Anda di halaman 1dari 50

KOMUNIKASI NONVERBAL ANTARA

NAIF DAN RETROPOLIS DALAM ACARA

SYNCHRONIZE FESTIVAL

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III

Program Studi Manajemen Industri

Program Keahlian Komunikasi

Disusun Oleh:

BUNGA MUTIARA WIRAWAN

NPM 16351039

AKADEMI TELEKOMUNIKASI BOGOR

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : KOMUNIKASI NONVERBAL ANTARA


NAIF DAN RETROPOLIS DALAM ACARA
SYNCHRONIZE FESTIVAL

Penulis/NPM : Bunga Mutiara Wirawan/ 16.351.039

Program : Diploma III

Program Studi : Manajemen Industri

Lulus Ujian :

Ketua Program Studi Pembimbing

Yudha Pujangkara, S.Tp., M.M Fujiyati, S.Sos.,M.M


NIDN 04-230488-02 NIDN 0411017102

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : KOMUNIKASI NON VERBAL ANTARA NAIF


DAN RETROPOLIS DALAM ACARA
SYNCHRONIZE FESTIVAL
Penulis/NPM : Bunga Mutiara Wirawan/ 16.351.039
Program : Diploma III
Program Studi : Manajemen Industri
Keahlian : Komunikasi

Diterima dan Disetujui Dipertahankan


Dalam Ujian Sidang

Pembimbing, Pembimbing Lapangan ,

Fujiyati, S.Sos.,M.M Dwi Lestari S.Pd


NIDN 0411017102

ii
iii
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : KOMUNIKASI NONVERBAL ANTARA


NAIF DAN RETROPOLIS DALAM ACARA
SYNCHRONIZE FESTIVAL

Penulis/ NPM : Bunga Mutiara Wirawan/ 16.351.039

Program : Diploma III

Program Studi : Manajemen Industri

Konsentrasi : Komunikasi

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Sidang

Pada di Bogor

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Lilis Cucu Sumartini, S.Pi, M.M NIDN.


NIDN. 04-090969-10

iv
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : KOMUNIKASI NONVERBAL ANTARA


NAIF DAN RETROPOLIS DALAM ACARA
SYNCHRONIZE FESTIVAL

Penulis/ NPM : Bunga Mutiara Wirawan/ 16.351.039

Program : Diploma III

Program Studi : Manajemen Industri

Konsentrasi : Komunikasi

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Sidang

Pada di Bogor

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Lilis Cucu Sumartini, S.Pi, M.M NIDN.


NIDN. 04-090969-10

v
PERNYATAAN PENULIS

Judul Tugas Akhir:

KOMUNIKASI NONVERBAL ANTARA NAIF DAN RETROPOLIS


DALAM ACARA SYNCHRONIZE FESTIVAL

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar professional Ahli Madya Manajemen (A.Md.M.).
2. Tugas akhir ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan hasil
plagiat/jiplakan, serta asli dari ide gagasan saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain kecuali arahan dari pembimbing.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila di


kemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia
menerima sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Bogor, 15 Juli 2019

Yang Membuat Pernyataan,

Bunga Mutiara Wirawan


NPM 16.351.039

vi
MOTO

vii
Kata Pengantar

viii
Abstrak

Setiap orang ketika hendak berkomunikasi pastilah menggunakan suatu

media untuk menyampaikan pesannya. Sebagai alat komunikasi, musik dapat

dijadikan media untuk mengekspresikan ide, pemikiran dan emosi seseorang.

Pesan yang disampaikannya pun sangat beragam. Pesan yang disampaikan kepada

penonton umumnya berbentuk lirik yang telah dibungkus oleh iringan musik yang

bertema sama dengan liriknya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan

pemikiran manusia, maka musik pun semakin berkembang baik dari alat musik itu

sendiri maupun dari genre musiknya. Genre musik saat ini sangatlah beragam,

seperti pop, jazz, rock, reggae, punk, blues, folk, country, metal dan masih banyak

lagi. Acara Synchronize Festival atau Festival musik multi-genre tahunan berskala

nasional ini, senantiasa mengundang salah satu band ternama yang sangat

fenomenal,yaitu NAIF. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengelolaan kesan dan komunikasi nonverbal yang dilakukan Band NAIF dan

Retropolis dalam acara musik Synchronize Festival melalui aspek panggung

depan & panggung belakang.

Kata Kunci: Pengelolaan kesan, Komunikasi nonverbal, Front stage & Back

stage.

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
xi
xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Musik saat ini tidak bisa dianggap minoritas lagi keberadaannya. Kalau

kita melihat di tempat – tempat umum seperti di dalam bus kota, kereta api, di

dalam angkutan kota, bahkan dipinggir jalan pun banyak orang mendengarkan

musik melalui headphone, earphone, dan sebagainya demi memuaskan hasrat

mendengar musik yang mereka suka. Mendengarkan musik seakan menjadi

populer di kalangan masyarakat karena semakin mudahnya untuk

mendengarkan musik dimana saja karena kemajuan teknologi belakangan ini

yang semakin portable.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:766) musik adalah ilmu

atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan

temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan

dan kesinambungan. Musik juga bisa berarti nada atau suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan

(terutama yang menggunakan alat – alat yang dapat menghasilkan bunyi –

bunyi itu).

Selain dijadikan media untuk mengekspresikan ide, pemikiran, dan emosi

seseorang, musik juga telah menjadi media untuk berkomunikasi. Pesan yang

1
disampaikan kepada penonton umumnya berbentuk lirik yang telah dibungkus

oleh iringan musik yang bertema sama dengan liriknya. Hal ini dapat dilihat

pada zaman dahulu ketika format bahasa di seluruh dunia belum baku seperti

halnya sekarang, manusia berkomunikasi melalui aspek bunyi – bunyian dan

bahasa isyarat gerak. Teriakan dan auman manusia pada saat itu memiliki

makna tersendiri. Manusia mengekspresikan perasaan ritus dalam

menghormati roh – roh pada saat itu dengan upacara – upacara khusus yang di

dalamnya disertakan ekspresi nyanyian – nyanyian (Sulastianto, 2007 : 130).

Musik pun saat ini telah mengalami banyak perkembangan setelah

menemani manusia sejak zaman dahulu kala. Seiring dengan perkembangan

teknologi dan pemikiran manusia, maka musik pun semakin berkembang baik

dari alat musik itu sendiri maupun dari genre musiknya. Genre musik saat ini

sangatlah beragam, seperti pop, jazz, rock, reggae, punk, blues, folk, country,

metal dan masih banyak lagi.

Perkembangan musik di Indonesia saat ini sangat pesat, ini bisa dilihat dari

banyaknya penyanyi atau band-band baru yang bermunculan. Tetapi akhir-

akhir ini sering sekali diadakan Festival musik dengan pemusik generasi lama

yang masih terkenal sampai saat ini. Dari segi penampilan genre musiknya

pun mampu menciptakan suasana jadul tapi terkesan modern.

Pada Acara Synchronize Festival atau Festival musik multi-genre tahunan

berskala nasional ini, senantiasa mengundang puluhan ribu audience untuk

saling merayakan jenis musik. Mengadakan acara dengan lima panggung

selama tiga harian ini, dengan menikmati suguhan 100-an penampil yang

2
terkurasi dari musisi Tanah Air. Synchronize Festival juga terlibat dalam

musik lintas genre tersebut diadakan di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.

Dimana tempat itu pula, sudah menjadi wadah untuk ketiga kalinya. Untuk

kesekian kalinya Dyandra Promosindo dan Demajors sebagai pihak

penyelenggara terus memberikan ruang interaksi bagi semua pelaku musik

Tanah Air.

Dalam performa acara musik tahunan yang ingin menjadi kawah

Candradimuka bagi Indonesia itu, hal pertama yang ditunggu adalah para

musisi yang tampil di Synchronize Festival. Adapun hasil line up fase pertama

hasil kerja sama Demajors dan Dyandra Promosindo ada 28 Artis. Telah

disebutkan ke-28 musisi itu sejak rilisnya seperti God Bless, Rhoma Irama &

Soneta Grup, Iwa K, Kunto Aji, Ras Muhamad, The Coconuttrees, Burgelkill,

Ramengvrl, Straight Answer, Sheila on 7, Diskopantera, Diskoria, Sore,

Oomelo Berkaraoke, Fourtwnty, Danilla, Naif, Nasida Ria, Jason Ranti, Noxa

Padi Reborn, SRXBS (Stras Rabbit x Bottle Smoker, Jiung, Tohpati, Reality

Club, Ethmonission, White Shoes & The Couples Company, Project Pop dan

Dipha Barus.

Fase ini sama seperti tahun pertama kali Synchronize Festival tahun 2015

digelar untuk menggunakan lima panggung untuk memfasilitasi musisi yang

penampil. Dimana kelima panggung tersebut adalah Dynamic Stage, Forest

Stage, Lake Stage, Distric Stage dab Gigs Stage. Selain itu, para penggagas

juga mempersiapkan rangkaian acaea roadshow ke empat kota. Rangkaian

acara Synchronize Festival edisi ketiga ini juga segabai upaya mempererat tali

3
silaturahmi dengan audience. Roadshow ke empat kota akan menampilkan

seminar, lokakarya musik di berbagai kampus hingga showcase beberapa

musisi. Disamping itu event roadshow ini sebagai langkah awal pihak promosi

mengundang beberapa media untuk berpartisipasi. Selain Bandung,

Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta menjadi tempat meditasi penyelenggara

dengan mengusung tema edutaiment (edukasi dan hiburan).

(https://www.kiostix.com/id/article/41)

Synchronize Festival mengumumkan line-up fase terakhir. Dan ada 37

penampil tambahan yang bakal beraksi dalam festival musik yang digelar

Gambir Expo Kemayoran pada 5,6, dan 7 Oktober 2018 itu. Dengan begitu

total 114 nama artis penampil yang siap meramaikan Synchronize Festival

edisi ketiga. Tercatat pada tahun ketiganya ini, Syinchronize Festival

menghadirkan musisi-musisi tambahan dari kancah musik Electronic Dance

Music (EDM), diantaranya Dipha Barus dan Javabass Soundsystem. Para

penampilan pun banyak yang berasal dari beberapa kota di Indonesia, dari

Medan, Solo, Pontianak, Amon, hingga Jambi. “Tanggung jawab kami untuk

memastikan bahwa semua genre ada disitu, agar festival ini bisa menjadi ajang

eksibisi tentang hal-hal yang terjadi di dalam skena tahun-tahun sebelumnya”

kata Program Director Synchronize Festival, Rizki Aulia, dalam keterangan

tertulis yang diterima kompas.com.

Sama seperti edisi sebelumnya, Synchronize festival 2018 masih

mengusung semangat keberagaman musik. Hal itu diharapkan menjadi kunci

utama bahwa apapun jenis musik dan berapapun usia pendengar, semuanya

4
akan menyatu di Synchronize Festival. “It’s not just a festival, it’s a movement

(ini bukan hanya festival tetapi juga sebuah gerakan).

Gambar 1.1

(Sumber: Googe images vidio.com)

Namun saat acara Synchronize Festival pada tanggal 5 Oktober 2018 di

panggung Dynamic Stage, ada salah satu musisi fenomenal yang sangat

terkenal dan terkesan paling meriah diantara panggung lainnya. Pukul 17.00

s/d 01.00 Musisi yang paling meriah di menangkan oleh musisi yang tampil di

jam 00.00 s/d 01.00 yaitu Naif. Naif sendiri adalah grup musik yang terbentuk

pada tanggal 22 Oktober 1995 di Jakarta dan terdiri dari “David” Bayu

Danang Jaya (Vokal), Mohammad “Emil” Amil Hussein (bass, kibor, vokal),

Fajar “Jarwo” Endra Taruna/ Mr.J (gitar,vokal), Franki “Pepeng” Indrasmoro

Sumbodo (drum, perkusi, vokal).

Membuka dengan judul lagu “Jikalau”, band bentukan tahun 1995 itu

membangkitkan suasana penonton yang sebagian telah menunggu cukup lama

5
untuk penampilan mereka. “Pas nih Naif manggung di hari Minggu”, ujar

David, sang vokalis, sebelum ia dan rekan-rekan membawakan lagu “Piknik

72”. “Lagi?” tanya David kepada para penonton selepas lagu tersebut. Naif

lantas membawakan lagu mereka dengan judul terpanjang “Dia Adalah Pusaka

Sejuta Umat Yang Ada Di Seluruh Dunia” Gaya nyentrik David diatas

panggung membuat para penonton yang berkerumun di Dynamic Stage

berteriak histeris, teriakan yang mengiringi Naif memasuki lagu “Senang

Bersamamu” kemudian dilanjutkan dengan “Karna Kamu Cuma Satu” dan

“Itulah Cinta”.

