2 = scavenging H2O2; AT = antioksidan total; AG = potensi antiglikosilasi

Gambar 2. Pembentukan Nε-(carboxymethyl)lisine (CML) yang melibatkan jalur oksidatif reaksi glikosilasi
(Voziyan dkk, 2003).

Gambar 3. Skema pembentukan AGEs dan jalur pintas pembentukan senyawa dikarbonil (Booth dkk., 1997)
Peredaman terhadap reaktivitas oksigen antioxidant status in the diabetic
melalui jalur pintas yang berperan dalam erythrocyte, Biochem Pharmacol.,
60(15),1409-16.
pembentukan senyawa dikarbonil. Pada Gulcin, I., Kufrevioglu, I., Oktay, M.,
titik tangkap ini, Mahkota Dewa akan Buyukokuroglu, ME., 2004, Antioxidant,
menghambat pada 3 jalur, yakni gugus antimicrobial, antiulcer and analgesic
aldehid-amino-dikarbonil, basa Schiff- activities of nettle (Urtica dioica L.), J
dikarbonil, dan produk amadori-dikarbonil Ethnopharmacol., 90,205-15.
Koracevic, D., Koracevic, G., Djrjevic., 2001,
seperti disajikan pada gambar 3. Method for the measurement of
Kemampuan antipenuaan jus mahkota antioxidant activity in human fluids, J
dewa diduga disebabkan oleh kandungan Clin Pathol., 54,356-61.
polifenolnya, yakni flavonoid. Flavonoid Lapolla, A., Traldi, P., Fedele, D., 2005,
adalah senyawa organik polifenol yang Importance of measuring products of non-
mampu mereduki oksidan. Flavonoid bekerja enzymatic glycation proteins, Clin
sebagai antioksidan dengan beberapa cara, Biochem., 38,103-15.
yakni a) pengelatan ion logam; dan b) Mary, J., Vougier, S., Picott, CR., Perichon, M.,
peredaman radikal bebas. Ada dua gugus Petropoulos, I., Friguet, B., 2004,
Enzymatic reactions involved in the repair
fungsi utama pada flavonoid yang menentukan
of oxidized proteins. Exp. Gerontol.,
potensi peredaman oksidan, yakni a) gugus 39,1117-23.
katekol pada cincin B; dan b) ikatan rangkap Middleton, E., Kandaswani, L., Theoharis, S.,
yang berkonjugasi dengan 4-okso pada cincin 2000, The effect of plant flavonoid on
C (Middleton dkk, 2000). Penelitian ini mammalian cells: implication for
didukung oleh penelitian Sengupta dkk, inflamation, heart disease, and cancer.
(2006) yang dibuktikan bahwa flavonoid Pharmacol, Rev, 52,673-751.
mampu menghambat reaksi glikosilasi. Nagaraj, RH., Otin, MP., Monnier, VM., 1996,
Mekanismenya diduga melalui aktivasi gugus Ether crosslinks as a basis for protein
hidroksil pada flavonoid yang berikatan crosslinking by the advanced maillard
reaction in aging and diabetes, Arch.
dengan tapak karbonil reaktif dari glukosa
Biochem. Biophys., 325(2),152-158
sehingga memblokade ikatan antara glukosa Purwantini, I., Setyowati, EP., Hertiani, P., 2002,
dengan protein serum. Akibatnya, reaksi Uji aktivitas ekstrak etanol buah, biji,
glikosilasi dapat dihambat. daun Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa
(Scheff)Boerl) terhadap Artemia salina
KESIMPULAN Leach dan profil kromatografi lapis tipis
Aktivitas antioksidatif jus daun mahkota ekstrak aktif. Maj Farmasia Indon.,
dewa (P.macrocarpa) berpotensi sebagai 13(2),1010-6.
antimodifikasi protein plasma akibat reaksi Ramalho, J., Marques, C., Pereira, P., Mota, MC.,
glikosilasi penyebab penuaan. 1996, Crystallin composition oh human
cataractous lens may be modulated by
protein glycation, Graefe’s Arch Clin Exp
DAFTAR PUSTAKA
Ophtalmol., 234,232-8.
Bakhriansyah, M., 2006, Aktivitas antiproliferasi
Sadikin, M., Adhiyanto, C., 2001, Pengukuran
ekstrak etanol biji mahkota dewa (Phaleria
konsentrasi senyawa dikarbonil.
macrocarpa (Scheff)Boerl) pada sel
Disampaikan pada Pelatihan Radikal
kanker payudara T47D. J Kedokt YARSI.,
Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan.
14(2),134-40.
Jakarta, 16-21 April
Booth, AA., Khalifah, RG., Todd, P., Hudson, BG.,
1997, In Vitro kinetic studies of formation
Sengupta, B., Uematsu, T., Jacobson, P., Swenson,
of antigenic Advanced Glycation End
J., 2003, Exploring the antioxidant
Products (AGEs), J. Biol. Chem.,
property of bioflavonoid quercetin in
272,5430-5437.
preventing DNA glycation: a calorimatric
and spectroscopic study. Biochem.
Coleman, MD., 2000, Use of in vitro
Biophys. Res. Commun, 339,355-61.
methaemoglobin generation to study
Suhartono, E., Setiawan, B., Edyson, Mashuri.,
2004, Modifikasi protein akibat reaksi
Maillard dan pengaruhnya terhadap kadar
tirosin, Jurnal Profesi Medika., 4(2),20-8.
Suhartono, E., Setiawan, B., 2006, Kapita selekta
biokimia: radikal bebas, antioksidan, dan
penyakit, Banjarmasin, Penerbit Pustaka
Banua.
Uchida, K., Kanematsu, M., Sakai, K., Matsuda,
T., Hattori, D., Mizuno, Y., 1998, Protein
bound acrolein: potential marker for
oxidative stress. Proc. Natl. Acad. Sci.
USA., 95,4882-7.
Voziyan, PA., Khalifah, RG., Thibaudeau, C.,
Yildiz, A., Jacob, J., Serianni, AS., 2003,
Modification of proteins in vitro by
physiological levels of glucose. J. Biol.
Chem., 278,46616-24.
Winarto, WP., 2003, Mahkota Dewa, budidaya dan
pemanfaatan untuk obat. Jakarta: Penebar
Swadana.

Anda mungkin juga menyukai