Anda di halaman 1dari 122

PENDEKATAN NARATIF PADA DOKUMENTER POTRET

“JALAN PULANG” PONDOK PESANTREN TASAWUF


UNDERGROUND

PENCIPTAAN KARYA

Nama : Fabioza Nuur Kautsar


NIM : 1871512248
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN DESAIN KREATIF


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2022
PENDEKATAN NARATIF PADA DOKUMETER POTRET
“JALAN PULANG” PONDOK PESANTREN TASAWUF
UNDERGROUND

PENCIPTAAN KARYA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Nama : Fabioza Nuur Kautsar


NIM : 1871512248
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN DESAIN KREATIF


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2022

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Fabioza Nuur Kautsar


NIM : 1871512245
Tanda Tangan :

Tanggal : 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah dilakukan bimbingan, maka skripsi dengan judul PENDEKATAN


NARATIF PADA DOKUMETER POTRET “JALAN PULANG” PONDOK
PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND yang diajukan oleh Fabioza
Nuur Kautsar - 1871512248 disetujui dan siap untuk dipertanggung jawabkan
dihadapan penguji pada saat Sidang Skripsi Strata (S-1), Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur.

Dosen Pembimbing,

Haronas Kutanto, S.PT., M.I.Kom

iii
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, guna melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Program
Studi Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 4 Agustus 2020

Tim Penguji

1. Bintarto Wicaksono, M.Sn (__________________)

2. Sinta Dwi Utami, S.I.P, M.I.Kom (__________________)

3. Haronas Kutanto, S.PT., M.I.Kom (__________________)

Ketua Program Studi


Ilmu Komunikasi

Bintarto Wicaksono, M.Sn

iv
ABSTRAK

PENDEKATAN NARATIF PADA DOKUMETER POTRET “JALAN


PULANG” PONDOK PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND
Ketertinggalan dalam segala hal bukanlah menjadi halangan bagi seseorang
untuk berubah dan mengejar ketertinggalan dengan berkarya untuk meraih
kesuksesan. Ideologi punk tidak semuanya bertentangan dengan ideologi Islam.
Itulah kalimat yang diucapkan ustadz Halim Ambiya sebagai penilaian terhadap
anak street punk selama membina mereka di pondok pesanteren Tasawuf
Underground. Dalam karya ini pencipta ingin bercerita tentang kisah dari proses
metode pembelajaran yang diterapkan ustadz Halim Ambiya di pondok pesantren
Tasawuf Underground, yaitu Peta Jalan Pulang untuk membina anak street punk
dan bagaimana seni teater bisa berfungsi sebagai sarana terapi untuk pembenahan
diri. Dalam proses penciptaan karya ini, pencipta memilih pengambilan peran
sebagai Produser. Dengan pendekatan Naratif, pencipta menghadirkan program
dokumenter yang berbeda. Dengan harapan audiens yang menonton bisa
mendapatkan rasa empati terhadap komunitas punk jalanan yang menggiring
kepada perubahan sikap atau stigma terhadap mereka.

Kata Kunci: Pendekatan Naratif, Dokumenter Potret, Tasawuf Underground

v
Universitas Budi Luhur
ABSTRACT

A NARRATIVE APPROACH OF PORTRAIT DOCUMETARY “JALAN


PULANG” TASAWUF UNDERGROUND ISLAMIC BOARDING SCHOOL.
Being behind in a lot of things does not hinder someone to change and to
catch up by working their way to achieve success. The ideology of punk is not
entirely against the ideology of Islam. Those are the words spoken by Ustadz Halim
Ambiya as an evaluation of street punks while he nurture them in Tasawuf
Underground Islamic boarding school. In this work, the creator wants to tell story
about the learning methods applied by Ustadz Halim Ambiya at the Tasawuf
Underground Islamic boarding school called Peta Jalan Pulang to foster street
punks, and how theater art could act as a means of therapy for self-development.
In the process of creating this work, the creator chose to take on the role of
Producer. With a narrative approach, the creators present a different take on
documentary program. With the hope that the audience who watches can get a sense
of empathy for the street punk community which leads to a change in attitude or
stigma towards them.

Keywords: Narrative Approach, Portrait Documentary, Tasawuf Underground

vi
Universitas Budi Luhur
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan
rahmat-Nya pencipta dapat membuat dan menyelesaikan penciptaan karya ini
dengan baik dan lancar. Terima kasih Bapak Moesfi Roemawi dan Ibu Uslida Lubis
sebagai orang tua telah memberikan semangat dan doa untuk menyelesaikan tugas
akhir ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada
program studi Ilmu Komunikasi yang berjudul “PENDEKATAN NARATIF
PADA DOKUMETER POTRET “JALAN PULANG” PONDOK
PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND”.
Terselesaikannya penciptaan karya ini tak lepas dari pihak – pihak yang
telah banyak membantu dalam proses penciptaan karya ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, pencipta ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M., selaku Rektor Universitas Budi Luhur.
2. Dr. Nawiroh Vera M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Budi Luhur.
3. Rini Lestari M.I.Kom., selaku Kepala Sekretariat Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur.
4. Dr. Umaimah Wahid, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister (S2) Ilmu
Komunikasi Universitas Budi Luhur.
5. Amin Aminudin, M.I.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Magister
Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
6. Bintarto Wicaksono M.Sn, selaku Ketua Program Studi (S1) Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur.
7. Benny Muhdaliha, M.Sn., selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi
Visual (S1) Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
8. Doddy Wihardi,S.I.P., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Public Relation
& Konsentrasi Komunikasi Pariwisata Universitas Budi Luhur.
9. Artyasto Jatisidi, M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Digital Media &
Advertising Universitas Budi Luhur.
10. Ricky Widyananda Putra,M.Sn., selaku Kepala Konsentrasi Animasi & Game
Design Development Universitas Budi Luhur juga selaku Dosen Pembimbing
Akademis.
11. Haronas Kutanto, S.PT., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Broadcast
Journalism Universitas Budi Luhur dan Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
telah membimbing pencipta dengan baik dan penuh kesabaran.
12. Ustadz Halim Ambiya sebagai Narasumber utama, Terimakasih telah
memberikan informasi kepada pencipta tentang pondok pesantren Tasawuf
Underground sebagai tema penciptaan karya Dokumenter.
13. Bangkit Baban Sanjaya selaku Narasumber, Terimakasih telah memberikan
informasi kepada pencipta tentang pondok pesantren Tasawuf Underground
sebagai tema penciptaan karya Dokumenter.

vii
Universitas Budi Luhur
14. Ridwan, selaku perwakilan dari pondok pesantren Tasawuf Underground.
Terima kasih telah mempermudah akses untuk survey, riset dan observasi
dimasa pandemi.
15. Georgina Devina, selaku rekan tim dalam pembuatan karya dokumenter
sebagai Sutradara.
16. Terima kasih kepada orang tua terutama Mami Uslida Lubis dan Papi Moesfi
Roemawi dari pencipta, Gabiza Annisa, Lucky Kharisma, Zaina Parveen,
Nenek Lili, Bunda Momon, Om Adek selaku keluarga besar pencipta. Fahmi,
Rizra, Jeki, Furqon, Fadhil, Zemil, Pongki, Angga, Nirwan, Bintang, Lucky,
Erik, Sandy, Diki, Putra, Diwal, Alvin, Mario, Kiki, Eksi, Fikri Kubil, keluarga
besar BLACK In Action, keluarga besar Ruang Senggang yang selalu memberi
motivasi dan semangat kepada peneliti.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dan jauh dari sempurna mengingat keterbatasan dan kemampuan yang
dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan oleh peneliti. Akhir kata semoga laporan skripsi ini bermanfaat
dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya bagirekan-rekan mahasiswa khususnya dan
pembaca pada umunya.

Jakarta, 5 Juli 2022

Fabioza Nuur Kautsar


1871512248

viii
Universitas Budi Luhur
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... II


LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................III
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. IV
ABSTRAK ..............................................................................................................V
ABSTRACT ............................................................................................................ VI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... VII
DAFTAR ISI ......................................................................................................... IX
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ XI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ XII
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Ide Penciptaan................................................................4
1.3 Tujuan Karya .................................................................................7
1.4 Manfaat Karya ...............................................................................7
1.4.1 Manfaat Umum ..................................................................7
1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................7
1.4.3 Manfaat Akademis .............................................................8
1.5 Kerangka Pemikiran ......................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
2.1 Kajian Sumber Pencipta ..............................................................10
2.2 Landasan Teori ............................................................................13
2.2.1 Komunikasi Massa ...........................................................13
2.2.2 New Media .......................................................................14
2.3 Dokumenter .................................................................................15
2.4 Produser .......................................................................................21
2.4.1 Hak – Hak Produser .........................................................21
2.4.2 Kewajiban Produser .........................................................22
2.4.3 Tugas dan Tanggung Jawab Produser ..............................22
2.5 Pendekatan Naratif.......................................................................23
2.6 Wawancara ..................................................................................23
2.7 Tahapan Produksi ........................................................................24
2.7.1 Pra Produksi .....................................................................24
2.7.2 Produksi ...........................................................................25
2.7.3 Pasca Produksi .................................................................25
BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN KARYA .........................................26
3.1 Deskripsi Karya ...........................................................................26
3.1.1 Kategori Program : Informasi ..........................................27
3.1.2 Channel (Youtube)...........................................................27
3.1.3 Format Program : Dokumenter ........................................27
3.1.4 Judul Program : Jalan Pulang ...........................................28

ix
Universitas Budi Luhur
3.1.5 Durasi Program ................................................................28
3.1.6 Target Audience ...............................................................28
3.1.7 Karateristik Program ........................................................29
3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek ...............................................29
3.2.1 Obyek Karya ....................................................................29
3.2.2 Analisa Objek ...................................................................30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................30
3.3.1 Riset .................................................................................30
3.3.2 Survey ..............................................................................30
3.3.3 Observasi ..........................................................................31
3.4 Perencanaan konsep kreatif dan konsep teknis ............................33
3.4.1 Perencanaan Konsep kreatif .............................................34
3.4.2 Perencanaan Konsep Teknis ............................................40
3.5 Perencanaan Produksi ..................................................................58
3.5.1 Pra Produksi .....................................................................58
3.5.2 Produksi ...........................................................................68
3.5.3 Pasca Produksi .................................................................70
BAB IV IMPLEMNTASI KARYA ....................................................................72
4.1 Pembahasan Karya.......................................................................72
4.1.1 Konsep Produser ..............................................................78
4.1.2 Mengembangkan Ide ........................................................78
4.1.3 Daftar Pertanyaan .............................................................79
4.1.4 Narasi ...............................................................................82
4.1.5 Narasumber ......................................................................90
4.1.6 Pra Produksi .....................................................................92
4.1.7 Produksi ...........................................................................92
4.1.8 Pasca Produksi .................................................................93
4.2 Laporan Penciptaan .....................................................................94
4.2.1 Perubahan Karya ..............................................................94
4.2.2 Pra Produksi .....................................................................94
4.2.3 Produksi ...........................................................................95
4.2.4 Pasca Produksi .................................................................95
4.2.5 Perubahan Anggaran Biaya ..............................................95
4.3 Karya Pendukung dan Strategi Promosi ......................................96
4.3.1 Bentuk Promosi Program .................................................96
BAB V EVALUASI ............................................................................................100
5.1 Evaluasi......................................................................................100
5.2 Rekomendasi..............................................................................100
5.3 Kesimpulan ................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................103
LAMPIRAN I .....................................................................................................106
LAMPIRAN II ....................................................................................................107

x
Universitas Budi Luhur
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 9


Gambar 4.1 Tampilan Teaser JALAN PULANG Pada Youtube .......................... 97
Gambar 4.2 Tampilan Publikasi Instagram “JALAN PULANG” ........................ 98
Gambar 4.3 Tampilan Poster “JALAN PULANG” .............................................. 99

xi
Universitas Budi Luhur
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kajian Sumber Pencipta .........................................................................12


Table 3.1 TOR atau Term of Reference ................................................................ 36
Table 3.2 SINOPSIS ............................................................................................. 37
Table 3.3 Treatment .............................................................................................. 38
Table 3.4 Shooting Script ...................................................................................... 41
Table 3.5 Daftar Narasumber ................................................................................ 56
Table 3.6 Equipment List ...................................................................................... 57
Table 3.7 Jadwal Kerja (Working Schedule) ........................................................ 60
Table 3.8 Jadwal Shooting .................................................................................... 62
Table 3.9 Budgeting .............................................................................................. 67
Table 3.10 Daftar Pertanyaan ................................................................................ 68
Table 4.1 Daftar Pertanyaan Ustadz Halim Ambiya ............................................. 79
Table 4.2 Daftar Pertanyaan Ari Sumitro ............................................................. 80
Table 4.3 Daftar Pertanyaan Bangkit Sandjaya .................................................... 80
Table 4.4 Sir Ilham Jambak .................................................................................. 81
Table 4.5 Vira Savira, S. Psi., M.Psi. .................................................................... 81
Table 4.6 NASKAH NARASI SEGMENT SATU ............................................... 82
Table 4.7 NASKAH NARASI SEGMENT DUA ................................................ 86
Table 4.8 NASKAH NARASI SEGMENT TIGA ................................................ 89
Table 4.9 Daftar Narasumber ................................................................................ 91
Table 4.10 Perubahan Anggaran Biaya (Budgeting)............................................. 96

xii
Universitas Budi Luhur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di Tangerang Selatan lebih tepatnya di belakang pasar Cimanggis,


kecamatan Ciputat berdiri sebuah pondok pesantren yang cukup unik, dimana para
santri dari pondok tersebut adalah anak Punk. Pondok pesantren itu bernama
pondok pesantren Tasawuf Underground.
Punk adalah suatu ideologi tentang pemberontakan dan anti kemapanan,
dengan berbagai macam karakter dari tiap anggota sehingga membentuk sebuah
kelompok untuk mendapatkan keamanan identitas diri dan ciri dari komunitas punk
tersebut.1 Kebanyakan perilaku mereka hadir dari suatu kebencian, sikap
perlawanan, kebebasan, dan rasa tidak suka akan sesuatu (sosial, ekonomi, politik,
dan budaya) terutama tindakan yang merupakan bentuk penindasan.
Gaya hidup punk juga dilihat masyarakat sebagai sebuah penyimpangan dari
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Gaya hidup ala Punk yang menganut
konsep lima kebebasan sering kali dikaitkan dengan perilaku-perilaku dan tindakan
negatif. Seperti halnya melakukan tindakan anarkis mulai dari kerusuhan,
kekerasan hingga membuat gaduh. Tindakan melanggar norma seperti mabuk-
mabukan, seks bebas, memalak hingga mencuri.2 Berdasarkan keresahan
masyarakat tersebut timbulah ketidakpedulian terhadap Punk atau bisa juga disebut
Street Punk yang membuat mereka menutup diri dari masyarakat pada umumnya.
Pada fenomena ini pondok pesantren Tasawuf Underground yang didirikan
oleh seorang mantan dosen dari universitas negeri ternama di Ciputat yaitu UIN
Syarif Hidayatullah bernama ustadz Halim Ambiya menjadi salah satu perwakilan
dari masyarakat yang melihat sisi lain dari para street punk. Ustadz Halim melihat

1
Anna Rizky Annisa, dkk., “Fenomena Remaja Punk ditinjau dari Konsep Person in Environment
(Studi Deskriptif Di Komunitas Heaven Holic Kota Bandung)”, Share Social Work Journal, Vol. 5,
No. 1, 2015, hlm. 2. (http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/13084/5966)
2
Wahyu Linda, Skripsi: “Stigmatisasi Masyarakat Lokal terhadap Anak Punk (Studi Kasus:
Masyarakat Sekitar Komunitas Punk Masberto di Bogor, Jawa Barat)”, (Jakarta: UNJ, 2020), hlm.
5, (http://repository.unj.ac.id/3530/2/BAB%20I.pdf)

1
Universitas Budi Luhur
ada hal positif yang bisa dipelajari dibalik stigma negatif Street Punk pada
masyarakat dan menjadi celah untuk merangkul dan berdakwah kepada mereka
yaitu sisi solidaritas dan loyalitas yang sangat tinggi.
Hadir sejak tahun 2012, ustadz Halim Ambiya membuat sebuah akun
facebook bernama Tasawuf Underground. Pada awalnya akun tersebut hanya
sebagai metode dakwah agar menjakau masyarakat yang lebih luas dan menggapai
mereka yang ingin belajar ilmu tasawuf dengan mem-posting puisi atau sajak dari
filsuf Islam ternama yaitu Jalaludin Rumi. Walaupun sudah cukup berkembang
dalam jangka waktu 1 tahun akun facebook Tasawuf Underground, ustadz Halim
sadar bahwa melalui media sosia sajal belum bisa menjangkau seluruh elemen
masyarakat, sampai akhirnya ustadz Halim menemukan salah satu elemen
masyarakat yang menarik saat mengadakan pertemuan secara offline bersama
followers-nya yaitu anak Sreet Punk.
Seiring berjalannya waktu, Tasawuf Underground menjaring dan
merangkul anak-anak Street Punk untuk bisa lebih dekat dengan agama dan juga
dibina agar mampu hidup mandiri melalui pelatihan vokasi dengan mengadakan
kegiatan di kolong jembatan Tebet, Jakarta Selatan. Namun, saat pandemi Covid-
19 melanda, Tasawuf Underground harus mencari cara lain untuk mewadahi anak
jalanan dan mendekatkan mereka dengan agama dan kini Tasawuf Underground
sudah beralih menjadi pondok pesantren3, yang akhirnya berpindah lokasi di
kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
“Lewat Tasawuf Underground kami ingin memberdayakan anak-anak
jalanan dengan metode 'peta jalan pulang' yaitu pulang kepada Tuhan dan kepada
keluarga” kata Halim Ambiya, pendiri sekaligus pengasuh komunitas.4 Tasawuf
Underground menggunakan konsep Peta Jalan Pulang untuk membina anak street

3
Ridwan, Sekertaris Pondok Pesantren Tasawuf Underground, 2021.
4
Anindita Pradana, dan Silvano Hajid, Tasawuf Underground: Hijrah Anak Jalanan Kala Bertahan
di Tengah Pandemi Covid-19, (BBC.com, 2020), (https://www.bbc.com/indonesia/media-
52674243)

2
Universitas Budi Luhur
punk yang dimana arti dari Peta Jalan Pulang yaitu bertaubat kembali ke jalan Allah
yang konversikan menjadi cara untuk bertaubat atau jalan pulang ke Allah.
Dalam konsep Peta Jalan Pulang ini terdapat empat pilar program
pemberdayaan. Pilar yang pertama yaitu pilar agama, pilar agama adalah pilar yang
mengajarkan ilmu tentang Islam seperti sejarah Islam, ibadah, mengaji, aqidah
akhlak, fiqih. Pilar yang kedua adalah pilar pendidikan akademis, pilar ini
membimbing, memotivasi dan mendukung anak street punk untuk meneruskan
pendidikan. Pilar ketiga yaitu pilar ekonomi, membangun kemampuan hidup
mandiri dengan berwirausah seperti membuka kedai kopi Tasawuf Underground
dan laundry. Pilar terakhir yaitu pilar seni budaya, pilar seni budaya digunakan
sebagain media penyalur emosi dan pengembangan diri melalui bidang seni seperti
bermusik, puisi, fotografi, melukis, kerajian dari kayu, dan teater.
Teater adalah koridor baru dalam pilar seni budaya yang digagas oleh ustadz
Halim Ambiya. Teater menjadi salah satu kegiatan yang digunakan pondok
Tasawuf Underground sebagai media terapi dari proses penyaluran emosi,
pengembangan diri dan pencarian jati diri anak street punk. Lahirnya teater ini
bertepatan dengan diundangnya pondok Tasawuf Underground untuk mengisi acara
yang diselenggarakan oleh Kemenag (Kementrian Agama) dalam acara “Kemah
Moderasi” di Bogor. Di sini ustadz Halim Ambiya berkolaborasi dengan Lab Teater
Ciputat guna melatih dan menerapkan terapi pada anak street punk yang juga akan
ditampilkan dalam acara tersebut.
Hal yang mendasari pencipta untuk membuat program dokumenter dengan
mengangkat tema tentang pondok pesantren yang menggunakan teater sebagai
media terapi untuk anak street punk. Pencipta memilih dokumenter potret sebagai
genre nya. Dokumenter potret dipilih pencipta dengan alasan, pendekatan ini akan
bisa mengeksplorasi lebih dalam bagaimana proses dari terapi teater yang digagas
oleh ustadz Halim Ambiya. Pencipta akan berusaha menyajikan sebuah proses
perjalanan dengan didukung audio dan visual yang menarik sehingga pesannya
akan lebih mudah dipahami oleh penonton.

3
Universitas Budi Luhur
Tayangan dokumenter yang pencipta buat ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada penonton tentang apa dan bagaimana melihat proses belajar
anak street punk melalui terapi teater. Tayangan ini diharapkan juga bisa
memberikan informasi alternatif tentang dunia seni, pemberdayaan dan sosial,
sehingga diharapkan akan mampu membangkitkan kesadaran penonton untuk
mengenal lebih dalam bahwa ada sisi positif dari anak street punk yang bisa kita
pelajari dengan adanya stigma negatif yang melekat pada masyarakat.
Dalam karya ini pencipta berperan sebagai produser, yang mempunyai tugas
memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
bersama. Produser adalah profesi yang sangat vital dalam pembuatan karya film.
Produser bertugas sebagai pemimpin bagi seluruh tim produksi agar proses
produksi berjalan lancar sesuai dengan tujuan dan keinginan bersama, baik dalam
aspek kreatif maupun manajemen produksi. Tentunya dengan anggaran yang telah
disetujui bersama.
Dari penjabaran di atas, pencipta akan menggarap karya dokumenter potret
yang dikemas secara menarik dan informatif, dengan judul “PENDEKATAN
NARATIF PADA DOKUMETER “JALAN PULANG” PONDOK
PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND”.

