KINERJA
2017
Tim Penyusun Laporan Kinerja
Kementerian Komunikasi dan
Informatika Tahun 2017
Pengarah:
Farida Dwi Cahyarini
Sekretaris Jenderal
Penanggung Jawab:
Arifin Saleh Lubis
Kepala Biro Perencanaan
Editor:
Ismail
Sinthia Fridaningrum
Hary Aryfiyanto
Penulis:
Astri Nur Afidah
Marshel Doom
Ratu Nabila Saras Putri
Desain Grafis:
Djoko Sutrisno
Kata
Pengantar
Perkembangan teknologi digital telah mendorong
pertumbuhan perekonomian Indonesia
dari konvensional ke digital
Ekonomi Indonesia juga mengalami pergeseran dari ekonomi yang titik beratnya berbasis komoditas
ke aktivitas ekonomi berbasis layanan. Dinamika dari era digital ini juga telah menyebabkan terjadinya
cara baru yang memanfaatkan perubahan teknologi, khususnya digital di beberapa sektor yang timbul
sebagai salah satu solusi untuk mengatasi ketidakefisienan dengan antara lain mengadopsi model
bisnis “sharing economy”. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peluang besar
untuk mengembangkan sharing economy tersebut. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital,
pemerintah dituntut untuk melakukan transformasi dalam memberikan layanan publik yang lebih baik
kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.
Dalam rangka memperkuat ekonomi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) fokus
pada reformasi kebijakan di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terutama yang terkait dengan
DNA (Device/perangkat, Network/jaringan, Application/aplikasi). Berbagai affirmative policy dilakukan
dengan pendekatan light touched regulation untuk mempermudah proses perizinan, penyediaan internet
dengan kecepatan tinggi, serta dukungan terhadap startup, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),
petani serta nelayan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan memanfaatkan TIK sebagai enabler. Hasil
capaian pelaksanaan program-program tersebut, disampaikan dalam Laporan Kinerja (LKj) Kemkominfo.
Selain membuat kebijakan sektor TIK, Kemkominfo juga melaksanakan fungsi edukasi khusus dalam
melaksanakan program kebijakan keberpihakan bagi masyarakat di daerah 3T dengan menggelar program
aksi literasi digital berbasis komunitas di 17 Kabupaten, 8 Provinsi dan 45 Komunitas kawasan perdesaan
dalam rangka penguatan budaya digital untuk pengelolaan media informasi di daerah 3T. Selain itu,
Kemkominfo juga berperan sebagai Government Public Relations dalam mendiseminasikan program-
program pemerintah dengan menyajikan informasi resmi dan akurat dari lintas sektor pemerintah dalam
bentuk grafis sehingga masyarakat dapat lebih mudah memahami program-program pemerintah tersebut
beserta hasil-hasilnya.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj) Kemkominfo Tahun 2017 ini, diharapkan dapat menjadi
perwujudan dari upaya Kemkominfo dalam menjaga akuntabilitas kinerja dan menjadi media komunikasi
bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi terkait kinerja Kemkominfo. Melalui laporan kinerja ini
pula, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi peningkatan kinerja di lingkungan internal Kemkominfo.
RUDIANTARA
|1|
Laporan Kinerja
Ringkasan Eksekutif
69,95%
dari tahun sebelumnya
atau
Pagu DIPA 2017 Realisasi 2017
89,06%
Rp4.951 triliun
Rp4.410 triliun
dari PAGU DIPA 2017
PROGRAM
4 Broadband 4G dan
Efisiensi Industri
Digitalisasi
PRIORITAS
|2|
Laporan Kinerja
Ringkasan
Eksekutif
Untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara, Kementerian
Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informatika
|3|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Ringkasan Eksekutif
Laporan Kinerja Kominfo Tahun 2017 disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian
komitmen kinerja yang diperjanjikan Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada para
pimpinan dan stakeholders selama Tahun 2017. Laporan Kinerja ini disusun dengan mengacu
kepada ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah serta berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015 – 2019 serta dokumen perencanaan
turunannya.
Capaian Kinerja
Perjanjian Kinerja ini ditetapkan kedalam 3 (tiga) sasaran strategis dan 16 (enam belas) indikator
kinerja. Ikhtisar hasil evaluasi capaian kinerja terhadap 16 (enam belas) indikator kinerja tersebut
diuraikan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
0,05%
0,02%
8. Persentase (%) UMKM go digital (29.000
(12.507 UMKM
(Jumlah UMKM per Tahun 2012: 56 UMKM dari 40%
dari 56.000.000
juta) 56.000.000
UMKM)
UMKM)
Realisasi Belanja Kementerian Komunikasi dan Informatika pada TA 2017 adalah sebesar
Rp.4.409.473.919.346,- atau 89,06% dari Pagu DIPA sebesar Rp.4.951.278.581.000,-. Adapun di
Tahun 2017, persentase realisasi ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 69,95%.
6.000
5.121
4.939 4.951
5.000
4.410
4.000 3.663
3.583
89.06%
3.000 2.672
69.95%
2.127
2.000 54.10%
58.07%
1.000
|5|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Ringkasan Eksekutif
(dalam Rp miliar)
18.000 16.560
16.000
13.560 13.685
14.000 12.719
12.000 10.861
10.000 9.057
8.000
6.000
4.000 2.760 3.209 3.318
1.743 1.945 2.309
2.000 787 962 984 967
662 740
-
123 125 122 138 224 273
(dalam Rp miliar)
1. BHP Frekuensi 8,934 9,057 101.4 9,495 10,861 114.4 9,881 12,719 128.7 11,390 13,560 119.1 12,970 13,685 105.5 12,952 16,560 127.9
2. PNBP USO 1,497 1,497 116.4 2,020 1,945 96.3 2,291 2,309 100.8 2,230 2,760 123.8 2,567 3,209 125.0 2,567 3,318 129.3
BHP
3. 599 662 110.5 650 740 113.8 734 787 107.2 893 962 107.7 923 984 106.6 932 967 103.8
Telekomunikasi
4. PNBP Lainnya1) 68 123 180.9 86 125 145.3 94 122 129.8 100 138 138.0 107 224 209.3 120 273 228.2
Total PNBP 11,098 11,585 104.4 12,251 13,671 111.6 13,000 15,937 122.6 14,613 17,420 119.2 16,567 18,102 109.3 16,571 21,119 127.4
1) PNBP Lainnya terdiri dari antara lain; Biaya Sertifikasi Perangkat, Sewa Rumah Dinas; IAR dan KRAP; REOR dan SKOR; Izin Penyelenggaraan Pos; Izin Penyelenggaraan Penyiaran,
STMM Yogyakarta, Pusdiklat Pegawai, Penerimaan Pemanfaatan BMN; dan Penerimaan Lainnya.
2) Realisasi PNBP Per Des 2017
BAB 1
PENDAHULUAN 16
Latar Belakang 16
Maksud & Tujuan 17
Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kementerian Komunikasi dan 18
Informatika
Permasalahan Strategis Bidang Komunikasi dan Informatika 21
Broadband/4G dan Efisiensi Industri 21
Digitalisasi 22
Cyber Security dan Governance, E-Goverment, dan E-Commerce 23
Government Public Relations (GPR) 26
Sistematika Pelaporan 29
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA 32
Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015-2019 32
Perjanjian Kinerja 37
Broadband/4G dan Efisiensi Industri 38
Digitalisasi 38
Cyber Security dan Governance, E-Government, dan E-Commerce 39
Government Public Relation (GPR) 39
Kinerja Lainnya 39
|7|
Laporan Kinerja
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA 42
Capaian Kinerja Organisasi 42
Sasaran Strategis 1: 42
Tersedianya Infrastruktur TIK serta Pengembangan Ekosistem TIK yang Merata dan
Efisien di Seluruh Wilayah Indonesia
1 . 1 Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik Nasional 44
(Palapa Ring)
1 . 2 Persentase (%) Kab/Kota Terlayani Akses Broadband 4G LTE 48
1 . 3 Persentase (%) Desa di Wilayah Tertinggal Termasuk Lokpri Terlayani Jasa 52
Akses Telekomunikasi Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)
1 . 4 Persentase (%) Kawasan Perbatasan Terlayani Jasa Akses Telekomunikasi 54
Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)
1 . 5 Persentase (%) Harga Layanan Pitalebar Terhadap Produk Domestik Bruto 55
(PDB) per Kapita
1 . 6 Persentase (%) Implementasi Digitalisasi Penyiaran/Analog Switched Off (ASO) 59
1 . 7 Persentase (%) Nelayan dan Petani Go Digital 79
1 . 8 Persentase (%) UMKM Go Online 86
1 . 9 Persentase (%) Desa di Wilayah Perbatasan, Daerah Tertinggal termasuk Lokpri 91
Tersedia Layanan Digital
1.10 Jumlah Anak-anak, Wanita, Disabilitas dan Pelajar yang Memperoleh 96
Literasi TIK
1 . 1 1 Jumlah Masyarakat Umum yang Memperoleh Literasi TIK 98
1.12 Jumlah Angkatan Kerja yang Tersertifikasi Keahlian dan Kompetensi Sektor TIK 107
Sasaran Strategis 2: 109
Tersedianya Akses dan Kualitas Informasi Publik terkait Kebijakan dan Program
Prioritas Pemerintah yang Baik, Cepat, Tepat dan Obyektif kepada Seluruh Lapisan
Masyarakat Indonesia
2 . 1 Persentase (%) Kepuasan Masyarakat Terhadap Akses dan Kualitas Informasi 109
Publik
Sasaran Strategis 3: 113
Terwujudnya Tata Kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang Bersih,
Efisien dan Efektif
3 . 1 Opini Laporan Keuangan 113
3.2 Indeks Reformasi Birokrasi 115
3.3 Nilai Akuntabilitas Kinerja 120
Capaian Kinerja Lainnya 121
Sistem Verifikasi Identitas Online (SiVION) 121
Penyelesaian Sengketa Informasi 123
Pengaduan Masyarakat terhadap Konten Siaran 125
Pengaduan di Bidang Pers 125
Pendaftaran Penyelenggaraan Sistem Elektronik (PPSE) 127
Otomisasi Perizinan 128
Kinerja Anggaran 131
|8|
Laporan Kinerja
BAB 4
PENUTUP 135
Lampiran 138
Hasil Reviu Inspektorat Jenderal Kementerian Kominfo atas Laporan Kinerja Kementerian 138
Kominfo Tahun 2017
Perjanjian Kinerja Kementerian Kominfo Tahun 2017 139
|9|
Laporan Kinerja
Daftar TABEL
1.1 Ikhtisar Capaian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017 4
2.1 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 34
(Berdasarkan PM Kominfo No. 22/2015)
2.2 Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019 36
(Berdasarkan PM Kominfo No. 21/2016)
2.3 Perjanjian Kinerja Kemkominfo Tahun 2017 37
3.1 Indikator Pencapaian Sasaran Strategis 1 43
3.2 Capaian Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik 46
Nasional
3.3 Capaian Persentase (%) Kabupaten/Kota Terlayani Akses Broadband 4G LTE 49
3.4 Rencana Strategis Penambahan Spektrum Frekuensi Radio Sebesar 350 MHz 50
untuk Mobile Broadband Tahun 2015 – 2019
3.5 Capaian Persentase (%) Tersedianya Tambahan Spektrum Frekuensi Sebesar 350 51
MHz untuk Mobile Broadband
3.6 Capaian Persentase (%) Desa di Wilayah Tertinggal Termasuk Lokpri Terlayani 54
Jasa Akses Telekomunikasi Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)
3.7 Capaian Persentase (%) Kawasan Perbatasan Terlayani Jasa Akses Telekomunikasi 55
(BTS Perbatasan)
3.8 Target Infrastruktur dan Harga Layanan 56
3.9 Capaian Persentase (%) Harga Layanan Pitalebar Terhadap Produk Domestik Bruto 56
(PDB) per Kapita
3.10 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016 57
(Berdasarkan Koordinasi dengan Badan Litbang SDM Kominfo, BPS dan Tenaga Ahli)
3.11 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016 57
(Berdasarkan LKO)
3.12 Data Capaian Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2017 58
(Berdasarkan Data Kompilasi Tarif yang Dipublikasi)
3.13 Capaian Persentase (%) Implementasi Digitalisasi Penyiaran / Analog Switched Off 59
(ASO)
3.14 Capaian Penyusunan Revisi Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 66
