1
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN ( ARK)
2
pernafasan, defibrilator,
monitor)
DERAJAT 3 Dokter, perawat dan Standar kompetensi dokter Monitor ICU portable
TPK / petugas harus diatas standar yang lengkap,
keamanan minimal : ventilator dan alat
Dokter : transfer yang
Minimal 6 bulan memenuhi standar
pengalaman mengenai minimal.
perawatan pasien
intensif dan bekerja di
ICU
Ketrampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
Ketrampilan
menangani
permasalahan jalan
dan pernafasan,
minimal level ST 3
atau sederajat
Harusnya mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien dengan
sakit berta / kritis
Perawat :
Minimal 2 tahun
bekerja di ICU
Ketrampiln bantuan
hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien dengan
sakit berat / kritis
3
M)
DERAJAT 1 Petugas ambulan Bantuan hidup dasar, Kendaraan HDS /
dan perawat pelatihan tabung gas, ambulan, oksigen,
pemberian obat-obatan, suction, tiang infus
kenal akan tanda deteriorasi, protable, infus pump
ketrampilan trakeostomi dan dengan baterai,
suction oksimetri
DERAJAT 2 Dokter, perawat Semua ketrampilan diatas, Ambulan, semua
dan petugas ditambah: penggunaan alat peralatan diatas,
ambulan pernafasan, bantuan hidup ditambah: monitor EKG
lanjut, penggunaan kantong dan tekanan darah dan
pernafasan (bag-valve defibrilator bila
mask), penggunaan diperlukan.
defibrilator, penggunaan
monitor intensif.
DERAJAT 3 Dokter, perawat Dokter : Ambulan lengkap /
dan petugas Minimal 6 bulan AGD 118, monitor ICU
ambulan pengalaman mengenai portble yang lengkap,
perawatan pasien ventilator dan peralatan
intensif dan bekerja di tranfer yang memenuhi
ICU standar minimal
Ketrampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
Ketrampilan menangani
permasalahan jalan dan
pernafasan, minimal
level ST 3 atau sederajat
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis
Perawat :
Minimal 2 tahun bekerja
di ICU
Ketrampiln bantuan
hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis
4
Apa yang dimaksud dengan kode biru (Code Blue) dan bagaimana prosedurnya ?
Salah satu kode prosedur emergency untuk kasus-kasus henti jantung / henti nafas
pada anak dan dewasa serta kegawat daruratan medis lainnya (termasuk area non-
pasien) di Rumah Sakit Umum Puri Asih Jatisari Karawang.
Tim terdiri dari dokter jaga IGD atau bangsal, perawat IGD, perawat rawat inap, perawat
ICU, perawat IBS yang sedang dinas yang telah dilatih dan terampil dalam memberikan
Bantuan Hidup Lanjut / Advance Life Support
Prosedur Code Blue
1. Ditemukan korban / pasien dengan cardiopulmonary arrest
2. Staf yang menemukan memanggil pertolongan dengan kode “Code blue” melalui
Handy Talky (HT)
3. Tim Code Blue menerima dan menanyakan posisi kejadian melalui HT
4. Tim Code Blue menyiapkan diri dan peralatan menuju lokasi
5. Sambil menunggu, penemu melakukan bantuan hidup dasar (kompresi saja jika staf
non-medis, kompresi dan ventiasi jika staf medis paramedis)
Jika tidak memiliki kemampuan bantuan hidup dasar, amankan korban dari
kerumunan sementara menunggu Tim Code Blue datang
Setelah tim kode biru datang ke lokasi, tim akan mengambil alih tugas resusitasi
Jika dokumentasi semua tindakan yang dilakukan oleh tim Code Blue
6. Pindahkan korban secepat mungkin setelah stabil untuk mendapatkan perawatan lebih
7. Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal ditempat, korban harus tetap
dipindahkan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atau mengkonfirmasi
kematian
8. Pindahkan korban secepat mungkin setelah stabil untuk mendapatkan perawatan lebih
9. Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal ditempat, korban harus tetap
dipindahkan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atau mengkonfirmasi
kematian
5
Memerlukan bantuan untuk melaksanakan aktivitas
Pasien anak dengan penyakit kompleks dan pemberi asuhan tidak mampu merawat
pasien ketika pulang
7
3. Kamera CCTV yang mengalami kerusakan
Dilaporkan setiap shift kepada Direksi
Bagaimana prosedur penerimaan tamu di RSU Puri Asih Jatisari Karawang?
Tamu / visitor RSU Puri Asih Jatisari Karawang ialah tamu yang berkunjung ke RSU Puri
Asih Jatisari Karawang selain keluarga pasien dan pembesuk.
Prosedur penerimaan tamu :
1. Tamu / visitor yang datang melapor ke security di meja / counter security lantai 1
2. Security menanyakan keperluan dan tujuan tamu / visitor tersebut
3. Security menanyakan identitas / tanda pengenal tamu / visitor
4. Tamu / visitor mengisi buku tamu sebagai tanda masuk
5. Security meminta identitas KTP tamu / visitor sebagai jaminan
6. Security memberikan kartu tamu dan menjelaskan kartu tamu harus dipakai selama
berada di lingkungan RSU Puri Asih Jatisari Karawang
7. Jika keperluan tamu / visitor ke unit tertentu, petugas security menghubungi unit yang
dimaksud, dan meminta tamu untuk menunggu
8. Saat pulang tamu / visitor menghubungi security untuk menukar kartu tamu dengan
identitas yang menjadi jaminan
9. Tamu / visitor menandatangani buku tamu untuk tanda keluar
Apa yang dilakukan jika pasien menolak / memberhentikan tindakan resusitasi atau
pengobatan yang diberikan ?
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan untuk menolak pelayan resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis dan di formulir Do Not
Resucitate (DNR)
Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan dalam rekam medis pasien
Bagaimana prosedur pemberian informed consent di RSU Puri Asih Jatisari
Karawang?
