Anda di halaman 1dari 49

SABUN COLEK

PELUANG BISNIS HOME INDUSTRI

Ajar Permono

0
PRAKATA

Entah benar entah keliru konon kabarnya

lahirnya produk Sabun Colek – sebagian orang

menyebutnya Sabun Krim - adalah buah dari

‘kesalahan’ atau ‘ketidak sengajaan’. Awalnya sebuah

perusahaan penghasil sabun padat berupaya

melakukan pengembangan produk. Salah satu

percobaan yang dilakukan ternyata gagal yaitu

bukannya menghasilkan sabun padat melainkan

hasilnya berupa sabun yang lembek (pasta). Kemudian

oleh karena jumlah sabun ‘rusak’ tersebut cukup

banyak -sayang kalau dibuang begitu saja- maka

timbulah gagasan untuk menjualnya dengan harga

murah. Ternyata ada semacam rahmat tersembunyi

disini, bahwa konsumen sangat antusias

1
meresponadanya ‘sabun baru’ tersebut. Dari peristiwa

itulah bisnis Sabun Colek terus berkembang hingga kini.

Teknologi pembuatan Sabun Colek pada

dasarnya cukup sederhana. Sehingga orang awampun

dapat dengan cepat dan mudah membuatnya. Bagi

yang ingin mengembangkan sebagai bisnis, baik

berskala home industri maupun berskala

besar/industri, dengan mempelajari buku ini

diharapkan mendapatkan referensi yang memadai.

Pada kesempatan ini pertama bersyukur ke

hadirat Allah swt. atas rahmatnya. Kemudian kami

mengucapkan terima kasih kepada Orang Tua , istri dan

anak-anak atas dorongannya. Tak lupa kami juga

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas

terbitnya buku ini. Semoga bermanfaat.

2
DAFTAR ISI

Prakata

Pendahuluan

Bahan Baku

Formula

Prosedur Pembuatan

Pengendalian Mutu

Kemasan Produk

Keselamatan Kerja dan Limbah

Perhitungan Ekonomi

Daftar Pustaka

Tentang Penulis

3
PENDAHULUAN

Pada saat ini dimana berbagai produk

pembersih semakin canggih, penggunaan Sabun Colek

ternyata masih mendapat tempat di mata konsumen

Hal ini dikarenakan adanya sifat yang khas dari Sabun

Colek yang tidak dimiliki produk pembersih lain. Salah

satunya adalah penggunaan ganda yakni sebagai

pencuci pakaian dan pembersih perkakas dapur

sekaligus. Disamping itu harga Sabun Colek relatif

terjangkau. Bentuk Sabun Colek yang lembek (tidak

basah-tidak kering) juga mejadi kelebihan dalam

penggunaanya yaitu mudah ditakar serta dapat

mempermudah membersihkan bagian-bagian yang

sulit pada pakaian seperti krag, lipatan lengan dan

sebagainya.

4
Secara bertahap bab demi bab pembaca akan

dibawa kearah pemahaman mengenai Sabun Colek .

Pada bab pembuatan formula, pembaca diberi

beberapa contoh formula Sabun Colek. Kemudian pada

Prosedur Pembuatan diterangkan cara membuat Sabun

Colek dengan berbagai skala. Selanjutnya pembaca

dapat mengikuti penjelasan mengenai Pengendalian

Mutu, Pengemasan Produk serta perihal Keselamatan

Kerja dan Limbah. Terakhir pembaca diberi ulasan

mengenai Perhitungan Ekonomi.

BAHAN BAKU
5
Bahan baku yang dipergunakan dalam proses
pembuatan Sabun Colek sebagai berikut dibawah.

1.DDBS (Dedocyl Benzene Sulfonat)

DDBS sebagian kalangan menyebutnya dengan


ABS (Alkyl Benzene Sulfonat) merupakan bahan aktif
(active ingredient) Sabun Colek dan bersifat asam.
Bahan ini ‘wajib’ ada pada Sabun Colek. Tanpa bahan
ini, hasil atau produk akhir tidak bisa disebut sabun
Colek. Bentuk fisik bahan ini berupa cairan berwarna
coklat tua. Fungsinya adalah memberi daya pembersih
dengan ciri khas timbulnya busa. Alternatif bahan
pengganti DDBS adalah texapon.

2.Flake Kaustik

Bahan ini dapat menetralisir sifat keasaman dari


DDBS. Bahan ini berbentuk lempengan atau padatan
tipis-tipis biasa disebut flake. Bahan ini agak keras
sehingga jangan sampai terkena kulit atau tangan
apalagi mata. Kalaupun akhirnya terkena anggota
badan segera basuh dengan air. Khusu bila terkena

6
mata segera basuh mata dengan air dan pergi ke dokter
mata.

3.Soda Ash

Bentuk fisik Soda Ash adalah bubuk putih.