Kala band yang digawangi empat anggota itu membawakan “Di Mana

Aku Disini” dan “Benci Untuk Mencinta”, para penonton kian semangat untuk

turut merapalkan bait-bait liriknya. Tak lupa Naif juga membawakan lagu

yang sudah ditunggu-tunggu para penonton dan melejitkan nama mereka di

percaturan musik Indonesia, “Posesif”. Namun di tengah-tengah lagu, alunan

musik terhenti dan David menyahut kepada para penonton. “Lagu ini udah

2000 tahun tapi masih ada aja yang nyanyi.” Ujarnya dengan nada keheranan,

kemudian ia dkk melanjutkan lagu tersebut mempersilahkan paduan suara

penonton menjadi vokal utama. David memuji gelaran Synchronize Festival

dan menyebut musik Indonesia adalah harta karun, sebelum melanjutkan

penampilan mereka dengan medley “Air dan Api” dan “Aku Rela” Teriakan

penonton di penghujung penampilan membuat para personel Naif kian

bersemangat dan melemparkan atribut yang mereka kenakan. Mulai dari kaos,

pick gitar hingga stick drum, sebelum kemudian David menyampaikan

6
bocoran penting bagi para penggemarnya (Retropolis). “Tanggal 22 Naif akan

rilis album ketujuh” kata David yang disambut teriakan antusias para

penonton dan Naif menutup penampilan tersebut dengan membawakan

“Mobil Balap”.

Gambar 1.2

(Sumber: google www.antaranews.com. Antarafoto/Muhammad Adimaja)

Unsur seni yang terdapat pada aksi panggung dan musik band Naif ini

merupakan konsep yang membantu berjalannya suatu interaksi dengan para

penggemarnya, dan melalui interaksi tersebut seorang individu ataupun

kelompok mencoba menampilkan diri-nya yang melalui peran yang dramatik.

Dalam situasi seperti ini seseorang berusaha untuk berkomunikasi namun

dengan cara yang bersifat teatrikal dan musikal. Aktivitas ini dilakukan atas

dasar harapan akan terpenuhinya suatu kebutuhan dari individu, dan

7
merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam aktivitas ini

pula seorang individu mencoba memberikan isyarat melalui komunikasi non

verbal yang dilakukan untuk membangun sebuah persepsi dari individu lain,

dan hal ini sangat bersinggungan dengan sebuah interaksi sosial.

Interaksi yang dilakukan oleh sebuah band ataupun musisi merupakan

sebuah perwujudan penyajian diri dan dalam interaksinya tersebut seseorang

akan melakukan suatu pengelolan kesan. Pengelolaan kesan (Impression

Management) di temukan dan dikembangkan oleh Erving Goffman pada tahun

1959. Pengelolaan kesan juga secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah

teknik presentasi diri yang didasarkan pada tindakan mengontrol persepsi

orang lain dengan cepat dengan mengungkapkan aspek yang dapat

menguntungkan diri sendiri atau tim. Wilayah depan merujuk kepada

peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan

peran formalnya. Mereka seperti sedang memainkan suatu peran di atas

panggung sandiwara di hadapan khalayak penonton. Sebaliknya, wilayah

belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya

mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung

sandiwara bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton,

sedangkan wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang

(back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai,

mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung

depan (Mulyana, 2013:114).

8
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih

dalam mengenai bagaimana pengelolaan kesan Band Naif dan penggemarnya

yang dilakukan band tersebut, baik di panggung depan maupun panggung

belakangnya. Maka peneliti dapat merumuskan judul penelitian yaitu

Komunikasi nonverbal antara Naif dan Retropolis dalam Acara Synchronize

Festival Melalui penelitian secara kualitatif, peneliti juga dapat merumuskan

masalah penelitian yaitu bagaimana pengelolaan kesan pada panggung depan

dan panggung belakang band Naif terhadap Retroplis.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

sebelumnya, maka dapat disimpulkan pokok permasalahan yang akan dikaji

lebih lanjut yaitu:

1. Pengelolaan kesan yang dilakukan oleh Naif terhadap Retropolis.

2. Mengamati Front Stage dan Back Stage band Naif berdasarkan aksi

panggung pertunjukan di acara Synchronize Festival 2018.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka pertanyaan penelitian akan

difokuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Back Stage dari band Naif berdasarkan pada persiapan acara

Synchronize Festival 2018 serta dari sehari-hari grup band tersebut?

2. Bagaimanakah band Naif berinteraksi dengan Retropolis?

9
1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa

pengelolaan kesan yang dilakukan band Naif terhadap Retropolis berdasarkan

hasil panggung depan dan panggung belakangnya.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Aspek Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam

menambah khasanah dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada program

konsentrasi komunikasi khususnya pada kajian pengelolaan kesan dari

interaksi dan bagian dari ilmu komunikasi.

1.5.2 Aspek Praktis

Sebagai sarana untuk melatih kemampuan peneliti dalam melakukan

analisis terhadap suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar dan

menambah wawasan peneliti mengenai pengelolaan kesan

10
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Landasan Teori

A. Komunikasi

Komunikasi memiliki peran sentral begi keberlangsungan, keberdayaan,

esensi dan esistensi dalam kehidupan manusia hingga saat ini. Manusia dapat

mengapresiasikan dirinya dalam lingkup interaksi sosial sesamanya melalui

komunikasi. Manusia tidak dapat menginterpretasikan kehendak dirinya dan

kebutuhan hidupnya dengan orang lain tanpa komunikasi. Berdasarkan pertanyaan

tersebut sudah jelas bahwa komunikasi telah menjadi salah satu bagian penting

salam kehidupan manusia.

Ilmu komunikasi dikatakan bersifat interdisipliner, ia memanfaatkan ilmu-

ilmu lain yang berada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial. Selain itu,

perkembangannya, komunikasi juga memanfaatkan ilmu-ilmu yang berada dalam

rumpun ilmu-ilmu alam/ eksakta yang bersifat terapan, seperti telekomunikasi

atau komputer, bahkan beberapa teori atau model di embangkan dari sana.