3.15 Target dan Capaian Uji Coba Siaran TV Digital 73
3.16 Keikutsertaan LPS Penyedia Konten dalam Uji Coba TV digital 75
3.17 Capaian Sosialisasi TV Digital 79
3.18 Capaian Persentase (%) Nelayan dan Petani Go Digital 80
3.19 Timeline Implementasi Program Nelayan Go Online 85
3.20 Capaian Edukasi Petani dan Nelayan Go Online Tahun 2017 85
3.21 Capaian Persentase (%) UMKM Go Digital 90
3.22 Rekapitulasi Fasilitasi UMKM Go Online 2017 90
|11|
Laporan Kinerja
DAFTAR GAMBAR
1.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika 18
1.2 Jumlah Pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika per 31 Desember 2017 20
1.3 Penetrasi Media di 11 Kota di Indonesia 26
1.4 Alur Proses Government Public Relations (GPR) 28
2.1 Program Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika 33
3.1 Rencana Implementasi Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Serat Optik 45
Nasional (Palapa Ring)
3.2 Peta Pembangunan Jaringan Serat Optik Nasional “Palapa Ring” 47
3.3 Presensi Layanan 4G LTE Berdasarkan Jumlah Wilayah Administrasi 48
yang Ter-cover
3.4 Pihak-Pihak yang Terkena Dampak Program Digitalisasi Penyiaran Televisi 60
3.5 Aspek Utama Pendukung Digitalisasi Penyiaran TV 61
3.6 Peta 42 Lokasi Pemancar Digital LPP TVRI 68
3.7 Perbedaan Teknologi Penyiaran Analog vs Digital 70
3.8 Efisiensi Kanal Frekuensi Radio Akibat Implementasi Televisi Digital (Digital 70
Dividend)
3.9 Peta Jangkauan Siaran dan Lokasi Uji Coba Siaran TV Digital 74
3.10 Peta Rumah Tangga Usaha Pertanian 81
3.11 Jumlah Kelompok Tani dan Penyuluh Menurut Provinsi 81
3.12 Kepadatan Rumah Tangga Usaha Perikanan vs Produksi Perikanan Tangkap 82
di Laut (Ton)
3.13 Jumlah Perahu yang Terdapat di Provinsi vs Produksi Perikanan Tangkap 83
di Laut (Ton)
3.14 Lanskap UMKM Indonesia 87
3.15 Lokasi Desa Piloting Program Desa Broadband Terpadu (DBT) 92
3.16 Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) 94
3.17 Peta Sebaran Pelaksanaan Kegiatan INCAKAP dan Sistem Whitelist Nusantara 100
Tahun 2017
3.18 Komoditas Unggulan dan Jejaring Antar 45 Komunitas Kerjasama Desa dalam 106
Aplikasi Kodikadi.com
3.19 Hasil Survei Edelman Trust Barometer tentang Tingkat Kepercayaan 110
terhadap Pemerintah
3.20 Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 116
2015–2019
3.21 Rencana Strategis Implementasi SiVION 122
3.22 Jumlah Penyelenggara Sistem Elektronik yang Sudah Terdaftar di PSE Kominfo 127
|13|
Laporan Kinerja
|14|
Laporan Kinerja
1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Maksud & Tujuan
3. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kementerian
Komunikasi dan Informatika
4. Permasalahan Strategis Bidang Komunikasi dan Informatika
5. Sistematika Pelaporan
|15|
Laporan Kinerja
PENDAHULUAN
Program dan kegiatan pembangunan
di bidang komunikasi dan informatika berjalan sesuai
dengan yang direncanakan dan dituangkan dalam
bentuk Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan
Eselon I dan Eselon II secara berjenjang
Latar Belakang
|16|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
|17|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
Gambar 1.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika
INSPEKTORAT
JENDERAL
SEKRETARIAT
ITJEN
DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA
PENYELENGGARAAN
DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA
POS DAN INFORMATIKA
SEKRETARIAT SEKRETARIAT
DITJEN DITJEN
DIREKTORAT PENGENDALIAN
SUMBER DAYA DAN PERANGKAT DIREKTORAT PENYIARAN
POS DAN INFORMATIKA
DIREKTORAT STANDARDISASI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
PERANGKAT POS
PITA LEBAR
DAN INFORMATIKA
DIREKTORAT PENGENDALIAN
POS DAN INFORMATIKA
Sumber: Permenkominfo No. 1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, susunan organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika terdiri atas:
1) Sekretariat Jenderal (Setjen);
2) Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI);
3) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI);
4) Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen APTIKA);
5) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP);
6) Inspektorat Jenderal (Itjen);
7) Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM);
8) Staf Ahli Bidang Hukum;
9) Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya;
10) Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa; dan
11) Staf Ahli Bidang Teknologi
12) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
SEKRETARIAT
JENDERAL
BIRO BIRO
BIRO BIRO BIRO BIRO
KEPEGAWAIAN HUBUNGAN
PERENCANAAN KEUANGAN HUKUM UMUM
DAN ORGANISASI MASYARAKAT
|19|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Kementerian Dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
Komunikasi dan Informatika per 31 Kementerian Komunikasi dan Informatika
Desember 2017 didukung oleh 3.201 orang pegawai dari
berbagai satuan kerja (data per 31 Desember
2017) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.070
3.201
Total
Karyawan orang dan perempuan sebanyak 1.131 orang
(Gambar 1.2).
1.131
orang), (5) Ditjen IKP (296 orang), (6) Itjen (77
orang), dan (7) Balitbang SDM (556 orang) serta
4 orang staf ahli dan 3 orang staf khusus.
1.427 1.299
727
568 556
438
324 296
264 211
141 77
32 26
16
SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3 Lainnya SDPPI PPI APTIKA IKP BLSDM SETJEN ITJEN
697
595
346 430
20 12
|21|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
5%
2. Digitalisasi
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas.
Dan diperkirakan pada Tahun 2019, Indonesia akan membutuhkan
350 MHz spektrum frekuensi radio untuk penerapan pitalebar. Oleh
karena itu, perlu dilakukan digitalisasi terhadap penyiaran Televisi
(TV) agar dapat meningkatkan efisiensi penggunaan spektrum
frekuensi, efisiensi infrastruktur industri penyiaran, dan membuka
peluang usaha baru bagi industri konten.
32,18%
sedangkan 32,18% masyarakat memanfaatkan internet untuk belanja
online. (Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet, APJII, 2017).
memanfaatkan internet untuk
Penjualan eceran e-commerce global menunjukkan perkembangan belanja online
yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari nilai transaksi e-commerce yang
diperkirakan akan naik lebih dari 230% pada 2021 menjadi US$ 4,48
Triliun atau setara Rp. 60,467 Triliun dari posisi 2014 yang baru mencapai
US$ 1,8 Triliun. Sedangkan di Tahun 2017, nilai transaksi e-commerce
global adalah sebesar 2,3 Triliun US$.
Grafik 1.2 Nilai Transaksi E-Commerce Global Tahun 2014 – 2021 (dalam US$)
Transaksi e-Commerce Global (dalam US$)
5 triliun
4.5 triliun
4 triliun
3.5 triliun
US$
3 triliun
2.5 triliun
2 triliun
1.5 triliun
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/12/2021-transaksi-e-commerce-global-mencapai-rp-60467-triliun
Laporan Kinerja|23|
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
Grafik 1.3 Pangsa Pasar E-Commerce Terhadap Penjualan Ritel Tahun 2015
14 13.8 14
12 12
10 10
9.2
8 8
7.2
6 6
4.1
4 4
2 1.6 2
1.2 1.0 0.8 0.5
0 0
Tiongkok Amerika Jepang Singapura Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Philiphina
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/13/berapa-pangsa-pasar-e-commerce-indonesia
4 miliar
3.5 miliar
3.5 miliar
3 miliar
2.6 miliar
2.5 miliar
US $
1.8 miliar
2 miliar
1.5 miliar
1 miliar
1 miliar
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/11/2011-2015-nilai-transaksi-e-commerce-indonesia-melonjak-250-persen
Grafik 1.5 Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia per September 2017
0 50 juta 100 juta 150 juta 200 juta 250 juta 300 juta 350 juta 400 juta
(Jiwa)
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/09/inilah-potensi-ekonomi-digital-indonesia
|25|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
SEE
WATCH TV
96% OUTDOOR
ADS
52% USE
INTERNET 43%
NEWS
WATCH
PAY TV
GO TO
CINEMA 5%
LISTEN
RADIO 37% READS PRINT 8% 8%
Sumber: Nielsen Consumer & Media View, Q3 2017
Grafik 1.6 Akses petani Namun demikian, penyebaran informasi saat ini masih dianggap
dan Nelayan terhadap kurang efektif, karena belum menyentuh masyarakat secara
Televisi dan Selular menyeluruh. Sebagai contoh, dalam komunitas petani dan nelayan,
Televisi Nelayan
sebagian besar dari mereka memiliki televisi dan telepon selular.
800
Akses petani terhadap televisi mencapai 56,5%, sedangkan nelayan
700 63,8%
69,4%
66,4% 63,8%. Sedangkan sebanyak 66,4% nelayan dan 69,4% petani
600 56,5%
memiliki telepon selular. Namun demikian, kepemilikan televisi dan
500
400 telepon selular bagi petani dan nelayan belum digunakan secara
300
optimal untuk mengakses informasi mengenai program prioritas
200
100
terkait pertanian dan perikanan yang pada dasarnya mereka
0
Televisi Selular
butuhkan.
Sumber: Indikator TIK, Hal-hal tersebut dapat menyebabkan ketimpangan informasi dan
Puslitbang Aptika dan IKP,
BLSDM, Kemkominfo, 2016 persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka diterbitkanlah Instruksi Presiden (Inpres) No. 9
Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik dalam rangka
menunjang keberhasilan Kabinet Kerja, menyerap aspirasi publik,
dan mempercepat penyampaian informasi tentang kebijakan dan
program Pemerintah.
5.
Melaksanakan diseminasi dan edukasi terkait
kebijakan dan program pemerintah melalui seluruh
saluran komunikasi yang tersedia;
|27|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Pendahuluan
Kominfo, KSP
(Kantor Staf
Presiden),
Kominfo, Kominfo,
dan TKP (Tim
K/L/D dan K/L/D dan K/L/D
(Kementerian/ Komunikasi (Kementerian/ (Kementerian/
Lembaga/Daerah) Presiden) Lembaga/Daerah) Lembaga/Daerah) Kominfo
Sumber: Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo, Tahun 2016
Sistematika Pelaporan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan
Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2017
disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
Sistematika Penyajian
|29|
Laporan Kinerja
2
PERENCANAAN
Kinerja
C1
C2
|31|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Perencanaan Kinerja
Perencanaan
Kinerja
Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara, di bidang komunikasi dan
informatika di bantu oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika.
|32|Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Perencanaan Kinerja
Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika disusun berdasarkan Nawacita dan agenda
pembangunan nasional yang memberikan manfaat signifikan bagi rakyat dan negara. Selain itu,
Renstra juga harus bisa menjawab tantangan dan permasalahan strategis terkait perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, seperti masih tingginya kesenjangan digital di wilayah
Indonesia, kendala geografis dan demografis yang menyebabkan pembangunan infrastruktur
dan akses masyarakat terhadap informasi terhambat, hingga pada kendala peningkatan citra
pemerintah di mata masyarakat.
