a. Ukuran
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni panjang 28,5 meter
dan lebar 15 meter untuk standar National Basketball Association dan panjang 26 meter dan lebar 14
meter untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam
lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan berat bola
adalah 600 – 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola
harus kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20
meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian
dalam adalah 0,45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul
bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter.
Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu
0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan
hukuman yaitu 3,60 meter.
KAJIAN TEORI
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang
(untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock")
melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah
lawan melakukan hal yang sama.
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesirkuno sekitar
2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdirinya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan
penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan
ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania
di Pune, Indiapada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan.
Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona
pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang
penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis -
sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.Rancangan peraturan
yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk
pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di
wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-
negara Skandinavia.
Sejarah bulutangkis di Indonesia sudah cukup lama. Ada yang memperkirakan, bangsa Indonesia
sudah mengenal bulutangkis sejak tahun 1930-an. Saat itu, bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport
Indonesia (ISI). Bulutangkis makin berkembang pasca kemerdekaan. Pada tahun 1947, di Jakarta, berdiri
persatuan bulutangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Dan, pada 5 Mei 1951,
terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu, sebagai bangsa yang baru lahir, Indonesia
berjuang keras agar punya prestasi di tingkat dunia. Bung Karno sendiri menggelorakan “Nation
Building”. Ia menganjurkan agar olahraga bisa menjadi alat untuk mengenalkan Indonesia pada dunia.
Bung Karno kemudian menerbitkan Kepres No 263/1963 untuk mencanangkan Indonesia jadi 10 besar
dalam bidang olahraga. Tim bulutangkis segera menerjemahkan keinginan Bung Karno itu. PBSI pun
berpartisipasi dalam IBF tahun 1953.
Tahun 1958, Indonesia ikut piala Thomas di Singapura. Awalnya, tim bulutangkis Indonesia
belum “direken”. Jaman itu, tahun 1950-an, raksasa bulu tangkis ada di Amerika Serikat, Malaya
(Malaysia), Inggris, Denmark, dan Thailand. Namun, siapa sangka, Indonesia justru tampil perkasa. Dua
bintang Indonesia, Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile, tampil di “All Indonesian Final”. Yang patut
dicatat, zaman itu masih zaman susah. Tidak ada anggaran yang melimpah untuk pembinaan olahraga.
Bahkan, untuk memulangkan Ferry Sonnevile yang sedang belajar di Negeri Belanda, PBSI harus
mengumpulkan dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” untuk beli tiket pesawat.
“Oleh karena itu maka pada saat Saja memberi restu kepada regu Thomas Cup pertama kali saya
telah berkata, hai, anak-anakku, kau pergilah kepertandingan Thomas cup itu. Aku tidak bisa memberi
bekal kepadamu daripada restuku dan daripada permintaan kepadamu, supaja engkau
sekalian dedicate engkau-punja hidup itu kepada sesuatu hal yang luhur dan suci,” demikian pesan Bung
Karno kepada tim Thomas Cup Indonesa.
Tahun 1961, tim bulutangkis Indonesia kembali merebut piala. Indonesia menumbangkan raksasa
Thailand di final. Lalu, di piala Thomas 1964 di Tokyo, Jepang, Indonesia kembali menang setelah
menumbangkan Denmark. Namun, saat piala Thomas 1967 di Jakarta, Indonesia justru gagal.
Penyebabnya, Indonesia diskor karena insiden penonton. Namun, di piala Thomas 1970 di Kuala Lumpur,
Malaysia, Indonesia berhasil membalasnya.
Era Kejayaan
Era 1960-an hingga 1970-an boleh disebut era kejayaan bulutangkis Indonesia. Jaman itu muncul
legenda besar: Rudy Hartono. Namanya tercatat diGuinness Book of World Records sebagai pemegang
rekor All-England. Rudy Hartono merebut juara All-England sebanyak delapan kali. Tujuh kali berturut-
turut, yaitu dari 1967 hingga 1974. Kemudian menang lagi di tahun 1976. Saingan terdekatnya, Erland
Kops, meraih juara 7 kali.
Sementara tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun/Johan Wahjudi, merebut juara ganda putra selama
6 kali. Prestasi itu menyamai rekor Fin Kobbero/Poul Erik Nielsen (Denmark).
Tahun 1980-an, China mulai muncul sebagai saingan. Di kejuaraan All-England, Indonesia hanya
menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem Swie King. Sisanya didominasi oleh China dan Denmark. Di
ajang piala Thomas, Indonesia hanya menang saat piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Sedangkan piala
Uber diborong oleh China.