1.2 Rumusan Ide Penciptaan

Keperdulian pencipta terhadap film dokumenter telah menginspirasikan


pencipta untuk turut membuat sebuah program dokumenter yang dimana pencipta
ingin mengangkat sebuah isu yang hangat dibicarakan oleh beberapa media tahun
2020 silam yaitu tentang pondok pesantren Tasawuf Underground, street punk
hijrah. Pencipta memusatkan fokus kepada konsep pemberdayaan pada pondok
pesantren tersebut yang bernama Peta Jalan Pulang dan didalamnya terdapat seni
teater, yang dimana teater ini digunakan sebagai media terapi kepada anak street
punk. Fungsi tetaer sebagai media terapi ini akan digali dan dikembangkan melalui

4
Universitas Budi Luhur
wawancara langsung dengan ustadz Halim Ambiya, pegiat teater dari Lab Teater
Ciputat dan psikolog.
Dalam pembuatan karya ini pencipta sebagai produser ingin menciptakan
film dokumenter dengan jenis dokumenter potret menggunakan pendekatan naratif
agar informasi dapat tersampaikan dengan baik sekaligus mampu mempengaruhi
permisa secara emosional. Maka pencipta memiliki nama judul penciptaan karya
yaitu: “PENDEKATAN NARATIF PADA DOKUMETER “JALAN
PULANG” PONDOK PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND”. Berikut
ini adalah beberapa definisi dari susunan kerangka ide penciptaan proyek karya ini:
Pendekatan Naratif : Pendekatan atau penelitian naratif adalah studi
tentang cerita – cerita yang ditulis melalui proses
mendengarkan cerita orang lain.5
Dokumenter : Film dokumenter dalam ranah jurnalistik, film
dokumenter adalah sebuah sajian audiovisual yang
menceritakan tentang kejadian fakta, yang dikupas
secara mendalam dari kesaksian narasumber dan
data-data otentik. Dikemas secara kreatif dengan
maksud menyampaikan pesan realitas dari pokok
bahasan tersebut.6
Jalan Pulang : Jalan pulang pencipta ambil dari konsep Peta Jalan
Pulang milik pondok pesantren Tasawuf
Underground sebagai judul dari karya film
dokumenter ini.
Pondok : Kata pondok sendiri diambil dari bahasa arab yaitu
funduq yang artinya hotel atau asrama. Dalam
bahasa jawa, pondok berarti madrasah atau asrama

5
Leonard Webster, dan Patrice Mertova, Using Narative Inguing as a Research Method, (London:
Routledge, 2007), hlm. 43
6
Haronas Kutanto dkk, Dokumenter Film dan Televisi, (Jakarta: Universitas Budi Luhur, 2017),
hlm. 74

5
Universitas Budi Luhur
yang digunakan untuk mengaji dan belajar agama
Islam.7
Pesantren : Kata pesantren terdiri dari kata "santri" yang
ditambahkan imbuhan "pe" dan akhiran "an".
Pesantren adalah sebuah asrama pendidikan
tradisional, dimana para siswanya semua tinggal
bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang
lebih dikenal dengan sebutan Kyai.8
Tasawuf : Pengertian tasawuf juga berasal dari kata Shuf yang
berarti bulu domba. Pengertian ini muncul
dikarenakan kaum sufi sering menggunakan pakaian
yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini
melambangkan bahwa mereka menjunjung
kerendahan hati serta menghindari sikap
menyombongkan diri. Selain itu juga sebagai simbol
usaha untuk meninggalkan urusan-urusan yang
bersifat duniawi. Orang-orang yang menggunakan
pakaian domba tersebut dipanggil dengan istilah
Mutashawwif dan perilakunya disebut Tasawuf.9
Underground : Underground adalah istilah bahasa Inggris yang
berarti gerakan bawah tanah.10

7
Pengertian Pondok Pesantren Secara Bahasa dan Istilah, (Abusyuja.com: 2019), para. 1,
(https://www.abusyuja.com/2019/10/pengertian-pondok-pesantren-secara-bahasa-istilah.html)
8
Pesantren,Petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id,
(https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/pesantren/)
9
Pengertian Tasawuf dalam Islam, Dalamislam.com, (https://dalamislam.com/akhlaq/pengertian-
tasawuf)
10
Underground, Kamuslengkap.com, (https://kamuslengkap.com/kamus/politik/arti
kata/underground)

6
Universitas Budi Luhur
1.3 Tujuan Karya

Pencipta bertujuan untuk menayangkan film dokumenter dengan alur cerita


yang emosional melalui pendekatan naratif dan berharap menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya bersosialisasi dengan siapapun tanpa memandang
tampak luar dari seseorang. Khususnya anak street punk. Selain itu karya ini juga
bertujuan untuk menarik penonton agar lebih sadar dengan lingkungan sekitar
dimana diluar sana masih banyak sekali orang yang membutuhkan pendampingan
secara moral.
1.4 Manfaat Karya

Manfaat dari hasil karya ini untuk menyampaikan sebuah informasi, dan
pencipta berharap dapat memberikan kontribusi karyanya pada program
dokumenter yaitu manfaat umum, manfaat manfaat praktis dan manfaat akademis.

1.4.1 Manfaat Umum

1) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai sebuah metode


pemberdayaan pondok pesantren melalui seni teater yang berfungsi sebagai
sebagai media terapi untuk pembenahan diri bagi anak street punk bisa
menjadi gambaran untuk masyarakat agar dapat mengenal anak jalanan
lebih dekat dengan upaya merubah stigma negatif masyarakat pada anak
jalanan.
2) Karya ini diharapkan bisa menjadi motivasi, edukasi dan informasi baru
bagi masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki tayangan atau program
yang bermanfaat dan dapat memberi pengetahuan dari sudut pandang yang
berbeda.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Menerapkan ilmu ini yang didapat selama perkuliahan di fakultas Ilmu


Komunikasi Universitas Budi Luhur dengan konsentrasi Broadcast
Journalism.

7
Universitas Budi Luhur
2) Mengetahui secara langsung proses penciptaan karya program Dokumenter,
terutama sebagai Produser dan Sutradara dari Pra Produksi sampai Pasca
Produksi.
3) Pencipta dapat mengembangkan kreatifitas yang dimiliki dalam membuat
sebuah karya program documenter.

1.4.3 Manfaat Akademis

1) Sebagai syarat menempuh kelulusan Program Strata Satu (S1) di Fakultas


Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Konsentrasi Broadcast
Journalism.
2) Sebagai referensi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi kedepannya dalam
menciptakan sebuah karya program dokumenter.

8
Universitas Budi Luhur
1.5 Kerangka Pemikiran

Pondok Pesantren
Tasawuf Underground

Ustadz Halim Ambiya

Metode Edukasi
"Peta Jalan Pulang"

Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran


Dari Segi Dari Segi Pendidikan
Dari Segi Seni
Agama Dan Ekonomi Umum
Dan Budaya
Spiritual ( Wirausaha )

Seni Teater Sebagai


Media Terapi

Pendekatan Naratif

Dokumenter Potret

DOKUMENTER POTRET "JALAN PULANG"


PONDOK PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

9
Universitas Budi Luhur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Sumber Pencipta


Pencipta memilih beberapa karya audio visual terdahulu yang dijadikan
acuan dari penciptaan karya dokumenter ini, dalam menciptakan karya pencipta
perlu melakukan kajian-kajian pada beberapa karya dokumenter sebelumnya. Pada
kajian tersebut pencipta dapat melihat sumber referensi untuk karya yang
diciptakan oleh pencipta, kemudian melakukan pengamatan terhadap beberapa
karya dokumenter. Kajian sumber penciptaan sesuai dengan perancang karya yaitu
produser, sehingga referensi diambil berdasar sudut pandang produser.
1. Film Dokumenter Dengan Judul - Sehelai Pakaian
Film documenter dari Universitas Budi Luhur ini bergenre potret dengan
judul “Sehelai Pakaian”. Dokumenter ini mengisahkan sang narasumber yaitu
Rosie Rahmadi sebagai seorang fashion designer ingin menyampaikan sebuah
informasi tentang dunia fashion. Mungkin masih banyak yang belum mengenal
lebih dalam tentang dunia fashion dan apa saja yang ada dibalik industri fashion
ini.
Dengan mengangkat tema fashion designer yang menggunakan fabric kain
ramah lingkungan, film dokumenter ini ingin menyampaiakan pesan tentang
proses dan makna dr pembuatan sebuah pakaian yang dibuat oleh designer
Rosie Rahmadi. Dimana setiap pakaian yang dibuat berawal dari serat-serat
yang ramah lingkungan, yang kemudian dibuat menjadi sebuah kain,
selanjutnya kain-kain tersebut disatukan menjadi sebuah pakaian. Tidak hanya
menggunakan fabric kain yang ramah lingkungan saja, tetapi Rosie Rahmadi
juga menerapkan hidup ramah lingkungan di kantor bersama para rekan kerja
yang lainnya.

2. Film Dokumenter Dengan Judul - Jagal “The Killing Act of Killing”

10
Universitas Budi Luhur
Film Jagal bercerita tentang para pelaku pembantaian orang -orang
yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI) di kawasan
Sumatera Utara. Dalam film ini, salah satu algojo yang paling terkenal
kekejamannya, Anwar Congo, bercerita tentang pembunuhan yang Ia
lakukan pada tahun 1965 - 1966. Anwar bahkan masih ingat betul cara
yang Ia gunakan untuk membunuh ratusan orang pada masa itu. Sebelum
menjadi algojo, Anwar bercerita bahwa dia dan kawan-kawannya dulu
adalah kelompok preman bioskop biasa. Barulah pada 1965, mereka
diminta membantu tentara untuk membunuh orang-orang yang dituduh
komunis. Para penonton film Jagal akan melihat bagaimana Anwar dan
kawan-kawan merekonstruksi adegan-adegan mengenai pengalaman
membunuh mereka.
Film Jagal merupakan film dokumenter yang disutradarai oleh sineas
asal Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer. Film ini merupakan hasil
kerja sama Denmark, Britania Raya, dan Norwegia yang tergabung dalam
proyek Docwest dari Universitas Westminster.
3. Film Dokumenter Dengan Judul - Terekam
Kampus seni IKJ (Institut Kesenian Jakarta) menjadi saksi kelahiran band
indie yang kini namanya melambung hingga ke mancanegara. Dari sekian
banyak grup musik yang lahir di sana, sebuah media digital Pijaru merekam
dengan apik skena musik IKJ. Film mini dokumenter ini meliput empat band
indie jebolan IKJ, seperti White Shoes And The Couples Company (WSATCC),
The Adams, The Upstairs dan Goodnight Electric dalam durasi video sekitar 12
menit. Film mini-dokumenter ini bercerita mengenai awal mula mereka
terbentuk, penggarapan materi, kejadian saat manggung, dan lainnya. Tak
hanya dari perjalanan awal band, Pijaru juga meliputi salah satu tempat yang
dulunya kerap dijadikan sebuah medium ke 4 band tersebut untuk menggelar
sebuah acara musik yaitu BB’S Cafe.

11
Universitas Budi Luhur
Sebuah akun youtube dan rumah produksi bernama Pijaru merilis film
dokumenter pendek terbaru mereka yang kali ini mengangkat fenomena musik
alternatif Indonesia di awal 2000an. Dalam dokumenter berjudul Terekam:
Dokumenter Musik Independen Indonesia, Pijaru fokus untuk mengulas skena
musik indie Jakarta yang lahir dari kampus Institut Kesenian Jakarta. Kampus
seni IKJ (Institut Kesenian Jakarta) menjadi saksi kelahiran band indie yang
kini namanya melambung hingga ke mancanegara. Film mini-dokumenter ini
meliput empat band indie jebolan IKJ, seperti White Shoes And The Couples
Company (WSATCC), The Adams, The Upstairs dan Goodnight Electric dalam
durasi video sekitar 12 menit. Pijaru berhasil menyajikan apa yang terjadi di
masa itu dengan cara yang sangat menarik, dinarasikan dengan ciamik dan
informatif.

Table 2.1 Kajian Sumber Pencipta

Detail
NO Judul Karya Analisa Teknis Analisa Non Teknis
Program

Dalam film
Pencipta : dokumenter ini
Annisa Jihan menceritakan latar
Affarandy belakang sebuah
Dokumenter
Potret “Sehelai Film ini kuat dari Brand dalam
Tahun industri fashion
Pakaian” segi ide serta fokus
Produksi : yang dirasa
alur cerita yang
2021
1 ( Fakultas Ilmu cukup rapih, pencipta cukup
Komunikasi, membuat film menarik,
Stasiun :
Universitas dokumenter ini dikarenakan Brand
Youtube
Budi Luhur) mudah dimengerti tersebut memiliki
dan menginspirasi. sebuah gerakan
Channel :
Sehelai dan gagasan
Pakaian tentang
lingkungan.

12
Universitas Budi Luhur
Dokumenter ini
Pencipta : memiliki teknik Pencipta mengambil
Joshua pengambilan gambar refrensi dari film ini
yang pas sehingga karena ada kesamaan
Oppenheimer
2 Jagal “The Act visualnya terasa dalam cara
of Killing” dramatis. Serta menceritakan suatu
Tahun
teknik menjahit alur potret yang jarang
Produksi :
cerita menggunakan terekspos dalam film
2012 pendekatan naratif dokumenter.
yang cukup baik.

Pencipta :
Mika
Adhyatmika
dan Reshan Dokumenter ini
Dokumenter ini
Janotama memiliki kesamaan
punya konsep dan
tentang diangkatnya
alur dengan voice
Tahun kisah-kisah nyata
over yang sangat
3 Produksi : perjalanan musik
Terekam sistematis juga unik,
2017 pada pertengahan
ditambah dengan
tahun 2000-an yang
teknik editing grafis
Sumber : menjadi penanda
yang sangat
Youtube semangat zaman di
beragam.
era 2000-an.
Channel :
Pijaru

2.2 Landasan Teori


Pada pembuatan karya kali ini pencipta mencari tahu tentang sebuah
informasi dari berbagai referensi. Dengan begitu pencipta menggunakan landasan
teori yang berkaitan dengan karya yang akan dibuat. Hal itu dilakukan guna dapat
dipertanggung jawabkan. Karya dokumenter ini menyampaikan pesannya melalui
sebuah sarana media massa. Maka pencipta memutuskan karya ini termasuk dalam
sebuah proses dari komunikasi massa.

2.2.1 Komunikasi Massa


Pencipta menganggap penting adanya komunikasi massa dalam penulisan ini,
oleh karena itu pencipta mengutip definisi dari berbagai sumber dan ahli tentang
komunikasi massa. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses

13
Universitas Budi Luhur
komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari
komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Berdasarkan
penjelasan definisi komunikasi massa menurut para ahli, maka pencipta dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang cara
penyampaian pesannya melalui media massa tertentu dan ditunjukan untuk
khalayak yang bersifat luas dan heterogen.11
Melalui definisi di atas kita dapat mengetahui beberapa karakteristik
komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Komunikator terlembaga
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya anonim dan heterogen
4. Media massa menimbulkan keserempakan
5. Komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan
6. Komunikasi massa bersifat satu arah
7. Stimulasi alat indra terbatas
8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect)12

2.2.2 New Media


Media Baru (new Media) merupakan alat atau sarana dalam menyampaikan
pesan pada khalayak luas dengan menggunakan teknologi atau disebut juga sebagai
jaringan teknologi komunikasi dan informasi. Yang termasuk kategori media baru
adalah internet, website, komputer multimedia. Pergeseran dan pembaruan media
internet sebagai solusi komunikasi saat ini, menjadikan berbagai kebutuhan
informasi dan berinteraksi setiap individu menjadi lebih praktis. Selain cepat dan
waktu yang efisien, komunikasi melalui jaringan internet saat ini terdapat banyak
sekali pilihan yang dikehendaki setiap penggunannya. Saat ini media baru sudah

11
Hadiono Afdjani, Ilmu Komunikasi: Proses Dan Strategi Edisi Pertama, (Tangerang: Empat Pena
Publishing, 2013), hlm. 143
12
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2014), hlm. 7

14
Universitas Budi Luhur
menjangkau hampir seluruh masyarakat dunia, media baru tersebut dapat dikatakan
turut memberi andil yang besar pada perubahan struktur sosial masyarakat. Juga
pada system komunikasi massa.13
Salah satu media sosial yang populer di Indonesia adalah youtube. Dimana,
youtube memiliki keunggulan yang dapat memuat konten audio visual dengan
durasi Panjang. Bahkan, saat ini media berita online dan perusahaan TV swasta juga
memiliki channel youtube untuk menampung konten video yang telah diproduksi
agar dapat dinikmati ulang oleh pemirsanya. Youtube menjadi salah satu media
sosial terpopuler di Indonesia. We Are Social and Hootsuite mengemukakan hasil
risetnya pada Januari 2017.14
Relevansi definisi di atas terhadap dokumenter yang ingin pencipta buat ialah
pesan yang ingin disampaikan dapat dengan mudah diterima melalui sarana dan
media internet maupun sosial media lain yang berkembang dan mewabah
dikalangan masyarakat. Kali ini, youtube menjadi pilihan yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pencipta untuk mengunggah documenter lepas ini dengan diproduksi
dalam bentuk digital.

2.3 Dokumenter
Dokumenter adalah film yang mendokumentasikan cerita nyata dan
dilakukan pada lokasi sesungguhnya. Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan
efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, suara dan lokasi.
Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung subjektivitas
pembuatnya, yakni sikap atau opini pribadi terhadap suatu peristiwa. Oleh karena
itu, film dokumenter bisa menjadi wahana untuk mengungkapkan realitas dan
menstimlasi perubahan.15

13
Nawiroh Vera, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Pratama Media, 2016), hlm. 88
14
Robit Mikrojul Huda, YouTube Menjadi Media Paling Popular di Indonesia, (Setara.net: 2017),
para. 2, (https://setara.net/youtube-aplikasi-paling-populer-di-indonesia/)
15
Andi Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, (Yogyakarta : CV Andi Offset,
2015), hlm. 275

15
Universitas Budi Luhur
Pencipta memilih dokumenter untuk menyampaikan pesan dalam bentuk
visual kepada masyarakat. Sebuah sajian audiovisual yang menceritakan tentang
kejadian Fakta, yang dikupas secara mendalam dari kesaksian narasumber dan data-
data otentik, dikemas secara kreatif dengan maksud menyampaikan pesan realitas
dari pokok bahasan tersebut.16
Jadi dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karya dokumenter adalah
sebuah karya audiovisual sebagai salah satu media penyampaian pesan dengan
menceritakan sebuah peristiwa berdasarkan fakta dan data dengan efek realitas
yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera.
Berdasarkan kesimpulan diatas, karya dokumenter adalah sebuah karya yang
menceritakan sebuah fakta dan data dengan segala aspek yang terkandung di dalam
sebuah kehidupan nyata. Pada karya dokumenter mengandung pesan yang
bermanfaat bagi khalayak. Inilah point of interest dari seorang pencipta karya
dokumenter. Selebihnya, keutuhan karya sebagai sajian yang menarik untuk diikuti
oleh khalayak.
Ada banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam dokumenter. Dalam
beberapa hal terlihat adanya kemiripan; yang membedakan adalah spesifikasinya.
Belakang hari banyak juga dokumenter yang menggabungkan gaya dan bentuk dari
bermacam pendekatan seni audio-visual. Beberapa contoh yang berdasar gaya dan
bentuk bertutur itu, antara lain:
a. Laporan Perjalanan
Penuturan model laporan perjalanan menjadi ide awal seseorang untuk
membuat film nonfiksi. Awalnya, mereka hanya ingin mendokumentasikan
pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh.
Umumnya setiap perjalanan ekspedisi dibuat dokumentasinya, baik berupa
film maupun foto. Bentuk seperti ini sekarang lebih banyak diproduksi untuk
program televisi, yang memang memberi tempat bagi rekaman sebuah
petualangan atau perjalanan yang mencekam dan menegangkan. Sekarang ini,

16
Haronas Kutanto, Dokumenter Film dan Televisi, (Jakarta: FDBL, 2016), hlm. 74

16
Universitas Budi Luhur
tipe laporan perjalanan memiliki variasi yang tidak selalu berupa rekaman
perjalanan petualangan tetapi juga perjalanan seseorang ke berbagai negara yang
dianggap memiliki panorama dan budaya unik. Bentuk dokumenter ini juga
dikenal dengan nama travel film, travel documentary, adventure films, dan road
movies.
b. Potret/Biografi
Isi film jenis ini merupakan representasi kisah pengalaman hidup seorang
tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya
dianggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan. Bentuk potret umumnya
berkaitan dengan aspek human interest.
Dari potret tentang pengalaman atau kisah hidup seseorang tokoh, dapat
diberikan sebuah sketsa yang menginformasikan waktu, tempat, dan
situasi/kondisi saat itu. Secara spesifik potret tidak harus mengenai seseorang
atau individu, tetapi dapat pula mengenai sebuah komunitas, sekelompok kecil
individu atau sebuah lokasi. Sedangkan biografi, jelas ini mengenai seorang
tokoh atau individu, selain mengenai profesi atau posisi, juga dikupas dan
diketengahkan gambaran sejak masa kecil hingga dewasa.
c. Perbandingan
Dokumenter ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang bervariasi,
selain dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan lainnya, untuk
mengetengahkan sebuah perbandingan.
Dalam bentuk perbandingan umumnya diketengahkan perbedaan suatu
situasi atau kondisi, dari satu objek/subjek dengan yang lainnya. Misalnya,
perbedaan teknologi industri di negara berkembang dibandingkan dengan
negara maju. Perbandingan penanganan masalah lalulintas di Jakarta dengan di
Amsterdam, Belanda. Dapat pula mengenai perbandingan masa lampau dan
masa kini perihal budaya suatu masyarakat, dalam tradisi, kesenian, serta politik.

17
Universitas Budi Luhur
d. Kontradiksi
Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan
tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal
dalam mengupas permasalahan. Oleh karena itu, tipe ini lebih banyak
menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai
opini publik. Misalnya kontradiksi mengenai masyarakat kaya dan miskin,
demokratis dan otoriter, modern dan tradisional, dan sebagainya.
e. Ilmu Pengetahuan
Cukup jelas bahwa bentuk dokumenter ini berisi penyampaian informasi
mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Dokumenter
tipe ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk kemasan dengan tujuan publik
berbeda. Bila ditujukan untuk publik khusus biasa disebut film edukasi,
sedangkan jika ditujukan untuk publik umum dan luas disebut film instruksional.
Dokumenter ilmu pengetahuan sebagaimana namanya dibuat untuk
keperluan lembaga pendidikan formal atau nonformal, misalnya untuk metode
sistem pengajaran yang menggunakan media audio-visual. Kendati demikian,
tipe dokumenter ilmu pengetahuan ini dapat saja bersifat komersial dengan
disisipkan unsur hiburan agar lebih menarik yang biasanya terkemas untuk
program televisi dengan tujuan promosi.
f. Nostalgia
Kisah yang kerap diangkat dalam dokumenter nostalgia ialah kisah kilas-
balik dan napak tilas para veteran perang Amerika yang kembali mengunjungi
Vietnam atau Kamboja. Atau dokumenter mengenai orang Belanda yang dulu
pernah tinggal di Indonesia, kini mengunjungi tempat mereka pernah dilahirkan
dan dibesarkan.
Bentuk nostalgia terkadang dikemas dengan menggunakan penuturan
perbandingan, yang mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi dan
situasi masa lampau dengan masa kini.

18
Universitas Budi Luhur
g. Rekonstruksi
Pada umumnya dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada dokumenter
investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi
visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa
lampau maupun masa kini disusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta
sejarah.
Pada saat merekonstruksi suatu peristiwa, latar belakang sejarah, periode,
serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi bagian dari konstruksi
peristiwa tersebut. Konsep penuturan rekonstruksi terkadang tidak
mementingkan unsur dramatik, tetapi lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi
sesuai kronologi peristiwa. Pada akhirnya, memang tergantung pada tema,
karena ada pula yang memperhatikan unsur dramatik dalam struktur penuturan.
h. Investigasi
Bentuk penuturan investigasi terkadang melakukan adegan rekonstruksi
untuk mengungkap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Tema-tema yang
menarik bagi tipe investigasi biasanya berkisar peristiwa kriminalitas dan
skandal politik yang mengedepankan adegan penuh ketegangan atau suspens
Ceritanya mengetengahkan adegan demi adegan pelacakan terhadap peristiwa
yang penuh sensasi.
Dokumenter Investigasi mencoba mengungkap misteri sebuah peristiwa
yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang dipilih biasanya berupa
peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangat dalam media massa. Tipe ini
disebut pula investigative journalism, karena metode kerjanya dianggap
berkaitan erat dengan jurnalistik.
i. Association Picture Story
Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Sejumlah pengamat
film menganggap bentuk ini merupakan film seni atau eksperimen. Gabungan
gambar, musik, dan suara atmosfer (noise) secara artistik menjadi unsur utama.

