Anda di halaman 1dari 123

PROFESIONALISME WARTAWAN DALAM MELAKSANAKAN

JURNALISME ROBOT DI MEDIA DARING LOKADATA.ID


(Studi Kualitatif Kanal Pemberitaan Robotorial di Lokadata.id)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program


Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Pakuan

Disusun Oleh :
ANNA ROSMAWATI
044116417

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020

Fisib Unpak

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,


Semua sumber baik dikutip maupun diunjuk
telah saya nyatakan dengan benar.

ANNA ROSMAWATI
044116417

Nama : Anna Rosmawati


NPM : 0441 16 417
Tanda Tangan :
Tanggal :

i Fisib Unpak

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang disusun oleh :

Nama : Anna Rosmawati


NPM : 0441 16 417
Judul : Profesionalisme Wartawan dalam Melaksanakan Jurnalisme
Robot di Media Daring Lokadata.id (Studi Kualitatif Kanal
Pemberitaan Robotorial di Lokadata.id)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pakuan Bogor.

Pembimbing I : Ratih Siti Aminah, M.Si


NIP. 1.0314 004 625

Pembimbing II : Wiranta Yudha Ginting, S.Sos. M.A. SID


NIP. 1.0616 049 758

Pembaca :

Ditetapkan di : Bogor
Tanggal :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ketua Program Studi


Ilmu Budaya Ilmu Komunikasi

Dr. Henny Suharyati, M.A. Dwi Rini Sovia F., M.Comn.


NIP :19600671990092001 NIP : 1.0113 001 607

ii Fisib Unpak

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anna Rosmawati


NPM : 0441 16 417
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Bidang Keahlian : Jurnalistik

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
PROFESIONALISME WARTAWAN DALAM MELAKSANAKAN
JURNALISME ROBOT DI MEDIA DARING LOKADATA.ID
(Studi Kualitatif Kanal Pemberitaan Robotorial di Lokadata.id)

adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi
orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
pada saat yang diperlukan

Bogor,
Pembuat Pernyataan,

Anna Rosmawati
NPM 0441 16 417

iii Fisib Unpak

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Anna Rosmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 02 November 1997

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Menteng no.13 RT.001/ RW.002 Kelurahan


Menteng Kecamatan Kota Bogor Barat, 16111.

Email : Annarosmawati791@gmail.com

Telepon : 087870412864

Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar : SD AL – Ghazaly Bogor (2004-2010)

Sekolah Menengah Pertama : MTS AL – Ghazaly Bogor (2010-2013)

Sekolah Menengah Atas : SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor (2013-2016)

Perguruan Tinggi : Universitas Pakuan Bogor (2016-2020)

iv Fisib Unpak

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “PROFESIONALISME
WARTAWAN DALAM MELAKSANAKAN JURNALISME ROBOT DI
MEDIA DARING LOKADATA.ID (Studi Kualitatif Kanal Pemberitaan
Robotorial di Lokadata.id)”. Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ilmu Komunikasi program Strata 1 (S-1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan Bogor.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,


peneliti tidak luput dari berbagai kendala. Kendala tersebut dapat diatasi berkat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua, bapak H. Eman Sulaeman dan Ibu Sopiah serta keluarga
besar yang selalu memberikan doa yang tulus, selalu menyemangati dan
memberi masukan serta dukungan kepada peneliti.
2. Dr. Henny Suharyati, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya Universitas Pakuan.
3. Dwi Rini Sovia F., M.Comn. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan.
4. Ratih Siti Aminah, M.Si Dosen Pembimbing satu yang telah banyak memberi
masukan dan saran yang membangun bagi peneliti.
5. Wiranta Yudha Ginting, S.Sos. M.A. SID Dosen Pembimbing dua yang telah
banyak memberi masukan dan saran yang membangun bagi peneliti.
6. Selaku Pembaca yang telah memberi masukan dan saran kepada peneliti
mengenai laporan akhir perkuliahan.
7. Seluruh Dosen dan staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas
Pakuan yang telah membantu selama proses perkuliahan.

v Fisib Unpak

8. Wartawan sekaligus Wakil Pemimpin Redaksi Lokadata.id pak Rahadian


Prajna Paramita yang sudah meluangkan waktu untuk diwawancara oleh
peneliti.
9. Pihak Dewan Pers Pak Wiranto yang sudah meluangkan waktu untuk
diwawancara oleh peneliti.
10. Sahabat seperjuangan, Heti, Kintan, Pite dan Yeni yang saling mendukung
dan memberi semangat selama proses penyusunan skripsi dan penelitian.
11. Tisa Nuraeni, yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, skripsi ini peneliti dedikasikan untuk seluruh pihak yang turut
berperan dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa
berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu banyak pihak. Kritik dan
saran membangun merupakan salah satu yang berharga bagi peneliti.

Bogor,

Peneliti

vi Fisib Unpak

ABSTRAK

Anna Rosmawati 044116417, Profesionalisme Wartawan dalam


Melaksanakan Jurnalisme Robot di Media Daring Lokadata.id (Studi Kualitatif
Kanal Pemberitaan Robotorial di Lokadata.id). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya, Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik, Universitas
Pakuan Bogor, dibawah bimbingan Ratih Siti Aminah, M.Si.
Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah sebagai berikut:
“Pertama, Bagaimana cara kerja jurnalisme robot di media daring Lokadata.id?”,
“Kedua, Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot
dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan KEJ Dewan Pers
pasal 2?”, “Ketiga, Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan
jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan
norma teknis dan norma etis yang mengatur perilaku jurnalis?”, “Keempat,
Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot dalam
kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan PPMS?”.
Tujuan penelitian ini, sebagai berikut: Pertama, mengetahui dan
mesdeskripsikan cara kerja jurnalisme robot di media daring Lokadata.id. Kedua,
mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme wartawan dalam melaksanakan
jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan KEJ
Dewan Pers pasal 2. Ketiga, mengetahui dan mesdeskripsikan profesionalisme
wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media
daring Lokadata.id berdasarkan norma teknis dan norma etis yang mengatur perilaku
jurnalis. Keempat, mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme wartawan dalam
melaksanakan jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id
berdasarkan PPMS.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan
data yaitu wawancara dan dokumentasi, sedangkan untuk menguji keabsahan data,
digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi waktu serta teknik analisis data
melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa : Pertama, Lokadata.id melakukan
praktik jurnalisme robot dengan menggunakan penerapan Natural Language
Generation (NLG) yang merupakan salah satu cabang Machine Learning (ML) pada
proses produksi berita di kanal Robotorial. Kedua, Beberapa poin Kode Etik
Jurnalistik pasal 2 dapat diterapkan dalam pembuatan berita di kanal robotorial
Lokadata.id, yaitu menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya, tidak
melakukan plagiat, dimana menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya
sendiri, dan tidak ada rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar,
foto dan lain-lain. Ketiga, Wartawan Lokadata.id dalam melaksanakan jurnalisme
robot memenuhi penerapan norma teknis dan norma etis yang mengatur perilaku
wartawan. Keempat, dalam hal menerapkan PPMS mengenai hak cipta pada
pemberitaan di kanal robotorial ini, wartawan Lokadata.id tidak melanggar.

vii Fisib Unpak

Kata kunci : Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Pemberitaan Media Siber, Media
Daring, Lokadata.id

viii Fisib Unpak

ABSTRACK

Anna Rosmawati 044116417. Professionalism of Journalists in


Implementing Robot Journalism in Online Media Lokadata.id (Qualitative
Study Of Robotorial News Channels in lokadata.id). Faculty of Social and
Cultural Sciences, Communication Studies Program, Journalism Concentration,
Pakuan University, Bogor. Under guidance Ratih Siti Aminah, M.Si.
The research based on the formulation of the problem as follows: “First, how
does Robotic Journalism work in online media Lokadata.id?”, “Second, how is the
professionalism of journalists in implementing Robotic Journalism in robotorial
channels in media online Lokadata.id based on the journalistic code of ethics of the
press council article 2?”, “Third, how is the professionalism of journalists in
implementing Robotic Journalism in robotorial channels in online media Lokadata.id
based on technical norms and ethical norms that regulate journalist behavior?”,
“Fourth, how is the professionalism of journalists in implementing robotic journalism
in the robotorial channels in online media Lokadata.com based on PPMS?”.
The purpose of this study was to: First, knowing and describing how robotic
journalism works in the online media Lokadata.id. Second, knowing and describing
how is the professionalism of journalists in implementing Robotic Journalism in
robotorial channels in media online Lokadata.id based on the journalistic code of
ethics of the press council article 2. Third, knowing and describing how is the
professionalism of journalists in implementing Robotic Journalism in robotorial
channels in online media Lokadata.id based on technical norms and ethical norms that
regulate journalist behavior. Fourth, knowing and describing how is the
professionalism of journalists in implementing robotic journalism in the robotorial
channels in online media Lokadata.com based on PPMS.
This research uses descriptive qualitative methods, data collection techniques
are interviews and documentation, while to test the validity of the data, it uses
triangulation techniques and time triangulation and data analysis techniques through
data reduction, data presentation and data verification.
The results of this study indicate that: First, Lokadata.id practices robotic
journalism by using the application of Natural Language Generation (NLG) which is
a branch of Machine Learning (ML) in the news production process on the robotorial
channel. Second, several points of article 2 of the journalistic code of ethics can be
applied in making news on the Lokadata.id robotorial channel, namely producing
factual news and clear sources, not plagiarism, which states the results of other
journalists coverage as their own work, and there is no engineering of taking and
loading or broadcasting of images, photos and others. Third, Lokadata.id journalists
in carrying out robotic journalism meet the application of technical norms and ethical
norms that govern journalist behavior. Fourth, in terms of implementing PPMS
regarding copyright on news on this robotorial channel, Lokadata.id journalists do not
violate.

ix Fisib Unpak

Keywords : Journalistic Code of Ethics, Cyber Media Coverage Guidelines, Online


Media, Lokadata.id

x Fisib Unpak

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vii
ABSTRACK .............................................................................................ix
DAFTAR ISI .............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................... 5
1.4.3 Manfaat Akademis .............................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 6
2.1 Komunikasi .................................................................... 6
2.2 Komunikasi Massa ......................................................... 9
2.3 Media Massa ................................................................ 14
2.4 Media Daring (Online)................................................. 16
2.5 Profesionalisme Wartawan........................................... 17
2.6 Jurnalisme Robot .......................................................... 20
2.7 Berita ............................................................................ 21
2.8 Kanal Robotorial Lokadata.id ...................................... 25

xi Fisib Unpak

2.9 Kode Etik Jurnalistik .................................................... 27


2.10 Norma-norma yang Mengatur Perilaku Wartawan .... 34
2.11 Pedoman Pemberitaan Media Siber ........................... 35
2.12 Alur Berpikir .............................................................. 40
2.13 Definisi Konsep .......................................................... 41
2.14 Penelitian Terdahulu ................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 43
3.1 Desain Penelitian ......................................................... 43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 44
3.2.1 Lokasi Penelitian……………………………….44
3.2.2 Waktu Penelitian.................................................44
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 45
3.3.1 Subjek Penelitian ................................................ 45
3.3.2 Objek Penelitian.................................................. 45
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................. 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................... 46
3.6 Teknik Analisis Data .................................................... 50
3.7 Teknik Keabsahan Data ............................................... 53
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................... 55
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................... 55
4.1.1 Sejarah Lokadata.id ........................................... 55
4.1.2 Visi dan Misi Lokadata.id .................................. 57
4.1.3 Logo Lokadata.id ................................................ 57
4.1.4 Kanal-kanal Pemberitaan di Lokadata.id ............ 59
4.1.5 Struktur Organisasi Lokadata.id ......................... 60
4.1.6 Struktur Redaksional Lokadata.id....................... 63
4.2 Jurnalisme Robot di Lokadata.id ................................. 64
4.3 Profesionalisme Wartawan Lokadata.id Berdasarkan KEJ
pasal 2 ......................................................................... 70
4.4 Profesionalisme Wartawan Lokadata.id Berdasarkan

xii Fisib Unpak

Norma ......................................................................... 74
4.5 Profesionalisme Wartawan Lokadata.id Berdasarkan
PPMS .......................................................................... 76
4.6 Triangulasi ................................................................... 78
BAB V PENUTUP ........................................................................ 82
5.1 Kesimpulan ................................................................. 82
5.2 Saran ........................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 84
LAMPIRAN ............................................................................................. 86

xiii Fisib Unpak

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kutipan Berita Hasil Pertandingan Sepak Bola


di Lokadata.id ......................................................................... 26
Gambar 2.2 Alur berpikir........................................................................... 40
Gambar 4.1 Logo Lokadata.id ................................................................... 57
Gambar 4.2 Color Variations Logo Lokadata.id ....................................... 58
Gambar 4.3 Primary Color Logo Lokadata.id .......................................... 58
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Lokadata.id ............................................ 60
Gambar 4.5 Kutipan Berita Hasil Pertandingan Sepak Bola
di Lokadata ............................................................................. 74
Gambar 4.6 Kutipan Catatan Redaksi Berita Update Covid-19
di Lokadata.id ......................................................................... 77

xiv Fisib Unpak

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara ............................................................. 86


Lampiran 2 Transkip Wawancara .............................................................. 94
Lampiran 3 Kutipan Berita Kanal Pemberitaan Robotorial ..................... 99
Lampiran 4 Foto Gedung Lokadata.id ..................................................... 106
Lampiran 5 Foto Gedung Dewan Pers..................................................... 106
Lampiran 6 Screenshoot telah Melakukan Wawancara dengan pihak
Lokadata.id melalui Voice Call Whatsapp ........................... 107
Lampiran 7 Screenshoot telah Melakukan Wawancara dengan pihak Dewan Pers
melalui Panggilan Telepon ................................................... 107

xv Fisib Unpak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditemukan istilah journalize dalam kamus bahasa inggris yang berarti


mencatat kejadian sehari - hari. Menurut Effendi dalam Muhtadi (2016:16) jurnalistik
merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita mulai dari peliputan
sampai penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat.

Kegiatan jurnalistik biasanya dituangkan ke dalam bentuk berita dan berita


tersebut dimuat di media massa. Media massa dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk sarana informasi dan komunikasi untuk mempublikasikan berita kepada
khalayak. Cangara (2018:144) mendefinisikan media massa sebagai alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)
dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,
dan televisi.

Media massa secara umum terbagi menjadi media cetak, media elektronik dan
media daring (online). Media cetak terdiri dari surat kabar, majalah, tabloid, dan
buku. Serta media elektronik yaitu televisi, radio dan film. Media cetak, berdasarkan
formatnya, terbit setiap hari, mingguan atau satu bulan sekali. Sementara media
elektronik, proses pembuatannya membutuhkan waktu lama dan ditayangkan pada
hari itu juga kecuali untuk siaran ulang. Dan media daring (online) sendiri merupakan
website internet yang berisikan informasi aktual layaknya media massa cetak.

Perkembangan teknologi informasi khusus nya internet saat ini terhitung


sangat cepat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, menuntut
semua platform harus terus berinovasi. Berbagai macam strategi dan modifikasi
dibuat demi memikat pembaca.

1 Fisib Unpak

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, pekerjaan setiap


manusia saat ini sudah semakin dimudahkan, begitu pula hal nya dalam pekerjaan
jurnalis. Dikutip dari kompasiana.com, menurut Einav dalam e-book yang berjudul
“The New World of Transitioned Media” (2015) mengatakan pekerjaan jurnalis kini
sudah dapat digantikan oleh jaringan algoritma kecerdasan buatan, yang dapat
melakukan pencarian atau penggalian terhadap berbagai data, melakukan analisis,
serta menulis informasi atau berita dengan cepat yang dapat disebut dengan
Algoritma Artificial Intelligence (AI), yakni teknologi kecerdasan buatan atau lebih
dikenal dengan Jurnalisme Robotik, disebut juga dengan automatied journalism,
karena dapat dilakukan menggunakan software atau algoritma yang secara otomatis
mengumpulkan informasi tanpa bantuan manusia.

Penggunaan teknologi algoritma ini sudah semakin banyak digunakan oleh


berbagai perusahaan media, salah satunya yang sudah diterapkan di media online
Indonesia, yakni di Lokadata.id. Lokadata.id adalah perusahaan media dengan fokus
utama pada jurnalisme data dan riset. Secara kronologis, Lokadata.id merupakan situs
berita online yang pindah rumah atau melakukan pengalihan alamat situs web dari
Beritagar.id ke Lokadata.id, yang diresmikan sejak 2 Desember 2019.

Beritagar.id lahir pada Agustus 2015. Menurut Republika.co.id media daring


Beritagar.id bisa dikatakan menjadi media pertama di Indonesia yang menerapkan
teknologi robot jurnalistik dalam proses produksi beritanya. Dapat dilihat sejak awal
tahun 2018 media daring Beritagar.id sudah mempraktikkan jurnalisme robot dengan
berita laporan hasil pertandingan sepak bola yang menjadi materi awal yang
dipublikasikan dengan alasan karena datanya konsisten dan berupa pengulangan.
Data hasil pertandingan yang dimaksud, juga merupakan fakta yang tak butuh
verifikasi sehingga dapat disajikan kepada pembaca secara cepat (Beritagar.id, 2018).

Media daring Lokadata.id memiliki beberapa kanal pemberitaan salah satunya


kanal Robotorial. Kanal ini menyuguhkan konten berita dimana teks dan gambar

Fisib Unpak

dalam artikel berita nya dipublikasikan secara otomatis oleh program komputer yang
mengubah angka-angka menjadi narasi.

Namun, penggunaan robot dalam produksi berita bukan tanpa persoalan.


Seperti yang kita ketahui, profesional sebuah media salah satunya dapat bergantung
pada kemampuan wartawannya dalam meliput, mencari, mengumpulkan, menulis,
dan menerbitkan berita. Dan sebagai seorang profesional, wartawan sudah seharusnya
mengikuti kaidah atau kode etik jurnalistik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
peneliti ingin mengkaji profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme
robot di media daring Lokadata.id khusus nya di kanal Robotorial.

Jurnalisme robot dipandang menarik oleh peneliti karena teknologi robot


jurnalistik diciptakan dapat mempermudah pekerjaan manusia, termasuk dalam aspek
jurnalistik serta membantu orang-orang yang membutuhkan data.

Lokadata.id dipilih karena menurut Republika.co.id media ini merupakan


pelopor dalam pemanfaatan robot untuk kegiatan jurnalistik di Indonesia. Lokadata.id
juga sudah termasuk dalam kriteria media daring yang kredibel terbukti telah
terverifikasi oleh Dewan Pers Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menetapkan rumusan masalah,


yaitu :

1. Bagaimana cara kerja jurnalisme robot di media daring Lokadata.id ?


2. Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot
dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan KEJ dewan
pers pasal 2 ?

Fisib Unpak

3. Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot


dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan norma teknis
dan norma etis yang mengatur perilaku jurnalis ?
4. Bagaimana profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme robot
dalam kanal robotorial di media daring Lokadata.id berdasarkan pedoman
pemberitaan media siber ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan mendeskripsikan cara kerja jurnalisme robot di media daring


Lokadata.id
2. Mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme wartawan dalam
melaksanakan jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring
Lokadata.id berdasarkan KEJ dewan pers pasal 2.
3. Mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme wartawan dalam
melaksanakan jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring
Lokadata.id berdasarkan norma teknis dan norma etis yang mengatur perilaku
jurnalis.
4. Mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme wartawan dalam
melaksanakan jurnalisme robot dalam kanal robotorial di media daring
Lokadata.id berdasarkan pedoman pemberitaan media siber.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
acuan dan referensi yang bermanfaat dalam pengembangan penelitian ilmu

Fisib Unpak

komunikasi, khususnya ilmu jurnalistik dan khususnya bagi pengembangan penelitian


yang berkaitan dengan profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnallisme
robot di media daring.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam


menyelesaikan Pendidikan Strata (S1) di Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan Bogor. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan kepada wartawan media daring.

1.4.3 Manfaat Akademis

Secara akademis, peneltian ini dapat menjadi tambahan referensi dan sumber
bacaan yang bermanfaat bagi Jurusan Ilmu komunikasi Universitas Pakuan Bogor.

Fisib Unpak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Menurut Mulyana (2019:45) komunikasi adalah topik yang amat sering


diperbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga di
kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti
yang berlainan.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Dalam hidup
bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya
akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan
depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa
(Cangara, 2018:1)

Romli (2016:8) menyatakan bahwa komunikasi adalah seni menyampaikan


informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan pemahamannya) ke pola
dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.

Sementara itu, Littlejohn dan Foss (2017:3) menyatakan bahwa komunikasi


adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua
kehidupan kemanusiaan, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran,
kepentingan, dan kerumitannya. Setiap aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh
komunikasi kita dengan orang lain, seperti pesan-pesan dari orang yang tidak kita
kenal, orang-orang dari jauh dan dekat, hidup dan mati.

6 Fisib Unpak

Komunikasi memang sudah menjadi istilah yang tidak asing dalam keseharian
kehidupan manusia. Hikmat (2018:5) mengatakan bahwa masyarakat memandang
istilah komunikasi sudah menjadi istilah yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, bukan lagi istilah eksklusif milik kelompok tertentu seperti sejumlah
istilah keilmuwan lain. Komunikasi sudah menjadi kata pasaran yang dapat
digunakan oleh siapa pun, dalam konteks apa pun dan di mana pun. Setiap orang
memiliki kebebasan untuk menggunakan sekaligus memersepsikan istilah
komunikasi sesuai dengan pendekatan masing-masing. Orang berdiskusi, berceramah,
berpidato, atau mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, baik melalui media
massa maupun tidak, sedang berkomunikasi. Ketika sekelompok orang atau
kerumunan orang berdiskusi, baik di televisi maupun dalam ruangan-ruangan rapat,
bahkan di warung kopi sekalipun, itu pun dapat dipersepsi sedang berkomunikasi.
Bahkan, orang terduduk diam atau berdiri mematung tanpa mengungkapkan sepatah
kata pun sering dikategorikan sedang berkomunikasi, termasuk orang-orang yang
membakar dupa di bawah pohon rindang pun berkomunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, pakar komunikasi barat


mengemukakan fungsi komunikasi yang banyak dijadikan rujukan oleh para ilmuwan
komunikasi di Indonesia, Laswell dalam Hikmat (2018:18) adalah:

1. Penjagaan/pengawasan lingkungan (survillance of the environment)


2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk
lingkungannya (correlation of the part of society in responding to the
environment)
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission
of social heritage).

Terdapat tiga kelompok yang selama ini melaksanakan ketiga fungsi tersebut.
Fungsi pertama dijalankan oleh para diplomat, atase, dan koresponden luar negeri
sebagai usaha menjaga lingkungan. Fungsi kedua, lebih diperankan oleh para editor,
wartawan, dan juru bicara sebagai penghubung respons internal. Fungsi ketiga,

Fisib Unpak

dlaksanakan oleh para pendidik dalam lingkungan pendidikan formal atau informal
karena terlibat dalam mewariskan adat kebiasaan, nilai-nilai dari generasi ke generasi.

Verderber dalam Hikmat (2018:19) mengemukakan bahwa komunikasi


mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk
menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan dan
tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, seperti: apa yang akan dimakan pagi hari,
apakah akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes. Sebagian
keputusan itu dibuat sendiri dan sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan
orang lain. Sebagian keputusan bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui
pertimbangan yang matang. Semakin penting keputusan yang akan dibuat, semakin
hati-hati tahapan yang dilalui untuk membuat keputusan. Kecuali, bila keputusan itu
bersifat reaksi emosional, keputusan itu biasanya melibatkan pemrosesan informasi,
berbagai informasi, dan dalam banyak kasus, persuasi karena manusia tidak hanya
perlu memroses data, tetapi sering juga untuk memperoleh dukungan atas
keputusannya.

Fungsi lain komunikasi dilihat dari aspek kesehatan, ternyata kalangan dokter
jiwa (psikiater) menilai bahwa orang yang kurang berkomunikasi dalam arti terisolasi
dari masyarakatnya mudah kena gangguan kejiwaan (depresi, kurang percaya diri)
dan kanker sehingga memiliki kecenderungan cepat mati dibanding dengan orang
yang senang berkomunikasi (Cangara, 2018:73).

Cangara (2018:74) mengemukakan bahwa fungsi-fungsi komunikasi juga bisa


ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri, yakni :

1. Komunikasi dengan Diri Sendiri

Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan


kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan
kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.

Fisib Unpak

Melalui komunikasi dengan diri sendiri, orang dapat berpikir dan


mengendalikan diri bahwa apa yang ingin dilakukan mungkin saja tidak
menyenangkan orang lain. Jadi seseorang dapat mengetahui keterbatasan-
keterbatasan yang dimilikinya, sehingga tahu diri, tahu membawakan diri, dan
tahu menempatkan diri dalam masyarakat.

2. Komunikasi Antarpribadi

Fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan


hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-
konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan orang lain.

Melalui komunikasi antarpribadi, kita dapat meningkatkan hubungan


kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi, sehingga bisa
memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidup.

3. Komunikasi Publik

Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat


kebersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi,
mendidik, dan menghibur.

Bagi orang yang terlibat dalam proses komunikasi publik, dengan


mudah ia menggolongkan dirinya dengan kelompok orang banyak. Ia
berusaha menjadi bagian dari kelompok sehingga sering kali ia terbawa oleh
pengaruh kelompok itu. Sebuah kuliah umum, ceramah atau khotbah yang
dilaksanakan pada suatu tempat terbuka yang dihadiri oleh banyak orang
dapat digolongkan sebagai komunikasi publik.

Fisib Unpak


10

2.2 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Romli (2016:9) adalah


komunikasi yang ditujukan bagi masyarakat luas, tentu saja berbeda dengan
komunikasi interpersonal yang hanya untuk satu orang, atau kelompok yang hanya
beberapa orang, bahkan juga berbeda dengan organisasi yang sudah mempunyai
keunikan – keunikan tersendiri yang tidak dapat disamakan dengan bentuk
komunikasi lainnya.

Komunikasi massa menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada


khalayak yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media
massa modern. Media massa modern tersebut meliputi surat kabar, majalah, siaran
radio, siaran televisi, dan media sosial atau dunia maya dengan teknologi internet.
(Hikmat (2017:21).

Sementara itu, Bittner dalam Romli (2016:1) menjelaskan bahwa komunikasi


massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang (massa communication is messeges communicated through a mass medium to a
large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi
massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu
disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang
dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media
massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media
massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik;
surat kabar dan majalah, keduanya disebut dengan media cetak; serta media film.
Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.

Ciri komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,


baik media audio visual maupun media cetak. Romli (2016:4) menyatakan adapun
beberapa ciri-ciri komunikasi massa sebagai berikut :

Fisib Unpak


11

a) Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukkan


untuk semua orang dan tidak ditunjukkan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun, tidak semua
fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat media massa. Pesan
komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria
penting atau kriteria yang menarik.

b) Komunikannya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),


karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka secara langsung. Di
samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan
faktor usia, faktor jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya,
agama, dan tingkat ekonomi.

c) Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan


yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikan
yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh
pesan yang sama.

d) Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi dari pada Hubungan

Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan dan apa yang dilakukan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan
para peserta komunikasi itu.

Fisib Unpak


12

e) Komunikasi Massa yang Bersifat Satu Arah

Kelemahan komunikasi massa adalah komunikator dan komunikasinya tidak


dapat melakukan kontak secara langsung karena komunikasinya melalui media massa
yang bersifat satu arah.

f) Stimulasi Alat Indra yang Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya,
adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat
indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca
hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif audience hanya mendengar,
sedangkan pada media televisi dan film audience menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.

g) Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung

Komponen umpan balik merupakan faktor penting dalam proses komunikasi.


Begitupula dengan komunikasi seringkali dibutuhkan guna mendapatkan umpan balik
yang disampaikan oleh komunikasinya. Umpan balik sebagai respons mempunyai
volume yang tidak terbatas artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat
dengan segera mengetahui reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, twitter, facebook. Dengan
demikian, proses penyampaian umpan balik komunikasi massa bersifat indirect.

Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di


masyarakat. Merton dalam Romli (2016:6) menjelaskan bahwa fungsi aktivitas
memiliki tiga aspek, yaitu :

1. Fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan.

2. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function) yaitu fungsi tidak diinginkan.
Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek
fungsional dan disfungsional.

Fisib Unpak


13

3. Fungsi Melahirkan (beiring function) fungsi – fungsi sosial lain, bahwa manusia
memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna. Sehingga setiap fungsi
sosial yang dianggap membahayakan dirinya, walau ia akan mengubah fungsi –
fungsi suasana yang ada.

Sementara itu, Cangara (2018:76) mengatakan bahwa komunikasi massa


berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang
pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.

Dalam komunikasi massa juga terdapat gangguan. Vivian dalam Romli


(2016:59) mengatakan bahwa jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara
seperti menggerutu, maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan
ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai
audience dinamakan gangguan. Dalam komunikasi massa, yang didasarkan pada
peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan
adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan
terjadi dalam tiga bentuk, di antaranya:

1. Gangguan Semantik

Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif).


Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator maupun komunikan. Gangguan semantik terjadi
saat komunikasi massa itu sendiri menganggu kesuksesan pesannya jika kata atau
kalimat disusun dengan buruk. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk
penghambat komunikasi.

2. Gangguan Saluran

Gangguan saluran, yaitu ketika sedang mendengar siaran radio, tetapi


suaranya terputus-putus. Bentuk saluran lainnya adalah tinta yang blobor di
halaman majalah atau mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan
berita.

Fisib Unpak


14

3. Gangguan Lingkungan

Gangguan lingkungan adalah jika interupsi terjadi di tempat penerimaan.


Misalnya, saat sedang membaca, tiba-tiba bel pintu rumah berdering, atau tiba-
tiba mendengar suara anak menjerit-jerit, yang mengganggu proses decoding
yang sedang dilakukan dalam membaca.

2.3 Media Massa

Definisi media massa sangat luas, media massa dapat diartikan sebagai segala
bentuk media atau sarana komunikasi untuk menyalurkan dan mempublikasikan
berita kepada publik atau masyarakat.

Muhtadi (2016:54) mengatakan bahwa media massa atau dalam hal ini disebut
pula media jurnalistik, merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa.

Cangara (2018:144) juga menjelaskan bahwa media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)
dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,
dan televisi. Karakteristik media massa ialah sebagai berikut :

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak
orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian
informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan
terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi atau
umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana
informasi yang disampaikan diterima oleg banyak orang pada saat yang sama.

Fisib Unpak


15

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar,
dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana
saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

Orang sering mengatakan media massa laksana lampu penerang kehidupan.


Tanpa media massa, masyarakat mungkin menjadi buta terhadap perkembangan di
sekelilingnya dan juga perubahan dunia luar. Dengan adanya media massa,
masyarakat dunia bisa mengetahui perubahan dan perkembangan zaman, lintas
wilayah, dan lintas peradaban.

Menurut Zaenuddin (2017:7) terdapat empat fungsi sekaligus manfaat media


massa, yakni :

1. Menghimpun dan menyebarkan informasi bagi khalayak masyarakat. Dengan


adanya media komunikasi massa itu, berbagai informasi bisa diliput dan
disiarkan, baik melalui koran, tabloid, majalah, radio, televisi maupun
internet.
2. Memberikan pendidikan bagi khalayak masyarakat. Berbagi informasi yang
disiarkan di surat kabar, media elektronik dan internet mengandung nilai-nilai
edukatif. Orang akan mendapat ilmu pengetahuan dan membaca sebuah berita
di koran atau majalah, juga dari menonton tayangan televisi.
3. Sebagai media hiburan bagi khalayak masyarakat. Dengan memebaca koran
atau majalah, menonton tv atau mendengarkan radio, banyak orang merasa
terhibur. Mereka tidak merasa sepi dan hampa karena di dalam berita juga
seringkali mengandung nilai-nilai hiburan misalnya informasi tentang
selebritis, sport dan anekdot.
4. Sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam istilah yang lebih politis, keberadaan jurnalistik atau pers dianggap
sebagai kekuatan keempat dalam sistem politik kenegaraan setelah legislatif,

Fisib Unpak


16

eksekutif dan yudikatif. Sebagai pilar keempat itu, media massa dapat
dimanfaatkan sebagai :
a. Penyalur aspirasi rakyat banyak.
b. Pembentuk opini publik.
c. Alat penekan yang dapat ikut mempengaruhi dan mewarnai kebijakan
politik negara.
d. Pembela kebenaran dan keadilan.

Selain fungsi-fungsi tersebut, dalam perkembangan selanjutnya media massa


atau pers juga dapat dimanfaatkan dan telah berkembang secara eksis sebagai
lembaga ekonomi. Artinya, surat kabar, radio, televisi, dan internet menjadi badan
usaha atau lembaga bisnis yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan tentu saja
menghasilkan uang.

2.4 Media Daring (Online)

Media daring disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media
internet), dan new media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji
secara online di situs web (website) internet. Media daring (online) bisa dikatakan
sebagai media “generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) koran, tabloid,
majalah, buku dan media elektronik (electronic media) radio, televisi, film/video
(Romli, 2018:34).

Kehadiran media online pada era globalisasi ini telah menambah


perbendaharaan media baru (new media) untuk menolong para pembacanya. Inilah
salah satu produk teknologi informasi yang telah berhasil merambah dunia baru
melalui jaringan internet. Akses jaringannya yang cepat, murah, dan mudah seolah
telah menghipnotis publik untuk bergantung pada media ini, khususnya untuk
memperluas jaringan serta referensi bagi para penggunanya (Muhtadi (2016: 77).

Fisib Unpak


17

Dalam konteks jurnalistik, baik studi maupun praktik, fasilitas online kini
tidak lagi dapat dipisahkan dari aktivitas jurnalistik, terutama setelah proses
konvergen media. Media internet tentu saja tidak pernah terbayangkan sekitar sepuluh
atau dua puluh tahun sebelumnya. Kini media ini berkembang begitu cepat seiring
perkembangan dunia maya yang difasilitasi jaringan internet. Lewat alat bantu inilah
masyarakat umum dapat dengan mudah dan leluasa terlibat dalam beragam kegiatan
jurnalisme. Bahkan para mahasiswa jurnalistik belakangan ini lebih banyak
memanfaatkannya sebagai sarana alternatif dalam menunjang kompetensi yang
dibangunnya. Walaupun demikian, kebebasan dalam mengakses media daring
(online) bukan berarti bebas pula dalam menyajikan kontennya. Siapa pun dapat
menulis dan memberikan informasi tentang berbagai peristiwa, tetapi tidak bisa hanya
berdasarkan subjektivitas sendiri atau sekedar sesuai kehendak sendiri. Ia tetap terikat
pada kode etik yang telah disepakati (Muhtadi, 2016:79).

Romli (2018:35-36) mendefinisikan media daring (online) secara teknis


adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet).
Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog dan
media sosial seperti Facebook dan Twitter), radio online, TV online, dan email.
Media online berupa situs berita bisa kita klasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu :

1. Situs berita berupa “edisi online” dari media cetak surat kabar atau majalah,
seperti republika online, kompas cybermedia, media-indonesia.com, seputar-
indonesia.com, pikiran-rakyat.com, dan tribunjabar.co.id.
2. Situs berita berupa “edisi online” media penyiaran radio, seperti Radio
Australia (radioaustralia.net.au) dan Radio Nederland (rnw.nl).
3. Situs berita berupa “edisi online” media penyiaran televisi, seperti CNN.com,
metrotvnews.com dan liputan6.com.
4. Situs berita online “murni” yang tidak terkait dengan media cetak atau
elektronik, seperti antaranews.com, detik.com, dan VIVA News.
5. Situs berita “indeks berita” yang hanya memuat link-link berita dari situs
berita lain, seperti Yahoo! News, Plasa.msn.com, NewsNow, dan Goggle

Fisib Unpak


18

News, layanan kompilasi berita yang secara otomatis menampilkan berita dari
berbagai media online.

2.5 Profesionalisme Wartawan

Kewartawanan atau jurnalisme merupakan kegiatan pencarian, penyusunan,


dan pelaporan informasi. Proses tersebut dilakukan oleh pewarta atau wartawan yang
disebut juga jurnalis. Kegiatannya atau proses kerjanya disebut reportase (Sugiharto,
2019:9).

Secara etimologi, wartawan berasal dari kata warta dan wan. Warta dalam
bahasa Indonesia berarti berita dan dalam kamus teknologi dapat juga diartikan
sebagai informasi. Wan adalah akhiran bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa
sangsekerta. Akhiran wan untuk menunjukkan orang yang berprofesi atau orang yang
memiliki. Namun, dalam konteks wartawan, akhiran wan bermakna orang yang
berprofesi sebagai pewarta atau pencari dan pembuat berita (Hikmat, 2018:94).

Dalam dunia pers internasional, istilah wartawan sepadan dengan istilah


jurnalis. Keduanya bermakna orang yang berprofesi sebagai pencari dan pembuat
berita. Namun, kata jurnalis lebih populer dan lebih menginternasional karena kata
tersebut bukan bahasa Indonesia, tetapi diambil dalam bahasa Inggris Journalis.
Namun, karena kata tersebut sangat popular, sehingga diserap menjadi bahasa
Indonesia Jurnalis. Sebagaimana disinggung di muka, kata journalis berasal dari
bahasa romawi, Diurnarii, yakni orang yang membaca dan menulis untuk mencatat
segala sesuatu yang terdapat pada Acta Diurna (Hikmat, 2018:94).

