Anda di halaman 1dari 42

RADIKALITAS

YESUS

DISAMPAIKAN DALAM RANGKA


LATIHAN KEPEMIMPINAN KADER
PMKRI SANCTA KATARINA
PALOPO, 17 JUNI 2019
RD. Edy Oktafianus Kaniu
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Pada Tahun 63 SM, Pompey (Pemimpin Militer dan politik
Kekaisaran Roma) menaklukkan Yerusalem dan kota itu
dihancurkan.
• Dia melakukan pembantaian di desa-desa dan wilayah
Yerusalem dan memasuki Kuil untuk merebut harta Salomo
dan membantai para imam di sana. Dia menemukan bahwa
harta itu hanya kumpulan gulungan Taurat.
• Bertahun-tahun kemudian, serangkaian pemberontakan pecah
melawan otoritas Roma, sehingga Kekaisaran Romawi
menyalibkan banyak pemimpin dan mengangkat Herodes
Agung sebagai raja di wilayah Yudea.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Seorang tukang kayu bernama Joseph dan istrinya Maria,
yang akan melahirkan, tiba di Betlehem untuk sensus.
• Karena tidak menemukan akomodasi untuk malam itu,
mereka berlindung di sebuah kandang, tempat anak itu,
Yesus, dilahirkan.
• Para gembala, yang telah mengikuti orang Majus dari Timur,
berkumpul untuk menyembahnya.
• Namun, Herodes, yang diberitahu tentang kelahiran seorang
raja-anak, memerintahkan perwira Lucius untuk membawa
anak buahnya ke Betlehem dan membunuh semua anak lelaki
yang baru lahir.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Maria dan Yusuf melarikan diri ke Mesir bersama anak itu.
Pembantaian orang tak berdosa terjadi,
• Herodes mati, terbunuh dalam kematiannya oleh putranya,
Herodes Antipas, yang kemudian mengambil alih kekuasaan.
• Di Nazareth, Yesus, yang saat itu berusia dua belas tahun,
bekerja dengan Joseph ketika tentara tiba di bawah komando
Lucius, yang menyadari bahwa Yesus lolos dari pembantaian
bayi-bayi itu.
• Tetapi Lucius tidak melakukan apa-apa dan hanya meminta
agar Maria dan Yusuf mendaftarkan kelahiran putra mereka
sebelum akhir tahun.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Tahun-tahun berlalu dan pemberontak Yahudi yang dipimpin oleh
Barabas dan Yudas Iskariot bersiap untuk menyerang rombongan
yang membawa gubernur Yudea, Pontius Pilatus dan istrinya Claudia.
• Penyergapan gagal, sebagian karena ketekunan Lucius, sedangkan
Barabas dan Yudas melarikan diri untuk keselamatan hidup mereka.
• Pilatus dan Herodes Antipas bertemu di tepi Sungai Yordan, tempat
Yohanes Pembaptis berkhotbah kepada orang banyak.
• Yesus tiba di sini, saat itu berusia 30 tahun. Ia dibaptis oleh Yohanes,
yang mengakui bahwa ia adalah Mesias. Yesus pergi ke padang pasir,
di mana ia dicobai oleh Setan. Setelah empat puluh hari, Yesus
melakukan perjalanan ke Galilea, di mana ia merekrut para rasulNya.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Di Yerusalem, Herodes Antipas menangkap Yohanes
Pembaptis, yang dikunjungi oleh Yesus di penjara.
• Yudas meninggalkan pemberontak Barabas dan
bergabung dengan para Rasul.
• Yesus mulai berkhotbah dan mengumpulkan orang
banyak, di antaranya adalah Claudia, istri Pilatus, dan
Lucius.
• Herodes dengan enggan memenggal kepala John pada
tingkah anak tirinya, Salome, yang membencinya.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Herodes, Pilatus dan Imam Besar Kayafas sangat terganggu
oleh perbuatan dan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus.
• Barabas merencanakan pemberontakan di Yerusalem selama
Paskah, dan pada waktu itu Yesus memasuki kota suci
dengan kemenangan dan pergi ke Bait Suci untuk
berkhotbah.
• Pemberontak menyerbu Benteng Antonia, tetapi pasukan
Pilatus, setelah mengetahui rencana itu, menyergap dan
menghancurkan pemberontakan, membantai para
pemberontak. Barabas akhirnya ditangkap.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Kemudian Yesus bertemu para murid pada sore hari Kamis,
makan malam untuk terakhir kalinya bersama mereka dan
kemudian pergi berdoa di Getsemani.
