1,3
enyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita, namun paling sering pada
pria dengan rasio & " 1 sampai 3 " 1, dengan onset usia rata-rata 4 3$
tahun,meskipun eritroderma dapat ter!adi pada semua usia. 5nak-anak bisa
menderitaeritroderma lebih sering diakibatkan oleh alergi terhadap obat. 5lergi
terhadapobat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun
penggunaan obatsecara tradisional.
1, &
III.ETIOLOGI
Dahulu eritroderma dibagi men!adi primer dan sekunder. endapatsekarang
semua eritroderma memiliki penyebab dasarnya, sehingga eritrodermaselalu
sekunder. Eritroderma dapat disebabkan oleh 6 hal yang sudah diketahuihingga
saat ini yaitu"1.Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Diperlukan anamnesis yang teliti untuk memastikan bahwa alergiobat yang ter!
adi secara sistemik ialah proses masuknya obat kedalamtubuh dengan cara
apapun termasuk melalui mulut, hidung, suntikan7infus,rectum maupun
vagina.Keadaan ini banyak ditemukan pada anak hingga dewasa muda.8bat
yang dapat menyebabkan eritroderma adalah obat yang mengandungarsenik
organik, emas, merkuri (!arang*, penisilin, barbiturate. ada beberapa
masyarakat, eritroderma mungkin lebih tinggi karena pengobatansendiri dan
pengobatan secara tradisional. 9aktu mulainya obat ke dalamtubuh hingga
timbul penyakit bervariasi, dapat segera sampai & minggu.:ambaran klinisnya
adalah eritema universal. ila ada obat yang masuk lebih dari satu yang masuk
ke dalam tubuh, diduga sebagai penyebabnyaialah obat yang paling sering
menyebabkan alergi.
1, 3
&.Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit.Eritroderma yang
disebabkan oleh penyakit kulit lain, merupakan penyebab eritroderma yang
paling banyak ditemukan dan terseringdisebabkan oleh penyakit
"a*soriasissoriasis dapat men!adi eritroderma disebabkan oleh & halyaitu
oleh perkembangan penyakit psoriasis itu sendiri maupunakibat pengobatan
psoriasis yang terlalu kuat. 8leh sebab itu perludianamnesis dengan !elas
riwayat penyakit psoriasis dan pengobatan yang sudah dilakukan.
1
b*Dermatitis seboroik Dermatitis seboroik yang dimaksud ialah
dermatitisseboroik pada bayi !uga dapat menyebabkan eritroderma yang !
ugadikenal sebagai penyakit ;einer atau eritroderma deskuamativum.Etiologinya
belum diketahui pasti namun diduga disebakan olehdermatitis seboroika yang
meluas. #sia penderita berkisar 3-&$minggu. Selain itu yang dapat
menyebabkan eritroderma adalahptiriasis rubra pilaris, pemfigus foliaseus,
dermatitis atopic danliken planus.
1,6,3
6.Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasanerbagai penyakit
atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokalhingga keganasan dapat
memberikan kelainan kulit berupa eritroderma.<adi setiap kasus eritroderma
yang tidak termasuk akibat alergi obat danakibat perluasan penyakit kulit lain
harus dicari penyebabnya, yang berarti perlu pemeriksaan menyeluruh termasuk
pemeriksaan laboratorium danfoto toraks, untuk melihat adanya infeksi penyakit
pada alat dalam atauinfeksi fokal dan mencari kemungkinan adanya
keganasan.5danyaleukositosis tanpa ditemukan penyebabnya, menun!ukan
adanyainfeksi bacterial yang tersembunyi (
occult infection
* yang perlu diobati.
1
=ermasuk didalamnya ialah sindrom se>ary yaitu suatu limfomayang belum
diketahui penyebabnya ada yang menduga bahwa ini berhubungan dengan
stadium dini mikosis fungoides. Diduga !uga berhubungan dengan infeksi virus ?
=;@-@ dan dimasukan ke dalamA=A; (Autaneus =-Aell ;ymphoma*. 'ang
diserang ialah orang dewasa, pria berkisar usia 23 tahun dan wanita berkisar 6
tahun. Sindrom iniditandai dengan eritema berwarna merah membara yang
universal disertaiskuama dan rasa sangat gatal. ada sepertiga atau setengah
dari pasien didapat splenomegaly,limfadenopati superfisial, alopesia,
hiperpigmentasi, hyperkeratosis palmaris dan plantasis, serta kuku yang
distrofik.ada pemeriksaan laboratorium terdapat sel yang khas berupa
sellimfosit atipik yang disebut sel se>ary. Dapat disebut sindrom se>ary !ika !
umlah sel se>ary yang beredar 1$$$7m
6
atau lebih atau melebihi 1$ selyang beredar. <ika !umlah sel dibawah 1$$
$7mm
6
maka disebut sindrom pre-se>ary.
