Anda di halaman 1dari 11

Universitas Gresik

Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

PEMELIHARAAN BOILER FEED WATER PUMP


( PLTU ) UNIT 3 & 4 GRESIK
Studi kasus di : Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT.PJB UP Gresik
Oleh : Farizal Alfian, NIM 2008040003

Jurusan Teknik Mesin – Fakultas Teknik


Universitas Gresik – Jawa Timur

Abstraksi

Sistem tenaga listrik terdiri atas pembangkitan, penyaluran dan distribusi. Salah
satu jenis pembangkit adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Komponen –
komponen dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah ketel uap (boiler), turbin
uap, kondensor dan generator. Pada proses yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) yang dimana air pengisi ke ketel uap akan dirubah menjadi uap bertekanan tinggi
dan bertemperatur tinggi.
Maka dalam kesiapan operasional Pembangit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dibutuhkan komponen – komponen yang mempunyai keandalan dan kesiapan beroperasi
yang tinggi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui proses perawatan atau perbaikan
(maintanance) tehadap peralatan yang membutuhkan kesiapan operasional yang tinggi.
Dalam hal ini kita akan melakukan analisis proses perawatan atau perbaikan
(maintanance) terhadap salah satu komponen yang sangat penting dalam siklus
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu terhadap Boiler Feed Water Pump (BFWP).
Dimana dalam siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pompa ini mengumpan air
menuju ketel uap yang membutuhkan tekanan tinggi.
Komponen – komponen yang terdapat pada mesin Boiler Feed Water Pump
merupakan komponen – komponen yang harus mempunyai keandalan, ini dikarenakan
operasi mesin Boiler Feed Water Pump yang continues running. Kesiapan spare part juga
menunjang dalam kesiapan operasional mesin ini.
Maka dari itu dalam perencanaan spare part komponen mesin Boiler Feed Water
Pump harus diperhitungkan dengan benar. Perusahaan selaku pelaksana produksi energi
listrik dalam hal ini mempunyai metode – metode dalam melaksanakan pemeliharaan.
Dalam buku ini akan dijelaskan metode – metode pemeliharaan tersebut beserta kalkulasi
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Kata kunci :PLTU, Boiler Feed Water Pump, Pemeliharaan, Biaya

-1-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

1. PENDAHULUAN

Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia. Hampir
semua aktivitas kehidupan sangat bergantung pada energi listrik. Oleh karena itu sangat di
butuhkan pasokan energi listrik yang selalu dapat di andalkan. Pembangkit listrik
merupakan garda terdepan dari sistem energi listrik yang harus berperan untuk menjamin
ketersediaan dan keandalan energi listrik.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi fisik tenaga
pusat tenaga listrik saluran transmisi dan gardu induk perlu di tentukan dengan tepat, agar
dapat diperoleh system yang baik, ekonomis dan dapat diterima masyarakat. Performance
suatu unit pembangkit listrik tidak lepas dari adanya pemeliharaan unit pembangkit yang
baik pula, sehingga sedapat mungkin selama masa shut down maupun kondisi operasi.
Faktor pemeliharaan alat dan fasilitas-fasilitas produksi merupakan bagian yang
sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam manajemen produksi.
Kegiatan pemeliharaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja Karena sebagian besar
pengelolahan yang dilakukan pada proses produksi sebuah perusahaan pembangkit tenaga
listrik juga menggunakan mesin.
Pada kenyataannya masalah utama dalam pembangkit tenaga listrik adalah pada
sistem operasi serta kerusakan pada sistem instalasi yang menyebabkan pemutusan tenaga
sehingga pasokan listrik pun terputus. Bagian-bagian PLTU yang memerlukan
pemeliharaan secara periodik adalah bagian-bagian yang berhubungan dengan gas buang
dan dengan air pendingin, yaitu pipa-pipa air ketel uap (Evaporator) dan pipa-pipa air
pendingin termasuk pipa-pipa kondensator. Pipa-pipa ini semua memerlukan pembersihan
secara periodik.
Pada siklus tertutup PLTU, dimana air laut yang telah diolah dan dimurnikan
melalui proses pemurnian, kemudian dilakukan pemanasan hingga terbentuk uap yang pada
dasarnya berfungsi sebagai penggerak turbin yang diteruskan ke generator sehingga
menghasilkan arus listrik danuap ini akan di kondensasikan kembali menjadi air yang lebih
dikenal air kondensat. Laluair ini akan di pompakan dengan pompa kondensat kemudian
diteruskan ke boiler feed water pump. Air tadi akan di umpan ke boiler dan menjadi uap
dan proses tersebut terjadi kembali berulang-ulang.
Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan berkesinambunganmaka peralatan
perusahaan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan lancar, dan kemungkinan kerusakan yang terjadi dapat dikurangi bahkan
dihindari sama sekali. Perusahaan yang melakukan proses produksi tanpa memperhatikan
kegiatan pemeliharaan berarti telah menghilangkan masa depan perusahaan itu sendiri,
dalam jangka pendek memang seakan-akan perusahaan dapat menekan biaya produksi

-2-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

karena tidak perlu melakukan biaya perawatan yang cukup besar, akan tetapi, dalam jangka
panjang perusahaan akan mengalami kesulitan dalamkegiatan proses produksinya karena
alat dan mesin yang tidak terpelihara dengan baik akan mengalami banyak masalah seperti
kerusakan, kemacetan, bahakan alat/mesin tidak dapat beroperasi sama sekali.
Mengingat pentingnya kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan untuk
menunjang kelancaran produksi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
akan dituangkan kedalam skripsi dengan judul “ Pemeliharaan Boiller Feed Water Pump
pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Gresik”

2. KLASIFIKASI DAN BAGIAN UTAMA POMPA

Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu


pompa kerja positif ( positive displacement pump ) dan pompa kerja dinamis (non positive
displacement pump). Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang
prinsip kerjanya mengubah energi kinetik ( kecepatan ) cairan menjadi energi potensial (
dinamis ) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
2.1 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
a. Kapasitas :
1) Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam
2) Kapasitas menengah : 20-60 m3 / jam
3) Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam
b. Tekanan Discharge :
1) Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
2) Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2
3) Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2
c. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
1) Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing.
2) Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
3) Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
4) Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
d. Posisi Poros :
1) Poros tegak
2) Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
1) Single Suction
2) Double Suction
f. Arah aliran keluar impeller :
1) Radial flow

-3-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

2) Axial flow
3) Mixed fllow
g Klasifikasi menurut jumlah tingkat
1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler. Pada umumnya head yang dihasilkan
pompa ini relative rendah, namun konstruksinya sederhana.
2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasanag berderet pada satu
poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler tingkat
kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total pompa merupakan penjumlahan
head yang dihasilkan oleh masing - masing impeler. Dengan demikian head total pompa ini
relatif tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan
besar.

-4-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

2.2 Bagian Utama Pompa


Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat seperti gambar berikut:

a. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
c. Shaft
Shaft (poros) berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozzel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).

-5-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

g. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.
i. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.
j. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.

3. JENIS – JENIS PEMELIHARAAN

3.1 Pemeliharaan Preventive


Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan,
atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan ( preventive ).
Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan
inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin - mesin
selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan
sejak awal sebalum terjadi kerusakan.
Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri – industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis
3.2 Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima. Pemeliharaan corrective
termasuk dalam cara pemeliharaan yang direncanakan untuk perbaikan.
Dalam pemaliharaan corrective ini dapat mengadakan peningkatan – peningkatan
sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan peralatan agar
lebih baik. Menghilangkan problem yang merugikan untuk mencapai kondisi operasiyang
lebih ekonomis.

-6-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

3.3 Pemeliharaan Predictive


Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan
predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau dengan alat – alat monitor yang
canggih.
Teknik – teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini adalah
untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan cepat dan tepat.
Pemeliharaan dengan sistem monitoring sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang realistis tanpa melakukan pembongkaran total untuk mendapatkan hasil yang realistis
tanpa melakokan pembongkaran total untuk menganalisisnya.
3.4 Pemeliharaan Breakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya harus
disiapkan suku cadang, material, alat – alat dan tenaga kerjanya.
Beberapa peralatan yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses
produksi, tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila terjadi
kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena biaya
pemeliharaan lebih besar daripada biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini perlatan
dibiarkan beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi tidak
berkurang.
Penerapan sistem pemeliharaan ini dilakukan pada mesin – mesin indusri yang
ringan, apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.