Semua tindakan keperawatan harus mendapat persetujuan pasien atau keluarga. Pernyataan
persetujuan (informed consent) dari pasien didapat setelah diberi informasi oleh dokter, dan
dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pasien.
Informed consent tertulis diperoleh sebelum tindakan pembedahan / operasi, anastesi/sedasi,
penggunaan darah atau produk darah, tindakan atau pengobatan yang beresiko.
Bagaimana prosedur pemberian informasi mengenai tindakan medis akan dilakukan
kepada pasien?
Dokter atau petugas yang kompeten memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
dengan menggunakan formulir pemberian informasi tindakan kedokteran dan ditandatangani
oleh pemberi informasi dan oleh pasien/keluarga.
Bagaimana prosedur rumah sakit dalam menghadapi komplain dari pasien atau
keluarga pasien?
1. Petugas unit terkait menerima komplain dari pasien / keluarga
2. Lakukan telaah dan tindak lanjut terhadap komplain
3. Apabila pasien/keluarga tidak puas maka komplain diteruskan kepada atasan langsung
atau case manager
4. Jika pasien/keluarga masih belum puas, maka mengisi form dan menyampaikan
kepada manajemen dan pihak terkait
8
5. Untuk komplain yang bersifat medis maka akan disampaikan oleh Kabid Yanmed
atau DPJP dan untuk komplain non medis akan disampaikan oleh case manager
6. Bila pasien masih belum puas juga, maka komplain akan dilaporkan dan diatasi
langsung oleh Direktur
7. Semua komplain yang terjadi akan dilaporkan kepada handling komplain : Ka. Subag
Humas dan Pemasaran untuk direkap menjadi laporan bulanan kepada pihak
manajemen
Bagaimana Rumah Sakit melindungi barang milik pasien ?
Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pada pasien dengan kondisi tidak mampu
mengamankan atau mampu membuat keputusan mengenai barang-barang milik pasien.
Misal :
1. Pasien tidak sadar
2. Gangguan mental
3. Cidera berat
4. Datang tanpa didampingi keluarga atau pengantar
5. Pasien sadar yang akan dilakukan tindakan tetapi datangs endiri ke rumah sakit
Contoh : kacamat, gigi palsu, jam tangan, dompet, tas, obat, dsb.
Apa yang saudara ketahui tentang kebutuhan unik pasien tahap terminal/akhir
kehidupan?
1. Pemberian pelayanan yang sesuai dengan permintaan pasien dan keluarga (gejala
primer dan sekunder serta manajemen nyeri)
2. Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi budaya
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan
4. Memberi respon pada hal psikologis, emosional, spiritual, dan budaya dari pasien dan
keluarga
Bagaimana perilaku petugas dalam menghargai pasien tahap terminal?
1. Petugas harus menghormatis setiap keputusan pasien
2. Petugas menunjukan simpati pada pasien dan keluarga dengan cara :
Tidak tertawa-tawa atau bercanda didekat pasien dan counter perawat
Tidak berbisik-bisik didepan pasien dan keluarga
Jaga privasi pasien
Ekspresi wajah dan bahasa tubuh menunjukan empati
Berbicara dengan suara jelas dan lembut
Kontak mata dengan pasien dan keluarga pasien
Berikan penguatan dengan memberikan sentuhan lembut pada lengan atau bahu
pasien atau keluarga pasien
Bagaimana prosedur pasien yang memerlukan bimbingan rohani?
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan spiritual dari form edmisi
2. Perawat memanggil keluarga untuk mendiskusikan kebutuhan spiritual pasien
3. Perawat memanggil petugas rohani sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Petugas rohani memberikan bimbingan rohani sesuai dengan kebutuhannya
9
ASSESMEN PASIEN (AP)
Siapa dan apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien baru di rawat inap?
Pengkajian pasien baru dirawat inap dilakukan oleh dokter dan tenaga keperawatan
Yang dikaji oleh dokter yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikologis, sosial ekonomi, kebiasaan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
penunjang sebelum dirawat, hasil pemeriksaan penunjang sekarang, diagnosis dan diagnosis
banding, rencana penatalaksanaan, rencana pemulangan / discharge planning
Yang dikaji oleh tenaga keperawatan yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang,
riwayat kesehatan, status psikologis, sosial ekonomi, kebiasaan, pemeriksaan fisik, skrinign
resiko nutrisional, skrining nyeri dan assesmen nyeri pada pasien yang ada rasa nyerinya,
skrining kebutuhan fungsional termasuk assesmen risiko jatuh, skrining resiko decubitus dan
assesmen tingkat kemandirian, masalah keperawatan, rencana penatalaksanaan, rencana
pemulangan / discharge planning.
Kapan pengkajian itu dicatat dalam rekam medis pasien?
Pengkajian awal dicatat dalam rekam medis oleh dokter dan tenaga keperawatan dalam waktu
24 jam setelah pasien di rawat inap
Siapa dan apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien baru di Rawat Jalan?
Pengkajian tersebut adalah dokter, dokter gigi dan tenaga keperawatan
Yang dikaji oleh dokter yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikososio ekonomi, kebiasaan, status gizi, pemeriksaan fisik, diagnosis,
dan rencana penatalaksanaan
Yang dikaji oleh perawat yaitu keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan, status psikososio ekonomi, kebiasaan, status gizi, pemeriksaan fisik, assesmen
nyeri pada pasien, assesmen resiko jatuh, masalah keperawatan, dan rencana
penatalaksanaan.
Kapan pengkajian itu dicatat dalam rekam medis pasien?
Pengkajian yang dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan perawat dicatat dan dilengkapi dalam
rekam medis dalam waktu 2 jam setelah pasien diterima di rawat jalan
Bagaimana prosedur assesmen nyeri di RSU Puri Asih Jatisari Karawang?
