Anda di halaman 1dari 55

PERAN AUDIOMAN DALAM PRODUKSI PROGRAM MUSIK

DI MATA MILENIAL INDONESIA TV

Tugas Akhir
Laporan Magang

Nama : Paris Maulana


NIM : 1771500699
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2021
PERAN AUDIOMAN DALAM PRODUKSI PROGRAM MUSIK
DI MATA MILENIAL INDONESIA TV

Tugas Akhir
Laporan Magang

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Nama : Paris Maulana


NIM : 1771500699
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2021

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

Tugas Akhir dengan judul “PERAN AUDIOMAN DALAM PROGRAM


MUSIK DI MATA MILENIAL INDONESIA TV” adalah hasil karya saya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

Nama : Paris Maulana


NIM : 1771500699

Tanda Tangan:

Tanggal : Juli 2021

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPETINGAN AKADEMIN

Sebagai civitas akademik Universitas Budi Luhur, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:

Nama : Paris Maulana


NIM : 1771500699
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism
Jenis Tugas Akhir : Laporan Magang

Menyatakan demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui dan memberikan


kepada Universitas Budi Luhur Hak Bebas Royalti Non-ekslusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “PERAN AUDIOMAN
DALAM PROGRAM MUSIK DI MATA MILENIAL INDONESIA TV”
beserta perangkat lainnya (dalam bentuk hardcopy dan softcopy).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Universitas Budi Luhur berhak
menyimpan, mengalihmediakan/ dalam format lain, mengelola dalam bentuk
pengkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti/ pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Juli 2021

Yang Menyatakan

(Paris Maulana)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah dilakukan bimbingan, maka Tugas Akhir Laporan Magang dengan Judul “
PERAN AUDIOMAN DALAM PROGRAM MUSIK DI MATA MILENIAL
INDONESIA TV” yang diajukan oleh Paris Maulana dengan NIM 1771500699
disetujui dan siap untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Penguji pada saat
Sidang Skripsi Strata Satu (S1), Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Budi Luhur.

Dosen Pembimbing

Dr. Nawiroh Vera, S.Sos. M.Si.

v
ABSTRAK

PERAN AUDIOMAN DALAM PRODUKSI PROGRAM MUSIK DI MATA


MILENIAL INDONESIA TV

Tujuan dari laporan ini untuk mengetahui apa saja peran audioman dalam
produksi program musik di Mata Milenial Indonesia TV. Dalam proses produksi
sebuah program musik dibutuhkan peran penting seorang audioman. Teori yang
digunakan dalam laporan ini adalah teori dari Nina Kusumawati yang terdiri dari
5 komponen yaitu bertanggung jawab terhadap kualitas audio, memahami
instalasi jaringan audio secara teknis, mengetahui krakter mic dan peralatan audio,
berkoordinasi dengan program director atau produser, mengoperasikan mixer
dengan baik. Hasil dari laporan ini menunjukan bahwa audioman di MMITV
menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan teori Nina Kusumawati.
Metode yang digunakan pada laporan ini adalah dengan cara observasi partisipan
atau terjun langsung dan wawancara.

Kata Kunci: Peran Audioman, Audioman, Program Musik

vi
ABSTRACT

AUDIOMAN ROLE ON MUSIC PROGRAM PRODUCTION ON MATA


MILENIAL INDONESIA TV
The purpose of this report is to find out what the audioman role is in the
production of music programs on Mata Millenial Indonesia TV. In the process of
producing a music program, an audioman plays an important role. The theory
used in this report is the theory of Nina Kusumawati which consists of 5
components, namely being responsible for audio quality, understanding technical
audio network installation, knowing the character of mics and audio equipment,
coordinating with the program director or producer, operating the mixer
properly. The results of this report show that the audioman at MMITV performs
his role well accordance on Nina Kusumawati's theory. The method used in this
report is participant observation or direct observation and interviews.

Keywords: Audioman Role, Audioman, Music Program

vii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir Laporan
Magang dengan judul “PERAN AUDIOMAN DALAM PRODUKSI
PROGRAM MUSIK DI MATA MILENIAL INDONESIA TV”.

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini unutk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam menempuh jenjang pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu
Komunikasi (FIKOM) Program Studi broadcast journalism di Universitas Budi
Luhur.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih


kepada kedua orang tua, saudara kandung beserta keluarga, serta semua pihak
yang memberikan dukungan dan masukan serta konribusinya terhadap penulisan
laporan ini, khususnya kepada:

1. Dr. Ir. Wendi Usino, M. Sc, MM, selaku Rektor Universitas Budi Luhur.
2. Dr. Nawiroh Vera M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan
selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama
mengerjakan tugas akhir.
3. Dr. Hadiono Afdjani, MM, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Komunikasi.
4. Bintarto Wicaksono, S.PT, M,Sn, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Benny Muhdaliha, M.Sn, selaku Ketua Program Studi Desain Kiomunikasi
Visual.
6. Rini Lestari, M.I.Kom, selaku Kepala Sekretariat Program Studi Ilmu
Komunikasi.
7. Haronas Kutanto, S.P.T., M.I.Kom, selaku Kepala Konsentrasi broadcast
journalism Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
8. Lisa Widyastuti, Fahrul Rozi, Ali Machmuzi, William Hans, selaku
Pembimbing Magang di Mata Milenial Indonesia TV, yang telah

viii
memberikan banyak pelajaran dan juga memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk terjun langsung dilapangan.
9. Terimakasih kepada Kemal Fadhil Ramadhan, Fajrians, Vito Angelo
selaku Audioman di Mata Milenial Indonesia TV.
10. Ike Nurulita, yang telah membantu dan mendukung dalam pemberian
masukan dan penyelesaiian penelitian ini.
11. Khoirudin, Saskia, Fahri dan teman-teman lain yang telah menyediakan
tempat bagi peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna baik bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Semoga kehadiran
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang sekiranya
membutuhkan informasi dalam skripsi ini dan memenuhi sasarannya.

Jakarta, Juli 2021

Penulis

Paris Maulana

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Tema / Topik Magang ....................................................... 3
1.3 Tujuan Magang .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Magang ................................................................................ 4
1.4.1 Aspek Praktis ............................................................................ 4
1.4.2 Aspek Teoritis .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6


2.1 Kerangka Teoritis .............................................................................. 6
2.1.1 Komunikasi Massa ................................................................... 6
2.1.2 Media Massa............................................................................. 6
2.1.3 Televisi ..................................................................................... 6
2.1.4 Sejarah Siaran Televisi Pertama di Indonesia .......................... 6
2.1.5 Program Televisi ...................................................................... 7
2.1.6 Produksi Program Televisi ....................................................... 7
2.1.7 Program Musik ......................................................................... 8
2.1.8 Audioman ............................................................................... 10
2.1.9 Peran Audioman ..................................................................... 11
2.2 Kerangka Konseptual ....................................................................... 12

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA ................................................. 13


