Anda di halaman 1dari 46

Bagaimana Standar Akreditasi EDISI I SNARS?

I. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Sasaran 1 : Mengindentifikasi pasien dengan benar
Sasaran 2 : Meningkatankomunikasi yang efektif
Sasaran 3 : Meningka keamanan obat-obat yang harus diwaspadai ( High Alert
Medication)
Sasaran 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar
Sasaran 5 : Mengurangi risiko infeksi erkait pelayanan kesehatan
Sasaran 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 1 : Akses ke Rumah Sakit dan kontinuitas pelayanan ( ARK)
BAB 2 : Hak pasien dan keluarga (HPK)
BAB 3 : Asesmen pasien (AP)
BAB 4 : Pelayanan dan asuhan pasien (PAP)
BAB 5 : Pelayanan Anastesi an Bedah ( PAB)
BAB 6 : Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat (PKPO)
BAB 7 : Manajemen komunikasi dan edukasi ( MKE)
III. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1 : Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
BAB 2 : Pencegahan dan pengendalian inpeksi (PPI)
BAB 3 : Tata kelola Rumah Sakit (TKRS)
BAB 4 : Manajemen Fasilitas dan keselematan (MFK)
BAB 5 : Kompetensi dan kewenanngan staf (KKS)
BAB 6 : Manajemen informasi dan rekam medis (MIRM)
IV. PROGRAM NASIONAL
Sasaran I : Penurunan angka kematian ibu dan bayi dan peningkatan kesehatan Ibu
dan bayi
Sasaran II : Penurunan angka kesakitan HIV / AIDS
Sasaran III : Penurunan angka kesakitan tuberculosis
Sasaran IV : Pengendalian Resistensi anti mikroba
Sasaran V : Pelayanan Geriatri
V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
(IPPKP)

1
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN ( ARK)

 Bagaimana prosedur screening di IGD ?


1. Skrining dilakukan pada saat kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat
dilayani oleh RS.
2. Skrining dilaksanakan melalui kriteria Australian Triage Scale (ATS), visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium klinik atau diagnostic imaging
sebelumnya.
 Bagaimana prosedur triase ?
Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai
 Bagaimana penempatan pasien di IGD sesuai triase ?

Label Merah Ruang Resusitasi


PRIORITAS I ke
IGD
Label Kuning Ruang observasi &
PRIORITAS II pemeriksaan penunjang
Pasien masuk
ke IGD
Label Hijau Ruang Observasi
PRIORITAS III

Label Hitam Kamar Jenazah


PRIORITAS 0

 Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit ?


1. Transfer Intra Rumah Sakit
PASIEN PETUGAS KETRAMPILAN YANG PERALATAN
PENDAMPING DIBUTUHKAN UTAMA
DERAJAT 0 TPK petugas Bantuan hidup dasar
DERAJAT 0.5 TPK / Petugas Bantuan hidup dasar
(ORANG TUA keamanan
/ DELIRIUM)
DERAJAT 1 Perawat / petugas Bantuan hidup dasar, Oksigen suction, tiang
berpengalaman(sesuai pelatihan tabung gas, infuse protable, pompa
dengan kebutuhan pemberian obat-obatan, infuse dengan baterai,
pasien) kenal akan tanda oksimetri denyut
deteriorasi, ketrampilan
trakeostomi dan suction
DERAJAT 2 Perawat dan petugas Semua ketrampilan di atas, Semua peralatan di
keamanan / TPK ditambah : dua tahun atas, ditambah :
pengalaman dalam monitor EKG dan
perawatan intensif tekanan darah dan
(oksigenasi, sungkup defibrilator

2
pernafasan, defibrilator,
monitor)
DERAJAT 3 Dokter, perawat dan Standar kompetensi dokter Monitor ICU portable
TPK / petugas harus diatas standar yang lengkap,
keamanan minimal : ventilator dan alat
Dokter : transfer yang
 Minimal 6 bulan memenuhi standar
pengalaman mengenai minimal.
perawatan pasien
intensif dan bekerja di
ICU
 Ketrampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Ketrampilan
menangani
permasalahan jalan
dan pernafasan,
minimal level ST 3
atau sederajat
 Harusnya mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien dengan
sakit berta / kritis
Perawat :
 Minimal 2 tahun
bekerja di ICU
 Ketrampiln bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Harus mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien dengan
sakit berat / kritis

2. Transfer Antar Rumah Sakit


PASIEN PETUGAS KETRAMPILAN YANG PERALATAN
PENDAMPING DIBUTUHKAN UTAMA DAN JENIS
KENDARAAN
DERAJAT 0 Petugas ambulan Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High
Dependency Service
(HDS) / ambulan
DERAJAT 0.5 Petugas ambulan Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS /
(ORANG dan paramedis ambulan
TUA/DELIRIU

3
M)
DERAJAT 1 Petugas ambulan Bantuan hidup dasar, Kendaraan HDS /
dan perawat pelatihan tabung gas, ambulan, oksigen,
pemberian obat-obatan, suction, tiang infus
kenal akan tanda deteriorasi, protable, infus pump
ketrampilan trakeostomi dan dengan baterai,
suction oksimetri
DERAJAT 2 Dokter, perawat Semua ketrampilan diatas, Ambulan, semua
dan petugas ditambah: penggunaan alat peralatan diatas,
ambulan pernafasan, bantuan hidup ditambah: monitor EKG
lanjut, penggunaan kantong dan tekanan darah dan
pernafasan (bag-valve defibrilator bila
mask), penggunaan diperlukan.
defibrilator, penggunaan
monitor intensif.
DERAJAT 3 Dokter, perawat Dokter : Ambulan lengkap /
dan petugas  Minimal 6 bulan AGD 118, monitor ICU
ambulan pengalaman mengenai portble yang lengkap,
perawatan pasien ventilator dan peralatan
intensif dan bekerja di tranfer yang memenuhi
ICU standar minimal
 Ketrampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Ketrampilan menangani
permasalahan jalan dan
pernafasan, minimal
level ST 3 atau sederajat
 Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis
Perawat :
 Minimal 2 tahun bekerja
di ICU
 Ketrampiln bantuan
hidup dasar dan lanjut
 Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis

4
 Apa yang dimaksud dengan kode biru (Code Blue) dan bagaimana prosedurnya ?
 Salah satu kode prosedur emergency untuk kasus-kasus henti jantung / henti nafas
pada anak dan dewasa serta kegawat daruratan medis lainnya (termasuk area non-
pasien) di Rumah Sakit Umum Puri Asih Jatisari Karawang.
 Tim terdiri dari dokter jaga IGD atau bangsal, perawat IGD, perawat rawat inap, perawat
ICU, perawat IBS yang sedang dinas yang telah dilatih dan terampil dalam memberikan
Bantuan Hidup Lanjut / Advance Life Support
Prosedur Code Blue
1. Ditemukan korban / pasien dengan cardiopulmonary arrest
2. Staf yang menemukan memanggil pertolongan dengan kode “Code blue” melalui
Handy Talky (HT)
3. Tim Code Blue menerima dan menanyakan posisi kejadian melalui HT
4. Tim Code Blue menyiapkan diri dan peralatan menuju lokasi
5. Sambil menunggu, penemu melakukan bantuan hidup dasar (kompresi saja jika staf
non-medis, kompresi dan ventiasi jika staf medis paramedis)
Jika tidak memiliki kemampuan bantuan hidup dasar, amankan korban dari
kerumunan sementara menunggu Tim Code Blue datang
Setelah tim kode biru datang ke lokasi, tim akan mengambil alih tugas resusitasi
Jika dokumentasi semua tindakan yang dilakukan oleh tim Code Blue
6. Pindahkan korban secepat mungkin setelah stabil untuk mendapatkan perawatan lebih
7. Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal ditempat, korban harus tetap
dipindahkan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atau mengkonfirmasi
kematian
8. Pindahkan korban secepat mungkin setelah stabil untuk mendapatkan perawatan lebih
9. Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal ditempat, korban harus tetap
dipindahkan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atau mengkonfirmasi
kematian

 Apa saja indikasi pasien masuk IRRI ?


 Pasien dengan prioritas (pasien sakit kritis, pasien yang memerlukan bantuan
ventilator)
 Pasien yang memerlukan monitoring ketat
 Apa saja indikasi pasien keluar IRRI ?
 Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
 Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi aktif
 Pasien terminal dengan permintaan keluarga
 Financial problem
 Bagaimana prosedur rencana pemulangan kritis pasien ?
Dokter dan case manager mengidentifikasi pasien yang rencana pemulangan kritis antara
lain:
 Usia > 65 tahun dengan gangguan fungsional dan keterbatasan mobilitas
 Memerlukan perawatan lanjutan

5
 Memerlukan bantuan untuk melaksanakan aktivitas
 Pasien anak dengan penyakit kompleks dan pemberi asuhan tidak mampu merawat
pasien ketika pulang

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)


 Apa saja Hak Pasien dan Keluarga ?
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit
2. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit
9. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan
11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana dan
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6
>>>UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 Bagaimana kita menjaga kerahasiaan pasien ?
RS menghormati informasi tentang pasien sebagai hal yang bersifat rahasia dan melindungi
informasi tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan dengan cara :
a. Petugas pendaftaran menjelaskan bahwa informasi tentang pasien adalah rahasia dan
hasil tes diagnostik akan dijamin kerahasiannya oleh RS (general consent)
b. Pasien diminta persetujuan untuk membuka informasi. Dengan cara RS memberikan
hak dan pasien untuk menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan
pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain (asuransi, dll) >>
form melepaskan informasi
c. Tidak memasang informasi rahasia (identitas pasien, diagnosis) pada pintu kamar,
nurse station dan tidak membicarakan di tempat umum (surat edaran)
d. Setiap tenaga kesehatan non profesi, tenaga non kesehatan yang diberi akses ke rekam
medis dan petugas lain diangkat sumpah / janji menjaga kerahasiaan informasi
tentang pasien dan rekam medisnya
e. Membatasi akses ke ruang penyimpanan rekam medis, tidak meletakkan rekam medis
di tempat umum (tas/mamp tertutup)
 Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien ?
1. Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan
tirai atau dapat juga dalam ruangan yang sudah ditentukan
2. Saat pemindahan pasien antar unit pasien diselimuti

 Bagaimana rumah sakit melindungi pasien dari kekerasan fisik ?