Bahan ini berfungsi meningkatkan daya bersih. Namun
demikian dengan tujuan menaikkan daya bersih Sabun
Colek, kita tidakbisa menambah SodaAsh terlalu
banyak. Dalam penyusunan formula, komposisi dari
Soda Ash dibatasi tidaklebih dari 7%. Hal ini
dikarenakan dapat menimbulkan rasa panas ditangan
pada saat mencuci.

4.Sodium Sulfat

Sodium sulfat mempunyai fungsi membantu daya

bersih produk sabun colek. Berupa bubuk putih dan sangat

mudah larut dalam air. Sodium sulfat juga berfungsi sebagai

bahan pegisi (filler) yakni memperbesar volume produk.

5.Waterglass

7
Waterglass (nama kimianya sodium silikat)
merupakan cairan kental tidak berwarna (bening).
Selain berfungsi ‘mengikat’ material lain dalam Sabun
Colek, adanya Silikat juga memberi kesan glossy
(mengkilap). Hanya saja penyimpanan bahan ini harus
dalam tempat yang tertutup rapat disebabkan
mudahnya bahan ini mengental.

6.Zeolit aktif

Zeolit aktif berupa bubuk putih yang sangat


halus. Bahan ini berfungsi semacam katalisator
sehingga reaksi berbagai bahan dalam sabun colek
berlangsung secara efisien.

7.Talk

Talk dalam bentuk bubuk putih sedikit


kecoklatan berfungsi sebagai bahan pengisi (filler).
Dengan adanya bahan tersebut volume Sabun Colek
menjadi bertambah. Walaupun harga talk cukup
murah, penggunaanya juga terbatas oleh sebab bila
terlalu banyak akan menurunkan kualitas Sabun Colek.

8.Pewarna
8
Bahan ini (pewarna) sebenarnya tergolong
sebagai bahan tambahan (additive). Artinya tanpa
bahan inipun sebenanya tidak mengurangi fungsi
Sabun colek. Namun demikian adanya warna dalam
produk Sabun Colek dari segi estetis dapat menarik
konsumen untuk membeli. Mengenai warnan Sabun
Colek ,yang umum dan disukai pasar adalah warna
kuning, biru dan hijau.

9.Parfum

Seperti halnya warna adanya parfum berfungsi


menambah daya tarik produk Sabun Colek. Parfum
yang paling disukai konsumen adalah yang berbau jeruk
(lemon) dan apel. Oleh karenanya selain untuk mencuci
pakian sabun colek direkomendasikan juga untuk
mencuci piring. Bau jeruk dan mungkin juga apel
diharap dapat menghilangkan bau amis pada peralatan
dapur.

10.Air

Air juga dikategorikan sebagi bahan pokok


dalam pembuatan Sabun Colek. Tanpa air reaksi tidak

9
pembentukan Sabun Colek tidak sempurna. Disamping
itu dengan air kita dapat juga mengontrol kekentalan
oduk prSabun Colek. Oleh karena suatu sebab bisa saja
hasil jadi Sabun Colek terlalu kental. Maka dengan
menambah air dengan jumlah tertentu bisa menjadi
encer sesuai standaryang ada. Air yang digunakan
dalam proses idealnya air yang telah mengalami proses
demineralisasi (demineralized water). Namun dengan
mengingat prinsip teknologi tepat guna, maka air
biasapun dapat dipergunakan.

Pada dasarnya masih terdapat bahan lain yang


bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk tujuan
tertentu (khusus) atas bahan baku diatas. Namun
keberaadaan bahan baku diatas kiranya sudah
merupakan standar yang biasa dipergunakan.
Selanjutnya mengenai tempat dimana dapat
memperoleh bahan baku dapat dicari pada pemasok
bahan kimia yang ada pada buku Yellow pages jenis
I/N (Industri dan Niaga).

10
FORMULA
Setelah memahami fungsi masing-masing bahan
baku, maka sampailah pada topik menyusun formula.
Berikut dibawah beberapa contoh formula Sabun
Colek.

Formula 1:

DDBS = 9 %

Flake Kaustik = 0,3 %

Soda Ash = 6%

Sodium Sulfat = 7 %

Waterglass = 6 %

Zeolit aktif = 0,5 %

Talk = 46 %

Pewarna = 0.02 %

Parfum = 0.3 %

Air = 24, 88 %

Formula 2

11
DDBS= 11 %

Flake Kaustik = 0,4 %

Soda Ash= 6%

Sodium Sulfat = 7 %

Waterglass = 7 %

Zeolit aktif = 0,5 %

Talk = 45 %

Pewarna = 0.02 %

Parfum = 0.3%

Air = 22, 78 %

Formula 3

DDBS= 13 %

Flake Kaustik = 0,5 %

Soda Ash= 6%

Sodium Sulfat = 7 %

Waterglass = 7 %

12
Zeolit aktif = 0,6 %

Talk = 43 %

Pewarna= 0.02 %

Parfum = 0.3 %

Air= 22, 58 %

Formula diatas pada dasarnya merupakan


patokan dasar saja. Penysusunan formula adalah sangat
fleksibel. Seiring dengan pengalaman para pembaca
nantinya dapat membuat formula sendiri tentunya
Hanya saja ada beberapa batasan secara teknis yang
perlu diperhatikan seperti kadar air sebaiknya tidak
lebih dari 35% sebab hasilnya cenderung encer.
Kemudian DDBS jangan dibawah 9% sebab hasil sabun
Coleknya kenampaannya kurang bagus (agak kasar) dan
juga busanya akan rendah. Garam tidak lebih dari 7%
sebab hasil Sabun cenderung kasar juga. Soda Ash
sebaiknya tidak lebih dari 7 % supaya tidak panas
ditangan dan sebagainya. Selain dari pada itu terdapat
juga batasan lain yang berupa harga. Maksudnya

