A. Definisi
Transfer atau pemindahan pasien merupakan salah satu bidang penting di ilmu
kesehatan (kedokteran dan keperawatan). Banyak masalah potensial yang dapat
dicegah dengan mengoptimalkan kondisi pasien sebelum transfer (pemindahan
pasien dilakukan). Kegiatan Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu
ruangan ke ruangan lain dan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut (Emergency Nurses Association, 2013)
Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan external (RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, 2015)
B. Ruang Lingkup
Hermawati (2017) mengungkapkan bahwa transfer pasien dapat terjadi
didasarkan pada 2 ruang lingkup, yakni :
1. Transfer pasien yang terjadi di dalam rumah sakit (intra rumah sakit)
Transfer pasien yang terjadi di ruang lingkup rumah sakit, seperti pada
transfer pasien dari IGD ke IRI (Instalasi Rawat Inap), transfer pasien dari
IRJ (Instalasi Rawat Jalan) ke IRI (Instalasi Rawat Inap), Kamar Operasi,
transfer pasien dari IRI (Instalasi Rawat Inap) ke kamar Operasi, transfer
pasien dari kamar operasi ke IRI (Instalasi Rawat Inap), transfer pasien dari
IGD, transfer dari IRI (Instalasi Rawat Inap) ke Ruang Radiologi.
2. Transfer pasien yang terjadi antar rumah sakit
Transfer pasien yang terjadi di ruang lingkup antar rumah sakit pada
umumnya dilakukan untuk pindah perawatan ataupun tindakan medis/
penunjang.
C. Prinsip
Prinsip dari transfer pasien disini berfokus pada pedoman atau tata laksana
yang dilakukan ketika transfer pasien. Tata laksana yang dilakukan ketika transfer
melibatkan dua pihak, yakni pihak yang menerima pasien dan pihak yang
mengirim pasien. Secara garis besar, Hermawati (2017) menerapkan prinsip –
prinsip yang perlu diperhatikan dalam tata laksana transfer pasien, yakni :
1. Stabilisasi pasien sebelum transfer
2. Lakukan koordinasi dan komunikasi pra transportasi pasien
3. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien
4. Siapkan peralatan yang akan disertakan
5. Monitoring selama transfer
6. Dokumentasi
D. Komponen
Komponen dalam transfer pasien meliputi, alat – alat yang terkait dalam
melakukan transfer pasien, yakni sebagai berikut ;
1. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,
maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain.
Digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan
menggunakan mesin otomatis.
4. Pat Slide
Pat Slide adalah sebilah papan yang digunakan untuk memindahkan pasien
ketempat tidur lain.
5. Brancard pasien
Brancard pasien adalah tempat tidur sementara untuk pasien dan mudah untuk
dipindahkan.
LAMPIRAN 1
KOMPETENSI UNTUK TRANSFER PASIEN DENGAN SAKIT BERAT /
KRITIS DERAJAT 3 INTRA- DAN ANTAR-RUMAH SAKIT2
Semua pasien sakit berat / kritis derajat 3 didampingi oleh 2 orang selama transfer. Satu
orang adalah dokter, biasanya spesialis anestesi yang sudah terlatih dalam penanganan
jalan napas. Satu orang lagi adalah perawat atau dokter umum. Terdapat standar
keterampilan minimal untuk melakukan transfer pasien. Berikut adalah kompetensi yang
diperlukan.
Dokter
Harus memiliki:
1. Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di
ICU
2. Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
3. Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal
level ST 3 atau sederajat.
4. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
Perawat
Harus memiliki:
1. Minimal 2 tahun bekerja di ICU
2. Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
3. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
Peralatan
1. Ventilator
Dokter harus:
a. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap fungsi dan jenis ventilator
yang digunakan
b. Mampu mengganti baterai
c. Mampu mengganti tabung oksigen dan menghitung kebutuhan oksigen
pasien
Perawat harus:
a. mampu mengganti tabung oksigen
b. mampu mengganti baterai
2. Pompa
Dokter dan perawat harus:
a. Mampu mengganti baterai
b. Mampu mengoperasikan jarum suntik / syringe pumps
c. Mampu mengatur kecepatan infus dan memberikan bolus cairan / obat
3. Monitor
Dokter dan perawat harus dapat:
a. Mendeteksi adanya gelombang yang invasive
b. Melakukan pemantauan invasive
c. Mengoperasikan EKG
d. Mengoperasikan kapnografi
e. Mengoperasikan oksimetri denyut
4. Kantong peralatan medis untuk transfer (transfer bag)
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai isi
kantong peralatan medis.
5. Troli transfer
Dokter dan perawat harus mengetahui cara mengoperasikan troli dan
mengamankan pasien serta peralatan di dalamnya.
6. Sistem bidai untuk transfer via udara
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai cara
mengoperasikan sistem ini.
Pengangkutan Pasien
Dokter dan perawat harus dapat mendemonstrasikancara mengangkut pasien dengan
aman.
Komunikasi dan Panduan
Dokter dan perawat harus dapat:
1. Mendemonstrasikan cara berkomunikasi dengan rumah sakit tujuan dan pusat
layanan ambulans.
2. Membaca dan memahami kebijakan transfer setempat dan nasional
3. Memiliki pengetahuan mengenai struktur kendali dan pemberian perintah untuk
transfer
Transfer
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup akan risiko yang dapat
terjadi selama melakukan transfer pada pasien dengan sakit berat / kritis via menggunakan
kendaraan yang bergerak (baik pada transportasi darat maupun udara), dan waspada akan
bahaya yang mungkin terjadi kepada petugas dan atau pasien.
Penyerahan Pasien
Dokter dan perawat harus mengetahui prosedur serah-terima pasien di rumah sakit tujuan.
Orientasi
Dokter dan perawat telah mengetahui kondisi di dalam kendaraan transportasi yang akan
digunakan (ambulans atau pesawat) sebelum melakukan transfer.
Panduan Pemantauan Minimal
Dokter harus memiliki pengetahuan mengenai panduan pemantauan minimal.
LAMPIRAN 2
PERALATAN TRANSFER MINIMALUNTUK ANTAR RUMAH SAKIT
1. Manajemen jalan napas / oksigenasi (dewasa dan anak)
a. Sistem bag-valve dewasa dan anak dengan reservoir oksigen
b. Sungkup dewasa dan anak
c. Penghubung sistem bag-valve dengan endotracheal (ETT)/ tracheostomy
tube
d. Monitor end-tidal carbon dioxide (dewasa dan anak)
e. Laringoskop Miller
f. Stilet / mandrin ETT (dewasa dan anak)
g. Forceps Magil (dewasa dan anak)
h. Selang ETT (5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0, 7.5, 8.0)
i. Pegangan laringoskop (dewasa dan anak)
j. Baterai cadangan dan bola lampu laringoskop
k. Nasopharyngeal airways (NPA) / Oropharyngeal airways (OPA)
l. Pisau bedah (scalpel)
m. Alat krikotiroidotomi
n. Pelumas / gel
o. Nasal kanul (dewasa dan anak)
2. Lem perekat
3. Nebulizer
4. Kapas alkohol
5. Brankar (dewasa dan anak)
6. Jarum untuk bone marrow (sum-sum tulang belakang) untuk infus pada anak
7. Pengukur tekanan darah