Kekerasan fisik adalah pelecehan seksual, pemukulan, penelataran dan pemaksaan fisik
terhadap pasien baik oleh penunggu, pengunjung, keluarga pasien maupun petugas.
Cara melindungi pasien dari kekerasan fisik :
1. Setiap pasien, penunggu pasien, pengunjung dan karyawan yang berada dalam rumah
sakit harus menggunakan tanda pengenal yang dapat berupa gelang identitas pasien,
kartu tunggu penunggu pasien, kartu pengunjung dan name tag karyawan
2. Pengunjung diluar jam besuk mengisi buku tamu
3. Pemantau CCTV 24 jam
 Apa saja dasar menempatkan kamera CCTV dan dimana saja tidak dipasang kamera
CCTV?
Dasar penempatan kamera CCTV:
1. Tidak mengganggu privasi paien
2. Daerah umum
Daerah yang tidak terpasang CCTV:
1. Ruang perawatan
2. Ruang pemeriksaan dokter
 Apa saja yang perlu dilaporkan pada pelaporan CCTV dan kepada siapa pelaporan
tersebut?
Pelaporan CCTV :
1. Keamanan daerah yang terpantau cctv
2. Kejadian yang mencurigakan

7
3. Kamera CCTV yang mengalami kerusakan
Dilaporkan setiap shift kepada Direksi
 Bagaimana prosedur penerimaan tamu di RSU Puri Asih Jatisari Karawang?
Tamu / visitor RSU Puri Asih Jatisari Karawang ialah tamu yang berkunjung ke RSU Puri
Asih Jatisari Karawang selain keluarga pasien dan pembesuk.
Prosedur penerimaan tamu :
1. Tamu / visitor yang datang melapor ke security di meja / counter security lantai 1
2. Security menanyakan keperluan dan tujuan tamu / visitor tersebut
3. Security menanyakan identitas / tanda pengenal tamu / visitor
4. Tamu / visitor mengisi buku tamu sebagai tanda masuk
5. Security meminta identitas KTP tamu / visitor sebagai jaminan
6. Security memberikan kartu tamu dan menjelaskan kartu tamu harus dipakai selama
berada di lingkungan RSU Puri Asih Jatisari Karawang
7. Jika keperluan tamu / visitor ke unit tertentu, petugas security menghubungi unit yang
dimaksud, dan meminta tamu untuk menunggu
8. Saat pulang tamu / visitor menghubungi security untuk menukar kartu tamu dengan
identitas yang menjadi jaminan
9. Tamu / visitor menandatangani buku tamu untuk tanda keluar
 Apa yang dilakukan jika pasien menolak / memberhentikan tindakan resusitasi atau
pengobatan yang diberikan ?
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan untuk menolak pelayan resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis dan di formulir Do Not
Resucitate (DNR)
Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan dalam rekam medis pasien
 Bagaimana prosedur pemberian informed consent di RSU Puri Asih Jatisari
Karawang?
Semua tindakan keperawatan harus mendapat persetujuan pasien atau keluarga. Pernyataan
persetujuan (informed consent) dari pasien didapat setelah diberi informasi oleh dokter, dan
dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pasien.
Informed consent tertulis diperoleh sebelum tindakan pembedahan / operasi, anastesi/sedasi,
penggunaan darah atau produk darah, tindakan atau pengobatan yang beresiko.
 Bagaimana prosedur pemberian informasi mengenai tindakan medis akan dilakukan
kepada pasien?
Dokter atau petugas yang kompeten memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
dengan menggunakan formulir pemberian informasi tindakan kedokteran dan ditandatangani
oleh pemberi informasi dan oleh pasien/keluarga.
 Bagaimana prosedur rumah sakit dalam menghadapi komplain dari pasien atau
keluarga pasien?
1. Petugas unit terkait menerima komplain dari pasien / keluarga
2. Lakukan telaah dan tindak lanjut terhadap komplain
3. Apabila pasien/keluarga tidak puas maka komplain diteruskan kepada atasan langsung
atau case manager
4. Jika pasien/keluarga masih belum puas, maka mengisi form dan menyampaikan
kepada manajemen dan pihak terkait

8
5. Untuk komplain yang bersifat medis maka akan disampaikan oleh Kabid Yanmed
atau DPJP dan untuk komplain non medis akan disampaikan oleh case manager
6. Bila pasien masih belum puas juga, maka komplain akan dilaporkan dan diatasi
langsung oleh Direktur
7. Semua komplain yang terjadi akan dilaporkan kepada handling komplain : Ka. Subag
Humas dan Pemasaran untuk direkap menjadi laporan bulanan kepada pihak
manajemen
 Bagaimana Rumah Sakit melindungi barang milik pasien ?
Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pada pasien dengan kondisi tidak mampu
mengamankan atau mampu membuat keputusan mengenai barang-barang milik pasien.
Misal :
1. Pasien tidak sadar
2. Gangguan mental
3. Cidera berat
4. Datang tanpa didampingi keluarga atau pengantar
5. Pasien sadar yang akan dilakukan tindakan tetapi datangs endiri ke rumah sakit
Contoh : kacamat, gigi palsu, jam tangan, dompet, tas, obat, dsb.
 Apa yang saudara ketahui tentang kebutuhan unik pasien tahap terminal/akhir
kehidupan?
1. Pemberian pelayanan yang sesuai dengan permintaan pasien dan keluarga (gejala
primer dan sekunder serta manajemen nyeri)
2. Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi budaya
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan
4. Memberi respon pada hal psikologis, emosional, spiritual, dan budaya dari pasien dan
keluarga
 Bagaimana perilaku petugas dalam menghargai pasien tahap terminal?
1. Petugas harus menghormatis setiap keputusan pasien
2. Petugas menunjukan simpati pada pasien dan keluarga dengan cara :
 Tidak tertawa-tawa atau bercanda didekat pasien dan counter perawat
 Tidak berbisik-bisik didepan pasien dan keluarga
 Jaga privasi pasien
 Ekspresi wajah dan bahasa tubuh menunjukan empati
 Berbicara dengan suara jelas dan lembut
 Kontak mata dengan pasien dan keluarga pasien
 Berikan penguatan dengan memberikan sentuhan lembut pada lengan atau bahu
pasien atau keluarga pasien
 Bagaimana prosedur pasien yang memerlukan bimbingan rohani?
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan spiritual dari form edmisi
2. Perawat memanggil keluarga untuk mendiskusikan kebutuhan spiritual pasien
3. Perawat memanggil petugas rohani sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Petugas rohani memberikan bimbingan rohani sesuai dengan kebutuhannya

9
ASSESMEN PASIEN (AP)
 Siapa dan apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien baru di rawat inap?
Pengkajian pasien baru dirawat inap dilakukan oleh dokter dan tenaga keperawatan
Yang dikaji oleh dokter yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikologis, sosial ekonomi, kebiasaan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
penunjang sebelum dirawat, hasil pemeriksaan penunjang sekarang, diagnosis dan diagnosis
banding, rencana penatalaksanaan, rencana pemulangan / discharge planning
Yang dikaji oleh tenaga keperawatan yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang,
riwayat kesehatan, status psikologis, sosial ekonomi, kebiasaan, pemeriksaan fisik, skrinign
resiko nutrisional, skrining nyeri dan assesmen nyeri pada pasien yang ada rasa nyerinya,
skrining kebutuhan fungsional termasuk assesmen risiko jatuh, skrining resiko decubitus dan
assesmen tingkat kemandirian, masalah keperawatan, rencana penatalaksanaan, rencana
pemulangan / discharge planning.
 Kapan pengkajian itu dicatat dalam rekam medis pasien?
Pengkajian awal dicatat dalam rekam medis oleh dokter dan tenaga keperawatan dalam waktu
24 jam setelah pasien di rawat inap
 Siapa dan apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien baru di Rawat Jalan?
Pengkajian tersebut adalah dokter, dokter gigi dan tenaga keperawatan
Yang dikaji oleh dokter yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikososio ekonomi, kebiasaan, status gizi, pemeriksaan fisik, diagnosis,
dan rencana penatalaksanaan
Yang dikaji oleh perawat yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikososio ekonomi, kebiasaan, status gizi, pemeriksaan fisik, assesmen
nyeri pada pasien, assesmen resiko jatuh, masalah keperawatan, dan rencana
penatalaksanaan.
 Kapan pengkajian itu dicatat dalam rekam medis pasien?
Pengkajian yang dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan perawat dicatat dan dilengkapi dalam
rekam medis dalam waktu 2 jam setelah pasien diterima di rawat jalan
 Bagaimana prosedur assesmen nyeri di RSU Puri Asih Jatisari Karawang?
Perawat melakukan penilaian Severity (seberapa berat nyeri dirasakan dengan menggunakan :
a. Numeric scale (pasien sadar dan anak usia > 7 tahun
b. Wong Baker Faces pain Scale untuk dewasa dan anak-anak usia > 3 thaun
c. Cries Pain Scale (neonatus 0-6 bulan) di ruang intensif
d. Flacc pain Scale (2 bulan-7 tahun)
e. Comfort Pain Scale (pasien tidak sadar di ruang intensif)

10
NUMERIC SCALE

WONG BAKER FACES RATING SCALE

CRIES PAIN SCALE

Kriteria 0 1 2
Crying Tidak ada tangisan Tangisan yang Tangisan melengking tapi
atau tangisan yang melengking tapi bayi tidak mudah dihibur
melengking mudah dihibur
Requires Tidak perlu Perlu oksigen Perlu oksigen >30%
oksigen <30%
Increased Keduanya baik Detak jantung Detak jantung atau
detak jantung dan atau tekanan tekanan darah meningkat
tekanan darah tidak darah meningkat >20% nilai base line
berubah atau tetapi ,20% nilai
kurang dari nilai base line
base line
Expression Tidak ada seringai Seringai ada Seringai dan tidak ada
suara tangisan dengkur
Sleepless Anak secara terus Terbangun pada Anak terjaga terbangun
menerus tertidur interval berulang terus menerus
Skor Nyeri Intervensi
0-3 1. Lanjutkan observasi
2. Koordinasi dengan medis untuk
pemberian analgetik
3. Tindakan keperawatan mengurangi
nyeri
Contoh: pengaturan posisi