13
adalah bahwa setiap formula tentu ada harganya.
jangan sampai kita membuat formula yang akhirnya
menjadikan Harga Pokok Bahannya menjadi mahal. Jadi
intinya adalah bahwa walaupun penyusunan formula
adalah cukup fleksibel, namun masih dibatasi oleh dua
hal yaitu: kualitas dan harga. Tantangannya adalah
bagaimana pembaca dapat membuat Sabun Colek
dengan kualitas yang bagus namun harganya (biayanya)
rendah.

14
PROSEDUR PEMBUATAN
A.Pembuatan Sabun Colek Skala Kecil (1 Kg)
Pembuatan produk Sabun Colek skala kecil ini
dimaksuddkan untuk percobaan awal atau latihan
sebelum nantinya (bila menginginkan) membuat dalam
skala lebih besar. Berikut contoh pembuatan Sabun
Colek sebanyak 1Kg (1.000 gram) dengan
menggunakan Formula 2 (formula harga menengah).
Kebutuhan bahan baku adalah:

DDBS= 11 % x 1.000 gram = 110 gram

Flake Kaustik = 0,4 % x 1.000 gram = 4 gram

Soda Ash= 6% x 1.000 gram = 60 gram

Sodium Sulfat = 7 % x 1.000 gram = 70 gram

Waterglass = 7 % x 1.000 gram = 70 gram

Zeolit aktif = 0,5 % x 1.000 gram = 5 gram

Talk = 45 % x 1.000 gram = 450 gram

Warna = 0.02 % x 1.000 gram = 0,2 gram

Parfume = 0.3 % x 1.000 gram = 3 gram

Air = 22, 78 % x 1.000 gram = 227,8 gram


15
Peralatan yang diperluakan
-Ember kecil
-Pengaduk kayu
-Timbangan kecil
-Wadah plastik kecil untuk bahan baku

Cara Pembuatan
1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan diatas,
tempatkan dalam wadah yang telah disediakan.
2.Masukkan air kedalam ember.
3.Masukkan warna kedalam ember yang sudah berisi
air, aduk hingga merata.
4.Masukkan flake kaustik kedalam ember aduk hingga
terlarut semua (hati-hati jangan sampai tangan
menyentuh flake kaustik)
5.Masukkan soda ash kedalam ember aduk hingga
terlarut semua.
6.Masukkan zeolit aktif kedalam ember aduk hingga
terlarut semua.
7.Masukkan talk kedalam ember aduk hingga merata.
8. Masukkan sodium sulfat kedalam ember aduk hingga
merata.

16
9.Masukkan waterglass kedalam ember aduk hingga
merata.
10.Masukkan DDBS kedalam ember aduk hingga
merata, kemudian diamkan sekitar 5 menit hingga
adonan agak dingin.
11.Masukkan parfum kedalam ember aduk hingga
merata.
12.Cek hasil jadi Sabun Colek.
Catatan:
-Pengadukan dilakukkan secara konsiten jangan sampai
kendor sebab berakibat Sabun Colek menjadi kasar.
-Sekali lagi hati-hati saat memasukkan flake kaustik
Jangan sampai mengenai tangan. Bahan ini agak keras,
sehingga dapat membuat iritasi pada kulit.
-Pemasukkan cairan parfum memang pada akhir proses
setelah dingin. Ini untuk menghindari penguapan
parfum oleh karena panas reaksi.
-Total waktu yang diperlukan untuk membuat Sabun
Colek 1 Kg sekitar 10 menit.

B.Pembuatan Sabun Colek Skala Home Industri (10 Kg)

17
Berikut contoh pembuatan Sabun Colek
sebanyak 10 Kg (10.000 gram) dengan menggunakan
Formula 2 (formula harga menengah).
Kebutuhan bahan baku adalah:

DDBS= 11 % x 10 Kg = 1,1 Kg

Flake Kaustik = 0,4 % x 10.000 gram = 40 gram

Soda Ash= 6% x 10.000 gram = 600 gram

Sodium Sulfat = 7 % x 10.000 gram = 700 gram

Waterglass = 7 % x 10.000 gram = 700 gram

Zeolit aktif = 0,5 % x 10.000 gram = 50 gram

Talk = 45 % x 10 Kg = 4,5 Kg

Warna = 0.02 % x 10.000 gram = 2 gram

Parfume = 0.3 % x 10.000 gram = 30 gram

Air = 22, 78 % x 10 Kg = 2,278 Kg

Peralatan yang diperluakan


-Ember besar
-Pengaduk kayu
-Timbangan ukuran sedang
-Wadah plastik untuk bahan baku

18
Cara Pembuatan
1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan diatas,
tempatkan dalam wadah yang telah disediakan.
2.Masukkan air kedalam ember.
3.Masukkan warna kedalam ember yang sudah berisi
air, aduk hingga merata.
4.Masukkan flake kaustik kedalam ember aduk hingga
terlarut semua (hati-hati jangan sampai anggota badan
terkena flake kaustik)
5.Masukkan soda ash kedalam ember aduk hingga
terlarut semua.
6.Masukkan zeolit aktif kedalam ember aduk hingga
terlarut semua.
7.Masukkan talk kedalam ember aduk hingga merata.
8. Masukkan sodium sulfat kedalam ember aduk hingga
merata.
9.Masukkan waterglass kedalam ember aduk hingga
merata.
10.Masukkan DDBS kedalam ember aduk hingga
merata, kemudian diamkan sekitar 10 menit hingga
adonan agak dingin.

19
11.Masukkan parfum kedalam ember aduk hingga
merata.
12.Cek hasil jadi Sabun Colek.
Catatan:
-Pengadukan dilakukkan secara konsiten jangan sampai
kendor sebab berakibat Sabun Colek menjadi kasar.
-Sekali lagi hati-hati saat memasukkan flake kaustik
Jangan sampai mengenai tangan. Bahan ini agak keras,
sehingga dapat membuat iritasi pada kulit.
-Pemasukkan cairan parfum memang pada akhir proses
setelah dingin. Ini untuk menghindari penguapan
parfum oleh karena panas reaksi.
-Total waktu yang diperlukan untuk membuat Sabun
Colek 10 Kg sekitar 20 menit.

C.Pembuatan Sabun Colek Skala Industri (100 Kg)


Berikut contoh pembuatan Sabun Colek
sebanyak 100 Kg dengan menggunakan Formula 2
(formula harga menengah).
Kebutuhan bahan baku adalah:

DDBS= 11 % x 100 Kg = 11 Kg

20
Flake Kaustik = 0,4 % x 100 Kg = 0,4 Kg (400 gram)

Soda Ash= 6% x 100 Kg = 6 Kg

Sodium Sulfat = 7 % x 100 Kg = 7 Kg

Waterglass = 7 % x 100 Kg = 7 Kg

Zeolit aktif = 0,5 % x 100 Kg = 0,5 Kg (500 gram)

Talk = 45 % x 100 Kg = 45 Kg

Warna = 0.02 % x 100 Kg = 0,02 Kg (20 gram)

Parfume = 0.3 % x 100 Kg = 0,3 Kg (30 gram)

Air = 22, 78 % x 100 Kg = 22,78 Kg

Peralatan yang diperluakan


-Mixer
-Timbangan besar
-Timbangan kecil
-Wadah-wadah bahan baku

Cara Pembuatan
1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan diatas,
tempatkan dalam wadah yang telah disediakan.
2.Masukkan air kedalam mixer, hidupkan pengaduk.

21
3.Masukkan warna kedalam mixer yang sudah berisi air
(pengaduk tetap jalan).
4.Masukkan flake kaustik kedalam mixer hingg terlarut
semua (hati-hati jangan sampai anggota badan terkena
flake kaustik)
5.Masukkan soda ash kedalam mixer hingga larut.
6.Masukkan zeolit aktif kedalam mixer aduk hingga
terlarut semua.
7.Masukkan talk kedalam mixer hingga merata.
8. Masukkan sodium sulfat kedalam mixer hingga
merata.
9.Masukkan waterglass kedalam mixer hingga merata.
10.Masukkan DDBS kedalam mixer.
11.Masukkan parfum kedalam mixer hingga merata.
12.Cek hasil jadi Sabun Colek.
Catatan:
-Total waktu yang diperlukan untuk membuat Sabun
Colek 100 Kg sekitar 60 menit.
- Mixer yang digunakan untuk membuat Sabun Colek

terdiri atas dua tipe yaitu tipe Vertikal dan tipe

Horizontal, namun akhir akhir ini tipe horizontal yang

22
banyak dipakai. Yang perlu mendapat perhatian adalah

pada sistem pengadukannya. Desain pengaduk atau

propeller sangat memegang peran dalam hal

tercapainya pencampuran optimum. Mesin mixer ini

ada yang dijual jadi maupun bisa dipesan di bengkel.

Banyak bengkel yang bisa membuat mixer ini.

23
PENGENDALIAN MUTU

Mutu atau kualitas merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam pembuatan suatu produk sebagi

bagian dari bisnis secar keseluruhan. Demikian pula

untuk produk Sabun Colek, dengan kualitas yang sesuai

standar serta konsiten, ditambah dengan strategi pasar

yang bagus, maka respon pasar bakal positif. Berikut

dibawah adalah jenis dan metode pengendalian mutu

atau kontrol kualitas yang dapat diterapkan untuk

produk sabun Colek.

A.Pengecekan Bahan-Baku (incoming quality check)

Pada saat bahan baku datang, sebelum

disimpan di gudang, perlu dilakukan pengecekan untuk

mengetahui kualitas bahan tersebut memenuhi standar

atau tidak. Hal ini di perlukan untuk mengantisipasi

bilamana terdapat material atau bahan yang mutunya

24
kurang baik dan ikut terkirim oleh pemasok bahan

baku. Bila ternyata terdapat bahan baku yang tidak

standar, kita dapat menolak untuk menerima uuk

kemudian minta ganti dikirim bahan yang bagus.

Pengecekan umumnya dilakukan secara sampling yakni

setiap jenis bahan baku diambil secara acak untuk dicek

mutunya. Untuk pengujian bahan baku memang

memerlukan alat dan bahan pengujian mutu. Dan ini

bisa jadi cukup mahal. Untuk itu terdapat metode

pengecekan secara visual. Memang hal ini perlu

pengalaman. Namun bila sudah terbiasa maka dengan

cepat kita dapat mengetahui bilamana terdapat

‘kelainan’ dari bahan yang terkirim. Contoh: pada saat

kita mendapat pengirima DDBS. Bahan ini antara lain

dikemas dalam bentuk pail seberat 50 Kg. Untuk partai

besar, pengirimannya menggunakan truk tangki dan

kita perlu menyediakan tangki penyimpanan dengan


25
volume cukup besar. Pada saat DDBS datang, lakukan

pengecekan viskositas dengan viskosimeter. Namun bila

tidak ada, bisa menngunakan ford cup.

Ford Cup

Tetapi bila alat inipun tidak ada, dapat diganti dengan

metode sederhana yaitu dengan wadah yang bagian

bawahnya dilubangi (botol palstik bekas aqua, bagian

tutup dilobangi, bagian ‘badan’ dipotong). DDBS

dituang kedalam botol yang dipotong tadi dalam posisi

terbalik. Dengan volume tertentu. Lubang kecil dalam

tutup ditekan dengan jari. Selanjutnya lubang dibuka


26
dan hitung waktu yang diperlukan sampai DDBS dalam

botol habis. Bandingkan dengan waktu bagi DDBS yang

standar. Untuk bahan-bahan lain yang dalam bentuk

padatan/powder, dapat dipergunakan cara pengamatan

(visual) dan ini cukup efektif.

B.Kontrol proses (in process control)

Selama proses pembuatan Sabun Colek, kita

sekaligus perlu mengontrol produk yang dibuat secara

cermat. Pertama-tama selalu amati produk yang tengah

berproses apakah terjadi penyimpangan atau tidak.

Apabila ditengah-tengah proses diduga terjadi

penyimpangan, maka segera hentikan proses, lakukan

analisis mengapa hal tersebut dapat terjadi. Cek

langkah kerja apakah sudah sesuai dengan prosedur.

Selanjutnya coba lakukan perbaikan bila

memungkinkan. Kemudian bila produk akhir sudah jadi,

27
jangan buru-buru dikemas, namun lakukan pengecekan

kualitas sbb:

1.Kekentalan

Untuk mengontrol kekentalan Sabun Colek kita

tidak bisa menggunakan metode seperti pada DDBS.

Hal ini disebabkan kekentalan Sabun Colek cukup tinggi

sehingga sulit untuk ‘mengalir’. Cara yang efisien adalah

pengecekan dengan pengamatan. Caranya, Sabun Colek

yang baru jadi diambil dengan wadah kecil dan diaduk

aduk dan dibandingkan dengan produk sabun colek

yang standar. Bilamana terlalu encer akan terasa

pengadukan begitu mudah (ringan), begitu pula

sebaliknya, bila terlalu kental, pengadukan akan terasa

berat.

2.Busa

Cara sederhana mengecek busa adalah sbb.:

ambil Sabun Colek yang baru jadi sebanyak 5 gram.


28
Masukkan dalam wadah berisi air dengan volume 100

cc. Larutkan dan kemudian diaduk selama 5 menit. Cek

busa yang ada, bandingakan dengan Sabun Colek

standar. Sebenarnya ada cara denga aplikasi langsung

yaitu dipekai untuk mencuci pakaian. Dengan demikian

akan langsung kelihatan potensi busa yang ada.

3. Kehalusan

Kalau kita memperhatikan Sabun Colek yang

ada di pasaran, jelas terlihat bahwa kehalusan

produknya sangat bervariasi. Ada yang begitu halus,

tetapi banyak juga yang kasar. Untuk produk kita ,

pengecekan kehalusan dapat dilakukan secara

sederhana yaitu dengan dipegang langsung. Ambil

Sabun Colek yang baru jadi sedikit saja dengan jari

tangan rasakan apakah terdapat partikel kasar atau

tidak. Kemudian amati tingkat kehalusannya. Untuk

hasil yang bagus, produk bakal kelihatan ‘merata dan


29
halus’ tidak adak partikel kecil-kecil. Untuk produk yang

‘kasar’ mesti terdapat partikel kecil, ada yang sedikit

ada yang banyak.

4. Pengeringan

Produk Sabun Colek bila dibiarkan diudara

terbuka dengan waktu tertentu akan menjadi kering.

Adapun kecepatan pengeringan sangat bervariasi

tergantung kepada kualitas masing-masing. Sabun

Colek yang baik mempunyai kecepatan pengeringan

yang rendah, artinya untuk sampai menjadi kering

memerlukan waktu yang cukup lama (bisa berbulan-

bulan). Namun ada juga produk Sabun Colek yang

cepat sekali menjadi kering (hanya dalam beberapa

hari). Untuk itu pengecekan kecepatan pengeringan

diperlukan. Cara sederhan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengamati langsung. Caranya: ambil sabun

colek yang baru jadi sedikit saja , oleskan dalam plat


30
atau lebaran kayu, kemudian biarkan diudara terbuka

selam 30 menit. Amati apakah ada kecenderungan

pengeringan di permukaannya. Bila ada berarti ada

kelainan dari produk tersebut. Untuk sabun Colek yang

bagus , tidak akan nampak pengeringan di permukaan

walaupun didiamkan selama 1 hari.

5. Kebasahan

Yang dimaksud dengan kebasahan adalah

bahwa produk sabun Colek tertentu cenderung untuk

mengeluarkan cairan. Kecepatan pengeluaran cairan

bisa bervariasi (bisa hari, minggu, bulan). Namun

demikian terdapat cara yang cepat untuk mengetahui

apakh produk tersebut berpotensi mengeluarkan

cairan. Caranya: ambil sabun Colek yang baru jadi,

masukkan dalam wadah kemudian tutup rapat. Setelah

30 menit, buka tutup, amati apakah timbul cairan

31
dipermukaannya. Bila ada maka potensi timbulnya

cairan selama waktu tertentu sangat besar.

Catatan:

Mengenai Sabun Colek standar memang harus

disediakan. Sabun Ini sebenarnya Sabun Colek biasa,

hanya saja kualitasnya bagus dan dijadikan pembanding

terhadap Sabun Colek yang baru dibuat.

Yang perlu difahami adalah bahwa metode

pengecekan diatas dipilih menggunakan cara yang

praktis dan sederhana. Hal ini sesuai dengan tujuan

penulisan buku ini. Sebenarnya terdapat cara yang

‘lebih ilmiah’ atau canggih. Namun untuk itu perlu

peralatan dan bahan reaksi yang bisa cukup mahal.

Kemudian mengenai metode bilamana terdapat

penyimpangan kualitas, bagaimana cara perbaikannya

(revisi) , akan diterangkan pada bab mengenai

Pemecahan Masalah.
32
C.Tes Stabilitas (stability test)

Tes jenis ini dimaksudkan untuk melihat

kemungkinan terjadinya perubahan dari produk,

selama kurun wakru tertentu. Caranya adalah dengan

membuat sampel, kemudian didiamkan saja.

Selanjutnya selama kurun waktu tertentu (1 minggu,

2minggu, 1 bulan, dst.) hingga produk tersebut

ditengerai mulai ada perubahan fisik atau rusak.

33
KEMASAN PRODUK
Kemasan produk Sabun Colek yang ada

dipasaran adalah berbentuk kemasan plastik polibag,

kemasan gelas, kemasan cepuk dan kemasan besar

memakai ember. Dari semuanya yang paling banyak

dikonsumsi orang adalah kemasan plastik polibag.

Ukuran berat atau disebut juga gramatur dari

Sabun Colek kemasan plastik adalah bermacam-macam

yaitu mulai dari 100g, 240g, 250g, 280g dan seterusnya

hingga 400g. Mengapa ukuran tiap-tiap produsen tidak

baku katakan lah 250g atau 500g saja.Hal ini bisa

difahami dengan mengingat strategi penjualan dan

pemasaran produk. Dengan gramatur yang macam-

macam tersebut menjadikan konsumen agak kesulitan

untuk menghitung apakah sabun colek yang akan dibeli

itu lebih murah atau lebih mahal dengan lainnya.

34
Contoh: terdapat dua jenis Sabun Colek yang satu

mempunyai gramatur 240 gram harganya Rp.1.100,

yang lainnya harganya Rp.1.250,- dengan gramatur 280

gram. Pada saat membeli kita akan kesulitan untuk

menentukan produk mana yang lebih murah satu

dengan lainnya dengan cepat. Kemudian mengenai

jenis desain yang digunakan umumnya dicetak oleh

pabrik plastik (bukan sablon). Dengan cetakan seperti

itu desain kemasan tidak mudah luntur, lain halnya bila

dicetak dengan sistem sablon. Hanya saja bagi yang

ingin mengembangkan bisnis Sabun Colek berskala

Home Industri sebaiknya menggunakan plastik cetak

sablon, hanya saja perlu diberi plastik dalam (inner

plastic) Hal ini mengingat bahwa pemesanan plastik

kemasan bukan sablon, umumnya minimum ordernya

cukup tinggi, sehingga memerlukan biaya yang besar.

