Anda di halaman 1dari 16

PIAGAM

KOMITE AUDIT
( Committee Audit Charter )

Mei 2018

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819-3825
website : www.perumnas.co.id, email : ktrpusat@perumnas.co.id
Committee Audit Charter

DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi i
Bagian Pertama Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Visi dan Misi Komite Audit 2
C. Maksud dan Tujuan 2
Bagian Kedua Pembentukan dan Keanggotaan Komite Audit 3
A. Pengertian 3
B. Struktur Komite Audit 3
C. Ketentuan Jabatan 3
Bagian Ketiga Fungsi, Tugas, Kewenangan dan Tanggung Jawab 6
1. Fungsi 6
2. Tugas 6
3. Kewenangan 7
4. Kewajiban dan Tanggung Jawab 7
Bagian Keempat Lingkup Pekerjaan 8
A. Laporan Keuangan 8
B. Usulan Auditor Eksternal 8
C. Supervisi Audit 8
D. Pengendalian Intern 9
Bagian Kelima Kode Etik dan Mekanisme Rapat 11
A. Kode Etik 11
B. Rapat 11
C. Lain-Lain 12
Pengesahan Piagam Komite Audit 13

i
PIAGAM
SATUAN PENGAWAS INTERN
( SPI Charter )

Mei 2018

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819-3825
website : www.perumnas.co.id, email : ktrpusat@perumnas.co.id
Committee Audit Charter

BAGIAN PERTAMA

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perum Perumnas (selanjutnya disebut Perusahaan) sebagai Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah dalam menjalankan usahanya dalam rangka memperoleh hasil,
manfaat dan dampak positif yang optimal dari kinerjanya sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya, Perusahaan wajib mengelola kegiatan usahanya dengan hemat,
berdaya guna, berhasil guna dan dengan mentaati peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu, sebagai BUMN, Perusahaan dituntut untuk menerapkan
sepenuhnya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
agar operasi Perusahaan dapat dijalankan dan dikelola secara transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, independen dan wajar.

Pembentukan Komite Audit merupakan bagian integral dari upaya Perusahaan


menerapkan good corporate governance. Peran dan fungsinya sangat membantu
Dewan Pengawas menjalankan fungsi pengawasannya.

Untuk membatasi tugas-tugas Komite Audit, maka dalam menjalankan tugas tersebut
diperlukan adanya Piagam Komite Audit yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
Piagam ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman kerja bagi Komite Audit
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya yang didasarkan atas ketentuan
peraturan yang berlaku, yaitu :

1. Undang-undang RI No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), khususnya pada Bab VI, Pasal 70 tentang kewajiban
Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN untuk membentuk Komite Audit;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2015 tanggal 4 November 2015 tentang


Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional, khususnya
pada Pasal 87 tentang Komite Audit dan Komite Lain;

1
Committee Audit Charter

3. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011


tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

4. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung


Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

B. VISI DAN MISI KOMITE AUDIT

1. Visi

Menjadi Komite yang memiliki kompetensi tinggi, bekerja secara profesional dan
independen dalam membantu Dewan Pengawas melaksanakan tugas mengawasi
dan memberikan nasihat kepada Direksi.

2. Misi

Membantu Dewan Pengawas melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan,


khususnya mendorong Perusahaan agar dikelola dengan manajemen yang sehat
secara konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang
berlandaskan kaidah Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independen
dan Fairness yang dijiwai nilai-nilai dan Etika Perusahaan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Piagam Komite Audit disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Dewan Pengawas,
dan merupakan acuan kerja bagi Komite Audit agar dalam menjalankan tugasnya
dapat bekerja secara independen, objektif, mandiri dan transparan, serta dapat
dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

2
Committee Audit Charter

BAGIAN KEDUA

PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT

A. PENGERTIAN

Komite Audit adalah sebuah organ pendukung Dewan Pengawas yang bekerja secara
kolektif guna membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan fungsi pengawasan,
khususnya pengawasan dalam hal sistem pengendalian intern, evaluasi kinerja
auditor eksternal, review sistem pengendalian manajemen dan pelaporan keuangan.

B. STRUKTUR KOMITE AUDIT

DEWAN
PENGAWAS

KOMITE AUDIT

DIREKSI

SATUAN
PENGAWAS
INTERN

C. KETENTUAN JABATAN

1) Jumlah dan Komposisi

 Keanggotaan Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya 1 (satu) orang


ketua dan 2 (dua) orang anggota.

 Ketua Komite Audit adalah salah seorang anggota Dewan Pengawas.

 Anggota komite audit adalah tenaga ahli yang bukan merupakan pegawai
Perusahaan dan tidak mempunyai keterkaitan finansial dengan Perusahaan.