11
4-7 Pertimbangkan pemberian analgetik
8-10 Berikan analgetik sesuai order

FLACC Pain Scale

Kriteria 0 1 2
Face / Rupa Tidak ada ekspresi Terkadang meringis Dagu gemetar dan
tertentu atau atau mengerutkan rahang diketap
senyuman dahi, muram, tidak berulang
gembira
Leg / Kaki Posisi normal atau Gelisah, resah, Menendang, atau
santai tegang menarik kaki
Activity / Rebahan dengan Menggeliat, maju, Menekuk, kaku
Aktivitas tenang, posisi mundur, tegang atau hentak
normal, bergerak
dengan mudah
Cry / Tangisan Tidak ada tangisan Mengerang atau Menangis terus
(terjaga atau merengek; gerutuan menerus, menjerit
tertidur) sekali-kali atau terisak-isak,
menggerutu secara
berulang
Consolability Bersuara tenang, Tenang bila Sulit
nyaman dipeluk, digendong mengungkapkan
atau diajak bicara suara yang normal
atau merasa tidak
nyaman
Skor Nyeri Intervensi
0-3 1. Lanjutkan observasi
2. Koordinasi dengan medis untuk
pemberian analgetik
3. Tindakan keperawatan untuk
mengurangi nyeri (contoh:
pengaturan posisi, distraksi &
tarik nafas panjang
4-7 Pertimbangkan pemberian analgetik
8-10 Berikan analgetik sesuai order

Comfort Scale
Penilaian intensitas atau derajat nyeri untuk bayi, anak-anak dan dewasa di critical
area atau ruang perawatan insentif, yaitu:
1. Alertness / Kesiagaan
(1) Tertidur dalam

12
(2) Tertidur tidak dalam
(3) Mengantuk
(4) Sepenuhnya terjaga dan siaga
(5) Siaga penuh
2. Calmness / Ketenangan
(1) Tenang
(2) Sedikit cemas
(3) Cemas
(4) Sangat cemas
(5) Gugup / Panik
3. Respiratory Distress / Gangguan Pernafasan
(1) Tidak ada batuk dan tidak ada pernafasan spontan
(2) Pernafasan spontan dengan sedikit atau tanpa respon pada ventilasi
(3) Batuk sesekali atau resistensi pada ventilasi
(4) Dengan aktif bernafas melawan ventilator atau batuk regular
(5) Melawan ventilator, batuk dan tersedak
4. Crying / Tangis
(1) Nafas hening, tidak ada tangis
(2) Tersedu sedan
(3) Merintih
(4) Tangisan
(5) Jeritan
5. Physical Movement / Gerakan Fisik
(1) Tidak ada gerakan
(2) Sesekali, gerakan ringan
(3) Berulang, gerakan ringan
(4) Gerakan bertenaga
(5) Gerakan bertenaga termasuk batang tubuh dan kepala
6. Muscle Tone / Kekuatan Otot
(1) Otot secara total rileks, tidak ada kekuatan tonus otot
(2) Kekuatan tonus otot berkurang
(3) Kekuatan tonus otot normal
(4) Kekuatan tonus otot meningkat dan fleksi dari jari tangan dan jari kaki
(5) Kekuatan rigid/kaku dan fleksi dari jari tangan dan jari kaki
7. Facial Tension / Ketegangan Wajah
(1) Otot muka secara total rileks
(2) Tonus otot muka normal nada; jelas tidak ada ketegangan otot muka
(3) Ketegangan jelas di beberapa otot muka
(4) Jelas ketegangan sepanjang otot muka
(5) Otot muka menggeliat dan menyeringai
8. Blood Pressure / Tekanan Darah (MAP) Baseline
(1) Tekana darah di bawah normal
(2) Tekanan darah secara konsisten normal

13
(3) Peningkatan tekanan darah (jarang) 15% atau lebih di atas normal (1-3 kali
selama 2 menit observasi)
(4) Peningkatan tekanan darah berulang (sering) 15% atau lebih di atas baseline
(>3 kali selama 2 menit observasi)
(5) Peningkatan tekanan darah menetap sebesar 15% atau lebih
9. Baseline Heart Rate / Detak Jantung Normal
(1) Detak jantung di bawah normal
(2) Detak jantung secara konsisten normal
(3) Peningkatan detak jantung (jarang) 15% atau lebih di atas baseline (1-3 kali
selama 2 menit observasi)
(4) Peningkatan detak jantung berulang 15% atau lebih di atas garis baseline (>3
kali selama 2 menit observasi)
(5) Peningkatan detak jantung menetap sebesar 15% atau lebih

 Apa yang dilakukan jika pasien mengalami nyeri?


1. Lakukan asesmen nyeri
2. Untuk skala nyeri dibawah 4: perawat akan melakukan tindakan keperawatan
diantaranya teknik distraksi, relaksasi, immobilisasi, istirahat dan kompres hangat atau
dingin
3. Unruk skala nyeri lebih dari 4: perawat lapor kepada DPJP untuk pemberian terapi
analgetik
4. Lakukan asesmen ulang
5. Pasien diberikan pendidikan tentang rasa nyeri
 Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien dewasa di rumah sakit?
Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening
Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana asuhan pasien dewasa yang mengalami
masalah gizi.
Langkah 1.
Hitung indeks masa tubuh (IMT), kemudian klasifikasikan
Langkah 2.
Tanyakan apakah ada kehilangan berat badan sebanyak 5% dalam 3 bulan terakhir, dan
asupan makan berkurang 1 minggu terakhir
Langkah 3.
Tanyakan apakah ada keluhan nausea/ vomitus/ disfagia
Langkah 4.
a) Tanyakan apakah ada perubahan nafsu makan (tidak ada, normal, berlebih, kurang)
 Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien anak (usia 1 bulan – 14 tahun) di
rumah sakit?
Status gizi pasien anak diukur dengan menggunakan Strong Kid untuk mengidentifikasi dan
menatalaksana asuhan gizi pasien anak yang mengalami masalah gizi. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
Langkah 1.
Amati apakah pasien Nampak kurus kemudian berikan skor. Skor 0: tidak, skor 1: ya
Langkah 2.

14
Tanyakan apakah ada penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir. Skor 0: tidak, skor 1: ya
Untuk bayi (1-12 bulan) tanyakan apakah berat badan tidak naik selama 1 minggu terakhir.
Skor 0: tidak, skor 1: ya
Langkah 3.
Tanyakan apakah ada tanda-tanda:
a. Diare >5x atau muntah >3x dalam sehari. Skor 0: tidak, skor 1: ya
b. Asupan makanan berkurang dalam 1 minggu terakhir. Skor 0: tidak, skor 1: ya
Langkah 4.
Amati apakah ada penyakit yang mengakibatkan pasien mengalami malnutrisi. Skor 0: tidak,
skor 1: ya
Langkah 5.
Tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk menilai adanya risiko
malnutrisi.
a. Total skor 0: tidak ada risiko
b. Total skor 1-3: risiko sedang (dilakukan pemantauan oleh ahli gizi)
c. Total skor 4-5: risiko tinggi (dikoordinasikan dengan ahli gizi untuk dilakukan asesmen
lanjut/ asuhan gizi

 Bagaimana jika ada pasien dengan gelang kuning di luar ruang rawat?
Pastikan pasien di dampingi oleh keluarga dan terpasang alat pengaman
Hubungi perawat jaga
 Bagaimana prosedur pemorsian makanan pasien?
1. Pramusaji mengecek daftar pasien saat itu
2. Cuci tangan dan memakai APD
3. Menyiapkan peralatan makan
4. Siapkan makanan yang akan diporsi bersama juru masak
5. Memorsi makanan sesuai diet pasien
6. Menutup makanan dengan plastik penutup
7. Memberikan label identitas pasien dan label diit khusus
 Jelaskan prosedur dalam pendistribusian makanan?
1. Makanan yang sudah diporsi, dimasukkan ke dalam troli
2. Disusun berdasarkan urutan ruangan
3. Troli ditutup dan didorong ke ruangan
4. Makanan tiap pasien disusun berdasarkan jenis diit pasien dan dibagikan berdasarkan
urutan ruangan
5. Lakukan identifikasi pasien dengan mencocokkan gelang identitas pasien dengan label
makanan
 Bagaimana penanganan sisa makanan dan peralatan makan pasien?
1. Ambil bekas peralatan makan pasien dari ruangan dengan troli khusus peralatan kotor
2. Pisahkan peralatan makan pasien infeksius, buang sendoknya
3. Buang sisa makanan ke kantong plastic
4. Rendam peralatan makan dengan air
5. Cuci dengan sabun. Pisahkan spons pencuci piring untuk pasien infeksius

15
6. Bilas dengan air bersih mengalir
7. Bilas dengan air panas mengalir
8. Letakkan di rak piring, biarkan kering
9. Simpan di lemari penyimpanan peralatan makan

PELAYANAN ASUHAN PASIEN (PAP)

 Bagaimana pelayanan yang terintegrasi itu?


Setiap pasien akan ditangani oleh DPJP dan pemberi asuhan yang lain yaitu: perawat,
apoteker, gizi, rehabilitasi medic, radiographer dan lain-lain. Semua pemberi asuhan mencatat
hasil asuhannya di CM perkembangan pasien terintegrasi. DPJP sebagai clinical leader atau
Kapten Tim dalam asuhan pasien
 Apa saja yang termasuk pelayanan berisiko tinggi yang ada di Rumah Sakit Puri Asih?
1. Pasien keadaan darurat
2. Pasien menggunakan layanan resusitasi
3. Pasien dengan pemberian darah dan produk darah
4. Pasien yang menggunakan ventilator
5. Pasien yang menderita penyakit menular
6. Pasien yang menggunakan alat pengekang (restrain)
7. Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan fisik/difable, anak-anak dan populasi yang
beresiko di siksa
 Apa yang dimaksud dengan pasien tahap terminal?
Pasien tahap terminal adalah kondisi pasien hampir tidak ada harapan untuk sembuh
 Bagaimana cara penyimpanan bahan makanan segar di Instalasi Gizi?
1. Bersihkan bahan makanan dari kotoran / tanah
2. Bungkus bahan makanan dengan plastic
3. Simpan bahan makanan sesuai dengan karakteristiknya
a. Sayur dan buah : 7-10°C → kulkas
b. Telur : 5-7°C → kulkas
c. Daging, unggas, ikan : (-5) - 0°C → freezer
4. Penyimpanan bahan makanan dengan suhu tersebut dapat bertahan sekitar 3 hari
5. Lakukan monitoring suhu penyimpanan
6. Pemakaian bahan makanan secara FIFO (First In – First Out)
 Apa tujuan dari penyimpanan makanan yang sesuai dengan standar?
1. Kepastian keamanan dari kecurian
2. Mengurangi risiko kontaminasi
3. Mengurangi risiko pembusukan

 Apa tujuan dari penyimpanan makanan yang sesuai dengan standar?