Perawat melakukan penilaian Severity (seberapa berat nyeri dirasakan dengan menggunakan :
a. Numeric scale (pasien sadar dan anak usia > 7 tahun
b. Wong Baker Faces pain Scale untuk dewasa dan anak-anak usia > 3 thaun
c. Cries Pain Scale (neonatus 0-6 bulan) di ruang intensif
d. Flacc pain Scale (2 bulan-7 tahun)
e. Comfort Pain Scale (pasien tidak sadar di ruang intensif)
10
NUMERIC SCALE
Kriteria 0 1 2
Crying Tidak ada tangisan Tangisan yang Tangisan melengking tapi
atau tangisan yang melengking tapi bayi tidak mudah dihibur
melengking mudah dihibur
Requires Tidak perlu Perlu oksigen Perlu oksigen >30%
oksigen <30%
Increased Keduanya baik Detak jantung Detak jantung atau
detak jantung dan atau tekanan tekanan darah meningkat
tekanan darah tidak darah meningkat >20% nilai base line
berubah atau tetapi ,20% nilai
kurang dari nilai base line
base line
Expression Tidak ada seringai Seringai ada Seringai dan tidak ada
suara tangisan dengkur
Sleepless Anak secara terus Terbangun pada Anak terjaga terbangun
menerus tertidur interval berulang terus menerus
Skor Nyeri Intervensi
0-3 1. Lanjutkan observasi
2. Koordinasi dengan medis untuk
pemberian analgetik
3. Tindakan keperawatan mengurangi
nyeri
Contoh: pengaturan posisi
11
4-7 Pertimbangkan pemberian analgetik
8-10 Berikan analgetik sesuai order
Kriteria 0 1 2
Face / Rupa Tidak ada ekspresi Terkadang meringis Dagu gemetar dan
tertentu atau atau mengerutkan rahang diketap
senyuman dahi, muram, tidak berulang
gembira
Leg / Kaki Posisi normal atau Gelisah, resah, Menendang, atau
santai tegang menarik kaki
Activity / Rebahan dengan Menggeliat, maju, Menekuk, kaku
Aktivitas tenang, posisi mundur, tegang atau hentak
normal, bergerak
dengan mudah
Cry / Tangisan Tidak ada tangisan Mengerang atau Menangis terus
(terjaga atau merengek; gerutuan menerus, menjerit
tertidur) sekali-kali atau terisak-isak,
menggerutu secara
berulang
Consolability Bersuara tenang, Tenang bila Sulit
nyaman dipeluk, digendong mengungkapkan
atau diajak bicara suara yang normal
atau merasa tidak
nyaman
Skor Nyeri Intervensi
0-3 1. Lanjutkan observasi
2. Koordinasi dengan medis untuk
pemberian analgetik
3. Tindakan keperawatan untuk
mengurangi nyeri (contoh:
pengaturan posisi, distraksi &
tarik nafas panjang
4-7 Pertimbangkan pemberian analgetik
8-10 Berikan analgetik sesuai order
Comfort Scale
Penilaian intensitas atau derajat nyeri untuk bayi, anak-anak dan dewasa di critical
area atau ruang perawatan insentif, yaitu:
1. Alertness / Kesiagaan
(1) Tertidur dalam
12
(2) Tertidur tidak dalam
(3) Mengantuk
(4) Sepenuhnya terjaga dan siaga
(5) Siaga penuh
2. Calmness / Ketenangan
(1) Tenang
(2) Sedikit cemas
(3) Cemas
(4) Sangat cemas
(5) Gugup / Panik
3. Respiratory Distress / Gangguan Pernafasan
(1) Tidak ada batuk dan tidak ada pernafasan spontan
(2) Pernafasan spontan dengan sedikit atau tanpa respon pada ventilasi
(3) Batuk sesekali atau resistensi pada ventilasi
(4) Dengan aktif bernafas melawan ventilator atau batuk regular
(5) Melawan ventilator, batuk dan tersedak
4. Crying / Tangis
(1) Nafas hening, tidak ada tangis
(2) Tersedu sedan
(3) Merintih
(4) Tangisan
(5) Jeritan
5. Physical Movement / Gerakan Fisik
(1) Tidak ada gerakan
(2) Sesekali, gerakan ringan
(3) Berulang, gerakan ringan
(4) Gerakan bertenaga
(5) Gerakan bertenaga termasuk batang tubuh dan kepala
6. Muscle Tone / Kekuatan Otot
(1) Otot secara total rileks, tidak ada kekuatan tonus otot
(2) Kekuatan tonus otot berkurang
(3) Kekuatan tonus otot normal
(4) Kekuatan tonus otot meningkat dan fleksi dari jari tangan dan jari kaki
(5) Kekuatan rigid/kaku dan fleksi dari jari tangan dan jari kaki
7. Facial Tension / Ketegangan Wajah
(1) Otot muka secara total rileks
(2) Tonus otot muka normal nada; jelas tidak ada ketegangan otot muka
(3) Ketegangan jelas di beberapa otot muka
(4) Jelas ketegangan sepanjang otot muka
(5) Otot muka menggeliat dan menyeringai
8. Blood Pressure / Tekanan Darah (MAP) Baseline
(1) Tekana darah di bawah normal
(2) Tekanan darah secara konsisten normal
13
(3) Peningkatan tekanan darah (jarang) 15% atau lebih di atas normal (1-3 kali
selama 2 menit observasi)
(4) Peningkatan tekanan darah berulang (sering) 15% atau lebih di atas baseline
(>3 kali selama 2 menit observasi)
(5) Peningkatan tekanan darah menetap sebesar 15% atau lebih
9. Baseline Heart Rate / Detak Jantung Normal
(1) Detak jantung di bawah normal
(2) Detak jantung secara konsisten normal
(3) Peningkatan detak jantung (jarang) 15% atau lebih di atas baseline (1-3 kali
selama 2 menit observasi)
(4) Peningkatan detak jantung berulang 15% atau lebih di atas garis baseline (>3
kali selama 2 menit observasi)
(5) Peningkatan detak jantung menetap sebesar 15% atau lebih
14
Tanyakan apakah ada penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir. Skor 0: tidak, skor 1: ya
Untuk bayi (1-12 bulan) tanyakan apakah berat badan tidak naik selama 1 minggu terakhir.