19
Universitas Budi Luhur
Biasanya, dokumenter tipe ini tidak pernah menggunakan narasi, komentar,
maupun dialog. Di sini dapat dilihat dan dirasakan bahwa anasir musik memiliki
fungsi penting, yakni memberi nuansa gerak kehidupan yang dapat
membangkitkan emosi. Gambar pun kadang ditampilkan dengan gerak lamban
(slow motion picture) dengan tujuan memberikan efek dramatik.
j. Buku Harian
Dokumenter jenis ini disebut juga diary film. Dari namanya, buku harian,
jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-
hari dalam buku harian pribadi. Hal ini sebenarnya sama seperti seseorang
membuat dokumentasi video secara sederhana tentang kegiatan keluarga atau
acara internal lainnya. Bentuk diary dapat dikombinasikan dengan bentuk
laporan perjalanan (travel doc) dan nostalgia.
Pada dokumenter bentuk ini sering dicantumkan secara lengkap dan jelas
tanggal kejadiannya. Pendekatannya memang konvensional, termasuk dalam
penggunaan narasi. Karena buku harian bersifat pribadi, tak mengherankan bila
terlihat pula penuturan dokumenter sangat subjektif, karena berkaitan dengan
visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia
berada.
k. Dokudrama
Ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang memiliki motivasi komersial.
Karena itu subjek yang berperan di sini adalah artis film. Cerita yang
disampaikan merupakan rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai
sosok seseorang, apakah seorang tokoh atau masyarakat awam. Dalam dunia
pariwara, dokumenter pun memiliki peluang, antara lain yang dikenal dengan
sebutan profil niaga atau company profile.
Melalui contoh-contoh diatas yang perlu dicermati adalah: tidak semua peristiwa
dapat dijadikan ide untuk pembuatan dokumenter. Itu sebabnya, pemilihan dan
penentuan secara spesifik bentuk dokumenter harus sejalan dengan pengerjaan
pengumpulan data riset. Treatment dapat berfungsi sebagai titik tolak sekaligus

20
Universitas Budi Luhur
menjadi tolak ukur untuk pembatas, agar materi gambar (footage) yang direkam
tidak terlalu meluas yang berakibat sulit memfokuskan, selain menimbulkan
kendala pada proses editing.17

2.4 Produser
Produser adalah orang yang bertugas menjadi fasilitator dan menyiapkan
segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga tahap akhir termasuk di
dalamnya menyiapkan segala formulir, dan catatan produksi untuk kelancaran
syuting. Seorang produser bertanggung jawab penuh terhadap seluruh proses
produksi, mulai dari tahap pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.18 Selain
itu sebagai pencipta juga bertanggung jawab atas kerja semua tim produksi demi
mendapat hasil yang diinginkan serta membuat ide dan konsep yang matang.

2.4.1 Hak – Hak Produser


Berikut ini adalah beberapa hak-hak produser:
1. Mengadaptasi cerita (fiksi atau non fiksi) ke dalam medium film atau video.
2. Mengedarkan dan mempertunjukkan cerita tesebuat kepada public dalam
bentuk film, video dan home video (VCD, Laser Disc, DVD atau kaset
video) dan internet (dalam bentuk artikel di situs resmi maupun informasi
dalam bentuk lain yang berkaitan dengan film tersebut) untuk waktu
sekurang-kurangnya 50 tahun.
3. Memproduksi dan mengedarkn informasi tentang semua kegiatan yang
perlu diketahui public seputar proses pemuata film atau video tersebut
(biasa disebut sebagai behind the scene / the making of…).
4. Memproduksi segala bentuk merchandise untuk keperluan promosi dan
distribusi.
5. Bekerjasama dengan semua media dalam upaya mempublikasikan dan
mempromosikan segala hal yang menyangkut produksi film tersebut.

17
Gerzon R. Ayawalia, Dari Ide Hingga Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2008), hlm. 41-53
18
Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2015), hlm 95-96

21
Universitas Budi Luhur
6. Mengikutsertakan film atau video tersebut dalam festival film atau video di
dalam dan luar negeri.
7. Mengikutsertakan pemegang hak cipta dalm semua bentuk promosi dan
publikasi yang berkaitan dengan produksi dan distribusi film.

2.4.2 Kewajiban Produser


Berikut adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Produser:
1. Menjaga nama baik pemegang hak cipta cerita.
2. Membayar kompensasi untuk semua hal yang anda ingin peroleh.
3. Memenuhi segala kebutuhan akomodasi dan transportasi si pemegang hak
cipta sehubungan dengan keikutsertaan dirinya di semua bentuk publikasi
dan promosi yang anda lakukan.19

2.4.3 Tugas dan Tanggung Jawab Produser

Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Produser adalah:


a) Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.
b) Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film.
c) Menyusun rancangan produksi.
d) Menyusun rencana pemasaran.
e) Mengupayakan anggaran-dana untuk produksi.
f) Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua
departemen.
g) Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak
dalam produksi yang dikelola.
h) Bertanggung jawab atas seluruh produksi.20

19
Heru Effendy, Mari Memuat Film Panduan Menjadi Produser, (Yogyakarta: Panduan dan
Yayasan Konfiden, 2002), hlm. 17
20
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PINUS Book Publisher, 2007)

22
Universitas Budi Luhur
2.5 Pendekatan Naratif
Pencipta menggunakan pendekatan naratif dalam film dokumenter ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, naratif berarti bersifat narasi; bersifat
menguaraikan, menjelaskan dan sebagainya atau prosa yang subjeknya merupakan
suatu rangkaian kejadian.
Pendekatan naratif menurut Gerzon R. Ayawaila yaitu pendekatan naratif
dapat dilakukan dengan konstruksi konvensional tiga babak penuturan. Narasi atau
penuturan dalam film memerlukan sudut pandang (point of view), untuk
menerangkan dari sisi mana dan siapa yang bertutur dalam film tersebut. Oleh
karena itu diperlukan adanya semacam karakter atau tokoh yang akan menuturkan
isi dan pesan dari film, di dalam film dokumenter biasa diistilahkan dengan benang
merah penuturan (karakter yang mengikat keseluruhan cerita).21 Adapun dalam
sifatnya, narasi dapat dibagi dalam dua kriteria, yaitu: narasi subjektif dan narasi
objektif.
• Narasi Subjektif
Narasi menyampaikan gambaran subjektif dari interpretasi si pembuat.
Narasi subjektif lebih banyak menerangkan bagaimana atau kenapa sebuah
peristiwa terjadi.
• Narasi Objektif
Narasi objektif lebih banyak mengajukan pertanyaan mengenai kenapa
dan bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi.22
Dari situ, pencipta menghadirkan narator dalam bentuk voice over yang
mengarahkan sudut pandang dan mencoba merangkai alur pemikiran penonton agar
mereka pada akhirnya bisa hadir dalam kesimpulan akhir cerita.
2.6 Wawancara
Pada Program dokumenter ini wawancara merupakan jantung sebuah karya
dokumenter. Mengingat pentingnya wawancara dalam sebuah karya dokumenter

21
Gerzon R. Ayawalia, Dari Ide Hingga Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2008), hlm. 100
22
Ibid, 147-148

23
Universitas Budi Luhur
maka pencipta melakukan wawancara kepada narasumber untuk menggali
informasi yang lengkap dari narasumber. Wawancara merupakan pertemuan tatap
muka antara seseorang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan orang lain.
Pertanyaan itu biasanya dipusatkan pada suatu pokok persoalan atau bebrapa pokok
persoalan tertentu.23 Sebuah wawancara bisa dilakukan dengan tujuan menyiarkan
keseluruhan proses tanya jawab. Sebuah wawancara juga dapat dilakukan untuk
meriset informasi atau untuk merekam pernyataan seseorang guna memerlukan
laporan atau berita. Disimpulkan bahwa wawancara adalah kegiatan yang biasa
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menggali informasi yang lengkap dan
jelas dari narasumber.
Menurut Ayawaila ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukam wawancara, yaitu :
1) Harus tahu lebih dahulu yang menjadi objeknya.
2) Harus tahu yang akan diangkat atau diungkap dalam wawancara.
3) Harus tahu cara mengarahkan wawancara apa yang ingin diungkap
terpenuhi.24

2.7 Tahapan Produksi


2.7.1 Pra Produksi
Tahap praproduksi mengacu pada hal-hal yang dilakukan oleh tim produksi
sebelum eksekusi pengambilan gambar (shooting) dalam membuat sebuah film.25
Pelaksanaan praproduksi minimal membutuhkan waktu dua bulan. Dalam
tahap ini segala kebutuhan dan persoalan administrative maupun kereatif disiapkan.
Untuk produksi dokumenter, tahap praproduksi lebih banyak menyita waktu untuk
riset yang butuh waktu hingga lebih satu tahun.26

23
Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2015), hlm. 128
24
Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2008), hlm. 97
25
Nurul Muslimin, Bikin Film Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri, (Yogyakarta: Araska,
2018), hlm. 31
26
Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2008), hlm. 85

24
Universitas Budi Luhur
Begitupun dengan pembuatan film dokumenter ini, pencipta memakan
waktu lama untuk melakukan riset dilokasi agar mendapatkan informasi sebanyak
mungkin mengenai objek sebelum akhirnya melakukan proses produksi.
2.7.2 Produksi
Produksi adalah kelanjutan dari pra produksi, yaitu mempersiapkan segala
sesuatu kebutuhan untuk syuting, menyelesaikan urusan administrasi, membentuk
tim produksi, meyiapkan peralatan syuting dan menentukan jadwal kerja.
Pemimpin produksi dituntut untuk menyelesaikan semua urusan persiapan. Sangat
penting yaitu adanya kerjasama yang baik dari tim produksi.
Dalam proses produksi film dokumenter “Jalan Pulang” ini, pencipta dan
tim produksi menemui cukup banyak kendala. Namun semua kendala berhasil kami
lalui berkat adanya kerja sama tim yang baik.
2.7.3 Pasca Produksi
Pasca Produksi adalah bagian dari proses pembuatan film, video, iklan
video, fotografi atau karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses
perekaman visual. Dalam konteks film bias kita sederhanakan lagi, yaitu pasca
produksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah praproduksi dan produksi.27
Dalam melakukan tahap proses produksi, pencipta bertanggung jawab
sebagai produser. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim dan
bertanggung jawab kepada seluruh koordinasian pelaksanaan dari pra produksi
sampai dengan pasca produksi.
Disini produser juga bekerjasama dengan sutradara untuk pengambilan
gambar pada saat produksi. Disinilah proses editing berlangsung. Editing berfungsi
untuk merangsang suatu kreasi berdasarkan shot yang ada yang kemudian dikemas
menjadi suatu karya film utuh.

27
Nurul Muslimin, Bikin Film Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri, (Yogyakarta: Araska,
2018), hlm. 119

25
Universitas Budi Luhur
BAB III
METODOLOGI PENCIPTAAN KARYA

3.1 Deskripsi Karya


Metodologi perancangan karya mencakup langkah-langkah perancangan
karya yang akan dilakukan dalam menciptakan sebuah karya. Langkah-langkah
tersebut yaitu mulai dari deskripsi karya, objek karya dan analisa karya, teknik
pengumpulan data, perencanaan konsep kreatif dan konsep teknis hingga proses pra
produksi, produksi, dan pasca produksi. Berikut tahapan-tahanpan yang pecipta
lakukan dalam penciptaan karya ini .

a. Kategori Program : Informasi


b. Channel : Youtube
c. Format Program : Dokumenter Potret
d. Judul :“Jalan Pulang” Pondok Pesantren
Tasawuf Underground
e. Durasi Program : 24 Menit
f. Target Audiens
a. Usia : Dewasa 18-35 Tahun
b. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
c. Status Ekonomi Sosial : B dan C
g. Karakteristik Produksi : Tapping Record

Dalam proses pembuatan sebuah karya program dokumenter potret ini pencipta
selaku produser akan menjelaskan beberapa proses dalam memproduksi sebuah
karya dokumenter ini, yaitu pra produksi, produksi, hingga pasca produksi, hasil
dari sebuah riset didapatkan melalui tahapan tahapan seperti: mengenali khalayak
atau target audience secara demografis hingga menetukan format karya
dokumenter. Proses pra produksi hingga pasca produksi dan strategi pemasaran
promo, berikut penjelasanya:

26
Universitas Budi Luhur
3.1.1 Kategori Program : Informasi
Kategori program dokumenter ini adalah informasi dan edukasi. Disini
pencipta ingin memberikan pengetahuan dan pengamatan melalui sebuah informasi
data, gambar, pesan dan statement agar khalayak dapat menerima informasi yang
diberikan dengan baik, sehingga dokumenter ini bisa menjadi sebuah tayangan
pembelajaran.
3.1.2 Channel (Youtube)
Situs youtube didirikan oleh mantan pekerja PayPal, Steve Chen, Chad
Hurley dan Jawed Karim pada Februari 2005. Dilansir dari Wikipedia, situs ini
kemudian beralih menjadi milik Google pada akhir tahun 2006 hingga saat ini.
Sebagian besar konten di situs ini diunggah oleh individu. Namun beberapa
perusahaan media seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu dan dan beberapa perusahaan lain
yang menayangkan materi mereka melalui situs ini sebagai bentuk program kerja
sama. Hurley dan Chen pertama kali mendapatkan ide untuk mendirikan situs ini
karena mereka mengalami kesulitan untuk membagi video. Video pertama yang
diunggah di situs ini berjudul "Me at the zoo" yang menayangkan salah satu pendiri
YouTube saat berada di Kebun binatang San Diego. Video ini diunggah pada 23
April 2005 dan masih dapat dilihat hingga saat ini. Saat ini pengguna internet dapat
dengan mudah berbagi video melalui situs youtube dengan hanya membuat channel
yang dapat di registrasi secara gratis.28
3.1.3 Format Program : Dokumenter
Format program yang akan dibuat adalah karya program dokumenter.
Format ini dipilih dengan pertimbangan bahwa karya program ini bisa diterima oleh
khalayak sebagai program dokumenter yang menyampaikan informasi secara
mendalam. Maka pencipta membuat program film dokumenter yang bersifat
inspiratif, edukatif dan bisa menjadi inspirasi bagi audience.

28
Feronika Azmil, Sejarah Singkat YouTube, Situs Video Sharing Terbesar, (Merdeka.com, 2013),
(https://www.merdeka.com/teknologi/sejarah-singkat-youtube-situs-video-sharing-terbesar-
tekstory.html)

27
Universitas Budi Luhur
3.1.4 Judul Program : Jalan Pulang
Jalan Pulang merupakan judul yang merupakan serapan dari konsep pondok
pesantren Tasawuf Underground yaitu Peta Jalan Pulang dan juga dikutip dari judul
pertunjukan tetaer Upperground. Melalui judul tersebut pencipta berupaya
merepresentasi penggalan dari sebuah proses perubahan kebiasaan anak street punk
dari kebiasaan negatif yang sering mereka lakukan dijalanan menjadi hal positif
yang berada di pondok Tasawuf Underground melalui teater sebagai media terapi.
Sehingga dapat memberikan pembelajaran bagi masyarakat luas agar tetap
menghargai dan menghormati hak-hak setiap individu, semoga khalayak dapat
menerima sebagai ajakan yang positif sehingga tujuan dari dokumenter ini dapat
tercapai.
3.1.5 Durasi Program
Dalam program dokumenter potret yang berdurasi sekitar 24 menit,
pencipta mengharapkan dengan durasi seperti itu penonton bisa memahami dan
menikmati isi dalam tayangan tersebut dari perjalanan tokoh dan Tasawuf
Underground itu sendiri hingga sampai unsu -unsur yang ada didalamnya. Pencipta
mengharapkan penyampaian yang di kemas dalam tayangan ini dapat di pahami
oleh khalayak dengan durasi 24 menit.
3.1.6 Target Audience
Target audience dari dokumenter ini adalah remaja dan dewasa. Usia remaja
18 – 25 tahun dan dewasa 25 – 35 tahun. Pencipta ingin program film dokumenter
potret ini dapat menjadi bahan pembelajaran baru tentang sebuah gerakan
pemberdayaan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Saat ini mungkin tayangan
ini bisa menjadi sebuah referensi penonton untuk menggambarkan suatu keadaan
atau peristiwa yang terlewatkan atau belum diketahui secara luas dan diharapkan
menjadi sarana ekspresi yang efektif dalam mempengaruhi target audience remaja

28
Universitas Budi Luhur
hingga dewasa, tayangan ini mudah di terima dengan adanya infomasi yang
diberikan secara ringan dan menghibur.29
Dokumenter ini mempunyai target penonton semua kelas sosial. B (kelas
menengah) dan C (kelas menengah kebawah), adapun karena program ini
sebenarnya tidak membatasi pada penonton dari kelas-kelas sosial tertentu.
Menurut kami semua lapisan masyarakat dapat menikmati program ini, dari
masyarakat dengan status sosial yang terendah sampai tertinggi berhak
mendapatkan unsur hiburan yang bersifat mendidik.
3.1.7 Karateristik Program
Pada program dokumenter potret ini akan menggunakan sistem tapping
record yang diartikan sebagai suatu tayangan tersebut direkam tapi tidak langsung
disiarkan melainkan ditunda beberapa waktu untuk dilakukan serangkaian
pengambilan gambar yang terjadwal dan pengeditan sehingga tayangan tersebut
lebih menarik. Sesuai dengan kaidah yang ada, meminimalisir kesalahan dengan
menggunakan beberapa teknik kamera dan hasil video tersebut akan disatukan
dengan audio dan narasi sehingga musik dan narasi dapat menghibur dan
menyampaikan informasi dalam sebuah karya audiovisual.
3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek
3.2.1 Obyek Karya
Berdasarkan hasil riset melalui youtube dan google pencipta merasa sudah
banyak pembahasan tentang terbentuknya pondok pesantren Tasawuf
Underground. Pada kali ini pencipta hanya menyisipkan sedikit materi cerita
terbantuknya pondok Tasawuf Underground lalu berinisiatif untuk mengambil
obyek karya yang lebih spesifik yaitu gagasan dari ustadz Halim Ambiya mengenai
empat pilar pada Peta Jalan Pulang dan lebih mengerucut pada satu kegiatan baru
pilar seni budaya yaitu teater.

29
Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2015), hlm 228

29
Universitas Budi Luhur
Teater ini berfungsi sebagai sarana terapi pembenahan diri bagi anka street
punk dan Tasawuf Undergorung berkolaborasi dengan Lab Teater Ciputat yang
diberi nama teater Upperground oleh ustadz Halim Ambiya akan mengadakan
pementasan yang diselenggarakan oleh Kemenag (Kementrian Agama) di Bogor
dalam acara yang berjudul “Kemah Moderasi” dan bertajuk Moderasi Beragama.
Cerita dari karya teater ini juga berjudul Jalan Pulang yang diperankan langsung
oleh santri dari Tasawuf Underground.
3.2.2 Analisa Objek
Hasil analisa objek pada program dokumenter “Jalan Pulang” adalah sebuah
karya seni teater bisa menjadi sebuah terapi yang sangat efektif untuk bisa
memahami karakter diri sendiri dan juga orang lain melalui pendalaman naskah
untuk pementasan.30 Menjadi media pemaparan sisi lain anak street punk juga
gagasan dari ustadz Halim Ambiya, Lab Teater Ciputat dan psikolog terkait teater
sebagai media terapi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Riset
Riset yang pencipta lakukan yaitu pencipta mencoba mengetahui seperti apa
wujud dari pondok pesantren yang berisikan anak Punk ini dan bagaimana
kehidupan di dalamnya. Berdasarkan hasil riset pencipta dari internet lebih tepatnya
youtube dan media-media berita online cukup menggambarkan keunikan dari
pondok pesantren ini.
Pencipta mencoba terjun ke lapangan untuk mengetahui tentang berbagai
unsur yang ada di pondok pesantren tersebut.
3.3.2 Survey
Pencipta melakukan survey secara langsung terhadap suatu objek yang akan
diangkat sebagai pencipta karya dokumenter ini. Sebagai sebuah acuan dan
referensi saat akan menyusun perencanaan dan saat pengambilan angle gambaran

30
Statement Narasumber Sir Ilham Jambak, Lab Teater Ciputat, November 2021.

30
Universitas Budi Luhur
agar menghasilkan sebuah gambar yang mempunyai nilai nilai estetika dalam
tayangan dokumenter tersebut.
Dalam melakukan survey, pencipta menghampiri sebuah ruko (rumah toko)
di daerah Cimanggis, kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan dimana lokasi pondok
pesantren itu berada. Pencipta pun bertemu dengan asisten dari ustadz Halim
Ambiya yang bernama Ridwan untuk memvalidasi hasil riset juga meminta izin
liputan. Dengan survei ini pencipta mendapatkan data pertama tentang Tasawuf
Underground dan mengatur jadwal pertemuan dengan ustadz Halim Ambiya untuk
melakukan wawancara sehingga data tersebut bisa pencipta kembangkan menjadi
alur cerita.
3.3.3 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara secara
langsung. Dalam tahap observasi ini pencipta terjun langsung ke lokasi untuk
mengembangkan data yang sudah ada dan mengunjungi tempat narasumber yang
terkait dengan program dokumenter ini. Setelah melakukan proses tersebut,
perancang karya telah mendapatkan izin oleh objek dan berhasil memasuki
lingkungan sekitar objek, bahkan kedalam hubungan yang lebih dalam lagi dengan
objek, sehingga pencipta dapat berkomunikasi dengan baik dan mempererat lagi
hubungan dengan objek. Dari situ pencipta memutuskan untuk menyatu dan
berbaur dengan objek maupun lingkungan yang berada disekitar objek, sehingga
menghilangkan jarak dan rasa asing objek terhadap pencipta.
Hasil dari observasi yang pencipta dapatkan sangat banyak, observasi dibagi
menjadi tiga yaitu data analisis, data fisik dan data narasumber.

31
Universitas Budi Luhur
OBSERVASI

1. Data Analisis
• Asisten ustadz Halim Ambiya, Ridwan
• Ustadz Halim Ambiya
• Bangkit Sanjaya
• Sir Ilham Jambak
2. Data Fisik
a) Pada hari pertama observasi atau pengamatan langsung ini, pencipta
menghadiri pertemuan antara pondok pesantren Tasawuf Underground
dengan Lab Teater Ciputat membahas tentang rencana mereka untuk
menampilkan pertunjukan teater pada acara “Kemah Moderasi” yang
akan diselenggarakan oleh kementrian agama di Bogor.
b) Menurut ustadz Halim Ambiya selaku pendiri pondok pesantren
Tasawuf Underground, penulis mendapatkan informasi mengenai
bahwa seni teater dalam konsep Peta Jalan Pulang bisa menjadi sarana
terapi untuk anak street punk dan sangat penting bagi pembenahan diri
mereka..
c) Menurut Bangkit Sanjaya dan Sir Ilham Jambak bahwa seni teater itu
benar bisa menjadi media terapi. Melalui proses latihan itu sendiri dan
dari mempelajari peran - peran yang diberikan.
3. Data Narasumber
No Nama Posisi/Jabatan Foto

1 Ustadz Pendiri pondok


Halim pesantren Tasawuf
Ambiya Underground

32
Universitas Budi Luhur
2 Bangkit Kepala Program
Sandjaya Lab Teater Ciputat

Dalam film :
Sutradara

3 Ari Sumitro Manager Company


Lab Teater Ciputat

Dalam film :
Penulis Naskah

4 Sir Ilham Pembina Lab


Jambak Teater Ciputat

Dalam film :
Instruktur Latihan

5 Vira Savira, Praktisi Psikologi


S. Psi., Kesehatan Mental
M.Psi.

3.4 Perencanaan konsep kreatif dan konsep teknis

Dalam membuat suatu program diperlukan suatu perencanaan yang matang


dalam segi konsep kreatif maupun segi teknis, hal ini dimaksudkan adalah untuk

33
Universitas Budi Luhur
mempermudah jalannya proses produksi. Berikut penjelasan masing-masing
perencanaan:

3.4.1 Perencanaan Konsep kreatif


Pada saat produksi, produser berusaha untuk memimpin dan mengarahkan
tim untuk melakukan proses produksi dari awal perencanaan produksi sampai
proses editing agar sesuai dengan desain produksi dan tema yang telah ditentukan.
Dari awal penyusunan ide yang disepakati, pencipta berusaha untuk
mewujudkannya dalam bentuk sebuah karya audio visual. Pencipta melakukan
brainstroming dengan tim sehingga lahir kesepakatan memilih program
dokumenter untuk diproduksi.
3.4.1.1 Ide dan Gagasan
Konsep atau sebuah ide yang pencipta lakukan muncul ketika pencipta
sedang melakukan observasi hari pertama dimana pencipta dipertemukan dengan
ustadz Halim Ambiya sedang mengadakan rapat dengan Lab Teater Ciputat untuk
ikut serta dalam acara yang diselenggarakan Kementrian Agama dengan
menampilkan teater di acara tersebut. Anak street punk ini butuh pelarian hal positif
dari kebiasaan negatif yang sering mereka lakukan di jalanan, maka dari itu teater
sangat pas untuk dijadikan terapi perubahan kebiasaan anak street punk.31
Mendengar pembahasan tersebut, pencipta mendapat ide lalu mengolah ide
menjadi sebuah konsep kreatif dengan program dokumenter potret yang
mengangkat tentang proses dari sebuah metode pemberdayaan yang dilakukan
pondok pesantren Tasawuf Underground terhadap anak street punk melalui seni
teater.
3.4.1.2 Statement
Pencipta ingin membuat sebuah program dokumenter yang berdurasi 24
menit yang menampilkan cerita tentang potret sebuah pondok pesantren yang
bernama Tasawuf Underground, pondok pesantren ini berisikan anak - anak jalanan

31
Statement Narasumber Halim Ambiya, pendiri Tasawuf Underground, November 2021.

34
Universitas Budi Luhur
yang biasa disebut dengan anak street punk dan melebeli pesantren tersebut dengan
sebutan pesantrenya anak punk atau tempat pulangnya anak street punk.
Audience akan dibawa untuk menyaksikan program dokumenter potret
berjudul “Jalan Pulang” yang menampilkan proses dari sosok ustadz Halim Ambiya
sekaligus pendiri dari pondok pesantren Tasawuf Underground menggunakan
konsep Peta Jalan Pulang sebagai metode pembelajaran bagi anak street punk serta
upaya pondok pesantren Tasawuf Underground memberikan terapi kepada anak
street punk melalui seni teater.
Dengan adanya tayangan ini diharapakan audience mendapat pemahaman
baru bahwa mereka bisa merubah kehidupannya bila mendapatkan pendampingan
yang sesuai. Sehingga lebih bijak lagi dalam menilai stigma dengan sudut pandang
yang berbeda.

35
Universitas Budi Luhur
3.4.1.3 Term of Reference (TOR)
TOR atau Term of Reference adalah suatu kerangka acuan yang berisi
pernyataan kebutuhan pekerjaan atau proyek. Dalam pembuatan karya Dokumenter
ini pencipta telah membuat sebuah angle cerita dan masalah.

Table 3.1 TOR atau Term of Reference


PENDEKATAN NARATIF PADA DOKUMETER POTRET
“JALAN PULANG” PONDOK PESANTREN TASAWUF UNDERGROUND

Masalah

Keunikan dari sebuah pondok pesantren pada umumnya dengan stigma bahwa
anak pesantren itu pelajar muslim yang rapih dan disiplin serta berpenampilan
alim dan juga rapih. Namun, berbeda dengan pondok pesantren Tasawuf
Underground, pondok pesantren ini berisikan anak - anak jalanan yang biasa
disebut dengan anak street punk dan melebeli pesantren tersebut dengan sebutan
pesantrenya anak punk atau tempat pulangnya anak street punk.

Fokus

Upaya pondok pesantren Tasawuf Underground memberikan terapi kepada


anak street punk melalui seni teater.

Angle

Sosok ustadz Halim Ambiya sekaligus pendiri dari pondok pesantren Tasawuf
Underground menggunakan konsep Peta Jalan Pulang sebagai metode
pembelajaran bagi anak street punk.

36
Universitas Budi Luhur
3.4.1.4 Sinopsis

Sinopsis adalah sebuah ringkasan cerita dari keseluruhan cerita dalam


program tersebut. Keseluruhan isi cerita di dalam program dokumenter potret yang
telah dirangkum secara umum yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada
khalayak untuk dapat mengikuti alur cerita dari program dokumenter tersebut.

Table 3.2 SINOPSIS


Program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”

Disini menceritakan tentang sebuah pondok pesantren bernama Tasawuf


Underground yang didirikan oleh ustadz Halim Ambiya untuk merangkul anak –
anak jalanan “street punk” juga memberikan edukasi dan keterampilan untuk
membekali kehidupan mereka agar dapat merubah beberapa aspek dalam
kehidupannya menjadi lebih positif dan kembali pada norma – norma sosial pada
umumnya.

Dalam proses pembinaannya pondok pesantren Tasawuf Underground


mengusung sebuah konsep pembinaan yang bernama Peta Jalan Pulang. Pada
awalnya Peta Jalan Pulang adalah sebuah konsep untuk menuntuk anak street punk
belajar agama dan kembali pulang kerumahnya masing - masing, kini maknanya
berkembang menjadi jalan pulang menuju ke kehidupan yang lebih baik.

Salah satu kegiatan dari metode tersebut adalah teater. Menurut ustadz Halim
Ambiya, teater bisa menjadi sebuah terapi yang sangat efektif untuk anak street
punk bisa memahami karakter diri sendiri dan juga orang lain melalui pendalaman
naskah lalu mengontrolnya.

37
Universitas Budi Luhur
3.4.1.5 Treatment

Treatment ini merupakan sebuah bentuk sketsa atau gambaran yang dapat
memberikan bentuk gambaran untuk memperjelas dari keseluruhan yang ada di isi
dalam cerita. Treatment ini pun dapat mempermudah sutradara membuat shooting
script sesuai alur cerita.

Table 3. 3 Treatment
Program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”
Format : Dokumenter Potret
Durasi : 24 Menit
Tema : Pondok Pesanter Tasawuf Underground
Produser : Fabioza Nuur Kautsar

Segment Content

• TEASER
• BUMPER JUDUL
• FOOTAGE DAERAH CIPUTAT DAN ANAK STREET PUNK
Voice over tentang anak street punk menemukan jalan
pulang.
• EXT. ESTABLISH PONDOK TASAWUF UNDERGROUND

I
• INT. USTADZ HALIM MENCERITAKAN APA ITU TASAWUF
UNDERGROUND
Stock shot dan narasi wawancara
• FOOTAGE USTADZ HALIM AMBIYA BERSAMA SANTRI PUNK
Voice over persahabatan ustadz halim dengan santri punk
• INT. USTADZ HALIM AMBIYA MENJELASKAN APA ITU PETA
JALAN PULANG
Stock shot dan narasi wawancara

38
Universitas Budi Luhur
• GRAFIS PEMAPARAN EMPAT PILAR DARI PETA JALAN
PULANG
Voice over pemaparan dari konsep Peta Jalan Pulang
• EXT. TANGGAPAN VIRA SAVIRA SEBAGAI PSIKOLOG
TENTANG PETA JALAN PULANG
Stock shot dan narasi wawancara
• FOOTAGE DAN GRAFIS TENTANG PILAR SENI BUDAYA
BESERTA HADIRNYA TEATER SEBAGAI MEDIA TERAPI
Voice over bridging hadirnya teater sebagai media terapi.

• INT. PENJELASAN USTADZ HALIM AMBIYA TERKAIT TEATER


SEBAGAI MEDIA TERAPI
Stock shot dan narasi wawancara
• EXT. CERITA AWAL DARI PROSES LATIHAN TEATER
BERSAMA ARI SUMITRO
Stock shot dan narasi wawancara
• INT. BANGKIT SANDJAYA MENCERITAKAN PROSES
LATIHAN TEATER
II
Stock shot dan narasi wawancara
• EXT. TANGGAPAN VIRA SAVIRA TERKAIT TEATER SEBAGAI
MEDIA TERAPI DALAM DUNIA PSIKOLOG
Stock shot dan narasi wawancara
• EXT. SIR ILHAM JAMBAK MENJELASKAN BAGAIMANA
PROSES METODE TEATER BISA MENJADI MEDIA TERAPI
BAGI ANAK STREET PUNK
Stock shot dan narasi wawancara

• FOOTAGE PROSES LATIHAN SAMPAI JR SEBELUM


III PERTUNJUKAN
Stock shot dan musik

39
Universitas Budi Luhur
• FOOTAGE PERTUNJUKAN
Stock shot dan musik
• INT. USTADZ HALIM AMBIYA MENEGASKAN TENTANG
MENGUBAH KEBIASAAN BURUK ANAK STREET PUNK
MELALUI SENI
Stock shot dan narasi wawancara
• CLOSING STATEMENT DARI VIRA SAVIRA
Stock shot dan narasi wawancara
• CLOSING ( BUMPER OUT )
• CREDIT TITLE
• COPY RIGHT

3.4.2 Perencanaan Konsep Teknis


Pencipta mencari dan mengumpulkan data - data atau materi yang
berhubungan dengan tema yang diangkat sebagai referensi. Materi ini baik berupa
tulisan, foto, video maupun informasi yang didapatkan dari narasumber-
narasumber untuk dikumpulkan menjadi satu, hingga dapat dirangkum dan
dikembangkan oleh penulis naskah. Pengumpulan yang dilakukan oleh pencipta
adalah :
3.4.2.1 Shooting Script
Naskah dalam dokumenter ini, disesuaikan dengan pemaparan para
narasumber. Selain untuk menguatkan data fakta, disini juga menggunakan
konsep narasi. Pemilihan konsep narasi pencipta pilih karena ingin
menceritakan melalui konsep 3 babak dalam 4 segmentasi, melalui fakta yang
didapat dari riset dan observasi yang dilakukan.

40
Universitas Budi Luhur
Table 3.4 Shooting Script
Program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”
Format : Dokumenter Potret
Durasi : 24 Menit
Tema : Pondok Pesanter Tasawuf Underground
Produser : Fabioza Nuur Kautsar

VISUAL
SHOT DIRECTION AUDIO
SHOT SIZE MOVE ANGLE
SEGMEN I
Pemandangan
Long Shot kubah masjid Backsound,
1 Tilt Up Eye Level
(LS) diantara Soundtrack
pepohonan
Backsound,
Establish jalan
2 Close Up Pan Left Eye Level Soundtrack &
raya
VO Narator

Backsound,
Full Shot Establish warung
3 Still Eye Level Soundtrack &
(FU) pinggir jalan
VO Narator

Backsound,
Full Shot Suasana terminal
4 Still Eye Level Soundtrack &
(FU) bis yang kecil
VO Narator
Suasana Punk
Medium Jalanan Backsound,
5 Follow Eye Level
Shot (MS) Mengamen di Soundtrack
Jalan
Suasana Punk
Backsound,
Full Shot Jalanan
6 Still Eye Level Soundtrack &
(FU) Mengamen di
VO Narator
Jalan
Eye Level Punk Jalanan Backsound,
Medium
7 Pan Right to Low istirahat setelah Soundtrack &
Shot (MS)
Angle ngamen VO Narator

Anak Punk Backsound,


Medium
8 Track In Eye Level bergaya saat Soundtrack &
Shot (MS)
ngamen VO Narator

41
Universitas Budi Luhur
Punk Jalanan Backsound,
9 Close Up Still Eye Level istirahat setelah Soundtrack &
ngamen VO Narator

Punk Jalanan Backsound,


Medium
10 Still Eye Level istirahat setelah Soundtrack &
Shot (MS)
ngamen VO Narator

Punk Jalanan Backsound,


11 Close Up Still Eye Level menghitung hasil Soundtrack &
mengamen VO Narator

Punk Jalanan Backsound,


12 Close Up Still Eye Level istirahat setelah Soundtrack &
ngamen VO Narator
Establish Tugu
Selamat Datang Backsound,
Full Shot
13 Still High Angle di kota Soundtrack &
(FU)
Tangerang VO Narator
Selatan
Suasana Interaksi Backsound,
Full Shot
14 Still Eye Level masyarakat di Soundtrack &
(FU)
kolong jembatan VO Narator

Backsound,
Full Shot Establish Plaza
15 Still High Angle Soundtrack &
(FU) Ciputat
VO Narator
Establish Jalan
Backsound,
Long Shot depan Kantor
16 Still Low Angle Soundtrack &
(LS) Kecamatan
VO Narator
Ciputat
Backsound,
17 Close Up Tilt Up Low Angle Lampu merah Soundtrack &
VO Narator
Establish Pondok
Full Shot Pesantren Backsound,
18 Still Eye Level
(FU) Tasawuf Music
Underground
Anak pondok
Medium Track Backsound,
19 Low Angle menyiram
Shot (MS) Out Music
tanaman
Anak pondok
Backsound,
20 Close Up Follow Eye Level menyiram
Music
tanaman

42
Universitas Budi Luhur
Wawancara
Full Shot
21 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Hiasan dinding
22 Close Up Pan Right Eye Level kayu Tasawuf VO Narasumber
Underground
Anak pondok
23 Close Up Pan Right Eye Level mendengarkan VO Narasumber
ustadz
Pa ustadz
Medium
24 Still Eye Level berdakwah pada VO Narasumber
Shot (MS)
anak pondok
Wawancara
Full Shot
25 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Montage
Full Shot postingan media
26 Still - VO Narasumber
(FU) sosial Tasawuf
Underground
Wawancara
Full Shot
27 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Montage
Full Shot postingan media
28 Still - VO Narasumber
(FU) sosial Tasawuf
Underground
Wawancara
Full Shot
29 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Pa ustadz
membantu
Medium
30 Still Eye Level memasang VO Narasumber
Shot (MS)
sarung anak
pondok
Wawancara
Full Shot
31 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Anak pondok
32 Close Up Still Eye Level Backsound
adzan
Anak pondok
Medium
33 Still Eye Level bersiap sholat Backsound
Shot (MS)
berjamaah
Wawancara
Full Shot
34 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya

43
Universitas Budi Luhur
Pa ustadz
Medium
35 Still Eye Level bercerita tentang VO Narasumber
Shot (MS)
anak pondok
Wawancara
Full Shot
36 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Pa ustadz
Full Shot Backsound &
37 Follow Eye Level bercerita tentang
(FU) VO Narator
anak pondok
Anak pondok
Full Shot Backsound &
38 Follow Eye Level mendengarkan
(FU) VO Narator
ustadz
Wawancara
Full Shot
39 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Anak pondok
40 Close Up Still Eye Level mendengarkan VO Narasumber
ustadz
Suasana dakwah
Full Shot
41 Still Eye Level harian di tasawuf VO Narasumber
(FU)
underground
Wawancara
Full Shot
42 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Lengan anak
43 Close Up Pan Right Eye Level anak pondok VO Narasumber
yang bertato
Anak anak
Medium pondok
44 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) mendengar
dakwah ustadz
Anak pondok
Medium
45 Tilt Up Eye Level memegang al- VO Narasumber
Shot (MS)
quran
Wawancara
Full Shot
46 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Anak pondok
47 Close Up Still Eye Level mendengar VO Narasumber
dakwah ustadz
Wawancara
Full Shot
48 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Ustadz Halim
Medium menyampaikan
49 Follow Eye Level Backsound
Shot (MS) pelajaran di
Pondok

44
Universitas Budi Luhur
Anak pondok
Medium mendengarkan
50 Still Eye Level Backsound
Shot (MS) pelajaran dari
ustadz
Full Shot suasana belajar
51 Follow Eye Level Backsound
(FU) agama di pondok
Hiasan dinding
52 Close Up Still Eye Level kayu Tasawuf VO Narator
Underground
Motion Graphic
53 - - - VO Narator
Peta Jalan Pulang

Motion Graphic
54 - - - VO Narator
Pillar Agama

Anak pondok
55 Close Up Still Eye Level VO Narator
mengaji

Medium Anak pondok


56 Still Eye Level VO Narator
Shot (MS) mengaji

Anak pondok
57 Close Up Still Eye Level VO Narator
mengaji
Motion Graphic
58 - - - Pilar Pendidikan VO Narator
Akademis
Anak pondok
59 Close Up Still High Angle VO Narator
Menulis

Laptop anak
60 Close Up Still Eye Level VO Narator
pondok
Anak Pondok
61 Close Up Still Eye Level mengerjakan VO Narator
tugas kuliah
Motion Graphic
62 - - - Pilar Pendidikan VO Narator
Ekonomi
Anak Pondok
63 Close Up Still Eye Level Bekerja di Kedai VO Narator
Pondok
Penyeduhan
64 Close Up Still Eye Level Kopi dengan VO Narator
teknik pouring

45
Universitas Budi Luhur
Medium Mesic Cuci di
65 Still Eye Level VO Narator
Shot (MS) Laundry Pondok
Motion Graphic
66 - - - Pilar Seni VO Narator
Budaya
Suasana anak
Full Shot VO Narator &
67 Track In Eye Level pondok bermain
(FU) Backsound
gitar
Medium Anak Pondok VO Narator &
68 Tilt Up Low Angle
Shot (MS) bernyani Backsound

Medium Wawancara
69 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Praktisi psikologi
Anak pondok
sedang
70 Close Up Follow Eye Level VO Narasumber
mengerjakan
tugas kuliah
Medium Anak Punk
71 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) mengamen

Hasil ngamen
72 Close Up Still Eye Level VO Narasumber
anak punk
anak punk
73 Close Up Still Eye Level mengikuti kelas VO Narasumber
online
Eye Level Anak pondok
Full Shot
74 Follow to Low membaca al- VO Narasumber
(FU)
Angle quran lalu kabur
Medium Wawancara
75 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Praktisi psikologi
Suasana hangat
Full Shot
76 Still Low Angle interaksi di VO Narasumber
(FU)
pondok
Anak pondok
Medium
77 Tilt down Eye Level menghitung VO Narasumber
Shot (MS)
laundry
Anak Pondok
Medium Tilt
78 Eye Level menyetrika VO Narasumber
Shot (MS) Down
laundry
Anak pondok
Medium
79 Pan Right Eye Level Menyeduk kopi VO Narasumber
Shot (MS)
di kedai

46
Universitas Budi Luhur
Medium Wawancara
80 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Praktisi psikologi
Anak pondok
Medium
81 Still Eye Level bernyanyi Backsound
Shot (MS)
diiringi ukulele
Anak pondok
Medium
82 Still Eye Level membuat screen VO Narator
Shot (MS)
sablon
Anak pondok
83 close up Still Eye Level membuat screen VO Narator
sablon
detail pengerjaan
84 close up Still Eye Level pembuatan VO Narator
screen sablon
Full Shot Lukisan dinding
85 Tilt Up Low Angle VO Narator
(FU) di pondok
Tingkah anak
Medium Track
86 Eye Level punk di mesh VO Narator
Shot (MS) Out
pondok
Medium Anak punk sholat
87 Follow Eye Level VO Narator
Shot (MS) di pondok
Foto anak punk
88 Close up Still Eye Level pondok bersama VO Narator
anaknya
Pan
Full Shot Lukisan dinding
89 Right, Low Angle VO Narator
(FU) di pondok
Tilt Up
Motion
90 - - - VO Narator
Animation Teater

Medium Anak pondok


91 Still Eye Level Backsound
Shot (MS) Bermain ukulele
Anak pondok
melakukan
Medium Follow,
92 Eye Level pemanasan Backsound
Shot (MS) Tilt Up
sebelum latihan
teater
Anak pondok
Medium melakukan
93 Still Eye Level VO Narator
Shot (MS) pemanasan
sebelum latihan
Anak pondok
Medium
94 Still Eye Level melakukan VO Narator
Shot (MS)
pemanasan

47
Universitas Budi Luhur
sebelum latihan
teater

Kaki Anak Punk


95 Close Up Still Eye Level berbaris saat VO Narator
pemanasan
Suasana saat
Medium
96 Still Eye Level istirahat setelah VO Narator
Shot (MS)
pemanasan
Wajah anak punk
97 Close Up Still Eye Level memegang VO Narator
naskah
Anak Punk
98 Close Up Still Low Angle Minum setelah VO Narator
pemanasan
Wawancara
Full Shot
99 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Full Shot Suasana latihan
100 Still Eye Level VO Narasumber
(FU) gerak

Medium Suasana latihan


101 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) gerak

Full Shot Suasana latihan


102 Still High Angle VO Narasumber
(FU) gerak

Full Shot Anak pondok


103 Still High Angle VO Narasumber
(FU) saat latihan gerak
Wawancara
Full Shot
104 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Follow,
Full Shot Suasana latihan
105 Track Eye Level VO Narasumber
(FU) gerak
Out
Medium Suasana latihan
106 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) gerak
Wawancara
Full Shot
107 Still Eye Level Ustadz Halim VO Narasumber
(FU)
Ambiya
Medium Suasana latihan
108 Still Low Angle VO Narasumber
Shot (MS) gerak

Medium Wawancara
109 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director

48
Universitas Budi Luhur
Follow,
Full Shot Suasana latihan
110 Track Eye Level VO Narasumber
(FU) gerak
Out
Medium Wawancara
111 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director
Anak pondok
Medium
112 Track in High Angle gagap saat Backsound
Shot (MS)
membaca naskah
Medium Wawancara
113 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director
Follow,
Full Shot Anak pondok
114 Track Eye Level VO Narasumber
(FU) latihan naskah
Out
Medium Wawancara
115 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director
Floor director
Medium menjelaskan
116 Still Eye Level Backsound
Shot (MS) aturan main
latihan teater
Anak Pondok
117 Close Up Still Eye Level Backsound
membaca naskah

118 Close Up Still High Angle Naskah Teater Backsound

Penjelasan
119 Close up Follow Eye Level Backsound
tentang arti Koor

Medium Wawancara
120 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director

Full Shot Suasana latihan


121 Still Eye Level VO Narasumber
(FU) gerak

Medium Wawancara
122 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director
Suasana latihan
Medium
123 Still Eye Level gerak dengan VO Narasumber
Shot (MS)
naskah
Medium Wawancara
124 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Floor Director

49
Universitas Budi Luhur
Contoh intonasi
Medium
125 Still Eye Level untuk pembacaan Backsound
Shot (MS)
naskah
Anak pondok
Medium mencoba
126 Still Eye Level Backsound
Shot (MS) membaca baris
dialog
Establish Pondok
Pan Left,
Long Shot Pesantren
127 Tilt Eye Level Backsound
(LS) Tasawuf
Down
Underground
Hiasan dinding
Full Shot
128 Still Low Angle kayu Tasawuf Backsound
(FU)
Underground
Anak pondok
Medium mencoba
129 Follow Eye Level Backsound
Shot (MS) membaca baris
dialog
Medium Wawancara
130 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara

Medium Suasana latihan


131 Follow Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) teater di pondok
Motion
132 - - - Animation VO Narasumber
kepala batu
Medium Wawancara
133 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara

Suasana latihan
134 Close Up Still Eye Level VO Narasumber
teater di pondok

Medium Suasana latihan


135 Pan Left Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) teater di pondok

Medium Wawancara
136 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara
Pa Ustadz
Medium
137 Follow Eye Level merekam latihan Backsound
Shot (MS)
anak pondok
Full Shot Suasana latihan
138 Still High Angle Backsound
(FU) teater di pondok

Medium Anak pondok Backsound &


139 Follow Eye Level
Shot (MS) berdiskusi saat VO Narasumber

50
Universitas Budi Luhur
latihan teater di
pondok

Medium Wawancara
140 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara
Suasana Latihan
Full Shot
141 Still Eye Level Teater di malam VO Narasumber
(FU)
hari
Suasana Latihan
Medium
142 Still Eye Level Teater di malam VO Narasumber
Shot (MS)
hari
Medium Wawancara
143 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara
Wak Sir
mengkoreksi
Medium
144 Still Eye Level gerakan anak VO Narasumber
Shot (MS)
pondok saat
latihan
Medium Wawancara
145 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Sutradara

Medium Wawancara
146 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Praktisi psikologi
Suasana Latihan
Full Shot
147 Still Eye Level Teater di malam VO Narasumber
(FU)
hari
Motion
Animation
148 - - - VO Narasumber
mengobok obok
emosi
Medium Wawancara
149 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Praktisi psikologi
Suasana Latihan
Medium
150 Follow Eye Level Teater di malam Backsound
Shot (MS)
hari
Wawancara Wak
Medium
151 Still Eye Level Sir, Lab Teater VO Narasumber
Shot (MS)
Ciputat
Medium Latihan Teater di
152 Follow Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) Aula Uin
Wawancara Wak
Medium
153 Still Eye Level Sir, Lab Teater VO Narasumber
Shot (MS)
Ciputat

51
Universitas Budi Luhur
Medium Suasana Latihan
154 Still Eye Level VO Narasumber
Shot (MS) teater
Wawancara Wak
Medium
155 Still Eye Level Sir, Lab Teater VO Narasumber
Shot (MS)
Ciputat
Anak pondok
156 Close Up Still Eye Level setelah beberapa Backsound
hari latihan
Suasana Latihan
Medium
157 Follow Eye Level Teater di malam Backsound
Shot (MS)
hari
Medium Latihan Teater di
158 Follow Eye Level Backsound
Shot (MS) Aula Uin
Pendapat ustadz VO
Medium
159 Still Eye Level tentang latihan Narasumber,
Shot (MS)
anak pondok Backsound
Suasana Latihan VO
Medium
160 Follow Eye Level Teater di malam Narasumber,
Shot (MS)
hari Backsound
Suasana Latihan VO
161 Close Up Follow Eye Level Teater di malam Narasumber,
hari Backsound
Sutradara
Medium menjelaskan Backsound,
162 Follow Eye Level
Shot (MS) aturan di Music
panggung
Suasana Latihan
Medium Backsound,
163 Follow Eye Level Teater di aula
Shot (MS) Music
UIN
Latihan
pembacaan
Medium Backsound,
164 Still Eye Level dialog bersama
Shot (MS) Music
Lab Teater
Ciputat
Pembacaan
Medium Backsound,
165 Still Eye Level dialog oleh Lab
Shot (MS) Music
anak pondok
Komentar anak
Backsound,
166 Close Up Still Eye Level pondok tentang
Music
latihan teater
Masukan dari
Medium Backsound,
167 Still Low Angle Lab Teater
Shot (MS) Music
Ciputat

52
Universitas Budi Luhur
Anak pondok
Medium mencoba Backsound,
168 follow Eye Level
Shot (MS) membawakan Music
dialog
Komentar anak
pondok tentang Backsound,
169 Close Up Still Eye Level
pementasan Music
besok
Lab Teater
Ciputat Backsound,
170 Close Up Still Eye Level
Mengumumkan Music
keberangkatan
Suasana
Medium
171 Still Eye Level keberangkatan di Music
Shot (MS)
bis
Establish
Full Shot
172 Still Eye Level Highland Park Music
(FU)
Resort Bogor

173 Close Up Dynamic Eye Level Bunga Matahari Music

Komentar anak
Backsound,
174 Close Up Still Eye Level pondok tentang
Music
pementasan
Anak pondok
Medium mengajak Backsound,
175 Still Eye Level
Shot (MS) beribadah Music
sebelum GR
Full Shot Suasana ibadah
176 Still Low Angle Music
(FU) sebelum GR

Full Shot
177 Pan left Eye Level Persiapan GR Music
(FU)

Medium Tim Teater ber- Backsound &


178 Still Eye Level
Shot (MS) swafoto Music
Wak Sir
Mmenjelaskan
Backsound &
179 Close Up Still Eye Level kondisi
Music
pementasan
terkait panggung
Anak pondok
berkoordinasi Backsound &
180 Close Up Track In Eye Level
tentang Music
pementasan

53
Universitas Budi Luhur
Pa Ustadz
Medium memberi Backsound &
181 Still Eye Level
Shot (MS) semangat sbelum Music
pementasan
Group Cheer Tim
Full Shot Backsound &
182 Still High Angle pentas Jalan
(FU) Music
Pulang
Suasana saat
Medium Backsound &
183 Still Eye Level menunggu detik
Shot (MS) Soundtrack
detik tampil
Suasana saat
Medium Backsound &
184 Dynamic Eye Level menunggu detik
Shot (MS) Soundtrack
detik tampil
Suasana saat
Medium Backsound &
185 Still Eye Level menunggu detik
Shot (MS) Soundtrack
detik tampil
Suasana saat
Medium Backsound &
186 Dynamic Eye Level menunggu detik
Shot (MS) Soundtrack
detik tampil
MC
Mengumumkan
Full Shot Backsound &
187 Still Low Angle penampilan
(FU) Soundtrack
teater Jalan
Pulang
Long Shot Pentas Teater Backsound &
188 Still Eye Level
(LS) Jalan Pulang Soundtrack

Medium Pentas Teater Backsound &


189 Track out Low Angle
Shot (MS) Jalan Pulang Soundtrack

Long Shot Pentas Teater Backsound &


190 Still Eye Level
(LS) Jalan Pulang Soundtrack

Medium Pentas Teater Backsound &


191 Dynamic Low Angle
Shot (MS) Jalan Pulang Soundtrack

Long Shot Pentas Teater Backsound &


192 Still Eye Level
(LS) Jalan Pulang Soundtrack

Medium Pentas Teater Backsound &


193 Follow Low Angle
Shot (MS) Jalan Pulang Soundtrack

Medium Pentas Teater Backsound &


194 Still Low Angle
Shot (MS) Jalan Pulang Soundtrack

Long Shot Pentas Teater Backsound &


195 Still Eye Level
(LS) Jalan Pulang Soundtrack

54
Universitas Budi Luhur
Long Shot Pentas Teater Backsound &
196 Still Eye Level
(LS) Jalan Pulang Soundtrack

Medium Tilt Pentas Teater Backsound &


197 Eye Level
Shot (MS) Down Jalan Pulang Soundtrack
Long Shot
198 Still Low Angle Lampu merah VO Narasumber
(LS)
Full Shot Anak Punk
199 Still Eye Level VO Narasumber
(FU) ngamen
Kotak
200 Close Up Still Eye Level sumbangan VO Narasumber
ngamen
Full Shot Wawancara Pa VO Narasumber
201 Still Eye Level
(FU) Ustadz & Soundtrack
Latihan teater
Medium VO Narasumber
202 Still Eye Level pertama anak
Shot (MS) & Soundtrack
pondok
Suasana makan
Full Shot VO Narasumber
203 Still Eye Level bersama anak
(FU) & Soundtrack
anak pondok
Latihan teater
Medium VO Narasumber
204 Still Eye Level pertama anak
Shot (MS) & Soundtrack
pondok
Full Shot Wawancara Pa VO Narasumber
205 Still Eye Level
(FU) Ustadz & Soundtrack
Medium Wawancara VO Narasumber
206 Still Eye Level
Shot (MS) Praktisi psikologi & Soundtrack
Anak pondok
Full Shot VO Narasumber
207 Still Eye Level jahil saat latihan
(FU) & Soundtrack
teater
Tim teater saling
Medium VO Narasumber
208 Still Eye Level memakaikan
Shot (MS) & Soundtrack
kostum
Anak pondok
Medium VO Narasumber
209 Still Eye Level jahil saat latihan
Shot (MS) & Soundtrack
teater
Anak pondok
Medium menenangkan VO Narasumber
210 Still Eye Level
Shot (MS) satu sama lain & Soundtrack
saat latihan
Anak pondok
Medium VO Narasumber
211 Still Eye Level tertawa saat
Shot (MS) & Soundtrack
latihan teater

55
Universitas Budi Luhur
Anak pondok
Medium VO Narasumber
212 Still Eye Level jahil saat latihan
Shot (MS) & Soundtrack
teater
Medium Wawancara VO Narasumber
213 Still Eye Level
Shot (MS) Praktisi psikologi & Soundtrack

214 - - - Credit Title Soundtrack

3.4.2.2 Pengumpulan Materi


Pencipta mencari dan mengumpulkan data-data atau materi yang
berhubungan dengan tema yang diangkat sebagai referensi. Materi ini baik berupa
tulisan, foto, video, mupun informasi yang didapatkan oleh pencipta dari
narasumber - narasumber untuk dikumpulkan menjadi satu, hingga dapat
dirangkum dan dikembangkan menjadi sebuah naskah. Informasi tersebut sekaligus
untuk mengembangkan ide dan konsep dari seorang produser.

3.4.2.3 Penentuan Narasumber


Dalam menentukan narasumber sebagai sumber informasi, perancang karya
melakukan riset dan observasi ke lokasi penelitian. Hasil dari observasi tersebut,
perancang karya menemukan beberapa narasumber yang perancang karya rasa
cukup relevan dalam memberikan informasi untuk film dokumenter ini. Berikut
merupakan daftar narasumber dan alasan perancang karya memilih narasumber
tersebut:
Table 3. 5 Daftar Narasumber
Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

No Nama Posisi/Jabatan

1 Ustadz Halim Ambiya Pendiri pondok pesantren Tasawuf


Underground

2 Bangkit Sandjaya Kepala Program Lab Teater Ciputat


Dalam film : Sutradara

3 Ari Sumitro Manager Company Lab Teater Ciputat


Dalam film : Penulis Naskah

56
Universitas Budi Luhur
4 Sir Ilham Jambak Pembina Lab Teater Ciputat
Dalam film : Instruktur Latihan
5 Vira Savira, S. Psi., M.Psi. Praktisi Psikologi Kesehatan Mental

3.4.2.4 Rundown Program


Rundown program adalah susunan isi cerita dari sebuah program acara yang
dibatasi oleh durasi (panjangnya item acara), segmentasi, dan deskripsi atau bahasa
naskah.
3.4.2.5 Equipment/Peralatan
Peralatan yang pencipta gunakan dari tahap awal hingga akhir produksi
sangat banyak, terutama pada saat proses produksi berlangsung. Peralatan yang
digunakan terbagi menjadi dua yaitu peralatan pinjam dan peralatan sewa. Peralatan
yang akan digunakan saat proses pengambilan gambar/ shooting adalah sebagai
berikut:
Table 3. 6 Equipment List
Program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”

No Jenis Barang Seri/Type Jumlah Keterangan


Kamera
1 Sony A7 Mark II 1 Sewa
Mirorless
Kamera
2 Sony A6000 1 Pinjam
Mirorless
3 Kamera DSLR Canon 700D 1 Pinjam

4 Lensa Sony FE 16-35 1 Sewa


5 Lensa Sony FE 28mm 1 Sewa

6 Mic Rode VideoMicro 1 Pribadi

7 Memory Card Sandisk 32Gb 1 Pinjam


8 Memory Card Sandisk 64Gb 1 Pribadi

9 Leptop Lenovo 1 Pinjam

10 Leptop Dell 1 Sewa

11 Hard disk WD Pasport 1 Pribadi

57
Universitas Budi Luhur
3.5 Perencanaan Produksi
Berikut adalah tahap-tahap proses pra produksi, produksi sampai pasca
produksi yang akan di lakukan dalam penciptaan karya ini :

3.5.1 Pra Produksi


Pra produksi adalah tahapan yang penting dalam pembuatan program
dokumenter, sebuah produksi akan berjalan lancar dan baik karena perlu
mempersiapkan produksi agar hasilnya baik, berikut adalah tahapan pra produksi
yang pencipta lakukan adalah sebagai berikut :
3.5.1.1 Penemuan Ide Penciptaan Karya
Penentuan ide dan konsep harus dilakukan terlebih dahulu, mengenai ide dan
konsep program juga harus dibicarakan dengan semua crew, bertukar pendapat
mengenai ide-ide kreatif dan hal-hal menarik apa saja yang akan diangkat dan
kemudian dibuat kedalam program dokumenter. Ide ini muncul ketika pencipta
sedang melakukan sebuah kegiatan guna memenuhi nilai tugas dari salah satu mata
kuliah.
3.5.1.2 Menentukan Tema
Setelah merumuskan ide dan konsep serta membentuk tim, pencipta dan
rekan mencapai kesepakatan mengenai tema yang akan diangkat dalam
menciptakan program dokumenter ini. Selaku produser dalam program ini, maka
pencipta menggunakan konsep pendekatan naratif. Disini pencipta menggunakan
narator. Naratif yang dibuat akan berhubungan dengan pernyataan yang diberikan
oleh narasumber dan pencipta menggunakan voice over untuk menuturkan isi dan
pesan dalam film juga sebagai sudut pandang dalam film dokumenter tersebut,
sehinggan audience dapat dengan mudah memahami alur filmnya
3.5.1.3 Pengumpulan Materi
Pencipta mencari materi yang berhubungan dengan topik yang diangkat
sebagai referensi baik berupa tulisan, foto, internet maupun informasi dari
narasumber.

58
Universitas Budi Luhur
3.5.1.4 Survey atau Riset
Pencipta melakukan survey atau riset terhadap objek yang akan diangkat,
sebagai gambaran, bekal dan referensi ketika mematangkan pada waktu produksi
sekaligus hunting lokasi untuk pemilihan lokasi shooting, sekaligus melihat alat apa
saja yang nantinya akan dibutuhkan selama pengambilan gambar berlangsung dan
juga meminta ijin kepada pihak- pihak yang dijadikan sebagai narasumber setempat
untuk melakukan shooting selama beberapa hari.

3.5.1.5 Menentukan Tim Produksi


Dalam program film dokumenter ini memiliki tim produksi yang nantinya
akan membantu Penulis Naskah dalam mengembangkan bahasa tulisan menjadi
bahasa visual, sebagai berikut :

Produser : Fabioza Nuur Kautsar


Sutradara : Georgina Devina
Penulis Naskah : Fabioza Nuur Kautsar
Kameramen : 1. Fabioza Nuur Kautsar
2. Zemil Ghairi
3. Muhammad Fadhil
Editor : 1. Fabioza Nuur Kautsar
Grafis : Georgina Devina
Narator : Georgina Devina
Penerjemah subtitle : Reind Sakheffa

3.5.1.6 Jadwal kerja / Working Schedule


Sebelum melakukan kegiatan produksi, pencipta terlebih dahulu membuat
working schedule atau jadwal kerja sebagai pedoman saat menjalankan proses
shooting agar semua yang direncanakan berjalan dengan lancar.

59
Universitas Budi Luhur
Table 3. 7 Jadwal Kerja (Working Schedule)
Program Dokumenter “Jalan Pulang”

Target Per Minggu


No Tahap Aktivitas
1 2 3 4

Oktober 2021

1 Penemuan Ide dan Pamilihan Tema *

2 Pengembangan Gagasan *

3 Pengumpulan Materi * *

4 Survey dan Riset *

5 Analisis Naskah *

Pra Pertemuan Produser, Sutradara Dan


6 *
Produksi Penulis Naskah

7 Menentukan Tim Produksi *

8 Menghubungi Narasumber *

9 Mengurai Budget Produksi *

10 Membuat Jadwal Kerja * *

11 Membuat Jadwal Shooting * *

November 2021

1 Mempersiapkan Perlengkapan *
Produksi
2 Shooting * * * *

60
Universitas Budi Luhur
3 Evaluasi *

4 Logging *

5 Dubbing *

Desember 2021

1 Editting * *
Pasca
2 Mixing *
Produksi

3 Revisi *

61
Universitas Budi Luhur
3.5.1.7 Jadwal Shooting
Sebelum melakukan shooting, pencipta terlebih dahulu membuat Jadwal
Schedule agar kegiatan selama shooting berlangsung berjalan sesuai dengan yang
sudah dijadwalkan.
Table 3.8 Jadwal Shooting
Program Dokumenter “Jalan Pulang”

Waktu
No. Hari dan Tanggal Kegiatan
Pelaksanaan

1. 11.00 – 13.00 Briefing tim produksi

Memeriksa peralatan dan


2. 13.00 – 13.30
perlengkapan

Menuju lokasi pondok Tasawuf


3. 13.30 – 14.00
Underground

Pengambilan gambar aktivitas


4. 14.00 – 15.00 pondok pesantren Tasawuf
Underground

15 – 30
5. 15.00 – 15.30 ISOMAN
November 2021

Pengambilan gambar proses


6. 15.30 – 17.40
latihan teater

7. 17.40 – 18.15 Break Maghrib

Pengambilan gambar shalat


8. 18.15 – 19.00
maghrib, ngaji dan kajian

9. 19.00 – 19.30 ISOMAN

62
Universitas Budi Luhur
Pengambilan gambar proses
10. 19.30 – 22.00
Latihan teater

1. 11.00 – 13.00 Briefing tim produksi

Memeriksa peralatan dan


2. 13.00 – 13.30
perlengkapan

Menuju lokasi pondok Tasawuf


3. 13.30 – 14.00
Underground

4. 14.00 – 15.00 Wawancara Ustadz Halim Ambiya

5. 15.00 – 15.30 ISOMAN

17 November 2021

6. 15.30 – 17.40 Aktivitas kegiatan kedai kopi

7. 17.40 – 18.15 Break Maghrib

Pengambilan gambar shalat


8. 18.15 – 19.00
maghrib, ngaji dan kajian

9. 19.00 – 19.30 ISOMAN

Pengambilan gambar proses


10. 19.30 – 22.00
Latihan teater

63
Universitas Budi Luhur
1. 11.00 – 13.00 Briefing tim produksi

Memeriksa peralatan dan


2. 13.00 – 13.30
perlengkapan

Menuju lokasi pondok Tasawuf


3. 13.30 – 14.00
Underground

Pengambilan gambar aktivitas


4. 14.00 – 15.00
kedai kopi

5. 15.00 – 15.30 ISOMAN

Pindah lokasi latihan ke Teater


6. 15.30 – 16.00
Elnama
18 November 2021
Pengambilan gambar proses
7. 16.00 – 17.40
latihan teater

8. 17.40 – 18.15 Break Maghrib

Pengambilan gambar shalat


9. 18.15 – 19.00
maghrib, ngaji dan kajian

10. 19.00 – 19.30 ISOMAN

Pengambilan gambar proses


11. 19.30 – 22.00
latihan teater

12. 22.00 – 22.30 Wawancara Bangkit Sandjaya

64
Universitas Budi Luhur
1. 08.00 – 08.30 Briefing tim produksi

Memeriksa peralatan dan


2. 08.30 – 08.45
perlengkapan

Menuju lokasi pondok Tasawuf


3. 08.45 – 09.00
Underground

Pengambilan gambar aktivitas


4. 09.00 – 12.00
laundry

5. 12.00 – 12.30 ISOMAN

Pengambilan gambar santri


6. 12.30 – 14.00
melakukan perkuliahan online

Pengambilan gambar aktivitas


7. 20 November 2021 14.00 – 15.00
kedai kopi

8. 15.00 – 15.30 ISOMAN

Pengambilan gambar proses


9. 15.30 – 17.40
latihan teater

10. 17.40 – 18.15 Break Maghrib

Pengambilan gambar shalat


11. 18.15 – 19.00
maghrib, ngaji dan kajian

12. 19.00 – 19.30 ISOMAN

Pengambilan gambar proses


13. 19.30 – 22.00
latihan teater

65
Universitas Budi Luhur
14. 22.00 – 22.30 Wawancara Wak Sir

15. 22.30 – 23.00 Evaluasi

1. 12.30 – 13.00 Breafing tim produksi

Mempersiapkan peralatan dan


2. 13.00 – 13.30
perlengkapan

3. 4 Desember 2021 13.30 – 14.00 Menuju lokasi narasumber

4. 14.00 – 16.00 Wawancara Vira

5. 16.00 – 17.00 Evaluasi

66
Universitas Budi Luhur
3.5.1.8 Perencanaan Budgeting
Pembuatan karya yang dilakukan oleh pencipta tidak semudah yang
dibayangkan, banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan demi membuat karya
dokumenter yang dapat bermanfaat bagi audience. Perencanaan budgeting juga
terjadi dalam produksi karya dokumenter kami.
Table 3.9 Budgeting
Program Dokumenter “Jalan Pulang”

Pra Produksi
Meeting Konsumsi Rp 30.000 3 Hari Rp 90.000
1. dan
Transportasi Rp 15.000 3 Hari Rp 45.000
Survey
Produksi
Transportasi Rp 15.000 21 Hari Rp 315.000
1. Shooting
Konsumsi Rp 30.000 21 Hari Rp 450.000
Sewa Sony A7
Mark II dan Lensa Rp 500.000 3 Hari Rp 1.500.000
FE 16-35mm
2. Peralatan Sewa Lensa Sony
Rp 100.000 3 Hari Rp 300.000
FE 28mm
Sewa Lensa
Rp 150.000 4 Hari Rp 600.000
Canon 16-35mm
Pasca Produksi
Konsumsi Rp 30.000 4 Hari Rp 120.000
1. Editing
Jasa Grafis Rp 100.000 3 Hari Rp 300.000
Pulsa Internet Rp 100.000 - Rp 100.000
2. Promosi Poster Rp 4.000 4 Lembar Rp 16.000
Roll Banner Rp 180.000 1 Lembar Rp 180.000
SUB TOTAL Rp 7.916.000

67
Universitas Budi Luhur
3.5.2 Produksi
Produksi merupakan tahapan lanjutan setelah pra produksi yaitu pelaksanaan
shooting ataupun rekaman audio dan visual pada objek yang telah ditentukan,
termasuk pula dalam pengambilan statement dari narasumber.
Saat produksi berlangsung, disinilah peran penting seorang produser, yang
harus bisa menyiapkan tim atau crew yang tepat untuk pengambilan gambar, setiap
pergerakan atau aktivitas tokoh.
3.5.2.1 Perencanaan Shooting
Proses shooting akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
oleh narasumber yang bersangkutan. Pengambilan gambar kegiatan atau aktivitas
penting narasumber lainnya yang tidak bisa dilakukan pada waktu dan hari yang
sama, sehingga pencipta bersama dengan tim tidak bisa memaksa untuk menetukan
waktu untuk shooting. Jadi pencipta terlebih dahulu harus membicarakan dan
membuat kesepakatan mengenai waktu untuk shooting yang akan dilakukan.
3.5.2.2 Wawancara
Sebelum wawancara dilakukan tim melakukan pendekatan terlebih dahulu
dengan tokoh ataupun narasumber mengenai pertanyaan- pertanyaan yang akan
diajukan. Hal ini bertujuan agar tokoh dan narasumber dapat memahami pertanyaan
itu sendiri dan tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya pada saat shooting
wawancara berlangsung.
Table 3.10 Daftar Pertanyaan
Program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”

Narasumber Daftar Pertanyaan


⮚ Bagaimana awal berdirinya pondok pesantren Tasawuf
Ustadz Halim Underground?
Ambiya
(Pendiri Pondok ⮚ Apa itu konsep Peta Jalan Pulang?
Pesantren Tasawuf ⮚ Kenapa teater bisa menjadi media terapi yang sejalan
Underground) dengan konsep Peta Jalan Pulang?

68
Universitas Budi Luhur
⮚ Apa saja tahapan latihan teater?
Ari Sumitro
(Penulis Naskah ⮚ Apa pendapat Bangkit Sandjaya dalam melatih anak street
dan Instruktur punk untuk melakukan pentas teater?
Latihan Lab ⮚ Apakah ada penyesuaian yang diterapkan dalam latihan
Teater Ciputat) teater?
⮚ Apa saja tahapan latihan teater?
Bangkit Sandjaya ⮚ Apa pendapat Bangkit Sandjaya dalam melatih anak street
( Sutradara Lab punk untuk melakukan pentas teater?
Teater
Ciputat ) ⮚ Apakah ada penyesuaian yang diterapkan dalam latihan
teater?
⮚ Adakah metode latihan yang dikhususkan untuk anak street
punk yang berhubungan dengan konsep Peta Jalan Pulang?
Sir Ilham Jambak ⮚ Bagaimana caranya teater dapat mengajarkan individu agar
( Pembina Lab dapat mengenal diri sendiri?
Teater Ciputat )
⮚ Apa cerita pribadi Wak Sir dalam berproses mengenal diri
lewat teater?
⮚ Adakah teori psikologi dibalik terapi menggunakan media
Vira Savira, S. Psi., seni teater?
M.Psi. ⮚ Perubahan apa saja yang dapat di observasi lewat terapi ini?
( Praktisi Psikologi
Kesehatan Mental ) ⮚ Apa pendapat Vira Savira dalam menggunakan seni teater
sebagai bentuk terapi untuk anak street punk?

3.5.2.3 Narasi
Dalam dokumenter ini, konstruksi narasi yang digunakan terbagi menjadi tiga
babak yaitu pembukaan, isi dan penutup. Pencipta akan memperluas dan
mengerucutkan statement yang disampaikan oleh narasumber menjadi narasi
objektif yang dikemas dalam bentuk voice over.
1. Narasi Objektif
Walaupun narasi menjadi benang merah penuturan, tetapi isi
wawancara tidak dijadikan argumentasi dari yang disampaikan narasi. Isi
narasi diutarakan seperti sebuah keterangan atau pengumuman, disertai
pertanyaan-pertanyaan. Isi wawancara berperan sebagai jawaban dari
yang ingin diketahui oleh isi narasi, sehingga isi narasi itu dalam bentuk

69
Universitas Budi Luhur
pertanyaan-pertanyaan. Narasi objektif lebih banyak mengajukan
pertanyaan mengenai kenapa dan bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi.
2. Voice Over
Narator menambahkan perspektif dan empati kedalam film
dokumenter yang dapat membantu penonton lebih terhubung dengan
subjek. Hubungan langsung antara penonton dan karakter dalam film
membawa penonton lebih dekat dengan aksi cerita. Penonton bukan lagi
pengamat biasa, melainkan partisipan aktif dalam cerita.
Pencipta mencoba mendesain isi film dengan konsep ini, dengan tujuan untuk
menumbuhkan rasa empati penonton dengan cara menciptakan pengalaman
menonton yang terasa ringan dan tidak menghakimi maupun menggurui.

3.5.3 Pasca Produksi


Pasca Produksi adalah bagian dari proses pembuatan film, video, iklan video,
fotografi atau karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses perekaman
visual. Dalam konteks film bisa kita sederhanakan lagi, yaitu pasca produksi adalah
kegiatan yang dilakukan setelah praproduksi dan produksi.32 Berikut tahapan-
tahapan yang pencipta dan rekan lakukan di pasca produksi :
3.5.3.1 Logging
Perancang karya dan rekan melakukan editing offline yaitu meninjau kembali
gambar yang telah diambil dan mencatat gambar mana saja yang dipakai maupun
tidak terpakai.
3.5.3.2 Editing
1. Melakukan pemotongan gambar yang ditampilkan berupa grafis dan gambar
hasil rekaman.
2. Gambar disusun secara sistematis dengan merangkai gambar secara dissolve
dan cut to cut.
3. Untuk gambar lebih menarik, dilengkapi dengan variasi effect.

32
Nurul Muslimin, Bikin Film Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri, (Yogyakarta: Araska,
2018), hlm. 119

70
Universitas Budi Luhur
4. Menggabungkan hasil rekaman narasi yang sudah dilakukan pada tahap
produksi.
5. Membuat grafis dan opening program.
3.5.3.3 Mixing
Setelah gambar grafis dan hasil pengambilan gambar telah terangkai dengan
rapih dan baik, tahap selanjutnya adalah mixing dengan bentuk audio berupa narasi
dan musik instrument.
3.5.3.4 Preview
Pencipta dan rekan melakukan preview, preview dilakukan setelah program
telah selesai melalui tahapan editing dan mixing yaitu sebagai evaluasi akhir dan
dapat diapresiasi oleh khalayak, sehingga dapat diketahui apa saja kelebihan dan
kekurangan dari program acara tersebut.

71
Universitas Budi Luhur
BAB IV
IMPLEMNTASI KARYA

4.1 Pembahasan Karya

Pendekatan naratif dapat dilakukan dengan konstruksi konvensional tiga


babak penuturan yaitu awal, tengah, akhir.33 Pada awal film, pencipta menampilkan
gambaran secara singkat tentang apa itu Tasauf Underground dari ustadz Halim
Ambiya dengan visual berbagai gambar pondok pesantren Tasawuf Underground.
Juga beberapa kegiatan disana hingga penjelasan dari konsep Peta Jalan Pulang,
pada dibagian tengah pencipta memaparkan pilar seni budaya dari konsep Peta
Jalan Pulang didapingi dengan tanggapan dari Vira Savira sebagai psikolog yang di
dalmanya terdapat seni teater sebagai media terapi, serta mengikuti proses latihan
teater para santri hingga tampil dalam acara “Kemah Moderasi” tanggal 30
November 2021 didampingi dengan statement terkait teater sebagai media terapi
dari Ari Sumitro, Bangkit Sandjaya dan Wak Sir, dan pencipta akhiri dengan
steatmen ustadz Halim Ambiya dan Vira Savira sebagai kesimpulan dan closing
statement.
Konsep pendekatan dalam film dokumenter ini yaitu pendekatan naratif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, naratif berarti bersifat narasi; bersifat
menguaraikan, menjelaskan dan sebagainya atau prosa yang subjeknya merupakan
suatu rangkaian kejadian. Pendekatan naratif ini digunakan agar penonton dapat
dengan mudah masuk kedalam alur cerita yang dirangkai dan merasa menjadi
bagian dari perjalanan. Mengalami jatuh, bangun, letih, dan kebahagiaan yang sama
dengan subjek dalam film. Dalam menuturkan cerita dalam film ini pencipta
menggunakan sudut pandang (point of view), untuk menerangkan dari sisi mana dan
siapa yang bertutur dalam film tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya
semacam karakter atau tokoh yang akan menuturkan isi dan pesan dari film, di

33
Gerzon R. Ayawalia, Dari Ide Hingga Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2008), hlm. 99

72
Universitas Budi Luhur
dalam film dokumenter biasa diistilahkan dengan benang merah penuturan
(karakter yang mengikat keseluruhan cerita).
Maka dari itu, pencipta menghadirkan narator dalam bentuk voice over yang
menambahkan perspektif dan empati kedalam film dokumenter dan dapat
membantu penonton lebih terhubung dengan subjek. Hubungan langsung antara
penonton dan karakter dalam film membawa penonton lebih dekat dengan aksi
cerita. Penonton bukan lagi pengamat biasa, melainkan partisipan aktif dalam
cerita. Biasanya pengisi suara voice over dilakukan dalam sebuah film dokumenter
untuk menambahkan isi statement dari hasil wawancara dan menambahkan
informasi. Voice over biasanya diperkuat dengan menampilkan stock shoot sesuai
dengan narasi yang dibacakan.
Visual dengan narasi (voice over) atau isi penjelasan dari narasumber yang
selalu diseimbangkan dan dirangkai menjadi sebuah jalan cerita. Penggunaan voice
over dapat menghemat waktu layar yang berharga karena pembuat film tidak perlu
menghabiskan waktu ekstra untuk menunjukkan informasi kepada penonton, dan
dapat membuat penonton menyimpulkan makna sebenarnya. Pencipta dapat secara
eksplisit memberi tahu penonton apa yang perlu mereka ketahui untuk
menggerakkan cerita. Voice over ini pencipta gunakan pada prolog, transisi per
segment seperti pada segment satu ke dua yaitu penjelasan secara singkat penerapan
konsep dan apa itu konsep Peta Jalan Pulang dan pada segment dua ke tiga pencipta
menjelaskan bahwa pondok pesantren Tasawuf Underground berkolaborasi dengan
Lab Teater Ciputat yang akan menampilkan pertunjukan teater dalam acara
“Kemah Moderasi” yang diselenggarakan oleh Kemenag (Kementrian Agama) dan
pada segment dua pencipta memaparkan isi dari keempat pilar dalam konsep Peta
Jalan Pulang. Isi wawancara berperan sebagai jawaban dari yang sudah jelaskan
oleh voice over serta mengarahkan sudut pandang dan mencoba merangkai alur
pemikiran penonton agar mereka pada akhirnya bisa hadir dalam kesimpulan akhir
cerita.

73
Universitas Budi Luhur
Pencipta sebagai produser dalam dokumenter ini memilih dokumeter potret
sebagai jenis yang sesuai dengan tema yang pencipta angkat, secara spesifik bahwa
potret tidak harus mengenai seseorang atau individu, tetapi dapat pula mengenai
sebuah komunitas, sekelompok kecil individu atau sebuah lokasi. Dikarenakan
dalam film dokumenter ini pencipta mengangkat kisah sebuah pondok pesantren
yang didirikan oleh ustadz Halim Ambiya dan menggunakan seni teater sebagai
sarana terapi pembenahan diri anak street punk.
Penemuan jenis dokumenter diatas berdasarkan hasil dari pengmpulan data
pencipta sebagai produser dengan melakukan riset melalui internet lalu
mewawancarai informan dan narasumber untuk melengkapi materi - materi yang
akan rangkum menjadi acuan dalam pembuatan sebuah program dokumenter
potret.
Selanjutnya pencipta melakukan survei dan observasi, pencipta mencoba terjun
kelapangan untuk menggali secara langsung tentang kehidupan dan seluruh
kegiatan anak street punk dalam pondok pesantren Tasawuf Underground.
Pencipta yang dalam hal ini adalah produser, memiliki sebuah tahapan yaitu pra
produksi, produksi dan pasca produksi dan menghasilkan sebuah karya film
dokumenter berjudul pendekatan narasumber pada Pendekatan Naratif Pada
Dokumeter Potret “Jalan Pulang” Pondok Pesantren Tasawuf Underground yaitu
sebuah program dokumenter potret yang akan menceritakan tentang sebuah pondok
pesantren bernama Tasawuf Underground menggagas sebuah konsep
pemberdayaan untuk merangkul elemen masyarakat yang terpinggirkan yaitu anak
steert punk dan akan di bedah secara menyeluruh sehingga potret tersebut dapat
dipelajari dan membuka pikiran masyarakat.
Dalam film dokumenter ini akan menceritakan tentang konsep Peta Jalan
Pulang yang diusung ustadz Halim Ambiya untuk merangkul anak – anak jalanan
“street punk” juga memberikan edukasi dan keterampilan untuk membekali
kehidupan mereka agar dapat merubah beberapa aspek dalam kehidupannya
menjadi lebih positif dan kembali pada norma – norma sosial pada umumnya.

74
Universitas Budi Luhur
Tasawuf Underground pada awalnya hanyalah sebuah komunitas untuk berdakwah,
dengan metode dakwah menggunakan media sosial facebook agar menjakau
masyarakat yang lebih luas dan menggapai mereka yang ingin belajar ilmu tasawuf
dengan mem-posting puisi atau sajak dari filsuf Islam ternama salah satunya
Jalaludin Rumi. Walaupun akun facebook Tasawuf Underground sudah cukup
berkembang dalam jangka waktu satu tahun, ustadz Halim sadar bahwa melalui
media sosial saja belum bisa menjangkau seluruh elemen masyarakat, sampai
akhirnya ustadz Halim Ambiya melakukan dakwah secara offline bersama
followers-nya dari kedai ke kedai. Pada suatu kesempatan, ustadz Halim Ambiya
ingin melakukan dakwah di sebuah kedai dan menemukan dan melakukan
pendekatan pada salah satu elemen masyarakat yang menarik yaitu Sreet Punk di
parkiran kedai tersebut lalu mereka diajak ke kantor ustadz Halim Ambiya di daerah
Ciputat untuk dibina dan diajari ibadah dan mengaji.
Dalam proses pembinaannya, pondok pesantren Tasawuf Underground
ustadz Halim Ambiya menciptakan sebuah metode pembinaan yang bernama Peta
Jalan Pulang. Pada awalnya Peta Jalan Pulang adalah sebuah konsep untuk
menuntun anak street punk belajar agama dan kembali pulang kerumahnya masing
- masing, kini maknanya berkembang menjadi jalan pulang menuju ke kehidupan
yang lebih baik secara mental untuk menghadapi kehidupan sosial secara
menyeluruh. Menyampaikan dakwah layaknya sahabat kepada anak punk tentu
bukan perkara mudah karena saat kita berbicara tentang elemen masyarakat yang
terpinggirkan kita juga berbicara tentang perbedaan mental. Perbedaan mental ini
mengacu pada ketidakstabilnya emosi atau dampak luka mendalam membuat
perilaku anak street punk seperti menunjukan perlawanan ditambah dengan tekanan
dari stigma negatif pada masyarakat.
Ada empat pilar dalam konsep Peta Jalan Pulang tersebut yakni pilar agama,
pilar pendidikan akademis, pilar ekonomi dan pilar seni budaya. Pada empat pilar
tersebut, ada satu pilar yang ustadz Halim gunakan sebagai media penyalur emosi
dan pengembangan diri yaitu pilar seni budaya, pilar ini melahirkan sebuah

75
Universitas Budi Luhur
kegiatan seni baru yaitu teater. Menjadikan pilar seni budaya sebagai media
penyalur emosi adalah satu keputusan yang menarik, mengingat bahwa dalam
kesehariannya, anak punk sangat kental dengan seni dan karya. Hal ini juga menjadi
penting dalam perjalanan pulang anak punk. karena dalam perlawanan mereka, ada
amarah, kecewa dan kesedihan yang terpendam.
Menurut Sir Ilham Jambak, teater bisa menjadi sebuah terapi yang sangat
efektif untuk anak street punk bisa memahami karakter diri sendiri dan juga orang
lain melalui pendalaman naskah lalu mengontrolnya. Tahapan terapi melalui proses
latihan teater yang didampingin langsung oleh pegiat teater dari Lab Teater Ciputat
seperti Bangkit Sandjaya, Ari Sumitro dan Sir Ilham Jambak mempermudah
mereak untuk mempelajari sebuah proses, bahwa mengenal diri dan menerima
kesalahan masa lalu dan meredakan penyakit hati pada diri anak itu sulit. Menurut
Vira Savira, anak street punk perlu diberi kesempatan untuk belajar dan harus
dimaklumi apabila terjadi kesalahan dalam prosesnya lalu diingatkan dan diajarkan
sebagai mana mestinya.
Pencipta pun tertarik mengangkat sebuah metode terapi dari teater kedalam
sebuah tayangan film dokumenter yang berjudul “Jalan Pulang” yang
menggambarkan proses pulangnya anak mereka menuju kepada pribadi yang lebih
baik, sehingga menggambarkan sisi lain anak street punk yang lebih positif dan
punya hasrat untuk belajar lebih baik guna membuat penonton lebih sadar bahwa
mereka harus dirangkul bukan dihindari. Wawasan yang diberikan asli berdasarkan
fakta yang ada. Nilai dan makna tersebut akan dikembangkan melalui statement -
statement dari narasumber-narasumber yang berkompeten dalam bidangnya
sehingga tayangan ini akan menambah wawasan baru pada masyarakat yang
menyaksikan tayangan ini.
Program dokumenter potret “Peta Jalan Pulang” ini adalah sebuah program
Dokumenter lepas dengan kinerja produksi yang baik dan efektif, terciptalah
kurang lebih sesuai rencana, sebagai pencipta yang berperan sebagai Produser
membuat sebuah tayangan program dokumenter potret ini dengan tahapan-tahapan

76
Universitas Budi Luhur
seperti pra produksi seperti menyiapkan perencanaan biaya untuk observasi,
produksi hingga pasca produksi. Pada tahap pra produksi pencipta selaku produser
melakukan brainstroming bersama sutradara guna menentukan alur dan tema cerita
yang akan diangkat pada dokumenter potret yang judul “Jalan Pulang” Pondok
Pesantren Tasawuf Underground. Disini pencipta menyiapkan segala equipment
dan membuat treatment, shooting script.
Setelah melakukan tahapan pra produksi, pencipta melakukan tahapan
produksi. Disini pencipta selaku produser melakukan briefing dengan sutradara
agar selaras dengan konsep yang sudah direncanakan dan melakukan pengambilan
gambar sesuai dengan tema yang sudah disepakati bersama. Disini pencipta sebagai
produser ikut dalam proses pengambilan gambar dari kegiatan dari para narasumber
yaitu usatdz Halim Ambiya, para santri street punk dan pelatih teater dari Lab
Teater Ciputat mulai dari melakukan kegiatan sehari – hari sampai proses latihan
teater.
Dan yang terakhir adalah pasca produksi, dimana pencipta telah melakukan
pra produksi dan produksi setelah itu produser memeberikan hasil produksi kepada
editor dan masuk kedalam proses editing gambar. Dalam proses ini pencita
mengawasi setra menentukan alur dari materi yang sudah dikumpulkan untuk di-
mixing oleh editor. Selain itu pencipta sebagai produser juga harus bisa merancang
sebuah anggaran mulai dari anggaran pra produksi hingga pasca produksi seperti
biaya riset, sewa alat, transportasi saat melakukan riset hingga saat proses produksi
berlangsung, editing hingga media promosi dan lain lain, dengan cara mendata yang
terkait dalam program dokumenter potret ini agar pencipta dapat menerapkan
sebuah anggaran yang akan dikeluarkan.
Dalam penciptaan dokumenter potret “Jalan Pulang” pondok pesantren
Tasawuf Underground ini pencipta ingin membuat sebuah program dokumenter
dengan mengangkat cerita tentang salah satu lapisan masyarakat yang sering
mendapat stigma negatif dari masyarakat yaitu anak street punk, yang seharusnya
bisa dirangkul untuk diberikan pembinaan yang layak. Pencipta meyakini bahwa

77
Universitas Budi Luhur
ini adalah sebuah fenomena yang sangat berharga untuk dikaji kembali dalam ilmu
sosial dan akan menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat bahwa sebenarnya
anak street punk itu tidak semuanya berbahaya, justru mereka hanya ingin diterima
sebagai manusia pada umumnya.
Peran pencipta sebagai produser yaitu menjalankan sebuah program
dokumenter potret ini secara selektif dari segi pengembangan cerita yang didapat
dari narasumber yang berkompeten untuk menyampaikan tentang konsep Peta Jalan
Pulang dengan teater sebagai media terapi secara menyeluruh dari ustadz Halim
Ambiya, Lab Teater Ciputat dan psikolog didalamnya agar dapat menambah
wawasan untuk masyarakat yang menyaksikan tayangan ini.

4.1.1 Konsep Produser


Dalam penciptaan dokumenter potret “Jalan Pulang” pondok pesantren
Tasawuf Underground ini pencipta ingin membuat sebuah program dokumenter
dengan mengangkat cerita tentang proses belajar anak street punk melalui teater
sebagai media terapi dalam konsep Peta Jalan Pulang. Peran pencipta sebagai
produser yaitu menyeleksi materi hasil pra produksi dan produksi dari segi
pengembangan cerita yang didapat dari narasumber yang berkompeten. Statement
narasumber tersebut akan dirangkai menjadi sebuah alur cerita yang utuh dalam
program dokumenter ini. Nantinya dalam program ini akan menampilkan cerita
yang sudah melalui tahap seleksi lalu dikembangkan berdasarkan informasi dari
narasumber setelah itu dipadu dengan gambar yang sudah diambil selama proses
produksi sehingga menghasilkan cerita yang akurat berdasarkan realita yang ada.

4.1.2 Mengembangkan Ide


Sebagai pencipta yang bertugas sebagai produser dalam pembuatan program
dokumenter potret ini akan melakukan sebuah tahapan awal yaitu mengembangkan
ide dari hasil riset dan observasi di pondok pesantren Tasawauf Underfround.
Pencipta menemukan sebuah ide dari sebuah rapat antara pendiri dari pondok
pesantren Tasawuf Underground yaitu Ustadz Hamil Ambiya dengan tim dari Lab
Teater Ciputat sedang membicarakan sebuah undangan untuk mengisi acara dengan

78
Universitas Budi Luhur
membawakan seni teater dan akan membetuk tim teater yang bernama Teater
Upperground, yang diperankan langsung oleh santri street punk dari pondok
pesantren Tasawuf Underground. Menurut ustadz Halim seni teater bisa menjadi
sarana terapi yang cukup efektif sebagai metode pembelajaran secara psikologis
anak street punk membenahi diri.
Berdasarkan dari hasil survey dan observasi tersebut produser menetapkan
bahwa akan mendokumentasikan seluruh proses latihan teater sampai tampil di
panggung Kemah Moderasi. Dokumentasi tersebut akan dikemas dalam format
dokumenter potret dengan upaya menggambarkan keseharian dari anak street punk
dalam pondok Tasawuf Underground yang sedang berada dalam proses merubah
hidupnya menjadi lebih baik dari masa lalu mereka yang sudah mendapatkan stigma
negatif selama selama mereka berada di jalanan lewat proses latihan teater

4.1.3 Daftar Pertanyaan


Sebagai pencipta yang bertugas sebagai Produser sebelum melakukan
wawancara kepada narasumber harus sudah mempersiapkan sebuah pertanyaan
yang akan di jawab oleh narasumber dan daftar pertanyaan ini adalah sesuai dengan
hasil riset yang sudah pencipta lakukan sebelumnya sehingga pencipta dapat
mengembangkan jawaban pertanyaan tersebut untuk dijadikan sebuat alur cerita
yang berkembang.
Table 4.1 Daftar Pertanyaan Ustadz Halim Ambiya
( Pendiri Pondok Pesantren Tasawuf Underground )

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

⮚ Bagaimana awal berdirinya pondok pesantren


Tasawuf Underground?
Ustadz Halim Ambiya

(Pendiri Pondok Pesantren ⮚ Apa itu konsep Peta Jalan Pulang?


Tasawuf Underground)
⮚ Kenapa teater bisa menjadi media terapi yang
sejalan dengan konsep Peta Jalan Pulang?

79
Universitas Budi Luhur
Dalam daftar pertanyaan kepada ustadz Halim Ambiya sebagai pendiri
pondok pesantren Tasawuf Underground pencipta ingin menanyakan secara
langsung mengenai konsep yang ustadz Halim usung dalam pondok pesantrennya
hingga terkait ucapannya bahwa teater bisa menjadi media terapi untuk anak street
punk. Setelah mengetahui jawaban dari narasumber tersebut pencipta dapat
mengembangkan pertanyaan kepada narasumber lainnya.

Table 4.2 Daftar Pertanyaan Ari Sumitro


(Penulis Naskah dan Instruktur Latihan Lab Teater Ciputat)

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

⮚ Bagaimana pendekatan awal untuk memulai


latihan teater?
Ari Sumitro
⮚ Apa pendapat Ari Sumitro dalam melatih
(Penulis Naskah dan Instruktur anak street punk untuk melakukan pentas
Latihan Lab Teater Ciputat) teater?

⮚ Apakah ada metode khusus yang diterapkan


dalam latihan teater?

Dalam daftar pertanyaan oleh pencipta yang ditujukan kepada Ari Sumitro
ini ingin menanyakan pendekatan yang Ari Sumitro ini lakukan dalam upaya
memulai pendekatan kepada anak street punk untuk mau ikut latihan teater.

Table 4.3 Daftar Pertanyaan Bangkit Sandjaya


(Sutradara Lab Teater Ciputat)

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

⮚ Apa saja tahapan latihan teater?


Bangkit Sandjaya
⮚ Apa pendapat Bangkit Sandjaya dalam mengarahkan
(Sutradara Lab anak street punk untuk memerankan suatu adegan?
Teater Ciputat)
⮚ Apakah ada penyesuaian yang diterapkan dalam latihan
teater?

80
Universitas Budi Luhur
Daftar pertanyaan untuk Bangkit Sandjaya sebagai sutradara dalam proses
teater tersebut. Pada pertanyaan kedua, pencipta ingin mengetahui apakah ada
kesulitan dalam mengarahkan anak street punk.

Table 4.4 Sir Ilham Jambak


(Pembina Lab Teater Ciputat)

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

⮚ Adakah metode latihan yang dikhususkan untuk anak


street punk yang berhubungan dengan konsep Peta Jalan
Pulang?
Wak Sir

( Pembina Lab ⮚ Bagaimana caranya teater dapat mengajarkan individu


Teater Ciputat ) agar dapat mengenal diri sendiri?

⮚ Apa cerita pribadi Wak Sir dalam berproses mengenal


diri lewat teater?

Daftar pertanyaan untuk Sir Ilham Jambak. Pada pertanyaan kedua


“Bagaimana caranya teater dapat mengajarkan individu agar dapat mengenal diri
sendiri?” pencipta melihat bahwa tahapan ini sangat penting dalam pengembangan
cerita.

Table 4.5 Vira Savira, S. Psi., M.Psi.


(Praktisi Psikologi Kesehatan Mental)

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN


⮚ Adakah teori psikologi dibalik terapi
menggunakan media seni teater?
Vira Savira, S. Psi., M.Psi.
⮚ Perubahan apa saja yang dapat di observasi lewat
( Praktisi Psikologi terapi ini?
Kesehatan Mental ) ⮚ Apa pendapat Vira Savira dalam menggunakan
seni teater sebagai bentuk terapi untuk anak
street punk?

81
Universitas Budi Luhur
Daftar pertanyaan untuk Vira Savira ini adalah kunci dari seluruh alur cerita
guna mengkonfirmasi dari konsep Peta Jalan Pulang serta teater sebagai media
terapi untuk anak street punk yang diterapkan oleh ustadz Halim Ambiya dalam
pondok pesantren Tasawuf Underground.

4.1.4 Narasi

Pembuatan dokumenter ini pencipta mengubah pertanyaan - pertanyaan dan


statement menjadi narasi dan voice over. Hal ini bertujuan agar penonton
dimudahkan dalam memahami cerita dalam tayangan dokumenter ini.

Table 4.6 NASKAH NARASI SEGMENT SATU


Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

SEGMENT NASKAH DAN NARASI

VOICE OVER
PUNK JALANAN / SEBUTAN YANG DINOBATKAN
MASYARAKAT KEPADA MEREKA YANG … KURANG
LEBIH … TERLIHAT SEPERTI INI … //
SALAH SATU ELEMEN MASYARAKAT YANG
TERPINGGIRKAN INI / TANPA PERLU BANYAK BICARA,
PERAWAKAN DAN GELAGAT MEREKA / SERING
MEMBUAT MASYARAKAT SALAH PAHAM /
BERANDALAN / TIDAK BISA DIATUR / PECANDU / DAN
LAIN – LAIN … / DAN LAIN – LAIN …//
I
NAMUN / DISAAT SEBAGIAN MEMAKI KARENA
PERBEDAAN MEREKA / DI CIPUTAT, TANGERANG
SELATAN / ADA SEBUAH RUMAH YANG TULUS
MENUNTUN “ANAK JALANAN” “KEMBALI PULANG”//

STATEMENT USTADZ HALIM AMBIYA


SEPULUH TAHUN YANG LALU, TEPATNYA 8 FEBRUARI
2012 SAYA MENDIRIKAN TASAWUF UNDERGROUND/

82
Universitas Budi Luhur
TASAWUF UNDERGROUND ADALAH KOMUNITAS
ORANG BELAJAR ILMU TASAWUF ILMU AJARAN
ISLAM DI MEDIA SOSIAL/ SAYA MEMULAI
MEMPOSTING KALIMAT – KALIMAT HIKMAH DARI
SUFI – SUFI BESAR SEPERTI IMAM AL-GHAZALI,
JALALUDDIN RUMI DAN SYEKH IBNU ATHA’ILLAH/
LAMBAT LAUN TERNYATA ORANG INGIN BELAJAR
AGAMA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DI FANEPAGE
ITU SEMAKIN BESAR/ LALU, SEJAK LIMA TAHUN
YANG LALU PEMBERDAYAAN, PENGAJARAN DAN
DAKWAH KEPADA ANAK PUNK DAN JALANAN/
PENDEKATANNYA, MELALUI PINTU PERSAHABATAN
LALU SECARA PERSONAL MASUK/ LALU SAYA
MENJADI AYAH, MENJADI GURU SEKALIGUS MENJADI
SAHABAT BAGI MEREKA//

SEHINGGA SECARA DEFINITIF/ INI SUDAH PONDOK/


PINDAH DISINI SUDAH DUA TAHUN/ INI MENJADI
PONDOK YANG MODUL PENDIDIKANNYA ALA
PONDOK PESANTREN//

VOICE OVER
MENYAMPAIKAN DAKWAH LAYAKNYA SAHABAT
KEPADA ANAK PUNK / TENTU BUKAN PERKARA
MUDAH //

KARENA SAAT KITA BERBICARA TENTANG ELEMEN


MASYARAKAT YANG TERPINGGIRKAN / KITA JUGA
BERBICARA TENTANG PERBEDAAN MENTAL //

NAH DARI SINI/ USTADZ HALIM MASUK LEWAT


KONSEP TASAWUF UNDERGROUND DAN
PROGRAMNYA KETIKA MERANGKUL MEREKA//

83
Universitas Budi Luhur
STATEMENT USTADZ HALIM AMBIYA

KITA MENYEBUT PROGRAM TASAWUF UNDERGROUN


INI SEBAGAI PENGENALAN PETA JALNA PULANG
YAKNI JALAN PULANG KEPADA ALLAH DAN JALNA
PULANG KEPADA KELUARGA/ BAHWA SAATNYA
MEREKA KEMBALI KE PANGKUAN ILLAHI RABBI
DENGAN PERSIAPAN PEMBEKALAN AGAMA, KEMBALI
PULANG KEPADA ALLAH/ SAYA TIDAK
MENGGUNAKAN KATA TAUBAT DISITU, TIDAK
MENGGUNAKAN KATA HIJRAH/ BAGI SAYA TAUBAT
SECARA BAHASA ADALAH KEMBALI PADA TUHAN/
JADI SAYA MENGGUNAKAN KATA JALAN PULANG
ALLAH, ITU SEBENARNYA ADALAH PERTAUBATAN/
TAPI KAN TIDAK MUNGKIN SAYA DATANG KE
KOLONG JEMBATAN, LALU MENGATAKAN “AYO
TAUBAT, AYO TAUBAT” TIDAK! TAPI SAYA
MENGGUNAKAN KATA JALNA PULANG/ YANG
MENGEMBALIKAN MEREKA KEPADA JALAN PULANG
TADI JALAN PULANG KEPADA ALLAH DAN JALAN
PULANG KEPADA KELUARGA

VOICE OVER

INI MENARIK! / “PETA JALAN PULANG” / SEBUAH PETA


YANG MENUNTUN KEPADA JALAN PULANG / TERBAGI
MENJADI 4 PILAR /

PILAR AGAMA / (BELAJAR IBADAH, MENGAJI,


SEJARAH ISLAM, SERTA MENGENAL TUHAN)/

PILAR EKONOMI / (BELAJAR UNTUK MENJALANKAN


BISNIS)/

84
Universitas Budi Luhur
PILAR PENDIDIKAN AKADEMIS / (MEMOTIVASI DAN
MENDUKUNG ANAK ANAK UNTUK MENERUSKAN
PENDIDIKAN)/

PILAR SENI BUDAYA// (SEBAGAI PENYALURAN EMOSI


DAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIDANG SENI)//

STATEMENT VIRA SAVIRA

APA YANG PA USTADZ INI LAKUKAN KAN


SEBENARNYA MENGAJKA ANAK – ANAK INI
BERCERMIN TERHADAP DIRINYA SENDIRI YA, GUA
SAAT INI APA, SIAPA, NGAPAIN, DIMANA, TERUS MAU
KEMANA GITU/ SETELAH DIA TAU ITU KAN DIA BARU
TAU, BAHWA SELAM AINI KAN YANG MEREKA
LAKUKAN “SAYA MAU KESITU!” MUNGKIN TAU?
TAPIKAN GATAU ARAHNYA SEHINGGA KARENA
GATAU STARTNYA DIMANA YA JADI SALHA JALAN,
AMBIL KEPUTUSANNYA JUGA MUNGKIN JADI
KURANG PAS/ JADI KALO BASIC NEEDS INI BELUM
TERPENUHI DENGAN BAIK/ LOVE AND
BELONGINGNESS YA/ KETIKA DIA UDAH MERASA
DISAYANGI, DITERIMA/ DIA AKAN MAJU KE NEEDS –
NEEDS YANG LAIN BAHWA DIA HARUS PUNYA
SESUATU, HARUS PUNYA KARYA, HARUS PRODUKTIF/
BARU BISA NAIK NIH//

VOICE OVER

MENJADIKAN PILAR SENI BUDAYA SEBAGAI MEDIA


PENYALUR EMOSI ADALAH SATU KEPUTUSAN YANG
MENARIK, MENGINGAT BAHWA DALAM

85
Universitas Budi Luhur
KESEHARIANNYA, ANAK PUNK SANGAT KENTAL
DENGAN SENI DAN KARYA/

HAL INI MENJADI PENTING DALAM PERJALANAN


PULANG ANAK PUNK. KARENA DALAM PERLAWANAN
MEREKA, ADA AMARAH, KECEWA DAN KESEDIHAN
YANG TERPENDAM/

MAKA, HADIRLAH TEATER//

VOICE OVER

PONDOK TASAWUF UNDERGROUND MELAKUKAN


KOLABORASI DENGAN LAB TEATER CIPUTAT.

MEREKA AKAN MENAMPILKAN SEBUAH


PERTUNJUKAN TEATER DALAM ACARA “KEMAH
MODERASI”/

YANG DILESENGGARAKAN OLEH KEMENTRIAN


AGAMA DI BOGOR//

Segment satu menceritakan tentang apa itu pondok pesantren Tasawuf


Underground, seperti apa anak street punk, penjelasan dan pemaparan dari konsep
dari Peta Jalan Pulang, sampai hadirnya teater di pondok pesantren Tasawuf
Underground.
Table 4.7 NASKAH NARASI SEGMENT DUA
Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

STATEMENT USTADZ HALIM AMBIYA

KITA BIKIN TEATER SENDIRI, NAMANYA TEATER


UPPERGROUND/ NAH INI KAN SEBETULNYA SAYA
II SUDAH MENDESAIN BAHWA ANAK - ANAK INI PERLU
DIAJARKAN TEATER/ KARENA BAGI SAYA TEATER ITU
BUKAN HANYA SENI PEMANGGUNGAN/ TAPI INI SENI
OLAH RASA, OLAH PIKIRAN, OLAH JIWA, OLAH RAGA/

86
Universitas Budi Luhur
YANG MANA ANAK PUNK ITU SEBELUMNYA ADA
DIJALNA ITU HANYA SENIMAN JALANAN YANG
PENGETAHUAN SENI NYA KAN MASIH MINIM/ MAK
KETIKA DIA DILATIH PADA KEGIATAN SENI BUDAYA
SECARA SERIUS/ LAMBAT LAUN AKAN MENJADI
TERAPI JUGA//

ARI SUMITRO

INI TUH UDAH LATIHAN DARI BULAN OKTOBER/


BULAN OKTOBER KITA LATIHAN DASAR SEPERTI
STRACHING, OLAH TUBUH, PERNAFASAN, VOCAL,
TERUS PEMANGGUNGAN, FOKUS, DAN LAIN - LAIN/
TAPI YANG BULAN OKTOBER ITU BELUM SAMA
NASKAH/ YANG SAMA NASKAH ITU BARU MASUK DI
HARI INI//

KALU SEKARANG, KARENA UNTUK NGEBAWA TEMEN -


TEMEN AGAR BISA MAIN DI PANGGUNG. MAKNAYA
KITA TENTUIN ATURAN MAINNYA BIAR TUJUAN DAN
SASARAN YANG KITA MAU BISA TERCAPAI//

BANGKIT SANDJAYA

MUNGKIN GUA MENCOBA MENGIKUTI FREKUENSINYA


SI ARI, MENCOBA UNTUK “YAUDAH GUA BIASA AJA
SAMA MEREKA”/ TADINYA PAS PERTAMA KALI
KAYAKNYA GUA GA BISA NGE-DIRECTING NIH,
SOALNYA GUA UDAH KEBAYANG BANGET TEMEN –
TEMEN PASTI AKAN SUSAH, MUNGKIN PUNYA NGOTOT
- NGOTOTAN SENDIRI GITU KAN/ TAPI PAS GUA
DATENG KESINI TERNYATA, ITU SANGAT JAUH
BERBEDA/ PERUBAHANYA SANGAT SIGNIFIKAN//

87
Universitas Budi Luhur
BUKAN KARENA AWAL – AWAL LATIHAN DENGAN ARI
ATAU BUKAN DENGAN METODE LATIHAN TEATER/
TAPI MUNGKIN KARENA SAAT MEREAK SUDAH
DIDAPATKAN PAS MEREKA GABUNG DENGAN
TASAWUF UNDERGROUND/ JADI DI TEATERNYA CUMA
HANYA MELANJUTKAN KEMBALI ATAU
MENDAPATKAN TEHKNIK BARU LAGI UNTUK
BAGAIMANA MEREKA MENGENALI DIRI SENDIRI/
YANG MUNGKIN HEALINGNYA MENJADI MEDAI
TERAPI/ KARENA JELAS TEATER BISA MENJADI MEDIA
TERAPI UNTUK APAPUN//

STATEMENT VIRA SAVIRA

JADI, TEATER SEBAGAI MEDIA TERAPI ITU/ ADA/ DI


PSIKOLOGI ITU SALAH SATU PENDEKATAN UNTUK
TERAPI ITU ADA YANG MELALU ART ATAU KEGIATAN
ART SALHA SATUNYA ADA TEATERNYA JUGA
MEMANG/ TAPI SECARA UMUM TUH GINI/ ADA ORANG
DIBERI KESEMPATAN UNTUK MENGOBOK – NGOBOK
EMOSINYA DIA ADA MEDIANYA GITU, JADI KALAU
KITA MENGOBOK – OBOK DIRI SENDIRI ITU BERAT
BANGET/ MENGEVALUASI DIRI ITU BERAT BANGET/
JADI KALAU KITA MENGOBOK – OBOK DIRI SENDIRI
ITU SUSAHNYA MINTA AMPUN//

STATEMENT SIR ILHAM JAMBAK

YA MUNGKIN SELAMA INI MEREKA TIDAK SADAR YA,


BAHWA APA YANG MEREKA ALAMI ITU SANGAT
BERHARGA/ SIAPAPUN KITA GITU, SETIAP MANUSIA
KAN UNIK YA DAN ITU BARANG KALI BAGI SEBAGIAN
ORANG TIDAK DISADARI, YA LEWAT BEGITU SAJA/

88
Universitas Budi Luhur
NAH DALMA TEATER ITU SEMUA DIBENTANG,
DIPAPAR LAGI “OH TERNYATA DI DALMANYA ADA
ILMU PENGETAHUAN YA KITA COBA BEDAH PELAN –
PELAN” YA MELALUI PROSES TEATER ITU SENDIRI,
MELALUI BEDAH NASKAH, MELALUI LATIHAN
GRUPING/ MEMBACA TOKOH – TOKOH YANG ADA
DIDALAMNYA DAN BAGI SAYA ITU SANGAT MENARIK
GITU, ITU YANG BERHARGA, KARENA DARI PROSES
LATIHANNYA KITA BISA MENEMUKAN SESUATU YANG
KITA TIDAK SADARI SEBELUMNYA//

Segment dua ustadz Halim Ambiya menjelaskan kenapa menghadirkan


teater sebagai media terapi untuk anak street punk di pondok pesantren Tasawuf
Underground dan penjelasan dari proses latihan teater dengan statement dari
narasumber yang berkompeten.

Table 4.8 NASKAH NARASI SEGMENT TIGA


Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

STATEMENT USTADZ HALIM AMBIIYA

ANAK PUNK, ANAK JALANAN ITU KAN DIA BERANI PD


NGAMEN DI PEREMPATAN ITU KAN PAKAI DOPING ,
PAKAI PSIKOTROPIKA/ TAPI KETIKA DISINI,
DIAJARKAN BAGAMANA SENI MENGUNGKAPKAN
III PENDAPAT, BERPIKIR, MENGANALISA, INI AKAM
MEMBUAT MINDSET MEREKA BERUBAH/ YANG
TADINYA PICIK HANYA WILAYAHNYA JALANAN SAJA,
TIDAK MEMIKIRKAN MASA DEPAN/ LAMBAT LAUN
DARI SENI DAN BUDAYA MEREKA DISALURKAN
KEPADA HAL YANG POSITIF GITU//

89
Universitas Budi Luhur
STATEMENT VIRA SAVIRA

PR-NYA PAK USTADZ, PR-NYA SAYA, PR-NYA KITA


SEMUA YANG ADA DI DUNIA INI ADALAH
MENUMBUHKAN KESADRAN BAHWA HIDUP ITU
ADALAH PROSES BELAJAR YANG GA PERNAH
BERHENTI/ DARI LAHIR BELAJAR JALN, BELAJAR INI,
BELAJAR ITU SAMAPI MAU MININGGAL/ JADI SELAMA
PROSES, KALAU DI DALAM PROSESNYA, NAMANYA
JUGA PROSES BELAJAR/ ADA YANG SALAH, ADA YANG
JALAN, ADA YANG SALAH AMBIL KEPUTUSAN, AD
YANG KELIRU, BAHWA MEREKA MENGABIL
KEPUTUSAN YANG BERBEDA DENGAN KITA, YANG
MENURUT KITA KELIRU, YA HARUSNYA GAPAPAH/ YA
ORANG DIA LAGI BELAJAR, LAGI COBA - COBA/ ANAK
KECIL BELAJAR JALAN ITU KAN DIA JATUH DULU,
TERUS DIA BERDIRI LAGI, TERUS JALNA LAGI, SAMPAI
AKHIRNYA DIA BISA JALNA DENGAN BAIK GITU//

Segment tiga berisi kesimpulan dan closing statement dari ustadz Hamil
Ambiya dan Vira Savira sebagai psikolog.

