Menurut data dari WHO dalam situs resminya who.int. Pembunuh No.1 itu
adalah cardiovaskular disease (penyakit jantung), ibarat sebuah kelompok mafia
paling berbahaya di dunia, si pembunuh no.1 ini bekerja secara strategis dan
sistematis. WHO memiliki nama singkatan sendiri untuk menyebut pembunuh
sadis ini, mereka menyebutnya CDVs. Namanya begitu terdengar keren, sebanding
dengan reputasinya dalam pembunuhan cerdik nan sadis. Menjerat korbannya
dengan gaya hidup yang membudaya dan mengakar, CDVs menjerat korbannya
dalam jurang kematian. Makanan tidak sehat, konsumsi alkohol, kegiatan inaktif,
perokok berat, kebiasaan-kebiasaan tanpa olahraga menjadi strategi cerdik
pendukung untuk mengantarkan korbannya dalam liang kematian. Secara medis
kita tahu bahwa jantung adalah organ paling penting yang dimiliki manusia, dimana
organ ini memastikan kita untuk tetap memiliki darah untuk dipompakan yang
selanjutnya mengirim energi dan oksigen bagi seluruh sistem organ dalam tubuh.
Coba bayangkan apa yang terjadi jika jantung sebagai pemompa darah ini
terhambat atau terhenti? Maka akan ada banyak organ yang tidak mendapatkan
pasokan energi dan oksigen, dan akan terjadi kematian mendadak pada organ-organ
yang lain, seperti otak contohnya, dimana kita sebut penyakit ini adalah penyakit
stroke. Begitu vitalnya jantung bagi manusia, sehingga jika ada sedikit gangguan
padanya, maka akan berakibat fatal bagi kehidupan. Ditambah lagi, adanya gaya
hidup sebagai penyebab utama CDVs ini, membuatnya sulit untuk dikendalikan
hingga tercatat bahwa sekitar 9 juta orang meninggal tiap tahunnya, dimana ini
merupakan catatan pembunuhan terbesar dalam sejarah umat manusia.