Terlepas kata mana yang akan digunakan, wartawan atau jurnalis, keduanya
memiliki makna yang sepadan, termasuk konteks dunia pers nasional. Setidaknya
pengakuan yang sama terhadap kata tersebut tercermin dari pengakuan masyarakat
Indonesia terhadap dua organisasi pencari dan pembuat berita di Indonesia, yakni
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan Asosiasi Jurnalis Independen (AJI).

Fisib Unpak


19

Kedua lembaga itu diakui sebagai tempat bernaungnya orang-orang yang berprofesi
sebagai pencari dan pembuat berita (Hikmat, 2018:94).

Lubis dalam Hikmat (2018:95) menjelaskan bahwa dalam dunia media massa,
wartawan pun sering mendapatkan julukan-julukan unik, baik julukan itu datangnya
dari kalangan wartawan sendiri maupun dari masyarakat. Julukan tersebut di
antaranya: Ratu dunia tanpa mahkota, kuli tinta, juru warta, juru berita, ahli berita,
bahkan akhir-akhir ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi lahir sebutan
kuli disket, raja email, dan sebagainya. Bahkan, James Gordon Bennet, pendiri surat
kabar The New York Herlad menyebut, wartawan sebagai separuh diplomat dan
separuh detektif. Dikatakan diplomat karena wartawan harus pandai bergaul dengan
semua orang, dengan berbagai tipe manusia yang berlainan sifat dan karakter.
Detektif karena wartawan harus memiliki nose for news, penciuman berita yang
tajam, sehingga dapat mendetektif apa yang bakal terjadi.

Wartawan adalah profesi yang strategis. Hidup sebagai wartawan atau jurnalis
yang penuh tantangan tidak bisa dilakukan tanpa memiliki keahlian khusus untuk
melakukannya secara profesional. Hikmat (2018:99) mengatakan bahwa profesi ini
tidak hanya menuntut kekuatan otot, tetapi memerlukan keterlibatan seluruh
eksistensi diri. Selain harus mengerahkan seluruh kemampuan pancaindra (melihat,
mendengar, merasa), juga harus menggunakan hatinya dalam menjalankan tugas.

Dapat dikatakan, sangat wajar jika hasil pekerjaan wartawan, baik dalam
bentuk tulisan di media cetak, siaran di radio, dan tayangan di televisi, atau apa pun
bentuknya berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat. Wartawan memiliki andil
besar dalam membangun dan menumbuhkan prinsip-prinsip moral masyarakat.
Wartawan memiliki peran besar dalam mempertahankan, memperkenalkan, sekaligus
membunuh dan mengganti norma-norma dalam masyarakat. Salah satu pilar
keberlangsungan atau pewarisan norma dalam masyarakat adalah wartawan (Hikmat,
2018:99).

Fisib Unpak


20

Sugiharto (2019:208) menyatakan bahwa untuk memenuhi hak publik yaitu


memperoleh informasi yang benar, wartawan atau jurnalis Indonesia memerlukan
kode etik jurnalistik sebagai pedoman dalam menjaga kepercayaan publik dan
menegakkan integritas serta profesionalismenya.

Kode etik jurnalistik sama seperti halnya kode etik yang dimiliki oleh profesi
lainnya, seperti kode etik dokter, kode etik pengacara, kode etik polisi, dan kode etik
profesi lainnya. Kode etik jurnalistik berisi etika atau ketentuan-ketentuan tertulis
yang harus ditaati oleh orang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis. Karena
bentuknya tertulis, kode etik jurnalistik ini bersifat formal (Hikmat (2018:98).

Ketaatan pada kode etik jurnalistik adalah jantung kompetensi wartawan.


Ketua Dewan Pers periode 2010-2013 & 2014-2016, Prof.Dr.Bagir Manan, S.H.,
MCL, berulang-ulang mengingatkan bahwa tolok ukur utama profesi adalah
kompetensi. Profesi tanpa kompetensi seperti pepesan kosong. Kalau berbunyi seperti
bumbung kosong. Nyaring, tapi tidak memberi makna. Wartawan adalah sebuah
profesi. Kompetensi menjadi syarat utama wartawan yang baik dan benar. Dan
seorang wartawan profesional harus selalu mampu meliput apa saja, termasuk
peristiwa atau berita di luar beat-nya, karena setiap wartawan adalah seorang
generalist (Alamudin, 2017:70).

2.6 Jurnalisme Robot

Jurnalistik atau jurnalisme berasal dari kata journal, artinya catatan harian,
atau catatan mengenai kejadian sehari-hari. Menurut Sugiharto (2019:9) jurnalisme
merupakan kegiatan pencarian, penyusunan, dan pelaporan informasi. Proses tersebut
dilakukan oleh pewarta atau wartawan yang disebut juga jurnalis. Kegiatannya atau
proses kerjanya disebut reportase. Pada awalnya, kegiatan kewartawanan tidak
dilakukan secara langsung dan mandiri oleh wartawan, melainkan hanya disampaikan
melalui public relation atau kehumasan. Jadi, dalam reportase hanya sebatas

Fisib Unpak


21

konperensi pers atau pertemuan insan pers dengan pihak yang berkepentingan
dipublikasikan di media massa. Kegiatan kewartawanan biasanya dilaporkan
menggunakan media massa.

Pada tataran ilmu pengetahuan, jurnalisme pun terus berkembang. Perubahan


besar dalam bidang teknologi khususnya Information and Communication
Technology (ICT) mendorong jurnalisme pun berubah cepat. Terbukti dengan
munculnya istilah baru dari sebuah media yang memanfaatkan robot untuk
menunjang produktivitas ruang redaksi atau bisa disebut dengan kata Jurnalisme
robot. Disebut sebagai jurnalisme robot karena robot mampu menulis berita
berdasarkan algoritma yang diprogram jurnalis (Clewall dan Latar dalam Kim dan
Kim, 2016).

Adapun cara kerja jurnalis robot adalah dengan mengidentifikasi


kecenderungan (trend) atau pola dan mempublikasikan artikel dalam format tertentu.
Bisa dikatakan jurnalisme robot saat ini sedang dalam pembahasan yang berat dan
masa depan jurnalis robot dipandang menjanjikan (Kim dan Kim, 2016).

Melalui software kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI), berita


diproduksi secara otomatis oleh mesin. Program ini menafsirkan, mengatur, dan
menyajikan data yang mudah dibaca oleh manusia. Proses ini melibatkan sebuah
algoritma yang memindai sejumlah besar data yang disediakan, memilih dari berbagai
macam struktur artikel yang telah diprogram, memerintahkan poin-poin kunci dan
memasukkan rincian seperti nama, tempat, jumlah, perangkat, statistik, dan angka
lainnya (Cohen, 2015: 98).

Konteks robot di sini bukan robot yang terlihat secara fisik, tetapi sistem yang
sudah terprogram pada perangkat lunak redaksi dan siap dijalankan. Jurnalisme robot
bukan merupakan agen pasif yang hanya mengikuti perintah yang diberikan oleh
reporter jurnalis. Begitu sebuah program dimasukkan ke perangkat lunak yang
relevan dan dinyalakan, robot melakukan misinya sendiri tanpa campur tangan
jurnalis sesuai dengan algoritmanya (Kim dan Kim, 2016).

Fisib Unpak


22

2.7 Berita

Salah satu karya jurnalistik yang dominan ada pada media massa adalah
berita. Beberapa tahun yang lalu para ahli mendefinisikan berita dengan pandangan
dari sudut surat kabar saja. Namun, kini media elektronik yang juga menyiarkan
berita harus diperhitungkan karena kenyataan menunjukkan, bahwa sangat
berpengaruh terhadap jurnalistik surat kabar, antara lain dalam kecepatan atau nilai
aktualitas sampainya berita kepada khalayak. Terlebih media online pun ikut pula
meramaikan media massa dan memberikan kontribusi besar pada layanan penyajian
informasi pada khalayak (Hikmat, 2018:147).

Itule dalam Muhtadi (2016:87), mendefinisikan berita dengan mengungkap


contoh. Berita adalah “man bites dog”. Dengan kata lain, “dog bites man” adalah
bukan berita. Dengan menggunakan definisi seperti itu, secara sederhana dapat
dipahami suatu abstraksi tentang berita. Berita merupakan sesuatu yang memang
belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya. Jika kita akan
memercayakan pemilihan apakah suatu peristiwa itu layak atau tidak layak menjadi
berita kepada reporter, berita dapat didefinisikan sebagai “what editors and reporters
say it is”. Bila peristiwa orang menggigit anjing dianggap memenuhi syarat berita
karena keanehannya, mungkin saja ada masyarakat yang sudah tidak menganggap
aneh lagi jika ada anjing digigit orang. Ini berarti bahwa faktor orang dan
lingkungannya ikut menentukan apakah peristiwa itu dianggap layak menjadi sebuah
berita atau tidak.

Sementara, Muhtadi (2016:88) mendefinisikan berita sebagai paparan segar


tentang peristiwa, fakta, atau opini yang belum diketahui sampai paparan itu dibaca.
Contohnya, berita tentang suatu peristiwa yang berlangsung pada 30 November,
tetapi baru ditulis 3 Desember. Apa yang menarik dari contoh berita tersebut adalah
bahwa berita tersebut ditulis tiga hari setelah penyerahan persyaratan tuan rumah
PON. Kenyataan bahwa penyerahan persyaratan pada 30 November tentu saja sudah
bukan lagi berita, kecuali jika pembaca belum mengetahui tentang hal tersebut.

Fisib Unpak


23

Penulis berita tersebut masih perlu meneruskan informasi, misal; sarana


olahraga apa saja yang akan dibangun? Siapa saja yang hadir dalam acara tersebut?
Siapa nama Gubernur Jawa Barat dan Ketua KONI? Informasi-informasi tersebut
luput dari berita karena penulisnya belum memperoleh data yang lebih lengkap. Maka
dari itu, berita tetap harus mengangkat sesuatu yang masih dianggap baru dan segar,
meskipun kebaruan atau kesegarannya menjadi sesuatu yang relatif, tergantung dari
sisi bagaimana serta kapan pembaca menerima informasi.

Selain definisi, sejumlah ilmuwan pun menyodorkan catatan konsepsi terkait


dengan berita, sehingga banyak sekali rujukan tentang konsep berita. Sedikitnya ada
delapan konsep berita yang dapat dijadikan acuan (Hikmat (2018:148), yakni:

1. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report). Konsep ini


menitikberatkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa sebagai faktor
terpenting.
2. Berita sebagai rekaman (news as record). Berita yang tercetak dalam surat
kabar, berita yang ada di media online merupakan bahan dokumentasi.
3. Berita sebagai fakta objektif (news a objective facts). Berita harus faktual dan
objektif. Namun, nilai objektif untuk suatu fakta merupakan suatu hal yang
membingungkan karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak.
4. Berita sebagai interpretasi (news as interpretation). Dalam situasi yang
kompleks, yang menyangkut bidang politik, ekonomi, dan sebagainya. Suatu
fakta dijelaskan agar pembaca mengerti. Khalayak perlu diberi penjelasan
mengenai sebab-sebabnya, akibatnya, situasinya, dan sebagainya.
5. Berita sebagai sensasi (news as sensation). Di sini terdapat unsur subjektif
yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan dan yang menggetarkan atau
mengharukan bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang
lain.
6. Berita sebagai minat insani (news as human interest). Berita menarik bukan
karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, melainkan karena sifatnya

Fisib Unpak


24

menyentuh perasaan insani, menimbulkan rasa iba, terharu, gembira, prihatin


dan sebagainya.
7. Berita sebagai ramalan (news as prediction)
8. Berita sebagai gambar (news as picture). Banyak kejadian yang dilaporkan
dalam bentuk gambar yang sering lebih efektif daripada kalau diterangkan
dengan kata-kata.

Hikmat (2018:149) juga mendefinisikan berita sebagai pemaparan fakta,


untuk menyajikan fakta tidak sesederhana sebagaimana fungsi pancaindra, tetapi
perlu indikator yang nyata yang dapat diterima dengan nalar yang sehat. Untuk
memenuhi indikator berita yang berdasarkan fakta, maka para ilmuwan sepakat
bahwa berita itu harus memenuhi unsur jawaban dari enam pertanyaan. Enam
pertanyaan itulah yang lebih populer disebut 5W+1H, yakni:

1. What : Apa yang terjadi.


2. Who : Siapa yang terlibat.
3. When : Kapan peristiwa itu terjadi.
4. Where : Dimana peristiwa itu terjadi.
5. Why : Mengapa peristiwa itu terjadi.
6. How : Bagaimana proses terjadinya.

Dengan jawaban dari enam pertanyaan, maka dapat dianggap fakta yang
merupakan dasar berita sudah terpenuhi, sehingga 5W+1H sering disebut sebagai
rumus berita dan menjadi rujukan bagi para wartawan pemula ketika mencari berita.

Selain itu, Wahyudi dalam Hikmat (2018:155) menyatakan bahwa yang tidak
kalah pentingnya dalam menentukan layak tidaknya sebuah berita untuk dimuat pada
media massa adalah syarat peritiwa yang diambil dalam berita. Suatu peristiwa dan
pendapat dapat dijadikan berita apabila memenuhi syarat, yaitu:

1. Menarik.
2. Penting.

Fisib Unpak


25

3. Masih Baru.
4. Aman bila Disiarkan.
5. Isi Pesan harus Mengandung Nilai Kebenaran.

Agar dapat memperoleh sukses dalam pemberitaan suatu objek, seorang


reporter perlu mempertimbangkan terlebih dahulu tulisan beritanya sebelum
diserahkan kepada editor. Hill dan Breen dalam Muhtadi (2016:90), memberikan
beberapa kriteria berita yang baik dan menarik, antara lain:

1. Apakah berita itu merupakan laporan peristiwa baru, fakta, atau opini?
2. Apakah berita itu memberikan informasi tentang sesuatu yang belum pernah
pembaca ketahui sebelumnya?
3. Apakah berita itu menarik perhatian pembaca dalam jumlah yang signifikan,
bukan sekedar menarik perhatian penulis berita dan teman-temannya?
4. Apakah berita itu dapat menambah pengetahuan pembaca tentang apa yang
sesungguhnya terjadi?

Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “ya”, hal tersebut


merupakan sebuah tulisan berita yang layak dipublikasikan.

2.8 Kanal Robotorial Lokadata.id

Lokadata.id adalah perusahaan media dengan fokus utama pada jurnalisme


data dan riset. Secara kronologis, Lokadata.id merupakan situs berita online yang
pindah rumah atau melakukan pengalihan alamat situs web dari Beritagar.id ke
Lokadata.id, yang diresmikan sejak 2 Desember 2019.

Media daring Lokadata.id memiliki beberapa kanal pemberitaan salah satunya


yaitu kanal robotorial. Kanal ini menyuguhkan konten berita dimana teks dan gambar
dalam artikel berita nya dipublikasikan secara otomatis oleh program komputer yang
mengubah angka-angka menjadi narasi, dimana program komputer ini bekerja seperti

Fisib Unpak


26

robot yang secara otomatis membantu tim redaksi Lokadata.id mengumpulkan dan
menganalisis beragam konten yang bertebaran di internet sebagai data untuk diolah
dan diceritakan kembali dalam bentuk draft tulisan yang terstruktur.

Kanal ini diluncurkan pada Februari 2018 di Beritagar.id, dengan berita


laporan hasil pertandingan sepak bola. Laporan hasil pertandingan sepak bola dipilih
menjadi materi pertama karena data hasil pertandingan konsisten dan berupa
pengulangan. Dari setiap pertandingan, informasi mendasar seperti gol yang tercipta,
pencipta gol, dan pemenang pertandingan dapat diolah secara cepat dan tepat oleh
Robotorial (Beritagar.id, 2018).

Fisib Unpak


27

Gambar 2.1 Kutipan Berita Hasil Pertandingan Sepak Bola di Lokadata.id, Sumber :
Lokadata.id

Diberi nama Robotorial karena penyederhanaan dari singkatan “robot” dan


“editorial”. Berita dalam kanal robotorial tersebut diproduksi dengan menggunakan
bantuan teknologi yang terhubung dengan internet atau dengan bantuan beberapa
algoritma. Mengubah data berupa angka-angka menjadi narasi, merupakan penerapan
Natural Language Generation (NLG), salah satu cabang dalam Machine Learning
(ML) atau sistem pembelajaran komputer.

Untuk saat ini dalam kanal Robotorial ini sudah diproduksi beberapa jenis
tulisan, diantaranya mengenai perkiraan cuaca, kualitas udara, saham, emas, hasil
pertandingan, gempa bumi dan yang terbaru adalah temporer update covid. Disebut
temporer karena sifatnya tidak selamanya, jika covidnya selesai, penulisan berita nya
pun selesai.

2.9 Kode Etik Jurnalistik

Dalam menjalankan profesinya, jurnalis atau wartawan dijamin dan dilindungi


oleh undang-undang. Profesi jurnalis atau wartawan dalam pelaksanaannya juga
diatur Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sebagai pegangan dalam menjalankan profesi,
KEJ bertujuan agar wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya,
yaitu mencari dan menyajikan informasi.

Menurut Sugiharto (2019:205) KEJ merupakan landasan moral dan etika


profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan
menegakkan integritas serta profesionalisme.

Secara substansial pasal-pasal dalam KEJ-DP berdasarkan Surat Keputusan


Dewan Pers Nomor: 03 / SK – DP / IIV2006 tersebut dapat ditafsirkan pasal per pasal
sebagai berikut :

Fisib Unpak


28

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,


berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Penafsiran :

a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati
nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk
pemilik perusahaan pers.

b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.

d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk
menimbulkan kerugian pihak lain.

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan


tugas jurnalistik.

Penafsiran :

Cara-cara yang profesional adalah:


a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber.

b. Menghormati hak privasi.

c. Tidak menyuap

d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya.

Fisib Unpak


29

e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara


dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.

f. Menghormati pengalaman traumatic narasumber dalam penyajian gambar, foto,


suara.

g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain


sebagai karya sendiri.

h. Penggunaan cara – cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita


investigasi bagi kepentingan publik.

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak


mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.

Penafsiran :

a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran


informasi itu.

b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-


masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan
opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.

d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Fisib Unpak


30

Penafsiran :

a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai
hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat
buruk.

c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.

d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara,
grafis atau tulisan yang semata- mata untuk membangkitkan nafsu birahi.

e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu
pengambilan gambar dan suara.

Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan


susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Penafsiran :

a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang
memudahkan orang lain untuk melacak.

b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Penafsiran :

Fisib Unpak


31

a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan


pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut
menjadi pengetahuan umum.

b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak
lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo,
informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

Penafsiran :

a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.

b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan


permintaan narasumber.

c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang
disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.

d. Off the record adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh
disiarkan atau diberitakan.

Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka


atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Fisib Unpak


32

Penafsiran :

a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum


mengetahui secara jelas.

b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,


kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsiran :

a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.

b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain
yang terkait dengan kepentingan publik.

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan
atau pemirsa.

Penafsiran :

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun
tidak ada teguran dari pihak luar.

b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.

Fisib Unpak


33

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Penafsiran :

a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan
nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi
yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. Sanksi
atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau
perusahaan pers.

Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006

Kode Etik Jurnalistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kode etik
jurnalistik Dewan Pers tahun 2006 pasal 2. Berikut kode etik jurnalistik Dewan Pers
pasal 2 :

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan


tugas jurnalistik.

Penafsiran :

Cara-cara yang profesional adalah:

a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber.

Fisib Unpak


34

b. Menghormati hak privasi.

c. Tidak menyuap

d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya.

e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara


dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.

f. Menghormati pengalaman traumatic narasumber dalam penyajian gambar, foto,


suara.

g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain


sebagai karya sendiri.

h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita


investigasi bagi kepentingan publik.

2.10 Norma-norma Yang Mengatur Perilaku Wartawan

Profesi wartawan adalah profesi yang bukan sekedar mengandalkan


keterampilan seorang tukang. Wartawan adalah profesi yang watak, semangat, dan
cara kerjanya berbeda dengan seorang tukang. Oleh karena itu masyarakat
memandang wartawan sebagai profesional.

Menurut Kusumaningrat (2017:115) dalam persepsi diri para wartawan


sendiri, istilah profesional memiliki tiga arti:

1. Profesional adalah kebalikan dari amatir.


2. Sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus.
3. Norma-norma yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada kepentingan
khalayak pembaca. Selanjutnya, terdapat dua norma yang dapat diidentifikasi,
yaitu:

Fisib Unpak


35

1. Norma Teknis : keharusan menghimpun berita dengan cepat, keterampilan


menulis dan menyunting.
2. Norma Etis : kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai seperti tanggung
jawab, sikap memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif dan lain-lain yang
semuanya harus tercermin dalam produk penulisannya.

Istilah profesional yang digunakan dalam penelitian ini adalah norma teknis
dan norma etis, dimana norma-norma tersebut yang mengatur perilaku wartawan pada
kepentingan khalayak. Dimana wartawan yang profesional memiliki keharusan
menghimpun berita dengan cepat, selain itu wartawan yang profesional memiliki
kewajiban kepada pembaca seperti tanggung jawab, sikap adil, dan lain-lain.

2.11 Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS)

Dewan Pers mengesahkan kode etik jurnalistik media online pada 3 Februari
2012. Nama resmi kode etik jurnalistik bagi praktisi jurnalistik atau media online itu
adalah Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS).

Pengesahan PPMS dilakukan Ketua Dewan Pers, Bagir Manan. Sebanyak 31


perusahaan beserta 11 organisasi dan tokoh pers menandatangani PPMS yang disusun
oleh Dewan Pers tersebut.

PPMS tetap mengacu kepada UU No. 40 tentang Pers (UU Pers), Kode Etik
Jurnalistik (KEJ) dan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang disahkan Dewan
Pers.

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar


pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan
kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode

Fisib Unpak


36

Etik Jurnalistik. Untuk itu, Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media
siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup
a. Media siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana
internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi
persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang
ditetapkan Dewan Pers.
b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang
dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain,
artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan
yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca
atau pemirsa, dan bentuk lain.
2. Verifikasi dan Keberimbangan Berita
a. Pada prinsipnya, setiap berita harus melalui verifikasi.
b. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita
yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.
c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:
• Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat
mendesak;
• Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan
identitasnya, kredibel dan kompeten;
• Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya
dan atau tidak dapat diwawancarai;
• Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut
masih memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam
waktu secepatnya. Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita
yang sama, di dalam kurung dan menggunakan huruf miring.
d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan
upaya verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi

Fisib Unpak


37

dicantumkan pada berita pemutakhiran dengan tautan pada berita yang


belum terverifikasi.
3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)
a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi
Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No.40
tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan
secara terang dan jelas.
b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi
keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat
memubliskasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan
mengenai log-in akan diatur lebih lanjut.
c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi
persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:
• Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis, dan cabul;
• Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian
terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA),
serta menganjurkan tindakan kekerasan;
• Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis
kelamin dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang
lemah, miskin, sakit, cacat jiwa, atau cacat jasmani.
d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau
menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).
e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan
Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme
tersebut harus disediakan di tempat yang dengan mudah dapat di akses
pengguna.
f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan
koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar
ketentuan butir (c), sesegera mungkin secara proposional selambat-
lambatnya 2 x 24 jam setelah pengaduan diterima.

Fisib Unpak


38

g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)
tidak dibebani tanggungjawab atas masalah yang ditimbulkan akibat
pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c).
h. Media siber bertanggungjawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan
bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana
tersebut pada butir (f).
4. Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab
a. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Per, Kode
Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat,
dikoreksi atau yang diberi hak jawab.
c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu
pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.
d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain,
maka:
• Tanggungjawab media siber pembuat berita terbatas pada
berita yang dipublikasikan di media siber tersebut atau media
siber yang berada di bawah otoritas teknisnya;
• Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga
harus dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita
dari media siber yang dikoreksi itu;
• Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber
dan tidak melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan
oleh media siber pemilik dan atau pembuat berita tersebut,
bertanggungjawab penuh atas semua akibat hukum dari berita
yang tidak dikoreksinya itu.
e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani hak
jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000 (Lima ratus juta rupiah).

Fisib Unpak


39

5. Pencabutan Berita
a. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan
penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA,
kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau
berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media
asal yang telah dicabut.
c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan
diumumkan kepada publik.
6. Iklan
a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan
iklan.
b. Setiap berita atau artikel atau isi yang merupakan iklan ddan atau isi
berbayar wajib mencantumkan keterangan “advertorial”, “iklan”, “ads”,
“sponsored”, atau kata lain yang menjelaskan bahwa berita atau artikel
atau isi tersebut adalah iklan.
7. Hak Cipta

Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam


peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pencantuman Pedoman

Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber


ini di medianya secara terang dan jelas.

Pedoman Pemberitaan Media Siber yang digunakan dalam penelitian ini


adalah mengenai Hak Cipta dimana media siber wajib menghormati hak cipta

Fisib Unpak


40

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku (Romli, 2018:


55).

2.12 Alur Berpikir

Pemberitaan Kanal Robotorial di Lokadata.id

Lokadata.id

Profesionalisme
Wartawan dalam
Melaksanakan Jurnalisme
Robot

Norma Teknis dan


Pedoman
Kode Etik Jurnalistik Norma Etis yang
Pemberitaan Media
Dewan Pers tahun Mengatur Perilaku
Siber mengenai Hak
2006 Pasal 2 Wartawan
Cipta

Hasil Analisis

Gambar 2.2 Alur Berpikir

Fisib Unpak


41

2.13 Definisi Konsep


1. Pemberitaan Kanal Robotorial di Lokadata.id adalah kanal berita di media daring
Lokadata.id dimana artikel beritanya menggunakan praktik jurnalisme robot.
2. Lokadata.id merupakan portal berita di media daring yang menjadi subjek atau
tempat untuk melakukan penelitian ini.
3. Profesionalisme Wartawan dalam Melaksanakan Jurnalisme Robot merupakan
objek kajian penelitian dalam penelitian ini.
4. Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers tahun 2006 Pasal 2 adalah himpunan etika
profesi kewartawanan yang digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan
kebenaran perihal profesionalisme wartawan dalam melaksanakan jurnalisme
robot di media daring Lokadata.id.
5. Norma Teknis dan Norma Etis yang Mengatur Perilaku Jurnalis adalah norma
yang digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan kebenaran perihal
profesionalisme wartawan dalam menjalankan jurnalisme robot di media daring
Lokadata.id.
6. Pedoman Pemberitaan Media Siber mengenai Hak Cipta adalah pedoman
penulisan berita yang digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan kebenaran
perihal profesionalisme wartawan dalam menjalankan jurnalisme robot di media
daring Lokadata.id.
7. Hasil analisis adalah hasil penelitian setelah melakukan analisis pada media
daring Lokadata.id.

2.14 Penelitian Terdahulu


1. Agus Prasetyo (2018), Jurnal : Profesionalisme Wartawan Dalam Menjalankan
Jurnalisme Online (Studi pada media online Saibumi.com dan Jejamo.com di
Bandar Lampung). Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teori fenomenologi (Edmund Husserl). Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh perkembangan media online yang cukup pesat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan profesionalisme

Fisib Unpak


42

wartawan pada media online Saibumi.com dan Jejamo.com di Bandar Lampung.


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi.
2. Haekal M. Husain (2017), Jurnal : Penerapan Jurnalisme Robot Pada Beritagar.id.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
teori difusi inovasi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan jurnalisme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme kerja robot jurnalis di
Beritagar.id, mengetahui kelebihan dan kekurangan robot jurnalis di Beritagar.id
dan untuk mengetahui mengapa Beritagar.id menggunakan robot untuk
memproduksi konten di situs berita miliknya.
3. Abdul Halim Trian Fikri (2017), Jurnal : Praktik Jurnalisme Kuning Di Media
Dalam Jaringan (Studi Kasus Rubrik Wohoo Di Pojoksatu.id). Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori kode etik
jurnalistik, fungsi pers, dan pedoman media siber sesuai Undang-undang no. 40
tahun 2006. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya media siber, fenomena
media siber lebih unggul dibandingkan jenis media lainnya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui praktik jurnalisme kuning di media siber Pojoksatu.id
serta ingin mengetahui apakah media siber Pojoksatu.id menaati kode etik
jurnalistik, pedoman pemberitaan media siber serta fungsi pers.

Fisib Unpak

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif


kualitatif. Menurut Sugiyono (2017:13) penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang


kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas
sosial, dan lain – lain. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak
tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. Data kualitatif dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu data kualitatif empiris dan data kualitatif bermakna. Data
kualitatif empiris adalah data sebagaimana adanya (tidak diberi makna), sedangkan
data kualitatif bermakna adalah data dibalik fakta yang tampak. Penelitian kualitatif
akan lebih banyak berkaitan dengan data kualitatif yang bermakna, oleh karena itu
peneliti kualitatif harus mampu memberi makna terhadap fakta – fakta yang diperoleh
di lapangan (Sugiyono (2017:6).

Penelitian ini berguna memecahkan suatu permasalahan dan juga untuk


mendapatkan informasi yang akurat, dengan penelitian ini memungkinkan adanya
ruang bicara yang dilakukan informan dalam menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan kenyataan yang dilakukan oleh informan. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang dibuat untuk mendapatkan gambaran mengenai

43 Fisib Unpak


44

profesionalisme wartawan dalam menjalankan jurnalisme robot di media daring


Lokadata.id khususnya pada pemberitaan di kanal robotorial.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang


dideskripsikan dari hasil wawancara dengan informan dan disandikan oleh peneliti.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai masing – masing variabel, baik
satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun
perbandingan dengan variabel lain.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa deskriptif terhadap


profesionalisme wartawan dalam menjalankan jurnalisme robot di media daring
Lokadata.id, dimana masalah profesionalisme wartawan dalam menjalankan
jurnalisme robot media daring ini merupakan sebuah realitas sosial yang dapat
berdampak pada kemajuan dan perkembangan media daring tersebut. Melalui sifat
penelitian yang deskriptif, diharapkan hasil penelitian ini dapat menyajikan gambaran
lengkap mengenai profesionalisme wartawan dalam menjalankan jurnalisme robot di
media daring Lokadata.id khususnya pada pemberitaan di kanal robotorial.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian memerlukan lokasi penelitian yang akan dijadikan objek


untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan
penelitian. Data yang diperlukan dalam melakukan penelitian akan peneliti peroleh di
media daring Lokadata.id yang bernaung di bawah payung PT Lintas Cipta Media
(LCM), Jalan Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi Jakarta Barat 11410, Wisma 77 Tower
1, Lantai 3.

Fisib Unpak


45

3.2.2 Waktu Penelitian

Peneliti menetapkan waktu penelitian agar langkah dalam melakukan


penelitian ini dapat berjalan dengan baik, efektif, dan terencana. Untuk itu penelitian
ini dilakukan pada bulan Juni hingga Desember 2020.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah portal berita media daring Lokadata.id.
Informan atau sampel yang dianggap tepat oleh peneliti adalah Wakil pemimpin
redaksi sekaligus wartawan pada media daring tersebut. Hal ini dikarenakan Wakil
pemimpin redaksi terlibat langsung dengan penulisan berita di portal berita media
daring tersebut, khususnya pada kanal robotorial.

3.3.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah profesionalisme wartawan dalam


menjalankan jurnalisme robot pada portal berita media daring Lokadata.id.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Bila di lihat dari sumber datanya, maka data yang diperoleh pada penelitian
ini terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Sugiyono (2017:308) menjelaskan bahwa data primer merupakan sumber data


yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari
responden melalui kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan narasumber.

Fisib Unpak


46

Data primer pada penelitian ini adalah isi komunikasi yang diteliti yang
diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) terhadap
responden penelitian yakni wakil pemimpin redaksi media daring Lokadata.id.
Kemudian, peneliti melakukan observasi terjun kelapangan untuk mengetahui
kesesuaian antara hasil wawancara dan kenyataannya di lapangan.

2. Data Sekunder

Sugiyono (2017:308) menjelaskan bahwa data sekunder merupakan sumber


data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan dokumentasi


melalui foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian yang dapat
mendukung perolehan data wawancara. Pengumpulan data oleh pihak Lokadata.id
melalui studi kepustakaan baik berupa arsip-arsip tertulis, artikel berita, maupun
melalui website resmi Lokadata.id.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu,
data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan
kualitas hasil penelitian. Data di peroleh dari suatu proses yang disebut pengumpulan
data. Pengumpulan data adalah suatu proses mendapatkan data empiris melalui
responden dengan menggunakan metode tertentu.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

Fisib Unpak


47

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono (2017:308). Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono (2017:316) mendefinisikan wawancara merupakan


pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk mengetahui lebih


jelas tentang berbagai hal secara langsung dari sumber – sumber yang berkepentingan
dan kompeten. Stainback dalam Sugiyono (2017:316) menjelaskan bahwa dengan
wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal – hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal
ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Esterberg dalam Sugiyono (2017:317) mengemukakan beberapa macam


wawancara, yaitu :

1. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,


bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

2. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview ,


di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semiterstruktur ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan

Fisib Unpak


48

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan.

3. Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas di mana


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Wawancara tidak berstruktur, sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang
diteliti. Dalam wawancara ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden.

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tak
berstruktur dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang
subyek yang diteliti. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan wakil
pemimpin redaksi media daring Lokadata.id.

2. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2017:309) observasi adalah dasar semua


ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dan menurut Marshall
dalam Sugiyono (2017:309) melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan
makna dari perilaku tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,
objek, kondisi atau suasana tertentu.

Faisal dalam Sugiyono (2017:310) mengklasifikasikan beberapa observasi


menjadi :

1. Observasi Partisipasi (Participant Observation)

Fisib Unpak


49

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang


yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

2. Observasi secara Terang-terangan dan Tersamar (Overt Observation and


Covert Observation)

Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data


menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan
penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu
data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

3. Observasi Tak Berstruktur (Unstructured Observation)

Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan


secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena
peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan penelti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Fokus observasinya pun
akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.

Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak
terstruktur dan observasi secara terang-terangan dengan melakukan pengamatan
secara langsung di lingkungan ruang redaksi Lokadata.id. Peneliti menggunakan
teknik observasi, karena hasil observasi ini dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan sebenarnya dan data yang dikumpulkan dicocokkan dengan hasil
wawancara.

Fisib Unpak


50

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017:326) dokumen merupakan catatan peristiwa yang


sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan
lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada.

Peneliti dalam penelitian ini melakukan dokumentasi melalui foto atau


gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data oleh pihak
Lokadata.id melalui studi kepustakaan baik berupa arsip-arsip tertulis, artikel berita,
maupun melalui website resmi Lokadata.id. Teknik dokumentasi digunakan dalam
penelitian ini untuk mengumpulkan data sekunder yang dapat mendukung perolehan
data wawancara.

3.6 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2017:333) mendefinisikan analisis data adalah proses mencari dan


menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Stainback dalam Sugiyono (2017:332) juga mendefinisikan analisis data


merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan
untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat
dikembangkan dan dievaluasi.

Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal
itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan

Fisib Unpak


51

bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis


adalah untuk mencari pola (Spradley dalam Sugiyono (2017:332).

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Nasution dalam
Sugiyono (2017:333) menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya
sampai jika mungkin, teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data.

1. Analisis Data Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti


memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan,
atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

Analisis data dalam penelitian ini sebelum terjun ke lapangan melalui


studi kepustakaan berupa artikel berita, arsip-arsip tertulis dan melalui website
resmi Lokadata.id.

2. Analisis Data Selama di Lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini selama di lapangan


dan setelah selesai pengumpulan data adalah teknik yang dikemukakan oleh
Miles and Huberman.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan


berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

Fisib Unpak


52

jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan
conslusion drawing/verification.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan


kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicaru tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah


mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk


memahami apa yang terjadi, merencakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.

Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan


teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, network (jejaring kerja), chart,
dan sejenisnya.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and


Verification)

Fisib Unpak


53

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and


Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin


dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Sugiyono (2017:363) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, untuk


mendapatkan data yang valid yang diuji adalah datanya. Temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penelitian
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Bermacam-macam cara pemeriksaan keabsahan data, dan untuk memastikan


bahwa penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dapat
dipertanggungjawabkan, disini peneliti menggunakan teknik triangulasi. Teknik
triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumen. Terdapat beberapa triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Triangulagi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah

Fisib Unpak


54

diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono (2017:370).

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan


dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
(Sugiyono (2017:371).

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang


dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel (Sugiyono (2017:371).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi


waktu. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan
pihak Dewan Pers. Pemilihan sumber triangulasi ini, karena pihak dari Dewan Pers
merupakan institusi yang berwenang dalam menindak berbagai masalah pemberitaan
pada media massa termasuk media daring. Dan triangulasi waktu, dilakukan dengan
cara melakukan wawancara dengan pihak Dewan Pers pada pagi hari dengan harapan
data yang diperoleh lebih valid sehingga lebih kredibel.

Fisib Unpak

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Lokadata.id

Lokadata.id adalah perusahaan media dengan fokus utama pada jurnalisme


data dan riset. Secara kronologis, lokadata.id merupakan situs berita online yang
pindah rumah atau melakukan pengalihan alamat situs web dari Beritagar.id ke
Lokadata.id, yang diresmikan sejak 2 Desember 2019.

Beritagar.id lahir pada 24 Agustus 2015, merupakan gabungan dari situs


kurasi publik yaitu Lintas.me (2011) dengan situs kurasi Beritagar.com (2012).
Penggabungan tersebut didorong kesamaan visi dan misi keduanya untuk bersinergi
membangun sebuah media berbasis teknologi yang bisa “Merawat Indonesia”. Situs
Beritagar.id digagas di antara lebih dari 300 media daring berbahasa Indonesia yang
menerbitkan berita setiap hari, beberapa di antaranya bahkan terbit sepanjang hari, 24
jam sehari.

Sejak 2015 ketika mengawali situs media Beritagar.id, secara perlahan


Lokadata.id mencoba membangun jurnalisme berbasis data. Lokadata.id meyakini
bahwa data semakin berperan dalam pengambilan keputusan, baik di bidang bisnis,
politik, atau pemerintahan, karena di tengah rimba informasi yang berjejal setiap hari,
pembaca artikel data menunjukkan grafik yang membaik seturut waktu. Lokadata.id
juga meyakini pada masa depan, peran data kian penting dalam memberikan
perspektif baru terhadap sebuah peristiwa atau tren. Sekaligus, memberi warna baru
terhadap jurnalisme pada era yang kian menantang. Berangkat dari keyakinan itu,
lahirlah Lokadata.id, yang sebelumnya dikenal sebagai pusat data dan merek dagang
dari Beritagar.id.

55 Fisib Unpak


56

Lokadata.id memanfaatkan teknologi computer-assisted reporting (teknologi


pelaporan dengan bantuan komputer) yang berbasis Machine Learning (ML) dan
Natural Language Processing (NLP). Machine Learning (ML) adalah bagian ilmu
komputer yang berfokus pada pengenalan pola dan pembelajaran oleh kecerdasan
buatan. Sedangkan Natural Language Processing (NLP) adalah bidang ilmu
komputer yang berhubungan dengan kecerdasan buatan dan komputasi linguistik,
seputar interaksi antara bahasa manusia dan komputer.

Ilmuwan komputer Jim Geovedi dan tim Rekanalar mengujicobakan teknologi


berbasis Machine Learning (ML) dan Natural Language Processing (NLP) ini sejak
November 2013 pada kurasi berita Beritagar.com. Teknologi ini bekerja seperti robot
yang secara otomatis membantu tim redaksi Lokadata.id mengumpulkan dan
menganalisis beragam konten yang bertebaran di internet sebagai data untuk diolah
dan diceritakan kembali dalam bentuk draft tulisan yang terstruktur.

Selain teknologi pelaporan dengan bantuan komputer, Lokadata.id juga


memanfaatkan teknologi lain karya tim Rekanalar untuk menyajikan konten yang
relevan, yaitu mesin rekomendasi. Mesin ini mampu secara pintar memprediksi
konten atau iklan yang relevan dengan pembaca, tanpa pembaca merasa terganggu.

Lokadata.id juga menyiapkan berbagai laporan khas, termasuk hasil riset serta
analisis mengenai dunia usaha, ekonomi, dan politik. Semuanya disajikan tidak hanya
dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk visual, yang diam maupun bergerak.

Lokadata.id menyediakan banyak kanal pemberitaan. Kanal-kanal


pemberitaan yang disediakan Lokadata.id adalah kanal Robotorial, artikel, data,
living data, edisi khusus, visual, sorotan media, laporan khas.

Perusahaan yang beralamatkan di Wisma 77 Tower 1, Lantai 3 Jl. Letjen S.


Parman Kav. 77 Jakarta Barat ini secara entitas bisnis di bawah payung PT Lintas
Cipta Media (LCM) yang merupakan anak perusahaan Global Digital Prima (GDP)

Fisib Unpak


57

Venture. GDP Ventur adalah perusahaan investasi di bisnis konsumsi melalui internet
dan aktif berinvestasi di perusahaan rintisan di Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi Lokadata.id

4.1.2.1 Visi

Visi Perusahaan Lokadata.id adalah merawat Indonesia dengan data dan


teknologi yang tepat.

4.1.2.2 Misi

Misi Perusahaan Lokadata.id adalah :

1. Menyajikan informasi dalam bentuk konten jurnalistik berbasis data.


2. Memberikan layanan berupa data dengan memanfaatkan teknologi untuk
kebutuhan pengambil keputusan.
3. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra sinergis.

4.1.3 Logo Lokadata.id

Clear Space

Clear Space lokadata

Gambar 4.1 Logo Lokadata.id, sumber : www.lokadata.id

Fisib Unpak


58

Color variations

full color positive black positive

full color reverse black reverse

Gambar 4.2 Color Variations Logo Lokadata.id, sumber : www.lokadata.id

Primary color

C87 M62 Y0 K0 C0 M98 Y99 K0


R42 G102 B176 R247 G28 B28

Lokadata Biru adalah simbol lautan. Lokadata Merah adalah simbol


Tempat kehidupan, penjelajahan dan keberanian. Energi yang
ilmu pengetahuan menghidupkan dan memberi cahaya.

Gambar 4.3 Primary Color Logo Lokadata.id, sumber : www.lokadata.id

Fisib Unpak


59

4.1.4 Kanal – Kanal Pemberitaan di Lokadata.id

Lokadata.id menyediakan banyak kanal, meski begitu kanal pemberitaan yang


sering dibaca oleh para pengunjung adalah konten di kanal Robotorial (Lokadata.id,
2020). Berikut kanal-kanal pemberitaan yang disediakan Lokadata.id :

1. Artikel, kanal ini menyajikan tulisan harian bersifat softnews. Dimana


diharapkan tulisannya lebih landai, lebih eksplanasi, dan diperdalam oleh
data.
2. Data, dalam kanal ini terdapat dua bagian tampilan dalam penulisan beritanya.
Pertama, yaitu artikel data, artikel khusus yang diarahkan menuju data
jurnalisme, dimana sifat penulisannya lebih simple untuk menjelaskan data,
hal-hal dibalik data atau mengapa data itu seperti itu atau sekedar penjelasan
mengenai konteks dari data tersebut. Dan yang kedua, yaitu grafik data, galeri
grafik yang isinya bermacam-macam grafik dari data-data yang terbuka.
Dimana grafik tersebut dibuat sendiri menggunakan mesin serta biasanya
grafik tersebut dipakai di artikel.
3. Living Data, kanal ini merupakan hasil pekerjaan karyawan yang dulu di
Beritagar.id. Dinamakan living data karena seharusnya data dan berita
tersebut tumbuh, tidak berhenti di satu event.
4. Edisi Khusus, kanal ini merupakan hasil edisi liputan khusus sewaktu di
beritagar.id, dan belum ada yang diperbaharui.
5. Robotorial, kanal ini menyuguhkan konten berita dimana teks dan gambar
dalam artikel berita nya dipublikasikan secara otomatis oleh program
komputer yang mengubah angka-angka menjadi narasi. Untuk saat ini dalam
kanal ini sudah diproduksi beberapa jenis tulisan, diantaranya mengenai
perkiraan cuaca, kualitas udara, saham, emas, hasil pertandingan, gempa bumi
dan yang terbaru adalah temporary update covid. Disebut temporary karena
sifatnya tidak selamanya jika covidnya selesai, penulisan berita nya pun
selesai.

Fisib Unpak


60

6. Visual, kanal ini merupakan kanal berita yang paling rutin di update. Dalam
konten visual disajikan editorial infografik, komik, kartun dan video.
7. Sorotan Media, kanal ini merupakan gabungan antara manusia dan mesin.
Dimana mesin hanya menyediakan draft nya dan di finalisasi oleh editor.
8. Laporan Khas, kanal laporan khas di Lokadata.id berbeda dengan pada saat di
Beritagar.id dulu, sekarang lebih banyak acara bincang (biasanya
menceritakan tokoh-tokoh yang dianggap sedang ramai diperbincangkan),
kredo (menceritakan tokoh-tokoh penting yang patut di dengar), analisis,
demam sepeda, gaya hidup.

4.1.5 Struktur Organisasi Lokadata.id

Berikut adalah bagan struktur organisasi Lokadata.id :

CEO

COO

CHIEF EDITOR CHIEF DATA OFFICER CTO CMO


(PEMRED)

HEAD OF SALES
WAKIL PEMRED HEAD OF DATA HEAD OF IT
MARKETING

CONTENT CONTENT HARIAN EDITOR ATLARGE SR DATA OFICER PRODUCT MANAGER


CONTENT VISUAL SALES MANAGER CONTENT MKT MARKETING/PR OFFICER MANAGER
MINGGUAN
MANAGER

SEKERTARIS REDAKSI DATA SCAPER IT SALES CONTENT MKT AE GA

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Lokadata.id, sumber : www.lokadata.id

Dengan adanya struktur organisasi, pembagian tugas, wewenang serta


tanggung jawab menjadi jelas. Masing – masing bagian memiliki pekerjaan sesuai
dengan bidang keahliannya secara efektif dan efisien, sehingga dapat tercapai

Fisib Unpak


61

sebagaimana yang telah ditetapkan ataupun direncanakan. Berikut struktur organisasi


Lokadata.id :

1. Board Of Directors
1) Chief Executive Officer (CEO) : - Herman Kwok
2) Chief Operation Officer (COO) : - Didi Nugrahadi
2. Editorial Team
1) Editor In Chief : - Dwi Setyo Irawanto
2) Deputy Editor In Chief : - Rahadian Prajna Paramita
3) Editorial Board : - Aulia Putri Pandamsari
- Luky Maulana Firmansyah
- Rabiatul Adawiyah
4) Multimedia : - Bagus Triwibowo
- Pratita Mandaga Sigilipoe
- Salni Setyadi
5) Editorial Secretary : - Airin Febrina
3. Data dan Research
1) Chief Data Officer (CDO) : - Ahmad Suwandi
2) Data Analyst : - Choirunnisa Nur
- Cornelius Agung B
- Dimas Sigi Nugraha
- Doddy Farhan
- Imron Fauzi
- Muhammad Nafi’
- Ryane Andika Kristianti
3) Data Logistics : - Agung Setyo Nugroho
- Cahaya Harahap
- Lita Kurnia Salsabila
- Markus Deni Kuncoro
- Muhamad Yogi

Fisib Unpak


62

4) Content : - Anindhita Maharrani


- Islahuddin
5) Data Scientist : - Kaka Enindhita Prakasa
- Nanang Syaifudin
6) Data Visuallizer : - Arijal Khoiru Firos
- Astari Kusumawardhani
4. Technology
1) Head Of Technology Dept : - Henkie Prabancono
2) Lead Developer / Solution Architect : - Eka Candra Setyobudi
3) Project Manager / UI / UX Designer : - Trio Putra Candra Buwana
4) Development : - Atik Nugraha
- Eka Arisman
- Febyola Aldo Brilyansyah
- Iyan Kushardiansah
- Luluq Miftakhul Huda
5) Support : - Norvianto
- Prisca Prisilia Rambitan
- Reno Ardy Darmawan
5. Marketing dan Sales
1) Head Of Marketing & Sales Dept : - Iqbal Prakasa
2) Activation & Partnership : - Arianti Wulandari
- Martyn Kho
3) Digital Marketing : - Firni Fadzriani
4) Social Media Engagement : - Partiniyani Yuningsih
5) Head Of Sales Division : - Ris Munandar Aribowo
6) Account Executive : - Aisha Putri Tania
- Adhitya Hakim
- Andrean Imanuel
7) Planner : - Albertus A. Walandow
- Mutiasar

Fisib Unpak


63

8) Head Of Content Marketing Division : - Syarahsmanda Sugiartoputro


9) Content Developer : - Abdul Wahid Fauzie
- Andrean Yemmy Martiano
- Gary Jatikusumo
- Indra Wiguna Rosalina
- Irsan Suwanto
- Muhammad Imaduddin
- Randi Aditya
- Sri Wiyanti
10) Office Management : - Susi Rahayu

4.1.6 Struktur Redaksional Lokadata.id

Struktur redaksional merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah


media. Dengan adanya struktur redaksional, pembagian tugas, wewenang serta
tanggung jawab menjadi jelas. Masing – masing bagian memiliki pekerjaan sesuai
dengan bidang keahliannya secara efektif dan efisien, sehingga dapat tercapai
sebagaimana yang telah ditetapkan ataupun direncanakan. Berikut struktur
redaksional Lokadata.id :

1. Editorial Team
1) Editor In Chief : - Dwi Setyo Irawanto
2) Deputy Editor In Chief : - Rahadian Prajna Paramita
3) Editorial Board : - Aulia Putri Pandamsari
- Luky Maulana Firmansyah
- Rabiatul Adawiyah
4) Multimedia : - Bagus Triwibowo
- Pratita Mandaga Sigilipoe
- Salni Setyadi
5) Editorial Secretary : - Airin Febrina

Fisib Unpak


64

2. Data dan Research


1) Chief Data Officer (CDO) : - Ahmad Suwandi
2) Data Analyst : - Choirunnisa Nur
- Cornelius Agung B
- Dimas Sigi Nugraha
- Doddy Farhan
- Imron Fauzi
- Muhammad Nafi’
- Ryane Andika Kristianti
3) Data Logistics : - Agung Setyo Nugroho
- Cahaya Harahap
- Lita Kurnia Salsabila
- Markus Deni Kuncoro
- Muhamad Yogi
4) Content : - Anindhita Maharrani
- Islahuddin
5) Data Scientist : - Kaka Enindhita Prakasa
- Nanang Syaifudin
6) Data Visuallizer : - Arijal Khoiru Firos
- Astari Kusumawardhani

4.2 Jurnalisme Robot di Lokadata.id

Media daring Lokadata.id dapat dikatakan menjadi media pertama di


Indonesia yang menerapkan teknologi robot jurnalistik dalam proses produksi
beritanya. Penyajian berita menggunakan penyajian jurnalisme robot tersebut
berangkat dari prinsip Lokadata.id, yaitu dimana ada beberapa pekerjaan yang tidak
perlu dikerjakan oleh manusia, juga karena menganggap teknologi robot jurnalistik
relatif belum banyak yang melakukan.

Fisib Unpak


65

Menyajikan berita dengan penyajian jurnalisme robot di


Lokadata.id itu berangkat dari prinsip kita, dimana ada beberapa
pekerjaan yang tidak perlu dikerjakan oleh manusia. Jadi, tidak
perlu lagi ditulis secara manual, kita kembangkan saja mesin atau
robot yang bisa me-genre tulisan itu secara otomatis. Lagipula itu
teknologi nya yang sedang dalam perkembangan jadi relatif belum
banyak yang melakukan, jadi kita tertarik mengoperasikan untuk
membuat robot-robot itu (Rahadian, 2020).

Secara kronologis, Lokadata.id merupakan situs berita online yang pindah


rumah atau melakukan pengalihan alamat situs web dari Beritagar.id ke Lokadata.id,
yang diresmikan sejak 2 Desember 2019.

Sejak 2015 ketika mengawali situs media Beritagar.id, secara perlahan


Lokadata.id mencoba membangun jurnalisme berbasis data. Lokadata.id meyakini
bahwa data semakin berperan dalam pengambilan keputusan, baik di bidang bisnis,
politik, atau pemerintahan, karena di tengah rimba informasi yang berjejal setiap hari,
pembaca artikel data menunjukkan grafik yang membaik seturut waktu. Lokadata.id
juga meyakini pada masa depan, peran data kian penting dalam memberikan
perspektif baru terhadap sebuah peristiwa atau tren. Sekaligus, memberi warna baru
terhadap jurnalisme pada era yang kian menantang. Berangkat dari keyakinan itu,
lahirlah Lokadata.id (Lokadata.id, 2020). Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara
dengan Rahadian, wartawan sekaligus wakil pemimpin redaksi Lokadata.id yang
menjelaskan bahwa target pembaca Lokadata.id adalah orang-orang yang
membutuhkan data, maka dari itu pindah rumah menjadi Lokadata.id, karena isinya
akan lebih bernuansa data.

Mengikuti dan menyesuaikan target umum Lokadata.id, yaitu orang–


orang yang membutuhkan data. Maka dari itu kita mengubah nama
menjadi Lokadata, karena isinya akan lebih bernuansa data
(Rahadian, 2020).

Fisib Unpak


66

Sejak awal tahun 2018, tepatnya Februari 2018, media daring Lokadata.id di
Beritagar.id sudah mempraktikkan jurnalisme robot pada kanal pemberitaan
robotorial dengan meluncurkan berita laporan hasil pertandingan sepak bola. Laporan
hasil pertandingan sepak bola dipilih menjadi materi pertama karena data hasil
pertandingan konsisten dan berupa pengulangan. Dari setiap pertandingan, informasi
mendasar seperti gol yang tercipta, pencipta gol, dan pemenang pertandingan dapat
diolah secara cepat dan tepat oleh robotorial. Data hasil pertandingan dimaksud juga
merupakan fakta yang tak butuh verifikasi sehingga dapat disajikan apa adanya
kepada pembaca. Serta ketersediaan data secara masinal, menjadi dasar pemilihan
gaya penulisan yang dilaporkan. Karena itu, menurut Lokadata.id mungkin pembaca
belum bisa mendapatkan laporan dari liga domestik Indonesia dalam waktu dekat saat
itu. Maka dari itu, Ajang Liga Primer Inggris jadi pilihan pertama saat itu, mengingat
keterbatasan tersebut (Beritagar.id, 2018).

Lambat laun, banyak sumber data lain yang bisa diolah menjadi narasi selain
laporan hasil pertandingan olahraga, misalnya laporan kejadian gempa bumi yang
terdeteksi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Oleh karena itu, untuk
saat ini dalam kanal Robotorial ini sudah diproduksi beberapa jenis tulisan,
diantaranya mengenai hasil pertandingan, perkiraan cuaca, kualitas udara, pasar
saham, emas, gempa bumi, dan yang terbaru adalah temporer update covid. Disebut
temporer karena sifatnya tidak selamanya, jika covidnya selesai, penulisan berita nya
pun selesai.

Diberi nama Robotorial karena penyederhanaan dari singkatan “robot” dan


“editorial”. Berita dalam kanal robotorial tersebut diproduksi dengan menggunakan
bantuan teknologi yang terhubung dengan internet atau dengan bantuan beberapa
algoritma. Mengubah data berupa angka-angka menjadi narasi, merupakan penerapan
Natural Language Generation (NLG), salah satu cabang dalam Machine Learning
(ML) atau sistem pembelajaran komputer.

Fisib Unpak


67

Kemunculan jurnalisme robot tidak bisa dilepaskan dari tiga unsur yang
membangun teknologi tersebut, yaitu Artificial Intelligence (AI), Machine Learning
(ML), Natural Language Generation (NLG) dan Natural Language Processing
(NLP). Pada dasarnya Marchine Learning (ML) dan Natural Language Processing
(NLP) adalah bagian dari Artificial Intelligence (AI) dan Natural Language
Generation (NLG) adalah salah satu cabang dalam Marchine Learning (ML).