C1
C2
Sumber: Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019
|33|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Perencanaan Kinerja
Terselenggaranya Tata Kelola Jumlah Peraturan Menteri terkait penyelenggaraan sertifikasi elektronik
IKSS 3.3
SS.3 Komunikasi dan Informatika yang dan penyelenggaraan sertifikasi keandalan
efisien, berdaya saing, dan aman
IKSS 3.4 Jumlah regulasi untuk penyebaran dan pemerataan informasi publik
IKSS 3.5 Jumlah regulasi terkait implementasi Government Public Relations (GPR)
IKSS 3.6 Jumlah kebijakan terkait diseminasi Kampanye Nasional Revolusi Mental
Terciptanya budaya pelayanan, Jumlah peserta bimlek literasi bagi kalangan wanita, anak-anak, dan
revolusi mental, reformasi birokrasi IKSS 4.4
disabilitas
dan tata kelola Kementerian
SS.4
Komunikasi dan Informatika yang
berintegritas, bersih, efektif, dan Opini BPK-RI atas laporan Keuangan Kementerian Komunikasi dan
IKSS 4.5
efisien Informatika
Sumber: Permenkominfo No. 22/2015 tentang Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015 – 2019
IKSS 1.5 Persentase (%) Harga layanan pita lebar terhadap PDB per kapita
Tersedianya infrastruktur TIK serta Persentase (%) Implementasi digitalisasi penyiaran/Analog Switched
IKSS 1.6
pengembangan ekosistem TIK yang Off (ASO)
SS.1
merata dan efisien di seluruh wilayah
Indonesia Persentase (%) nelayan dan petani go digital (Jumlah Nelayan dan
IKSS 1.7
Petani per tahun 2013 : 28,7 juta)
IKSS 1.8 Persentase (%) UMKM go digital (Jumlah per tahun 2012 : 56 juta)
Sumber: Permenkominfo No. 21/2016 tentang Perubahan atas PM Kominfo No. 22/2015
tentang Rencana Strategis Kemkominfo Tahun 2015-2019
Perjanjian Kinerja
0,05%
Persentase (%) UMKM go digital (Jumlah UMKM per
IKSS 1.8 (29.000 UMKM Go
Tahun 2012 : 56 juta
Digital)
IKSS 1.11 Jumlah masyarakat umum yang memperoleh literasi TIK 500.000
Digitalisasi
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efisiensi
spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur industri penyiaran,
mempertahanan diversity of ownership, menumbuhkan industri
konten (diversity of contents), memperoleh digital dividend
yang dapat digunakan untuk broadband kebencanaan (Public
Protection and Disaster Relief), pendidikan,dll., menghemat biaya
listrik sebesar 94%, biaya modal (Capital Expenditure) sebesar
79% dan biaya operasional (Operational Expenditure) sebesar 57%
dibandingkan dengan tetap menggunakan pemancar TV Analog,
serta meningkatkan kualitas penerimaan siaran TV.
|38|Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Perencanaan Kinerja
Kinerja Lainnya
Pada bagian ini dijelaskan mengenai capaian kinerja yang telah
dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun
tidak dimasukkan ke dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017, antara lain:
• SiVION (Sistem Verifikasi Identitas Online)
• Penyelesaian Sengketa Informasi;
• Pengaduan Masyarakat Terhadap Konten Siaran;
• Pengaduan Bidang Pers.
• PPSE (Pendaftaran Penyelenggaraan Sistem Elektronik)
• Otomatisasi Layanan Perizinan
|39|
Laporan Kinerja
|40|
Laporan Kinerja
3
Akuntabilitas
Kinerja
|41|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
AKUNTABILITAS
Kinerja
Capaian kinerja organisasi diukur
dengan cara membandingkan antara kinerja yang
dicapai dengan kinerja yang diharapkan berdasarkan
target yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian
Kinerja selama satu tahun
Sasaran Strategis 1:
Tersedianya Infrastruktur TIK serta
Pengembangan Ekosistem TIK yang Merata dan
Efisien di Seluruh Wilayah Indonesia
SASARAN STRATEGIS 1
Tersedianya Infrastruktur TIK serta pengembangan ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia
60%
Persentase (%) Kab/Kota 64,40% (331
(308 kab/
terlayani akses broadband kab/kota
1.2. % 40% 11,28% kota dari 107,33%
4G LTE (Jumlah Kab/kota: dari 514
514 kab/
514) kab/kota)
kota)
2,65% 1,44%
(untuk (untuk
mobile mobile
Persentase (%) harga
broadband) broadband)
1.5 layanan pita lebar % 8,6% 7,3% 97,26%
terhadap PDB per kapita
13% 7,1% (untuk
(untuk fixed fixed
broadband) broadband)
|43|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
2016 2017
Capaian
No. Indikator Kinerja Satuan
2017
Target Realisasi Target Realisasi
SASARAN STRATEGIS 1
Tersedianya Infrastruktur TIK serta pengembangan ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia
Persentase (%)
implementasi digitalisasi
1.6 % 50% - 70% 98% 140%
penyiaran/Analog
Switched Off (ASO)
333.515
Persentase (%) nelayan petani dan
300.000
dan petani go digital nelayan
1.7 % - - petani dan 111,17%
(Jumlah petani + nelayan yang
nelayan
per Tahun 2013: 28,7 Juta) teregister di
aplikasi
0,05% 0,02%
Persentase (%) UMKM go (29.000 (12.507
1.8 digital (Jumlah UMKM per % - - UMKM dari UMKM dari 40%
Tahun 2012: 56 juta) 56 juta 56 juta
UMKM) UMKM)
Persentase (%) desa
di wilayah perbatasan,
daerah tertinggal
termasuk lokpri tersedia
layanan digital ((Jumlah 4,02%
desa di wilayah tertinggal 2,7% (150 (222 lokasi
1.9 % - 3 lokasi 150%
termasuk lokpri: 5.520 DBT) + 3 desa
Desa) piloting)
- Desa 3T tanpa sinyal:
5.087 desa.
- Desa 3T + Lokpri tanpa
sinyal: 433 desa
Jumlah anak-anak, wanita,
disabilitas dan pelajar
1.10 orang 4.450 12.575 5.300 7.291 137,56%
yang memperoleh literasi
TIK
Jumlah masyarakat umum
1.11 yang memperoleh literasi orang - - 500.000 1.494.117 298,82%
TIK
Jumlah angkatan kerja
yang tersertifikasi keahlian
1.12 orang 1.600 1.377 10.650 9.407 88,33%
dan kompetensi sektor
TIK
Penjelasan atas pencapaian Sasaran Strategis 1, yaitu tersedianya Infrastruktur TIK serta
pengembangan ekosistem TIK yang merata dan efisien di seluruh wilayah Indonesia diuraikan
secara rinci sebagai berikut:
Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional “Palapa Ring” adalah proyek yang
menghubungkan seluruh ibukota kabupaten/kota di Indonesia dengan jaringan broadband
(internet berkecepatan tinggi). Saat ini, dari total 514 Ibukota Kabupaten/Kota (IKK) di Indonesia
terdapat 457 IKK yang telah dan akan terjangkau dengan jaringan broadband. Sedangkan
sebanyak 57 IKK merupakan daerah terpencil dengan kontur geografis yang sulit dan potensi
pengguna yang relatif kecil sehingga tidak layak secara komersial/bisnis yang menyebabkan
penyelenggara telekomunikasi tidak membangun jaringan serat optik pada kabupaten/kota
tersebut. Untuk itu pemerintah hadir, dalam hal ini Kemkominfo, menjadikan 57 IKK tersebut
sebagai target Proyek Palapa Ring.
Rencana implementasi jaringan tulang punggung (backbone) serat optik nasional “Palapa Ring”
dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.
|45|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.2 Capaian Persentase (%) Kab/Kota Terhubung Jaringan Backbone Serat Optik Nasional
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
1.1 Persentase
(%) kab/kota
terhubung 78% 77,8% 82% 82,5% 86% 86,38%
jaringan 100,44%
backbone (401 IKK) (400 IKK) (421 IKK) (424 IKK) (442 IKK) (444 IKK)
serat optik
nasional
• Paket Tengah terdiri dari 17 IKK, yaitu: IKK Sangihe, Siau Progres Paket Tengah
Tanggulandan Biaro, Talaud, Morowali, Morowali Utara, Banggai
Laut, Banggai Kepulauan, Muna, Muna Barat, Konawe Utara,
Konawe Kepulauan, Buton Utara, Buton Tengah, Kep. Morotai,
71,53%
Pulau Taliabu, dan Tidore Kepulauan. Tahapan pembangunan
yang telah diselesaikan adalah Site Acquisition (SITAC); Civil,
Mechanical, Electrical (CME), Outside Plant Darat (OSP Darat),
Inside Plan Darat (ISP), dan serta beberapa Outside Plan Laut
(OSP Laut), dan Network Management System (NMS) sehingga
progres pembangunannya adalah 71,53%.
• Paket Timur terdiri dari 35 IKK, yaitu: Rote Ndao, Sabu Raijua, Progres Paket Timur
Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru, Tiakur, Jayawijaya, Nabire,
Kepulauan Yapen, Puncak Jaya, Paniai, Keerom, Pegunungan
Bintang, Sumohai, Tolikara, Waropen, Tanah Merah, Mappi,
31,33%
Asmat, Supiori, Mamberano Raya, Mamberano Tengah, Yalimo,
Lanny Jaya, Nduga, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, Deiyai, Sorong
Selatan, Bintuni, Teluk Wondama, Tambrauw, Maybrat, Manokwari
Selatan, dan Pegunungan Arfak. Tahapan pembangunan yang
telah diselesaikan adalah Site Acquisition (SITAC) dan Inside
Plant (ISP), sehingga progres pembangunannya adalah 31,33%.
Gambar 3.2 Peta Pembangunan Jaringan Serat Optik Nasional “Palapa Ring”
BARAT TENGAH TIMUR
Panjang Jaringan : 2.275 km Panjang Jaringan : 2.995 km Panjang Jaringan : 6.878 km
Konsorsium Pelaksana : PT Palapa Ring Barat Konsorsium Pelaksana : PT LEN Telekomunikasi Indonesia Konsorsium Pelaksana : PT Palapa Timur Telematika
Tanggal Kontrak : 29 Februari 2016 Tanggal Kontrak : 4 Maret 2016 Tanggal Kontrak : 29 September 2016
Financial Closing : 11 Agustus 2016 Financial Closing : 29 September 2016 Financial Closing : 29 Maret 2017
Penyelesaian Kontruksi : 11 Februari 2018 Penyelesaian Kontruksi : 29 Maret 2018 Penyelesaian Kontruksi : 29 September 2018
Junmlah Kab/Kota : 5 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota : 17 Kab/Kota Junmlah Kab/Kota : 35 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota Interkoneksi : 7 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Interkoneksi : 10 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Interkoneksi : 16 Kab/Kota
Sumber: Profil Industri Seluler Tahun 2017, Direktorat Pengendalian, Ditjen Penyelenggaraan Pos
dan Informatika, Kemkominfo
Tabel 3.3 Capaian Persentase (%) Kabupaten/Kota Terlayani Akses Broadband 4G LTE
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
4.099
kualitas layanan broadband melalui penambahan spektrum frekuensi
radio. Penyelenggaraan layanan broadband menuntut tersedianya
spektrum frekuensi radio yang memadai agar dapat menampung kecamatan
trafik data pengguna layanan. Penambahan spektrum frekuensi radio
memiliki peranan strategis dalam mendukung peningkatan kapasitas,
kualitas dan kecepatan akses broadband sesuai kebutuhan layanan
oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi ke masyarakat.
