Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH DAN TEKHNIK BOLA BESAR DAN BOLA KECIL

1. BOLA BESAR
A. BOLA BASKET

Bola basket adalah olahraga permaianan yang terdiri atas dua kelompok pemain yang
setiap kelompok terdiri atas 5 pemain sehingga apabila dijumlah pemain secara
keseluruhan yaitu 10 orang. Dari masing- masing tim bertujuan untuk memasukkan
bola ke dalam jaring lawan sehingga mendapatkan nilai atau poin sebanyak –
banyaknya. Didalam permainan bola basket terdapat tiga fungsi pemaian yaitu sebagia
pemain depan atau forward, pemain bertahan defense, dan pemain yang mengatur
permainan bola atau strategi disebut playmaker.

1. SEJARAH BOLA BASKET

Olahraga permainan ini ditemukan oleh james naissmith pada tahun 1891. James
merupakan guru olah raga di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di
Springfield, Massachusetts, USA. dia secara tidak sengaja menemukan olah raga
permainan ini. Dia menciptakan olahraga ini terinspirasi dari permaianan masa
kecilnya dulu, dari sinilah dia mulai menciptakan permainan ini dean menyusun
peraturan- peraturan yang digunakan dalam olahraga permainan ini.
Olahraga permainan bola basket diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1894
dibawa oleh para pedagang dari cina yang masuk ke Indonesia. Pada tahun 1948
olah raga bola basket mulai dipertandingkan dikejuaraan resmi. Salah satunya yaitu
pada pon 1 yang digelar di kota solo, jawa tengah.kemudian pada tahun 1955
dibentuklah persatuan basket seluruh Indonesia (PERBASI).

2. SARAN DAN PRASARANA BOLA BASKET


1. Lapangan
Ukuran lapangan untuk olahraga adalah sebagai berikut :
2. Ring
Ukuran ring olahraga bola basket adalah sebagai berikut :

3. Bola
Ukuran bola untuk olahraga permainan bola basket adalah sebagai berikut :

4. Waktu permainan
Durasi untuk permaianan bola basket adalah sebagai berikut :
 Waktu permainan 4 x 10 menit jika berpedoman dengan aturan Federasi
Bola Basket Internasional.
 Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10
menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan
perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor.
 Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit.
 Waktu untuk lemparan bola ke dalam yaitu 5 detik.

3. Teknik Dasar Bola Basket


a. Teknik Menggiring (Dribble)
Adalah teknik menggiring bola dalam permainan bola basket tujuannya untuk
mempertahankan posisi bola dalam tindakan penyerangan kea rah jantung
pertahanan lawan.
Cara melakukan teknik ini adalah dengan memantulkan bola pada permukaan
lapangan permainan dengan menggunakan tangan agar posisi bola tetap pada
posisi tangan pemain.
Ada dua jenis dribble pada permainan bola basket:
 Dribble Tinggi: Dribble tinggi dilakukan dengan berlari atau berjalan cepat
ketika pemain yang memegang bola berada jauh dari pemain lawan.hal ini
dilakukan untuk menyerang daerah lawan dengan cepat.
 Dribble Rendah: Teknik ini digunakan ketika pemain berhadapan langsung
dengan lawan dan ingin mencari celah ketika lawan dalam keadaan lengah
atau tidak fokus.

b. Teknik Mengumpan (Passing)


Dalam permainan bola basket ada enam jenis passing yaitu :
1. Overhead Passing: Teknik ini dilakukan dengan melempar bola dari atas
kepala.
2. Chest Pass: Teknik mengumpan bola dengan cara melempar bola di depan dada
menggunakan dua tangan. Chess past biasa diterapkan ketika mengumpan bola
pada rekan yang berada dekat dari kita.
3. Baseball Pass: Teknik melempar bola yang secara cepat atau direct diarahkan
kepada kawan. Teknik ini sering digunakan untuk mengejutkan lawan dengan
lemparan tidak terduga.
4. Bounce Pass: Teknik memantulkan bola ke bawah agar diterima oleh rekan satu
tim yang digunakan untuk menghindari hadangan lawan.
5. Hook Pass: Teknik mengumpan bola kepada kawan dengan satu tangan dengan
posisi melipat di atas bahu. Teknik ini digunakan untuk merusak pertahanan
lawan.
6. Under Pass: Teknik mengumpan bola kepada kawan dengan cara melempar
bola dari arah pinggang pemain kepada kawan.

c. Teknik Pivot

Teknik pivot adalah teknik yang digunakan untuk menipu lawan sehingga gerakan
kita tidak diduga oleh lawan. Tekniknya yaitu pemain menggerakkan badan
dengan bertumpu pada salah satu kaki sambil kedua tangan menjaga bola dari
curian lawan.

d. Teknik Menembak (Shooting)


Teknik ini dilakukan dengan cara memasukkan bola ke dalam ring lawan.
Tekniknya yaitu diam di tempat kemudian melempar bola kedalam ring
lawan dengan satu atau dua tangan. Teknik ini ada dua macam yaitu jump shoot
(memasukkan bola dengan melompat), dan lay up (memasukkan bola dengan
berlari lalu melompat).

e. Teknik Rebound
Teknik ini dibagi menjadi 2 yaitu :
 Rebound ofensif merupakan lemparan yang gagal masuk kemudian
dimasukkan lagi ke dalam ring oleh rekan tim dan jika berhasil masuk, tim
mendapatkan dua poin.
 Rebound defensif adalah teknik merebut bola yang gagal dimasukkan oleh
lawan agar tidak ada lagi usaha untuk memasukkan bola ke ring.
f. Slam Dunk
Teknik ini adalah teknik yang paling simple dan mudah yaitu lari dengan jarak
satu atau dua meter menuju ring lawan kemudian melompat sambil
memasukkan bola kedalam ring lawan.

4. Peraturan permainan bola basket


1. Bola boleh dilemparkan ke segala arah mana saja dengan menggunakan tangan.
2. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola secara terus
menerus. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat dimana
pemain tersebut menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut
berlari pada kecepatan biasa.
3. Bola harus dipegang dengan menggunakan tangan. Lengan atau anggota tubuh
lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
4. emain tidak diperbolehkan menanduk, menahan bola terlalu lama, mendorong,
memukul, atau menjegal pemain lawan. Pelanggaran pertama terhadap
peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua pemain akan
dikenakan sanksi berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang
timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai
hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini,
pergantian pemain tidak diperbolehkan.
5. Apabila salah satu kelompok pemain melakukan tiga kesalahan secara berturut-
turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya dan pemain
lawan akan mendapatkan poin dua.
6. Gol dianggap sah apabila bola yang dilemparkan ke dalam ring lawan dari
lapangan masuk ke dalam ring lawan.
7. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke
dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Pemain yang
akan melempar bola bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam
penguasaannya . Apabila pemain memegang bola tersebut lebih lama dari waktu
tersebut, maka hak kepemilikan bola akan berpindah kepada lawan. Apabila
salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit
dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
8. Wasit mempunyai hak untuk mengatur jalannya pertandingan dan mencatat
jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu jika terjadi pelanggaran
yang terjadi berturut-turut. Wasit berhak mendiskualifikasi pemain yang
melakukan pelanggaran .
9. Wasit pembantu memiliki tugas untuk memperhatikan petandingan dan
mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian
kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu juga bertugas untuk
menentukan sah atau tidakn suatu gol dan menghitung jumlah gol yang tecipta
pada pertandingan.
10. Waktu pertandingan adalah 4 bagian dan masing-masing bagian berdurasi 10
menit
11. Kelompok bermain yang berhasil memasukkan bola ke ring paling
banyak maka menjadi pemenang.
B. SEPAK BOLA (BOLA KAKI)
1. Sejarah Sepak Bola