1. Analisis laboratorium melaporkan hasil nilai krisis melalui telepon ke ruangan
2. Petugas yang menerima telepon mencatat hasil nilai kritis beserta jam pelaporan dalam
formulir pelaporan nilai kritis dan langsung melaporkannya kepada dokter jaga

16
3. Dokter jaga langsung melaporkan kepada DPJP, menandatangani formulir tersebut dan
mencatatnya pada CM perkembangan pasien terintegrasi
Standar waktu pelaporan nilai kritis laboratorium adalah 10 menit (dimulai dari adanya hasil
nilai kritis sampai dilaporkan kepada petugas)
 Apa saja yang termasuk nilai kritis laboratorium dan beberapa nilainya?
 Nilai Kritis Dewasa

Parameter satuan Nilai kritis Nilai Kritis Referensi


rendah tinggi
Glukosa mg/dL 46 484 JAMA, Vol.
Bilirubin mg/dL - 15 263, pp. 704-
Urea Nitrogen mg/dL - 104 707, 1990
Asam Urat mg/dL - 13
Kreatinin mg/dL - 7,4
Natrium mmol/L 120 158
Kalium mmol/L 2,8 6,2
Klorida mmol/L 75 126
Calcium ion mmol/L 0,82 1,55
Hb g/dL 6,6 19,9
Leukosit Sel/mm3 2000 37000
Trombosit Sel/mm3 37000 910000
PH 7,21 7,59
PCO2 mmHg 19 67
PT Detik - 27
APTT Detik - 68

 Nilai Kritis Pediatrik

Parameter satuan Nilai kritis Nilai Kritis Referensi


rendah tinggi
Glukosa mg/dL 46,8 444,6 Pediatrics,
Bilirubin mg/dL - 15,03 Vol. 88, pp.
Urea Nitrogen mg/dL - 54,9 597-603,
Asam Urat mg/dL - 12 1991.
Kreatinin mg/dL - 3,8
Natrium mmol/L 121 156
Kalium mmol/L 2,8 6,4
Klorida mmol/L 77 121
Calcium ion mmol/L 0,85 1,53
Hb g/dL 6,9 20,8
Leukosit Sel/mm3 2100 42900
Trombosit Sel/mm3 53000 916000
PH 7,21 7,59

17
PCO2 mmHg 21 66
PT Detik - 21
APTT Detik - 62

 Nilai Kritis Neonatus

Parameter satuan Nilai kritis Nilai Kritis Referensi


rendah tinggi
Glukosa mg/dL 32,4 327,9 Pediatrics,
Bilirubin mg/dL - 12,9 Vol. 88, pp.
Kalium mmol/L 2,8 6,4 597-603,
Hb g/dL 9,5 22,3 1991.

 Apa saja yang harus dipakai petugas radiologi berhubungan dengan bahaya sinar x?
- TLD (Thermo Luminescence Dosimetri)
- Apron
 Bagaimana prosedur mengurangi bahaya radiasi sinar x terhadap lingkungan sekitar?
- Menyalakan lampu tanda radiasi (merah)
- Mengunci pintu ruang X-Ray saat pemeriksaan
 Sebutkan reagensia yang ada di Radiologi dan bagaimana alur pembuangannya?
- Jenis : Developer dan Fixer
- Pembuangan :
 Ditampung di derigen dan diberi label
 Dibawa ke TPS untuk selanjutnya dikelola oleh pihak ke 3 (Wastec)

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)


 Bagaimana cara penilaian untuk pertimbangan pemindahan pasien pasca anestesi ke
ruang lain?
Dengan menggunakan penilaian ALDRET SKOR
Kriteria Skor
1. Pergerakan Anggota Badan
a. Gerak bertujuan 2
b. Gerak tak bertujuan 1
c. Diam 0
2. Pernafasan
a. Nafas baik, adekuat, menangis 2
b. Nafas depresi ringan 1
c. Nafas perlu dibantu 0
3. Sirkulasi
a. Tensi berubah < 20% preoperasi 2
b. Tensi berubah 20-50% preoperasi 1
c. Tensi berubah > 50% preoperasi 0
4. Warna kulit

18
a. Merah jambu 2
b. Pucat 1
c. Sianosis 0
5. Kesadaran
a. Sadar penuh 2
b. Bereaksi 1
c. Tak bereaksi 0

 Informasi apa saja yang diberikan dalam informed consent?


1. Diagnosis
2. Dasar diagnosis
3. Prosedur tindakan
4. Indikasi tindakan
5. Tata cara
6. Tujuan
7. Risiko
8. Komplikasi
9. Prognosis
10. Alternative dan risiko

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)


 Apakah yang dimaksud Formularium? Siapa yang menyusun?
Formularium adalah daftar obat standar yang digunakan di rumah sakit / yang dapat
diresepkan oleh dokter di rumah sakit.
Formularium disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi dan akan direvisi minimal setiap tahun
sekali.
 Bagaimana syarat resep yang lengkap?
1. Kop Rumah Sakit
2. Tanggal resep Nama Dokter / Cap Nama Dokter & SIP
3. Identitas pasien (Nama, No RM, tanggal lahir/umur pasien)
4. Berat badan (pasien anak)
5. Paraf dokter
6. Ruangan/poli
7. Jaminan Pasien
8. Identitas obat : nama bentuk sediaan, kekuatan sediaan, jumlah obat dan aturan pakai
9. Catatan alergi obat
 Bagaimana proses verifikasi/telaah resep/order yang diterima farmasi?
Diperiksa kelengkapan resep:
1. Jelas tulisan
2. Benar nama pasien
3. Benar nama obat
4. Benar dosis
5. Benar waktu dan frekuensi pemberian
19
6. Benar cara pemberian
7. Ada tidaknya poli farmasi
8. Ada tidaknya duplikasi obat
9. Interaksi obat
 Bagaimana prinsip pemberian obat yang benar?
Ada 8 benar prinsip pemberian obat:
1. Benar pasien
2. Benar indikasi
3. Benar obat
4. Benar dosis
5. Benar rute/cara pemberian
6. Benar waktu pemberian
7. Benar pencatatan/dokumentasi
8. Benar tanggal kadaluarsa
 Bagaimana persyaratan etiket obat?
Harus jelas mencantumkan minimal: tanggal lahir, nama pasien, No. RM, aturan pakai, nama
obat, dan kadaluarsa
 Bagaimana memastikan obat narkotik disimpan, digunakan, dan dilaporkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku?
1. Obat narkotik disimpan dilemari khusus narkotika dan terkunci
2. Ada form serah terima kunci lemari narkotika
3. Obat narkotik hanya dapat dilayani dengan resep dokter RS Puriasih dan dokter luar
yang berijin
4. Laporan penggunaan obat narkotika dibuat setiap bulan dan pelaporan melalui SIPNAP
yang dikirim ke Kemenkes

 Bagaimana memastikan obat emergency tersimpan baik dan mudah di akses?


Bagaimana pengelolaan obat emergency?
1. Disimpan pada area dengan akses terdekat ke pasien dan selalu siap dipakai (IGD, rawat
inap 1, rawat inap 2, rawat inap 3, Ruang bersalin, IRRI, Radiologi dan Ambulance)
2. Disimpan dalam lemari emergency dalam keadaan terkunci dispossible
3. Dipastikan selalu tersedia dengan jenis dan jumlah sesuai daftar yang telah ditetapkan
4. Hanya boleh dipakai untuk keadaan emergency dan sesudah dipakai harus segera diganti
dan dikunci kembali oleh petugas farmasi
5. Lemari emergency tidak boleh diisi/dicampur dengan perbekalan farmasi lain
6. Petugas farmasi memeriksa jumlah, kondisi, serta tanggal kadaluarsa obat emergency
pada lemari emergency setiap bulan
 Bagaimana monitoring dan pelaporan efek samping dan alergi terhadap obat?
1. Monitoring dilakukan oleh dokter dan perawat
2. Bila ada keluhan atau tanda-tanda terjadi alergi obat maka perawat segera laporkan pada
dokter jaga dan juga apoteker
3. Kejadian dicatat pada catatan terintegrasi
4. Segera pasang gelang merah tanda alergi

20
5.Apoteker mengisi form pelaporan efek samping/alergi obat melakukan analisa. Bila ada
rekomendasi, apoteker akan menyampaikannya kepada dokter
 Bagaimana pengelolaan obat yang dibawa oleh pasien sendiri?
1. Dokter menanyakan kepada pasien/keluarga pasien apakah ada obat yang dibawa dari
rumah dan masih digunakan
2. Bila ada, dokter IGD/Poli mencatatnya di Form Rekonsiliasi Obat pasien
3. Pada saat visite dokter pertama sekali/sebelum order obat pertama kali oleh seorang
dokter, perawat harus menunjukkan dan menginformasikan form rekonsiliasi obat ini
kepada dokter
4. Obat yang dilanjutkan pemakaiannya diberikan kepada perawat, yang tidak digunakan
diberikan kembali ke pasien/keluarga pasien untuk dibawa pulang
 Apakah isi form rekonsiliasi obat pasien?
1. Obat yang dibawa pasien dari rumah dan masih sedang digunakan oleh pasien
2. Alergi obat pasien

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI ( MKE)

 Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga


Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas
yang berkompeten dan dikoordinasi oleh panitia PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
 Apa saja yang dapat menjadi hambatan menerima edukasi?
1. Belum melek huruf
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan emosi
5. Gangguan pendengaran
6. Gangguan fisik
7. Keterbatasan dalam berbahasa
 Bagaimana cara menindaklanjuti hambatan bahasa yang digunakan?
Menawarkan penterjemah:
- Untuk bahasa Inggris kepada petugas RS yang sudah ditunjuk
- Untuk bahasa lain, menetapkan keluarga atau orang yang ditunjuk pasien sebagai
penerjemah
 Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien dan keluarga?
1. Dilakukan asesmen edukasi
2. Dilakukan pemberian edukasi sesuai hasil asesmen
 Apa saja materi edukasi yang diberikan dokter kepada pasien?
1. Pengertian tentang diagnosis penyakit
2. Tanda dan gejala
3. Penatalaksanaan penyakit
4. Prosedur diagnostic

21
 Bagaimana cara anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang
diberikan
 Apa bukti bahwa edukasi telah diberikan kepada pasien?
1. Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
2. Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang
ditandatangani oleh pemberian edukasi dan penerima edukasi
3. Ada bukti dokumentasi verifikasi edukasi

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)


 Apa saja jenis insiden keselamatan pasien?
1. Insiden keselamatan pasien meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris
cedera (KNC), kejadian tidak cedera (KTC), kondisi potensial cedera (KPC), dan
kejadian sentinel.
2. KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
3. KNC adalah insiden nyaris cedera
4. KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
5. KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi menimbulkan cedera tetapi belum terjadi
insiden
6. Kejadian sentinel adalah KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
seperti:
 Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang
mendasari penyakitnya.
 Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
 Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
 Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
 Bagaimana prosedur pelaporan insiden?
1. Bila terjadi insiden segera buat laporan insiden KPRS dengan mengisi formulir
2. Laporkan ke subkomite keselamatan pasien Rumah Sakit (KPRS)
3. Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2x24 jam.

22
 Apa saja indikator mutu area prioritas RSU Puri Asih?

No standar Judul Indikator PIC


indikator area klinis (IAK)
1 IAK 1. Pelayanan Farmasi Ketidaklengkapan penulisan resep Ka. Instalasi Farmasi
obat rawat jalan
2. IAK 2. Pencegahan dan Kepatuhan Petugas Farmasi IPCN & ka. Komite PPI
pengendalian, Melakukan cuci tangan/ hand Area Farmasi
pengawasan serta higine
pelaporan infeksi
indikator area manajemen
(IAM)
1 IAM 1. kekososngan stok Kekosongan stok obat Ka. Instalasi Farmasi
obat
2 IAM 2. Pelaporan Ketepatan waktu pelaporan ka. Instalasi Farmasi
kegiatan sesuai peraturan insiden keselamatan pasien di
dan Undang-undang Instalasi Farmasi
3 IAM 3. Manajemen resiko Ditemukannya Angka Obat yang Ka. Instalasi Farmasi
mencapai angka kadaluarsa
4 IAM 4. Manajemen Petugas farmasi yang kasubag SDM & diklat
penggunaan Sumber daya mendapatkan Pelatihan Minimal
20 jam dalam setahun
5 IAM 5. Nilai kepuasan Waktu Tunggu Pelayanan Resep Humas dan ka.instalasi
dari pasien dan keluarga obat jadi pasien rawat jalan Farmasi
pasien
6 IAM 6. Nilai kepuasan Kepuasan petugas farmasi ka. Bag. SDM
dari Karyawan terhadap pendapatan insentif
7 IAM 7. Penanganan Kecepatan Respon terhadap Ka. Instalasi dan
Kompain komplain diinstalasi Farmasi Humas
sasaran keselamatan pasien
(SKP)
1 SKP 1. Identifikasi Kepatuhan identifikasi pasien ka. Instalasi Farmasi
pasien saat pemberian resep obat rawat dan Pj SKP
jalan
2 SKP 2. Sasaran Verifikasi resep obat yang tidak ka. Instalasi Farmasi
keselamatan pasien terbaca melalui telepon yang
ditandatangani oleh dokter dalam
waktu 24 jam
3 SKP 3. peningkatan Pemberian label obat high allert Ka. Instalasi dan PJ
keamanan obat-obatan dan LASA pada obat golongan SKP
yang perlu diwaspadai High Alert dan LASA
(High alert Medications)

23
4 SKP 5. pengurangan Audit pelaksanaan cuci IPCN
risiko infeksi terkait tangan/hand hygiene di area
pelayanan kesehatan farmasi

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


 Pemeriksaan apa sajakah yang dilakukan pada saat skrining kesehatan (medical cek-
up) petugas gizi?
1. Darah lengkap
2. Pemeriksaan usap dubur
3. Hepatitis A (Anti HAV)
4. Rontgen Thoraks
 Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui oro-faecal oleh petugas
gizi?
1. Demam tifoid
2. Hepatitis A
3. Diare
4. Penyakit kecacingan
 Yang termasuk komponen kewaspadaan standar adalah?
1. Cuci tangan
2. Alat pelindung diri (APD)
3. Perawatan peralatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien
8. Penyuntikan aman
9. Etika batuk
10. Prosedur lumbal punksi
 Bagaimana etika bila kita batuk / bersin ?
1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue / saputangan / lengan dalam
baju anda
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun dana tau pencuci tangan berbasis
alcohol
4. Gunakan masker
 Sebutkan jenis APD (Alat pelindung Diri) yang harus dipakai berdasarkan
kegiatan/tindakan yang dilakukan!
Dokter
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung tangan masker Gaun/celemek kacamata topi
Memeriksa pasien Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
(insidentil)

24
Pengisapan lendir Ya ya tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
infeksius
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan tidak tidak Tidak Tidak Tidak
penyuntikan
Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya Ya Ya Ya
intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Memasang infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang DC(dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
cateter)

Perawat
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung masker Gaun/celemek kacamata topi
tangan
Memandikan pasien Tidak, kecuali Tidak Tidak Tidak Tidak
kulit tidak utuh
Vulva/penis hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong BAK Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Oral Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Pengisapan lendir Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka infeksius Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan penyuntikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya ya ya ya
Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Memasang infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang DC (dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
cateter)
Membersihkan meja, Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
monitor, syringe pump di
pasien
Membersihkan peralatan Ya(sarung Ya ya ya Tidak

25
habis pakai rumah tangga)
Transportasi pasien tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Cleaning Servis
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/celemek sepatu
Menyapu/ mengepel Ya Ya tidak Ya
Melap benda di sekitar pasien Ya Ya Tidak Ya
Membersihkan kamar mandi Ya Ya Tidak Ya
Mencuci alat bekas pasien Ya ya Ya ya

Laundry
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung Masker Gaun/celemek Kacamata Topi Sepatu
tangan
Pengambilan linen Ya Ya Tidak Tidak Tida Tidak
k
Perendaman linen Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Pencucian linen Ya ya Ya Ya ya ya
Penyetrikaan dan Tidak Tidak Tidak Tidak Tida Tidak
pelipatan k
Pendistribusian linen Tidak Tidak Tidak Tidak Tida Tidak
k
Farmasi
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker
Pembuatan puyer Tidak Ya
Memasukan obat ke dalam capsul ya Ya

Laboratorium
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/jas lab
Mengambil sample laboratorium Ya Tidak Ya
Memeriksa sample laboratorium Ya Ya Ya
Mencuci instrument/alat bekas pakai ya Ya Ya

Radiologi
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/apron
Pemotretan (paparan dgn sinar x) Ya (insidentil) Ya(insidentil) Ya
Melakukan USG Tidak Tidak Tidak
Menyuntikan zat kontras Tidak Tidak Tidak

26
Pencucian film Tidak Tidak Tidak

Gizi
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung tangan masker Gaun/celemek Topi
Pengolahan makanan Ya Ya Ya Ya
Pemorsian Ya Ya Ya Ya
penyajian Tidak Tidak Tidak tidak

 Sebutkan jenis limbah/sampah beserta pengelolaannya!


Jenis wadah dan label limbah medis padat sesuai kategorinya
No. Kategori Warna Lambang Keterangan
kontainer/
Kantong Plastik
Kantong boks timbal
dengan symbol
1 Radioaktif Merah
radioaktif

Kantong plastik kuat,


anti bocor, atau
Sangat
2 Kuning container yang dapat
infeksius
disterilisasi dengan
otoklaf
Plastik kuat dan anti
Limbah
bocor atau kontainer
infeksius,
3 kuning
patologi &
anatomi

kontainer plastik kuat


dan anti bocor
4 sitotoksis ungu

Limbah kimia Kantong plastik atau


5 coklat -
dan farmasi kontainer

 Limbah INFEKSIUS dibuang ditempat sampah infeksius berkantung plastik kuning.


Contoh: bekas balutan, sarung tangan bekas, botol bekas obat, jaringan tubuh, sediaan
darah, specimen tubuh.
 Limbah UMUM/ NON INFEKSIUS dibuang di tempat sampah umum/non infeksius
berkantung plastik hitam. Contoh: kertas, plastik, sisa makanan.

27
 Limbah benda TAJAM dan JARUM dibuang di tempat sampah khusus yang tidak
dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse yaitu SAFETY BOX. Contoh: jarum
suntik bekas, jarum infus, pisau bedah, pecahan ampul kaca.
 Limbah cair dibuang di Spool Hoek.
 Apakah RS menerapkan pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius?
Komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) Rumah Sakit telah menetapkan
pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius. Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber
infeksi, apakah lewat kontak, airbone, dan droplet.
 Bagaimana kebijakan penempatan pasien dirawat inap sesuai dengan standar PPI
dirumah sakit?
Pasien ditempatkan sesuai dengan kategori pasien yaitu:
Kategori pasien keterangan penyakit Penempatan pasien
Pasien infeksius Penularan melalui Herpes, scabies, 1. Dirawat diruang
kontak impetigo, terpisah
purunkulosis pada 2. Bila tidak
bayi dan anak, mungkin lakukan
pedikulosis kohorting
Penularan melalui Hemifilus influenza 1. Tempatkan pasien
droplet tipe B termasuk ditempat terpisah
meningitis, 2. Bila tidak
epiglottitis dan mungkin
sepsis, difteri, kohorting
pneumoni, 3. Bila keduanya
inikoplasma, tidak mungkin
pertussis, influenza, buat pemisah
rubela dengan jarak 1
meter antar TT
Penularan melalui TB paru, varicella, 1. Tempatkan pasien
airborne campak, flu burung, diruang terpisah
mers-corv ebola yang mempunyai
tekanan negative
(ruang isolasi)
2. Usahakan pintu
ruang pasien
tertutup
3. Bila tidak
mungkin
kohorting dengan
jarak 1 meter
Ket : untuk TB paru
pada anak yang harus
di ruang isolasi jika
anka mengalami

28
haemaptoe dan anak
mampu mengeluarkan
dahak
Pasien tidak Pasien gaduh gelisah - Pasien ditempatkan
infeksius yang ruang rawat terpisah
mengganggu dari pasien lain
kenyamanan (ruang perawatan
pasien lain kelas 1 atau vip)
Pasien tidak Pasien dengan - Pasien ditempatkan
infeksius yang tetanus, pasien diruang tersendiri
membutuhkan dengan luka tidak bercampur
ruang tersendiri ganggren dengan pasien lain
(ruang perawatan
kelas 1 dan vip)

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)


 Sebutkan visi rumah sakit RSU Puri Asih
Visi Rumah Sakit Umum Puri Asih adalah “Menjadi Rumah Sakit Umum Type C yang
terstandar dengan layanan prima sebagai pilihan utama rujukan masyarakat Wilayah Timur
Karawang dan sekitarnya “

 Sebutkan misi rumah sakit puri asih


1. Memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya sesuai standar pelayanan
dengan biaya terjangkau
2. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam melayani secara profesional
3. Pelaksanaan tata kelola rumah sakit secara konsisten dengan manajemen yang
profesional dan transparan demi kemajuan bersama

 Apakah moto RSU puri asih


“Layanan Kesehatan Bermutu Dalam Jangkauan”

 Apakah tujuan RSU Puri Asih?