8. Winged needle
9. Telepon genggam
10. Gel / bantalan elektroda defibrillator
11. Stik gula darah sewaktu (GDS)
12. Monitor EKG / defibrillator
13. Elektroda EKG
14. Senter dengan baterai cadangan
15. Pompa infus (infusion pumps)
16. Selang infus
17. Three-way
18. Kateter intravena
19. Cairan infus (normal saline-NS, ringer laktat-RL, dekstrosa 5%)
20. Spuit
21. Klem Kelley
22. Oksimetri denyut
23. Nasogastric tube (NGT)
24. Tali penahan untuk ekstremitas
25. Stetoskop
26. Suction
27. Kassa
28. Tourniquet
29. Gunting
30. Tambahan:
a. Alat imobilisasi spinal
b. Ventilator portabel
LAMPIRAN 3
OBAT-OBATAN TRANSFER MINIMALANTAR RUMAH SAKIT
(Bila diperlukan)
1. Adenosine, 6mg/2ml 39. Verapamil, 5mg/2ml
2. Albuterol, 2,5mg/2ml
3. Amiodaron, 150mg/3ml
4. Atropine, 1mg/10ml
5. Kalsium klorida, 1g/10ml
6. Catacaine/hurricaine spray
7. Dekstrosa 25%, 10ml
8. Dekstrosa 50%, 50ml
9. Digoksin, 0,5mg/2ml
10. Diltiazem, 25mg/5ml
11. Difenhidramin, 50mg/1ml
12. Dopamine, 200mg/5ml
13. Epinefrin, 1mg/10ml (1:10.000)
14. Epinefrin, 1mg/1ml (1:1.000)
15. Fosfenitoin, 750mg/10ml
16. Furosemide, 100mg/10ml
17. Glucagon, 1mg (vial)
18. Heparin, 1.000 U/1ml
19. Isoproterenol, 1mg/5ml
20. Labetalol, 40mg/8ml
21. Lidokain, 100mg/10ml
22. Lidokain, 2g/10ml
23. Manitol, 50g/50ml
24. MgSO4, 1g/2ml
25. Metilprednisolon, 125mg/2ml
26. Metoprolol, 5mg/5ml
27. Nalokson, 2mg/2ml
28. Nitrogliserin IV, 50mg/10ml
29. Nitrogliserin tablet, 0,4mg
30. Nitroprusid, 50mg/2ml
31. Normal Saline – NS, 30 ml untuk
injeksi
32. Fenobarbital, 65mg/ml atau
130mg/ml
33. KCl, 20 mEq/10ml
34. Prokainamid, 1.000mg/10ml
35. Natrium bikarbonat, 5mEq/10ml
36. Natrium bikarbonat, 50mEq/50ml
37. Akua bidestilata, 30ml untuk injeksi
38. Terbutalin, 1mg/1ml
Obat-obatan berikut ini ditambahkan ke tas emergency segera sebelum transfer sesuai dengan
indikasi pasien:
1. Analgesik narkose (morfin, fentanil)
2. Sedasi / hypnosis (lorazepam, midazolam, propofol, etomidat, ketamin)
3. Agen neuromuscular blocker (suksinilkolin, pankuronium, atrakurium, rokuronium)
4. Prostaglandin E1
5. Surfaktan paru
F. Format
Format transfer pasien terlampir
G. Contoh
Contoh transfer pasien terlampir
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, N. D. (2017). Gambaran Komunikasi SBAR saat Transfer Pasien pada Perawat di
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland (2009). AAGBI safety guideline:
interhospital transfer. London
Emergency Nurses Association. (2013). Patient Handoff/Transfer.
Hermawati , Z. (2017 , Maret 2). Transfer Pasien . Retrieved from Docuri :
file:///C:/Users/user/Downloads/docuri.com_transfer-pasien.pdf
Mahargiri , R. (2017, April 6). Pedoman Transfer Pasien. Retrieved from KUPDF :
file:///C:/Users/user/Downloads/kupdf.net_pedoman-transfer-pasien.pdf
North West London Cardiac & Stroke Network (2010). Web-based interhospital transfers:
user guide. London: NHS
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. (2015). Panduan Transfer Pasien. Yogyakarta: RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Welsh Assembly Government (2009). Designed for life: Welsh guidelines for the transfer of
critically ill adult; 2009.
Warren J, Fromm RE, Orr RA, Rotello LC, Horst M. (2004). Guidelines for the inter- and
intrahospital transport of critically ill patients. American College of Critical Care
Medicine.Crit Care Med. 2004;1:256-62.