45.811
desa/kelurahan
yang sudah terjangkau
Dengan demikian, memperhatikan peningkatan kebutuhan bandwidth
sinyal 4G
yang sangat cepat sebagai konsekuensi dari perkembangan
teknologi dan tuntutan pasar yang konvergen menuju layanan pita
lebar (broadband), maka Kementerian Komunikasi dan Informatika
telah menyusun Rencana Strategis Penambahan Spektrum Frekuensi
Radio Sebesar 350 MHz untuk Mobile Broadband rencana strategis
Tahun 2015-2019 sebagai upaya untuk mengatasi krisis Pita Frekuensi
Radio sebagai berikut:
Laporan Kinerja|49|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.4 Rencana Strategis Penambahan Spektrum Frekuensi Radio Sebesar 350 MHz untuk
Mobile Broadband Tahun 2015 – 2019
Pita Frekuensi TAHUN
2019
Radio (MHz) Sebelum 2015 2015 2016 2017 2018
450 10 5
700 90
800 22
900 55 15
1800 150
2100 100 20
2300 30 30 30
2600 190
1400 91
1900 14 -14 30
3300 100
5000 100
Telah dicapai Berpotensi untuk dicapai Relatif sulit untuk dicapai tepat waktu
Sumber: Direktorat Penataan Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemkominfo
350MHz
Upaya penambahan spektrum frekuensi radio tersebut diterjemahkan
dalam Indikator Kinerja Persentase (%) Ketersediaan Tambahan
Spektrum Frekuensi Sebesar 350 Mhz Untuk Mobile Broadband.
Kebutuhan Tambahan Tambahan Spektrum Frekuensi Sebesar 350 Mhz ditargetkan secara
Spektrum Frekuensi
bertahap dari Tahun 2015 dan diharapkan dapat dicapai pada
untuk Mobile
Broadband Tahun 2019. Berdasarkan data capaian realisasi yang dilaporkan,
dapat diketahui bahwa tambahan frekuensi yang dihasilkan secara
akumulatif hingga Tahun 2017 adalah sebesar 246 MHz, yang terdiri
atas tambahan sebesar 165 MHz yang dihasilkan pada 2015, tambahan
26 MHz dihasilkan pada Tahun 2016, dan tambahan 55 MHz yang
dihasilkan pada Tahun 2017. Sehingga secara akumulasi hingga Tahun
2017, capaian realisasi mencapai 70,29 persen. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa target pada Indikator Kinerja tersebut telah
tercapai. Capaian indikator kinerja dimaksud dapat dilihat pada Tabel
3.5 berikut ini beserta penjelasan capaiannya.
1.2. Persentase
(%) tersedi-
anya tamba- 5,7%
han spektrum 47,1% 14,3% 54,6% 50% 70,29%
frekuensi % 140,6%
(20
sebesar 350 (165 MHz) (50 MHz) (191 MHz) (175 MHz) (246 MHz)
MHz)
MHz un-
tuk mobile
broadband
Laporan Kinerja|51|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Capaian tambahan Dengan demikian, dengan adanya perubahan regulasi pada pita 450
spektrum frekuensi MHz dan penetapan pemenang seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio
radio untuk mobile 2.1 GHz dan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz, maka telah didapatkan
broadband 2017 tambahan spektrum frekuensi radio sebesar 55 MHz untuk Mobile
Broadband di Tahun 2017. Sehingga secara akumulasi sampai dengan
246 MHz
2017, capaian tambahan spektrum frekuensi radio untuk mobile
broadband sebesar 246 MHz (70,29%).
|52|Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
guna. Selain memberikan usulan lokasi, pemerintah daerah juga wajib di wilayah tertinggal
mempersiapkan lahan dan meminjam-pakaikan kepada Kementerian termasuk lokpri
Komunikasi dan Informatika. Target pembangunan Penyediaan Base terlayani jasa akses
Transceiver Station (BTS) di Wilayah 3T dan Kawasan Perbatasan telekomunikasi melalui
berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kominfo Tahun 2015 – 2019 penyediaan BTS
untuk 5.520 desa yang menjadi target prioritas dalam pembangunan
BTS sampai dengan Tahun 2019, yaitu sebanyak 575 lokasi BTS.
Laporan Kinerja|53|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.6 Capaian Persentase (%) Desa di Wilayah Tertinggal Termasuk Lokpri Terlayani Jasa
Akses Telekomunikasi Melalui Penyediaan Base Transceiver Station (BTS)
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
Tabel 3.7 Capaian Persentase (%) Kawasan Perbatasan Terlayani Jasa Akses Telekomunikasi
(BTS Perbatasan)
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
1.4 Persentase
19,25%
(%) kawasan 1,60% (3
(36
perbatasan Kecamatan 25,67%
Kecamatan 60%
terlayani dari 187 (48 kecamatan
% 30% 50% dari 187 (112 42,78%
jasa akses Kecamatan dari 187
Kecamatan Lokasi)
telekomuni- Lokpri kecamatan)
Lokpri
kasi (BTS Perbatasan)
Perbatasan)
Perbatasan)
Laporan Kinerja|55|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
PROGRESS 2017
TARGET INFRASTRUKTUR 2019
Data: BPS, Laporan Kinerja Operasi dari Operator, BP3TI
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kemkominfo, 2017
Tabel 3.9 Capaian Persentase (%) Harga Layanan Pitalebar Terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) per Kapita
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
2,65% 1,44%
1.5 Persentase (%) (Untuk mobile (Untuk mobile
Harga Layanan broadband) broadband)
Pitalebar % 9,9% - 8,6% 7,3% 97,26%
Terhadap PDB 13% (untuk 7,1% (Untuk
per kapita fixed fixed
broadband) broadband)
Untuk mengetahui capaian dari target pada Tabel 3.9 di atas, maka
dilaksanakan Pemetaan Capaian Ekosistem TIK terhadap Pencapaian
Rencana Pitalebar Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan data
- Koordinasi dengan Mastel (Masyarakat Telekomunikasi),
BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia), dan
Dit. Telekomunikasi
- Koordinasi dengan Dit. Pengendalian terkait data Laporan
Kinerja Operasi (LKO)
- Koordinasi dengan Bappenas
2) Pengolahan data
Tabel 3.10 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016
(Berdasarkan Koordinasi dengan Badan Litbang SDM Kominfo, BPS dan Tenaga Ahli)
Capaian 2016 (berdasarkan Laporan Kinerja Operasi (LKO) Tahun 2015)
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kemkominfo, 2017
Tabel 3.11 Perhitungan Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2016
(Berdasarkan LKO)
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kemkominfo, 2017
Laporan Kinerja|57|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Untuk Capaian 2017 terkait harga layanan pitalebar terhadap PDB per
kapita, dapat dilihat pada perhitungan di Tabel 3.12 dibawah ini:
Tabel 3.12 Data Capaian Harga Layanan Pitalebar Terhadap PDB per Kapita Tahun 2017
(Berdasarkan Data Kompilasi Tarif yang Dipublikasi)
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kemkominfo, 2017
Manfaat yang didapat dengan harga pita lebar di bawah lima persen
dari rata-rata pendapatan per kapita per bulan adalah masyarakat
dapat menikmati layanan yang cepat, efektif dan efisien dengan harga
terjangkau sehingga produktivitasnya pun diharapkan meningkat.
Tabel 3.13 Capaian Persentase (%) Implementasi Digitalisasi Penyiaran / Analog Switched Off
(ASO)
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
1.6 Persentase (%)
implementasi
digitalisasi % - - 50% - 70% 98% 140%
penyiaran/ Analog
Switched Off
|59|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Gambar 3.4 Pihak-Pihak yang Terkena Dampak Program Digitalisasi Penyiaran Televisi
Ot
he
r In
V
y-T s
ter
Pa rator e ste
e d pa
Op rtie
s
rs
lie Eq
pp er rs Ve uip
Su eiv ure nd me
y c t
Ke Re fac or nt
u s
an
M
rs
Co vide
Pro
ise
Ke G
nte rs
t
y ov
ver
St e
nt
(s lato
ak rm
Ad
eh en
u
)
g
ol t
Re
de
rs
Digital
Migration
Owne
Site
era rk
s
tor
Co
r
Op etwo
) te
s
rs
nsu Pub
ser
(s cas
ner um
Int Reg tions
and anisa
Org
m lic
ad
s/U
er /
ern ion
Ow pectr
ro
Gr
B
o
ati
up
S
s
on al
al
Retailers/
Installers
Ne s
tw Mo ard
ork bil nd s
Op e Sta odie
era B
tor
s
Landasan Hukum
• Revisi UU Penyiaran
• Pokja Alternatif Landasan Hukum
5
Infrastruktur dan
Penyelenggaraan Industri
Pengelolaan Frekuensi
Penyiaran
• Penataan frekuensi digital
• Model bisnis penyiaran
• Pengadaan perangkat
• Migrasi konten ke TV
siaran TV digital
Komponen Digital (uji coba TV digital)
• Percepatan konversi digital
ASO
Realisasi Digital Dividend
Sosialisasi
Realisasi untuk mobile
Sosialisasi strategis
broadband dan tanggap
skala nasional
darurat
Sumber: Term of Reference (TOR) Program Digitalisasi Penyiaran Televisi, Direktorat Penyiaran,
Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kemkominfo, 2017
Landasan Hukum
Laporan Kinerja|61|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Selain keempat poin tersebut, ada 7 (tujuh) isu krusial RUU Penyiaran
yang menjadi pokok perhatian dalam penyusunan RUU ini, yaitu:
2. Perizinan
• KPI memberikan masukan kepada pemerintah terhadap format
siaran sesuai dengan minat, kepentingan dan kenyamanan
publik untuk pembukaan peluang penyelenggaraan penyiaran
tidak dalam rangka proses perizinan
• KPI memberikan hasil evaluasi isi siaran dalam proses
Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran
• Dasar pertimbangan:
Putusan MK No. 002/PUU-I/2003 juncto Putusan MK No.