Cara kerja teknologi robot jurnalistik itu sendiri adalah mengumpulkan data
dan mengakumulasi data serta mengolah informasi data yang diberikan menjadi
sebuah artikel. Jadi, data-data yang sudah terkumpul dan tersusun dalam format tabel
dinarasikan menjadi sebuah artikel. Misalnya, pada kasus pasar saham, robotorial
memanfaatkan data harian pada laman situs web Bursa Efek Indonesia (BEI)
kemudian diolah menjadi narasi sederhana.

Terkait peran wartawan atau redaksi Lokadata.id dengan proses yang


dilakukan robotorial, keduanya saling berkaitan. Robotorial mengumpulkan data dan
mengakumulasi data serta mengolah data menjadi sebuah artikel sesuai gaya
penulisan yang sudah dioperasikan oleh wartawan atau tim redaksi Lokadata.id.
Sementara itu wartawan atau redaksi sangat terlibat pada awal diadakannya
robotorial, yaitu menyiapkan database dan menyiapkan template yang bisa digunakan
berulang-ulang. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Rahadian yang
menjelaskan bahwa wartawan atau redaksi pun melakukan proses evaluasi atau
proses pemeriksaan yang dilakukan secara berkala, seperti melihat penerbitan tulisan
dan apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penulisan dan perkembangan
Robotorial.

Jadi gini, kalau robot kan tergantung template ya, jadi template
yang kita bikin itu misalnya 5 template untuk 1 berita tentang cuaca
misalnya, nah karena template itu dipakai berulang – ulang jadi kita
tinggal ngecek template nya saja. Proses editing nya di template
nya, kalau di template nya kita anggap oke yaudah. Seharusnya

Fisib Unpak


68

selama sumber nya tidak bermasalah ya data nya akan sesuai


sumber, kalau datanya salah ya kitapun salah, maka dari itu ada
disklamair kan itu bahwa berita tersebut dibuat oleh mesin, sangat
tergantung akumulasinya dari sumber data yang tersedia. Kita pun
selalu melalukan evaluasi secara berkala, seperti melihat penerbitan
tulisan nya bagaimana, apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki
dalam penulisan nya, perkembangan robotorial sejauh ini seperti
apa apakah ada yang perlu diperbaiki atau bagaimana (Rahadian,
2020).

Misalnya, pada laporan hasil pertandingan sepak bola, robotorial


memanfaatkan antarmuka pemrograman aplikasi Application Programming Interface
(API) yang disediakan pihak ketiga, data hasil pertandingan sepak bola diolah mesin
Lokadata.id menjadi narasi sederhana. Cara kerja robotorial, setelah diberikan basis
data awal oleh wartawan atau tim redaksi, mencari informasi yang dibutuhkan
melalui API, selanjutnya teknologi Robotorial menulis berita dengan gaya yang
sudah diajarkan oleh wartawan atau tim redaksi Lokadata.id menggunakan informasi
yang telah diterima.

Pemilihan tulisan yang layak untuk dirobotkan, dilakukan oleh wartawan atau
tim redaksi dengan memenuhi kriteria Lokadata.id yaitu sumber yang kredibel, dan
dapat di percaya. Misalnya, seperti melaporkan kejadian gempa bumi yang terdeteksi
oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), karena data dan sumber itu sudah
diverifikasi (Beritagar.id, 2018).

Kriteria nya yang pastinya sumber nya bisa di percaya, sumber nya resmi
atau tidak, sumber nya itu sudah verified atau belum. Jadi lembaga abal –
abal yang menerbitkan berita itu kan tidak bisa dipercaya kredibilitasnya,
tidak akan kita pakai. Ada banyak sekali lembaga riset di Indonesia dan
tidak semuanya cukup kredibel dan tidak semuanya punya kapasitas

Fisib Unpak


69

menerbitkan data secara rutin. Lembaga – lembaga pemerintah terutama


yang bisa dijadikan rujukan. Kriteria nya dibangun dari tim redaksi, soal
kredibilitas, apakah ini worth it atau tidak untuk ditulis. Soal pandemik ini
kan lagi ramai, data nya sangat banyak walaupun susah mencari yang
kredibel, nah kita ambil yang dari pemerintahan, kita anggap itu kredibel
(Rahadian, 2020).

Rahadian mengatakan bahwa kendala dan kesulitan yang dihadapi saat proses
pembuatan teknologi tersebut cukup banyak, karena hal ini berurusan dengan
teknologi yang belum populer, jadi belum banyak yang menggunakan. Namun,
melalui teknologi tersebut Lokadata.id membayangkan bahwa untuk ke depan,
jurnalisme berbasis data bisa dimanfaatkan dan dipakai untuk kepentingan jurnalis
dan masyarakat yang membutuhkan.

Karena kita berbasis data, jadi yang kita bayangkan itu adalah
pemanfaatan data, bagaimana data itu bisa dimanfaatkan, dipakai
untuk kepentingan jurnalis. Maka dari itu, ide menarasikan data ini
menjadi salah satu implementasi dari visi itu dimana data – data yang
tersedia itu bisa dikumpulkan bisa diterbitkan menjadi informasi yang
berguna bagi masyarakat yang membutuhkan. Bayangkan jika harus
membuka situs BMKG untuk mengecek perkota itu agak rumit dengan
aplikasinya karena tampilannya memang tidak di desain untuk public
secara umum. Artinya bukan untuk konsumsi cepat, jadi kita
memanfaatkan data itu membuat sesuatu untuk lebih mudah diakses.

Walaupun teknologi robot jurnalistik dianggap dapat menggantikan tugas


wartawan dalam menulis berita, tetapi redaksi Lokadata.id tidak merasa terancam
dengan kehadirannya. Dengan adanya Robotorial yang menggantikan kerja wartawan
dalam menulis artikel yang sifatnya statistik dan berulang, sehingga membuat
wartawan lainnya dapat mengerjakan artikel yang sifatnya analisis dan mendalam.
Bahkan menurut hasil wawancara dengan Rahadian dengan adanya teknologi tersebut

Fisib Unpak


70

pembuatan berita di Lokadata.id menjadi lebih efektif. Pekerjaan jurnalisme tidak


bisa diserahkan semuanya ke robot, karena sejauh ini mesin belum bisa menangkap
emosi, robotorial saat ini baru bisa menulis angka, belum bisa mengisahkan ekspresi
seseorang.

Menurut saya sih tidak, karena pekerjaan jurnalisme itu tidak bisa
diserahkan semuanya ke robot. Robot kan tadi syaratnya butuh data
yang akurat. Robot tidak bisa membuat liputan kejadian longsor di
purwakarta, misalkan, dia tidak bisa menceritakan bagaimana
parahnya longsor tersebut. Jurnalisme data hanya bisa menangkap
situasi dari data – data yang terekam, misalnya korban longsor dari
10 tahun terakhir rata-rata diatas 100 orang dari jumlah 300, artinya
itu termasuk jumlah korban yang tinggi dan bencana yang luar biasa.
Implementasi data itu berbeda dengan pengamatan lapangan, jadi
robot dititik tertentu mempunyai keterbatasan, dia tidak bisa serta
merta melakukan apa yang dilakukan jurnalisme konvensional. Sejauh
ini mesin belum bisa menangkap emosi, meskipun sudah ada riset
yang menyatakan tentang itu. Tetapi robotorial saat ini baru bisa
menulis angka, belum bisa mengisahkan ekspresi seseorang
(Rahadian, 2020).

4.3 Profesionalisme Wartawan Lokadata.id Berdasarkan KEJ pasal 2

Secara profesional, hampir setiap profesi memiliki landasan moral sebagai


dasar acuan bagi mereka untuk menjalankan tugas. Dalam konteks personal, para
profesional memiliki landasan moral agama. Namun, dalam konteks sosial, setiap
kelompok profesional memiliki kesepakatan-kesepakatan dasar yang dijadikan acuan
bagi mereka untuk merumuskan landasan moral profesi. Kesepakatakan itu sering
disebut sebagai kode etik profesi, seperti kode etik dokter, kode etik pengacara, kode
etik apoteker, kode etik wartawan, dan kode etik profesi lainnya (Hikmat, 2019:103).

Fisib Unpak


71

Hidup sebagai wartawan atau jurnalis yang penuh tantangan tidak bisa
dilakukan tanpa memiliki keahlian khusus untuk melakukannya secara profesional.
Itulah sebabnya wartawan dinilai sebagai sebuah profesi yang profesional. Untuk
memenuhi hak publik yaitu memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia
memerlukan kode etik jurnalistik sebagai pedoman operasional dalam menjaga
kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalismenya.

Kode Etik Jurnalistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kode etik
jurnalistik Dewan Pers tahun 2006 pasal 2. Berikut kode etik jurnalistik Dewan Pers
pasal 2 :

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan


tugas jurnalistik.

Penafsiran :

Cara-cara yang profesional adalah:

a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber.

b. Menghormati hak privasi.

c. Tidak menyuap

d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya.

e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara


dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang.

f. Menghormati pengalaman traumatic narasumber dalam penyajian gambar, foto,


suara.

g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain

Fisib Unpak


72

sebagai karya sendiri.

h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita


investigasi bagi kepentingan publik.

Walaupun dari hasil wawancara dengan Rahadian, bahwa kode etik jurnalistik
belum melingkupi teknologi automasi pemberitaan, karena dalam Undang-undang
pun belum ada definisi mengenai automasi jurnalisme.

Terus terang saja, kode etik jurnalistik itu belum melingkupi


teknologi automasi pmberitaan. Waktu berkunjung ke Dewan Pers,
itu sempat dijadikan bahan diskusi, bagaimana mengakomodir
teknologi-teknologi baru di bidang pers yang akan mewarnai pers
kedepan. Apakah itu perlu dimasukkan ke dalam kode etik jurnalistik
atau cukup lewat pedoman seperti PPMS, karena automasi
pemberitaan ini paling mungkin memang terjadinya di internet,
kalau di media cetak rasanya tidak memungkinkan. Nah, kalau
merujuk ke pasal-pasal yang sekarang sebanarnya tidak ada yang
cukup relevan ya, maksudnya seperti ini kode etik pasal 2 mengenai
profesionalisme, kalau kita menyebut profesionalisme jurnalis atau
tugas jurnalis, itu yang dimaksud jurnalis merupakan jurnalis yang
mana? Karena kan dalam Undang-undang pun belum ada definisi
mengenai automasi jurnalisme (Rahadian, 2020).

Namun Rahadian, selaku wartawan sekaligus wakil pemimpin redaksi


Lokadata.id yang bertanggung jawab untuk pemberitaan di kanal Robotorial,
menjelaskan bahwa dari pelaku, tetap berusaha selalu menaati kode etik jurnalistik,
maka dari itu semua data yang digunakan harus terjamin sudah terverifikasi.

Tapi kita dari pelaku, tetap berusaha selalu menaati kode etik
jurnalistik, maka dari itu semua data yang digunakan harus terjamin
sudah terverifikasi. Contohnya seperti ini, kita menerima data dari

Fisib Unpak


73

BEI bahwa hari ini IHSG turun, nah apakah kita harus melakukan
verifikasi ke kepala BEI nya? Kan tidak perlu, karena data itu sudah
diverifikasi, sudah dijamin, tidak perlu lagi di verifikasi ulang.
Namun, beda dengan klaim bencana banjir, misalnya dikatakan
korban yang meninggal sebanyak 20 jiwa, baru kita harus verifikasi
ulang, mengecek apakah benar 20 jiwa, mayatnya ada atau tidak,
kita hitung sendiri, kan seperti itu (Rahadian, 2020).

Dalam hal ini, wartawan Lokadata.id setidaknya memenuhi 3 poin yang


terdapat pada pasal 2 kode etik jurnalistik yang dapat diidentifikasikan. Cara – cara
profesional yang dilakukan adalah menghasilkan berita yang faktual dan jelas
sumbernya, rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara
dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang, dan
tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai
karya sendiri.

Hal tersebut dapat dilihat dari produksi laporan hasil pertandingan sepak bola
Liga Inggris (West Ham bertanding dengan Aston Villa) yang dipublikasikan pada 01
Desember 2020, dimana menyampaikan fakta yang sebenarnya mengenai skor
pertandingan dan tidak memihak pada kubu klub sepak bola manapun. Di bagian
akhir laporan berita nya pun dicantumkan catatan redaksi yang menjelaskan bahwa
laporan berita tersebut dipublikasikan oleh program komputer yang mengubah angka-
angka menjadi narasi, serta mencantumkan sumber data yang digunakan, sehingga
jelas sumbernya serta terjamin bahwa laporan berita tersebut bukan hasil dari plagiat.
Selain itu, dalam laporan berita tersebut disertakan kredit nama yang ditampilkan di
bawah headline laporan berita tersebut dan sumber foto yang ditampilkan di bawah
foto tersebut, sehingga tidak akan ada rekayasa pengambilan dan pemuatan atau
penyiaran gambar, foto, dll.

Fisib Unpak


74

Gambar 4.5 Kutipan Berita Hasil Pertandingan Sepak Bola di Lokadata.id, Sumber :
Lokadata.id

4.4 Prorfesionalisme Wartawan Lokadata.id Berdasarkan Norma

Selain wartawan harus terikat dengan kode etik jurnalistik, untuk menjadi
wartawan yang profesional, wartawan juga harus terikat dengan norma – norma
jurnalistik. Menurut Kusumaningrat (2017:115) profesi wartawan adalah profesi yang
bukan sekedar mengandalkan keterampilan seorang tukang. Wartawan adalah profesi
yang watak, semangat, dan cara kerjanya berbeda dengan seorang tukang. Oleh
karena itu masyarakat memandang wartawan sebagai profesional. Dalam persepsi diri
para wartawan sendiri, istilah “profesional memiliki tiga arti: pertama, profesional

Fisib Unpak


75

adalah kebalikan dari amatir; kedua, sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan
khusus; ketiga, norma – norma yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada
kepentingan khalayak pembaca. Selanjutnya, terdapat dua norma yang dapat
diidentifikasi, yaitu: pertama, norma teknis (keharusan menghimpun berita dengan
cepat, keterampilan menulis dan menyunting), dan kedua, norma etis (kewajiban
kepada pembaca serta nilai – nilai seperti tanggung jawab, sikap tidak memihak,
sikap peduli, sikap adil, objektif, dan lain – lain yang semuanya harus tercermin
dalam produk penulisannya).

Dalam hal ini, wartawan atau redaksi Lokadata.id setidaknya memenuhi dua
unsur norma yang dapat diidentifikasikan. Hal itu ditujukan dengan pelaksanaan
tugas pencarian berita melalui jurnalisme robot. Untuk itu profesionalisme wartawan
Lokadata.id dapat diukur dengan norma-norma ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Norma Teknis : wartawan atau redaksi Lokadata.id bertanggung jawab akan


keharusan menghimpun berita dengan cepat

Wartawan Lokadata.id setiap melakukan penerbitan berita dengan


teknologi jurnalisme robot, yaitu menyiapkan database dan menyiapkan
template, sebelumnya terlebih dahulu melakukan observasi terhadap isu yang
akan dijadikan template tersebut, apakah isu tersebut yang sedang diinginkan
oleh masyarakat dan publik dalam melihat sebuah berita terkini.

Tugas jurnalisnya adalah contohnya seperti yang saya lakukan,


membuat template. Membuat template itu kan membantu
mengembangkan, mencari data yang bisa di buat oleh robotnya.
Sebelum mencari data dan membuat template, saya dan tim
berdiskusi terlebih dahulu isu apa yang akan kita bahas,
tentunya isu tersebut harus yang sedang diinginkan oleh publik.
Misalnya, kemarin berita tentang harga emas, ada situs–situs
berita yang resmi yang menerbitkan berita mengenai emas
salah satunya PT Antam. Nah itu jadi rujukan. Karena yang

Fisib Unpak


76

menentukan tulisan yang layak untuk di robotkan itu adalah tim


redaksi (Rahadian, 2020).

Selanjutnya, seperti pada saat mempublikasikan laporan hasil


pertandingan sepak bola Ajang Liga Primer Inggris tahun 2018, ketika
keterbatasan pembaca belum bisa mendapatkan laporan dari liga domestik
Indonesia, Robotorial yang memanfaatkan antarmuka pemrograman aplikasi
Application Programming Interface (API) yang disediakan pihak ketiga sudah
mempublikasikan teks dan gambar dalam hitungan menit setelah pertandingan
usai, sehingga dapat menghimpun berita dengan cepat dan akurat.

2. Norma Etis : Wartawan atau redaksi Lokadata.id bertanggung jawab akan


kewajiban kepada pembaca

Wartawan harus bertindak sebagai mata dan telinga publik, ia harus


menyampaikan informasi untuk menambah pengetahuan masyarakat
berdasarkan fakta. Fakta tersebut tidak di laporkan berdasarkan sebuah opini,
sehingga tidak menggiring pembaca pada sesuatu yang menyesatkan, untuk
itu wartawan mempunyai kewajiban kepada pembaca agar selalu berjuang
menyampaikan kebenaran dan berani mempertanggungjawabkan semua
tindakannya.

Dalam hal ini, wartawan atau redaksi Lokadata.id yang bertanggung


jawab pada penulisan pemberitaan di kanal Robotorial berada pada jalur yang
sesuai. Selama melaksanakan tugasnya, sudah memenuhi hak masyarakat
untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang sedang berkembang
secara tepat, akurat dan berdasarkan fakta. Hal tersebut dapat dilihat dari
produksi laporan hasil pertandingan sepak bola Liga Inggris (West Ham
bertanding dengan Aston Villa) yang dipublikasikan pada 01 Desember 2020,
dimana menyampaikan fakta yang sebenarnya mengenai skor pertandingan
dan tidak memihak pada kubu klub sepak bola manapun. (Kutipan berita dapat
dilihat pada gambar 2).

Fisib Unpak


77

Kemudian pada setiap penerbitan tulisan beritanya, secara keseluruhan


dalam laporan berita tersebut memuat catatan redaksi yang menjelaskan
bahwa berita tersebut dipublikasikan oleh program komputer yang mengubah
angka-angka menjadi narasi, serta mencantumkan sumber data yang
digunakan. Sumber data yang digunakannya pun dipilih berdasarkan kriteria
Lokadata.id, dimana sumber datanya harus yang kredibel.

Gambar 4.6 Kutipan Catatan Redaksi Berita Update Covid-19 di Lokadata.id,


Sumber : Lokadata.id

4.5 Profesionalisme Wartawan Lokadata.id berdasarkan PPMS

Untuk memenuhi hak publik yaitu memperoleh informasi yang benar,


wartawan atau jurnalis Indonesia serta media daring atau media yang tersaji secara
online di situs web internet juga memerlukan Pedoman Pemberitaan Media Siber
(PPMS) sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan
menegakkan integritas serta profesionalismenya.

