Ark 3.2
Ark 3.2
1/DIR/RSIA-PPA/I/2015
Panduan Penetapan
( DPJP )
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Berbasis bukti). Dalam proses ini, DPJP melakukan pelayanan sesuai dengan
keahliannya, bila kasus kebidanan maka DPJP yang kompeten untuk kasus
Dalam era saat ini, pelayanan medis harus sesuai dengan kompetensinya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka masing – masing SMF menetapkan
dan mengatur DPJP nya ,bila melakukan rawat bersama maka ditetapkan salah
2. Tujuan
a. Adanya pedoman bagi seluruh staf Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya
b. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksanan dengan baik sesuai
3. Definisi
di RSIA Brawijaya Sawangan apabila pasien hanya perlu asuhan medis dari 1
orang dokter).
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang
dokter.
Ruang Lingkup
Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD,
Rawat Jalan, Ruang perawatan, Ruang tindakan (OK dan VK) dan sarana penunjang
medis.
BAB III
Tatalaksana
1. Setiap pasien yang berobat di RSIA Brawijaya Sawangan harus memiliki Dokter
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan spesialis maka Dokter Penanggung
3. Apabila pasien berobat di Poli umum/ IGD dan tidak dirawat inap, maka Dokter
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis , maka
berdasarkan keluhan utama pasien dan yang lain sebagai Dokter Penanggung
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit
(baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan menuliskan nama DPJP
pada pengantar rawat inap yang dilampirkan di dalam berkas rekam medis
pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokter
Pada visit pertama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan bersangkutan.
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama
beberapa dokter pada nama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Utama saat
Apabila dari IGD maupun rawat jalan poli umum DPJP belum ditentukan,
maka dokter poli umum / IGD wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa
DPJP pasien tersebut. Apabila pasien dirawat bersama dokter poli umum / IGD
maupun petugas ruangan juga wajib melakukan klarifikasi siapa DPJP Utama dan
siapa DPJP Tambahannya.
Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari
tersebut, kecuali kasus pasien anak dan obstetri ginekologi di jam kerja
2. Surat rujukan langsung kepada konsulen, maka dokter spesialis yang dituju
otomatis menjadi DPJP pasien tersebut, kecuali dokter yang dituju
3. Atas permintaan keluarga dan pasien berhak meminta salah seorang dokter
Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter
dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien
atau keluarga tetap pada pendirinnya maka dokter spesialis yang dituju yang
4. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat
kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite
medis .
V. Rawat Bersama
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai
kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara
antara lain penyakit yang terberat atau penyakit yang memelukan tindakan
4. Bila ada pengobatan dan saran dari DPJP tambahan, maka akan
1. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja
2. Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya.
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap
berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien dirawat
bersama sebelum masuk ICU).
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan.
Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan tetapi semua
harus mengikuti prosedur Save Surgery checklist (sign in, time out dan sign out)
serta dicatat dalam berkas rekam medis.
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekuat dan demi
keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat
dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera dihubungi
sesuai urutan jaga konsulen.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi
SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis,tetapi antar
Konsultasi
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon
yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
BAB IV
DOKUMENTASI