IV.PATOFISIOLOGI
Bekanisme ter!adinya eritroderma belum diketahui dengan !elas. Dapatdiketahui
bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan penyakit
kulit dan penyakit sistemik menyebabkan tubuh bereaksi berupa pelebaran
pembuluh darah kapiler yang menyebabkan eritema yang universal.Eritema
berarti ter!adi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darahke
kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. 5kibatnya pasienmerasa
dingin dan menggigil. ada eritroderma kronis dapat ter!adi gagal !antung.<uga
dapat ter!adi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. enguapan
cairanyang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. ila suhu badan
akut dalam waktu 1$hari. ada mulanya kulit hanya eritema universal terutama
pada saat akut, setelahmencapai fase penyembuhan barulah timbul skuama.
1,3
Eritroderma yang ter!adi akibat perluasan penyakit kulit lainnyadiantaranya
psoriasis maka tanda khasnya akan menghilang. 5kan menimbulkange!ala
awalnya didapati eritema yang tidak merata. ada tempat predileksiter!adinya
psoriasis ditemukan kelainan kulit lebih eritematosa dan agak meninggidari pada
sekitarnya dan skuama ditempat itu lebih tebal.
1, 6
Eritroderma yang disebabkan dermatitis seboroik pada bayi (penyakit;einer*
memberikan ge!ala klinisyang keadaan umumnya baik tanpa keluhan
dangambaran kelainan kulit berupa eritema dapat pada seluruh tubuh disertai
skuamayang kasar.
1, 3
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan seperti yangsudah di!
elaskan pada etiologi termasuk dalam golongan ini adalah sindromSe>ary.
Sindrom ini ditandai dengan eritema berwarna merah membara yanguniversal
disertai skuama dan rasa sangat gatal. Selain itu terdapat infiltrat padakulit dan
edema. ada sepertiga hingga setengah pada pasien didapatisplenomegali,
limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris et
plantaris, serta kuku yang distrofik.
1
DIAGNOSIS
Diagnosis eritroderma ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaranklinis, dan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan histopatologi dapat
membantumenentukan penyakit yang mendasarinya. Diagnosis yang akurat dari
penyakit inimerupakan suatu proses yang sistematis di mana dibutuhkan
pengamatan yangseksama, evaluasi serta pengetahuan tentang terminology,
dermatologi, morfologiserta diagnosis banding. engobatannya disesuaikan
dengan diagnosis penyakityang mendasarinya, dengan tetap memperhatikan
keadaan umum sepertikeseimbangan cairan dan elektrolit tubuhm memperbaiki
hipoalbumin dananemia, serta pengendalian infeksi sekunder.Diagnosis
ditegakkan ditegakan berdasarkan adanya eritema yanguniversal dapat disertai
dan tidak oleh skuama halus, karena harus melihat daritanda dan ge!ala yang
sudah ada sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahandan perubahan kuku
pada psoriasis hiperkeratotik skala besar kulit kepala, biasanya tanpa rambut
rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di A=A;.likenifikasi, erosi dan
ekskoriasi di dermatitis atopik dan eksema menyebar,relatif hiperkeratosis
tanpa skuama, dan hiperkeratotik skala besar kulit kepala, biasanya tanpa
rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di A=A; dan pitiriasis
iasanya lebih berat apabila ter!adi pada laki-laki dari pada wanitadan lebih
sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak danminum alkohol.
1
iasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman
pityrosporum ovale
yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur.ada kepala tampak
eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe*.
Kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama putih yang berminyak pula.
enderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.
1
Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermisyang meningkat
seperti pada psoriasi. ?al ini dapat menerangkan mengapaterapi dengan sitostisk
dapat memperbaikinya. ada orang yang telahmempunyai faktor predisposisi,
timbulnya dermatitis seboroik dapatdisebabkan oleh faktor kelelahan, stress
emosional, infeksi, atau defisiensiimun.
penatalaksanaan
ada eritroderma yang diakibatkan oleh alergi obat atau golongan /,
obattersangka sebagai kausanya segera dihentikan. #mumnya pengobatan
eritrodermadengan kortikosteroid. ada golongan /, yang disebabkan oleh alergi
obat secarasistemik, dosis prednisone 3 1$ mg. penyembuhan ter!adi cepat,
umumnyadalam beberapa hari sampai beberapa minggu.ada golongan akibat
perluasan penyakit kulit atau golongan // !ugadiberikan kortikosteroid. Dosis
mula prednisone 3 1$ mg sampai 1 mg sehari.<ika setelah beberapa hari
tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikkan. Setelahtampak perbaikan, dosis
diturunkan perlahan-lahan. <ika eritroderma ter!adi akibat pengobatan dengan
ter pada psoriasis, makan obat tersebut harus dihentikan.Eritroderma karena
psoriasis dapat pula diobati dengan etretinat salah satunyaadalah asetretin.
;ama penyembuhan golongan // ini bervariasi beberapa mingguhingga beberapa
1,3
asien dengan eritroderma yang luas dapat ditemukan tanda-tanda
dariketidakseimbangan elektrolit, edema, hipoalbuminemia, dan hilangnya masa
otot.ada eritroderma kronik dapat mengakibatkan alopesia,
palmoplantarkeratoderma, kelainan pada kuku ektropion, hingga perburukan
keadaan umumyang progresif.
1,&
Komplikasi yang harus lebih diperhatikann ialah komplikasi sistemik akibat
eritroderma seperti hipotermia, edema perifer, dan kehilangan cairan
danalbumin, dengan takikardia dan kelainan !antung harus mendapatkan
perawatanyang serius.