Sepak bola dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah ini memperlihatkan,
di Cina sejak dinasti Han ada semacam sepakbola yang disebut “tsu chu” untuk
melatih fisik para tentaranya. Di Jepang juga dikenal semacam tsu sejak 1500 tahun
lalu. Di Yunani juga dikenal dengan nama “epyskiros” dan diromawi kondang engan
nama “harpastum” yaitu permainan dengan bola kecil, umumnya beberapa
permainan Yang berusaha menggiring bola ke piuhak lawan. Ada dugaan bahwa
orang-orang Romawi bahwa Permainan intu ke inggris.Kemudian inggris memulai
perkembangan permainan dengan sempurna sehingga menjadi permainan sepak
bola seperti sekarang. Tanggal 26 Oktober 1863 Berdirilah The Football
Assoociation di Landon.Organisasi ini menyusun permainan sepak bola.Pada
tanggal 21 mai 1904,berdiri pula Federasi sepak bola internasional (FIFA ) di Paris
kemudian pada tahun1930 Julius Rimet Menyelenggarakan kejuaraan dunia pertama
yang bertempat di Uruguai.

2. Aturan Permainan Sepak Bola


a. Posisi Pemain
Dalam satu tim sepak bola terdapat 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain
bertahan, 2-5 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang. Dalam sebuah tim
juga terdapat seotang kapten yang bertugas untuk memimpin dan mengoordinasi
para pemain agar bermain secara tim di lapangan, biasanya kapten ditandai
dengan armband.

 Penjaga gawang (kiper) adalah satu-satunya pemain dalam tim sepak bola
yang dapat memegang bola dengan tangan untuk menghadang bola yang
berasal dari serangan lawan masuk ke gawang.
 Pemain bertahan (back) adalah pemain yang bertugas menghalangi dan
menutup pergerakan tim lawan.
 Pemain tengah (gelandang/playmaker) adalah pemain yang bertugas
mengatur tempo permainan dan menjadi penyokong peran bek dan striker
dalam tim.
 Pemain sayap (winger) adalah pemain yang bertugas di sisi kanan dan kiri
lapangan.
 Penyerang (striker) adalah pemain yang bertugas untuk mencetak gol ke
gawang lawan.

3. Lapangan Permainan
Ukuran lapangan sepak bola internasional untuk dewasa yaitu memiliki panjang
sekitar 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Pada bagian tengah kedua ujung
lapangan terdapat area gawang berbentuk persegi empat dengan lebar sekitar 7.32
meter dan tinggi 2.44 meter. Pada bagian depan gawang terdapat area penalti yang
berjarak sekitar 16.5 meter dari gawang. Area tersebut adalah batas kiper boleh
menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan pelanggaran mendapatkan
hadiah tendangan penalti atau tidak.
4. Lama Permainan

Lama permainan sepak bola normal yaitu 2 x 45 menit, dengan ditambah waktu
istirahat selama 15 menit diantara kedua babak. Jika kedudukan seimbang maka
diadakan perpanjangan waktu selama 2 x 15 menit hingga didapatkan pemenang,
Tapi jika masih sama kuat maka dilakukan adu pinalti. Wasit dapat menentukan
waktu tambahan setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat
pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, atau penghentian
lainnya. Waktu tambahan tersebut disebut dengan injury time atau stoppage time.

Gol yang dicetak pada perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir
pertandingan, sedangkan gol yang dicetak saat adu penalti hanya menentukan jika
sebuah tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak.

5. Pelanggaran

Jika pemain sepak bola melakukan pelanggaran yang cukup keras, maka wasit dapat
memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Kartu peringatan
tersebut akan ditunjukkan ke depan pemain yang pelanggar dan wasit akan mencatat
nama pelanggar tersebut dalam buku, saat itu permainan akan dihentikan sesaat.

Kartu kuning diberikan sebagai peringatan pada pelanggaran seperti bermain tidak
sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata atau tindakan,
menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa
persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang
melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam.

Jika pemain mendapatkan 2 kartu kuning maka pemain tersebut akan mendapatkan
kartu merah dan harus keluar dari pertandingan tanpa dapat digantikan dengan
pemain lainnya. Tindakan pemain yang biasanya akan diberi kartu merah yaitu
pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabakan cedera parah pada
lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha
mencetak gol, menyentuh bola dengan tangan untuk mencegah gol bagi semua
pemain kecuali penjaga gawang , dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang
cenderung menantang, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang melakukan
hands ball di luar kotak penalti.

6. Wasit dan Petugas Pertandingan

Dalam pertandingan profesional ada 3 petugas yang memimpin jalannya sebuah


pertandingan sepak bola yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di pinggir
tengah lapangan. Wasit bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas
pelanggaran yang terjadi di lapangan. 2 Hakim garis masing-masing bertugas
mengawasi setengah bagian dari lapangan, mereka membawa bendera dengan warna
terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside dan
biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.

Sedangkan petugas pinggir tengah lapangan bertugas mencatat semua waktu yang
sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai
tambahan waktu di akhir setiap babak, serta memeriksa pergantian pemain dan ia
juga menjadi penghubung antara manajer tim dengan wasit.

