Anda di halaman 1dari 32

Seorang Pasien Laki-laki Usia 56

Tahun dengan Erythroderma ec


Dermatitis Seboroik dd Psoriasis
dd Dermatitis Atopi
Khalisah Atma Aulia
G991905033

PRESKAS
TINJAUAN
PUSTAKA

Pembimbing : dr. Triasari Oktavriana, MSc., SpKK.


DEFINISI

Eritroderma adalah kelainan kulit yang


ditandai dengan adanya eritema universalis
(90%-100%), biasanya disertai skuama. Bila
eritemanya antara 50%-90% disebut pre-
eritroderma. Eritroderma adalah pola reaksi
dan manifestasi kulit dari berbagai penyakit
yang mendasari, termasuk psoriasis dan
eksim, atau reaksi terhadap konsumsi obat-
obatan tertentu.
EPIDEMIOLOGI

Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari 100.000
populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling sering pada pria
dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun, meskipun eritroderma
dapat terjadi pada semua usia. Insiden eritroderma makin bertambah. Penyebab utamanya
adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya insidens psoriasis.

Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi terhadap
obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat secara
tradisional
ETIOLOGI
Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan
Dermatitis atopik Mikosis fungoides Sulfonamid

Dermatitis kontak Penyakit Hodgkin Antimalaria

Dermatofitosis Limfoma Penisilin

Penyakit Leiner Leukemia akut dan kronis Sefalosporin

Liken planus Multipel mieloma Arsen

Mikosis fungoides Karsinoma paru Merkuri

Pemfigus foliaceus Karsinoma rektum Barbiturat

Pitiriasis rubra Karsinoma tuba falopii Aspirin

Psoriasis Dermatitis papuloskuamosa pada AIDS Kodein

Sindrom Reiter Difenilhidantoin

Dermatitis seboroik Yodium

Dermatitis statis Isoniazid

Kuinidin

Kaptopril
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi eritroderma belum jelas, yang dapat diketahui ialah


akibat suatu agent dalam tubuh, maka tubuh bereaksi berupa pelebaran
pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal. Kemungkinan berbagai
sitokin berperan.
Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah.
Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis
dapat terjadi gagal jantung dan terjadi hipotermia akibat peningkatan
perfusi kulit.
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis eritroderma beraneka ragam dan bervariasi tiap individu.


Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah, yang umumnya terjadi pada area genetalia,
ekstremitas, atau kepala. Eritema ini akan meluas sehingga dalam beberapa hari
atau minggu seluruh permukaan kulit akan terkena, yang akan menunjukan
gambaran yang disebut “red man syndrome”. Skuama muncul setelah eritema,
biasanya setelah 2-6 hari.
Epidermis berukuran tipis pada awal proses penyakit dan akan terlihat dan
terasa tebal pada stadium lanjut. Kulit akan terasa kering dengan krusta
berwarna kekuningan yang disebabkan serum yang mengering dan kemungkinan
karena infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, manifestasi klinis yang muncul
pada eritroderma yang akut menyerupai nekrolisis epidermal toksik, walaupun
secara patofisiologi sangat berbeda. Pasien mengeluh kedinginan karena
pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
 Acanthosis Nigricans
 Acute Complications of Sarcoidosis
 Allergic Contact Dermatitis
 Bullous Pemphigoid
 Cutaneous T-Cell Lymphoma
 Dermatologic Manifestations of Graft Versus Host Disease
 Familial Benign Pemphigus (Hailey-Hailey Disease)
 Irritant Contact Dermatitis
 Lichen Planus
 Pediatric Atopic Dermatitis
 Pemphigus Foliaceus
 Pityriasis Rubra Pilaris
 Plaque Psoriasis
 Reactive Arthritis
 Seborrheic Dermatitis
 Stasis Dermatitis
HISTOPATOLOGI

Meskipun biopsi secara rutin digunakan dalam hubungannya dengan temuan


klinis untuk menentukan penyebab eritroderma, temuan histopatologi
nonspesifik umumnya juga ditemukan. Beberapa diantaranya termasuk
infiltrat dermal perivaskular dengan atau tanpa eosinofil, akantosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis. Selain itu, gambaran histopatologi khas
dari dermatosis yang mendasari dan kausal mungkin tidak terbukti karena
adanya histologi perancu pada pasien dengan eritroderma, meskipun ini
terjadi pada kurang dari setengah kasus.
TATALAKSANA

Pemantauan dan memastikan stabilitas metabolik dan hemodinamik

Fokus pada manajemen gejala dengan istirahat dan perawatan luka yang tepat,
termasuk mandi air hangat, dressing basah, steroid topikal ringan, dan emolien lunak

Antihistamin sedate (untuk pruritus)

Antibiotik apabila ditemukan infeksi sekunder

Penatalaksanaan kasus idiopatik mungkin termasuk emolien, steroid oral atau topikal,
metotreksat, azathioprine, PUVA, atau modalitas lain tergantung pada respon pasien
KOMPLIKASI

Limfadenopati

Hepatomegali

Ekstrarenal water loss

Gagal jantung

Edem, hypoalbuminemia, alopesia, dll


PROGNOSIS

Respon terhadap terapi bervariasi menurut penyakit atau agen


penyebab yang mendasari.
STATUS PASIEN
IDENTITAS

Nama : Tn. W
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tukang batu
Agama : Islam
Alamat : Sukoharjo
No. RM : 065252
Tanggal masuk : 23 Agustus 2020
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan utama : Kulit seluruh tubuh kemerahan

RPS : Pasien datang ke Poli RS UNS untuk kontrol pasca rawat inap. Pasien
mengeluh seluruh kulit kemerahan disertai rasa panas,nyeri, gatal, dan kaku.
Keluhan dirasakan terus menerus. Keluhan bermula saat 6 tahun yang lalu muncul
gatal di dada sebelah kanan selebar koin. Semakin lama semakin parah dan
menyebar hingga ke seluruh tubuh. Pada awalnya pasien hanya beli obat di apotek
(pasien tidak tau nama obatnya), namun karena tidak ada perubahan akhirnya
pasien berobat ke klinik dan rumah sakit. Oleh dokter, pasien diberikan PCT dan
setelah konsumsi obat tersebut, keluhan semakin melebar. Terkadang pasien
merasa kedinginan namun juga merasa panas pada kulitnya. Ketika udara dingin,
pasien merasa kaku dan rasa panas pada kulit menjadi berkurang. Pada 9 Agustus
2020, kondisi pasien memburuk dan harus dirawat inap hingga 12 hari. Keluhan
mual (-), muntah (-). Tidak ada demam, tidak terjadi penurunan berat badan. BAB
dan BAK dbn.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat sakit serupa sebelumnya : disangkal

Riwayat alergi obat/makanan : paracetamol

Riwayat atopi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat HT : disangkal

Riwayat Jantung : disangkal


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat sakit serupa pada anggota keluarga : disangkal

Riwayat alergi obat / makanan : disangkal

Riwayat urtikaria : disangkal

Riwayat atopi : disangkal

Riwayat DM : disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien saat ini tinggal bersama istrinya. Pasien berobat dengan


menggunakan fasilitas BPJS.

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien makan 2-3 kali sehari, dengan nasi, lauk-pauk, serta sayur. Lauk pauk berupa
tahu, tempe, daging ayam dan terkadang ikan. Nafsu makan pasien baik. Pasien memiliki
kebiasaan mandi 2 kali sehari. Pasien jarang berolahraga. Pernah merokok (sekitar 7
tahun yang lalu), tidak mengonsumsi alkohol. Pasien memiliki kebiasaan mengganti
handuk kurang lebih 2 minggu sekali dan mengganti baju setiap kali mandi. Pasien
mandi menggunakan sabun dan shampoo.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Vital Sign :


Tampak sehat Tensi : 139/80 mmHg
GCS E4V5M6 HR : 84x/ menit
Compos mentis RR : 18 x/menit
Gizi kesan cukup SpO2 : 98 %
Suhu : 36.4 0C
Kepala
normocephal Wajah
Eritem pada kulit wah

Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret
(-/-), simetris kiri dan kanan
Mata
konjungtiva pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-),
Hidung
Nafas cuping hidung (-),
deformitas (-), darah (-/-), sekret
(-/-).

Leher
Simetris, trakea di tengah, benjolan (-),
distensi vena leher (-)
Abdomen
Terdapat eritem dan skuama pada kulit,
Pergerakan dinding dada Simetris dalam
keadaan statis dan dinamis, Ictus kordis tidak
terlihat
Thorax
Terdapat eritem dan skuama pada
kulit, perut lebih tinggi dari dinding
dada, tidak distensi

Ekstremitas
+ + - -

+ + + +
Eritem dan skuama Oedem
STATUS DERMATOLOGIS

a) Regio: Generalisata
b) Elfloresensi primer: makula eritema, makula hiperpigmentasi
c) Elfroresensi sekunder: skuama
d) Elfloresensi spesifik/khusus: -
e) Sifat-sifat UKK : Seluruh tubuh, bentuk teratur, berbatas tegas, ukuran bervariasi
f) Pembengkakan kelenjar: tidak ada
g) Tes-tes yang dilakukan: -
STATUS NEUROLOGIS
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
DIAGNOSIS
Banding

1. Dermatitis
seboroik
2. Psoriasis vulgaris
DIAGNOSIS
KERJA

1. Erythroderma et cause
Dermatitis seboroik dd
Psoriasis vulgaris dd
Efek samping obat
TATALAKSANA

1. Non Medikamentosa 2. Medikamentosa

Edukasi - MP 40 mg/hari

- Menjelaskan mengenai penyakit dan - Lansoprazol 1x 15mg

penyebabnya - Loratadin 1x 10 mg
- Menjelaskan cara pencegahan
- Vaselin albumin 40 gram
- Menjelaskan mengenai pilihan terapi dan
- Carmed 20% 3x 1 hari sesudah
kemungkinan efek samping serta hasilnya
mandi
- Menjelaskan mengenai prognosis
PROGNOSIS

Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : bonam ad bonam
Ad kosmetikum : dubia ad bonam
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai