Anda di halaman 1dari 5

materi78.co.

nr KIM 3

Sifat Koligatif Larutan


A. PENDAHULUAN Jawab:
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang a. n = 4,9 : 98 = 0,05 mol
tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya M = 0,05 : 2 = 0,025 M
bergantung pada konsentrasi larutan. b. 100. 0,025 = 500. M2 M2 = 0,005 M
Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan M1 .V1 +M2 .V2 2. 0,025+0,5. 0.005
c. Mcamp = =
uap jenuh (ΔP), kenaikan titik didih larutan (ΔTb), Vtot 4
penurunan titik beku larutan (ΔTf), dan tekanan Mcamp = 0,013125 M
osmotik larutan (π). Molalitas (m) adalah jumlah mol zat terlarut
dalam 1 kg pelarutnya.
B. KONSENTRASI LARUTAN
Konsentrasi larutan adalah besaran yang n m = molalitas (m)
m= n = jumlah mol terlarut (mol)
menyatakan jumlah zat terlarut. p p = massa pelarut (kg)
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam
molaritas (M), molalitas (m), fraksi mol (X) dan Contoh:
kadar (%). 4 gr NaOH dilarutkan dalam 400 gr air, tentukan
Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut molalitas larutan tersebut.
dalam 1 liter larutannya. Jawab:
n = 4 : 40 = 0,1 mol
n M = molaritas (M)
M= n = jumlah mol terlarut (mol) m = 0,1 : 0,4 = 0,25 m
V V = volume pelarut (L) Fraksi mol (X) adalah perbandingan jumlah mol
Molaritas larutan juga dapat diketahui dari zat X dengan total mol yang ada dalam larutan.
kadar zat terlarut, dapat dirumuskan: nt np
Xt = Xp =
ρ = massa jenis larutan (kg/L) nt +np nt +np
ρ × K × 10
M= K = persen kadar zat terlarut
mm mm = massa molar/Ar/Mr (kg) Xt = fraksi mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
Kemolaran larutan dapat diubah dengan Hubungan fraksi mol terlarut dengan pelarut:
ditambahkan zat terlarut atau ditambahkan
pelarut, dan berlaku rumus pengenceran: Xt + Xp = 1

M1.V1 = M2.V2 Contoh:


Sebanyak 7,1 gr Na2SO4 (Mr = 142) dimasukkan
Contoh: ke dalam 36 gr air. Hitunglah fraksi mol Na2SO4,
Suatu larutan HNO3 berkadar 94,5% dan air, Na+ dan X SO42-.
bermassa jenis 1,25 gr/mL. Hitunglah: Jawab:
a. Kemolaran larutan n Na2SO4 = 7,1 : 142 = 0,05 mol
b. Jumlah air yang harus ditambah ke dalam n H2O = 36 : 18 = 2 mol
100 mL HNO3 agar M-nya menjadi 3 M n Na+ = 0,1 mol n SO42- = 0,05 mol
Jawab: 0,05
a. X Na2SO4 = X Na2SO4 = 0,024
1,25×94,5×10 0,05+2
a. M= = 18,75 M
63 b. X H2O = 1 – 0,024 X H2O = 0,976
b. 100. 18,75 = V2. 3 V2 = 625 mL n Na+
c. X Na+ =
Vair = V2 – V1 Vair = 525 mL n Na+ +n SO4 2+ +n Na2 SO4
Contoh: 0,1
X Na+ = = 0,5
4,9 gr H2SO4 dilarutkan dalam 2 L air, tentukan: 0,1+0,05+0,05

a. Molaritas mula-mula n SO4 2-


d. X SO42- =
n Na +n SO4 2- +n Na2 SO4
+
b. Kemolaran jika 100 mL larutan ini ditambah
0,05
400 mL air X SO42- = = 0,25
0,1+0,05+0,05
c. Kemolaran jika larutan a dicampur larutan b
sampai 4 L