7. Teknik Dasar Sepak Bola


Berikut ini adalah teknik-teknik dasar permainan sepak bola:
a. Menendang Bola
Menendang bola (kicking) dapat dilakukan dengan semua bagian kaki, tapi
secara teknis agar bola dapat ditendang dengan baik, menendang dilakukan
dengan menggunakan pungung kaki atau kura-kura kaki, sisi kaki bagian dalam,
sisi kaki bagian luar, punggung kaki bagian dalam, dan punggung kaki bagian
luar.
Tujuan dari menendang bola:
 Untuk memberikan atau mengoper bola pada teman
 Untuk memasukkan bola ke gawang lawan
 Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti
tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan
gawang dan sebagainya.
 Untuk melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyapu bola
yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan
lawan pada daerah pertahanan sendiri.

b. Mengontrol Bola
Mengontrol atau menghentikan bola atau stopping dapat dilakukan dengan
tungkai bawah, kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki (penuh atau
bagian luar), sol sepatu, tumit kaki (jarang digunakan), telapak kaki, tulang
kering, paha, perut,dada, dan kepala.
Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, termasuk untuk
mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan atau mengubah arah
permainan dan memudahkan untuk melakukan passing.

c. Menggiring Bola
Tujuan menggiring bola atau Dribbling adalah untuk melewati lawan, untuk
mendekati daerah pertahanan lawan, untuk membebaskan diri dari kawalan
lawan, untuk mencetak gol, dan untuk meleawati daerah bebas.Ada beberapa
macam cara menggiring bola diantaranya dengan menggunakan kura-kura kaki
bagian dalam, kura-kura kaki penuh dan kura-kura kaki bagian luar.

d. Menyundul Bola
Tujuan menyundul bola atau heading adalah untuk mengoper bola ke teman,
menghalau bola dari daerah gawang atau daerah berbahaya, meneruskan bola ke
teman atau daerah yang kosong, dan untuk membuat gol ke gawang lawan.
Teknik menyundul bola dapat dilakukan dalam posisi sikap berdiri, berlari dan
melompat.

e. Merebut Bola
Merebut bola atau tackling adalah teknik merampas bola dari lawan yang sedang
menguasai bola. Teknik ini biasanya dilakukan oleh pemain bertahan atau
pemain belakang untuk menghentikan gerak lawan. Cara merebut bola dapat
dilakukan dengan berdiri, melayang atau bisa juga dengan menjatuhkan tubuh
baik dari depan ataupun samping pemain dengan memperhitungkan waktu yang
tepat agar bola benar-benar dapat direbut dan bukan sebuah pelanggaran.

f. Lemparan Ke Dalam (throw-in)


Melemparkan bola yang keluar ke dalam lapangan harus dilakukan dengan
menggunakan kedua tangan melalui di atas kepala, kedua kaki pemain yang
melemparkan bola harus berada di luar garis samping batas lapangan dan saat
melemparkan bola kedua kaki harus berada di tanah, tidak boleh diangkat.

g. Gerak Tipu
Gerak tipu ini dilakukan dengan tujuan untuk mengganggu dan menghilangkan
keseimbangan lawan.

h. Teknik Penjaga Gawang


Teknik yang perlu dilakukan seorang penjaga gawang (goal keeping) agar tidak
kebobolan atau kemasukkan bola antara lain : menangkap bola setinggi perut,
menangkap bola bergulir ditanah, menangkap bola setinggi dada dan menepis
bola tinggi melalui atas gawang.

C. BOLA TANGAN
1. Pengertian
Bola tangan ialah olahraga beregu di mana dua rombongan dengan setiap 7
pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berjuang memasukkan suatu bola ke
gawang lawan. Permainan ini serupa dengan sepakbola, tapi teknik
memindahkan bola ialah dengan tangan pemain, bukan kaki.
Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah
dan gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang diciptakan garis
guna menandai wilayah yang melulu boleh ditembus penjaga gawang. Bola
yang dipakai lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan sekitar 2 x 30
menit. Penalti dilaksanakan dari jarak 7 meter. Handball pun dipertandingkan di
Olimpiade.

2. Sejarah Bola Tangan


Sejarah bola Tangan Di Dunia, Saat masa Yunani kuno, olahraga ini adalahsalah
satu olah raga yang hingga sekarang dapat ditelusuri kebenaran dari sejarahnya
dan telah berusia paling tua.Sebuah kenyataan yang hadir yang meyakinkan
telah menunjukan bahwa seorang pria akan tidak jarang kali lebih pandai
memakai tangan dari pada kakinya. Sebagai mana yang sudah dikatakan atau di
klaim oleh seorang sejarawan terkenal, beliau memainkan bola tangan jauh lebih
dulu dari pada bola kaki walau dengan ketentuan yang masih kuno.
Bola tangan yang dimainkan zaman dulu adalahsebuah isyarat dari terciptanya
bola tangan modern. Pada masa ini format permainan dan ketentuan sangat
berbeda. Urania yang dimainkan oleh orang Yunani kuno (digambarkan oleh
Homer & Odyssey) dan Harpaston dimainkan oleh orang Romawi mempunyai
nama Claudius Ganelus. Dalam Fangballspiel yang diperkenalkan oleh seorang
pengarang puisi Jerman yaitu Walther Von der Volgelweide dalam suatu lagu.
Dimuat penjelasan bahwa tanda itu yang biasa dicerminkan sebagai format lama
dari permainan bola tangan. Rabelais dari Prancis mencerminkan permainan ini
dengan menuliskan mereka bermain bola dengan memakai telapak tangan
mereka.
Yang lainnya pada tahun 1793 orang-orang Inuit yang bermukim dan hidup di
dataran hijau menciptakan ilustrasi dan mencerminkan permainan bola dengan
tangan. Seorang yang mengurusi administrasi Denmark menyerahkan izin guna
permainan bola tangan pada 1848 agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup
Denmark dan menyokong untuk segera menyerahkan peraturan dalam
permainan ini.
Pada abad 19 permainan bola tangan canggih mulai dimainkan di kota Danish
di unsur Nyborg, Denmark. Yang menjadi pendiri sekaligus menjadi pelopor
permainan ini malah pakar edukasi jasmani, ia mengalihkan bola tangan
lapangan pada peralihan abad menurut 2 format permainan yaitu Raffbal dan
Konigsbergerball. Wallstrom pun memperkenalkan permainan ini di Swedia
pada tahun 1910.
Tahun 1912 Hirschman seorang berkebangsaan Jerman mengupayakan untuk
menyebarkan permainan ini guna kesatu kalinya. Seorang guru olahraga di
Berlin yaitu Dr. Karl Schelenz mengenalkan permainan ini dilapangan besar di
sejumlah negara di Eropa. Lalu Ia terus mengembangkan ketentuan bola tangan
yang sampai kini dikenal sebagai di antara pendiri permainan ini.
Dalam suatu pertemuan di Kota Hauge tahun 1929, dalam suatu Kongres
Federasi Atletik Amatir Internasional mengusulkan untuk semua peserta
kongres untuk merangkai peraturan Internasional dari permainan ini.
IAHF tahun 1928 yang bertepatan dengan Olimpiade Amsterdam dengan ketua
Avery Brundage. Sesudah tahun 1936 guna kesatu kalinya di laksanakan
kejuaraan dunia di Jerman. Dan pada kesudahannya tahun 1946 undangan dan
gagasan Swedia dan Denmark delapan negara mendeklarasikan IHF atau
International Handball Federation. Negara yang dimaksud merupakan
Finlandia, Denmark, Belanda, Perancis, Polandia, Norwegia, Swedia dan Swiss.
Hingga tahun 2003 IHF memiliki 150 peserta dengan 80.000 klub dan 19 juta
atlet putra dan putri.

3. Perkembangan Permainan
Saat perang dunia II pecah, melulu dikenal satu format permainan bola tangan
yaitu yang dimainkan oleh 11 pemain di setiap kumpulan dan dimainkan di
lapangan terbuka. Setelah perang selesai terjadi ketentuan besar-besaran
mengenai permainan ini.
Di wilayah Eropa Utara permainan ini hadir lagi dengan format yang baru dan
langsung menjadi familiar yakni permainan bola tanagn di dalam ruangan atau
indoor handball dnegan jumlah pemain 7 orang pada setiap kumpulan dan
sebanyak pemain cadangan.
Permainan bola tangan dengan 11 pemain lebih tidak sedikit digemari hingga
tahun 1952 dan indoor handball melulu dimainkan oleh negara-negara
Scandinavia. Namun indoor handball mengalami peradaban yang pesat dan
kesudahannya menjadi sebuah permainan yang tidak sedikit dimainkan di
semua dunia. Bola tangan dnegan 11 pemain masih tetap dimainkan melulu di
negara Eropa tengah, ditempat lainnya kecuali Amerika Utara permainan bola
tangan dengan 11 pemain tidak berkembang.
Permainan dengan 7 pemain berkembang dengan cepat dan lebih terkenal sebab
permainan ini paling menarik. Permainan berlangusng dengan cepat dan
dinamis, disertai dengan taktik dan kiat yang sangat unik dari pemain dan
bolanya seta diselesaikan dengan gerakan menembak yang dilaksanakan dengan
paling cepat. Kita pun harus memperhatikan pun keberanian serta ketangasan
dari penjaga gawangnya.
Hasil dari riset yang dilaksanakan oleh pelatih nasional di negara-negara maju
menunjukan dan memperlihatkan permainan ini merupakan permainan
berkelompok tercepat kedua sesudah hoki es. Kejuaran dunia yang kesatu
denagn 7 pemain di selenggarakan tahun 1954 dan rombongan dari Swedia
menjadi pemenangnya. Tiga tahun kemudian dilakukan kejuaraan untuk
kumpulan putri kesatu kali dilakukan dan kumpulan Chekoslowakia (sekarang
Ceko) menjadi juarannya.
Tahun 1972 pada Olimpiade Munchen, permainan ini pulang dimasukan dalam
pertandingan sesudah vaum dari Olimpiade Berlin tahun 1936 dan pada
Olimpiade Helsinki tahun 1952 dan dalam olimpiade ini kumpulan Yugoslavia
sukses menjadi pemenang.
Status permainan ini diserupakan seperti cabang olahraga familiar lainnya di
dunia, ini terjadi saat diadakan Olimpiade Montreal tahun 1979. Dalam acara
tersebut kejuaraan guna putra dan putri dilakukan dengan bersamaan dan
kumpulan dari Uni Sovyet menjadi juara di kedua kelompok dan mulai saat
tersebut permainan ini rutin dilakukan pada masing-masing olimpiade dan mulai
dikenal oleh masyarakat.

4. Bola Tangan Di Indonesia


Tahun 1974 terbentuk Asia Handball Federation atau Federasi Bola Tangan
Asia ketika berlangsungnya Asian Games di Taheran dan pada tahun 1979
dikukuhkan dengan sah di Kuwait. Di negara anda sendiri sampai kini belum
didirikan induk oerganisasi nasional.
Akan tetapi andai kita membuka sejarah, permaian bola tanagn dengan 11
pemain pernah memenuhi acara pertandingan dalam pekan olah raga nasional
yaitu pada PON ke II di Jakarta, hanya dibuntuti 4 kumpulan dari Jakarta Raya,
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dan sesudah usai belum terdapat
usaha serius dari pihak tertentu agar permainan ini dapat dipertandingkan lagi
dalam PON. Pada Pekan Olahraga Mahasiswa ke V permainan ini pun pernah
memenuhi acara yang dilakukan di Medan tahun 1960.

5. Teknik Menembak Bola


1. Menembak saat meloncat ke depan (the dive shot)
Menolakkan kaki didepan garis gawang kemudian meluncurkan badannya
kedepan arah gawang lawang sehingga seluruh badannya melayang diudara.
Bola dipegang dengan satu tangan diatas bahu, bola dilepaskan pada saat
mencapai titik tertinggi dari hasil lompatan ke depan.

2. Menembak sambil menjatuhkan diri (the fatal shot)


Bola dipegang dengan satu tangan lalu badan dicondongkan kedepan atau
kesamping dan dilanjutkan dengan gerakan melepaskan tembakan. Setelah
bola lepas dari lengan, penembak mendaratkan badannya dilanjutkan dengan
gerakan menggulingkan badan.

3. Menembak saat bola keatas (the jump shot)


Sebelum menembak, penembak bola melakukan gerakan melompat keatas
dengan maksud menembakkan bola melewati ats kepala atau lengan lawan.
Penembak mendaratkan kakinya disekitar dimana ia menumpuh atau
melompat pada awal gerakan.

4. Menembak saat melayang (the flying shot)


Aspek penting yang diperhatikan ialah irama langkah. Pemain harus dapat
menangkap dan menguasai bola dengan baik dan kemudian melakukan
awalan tiga langkah yang diizinkan sebelum melompat pada waktu langkah
terakhir. Pada waktu melakukan lompatan, pemain harus dapat
mengkonsentrasikan diri untuk melompat cukup jauh ke depan dan juga
melepas bola. Menembak dengan cara ini, memberi keuntungan bagi
penembak yaitu memperpendek jarak lemparan dan juga daya tembaknya
akan lebih bertenaga atau lebih keras. Dalam melakukan flying shot ini, harus
diperhatikan 3 unsur pokok yaitu: awalan (irama langkah), ketinggian
lompatan, dan jarak.

5. Menembak bola dengan sikap berdiri (the standing throw shot)


Tembakan ini sangat sederhana dan kemungkinan berhasilnya sangat kecil, karena lemparan
ini memberikan kesempatan lawannya untuk mempertahankan gawangnya. Pada waktu
menembak dianjurkan untuk menembak ke bawah atas panggul dan memantulkan bola
didepan gawang agar sulit ditangkap penjaga gawang.
6. Menembak dari samping badan (the side throw)
Menembak dari samping diakhiri dengan gerakan pura-pura untuk memperdaya lawan
sehingga bergerak kearah yang salah dan membuka ruang yang keras untuk dapat
menembakkan bola. Cara ini dilakukan apabila terhalang oleh lawan sehingga tidak dapat
bekerjasama dengan temannya.

7. Teknik Menangkap Bola


Menangkap bola umumnya menggunakan dua tangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menangkap bola adalah, sebagai berikut:
1. Posisi menghadap kearah sasaran atau bola.

