ERITRODERMA
Oleh:
Aryanda Widya Tazkagani S
G99151033
Pembimbing:
dr. Indah Julianto Sp.KK(K), FINS DV, FAA DV
STATUS RESPONSI
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Pembimbing
Nama Mahasiswa
NIM
: G 99151033
ERITRODERMA
I. PENDAHULUAN
Eritroderma adalah kelainan kulit dimana sebagian besarkulit(lebih
dari 90%) berwarna merah, meradang, dan biasanya berskuama. Eritroderma
jarang dijumpai namun pada keadaan yang berat akan menimbulkan
manifestasi sistemik yang berat bahkan mengancam jiwa. Eritroderma terjadi
akibat dari keadaan seperti penyakit kulit, konsumsi obat, penyakit sistemik,
dan keganasan.1
II. DEFINISI
Eritrodermaatau disebut juga dermatitis eksfoliatifa, adalah kelainan
kulit dengan gambaran kemerahan pada lebih dari 90% permukaan
tubuh.Kadang disertai skuama namun ini bukan gambaran yang khas. Pada
eritroderma yang disebabkan karena obat, skuama baru muncul pada stadium
penyembuhan.3
III. EPIDEMIOLOGI
Angka insidensi eritroderma tidak dapat dipastikan dengan tepat
karena belum dilaporkan dengan baik. Sebuah penelitian di Belanda, tercatat
bahwa insidensi anual eritroderma adalah 0,9 per 100.000 penduduk. Dari
sebuah penelitian di Afrika Selatan, dari 138 pasien eritroderma didapatkan
75% berkulit hitam, 22,5% orang indian, dan 2,5% berkulit putih.2
gambaran profil sitokin Th2. Sedangkan pada eritroderma akibat lain, tampak
profil sitokin Th1. Jadi meskipun gambaran klinisnya sama, eritroderma
memiliki patogenesis yang berbeda.4
Menurut Djuanda, eritroderma terjadi karena sitokin menyebabkan
pelebaran pembuluh darah kapiler. Pelebaran pembuluh darah kapiler, atau
eritema, menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan
panas bertambah. Pasien akan merasa dingin dan menggigil yang berakibat
hipotermia. Kehilangan panas yang makin meningkat akan menyebabkan
dehidrasi.
Bila
suhu
badan
meningkat,
kehilangan
panas
juga
kompensasi
dan
peningkatan
laju
metabolisme
MANIFESTASI KLINIK
Kulit berwana merah, terasa panas, dan berskuama.Mungkin
didapatkan limfadenopati yang menyeluruh. Pengendalian regulasi suhu
tubuh menjadi hilang sehingga sebagai kompensasi terhadap kehilangan
panas tubuh, sekujur tubuh pasien menggigil untuk dapat menimbulkan panas
metabolik.1
Curah jantung meningkat.Protein keluar dari kulit.Pengeluaran air
melalui kulit meningkat.Peningkatan laju metabolisme dengan mobilisasi dari
sumber energi dan peningkatan aktivitas otot. Tubuh tidak dapat
mengkompensasi dalam waktu yang lama, apalagi pada mereka yang berusia
lanjut.4
VII.
DIAGNOSA
A. Riwayat Penyakit
Anamnesis yang rinci sangat penting untuk mendiagnosis
penyebab eritroderma.Anamnesis seputar kondisi medis sebelum, alergi, dan
penyakit kulit seperti dermatitis atopic dan psoriasis.Riwayat terapi berupa
semua obat yang diminum dan obat herbal.Waktu munculnya gejala juga
sangat penting untuk ditanyakan. Eritroderma akibat obat biasanya muncul
tiba-tiba dan lebih cepat dibandingkan eritroderma karena sebab lain.
Keluhan gatal juga muncul pada 90% pasien eritroderma dan sangat berat
pada pasien dengan dermatitis atopic atau sindrom sezary.2
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus meliputi seluruh permukaan tubuh.Apabila
ditemukan permukaan yang tidak merah maka diperlukan palpasi organ untuk
melihat adanya pembesaran organ (hepar, limpa, atau limfe). Auskultasi paruparu dan jantung dilakukan untuk melihat apakah ada gagal jantung kongestif
atau pneumonia.2
Gambaran kulit berupa bula dan krusta merupakan indikasi infeksi
sekunder atau kelainan bulosa akibat autoimun.Skuama sering ditemukan
pada eritroderma akibat psoriasis.Perubahan kuku onikolisis muncul pada
eritroderma akibat psoriasis dan eritroderma fase akut.Orang dengan
eritroderma kronis akan tampak cachexia (kehilangan berat badan, fatigue,
weakness), alopesia difus, plantar keratoderma, distrofi kuku, dan ektropion.2
Tanda fisik lain yang menyertai eritroderma antara lain: takikardi
akibat peningkatan aliran darah ke kulit dan hilangnya cairan akibat gangguan
barrier epidermis; gagal jantung; pasien menggigil akibat gangguan
termoregulasi; limfadenopati generalisata muncul pada sepertiga pasien (perlu
dilakukan biopsy nodus limfatikus); hepatomegali muncul pada sepertiga
pasien dan biasanya pada eritroderma akibat obat; splenomegali jarang
dilaporkan dan biasanya terkait dengan limfoma; edema perifer pedis atau
pretibial terjadi pada 54% pasien; dan apabila ditemukan edema fasial
biasanya pada pasien eritroderma akibat obat.3
VIII.
KOMPLIKASI
- Gagal jantung
- Gagal ginjal
- Kematian akibat hipotermia4
pada
beberapa
gambaran
kulit
untuk
XI. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama tatalaksana eritroderma adalah mempertahankan
kelembaban kulit, menghindari garukan, menghindari faktor pencetus,
aplikasikan steroid topikal, dan obati penyebab dan komplikasi. Pasien
membutuhkan suhu lingkungan yang baik.Hindari suhu yang terlalu dingin
dan terlalu panas.2
Pasien dengan eritroderma harus dirawat dengan lingkungan yang
hangat
untuk
menjaga
kelembaban
kulit
dan
juga
mencegah
dapat
memberikan
efek
sedasi
dan
anti
XII.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada penyebab dari eritroderma, usia, onset, dan
terapi dini. Pasien dengan infeksi atau komplikasi gangguan jantung akan
memberikan prognosis yang lebih buruk. Mortalitas yang tinggi terjadi pada
pasien dengan, reksi obat yang berat, malignancy, pemphigus foliaceus, dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A et al. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta h : 197-200
2. Mistry N. et al. 2015. Clinical Management Extra: A Review Of the Diagnosis
and Management of Erythroderma (Generalized Red Skin). Advance in Skin
and Wound Care 28(3): 228-235.
3. Grant-Kells JM, et al. 2012. Exfoliative Dermatitis. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,editor.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Edisi ke-8. New York:
McGraw-Hill. h: 401-415.
4. Schal VD, et al. 2004. Erythroderma/Exfoliative Dermatitis: A Synopsis.
International Journal of Dermatology 43: 39-47.
5. Brown-Graham R, et al. 2005. Berbagai Kelainan Eritematosa Dan
Papuloskuamosa Serta Penyakit Kulit Akibat Sinar Matahari. Lecture Notes
Dermatologi. Edisi ke 8. Penerbit Erlangga: Jakarta. h:155-156.
10
LAPORAN KASUS
ERITRODERMA
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS
Nama
: Ny. Am
Umur
: 46 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Alamat
Masuk RS
: 17 Januari 2016
Tanggal Periksa
: 17 Januari 2016
No. RM
: 00778190
2. KELUHAN UTAMA
Kulit kemerahan dan bersisik di seluruh tubuh disertai gatal.
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
3,5 bulan yang lalu, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan
menyebabkan pasien harus menjalani amputasi telapak kaki kanannya.
Setelah itu pasien mendapatkan pengobatan berupa antibiotik Cefadroxil,
dan antinyeri Na diclofenac. Pasien mengaku rutin mengkonsumsi obatobatan tersebut hingga 1,5 bulan, dan pasien juga mengaku setelah
mengkonsumsi obat tersebut mulai timbul keluhan berupa bentol-bentol
kemerahan dan gatal pada kulitnya.
1,5 bulan yang lalu, pasien mondok di RSUD Ngipang karena
penyakit ginjal dengan kondisi ureum tinggi dan penyakit kulit yang
dialaminya, namun setelah pulang belum ada perbaikan. Pasien mengaku
mulai dilakukan cuci darah 2 minggu setelahnya di RS Panti Waluyo. Pada
cuci darah pertama tersebut, kulit pasien dirasa membaik, namun pada cuci
11
darah yang kedua pada 2 minggu setelahnya lagi belum jadi dilakukan
karena tekan darah pasien 90/60 mmHg dan mulai timbul keluhan kulit
yang sama.
1 minggu yang lalu, keluhan yang dirasakan pasien makin
memberat di tandai dengan kulit yang mengelupas di beberapa tempat,
kemudian pasien mulai mengeluh lemah dan merasa kedinginan. Karena
kondisinya tidak kunjung membaik, keluarga pasien membawa pasien ke
RSDM.
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat CKD
: CKD stage V
Riwayat atopik
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat Ketombe
: disangkal
Riwayat Keganasan
: disangkal
: disangkal
Riwayat atopik
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Keganasan
: disangkal
Vital Sign
:T
N
: 80/50 mmHg
Rr : 24x/menit
: 80x/menit
Kepala
Wajah
Leher
Mata
Telinga
Axilla
Truncus anterior
Abdomen
Truncus posterior
Inguinal
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
: 36.5oC
2. STATUS DERMATOLOGIS
Regio generalisata: patch eritema multiple generalisata, sebagian
konfluens, dengan skuama kasar di atasnya dan sebagian tampak erosi
Regio oris: erosi dengan skuama di atasnya
Regio inguinal et axilla: erosi
13
14
C. DIAGNOSIS BANDING
-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Hasil
3,6
532
30,1
36
26
6,6
13,3
6,0
32,7
11,5
145
Albumin
Ureum
Kreatinin
SGPT
SGOT
Protein total
Leukosit
MDV
MCHC
Limfosit
GDS
Auspitz sign
: (+)
: (+)
Nilai Rujukan
3,5 -5,2
<50
0,9-13
<45
<35
6,4-8,3
4,5-11
7,2-11,1
33-36
22-44
60-140
E. DIAGNOSIS
Eritroderma ec drug induced
PLAN
1. NON MEDIKAMENTOSA
a.
b.
c.
d.
2. MEDIKAMENTOSA
a. IVFD RL 24 tpm
b. Cetirizin 1 x 10 mg
c. Kompres NaCl 0,9% di erosi 15 2 x sehari
15
d.
e.
f.
g.
F. PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
16