3
Committee Audit Charter

2) Pengangkatan dan Pemberhentian

 Komite Audit dibentuk dengan Keputusan Dewan Pengawas;

 Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pengawas dan
dilaporkan kepada Pemilik Modal;

 Ketua Komite Audit berhak mengusulkan penggantian Anggota Komite Audit


jika salah seorang dari anggota Komite Audit berakhir masa tugasnya,
mengundurkan diri, atau diberhentikan;

 Dalam hal terdapat anggota Dewan Pengawas yang menjabat sebagai Ketua
Komite Audit berhenti sebagai anggota Dewan Pengawas, maka Ketua Komite
Audit wajib diganti oleh anggota Dewan Pengawas lainnya dalam waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari

3) Persyaratan

Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggota Komite Audit adalah:

(1) Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang
cukup di bidang pengawasan/pemeriksaan dan bidang-bidang lainnya yang
dianggap perlu sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara optimal;

(2) Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan


dampak negatif dan konflik kepentingan terhadap Perusahaan yang
bersangkutan, misalnya :

a. Mempunyai kaitan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga


baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan pegawai atau
pejabat Perusahaan yang bersangkutan;

b. Mempunyai kaitan dengan rekanan Perusahaan yang bersangkutan;

(3) Mampu berkomunikasi secara efektif;

(4) Anggota Komite Audit harus memiliki komitmen dalam melaksanakan


tugasnya.

4
Committee Audit Charter

4) Masa Kerja

Masa kerja anggota Komite Audit yang bukan merupakan anggota Dewan
Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama 2
(dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu.

5
Committee Audit Charter

BAGIAN KETIGA

FUNGSI, TUGAS, KEWENANGAN, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. FUNGSI

Fungsi Komite Audit sebagai kepanjangan tangan Dewan Pengawas dalam


menjalankan fungsi pengawasan.

Dalam hubungan kerja, Komite Audit mempunyai hubungan kerja langsung dan
bertangung jawab kepada Dewan Pengawas serta hubungan kerja tidak langsung
dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI) Perusahaan.

2. TUGAS

Dalam membantu Dewan Pengawas, Komite audit bertugas :

i. Memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan


tugas eksternal auditor dan internal auditor.

ii. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan
Pengawasan Intern maupun auditor eksternal.

iii. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian


manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

iv. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap
informasi yang dikeluarkan Perusahaan, termasuk brosur, laporan keuangan
berkala, proyeksi dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada
Pemilik Modal.

v. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Pengawas.

vi. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Pengawas sepanjang masih
dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Pengawas berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6
Committee Audit Charter

3. KEWENANGAN

i. Komite Audit berwenang untuk mendapatkan informasi secara penuh dan bebas
tentang karyawan, dana, asset, serta sumber daya perusahaan lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

ii. Dalam melaksanakan wewenang tersebut di atas, Komite Audit wajib bekerja
sama dengan SPI.

iii. Apabila diperlukan, dengan persetujuan tertulis Dewan Pengawas, Komite Audit
dapat meminta bantuan tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu
Komite Audit.

4. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

i. Ketua Komite Audit wajib menyampaikan kepada Dewan Pengawas :

a. Laporan berkala yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya berdasarkan


penugasan Dewan Pengawas.

Laporan berkala dilakukan paling tidak setiap 3 (tiga) bulan kecuali


ditentukan lain oleh Dewan Pengawas.

b. Laporan khusus yang berisi setiap temuan yang diperkirakan dapat


menganggu kegiatan perusahaan.

Laporan Khusus, setelah ditandatangani oleh Ketua dan salah seorang


anggota Komite Audit, wajib disampaikan kepada Dewan Pengawas
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal temuan
diketahui, dan dalam tempo paling lama 3 x 24 jam disampaikan oleh
Dewan Pengawas kepada Menteri BUMN.

ii. Komite Audit wajib melaporkan segera hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada
Dewan Pengawas.

iii. Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Pengawas.

iv. Komite Audit bertanggung jawab menjaga kerahasiaan dokumen, data dan
informasi perseroan.

7
Committee Audit Charter

BAGIAN KEEMPAT

LINGKUP PEKERJAAN

Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai mana diuraikan pada bagian
ketiga, lingkup pekerjaan Komite Audit mencakup hal-hal sebagai mana diuraikan di
bawah ini :

A. LAPORAN KEUANGAN

Komite Audit bertugas untuk memantau dan mendorong agar laporan keuangan
Perusahaan disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia, meliputi kegiatan :

1) Menelaah proses penyusunan laporan keuangan dengan menekankan agar


standard dan kebijakan keuangan/prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku telah
terpenuhi.
2) Menelaah laporan keuangan dan informasi lainnya telah disajikan berdasarkan
data akuntansi keuangan atau manajemen secara benar dan akurat, dan asumsi
yang dipakai sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.