4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan penulis tujuannya adalah memberikan penjelasan


dari pelaksanaan yang dilakukan penulis untuk mengetahui metode pemeliharaan yang
dilakukan oleh perusahaan.

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan oleh penulis merupakan salah satu unit pembangkit tenaga
listrik PT PJB UP Gresik, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gresik, Kecamatan
Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
PLTU Gresik terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur tepi laut jawa. Untuk menuju
ke PLTU Gresik dapat ditempuh melalui jalur darat, ditempuh berkisar ± 60 menit dari
Surabaya yang berjarak ± 40 km.

-7-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

4.2 Bahan dan data penelitian

Bahan Penelitian yang digunakan adalah Boiler Feed Water Pump. Pompa ini termasuk
kategori horizontal radially split, multi stage centrifugal pump. Pompa ini mentransfer
fluida dari daerator lalu mengumpan air ke boiler untuk dipanaskan.
Pada PLTU Gresik terdapat tiga mesin Boiler Feed Water Pump tiap-tiap unit.
Mesin Boiler Feed Water Pump dipasang secara paralel. Pada beban 200 MW Boiler Feed
Water Pump beroperasi dua unit, sedangkan yang satu lagi standby. Pada beban 100 MW
hanya satu Boiler Feed Water Pump yang beroperasi.

Adapun untuk data Boiler Feed Water Pump pada PLTU Gresik adalah sebagai
berikut:
Pompa :
Inlet temperatur : 176,1 ºC
Specific gravity : 0,891
Vapour pressure : 9,34 kg/cm²
Capacity : 365 t/h
Discharge pressure : 202,5 kg/cm²
Suction pressure : 10 kg/cm²
Speed : 1.480 RPM

5. PEMBAHASAN MASALAH BIAYA PEMELIHARAAN

Terdapat suatu alternative kebijakan pemeliharaan mesin dalam menghadapi


masalah biaya pemeliharaan dan perbaikan yaitu :
a) Apakah sebaiknya mengambil kebijakan pemeliharaan breakdown, dimana
perbaikan atau penyetelan dilaksanakan hanya setelah terjadinya kerusakan mesin.
b) Apakah melaksanakan kebijakan pemeliharaan terencana ( preventive
maintanance ), dimana perawatan dan penyetelan terhadap peralatan dilakukan pada
akhir periode yang telah ditentukan.

-8-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

Untuk memilih alternative pemeliharaan yang lebih efisien untuk mesi Boiler
Feed Water Pump ( BFWP ) dapat digunakan metode probabilitas, dengan menghitung
biaya pemeliharaan mesin Boiler Feed Water Pump ( BFWP ). Setelah biaya
pemeliharaan mesin tersebut dihitung, maka dapat diketahui biaya paling ekonomis atau
yang paling murah.
Berdasarkan data – data masa lalu dari PLTU Gresik, yang berkaitan dengan
pemeliharaan mesin Boiler Feed Water Pump ( BFWP ) dapat dihitung melalui dua
kebijakan yaitu preventive maintanance dan breakdown maintanance dalam
mengahadapi masalah biaya maintanance.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan di PLTU Gresik, maka


dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan pemeliharaan Boiler Feed Water Pump pada perusaahaan
Pada pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan pada mesin Boiler Feed
Water Pump oleh PLTU Gresik juga diterapkan pada semua jenis mesin lain yang ada di
perusahaan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan secara cermat bentuk pemeliharaan
yang akan diterapkan sehubungan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, dan
kondisi peralatan yang dikerjakan, maka diperlukan strategi pemeliharaan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pemeliharaan adalah:
a) Umur peralatan atau mesin produksi
b) Tingkat kapasitas pemakaian mesin
c) Kesiapan suku cadang
d) Kemampuan tim pemeliharaan untuk bekerja cepat
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan strategi pemeliharaan
terhadap mesin selain dari faktor produktifitas mesin selama beroperasi juga perlu
diperhatikan terhadap segi ekonomis biaya pengeluaran terhadap perawatan mesin.