3.1 Deskripsi Tempat Magang ............................................................... 13
3.2 Logo Mata Milenial Indonesia TV .................................................. 13
3.3 Visi dan Misi .................................................................................... 14
3.4 Target Audiens Mata Milenial Indonesia TV .................................. 14
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 16
3.5.1 Observasi ................................................................................ 16
3.5.2 Wawancara ............................................................................. 16
3.6 Objek Magang dan Analisa.............................................................. 16
3.7 Perencanaan yang Dilakukan ........................................................... 17

x
BAB IV LAPORAN KEGIATAN ..................................................................... 18
4.1 Proses Kegiatan................................................................................ 18
4.1.1 Rincian Kegiatan .................................................................... 18
4.2 Pembahasan Topik Magang ............................................................. 24
4.3 Karya Pendukung atau Bukti Kegiatan Magang.............................. 28

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................. 31


5.1 Simpulan .......................................................................................... 31
5.2 Rekomendasi .................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 19

xii Universitas Budi Luhur


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 12


Gambar 3.1 Logo Mata Milenial Indonesia TV............................................................ 13
Gambar 3.2 Struktur organisasi Mata Milenial Indonesia TV ...................................... 15
Gambar 4.1 Proses Pra Produksi Penulis Menyiapkan Microphone dan Mencoba
Microphone ............................................................................................... 28
Gambar 4.2 Proses Produksi Penulis Membantu Mengoperasikan Mixer .................... 29
Gambar 4.3 Proses Paska Produksi Penulis Membantu Mixing Audio ........................ 30

xiii Universitas Budi Luhur


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang adalah bagian dari pelatihan kerja lapangan yang dilakukan
mahasiswa di luar kampus. Setiap mahasiswa melaksanakan magang pada
perusahaan, instansi, dan organisasi sesuai dengan fakultas yang diminati. Tujuan
dari magang tersebut adalah mahasiswa memiliki kesempatan untuk
mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan
mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang professional.
Pengalaman ini kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang
sesungguhnya. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia
industri dan meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.
Pada dasarnya magang ini hanya memberikan atau menanamkan
kompetensi individu berkelanjutan. Kopetensi yang berdampak apabila program
magang ini dilakukan adalah:
1. Kopetensi professional
Kapabilitas individu didalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai
dengan job description yang telah di tentukan oleh perusahaan atau
organisasi.
2. Kompetensi personal
Kapabilitas yang berbentuk etos kerja, antuasiasme, tanggung jawab
individu didalam melaksanakan tugasnya.
3. Kompetensi sosial
Kapabilitas yang diperlukan individu untuk melakukan interaksi sosial,
kerjasama dan berkomunikasi yang baik dalam lingkungan kerja secara
nyata. (Fajri, Rosa Nikmatul. 2018:1)

Kegiatan magang ini meliputi kerja paruh waktu di suatu instansi atau
perusahaan yaitu dalam ruang lingkup Mata Milenial Indonesia Televisi
(MMITV). Kegiatan magang ini maka mahasiswa diharapkan akan memiliki
kemampuan dan keterampilan serta memiliki pengalaman dalam bidang
pertelevisian. Kegiatan magang pada umumnya dilaksanakan diluar kampus

1
dengan bekerja sama dengan lembaga perusahaan yang memiliki kompetensi
dalam meningkatkan kualitas, sumberdaya manusia.
Komunikasi ibarat udara, tanpa adanya udara kita tidak bias bernafas.
Begitu juga manusia sebagai makhluk individu dan social tanpa berkomunikasi
dengan orang lain akan menimbulkan efek terhadap dirinya, seperti merasa
terasing, terkucil dan akhirnya sakit. Begitulah dampaknya komunikasi terhadap
kehidupan.
Perkembangan komunikasi saat ini sangatlah maju, apalagi sejak
ditemukannya teknologi komunikasi, mulai dari telegram, telepon dan terakhir
internet. Teknologi komunikasi tersebut sangat mempengaruhi manusia dalam
perilaku komunikasi. Cara manusia berkomunikasi juga dipercaya sesuai dengan
tahap evolusi manusia sampai kebentuk manusia modern ini. Tidak hanya
manusia saja yang membutuhkan komunikasi namun makhluk lain seperti
binatang pun juga membutuhkan komunikasi dengan saling tukar isyarat dan
tanda untuk membantu mereka menemukan makanan, berpindah tempat, atau
berproduksi.
Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, irlandia yang
bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris
selenium. Ia menyadari itu bias digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus
listrik dengan menggunakan fotosel selenium (selenium photocell). Joseph May
bersama Willoughby Smith (teknisi dan Telegraph Construction Maintence
Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada
Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari
teknologi perekaman gambar.
Setelah beberapa tahun lamanya, diciptakan sebuah piringan metal kecil
yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh mahasiswa yang
bernaman Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau dikenal dengan Paul
Nipkow Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya
televisi. Sekitar tahun 1920 Jhon Logie Baird dan Charles Francis Jenkins
menggunakan piringan Paul Nipkow untuk menciptakan suatu framework dalam
penangkapan gambar, transmisi, serta penerimanya.
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya disebabkan karena
televisi mekanik jauh lebih murah dan tahan banting. sampai akhirnya Vladimir
Kosmo Zworykin dan Philo T. Fransworth berhasil dengan TV elektroniknya.
Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik. Maka pada waktu itu
banyak orang-orang yang berangsur meninggalkan tv mekanik dan mengganti nya
dengan tv elektronik.

2 Universitas Budi Luhur


Seiring dengan berjalan nya waktu serta perkembangan teknologi, televisi
dari waktu ke waktu mulai banyak perbaikan dan penambahan dari sisi
teknologinya. Untuk waktu kedepan televisi perlahan mulai meninggalkan
teknologi analog dan menginjak ke priod yang disebut televisi digital dengan
kemampuan dan kualitas yang lebih baik dari generasi sebelumnya yang lazim
disebut dengan teknologi IPTV (Internet Protocol Television).
Pada akhirnya televisi masuk ke Indonesia, dan stasiun televisi pertama
adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang mengudara sejak tahun 1962 di
Jakarta dan Starvision Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Sampai sekarang tren
menonton televisi masih di gemari masyarakat Indonesia, mulai dari televisi
berukuran 8 inci sampai yang paling besar 163 inci. (Mabruri, Anton. 2010:2-5)
Televisi menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk mendapatakan
informasi. Sebanyak 95% masyarakat Indonesia senang menonton telesivi dan
menghabiskan waktu setidaknya 4,5 jam. Menurut survey pada tahun 2011 oleh
Neilson. (B1. Orang Indonesia 4,5 Jam Menonton TV Tiap Hari (beritasatu.com),
diakses 10 Januari 2021)
Dalam sebuah produksi televisi memiliki beberapa kru yang bertugas
dengan masing-masing tugasnya, salah satu nya adalah audioman. Audioman atau
penata suara adalah petugas yang mengoperasikan peralatan audio di studio
maupun diluar studio. Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh pengoperasian
peralatan audio, baik sifatnya analog maupun digital yang digunakan di lokasi
shooting. seorang penata suara harus mempunyai pengetahuan tentang bebagai
karakteristik jenis-jenis fasilitas audio khususnya pada penggunaannya, misalnya
berbagai jenis microphone.
Pentingnya pengetahuan tentang jenis-jenis microphone ini bukan pada
spesifikasinya, melainkan lebih kepada bagaimana menggunakannya. Karena
dalam suatu produksi siaran televisi banyak jenis microphone yang digunakan
diantaranya ribbon microphone, dynamic microphone, dan condenser
microphone. Selama pelaksanaan produksi berlangsung penata suara bertugas
memonitor keseimbangan, keserasian, harmonisasi level audio dan memberikan
isyarat-isyarat baik tidaknya audio kepada kerabat kerja produksi, khusunya pada
PD. (Rusman dan Yusiatie, 2015:132-133)

1.2 Rumusan Tema / Topik Magang


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengemukakan rumusan tema /
topik magang:
1. Apa saja peran dan tugas seorang Audioman dalam produksi program
musik di Mata Milenial Indonesia Televisi?