2. Posisi kedua tangan dijulurkan lurus ke depan.

3. Posisi badan agak condong ke depan.

4. Posisi kaki agak sedikit dibuka.

Macam-macam jenis tangkapan dalam bola tangan:


 Tangkapan dua tangan dari atas
 Tangkapan dua tangan dari didepan
6. Taktik Dalam Permainan
1. Pola pertahanan
a. Pertahanan man to man : pertahanan ini dilakukan bila lawan menguasai bola, dan pemain
bertahan segera menjaga dengan ketat pemain penyerang yang memasuki daerahnya
dengan cara satu lawan satu.
b. Pertahanan zone defence (pertahanan daerah): setiap pemain bertahan bertanggung jawab
menjaga daerah pertahanan masing-masing yang telah dibagi.
2. Pola penyerangan
Pola pertahanan man to man, maka untuk penyerang mnenggunakan pola blocking dan
screeving.
Pola pertahanan daerah, maka penyerang menggunakan pola serangan dengan membentuk
formasi 4-2, 3-3 atau 3-2-1.
Serangan balik cepat (conter attack)
3. Pelanggaran Dalam Bola Tangan
 Bergerak dengan membawa bola lebih dari 3 langkah
 Memegang bola lebih 3 detik
 Melempar bola ke atas kemudian di tangkap lagi
 Menyentuh bola dengan kaki
 Merebut bola saat dipegang
 Sengaja melempar bola ke tubuh lawan
 Memegang bola dalam sikap jongkok atau duduk terlentang
 Masuk daerah kiper
 Gerakan yang merugikan lawan (memukul, mrndorong, menarik)

Hal-hal yang boleh dilakukan oleh pemain bola tangan, di antaranya sebagai
berikut.
 Menggunakan tangan, kepala, paha, lutut untuk menangkap, meng-
hentikan, melempar, dan menyentuh bola.
 Mengambil bola dengan satu tangan terbuka dari tangan lawan.
 Merintangi pemain lawan dengan tubuh dan lengan jika ingin merebut
bola.
4. Penjaga Gawang
Hal-hal yang berlaku bagi penjaga gawang bola tangan adalah sebagai
berikut.
 Penjaga gawang boleh melempar dengan berbagai cara, kecuali
menggunakan kaki. Akan tetapi, jika dalam keadaan mempertahankan
gawang maka ia boleh memakai kakinya.
Penjaga gawang tidak boleh menahan bola lebih dari 3 detik.
 Penjaga gawang boleh berjalan sambil membawa bola di daerah gawang.
 Penjaga gawang tidak boleh meninggalkan daerah gawang dengan bola.
 Penjaga gawang tidak boleh mengambil bola yang berada di luar daerah
gawang jika ia berada di daerah gawang.
5. Daerah Gawang
Daerah gawang dalam permainan bola tangan merupakan wilayah yang harus
dijauhi oleh setiap pemain lawan. Bola yang berada di daerah gawang
merupakan hak penjaga gawang. Semua pemain lapangan tidak
diperbolehkan mengambil bola yang berada di dalam gawang, walaupun
setelah lemparan terjadi.
Beberapa hukuman yang akan diberikan wasit jika seorang pemain lapangan
memasuki daerah gawang lawannya, antara lain sebagai berikut.
 Jika pemain regu penyerang memasuki daerah gawang maka akan diberi
hukuman lemparan bebas dari garis daerah gawang.
 Jika pemain regu yang bertahan memasuki daerah gawang maka akan
diberi hukuman lemparan 7 meter.

6. Ukuran Lapangan Bola Tangan

 Panjang lapangan: 40 meter.


 Lebar lapangan: 20 meter.
 Tinggi gawang: 2 meter.
 Lebar gawang: 3 meter.
 Jarak daerah lemparan bebas (free throw) yaitu 9 m.
 Jarak daerah/garis goal (Goal line) : 6m
 Garis untuk melakukan penalti (tembakan langsung ke gawang) : 7 meter.
Peralatan bola tangan
 gawang
 bola
 Sepatu

LOMPAT JAUH

Sejarah Olahraga Lompat Jauh.

Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13 abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada sejak tahun
708 Masehi ketika ada Olimpiade Kuno di Yunani. Lompat jauh merupakan satu-satunya event
lompat yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno. Menurut catatan yang ada, saat itu olahraga
lompat jauh pernah dilakukan oleh peserta Sparta dengan panjang lompatan sejauh 7,05 meter.

Pada awalnya, semua event yang diadakan dalam Olimpiade Kuno dimaksudkan sebagai
bentuk latihan militer perang. Munculnya olahraga lompat jauh ini dipercaya untuk melatih
ketangkasan para prajurit perang dalam melompati rintangan yang berbeda, seperti parit atau
jurang.

Pada masa itu, teknik dan cara lompat olahraga lompat jauh ini sangat berbeda dengan teknik
dan cara lompatan yang sekarang diterapkan. Lompatan pada zaman dahulu dibuat dalam
bentuk jamak. Dalam event ini juga, para pelompat hanya diperkenankan menggunakan start
lari pendek. Selain itu, para pelompat juga diharuskan berlari sambil membawa beban di kedua
tangannya, yang dikenal dengan nama halteres dengan berat berkisar antara 1 sampai 4,5 kg.

Teknik dan cara lompatan pada masa itu jauh berbeda dengan yang ada pada masa sekarang.
Berdasarkan bukti-bukti lukisan yang terdapat pada tembikar yang dibuat pada zaman itu,
lompatan dibuat secara berkali-kali, seperti pada lompatan dalam bentuk multiple, double-
triple atau quin-triple.

Dalam catatan sejarah, atlit olimpiade kuno yang paling terkenal adalah Chionis, dimana pada
Olimpiade tahun 656 sebelum masehi ia berhasil menciptakan sebuah lompatan yang melewati
angka 7 meter dan 5 sentimeter. Di dunia modern sendiri lompat jauh sudah menjadi bagian
kompetisi Olimpiade sejak pertama kali munculnya perlombaan ini tahun 1896. Akhirnya di
1914, Dr. Harry Eaton Stewart merekomendasikan dibuatnya running broad jump yang
distandarkan bagi atlit perempuan sehingga mereka juga bisa mengadakan kompetisi lompat
jauh, rekomendasi ini dipertimbangkan dan diterapkan sehingga atlit perempuan mampu
mengikuti kompetisi lompat jauh pada level Olimpiade.

Meskipun olahraga ini adalah bagian dari permainan Olimpiade Kuno, baru pada tahun 1896
yaitu pada Olimpiade modern pertamalah lompat jauh dilombakan secara resmi, dan untuk
wanita baru dimulai pada tahun 1948.

Pengertian Lompat Jauh.

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-depan dalam
upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai
jarak sejauh-jauhnya. Dalam bahasa inggris lompat jauh disebut dengan Long Jump.

Olahraga lompat jauh merupakan salah satu cabang olah raga atletik yang dilombakan baik
untuk putra maupun putri. Sedangkan tujuan lompat jauh adalah melakukan lompat hingga
dapat mencapai jarak sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai hasil lompatan sejauh-jauhnya,
seorang atlet harus dapat memadukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan.

Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga
gaya tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai
awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya
sama. Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-
lain.
Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai
berikut :

1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya.


2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical.
3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan
tolakan.
4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.

Teknik Lompat Jauh.

Secara teknik pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu :

a. Awalan (approach).

Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang
dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan.
Dapat juga dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal setinggi-
tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan (Drs. Eddy
Suparman, 1999).

Menurut (Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
awalan adalah

 Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam
jerak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak
awalan cukup dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini).
Sedangkan bagi atlet lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal,
maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu).
Bagi pemulasudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
 Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan.
Hal ini tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
 Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus
dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.
 Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu
(take off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah
dicapai sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang
dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.

Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai
berikut:
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan
sampai tempat pada papan tolakan diukur jaraknya.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah
tepat baru diukur.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan
melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran
untuk mengambil awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan
terjadi kegagalan melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda
yaitu tanda I dan II.

b. Tolakan (take of).

Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang


dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara (1998
: 45). Dalam melompat jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki,
dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke depan ke arah atas.

Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia
akan membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat
dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu
lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada saat melakukan tolakan diantaranya :

 Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk
bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian
ujung kaki.
 Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang
 Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
 Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
 Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.

c. Sikap Badan di Udara (flight).

Sesuai dengan pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1995) yang mengkhususkan gaya jongkok
sebagai penelitian teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan
diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki
seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan
cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.

Cara melakukannya sebagai berikut :

 Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.


 Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul
didorong ke depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas
arah belakang.
 Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala
ditundukkan siap untuk mendarat.

d. Pendaratan (landing).

Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut (Drs. Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :
 Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
 Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan
kedua belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi
mengepit
 Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan
ke depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena
semakin lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya
lompatan
 Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di
pasir, kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
 Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan
melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai
badan atau lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan kedua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan.
Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu
sendiri.

Gaya dalam Lompat Jauh.

Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga lompat
jauh, yaitu :

Lompat jauh gaya jongkok (Tack Style/Gaya Ortodock).

Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan paling mudah untuk
dilakukan. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara, atlet hanya melakukan
gerakan menekuk kedua kakinya, sehingga terlihat seperti sedang jongkok.

Saat melakukan gaya ini, tolakan yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat tubuh
berada di udara, posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan posisi badan
condong ke depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil mengatur pendaratan yang
benar.
Lompat jauh gaya menggantung (Schnepper Style/Hang Style).

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini,
seperti :

 Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang sangat kuat
pada papan tolakan.
 Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara serta
dalam keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti memegang
tali saat berayun.
 Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai badan
atau tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet. Mendaratlah dengan
posisi kedua kaki dan tangan ke depan.

Lompat jauh gaya berjalan di udara (Walking in the Air).

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini,
seperti :

 Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45 meter.
Kemudian lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat
untuk mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada saat awalan menjadi
kecepatan vertikal.
 Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang sekuat-
kuatnya ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara dengan
melangkahkan kaki yang sebelumnya digunakan untuk menolak atau menumpu hingga
membuat gerakan berjalan di udara.
 Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya dengan
meluruskan kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan dicondongkan ke
depan, dan pada saat tumit menyentuh pasir secara cepat kedua lutut ditekuk.

Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh.

Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya dalam
bukunya "Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :

 Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau


seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok
sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
 Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot
pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan
lompatan
 Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara
saat lepas dari balok tumpu
 Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu
secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
 Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar
 Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat
mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.

Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut
antara lain :

 Motivasi dari orang tua


 Guru dan pelatih yang propesional
 Adanya dana yang cukup
 Lingkungan yang baik
 Organisasi yang baik
 Dukungan masyarakat

Lapangan Lompat Jauh.

Panjang lintasan lari hingga papan lompatan atau papan tolak pada umumnya berukuran 40-45
meter dengan lebar lintasan mencapai 1,22 meter. Sementara itu, papan lompatan memiliki
panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm dengan ketebalan 10 cm.
Di antara papan lompatan dengan bak lompat terdapat jarak sepanjang 1 meter. Sedangkan bak
lompat memiliki panjang 9 meter dengan lebar 2,95 meter. Untuk lebar tempat pendaratan,
jaraknya paling sedikit 2,75 meter antara garis tolakan sampai akhir tempat tolakan. Tempat
pendaratan diisikan dengan pasir dimana permukaan pasir harus sama tinggi atau datar dengan
sisi atas papan tolakan.

Sistem Penilaian Olahraga Lompat Jauh.

Sisitem penilaian pada permainan olahraga ini adalah dengan menggunakan mark. Pengertian
mark adalah jarak terdekat yang ditempuh oleh seorang pelompat di ukur dari ujung palang
kayu sampai atlit menginjakan kaki pertama kali di area pasir yang telah disediakan. Penilaian
akan dihitung dari jarak unujung palang kayu sampai titik akhir atlit mendarat bukan pada awal
lompatan. Pelanggaran atau fouls pada lompat jauh dapat dilihat ketika atlit melakukan
lompatan melebihi batas ujung palang kayu.

Perkembangan Lompat Jauh.

Olahraga lompat jauh merupakan jenis olahraga yang juga dipertandingkan di Olimpiade
Modern yang dilaksanakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Waktupun berganti, teknik
lompatan kian berkembang untuk mencapat lompatan sejauh mungkin. Rekor lompatan terjauh
yang pada jaman dahulu menjadi rekor paling lama, kini sudah diperbaiki. Kejayaan Amerika
Syarikat, Bob Beamon dengan lompatan sejauh 8.90 meter dalam Olimpiade tahun 1968 di
Mexico telah dipecahkan oleh atlet Amerika Syarikat, yaitu Mike Powell dengan lompatan
sejauh 8.95 meter.
Dalam sejarah lompat jauh tercatat ada 2 rekor dunia paling lama yang diciptakan oleh Jesse
Owens pada tahun 1935, rekor tersebut tidak terkalahkan hingga tahun 1960 yang kemudian
dikalahkan oleh Ralph Boston yang berhasil memecahkan rekor tersebut. Dan pada olimpiade
musim panas tahun 1968 , Bob Beamon berhasil melompat hingga sejauh hampir 9 meter,
sebuah rekor dunia baru yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun hingga tahun 1991. Pada
tanggal 30 Agustus 1991, Mike Powell dari Amerika Serikat berhasil mengalahkan rekor dari
Bob Beamon dengan selisih jarak 5 cm pada kejuaraan dunia yang berlangsung di Tokyo.
Meskipun ada yang mengatakan terdapat beberapa lompatan yang tercatat melebihi 8,95 meter,
namun tidak bisa divalidasi karena tidak ada pengukuran kecepatan angina yang bisa dipercaya
atau kecepatan angina melebihi 2,0 m/detik. Di sisi wanita, rekor dunia dipegang oleh Galina
Chistiyakova yang berasal dari Rusia (dulu Soviet) yang menghasilkan lompatan sejauh 7,52
meter di Leningrad pada tahun 1988.