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 1


materi78.co.nr KIM 3
Kadar zat terlarut (%) dapat berupa: Contoh:
1) Kadar terlarut massa (%m⁄m) Sebanyak 100 mL C2H6O (ρ = 0,8 gr/mL)
ditambahkan ke 400 mL air. Jika ρ larutan = 0,9
mt
%m⁄m = mt = massa terlarut gr/mL, tentukan 4 macam kadar zat terlarutnya!
mt +mp mp = massa pelarut
Jawab:
2) Kadar terlarut volume (%V⁄V) V etanol = 100 mL
m etanol = 0,8 x 100 = 80 gr
Vt
%V⁄V = Vt = volume terlarut V larutan etanol = 500 mL
Vt +Vp Vp = volume pelarut
m larutan etanol = 0,9 x 500 = 450 gr
3) Kadar terlarut massa-volume (%m⁄V) a. %m⁄m =
80
x 100% = 17,7%
450
mt 100
%m⁄V = b. %V⁄V = x 100% = 20%
Vt +Vp 500
80
c. %m⁄V = x 100% = 16%
500
4) Kadar terlarut volume-massa (%V⁄m)
100
Adalah presentase volume terlarut dari d. %V⁄m = x 100% = 22,2%
450
massa total larutan.
C. DIAGRAM FASE (P-T)
Vt Diagram fase (P-T) menunjukkan sifat koligatif
%V⁄m =
mt +mp larutan berupa penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, dan penurunan titik beku.

P (mmHg) B’ B C C’
760

AO : kesetimbangan padat-gas
pelarut (garis sublimasi)
BO : kesetimbangan cair-padat
CAIR pelarut (garis beku)
CO : kesetimbangan cair-gas
PADAT pelarut (garis didih)
Po AO’ : kesetimbangan padat-gas
ΔP larutan (garis sublimasi)
O BO’ : kesetimbangan cair-padat
P
O’ larutan (garis beku)
CO’ : kesetimbangan cair-gas
GAS larutan (garis didih)
O : titik tripel pelarut
ΔTf ΔTb O’ : titik tripel larutan
A

T (oC)
0 100
Semakin besar tekanan uap, semakin mudah
D. PENURUNAN TEKANAN UAP
suatu larutan menguap membentuk uap jenuh.
Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah penurunan
Tekanan uap larutan didasarkan atas tekanan
tekanan uap pelarut yang ditimbulkan oleh zat
uap pelarut, yang dipengaruhi:
terlarut, pada suhu konstan.
1) Konsentrasi zat terlarut (berbanding
Tekanan uap larutan adalah tekanan yang
terbalik)
ditimbulkan uap jenuh larutan.
2) Gaya tarik-menarik antar-partikel
Uap jenuh terbentuk dalam suatu ruangan jika
(berbanding terbalik)
ruangan dipenuhi uap air sampai terjadi
kesetimbangan antara air dengan uap air (laju 3) Suhu dan energi kinetik molekul
penguapan = laju pengembunan). (berbanding lurus)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 2


materi78.co.nr KIM 3
Hukum Raoult menjelaskan bahwa fraksi mol Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah selisih titik
pelarut mempengaruhi tekanan uap larutan. didih larutan dengan pelarutnya pada P konstan.