3 Universitas Budi Luhur


1.3 Tujuan Magang
Tujuan dalam melakukan magang di Mata Milenial Indonesia TV:
1. Untuk menerapkan dan membandingkan teori yang didapat dalam
perkuliahan dan mempraktikan secara langsung dilapangan.
2. Menambah wawasan, pengalaman serta relasi dalam dunia media dalam
bidang penyiaran khususnya televisi.
3. Mengetahui proses kerja audioman pada dunia televisi di Mata Milenial
Indonesia TV.

1.4 Manfaat Magang


1.4.1 Aspek Praktis
Manfaat yang didapat saat berlangsunya kegiatan magang ini yaitu,
mahasiswa dapat menerapkan teori-teori dan skill yang telah didapat selama
proses perkuliahan pada dunia kerja yang sesunguhnya, serta untuk mengetahui
proses kerja disebuah perusahaan televisi.
A. Manfaat bagi Penulis
a. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berbentuk laporan magang
untuk syarat kelulusan gelar Strata atau S1.
b. Penulis dapat mengetahui ilmu di bidang audioman atau piñata suara
c. Menjadikan modal peluang dimasa depan sebagai persiapan
membangun karier di bidangnya.
B. Manfaat bagi Universitas
a. Menjalin dan meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan
Instansi (MMITV).
b. Sebagai ajang untuk memperkenalkan dan mempromosikan Program
Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Penyiaran kepada instansi
(MMITV).
C. Manfaat bagi perusahaan
a. Memperoleh tambahan tenaga kerja yang membantu jalannya proses
produksi program televise

4 Universitas Budi Luhur


b. Menjadi sarana penghubung antara instansi/perusahaan dengan
perguruan tinggi khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi
konsetrasi Penyiaran.

1.4.2 Aspek Teoritis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau berbagi
pengalaman kepada mahasiswa lain khususnya pada peminatan broadcast
journalism tentang bagaimana peran seorang audioman dalam program televisi.

5 Universitas Budi Luhur


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis


2.1.1 Komunikasi Massa
Dalam Komunikasi massa menurut Tan dan Wright dalam Liliweri
(1991) merupakan bentuk komunikasi yang mrnggunakan saluran (media)
dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh berpencar, sangat heterogrn dan
menimbulkan efek tertentu. (Wahyuni, Isti Nursih. 2014:2)

2.1.2 Media Massa


Media massa adalah alat-alat dalam komuniaksi yang
menyebabkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas
dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi
lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak
terbatas. (Nurudin. 2019:9)

2.1.3 Televisi
Televisi merupakan media komunikasi modern, yang dalam
perkembangannya televisi menjadi barang pokok atau kebutuhan pokok
sebab dalam kenyataannya setiap individu mempunyai televisi. Di era
tahun kemerdekaan hingga era tahun 1990-an televisi menjadi barang yang
sangat mewah, dapat dibayangkan dalam satu kampong biasanya hanya
ada satu pesawat televisi yang hanya dimiliki oleh seorang kepala desa.
(Mabruri, Anton. 2010:4)

2.1.4 Sejarah Siaran Televisi Pertama di Indonesia


Televisi mulai diperkenalkan di seluruh dunia sebagai sebuah alat untuk
menyebar luaskan informasi kepada khalayak umum. Penciptaan televisi dapat
disamakan dengan temuan roda, hal ini karena dengan terciptanya televisi, hal
tersebut dapat membawa perubahan terhadap perkembangan dunia. Televisi mulai
tayang pertama kalinya di Indonesia pada 17 Agustus 1962 yang pada saat itu
bersamaan dengan digelarnya perayaan Hari Proklamasi Republik Indonesia ke
17.
Siaran tersebut menyiarkan upacara peringatan hari hari kemerdekaan
yang di gelar di Istana Negara dan berlangsung cukup singkat yakni dari jam
07.30 hingga jam 11.02 WIB. Pada 24 Agustus 1962, Presiden Soekarno
meresmikan televisi pertama di Indonesia bernama Televisi Republik Indonesia
(TVRI). Hal tersebut merupakan fase terpenting yang merupakan tonggak utama

6
lahirnya TVRI yang saat itu bertujuan untuk meliput gelaran even olahraga
berskala Asia yakni Asian Games ke-IV yang digelar di Stadion Utama Senayan,
Jakarta.
Masyarakat di Indonesia menonton tayangan televisi untuk pertama
kalinya pada 1955 atau setelah 29 tahun sejak televisi diperkenalkan dan setelah
26 tahun sejak tayangan televisi yang pertama kali di tayangkan di dunia pada
1929. Televisi mulanya dibawa dari Uni Soviet sat perayaan hari jadi Yogyakarta
ke 200 tahun di Yogyakarta. Tanggal 25 Juli 1961, sebuah kesepakatan dibuat
untuk membentuk sebuah komite yang bertugas untuk mempersiapkan pembuatan
stasiun televisi di Indonesia.
Setelah persiapan berjalan selama satu tahun seperti membuat studio,
membangun Menara siaran, dan mempersiapkan hal-hal teknis lain di tempat yang
sebelumnya dipakai untuk Akademi Informasi di Senayan. Tayangan televisi
untuk percobaan yang pertama kalinya ialah saat meliput upacara bendera hari
jadi Republik Indonesia ke-17, pada 17 Aguastus 1962 secara langsung digunakan
dari Istana Merdeka Jakarta. Perayaan kemerdaakn tersebut dilaksanakan oleh
Divisi Televisi Radio dan Biro Komite Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang
merupakan stasiun televisi nasional pertama milik pemeritah Indonesia. (Mabruri,
Anton. 2010:4-5)