Misalnya, model komunikasi Shannon – Weaver. Karenanya, ilmu komunikasi

juga dikatakan muldisipliner: memanfaatkan ilmu-ilmu lain yang berada diluar

rumpun ilmu-ilmu sosial. (Muslim,2012:6)

11
Ilmu komunikasi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari usaha

penyampaian pesan antarmanusia yang mempunyai akal budi pekerti yang sehat.

Ilmu komunikasi tidak mengkaji penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan

manusia, walau tidak dipungkiri bahwa manusia juga menyampaikan pesan

kepada makhluk yang bukan manusia, seperti kepada hewan atau tumbuhan dan

bahkan Tuhan (Muslim, 2012:14).

Hakikat Ilmu Komunikasi filsafat: Ibu Segala Ilmu. Dalam sebuah analogi

tumbuh-tumbuhan, ia tumbuh “biji buah” pohon filsafat. Pohon filsafat

merupakan pohon darimana semua ilmu berasal. Membuat filsafat disebut “ibu

segala ilmu” (Poedjawijatna, 1983; Keraf, 2001). Sebagai pohon ilmu, filsafat

memiliki dua cabang utama yang membentuk rumpunnya masing-masing. Yakni

rumpun ilmu-ilmu alam atau eksaktadan rumpun ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu ini

mempelajari berbagai zat dan benda alam, sedangkan ilmu-ilmu sosial

mempelajari manusia dalam konteks hubungannya dengan manusia lain. (Muslim,

2012:4)

Komunikasi dalam arti sempit menunjukkan salah satu jenis khusus dari

pembentuk pola, dan dari berbagai macam pola-pola komunikatif tersebut

dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau lambang yang diberi makna tertentu.

Untuk terjadinya suatu komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya (antara

komunikator dan komunikan) minimal melibatkan dua orang, dan ada dua syarat

untuk memenuhi syarat berhasil atau tidaknya komunikasi tersebut, yaitu suatu

simbol atau makna harus sama pemahamannya, dan harus sama-sama dipahami

mengenai referensi atau asosiasi simbolnya.

12
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan proses dimana seorang komunikator memilih dan menyampaikan

pesan (biasanya berupa lambang-lambang dan kata-kata) baik dalam bentuk

verbal maupun non verbal yang bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada

orang lain serta membangun relasi kebersamaan antara komunikator dan

komunikan.

1. Komunikasi Intrapribadi dan Antarpribadi

Proses komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas

komunikasi: menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi.

Komunikasi Intrapribadi dan Antarpribadi adalah landasan dari komunikasi pada

tataran di atasnya. Dalam tataran Antarpribadi, komunikasi relatif lebih dinamis,

bersifat dua arah, komunikator dan komunikan sama-sama aktif saling

mempertukarkan pesan-mengirim dan menerima pesan untuk dimaknai dan

ditanggapi oleh pihak lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator

relatif cukup mengenal komunikan, dan sebaliknya. Pesan dikirim dan diterima

secara simultan dan spontan, relatif kurang terstruktur, demikian pula halnya

dengan umpan balik yang dapat diterima dengan segera. Peran komunikator dan

komunikan relatif saling bertukar, karenanya lazim disebut dialog, walaupun

dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, dimana hanya satu pihak yang

mendominasi percakapan.

Efek komunikasi antarpribadi paling kuat diantara komunikasi lainnya,

komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku dari komunikannya,

13
memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal, serta dapat diubah atau menyesuaikan

pesannya apabila didapat umpan balik negatif (Muslim, 2012:32).

2. Komunikasi Verbal

Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan karena bahasa merupakan sebuah

alat bagi manusia untuk berkomunikasi antara sesama.Bahasa diibaratkan seperti

simbol ataupun kode secara universal untuk membentuk pesan verbal kita.

Menurut Hockett dalam DeVito (1997:119) bahasa dapat didefinisikan sebagai

sistem produktif yang dapat dialih – alihkan dan terdiri atas simbol – simbol yang

cepat lenyap (rapidly fading), bermakna bebas (arbitrary), serta dipancarkan

secara kultural.Bahasa berperan penting dalam komunikasi yaitu secara langsung

menyatakan atau bertukar pemikiran atau pandangan mengenai orang lain.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata dan makna,

dan sifat dasar simbol bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Ketika

berkomunikasi dengan bahasa verbal, kita akan menerjemahkan arti sesuai dengan

apa yang kita ketahui. Bahasa yang digunakan oleh setiap masyarakat pastilah

berbeda-beda. Arti dari bahasa verbal biasanya sudah disepakati dalam suatu

komunitas.

Proses-proses verbal tidak hanya meliputi bagaimana kita berbicara

dengan orang lain namun juga kegiatan-kegiatan internal berpikir dan

pengembangan makna bagi kata-kata yang kita gunakan. Proses-proses bahasa

verbal dan pola-pola berpikir secara vital berhubungan dengan persepsi dan

pemberian serta pernyataan makna. Setiap bahasa menunjukan suatu dunia

14
simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan

kebutuhan pemakainya.

Pada penelitian ini, bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan Band

NAIF kepada penontonnya. Penonton bisa mengerti pesan dari lirik lagu karena

memiliki satu sistem bahasa yang sama walaupun terkadang memiliki makna yang

berbeda antara tiap penonton dengan band NAIF itu sendiri.

3. Komunikasi Nonverbal

Bahasa yang digunakan pada setiap negara, suku, ataupun daerah tertentu

pasti sangat berbeda dan sering kali terjadi kesalahan dalam memaknai sebuah

pesan verbal. Sehingga dalam aplikasinya sering kali bahasa verbal didukung oleh

pesan nonverbal. Komunikasi nonverbal penting dalam interaksi manusia karena

hal tersebut dapat menciptakan kesan. Komunikasi nonverbal menunjukan

kesadaran akan gambaran mental, yang diberikan oleh orang lain terhadap

penampilan kita.