Plar = Xp × Po ΔTb = Tbl – Tbp ΔTb = Kb × m


ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
Plar = tekanan uap larutan (mmHg atau atm)
Tbl = titik didih larutan (oC)
Xp = fraksi mol pelarut
Tbp = titik didih pelarut (oC)
Po = tekanan uap pelarut murni (mmHg atau atm)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
Penurunan tekanan uap dapat dirumuskan: m = molalitas larutan (m)
Penurunan titik beku (ΔTf) adalah selisih titik
ΔP = Po – P ΔP = Xt × Po didih pelarut dengan larutannya pada P konstan,
dapat dirumuskan:
ΔP = penurunan tekanan uap (mmHg atau atm)
Xt = fraksi mol terlarut
ΔTf = Tfp – Tfl ΔTf = Kf × m
Contoh:
Diketahui X etanol adalah 0,25. Jika pada suhu ΔTf = penurunan titik beku (oC)
tersebut tekanan uap air adalah 80 mmHg, Tfl = titik beku larutan (oC)
Tfp = titik beku pelarut (oC)
tentukan P dan ΔP larutan. Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
Jawab: m = molalitas larutan (m)
X etanol = 0,25 X pelarut = 0,75 Contoh:
P = 0,75 x 80 = 60 mmHg Suatu larutan non-elektrolit mendidih pada suhu
ΔP = 80 – 60 = 20 mmHg 100,2oC. Tentukan titik beku larutan, jika Kf air =
1,8oC/m, dan Kb air = 0,5oC/m.
E. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN
Jawab:
TITIK BEKU
ΔTb = 100,2 – 100 = 0,2oC
Titik didih adalah titik dimana air mendidih,
0,2 = 0,5 x m m = 0,4 molal
sedangkan titik beku adalah titik dimana air
o
mulai membeku. ΔTf = 1,8 x 0,4 = 0,72 C

Titik didih terjadi pada saat tekanan uap larutan Tf = 0 – 0,72 = –0,72oC
sama dengan tekanan udara luar. Contoh:
Semakin rendah tekanan udara luar, maka Jika CH3COOH mendidih pada 80,2oC, tentukan
semakin rendah titik didih, sehingga air lebih titik didih 2,56 gr naftalena (Mr = 128) dalam 400
cepat mendidih di tempat tinggi. gram asam cuka. (Kb cuka = 2,54oC/m)
Perbedaan menguap dan mendidih: Jawab:
Menguap Mendidih n naftalena = 2,56 : 128 = 0,02 mol
perubahan wujud air naik dan pecahnya uap m = 0,02 : 0,4 = 0,05 molal
dari cair menjadi uap air ke permukaan air ΔTb = 2,54 x 0,05 = 0,127oC
terjadi di seluruh terjadi di permukaan Tb = 80,2 + 0,127 = 80,327oC
bagian air air
F. TEKANAN OSMOTIK LARUTAN
terjadi pada suhu
terjadi pada titik didih Osmosis adalah perpindahan air dari pelarut
berapapun
murni (hipotonik) ke larutannya (hipertonik)
Air memiliki titik didih normal 100oC, karena melalui membran semipermeabel.
pada suhu tersebut tekanan uap air sama dengan Osmosis menghasilkan dua buah sistem yang
760 mmHg atau 1 atm (tekanan udara di sama konsentrasi (isotonik).
permukaan laut). Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik
Titik beku terjadi pada saat tekanan uap larutan yang mempertahankan kesetimbangan osmotik
sama dengan tekanan uap padat. larutan dengan pelarut murninya agar osmosis
Titik beku tidak terlalu dipengaruhi oleh tekanan terhenti.
udara luar. Tekanan osmotik larutan dapat dirumuskan:
o
Air memiliki titik beku normal 0 C, karena pada
π.V = n. R. T π = M. R. T
suhu tersebut tekanan uap air sama dengan
tekanan uap es.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 3