2.1.5 Program Televisi


Secara umum program siaran televisi terbagi dua bagian, yaitu program
hiburan populer disebut program entertainment dan informasi disebut juga
program berita (news). Program informasi yaitu program yang sangat terikat
dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan
pada kaidah jurnalistik. Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi
memberikan hiburan kepada penonton. Di mana nilai jurnalistik tidak diperlukan,
tetapi jika ada unsur jurnalistiknya hanya sebagai pendukung.
Meskipun kedua program siaran terserbut memiliki karakteristiknya
masing-masing, tidak membuat batasan itu menjadi berdiri sendiri, tetapi ada
program yang berdiri di dua jenis karakteristik program tersebut, tergolong
sebagai jenis program informasi sekaligus program hiburan. Misalnya program
talk show dan program variety show dimana konsepnya dapat memiliki nilai
hiburan yang artistik, juga memiliki infomasi sebagai penunjang program.
Demikian juga sebaliknya, suatu program informasi dapat didukung
dengan unsur-unsur hiburan yang artistik, dengan tujuan program dapat
memberikan nilai tambah agar enak ditonton. Apalagi dalam era persaingan
program yang kian marak, khususnya program di televisi swasta yang berlomba
untuk menjadikan program sebagai program yang diminati masyarakat. (Latief,
Rusman. 2015:5)

2.1.6 Produksi Program Televisi


Pada saat membuat program televisi seluruh profesi produser, jurnalis,
sutradara editor, dan quality control harus mengikuti prosedur atau persyaeratan

7 Universitas Budi Luhur


yang biasa dilakukan agar menghasilkan program televisi yang berkualitas.
Membuat program televisi akan melewati tahapan yang sangat sulit atau rumit,
panjang, dan melibatkan banyak orang. Tetapi hasil siarannya pemirsa jadi mudah
mengerti bahkan terhibur. Tingkat kesulitan juga bervariasi berdasarkan beban kru
produksi, peralatan, pengisi acara (artis, narasumber) dan lokasi pelaksanaan
produksi dieksekusi. Adapun panjangnya proses produksi televisi berdasarkan
tahapan perencanaan sampai siap tayang, yang harus dilakukan dengan teamwork
(kerjasama tim) yang solid.
Produksi televisi bukan pekerjaan individual tetapi pekerjaan tim. Apabila
sebuah program televisi dapat dimengerti maknanya, menghibur, dan pemirsa
puas menyaksikannya, apresiasi kesuksesan yang harus diberikan kepada tim
produksi yang bekerja, bukan kepada seseorang diantaranya saja. Walaupun
pemirsa mengetahuinya orang yang popular adalah mereka yang muncul di layar
kaca atau salah satu diantaranya.
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang
dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi
juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Tahapan
produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operation
procedure (SOP), seperti berikut:
1. Pra produksi/perencanaan dan persiapan. Tahap ini sangat penting sebab
jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari
produksi yang direncanakan sudah beres.
2. Produksi. Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksaan
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew
mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
(shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
3. Pasca-produksi. Memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
online, dan mixing.(Wibowo, Fred. 2007:38-43)

2.1.7 Program Musik


Program musik didefinisikan sebagai format acara siaran televisi yang
bermuatan unsur musik, suara, atau gabungan musik dan suara yang dikemas
dalam satu paket penyajian. Meskipun kadang materi sajiannya ada tambahan
unsur lain, misalnya talkshow atau berupa liputan peristiwa musik, yang ada
berhubungan dengan materi penyajian. Tambahan itu hanya sebagai pelengkap
dari program siaran format musik.
Program musik dapat menyajikan semua genre musik. Genre musik adalah
pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Dapat juga
dikelompokkan dengan kriteria, geografi, teknik musik, gaya, konteks, dan tema
musik. Genre musik tidak dapat didefinisikan secara detail, karena beberapa orang

8 Universitas Budi Luhur


dapat mengartikan dari sudut pandang lain. Sehingga sering terjadi dalam satu
lagu terbagi dua genre. Padahal seharusnya hanya satu genre.
Stasiun televisi nasional pun, hanya tertarik dan memilih menayangkan
beberapa genre saja. Hal ini berhubungan dengan selera audiensi pada genre
musik. Bagi televisi swasta yang mengandalkan biaya operasional dari pemasukan
iklan. Akan memilih menyajikan program musik yang disukai atau diminati
audiensi. Stasiun televisi yang menyiarkan genre musik kurang populer, hal
tersebut berhubungan dengan idealisme stasiun televisi.
Berdasarkan fungsinya, musik terbagi dalam tiga kategori, yakni musik
seni, musik populer, dan musik tradisional.
1. Musik seni
Musik seni atau art music adalah musik klasik yang mengarak pada musik
yang dibuat atau berakar dari tradisi kesenian barat, musik kristiani, dan
musik orkestra. Mencakup periode mulai abad ke-9 hingga abad ke-21.
Beberapa orang berpendapat, bahwa musik klasik memiliki banyak
manfaat, di antaranya dapat meningkatkan kualitas tidur, mampu
menikkan mood. Musik klasik adalah musik yang indah yang intelektual
yang selalu dinikmati sepanjang zaman.
2. Musik populer
Musik populer yang juga disebut dengan musik pop adalah musik dengan
irama yang sederhana yang mudah dikenal dan disukai orang banyak.
Shuker (2005) menyebut, musik populer adalah musik yang mudah
diperoleh, menekankan pada chorus atau penekanan lagu, dengan lirik
yang menyenangkan bertema romantis, dan berorientasi pada komersial.
3. Musik tradisional
Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah
tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah
setempat. Cenderung bersifat eksklusif. Musik ini tidak dapat dinikmati
secara luas oleh masyarakat diluar kebudayaan yang melahirkan musik
tersebut. Oleh karena itu, musik tradisi cenderung kurang dapat
berkembang sehingga musik ini sering disebut sebagai musik tradisional.
(Latief, Rusman. 2015:25-29)

Format program nondrama yang terdiri dari hal-hal yang realistis dibagi
dalam beberapa kategori, di antaranya musik, permainan, reality show, talk show,
dan pertunjukkan. Penulis akan lebih menjabarkan tentang musik.
1. Video Clip
Video clip adalah hasil rekaman sebuah lagu dalam bentuk Audio
Video (AV) yang menampilkan penyanyi atau grup aslinya.
2. Live Musik
Live musik disebut juga konser musik; adalah program yang secara
keseluruhan materinya menampilkan musik. Dapat ditampilkan

9 Universitas Budi Luhur


secara live atau taping (rekaman) didalam studio ataupun diluar
studio. Program live musik dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
Musik Solo; program music yang menampilkan hanya seorang
penyanyi atau satu group band. Jika hanya seorang penyanyi akan
diiringi sebuah home band. Kalau ada penyanyi lain dalam
pertunjukan tersebut, hanya berfugsi sebagai bintang tamu,
additional atau featuring.
Musik Gabungan; program musik yang menampilkan beberapa
penyanyi diiringi home band dengan setting system audio yang
terpisah. Musik yang ditampilkan beragam sesuai dengan
spesialisasi penyanyi dan konsep acaranya.
Paduan Suara
Paduan suara adalah cara yang menampilkan atau menyajikan lagu
lebih dari empat penyanyi dengan atau tanpa musik pengiring.
Program acara paduan suara sangat populer pada masa pertama kali
munculnya televisi swasta si Indonesia.
3. Instrumental
Permainan musik tanpa vokal, dapat dimainkan secara solo maupun
dengan grup. Instrumental atau instrumentalia disebut juga “demo
musik”. Seseorang atau sekelompok orang menunjukkan
keahliannya memainkan alat musik.
4. Akapela
Seni musik akapela merupakan suatu teknik bernyanyi yang
biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi alat musik.
Seni musik ini merupakan musik dari suara mulut yang meniru
suara alat-alat musik lainnya seperti gitar, drum, perkusi, dan lain
sebagainya. (Latief, Rusman. 2015:30-34)

2.1.8 Audioman
Audioman atau penata suara adalah petugas yang mengoperasikan
peralatan audio di studio maupun diluar studio. Bertanggung jawab atas
pelaksanaan seluruh pengoperasian peralatan audio, baik sifatnya analog maupun
digital yang digunakan di lokasi shooting. (Latief, Rusman. 2015:132).
Kusumawati, Nina. DKK.(2015:124) mengatakan penata suara adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara keseluruhan selama
proses produksi berlangsung.