Komunikasi nonverbal sebagai penciptaan dan pertukaran pesan dengan

tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan gerakan

tubuh, sikap, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan jarak, dan sentuhan. Lebih

jauh, bahasa nonverbal tanpa disadari akan menggambarkan karakter kita secara

kasat mata. Lewat perilaku nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana

emosional seseorang. Kesan awal kita pada seseorang sering didasarkan pada

perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.

Meskipun berbeda, namun ada keterikatan erat antara komunikasi verbal yang

15
digunakan oleh suatu kelompok dengan komunikasi nonverbalnya. Komunikasi

nonverbal sebangun dengan komunikasi verbal, pada dasarnya suatu kelompok

yang memiliki komunikasi verbal yang khas juga dilengkapi dengan komunikasi

nonverbal yang sejajar posisinya.

Kebanyakan isyarat nonverbal tidaklah universal, melainkan terikat oleh

budaya, jadi harus dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang

merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengtahui bagaimana tersenyum,

namun beberapa ahli sepakat bahwa di mana, kapan dan siapa kira menunjukan

emosi ini dipelajari, dan karenanya dipengaruhi oleh konteks dan budaya

(Mulyana, 2008: 345)

Gerak tubuh, cara berpakaian, simbol-simbol tertentu merupakan contoh

dari komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dibutuhkan untuk mendukung

suatu pesan verbal agar komunikasi berjalan lebih efektif serta menghindari

adanya noise pada pesan.

Pada penelitian ini, pesan non verbal sangat penting perannya, banyak

sekali simbol – simbol yang digunakan untuk mendukung pesan yang terkandung

pada tema dan lirik lagunya. Simbol – simbol tersebut bisa dari kostum yang

dikenakan, penggunaan tata rias, logo band, dan aksi panggungnya.

4. Komunikasi Kelompok

Ketika sekumpulan manusia sedang berkumpul bersama, di dalam tempat

yang sama, terkadang tercipta sebuah obrolan yang membuat adanya koneksi

antara sekumpulan orang tersebut dan membuat menarik masing – masing

16
individu itu. Hal ini terjadi karena adanya kesamaan akan topik obrolan yang

membuat mereka mempunyai tujuan yang sama dengan individu lainnya dalam

kelompok itu. Sehingga terjadilah komunikasi kelompok.

Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung

dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok.

Sedangkan kelompok komunikasi besar biasa disebut komunikasi publik. Jumlah

pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak

ditentukan secara sistematis, melainkan tergantung pada ikatan emosional

antaranggotanya. Dalam komunikasi ini, komunikator relatif mengenal

komunikan, dan demikian juga antarkomunikan (Muslim, 2012:32).

Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau

lebih dengan tujuan yang sudah diketahui sebelumnya, seperti berbagai informasi,

pemecahan masalah yang anggota – anggotanya dapat mengingat karakteristik

pribadi anggota lainnya (Pratikno, 1987:41). Kemudian Alvin A. Goldberg

mendefinisikan komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penerapan, dan

penelitian yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses secara umum,

tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka kecil.

Dalam komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi.Karena

itu komunikasi kelompok juga banyak menggunakan teori komunikasi antar

pribadi.

Berikut ini merupakan ciri – ciri dari komunikasi kelompok:

1. Komunikasi berlangsung secara face to face dan adanya timbal balik

17
2. Terlaksananya komunikasi atas unsur prakarsa bersama

3. Kajian pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok

bersifat diskriptif dan dan analisis

4. Bentuknya terstruktur, permanen, dan emosional

5. Setiap anggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, ukuran, serta

identitas kelompok.

6. Situasinya heterogen, dari status sosial, pendidikan, usia, jenis kelamin

dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang

menjalar dengan cepat (Mudjiono, 1992:91)

Tidak semua himpunan merupakan suatu kelompok. Agar mereka disebut

dengan kelompok maka dibutuhkan kesadaran pada anggota-anggotanya akan

ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Maka dari itu kelompok

diklasifikasikan menjadi kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer adalah

suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal dan

menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama seperti keluarga, kawan

sepermainan, dan lainnya. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang

anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak

menyentuh hati seperti organisasi massa, fakultas, dan lainnya.

Sebuah band merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa

orang yang mempunyai tujuan yang sama. Dalam penelitian ini, penggunaan

komunikasi kelompok dibutuhkan karena terjadinya komunikasi antara sesama

personil band NAIF baik di atas panggung ataupun di belakang panggung.

Interaksi ini dilakukan untuk membahas tujuan dari band NAIF ini.

18
5. Interaksi Simbolik

Perspektif interaksi simbolik mengandung dasar pemikiran yang sama

dengan teori tindakan sosial tentang “makna subjektif” (subjective meaning) dari

perilaku manusia, proses sosial, dan pragmatismenya. Blumer dalam Kuswarno

(2009:113) mengungkapkan tiga premis yang mendasari pemikiran

interaksionisme simbolik, yaitu:

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna – makna

yang ada sesuatu itu bagi mereka.

2. Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan orang

lain”.

3. Makna - makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial

berlangsung.

Teori interaksi simbolik meyakini realitas sosial tidak lepas dari interaksi

aktor dengan menggunakan simbol-simbol sehingga anatomi realitas sosial berisi

dari susunan interaksi aktor tersebut. Oleh sebab itu, para interaksionis tertarik

terhadap tata cara aktor menggunakan simbol-simbol yang mempresentasikan

sesuatu yang berupa pesan yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan

aktor yang lain (Umiarso dan Elbadiansyah, 2014:64).

Dalam perspektif interaksi simbolik, manusia dipandang lebih sulit untuk

diprediksi dan bersikap lebih aktif, maksudnya, manusia cenderung untuk

mengarahkan dirinya sendiri sesuai dengan yang mereka buat (Umiarso,

2014:209).

19
Pada penelitian ini, pengalaman yang dialami oleh personil band NAIF

mampu memaknai konsep dan ideologi dari band ini. Sehingga band NAIF

mampu mengkomunikasikannya kepada penggemarnya (Retropolis).

6. Festival Musik / Konsep Event

Sebuah festival musik adalah acara komunitas berorientasi kepada

penampilan langsung menyanyi dan instrumen yang biasanya dibeda-bedakan

dengan tema seperti jenis musik, kebangsaan penampil atau lokasi atau waktu

tertentu. Festival musik biasanya diselenggarakan dia ruang terbuka, dengan tenda

atau panggung sementara untuk para penampil. Biasanya juga terdapat berbagai

atraksi seperti bazar makanan, pagelaran seni, dan kebiasaan sosial atau budaya.