36/PUU-X/2012 dalam pengujian UU No. 22 Tahun 2001
tentang Migas, yang menyebutkan bahwa fungsi pengurusan
(bestuursdaad) oleh negara dilakukan oleh Pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mengeluarkan dan mencabut
fasilitas perijinan (vergunning), lisensi (licentie), dan konsesi
(consessie).
|63|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
4. Penyiaran Digital
• Penghentian Siaran Analog (Analog Switched Off/ASO) TV
free-to-air dilakukan paling lambat 3 tahun setelah Undang-
Undang disahkan
• Pemerintah menetapkan Cetak Biru Implementasi Siaran TV
Digital
• Digital Dividend ditetapkan oleh pemerintah, digunakan
untuk keperluan kebencanaan (Public Protection and Disaster
Relief/PPDR) dan broadband (pendidikan, kesehatan,
transportasi, penyiaran, telekomunikasi dan layanan publik
lainnya) dan menjadi potensi PNBP
• Multipleksing (Mux) TV Digital diselenggarakan oleh
penyelenggara tunggal (single mux operator)
• Digitalisasi radio dapat dilaksanakan secara simulcast dengan
radio analog
• Penyediaan dan Distribusi Perangkat penerima Siaran TV
Digital (set-top-box) dapat dibantu oleh pemerintah untuk
masyarakat kurang mampu
• Pemerintah (Kementerian Kominfo bersama K/L terkait)
membentuk gugus tugas dalam proses digitalisasi penyiaran
dengan melibatkan stakeholders penyiaran
• Penerapan BHP Frekuensi Radio secara proporsional
Laporan Kinerja|65|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.14 Capaian Penyusunan Revisi Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002
Telah
Pembahasan dilakukan
Telah
Daftar pembahasan
Penyusunan dilakukan
Inventarisasi sebanyak 3 kali
Revisi pembahasan
Masalah dengan Tim
Undang Pembahasan semua 1 Naskah
(DIM) Revisi Ahli DPR yang
undang 30% materi RUU pasal pada 100% 1 Naskah Draft RUU 100%
Undang menghasilkan
Penyiaran Penyiaran draft RUU Penyiaran
Undang antara lain:
No.32 Tahun Penyiaran
Penyiaran Pembahas-an
2002 versi
No.32 Tahun Kerangka Pikir;
pemerin-tah
2002 & Clustering
RUU Penyiaran
Laporan Kinerja|67|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Untuk mendukung perluasan jangkauan siaran TV Digital dan untuk mendukung LPP TVRI terus
memperkuat kualitas siaran serta tampilan layar melalui siaran digital, Kemkominfo memberikan
bantuan pemancar digital di 42 lokasi pemancar LPP TVRI. Dengan hal ini diharapkan pada Tahun
2019 jangkauan siaran digital LPP TVRI akan mencapai 78 persen dan jangkauan penduduk
mencapai 88 persen.
Pakanbaru
Pakanbaru TK 5 kw/Ch. 40
TK 5 kw/Ch. 40
**(USO) Sungai Paking **(USO) Sangau Ledo
**(USO) Sungai Pakning **(USO) Sangau Ledo TK 2 kw/Ch. 28
(Kab.TK
Bengkalis-Riau)
2 kw/Ch. 28
(Kab. Bengkalis-Riau) TK 5 kw/Ch. 28
TK 5 kw/Ch. 28
Batam
Batam TKBalai
2 kw/Ch. 28 **(USO) Balai Tarangan
TK 2 kw/Ch. 28 **(USO) Karangan TK 2 kw/Ch. 32
TK 2 kw/Ch. 32
Sibolga Pontianak
Sibolga TK 1,2 kw/Ch. 23 Pontianak
TK 1,2 kw/Ch. 30 TK 10 kw/Ch. 32
TK 10 kw/Ch. 32
Gn. Manumbing
Gn. Manumbing (Bangka)
*Gn. Gompong (Bangka) TK 1 kw/Ch. 39
*Gn. Gompong (Kab. Pesisir Delatan-Sumbar) TK 1 kw/Ch. 39
(Kab. Pesisir Selatan-Sumbar) TK 6 kw/Ch. 29
TK 6 kw/Ch. 29
**(USO) Bukit
**(USO) Bukit Sarai (Padang)
Sarai (Padang) TK 2 kw/Ch. 30
TK 2 kw/Ch. 30
Palembang
Palembang TK 5 kw/Ch. 29
*Telanapura (Jambi) TK 5 kw/Ch. 29
*Telanaipura (Jambi) TK 12 kw/Ch. 44
TK 12 kw/Ch. 44
Palangkaraya
Palangkaraya TK 6 kw/Ch. 30
Bengkulu TK 6 kw/Ch. 30
Bengkulu TK 5 kw/Ch. 34 Banjarmasin
TK 5 kw/Ch. 34 TK 3,4 kw/Ch. 31
**(USO) Suwela
*Gn. Betung (Lampung) TK 3 kw/Ch. 44
*Gn. Betung (Lampung) TK 3 kw/Ch. 33
TK 3 kw/Ch. 33
Pananjakan
Panyandakan TK 5 kw/Ch. 35
TK 5 kw/Ch. 35
Surabaya
Surabaya TK 5 kw/Ch. 35
Pasir Sumbul
TK 5 kw/Ch. 35
Pasir Sumbul TK 1 kw/Ch. 23
Keterangan: Keterangan: TK 1 kw/Ch. 23
* Pemancar Digital ITTS II * Pemancar Digital ITTS II
** Pemancar Digital 3T (USO) ** Pemancar Digital 3T (USO)
Joglo
Total: 42 Pemancar Digital Total: 42 Pemancar Digital
Joglo TK 10 kw/Ch. 42 Paltuk
TK 10 kw/Ch. 42 Paltuk TK 5 kw/Ch. 29
TK 5 kw/Ch. 29
Gombel
Gombel TK 5 kw/Ch. 28
TK 5 kw/Ch. 28
Denpasar
TK 5 kw/Ch. 30
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kemkominfo, 2017
Gorontalo
Gorontalo TK 2 kw/Ch. 34
**(USO) Tarakan TK 2 kw/Ch. 34
TK 3 kw/Ch. 30
*Manado
*Manado TK 1,2 kw/Ch. 29
TK 1,2 kw/Ch. 29
**(USO) Ternate
Gn. Lampu Kaltim **(USO) Ternate TK 2 kw/Ch. 28
TK 5 kw/Ch. 28 TK 2 kw/Ch. 28
Palu
TK 2 kw/Ch. 36
*Bukit Greser
*Bukit Greser (Ambon)
(Ambon) TK 3 kw/Ch. 28
TK 3 kw/Ch. 28
Polemak
Polemak (Jayapura-Papua)
(Jayapura-Papua) TK 3,2 kw/Ch. 43
TK 3,2 kw/Ch. 43
Mamuju
TK 3 kw/Ch. 28
Kendari
Kendari TK 5 kw/Ch. 30
TK 5 kw/Ch. 30
**(USO) Wanci
**(USO) Panel TK 1 kw/Ch. 46
TK 1 kw/Ch. 46 Makassar
Makassar TK 5 kw/Ch. 29
TK 5 kw/Ch. 29
Mataram
TK 1 kw/Ch. 29 **(USO) Antambua
**(USO) Antambua TK 2 kw/Ch. 30
TK 2 kw/Ch. 30
*Oben
*Oben TK 6 kw/Ch. 29
TK 6 kw/Ch. 29
ANALOG DIGITAL
1 channel = 1 konten 1 channel = multi konten
Sumber: Direktorat Penataan Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemkominfo
Gambar 3.8 Efisiensi Kanal Frekuensi Radio Akibat Implementasi Televisi Digital
(Digital Dividend)
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
Digital Television Broadcast Channel (27 X 8 MHz / 216 MHz) Digital Dividend (112 MHz)
Sumber: Direktorat Penataan Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemkominfo
Laporan Kinerja|71|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
9-12
(Lembaga Penyiaran Swasta) Lokal yang jumlahnya begitu banyak,
sehingga tidak mungkin tertampung dalam alokasi kanal frekuensi
program siaran yang tersedia. Melalui implementasi siaran TV digital yang dapat
menyalurkan 9 sampai dengan 12 program siaran dalam satu kanal
frekuensi, diharapkan masalah ini dapat teratasi.
a) Tujuan
Uji Coba Siaran TV Digital diselenggarakan dengan tujuan untuk
melakukan penelitian aspek teknis dan aspek non teknis terkait
penyelenggaraan penyiaran secara digital.
|72|Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
b) Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Uji Coba Siaran TV Digital, antara lain:
1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun
2016 tentang Uji Coba Teknologi Telekomunikasi, Informatika,
dan Penyiaran;
2. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1221
Tahun 2017 tanggal 8 Juni 2017 tentang Uji Coba Siaran
Televisi Digital Terestrial; dan
3. Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara LPP TVRI dengan masing-
masing LPS Penyedia Konten yang ikut serta dalam kegiatan
Uji Coba Televisi Digital.
c) Waktu Pelaksanaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 1227 Tahun 2017 tanggal 8 Juni 2017 tentang Uji Coba
Siaran Televisi Digital Terestrial, Uji Coba TV Digital berlaku
selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
Laporan Kinerja|73|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Gambar 3.9 Peta Jangkauan Siaran dan Lokasi Uji Coba Siaran TV Digital
Sumber: Direktorat Penyiaran, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kemkominfo, 2017
Uji Coba Siaran TV Digital Tahap III sampai dengan saat ini diikuti
oleh 39 LPS Penyedia Konten yang sudah ON AIR bersiaran di
masing-masing wilayah layanan. Uji Coba dilaksanakan dengan
LPP TVRI sebagai penyedia multiplekser.
Grafik 3.1 Jumlah LPS Peserta Uji Coba Siaran TV Digital Tahap I s.d III
Sumber: Direktorat Pita Lebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kemkominfo, 2017
Dalam perjalanannya, LPS Penyedia Konten dapat mengikuti uji coba diluar wilayah layanan
dimana IPP-nya berlaku. Keikutsertaan LPS Penyedia Konten dalam uji coba TV digital tidak
berkaitan dengan proses perijinan, yang disanggupi oleh LPS penyedia konten dan dituangkan
dalam Letter of Undertaking.
Tabel 3.16 Keikutsertaan LPS Penyedia Konten dalam Uji Coba TV digital
PENYEDIA KONTEN
NO WILAYAH LAYANAN
NAMA PT CALL SIGN
PENYEDIA KONTEN
NO WILAYAH LAYANAN
NAMA PT CALL SIGN
2. Rekomendasi:
a. Perlunya penguatan sinyal (gap filler) di daerah-daerah
blank spot di wilayah layanan Jabodetabek.
b. Untuk meningkatkan kualitas siaran dari SD ke HD di
wilayah layanan Jabodetabek dan wilayah layanan lainnya
terdapat beberapa alternatif:
i. Mengubah modulasi dari 64 Quadrature Amplitude
Modulation (QAM) menjadi 256 QAM dengan
konsekuensi penurunan coverage area
ii. Memanfaatkan pemancar analog TVRI DKI & Banten
(Channel 31) menjadi MUX Digital baru.
• Diperlukan koordinasi dengan SDPPI.
• Diperlukan penggantian exciter dan band pass
filter.
• Diperlukan penambahan Headend.
c. Bila keadaan eksisting akan dipertahankan, sementara
tambahan peralatan diproses, dapat didiskusikan bersama
TVRI dan Penyedia Konten, khususnya untuk lokasi
Jakarta, jumlah Penyedia Konten yang dapat bersiaran
HD, dalam kapasitas yang disepakati. Selanjutnya secara
bergantian, per minggu atau per bulan atau lainnya untuk
bersiaran HD, sementara yg belum dapat giliran tetap
bersiaran SD. Untuk lokasi lainnya, secara teknis siaran
HD dapat segera disiarkan. Setelah itu, dilakukan survei
hasil monitoring siaran HD di lokasi-lokasi tersebut.
Laporan Kinerja|77|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
4. Rekomendasi:
a. Perlunya Kemkominfo memfasilitasi agar kerjasama
antara LPP TVRI dengan LPS Penyedia Konten dapat
berjalan dengan baik dan saling memberikan kemudahan
bagi kedua belah pihak, termasuk koordinasi internal
antara Direktorat Pengembangan Usaha dan Direktorat
Teknik LPP TVRI.
b. Perlunya kerjasama dengan industri penyedia set top
box.
c. Pemberian subsidi set top box.
Pemberian subsidi diberikan kepada masyarakat dengan
parameter pendapatan tertentu yang disepakati.
Subsidi akan ditanggung bersama oleh Pemerintah,
Penyelenggara Mux, Penyedia Konten, dan Industri
Penyedia Set Top Box. Pihak industri penyedia set top box
harus menjamin ketersediaan produk di seluruh wilayah
Indonesia.
d. Melakukan Public Service Announcement (PSA) di siaran
televisi dan berbagai bentuk kampanye lainnya.