10 Universitas Budi Luhur


2.1.9 Peran Audioman
Meurut Nina Kusumawati audioman memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non
teknis
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat
mengatasi apabila terjadi gangguan
3. Mengetahui karakter mic dan peralatan audio yang lainnya dan
mempersiapkan peralatan audio sesuai dengan yang dibutuhkan
4. Berkoordinasi dengan program director atau producer dan rekan kerja yang
lain selama proses produksi program televisi berlangsung
5. Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan professional. Kusumawati,
Nina, DKK.(2015:126-127)

11 Universitas Budi Luhur


2.2 Kerangka Konseptual

Peran audioman dalam produksi program musik di Mata Milenial


Indonesia TV

Apa saja Peran audioman dalam produksi program musik di Mata


Milenial Indonesia TV?

Teori peran audioman dari Nina Kusumawati, yang terdiri


dari 5 komponen

Bertanggung Memahami Mengetahui Berkordinasi Mengoperasik


Jawab Instalasi Karakter Mic Dengan an Mixer
Terhadap Audio Secara Dan Peralatan Program Dengan Baik
Kualitas Teknis Audio Director Dan Dan
Audio Produser Profesional

Mengetahui Peran Audioman dalam Produksi


Program Musik di Mata Milenial Indonesia TV

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

12 Universitas Budi Luhur


BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Deskripsi Tempat Magang


Mata Milenial Indonesia didirikan pada tanggal 28 Oktober 2018, MMITV
merupakan televisi digital; terrestrial diarea perbatasan Indonesia, sebuah televisi
dengan misi kebangsaan Indonesia untuk menyebarkan informasi dari perspektif
Indonesia.
MMITV bertujuan untuk dapat menjadi televisi edukasi sekaligus hiburan
bagi generasi milenial Indonesia dan masyarakat pada umumnya terutama
diwilayah perbatasan Indonesia.
Disiarkan melalui platform yaitu:
1. Kanal Youtube : Mata Milenial Indonesia TV
2. Melalui satelit berkerjasama dengan Telkom
3. Melalui digital terestrial di wilayah perbatsan bekerjasama dengan
TVRI

3.2 Logo Mata Milenial Indonesia TV

Gambar 3.1
Logo Mata Milenial Indonesia TV
Sumber : Lisa widyastuti (PEMRED MITV)

13
3.3 Visi dan Misi
A. Visi
Menjadi salah satu media unggulan dan rujukan milenial di
Indonesia untuk memperkuat serta menjaga nasionalisme dalam
koridor NKRI dan Pancasila.
B. Misi
Kebangsaan Indonesia untuk penyebaran informasi dari prespektif
Indonesia.

3.4 Target Audiens Mata Milenial Indonesia TV


Klasifikasi target audience MMITV ialah sebagai berikut:
a. Hiburan / informasi : 40% news, 60% entertainment
b. Penayangan : 2 jam fresh setiap hari
c. Produksi : 80% in house production
d. Segmen : Remaja

14 Universitas Budi Luhur


Struktur Organisasi Mata Milenial IndonesiaTV

Gambar 3.2
Struktur organisasi Mata Milenial Indonesia TV
Sumber : Lisa widyastuti (PEMRED MITV)

15 Universitas Budi Luhur


3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Observasi
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi.
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku objek sasaran.
Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan
data dimana penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian. (Fathoni, Abdurrahmat. 2011:104)
Adapun jenis-jenis observasi yang dilakukan penulis adalah:
a. Observasi partisipan, artinya: penulis ikut terlibat langsung dalam
kegiatan-kegiatan orang yang di observasi. Penulis terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut merasakan suka dukanya. (Sugiyono. 2018:224)
b. Observasi tak berstruktur, artinya: observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis sehingga penulis dapat melaksanakan pengamatan secara
bebas. Menurut Sugiyono (2018: 225) observasi tak terstruktur adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sisematis tentang apa yang
diobservasi. Hal ini dilakukan karna peneliti tidak tahu secara pasti tentang
apa yang akan diamati.

3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan dating dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Wawancara adalah
bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. (W,Gulo. 2002:119)
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang peran audioman
dalam produksi program music di Mata Milenial Indonesia TV.

3.6 Objek Magang dan Analisa


Penulis fokus kepada objek magang peran audioman dalam produksi
program musik di Mata Milenial Indonesia TV. Hasil analisa yang penulis

16 Universitas Budi Luhur


dapatkan adalah peran audioman sangat penting dalam proses produksi suatu
program tv. Mulai dari mempersiapkan peralatan audio yang digunakan saat
produksi ingin dilakukan, hingga proses mixing audio, sehingga audio terdengar
seimbang dari segi suara host, narasumber, dan backsound.

3.7 Perencanaan yang Dilakukan


Sebagai bagian dari tim divisi produksi, penulis harus membantu
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi , misalnya:
- Microphone
- Clip on
- Sound system
- Intercom
Hingga proses penyatuan, penyelarasan, dan keseimbangan berbagai jenis
musik atau suara.

17 Universitas Budi Luhur


BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

4.1 Proses Kegiatan


Pada proses magang ini penulis berkesempatan untuk menjalankan praktek
disalah satu stasiun televisi teresterial di Jakarta yaitu Mata Milenial Indonesia
TV. Penulis ditugaskan sebagai technical support audioman pada program musik
“Keys Of Music”, yang mana penulis membantu proses syuting dari pra produksi,
produksi, hingga pasca produksi.
Penulis melaksanakan kegiatan magang selama tiga bulan, terhitung dari
tanggal 23 Desember 2019 hingga 23 Maret 2020 dibagian tim divisi produksi
(audioman). Waktu kerja penulis dimulai dari hari Senin sampai Jum’at, pukul
08:00 – 17:00 WIB.
Selama proses kegiatan berlangsung penulis banyak mendapatkan ilmu
pengetahuan, pengalaman dan hal-hal yang menarik. Penulis dapat merasakan dan
mengetahui keadaan kantor dari perusahaan televisi. Serta dapat melihat sirklus
kerja dari orang – orang (karyawan) televisi. Penulis dapat terjun dalam proses
kerja tersebut. Karena selama kegiatan magang penulis ditempatkan pada lokasi
kantor MMITV.