4.1.5 Narasumber
Dalam pemilihan narasumber film dokumenter potret ini, pencipta
menentukan narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Hal tersebut di
lakukan untuk mengembangkan cerita sehingga statement - statement dari para
narasumber sangat berpengaruh dalam melengkapi pengembangan cerita dalam
program dokumenter potret ini.
Seperti Bangkit Sandjaya sebagai sutradara, Ari Sumitro sebagai penulis
naskah dan Wak Sir sebagai instruktur latihan, mereka tergabung dalam Lab Teater
Ciputat yang juga sebagai pendamping utama dari proses terapi dalam proses
latihan teater Upperground. Dan Vira Savira adalah narasumber dari bidang

90
Universitas Budi Luhur
akademisi psikologi yang pernah hidup berdampingan dengan kalangan punk dan
juga pernah bekerja di panti rehabilitas di Bandung. Maka dari itu pencipta
melakukan wawancara guna mendapatkan informasi yang kongkrit dari narasumber
yang berkompeten dibidang teater dan psikologis terkait media terapi melalui seni
teater.
Table 4.9 Daftar Narasumber
Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

No Nama Posisi/Jabatan Foto

1 Ustadz Pendiri pondok


Halim pesantren Tasawuf
Ambiya Underground

2 Bangkit Kepala Program


Sandjaya Lab Teater Ciputat

Dalam film :
Sutradara

3 Ari Sumitro Manager Company


Lab Teater Ciputat

Dalam film :
Penulis Naskah

4 Sir Ilham Pembina Lab


Jambak Teater Ciputat

Dalam film :
Instruktur Latihan

91
Universitas Budi Luhur
5 Vira Savira, Praktisi Psikologi
S. Psi., Kesehatan Mental
M.Psi.

4.1.6 Pra Produksi


Pencipta sebagai produser mengangkat sebuah tema yaitu JALAN PULANG,
karena pencipta tertarik oleh sebuah cerita potret dari perubahan prilaku manusia
melalui pendampingan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok seperti
berubahnya anak street punk yang pada awalnya ingin hidup bebas tanpa aturan
sampai bisa menjalani hidup dengan teratur dalam pondok pesantren Tasawuf
Undergorund
Pada tahap pra produksi, hal pertama yang pencipta lakukan sebagai
produser adalah riset melalui sosial media, setelah mendapatkan fakta menarik
melalui sosial media pencipta menghubungi pondok Tasawuf Underground
meminta izin untuk melakukan penelitian tugas akhir disana. Sektelah mendapat
izin, langkah kedua yaitu observasi dan survei ke lokasi penelitian. Pencipta
menggali informasi melalui sekertaris pondok bernama Ridwan dan membuat janji
untuk bertemu ustadz Halim Ambiya. Pada hari pertemuan pencipta dengan ustadz
Halim, ada hal unik dari steatment beliau dan penting untuk diangkat dalam sebuah
karya film dokumenter. Dari hasil penelusuran pencipta diatas, semua materi yang
pencipta dapatkan itu dirangkum menjadi sebuah konsep perencanaan produksi
yang akan dijadikan bekal untuk masuk ke dalam tahap selanjutnya. Lalu
menentukan narasumber yang berkompeten untuk menjawab semua pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya.

4.1.7 Produksi
Tahapan selanjutnya setelah melakukan riset mendalam mengenai pondok
pesantren Tasawuf Underground, produser menentukan langkah selanjutnya dalam

92
Universitas Budi Luhur
pembuatan program dokumenter potret yaitu melakukan sebuah produksi. Dalam
tahap produksi, disini produser bertindak untuk menentukan konsep produksi
hingga mengawasi jalannya proses produksi. Mulai dari mengawasi juga terjun
langsung untuk mengambilan gambar shot - shot yang dibutuhkan hingga membuat
janji dan melakukan sesi wawancara kepada para narasumber yang berkompeten
dalam menjawab pertanyaan mengenai seluruh kegiatan di pondok pesantren
sampai latihan teater. Pada saat melakukan produksi, produser wajib mengetahui
shot - shot yang di ambil dengan pengembangan cerita yang diperoleh berdasarkan
informasi dari narasumber yang masuk kedalam konsep produser.
Selain mengawasi berjalannya produksi ini, produser pun memiliki tugas untuk
mempersiapkan daftar pertanyaan untuk narasumber dan tugas produser harus
mengatur rincian akomodasi, transportasi, hingga konsumsi untuk kegiatan
produksi program tayangan dokumenter potret tersebut secara maksimal dan
terperinci sesuai penghitungan budget yang telah di tentukan. Tak hanya itu,
pencipta terjun langsung dalam proses pengambilan gambar dan mengikuti seluruh
kegiatan hingga menginap di pondok pesantren Tasawuf Underground

4.1.8 Pasca Produksi


Tahapan selanjutnya setelah melakukan sebuah produksi adalah pasca
produksi. Tahapan pasca produksi ini, sebagai seorang produser harus me-review
hasil gambar dan suara yang telah diambil pada saat produksi, dari hasil review
tersebut produser memilah untuk dipilih mana yang harus digunakan dalam
tayangan tersebut. Sebelum masuk proses editing produser harus mentranskrip hasil
dari wawancara yang telah di lakukan pada saat produksi untuk memilih statement-
statement narasumber yang baik dan kredibel untuk dimasukan kedalam narasi
sesuai dengan konsep produser. Ketika melakukan tahapan editing ini pencipta juga
mengawasi pemilihan gambar agar sesuai dengan statement yang ada, hal ini
dimaksudkan agar hasil dari proses editing tidak keluar dari konsep. Setelah pasca
produksi ini produser memiliki sebuah tugas untuk mempromosikan hasil dari
produksi program dokumenter potret “JALAN PULANG” Pondok Pesantren

93
Universitas Budi Luhur
Tasawuf Underground, agar khalayak tertarik untuk mengetahuinya dan
mendapatkan wawasan baru setelah menonton program dokumenter potret ini,
promosi yang harus dilakukan oleh produser melalui sosial media, youtube, serta
poster. Dalam hal ini media internet sangat memegang peran penting promosi
tayangan ini karena saat ini interaksi manusia lebih ke dalam media internet dan
sebagai pelengkap menggunakan poster untuk promosi.
4.2 Laporan Penciptaan
Dalam hal ini pencipta melaporkan adanya perubahan dalam produksi
program dokumenter potret ini serta kendala-kendala apa saja yang di hadapi pada
saat melakukan produksi serta keterbatasan sebuah karya yang dialami pencipta
pada saat menciptakan karya dokumeter potret “JALAN PULANG” Pondok
Pesantren Tasawuf Underground.

4.2.1 Perubahan Karya


Sangat sulit untuk mendapatkan sebuah hasil yang maksimal, dalam hal
pencipta mendapatkan kesulitan sehingga kendala - kendala yang terjadi di
lapangan. Maka hasil dari produksi ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan
pada program dokumenter ini. Dengan ini pencipta sebagai produser akan
membahas segala bentuk perubahan pada karya ini, kendala dan keterbatasan karya.
Perubahan lainnya, pencipta juga mengalami perubahan budgeting yang dari awal
sudah diperhitungkan.

4.2.2 Pra Produksi


Dalam proses pra produksi, pencipta yang berperan sebagai produser
mengalami beberapa kendala yaitu pandemi Covid-19 yang menghambat proses
pengumpulan data dalam survey dan observasi produser ke lokasi, juga produser
kesulitan dalam mencari atau mengumpulkan tim untuk melakukan produksi.
Akhirnya semua bisa terkendali ketika produser sudah melakukan pendekatan
dengan perwakilan dari pihak pondok pesantren Tasawuf Underground.

94
Universitas Budi Luhur
4.2.3 Produksi
Dalam proses produksi ini terdapat beberapa kendala berupa perubahan
jadwal shooting yaitu hilangnya alat produksi berupa kamera canon 700D di lokasi,
yang membuat produksi tertunda satu semester. Hal ini dikarenakan adanya oknum
tidak bertanggung jawabnya yang berada di pondok pesantren namun bukan
pengurus ataupun santri pondok pesantren Tasawuf Underground melainkan orang
yang tidak di kenal. Perubahan jadwal ini juga dikarenakan hal lain yaitu mulai dari
jadwal narasumber yang tidak menentu ada ditempat, situasi pandemi yang
mengharuskan pondok pesantren harus lock down selama beberapa bulan, kendala
cuaca yang tidak menentu pada saat pengambilan gambar berlangsung dan
keterbatasan peralatan yang dimiliki dan digunakan, keterbatasan waktu dan biaya
dalam penciptaan karya ini belum menjadikan sebuah karya yang sempurna.

4.2.4 Pasca Produksi


Pada proses pasca produksi ini pencipta sebagai produser memiliki kendala-
kendala antara lain kekurangan stock shot dikarenakan keterbatasan tim dan waktu
untuk mengerjakan laporan dan mengedit karya.

4.2.5 Perubahan Anggaran Biaya


Saat pembuatan Program dokumenter potret “Jalan Pulang”, pencipta
melaksanakan pengeluaran sesuai apa yang sudah terencanakan namun dalam
pelaksanaanya terjadi kendala bagi pencipta sebagai produser, terjadi perubahan
saat pra produksi hingga paska produksi .

95
Universitas Budi Luhur
Table 4.10 Perubahan Anggaran Biaya (Budgeting)
Program Dokumenter Potret “Jalan Pulang”

Pra Produksi
Meeting Konsumsi Rp 30.000 3 Hari Rp 90.000
1. dan
Survey Transportasi Rp 15.000 3 Hari Rp 45.000
Produksi

Transportasi Rp 15.000 21 Hari Rp 315.000


1. Shooting
Konsumsi Rp 30.000 21 Hari Rp 450.000
Sewa Sony A7
Mark II dan Lensa Rp 500.000 3 Hari Rp 1.500.000
FE 16-35mm
2. Peralatan Sewa Lensa Sony
Rp 100.000 3 Hari Rp 300.000
FE 28mm
Sewa Lensa
Rp 150.000 4 Hari Rp 600.000
Canon 16-35mm
Pasca Produksi
Konsumsi Rp 30.000 4 Hari Rp 120.000
1. Editing
Sewa Leptop Rp 100.000 4 Hari Rp 4.500.000

Pulsa Internet Rp 100.000 - Rp 100.000


2. Promosi Poster Rp 4.000 4 Lembar Rp 16.000

Roll Banner Rp 180.000 1 Lembar Rp 180.000


3. Biaya
Biaya Tak Terduga Rp 4.800.000 - Rp 4.800.000
lain-lain
SUB TOTAL Rp 13.016.000

4.3 Karya Pendukung dan Strategi Promosi

4.3.1 Bentuk Promosi Program

Pencipta yang bekerja sebagai produser memiliki tugas untuk


mempublikasikan program Dokumenter Potret “JALAN PULANG”. Promosi
adalah salah satu bagian yang dapat menentukan kesuksesan suatu program.
Promosi dilakukan untuk memperkenalkan karya dokumenter yang telah dibuat

96
Universitas Budi Luhur
oleh pencipta pada calon audiens. Kegiatan publikasi dan promosi pada dokumenter
“JALAN PULANG” menggunakan media sosial sebagai sarana penyebaran
awareness, marketing film dan tidak juga terlepas dari penyampaian nilai nilai yang
sesuai dengan ideologi dari karya film dokumenter ini. Berikut adalah beberapa
bentuk promosi dari program Dokumenter Potret “JALAN PULANG "

1. Youtube
Pencipta beranggapan bahwa platform media sosial seperti youtube akan
mempermudah calon audiens untuk menonton program yang diciptakan.
Pengguna platform ini berkategori umum karena penggunanya mencakup
jenjang usia dan latar belakang yang sangat luas. Youtube menjadi sebuah
platform tontonan bagi orang-orang yang menyukai karya seni berbentuk
audio visual, dan memberikan tempat untuk para penggiat film untuk
mengekspresikan karya mereka melalui sebuah tayangan yang dapat
diunggah secara gratis ke dalam kanal akun film, lembaga, atau milik
perorangan. Pencipta akan mengunggah video teaser untuk
mempromosikan program “JALAN PULANG” agar dikenal audiens.

Gambar 4.1 Tampilan Teaser JALAN PULANG Pada Youtube

97
Universitas Budi Luhur
2. Instagram
Instagram Juga di pilih oleh pencipta sebagai media promosi Program
“JALAN PULANG” karena karena 90% dari pengguna platform ini
berumur dibawah 35 tahun. Tujuannya adalah agar sasaran calon audiens
yang berusia 18-25 tahun dapat dengan mudah mengenal karya dokumenter.
Dalam platform media sosial Instagram, terdapat layanan konten video
bernama IGTV (Instagram TV) yang dapat diakses oleh pengguna platform.
Setiap publikasi karya dokumenter “JALAN PULANG” yang diungah ke
platform ini akan menggunakan hashtag #terapiteater, #santripunk
#streetpunk dan #jalanpulang untuk memperluas kemungkinan penampilan
konten pada akun pengguna.

Gambar 4.2 Tampilan Publikasi Instagram “JALAN PULANG”


3. Poster
Poster fisik ditempel pada lokasi-lokasi strategis yang memungkinkan
calon audiens yang tidak memiliki media sosial untuk mengenal karya
dokumenter ini. Poster fisik juga dapat menarik para calon audiens yang
kebetulan berada di tempat dimana poster tersebut dipajang. Poster-poster
fisik akan ditempel di tempat-tempat seperti cafe, tempat komunitas,
lembaga pendidikan tingkat lanjut, dan tempat tempat berkumpulnya
audiens sasaran karya dokumenter ini.

98
Universitas Budi Luhur
Gambar 4.3 Tampilan Poster “JALAN PULANG”

99
Universitas Budi Luhur
BAB V
EVALUASI

5.1 Evaluasi

Pencipta memamparkan sebuah hasil evaluasi sebuah karya dokumenter


potret “Jalan Pulang” ini meliputi 3 (tiga) tahap. Yaitu tahap pra produksi, pencipta
sebagai produser melakukan sebuah riset, observasi dan survei ke lokasi penelitian,
setelah itu pencipta membuat sebuah konsep yang akan dijadikan permasalahan
dalam sebuah karya tersebut. Pematangan proses pra produksi ini merupakan hal
terpenting dimana pencipta sebagai produser harus mematangkan sebuah konsep
dalam karya ini, seperti mendalami objek karya dari berbagai aspek yang ada
dimulai dari steatment narasumber melalui wawancara pencipta dengan ustadz
Halim Ambiya bahwa pondok pesantren Tasawuf Underground menggunakan
teater sebagai media terapi guna membantu anak street punk membenahi diri,
membuat sebuah pertanyaan untuk melakukan wawancara kepada narasumber yang
bersangkutan, menentukan narasumber yang berkompeten untuk menjawab semua
pertanyaan yang telah di siapkan.
Tahapan proses produksi, pencipta melakukan proses produksi sesuai dengan
konsep yang telah dibuat dalam pra produksi, briefing bersama tim yang bertugas,
mengawasi berjalannya produksi, mengontrol budgeting, wawancara kepada
narasumber, serta terjun langsung dalam proses pengambilan gambar. Pada tahapan
selanjutnya adalah pasca produksi pencipta sebagai produser harus mentranskrip
hasil wawancara narasumber lalu memilah wawancara terpenting untuk dijadikan
sebuah acuan kepada editor, memilih gambar sesuai dengan alur cerita, sehingga
gambar dan konsep yang ditampilkan selaras.
5.2 Rekomendasi

Terselesaikannya penciptaan karya ini yang dimulai dari tahap pra produksi,
produksi, hingga paska produski membuat pencipta bersemangat untuk
meningkatkan daya pikir serta kreatifitas untuk kedepannya. Melalui karya ini

100
Universitas Budi Luhur
pencipta banyak mendapatkan informasi serta pengetahuan baru yang akan pencipta
jadikan pengalaman dan bahan pembelajaran yang sangat berarti. Disini pencipta
belajar bagaimana cara menjadi pendengar yang baik dalam berkomunikasi dengan
orang - orang baru guna menggali informasi, cara menjalin kerjasama dengan
sebuah tim, serta menjadikan menejemen waktu sebagai salah satu prioritas yang
sangat utama dalam merancang perencanaan produksi pada tahap pra produksi.
Oleh karena itu dengan sehubungan hal ini, pencipta mencoba memberikan
masukan kepada pembaca hasil laporan dan penulisan ini, penonton, serta calon
pencipta karya berikutnya yang mungkin akan mengangkat sebuah tema dengan
media yang sama, bahwa proses belajar itu adalah proses mencari tau, dari situ lah
kata learning by doing itu hadir. Langkah pertama pencipta sebagai produser dalam
penciptaan karya dokumenter ini adalah menentukan isu apa yang mau diangkat
lalu membuka lebar – lebar mata, hati, telinga dan pikiran guna memperluas sudut
pandang sebagai bekal utama dalam melaksanakan riset, observasi dan survei.
5.3 Kesimpulan

Pencipta sebagai produser disini membuat dokumenter pendekatan naratif


pada dokumenter potret “Jalan Pulang” pondok pesantren Tasawuf Underground
karena ingin menunjukan kisah dari Tasawuf Underground yang didirikan oleh
ustadz Halim Ambiya untuk merangkul anak - anak jalanan “street punk” dan
memberikan edukasi untuk membekali kehidupan mereka agar dapat merubah
beberapa aspek dalam kehidupannya menjadi lebih baik.
Mengapa pencipta menggunakan pendekatan naratif karena secara konsep,
film ini didesain agar para penonton dapat menyaksikan proses darisebuah usaha
pembenahan diri yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa empati terhadap subjek
dalam film. Tumbuhnya empati dapat memperkuat alasan penonton untuk
menyerap hasil kesimpulan yang dihadirkan pada akhir film. Harapan besarnya
adalah agar penonton dapat mengimplementasikan kesadaran baru yang didapat
dari film ini kedalam kehidupan sosial dan hubungan bermasyarakat mereka.

101
Universitas Budi Luhur
Sesuai dengan tema film teater sebagai media terapi, yang mengajarkan
bahwa agar kita dapat mengambil pelajaran kehidupan, kita harus mempaparkan
dan membentangkan proses kehidupan itu sendiri. Karena bisa jadi ada bagian-
bagian yang luput dari pandangan kita. Kita bisa menemukan sesuatu yang berharga
yang tidak kita sadari sebelumnya.
Pembahasan ini pencipta memaparkan kesimpulan dari hasil keseluruhan
penciptaan karya yang telah dibuat menjadi dua poin, yaitu kelayakan karya dan
implementasi karya yang meliputi dampak langsung dan dampak tidak langsung
terhadap masyarakat atau audiens yang menyaksikan program dokumenter ini.

1. Dampak Langsung
Audiens diajak untuk menyaksikan kehidupan sehari hari dari satu
elemen masyarakat yang mendapat stigma negatif agar mendapat
pemahaman baru bahwa mereka bisa merubah kehidupannya bila
mendapatkan pendampingan yang sesuai. Sehingga lebih bijak lagi dalam
menilai stigma dengan sudut pandang yang berbeda.
2. Dampak Tidak Langsung
Dampak tidak langsung yang dirasakan oleh audiens adalah
munculnya rasa empati terhadap komunitas punk jalanan yang menggiring
kepada perubahan sikap atau stigma terhadap mereka. Selain itu, pencipta
berharap agar dokumenter ini dapat menstimulus sineas muda agar
menghasilkan karya-karya dokumenter dengan sudut pandang yang lebih
beragam dan mengangkat isu – isu yang perlu dikaji lebih lanjut, bukan
hanya dalam lingkup kampus tapi di level nasional atau bahkan hingga level
internasional.

102
Universitas Budi Luhur
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Afdjani, Hadiono. 2013. Ilmu Komunikasi : Proses Dan Strategi Edisi Pertama.
Tangerang: Empat Pena Publishing.
Ardianto, Elvinaro. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Ayawalia, Gerzon R.. 2008. Dari Ide Hingga Produksi, Jakarta: FFTV-IKJ.
Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser.
Yogyakarta: Panduan dan Yayasan Konfiden.
Fachruddin, 2012. Andi. Pendekatan Essai Dan Naratif Dalam Dokumenter, PT.
Prenadmedia Group. Jakarta
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi:Produksi Berita, Feature,
Laporan Investigasi, Dokumenter dan Teknik Editing. PT Fajar Inter Pratama
Mandiri.
Fachruddin, Andi. 2015. Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Fachruddin, Andi. 2015. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kutanto, Haronas. 2017. Dokumenter Film dan Televisi, Jakarta: Universitas Budi
Luhur.
Muslimin, Nurul. 2018. Bikin Film Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri,
Yogyakarta: Araska.
Vera, Nawiroh. 2016. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Pratama Media.
Webster, Leonard, dan Patrice Mertova. 2007. Using Narative Inguing as a
Research Method. London: Routledge.
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. PINUS Book Publisher.

SKRIPSI DAN JURNAL


Anna Rizky Annisa, dkk., “Fenomena Remaja Punk ditinjau dari Konsep Person in
Environment (Studi Deskriptif Di Komunitas Heaven Holic Kota Bandung)”,
Share Social Work Journal, Vol. 5, No. 1, 2015, hlm. 2.
(http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/13084/5966)
Muhammad Sultan, Studi Paradigma Naratif Walter Fisher Pada Aktifitas
“Nongkrong” di Kalangan Remaja Madya, Jurnal Al-Khitabah, Vol. 3, No. 1,
2017, (http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-
khitabah/article/download/2924/2800//)
Wahyu Linda, Skripsi: “Stigmatisasi Masyarakat Lokal terhadap Anak Punk (Studi
Kasus: Masyarakat Sekitar Komunitas Punk Masberto di Bogor, Jawa Barat)”,
(Jakarta: UNJ, 2020), hlm. 5,
(http://repository.unj.ac.id/3530/2/BAB%20I.pdf)

103
Universitas Budi Luhur
WEBSITE
Anindita Pradana, dan Silvano Hajid, Tasawuf Underground: Hijrah Anak Jalanan
Kala Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19, (BBC.com, 2020),
(https://www.bbc.com/indonesia/media-52674243)
Pengertian Pondok Pesantren Secara Bahasa dan Istilah, (Abusyuja.com: 2019),
para. 1, (https://www.abusyuja.com/2019/10/pengertian-pondok-pesantren-
secara-bahasa-istilah.html)
Pesantren, Petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id,
(https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/pesantren/)
Pengertian Tasawuf dalam Islam, Dalamislam.com,
(https://dalamislam.com/akhlaq/pengertian-tasawuf)
Underground, Kamuslengkap.com, (https://kamuslengkap.com/kamus/politik/arti-
kata/underground)
Feronika Azmil, Sejarah Singkat YouTube, Situs Video Sharing Terbesar,
(Merdeka.com, 2013), (https://www.merdeka.com/teknologi/sejarah-singkat-
youtube-situs-video-sharing-terbesar-tekstory.html)
Robit Mikrojul Huda, YouTube Menjadi Media Paling Popular di Indonesia,
(Setara.net: 2017), para. 2, (https://setara.net/youtube-aplikasi-paling-populer-
di-indonesia/)

NARASUMBER
Statement Narasumber Sir Ilham Jambak, Lab Teater Ciputat, November 2021.
Statement Narasumber Halim Ambiya, pendiri Tasawuf Underground, November
2021.
Ridwan, Sekertaris Pondok Pesantren Tasawuf Underground, 2021.

104
Universitas Budi Luhur
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Fabioza Nuur Kautsar

Alamat : Jl. Bratasena XIV Blok U2/5, Reni Jaya, Pamulang,


Tangerang Selatan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Januari 1995

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan Terakhir : Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta

No. Telepon : 081315165197

E-mail : Fabiokautsar20@gmail.com

PENDIDIKAN

2000 – 2006 : SDN Pondok Benda II

2006 – 2009 : Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta

2009 – 2012 : Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta

2012– Sekarang : Universitas Budi Luhur

105
Universitas Budi Luhur
LAMPIRAN I

106
Universitas Budi Luhur
LAMPIRAN II

107
Universitas Budi Luhur
108
Universitas Budi Luhur
LAMPIRAN LINK YOUTUBE
https://youtu.be/40YnZGXcMho

109
Universitas Budi Luhur

Anda mungkin juga menyukai