- Memasang logo TV Digital di setiap program siaran
yang sudah disiarkan secara digital;
- Menayangkan running text diprogram siaran analog
yang ada saat ini;
- Menayangkan talkshow yang membahas tentang TV
Digital;
- Mengadakan seminar publik yang memberikan
informasi mengenai TV Digital dan juga
mengakomodasi saran dan masukan dari publik;
- Iklan layanan masyarakat yang mensosialisasikan
tentang TV Digital;
- Promo dan sosialisasi melalui media sosial.
e. Usulan agar informasi tentang Uji Coba TV Digital
menggunakan “logo” uji coba yang seragam, sehingga
pemirsa setiap saat dapat memahami bahwa siaran yang
ditonton adalah siaran percobaan.
f. Usulan agar dilakukan survei pemirsa/masyarakat untuk
meminta pendapat mengenai siaran uji coba TV digital.
|78|Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Sosialisasi TV Digital
Dalam rangka mendukung upaya Analog Switched Off dapat
terselenggara dengan baik, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat.
Pada Tahun 2016, telah diselenggarakan sosialisasi di Bandung
dan Yogyakarta. Tahun 2017 telah dilaksanakan di 5 lokasi yaitu: (1)
Semarang, Jawa Tengah, (2) Makassar, Sulawesi Selatan, (3) Padang,
Sumatera Barat, (4) Banda Aceh, Aceh, dan (5) Manado, Sulawesi
Utara.
22%
Sosialisasi (justifikasi: adanya pengurangan
9 lokasi 2 lokasi 4 lokasi 5 lokasi 125%
TV Digital anggaran akibat kebijakan
kementerian)
Laporan Kinerja|79|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
333.515
1.7 Persentase 300.000
petani dan
(%) nelayan petani
% - - - - nelayan yang 110%
dan petani dan
ter-register di
go digital nelayan
aplikasi
1. Petani
Petani yang dimaksud adalah petani tanaman pangan dan
hortikultura yang berada di Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan
Sulawesi Selatan. Fokus utama program Petani Go Digital adalah
proyek roll-out ke Jawa Barat, sementara di Sumatera Selatan dan
Sulawesi Selatan akan dilakukan proyek pilot. Ketiga provinsi ini
dipilih menjadi daerah target program berdasarkan pertimbangan
sebagai berikut:
• Banyaknya rumah tangga usaha pertanian (wilayah dengan
jumlah rumah tangga usaha pertanian berkisar antara
300.000 s.d 1.327.000 unit rumah tangga)
fokus program
Sumatera Sulawesi
Selatan Selatan
Jawa Barat
60,000
50,000 Jateng
Sumut
30,000
Sumsel
20,000
10,000
|81|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Grafik 3.2 Kontribusi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015
2. Nelayan
Nelayan yang dimaksud adalah nelayan dengan kapal di bawah 10 GT di Sumatera Utara, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan. Fokus utama program nelayan adalah proyek roll-out ke Jawa
Timur, sementara di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan akan dilakukan proyek pilot. Ketiga
provinsi ini dipilih menjadi daerah target program berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
• Besarnya kepadatan rumah tangga usaha perikanan (wilayah dengan jumlah rumah tangga
perikanan tangkap di laut berkisar antara > 30.000 s.d 60.000 unit rumah tangga)
• Besarnya produksi perikanan tangkap (wilayah dengan jumlah produksi perikanan tangkap
di laut berkisar antara 300.000 s.d 500.000 ton)
• Banyaknya jumlah perahu yang terdapat di provinsi pilihan
600,000
Jumlah Perikanan Tangkap di Laut (ton)
Maluku
500,000
Sumatera Utara
400,000
Jawa Timur
300,000
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
200,000
100,000
70000
Produksi Perikanan Tangkap Laut (ton)
60000
Jawa Timur
Maluku
50000
40000
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
30000
Sumatera Utara
20000
10000
|83|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Sumber: Direktorat Pemberdayaan Industri Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, 2017
Tabel 3.20 Capaian Edukasi Petani dan Nelayan Go Online Tahun 2017
Target Capaian
2017
Kegiatan Peserta Kegiatan Peserta
Petani 24 2.400 31 3.760
Nelayan 12 1.200 9 1.000
Jumlah 36 3.600 40 4.760
Sumber: Direktorat Pemberdayaan Industri Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, 2017
Program petani dan nelayan go online tidak lepas dari kendala yang
ada. Adapun kendala yang dihadapi antara lain:
1. Masih banyak petani dan nelayan yang tidak memiliki akses ke
smartphone;
2. Partisipasi yang rendah/kurangnya minat petani dan nelayan
untuk bergabung dalam
program petani dan nelayan karena
banyak yang belum terbiasa dalam
menggunakan aplikasi
mobile;
3. Kurangnya keterlibatan dari pemda/dinas pertanian dan
perikanan setempat dalam
mengumpulkan petani dan nelayan
di daerah target program.
SMEs to
CONTRIBUTION TO GDP: 9% Digital
IDR 438,2 BILLION Advanced potential TOTAL NO. OF SMES: 56,534,591 UNIT
online
target
Source: Source:
Source:
Ministry of Stancombe Research &
Ministry of Cooperatives & SMEs, 2012
Cooperatives & SMEs, Planning, Deloitte
2012; BPS, 2012; BI Access Economics,
2015
Sumber: Stancombe Research & Planning, Deloitte Access Economics, 2015; Kementerian KUKM, 2012, BPS, 2012
Berdasarkan catatan firma Deloitte yang telah melakukan jajak UMKM yang aktif
menggunakan internet
pendapat terhadap 437 UMKM di Indonesia pada Tahun 2015,
ditemukan fakta bahwa UMKM yang aktif menggunakan internet akan
bisa memperoleh pendapatan 80 persen lebih tinggi dibandingkan
mereka yang masih secara konvensional. Diyakini pula bahwa
80%
akan memperoleh
pendapatan lebih tinggi
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada pada posisi dibandingkan mereka yang
4,6%, akan dapat meningkat dua persen lagi. masih secara konvensional
Grafik 3.4 Posisi UMKM pada Visi Ekonomi Digital Indonesia 2020
Assumptions Using Mc Kinsey Research: SME’s heavily using web technologies grow 2X as much as other
Perhitungan tahun 2015 berdasarkan PDB tahun 2012
(dalam triliun Rp) PDB: 18% UMKM ready to Digital PDB: 9% UMKM already Digital
16.000,0
14.023,6
14.000,0
12.000,0
10.000,0
7.912,7
8.000,0
7.011,8
6.000,0
3.505,9
4.000,0
1.753,0 3.956,3
2.000,0 876,5 876,5 931,1
1.978,2
438,2 989,1
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Stancombe Research & Planning, 2015; Deloitte Access Economics, 2015; BPS, 2012; Mc Kinsey Research, World Bank Research
Program Fasilitasi 8 Juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Go Online
bertujuan menciptakan 8 Juta UMKM Indonesia untuk masuk kedalam platform
pasar online yang dimulai pada pertengahan Tahun 2017. Pengertian dari
Program Fasilitasi 8 Juta UMKM Go Online dengan melihat peran yang dimiliki
Kemkominfo sebagai representasi Pemerintah adalah menginisiasi gerakan
yang dilakukan bersama seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran
UMKM
melakukan pemasaran produk secara online;
d) Melakukan rekapitulasi dengan pihak e-commerce players dalam
memantau pencapaian konversi dari UMKM menjadi e-UMKM; Go Online
e) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dengan tim pelaksana
untuk dapat menyesuaikan TOR yang paling efektif.
0,05% 0,02%
1.8 Persentase (29.000 (12.507
(%) UMKM % - - - - UMKM dari UMKM dari 40 %
Go Digital 56.000.000 56.000.000
UMKM) UMKM)
|91|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Uji coba ini telah berjalan dengan baik. Aplikasi yang sudah
terintegrasi telah disosialisasikan kepada masyarakat bersamaan
dengan pelatihan promosi dan pendampingan.
Gambar 3.15 Lokasi Desa Piloting Program Desa Broadband Terpadu (DBT)
Desa Meskon
Piloting Desa Nelayan
Desa Panca Karsa 1
Piloting Desa Perdalaman
Desa Fatukbot
Piloting Desa Petani
Sumber: Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemkominfo, 2017
200
Pendampingan dan Di Tahun 2017 telah dilaksanakan kembali program Desa Broadband
pengembangan SDM Terpadu (DBT) dengan sasaran desa-desa di wilayah 3T supaya
berhasil dilaksanakan terbebas dari buta internet. Pelaksanaan pendampingan dan
di 222 desa
pengembangan SDM ini ditargetkan untuk dilaksanakan di 150 desa.
Namun, pada pelaksanaannya, berhasil dilaksanakan di 222 desa
sebagai berikut:
Tabel 3.23 Lokasi Pelaksanaan Pendampingan dan Pengembangan SDM Program Desa
Broadband Terpadu
Provinsi Jumlah Provinsi Jumlah
Sumber: Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemkominfo, 2017
Berdasarkan arahan pimpinan, pada Tahun 2017 Program Desa Broadband Terpadu mengalami
perubahan konsep menjadi Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) melalui penyediaan
Network, Device, Application, dan Capacity building (NDACb) yang tepat untuk masyarakat
di desa 3T dan Lokasi Prioritas (LokPri) yang dibagi menjadi desa petani, desa nelayan dan
desa pedalaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan akses ke pasar/
marketplace agar mendapatkan harga jual yang terbaik demi meningkatkan kesejahteraannya.
222
5
4 Total
2 Desa
2 3
3 1 15
6 1 4 8
5
3 13 3
7 4
1 10
2
23 4
5
5 13
14
3 9
5 8 21
Device
Penyediaan device/
perangkat personal
Network untuk penggunaan
Penyediaan aplikasi
jaringan/network
di desa 3T dan
LokPri
Solusi
Terpadu
“Beneficiary Driven”
Aplikasi
Penyediaan aplikasi
yang relevan
Capacity dengan
Building kebutuhan
Pembinaan dan masyarakat
pendampingan
Sumber: Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemkominfo, 2017
222
petani, desa nelayan dan desa pedalaman. Sehubungan dengan
kebutuhan aplikasi mobile SDBT tersebut, pihak KemKominfo telah
lokasi
3
mengadakan sayembara untuk aplikasi yang akan digunakan SDBT
dengan melibatkan kaum muda. Setelah itu, dilakukan piloting di 3
desa berikut untuk dijadikan sasaran uji coba aplikasi hasil sayembara + desa Piloting
tersebut:
Berdasarkan data pada Tabel 3.24, capaian dari indikator ini adalah
sebesar 150%, dihitung dari jumlah realisasi Desa Broadband Terpadu
ditambah desa piloting dibandingkan dengan target.