4.1.1 Rincian Kegiatan


Penulis mendapatkan kesempatan melakukan kegiatan magang di Mata
Milenial Indonesia TV dalam program Keys Of Music, selama tiga bulan mulai
dari tanggal 23 Desember 2019 hingga 23 maret 2020. Penulis meneyelasikan
beberapa kegiatan mengamati dan mempelajari macam-macam peralatan audio.
Selama pelaksanaan kegiatan magang, penulis mendapatkan banyak
informasi mengenai prosedur dalam produksi suatu program dari pra poduksi,
produksi, dan paska produksi.

18
Tabel 3.1
Pelaksanaan Kegiatan
No. Hari/Tanggal Deskripsi Kegiatan
1 Senin, - Bertemu dengan HRD
23 Desember 2019 - Bertemu dengan staff umum
- Bertemu dengan kepala produksi untuk
mendapat jobdesk dan aturan selama
magang.
2 Selasa, - Bertemu dengan produser Keys Of Music.
24 Desember 2019 - Berkenalan dengan audioman program Keys
Of Music
3 Rabu, - Pengenalan alat-alat yang ada distudio
25 Desember 2019 seperti kamera grass valley, lampu, dan
property lain nya
- Pengenalan alat-alat yang berada di Master
Control Room seperti: mixer, switcher, dan
clear com
4 Kamis, - Belajar dasar tentang alat mixer
26 Desember 2019

5 Jum’at, - Belajar mengoperasikan alat mixer


27 Desember 2019 - Belajar menggunakan mixer dengan lagu

6 Senin, - Membantu proses produksi program ”try


30 Desember 2019 eat”di dalam studio
- Menyiapkan clip on yang digunakan untuk
host
- Mencari sinyal yang dikirim oleh clip on
menuju mixer

7 Selasa, - Belajar mixing audio setelah proses produksi

19 Universitas Budi Luhur


31 Desember 2019 / paska produksi, dengan menggunakan
aplikasi Pro Tools
8 Rabu, Libur
01 Januari 2020
9 Kamis, - Melanjutkan belajar Mixing audio program
02 Januari 2020 “try eat”
10 Jum’at, - Membantu proses produksi program
03 Januari 2020 “persembahan untuk bunda”
- Menyiapkan clip on yang digunakan untuk
host dan narasumber
- Mencari sinyal yang dikirim oleh clip on
menuju mixer
11 Senin, - Belajar Mixing audio “persembahan untuk
06 Januari 2020 bunda” dengan menggunakan aplikasi Pro
Tools
12 Selasa, - Membantu proses produksi program “sweet
07 Januari 2020 talk” 2 episode didalam studio
- Menyiapkan stand mic
- Menyiapkan microphone untuk host dan
narasumber
- Mencari sinyal yang dikirim oleh
microphone menuju mixer
13 Kamis, - Membantu Mixing audio “sweet talk”
09 Januari 2020 dengan menggunakan apllikasi Pro Tools
14 Jum’at, Membantu Mixing audio “sweet talk”
10 Januari 2020 dengan menggunakan apllikasi Pro Tools
15 Kamis, - Membantu proses produksi program ”try
16 Januari 2020 eat”di luar studio
- Menyiapkan clip on yang digunakan untuk
host

20 Universitas Budi Luhur


- Mencari sinyal yang dikirim oleh clip on
menuju mixer
16 Jum’at, - Membantu Mixing audio “try eat”
17 Januari 2020 menggunakan aplikasi Pro Tools
17 Senin, - Wawancara mengenai audio dengan
20 Januari 2020 audioman 1
18 Selasa, - Wawancara mengenai audio dengan
21 Januari 2020 audioman 2
19 Rabu, - Membantu set up stage di studio untuk
22 Januari 2020 produksi program“keys of music”
- Membantu cek sound alat-alat music yang
digunakan seperti bass, gitar, drum, piano
- Menyiapkan stand mic
- Menyiapkan microphone
- Mencari sinyal yang dikirim oleh
microphone menuju mixer
20 Kamis, - Membantu proses produksi program“keys of
23 Januari 2020 music” 2 episode ( M.A.N dan Izellah ) di
dalam studio
21 Senin, - Membantu Mixing audio “keys off
27 Januari 2020 music”episode 1 dengan menggunakan
aplikasi Pro Tools
22 Rabu, - Membantu Mixing audio “keys off
29 Januari 2020 music”episode 1 dengan menggunakan
aplikasi Pro Tools
23 Kamis, - Belajar Mixing audio “keys off
30 Januari 2020 music”episode 1 dengan menggunakan
aplikasi Pro Tools
24 Jum’at, - Membantu Mixing audio “keys off
31 Januari 2020 music”episode 2 dengan menggunakan

21 Universitas Budi Luhur


aplikasi Pro Tools
25 Selasa, - Belajar Mixing audio “keys off
04 Februari 2020 music”episode 1 dengan menggunakan
aplikasi Pro Tools
26 Rabu, - Membantu proses produksi program “keys
05 Februari 2020 off music” ( Aya Anjani ) di dalam studio
27 Kamis, - Belajar Mixing audio “keys off music”(Aya
06 Februari 2020 Anjani) dengan menggunakan aplikasi Pro
Tools
28 Jum’at, - Membantu proses produksi program“keys of
07 Februari 2020 music”( Speak Up )
29 Senin, - Membantu Mixing audio “keys off music”
10 Februari 2020 (Speak Up) dengan menggunakan aplikasi
Pro Tools
30 Selasa, - Membantu Mixing audio “keys off music”
11 Februari 2020 (Speak Up) dengan menggunakan aplikasi
Pro Tools
31 Kamis, - Wawancara mengenai audio dengan
13 Februari 2020 audioman 1
32 Jum’at, - Wawancara mengenai audio dengan
14 Februari 2020 audioman 2
33 Senin, - Membantu peoses produksi program “I-
17 Februari 2020 TEMS”
- Menyiapkan clip on yang digunakan untuk
host
- Mencari sinyal yang dikirim oleh clip on
menuju mixer
34 Selasa, - Membantu Mixing audio”I-TEMS” dengan
18 Februari 2020 aplikasi Pro Tools
35 Rabu, - Wawancara mengenai audio dengan