Skor 0: tidak, skor 1: ya
Langkah 3.
Tanyakan apakah ada tanda-tanda:
a. Diare >5x atau muntah >3x dalam sehari. Skor 0: tidak, skor 1: ya
b. Asupan makanan berkurang dalam 1 minggu terakhir. Skor 0: tidak, skor 1: ya
Langkah 4.
Amati apakah ada penyakit yang mengakibatkan pasien mengalami malnutrisi. Skor 0: tidak,
skor 1: ya
Langkah 5.
Tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk menilai adanya risiko
malnutrisi.
a. Total skor 0: tidak ada risiko
b. Total skor 1-3: risiko sedang (dilakukan pemantauan oleh ahli gizi)
c. Total skor 4-5: risiko tinggi (dikoordinasikan dengan ahli gizi untuk dilakukan asesmen
lanjut/ asuhan gizi
Bagaimana jika ada pasien dengan gelang kuning di luar ruang rawat?
Pastikan pasien di dampingi oleh keluarga dan terpasang alat pengaman
Hubungi perawat jaga
Bagaimana prosedur pemorsian makanan pasien?
1. Pramusaji mengecek daftar pasien saat itu
2. Cuci tangan dan memakai APD
3. Menyiapkan peralatan makan
4. Siapkan makanan yang akan diporsi bersama juru masak
5. Memorsi makanan sesuai diet pasien
6. Menutup makanan dengan plastik penutup
7. Memberikan label identitas pasien dan label diit khusus
Jelaskan prosedur dalam pendistribusian makanan?
1. Makanan yang sudah diporsi, dimasukkan ke dalam troli
2. Disusun berdasarkan urutan ruangan
3. Troli ditutup dan didorong ke ruangan
4. Makanan tiap pasien disusun berdasarkan jenis diit pasien dan dibagikan berdasarkan
urutan ruangan
5. Lakukan identifikasi pasien dengan mencocokkan gelang identitas pasien dengan label
makanan
Bagaimana penanganan sisa makanan dan peralatan makan pasien?
1. Ambil bekas peralatan makan pasien dari ruangan dengan troli khusus peralatan kotor
2. Pisahkan peralatan makan pasien infeksius, buang sendoknya
3. Buang sisa makanan ke kantong plastic
4. Rendam peralatan makan dengan air
5. Cuci dengan sabun. Pisahkan spons pencuci piring untuk pasien infeksius
15
6. Bilas dengan air bersih mengalir
7. Bilas dengan air panas mengalir
8. Letakkan di rak piring, biarkan kering
9. Simpan di lemari penyimpanan peralatan makan
16
3. Dokter jaga langsung melaporkan kepada DPJP, menandatangani formulir tersebut dan
mencatatnya pada CM perkembangan pasien terintegrasi
Standar waktu pelaporan nilai kritis laboratorium adalah 10 menit (dimulai dari adanya hasil
nilai kritis sampai dilaporkan kepada petugas)
Apa saja yang termasuk nilai kritis laboratorium dan beberapa nilainya?
Nilai Kritis Dewasa
17
PCO2 mmHg 21 66
PT Detik - 21
APTT Detik - 62
Apa saja yang harus dipakai petugas radiologi berhubungan dengan bahaya sinar x?
- TLD (Thermo Luminescence Dosimetri)
- Apron
Bagaimana prosedur mengurangi bahaya radiasi sinar x terhadap lingkungan sekitar?
- Menyalakan lampu tanda radiasi (merah)
- Mengunci pintu ruang X-Ray saat pemeriksaan
Sebutkan reagensia yang ada di Radiologi dan bagaimana alur pembuangannya?
- Jenis : Developer dan Fixer
- Pembuangan :
Ditampung di derigen dan diberi label
Dibawa ke TPS untuk selanjutnya dikelola oleh pihak ke 3 (Wastec)
18
a. Merah jambu 2
b. Pucat 1
c. Sianosis 0
5. Kesadaran
a. Sadar penuh 2
b. Bereaksi 1
c. Tak bereaksi 0
20
5.Apoteker mengisi form pelaporan efek samping/alergi obat melakukan analisa. Bila ada
rekomendasi, apoteker akan menyampaikannya kepada dokter
Bagaimana pengelolaan obat yang dibawa oleh pasien sendiri?
1. Dokter menanyakan kepada pasien/keluarga pasien apakah ada obat yang dibawa dari
rumah dan masih digunakan
2. Bila ada, dokter IGD/Poli mencatatnya di Form Rekonsiliasi Obat pasien
3. Pada saat visite dokter pertama sekali/sebelum order obat pertama kali oleh seorang
dokter, perawat harus menunjukkan dan menginformasikan form rekonsiliasi obat ini
kepada dokter
4. Obat yang dilanjutkan pemakaiannya diberikan kepada perawat, yang tidak digunakan
diberikan kembali ke pasien/keluarga pasien untuk dibawa pulang
Apakah isi form rekonsiliasi obat pasien?
1. Obat yang dibawa pasien dari rumah dan masih sedang digunakan oleh pasien
2. Alergi obat pasien
21
Bagaimana cara anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang
diberikan
Apa bukti bahwa edukasi telah diberikan kepada pasien?
1. Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
2. Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang
ditandatangani oleh pemberian edukasi dan penerima edukasi
3. Ada bukti dokumentasi verifikasi edukasi
22
Apa saja indikator mutu area prioritas RSU Puri Asih?