B. USULAN AUDITOR EKSTERNAL

1) Komite Audit mengusulkan kepada Dewan Pengawas calon auditor eksternal


disertai alasan pencalonan dan besarnya honor yang diusulkan untuk calon
auditor eksternal tersebut.

2) Usulan tersebut didasarkan atas pertimbangan persyaratan legalitas, independen


dan kompetensi.

C. SUPERVISI AUDIT

Komite Audit melakukan supervisi audit untuk memastikan bahwa auditor eksternal
telah menerapkan SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan Prinsip-Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan bersikap objektif serta independen
dalam melaksanakan tugas audit, antara lain :

8
Committee Audit Charter

1) Mengawasi pelaksanaan audit dan memantau pembahasan temuan audit yang


dilakukan oleh auditor eksternal dengan manajemen.

2) Auditor eksternal wajib mengkomunikasikan kepada Komite Audit hal-hal yang


penting sesuai SPAP.

3) Meyakinkan bahwa auditor eksternal sudah menyampaikan management letter


kepada Direksi.

D. PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh Manajemen, dan
karyawan yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai dalam
mencapai efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan
ketaatan pada peraturan dan perundangan yang berlaku.

Komite Audit bertugas memonitor kecukupan upaya Manajemen dalam


menjalankan, mengembangkan dan mempertahankan sistem pengendalian intern
yang efektif. Dari hasil monitoring tersebut, jika ada kelemahan, Komite Audit
memberikan masukan dan saran perbaikan untuk meningkatkan efektivitas sistem
pengendalian intern.

Dalam menjalankan tugas tersebut :

1) Komite Audit dapat menggunakan laporan atau berkomunikasi dengan auditor


eksternal untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian
intern.

2) Komite Audit berkoordinasi dengan SPI dalam hal :

 Penyampaian laporan kegiatan audit internal secara berkala kepada Dewan


Pengawas.

 Membahas temuan dan hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai


kelemahan pengendalian intern, inefisiensi operasi perusahaan, kekeliruan
penerapan standar akuntansi, dan pelanggaran terhadap peraturan
perundangan yang berlaku secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan.

9
Committee Audit Charter

3) Komite Audit melakukan monitoring pelaksanaan tugas SPI melalui :

 Analisis laporan SPI yang disampaikan kepada Dewan Pengawas c.q. Komite
Audit.

 Rapat berkala dengan SPI untuk membahas tindak lanjut temuan hasil audit
internal dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas SPI.

10
Committee Audit Charter

BAGIAN KELIMA

KODE ETIK DAN MEKANISME RAPAT

A. KODE ETIK

Untuk menghindari timbulnya konflik, Komite Audit berpegang teguh pada prinsip-
prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi dan fairness (kewajaran).

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit Perusahaan berpegang teguh pada kode
etik profesi, baik yang terkait dengan keahlian masing-masing anggota komite audit,
maupun kode etik profesi komite audit.

B. RAPAT

1) Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan


minimal rapat Dewan Pengawas.

2) Rapat Komite Audit dipimpin oleh Ketua Komite Audit atau anggota Komite Audit
yang paling senior, apabila Ketua Komite Audit berhalangan hadir.

3) Jika dipandang perlu, Komite Audit dapat mengundang pihak Manajemen terkait
dengan materi rapat untuk hadir dalam rapat Komite Audit.

4) Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani
oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir.

5) Risalah rapat Komite Audit dibagikan kepada seluruh peserta rapat dan
disampaikan kepada Dewan Pengawas.

6) Komite Audit mengadakan rapat koordinasi dengan SPI sekurang-kurangnya sekali


dalam 1 bulan.

11
Committee Audit Charter

C. LAIN-LAIN

1) Kinerja komite audit dievaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.


Evaluasi terhadap kinerja komite audit dapat dilakukan secara self assessment
atau oleh Anggota Dewan Pengawas yang tidak menjadi ketua komite audit.

2) Evaluasi kinerja/Self assessment dilakukan dengan membandingkan kinerja komite


audit dengan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

3) Piagam Komite Audit direview secara berkala untuk disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku maupun perubahan dalam penugasan dari Dewan Pengawas.

12
Operumnas Committee Audit Chaner

Perum Perumnas

Pada Mei 2018, Piagam Komite Audit Perum Perumnas disahkan oleh Dewan Pengawas
dan diketahui oleh Direksi Perum Perumnas dan untuk selanjutnya disoslalisasikan kepada
seiuruhjajaran Perusahaan.

Piagam Komite Audit Ini merupakan wujud komitmen Dewan Pengawas dan Direksi
Perum Perumnas untuk terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) di Perum Perumnas.

Ketua Komite Audit

Miftah Faqih

Menyetujui Mengetahui

Pit. Ketua Dewan Pengawas, Direktur Utama,

Miftah Faqih Bambang Triwibowo

Anda mungkin juga menyukai