Festival musik dapat berupa juga konser penggalangan dana untuk maksud

tertentu. Banyak festival musik digelar tahunan. Pythian Games di Delphi yang

digelar pada masa Yunani Kuno juga memasukkan penampilan musik, dan

mungkin menjadi salah satu festival pertama yang digelar. Pada abad pertengahan,

festival biasanya digelar sebagai kompetisi.

Festival musik Biasanya serangkaian tindakan di tempat tertentu dan

terinspirasi oleh tema pemersatu, seperti musik nasional, musik modern atau

mempromosikan karya-karya komposer / yang menonjol, dapat juga berupa

bentuk kontes untuk penyanyi atau komposer.

Sedangkan definisi Event adalah sebagai berikut: “Events are transient,

and every event is a unique blending of its duration, setting, management, and

people.”Event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu

20
campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus dan orang-orangnya. (Getz,

1997, p. 4). Sedangkan definisi special event adalah sebagai berikut: “Special

events are defined as specific rituals, presentation, performances or celebrations

that are conciously planned and created to mark special occasions or to achieve

particular social, cultural, or corporate objectives.” Special event adalah suatu

ritual istimewa, penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan

dan dibuat untuk menandai acara-acara khusus atau untuk mencapai tujuan sosial,

budaya atau tujuan bersama-sama. (Allen, 2002, p. 11).

Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk

dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau

perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi,

serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi

seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan,

dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara

reuni. (Getz, 1997, p. 7).

Menurut I Allasi (dalam Jiunkpe: 1998) di dalam kata pengantar pada

bukunya yang berjudul " Time Out of Time : Essay on The Festival ", Fallasi

(1987) menyimpulkan bahwa : Festival is an event, a social phenomenon,

encountered in vitually all human cultures (Festival adalah suatu peristiwa atau

kejadian penting, suatu fenomena sosial yang pada hakekatnya dijumpai dalam

semua kebudayaan manusia). Sedangkan, menurut W.J.S.Poerwadarminta (dalam

Jiunkpe: 1998) Festival dapat diartikan dalam dua pengertian, yaitu :

21
1. Hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristiwa penting dan

bersejarah, pesta rakyat.

2. Perlombaan. Dapat diketahui atau disimpulkan bahwa sifat dasar dari

semua festival adalah sesuatu yang berhubungan dengan perayaan dan

juga pesta rakyat yang pada umumnya ditentukan oleh sesuatu yang

mempunyai nilai kebudayaan.

Jenis-Jenis Festival

A. Festival Film Merupakan sebuah perayaan yang dimana isinya

menampilkan produksi film - film (biasanya film yang diproduksi selama

setahun)

B. Festival musik Biasanya serangkaian tindakan di tempat tertentu dan

terinspirasi oleh tema pemersatu, seperti musik nasional, musik modern

atau mempromosikan karya-karya komposer / yang menonjol, dapat juga

berupa bentuk kontes untuk penyanyi atau komposer.

C. Festival seni Merupakan peristiwa besar di mana pertunjukan, pameran

dan kompetisi eputar seni musik, teater, lukis dan kerajinan diadakan.

D. Festival budaya Festival budaya merupakan pengekspresian pandangan

tentang isu-isu budaya, sosial dan politik. Seringkali perdebatan perubahan pada

fokus.

Dari jenis – jenis festival di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Synchronize Festival termasuk dalam kategori Festival Musik.

22
2.2 Kerangka Pemikiran

Secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Penampilan Band Naif

Interaksi Simbolik

Komunikasi Kelompok

Panggung Depan & Belakang

Pengelolaan Pesan

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang

dimaksud merupakan suatu kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis yang bertujuan untuk

mendapatkan data yang valid. Metode dipengaruhi atau didasarkan pada

perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara

perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi

yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang

rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Metode penelitian sebagai metode ilmiah

tidak harus menggunakan analisis statistik terhadap data yang ditemukan, metode

ilmiah adalah metode penelitian yang digunakan secara ilmiah dan penelitian

tersebut dapat berbentuk deskriptif, eksperimental, kuantitatif, kualitatif, kritis,

analisis, historis, fenomenologis, dan lain-lain.

Metode kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai keunikan yang

terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan

sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu

uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari

suatu individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu dalam suatu setting

24
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan

holistik.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme sosial karena pada

penelitian ini peneliti mengkonstruksi makna terhadap aktivitas yang terjadi pada

objek yang diteliti. Pandangan peneliti yang bersifat bujektif juga pada peneliti

terlibat pada aktivitas dan melakukan interaksi langsung dengan objek yang

diteliti sehingga setiap tindakan yang dilakukan akan menghasilkan makna yang

telah dikonstruksi oleh pemikiran peneliti.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan penelitian dilaksanakan pada 5 – 6 Oktober 2018. Yang

berlokasi di Gambir Expo Kemayoran. Yakni dalam acara Synchronize Festival.

Band Naif berpartisipan dalam acara tersebut.

3.3 Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan yang

dilakukan melalui wawancara dan observasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

sebagai bahan penelitian berupa buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

25
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan sumber data dilakukan dengan beberapa cara dalam

penelitian. Hal ini dilakukan agar pengumpulan sumber data yang didapat akurat

dan maksimal.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam

terhadap beberapa informan, melakukan observasi pada situasi sosial di lapangan,

serta pengumpulan dokumentasi untuk membandingkan maupun mendukung

masing-masing sumber data.

1. Wawancara Mendalam

Metode wawancara mendalam adalah sama seperti metode wawancara

lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara

melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu

yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah wawancara

mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu lama bersama

informan di lokasi penelitian, yang mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada

wawancara pada umumnya.

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan secara tidak terstruktur agar

informasi yang didapatkan dapat lebih mendalam, dimana hal ini tidak dapat

ditemukan dalam observasi saja. Wawancara dilakukan face to face dengan

beberapa pertanyaan mendasar sebagai garis besar permasalah pada fokus

penelitian ini.

26
2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kemampuan seseorang untuk

menggunakan semua panca inderanya sebagai alat bantu utama dalam

memperoleh informasi. Informasi itu sendiri dapat berupa ruang (tempat), pelaku,

kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

Dari pemahaman observasi di atas, yang dimaksud dengan metode

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Suatu kegiatan pengamatan

baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan dengan

serius.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan.

c. Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsi

umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.

Peneliti melakukan observasi dengan mengamati interaksi yang terjadi ketika

berada pada lokasi terjadinya situasi sosial pada penelitian ini. Seperti pada saat

informan berkomunikasi dengan anggota atau kelompok lainnya di panggung

depan maupun panggung belakang.

27
Berdasarkan pernyataan diatas, maka lokasi observasi hanya dilakukan

pada dua acara konser untuk observasi panggung depan dan beberapa tempat

untuk observasi panggung belakangnya. Hal ini dilakukan untuk membatasi

observasi penelitian agar informasi yang diterima tidak melebar dari fokus

penelitian. Yaitu di acara Synchronize Festival pada tanggal 5,6,7 Oktober 2018

dan Salah satu acara yang paling dekat adalah Grab It Fast Telkom pada tanggal 6

Januari 2019 di GOR Padjajaran Bogor. Pelaku yang di observasi adalah

Retropolis salah satu komunitas fans Band Naif dan beberapa Personil band Naif.

Lalu aktivitas yang di observasi berupa performance dari band Naif di acara yang

telah ditentukan dan kegiatan sehari-hari personil Naif.

Terdapat dua aspek utama yang akan diteliti pada saat observasi panggung

depan menurut Erving Goffman, yakni setting dan personal front. Setting

merupakan situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus melakukan pertunjukan.

Tanpa setting, aktor biasanya tidak dapat melakukan pertunjukan. Setting dalam

penelitian ini meliputi dekorasi panggung, penggunaan equipment masing –

masing personil, dan lokasi acara. Sedangkan aspek personal front merupakan alat

– alat yang dapat dianggap khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke

dalam setting (Mulyana, 2013:114).

Dalam personal front terbagi menjadi dua aspek yakni aspek appearance

(penampilan) dan manner (gaya berlaku). Pada aspek appearance, peneliti

mengobservasi beberapa hal seperti kostum yang dikenakan, tata rias yang

digunakan, ciri – ciri fisik, dan aksesoris yang digunakan ketika di atas panggung.

28
Sedangkan pada aspek manner, hal – hal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan

intonasi suara menjadi perhatian peneliti ketika melakukan observasi.

Selain kedua aspek di atas, peneliti juga melakukan observasi pada

interaksi yang terdapat antara personil dengan penontonnya, personil dengan para

kru, serta antar sesama personil, sehingga peneliti dapat mengetahui hubungan

yang terjadi antara band Naif dengan pihak tersebut. Selain itu ketika berada di

panggung belakang, peneliti melakukan observasi pada persiapan yang dilakukan

band Naif sebelum pertunjukan dimulai, ketika para personil sedang melakukan

wawancara dengan peneliti, dan ketika para personil sedang melakukan aktivitas

sehari - harinya di luar aktivitas bersama band Naif.

3. Dokumentasi

Kebutuhan dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan

untuk membantu peneliti dalam mendapatkan dan mendukung kredibilitas dari

sumber data. Seperti telah diketahui, dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu baik berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.

Hasil penelitian dari observasi maupun wawancara, akan lebih dapat

dipercaya jika didukung oleh foto-foto, atau karya tulis akademik dan seni yang

telah ada. Dalam penelitian ini, dokumentasi seperti foto dan audio, akan sangat

membantu dalam memperkuat informasi yang telah didapat dari observasi dan

wawancara.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Organisasi

A. Sejarah Band NAIF

Naif adalah grup musik Indonesia yang berdiri pada tanggal 22

Oktober 1995 di Jakarta. Awalnya naif terdiri dari Emil (Mohammad Amil

Hussein, bass), David (David Bayu Danangjaya, vokal), Jarwo (Fajar Endra

Taruna, gitar), dan Pepeng (Franki Indrasmoro Sumbodo, drum), serta

Chandra (Keyboard). Tahun 2003, Candra keluar karena ingin

mengembangkan karier sesuai bidang akademisnya. Band ini terbentuk

karena seringnya beberapa mahasiswa IKJ kumpul-kumpul untuk

mengerjakan tugas kuliah. Bukannya mengerjakan tugas, mereka malah

latihan band. Dengan posisi David pada vokal, jarwo pada gitar, Chandra pada

keyboard, Emil pada bass dan Pepeng pada drum, mereka mulai aktif

mengisi acara acara di kampus IKJ. Nama Naif didapat dari pendapat

teman mereka, Dodot, yang menilai lagu-lagu mereka terdengar begitu

sederhana. Tetapi tetap bersi dan terdengar harmonis. Selain itu, kata Naif pun

mudah diingat. Pada tahun 1996, Naid menawarkan demo kaset yang telah

mereka buar sebelumnya kepada Bulletin (PT. Indo Semar Sakti) yang

berencana akan merilis sebuah album kompilasi. Bukannya berhasil masuk

dalam labum kompilasi, perusahaan rekaman tersebut malah menawarkan untuk

membuatkan album rekaman sendiri untuk Naif. Naif akhirnya masuk dapur

30
rekaman dan berhasil menelurkan debut album NAIF (1998) dengan Mobil

Bakao sebagai tembang jagiannya. Pada tahun yang sama, mereka mengeluarkan

album kedua, JANGAN TERLALU NAIF (2000), Disusul album ketiga TITIK

CERAH (2002). Pada tahun 2003, Chandra keluar. Namun Naif berusaha

untuk tetap bertahan. Naif kemudian mengeluarkan album THE BEST (2005),

RETROPOLIS (2005), TELEVISI (2007) dengan lagu andalan Dimana

Aku Disini, LETS GO (2008) dan yang terakhir PLANET CINTA (2011).

Kurang dari setahun setelah album terakhir, Naif mengeluarkan album inovatif

berjudul LET’S GO. Yang menarik, album ini merupakan kumpulan lagu-

lagu yang baru direkam tapi belum sempat dilepas. Yang membuat album ini

unik adalah keberanian Naif mendistribusikan albun ini secara gratis lewat

majalah Rolling Stone sebagai bentuk protes pembajakan. Selain kiprah di bidang

musik, Naif mulai merambah bidang tulis-menulis dengan menerbitkan

buku Kenapa Kuda Lumping Makan Beling? Dan 61 Perranyaan Ngaco

Lainnya Dijawab oleh Naif. Tak mau menunggu lama, Naif kembali

merilis album teranyar, A NIGHT AT SCHOUWBURG yang bertepatan

pada ulangtahun Naif ke-13, Oktober 2008. Inovasi tak henti dilakukan oleh Naif.