22 Universitas Budi Luhur


19 Februari 2020 audioman 1
36 Kamis, - Membantu proses produksi “keys of music”
20 Februari 2020 ( Denny Frust ) didalam studio
37 Jum’at, - Membantu Mixing audio “keys off music” (
21 Februari 2020 Denny Frust ) menggunakan aplikasi Pro
Tools
38 Senin, - Membantu Mixing audio “keys off music” (
24 Februari 2020 Denny Frust ) menggunakan aplikasi Pro
Tools
39 Rabu, - Wawancara mengenai audio dengan
26 Februari 2020 audioman 2
40 Kamis, - Membantu proses produksi program“keys of
27 Februari 2020 music”( SunD )
41 Jum’at, - Membantu Mixing audio “keys off music” (
28 Februari 2020 SunD ) menggunakan aplikasi Pro Tools
42 Senin, - Wawancara mengenai audio dengan
02 Maret 2020 audioman 1
43 Selasa, - Membantu set up stage di studio untuk
03 Maret 2020 produksi program“keys of music”
- Membantu cek sound alat-alat music yang
digunakan seperti bass, gitar, drum.
- Menyiapkan stand mic
- Menyiapkan microphone
- Mencari sinyal yang dikirim oleh
microphone menuju mixerMembantu mem
44 Jum’at, - Membantu proses produksi program“keys of
06 Maret 2020 music” (MyNameIs)
45 Senin, - Membantu Mixing audio “keys off music” (
09 Maret 2020 MyNameIs ) menggunakan aplikasi Pro
Tools

23 Universitas Budi Luhur


4.2 Pembahasan Topik Magang
Penulis melakukan kerja magang dengan pengetahuan yang telah di dapat
di Universitas Budi Luhur. Selama melakukan kegiatan magang ada beberapa
masalah yang dialami. Maka dibuatnya Laporan Magang ini, penulis mencoba
mengidentifikasi masalah tersebut. Identifikasi masalah yang terjadi saat kegiatan
Magang di MMITV adalah peran audioman. Hasil penelitian bersarkan observasi
dan wawancara yang didasari oleh konsep menurut Nina Kusumawati

1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun


nonteknis.
Tidak hanya secara teknis, secara non teknis pun seorang audioman
harus memperhatikan kualitas audio nya.
Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bapak Kemal
sebagai head of sound engineer.
“untuk secara teknis dan nonteknis audio mengambil semua peran,
dari pra produksi, produksi, dan paska produksi. Kita bertanggung
jawab atas segala macam yang di butuhkan yang akan ditampilkan dan
memastikan semua berjalan lancar. Mulai dari pra produksi contohnya
gitar, sudah bunyi belum, setelah bunyi, suara nya sudah bagus belum,
setelah bagus, sudah enak belum didengernya, kenapa harus sudah
enak didengar belum, karna ketika menurut kita bagus, belum tentu
menurut orang lain juga bagus, jadi itu kenapa harus ada enaknya.
Begitupula ada bass, drum, vocal, kita harus mempersiapkan
semuanya itu dulu, memastikan semua berjalan dengan lancar. Setelah
itu baru kita cek sound, dalam artian monitor suara yang dibutuhkan
sebuah band, karna tidak mungkin sebuah band manggung tanpa
mendengarkan suara musiknya langsung, karna yang biasa kita lihat di
panggung itu audio menuju ke penonton, jadi kita harus memastikan
semua monitor menyala dan kebutuhan masing – masing band nya,
seperti kalau vocal hanya ingin mendengarkan suara gitarnya saja,
atau gitaris ingin mendengarkan suara drum yang lebih kencang,
pokoknya kita harus memastikan semua berjalan dengan lancar.
Setelah itu semua, kita harus memastikan suara kepenonton enak di
dengar atau Front of house (FOH). Setelah kualias suara menuju ke
penonton bagus, kemudian kita persiapkan untuk broadcast nya, karna
tidak mungkin suara dari panggung langsung menuju ke broadcast,
dan masuk ke mixer. Setelah itu baru tahap produksi, mengeksekusi
secara lancar, mengeliminasi segala macam bentuk kesalahan seperti
suara vocal feedback, suara gitaris tiba – tiba hilang, sound tiba – tiba
mati. Kemudian masuk ke paska produksi disini tugasnya mixing

24 Universitas Budi Luhur


angineer dan mastering hasil produksi menggunakan aplikasi Pro
Tools.”

Dari hasil wawancara mengenai tanggung jawab terhadap kualitas


audio baik secara teknis maupun non teknis adalah audioman memegang
peran penting dalam suatu program acara musik, mulai dari pra produksi,
produksi hingga paska produksi. Dan seorang audioman harus memiliki
standar kualitas yang baik, bukan hanya sekedar bunyi.
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat
mengatasi apabila terjadi gangguan.
Seorang audioman juga harus memahami instalasi sistem dan router
yang ada didalaam studio selain itu juga dapat mengatasi masalah jika terjadi
suatu gangguan secara tiba-tiba.
Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Kemal Fadhil Ramadhan
sebagai head of sound engineer.
“ harus sekali, karna ketika ingin produksi atau terutama ketika ingin
live performance pasti banyak sekali gangguan, karna kita harus
memegang tiga system yaitu mixer monitor untuk band, mixer FOH
untuk penonton, dan mixer untuk segala macam bentuk pos produksi
seperti untuk broadcast, youtube, live streaming dan lain-lain.”

Jadi, salah satu tanggung jawab seorang audioman adalah memhami


sebauh instalasi jaringan audio sehingga ketika terjadi gangguan teknis saat
akan produksi bissa langsung diatasi sehingga tidak menghambat jalannya
proses produksi.

3. Mengetahui karakter microphone dan peralatan audio yang lain nya dan
mempersiapkan peralatan audio sesuai dengan yang dibutuhkan.
Selain memahami instalasi, seorang audioman juga harus mengerti
karakter dari sebuah microphone, karna karakter microphone berbeda-beda
dan memiliki fungsi yang berbeda pula.
Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Kemal Fadhil Ramadhan
sebagai head of sound engineer.

25 Universitas Budi Luhur


“bagaimanapun yang membuat microphone berbeda karakter itu bukan
dari brand, salah besar jika kita berdasarkan dengan brand, semua itu
tergantung dari frekuensi respon dari setiap mic. Itu yang kita liat dari
sebuah mic, bukan dari brand, karna setiap brand itu memiliki karakter-
karakter impulse response mic masing-masing. Untuk dipanggung itu
memiliki karakter beberapa mic yang berbeda-beda sesuai kebutuhan,
seperti pada gitar menggunakan microphone dynamic dengan karakter
yang tidak perlu menggunakan power tambahan dan biasanya
menangkap frekuensi yang middle.”

Hal ini yang kebanyakan orang tidak tahu, bahwa setiap microphone
memiliki karakter menangkap suara yang berbeda-beda, seperti hasil
wawancara diatas, semua karakter microphone disesuaikan untuk kebutuhan
masing-masing produksi.

4. Berkordinasi dengan program director atau produser dan rekan kerja yang lain
selama proses produksi program musik berlangsung.
Salah satu tugas audioman saat produksi adalah berkordinasi dengan
program director ataupun produser karna dari arahan produser lah sebuiah
produksi berjalan.
Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Kemal Fadhil Ramadhan
sebagai head of sound engineer.
“ sangat diperlukan berkordinasi dengan program director, karna kita
menghadapi system, kadang ketika program director menginginkan A
tetapi sistem tidak mendukung, nah disitu kita bisa berkordinasi jangan
dipaksakan, karna kita punya standart audio, yaitu kualitas yang
terpenting, bukan hanya sekedar bunyi.”