1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat sesuai standar
2. Meningkatkan kemampuan sebagai pusat rujukan di wilayah timur karawang dan
sekitarnya
3. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar dengan layanan prima
4. Mengembangkan diri sehingga menjadirumah sakit yang mandiri dan berprestasi

 Falsafah Rumah Sakit Puri Asih?


“Pengembangan diri yang berkesinambungan untuk pelayanan profesional dengan sepenuh
hati”

29
 Bagai mana struktur organisasi RS PURI ASIH?

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PURI ASIH

Direktur Utama
PT Budi Mulia Karunia
Abadi

Direktur Rumah Sakit

Komite Medik Komite Keperawatan

Komite Tenaga Kesehatan


Satuan Pengawas Internal
Lainnya

Wadir Medis Wadir Akuntansi, Keuangan,


Komite K3RS
dan Keperawatan Pemasaran dan Umum

Panitia Pelayanan
SMF Jaminan Komite KPRS dan
Kesehatan Mutu

Komite Etik RS
Bagian Pelayanan Bagian Penunjang Bagian Bagian Bagian Akuntansi Bagian
Bagian SDM Bagian Keuangan Bagian Umum
Medis Medis Keperawatan Sekretariat dan Perpajakan Pemasaran,
Humas & Pendaftaran
Komite PKRS
Manajer Pelayanan Sub Bag Sub Bag As Kep
Pasien Lat Bang & Mutu dan Ranap

Komite PPI

Instalasi Gawat Instalasi Instalasi Rawat Unit PPSDM & Unit Sekretaris Unit Kasir Unit Perpajakan Unit Pemasaran Unit Kes Ling, Tata
Darurat Farmasi Jalan Instalasi Unit SIM-RS
Lat Bang Graha,
Rawat Inap Komite
dan Laundry
Lantai I Rekam Medis

Instalasi Unit
Instalasi Unit Humas dan
Bedah Sentral Kepegawaian Unit Unit Akuntansi Unit IPSRS
Radiologi Bim Roh
Instalasi Administrasi Komite
Rawat Inap Ranap Farmasi Terapi
Lantai II
Instalasi
Ruang Bersalin Instalasi Unit Rumah Tangga
Unit Penagihan Unit Pendaftaran Komite
Laboratorium Instalasi PRA
Rawat Inap
Instalasi Ruang
Lantai III
Rawat Intensif
Instalasi
Fisioterapi Unit Logistik Umum
Istalasi Rawat
Instalasi
Perinatologi
Hemodialisa

Instalasi Gizi
Instalasi Unit Sat Pam
Instalasi Rekam
Rawat
Medik
Kebidanan
dan
Instalasi CSSD Kandungan Unit Sopir
Instalasi
Pemulasaraan
Jenazah

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN ( MFK)


 Bagaimana prosedur evakuasi dirumah sakit?
Bila terjadi situasi darurat (kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, dll), maka harus
dilakukan:
1. Hentikan semua pekerjaan
2. Tetap tenang dan jangan panic
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Berjalanlah biasa dengan cepat, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi menuju
pintu keluar
5. Jangan mencoba mengambil abarang yang tertinggal
6. Bila berada dilantai atas gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi dan
bantu evakuasi pasien
7. Jangan gunakan lift
8. Beritahu petugas lain/tamu yang kebetulan berada diruang/lanati tersebut untuk evakuasi
bersama yang lain
9. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan
mengambil napas pendek pendek, upayakan merangkak untuk menghindari asap, jangan
berbalik arah karena akan terbakar dengan orang lain dibelakana anda

30
10. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap, maka tahanlah nafas anda dan cepat
menuju pintu darurat
11. Jangan kembali keruangan sebelum ada intruksi bahwa situasi telah aman dari petugas
keamanan
12. Setelah keadaan terkendali, ketua komit K3RS bersma Ka. Instalasi terkait melakukan
investigasi maksimal 2 x 24 jam
13. Tempat berkumpul adalah lapangan parkir
 Sebutkan prosedur bila terjadi kecelakaan kerja?
1. Lapor penanggung jawab sift/ manajer jaga untuk mengisi identitas formulir
kronologis dan dibawa ke IGD
2. Dilakukan tindakan di IGD
3. Penanggungjawab sift/ manajer jaga lapor ke komite KRS3 dan komit PPI
 Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan APAR (alat pemadam api ringan) dengan TATS:
1. Tarik kunci pengaman
2. Arahkan ke dasar api/arahkan ujung selang kesumber api
3. Tekan gagang/remas dan tekan pegangan
4. Sapukan dari sisi kesisi/semprotkan secara merata dari satu sisi ke sisi lainnya
 Bagaimana cara memadamkan api dengan karung goni?
1. Karung goni dibasahi dengan air
2. Karung diarahkan kesumber api seolah-olah akan menutupi sember api
3. Posisikan searah dengan arah angina
 Bagaimana rumah sakit menjamin ketersediaan listrik 24 jam apabila listrik
terganggu/padam?
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 15-20 detik (jeda waktu) terhitung sejak
waktu pemadam listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali.
Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, laboratorium (alat-alat laboratorium) bila terjadi
gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda
waktu.
 Bagaimana rumah sakit menjamin ketersediaan air 24 jam apabila air terganggu?
Bila air terganggu maka cadangan air dibak penampung akan dapat memenuhi kebutuhan
air selama satu hari saja, maka selama proses penggunaan cadangan air dibak
penampungan tersebut maka kebutuhan air akan menggunakan cadangan air PDAM
 Langkah- langkah pencegahan dari kebakaran apa saja?
1. Mengidentifikasi alat, bahan atau benda yang mudah terbakar agar dijatuhkan dari
sumber panas
2. Identifikasi risko kebakaran dalam masa pembangunan difasilitas atau terdekat
dengan fasilitas
 Bagaimana cara pelaporan insiden tentang masalah fasilitas dan keselamatan
dirumah sakit?
Insiden diisi dalam form pelaporan insiden sesegera mungkin oleh yang bersangkutan
ditujukan kepada kepala unit kemudian kekomit K3RS.
 Bagaimana cara rumah sakit mensosialisasikan bahwa lingkungan RS bebas dari
asap rokok?

31
1. Spanduk dan rambu-rambu larangan meroko diarea Rumah Sakit
2. Petugas security meningkatkan dan menegur orang yang merokok dikawasan rumah
sakit
 Bagaimana cara Rumah Sakit menjamin keamanan bagi staf, pengunjung dan
pasien?
1. Identifikasi dan evaluasi area beresiko oleh petugas security
2. Pemeriksaan atau patrol langsung ke area beresiko oleh petugas security
3. Pengawasan 24 jam area beresiko melalui CCTV dengan cara memastikan area
beresikosudah terpasang CCTV dan aktif selama 24 jam, dan termonitor oleh petugas
security selama 24 jam
4. Identifikasi pengunjung dengan acara penggunakan identitas untuk vendor, penunggu
pasien dan tamu
5. Sosialisasi dan monitoring program keselamatan dan keamanan kepada vendor
6. Monitoring atau survey langsung keselamatan dan keamanan lingkungan rumah sakit
selama pembangunan/renovasi
7. Pemeriksaan fisik gedung, halaman dan peralatan dilakikan secara 1 bulan satu kali
dan menyususn assessment risikonya
 Bagaimana pengelolaan bahan beracun berbahaya (B3)?
1. Penyimpanan B3 akan dilakaukan ditempat khusus untuk B3
2. Beri label tertulis nama B3, tanggal masuk dan tanda symbol B3
3. Letakan bahan B3 sesuai ketentuan. Misalnya bahan mudah terbakan seprti alcohol,
formalin, eter disimpan dalam tempat tahan api.
4. Limbah B3 dibuang ditempat sampah khusus B3
5. Petugas yang bekerja diunit yang memiliki B3 wajib memahami MSDS (material
safety data sheet) B3 di unit dan wajib menggunakan alat pelindung diri (APD)
dengan benar.
6. Bila petugas terpapar B3
 Tangani sesuai dengan MSDS
 Buat pelaporan insiden pada form tersedia
 Apakah MSDS (material safety data sheet) dan manfaatnya?
1. MSDS berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan dan pengamanan apabila
terjadi kecelakaan dari zat yang berbahaya
2. Ada ditiap unit yang menggunakan atau yang menyimpan B3
3. Dibuat setiap bulan dan di isolasikan pada rapat rutin
 Symbol dan kode apa saja yang telah ada dirumah sakit?
Hal Hal Yang Perlu Kode Simbol
Diwaspadai
kebakaran Merah

Henti jantung pada Biru


dewasa

32
Henti jantung pada anak Biru
anak
Penculikan bayi/anak anak Merah Muda

Orang yang Abu-Abu


membahayakan
Orang yang Perak
membahayakan dengan
senjata
Ancaman bom Kuning

Bencana didalam RS Triage Di RS

Bencana diluar RS Triage Diluar RS

Tumpahan bahan Oranye


berbahaya

simbol keterangan
Bahan mudah terbakar

Bahan beracun berbahaya (B3)

Bahaya radiasi

Jalur evakuasi
Titik tumpul

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)


 Orientasi apakah yang harus dijalankan oleh pegawai baru?
1. Orientasi umum
2. Orientasi khusus (sesuai unit tersebut)
 Materi apa saja yang diberikan saat orientasi umum?
1. Visi dan misi rumah sakit
2. Moto dan nilai-nilai utama
3. Pengenalan keadaan dan lingkungan
4. Pengenalan struktur organisasi RSU puri asih
5. Pengenalan terhadap pimpinan dan pegawai lain
6. Peraturan, tatalaksana dan ketentuan kerja