Tahun 1990-an hingga 2000-an, Indonesia bangkit lagi. Tahun 1992, di Olimpiade Bercelona,
Indonesia menorehkan sejarah baru. Dan, sejarah itu dipersembahkan oleh olahraga Bulutangkis. Ini
pertama kalinya kontingen Indonesia membawa pulang medali emas. Dahsyatnya, tim bulutangkis
Indonesia merebut 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Medali emas pertama diraih oleh Susi Susanti di tunggal putri, lalu disusul oleh Alan
Budikusuma di tunggal putra. Medali perak dipersembahkan oleh Ardi B Wiranata (tunggal putra) dan
Eddy Hartono-Rudy Gunawan (ganda putra). Sementara medali perunggu diraih oleh Hermawan Susanto
(tunggal putra).
Empat tahun berikutnya, di Olympiade Atlanta, tim bulu tangkis Indonesia kembali membawa
pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Kali ini medali emas dipersembahkan pasangan ganda
putra legendaris, Rexy Mainaky-Ricky Subagja. Sedangkan di piala Thomas Indonesia berhasil
menjuarai 5 kali berturut-turut: 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002. Sedangkan di kejuaraan All-England
Indonesia juara tiga kali: Ardi Wiranata (1991) dan Haryanto Arbi (1993 dan 1994). Sedangkan di piala
Uber, Indonesia menang dua kali: 1994 dan 1996.
Panjang lapangan badminton adalah 13,40 mLebar lapangan badminton 6,10 mJarak garis servis depan
dari garis net 1,98 mJarak garis servis tengah dari garis samping lapangan 3,05 mJarak garis servis
belakang (untuk permainan ganda) dari garis belakang lapangan 0,76 mJarak garis samping permainan
tunggal dari garis pinggir lapangan 0,46 mTinggi tiang net 1,55 mTinggi net 1,52 m.
Adapun untuk lapangan badminton yang berukuran kecil atau mini pada umumnya diperuntukkan
bagi anak yang berumur di bawah 9 tahun agak berbeda yakni panjang lapangannya berukuran sekitar
10.05 meter, sementara untuk lebarnya 4,40 meter.
Masing masing garis lapangan pada permainan bulutangkis masing masing terdapat fungsi. Garis
samping terdapat 2 garis yakni dalam dan luar serta garis belakang pula terdapat 2 garis luar dan dalam.
Masing masing permainan bulu tangkis terdapat ketentuan dan aturan yang tidak sama antara partai ganda
maupun yang tunggal.
Pada Bidang permainan, ukuran lapangan badminton bagi partai tunggal adalah di bawah ini:
Panjang bidang permainan 13,40 mLebar bidang permainan 5,18 mPanjang bidang penerima
servis 4,72 mLebar bidang penerima servis 2,59 m
Berikut ini bidang, ukuran lapangan bulu tangkis dalam permainan ganda ialah sebagaimana
berikut ini.
Panjang bidang permainan 13,40 mLebar bidang permainan 6,10 mPanjang bidang penerima
servis 3,96 mLebar bidang penerima servis 3,05 m
Adapun Area servis lapangan badminton turnamen tunggal yakni memiliki panjang 13,40 meter
dan lebar 5,18 meter. Sementara area servis pada pertandingan ganda ukurannya berkisar 6,10 meter
lebarnya dan 11,88 meter panjangnya.
TEKNIK PERMAINAN
Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai.
Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
Cara melakukannya:
2. Pegangan backhand
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehand.
Cara melakukannya :
Cara pegangan ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil
dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jari telunjuk menempel
pada bagian permukaan yang lebar.
Cara melakukannya:
Tangan memegang raket di bagian ujung tangkai (handle) seperti memegang pukul kasur.
Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai.
Kelemahannya adalah pegangan American grip kurang efektif untuk melakukan pukulan backhand dan
untuk bermain net yang bolanya berada di samping kanan dan kiri.
Teknik Pukulan
Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulu tangkis dengan tujuan
menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan.Terdapat macam-macam teknik dasar pukulan dalam
permainan bulu tangkis, yaitu:
Pukulan servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan
servis, yaitu:
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulu tangkis yang bertujuan untuk menerbangkan
shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.Underhand lob, yaitu pukulan lob yang
dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan
tinggi ke belakang.
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area
lawan. Partai tunggal dan gandamemiliki area servis yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada
gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan "keluar" dan poin untuk penerima
servis.
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah
dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah poin genap dan posisi
kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan saat jumlah poin masih nol.
Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan dengan
undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set sebelumnya.
Untuk partai ganda, beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan
sistem pindah bola dan sistem reli poin:
WASIT
- 1 Service Judge (sbg melihat salah atau benar pemain melakukan servis. )
- 6 Linesman ( sbg pembantu wasit utama dalam menentukan jatuhnya sutlecock di dalam atau di luar
lapangan. )