2. Metode Pemeliharaan Boiler Feed Water Pump pada perusahaan


Dalam hal ini pemeliharaan pada mesin Boiler Feed Water Pump ataupun
mesin – mesin yang terdapat pada perusahaan dilaksanakan secara routin maupun
pelaporan kerusakan dari pihak operator yang selama 24 jam menjaga mesin.
Pelaksanaan metode pemeliharaan ini perlu dipertimbangkan pengaruhnya
terkait produktivitas perusahaan, maka dalam pelaksanaan metode pemeliharaan harus
mengkoordinasi pekerjaan pemeliharaan dengan kebutuhan produksi.

-9-
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

Pada umumnya pekerjaan pemeliharaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown maintanance)


Cara pemeliharaan ini dapat dilakukan setelah terjadi kerusakan, kerusakan
suatu mesin dapat terjadi karena adanya kejadian sebagai berikut:
1) Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak
dapat dicegah.
2) Kerusakan yang terjadi berangsur – angsur dan berkurangnya kekuatan
komponen karena pemakaian. Kejadian ini dapat diminimalkan dengan
adanya inspeksi yang teratur dan cara pencegahannya
Dari keterangan diatas dapat ditentukan bahwa, agar tidak terjadi kerusakan
maka penggantian suatu komponen atau suku cadang dapat dilakukan bilamana
diperlukan.

b) Pemeliharaan Preventive
Pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan perkiraan dan berdasarkan inspeksi
secara berkala. Pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal lebih ekonomi s daripada
pemeliharaan yang tidak terjadwal.
Dalam hal ini tim pemeliharaan PLTU Gresik akan melaksanakan pemeliharaan
terjadwal sesuai dengan daftar umur kerusakan pada komponen mesin. Dan dalam
pelaksanaan pemeliharaan ini tim pemeliharaan akan membuat suatu riwayat perbaikan
atau penggantian komponen – komponen mesin.
3. Analisa akar penyebab masalah dalam pemeliharaan
Pemeliharaan yang terjadwal atau terncana dalam perusahaan akan membuat
tim pemeliharaan lebih siap mengahadapi proses pemeliharaan. Tim pemeliharaan
dalam hal ini mempunyai beberapa tugas, selain dari proses perbaikan itu sendiri tim
pemeliharaan mempunyai tugas mencari penyebab masalah yang terjadi pada mesin –
mesin di PLTU Gresik. Selain mendapat laporan kerusakan dari operator pada
komponen mesin tim pemeliharaan juga menganalisa kerusakan – kerusakan pada
komponen mesin. Faktor yang mucul dari analisa terhadap mesin antara lain:
a. Jam operasi mesin
b. Adanya kelainan yang secara visual bisa mempengaruhi produktifitas mesin
c. Menurunnya performance mesin itu sendiri dari umur

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpilan dan masalah – masalah diatas yang dihadapi oleh
PLTU Gresik, maka dapat diambil saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
perusahaan agar dapat mencapai efisiensi dan efektifitas dalam melakukan
kebijaksanaan pemeliharaan, maka dengan menggunakan metode probabilitas dengan
parameter besar biaya perbulan secara ekonomisnya pemeliharaan boiler feed water

- 10 -
Universitas Gresik
Fakultas Teknik Mesin

Jurnal Tugas Akhir

pump dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali, sedangkan secara teknis harus sesuai
dengan prosedure SOP (Standart Opersional Prosedure) yang digunakan oleh
perusahaan, agar Boiler Feed Water Pump tidak terjadi kerusakan/kebocoran lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan operasi, lembaga Penerbit FE UI. Jakarta

IR.Ammar, A. 2007. Pemeliharaan PLTU,Pelatihan pengoperasian Pembangkit Termal,


STT PLN .
Djiteng M. 2005. Pembangkit energi listrik. Erlangga. Jakarta.
Margono. 2006. Jurnal Manajemen Pemeliharaan dan Perawatan mesin, vol.4. no.1, Teknik
mesin. UNDIP.
Soemarno Ardhi. 2008. Pemeliharaan (www.google.com/pemeliharaan/pemeliharaan
sharing pengalaman_maitanace).
Sularso Kiyokatsu. 1978. Dasar perencanaan dan Pemilihan elemen mesin. Jakarta
PT. Pradnya Paramita.
Supandi. 1990. Manajemen Perawatan, Penerbit Ganeca Extact. Bandung.
Susepto A. Murti. 2006. Jurnal Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Tampubolon, P. Manahan. 2004. Manajemen Operasional, edisi pertama. Ghalia Indonesia

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai