Anda di halaman 1dari 15

Rabu 22 April 2009, 17:06 WIB

Hujan Asam Rusak Patung Tembaga di Bandung


- detikNews

Share 0 Tweet Share 0 0 komentar

Bandung - Kondisi geografis Bandung yang berada di daerah cekungan perparah tingkat polusi.
Celakanya hal tersebut memicu potensi terjadinya hujan asam. Parahnya hujan asam, bisa
dilihat dari rusaknya patung-patung tembaga di Bandung.

Demikian dikatakan oleh Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Dr Thomas
Djamaluddin di ruang kerjanya, lantai 2 kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Jalan Djunjunan No 133, Rabu (22\/4\/2009) siang.

\\\"Berbeda dengan Jakarta yang sama-sama memiliki tingkat polusi tinggi, geografis Bandung
yang berada di daerah cekungan memperparah iklim di Bandung. Cekungan membuat udara
tidak mengalir ke luar dan ini membuat potensi hujan asam meningkat,\\\" paparnya.

Menurut Thomas, indikator yang bisa dilihat dari terjadinya hujan asam di Kota Bandung adalah
bercak-bercak berwarna kehijauan di patung-patung yang terbuat
dari tembaga yang banyak tersebar di Kota Bandung. Salah satunya adalah patung pemain bola
di pertigaaan Jalan Tamblong dan Jalan Sumatera.

\\\"Kita bisa melihat di patung-patung tersebut terdapat bercak berwarna kehijauan. Hal itu
dikarenakan adanya reaksi kimia yang diakibatkan oleh zat asam,\\\"
terangnya.

Menurutnya sejak 1997, Bandung sudah mengalami hujan asam. Namun derajat keasamannya
masih rendah. Tapi pihaknya pernah mencatat pada tahun 2000, terjadi
hujan asam dengan tingkat PH 4, padahal ambang batasnya adalah 5,6.

\\\"Dikatakan asam jika PH nya kurang dari 5,6. Sejak 1997, PH-nya sudah di bawah ambang
batas 5,6. Bahkan puncaknya pada tahun 2000, PH nya hanya 4. Ini masih
yang paling asam,\\\" ungkap pria berkacamata ini.

Thomas juga menegaskan bahwa hujan asam yang tinggi dapat merusak lingkungan dengan
cepat. Walaupun belum ada penelitian terhadap dampaknya kepada manusia,
namun Thomas meyakini jika kondisi tersebut dibiarkan maka dampak negatif terhadap
manusia akan terasa.

\\\"Memang belum ada penelitian tentang dampaknya terhadap manusia secara langsung.
Karena kalau kehujanan, kita (manusia - red) langsung mandi, mengguyur tubuhnya dengan air.
Ini langsung melunturkan air hujan asam. Sedangkan kalau ke pohon atau bangunan langsung
terlihat dampaknya karena langsung terpapar air hujan dan tidak langsung disiram. Jadi kalau
ke lingkungan sudah dapat terlihat dampaknya,\\\" tuturnya.

Disinggung mengenai langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya hujan asam,
Thomas berpesan agar lingkungan lebih diperhatikan dan dijaga lagi. \\\"Tak ada cara lain
selain merawat lingkungan,\\\" tegasnya.

(afz/ern)
Lebih setengah kota Cina alami hujan asam
 3 Juni 2011
 Bagikan artikel ini dengan Face book

Hak atas fotoGETTYImage captionPolusi udara melanda


kota-kota di Cina akan pertumbuhan pesat industri

Cina menyatakan lebih setengah kota-kota di negara itu mengalami hujan asam dan hanya sedikit yang
memiliki udara segar.

Seperenam sungai-sungai besar sangat terpolusi sehingga airnya dipandang tidak baik untuk pertanian.

Pengawas polusi menyatakan 16,4% sungai besar Cina bahkan tidak memenuhi standar pengairan pertanian.

Air dari kota-kota besar seperti Shanghai, Tianjin dan Guangzhou dinyatakan sangat terpolusi. Hanya daerah
pulau wisata Hainan dan sebagian pantai utara yang dianggap benar-benar sehat.

Hanya 3,6% dari 471 kota yang dimonitor mendapatkan peringkat teratas dalam hal kebersihan udara.

Batu bara
Keadaan lingkungan secara umum masih sangat menyedihkan dan masih menghadapi berbagai
masalah dan tantanganLie Ganji

Kementrian lingkungan mengatakan polusi logam berat sangat mengkhawatirkan karena mengancam
stabilitas masyarakat disamping kesehatan penduduk.

Cina berulangkali berjanji akan membersihkan lingkungannya, tetapi usaha ini seringkali gagal karena tidak
sejalan dengan sumber daya dan keinginan politik.

Pejabat setempat mengatakan pertumbuhan, keuntungan dan penciptaan pekerjaan dianggap lebih penting
dibandingkan dengan masalah lingkungan.
Li Ganjie mengatakan: "Keadaan lingkungan secara umum masih sangat menyedihkan dan masih menghadapi
berbagai masalah dan tantangan".
Dia mengatakan keanekaragaman hayati semakin terancam di negara itu.
Pengrusakan lingkungan karena kegiatan industri menyebabkan sebagian penduduk Cina protes.
Suku Mongolia marah besar karena kerusakan terhadap tanah gembala mereka akibat penambangan batu
bara.

Kerusuhan terjadi karena seorang penggembala tewas tertabrak truk batu bara.

Pemerintah Cina kemudian memulai operasi selama sebulan untuk menindak industri batu bara yang
merusak lingkungan atau mengganggu penduduk.
Sulfur Dioksida (SO2)
Sifat dan Karakteristik
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut
dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk
dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari sumbernya.
SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang
mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah
seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal seperti alumunium,
tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper sulfur utama adalah kegiatan
pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan
bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang
menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.

Gambar 1. Struktur Sulfur Dioksida

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak
berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida
(SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida,
tetapi jumlah relative masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2
selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total
SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 < --------- > SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika
konsentrasi uap air sangatrendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan
segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4. Tetapi jumlah H2SO4 di
atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi
H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh
proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh
beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar
matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi
lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan
tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
Gambar 2. Daur Belerang dan Sulfur

SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat
oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika
kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan
bau. Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala
kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.

Sumber Pencemar SO2


Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan
industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau
FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S.
Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam
banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam.
Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan
pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi
berikut :

2ZnS + 3O2 -> 2ZnO + 2SO2


2PbS + 3O2 -> 2PbO + 2SO2

Gambar 3. Emisi Sulfur Dioksida dari Cerobong Industri

Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar, penyebaran gas SOx, ke
lingkungan juga tergnatung dari keadaan meteorologi dan geografi setempat. Kelembaban udara juga
mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan
berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang
menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi
dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu.

Gambar 4. Emisi Sulfur Dioksida dari Gunung Berapi

Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat,
sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi daerah
perkotaan. Ini termasuk :

 Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan pengolahan
logam)
 Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)
 Sumber bergerak (mesin diesel).

Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang signifikan, bergantung
pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana
berlangsung untuk beberapa hari selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika
penyebaran terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk
tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil pada pola
homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan,
penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara substantial,
tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga
sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.
Dampak Pencemaran SO2
1. Kesehatan
Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada system pernafasan, seperti
pada slaput lender hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini menjadi
lebih buruk pada penderita asma. Disamping itu SO2 terkonversi di udara menjadi pencemar sekunder
seperti aerosol sulfat.
Aerosol yang dihasilkan sebagai pencemar sekunder umumnya mempunyai ukuran yang sangat halus
sehingga dapat terhisap ke dalam sistem pernafasan bawah. Aerosol sulfat yang masuk ke dalam saluran
pernafasan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang lebih berat daripada partikel-partikel lainnya
karena mempunyai sifat korosif dan karsinogen. Oleh karena gas SO2 berpotensi untuk menghasilkan
aerosol sulfat sebagai pencemar sekunder, kasus peningkatan angka kematian karena kegagalan
pernafasan terutama pada orang tua dan anak-anak sering berhubungan dengan konsentrasi SO2 dan
partikulat secara bersamaan (Harrop, 2002).
Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang menyebabkan timbulnya
kesulitan bernafas, terutama pada kelompok orang yang sensitive seperti orang berpenyakit asma, anak-
anak dan lansia. SO2 juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain membentuk partikel sulfat yang
jika terhirup dapat terakumulasi di paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas, penyakit
pernapasan, dan bahkan kematian (EPA, 2007).
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Sulfur Dioksida terhadap Kesehatan Manusia

2. Lingkungan
Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam.Hujan asam
disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di
udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini
berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Gambar 5. Hujan Asam

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton
dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang
terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002).
Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan
suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah
ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Selain menyebabkan hujan asam, SO2 juga dapat mengurangi jarak pandang karena gas maupun partikel
SO2 mampu menyerap cahaya sehingga menimbulkan kabut.
3. Tanaman
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat membunuh
jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2
menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah dengan kenaikan
kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan
adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut
Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan
magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan
daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.
Gambar 6. Dampak pada Tanaman

Pada dasarnya ekosistem darat tumbuhan mudah terpengaruh. Perbedaan dalam kerentanan pada
berbagai spesies tanaman yang berbeda telah didokumentasi dengan baik. Hal ini konsisten dengan
adanya beragam spesies tanaman dari pusat kota dan daerah industri, sedangkan spesies yang
samadekat dengan daerah perbatasan. Kerentanan selalu mencerminkan perbedandalam faktor genetik,
umur, atau keadaan fisiologis. Tidak hanya adanyaperbedaan antara spesies tetapi seringkali terdapat
keragaman antara genotiftanaman. Dalam sejumlah kasus terjadi seleksi genetik didalam beberapa
komunitas tanaman alamiah terhadap daya tahan pencemaran atmosfer.Pengaruh sulfur dioksida dan
presipitasi asam paling nyata dan buruk dalam ekosistem hutan yang berbatasan dengan peleburan atau
beberapa sumber pusat pencemaran lainnya. Sejalan dengan penelitian lainnya, spesies lumut
bertambah dan diversivitas meningkat dengan meningkatnya jarak dari gedung dibandingkan dengan
sisi arus angin naik. Jenis pepohonan tertentu, sweet birch dan pinus putih, diketahui paling rentan
terhadap pencemaran atmosfer.
4. Hewan
The National Academy Of Sciences (1978) juga menyimpulkan pengaruh pH terhadap ikan. Di Norwegia
presipitasi asam juga mempunyai pengaruh terhadap perikanan komersial. Wright dkk (1977)
melaporkan bahwa penurunan penangkapan ikan salmon di sungai-sungai selama seratus tahun yang
lalu, disebabkan oleh penurunan pH yang tetap.
Dengan penurunanya pH terjadi serangkaian perubahan kimiawi yang menyebabkan penurunan laju
daur zat makanan dalam sistem perairan. Dengan demikian, terdapat penurunan jumlah bahan organik
dalam suatu daerah dansuatu pergeseran keadaan oligotropik didanau. Perubahan ekologis mengikuti
pengaruh umum zat toksik terhadap ekosistem.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan
tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis
adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain
juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan
terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan
kepunahan spesies.
5. Material
Kerusakan oleh pencemaran SO2 juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur,
batu pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini akan tampak pada
penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut. Ancaman serius juga dapat terjadi
pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan
sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap.
Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Gambar 7. Korosi pada Mater

Fenomena Hujan Asam: Penyebab Serta


Efeknya Bagi Lingkungan dan Kesehatan
Oleh Risky Candra SwariInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Hujan asam adalah fenomena alam yang tak hanya memengaruhi lingkungan hidup saja, tapi juga
kesehatan Anda secara menyeluruh. Lantas, kenapa fenomena alam ini bisa terjadi? Yuk, cari tahu
informasi lengkap berikut ini.