Sebaliknya bagi yang bermodal cukup untuk


35
mengembangkan skala industri, sebaiknya

menggunakan cetakan keluaran pabrik.

Kemudian mengenai proses pengemasannya

sendiri juga berbeda antara pabrik skala Home Industri

dan skala industri. Untuk skala Home Industri cara

pengemasannya adalah dengan sistem manual.

Caranya: timbang Sabun Colek yang telah lolos

pengecekan kualitas sesuai dengan takaran yang kita

inginkan, misalnya 250g. Kemudian tuangkan masukkan

dalam plastik pertama (plastik dalam jenisnya plastik

sangat tipis dan polos tanpa cetakan). Setelah itu

masukkan plastik berisi produk tersebut kedalam

polibag dan diseal. Proses seal (sealing) adalah proses

merekatkan kedua ujung polibag. Untuk itu digunakan

sealer dalam bentuk Hand Sealer (dengan tangan) atau

Foot Sealer (dengan kaki). Sayangnya kecepatan

pengemasan dengan cara manual ini cukup rendah.


36
Beda dengan pengemasan menggunakan Packaging

Machine yang berkecepatan tinggi. Hanya saja

harganya relatif mahal.

Hand Sealer

Foot Sealer

37
Packaging Machine

Untuk mendapatkan plastik untuk di Sablon cukup

mudah yaitu di toko-toko plastik, kemudian

disablonkan. Sedangkan untuk plastik cetakan (bukan

sablon) mesti pesan di pabrik kemasan plastik. Dapat

juga dicari di Yellow Pages jenis I/N , demikian juga

untuk mesin packaging serta impuls sealer bisa dicari

du buku yang sama.


38
KESELAMATAN KERJA DAN LIMBAH

Dimaklumi bahwa aktivitas di bidang indusri

apapun tentu sedikit banyak ada resikonya. Demikian

juga dengan aktivitas produksi Sabun Colek, karena kita

bekerja dengan bahan kimia yang acapkali diantaranya

agak ‘keras’. Namun demikian dengan berpegangan

pada prosedur (Standard Operating Procedure atau

SOP) dan menjalankannya dengan disiplin maka

terjadinya kecelakaan kerja bisa dihindari. Dari produk

Sabun Colek, bahan baku yang perlu mendapat

perhatian khusus adalah Flake Kaustik. Oleh karenanya

pada saat memproses wajib dilakukan dengan hati-hati.

Untuk itu dalam ruangan produksi perlu disediakan air

bersih dalam ember. Bilamana tanpa sengaja flake

kaustik mengenai anggota badan segera basuh dengan

air. Kemudian untuk bahan lain tetutama yang padat


39
seperti Talk cenderung mudah ‘terbang’ . Untuk itu

selama memproduksi Sabun Colek seyogyanya

mempergunakan masker agar pernafasan tidak

terpapar. Selain dari pada itu untuk unit pengepakan

yang terdiri atas plastik dan karton merupakan bahan

yang mudah terbakar. Adanya alat pemadam kebakaran

merupakan suatu keniscayaan. Pada dasarnya setiap

bahan baku mestinya dilengkapi dengan apa yang

disebut MSDS atau Material Safety Data Sheet yang

didalamnya termasuk menjelaskan item tingkat bahaya,

bagaimana penanganan bahan tersebut dsb. MSDS

bahan baku dapat diakses dengan mudah di internet

(dengan kata kunci MSDS disambung bahan yang

dimaksud).

Adapun bila berbicara mengenai limbah

produksi, sebenarnya untuk produk Sabun Colek

40
tidaklah begitu mengkhawatirkan. Pada umumnya

limbah hanya berupa sisa bahan atau produk yang

barangkali sedikit tumpah dan kemudian menempel

dilantai. Kemudian barangkali juga ada limbah berupa

produk tidak jadi akibat kesalahan proses yang tidak

dapat diperbaiki. Walaupun tidak berbahaya, namun

penanganan limbah tersebut tidak bisa sembarangan.

Untuk limbah yang menempel di lantai, cara

membersihkannya jangan diguyur dengan air kemudian

dibuang ke slauran air atau tanah, melainkan diambil

dan dikumpulkan dalam suatu wadah. Apabila diguyur

air dikhawatirkan bakal merembes dan mencemari air

tanah. Pada gilirannya air yang diminum atau untuk

memasak atau mandi akan terkontaminasi. Demikian

juga untuk limbah akibat kesalahan proses, janganlah

dibuang ke bak sampah. Sebab bila kemudian terjadi

hujan maka akan mencemar airi tanah. Cara yang


41
mungkin dilakukan adalah dengan membakar limbah

tersebut, kemudian setelah menjadi abu baru dibuang

di bak sampah. Sebenarnya cara terbaik adalah

mengumpulkan limbah tersebut dalam drum,

kemudian dikirim ke perusahaan pengolah limbah

(kalau ada). Sayangnya jumlah pengolah limbah di

Inonesia masih sedikit serta ada biaya pengolahannya.