materi78.co.nr KIM 3
Contoh: Jawab:
o
Tekanan osmotik darah manusia pada 36 C i = 1 + (2 – 1).0,8 = 1,8
adalah 7,725 atm. Berapa gram glukosa (Mr = a. ΔTb = 100,18 – 100 = 0,18oC
180) diperlukan untuk membuat 820 mL larutan 0,18 = m x 0,5 x 1,8
glukosa yang isotonik dengan darah?
m = 0,2 molal n = 0,2 x 0,3 = 0,6 mol
Jawab:
Mr = 21 : 0,6 = 350 gr/mol
π darah = π glukosa
b. ΔTf = 0,2 x 1,8 x 1,8 = 0,648oC
7,725 × 0,82
n= = 0,25 mol Tf = 0 – 0,648 = –0,648oC
0,082 × 309
m glukosa = 0,25 x 180 = 45 gram c. m larutan = 300 + 21 = 321 gr
Osmosis balik adalah perpindahan pelarut V larutan = 321 : 0,642 = 500 mL
dalam larutan ke pelarut murninya yang dibatasi n terlarut = 21 : 210 = 0,1 mol
membran semipermeabel. 0,1 × 0,082 × 400
π= = 6,56 atm
0,5
Osmosis balik terjadi jika pada permukaan
larutan diberi tekanan yang melebihi tekanan d. n pel = 300 : 18 = 16,6 mol
osmotik. n ter = 0,1 mol
16,6
G. FAKTOR VAN’T HOFF x pel = = 0,98
16,6 + (0,1 × 1,8)
Faktor van’t Hoff (i) adalah nilai yang P = 0,98 x 80 = 78,4 mmHg
mempengaruhi konsentrasi larutan pada Contoh:
perhitungan sifat koligatif larutan. Faktor van’t
Sebanyak 1,8 gram M(OH)2 dilarutkan dalam 100
Hoff terdapat pada larutan elektrolit.
mL air, dan mendidih pada 100,2oC. Jika basa itu
Nilai faktor van’t Hoff: mengion 80%, hitung Ar logam pembentuk basa.
n = jumlah ion Jawab:
i = 1 + (n – 1)α α = derajat ionisasi
i = 1 + (3 – 1).0,8 = 1 + 1,6 = 2,6
Faktor van’t Hoff mempengaruhi jumlah mol zat 0,2 = 0,52 x m x 2,6
terlarut dalam perhitungan sifat koligatif. m = 0,15 m n = 0,15 x 0,1 = 0,015 mol
Rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit Mr M(OH)2 = 1,8 : 0,015 = 120 gr/mol
tunggal:
Ar M = 120 – (16 x 2 + 1 x 2) = 86 gr/mol
Penurunan tekanan uap
Contoh:
np nt ×i Jika dianggap mengion sempurna, tentukan titik
Plar = × Po ΔP = × Po beku dan titik didih larutan 6,84 gram Al2(SO4)3
np +nt ×i np +nt ×i
dalam 800 mL air. (Ar Al = 27; S = 32, O = 16)
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku Jawab:
i = 1 + (5 – 1).1 = 5
ΔTb = Kb × m × i ΔTf = Kf × m × i
n = 6,84 : 342 = 0,02 mol
Tekanan osmotik m = 0,02 : 0,8 = 0,025 molal
ΔTb = 0,52 x 0,025 x 5 = 0,065oC
π = M. R. T. i
Tb = 100 + 0,065 = 100,065oC
Contoh: ΔTf = 1,86 x 0,025 x 5 = 0,2325oC
21 gram suatu elektrolit biner yang berada dalam Tf = 0 – 0,2325 = –0,2325oC
300 gr air ternyata mendidih pada suhu 100,18oC. Rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit
Jika elektrolit ini terion 80% (Kb air = 0,5oC/m, Kf campuran (i berbeda-beda):
air = 1,8oC/m), tentukan: 1) Jika rumus menggunakan fraksi mol
a. Mr elektrolit
np
b. Titik beku larutan Xp =
np +(n1 × i+ n2× i+…)
c. Tekanan osmotik larutan pada suhu 127oC
dan massa jenis larutan 0,642 gr/mL
d. Tekanan uap jika pada suhu 127oC tekanan (n1 × i+ n2 × i+…)
Xt =
uap air adalah 80 mmHg np +(n1 × i+ n2 × i+…)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 4