23
4 SKP 5. pengurangan Audit pelaksanaan cuci IPCN
risiko infeksi terkait tangan/hand hygiene di area
pelayanan kesehatan farmasi
24
Pengisapan lendir Ya ya tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
infeksius
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan tidak tidak Tidak Tidak Tidak
penyuntikan
Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya Ya Ya Ya
intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Memasang infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang DC(dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
cateter)
Perawat
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung masker Gaun/celemek kacamata topi
tangan
Memandikan pasien Tidak, kecuali Tidak Tidak Tidak Tidak
kulit tidak utuh
Vulva/penis hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong BAK Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Oral Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Pengisapan lendir Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka infeksius Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan penyuntikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya ya ya ya
Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Memasang infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang DC (dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
cateter)
Membersihkan meja, Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
monitor, syringe pump di
pasien
Membersihkan peralatan Ya(sarung Ya ya ya Tidak
25
habis pakai rumah tangga)
Transportasi pasien tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Cleaning Servis
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/celemek sepatu
Menyapu/ mengepel Ya Ya tidak Ya
Melap benda di sekitar pasien Ya Ya Tidak Ya
Membersihkan kamar mandi Ya Ya Tidak Ya
Mencuci alat bekas pasien Ya ya Ya ya
Laundry
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung Masker Gaun/celemek Kacamata Topi Sepatu
tangan
Pengambilan linen Ya Ya Tidak Tidak Tida Tidak
k
Perendaman linen Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Pencucian linen Ya ya Ya Ya ya ya
Penyetrikaan dan Tidak Tidak Tidak Tidak Tida Tidak
pelipatan k
Pendistribusian linen Tidak Tidak Tidak Tidak Tida Tidak
k
Farmasi
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker
Pembuatan puyer Tidak Ya
Memasukan obat ke dalam capsul ya Ya
Laboratorium
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/jas lab
Mengambil sample laboratorium Ya Tidak Ya
Memeriksa sample laboratorium Ya Ya Ya
Mencuci instrument/alat bekas pakai ya Ya Ya
Radiologi
Jenis tindakan/ kegiatan Jenis APD
Sarung tangan masker Gaun/apron
Pemotretan (paparan dgn sinar x) Ya (insidentil) Ya(insidentil) Ya
Melakukan USG Tidak Tidak Tidak
Menyuntikan zat kontras Tidak Tidak Tidak
26
Pencucian film Tidak Tidak Tidak
Gizi
Jenis tindakan/ Jenis APD
kegiatan Sarung tangan masker Gaun/celemek Topi
Pengolahan makanan Ya Ya Ya Ya
Pemorsian Ya Ya Ya Ya
penyajian Tidak Tidak Tidak tidak
27
Limbah benda TAJAM dan JARUM dibuang di tempat sampah khusus yang tidak
dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse yaitu SAFETY BOX. Contoh: jarum
suntik bekas, jarum infus, pisau bedah, pecahan ampul kaca.
Limbah cair dibuang di Spool Hoek.
Apakah RS menerapkan pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius?
Komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) Rumah Sakit telah menetapkan
pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius. Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber
infeksi, apakah lewat kontak, airbone, dan droplet.
Bagaimana kebijakan penempatan pasien dirawat inap sesuai dengan standar PPI
dirumah sakit?
Pasien ditempatkan sesuai dengan kategori pasien yaitu:
Kategori pasien keterangan penyakit Penempatan pasien
Pasien infeksius Penularan melalui Herpes, scabies, 1. Dirawat diruang
kontak impetigo, terpisah
purunkulosis pada 2. Bila tidak
bayi dan anak, mungkin lakukan
pedikulosis kohorting
Penularan melalui Hemifilus influenza 1. Tempatkan pasien
droplet tipe B termasuk ditempat terpisah
meningitis, 2. Bila tidak
epiglottitis dan mungkin
sepsis, difteri, kohorting
pneumoni, 3. Bila keduanya
inikoplasma, tidak mungkin
pertussis, influenza, buat pemisah
rubela dengan jarak 1
meter antar TT
Penularan melalui TB paru, varicella, 1. Tempatkan pasien
airborne campak, flu burung, diruang terpisah
mers-corv ebola yang mempunyai
tekanan negative
(ruang isolasi)
2. Usahakan pintu
ruang pasien
tertutup
3. Bila tidak
mungkin
kohorting dengan
jarak 1 meter
Ket : untuk TB paru
pada anak yang harus
di ruang isolasi jika
anka mengalami
28
haemaptoe dan anak
mampu mengeluarkan
dahak
Pasien tidak Pasien gaduh gelisah - Pasien ditempatkan
infeksius yang ruang rawat terpisah
mengganggu dari pasien lain
kenyamanan (ruang perawatan
pasien lain kelas 1 atau vip)
Pasien tidak Pasien dengan - Pasien ditempatkan
infeksius yang tetanus, pasien diruang tersendiri
membutuhkan dengan luka tidak bercampur
ruang tersendiri ganggren dengan pasien lain
(ruang perawatan
kelas 1 dan vip)
29
Bagai mana struktur organisasi RS PURI ASIH?
Direktur Utama
PT Budi Mulia Karunia
Abadi
Panitia Pelayanan
SMF Jaminan Komite KPRS dan
Kesehatan Mutu
Komite Etik RS
Bagian Pelayanan Bagian Penunjang Bagian Bagian Bagian Akuntansi Bagian
Bagian SDM Bagian Keuangan Bagian Umum
Medis Medis Keperawatan Sekretariat dan Perpajakan Pemasaran,
Humas & Pendaftaran
Komite PKRS
Manajer Pelayanan Sub Bag Sub Bag As Kep
Pasien Lat Bang & Mutu dan Ranap
Komite PPI
Instalasi Gawat Instalasi Instalasi Rawat Unit PPSDM & Unit Sekretaris Unit Kasir Unit Perpajakan Unit Pemasaran Unit Kes Ling, Tata
Darurat Farmasi Jalan Instalasi Unit SIM-RS
Lat Bang Graha,
Rawat Inap Komite
dan Laundry
Lantai I Rekam Medis
Instalasi Unit
Instalasi Unit Humas dan
Bedah Sentral Kepegawaian Unit Unit Akuntansi Unit IPSRS
Radiologi Bim Roh
Instalasi Administrasi Komite
Rawat Inap Ranap Farmasi Terapi
Lantai II
Instalasi
Ruang Bersalin Instalasi Unit Rumah Tangga
Unit Penagihan Unit Pendaftaran Komite
Laboratorium Instalasi PRA
Rawat Inap
Instalasi Ruang
Lantai III
Rawat Intensif
Instalasi
Fisioterapi Unit Logistik Umum
Istalasi Rawat
Instalasi
Perinatologi
Hemodialisa
Instalasi Gizi
Instalasi Unit Sat Pam
Instalasi Rekam
Rawat
Medik
Kebidanan
dan
Instalasi CSSD Kandungan Unit Sopir
Instalasi
Pemulasaraan
Jenazah
30
10. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap, maka tahanlah nafas anda dan cepat
menuju pintu darurat
11. Jangan kembali keruangan sebelum ada intruksi bahwa situasi telah aman dari petugas
keamanan
12. Setelah keadaan terkendali, ketua komit K3RS bersma Ka. Instalasi terkait melakukan
investigasi maksimal 2 x 24 jam
13. Tempat berkumpul adalah lapangan parkir
Sebutkan prosedur bila terjadi kecelakaan kerja?