Jadi, berkordinasi dengan program director itu sangan penting karna


yang dihadapi seorang audioman adalah sistem yang mungkin tidak diketahui
oleh seorang program director, sehingga tidak terjadi misscommunicated
antara audioman dan program director.

5. Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan professional.


Mengoperasikan mixer dengan baik suatu hal yang penting untuk
seorang audioman, karna dari sebuah mixer bisa terbentuk suara yang bangus.

26 Universitas Budi Luhur


Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Kemal Fadhil Ramadhan
sebagai head of sound engineer.
“mengoperasikan mixer bagaimana semuanya senang maksudnya
semuanya bisa mendengar dengan baik, semuanya merasakan ambience
dengan baik, mendapatkan vibes musik dengan baik. Profesionalitas itu
bukan dihitung berdasarkan pengetahuan anda sebanyak apa,tapi
sebanyak apa jam terbang dan seperti apa anda menghadapi masalah
dilapangan, karna jika masalah mixer semua orang bisa belajar, tapi
tidak semua orang bisa menghadapi masalah dilapangan secara tiba-
tiba. ”

Hasil wawancara untuk point terakhir ini seorang audioman bukan


sekedar baik ataupun professional dalam mengoperasikan mixer
, tetapi juga orang yang mendengarkan, mulai dari sebuah band, penonton
yang ada di lapangan sampai penonton yang ada dirumah bisa mendengarkan
suara yang bagus, bukan sekedar saura yang di ciptakan oleh band tersebut.

27 Universitas Budi Luhur


4.3 Karya Pendukung atau Bukti Kegiatan Magang

Gambar 4.1
Proses Pra Produksi Penulis Menyiapkan Microphone dan Mencoba
Microphone

28 Universitas Budi Luhur


Gambar 4.2
Proses Produksi Penulis Membantu Mengoperasikan Mixer

29 Universitas Budi Luhur


Gambar 4.3
Proses Paska Produksi Penulis Membantu Mixing Audio

30 Universitas Budi Luhur


BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Suatu pengalaman berharga dapat terjun langsung ke dunia kerja
profesional yang dapat diambil oleh penulis selama kegiatan magang di MMI TV.
Teori dan pengetahuan yang diperoleh penulis pada dasarnya diterima di masa
perkuliahan, kemudian mengaplikasikan di lapangan sangatlah
berkesinambungan, sehingga melalui kegiata magang ini penulis dapat
mengetahui dan mengasah secara langsung ilmu-ilmu teori yang telah diperoleh
selama diperkuliahan. Teori memang tidak ada artinya tanpa sebuah pembuktian
secara langsung di lapangan.
Selama magang ini, penulis dapat lebih memahami dalam bekerja
diperlukan banyak ide, ketelitian dan keuletan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan keinginan. Penulis juga diajarkan untuk selalu kreatif dan inspiratif,
serta bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan selama magang.
Pelaksanaan kegiata magang mulai dari 23 Desember 2019 sampai 23
Maret 2020 di Mata Milenial Indonesia TV, menjadikan penulis mempunyai
pengalaman dalam bekerja dan lebih mengerti tentang dunia televisi.
Setelah melakukan kegiatan magang kesimpulannya yaitu :
1. Penulis bisa menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan, dan dapat di praktikan ditempat magang karena penulis di
tempatkan sebagai audioman yang mana sebelumnya penulis juga menjadi
audioman ketika praktik Ujian Akhir Semester produksi Program Berita
TV.
2. Penulis dapat memahami bagaimana proses kerja disuatu televisi,
khususnya di Mata Indonesia TV.
3. Penulis memahami bahwa kerjasama tim sangat diperlukan ketika proses
produksi.

31
4. Penulis berhasil menjadi technical support audioman selama melakukan
kegiatan magang di Mata Milenial Indonesia TV.
5. Seluruh Bagian tim Mata Milenial Indonesia TV juga sudah baik dalam
membimbing dan mengajari Mahasiswa yang melakukan kegiatan
magang.

5.2 Rekomendasi
Selama kegiatan magang di Mata Milenial TV sebagai audioman penulis
memiliki beberapa saran yang dapat disampaikan dan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi Mata Milenial Indonesia TV, yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya bila Mahasiswa/i melakukan kegiatan magang di beri tanda
pengenal perusahaan, saat mereka sedang melakukan kegiatan magang di
Mata Milenial Indonesia TV dengan berupa id card atau sebagainya.
2. Hendaknya penulis selanjutnya dapat memperdalam kembali mengenai
faktor-faktor kebutuhan apa saja yang di butuhkan saat melakukan tugas
perdivisi seperti bagian audioman.
3. Hendaknya Mata Indonesia TV menambahkan tenaga kerja terutama pada
bagian divisi produksi.
4. Proses syuting diharapkan bisa berjalan sesuai dengan waktunya, karna
sering terjadi keterlambatan.

32 Universitas Budi Luhur


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Fajri, Rosa Nikmatul. 2018. Perencanaa, Pelaksanaan, Penulisan Laporan
Pemagangan. Yogyakarta: Deepublish

Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan


Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusumawati, Nina: Windratno, Haryo: Artanto Yudo. 2015. Produksi Program


Televisi dan Film. Yogyakarta: Graha Cendekia

Latief, Rusman. 2020. Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama: Ide, Format,
Sistem Kerja, Kerabat Kerja, Naskah, Tata Rias, dan Acuan Dasar Kamera.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Latief, Rusman dan Utud Yustiatie. 2015. Siaran Televisi Nondrama. Jakarta:
Prenada Media Group

Mabruri, Anton 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acra
Nondrama, News & Sport. Depok: Mind 8 Publishing House

Nurudin. 2019. Pengantar komunikasi massa. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Wahyuni, Isti Nursih. 2014. Komunikasi massa. Jogjakarta: Graha Ilmu

W, Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Wibowo Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.

33
Internet

B1. “Orang Indonesia 4,5 Jam Menonton TV Tiap Hari” Orang Indonesia 4,5 Jam
Menonton TV Tiap Hari (beritasatu.com) (diakses 10 Januari 2021).

34 Universitas Budi Luhur


LAMPIRAN

Penulis membatu membetulkan microphone yg rusak

Penulis membantu proses produksi syuting diluar studio

35
Penulis belajar mengoperasikan mixer bersama mahasiswa magang dari kampus
lain

Penulis melihat proses pengambilan voice over

36 Universitas Budi Luhur


Penulis bersama para tim di sela break syuting

Penulis foto bersama dengan head of sound angieer

37 Universitas Budi Luhur


Foto studio Mata Milenial Indonesia TV

Ruang Audioman 1 dan 2

38 Universitas Budi Luhur


39 Universitas Budi Luhur
40 Universitas Budi Luhur
41 Universitas Budi Luhur
7/5/2021 Universitas Budi Luhur & Akademi Sekretari Budi Luhur

Mahasiswa diatas melakukan bimbingan dengan jumlah materi yang


telah mencukupi untuk disidangkan.

Mahasiswa

(Paris Maulana)

42 Universitas Budi Luhur

Anda mungkin juga menyukai