Dalam penelitian ini, Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS) yang


digunakan adalah mengenai Hak Cipta dimana media siber wajib menghormati hak
cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal ini, wartawan atau redaksi atau media daring Lokadata.id tidak
melanggar dalam penerapan poin hak cipta. Dalam menyiapkan database dan
template pun, wartawan atau redaksi Lokadata.id selalu mengusahakan bahwa

Fisib Unpak


78

template tersebut tidak hasil dari copy paste dari tulisan orang lain melainkan buatan
wartawan atau redaksi Lokadata.id itu sendiri.

Dapat dilihat pada setiap penerbitan tulisan laporan beritanya, secara


keseluruhan dalam laporan berita tersebut memuat catatan redaksi yang
mencantumkan serta menyertakan sumber data yang digunakan. Contoh, pada laporan
berita di kanal Robotorial Lokadata.id mengenai Update Covid-19, dimana datanya
menggunakan data yang dirilis Kemenkes RI, akan dicantumkan dan disertakan
(Kemenkes RI) pada catatan redaksi di bagian akhir laporan beritanya.

Selain itu, walaupun laporan berita nya diolah oleh mesin Robotorial,
Lokadata.id pada setiap penerbitan tulisan laporan beritanya selalu menyertakan
kredit nama yang ditampilkan di bawah headline laporan berita tersebut ataupun
sumber foto yang ditampilkan di bawah foto tersebut. Serta dari hasil wawancara
dengan Rahadian, bahwa PPMS tercantum pada situs web Lokadata.id.

Sejauh ini memang belum langkah kesana, tapi kalau PPMS kita
sudah taati, PPMS pun tercantum secara jelas di Lokadata.id
(Rahadian, 2020).

4.6 Triangulasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi


waktu yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017:363) untuk mendapatkan data yang
valid.

Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan


pihak Dewan Pers. Dan triangulasi waktu, dilakukan dengan cara melakukan
wawancara dengan pihak Dewan Pers pada pagi hari dengan harapan data yang
diperoleh lebih valid sehingga lebih kredibel.

Fisib Unpak


79

Latar belakang pemilihan sumber triangulasi ini, karena Dewan Pers


merupakan institusi yang berwenang dalam menindak berbagai masalah pemberitaan
pada media massa termasuk media daring.

Hasil dari wawancara dengan Winarto, selaku pihak dari Dewan Pers
menjelaskan bahwa kegiatan jurnalisme itu sendiri sebetulnya tidak bisa dilakukan
oleh robot. Robot itu sebagian dari teknologi, jadi sifatnya hanya seperangkat yang
intinya membantu saja kegiatan jurnalisme atau jurnalistik yang dilakukan manusia.
Sebetulnya ini terkait dengan perkembangan teknologi informasi digital. Namun
ketika teknologi semakin berkembang, kemudian ada begitu banyak big data yang
berserakan di dunia maya, hal-hal seperti itu akan menimbulkan sisi baik dan buruk.

Baiknya, bagi masyarakat atau publik, mereka bisa mengakses data


apapun dengan gratis dan mudah melalui internet. Persoalannya
bagi jurnalistik sekarang, jurnalistik ini kan punya nilai – nilai yang
harus dijaga, yaitu salah satu nya harus menyajikan data sesuai
dengan kepentingan public untuk mengungkapkan kebenaran. Ketika
ada banyak data di dunia maya yang bisa diakses publik, publik
kadang – kadang merasa kebingungan ketika ada masalah misalnya
satu persoalan tentang bencana alam yang besar sehingga public
bertanya-tanya, sebetulnya peristiwa nya seperti apa kemudian
jumlah korban nya yang benar berapa, dan sebagainya. Sehingga
timbul banyak sekali versi kan (Wiranto, 2020).

Juga ketika ada pandemik covid-19 seperti ini, masyarakat sebenarnya kan
membutuhkan data-data yang valid untuk menjadi pedoman sehingga masyarakat bisa
membuat atau menyatakan sikap tertentu terhadap persoalan yang terjadi. Maka dari
itu data yang diperoleh harus data yang benar – benar valid. Ketika banyak data yang
bertebaran dan ditulis oleh tidak semua orang yang tidak berkompetensi, itu sama saja
dengan pembohongan public (Wiranto, 2020).

Fisib Unpak


80

Jurnalisme robot itu sebenarnya sudah banyak dikembangkan di berbagai


negara. Peran robot itu hanya mengakumulasi dan mengumpulkan data serta
mengolah data menjadi narasi sederhana, tetapi semuanya tetap harus ada yang
bertanggung jawab, jurnalis atau tim redaksi lah yang harus memegang kendali dan
bertanggung jawab.

Dengan adanya bantuan teknologi robot jurnalistik tersebut, pada kasus-kasus


tertentu di media daring akan menjadi lebih efektif, tugas jurnalis semakin
dimudahkan. Selain itu, dapat membantu wartawan atau jurnalis sebagai alternatif
untuk membuat laporan yang lebih komprehensif karena penjelasannya menjadi lebih
detail berdasarkan data.

Untuk kasus – kasus tertentu iya. Misalnya, ketika ada satu kasus,
kasus ini menyita perhatian public, nah dengan teknologi ini
mungkin bisa dicari data–data mengenai kasus tersebut dari
penyebabnya apa, berapa korbannya dan sebagainya. Oleh
teknologi itu bisa dikoleksi kan nah nanti bisa di kategorisasikan
sebenarnya kita mau cerita dari sudut pandang apa nih, bisa di
eksplor disitu. Nah jadi justru lebih efektif kan, tapi sekali lagi yang
berperan disitu tetap jurnalis nya. Ini kan menarik, seperti ini kan
bisa dilakukan melalui teknologi jadi justru bisa membantu
wartawan atau jurnalis untuk membuat laporan yang lebih
komprehensif, penjelasan yang lebih detail berdasarkan data.
Jurnalisme data seharusnya memacu seperti itu. Tetapi tetap harus
ada proses verifikasi data nya, jika diperlukan konfirmasi ya
konfirmasi juga terhadap narasumber (Wiranto,2020).

Menurut Wiranto, kehadiran teknologi jurnalisme robot tersebut tidak akan


menjadi ancaman untuk jurnalis konvensional, bahkan para jurnalis konvensional
harus melihat dan menanggapi kehadiran teknologi jurnalisme robot ini sebagai
peluang. Apapun yang berhubungan dengan teknologi itu akan terus berkembang,

Fisib Unpak


81

jurnalisme data akan semakin penting untuk menjadi alternatif bagi publik untuk
menjadi pedoman mengakses informasi.

Apapun yang berhubungan dengan teknologi itu akan terus


berkembang, termasuk jurnalisme harus menyesuaikan diri. Saya
kira jurnalisme data akan semakin penting untuk menjadi alternative
bagi public untuk menjadi pedoman mengakses informasi yang
sudah terverifikasi (Wiranto, 2020).

Pihak Dewan Pers tidak mempermasalahkan perihal kehadiran teknologi robot


jurnalistik di Lokadata.id, selama yang terpenting ada manusia yaitu jurnalis nya
dibalik teknologi tersebut. Dari hasil wawancara dengan Wiranto mengasumsikan
bahwa semestinya konten-konten di media daring Lokadata.id sudah merujuk pada
kode etik jurnalistik, karena dilihat dari situs web Lokadata.id sudah jelas tercantum
struktur organisasinya, berarti sudah jelas ada penanggung jawabnya. Selain itu di
situs web Lokadata.id juga dicantumkan PPMS. Serta Lokadata.id sejak di
Beritagar.id sudah termasuk daftar media yang terverifikasi di Dewan Pers.

Kalau lokadata nya di situs web nya sudah jelas tercantum struktur
organisasinya, ada penanggung jawabnya, dan seterusnya.
Kemudian PPMS pun dicantumkan disitu. Jadi asumsinya, mestinya
konten–konten yang ada harus merujuk pada kode etik jurnalistik.
Selama ini memang belom ada pengaduan mengenai pemberitaan
mengenai robotic jurnalisme ini. Tetapi yang terpenting adalah
bahwa semua karya jurnalistik harus pakai dasar kode etik
jurnalistik, baik disebut robot jurnalisme, maka dari itu peranan
dari jurnalis nya itu penting bukan semata-mata teknologi nya saja.
Jadi harus ada penanggung jawabnya (Wiranto, 2020).

Fisib Unpak

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai


Profesionalisme Wartawan dalam melaksanakan Jurnalisme Robot di Media
Daring Lokadata.id, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Lokadata.id melakukan praktik jurnalisme robot dengan


menggunakan penerapan Natural Language Generation (NLG) yang
merupakan salah satu cabang Machine Learning (ML) pada proses
produksi berita di kanal robotorial.
2. Beberapa poin Kode Etik Jurnalistik pasal 2 dapat diterapkan dalam
pembuatan berita di kanal robotorial Lokadata.id, yaitu
menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya, tidak
melakukan plagiat, dimana menyatakan hasil liputan wartawan lain
sebagai karya sendiri, dan tidak ada rekayasa pengambilan dan
pemuatan atau penyiaran gambar, foto dan lain-lain.
3. Wartawan atau redaksi Lokadata.id dalam melaksanakan jurnalisme
robot memenuhi penerapan norma teknis dan norma etis yang
mengatur perilaku wartawan.
4. Dalam hal menerapkan Pedoman Pemberitaan Media Siber
mengenai Hak Cipta pada pemberitaan di kanal Robotorial ini,
wartawan atau redaksi Lokadata.id tidak melanggar.

82 Fisib Unpak


83

5.2 Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran terhadap profesionalisme


wartawan dalam melaksanakan Jurnalisme Robot, baik bagi mahasiswa
jurusan jurnalistik maupun para wartawan media daring Lokadata.id,
sebagai berikut :

1. Para Wartawan atau Jurnalis atau Redaksi Lokadata.id khususnya


pada kanal pemberitaan Robotorial, agar lebih meningkatkan
profesionalismenya, sehingga masyarakat yang membutuhkan data
semakin percaya diri untuk menggunakannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya membahas
profesionalisme wartawan berdasarkan kode etik jurnalistik pasal 2,
norma teknis dan norma etik yang mengatur perilaku wartawan, dan
PPMS mengenai hak cipta. Sehingga peneliti menyarankan kepada
peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam kajian mengenai
profesionalisme wartawan.

Fisib Unpak


84

DAFTAR PUSTAKA

Alamudin, A. 2017. Teknik Melakukan dan Melayani Wawancara. Bandung: PT


Mizan Pustaka

Cangara, H. 2018. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Cohen, N. 2015. From Pink Slips to Pink Slime: Transforming Media Labor in a
Digital Age. The Communivation Review

Hikmat, MM. 2018. Jurnalistik Literary Journalism. Jakarta Timur: Prenadamedia


Group

Kim, D & S, Kim. 2016. Newspaper Companie’s Determinants in Adopting Robot


Journalism.

Kusumaningrat, H & P, Kusumaningrat. 2017. Jurnalistik: Teori dan Praktik.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Littlejohn, SW & KA, Foss. 2017. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika

McQuail, D. 2014. Teori Komunikasi Masa. Jakarta: Salemba Humania

Muhtadi, AS. 2016. Pengantar Ilmu Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Mulyana, D. 2019. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Romli, K. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo

Romli, M. 2018. Jurnalistik Online. Bandung: Nuansa Cendekia

Samsuri, BN. 2013. Pers Berkualitas, Masyarakat Cerdas. Jakarta: Dewan Pers

Sugiharto, T. 2019. Panduan Menjadi Jurnalis Profesional. Yogyakarta: Araska

Fisib Unpak


85

Zaenuddin. 2017. The Journalist Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur dan Mahasiswa
Jurnalistik. Jakarta: Campustaka

Internet :

https://beritagar.id. [7 Desember 2020]

https://www.kompasiana.com. [7 Desember 2020]

https://lokadata.id. [7 Desember 2020]

Rahadian, PP. 2018. Perkenalkan, Robotorial.


https://blog.beritagar.id/article/redaksi/perkenalkan-robotorial. [7 Desember 2020]

https://republika.co.id. [7 Desember 2020]

Hasil Wawancara :

Rahadian Prajna Paramita. [15 Juli 2020]

Wiranto. [27 Juli 2020]

Fisib Unpak


86

LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara

Informan : Rahadian Prajna Paramita (Jurnalis sekaligus Wakil


Pemimpin Redaksi Lokadata.id)

Hari/Tanggal/Jam : Rabu/15 Juli 2020/ 10.00 WIB

Keterangan :

Tanya : Anna Rosmawati

Jawab : Rahadian Prajna Paramita

Tanya : Seperti apa latar belakang jurnalisme robot itu sendiri pak? mengapa
Lokadata.id setuju berita nya disajikan dengan penyajian jurnalisme robot ?

Jawab : Menyajikan berita dengan penyajian jurnalisme robot di Lokadata.id itu


berangkat dari prinsip kita dimana ada beberapa pekerjaan yang tidak perlu
dikerjakan oleh manusia. Jadi, tidak perlu lagi ditulis secara manual, kita
kembangkan saja mesin atau robot yang bisa mengenre tulisan itu secara
otomatis. Lagipula itu teknologi nya yang sedang dalam perkembangan jadi
relatif belum banyak yang melakukan, jadi kita tertarik untuk mengoperasi
untuk membuat robot-robot itu. Kira – kira seperti itu.

Tanya : Lalu seperti apa pak awal mula prosesnya ?

Jawab : Prosesnya relatif simple. Menggunakan beberapa algoritma, intinya sebagian


dari yang kita sebut sebagai natural language generation itu, bagaimana

Fisib Unpak


87

mesin bisa memproduksi tulisan atau teks seperti tulisan manusia,


menyerupai tulisan yang dibuat oleh manusia. Nah dibelakang itu secara
teknis tinggal proses programming saja.

Tanya : Untuk kendala dan kesulitan yang dihadapi saat proses pembuatannya apa
pak ?

Jawab : Kendala pasti banyak karena itu berurusan dengan teknologi yang belum
populer, jadi belom banyak yang pakai.

Tanya : Lalu kenapa pak diberi nama Robotorial ?

Jawab : Robotorial itu sebenarnya penyederhanaan dari singkatan akronim Robot dan
Editorial. Tidak ada arti atau makna khusus untuk nama yang kita pilih.

Tanya : Di Lokadata.id itu kan ada beberapa kanal pemberitaan ya pak, boleh
dijelaskan pak fungsi dari semua kanal pemberitaan nya ?

Jawab : Untuk kanal pertama, yaitu artikel. Di kanal artikel ini kita menyajikan
tulisan harian yang sifatnya tidak hardnews atau breaking news, sifatnya
lebih landai sehingga diharapkan tulisannya lebih dalam, lebih eksplanasi,
lebih menjelaskan seluk beluk, sebisa mungkin tulisan – tulisannya
diperdalam oleh data.

Lalu ada kanal data, data itu ada artikel data, ada juga grafik data. Grafik
data itu sebenarnya galeri grafik aja, kita punya galeri yang isinya macem-
macem grafik dari data – data yang terbuka, grafik itu dibuat dengan mesin
yang kita punya yang disebut daspot, cms untuk membuat grafik sendiri
yang nanti biasanya dipakai di artikel. Kemudian ada artikel data, itu artikel
khusus yang diarahkan menuju data jurnalism, sekarang sifatnya lebih
simple menjelaskan data, hal – hal di balik data atau mengapa data itu seperti
itu atau sekedar penjelasan mengenai konteks dari data tersebut. Kedepannya

Fisib Unpak


88

memang itu di arahkan menjadi data perujuk journalism, modelnya kira –


kira seperti itu.

Kemudian ritual yang paling rutin di update , itu harian juga. Konten Visual
kita punya infografik, punya komik, punya kartun, dan video. Semuanya
editorial. Bisa hasil liputan sendiri atau di dapat dari langganan kita yaitu
dari kantor berita antara, kantor berita FA dan sumber – sumber lain yang
bisa dipakai. Untuk komik maksimum 6 frame (komik satu halaman).

Setelah itu ada kanal laporan khas, laporan khas di lokadata.id beda dengan
pada saat di Beritagar.id dulu. Sekarang lebih banyak acara bincang
(biasanya menceritakan tokoh – tokoh yang dianggap sedang ramai
diperbincangkan), kredo (menceritakan tokoh – tokoh penting yang patut di
dengar), analisis, demam sepeda, gaya hidup.

Lalu kanal robotorial. Untuk saat ini kanal robotorial itu sudah produksi
untuk beberapa jenis tulisan, ada perkiraan cuaca, ada kualitas udara, ada
saham, ada emas, ada hasil pertandingan, gempa bumi, yang terbaru adalah
temporary update covid. Kenapa disebut temporary karena sifatnya tidak
selamanya jika covid nya selesai penulisan berita ini juga selesai.

Kemudian ada kanal sorotan media, itu gabungan antara manusia dan mesin,
dimana mesin hanya menyediakan draft nya, di finalisasi oleh editor, ini kan
engine samerisasi, jadi output nya masih sangat kasar, belom bisa dibaca
dengan nyaman sehingga diperlukan proses editing.

Ada kanal living data, hasil – hasil pekerjaan karyawan yang dulu di
beritagar.id. kenapa dinamakan living data karena seharusnya data dan berita
nya itu tumbuh, tidak berhenti di satu event.

Ada kanal edisi khusus, edisi liputan khusus waktu zaman di beritagar.id,
belum ada yang baru.

Fisib Unpak


89

Tanya : Siapa target yang menjadi sasaran pembaca di lokadata.id ?

Jawab : Mengikuti dan menyesuaikan target umum Lokadata.id, yaitu orang – orang
yang membutuhkan data. Maka dari itu kita mengubah nama menjadi
Lokadata, karena isinya akan lebih bernuansa data.

Tanya : Bagaimana cara kerja jurnalisme robot ?

Jawab : Berawal dari pengumpulan data, hingga proses penerbitannya. Jadi biasanya
dalam jurnalisme umum yang mencari data adalah wartawan melalui proses
liputan, wawancara, dan sebagainya. Kalau robot itu kerjanya
mengakumulasi data dan mengumpulkan data. Misalnya yang kasus pasar
saham ya, yang pasar saham itu kan mesin yang kita pasang untuk
mengumpulkan data harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs web
BEI. BEI itu dilengkapi dengan publikasi data yang sangat lengkap, jadi
public bisa mengambil data tersebut, megorganisir datanya lalu disusun
menjadi berita atau tulisan. Semua data itu terbuka sehingga dengan mudah
bisa diambil dengan kita susun data mana saja yang mau dipakai lalu data itu
dikalimatisasi atau dinarasikan. Jadi datanya dari sumber nya langsung.
Data-data itu kan bisa jadi teks bisa jadi image, jadi data – data tadi
terkumpul, tersusun dalam format tertentu yang dibutuhkan paling umum
bentuknya seperti tabel, nah data tersebut dinarasikan atau divisualkan. Nah
untuk narasi atau visual itu kita bikinkan dahulu template nya. Dan tugas
manusia lah yang membuat template nya.