LOMPAT TINGGI
1. Pengertian Lompat Tinggi

Banyak ahli yang mendefinisikan pengertian dari lompat tinggi. Berikut ini adalah beberapa
ahli yang akan menjelaskan pengertiannya.
Giri Wiarto (2013:36)
menyatakan bahwa:

"Lompat tinggi adalah suatu bentuk melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki depan
ke atas sebagai upaya membawa titik berat dengan setinggi mungkin dan secepat mungkin
jatuh (mendarat) dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu
ketinggian tertentu".

Senada dengan Munasifah (2008:25) berpendapat bahwa:

"Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki
ke depan ke atas sebagai upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat
mungkin jatuh (mendarat) dengan cara melakukan tolakan pada salah satu kaki mencapai
ketinggi tertentu".

Pengertian lompat tinggi oleh Muhajir (2006:131) mengatakan bahwa:

"Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan mengangkat kaki
kedepan atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh
(mendarat). Lompat tinggi dilakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai
ketinggian tertentu".

2. Sejarah Singkat Lompat Tinggi

Lompat tinggi tercatat pertama kali diadakan pada olimpiade Skotlandia pada abad ke 19.
Lompatan tertinggi pada saat itu tercatat adalah 1,68 meter. Gaya lompat pada saat itu adalah
gaya gunting.

Sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah dimodernisasi oleh Michael Sweeney. Pada
tahun 1895, ia berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter gaya eastern cut-off,
dimana mengambil off seperti gunting, tapi memperpanjang punggungnya dan mendatar di
atas bar.

Teknik lompat yang lebih efesien bermana Western Roll dikembangkan oleh George Horine.
Melalui teknik ini, Horine mencapai lompatan setinggi 2,01 meter pada tahun 1912.

Kemudian pada olimpiade Berlin tahun 1936, teknik lompatan ini menjadi dominan
dilakukan untuk cabang lompat tinggi yang dimenangkan oleh Cornellus Johnson yang
mencapai ketinggian 2,03 meter.

Empat dekade setelahnya, pelompat dari Amerika dan Soviet merintis evolusi teknik
straddle. Orang pertama yang menggunakan teknik ini adalah Charles Dumas mencapai
ketinggian 2,13 meter, pada tahun 1956.

Kemudian seorang warga Amerika bernama John Thomas mencapai rekor dunia dengan
ketinggian 2,23 meter pada tahun 1960. Selanjutnya Valeriy Brumel mengambil alih
pencapaian rekor dunia dengan mencatat ketinggian lompatan hingga 2,28 meter dan
berhasil memenangkan kejuaraan olimpiade pada tahun 1964.

Berawal dari Brumel inilah para atlet mencoba untuk mengembangkan olahraga lompat
tinggi sehingga saat ini terdapat empat gaya dalam lompat tinggi.

1. Jenis/Macam Gaya Lompat Tinggi

Dalam lompat tinggi ada beberapa gaya yang sering digunakan dalam pertandingan.

Tri Minarsih, Acep Hadi, dan Hanjaeli (2010:78) menyebutkan,

"Ada empat jenis gaya yang ada dalam lompat tinggi, yaitu gaya gunting (scissors), gaya
guling perut (straddle), gaya guling samping (western roll), dan gaya telentang (flop)".

Lanjut menurut Giri Wiarto (2013:40) menjelaskan bahwa,

"Gaya dalam lompat tinggi itu ada 4 yaitu: Gaya guling perut (the straddle style), Gaya
gunting (the scissors style), Gaya guling sisi (western roll), dan Gaya membelakangi atau
gaya flop (the fosbury flop).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan ada 4 gaya yang sering digunakan
dalam lompat tinggi yaitu: gaya gunting, gaya guling perut, gaya guling sisi, dan gaya flop.
1. Gaya gunting (Scissors)

Adapun cara melakukan gaya gunting menurut Munasifah (2008:32) adalah sebagai
berikut:
1. Pelompat tinggi mengambil awalan dari samping. Jika pelompat melakukan tolakan
dengan menggunakan kaki kiri, maka awalan dilakukan dari samping kiri pula. Akan
tetapi, jika tolakannya menggunakan kaki kanan, maka awalan yang dilakukan
adalah dari samping kanan.
2. Pada saat kaki diayun (kaki yang dekat mistar) mencapai ketinggian maksimum, kaki
yang menolak (kaki yang terjauh dari mistar) diangkat lurus ke depan atas untuk
melewati mistar.
3. Saat kaki yang diayun sudah menurun melewati mistar dan badan hampir tegak, serta
mistar berada di bawah pinggul, kaki tolak mendarat dengan badan menghadap ke
samping.

2. Gaya guling perut (Straddle)

Munasifah (2008:34) menjelaskan pelaksanaan gaya guling perut sebagai berikut:


1. Pelompat mengambil awalan dari samping, awalan antara 35 derajat sampai 45 derajat.
Jarak awalan tergantung si pelompat itu sendiri. Biasanya menggunakan langkah ganjil.
Tiga langkah terakhir harus lebih panjang dan lebih cepat.
2. Melakukan tolakan dengan kaki yang terdekat pada mistar sekuat-kuatnya ke atas,
dibantu dengan ayunan kaki belakang (kaki ayun) ke depan atas dan dibantu oleh
ayunan kedua tangan ke belakang atas.
3. Setelah kaki ayun mencapai ketinggian maksimum, segera lewatkan di atas mistar.
Lengan kiri hendaknya jangan sampai menyentuh mistar. Setelah kaki ayun melewati
mistar, segera badan diputar ke kiri dengan kepala mendahului melewati mistar.
Putarkan badan sehingga dada dan perut menghadap ke bawah pada saat di atas mistar.
Kaki kiri yang digunakan untuk menolak segera lututnya dilipat ke samping kiri agak
ke atas dan agak ke belakang. Lengan kanan harus ke bawah dengan santai.
4. Jika kaki kanan yang digunakan untuk kaki ayun, maka yang mendarat pertama kali
pada matras adalah kaki kanan dan tangan kanan secara bersama-sama. Kemudian
berguling ke samping ke depan dengan badan dibulatkan dan bertumpu pada bahu
sebelah kanan.