Tabel 3.24 Capaian Persentase (%) Desa di Wilayah Perbatasan, Daerah Tertinggal Termasuk
Lokpri Tersedia Layanan Digital
2015 2016 2017
Capaian 2017
Indikator Kinerja Satuan
(%)
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
|95|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.25 Capaian Jumlah Anak-Anak, Wanita, Disabilitas dan Pelajar yang Memperoleh
Literasi TIK
2015 2016 2017
Capaian 2017
Indikator Kinerja Satuan
(%)
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
|97|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.26 Data Realisasi Jumlah Anak-Anak, Wanita, Disabilitas dan Pelajar yang
Memperoleh Literasi TIK Tahun 2015 – 2017
Kategori Realisasi 2015 Realisasi 2016 Realisasi 2017
1 Siberkreasi 34.030
Video CEK DULU 38.811
2 INCAKAP dan Whitelist 4.120
Literasi website 23.364
3 Mudamudi Digital 956
Kanal Youtube Mudamudi Digital 1.377.336
4 Sosialisasi dan Bimtek Indonesia Game Rating System (IGRS) 6.060
5 Born to Protect 8.181
6 Bimtek Indeks KAMI 339
7. Aksi Literasi Digital Berbasis Komunitas di Daerah 3T 920
Jumlah 1.494.117
Tabel 3.28 Capaian Jumlah Masyarakat Umum yang Memperoleh Literasi TIK
2015 2016 2017 Capaian 2017
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
1.11 Jumlah
Masyarakat
Umum yang orang - - - - 500.000 1.494.117 298,82%
memperoleh
literasi TIK
1. Siberkreasi
Kegiatan Siberkreasi adalah sebuah gerakan bersama antara pemerintah, berbagai kalangan,
komunitas peduli, swasta, akademisi, masyarakat sipil dan media untuk menanggulangi
ancaman penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying, dan
radikalisasi online dan mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan
konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital. Pada Tahun 2017 telah
dilakukan Literasi TIK kepada 34.030 orang di 27 lokasi.
Untuk menggerakkan budaya “Cek Dulu” dalam kerangka Literasi Digital, Kementerian
Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Youtuber CameoProject membuat video
Literasi TIK yang menghimbau masyarakat untuk selalu mengecek Terlebih Dahulu informasi
yang ada di internet. Video tersebut sudah ditonton sebanyak 38.811 kali.
Kegiatan Edukasi Penggunaan Internet Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Whitelist Tahun 2017
Direktorat Pemberdayaan Informatika
Sabang
1 April Banda Aceh
31 Maret
20 September
Padang
11 Desember
Samarinda
Pontianak 13 Juli
19 & 20 Maret
18 Mei
Jambi
8 Agustus
Bandung
Jakarta Pendampingan Bekasi 25 Juli
8 Mei 9 Agustus 11 Juni
10 Juli 9 September
19 & 20 Agustus Pemalang
31 Agustus 22 November Semarang
19 September 6 Juni Makasar
20 September 16 & 17 September
5 Oktober Jakarta
24 Oktober 5 Februari
25 Oktober 8 Agustus Depok
Bogor Cirebon
4 September 24 Juli
17 Oktober 18 Oktober
12 Oktober Yogyakarta
Solo
15 Oktober Jember
7 April 2 Mei
6 Oktober
19
16
1700 peserta
Total pengunjung
website
23.364 orang
Laporan Kinerja|101|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
3. Mudamudi Digital
Pemerintah juga terus berupaya untuk mengurangi
penyebaran hoax atau berita palsu dengan cara menyusun undang-
undang yang didalamnya mengatur sanksi bagi pengguna internet
yang turut menyebarkan konten negatif. Selain itu, Kementerian
Komunikasi dan Informatika turut mengedukasi masyarakat untuk
meningkatkan literasi digital, salah satunya melalui Mudamudigital.
Mudamudigital merupakan wadah bagi para generasi muda untuk
berbagi ilmu dengan para pakar literasi digital Indonesia. Para
peserta juga dapat “curhat” kepada para pakar tentang apa saja
yang mereka hadapi di dunia digital pada era zaman now.
5. Born To Protect
Born to Protect (BTP) adalah program pencarian bakat cyber
security di Indonesia, dengan tujuan menjaring bakat SDM dalam
bidang Cyber Security dan menciptakan keseimbangan SDM yang
|103|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja|105|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
AKSI
LITERASI Bumi Kebenaran Paloh, Limau
Manis, Babai Cingak, Makeng
DIGITAL TANAMAN PANGAN
Tanah Bailo, Gunung Sojol,
Korolaa, Morokaa, Tinombala,
(Padi, Jagung)
Login Lemba Mesale, Tanjung
Menangis, Barmani, Ta’anto’u,
Tarundungi, Lemba Moroko
Sign UP
Sumber: Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemkominfo, 2017
Grafik 3.5 Komunitas Kerjasama Antar Desa Berdasarkan Kuadran Kemampuan Literasi Digital
(digital literacy capability index) dan Kemampuan Bisnis/Usaha dari Komunitas Kerjasama
antar Desa (business capability index)
25
20
Banyaknya Kumunitas
15
10
0
I II III IV
KUADRAN
Sumber: Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemkominfo, 2017
Laporan Kinerja|107|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.31 Capaian Jumlah Angkatan Kerja yang Tersertifikasi Keahlian dan Kompetensi Sektor TIK
Tabel 3.32 Hasil Pelaksanaan Sertifikasi SKKNI Bagi Angkatan Kerja Muda Indonesia
Angkatan Kerja Muda Tingkat
Target
Tahun Kelulusan
(Orang) Jumlah Peserta (Orang) Jumlah Kompeten (Orang) (%)
Sasaran Strategis 2:
Tersedianya Akses dan Kualitas Informasi
Publik Terkait Kebijakan dan Program Prioritas
Pemerintah yang Baik, Cepat, Tepat dan Obyektif
Kepada Seluruh Lapisan Masyarakat Indonesia.
Laporan Kinerja|109|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Distrusted in 21 markets 84
77
70 73
65
51 54
43 41 43 44 45 46 46 46 46
37
33 33 34 35 35 36
28
18 24 25 27
14
+2 -1 -6 -8 +5
-6 -4 +4 +8 -14 +9 -2 +3 0 0 +8 +5 0 +17 +3 +6 +9 +1 0 +3 -4 -5 +2 +2 +8
Global 28
South Africa
Brazil
Columbia
Polandia
Italy
Mexico
France
U.S
Spain
Australia
Irlandia
U.K
Japan
Argentina
Germany
Rusia
South Korea
Canada
Hong Kong
Malaysia
Sweden
Turkey
Nederland
Singapore
India
Indonesia
UAE
China
Distrust Netral Trust - 0 + Y-to-Y Change
Tabel 3.33 Capaian Persentase (%) Kepuasan Masyarakat Terhadap Akses dan Kualitas
Informasi Publik
2015 2016 2017 Capaian
Indikator Kinerja Satuan 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi (%)
2.1 Persentase
60% 50% 73%
(%) Kepuasan 71%
(1-49% = (1-49% = (1-49% =
masyarakat (1-49% =
distrusters; distrusters; distrusters;
terhadap distrusters; 50-
% - - 50-59% 50-59% 50-59% 146%
akses dan 59% = neutral;
= neutral; = neutral; = neutral;
kualitas 60-100% =
60-100% = 60-100% = 60-100% =
informasi trusters)
trusters) trusters) trusters)
publik
Grafik 3.6 Jumlah Responden dan Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Layanan
Informasi Mengenai Kebijakan dan Program Prioritas Pemerintah
19,79%
Response Summary
Full Responses 2855
Incomplete Responses 1157
80,21%
n=2.855 Total Responses 4012
Puas Tidak Puas
|111|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
100,00% 98,1%
93,7% 96,8%
84,8%
80,00% 78,0%
74,9%
69,7%
60,00% 55,5%
52,8% 54,1%
40,00%
20,00%
6,3% 30,3% 15,2% 47,2% 45,9% 1,9% 3,2% 25,1% 22,0% 44,5%
0
TELEVISI RADIO KORAN MAJALAH BUKU ONLINE MEDIA TATAP LUAR PERTUNRA
SOSIAL MUKA RUANG
4,83%
TELEVISI 58,21% 35,45% 1,51%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
2,07%
MEDIA SOSIAL 74,54% 22,28% 1,03%
1,26%
ONLINE 78,56% 19,54% 0,63%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Sasaran Strategis 3:
Terwujudnya Tata Kelola Kementerian
Komunikasi dan Informatika yang Bersih, Efisien
dan Efektif
|113|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
WTP/
3.1 Opini Laporan WDP/
WTP TMP WTP WDP WTP WTP 100%
Keuangan WTP/
TMP
Laporan Kinerja|115|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
2015
4. Pengusulan RPM Kominfo tentang Organisasi Tata Kerja.
5. Pengintegrasian Layanan Publik Kemkominfo
6. Review Anjab untuk bahan penyusunan review organisasi.
7. Penyederhanaan peraturan perundang-undangan yang
menghambat pelayanan dan kepastian usaha.
8. Pengembangan SOP pengaduan pelayanan.
2017
pelayanan satu atap bidang Kominfo.
2019
1. Penetapan Quick Wins Kementerian
Kominfo optimalisasi peran agen perubahan
Kemenkominfo.
2. Monev Road Map Penguatan Pengawasan.
3. Evaluasi Renstra tahun 2015-2019.
4. Monitoring dan Evaluasi Organisasi
Kemenkominfo.
5. Pelaporan capaian kinerja internal
Kemkominfo.
6. Database pegawai lengkap dan akurat
(Data Talent Pool).
7. Deregulasi/Simplifikasi Permen Kominfo.
8. Pembentukan Pusat Layanan satu atap bidang
Kominfo.
2018
4. Implementasi organisasi berdasarkan hasil Peta Proses
Bisnis dan Kajian Naskah Akademik.
5. Investasi dan pengembangan e-Government
Kemenkominfo.
6. Penyusunan Pola Karir Pegawai Kemkominfo.
7. Deregulasi/Simplifikasi Permen Kominfo.
8. Komitmen pimpinan satuan kerja dan Kementerian dalam
pengembangan kualitas layanan
Laporan Kinerja|117|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.37 Hasil Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemkominfo Tahun 2015 – 2016
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai 2015 Nilai 2016
A Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,37 3,55
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,34 3,34
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 3,84 4,01
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,93 3,96
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 11,35 12,20
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,35 3,92
7 Penguatan Pengawasan 12,00 5,06 7,04
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,05 4,17
Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 30,72 42,19
B Komponen Hasil
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 9,30 9,01
2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,17 4,97
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 4,30 6,16
4 Opini BPK 3,00 1,50 2,00
5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 7,58 8,60
Sub Total Komponen Hasil 40,00 26,85 30,74
Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 66,14 72,93
|119|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3.40 Hasil Penilaian Tingkat Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 – 2016
Nilai 2017*
Komponen yang Dinilai Bobot Nilai 2014 Bobot Nilai 2015 Nilai 2016 *) Berdasarkan penilaian
SAKIP oleh Itjen
a. Perencanaan Kinerja 35 25,47 30 21,74 21,31 23,67
b. Pengukuran Kinerja 20 12,73 25 17,02 16,37 17,51
c. Pelaporan Kinerja 15 10,31 15 10,57 8,96 12,13
d. Evaluasi Internal 10 6,15 10 6,47 5,96 7,03
e. Capaian Kinerja 20 11,80 20 9,39 11,76 15,77
Nilai Hasil Evaluasi 100 66,46 100 64,36 65,19 76,10
Tingkat Akuntabilitas
- B - B B BB
Kinerja
109.317
dan menjadi raksasa ekonomi digital di ASEAN akan terhambat dengan
fakta bahwa tingkat fraud pada ekosistem digital di Indonesia sangat
tinggi dan rendahnya integritas dalam ekosistem digital Indonesia.
sertifikat digital
Pemerintah perlu hadir untuk meningkatkan keamanan dan integritas
dalam ekosistem digital Indonesia. Program ini adalah menyediakan
infrastruktur mekanisme public key infrastructure yang menjadi root
dari industri sertifikat digital di Indonesia. Dengan demikian, program
ini memiliki semangat untuk membangun infrastruktur identitas
digital, menciptakan industri sertifikat digital di Indonesia dan
menciptakan permintaan dari sertifikat digital di Indonesia. Tujuan
dari program ini adalah menyelenggarakan infrastruktur sertifikat
digital nasional dan sistem verifikasi identitas digital nasional yang
memiliki interoperabilitas, efisien, dan aman, serta dijamin oleh
Pemerintah Indonesia.