XI.PROGNOSIS
rognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yangmendasarinya.
Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunaanobat
dihentikan dan diberi terapi yang sesuai. enyembuhan golongan ini ialahyang
tercepat dibandingkan dengan golongan yang lain.
1
ada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan
dengankortikosteroid hanya mengurangi ge!alanya, pasien akan
mengalamiketergantungan kortikosteroid (
corticosteroid dependence
*.
1
Eritroderma disebabkan oleh dermatosa dapat diatasi dengan pengobatan,tetapi
mungkin akan timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah kasus yang tidak
terduga, dapat bertahan dalam waktu yang lama, seringkali disertai
dengankondisi yang lemah.
DAFTAR PUSTAKA
1.D!uanda, 5dhi. /lmu enyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. <akarta"%akultas
Kedokteran #niversitas /ndonesia, &$1$.&.#mar, ? Sanusi. Erythroderma
(generali>ed efoliative dermatitis*, diunduhdari" www.emedicine.com,pada &0
<anuari &$1&.6.Siregar, FS. Saripati enyakit Kulit. <akarta" E:A, &$
$3.3.%it>patrickHs Dermatology in :eneral Bedicine
th
eds. Cew 'ork" Bc:raw-?ill, &$$1..andyopadhyay debabrata, 5ssociate
rofessor and ?ead Department of Dermatology, diunduh dari"
www.tripodindonesia.com, pada tanggal &0<anuari &$1&
eritroderma
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Keluhan tambahan :
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien perempuan,33 tahun datang ke poliklinik kulit dengan keluhan kulit kering dan memerah
hampir seluruh permukaan tubuh. Sebagian ada yang mengelupas, sehingga tampak bersisik halus
pada wajah , tangan, kaki, perut. Keluhan juga disertai rasa gatal, gatal dirasakan hilang timbul .
Timbul bila pasien mengalami stress, awalnya keluhan pasien hanya berupa kemerahan sekujur
tubuh. Dimulai dari wajah yang terasa panas, menjalar kebatang tubuh lalu tangan dan tungkai.
Karena gatal pasien menggaruk dan timbul sisik-sisik halus dan semakin meluas.
Keluhan bercak kemerahan dengan kulit mengelupas timbul secara serentak hampir diseluruh tubuh
disangkal. Gangguan pada mata, mulut, tenggorok disangkal. Keluhan bercak kemerahan, kulit
mengelupas, terasa berminyak dikepala seperti ketombe disangkal. Riwayat mengoleskan obatobatan dsb disangkal.
Pasien sedang menjalani pengobatan tekanan darah tinggi. Obat-obatan yang diberikan antara lain :
analsik (metampiron, diazepam) dan spirinolakton. Riwayat alergi obat tidak diketahui pasien dan
pasien belum pernah mengalaminya.
Pengobatan yang pernah didapat :
Pasien sedang menjalani pengobatan karena tekanan darah tinggi dan sedang mengkonsumsi obat
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan yang serupa riwayat penyakkt tekanan darah tinggi
(+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengakui tidak ada di keluarga yang ada/pernah mengalami keluhan yang serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
B. Status dermatologis
Lokasi I : Distribusi generalisata , at regio wajah , leher , dada , perut
1 Terdapat lesi multipel , 2 Ukuran tidak dapat diukur , 3 bentuk difus tidak beraturan , 4 batas tegas,
5 berupa makula eritematosa, 6 disertai skuama halus berwarna putih
Lokasi II : Distribusi generalisata, at regio tangan kanan dan kiri
Terdapat lesi multipel, ukuran tidak dapat diukur, bentuk difus, batas tegas, berupa makula
eritematosa disertai skuama halus dan tipis berwana putih
- Drug eruption :
- Ptririasis Rosea :
Def. py kulit yg belum diket etiox. Dimulai dg lesi inisila berbetuk eritema dan skuama halus. Disusul
oleh lesi2 yg lebih jecil dibadan, lengan dan paha atas , tersusun sesuai lipatan kulit.
Ef. Lesi pertama (herald patch), pohon cemara terbalik
- Psoariasis :
Def.py kulit kronik residif. Lesi berupa makula eritematosa, bts tegas, ditutupi skuama tebal+tipis ,
berwarna putih.
- Pemfigus Foliaseus :
Def.py kulit kronik residif,remisi temporer. salah satu bentuk pemfigus,g.k vesikel berdinding
tipis,mudah pecah
Ef. Eritema menyeluruh, skuama (+) kasar, vesikel/bula lentikular berdinding kendur <<
- Mikosis Funguides (Granuloma funguides)
Def. Tumor ganas kulit yang berasal dari limfosit T.
Ef. Stadium premikotik : makula eritematosa ditutupi oleh skuama yang warnanya bervariasi mulai
dari merah, merah muda atau merah coklat. Kadang-kadang berupa makula yang dikelilingi
telengiektasis atau berupa eritrodermia dengan skuama halus.
- Morbus hansen tipe TT :
Def/ py infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mula-mula menyerang saraf tepi, dan
kemudian terdapat manifestasi kulit.
Ef. makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan kering, batas tegas, anastesi, bagian
tengah sembuh, bakteriologi (-),lepromin positif kuat .
generalisata s.d universal ,, kelaianan kulit apa saja yang mengarah,,yang terjadi secara generalisata
dan universal ? lokalis?2. Hampir seluruh tubuh
3. Apa arti sebagian ada yang mengelupas? Berapa lama pembentukan skuama ? mekanisme
pembentukan skuama? Apa yang menyebabkan skuama bisa terlepas? Apa efek dari pembentukan
dan pelepasan skuama? Apa terapi dan tujuan pada kulit yang mengalami skuama?
4. Keluhan dirasakan sejak 5 hari SMRS,,, akut/subakut/kronik,,,kelaianan kulit apa saja yang ef.
Makula eritema berdasarakan waktu
5. Predileksinya bagaimana pada pasien ini ? generalisata
Keluhan juga disertai rasa gatal, gatal dirasakan hilang timbul . Timbul bila pasien mengalami stress,
awalnya keluhan pasien hanya berupa kemerahan sekujur tubuh. Dimulai dari wajah yang terasa
panas, menjalar kebatang tubuh lalu tangan dan tungkai. Karena gatal pasien menggaruk dan timbul
sisik-sisik halus dan semakin meluas.
6. Keluhan tambahan yaitu rasa gatal,,alasan apa saja yang bisa menyingkirkan kelainan lesi ini
bukan disebabkan oleh jamur ?
Jamur : gatal akan bertambah saat tubuh berkeringat
Dermatitis : selalu gatal
7. Bagaimana patogenesis dari gatal?terapi gatal apa saja ? bagaimana pertimbangan yang tepat
dalam pemberian terapi gatal pada kelainan lesi ini ?
Pada pasien ini diawali dengan eritema terbentuk flare yang disebabkan oleh histamin pada ujung
syaraf yang menimbulkan refleks akson kerja histamin merangsang reseptor H1 diujung syaraf
sensoris.
8. Kenapa awalnya dirasakan mulai dari wajah? Karena kulit wajah lebih tipis dibanding kulit
permukaan tubuh lainnya
9. Bagaimana patofisiologi sampai terbentuk kemerahan /eritema ?
Patofisiologi eritroderma belum jelas, yang dapat diketahui adalah suatu agent dalam tubuh , maka
tubuh bereaksi berupa pelebaran pemebuluh darah kapiler (eritema) universalis. Kemungkinan
peranan sitokin berperan.
10. Mekanisme sampai menggigil? Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panasnya bertambah . Akibatnya
pasien merasa dingin dingin dan mengigil.
11. Komplikasi? Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia
lemak, nonpolar, menjadi zat yang hidrofilik dan polar yang mudah diekskresi.
Terdapat 2 langka untuk terjadinya hal ini :
1. Reaksi fase I : reaksi oksidasi reduksi
2. Reaksi fase II : reaksi konjugasi
Reaksi oksidasi-reduksi umumnya melibatkan enzim sitokin P450, prostaglanding sintetase dan
macam peroksidase jaringan.
Reaksi fase II diperantarai oleh enzim, misalnya hidrolase, glutation-S-transferase (GST) dan Nasetyl-transferase (NAT). Untuk dapat menimbulkan reaksi imunologik hapten harus bergabung
dahulu dengan protein pembawa (carrier) yang ada dalam sirkulasi atau protein jaringan hopses.
Carrier diperlukan oleh obat at metabolitnya untuk merangsang sel limfosit T agar merangsang sel
limfosit B membentuk antibodi terhadap obat atau metabolitnya.
Klasifikasi
Kemungkinan pada pasien ini mengalami rx tipe II
Tipe II (rx sitostatik) : rx tipe ini disebabkan oleh obat (Ag) yang memerlukan penggabungan antara Ig
G dan Ig M dipermukaan sel. Ini menyebabkan efek sitotoksik oleh sel efektor yang diperantarai
komplemen.
Gabungan obat-antibodi-komplemen terfiksasi pada sel sasaran. Sebagai sel sasaran ialah berbagai
macam sel eritrosit, leukosit, trombosit yang mengakibatkan lisi sel, sehingga reaksi tipe II tersebut
disebut juga reaksi sitolisis atau sitotoksik. Contohnya ialah penisilin, sefalosporin, streptomisin,
sulfonamida, dan isoniazid.
E.O.A yang berhubungan dengan tipe ini ialah purpura, bila sel sasarannya trombosti. Obat lain yang
menyebabkan alergik tipe ini ialah penisilin, sefalosporin, streptomisin , klorpromazin, sulfonamida,
analgesik dan antipiretik.
Gambaran klinis
1. Erupsi makulopapular atau morbiliformis
2. Urtikaria atau angioudem
3. Fixed drug eruption
Obat penyebab yang sering ialah sulfonamid, barbiturat, trimetoprim dan analgesik.
4. Eritroderma (dermatitis eksofoliativa)
Eritroderma adalah terdapatnya eritema universal yang biasanya disertai skuama. Eritroderma dapat
disebabkan oleh bermacam-macam penyakit lain disamping alergi mik termasuk keganasan pada
sistem limforetikular (penyakit hodgin, leukemia)
Pada eritroderma karena laergi obat terlihat eritema tanpa skuama, skuama baru timbul pada stadium
penyembuhan. Obat-obat yang biasa menyebabkannya adalah sulfonamid , penisilin dan
fenilbutazon.
5. Vaskulitis
6. Reaksi foto alergik
7. Pustulosa eksantematosa generalisata akut
Pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan yang serupa riwayat penyakkt tekanan darah tinggi
(+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengakui tidak ada di keluarga yang ada/pernah mengalami keluhan yang serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
D. Status Generalis
E. Status dermatologis
Lokasi I : Distribusi generalisata , at regio wajah , leher , dada , perut
1 Terdapat lesi multipel , 2 Ukuran tidak dapat diukur , 3 bentuk difus tidak beraturan , 4 batas tegas,
5 berupa makula eritematosa, 6 disertai skuama halus berwarna putih
Lokasi II : Distribusi generalisata, at regio tangan kanan dan kiri
Terdapat lesi multipel, ukuran tidak dapat diukur, bentuk difus, batas tegas, berupa makula
eritematosa disertai skuama halus dan tipis berwana putih
Lokasi III : Distribusi generalisata, at regio kaki kanan dan kiri
Terdapat lesi multipel, ukuran tidak dapat diukur, bentuk difus, batas tegas , berupa makula
eritematosa
F. Status Venereologis (tidak dilakukan )
IV. DIAGNOSIS BANDING
1. Psoriasis Eritrodermis
2. Pemfigus foliaseus
3. Dermatitis seboroik
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Lab darah rutin, fungsi hati , kimia darah, GDS, fungsi ginjal
Memantau efek samping dari ks :
Sal cerna : hipersekresi asam lambung
Darah : kenaikan Hb, eritrosit, leukosit dan limfosit
Pembuluh darah : kenaikan tekanan darah
Kelenjar adrenal : atrofi , tidak dapat melawan stress
Metabolisme protein , kh ,lemak : kehilangan protein (efek katabolik), hiperlipidemia, gula meningkat,
perlemakan hati
Sistem imunitas : rentan terhadap infeksi
Dsb
VI. DIAGNOSIS KERJA
Eritroderma e.c drug eruption
VII. PENATALAKSANAAN
C. Medikamentosa
Topikal :
1. Topcort
2. Emolin lanolin 10%
Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema,
misalnya dengan salep lanolin 10%
Sistemik /oral :
Sistemik
a. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik. Obat kortikosteroid yang sering
digunakan di RSCM ..
Tablet prednison (1 tablet = 5 mg ) . Pada kelainan urtikaria, eritema, dermatitis, medikamentosa,
purpura, eritema nodosum, eksantema, fikstum, dan P.E.G.A karena laergi obat, dosis standar untuk
orang dewasa ialah 3x10 mg prednison sehari. Pada eritrodermia dosisnya ialah 3x10 mg sampai
4x10 mg sehari
b. Antihistamin
Antihistamin yang bersifat sedatif dapat juga diberikan, jika terdapat rasa gatal. Kecuali pada urtikaria,
efeknya kurang kalau dibandingkan dengan kortikosteroid.
1. Metil prednisolon 8 mg 3x1
Pada penderita dengan hipertensi , gangguan kor dan kead lain yang retensi garam
merupakan masalah , maka dipilih kortikosteroid yg efek mineralokrtikoidnya
sedikit/tidak ada, terlebih2 bila dibutuhkan ks dosis tinggi,
Kerja sedang (12-36 jam ) dosis 4,0 , potensi glukortikoid tiggi (5) , potensi mineralokrtikoid 0
2. Cetirizine 10 mg 1x1
Tiap kapsul mengandung cetirizine dihidroklorida 10 mg
Cara Kerja
Cetirizine adalah metabolit aktif dari hidroksizin dengan kerja kuat dan panjang.
Merupakan antihistamin selektif, antagonis reseptor H1 periferal dengan efek sedative yang rendah
pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Cetirizine
menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi.
Indikasi
Cetirizine diindikasikan untuk pengobatan perenial rinitis, alergi rinitis dan urtikaria idiopatik kronis.
Dosis
Dewasa dan anak 12 tahun : 1 x sehari 1 kapsul
Over dosis
Rasa kantuk dapat timbul pada pemakaian 50 mg secara dosis tunggal. Dapat terjadi agitasi pada
anak-anak.
Efek Samping
Cetirizine mempunyai efek samping yang bersifat sementara antara lain :
sakit kepala, pusing, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung. Pada
beberapa individu, dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap cetirizine. Karena kurangnya data klinis, cetirizine jangan
digunakan selama semester pertama kehamilan atau saat menyusui. Cetirizine jangan digunakan
untuk bayi dan anak-anak berumur kurang dari 2 tahun. Interaksi Obat Interaksi dengan obat-obat lain
belum diketahui. Pada percobaan memperlihatkan potensiasi cetirizine terhadap alkohol (level alkohol
0,8 %) oleh karena itu sebaiknya jangan diberikan bersamaan. Konsentrasi cetirizine plasma tidak
terpengaruh pada pemberian bersama simetidin.
3. Ranitidin 150 mg 3x1 ac
adalah antihistamin penghambat reseptor H2 (AH2). Perangsangan reseptor H2 akan merangsang
sekresi asam lambung. Dalam menghambat reseptor H2, ranitidine bekerja cepat, spesifik dan
reversibel melalui pengurangan volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung. Ranitidine juga
meningkatkan penghambatan sekresi asam lambung akibat
perangsangan obat muskarinik atau gastrin.
Pada pemberian oral, ranitidine diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, tetapi sedikit berkurang bila
ada makanan atau antasida. Pemberian dosis tunggal 150 mg ranitidine, kadar puncak dalam darah
akan tercapai 1 2 jam setelah pemberian, waktu paruh kira-kira 3 jam dan lama kerja sampai 12
jam.
Ranitidine diekskresi terutama bersama urin dalam bentuk utuh (30%) dan metabolitnya, serta
sebagian kecil bersama feses.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung ranitidine hydrochloride setara dengan 150 mg ranitidine base.
Indikasi:
Ranitidine digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum akut, refluks esofagitis,
keadaan hipersekresi asam lambung patologis seperti pada sindroma Zollinger-Ellison, hipersekresi
pasca bedah.
Dosis:
Terapi oral
Dewasa:
Tukak lambung, duodenum dan refluk esofagitis, sehari 2 kali 1 tablet atau dosis tunggal 2 tablet
menjelang tidur malam, selama 4 8 minggu.
Untuk hipersekresi patologis, sehari 2 3 kali 1 tablet.
Bila keadaan parah dosis dapat ditingkatkan sampai 6 tablet sehari dalam dosis terbagi.
Dosis pemeliharaan sehari 1 tablet pada malam hari. Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan
klirens kreatinin kurang dari 50 mg/menit, dosis sehari 1 tablet.
Dosis untuk anak-anak belum mantap.
Terapi parenteral : Diberikan i.m. atau i.v. atau infus secara perlahan atau intermiten untuk penderita
rawat inap dengan kondisi hipersekretori patologik atau tukak usus dua belas jari yang tidak sembuhsembuh, atau bila terapi oral tidak memungkinkan.
Dosis dewasa :
Injeksi i.m. atau i.v. intermiten : 50 mg setiap 6-8 jam. Jika diperlukan, obat dapat diberikan lebih
sering, dosis tidak boleh melebihi 400 mg sehari.
Jika ranitidine diberikan secara infus, 150 mg ranitidine diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam
selama lebih dari 24 jam; pada penderita dengan sindrom Zollinger-Ellison atau kondisi hipersekretori
lain, infus selalu dimulai kecepatan 1 mg/kg per jam.
Jika setelah 4 jam penderita masih sakit, atau jika sekresi asam lambung lebih besar dari 10
mEq/jam, dosis ditambah 0,5 mg/kg per jam, lalu ukur kembali sekresi asam lambung.
Pada penderita gagal ginjal dengan klirens kreatinin kurang dari 50 ml/menit, dosis i.m. atau i.v. yang
dianjurkan adalah 50 mg setiap 18-24 jam. Jika diperlukan, ubah dengan hati-hati interval dosis dari
setiap 24 jam menjadi setiap 12 jam.
Cara pemberian :
-Injeksi secara i.m.: tidak perlu diencerkan.
-Injeksi i.v. intermiten: 50 mg ranitidine tiap 6-8 jam diencerkan dengan larutan natrium klorida 0,9 %
atau larutan i.v. lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 2,5 mg/ml (total
volume 20 ml) dan kecepatan injeksi tidak melebihi 4 ml per menit (waktu seluruhnya tidak kurang
dari 5 menit).
-Infus intermiten: 50 mg ranitidine tiap 6-8 jam diencerkan oleh larutan dextrose 5 % atau larutan i.v.
lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 0,5 mg/ml (total volume 100 ml);
kecepatan infus tidak lebih dari 5-7 ml per menit (waktu seluruhnya 15-20 menit).
-Infus: 150 mg ranitidine diencerkan dalam 250 ml dextrose 5 % atau larutan i.v. lain yang cocok dan
diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom Zollinger-Ellison
atau hipersekretori lain, ranitidine injeksi harus diencerkan dengan dextrose 5 % atau larutan i.v. lain
yang cocok dan kecepatan infus dimulai 1 mg/kg per jam, kecepatan ini harus disesuaikan dengan
keadaan penderita.
Karena ranitidine ikut terdialisa, maka pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan
akhir hemodialisa.
D. Anjuran/ Saran
1. Banyak makan-minum tinggi protein, minum air putih (Diet TKTP)
Pada eritroderma yang lama diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama
mengakibatkan kehilangan protein.
2. Hindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress
3. Oleskan minyak zaitun untuk melembabkan
utk lihat perkembangan , tapering off ks4. Kontrol ke dokter setelah obat habis
VIII. PROGNOSIS
Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan
segera disingkirkan. Akan tetapi pada beberapa bentuk , misalnya eritroderma dan kelainan2 berupa
sindrom Lyell dan sindrom Steven Johnson, prognosis dapat menjadi buruk bergantung pada luas
kulit yang terkena.
Eritroderma yang termasuk golongan I, yakni karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya baik.
Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan golongan yang lain.
Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid hanya
mengurangi gejalanya, penderita akan mengalami ketergantungan kortikosteroid.
Sindrome Sezary prognosisnya buruk, penderita pria umumya akan meninggal setelah 5 tahun,
sedangkan penderita wanita setelah 10 tahun. Kematian disebabkan oleh infeksi atau penyakit
berkembang menjadi mikosis fungoides.
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad sanam : Dubia ad Bonam
Ad kosmetikam : ad bonam
ERITRODERMA
I.
Pendahuluan
Kulit
adalah
organ
tubuh
yang
dan
membatasinya
terletak
paling
luar
dari
manusia.
lingkungan
Kulit
hidup
merupakan
esensial
dan
organ
vital
yang
serta merupakan
kesehatan
dan
kehidupan.
kelainan
kulit
Salah cermin
satu
1
yang
menyebabkan
dapat
kulit
terganggunya
adalah
eritroderma.
fungsi
Dahulu,
eritroderma
dibagi
eritroderma
menjadi
primer
dan
sekunder;
primer
adalah
yang
tidak
penyebabnya
diketahui
(idiopatik),
sekunder
dan
adalah
disebabkan
yang
oleh
penyakit
atau
penyakit
kulit
lain
sistemik.
Pendapat
sekarang,
semua
ada
penyebabnya,
eritroderma
jadi
eritroderma
2,3
selalu
sekunder.
Eritroderma
adalah
kelainan
ditandai
dengan
kulit
yang
adanya
kemerahan
atau
eritema
generalisata
yang
yang
bersifat
mencakup
90%
permukaan
tubuh
yang
berlangsung
hari
dalam
sampai
beberapa
3
minggu.
Bila
eritemanya
50-90%
dinamakan
antara
pre-eritroderma.
2,4
Dermatitis
dianggap
sinonim
eksfoliativa
dengan
eritroderma.
Bagaimanapun,
istilah
ini
adalah
kedua
berbeda,
gambaran
karena
klinik
pada
dapat
penyakit
menghasilkan
yang
berbeda.
Pada
eritroderma
banyak
kasus,
umumnya
kelainan
kulit
disebabkan
yang
ada
sebelumnya
psoriasis
(misalnya
atau
cutaneous
dermatitis
T-cell
atopik),
lymphoma
reaksi
obat.
(CTCL)
atau
Identifikasi
yang
menyertai
penyakit
menggambarkan
dari
sekian
banyak
satu
5
kelainan
kulit.
II.
Epidemiologi
Insidens
eritroderma
sangat
menurut
bervariasi,
penelitian
dari
0,9-70
dari
100.000
populasi.
Penyakit
mengenai
ini
pria
dapat
ataupun
wanita
namun
paling
sering
pada
dengan
sampai
4
rasio
: eritroderma
1,40
dengan
2pada
:tahun,
1 pria
onset
usia
rata-rata
>
meskipun
dapat
terjadi
semua
usia.
ERITRODERMA
I.
Pendahuluan
Kulit
adalah
organ
tubuh
yang
dan
membatasinya
terletak
paling
luar
dari
manusia.
lingkungan
Kulit
hidup
merupakan
esensial
dan
organ
vital
yang
serta
kesehatan
merupakan
dan
cermin
kehidupan.
kelainan
kulit
Salah
satu
1
yang
menyebabkan
dapat
terganggunya
kulit
adalah
eritroderma.
fungsi
Dahulu,
eritroderma
dibagi
eritroderma
menjadi
primer
dan
sekunder;
primer
adalah
yang
tidak
penyebabnya
diketahui
(idiopatik),
sekunder
dan
adalah
disebabkan
yang
oleh
penyakit
atau
penyakit
kulit
lain
sistemik.
Pendapat
sekarang,
semua
ada
penyebabnya,
eritroderma
jadi
eritroderma
2,3
selalu
sekunder.
Eritroderma
adalah
kelainan
ditandai
dengan
kulit
yang
adanya
kemerahan
atau
eritema
generalisata
yang
yang
bersifat
mencakup
90%
permukaan
tubuh
yang
berlangsung
hari
dalam
sampai
beberapa
3
minggu.
Bila
eritemanya
50-90%
dinamakan
antara
pre-eritroderma.
2,4
Dermatitis
dianggap
sinonim
eksfoliativa
dengan
eritroderma.
Bagaimanapun,
istilah
ini
adalah
kedua
berbeda,
gambaran
karena
klinik
pada
dapat
penyakit
menghasilkan
yang
berbeda.
Pada
eritroderma
banyak
kasus,
umumnya
kelainan
kulit
disebabkan
yang
ada
sebelumnya
psoriasis
(misalnya
atau
cutaneous
dermatitis
T-cell
atopik),
lymphoma
reaksi
obat.
(CTCL)
atau
Identifikasi
yang
menyertai
penyakit
menggambarkan
dari
sekian
banyak
satu
5
kelainan
kulit.
II.
Epidemiologi
Insidens
eritroderma
sangat
menurut
bervariasi,
penelitian
dari
0,9-70
dari
100.000
populasi.