Apa itu hujan asam?


Hujan asam adalah sebuah fenomena alam akibat dari pencemaran udara yang sudah kelewat
buruk. Fenomena ini menyebabkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.

Penting untuk diketahui bahwa hujan asam tidak selalu hujan yang turun dalam bentuk butiran air saja.
Fenomena alam ini juga bisa terjadi dalam bentuk kabut, hujan es, salju, bahkan gas dan debu yang
mengandung asam.

Hujan asam, yang turun dalam bentuk kabut, hujan es, atau salju disebut dengan deposisi basah.
Sementara hujan asam dalam bentuk debu, gas, dan partikel padat lainnya disebut deposisi kering.

Secara umum, hujan asam digunakan untuk menggambarkan semua material asam yang turun ke bumi,
entah itu yang bersifat basah atau kering.
Seberapa asam hujan asam?
Tingkat keasaman suatu zat dapat diukur menggunakan skala yang disebut skala pH. Skala pH memiliki
tingkatan dari 0 sampai 14. Skala paling asam ada di angka 0 sementara skala paling basa di angka 14.
Sesuatu dengan nilai pH 7 disebut netral, yang berarti tidak asam atau basa.

Hujan asam memiliki nilai pH di bawah angka 5. Padahal, idealnya pH air hujan yang normal berkisar dari
5-6. Semakin asam sifat suatu zat, maka dampaknya akan semakin merusak.

Meski air hujan normal relatif sedikit asam, namun kondisi ini tidak seberbahaya hujan asam. Air hujan
yang normal memiliki sifat asam karena adanya kandungan karbon dioksida (CO2) di udara. Karbon
dioksida ini bereaksi dengan air sehingga membentuk asam karbonat lemah.

Kandungan asam karbonat lemah dalam air hujan masih dianggap normal karena jenis asam ini dapat
membantu melarutkan mineral tanah yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Apa penyebab hujan asam?


Fenomena alam ini disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia maupun
alam. Sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NOx) merupakan senyawa kimia utama yang
menyebabkan terbentuknya hujan asam.

Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya lain untuk
membentuk larutan sulfurik dan asam nitrat, yaitu polutan yang memiliki sifat asam tinggi. Nah, polutan
ini lah yang dikenal sebagai hujan asam.

Aktivitas vulkanik dari gunung berapi, asap pabrik dan kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga
batu bara, peleburan logam, pembakaran minyak bumi, semua hal tersebut melepaskan SO2 dan NO2
ke udara, yang pada akhirnya memicu terjadinya fenomena alam ini.

Kabar buruknya, kebanyakan pemicu hujan asam disebabkan oleh berbagai aktivitas yang dilakukan
manusia. Selama beberapa dekade terakhir, manusia telah menghasilkan begitu banyak limbah bahan
kimia ke udara. Tanpa disadari, bahan kimia yang dihasilkan ini telah mengubah campuran gas di
atmosfer dan memicu terjadinya hujan asam.

Apa saja efek yang ditimbulkan dari hujan asam?


Hujan asam dapat menyebabkan berbagai masalah. Tak hanya pada kesehatan saja, fenomena alam ini
juga memengaruhi lingkungan. Ya, senyawa kimia yang berbahaya dapat terbawa angin dan berpindah
dari satu negara ke negera lainnya, bahkan dari satu benua ke benua lain.

Dampak terhadap kesehatan

Partikel-partikel kecil yang dihasilkan hujan asam, seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida, jika
terhirup dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma atau bronkitis. Pada orang yang
sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit tersebut, fenomena alam ini dapat memicu kekambuhan
atau bahkan memperburuk gejala yang ada.

Lebih jauh, fenomena alam ini juga bisa menyebabkan kerusakan paru-paru permanen apabila Anda
terpapar partikel asam dalam jumlah yang berlebihan dan dalam jangka waktu panjang.
Dampak terhadap lingkungan
1. Hutan

Air hujan yang merembes ke tanah dapat melarutkan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan pohon. Fenomena ini juga menyebabkan pelepasan zat berbahaya
seperti alumunium ke tanah, serta menghilangkan lapisan pelindung lilin dari daun.

Alhasil, daun tidak dapat berfotosintesis dengan benar. Berbagai hal tersebut tak hanya menyebabkan
kerusakan pohon, tapi juga sekaligus mematikan ekosistem yang ada di dalam hutan tersebut.

2. Perairan

Fenomena ini juga dapat memengaruhi habitat perairan. Di habitat perairan inilah efek hujan asam
paling jelas terasa.

Danau dan sungai yang terkontaminasi dengan dengan hujan asam dapat menyebabkan berbagai
spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan yang asam.

Jika spesies dalam air mati, maka hal ini tentu akan berpengaruh terhadap rantai makanan makhluk
hidup lainnya, termasuk spesies non-perairan seperti burung.

3. Kerusakan bangunan

Hujan asam juga dapat menyebabkan kerusakan pada banyak objek, termasuk bangunan, patung,
monumen, dan kendaraan. Bahan kimia yang dihasilkan dari fenomena ini dapat menyebabkan korosi,
alias perkaratan pada benda-benda logam. Logam yang mengalami korosi akan menjadi lebih rapuh dan
keropos.

Jika yang mengalami korosi adalah fasilitas umum seperti jembatan dari besi, maka hal tersebut tentu
akan berbahaya. Sementara pada bangunan yang terbuat dari batu, korosi dapat membuat batuan
menjadi tampak usang dan lapuk.

Bisakah hujan asam dicegah?


Kabar baiknya, fenomena alam ini bisa dicegah dengan bijak dalam menggunakan energi listrik.
Pilihlah peralatan rumah tangga yang hemat energi. Selain itu, matikan perlatan rumah tangga yang
menggunakan listrik jika tidak dipakai. Semakin sedikit listrik yang Anda gunakan di rumah, maka
semakin sedikit pembangkit listrik akan dipancarkan.

Mulai sekarang cobalah untuk beralih ke moda transportasi umum jika ingin berpergian. Anda bisa
menggunakan angkot, bus, KRL, atau ojek online. Ketimbang harus mengeluarkan uang bensin dan
tenaga untuk nyetir kendaraan sendiri, ada baiknya mengambil langkah bijak yang tidak hanya
bermanfaat untuk diri Anda sendiri tapi juga orang banyak.

Lebih baik lagi jika Anda memilih untuk bersepeda atau berjalan kaki jika jarak yang ditempuh tidak
terlalu jauh.
Dampak Hujan Asam terhadap Kesehatan

Beberapa daerah di Indonesia, diduga mengalami hujan asam. Hujan asam adalah fenomena
alam yang dapat merusak lingkungan hidup dan material tertentu, seperti bangunan dan
jalan. Tak hanya itu, hujan asam juga ternyata memiliki dampak terhadap kesehatan
manusia.
Secara kasat mata, hujan asam terlihat sama seperti hujan pada umumnya. Yang membedakan
adalah kandungan yang terdapat pada tiap tetesan airnya.

Proses Terbentuknya Hujan Asam


Hujan asam terjadi akibat adanya pembuangan senyawa sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NOX) ke udara di sekitar kita. Kedua zat ini dapat terakumulasi di udara dan bereaksi
dengan molekul air di udara hingga menghasilkan hujan dengan kadar asam tinggi. Dengan kata
lain, tiap tetesan air hujan ini mengandung zat asam.
Zat sulfur dioksida dan nitrogen oksida dihasilkan oleh kegiatan sehari-hari manusia, seperti
asap dari kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan penggunaan batu bara sebagai
tenaga listrik. Selain itu, letusan gunung berapi juga turut berkontribusi terhadap kehadiran
kedua zat ini di udara.
Dampak Hujan Asam Terhadap Kesehatan
Hujan asam yang terbentuk dari polusi udara akibat proses pembakaran minyak dari kendaraan
bermotor dan mesin industri dapat berdampak pada kesehatan. Partikel dari hujan asam, yaitu
sulfur dioksida dan nitrogen oksida, berdampak negatif bagi kesehatan Anda jika terpapar
dalam jumlah berlebihan atau dalam jangka panjang. Penelitian menemukan bukti adanya
hubungan antara peningkatan paparan senyawa ini dengan penyakit jantung dan
penyakit asma.
Sedangkan polusi udara itu sendiri juga dapat berefek negatif bagi tubuh, antara lain:
 Stroke.

 Penyakit jantung.

 Kanker paru-paru.

 Penyakit saluran pernapasan akut dan kronis.

 Sakit kepala.

 Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.

Kelompok yang rentan terhadap kondisi udara seperti ini adalah anak-anak, orang tua, orang
yang bekerja di luar ruangan, dan penderita gangguan paru-paru atau jantung.
Mengurangi Risiko Terjadinya Hujan Asam
Hampir semua kegiatan di era modern ini memakai tenaga listrik yang berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil, seperti gas alam, batu bara, dan minyak bumi. Ketika dibakar, zat tersebut
dapat berubah menjadi sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Risiko terjadinya hujan asam bisa dikurangi dengan mengubah gaya hidup Anda dalam
penggunaan energi listrik. Hal yang bisa Anda lakukan untuk menghemat energi, misalnya:

 Gunakan peralatan rumah tangga seperti lampu, lemari pendingin, penyejuk ruangan,
dan mesin cuci yang hemat energi.

 Matikan segala jenis peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik jika tidak
dipakai.

 Gunakan transportasi umum ketika ingin bepergian. Anda juga bisa bersepeda
atau berjalan kaki jika lokasi yang ingin Anda tuju dekat.

 Jika ingin memiliki kendaraan pribadi, pilih kendaraan yang rendah emisi dan ramah
lingkungan. Rawatlah kendaraan Anda dengan baik.

Saat ini, mungkin Anda belum merasakan efek negatif hujan asam pada kesehatan. Meski
begitu, tidak ada salahnya untuk melakukan perubahan demi menjaga kesehatan dan
kelestarian lingkungan. Satu perubahan kecil dari Anda, sangat berarti bagi bumi kita tercinta.
Terkuak, Misteri 'Kabut Pembunuh' 12.000
Jiwa di London pada 1952

Citra Dewi

16 Nov 2016, 19:07 WIB


Liputan6.com, London - Pada 1952, sebuah kabut misterius menyelimuti London, menutup kota itu
dengan lapisan tebal polutan yang mencekik jalan napas, lalu membunuh ribuan orang dan hewan.

Selama ini penyebab pasti maut yang menyebar lewat udara tersebut belum diketahui. Namun,
belakangan sebuah tim peneliti internasional mengatakan bahwa mereka telah memecahkan
misteri tersebut.

Dalam analisis baru, para peneliti menitikberatkan proses kimia yang berkombinasi dengan kabut
alami sebagai akibat dari pembakaran batu bara, di mana proses tersebut menciptakan kabut asam
mematikan yang mengubah langit menjadi gelap.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu (16/11/2016), ketika kabut tersebut pertama kali
menyelimuti London pada Desember 1952, warga tak begitu memperhatikannya.

Namun beberapa hari kemudian, jarak pandang berkurang hingga menjadi 1 meter di beberapa
tempat, transportasi ditutup, dan ribuan orang menderita masalah pernapasan.

Pada awalnya diperkirakan 4.000 orang meninggal karena kabut tersebut, di mana 150.000 lainnya
harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun menurut studi lain, diperkirakan kematian akibat
peristiwa itu mencapai 12.000 jiwa.

Dengan menggunakan data populasi modern di China, peneliti menentukan bahwa peristiwa itu
merupakan hasil dari percampuran partikel asam sulfat dengan kabut alami yang menutupi seluruh
London.

"Orang-orang tahu bahwa sulfat adalah kontributor besar untuk kabut tersebut, dan partikel sulfat
terbentuk dari sulfur dioksida yang dilepaskan oleh pembakaran batu bara yang digunakan di rumah
dan pembangkit listrik, serta sarana lain," ujar Profesor Kimia di Texas A&M University, Renyi Zhang.

"Tapi cara sulfur dioksida berubah menjadi asam sulfat belum jelas," imbuh Zhang.

"Hasil kami menunjukkan bahwa proses ini difasilitasi oleh nitrogen dioksida, yang merupakan
produk lain dari hasil pembakaran batu bara, dan awalnya terjadi pada kabut alami," jelas dia.

Zhang mengatakan, aspek kunci lainnya dalam perubahan sulfur oksida menjadi asam sulfat adalah,
ia menghasilkan partikel asam yang kemudian menghambat proses tersebut.

"Kabut alami mengandung 10 kali partikel mikrometer lebih besar, dan bentuk asam cukup tipis.
Penguapan dari partikel kabut itu menyebabkan partikel kabut asam lebih kecil yang menutupi kota
" jelas Zheng.

Polusi Udara di China

Menurut para peneliti, reaksi kimia serupa sering terjadi di China saat ini--negara yang memiliki 16
kota dengan polusi terparah di dunia.
Namun, masalah polusi China tidak sepenuhnya sama.

Negara tersebut telah mengalami pertumbuhan industri dan manufaktur besar-besaran selama
beberapa dekade, di mana sebagian besar emisinya berasal dari pembangkit listrik, mobil, dan
pupuk.

"Perbedaannya di China adalah kabut tipis dimulai dari nanopartikel yang lebih kecil, dan proses
pembentukan sulfat hanya bisa terjadi dengan amonia untuk menetralisir partikel," ujar Zhang.

"Di China, sulfur dioksida biasanya dihasilkan oleh pembangkit listrik, nitogren dioksida dari
pembangkit listrik dan mobil, sera amonia berasal dari penggunaan pupuk dan mobil."

Warga mengenakan masker saat kabut asap menyelimuti Beijing, China, Senin (30/11). Pemerintah
setempat mengumumkan keadaan siaga dan menyarankan warga Beijing untuk berada dalam
rumah karena kandungan polusi udara yang berbahaya. (AFP PHOTO/ FRED DUFOUR)

"Sekali lagi, proses kimia yang tepat harus saling mempengaruhi dalam kabut mematikan yang
terjadi di China. Sementara kabut London memiliki tingkat keasaman tinggi, kabut China pada
dasarnya netral," tambah dia.

Kabut mematikan yang terjadi di London pada 1952 dianggap polusi udara paling mematikan
sepanjang sejarah Eropa. Peristiwa itu mendorong penerimaan Clean Air Act pada 1956 oleh
Parlemen Inggris.

Dengan memecahkan misteri kabut di London, para peneliti mengatakan bahwa itu juga bisa
menambah wawasan yang dapat membantu mencari solusi adanya polusi udara di China.

"Adanya pemahaman yang lebih baik tentang kimia udara memegang kunci untuk mengembangkan
tindakan peraturan yang efektif di China," ujar Zhang.

"Pengurangan emisi nitrogen oksida dan amonia tampaknya efektif dalam memutuskan proses
pembentukan sulfat," imbuh dia.

Anda mungkin juga menyukai