3. Gaya guling sisi (Western roll)

Cara melakukannya:
1. Awalan dari samping atau seorang sekitar 35-40 derajat. Bila bertumpu dengan kaki
kanan, awalan dari serong kanan bertumpu dengan kaki kiri, awalan dari serong kiri.
Tumpuan dengan kaki yang terdapat dengan mistar (kaki dalam).
2. Kaki bebas di ayun kedepan atas menyilang mistar. Melayang diatas mistar sikap badan
miring dan sejajar dengan mistar.
3. Saat itu pula kepala segera diturunkan, sehingga posisi kepala lebih rendah dari pinggul,
terus berguling meluncur kebawah.
4. Setelah berkembang beberapa lama, saat diatas mistar posisi badan tidak sejajar dengan
mistar, tetapi kepala, badan dan kedua lengan melintasi mistar terlebih dahulu terus
menukik kebawah seperti menyelam, sehingga gaya ini disebut juga "dive western".
5. Pendaratan dengan salah satu tangan dan kaki tumpu hampir bersamaan, atau dengan
kedua tangan terlebih dahulu terus berguling menjadi mistar. (Petunjuk atletk,
1985:97).

4. Gaya Flop

Cara melakukannya:
1. Awalan langkah panjang dan cepat, dengan posisi sikap tegak. Kaki tolakan adalah kaki
dominan atau yang bisa digunakan untuk menumpu. Jarak antara kaki tolakan dengan
mistar kira-kira 22-35 cm. Dimulai dengan melakukan awalan, jalan, lari, melangkah.
Kemudian kaki menekan untuk melewati ketinggian mistar. Sudut awalan, dari tempat
tolakan ketempat permulaan melakukan awalan, kira-kira 45-50 derajat. Langkah dari
tempat awalan ketempat tolakan harus cepat.
2. Tolakan, gerakan kaki tumpu yang kokoh dan pada saat menolak gunakan salah satu
kaki dengan posisi badan agak condong kebelakang. Setelah melakukan tolakan, kaki
diluruskan, kedua tangan selalu berada disamping untuk menjaga keseimbangan.
3. Sikap badan diatas mistar, lentingan pinggang sehingga benar-benar sejajar punggung
dengan mistar. Kedua kaki semula berada dibawah badan, tetapi saat badan melewati
mistar kedua kaki harus cepat diangkat, seiring dengan posisi badan yang turun
kepermukaan matras.
4. Mendarat jatuh seluruh anggota badan dari mulai punggung, kedua kaki hingga
lengan pada matras, jatuhan harus dalam posisi terlentang. (Dasar- dasar
keterampilan atletik, 2001:65).

Teknik Dasar Lompat Tinggi

Hans Themer (1996) menyatakan teknik pada lompat tinggi terbatas atas beberapa gerakan
yang meliputi: awalan, tolakan, saat melewati mistar dan yang tidak kalah pentingnya adalah
mendarat.

Berdasarkan kutipan diatas dijelaskan sebagai berikut.


1. Awalan
Awalan merupakan kunci pertama bagi pelompat tinggi dalam usahanya dan melampaui
suatu ketinggian. Untuk menguasai dengan baik cara melakukan awalan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Titik awalan dan sudut awalan harus tepat, yang dimaksud dengan titik awalan adalah
tempat berpijak atau berdiri permulaan sebelum pelompat mulai melakukan lari
awalan.
2. Arah awalan tergantung dari kaki tumpuan secara teknik kaki kiri kanan yang dipakai
untuk bertumpu akan menentukan dari arah mana pelompat harus mengawali awalan,
ini pun tergantung pula dari gaya yang dipakai.
3. Langkah kaki dari pelan semakin dipercepat, dilakukan secara wajar dan lancar.
Kecepatan lari pada akhir awalan tidak perlu dilakukan dengan kecepatan penuh
(100%), karena awalan pada tingkat tinggi yang dilakukan secara full speed akan
mempersulit atau mengurangi timbulnya daya tolakan kaki untuk membawa badan
melambung keatas.
4. Banyaknya langkah tidak ada ketentuan yang pasti. Namun pada umumnya banyaknya
langkah berkisar 9-15 langkah.

2. Tumpuan
Tumpuan dilakukan dengan kaki yang kuat. Saat bertumpu harus tepat pada titik tumpu.

Titik tumpu adalah tempat berpijaknya kaki tumpu pada saat melakukan lompatan, untuk
memperoleh titik tumpu yang tepat harus dicari dengan cara mencoba berulang kali sejak
dari menentukan awalan, sudut awalan, irama, serta banyaknya langkah.

Titik awalan dikatakan tepat, apabila saat badan melayang di udara titik ketinggian
maksimal benar-benar tepat di atas dan di tengah-tengah mistar.

Apabila titik tumpuan terlalu dekat, akibatnya mistar akan tersentuh badan saat pelompat
masih bergerak melambung ke atas. Sebaliknya apabila titik tumpuan terlalu jauh, akan
berakibat mistar tersentuh badan saat pelompat sudah bergerak turun.

Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tumpukan.
1. Menurunkan titik berat badan dengan cara menekuk lutut kaki tumpuan sedemikian
rupa (130-160) sehingga menimbulkan daya tolakan yang besar.
2. Saat akan bertumpu posisi badan agak dicondongkan ke belakang (kecuali gaya flop
kecondongan kebelakang ini relative sangat kecil atau dihindari sama sekali).
3. Tumpuan dilakukan dengan kuat sehingga, cepat dan meledak (explosive).
4. Menapak pada bagian tumit, terlebih dahulu seluruh tapak kaki-ujung kaki, akhir
tumpuan, kaki tumpuan harus lurus pada bagian lutut sampai pada ujung kaki.
5. Saat bertumpu kedua lengan bisa diayunkan serentak atau ayunan secara wajar
(sepihak) saja.

3. Melayang
Gerakan melayang di luar udara terjadi saat kaki tumpu lepas dari tanah. Sikap badan
gerakan kaki maupun lengan saat melayang melewati mistar tergantung dari masing-masing
gaya.

Tiga prinsip yang perlu diperhatikan pada saat melayang:


1. Saat melewati kedudukan titik berat badan sebaiknya sedekat mungkin dengan mistar.
Dalam kinesiology dikatakan bahwa titik berat badan manusia terletak di depan dataran
tulang sacrum (panggul) bagian atas sekitar di bagian belakang pusat.
2. Titik ketinggian labung maksimal harus tepat diatas dan ditengah-tengah mistar.
3. Dilakukan dengan tenaga yang sedikit mungkin secara sadar, agar menghindari
gerakan-gerakan yang tidak perlu.

4. Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari gerakan beruntun suatu lompatan. Cara
melakukan dan sikap badan saat mendarat tergantung pada masing-masing gaya, disini ada
dua prinsip yang perlu diperhatikan:
 Dilakukan secara sadar.
 Posisi badan harus sedemikan rupa sehingga tidak mengakibatkan rasa sakit atau cidera.

Anda mungkin juga menyukai