Penyakit
mengenai
ini
pria
dapat
ataupun
wanita
namun
paling
sering
pada
dengan
sampai
4
rasio
: eritroderma
1,40
dengan
2pada
:tahun,
1 pria
onset
usia
rata-rata
>
meskipun
dapat
terjadi
semua
usia.
ERITRODERMA
I.
Pendahuluan
Kulit
adalah
organ
tubuh
yang
dan
membatasinya
terletak
paling
luar
dari
manusia.
lingkungan
Kulit
hidup
merupakan
esensial
dan
organ
vital
yang
serta
kesehatan
merupakan
dan
cermin
kehidupan.
kelainan
kulit
Salah
satu
1
yang
menyebabkan
dapat
terganggunya
kulit
adalah
eritroderma.
fungsi
Dahulu,menjadi
eritroderma
dibagi
eritroderma
primer dan
sekunder;
tidak
penyebabnya
diketahui
sekunder
(idiopatik),
dan
adalah
disebabkan
yang
oleh
penyakit
atau
penyakit
kulit
lain
sistemik.
Pendapat
sekarang,
semua
ada
penyebabnya,
eritroderma
jadi
eritroderma
2,3
selalu
sekunder.
Eritroderma
adalah
kelainan
ditandai
dengan
kulit
yang
adanya
kemerahan
atau
eritema
generalisata
yang
yang
bersifat
mencakup
90%
permukaan
tubuh
yang
berlangsung
hari
dalam
sampai
beberapa
3
minggu.
Bila
eritemanya
50-90%
dinamakan
antara
pre-eritroderma.
2,4
Dermatitis
dianggap
sinonim
eksfoliativa
dengan
eritroderma.
Bagaimanapun,
istilah
ini
adalah
kedua
berbeda,
gambaran
karena
klinik
pada
dapat
penyakit
menghasilkan
yang
berbeda.
Pada
eritroderma
banyak
kasus,
umumnya
kelainan
kulit
disebabkan
yang
ada
sebelumnya
psoriasis
(misalnya
atau
cutaneous
dermatitis
T-cell
atopik),
lymphoma
reaksi
obat.
(CTCL)
atau
Identifikasi
yang
menyertai
penyakit
menggambarkan
dari
sekian
banyak
satu
5
kelainan
kulit.
II.
Epidemiologi
Insidens
eritroderma
sangat
menurut
bervariasi,
penelitian
dari
0,9-70
dari
100.000
populasi.
Penyakit
mengenai
ini
pria
dapat
ataupun
wanita
namun
paling
sering
pada
dengan
sampai
4
rasio
: eritroderma
1,40
dengan
2pada
:tahun,
1 pria
onset
usia
rata-rata
>
meskipun
dapat
terjadi
semua
usia.
ERITRODERMA
I.
Pendahuluan
Kulit
adalah
organ
tubuh
yang
dan
membatasinya
terletak
paling
luar
dari
manusia.
lingkungan
Kulit
hidup
merupakan
esensial
dan
organ
vital
yang
serta
kesehatan
merupakan
dan
cermin
kehidupan.
kelainan
kulit
Salah
satu
1
yang
menyebabkan
dapat
terganggunya
kulit
adalah
eritroderma.
fungsi
Dahulu,
eritroderma
dibagi
eritroderma
menjadi
primer
dan
sekunder;
primer
adalah
yang
tidak
penyebabnya
diketahui
(idiopatik),
sekunder
dan
adalah
disebabkan
yang
oleh
penyakit
atau
penyakit
kulit
lain
sistemik.
Pendapat
sekarang,
semua
ada
penyebabnya,
eritroderma
jadi
eritroderma
2,3
selalu
sekunder.
Eritroderma
adalah
kelainan
ditandai
dengan
kulit
yang
adanya
kemerahan
atau
eritema
generalisata
yang
yang
bersifat
mencakup
90%
permukaan
tubuh
yang
berlangsung
hari
dalam
sampai
beberapa
3
minggu.
Bila
eritemanya
50-90%
dinamakan
antara
pre-eritroderma.
2,4
Dermatitis
dianggap
sinonim
eksfoliativa
dengan
eritroderma.
Bagaimanapun,
istilah
ini
adalah
kedua
berbeda,
gambaran
karena
klinik
pada
dapat
penyakit
menghasilkan
yang
berbeda.
Pada
eritroderma
banyak
kasus,
umumnya
kelainan
kulit
disebabkan
yang
ada
sebelumnya
psoriasis
(misalnya
atau
cutaneous
dermatitis
T-cell
atopik),
lymphoma
reaksi
obat.
(CTCL)
atau
Identifikasi
yang
menyertai
penyakit
menggambarkan
dari
sekian
banyak
satu
5
kelainan
kulit.
II.
Epidemiologi
Insidens
eritroderma
sangat
menurut
bervariasi,
penelitian
dari
0,9-70
dari
100.000
populasi.
Penyakit
mengenai
ini
pria
dapat
ataupun
wanita
namun
paling
sering
pada
dengan
sampai
4
rasio
: eritroderma
1,40
dengan
2pada
:tahun,
1 pria
onset
usia
rata-rata
>
meskipun
dapat
terjadi
semua
usia.