Tanya : Untuk mesinnya sendiri apakah terkoneksi dengan internet pak ?

Jawab : Oh iya tentu saja, kan semua datanya ada di internet.

Tanya : Dibutuhkan berapa tim untuk mengoperasikan teknologi nya ?

Fisib Unpak


90

Jawab : Yang membuat template untuk teks itu saya sendiri dari tim redaksi, yang
membuat infografik itu tim desainer dari tim teknologi. Dan kami semua
adalah jurnalis.

Tanya : Lalu untuk sistem pemeriksaan beritanya bagaimana pak ?

Jawab : Jadi gini, kalau robot kan tergantung template ya, jadi template yang kita
bikin itu misalnya 5 template untuk 1 berita tentang cuaca misalnya, nah
karena template itu dipakai berulang – ulang jadi kita tinggal ngecek
template nya saja. Proses editing nya di template nya, kalau di template nya
kita anggap oke yaudah. Seharusnya selama sumber nya tidak bermasalah ya
data nya akan sesuai sumber, kalau datanya salah ya kitapun salah, maka
dari itu ada disklamair kan itu bahwa berita tersebut dibuat oleh mesin,
sangat tergantung akumulasinya dari sumber data yang tersedia. Kita pun
selalu melalukan evaluasi secara berkala, seperti melihat penerbitan tulisan
nya bagaimana, apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penulisan
nya, perkembangan robotorial sejauh ini seperti apa apakah ada yang perlu
diperbaiki atau bagaimana, kira-kira seperti itu.

Tanya : Teknologi tersebut apakah sudah dapat sampai merekomendasi kan desaign
tulisannya belum pak ?

Jawab : Belum kalau untuk bisa mendesign dan membuat template sendiri. Sejauh ini
baru sampai di tahap mengikuti template saja, mengikuti arahan kita.

Tanya : Dengan bantuan teknologi ini apakah pembuatan berita di lokadata.id


menjadi lebih efektif ?

Jawab : Untuk secara umum iya. Bayangkan jika tulisan tersebut harus dibuat oleh
manusia, perbandingannya 34 tulisan sehari hanya untuk data informasi
cuaca per provinsi itu mungkin tidak akan selesai dalam waktu sehari.

Fisib Unpak


91

Tanya : Sebenarnya melalui teknologi ini jurnalisme itu mau dibawa ke arah mana
pak oleh lokadata.id ?

Jawab : Karena kita berbasis data, jadi yang kita bayangkan itu adalah pemanfaatan
data, bagaimana data itu bisa dimanfaatkan, dipakai untuk kepentingan
jurnalis. Maka dari itu, ide menarasikan data ini menjadi salah satu
implementasi dari visi itu dimana data – data yang tersedia itu bisa
dikumpulkan bisa diterbitkan menjadi informasi yang berguna bagi
masyarakat yang membutuhkan. Bayangkan jika harus membuka situs
BMKG untuk mengecek perkota itu agak rumit dengan aplikasinya karena
tampilannya memang tidak di desain untuk public secara umum. Artinya
bukan untuk konsumsi cepat, jadi kita memanfaatkan data itu membuat
sesuatu untuk lebih mudah diakses.

Tanya : Kalau untuk tugas jurnalis nya itu sendiri bagaimana pak ? apakah melakukan
observasi terlebih dahulu pak ?

Jawab : Tugas jurnalisnya adalah contohnya seperti yang saya lakukan, membuat
template. Membuat template itu kan membantu mengembangkan, mencari
data yang bisa di buat oleh robotnya. Sebelum mencari data dan membuat
template, saya dan tim berdiskusi terlebih dahulu isu apa yang akan kita
bahas, tentunya isu tersebut harus yang sedang diinginkan oleh publik.
Misalnya, kemarin berita tentang harga emas, ada situs–situs berita yang
resmi yang menerbitkan berita mengenai emas salah satunya PT Antam. Nah
itu jadi rujukan. Karena yang menentukan tulisan yang layak untuk di
robotkan itu adalah tim redaksi.

Tanya : Pemilihan tulisan yang layak itu seperti apa pak ?

Jawab : Kriteria nya yang pastinya sumber nya bisa di percaya, sumber nya resmi
atau tidak, sumber nya itu sudah verified atau belum. Jadi lembaga abal –
abal yang menerbitkan berita itu kan tidak bisa dipercaya kredibilitasnya,

Fisib Unpak


92

tidak akan kita pakai. Ada banyak sekali lembaga riset di Indonesia dan tidak
semuanya cukup kredibel dan tidak semuanya punya kapasitas menerbitkan
data secara rutin. Lembaga – lembaga pemerintah terutama yang bisa
dijadikan rujukan. Kriteria nya dibangun dari tim redaksi, soal kredibilitas,
apakah ini worth it atau tidak untuk ditulis. Soal pandemik ini kan lagi
ramai, data nya sangat banyak walaupun susah mencari yang kredibel, nah
kita ambil yang dari pemerintahan, kita anggap itu kredibel.

Tanya : Apakah jurnalis di lokadata.id sudah menerapkan kode etik jurnalistik


khususnya pasal 2 dan PPMS dalam melaksanakan jurnalisme robot ?
bagaimana penerapannya ?

Jawab : Terus terang saja, kode etik jurnalistik itu belum melingkupi teknologi
automasi pmberitaan. Waktu berkunjung ke Dewan Pers, itu sempat
dijadikan bahan diskusi, bagaimana mengakomodir teknologi-teknologi baru
di bidang pers yang akan mewarnai pers kedepan. Apakah itu perlu
dimasukkan ke dalam kode etik jurnalistik atau cukup lewat pedoman seperti
PPMS, karena automasi pemberitaan ini paling mungkin memang terjadinya
di internet, kalau di media cetak rasanya tidak memungkinkan. Nah, kalau
merujuk ke pasal-pasal yang sekarang sebanarnya tidak ada yang cukup
relevan ya, maksudnya seperti ini kode etik pasal 2 mengenai
profesionalisme, kalau kita menyebut profesionalisme jurnalis atau tugas
jurnalis, itu yang dimaksud jurnalis merupakan jurnalis yang mana? Karena
kan dalam Undang-undang pun belum ada definisi mengenai automasi
jurnalisme. Sejauh ini memang belum langkah kesana, tapi kalau PPMS kita
sudah taati, PPMS pun tercantum secara jelas di Lokadata.id. Tapi kita dari
pelaku, tetap berusaha selalu menaati kode etik jurnalistik, maka dari itu
semua data yang digunakan harus terjamin sudah terverifikasi. Contohnya
seperti ini, kita menerima data dari BEI bahwa hari ini IHSG turun, nah
apakah kita harus melakukan verifikasi ke kepala BEI nya? Kan tidak perlu,
karena data itu sudah diverifikasi, sudah dijamin, tidak perlu lagi di

Fisib Unpak


93

verifikasi ulang. Namun, beda dengan klaim bencana banjir, misalnya


dikatakan korban yang meninggal sebanyak 20 jiwa, baru kita harus
verifikasi ulang, mengecek apakah benar 20 jiwa, mayatnya ada atau tidak,
kita hitung sendiri, kan seperti itu.

Tanya : Menurut bapak, apakah jurnalisme robot akan menjadi ancaman untuk
jurnalisnya kedepannya ?

Jawab : Menurut saya sih tidak, karena pekerjaan jurnalisme itu tidak bisa diserahkan
semuanya ke robot. Robot kan tadi syaratnya butuh data yang akurat. Robot
tidak bisa membuat liputan kejadian longsor di Purwakarta, misalkan, dia
tidak bisa menceritakan bagaimana parahnya longsor tersebut. Jurnalisme
data hanya bisa menangkap situasi dari data – data yang terekam, misalnya
korban longsor dari 10 tahun terakhir rata-rata diatas 100 orang dari jumlah
300, artinya itu termasuk jumlah korban yang tinggi dan bencana yang luar
biasa. Implementasi data itu berbeda dengan pengamatan lapangan, jadi
robot dititik tertentu mempunyai keterbatasan, dia tidak bisa serta merta
melakukan apa yang dilakukan jurnalisme konvensional. Sejauh ini mesin
belum bisa menangkap emosi, meskipun sudah ada riset yang menyatakan
tentang itu. Tetapi robotorial saat ini baru bisa menulis angka, belum bisa
mengisahkan ekspresi seseorang.

Fisib Unpak


94

Lampiran 2 Transkip Wawancara

Informan triangulasi : Winarto (pihak Dewan Pers)

Hari/Tanggal/Jam : Senin/27 Juli 2020/ 10.00 WIB

Keterangan :

Tanya : Anna Rosmawati

Jawab : Winarto

Tanya : Sebelumnya, terima kasih atas ketersediaan waktunya. Jadi saya akan
menyusun skripsi dengan judul Profesionalisme Wartawan dalam
Melaksanakan Jurnalisme Robot di media daring Lokadata.id, dimana saya
menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya untuk
mendapatkan gambaran mengenai profesionalisme wartawan dalam
menjalankan jurnalisme robot di media daring. Langsung ke pertanyaannya
saja ya pak, untuk pertanyaan pertama apa sih pak pertama kali yang
terlintas di benak bapak ketika mendengar teknologi jurnalisme robot ?

Jawab : Sebetulnya istilah jurnalisme robot ini kan terlalu simplistic menurut saya,
karena jurnalisme itu sendiri sebetulnya tidak bisa dilakukan oleh robot.
Robot itu kan sebagian dari teknologi, jadi sifat nya hanya seperangkat yang
intinya membantu saja kegiatan jurnalisme atau jurnalistik yang dilakukan
oleh manusia. Artinya ini sebetulnya kan terkait dengan perkembangan
teknologi informasi digital. Jadi ketika teknologi informasi berkembang
kemudian ada begitu banyak big data yang berserakan di dunia maya
sehingga hal – hal yang seperti itu ada system baik dan buruk. Sisi baiknya
adalah bagi masyarakat atau bagi public, mereka bisa mengakses data

Fisib Unpak


95

apapun dengan gratis dan mudah melalui internet. Persoalannya bagi


jurnalistik sekarang, jurnalistik ini kan punya nilai – nilai yang harus dijaga,
yaitu salah satu nya harus menyajikan data sesuai dengan kepentingan public
untuk mengungkapkan kebenaran. Ketika ada banyak data di dunia maya
yang bisa diakses public, public kadang – kadang merasa kebingungan
ketika ada masalah misalnya satu persoalan aja tentang misalnya bencana
alam yang besar sehingga di public bertanya – tanya, sebetulnya peristiwa
nya seperti apa kemudian jumlah korban nya yang benar seperti apa, dan
sebagainya. Sehingga timbul banyak sekali versi kan, nah juga ketika ada
pandemic seperti ini, orang sebenarnya kan membutuhkan data- data yang
valid untuk menjadi pedoman bagi public sehingga dia bisa membuat atau
menyatakan sikap tertentu terhadap persoalan yang terjadi. Sehingga misal
mengetahui data nya sekian, data nya naik turun dan sebagainya, korbannya
jumlahnya sekian, dia akan mempunyai sikap tertentu terhadap itu. Maka
dari itu data yang diperoleh harus data yang benar – benar valid, nah ketika
banyak data yang bertebaran dan ditulis oleh tidak semua orang yang tidak
berkompetensi kan itu sama saja dengan pembohongan public. Jurnalisme
robot yang berkembang sebenarnya hanya bagian elemen dari jurnalisme
data kan. Jadi tugas jurnalis adalah menyampaikan informasi berdasarkan
data yang valid, sehingga bisa menjadi pegangan bagi publik untuk bersikap,
bertindak. Karena kan sebenarnya tugas jurnalistik itu untuk menyampaikan
fakta kebenaran sehingga setiap pembaca atau audience bisa memahami
persoalannya dengan benar sehingga bisa mengambil sikap yang benar pula.
Kita kalau mendapatkan informasi yang salah kan bisa jadi sikap yang kita
ambil kan akan salah juga. Jurnalisme data itu berkembang atas dasar seperti
itu, ketika banyak data di dunia maya yang bisa diakses banyak, jurnalisme
data bisa muncul sebagai data alternative untuk menyampaikan data – data
yang valid kebenarannya yang sudah menjadi kepentingan public. Jadi
intinya disitu, jurnalisme data itu sebenarnya sudah banyak dikembangkan di
berbagai negara, tetapi tujuan jurnalisme data itu kan sebenarnya untuk

Fisib Unpak


96

menyampaikan data – data yang harus di verifikasi. Peran robot itu hanya
membantu saja untuk mengoreksi data, mengkategorisasi kan, menstruktur
logika tertentu, semuanya tetap harus ada yang bertanggung jawab, nah yang
bertanggung jawab itu jurnalisnya. Jurnalis itu yang harus memegang
kendali.

Tanya : Bagaimana pendapat bapak perihal media daring di Indonesia yang sudah
menggunakan teknologi jurnalisme robot, bapak setuju tidak ?

Jawab : Yang penting ada manusia yaitu jurnalis nya di balik teknologi itu, tidak
masalah. Jadi itu justru membantu untuk para jurnalis, jurnalisme data bisa
muncul sebagai alternative.

Tanya : Dengan bantuan program jurnalisme data ini apakah pembuatan berita di
media daring menjadi lebih efektif ?

Jawab : Untuk kasus – kasus tertentu iya. Misalnya, ketika ada satu kasus, kasus ini
menyita perhatian public, nah dengan teknologi ini mungkin bisa dicari
data–data mengenai kasus tersebut dari penyebabnya apa, berapa korbannya
dan sebagainya. Oleh teknologi itu bisa dikoleksi kan nah nanti bisa di
kategorisasikan sebenarnya kita mau cerita dari sudut pandang apa nih, bisa
di eksplor disitu. Nah jadi justru lebih efektif kan, tapi sekali lagi yang
berperan disitu tetap jurnalis nya. Ini kan menarik, seperti ini kan bisa
dilakukan melalui teknologi jadi justru bisa membantu wartawan atau
jurnalis untuk membuat laporan yang lebih komprehensif, penjelasan yang
lebih detail berdasarkan data. Jurnalisme data seharusnya memacu seperti
itu. Tetapi tetap harus ada proses verifikasi data nya, jika diperlukan
konfirmasi ya konfirmasi juga terhadap narasumber.

Tanya : Berarti tugas jurnalis itu semakin dimudahkan ya pak dengan adanya
teknologi jurnalisme data ini ?

Fisib Unpak


97

Jawab : Iya, semakin dimudahkan. Tapi di jurnalisme data itu ada proses semata –
mata bukan hanya jurnalis saja yang punya peran karena apalagi di
jurnalisme cyber itu memerlukan tampilan seperti apa, jadi harus ada
kolaborasi di antara misalnya pakar statistic untuk membaca data tertentu.
Mungkin jurnalis tidak pandai untuk membaca data tertentu, nah
memerlukan pakar statistic. Kemudian ahli desain, yang bisa menampilkan
infografis yang bagus. Nah kekuatan jurnalisme data itu disitu.

Tanya : Apakah bapak mengetahui bahwa media daring Lokadata.id sudah


menggunakan teknologi jurnalisme data, menurut bapak bagaimana ?

Jawab : Iya , Memang media tersebut mengklaim melakukan jurnalisme data. Jika
saya cek di web media nya, hanya infografis saja kan ? infografis tentang
cuaca, tentang bencana, dan sebagainya. Saya kira tidak ada masalah, yang
penting tetap ada yang bertanggung jawab nya.

Tanya : Media daring Lokadata.id itu sudah terdaftar di Dewan Pers belum pak ?

Jawab : Lokadata.id itu sudah terdaftar. Tadinya kan Beritagar.id ya, lalu ganti nama
menjadi Lokadata.id ya? Sejak Beritagar.id sudah terdaftar dan setelah
mengganti nama, mereka sudah menginformasikan kembali ke dewan pers.

Tanya : Menurut bapak apakah pemberitaan di media daring Lokadata.id kanal


robotorial sudah menaati kode etik jurnalistik dan pedoman penulisan media
siber belum pak ?

Jawab : Kalau lokadata nya di situs web nya sudah jelas tercantum struktur
organisasinya, ada penanggung jawabnya, dan seterusnya. Kemudian PPMS
pun dicantumkan disitu. Jadi asumsinya, mestinya konten–konten yang ada
harus merujuk pada kode etik jurnalistik. Selama ini memang belom ada
pengaduan mengenai pemberitaan mengenai robotic jurnalisme ini. Tetapi
yang terpenting adalah bahwa semua karya jurnalistik harus pakai dasar
kode etik jurnalistik, baik disebut robot jurnalisme, maka dari itu peranan

Fisib Unpak


98

dari jurnalis nya itu penting bukan semata-mata teknologi nya saja. Jadi
harus ada penanggung jawabnya.

Tanya : Pandangan bapak, masa depan jurnalistik dengan ada nya teknologi ini akan
seperti apa ?

Jawab : Apapun yang berhubungan dengan teknologi itu akan terus berkembang,
termasuk jurnalisme harus menyesuaikan diri. Saya kira jurnalisme data
akan semakin penting untuk menjadi alternative bagi public untuk menjadi
pedoman mengakses informasi yang sudah terverifikasi.

Tanya : Program jurnalisme data ini akan menjadi ancaman untuk wartawan atau
jurnalis tidak ?

Jawab : Situasi nya tidak bisa dikatakan sebagai ancaman semata – mata, tapi kita
melihatnya harus sebagai peluang. Memang ada ancaman dalam arti begini,
sebenarnya ancamannya bukan berarti ancaman membunuh jurnalisme lama
ya, karena jurnalisme data ini hanya menjadi trend menggunakan teknologi
yang ada.

Fisib Unpak


99

Lampiran 3 Kutipan Berita Kanal Pemberitaan Robotorial

1. Hasil Pertandingan Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


100

2. Pasar Saham Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


101

3. Kualitas Udara Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


102

4. Gempa Bumi Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


103

5. Harga Emas Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


104

6. Prakiraan Cuaca Edisi 24/11/2020

Fisib Unpak


105

7. Update Covid’19

Fisib Unpak


106

Lampiran 4 Foto Gedung Lokadata.id

Lampiran 5 Foto Gedung Dewan Pers

Fisib Unpak


107

Lampiran 6 Screenshoot telah Melakukan Wawancara dengan pihak


Lokadata.id melalui Voice Call Whatsapp

Lampiran 7 Screenshoot telah Melakukan Wawancara dengan pihak Dewan


Pers melalui Panggilan Telepon

Fisib Unpak

Anda mungkin juga menyukai