1. Lapor penanggung jawab sift/ manajer jaga untuk mengisi identitas formulir
kronologis dan dibawa ke IGD
2. Dilakukan tindakan di IGD
3. Penanggungjawab sift/ manajer jaga lapor ke komite KRS3 dan komit PPI
Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan APAR (alat pemadam api ringan) dengan TATS:
1. Tarik kunci pengaman
2. Arahkan ke dasar api/arahkan ujung selang kesumber api
3. Tekan gagang/remas dan tekan pegangan
4. Sapukan dari sisi kesisi/semprotkan secara merata dari satu sisi ke sisi lainnya
Bagaimana cara memadamkan api dengan karung goni?
1. Karung goni dibasahi dengan air
2. Karung diarahkan kesumber api seolah-olah akan menutupi sember api
3. Posisikan searah dengan arah angina
Bagaimana rumah sakit menjamin ketersediaan listrik 24 jam apabila listrik
terganggu/padam?
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 15-20 detik (jeda waktu) terhitung sejak
waktu pemadam listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali.
Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, laboratorium (alat-alat laboratorium) bila terjadi
gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda
waktu.
Bagaimana rumah sakit menjamin ketersediaan air 24 jam apabila air terganggu?
Bila air terganggu maka cadangan air dibak penampung akan dapat memenuhi kebutuhan
air selama satu hari saja, maka selama proses penggunaan cadangan air dibak
penampungan tersebut maka kebutuhan air akan menggunakan cadangan air PDAM
Langkah- langkah pencegahan dari kebakaran apa saja?
1. Mengidentifikasi alat, bahan atau benda yang mudah terbakar agar dijatuhkan dari
sumber panas
2. Identifikasi risko kebakaran dalam masa pembangunan difasilitas atau terdekat
dengan fasilitas
Bagaimana cara pelaporan insiden tentang masalah fasilitas dan keselamatan
dirumah sakit?
Insiden diisi dalam form pelaporan insiden sesegera mungkin oleh yang bersangkutan
ditujukan kepada kepala unit kemudian kekomit K3RS.
Bagaimana cara rumah sakit mensosialisasikan bahwa lingkungan RS bebas dari
asap rokok?
31
1. Spanduk dan rambu-rambu larangan meroko diarea Rumah Sakit
2. Petugas security meningkatkan dan menegur orang yang merokok dikawasan rumah
sakit
Bagaimana cara Rumah Sakit menjamin keamanan bagi staf, pengunjung dan
pasien?
1. Identifikasi dan evaluasi area beresiko oleh petugas security
2. Pemeriksaan atau patrol langsung ke area beresiko oleh petugas security
3. Pengawasan 24 jam area beresiko melalui CCTV dengan cara memastikan area
beresikosudah terpasang CCTV dan aktif selama 24 jam, dan termonitor oleh petugas
security selama 24 jam
4. Identifikasi pengunjung dengan acara penggunakan identitas untuk vendor, penunggu
pasien dan tamu
5. Sosialisasi dan monitoring program keselamatan dan keamanan kepada vendor
6. Monitoring atau survey langsung keselamatan dan keamanan lingkungan rumah sakit
selama pembangunan/renovasi
7. Pemeriksaan fisik gedung, halaman dan peralatan dilakikan secara 1 bulan satu kali
dan menyususn assessment risikonya
Bagaimana pengelolaan bahan beracun berbahaya (B3)?
1. Penyimpanan B3 akan dilakaukan ditempat khusus untuk B3
2. Beri label tertulis nama B3, tanggal masuk dan tanda symbol B3
3. Letakan bahan B3 sesuai ketentuan. Misalnya bahan mudah terbakan seprti alcohol,
formalin, eter disimpan dalam tempat tahan api.
4. Limbah B3 dibuang ditempat sampah khusus B3
5. Petugas yang bekerja diunit yang memiliki B3 wajib memahami MSDS (material
safety data sheet) B3 di unit dan wajib menggunakan alat pelindung diri (APD)
dengan benar.
6. Bila petugas terpapar B3
Tangani sesuai dengan MSDS
Buat pelaporan insiden pada form tersedia
Apakah MSDS (material safety data sheet) dan manfaatnya?
1. MSDS berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan dan pengamanan apabila
terjadi kecelakaan dari zat yang berbahaya
2. Ada ditiap unit yang menggunakan atau yang menyimpan B3
3. Dibuat setiap bulan dan di isolasikan pada rapat rutin
Symbol dan kode apa saja yang telah ada dirumah sakit?
