Pilih lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh jati, di antaranya ketinggian maksimum 700 m
dpl, suhu udara 13—43° C, pH tanah 6, kelembapan lingkungan 60—80%, dan curah hujan
1.000—1.500 mm/tahun. Agar kayu jati yang dihasilkan termasuk kualitas kayu mewah
(fancy wood), usahakan jati ditanam di daerah yang memiliki kemarau yang panjang.
Lakukan pembersihan lahan (land clearing) untuk menghilangkan gulma yang tumbuh.
Tentukan titik tanam dengan memasang pancang yang terbuat dari ajir. Pada penanaman
jati secara monokultur, jarak tanam idealnya 3 x 3 meter. Sementara untuk pola agroforestry
(pola tumpang sari), jarak tanam biasanya menyesuaikan dengan jenis tanaman tumpang
sari lainnya.
Buat lubang tanam di tempat yang telah ditentukan. Caranya, gali tanah dengan ukuran
panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan kedalaman 30 cm. Setelah digali, lubang tanam dibiarkan
terlebih dahulu selama 2—3 hari.
1. Pembibitan
Siapkan bibit jati yang telah memiliki kriteria sebagai berikut.
- Batang tunggal, kokoh, dan sudah berkayu.
- Bibit tumbuh tegak, antara diameter dan tinggi tampak seimbang.
- Tinggi bibit minimum 30 cm.
- Pucuk sehat, daun segar, serta tidak terserang hama dan penyakit.
- Akar tanaman sehat dan kuat mengikat media di dalam polibag
Hitung jumlah bibit yang dibutuhkan dengan cara membagi luas lahan dengan jarak tanam
yang digunakan. Jika luas lahan yang digunakan 1 ha atau 10.000 m² dan jarak tanam 3 x 3
meter, maka jumlah bibit yang dibutuhkan sebanyak 1.111 bibit. Selain bibit yang ditanam,
siapkan juga bibit sulaman maksimum 5% dari jumlah bibit yang ditanam.
Lepaskan polibag dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran dan media tanam bibit.
Tempatkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam.
Masukkan kompos atau pupuk kandang sebanyak 5—15 kg per lubang tanam.
Masukkan kembali tanah galian ke dalam lubang tanam. Padatkan sedikit agar bibit tidak
mudah roboh.
Kendala Solusi
Kayu jati retak atau patah setelah Satu tahun sebelum dipanen, lakukan teres terlebih
panen dahulu. Teres dilakukan dengan cara membacok
sekeliling batang utama lalu membiarkannya. Proses
peneresan bertujuan untuk mematikan pohon,
mengurangi kadar air. Jika tidak diteres, batang
utama berisiko rusak akibat kadar air batang terlalu
tinggi.
Asumsi:
Lahan yang digunakan berupa lahan sewa seluas 1 hektar.
Masa produksi jati selama 15 tahun.
Masa pakai hand sprayer, pompa air, dan wheel barrow diasumsikan selama 5 tahun,
sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-6 dan tahun ke-11.
Masa pakai peralatan pertanian seperti cangkul, gembor, garpu, dan ember diasumsikan
selama 3 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-4, ke-7, dan ke-13.
Jarak tanam yang digunakan berukuran 3 x 3 m, sehingga jumlah bibit yang ditanam
sebanyak 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambah 5% dari jumlah bibit yang dibutuhkan
sebagai persediaan bibit sulam.
Biaya pekerjaan 1 HOK sebesar Rp40.000 (1HOK = 7 jam kerja/hari).
Rincian Biaya
Biaya Investasi Bertanam Jati per 15 tahun
Biaya Reinvestasi
Investasi Reinvestasi
Komponen
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
ke-1 ke-4 ke-6 ke-7 ke-11 ke-13
Biaya Input
Total 588.750.000
2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan - total biaya tahun
= Rp588.750.000 - Rp97.241.000
= Rp491.509.000
Langkah-Langkah Untuk Memulai Investasi Jati
1. Tanaman Jati bagus dibudidayakan di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.
2. Tanaman ini juga tumbuh di daerah yang memiliki musim kering yang nyata (3 – 5
bulan)
3. Mendapat curah hujan cukup yaitu antara 1.200 mm – 2.000 mm/tahun.
4. Untuk Jati Kultur Jaringan dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai dataran
tinggi sampai ketinggian 800 m dpl
5. Suhu udaranya 27 – 36oC, kecepatan angin 40 kilometer (km) per jam- 48 km per jam
6. Tanah yang baik yaitu tanah aluvial dengan pH 4.5 – 7 dan yang terpenting tidak
tergenang air.
Penggarapan lahan ini bisa dilakukan dengan membayar petani penggarap dengan sistem
harian ataupun borongan.
Perlu diketahui harga bibit jati bervariasi tergantung dengan harga sesuai pasaran di daerah
tersebut. Sedangkan penjualan bibit biasanya dibagi menjadi dua :
1. Benih utuh, biasanya dihargai antara 700.000 sampai dengan 2.000.000 /kg,
tergantung dengan jenis dan keunggulan benih itu sendiri.
2. Bibit siap tanam, yaitu bibit yang sudah ditumbuhkan dalam pot/poly bag tanam dan
siap di tanam dalam lahan. Untuk bibit jati yang sudah tumbuh dan siap di tanam
harganya lebih mahal yaitu berkisar antara 10.000 sampai 30.000 ribu per batang/pot.
Untuk benih utuh memiliki beberapa tahapan lagi serta memakan waktu yang cukup dengan
tingkat kegagalan 2-10%
Untuk proses penanaman kayu jati sendiri tidak jauh berbeda dengan tanaman pohon pada
umumnya, yaitu dengan membuat lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.
Sedangkan jarak ideal tanaman jati adalah 3 m x 3 m atau bisa 2 x 2,5 m (tergantung efisiensi
dan efektifitas dari jati). Pastikan jarak tanam antar pohon tidak terlalu dekat agar pohon
mendapatkan cukup terkena matahari.
Langkah Ke-5 : Perawatan
Untuk mendapatkan keuntungan masa panen yang cepat tentunya juga perlu perawatan dan
pemupukan. Awal tanam atau 2 minggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan dengan
diberikan pupuk kandang dan koloid di lubang tanam dengan takaran 2 kilogram pupuk
kandang dan 100-200 gram koloid dalam satu lubang.
Pemupukan dilakukan rutin setiap 6 bulan sekali dengan pupuk kandang dan NPK dengan
dosis 100-250 gram. Jika tanaman jati sudah berumur lebih satu tahun, pemupukan dilakukan
setahun sekali dan diberikan menjelang musim hujan. Dengan perawatan dan pemupukan
yang tepat, pohon jati bisa dipanen pada usia 5 tahun atau pohon sudah berdiameter 30 cm.
Selain itu, Kebersihan dari gulma seluas canopy harus dijaga dengan melakukan pendangiran
3 bulan dan 6 bulan setelah penanaman pada saat akan melakukan pemupukan.
Untuk panen anda bisa tentukan sendiri lamanya tergantung dengan pertumbuhan kayu jati
anda biasanya panen bisa dilakukan saat usia pohon mencapai usia antara 5 sampai 15
tahun. Harga per batang kayu jati sendiri terbilang cukup menggiurkan bisa mencapai 15
juta/m3.
Dalam analisa ini diambil contoh berkebun Jati Emas pada pekarangan dengan ukuran 25,00
m (panjang) x 25,00 m (lebar) atau seluas 500 m2. Jarak tanam yang direkomendasikan 2,50
m sehingga pada tanah pekarangan tersebut dapat ditanami sebanyak 100 pohon Jati Emas.
Biaya / Modal
Biaya / modal yang dimaksud dapat dibedakan dalam beberapa jenis kegiatan dan
penjadwalannya sebagai berikut:
Biaya Awal
Pengadaan bibit Jati Emas (biji) : 100 x Rp 17.500,00 = Rp 1.750.000,00
Pupuk awal tanam : 100 x Rp 5.000,00 = Rp 500.000,00
Ongkos tanam : 100 x Rp 2.000,00 = Rp 200.000,00
Sub Total : (a) = Rp 2.450.000,00
Biaya Panen
Perijinan : 100 x Rp 10.000,00 = Rp 1.000.000,00
Penebangan : 100 x Rp 10.000,00 = Rp 1.000.000,00
Sub Total : (c) = Rp 2.000.000,00
Hasil penjualan/pendapatan dengan nilai saat ini adalah sebesar Rp. 249.200.000,-
1. Konsep umum
• Tahun ke - 5 harus ditebang 50 % dari jumlah pohon untuk penjarangan
• Tahun ke - 6 dan seterusnya penebangan tahunan adalah optional
• Pohon FGGT diatas 12 tahun sudah mencapai maturitas
2. Orientasi/Persepsi Masyarakat
• Penjarangan / penebangan usia 5 tahun adalah 50 % jml pohon tertanam
• Penjarangan / penebangan usia 8 tahun adalah 15 % jml pohon tertanam
• Penebangan akhir sisanya ( 35 % )
3. Orientasi/Persepsi Pemerintah
• Penjarangan / penebangan usia 5 tahun adalah 50 % jml pohon tertanam
• Penebangan akhir sisanya (50 %) pada usia 12 hingga 15 tahun (mencapai kualitas
kayu Nasional/Internasional)
Catatan :
Volume rendemen per pohon diambil 90 % sebagai perhitungan konservatif.
REPLANTING PROGRAM
Thn 100 ha
2 II 100 ha
3 III 100 ha
4 IV 100 ha
5 V 100 ha
8 5 VIII 100 ha
10 8 5 X
12 10 8 5
13 10 8 5
14 10 8 5
15 10 8 5
17 15 10 8
18 15 10 8
19 15 10
20 15 10
21 15
22 15
23 15
24 15
25
15
26
Item Pekerjaan Kebun Jati
a. Pengadaan benih dan bibit
b. Persiapan lahan
c. Penanaman
1. Pengaturan jarak tanam
2. Pembuatan dan pemasangan ajir (alat penegak dari bambu)
3. Pembuatan lubang tanam
d. Pemeliharaan tegakan
1. Pembersihan gulma
2. Pemupukan
3. Penyulaman
4. Pemangkasan
5. Penjarangan, yaitu penebangan untuk memperlebar jarak tanam atau mengurangi
jumlah pohon agar pertumbuhan dalam suatu area lebih merata, dan mutunya
meningkat
6. Pemeliharaan terubusan (tunas)
7. Pengendalian hama dan penyakit
e. Pemanenan