33
7. Pembinaan dan pengembangan staf
8. Topic KPRS (keselamatan pasien rumah sakit)
9. Tatalaksana penggunaan lift, alat pemadam kebakaran, remote AC, TV, menerima
tlp, dan K3RS (kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit)
10. Pengenalan program dan SOP disaster plan
11. Sosialisasi pelanggaran etika profesi
12. Sosialisasi PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) tentang cuci tangan/hand
hygine
13. Sosialisasi program mutu RS
 bagaimana perbandingan kompresi dada dan ventilasi saat BHD (bantuan hidup
dasar) pada orang dewasa, anak, bayi?
ratio dewasa Anak anak Bayi
Kompresi : 30:2 30:2(1 penolong) 30:2(1 penolong)
ventilasi (1 atau 2 penolong) 15:2(2 penolong) 15:2(2 penolong)
 apa yang harus dilakukan jika anda bukan petugas kesehatan menemukan
orang yang tiba tiba henti nafas dan jantung?
1. Meminta bantuan petugas lain untuk mengaktifkan code blue
2. Sambil menunggu lakukan BHD (kompresi saja)

 Bagaimana proses penentuan indicator dan penilaian kinerja tenaga kesehatan dan
non tenaga kesehatan?

dokter KREDENSIAL PERAWAT DAN


TENAGA KES
PROFESIONAL

SURAT PENUGASAN KLINIS SURAT PENUGASAN KERJA KLINIS


(SPK) & RINCIAN (SPKK) & RINCIAN KEWENANGAN
KEWENANGAN KLINIS (RKK) KERJA KLINIS (RKKK)

KARYAWAN/STAF HASIL PENILAIAN


URAIAN TUGAS/URAIAN
KINERJA INDIVIDU
PEKERJAAN

PELAPORAN

34
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
 Bagaimana standarisasi singkat yang boleh digunakan dirumah sakit?
singkatan Keterangan/ Arti DJ Denyut Jantung
a/i Atas indikasi DJJ Denyut Jantung Janin
a/n Atas nama DM Diabetes mellitus
Amp Ampul DL Darah Lengkap
APS Atas Permintaan Sendiri DR Darah Rutin
ASI Air Susu Ibu dbn Dalam Batas Normal
B3 Bahan Berbahaya dan DPJP Dokter Penanggung Jawab
Beracun Pasien
BAB Buang Air Besar DT Demam Tifoid
BAK Buang Air Kecil EC Et Causa/ disebabkan
BB Berat Badan FAM Fibroadenoma Mammae
BBL Bayi Baru Lahir FR Feses Rutin
BBLR Berat Badan Lahir Rendah G..P..A.. Hamil ke.. Melahirkan ke..
BBLSR Berat Badan Lahir Sangat Abortus ke..
Rendah GDP Gula Darah Puasa
BP Bronchopneumonia GDS Gula Darah Sewaktu
BPL Boleh Pulang H2TL Hemoglobin, Hematokrit,
singkatan Keterangan /Arti Trombosit, Leukosit
BPJS Badan Penyelenggara Hb Hemoglobin
Jaminan Sosial HCU High Care Unit
BT Masa Perdarahan Ht Hematokrit
BTA Bakteri Tahan Asam HT Hipertensi
BU Bising Usus (im) Intra Muscular
Ca Carsinoma (iv) Intra Vena
Ca+ Kalsium IPAL Instalasi Pengelolaan Air
Cm Compos Mentis/ sadar Limbah
penuh IPSRS Instalasi Pemeliharaan
Cm Sentimeter Sarana Rumah Sakit
CM Catatan Medis ISPA Infeksi Saluran Pernafasan
CSSD Central Sterilisasi Supply Atas
Department G Gram
CT Masa pembekuan HIL Hernia Inguinalis Lateralis
D.H Diet Hati ICU Intensive Care Unit
D.J Diet Jantung IGD Instalasi Gawat Darurat
DB Demam Berdarah IMD Inisiasi Menyusui Dini
DBD Demam Berdarah Dengue IMT Index Massa Tubuh
DD Differensial Diagnosis/ JKN Jaminan Kesehatan
Diagnosa Banding Nasional
DF Dengue Fever (kp) Kalau Perlu
DHF Dengue Haemorragic Fever K Kalori

35
KP Koch Pulmonum PULPAK Pulang paksa
K3RS Kesehatan & Keselamatan Px Pasien
Kerja Rumah Sakit Rh Ronchi
KDK Kejang Demam Komplek Ro Rontgen
KDS Kejang Demam Sederhana RSU Rumah sakit umum
KIS Kartu Indonesia Sehat R.G Rendah Garam
KPRS Keselamatan Pasien Rumah R.L Rendah Lemak
Sakit R.P Rendah protein
KNC Kejadian Nyaris Cedera R.Purin Rendah Purin
KPC Kejadian Potensial Cedera R.S Rendah Serat
KPD Ketuban Pecah Dini RL Ringer laktat
KTC Kejadian Tidak Cedera RM Rekam Medis
KTD Kejadian Tidak Diharapkan R Sisa Rendah sisa
K+ Kalium RPD Riwayat Penyakit Dahulu
(kp) Kalau perlu SADT Sediaan Apus Darah Tepi
KPRI Pasien Cash Rawat Inap SIM RS Sistem Informasi
L Laki-laki Manajement Rumah Sakit
LL Lemak Lengkap Sups Suspicious/ Dicurigai
LLA Lingkar Lengan Atas STT Soft Tissue Tumor
LED Laju Endap Darah T Tensi
Leu Leukosit Tab Tablet
Lt Lantai TB Tinggi Badan
MDT Morfologi Darah Tepi TB PARU Tuberkulosis paru
MFK Manajement Fasilitas dan Tc Trombosit
Keselamatan TD Tekanan darah
Mg Milligram T.D Thypoid Diet
MP Methyl Prednisolon TFU Tinggi Fundus Uteri
N Nadi TL Tanggal Lahir
Na+ Natrium TETP Tinggi Energi Tinggi
NTE Nyeri Tekan Epigastrium Protein
Obs Observasi TKTP Tinggi Kalori Tinggi
Os Orang sakit Protein
PT.BMKA PT.Budi Mulia Karunia TORCH Toxoplasma, rubella,
Abadi Cytomegalovirus, Herpes
P Perempuan TTD Tanda tangan
PA Patologi Anatomi ttt Tertentu
(po) Per- Oral Sc Section Caesaria
Pj Penangung Jawab UL Urin Lengkap
PMKP Peningkatan Mutu dan VBS Ventrikular Breath Sound
keselamatan pasien Wh Wheezing
PPI Pencegahan dan
pengendalian Infeksi

36
 Bagaimana standarisasi symbol yang boleh digunakan dirumah sakit?
simbol Keterangan /Arti Simbol Keterangan /Arti
≠ Fraktur + Ada
Naik/ tinggi - Tidak ada
Turun/ rendah > Lebih
Sinistra/ kiri < Kurang
S
± Kurang lebih
Dextra / kanan Pembukaan
D

Normal
N
n

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)


 Sebutkan 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
 Bagaimana prosedur identifkasi pasien di RS Puri Asih?
1. Pembuatan data pasien sesuai denga KTP dan SIM atau Paspor
2. Identifikasi dilakukan sekurang-kurangnya melalui 2 (dua) dari 3 (tiga) data yaitu Nama
Pasien, Nomor Rekam Medis, atau Tanggal Lahir.
3. Pasien Rawat Jalan diidentifikasi melalui form registrasi
4. Pasien Rawat inap diidentifikasi melalui gelang identitas pasien
5. Selalu gunakan kalimat terbuka dalam proses pengidentifikasian pada pasien
6. Jangan melakukan prosedur apapun pada pasien yang tidak bisa teridentifikasi dengan jelas
(tidak menggunakan gelang atau tidak terpenuhi 2 data wajib). Pengecualian pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, IPI/ICU dan kamar operasi serta penolakan pasien dengan
tetap memperhatikan data identitas pasien.
 Gelang identitas apa saja yang digunakan di rumah sakit?
1. Gelang identitas : BIRU (laki-laki), PINK (perempuan)
2. Gelang pasien resiko jatuh : stiker warna KUNING pada gelang identitas
3. Gelang alergi: stiker MERAH pada gelang identitas

37
 Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?
Saat memasang gelang dijelaskan:
1. Jelaskan Isi gelang identitas (Nama, No RM, Tanggal Lahir)
2. Jelaskan manfaat gelang
3. Jelaskan jangan melepas gelang selama di rawat
4. Minta pasien mengingatkan petugas bila melakukan tindakan atau memberikan obat tidak
melihat gelang identitas
 Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
1. Saat dilakukan pemberian obat
2. Saat pemberian tranfusi darah
3. Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi
4. Saat dilakukan tindakan kedokteran
5. Saat pemberian makanan
 Bagaimana cara verifikasi identias agar TEPAT pasien?
Identifikasi pasien secara verbal (bertanya) dan visual (melihat gelang identitas)
 Salah satu bentuk berkomunikasi yang mempunyai beresiko terjadi kesalahan?
1. Saat perintah diberikan secara lisan
2. Saat perintah diberikan melalui telepon
3. Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis
 Bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif di Rumah Sakit?
Teknik SBAR:
Berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan pelaporan
Situation: kondisi terkini yang terjadi pada pasien
Backgroud: informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
Appearance: hasil pengajian kondisi pasien terkini
Recommendation/Request: saran yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
RS Puri Asih melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan metode
TULBAKON (Tulis, Baca kambali, konfirmasi ulang) terhadap perintah yang diberikan sbb:
1. Catat lengkap pada rekam medis:
 Isi perintah
 Nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah
 Nama lengkap pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan kunjungan
berikutnya)
 Tanggal dan jam
2. Baca kembali isi perintah dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka
nama obat harus dieja satu persatu hurufnya
3. Konfirmasi ulang secara lisan dan tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah
 Apa yang dimaksud dengan obat High alert? Sebutkan jenisnya?
 Definisi:
obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadiya kesalahan/eror/kejadian sentinel
 Jenis:
 LASA
 Elektrolit konsentrat

38
Obat diberi penanda/ label yang jelas:

Stiker berwarna MERAH bertulis “High Alert”

Stiker berwarna KUNING bertuliskan “LASA”

 Sebutkan contoh obat-obata Elektrolit Konsentrat?


 Nacl 3% infus
 KCL injeksi
 Dex 40% injeksi
 Tyarit injeksi
 Inviclot injeksi
 Epineprin injeksi
 Fargoxin injeksi
 Sediaan Insulin (Novorapid, Lantus, Novomix, Sansulin R & N )
Pengelolaan :
Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di instalasi Farmasi,
HCU/ICU, Unit Gawat Darurat & Depo IBS. Ruangan – ruangan tersebut harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang. Di bagian Farmasi golongan obat tersebut diletakan di tempat tersendiri

 Apakah yang dimaksud dengan obat LASA?


LASA: Look Alike Sound Alike
Daftar dapat ditemukan di Panduan Penggunaan Obat High Alert Instalasi Farmasi RSU PURI
ASIH.
1. Obat Look Alike : obat dengan kemasan yang mirip biasanya obat dari industry farmasi yang
sama namun jenis/dosis/kekuatan/bentuk sediaannya berbeda. Contoh : Glimeperide 1 mg dan
2 mg : Amlodipine 5 mg dan 10 mg; Glucophage 500 dan Glucophage XR 500; Bisolvon drop
dan Bisolvon eliksir bunyi/ ucapan yang mirip. Contoh : Brainact & Brenax tablet; Imox
tablet dan Imux syrup
2. Obat Look Alike Sound Alike : Obat dengan kemasan mirip dan juga bunyinyapun mirip
Contoh : Glucophage & Glucovance
 Bagaimana penanganan terhadap obat LASA ?
1. Wadah penyimpanannya ditempelkan stiker LASA berwarna Kuning dan penyimpanannya
tidak berdekatan sehingga lebih waspada
2. Pada tahap dispensing obat diberikan stiker LASA pada etiket
3. Harus dieja perhuruf bila ada order secera lisan/via telepon dengan kode ponetik

 Sebutkan tiga hal yang dilakukan sehubungan dengan prosedur keselamatan pasien di
Kamar Operasi?
Sign in: sebelum induksi Time – out: Sebelum insisi Sign out: sebelum
anestesi kulit pasien meninggalkan
Kamar Operasi
1. Periksa identifikasi pasien, 1. Konfirmasi anggota tim ( 1. Perawat melakukan

39
prosedur, informed nama dan peran ) konfirmasi secara
consent 2. Konfirmasi nama pasien, verbal, bersama dokter
2. Sisi operasi sudah prosedur dan lokasi insisi bedah dan anestesi
ditandai? 3. Antibiotik profilaksis sudah a. Nama prosedur
3. Mesin anestesi dan obat- diberikan dalam 60 menit b. Instrumen, kassa,
obatan lengkap? sebelumnya jarum lengkap
4. Pulse oximeter terpasang 4. Antisipasi kejadian kritis : c. Spesimen telah
dan berfungsi? a. Dr. Bedah : apa diberi label dengan
5. Alergi? langkah,berapa PID tepat
6. Kemungkinan kesulitan lama,kemungkinan d. Apa ada masalah
jalan nafas atau aspirasi? kehilangan darah? peralatan yang harus
7. Risiko kehilangan darah ≥ b. Dr. Anestesi : apa ada hal ditangani
500 ml yang memerlukan 2. Dokter bedah dan
perhatian khusus pada anestesi kepada
pasien? perawat, apa yang harus
c. Perawat: Sterilitas diperhatikan dalam
instrument? pemulihan dan
5. Imaging yang diperlukan manajemen pasien
sudah dipasang?

 Bagaimana prosedur checklist keselamatan saat operasi ?


Langkah – langkah :
1. Check in, yaitu dilakukan serah terima pasien saat tiba dikamar bedah, meliputi :
serah terima pasien, dokumen dan pemeriksaan penunjang
2. Sign in, dilakukan konfirmasi di ruangan induksi/persiapan meliputi : Identitas, jenis
operasi, lokasi operasi, penandaan area operasi, kelengkapan data dan kesiapan
anestesi
3. Time Out, dilakukan konfirmasi di kamar pasien sesaat sebelum dilakukan insisi,
meliputi : Identitas pasien, seluruh anggota tim, jenis operasi, lokasi operasi,
penandaaan pemeriksaaan penunjang, pemberian antibiotic profilaksis bila
diperlukan. Hal hal kritis yang perlu diperhatikan baik oleh dokter anestesi / dokter
bedah, kelengkapan instrument / kasa
4. Sign Out, dilakukan konfirmasi setelah operasi selesai dan sebelum penutupan luka
operasi b erupa verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapan instrument, kassa,
alat tajam, specimen dan cedera paska operasi
5. Check Out, serta terima pasien, dokumen dan pemeriksaan penunjang
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat siekuler (circulating nurse)
dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat anesthesia
 Bagaimana prosedur penandaan lokasi operasi di rumah sakit?
1. Dokter operator mengkonfirmasi pasien daerah/bagian tubuh yang akan dilakukan
operasi
2. Dokter operator melakukan penandaan yang berupa lingkaran pada daerah/bagian
tubuh tersebut dengan spidol marker
40
 Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan
pada 5 saat cuci tangan/5 momen, yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien yang berisiko
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
 Berapa langkah dalam cuci tangan ?
6 Langkah cuci tangan
1. Telapak tangan
2. Punggung tangan
3. Sela – sela jari
4. Punggung Jari –jari (Gerakan Kun ci )
5. Sekeliling Ibu Jari (Pu tar – putar )
6. Kuku dan ujung jari ( Putar – putar )
 Sebutkan 2 cara cuci tangan ?
1. HANDWASH dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB dengan gel / cairan berbasis alcohol waktunya : 20 – 30 detik
 Apa perbedaan indikasi melakukan cuci tangan dengan handrub dan sabun + air
mengalir ?
1. Dengan Handrub → tangan tidak tampak kotor, contoh :
a. Setelah memeriksa pasien
b. Setelah memegang status pasien
c. Akan mengambil sampel darah
2. Dengan Sabun + air mengalir → tangan terlihat kotor, contoh :
a. Tangan terkena muntahan / urine
b. Setelah membersihkan limbah
 Siapa dan bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode
pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak
menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE dan pada geriatric menggunakan SYDNEY SCORING
SKALA MORSE ( dewasa)

No
Risiko Skala skor
1 Riwayat jatuh, yang baru atau dalam waktu 3 bulan Tidak 0
terakhir Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder > 1 Tidak 0
Ya 15
3 Alat bantu jalan 0
- Bedret/dibantu perawat
- Penopang, tongkat/walker 15
- Furnitur 30
4 Pemberian antikoagulan/obat lain yangdigunakan Tidak 0
yang mempunyai side efek jatuh / terpasang infus Ya 25

41
5 Cara jalan / berpindah 0
- Normal/bedrest/imobilisasi
- Lemah 15
- Terganggu 30
6 Status mental 0
- Orientasi sesuai kemampuan diri
- Lupa keterbatasan diri 15
JUMLAH SKOR
Keterangan 0 – 24 : Resiko Jatuh Rendah
25 – 44 : Resiko jatuh sedang
≥ 45 : risiko tinggi

SYDNES SCORING ( geriatric )

No Tingkat Risiko Skor


1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak,berayun) 4
2 Pusing / pingsan pada posisi tegak 3
3 Kebingungan setiap saat 3
4 Nokturia / inkontinensia 3
5 Kebingungan intermiten 2
6 Kelemahan umum 2
7 Obat-obat beresiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti 2
psikotik, laksatif, vasodilator, anti sritmia, anti hipertensi, obat
hipoglikemik, anti depresan, neuroleptik, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan sebelumnya 2
9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan atau penglihatan 1
11 Usia 70 tahun ke atas 1
JUMLAH
Keterangan
1 – 3 : Risiko Rendah
≥ 4 : Risiko Tinggi

HUMPTY DUMPTY ( anak )

Parameter Kriteria Skor Kriteria Skor


Umur <3 th 4 Jenis kelamin :
3-7 th 3 L 1
8-13 th 2 P 2
14-18 th 1
Diagnosis Kelaianan neurologis 4
Gangguan oksigenasi ( pernafasan, anemia, 3
dehidrasi,anoreksia, sinkop, sakit kepala
Kelemahan fisik / Kelainan psikis 2
Diagnosa lain 1
Gangguan Tidak memahami keterbatasan 3
kognitif Lupa keterbatasan 2
Orientasi terhadap kelemahan 1
Lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi - anak 4
Menggunakan alat bantu (box /mebel) 3
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien berada diluar area ruang perawatan 1
Post operasi <24 jam / <48 jam / >48 jam 3/2/1
Penggunaan obat Obat sedatif, hipnotik, barbiturat, phenotiazin 3
Salah satu obat di atas 2

42
Pengobatan lain 1
Jumlah skor
skor 7 – 11 : Risiko jatuh rendah
skor ≥ 12 : Risiko tinggi untuk jatuh

Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kapada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien
dan mengedukasi pasien dana tau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko
jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.

 Apa yang dilakukan bila ada pasien jatuh ?


1. Dilakukan tata laksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan
pasien
2. Laporkan kejadian ke Subkomite KPRS ( Keselamatan Pasien Rumah Sakit ) RSU
PURI ASIH

VI. PROGRAM NASIONAL


Sasaran I : Penurunan angka kematian ibu dan bayi dan peningkatan kesehatan Ibu
dan bayi
Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian
bayi dan meningkatkan kesehatan ibu
Sasaran II : Penurunan angka kesakitan HIV / AIDS (
Rumah Sakit Tidak melakukan peyanan HIV
Sasaran III : Penurunan angka kesakitan tuberculosis
Rumah sakit melaksanakan program DOT’S (Directly Observed
Treatnment Short- Course ) untuk menurunkan angka TB

Sasaran IV : Pengendalian Resistensi anti mikroba


Untuk mengendalikan resistensi anti mikroba Rumah Sakit membuat
PPRA ( program pengendalian resistensi anti mikroba)
Sasaran V : Pelayanan Geriatri
Rumah sakit membentuk TIM geriatri

 Bagaimana cara RS untuk melaksanakan PONEK ?


1. Program Keraja Ponek
2. Pelaporan program kerja PONEK
3. Kebijakan RS dalam pelayanan PONEK
a. Pedoman Pelayanan PONEK
b. Pedoman Pengorganisasian PONEK
c. SPO PONEK
4. Pembentukan Tim PONEK RS

43
5. Pelatihan Tim PONEK
6. Melaksanakan fungsi rujukan PONEK pada RS
7. Pelayanan obstetric dan neonates termasuk pelayanan kegawat daruratan (
PONEK 24 JAM )
8. Insiasi Menyusui Dini (IMD)
9. Pemberian ASI Eksklusif
10. Perawatan metode Kanggura ( PMK ) pada BBLR
11. Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi ( RSSIB ) : 10 Langkah menyusui dan peningkatan
kesehatan ibu

 Bagaimana Pemeriksaaan ulang dahak untuk memantau hasil pengobatan


pada pasien TBC

44
 Bagaimana alur diagnosis & tindak lanjut pasien TBC dewasa ?

45
 Bagaimana mendiagnosis TB pada anak ?

46

Anda mungkin juga menyukai