materi78.co.nr KIM 3
2) Jika rumus menggunakan molaliltas a. n Al3+ = 0,072 mol
b. n AlCl2+ = 0,072 mol
(n1 × i+ n2 × i+…)
m= c. n AlCl2+ = 0,036 mol
ptot
d. n AlCl3 = 0,02 mol
3) Jika rumus menggunakan molaritas e. n Cl- = 0,072 + 0,144 + 0,18 = 0,396 mol
f. ntot = n Al3+ + n AlCl2+ + n AlCl2+ + n AlCl3 + n Cl-
(n1 × i+ n2 × i+…)
M= ntot = 0,596 mol
Vtot
g. m = 0,596 : 2 = 0,298 molal
Contoh: ΔTf = 0,298 x 1,85 = 0,5513oC
Ke dalam 1 L air dilarutkan 60 gr urea, 11,7 gr Tf = 0 – 0,5513 = –0,5513oC
NaCl, dan 11,1 gr CaCl2. Tentukan Tf campuran
dan π jika ρ = 2,1656 g/mL pada suhu 100 K. H. PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF
Jawab: Sifat koligatif larutan digunakan dalam:
n urea = 60 : 60 =1 mol 1) Campuran pendingin
n NaCl = (11,7 x 2) : 58,5 = 0,4 mol Campuran pendingin dibuat dengan
n CaCl2 = (11,1 x 3) : 111 = 0,3 mol menambahkan garam-garaman ke dalam es,
sehingga es mencair namun suhu campuran
n tot = 1 + 0,4 + 0,3 = 1,7 mol
turun.
mcamp = 1,7 : 1 = 1,7 molal
2) Cairan antibeku
ΔTb = 1,7 x 0,5 = 0,85oC
Cairan antibeku akan menurunkan titik beku
Tb = 100 + 0,85 = 100,85oC
dan mencegah pembekuan. Cairan antibeku
m larutan = 60 + 11,7 + 11,1 + 1000 = 1082,8 gr yang baik adalah larut dalam campuran
V larutan = 1082,8 : 2,1656 = 500 mL pendinginnya, viskositas rendah, tidak
π = 1,7 x 0,082 x 100 : 0,5 = 27,88 atm korosif dan daya hantar panas yang baik.
Contoh: 3) Pencairan salju di jalan
26,7 gram AlCl3 (Mr = 133,5) yang berada dalam Dilakukan dengan menaburkan garam dapur
2 kg air mengalami ionisasi bertingkat dengan atau urea ke salju agar titik bekunya turun.
harga α1 = 0,9; α2 = 0,8; α3 = 0,5. Tentukan: 4) Membuat cairan fisiologis
a. Jumlah mol Al3+ setelah ionisasi bertingkat Cairan fisiologis (infus, obat tetes mata, dll.)
b. Jumlah mol AlCl2+ setelah ionisasi bertingkat dibuat isotonik dengan cairan tubuh agar
c. Jumlah mol AlCl2+ setelah ionisasi bertingkat tidak terjadi osmosis.
d. Jumlah mol AlCl3 setelah ionisasi bertingkat 5) Desalinasi air laut
e. Jumlah mol Cl- setelah ionisasi bertingkat Dilakukan berdasarkan prinsip osmosis balik
f. Jumlah seluruh partikel terlarut dengan memberi tekanan pada permukaan
g. Titik beku larutan jika Kf air = 1,85oC/m air laut, sehingga terkumpul air murni.
Jawab:
n AlCl3 = 26,7 : 133,5 = 0,2 mol
1 AlCl3 d AlCl2+ + Cl-
M 0,2
R 0,2 x 0,9 = 0,18 0,18 0,18
S 0,02 0,18 0,18
2 AlCl2+ d AlCl2+ + Cl-
M 0,18
R 0,18 x 0,8 = 0,144 0,144 0,144
S 0,036 0,144 0,144
3 AlCl2+ d Al3+ + Cl-
M 0,144
R 0,144 x 0,5 = 0,072 0,072 0,072
S 0,072 0,072 0,072

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN 5

Anda mungkin juga menyukai