ERITRODERMA
Oleh:
Maryo Juan B. L. T.
201810401011098
Pembimbing:
dr. Diana Kartika Sari, Sp.KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
kemerahan yang memengaruhi lebih dari 90% luas permukaan tubuh. Dermatitis
pengerasan kulit (serous, sanguineous atau pustul), dan berpotensi terjadi perubahan
pada rambut dan kuku.1Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit
kulit yang telah ada sebelumnya (psoriasis, dermatitis atopik dan dermatosis
antibiotika, calcium channel blocker, dan bahan topikal), penyakit sistemik termasuk
Cesar dkk (2016) menemukan bahwa dalam 11 tahun, 11,9% pasien kulit
rawat inap merupakan pasien dengan eritroderma, dengan perbandingan laki-laki dan
wanita 1,5:1 dan rerata usia 54 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki secara
Pasien eritroderma wajib menjalani rawat inap agar dapat di tangani pemberat
kelainan yang terjadi, serta menentukan etiologi diagnosis kerja, karena beberapa
eritroderma secara pasti.1 Oleh karena itu referat ini bertujuan untuk mengetahui
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
gambaran eritema yang mempengaruhi lebih dari 90% luas permukaan tubuh.
2.2.Epidemiologi
Insiden eritroderma di Amerika Serikat bervariasi, antara 0,9 sampai 71,0 per
100.000 pasien. Insiden eritroderma di Indonesia samapai saat ini belum tercatat
jelas, namun pada penelitian sebelumnya jumlah pasien eritroderma periode 2011-
Pada beberapa laporan kasus, didapatkan insiden pada lelaki lebih besar
daripada perempuan, dengan proporsi 2:1 dan rerata usia 41-61 tahun. Sigurdson
(1996) melaporkan dari 102 pasien eritroderma tercatat sebanyak 43% mengalami
dilakukan untuk menentukan pilihan penanganan yang baik. Kemerahan kulit pada
eritroderma sering kali merupakan suatu manifestasi klinis dari penyakit sistemik atau
perluasan penyakit kulit. Beberapa diantara penyakit tersebut antara lain dermatitis
obat.4
yang sering dan jarang menimbulkan eritroderma terangkum dalam tabel 2.1
Allopurinol ACE-inhibitors
Beta-lactam antibiotics Chloroquine
Carbamazepine Cytarabine
Emas Dapsone
Phenobarbital Diflunisal
Phenytoin Efavirenz
Sulfasalazine Fluindione
Sulfonamides Hydroxychloroquine
Zalcitabine Isoniazid
Isotretinoin
Lithium
Minocycline
Proton-pump inhibitors
Ribavirin
Thalidomide
Tocilizumab
2.4.Patofisiologi
Patofisiologi eritroderma belum jelas, yang dapat diketahui ialah akibat suatu
agen dalam tubuh, maka tubuh bereaksi berupa pelebaran pembuluh darah kapiler
mengatakan bahwa hal ini merupakan proses sekunder dari interaksi kompleks antara
molekul sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu interleukin (IL-1, IL-2, IL-8),
gamma.1,8
merasa dingin dan menggigil. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan
perfusi kulit. Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi.
Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat yang mana
dari interaksi abnormal antara limfosit T, sel dendritik, keratinosit, neutrofil dan
sitokin proinflamasi yang mengaktivasi Th17 dan Th 1.6 Pada teori dijelaskan bahwa
tinggiya kadar IgE pada eritroderma akibat psoriasis munkgin di sebabkan karena
sitokin yang bersifat toksik. Pada suatu studi di dapatkan tiga mekanisme terjadinya
EP :1,6
dengan PV
<1.0
Epidermal turnover rate pada eritroderma, kecepatan mitosis dan jumlah sel
kulit germinatif meningkat lebih tinggi dibanding normal. Selain itu proses
hilangnuya sebagian besar material epidermis yang secara klinis di tandai dengan
yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke
ruang ekstravaskuler.5
2.5.Gejala Klinis
Gejala klinis pasien eritroderma hampir serupa satu sama lain tanpa melihat
etiologi dasarnya oleh karena secara definisi penderita eritroderma akan mengalami
lesi berupa makula eritematus pada >90% luas tubuh yang disertai dengan skuama.1
Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah, yang umumnya terjadi pada area genetalia, ekstremitas,
atau kepala. Eritema akan meluas sehingga dalam beberapa hari atau minggu seluruh
Skuama muncul setelah eritema, biasanya setelah 2-6 hari. Skuama adalah
lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama berkonsistensi mulai dari
halus sampai kasar.Ukuran skuama bervariasi; pada proses akut akan berukuran
besar, sedangkan pada proses kronis akan berukuran kecil. Warna skuama juga
bervariasi, dari putih hingga kekuningan. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah
Sistemik adalah masuknya obat kedalam tubuh dengan cara apa saja, misalnya
melalui mulut, hidung, suntikan/infus, rektum, dan vagina. Waktu mulai masuknya
obat kedalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi, dapat segera sampai 2
minggu.Bila ada obat lebih dari satu yang masuk kedalam tubuh yang disangka
Proses perjalanan lesi kulit pada pasien tersebut diawali dengan kemerahan
terlokalisir pada kulit lengan bagian dalam dan kulit kaki bagian belakang, kemudian
menyebar ke seluruh tubuh. Eritema yang disebabkan obat- obatan pertama kali
muncul pada bagian fleksor tubuh. Gambaran klinis eritroderma adalah eritema
universal. Bila masih akut, eritroderma akibat obat tidak terdapat skuama, pada
didapati eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat
sekitarnya dan skuama di tempat tersebut lebih tebal. Kuku juga perlu
dilihat apakah ada pitting nail berupa lekukan milier.Sebagian pasien tidak
menunjukan kelainan seperti itu, jadi yang terlihat hanya eritema yang
2. Dermatitis
intrinsik (disfungsi dari sel T) dan penyakit hati atau ginjal. Faktor
3. Penyakit Leiner
Sinonim penyakit ini adalah eritroderma deskuamativum. Etiologinya
dermatitis seboroik yang meluas, karena pada para pasien penyakit ini
depresi. Gejala lain yang dapat ditemukanantara lain indurasi kulit yang
terpengaruh.2
yaitu didapatkan sebukan limfosit atipik yang tersusun band like dermis,
dengan reaksi terhadap obat tertentu, dermatitis kontak alergi, atau pemfigoid bulosa.
Kehilangan cairan dan elektrolit harus di pantau dengan melihat BUN, sodium,
potasium, dan albumin yang dapat menurun akibat malabsorbsi dan malnutri yang
Kulit harus diperiksa dengan teliti, apabila terdapat lebih dari satu efloresensi
penting untuk dilakukan biopsi kulit untuk dapat mengatahui perubahan pada kulit
sehingga diagnosis lebih terarah, namun perubahan kulit akibat penyakit spesifik
biasanya tertutupi oleh eritroderma, sehingga perlu dilakukan biopsi berulang untuk
penyakit terjadi. Secara umum, pada kasus awal pemeriksaan histopatologi ditemukan
2.8.Diagnosis Banding
yang mendasari terjadinya eritroderma itu sendiri. Yang dalam definisisnya yaitu
Psoriasis
Obat-obatan
2.9.Penatalaksanaan
eritroderma dengan penyebab apapun harus dirawat dirumah sakit. Hal ini
seperti nutrisi, protein, keseimbangan elektrolit, status sirkulasi dan suhu tubuh.7
sistemik. Namun pada kasus yang disebabkan oleh karena psoriasis, pemberian
golongan retinoid seperti Metotreksat adalah pilihan yang umum dalam menangani
kulit yang merupakan perthanan paling luar bagi tubuh. Pemberian antibiotik perlu
2.10. Komplikasi
water lost (karena penguapan air berlebihan melalui barrier kulit yang rusak).
Peningkatan extrarenal water lost ini menyebabkan kehilangan panas tubuh yang
menyebabkan hipotermia dan kehilangan cairan yang menyebabkan dehidrasi.
Respon tubuh terhadap dehidrasi dengan meningkatkan cardiac output, yang bila
terus berlanjut akan menyebabkan gagal jantung, dengan manifestasi klinis seperti
takikardia, sesak, dan edema. Oleh karena itu evaluasi terhadap balans cairan
sangatlah penting pada pasien eritroderma. Infeksi sekunder dapat terjadi karena
tersering. Dalam penelitian juga di jelaskan pasien yang mengalami sepsis dapat
2.11. Prognosis
mendasarinya. Prognosis pada kasus alergi obat adalah baik setelah obat dihentikan.
lain.untuk pasien dengan penyebab idiopatik memiiki prognosis yang buruk karena
kemungkinan besar akan terjadi kekambuhan atau membutuhkan terapi steroid jangka
panjang dan bisanya akan meninggalkan gejala sisa. Prognosis kasus akibat gangguan
itu sendiri.5
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 38thn
Alamat : Ringinrejo-Kediri
Anamnesis
Anamnesis dilakukan di RS Gambiran KotaKediri, data diambil secara
Autoanamnesis pada tanggal 04/12/2019
KU: Seluruh tubuh panas
RPS: Seluruh tubuh terasa panas sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya dada terasa panas
dan berwarna kemerahan, kemuddian menyebar keseluruh tubuh dengan cepat dalam
sehari hingga seluruh badan berwarna merah, panas, dan sedikit gatal. Seminggu
kemudian muncul sisik pada seluruh tubuh, sampai badan sukar digerakkan. Terasa
dingin saat malam hari. Rambut dan alis memutih dan rontok sedikit demi sedikit
sejak 4 bulan yang lalu.
RPD: dulu pernah bersisik diawali kemerahan tidak gatal pada bagian dada 15 tahun
dan 5 tahun yang lalu saat hamil, namun hilang tanpa keluhan.
R.Obat: Sebelum sakit tidak dalam pengobatan
R. Alergi: Tidak ada
Tanda-Tanda Vital
TD: 80/60 mmHg
RR: 20x/menit
N: 109x/menit
Status Lokalis
A/R Capitis: Scalp tampak tertutup skuama berminyak warna kekuningan. Tampak
rambut yang memutih dan menipis
A/R Facialis: Makula eritematosa batas tidak tega tertutup skuama berlapis-lapis
A/R Thorkalis anterior-posterior dan abdomen: macula eritematosa batas tidak tegas
tertutup skuama berlapis-lapis
A/R ekstremitas superior: tampak macula eritematosa batas tidak tegas tertutup
skuama tipis
A/R ekstremitas inferior: macula hiperpigmentosa-makula eritematosa batas tidak
tegas tertutup skuama halus dengan diskromia xantonikia, onikolisis, Pitting nail
bilateral.
Pemeriksaan Penunjang
DL
Histopatologi
Diagnosis
Eritroderma e.c. Psoriasis
Terapi
Inj. IV Dexamethason ½ - ½ - ½
Inj. IV Gentamicyn 2x8mg
Cetrizin tab 1x10mg
Monitoring
Keadaan umum
RFT
LFT
Edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang peyakit, penyebab penyakit,
dan terapi yang akan diberikan. Pasien hendaknya jangan menggaruk-garuk disaat
gatal.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PEMBAHASAN
gambaran eritema dan skuama yang mempengaruhi lebih dari 90% luas permukaan
tubuh1. Seperti pada kasus ini, hampir seluruh badan pasien mengalami perubahan
Penggunaan steroid pada kasus eritroderma yang disebabkan oleh psoriasis harus
dilakukan dengan penuh perhatian, yang mana menurut Levell dkk (2013)
eritroderma yang disebabkan oleh psoriasis adalah siklosporin atau infliximab sebagai
pilihan utama pada kasus kegawatan, dan metotreksat sebagai pilihan umum pada
3.2 KESIMPULAN
gambaran eritema yang mempengaruhi lebih dari 90% luas permukaan tubuh.
Patofisiologi eritroderma belum jelas, yang dapat diketahui ialah akibat suatu
agen dalam tubuh, maka tubuh bereaksi berupa pelebaran pembuluh darah kapiler
pasien eritroderma hampir serupa satu sama lain tanpa melihat etiologi dasarnya oleh
karena secara definisi penderita eritroderma akan mengalami lesi berupa makula
8. Oktarlina RZ, Suryani DPA. Eritroderma Et Causa Alergi Obat. Majority Vol. 6
No. 2. 2017;: 98-102.