Demi mengurangi pembajakan, album kali ini dijual dalam format double

CD, dan pembeli juga akan mendapatkan t-shirt, pin dan merchandise

eksklusif, dan yang uniknya lagi album ini dicetak terbatas hanya 500 kopi

dengan nomor seri.

4.2 Hasil Penelitian

31
Pada penelitian yang berjudul Komunikasi nonverbal antara Naif dan

Retropolis Dalam Acara Synchronize Festival ini peneliti bertujuan untuk

mengetahui pengelolaan kesan yang dibentuk oleh personil band Naif kepada para

pendengarnya dan Fansnya. Menjelaskan bahwa kehidupan sosial seseorang

terbagi dalam 2 wilayah yakni front region (wilayah depan) yang diibaratkan

seperti panggung sandiwara bagian depan (front stage) dan back region (wilayah

belakang) yang diibaratkan seperti panggung sandiwara bagian belakang (back

stage).

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengelolaan kesan yang dibentuk

oleh para personil band Naif kepada khalayak sesuai dengan tinjauan pustaka

yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal – hal yang diuraikan dalam penelitian ini

didukung oleh data – data yang didapat dari buku, jurnal, artikel, internet,

observasi, dokumentasi, serta wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti.

Dalam melakukan wawancara, peneliti mengambil beberapa informan untuk

mendapatkan informasi yang lebih detail. Hasil penelitian diperoleh dengan teknik

wawancara mendalam terhadap informan utama dan informan pendukung serta

melalui observasi langsung di lapangan oleh peneliti.

Tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti meliputi membuat daftar

pertanyaan wawancara, mengumpulkan data, dan menganalisa data yang telah

diperoleh. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kesan yang dibentuk oleh

Band Naif dan Retropolis, peneliti melakukan beberapa tahapan penelitian, yakni:

32
1. Menyusun pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur yang akan

ditanyakan pada informan.

2. Peneliti mewawancarai beberapa anggota Retropolis untuk mendapatkan

data pendukung.

3. Melakukan observasi langsung, baik menggunakan media audio dan tulisan

secara langsung di lapangan, maupun melalui dokumentasi untuk

melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian.

4. Melakukan analisa terhadap data hasil wawancara dan observasi lapangan

yang telah dilakukan.

Peneliti turut mengamati secara langsung para informan saat menjalani

kegiatannya yakni di panggung depan (front stage), dan panggung belakang (back

stage). Pengamatan yang dilakukan terfokus pada pengelolaan kesan yang

dilakukan oleh para informan. Pendeknya, kita “mengelola” informasi yang kita

berikan kepada orang lain. Kita mengendalikan pengaruh yang akan ditimbulkan

pakaian yang kita kenakan, penampilan kita, dan kebiasaan kita terhadap orang

lain agar orang lain memandang kita sebagai orang yang ingin kita tunjukkan.

Kita sadar bahwa orang lain pun berbuat hal yang sama terhadap kita, dan kita

memperlakukannya sesuai dengan citra dirinya yang kita bayangkan dalam benak

kita. Jadi kita bukan hanya sebagai pelaku, tetapi juga sekaligus sebagai khalayak.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil pembahasan dibagi


menjadi dua bagian yang sama.

33
A. Pengelolaan Kesan di Kehidupan Panggung Depan (Front Stage)
Peneliti melakukan observasi pada dua pertunjukan band Naif yang terdiri

dari pertunjukan di acara Synchronize Festival di Jakarta. Dan acara Grab it Fast

di Bogor. Di dalam acara tersebut, band Naif tampil sebagai pengisi acara yang

membawakan musik-musik andalannya dan berdandan vintage era 90an. Ini ibarat

teater, dimana interaksi sosial mirip dengan pertunjukan di atas panggung yang

menampilkan peran – peran yang dimainkan aktor. Sehingga tedapat yang

dinamakan panggung depan dan panggung belakang.

B. Pengelolaan Kesan di Kehidupan Panggung Belakang (Back Stage)


Peneliti hanya melakukan observasi di bagian panggung depan sedangkan

untuk panggung belakang peneliti melakukan wawancara mendalam dan

observasi kepada Retropolis yang lebih mengetahui kegiatan sehari-hari para

personil band Naif. Karena ketika berada di panggung belakang, para personil

Band Naif memiliki aktivitasnya masing-masing disesuaikan dengan lingkungan

dan profesi mereka.

34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,

peneliti menyimpulkan bahwa pengelolaan kesan yang dilakukan Band Naif dan

Retropolis adalah sebagai berikut:

1.Penampilan panggung depan band Naif pada pertunjukan musiknya di

acara Synchronize Festival dan Grab it Fast terlihat bergaya vintage. Hal ini

ditunjukkan pada aspek personal front dengan penggunaan kostum jadul yang

layaknya seperti pakaian era 90-an. Lalu ekspresi wajah dan gestur tubuh yang

digunakan ketika melakukan pertunjukan pun terlihat sangat menikmati suasana di

acara tersebut. Sehingga band Naif menyesuaikan aliran musiknya dengan

penampilannya. Sehingga untuk mendapatkan kesan baik di mata para khalayak,

band Naif harus menggunakan ekspresi agar bisa diterima dan didengarkan.

2. Pada kehidupan panggung belakangnya yang berada di kehidupan sehari

– hari masing – masing personil, para personil band Naif tidak mengatasnamakan

band Naif sehingga pada wilayah ini para personil bebas untuk menjadi dirinya

35
sendiri dan memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Disini terlihat para personil

band Naif mempunyai karakter yang sangat berbeda dibandingkan ketika berada

di panggung depan. Perubahan karakter ini terjadi karena sudah tidak adanya

penilaian dari khalayak pada diri mereka sehingga mereka bisa berbuat bebas

sesuka hati tanpa perlu khawatir akan tanggapan orang lain mengenai dirinya.

36
37

Anda mungkin juga menyukai