Laporan Kinerja|121|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Sumber: Term of Reference (TOR) SiVION, Direktorat Keamanan Informasi, Ditjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, 2017
902
tersebut dapat ditempuh melalui mediasi dan/atau ajudikasi non
litigasi ataupun melalui penarikan permohonan, penghentian atau
sengketa
permohonan yang ditolak. Selama Tahun 2017, jumlah permohonan
informasi
penyelesaian sengketa informasi yang masuk sebanyak 120 kasus
Terselesaikan dari
dengan target capaian kinerja sebesar 65%. Sedangkan total jumlah
2.804 kasus
permohonan penyelesaian sengketa informasi yang masuk selama
Tahun 2010 – 2017 sebanyak 2.804 kasus. Untuk kasus yang telah
diselesaikan selama Tahun 2017 adalah sebanyak 32 kasus. Sedangkan
total jumlah kasus yang diselesaikan dari Tahun 2010 – 2017 adalah
sebanyak 902 kasus.
Grafik 3.8 Penyelesaian Permohonan Sengketa Informasi dari Tahun 2010 – 2017
1.354
1600 123
1400
1200
1000
800
419
186 377
600 323
125
237
400 94 120
76 64
71 32
51 54
200
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dari 32 register sengketa tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil penyelesaian sebagai
berikut:
426
sebanyak 426 kasus (81%). Sisanya sebanyak 97 kasus (19%) akan
diselesaikan pada Tahun 2018.
kasus dari
523 kasus
Kasus pengaduan umumnya disebabkan karena adanya pelanggaran
Kode Etik Jurnalistik oleh media, baik media cetak, elektronik dan
siber. Pemberitaan dimaksud tidak melalui uji informasi, konfirmasi
dan klarifikasi sehingga pemberitaan tersebut cenderung beropini
dan menghakimi. Hal lain yang juga banyak diadukan ke Dewan
Pers adalah pemberitaan mengenai kekerasan terhadap anak dan
wanita (pelanggaran Pasal 5) dan pemberitaan yang menyangkut
SARA (pelanggaran Pasal 8). Adapun bentuk penyelesaian dari kasus
pengaduan tersebut:
1. Diselesaikan melalui mediasi dengan menghasilkan Risalah
Kesepakatan sebanyak 51 kasus;
2. Diupayakan melalui mediasi namun tidak diperoleh kesepakatan
para pihak, maka Dewan Pers mengeluarkan Pernyataan Penilaian
dan Rekomendasi (PPR) sebanyak 40 kasus;
Laporan Kinerja|125|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Grafik 3.9 Jumlah Pengaduan Kasus Pers yang Masuk ke Dewan Pers Tahun 2014 – 2017
160
555
523 530 523
140
489
120 426
397
100 356
80
60
40
97
20 41
32 41
0
5. Pendaftaran Penyelenggaraan
Sistem Elektronik (PPSE)
Definisi PPSE adalah setiap orang, penyelenggara negara, Badan
Usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola, dan/atau
mengoperasikan Sistem Elektronik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik untuk keperluan
dirinya dan/atau keperluan pihak lain. PPSE didasarkan pada
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pendaftaran
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE).
Gambar 3.22 Jumlah Penyelenggara Sistem Elektronik yang Sudah Terdaftar di PSE Kominfo
2016
2015
15 162 359
Total: 536 Sistem Elektronik Terverifikasi
Sumber: Direktorat E-Bisnis, Ditjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, 2017
|127|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
6. Otomatisasi Perizinan
Tabel 3.47 Manfaat Pengembangan Sistem E-Licensing di Bidang Pos dan Telekomunikasi
No. PROSES LAMA PROSES BARU MANFAAT
Tabel 3.47 Manfaat Pengembangan Sistem E-Licensing di Bidang Pos dan Telekomunikasi
No. PROSES LAMA PROSES BARU MANFAAT
Dalam SK Perizinan
Dalam SK Perizinan
penyelenggaraan secara elektronik
penyelenggaraan belum
terdapat security Quick Response
9 ada security printing untuk Tidak terjadi pemalsuan SK
Code (QR Code) dan tandatangan
menentukan asli/tidaknya SK
digital untuk menentukan asli/
dimaksud
tidaknya SK dimaksud
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Masuk
Masuk
Masuk
Masuk
Masuk
Masuk
Tabel 3.49 Integrasi dan Pertukaran Data Perizinan pada Sistem E-Licensing
No. Instansi Bentuk Integrasi Status
Validasi NPWP
1 Ditjen Pajak (Kemenkeu) Sudah berjalan
Laporan SPT Pajak selama 2 tahun
Validasi keabsahan KTP/NIK/ data Tanda Tangan MOU
2 Ditjen Dukcapil (Kemendagri)
kependudukan Dalam tahap uji coba
Finalisasi PKS
3 Ditjen AHU (Kemenkumham) Validasi data perseroan Pengembangan Application
Programming Interface (API)
Finalisasi PKS
Validasi penanaman modal perusahaan
4 BKPM Pengembangan Application
Validasi izin usaha
Programming Interface (API)
Kinerja Anggaran
Realisasi Belanja Kementerian Komunikasi dan Informatika pada
TA 2017 adalah sebesar Rp.4.409.473.919.346,- atau 89,06% dari
Pagu DIPA sebesar Rp.4.951.278.581.000,-. Adapun di Tahun 2017,
Kementerian Keuangan mengeluarkan Inpres Nomor 4 Tahun
2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga
Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2017 dimana Kemkominfo terkena penghematan sebesar
Rp.100.000.000.000,-. Namun, di Tahun 2017 ini pula, Kemkominfo
mendapat tambahan anggaran untuk Program Government Public
Relations sebesar Rp.250.000.000.000,-.
Tabel 3.50 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Program TA 2017
Uraian Program Anggaran Realisasi Belanja % Real
Laporan Kinerja|131|
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
Jumlah realisasi tersebut meningkat dibanding 3 (tiga) tahun sebelumnya sebagaimana dapat
dilihat pada Grafik 3.11 di bawah ini:
6.000
5.121
4.939 4.951
5.000
4.410
4.000 3.663
3.583
89.06%
3.000 2.672
69.95%
2.127
2.000 54.10%
58.07%
1.000
Grafik 3.12 Capaian Kinerja Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2012 - 2017
(dalam Rp miliar)
18.000 16.560
16.000
13.560 13.685
14.000 12.719
12.000 10.861
10.000 9.057
8.000
6.000
4.000 2.760 3.209 3.318
1.743 1.945 2.309
2.000 787 962 984 967
662 740
-
123 125 122 138 224 273
1. BHP Frekuensi 8,934 9,057 101.4 9,495 10,861 114.4 9,881 12,719 128.7 11,390 13,560 119.1 12,970 13,685 105.5 12,952 16,560 127.9
2. PNBP USO 1,497 1,743 116.4 2,020 1,945 96.3 2,291 2,309 100.8 2,230 2,760 123.8 2,567 3,209 125.0 2,567 3,318 129.3
3. BHP Telekomunikasi 599 662 110.5 650 740 113.8 734 787 107.2 893 962 107.7 923 984 106.6 932 967 103.8
4. PNBP Lainnya1) 68 123 180.9 86 125 145.3 94 122 129.8 100 138 138.0 107 224 209.3 120 273 228.2
Total PNBP 11,098 11,585 104.4 12,251 13,671 111.6 13,000 15,937 122.6 14,613 17,420 119.2 16,567 18,102 109.3 16,571 21,119 127.4
1) PNBP Lainnya terdiri dari antara lain; Biaya Sertifikasi Perangkat, Sewa Rumah Dinas; IAR dan KRAP; REOR dan SKOR; Izin Penyelenggaraan Pos; Izin Penyelenggaraan Penyiaran,
STMM Yogyakarta, Pusdiklat Pegawai, Penerimaan Pemanfaatan BMN; dan Penerimaan Lainnya.
2) Realisasi PNBP Per Des 2017
1. LAMPIRAN
2. HASIL REVIU INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMINFO
ATAS LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOMINFO TAHUN 2017
3. PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN KOMINFO TAHUN 2017
4. DATA DUKUNG CAPAIAN PER INDIKATOR KINERJA
|133|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Akuntabilitas Kinerja
yang capaiannya
Nasional
diatas 100%
TARGET REALISASI
86%
86,38%
(442 kab/kota
(444 kab/kota dari
dari 514 kab/
514 Kab/Kota)
Kota)
100,44%
514 Kab/Kota 300.000 petani dan nelayan
terlayani akses Implementasi Go Digital
broadband 4G digitalisasi
LTE penyiaran/
TARGET REALISASI
Analog
60%
64,40%
Switched Off (ASO) TARGET REALISASI
(308 kab/kota
(331 kab/kota dari 333.515 petani dan
dari 514 kab/ TARGET REALISASI 300.000 petani
514 kab/kota) nelayan yang ter-
kota) dan nelayan
70% 98% register di aplikasi
|135|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Penutup
|137|
Laporan Kinerja
Lampiran
Hasil Reviu Inspektorat Jenderal Kementerian Kominfo
atas Laporan Kinerja Kementerian Kominfo Tahun 2017
|138|
Laporan Kinerja
LAPORAN KINERJA 2017
Lampiran
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rudiantara
Jabatan : Menteri Komunikasi dan Informatika
berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja
jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Rudiantara
9
8 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA MENTERI TARGET
(1) (2) (3) (4)
A. Persentase (%) kab/kota terhubung jaringan
backbone serat optik nasional (Palapa Ring 86%
(Jumlah kab/kota: 514)
B. Persentase (%) kab/kota terlayani akses broadband
60%
4G LTE (Jumlah kab/kota: 514)
C. Persentase (%) desa di wilayah tertinggal termasuk
lokpri terlayani akses telekomunikasi melalui
penyediaan Base Transceiver Station (BTS)
(Jumlah desa di wilayah tertinggal termasuk lokpri 4,5%
tanpa sinyal: 5.520 Desa) (250 desa)
- Desa 3T tanpa sinyal: 5.087 desa
Tersedianya Infrastruktur TIK serta - Desa Lokpri termasuk 3T tanpa sinyal: 433
pengembangan ekosistem TIK yang desa
1.
merata dan efisien di seluruh wilayah
Indonesia D. Persentase (%) kawasan perbatasan terlayani j
akses telekomunikasi (BTS Perbatasan)
60%
(Jumlah kawasan perbatasan: 187 Kecamatan)
(112 lokasi)
- Total kecamatan Lokpri berdasarkan Perka
BNPP No.1/2015= 187 lokasi prioritas
E. Persentase (%) harga layanan pita lebar terhadap
PDB
7,3%
per kapita
- Sumber data: Ditdal PPI
F. Persentase (%) implementasi digitalisasi penyiaran/
Analog Switch Off (ASO) 70%
- Cara pengukuran / tahapan / coverage
10 11
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA MENTERI TARGET
(1) (2) (3) (4)
A. Opini laporan keuangan WTP
Terwujudnya tata kelola Kementerian
3.
Komunikasi dan Informatika yang B. Indeks Reformasi Birokrasi A
bersih, efisien dan efektif
C. Nilai akuntabilitas kinerja A
Program Anggaran
1. Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Rp. 756.973.568.000,-
2. Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika Rp. 2.830.820.849.000
3. Program Pengembangan Aplikasi Informatika Rp. 386.654.307.000,-
4. Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik Rp. 180.845.563.000,-
5. Program Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Rp. 261.466.700.000,-
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Komunikasi
6. Rp. 26.109.004.000,-
dan Informatika
7. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 310.715.512.000,-
Rudiantara
|142|
Laporan Kinerja