Hal Hal Yang Perlu Kode Simbol
Diwaspadai
kebakaran Merah
32
Henti jantung pada anak Biru
anak
Penculikan bayi/anak anak Merah Muda
simbol keterangan
Bahan mudah terbakar
Bahaya radiasi
Jalur evakuasi
Titik tumpul
33
7. Pembinaan dan pengembangan staf
8. Topic KPRS (keselamatan pasien rumah sakit)
9. Tatalaksana penggunaan lift, alat pemadam kebakaran, remote AC, TV, menerima
tlp, dan K3RS (kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit)
10. Pengenalan program dan SOP disaster plan
11. Sosialisasi pelanggaran etika profesi
12. Sosialisasi PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) tentang cuci tangan/hand
hygine
13. Sosialisasi program mutu RS
bagaimana perbandingan kompresi dada dan ventilasi saat BHD (bantuan hidup
dasar) pada orang dewasa, anak, bayi?
ratio dewasa Anak anak Bayi
Kompresi : 30:2 30:2(1 penolong) 30:2(1 penolong)
ventilasi (1 atau 2 penolong) 15:2(2 penolong) 15:2(2 penolong)
apa yang harus dilakukan jika anda bukan petugas kesehatan menemukan
orang yang tiba tiba henti nafas dan jantung?
1. Meminta bantuan petugas lain untuk mengaktifkan code blue
2. Sambil menunggu lakukan BHD (kompresi saja)
Bagaimana proses penentuan indicator dan penilaian kinerja tenaga kesehatan dan
non tenaga kesehatan?
PELAPORAN
34
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
Bagaimana standarisasi singkat yang boleh digunakan dirumah sakit?
singkatan Keterangan/ Arti DJ Denyut Jantung
a/i Atas indikasi DJJ Denyut Jantung Janin
a/n Atas nama DM Diabetes mellitus
Amp Ampul DL Darah Lengkap
APS Atas Permintaan Sendiri DR Darah Rutin
ASI Air Susu Ibu dbn Dalam Batas Normal
B3 Bahan Berbahaya dan DPJP Dokter Penanggung Jawab
Beracun Pasien
BAB Buang Air Besar DT Demam Tifoid
BAK Buang Air Kecil EC Et Causa/ disebabkan
BB Berat Badan FAM Fibroadenoma Mammae
BBL Bayi Baru Lahir FR Feses Rutin
BBLR Berat Badan Lahir Rendah G..P..A.. Hamil ke.. Melahirkan ke..
BBLSR Berat Badan Lahir Sangat Abortus ke..
Rendah GDP Gula Darah Puasa
BP Bronchopneumonia GDS Gula Darah Sewaktu
BPL Boleh Pulang H2TL Hemoglobin, Hematokrit,
singkatan Keterangan /Arti Trombosit, Leukosit
BPJS Badan Penyelenggara Hb Hemoglobin
Jaminan Sosial HCU High Care Unit
BT Masa Perdarahan Ht Hematokrit
BTA Bakteri Tahan Asam HT Hipertensi
BU Bising Usus (im) Intra Muscular
Ca Carsinoma (iv) Intra Vena
Ca+ Kalsium IPAL Instalasi Pengelolaan Air
Cm Compos Mentis/ sadar Limbah
penuh IPSRS Instalasi Pemeliharaan
Cm Sentimeter Sarana Rumah Sakit
CM Catatan Medis ISPA Infeksi Saluran Pernafasan
CSSD Central Sterilisasi Supply Atas
Department G Gram
CT Masa pembekuan HIL Hernia Inguinalis Lateralis
D.H Diet Hati ICU Intensive Care Unit
D.J Diet Jantung IGD Instalasi Gawat Darurat
DB Demam Berdarah IMD Inisiasi Menyusui Dini
DBD Demam Berdarah Dengue IMT Index Massa Tubuh
DD Differensial Diagnosis/ JKN Jaminan Kesehatan
Diagnosa Banding Nasional
DF Dengue Fever (kp) Kalau Perlu
DHF Dengue Haemorragic Fever K Kalori
35
KP Koch Pulmonum PULPAK Pulang paksa
K3RS Kesehatan & Keselamatan Px Pasien
Kerja Rumah Sakit Rh Ronchi
KDK Kejang Demam Komplek Ro Rontgen
KDS Kejang Demam Sederhana RSU Rumah sakit umum
KIS Kartu Indonesia Sehat R.G Rendah Garam
KPRS Keselamatan Pasien Rumah R.L Rendah Lemak
Sakit R.P Rendah protein
KNC Kejadian Nyaris Cedera R.Purin Rendah Purin
KPC Kejadian Potensial Cedera R.S Rendah Serat
KPD Ketuban Pecah Dini RL Ringer laktat
KTC Kejadian Tidak Cedera RM Rekam Medis
KTD Kejadian Tidak Diharapkan R Sisa Rendah sisa
K+ Kalium RPD Riwayat Penyakit Dahulu
(kp) Kalau perlu SADT Sediaan Apus Darah Tepi
KPRI Pasien Cash Rawat Inap SIM RS Sistem Informasi
L Laki-laki Manajement Rumah Sakit
LL Lemak Lengkap Sups Suspicious/ Dicurigai
LLA Lingkar Lengan Atas STT Soft Tissue Tumor
LED Laju Endap Darah T Tensi
Leu Leukosit Tab Tablet
Lt Lantai TB Tinggi Badan
MDT Morfologi Darah Tepi TB PARU Tuberkulosis paru
MFK Manajement Fasilitas dan Tc Trombosit
Keselamatan TD Tekanan darah
Mg Milligram T.D Thypoid Diet
MP Methyl Prednisolon TFU Tinggi Fundus Uteri
N Nadi TL Tanggal Lahir
Na+ Natrium TETP Tinggi Energi Tinggi
NTE Nyeri Tekan Epigastrium Protein
Obs Observasi TKTP Tinggi Kalori Tinggi
Os Orang sakit Protein
PT.BMKA PT.Budi Mulia Karunia TORCH Toxoplasma, rubella,
Abadi Cytomegalovirus, Herpes
P Perempuan TTD Tanda tangan
PA Patologi Anatomi ttt Tertentu
(po) Per- Oral Sc Section Caesaria
Pj Penangung Jawab UL Urin Lengkap
PMKP Peningkatan Mutu dan VBS Ventrikular Breath Sound
keselamatan pasien Wh Wheezing
PPI Pencegahan dan
pengendalian Infeksi
36
Bagaimana standarisasi symbol yang boleh digunakan dirumah sakit?
simbol Keterangan /Arti Simbol Keterangan /Arti
≠ Fraktur + Ada
Naik/ tinggi - Tidak ada
Turun/ rendah > Lebih
Sinistra/ kiri < Kurang
S
± Kurang lebih
Dextra / kanan Pembukaan
D
Normal
N
n
37
Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?