PERHITUNGAN EKONOMI

A.Perhitungan Modal Investasi

Modal Tetap

1. Sewa ruangan 10 tahun Rp. ..................


2. Ember besar 2 buah Rp. ..................
5. Timbangan s/d 10 Kg Rp. ..................
6. Timbangan kecil Rp. ..................
7. Sealer Rp. ..................

8. Alat – alat pelengkap Rp. ..................


Modal Tetap Rp. ..................
Modal Kerja
1.Persediaan bahan baku & kemasan Rp. ..................
42
2.Persediaan produk jadi Rp. ..................
Modal Kerja Rp. ..................
Modal Investasi= Modal Tetap + Modal Kerja= Rp. ......
B.Perhitungan Biaya Operasional (Basis per bulan)
1.Sewa tempat per bulan Rp. ..................
2.Bahan baku & kemasan Rp. ..................
3.Upah langsung Rp. ..................
4.Penyusutan alat total Rp. ..................
5.Listrik Rp. ..................
6.Operasional penjualan Rp. ..................

Biaya operasional/bulan Rp. ..................

C. Perhitungan Harga Pokok Bahan (HPB)

Perhitungan harga pokok bahan dilakukan dengan


perhitungan dengan persentase jumlah bahan (dari
formula) yang dikalikan dengan harga bahan baku.
Jumlahan dari keseluruhan bahan ditambah harga
packaging merupakan harga pokok bahan per kg.

DDBS= 11 % X Rp........../Kg = Rp.......

Flake Kaustik = 0,4 % X Rp........../Kg = Rp.......

Soda Ash= 6% X Rp........../Kg = Rp.......

Sodium Sulfat = 7 % X Rp........../Kg = Rp.......

Waterglass = 7 % X Rp........../Kg = Rp.......


43
Zeolit aktif = 0,5 % X Rp........../Kg = Rp.......

Talk = 45 % X Rp........../Kg = Rp.......

Pewarna = 0.02 % X Rp........../Kg = Rp.......

Parfum = 0.3% X Rp........../Kg = Rp.......

Air = 22, 78 % X Rp........../Kg = Rp.......

Sub-total =Rp........

Harga packaging / Kg = Rp.........

Harga Pokok Bahan = Rp........

D.Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga pokok produksi dihitung berdasar dari


pengalaman untuk produk household, overhead cost
umumnya 30% dari harga pokok bahan). Sehingga
harga pokok produksinya sebesar:

HPP = 1,3 X HPB = Rp....../Kg

E.Perhitungan Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari menentukan lebih dulu


harga jual ke distributor atau pelanggan serta biaya

44
pemasaran / penjualan. Dengan mengurangkan harga
jual dengan biaya pemasaran/penjualan serta HPP
maka diperoleh keuntungan per kg produk.

Harga jual = Rp....../Kg

Biaya pemasaran/penjualan = Rp.,,,./Kg

Keuntungan = Harga jual – Biaya Pemasaran/Penjualan


– HPP = Rp...../Kg

F.Perhitungan Waktu Kembali Modal


Untuk perhitungan waktu kembali modal (PBP=
pay back period) pembaca dapat menghitung
berdasarkan skala produksi yang dipilih apakah skala
home industri atau skala industri. Dengan biaya
investasi (peralatan, bahan prasarana produksi lain),
break even volume produksi (bevp) perhari, volume
penjualan (vp) per hari serta besaran keuntungan
(k)per kg serta jumlah hari kerja per bulan (hk).

Modal Investasi Rp.


PBP = .
(vp -bevp)kg/hari x k Rp./kg x hk hari/bulan

45
PBP (Waktu Kembali Modal) = ..... bulan

DAFTAR PUSTAKA

Arthur D. Little, Environtment & Human Safety of Major


Surfactant, new edition, The Soap & Detergent Association
2011.

Max Pieters,Klausn D.Timmerhaus, Plant Design and


Economics for Chemical Engineers, Mc Graw-Hill
International Book Company, 1984.

46
Pulung Peranginangin, Raw Materials Handling and Storage
System, Union Carbide Indonesia, 1990.

Siri Board of Consultant & Engineer, Hand Book of Soap


,Detergent and Glycerin new edition, Small Industrial
Research Institute, 2010.

Berbagai sumber di internet.

TENTANG PENULIS

Ir.H.Ajar Permono MM ber latar belakang pendidikan Teknik


Kimia dan Manajemen. Belasan tahun berprofesi sebagai
praktisi industri dengan pengalaman lintas negara. Selain
menulis buku, aktivitasnya adalah sebagai home industri
serta mengajar di beberapa perguruan tinggi. HP:
08157913863 E-mail: apermono_id@hotmail.com

47
48

Anda mungkin juga menyukai