Saat memasang gelang dijelaskan:
1. Jelaskan Isi gelang identitas (Nama, No RM, Tanggal Lahir)
2. Jelaskan manfaat gelang
3. Jelaskan jangan melepas gelang selama di rawat
4. Minta pasien mengingatkan petugas bila melakukan tindakan atau memberikan obat tidak
melihat gelang identitas
Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
1. Saat dilakukan pemberian obat
2. Saat pemberian tranfusi darah
3. Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi
4. Saat dilakukan tindakan kedokteran
5. Saat pemberian makanan
Bagaimana cara verifikasi identias agar TEPAT pasien?
Identifikasi pasien secara verbal (bertanya) dan visual (melihat gelang identitas)
Salah satu bentuk berkomunikasi yang mempunyai beresiko terjadi kesalahan?
1. Saat perintah diberikan secara lisan
2. Saat perintah diberikan melalui telepon
3. Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis
Bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif di Rumah Sakit?
Teknik SBAR:
Berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan pelaporan
Situation: kondisi terkini yang terjadi pada pasien
Backgroud: informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
Appearance: hasil pengajian kondisi pasien terkini
Recommendation/Request: saran yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
RS Puri Asih melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan metode
TULBAKON (Tulis, Baca kambali, konfirmasi ulang) terhadap perintah yang diberikan sbb:
1. Catat lengkap pada rekam medis:
Isi perintah
Nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah
Nama lengkap pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan kunjungan
berikutnya)
Tanggal dan jam
2. Baca kembali isi perintah dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka
nama obat harus dieja satu persatu hurufnya
3. Konfirmasi ulang secara lisan dan tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah
Apa yang dimaksud dengan obat High alert? Sebutkan jenisnya?
Definisi:
obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadiya kesalahan/eror/kejadian sentinel
Jenis:
LASA
Elektrolit konsentrat
38
Obat diberi penanda/ label yang jelas:
Sebutkan tiga hal yang dilakukan sehubungan dengan prosedur keselamatan pasien di
Kamar Operasi?
Sign in: sebelum induksi Time – out: Sebelum insisi Sign out: sebelum
anestesi kulit pasien meninggalkan
Kamar Operasi
1. Periksa identifikasi pasien, 1. Konfirmasi anggota tim ( 1. Perawat melakukan
39
prosedur, informed nama dan peran ) konfirmasi secara
consent 2. Konfirmasi nama pasien, verbal, bersama dokter
2. Sisi operasi sudah prosedur dan lokasi insisi bedah dan anestesi
ditandai? 3. Antibiotik profilaksis sudah a. Nama prosedur
3. Mesin anestesi dan obat- diberikan dalam 60 menit b. Instrumen, kassa,
obatan lengkap? sebelumnya jarum lengkap
4. Pulse oximeter terpasang 4. Antisipasi kejadian kritis : c. Spesimen telah
dan berfungsi? a. Dr. Bedah : apa diberi label dengan
5. Alergi? langkah,berapa PID tepat
6. Kemungkinan kesulitan lama,kemungkinan d. Apa ada masalah
jalan nafas atau aspirasi? kehilangan darah? peralatan yang harus
7. Risiko kehilangan darah ≥ b. Dr. Anestesi : apa ada hal ditangani
500 ml yang memerlukan 2. Dokter bedah dan
perhatian khusus pada anestesi kepada
pasien? perawat, apa yang harus
c. Perawat: Sterilitas diperhatikan dalam
instrument? pemulihan dan
5. Imaging yang diperlukan manajemen pasien
sudah dipasang?
No
Risiko Skala skor
1 Riwayat jatuh, yang baru atau dalam waktu 3 bulan Tidak 0
terakhir Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder > 1 Tidak 0
Ya 15
3 Alat bantu jalan 0
- Bedret/dibantu perawat
- Penopang, tongkat/walker 15
- Furnitur 30
4 Pemberian antikoagulan/obat lain yangdigunakan Tidak 0
yang mempunyai side efek jatuh / terpasang infus Ya 25
41
5 Cara jalan / berpindah 0
- Normal/bedrest/imobilisasi
- Lemah 15
- Terganggu 30
6 Status mental 0
- Orientasi sesuai kemampuan diri
- Lupa keterbatasan diri 15
JUMLAH SKOR
Keterangan 0 – 24 : Resiko Jatuh Rendah
25 – 44 : Resiko jatuh sedang
≥ 45 : risiko tinggi
42
Pengobatan lain 1
Jumlah skor
skor 7 – 11 : Risiko jatuh rendah
skor ≥ 12 : Risiko tinggi untuk jatuh
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kapada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien
dan mengedukasi pasien dana tau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko
jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
43
5. Pelatihan Tim PONEK
6. Melaksanakan fungsi rujukan PONEK pada RS
7. Pelayanan obstetric dan neonates termasuk pelayanan kegawat daruratan (
PONEK 24 JAM )
8. Insiasi Menyusui Dini (IMD)
9. Pemberian ASI Eksklusif
10. Perawatan metode Kanggura ( PMK ) pada BBLR
11. Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi ( RSSIB ) : 10 Langkah menyusui dan peningkatan
kesehatan ibu
44
Bagaimana alur diagnosis & tindak lanjut pasien TBC dewasa ?
45
Bagaimana mendiagnosis TB pada anak ?
46