• Sementara itu, Yudas ingin Yesus membebaskan Yudea dari
bangsa Romawi, dan, untuk memaksa tangannya, Yudas
menyerahkannya ke pihak berwenang Yahudi.
• Yesus dibawa ke hadapan Kayafas dan kemudian dibawa
ke hadapan Pilatus.
• Pilatus memulai persidangan, tetapi merasa bahwa masalah
itu adalah salah satu dari kepekaan Yahudi, mengirimnya
ke Herodes Antipas, yang, pada gilirannya, mengirimnya
kembali.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Pilatus marah dengan kedatangan Antipas atas Yesus
dan memerintahkan tentaranya untuk mencambuk
Yesus.
• Orang-orang menuntut pembebasan Barabas, dan
Pilatus tunduk pada tekanan mereka dan hukuman
Yesus disalibkan.
• Yesus, dikenakan mahkota duri di kepalanya,
membawa salibnya ke Golgota tempat ia disalibkan
dengan dua pencuri, salah satunya adalah pencuri
yang menyesal, Dismas.
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Putus asa karena ia telah mengkhianati Yesus sampai mati,
Yudas menggantung dirinya dan tubuhnya ditemukan oleh
Barabas.
• Yesus wafat di depan ibunya, rasul Yohanes, beberapa
prajurit, Claudia (istri Pilatus), dan Lucius (yang
mengucapkan kata-kata penting: "Dia benar-benar Kristus").
• Tubuhnya diturunkan dari salib dan dibawa ke kuburan batu.
Dua hari kemudian, Maria Magdalena menemukan kubur itu
kosong, dan bertemu dengan Yesus yang Bangkit
PLOT FILM
KING OF KINGS
• Film ini berakhir di tepi Danau Tiberias ketika Yesus
menampakkan diri kepada para Rasul untuk "waktu
terakhir" menurut narasi, dan memberitahu mereka
untuk membawa pesannya ke ujung dunia.
• Hanya bayangannya yang terlihat, membentuk
bentuk salib di mana ia jatuh di jaring ikan yang
terentang. Para rasul kemudian pergi, dan, ketika
bayangan Yesus jatuh melintasi layar, dapat
diasumsikan bahwa ia naik ke Surga
SITUASI JAMAN HIDUP YESUS
SITUASI POLITIK
• Setelah masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abad
sebelum Yesus, Palestina tunduk pada kerajaan Persia, Yunani,
dan kekaisaran Romawi.
• Secara internal, masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan
pejabat boneka yang ditunjuk oleh penguasa Roma.
• Selain pejabat-pejabat boneka itu, masih ada kelas pemilik tanah
yang kaya raya dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka
menindas rakyat demi kepentingan dan kedudukan mereka.
• Golongan-golongan ini sering memihak penjajah, supaya mereka
tidak kehilangan hak istimewa atau nama baik di mata penjajah,
karena Roma mempunyai kekuasaan mencabut hak milik
seseorang. Siapa yang tidak takut? Jadi lebih baik bermanis-manis
terhadap Roma, biar untuk itu rakyat kecil harus menderita.
• Setelah masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abad
sebelum Yesus, Palestina tunduk pada kerajaan Persia, Yunani, dan
kekaisaran Romawi.
• Secara internal, masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan
pejabat boneka yang ditunjuk oleh penguasa Roma.
• Selain pejabat-pejabat boneka itu, masih ada kelas pemilik tanah
yang kaya raya dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka
menindas rakyat demi kepentingan dan kedudukan mereka.
• Golongan-golongan ini sering memihak penjajah, supaya mereka
tidak kehilangan hak istimewa atau nama baik di mata penjajah,
karena Roma mempunyai kekuasaan mencabut hak milik seseorang.
Siapa yang tidak takut? Jadi lebih baik bermanis-manis terhadap
Roma, biar untuk itu rakyat kecil harus menderita.
• Struktur kekuasaan ini dapat digambarkan dengan piramida sebagai
berikut: Puncak kekuasaan politik adalah prokurator Yudea yg
adalah orang Romawi. Ia berwenang menunjuk Imam Agung yang
dipilih dari empat kalangan keluarga yang mempunyai pengaruh di
dalam masyarakat pada waktu itu. Di Yudea, Imam Agung
berperanan politis sebagai raja selain sebagai pemimpin agama. Di
Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas, seorang raja
boneka Romawi.
• Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk
langsung oleh penguasa Romawi dan pada umumnya diambil dari
kalangan sesepuh Sanhedrin (Majelis Agung) serta majelis rendah
yang diambil dari kelas bawah. Mereka bertanggung jawab
mengumpulkan pajak. Dominasi militer terlihat dengan kehadiran
tentara Romawi di mana-mana. Mereka diambil dari Siria atau
Palestina, tetapi tidak dari kalangan Yahudi.
• Kadang-kadang situasi yang menekan tidak tertahankan,
sehingga timbul pemberontakan yang umumnya digerakkan
oleh kaum Zelot yang bermarkas di Galilea; namun selalu
dapat dipadamkan. Biasanya terjadi banjir darah dalam
penumpasan itu.
• Itulah sebabnya pengharapan akan datangnya tokoh dan masa
mesianis yang nasionalistis bertumbuh subur di kalangan
pejuang Zelot.
SITUASI EKONOMI
• Penduduk Palestina pada zaman Yesus diperkirakan berjumlah
kurang lebih 500.000 jiwa dan penduduk kota Yerusalem
300.000 jiwa.
• Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil saja yang
menghasilkan hasil pertanian. Sebagian besar tanah dikuasai
oleh para tuan tanah kaya yang tinggal di kota-kota.
• Lahan-lahan luas yang terdapat di Galilea dipergunakan untuk
menanam jagung serta peternakan besar; di Yudea untuk
menanam buah zaitun dan buah-buahan lain, serta untuk
peternakan kambing dan domba. Rakyat kebanyakan menjadi
penggarap atau gembala.
• Selain para petani dan gembala masih terdapat pengrajin-
pengrajin kecil yang umumnya mengadakan perdagangan
barter.
• Di kota-kota terdapat tiga sektor ekonomi.
 Pertama, para pengrajin tekstil, makanan, wangi-wangian, dan
perhiasan. Mereka bekerja di sektor pembangunan atau
pelayanan.
 Kedua, mereka yang bekerja di bidang konstruksi dalam
rangka pembangunan Bait, Allah atau istana-istana para
pejabat Romawi atau kaum aristokrat setempat. Diperkirakan
pada tahun 60 SM di Yerusalem saja terdapat sekitar 18.000
buruh bangunan.
 Ketiga, para pedagang. Para pedagang besar memiliki budak,
dan menjual-belikan bahan-bahan baku serta hasil pertanian.
Pedagang-pedagangan kecil kerap kali pengrajin sendiri atau
mereka yang tergolong dalam kelompok sosial yang setara.
• Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil yang
keadaan ekonominya cukup parah, karena penghasilan mereka
terlalu kecil.
• Dalam situasi yang parah seperti itu, mereka masih dibebani
dengan pelbagai macam pajak dan pungutan untuk pemerintah,
untuk angkatan perang Romawi, untuk para aristokrat setempat,
untuk Bait Allah, dsb.
• Konon pajak dan pungutan itu mencapai 40%, dari penghasilan
rakyat.
SITUASI SOSIAL
• Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas. Di daerah
pedesaan terdapat tiga kelas atau kelompok sosial: tuan tanah
besar (biasanya mereka tidak tinggal di lahan mereka), pemilik
tanah kecil, pengrajin, kaum buruh dan budak.
• Di daerah perkotaan terdapat tiga lapisan masyarakat:
 Tertinggi ialah kaum aristokrat imam yang terdiri dari
empat keluarga besar. Prokurator memilih seorang Imam
Agung di antara mereka. Dalam lapisan tertinggi terdapat
juga pedagang-pedagang besar dan pejabat-pejabat tinggi.
 Kelas Menengah bawah yang terdiri dari para pengrajin,
pejabat-pejabat rendah, awam atau imam, dan kaum Lewi.
Pada lapisan paling bawah terdapat kaum buruh, yang pada
umumnya bekerja di sekitar Bait Allah.
 Kaum Marginal yang tidak terintegrasi dalam kegiatan
ekonomi, yang terdiri dari orang-orang yang dikucilkan
oleh masyarakat karena suatu sebab yang bukan ekonomis.
• Selain kelas-kelas sosial di atas, pada masyarakat Palestina waktu itu
terdapat pula berbagai diskriminasi, antara lain:
 Diskriminasi rasial (atau kasta).
Yang dianggap sepenuhnya orang Israel adalah keturunan
Abraham yang asli. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi di
Galilea dihina karena mereka telah ternoda oleh perkawinan
campuran dengan orang-orang kafir. Orang-orang Samaria juga
tidak diperhitungkan, karena asal-usul Yahudi-kafir mereka;
 Diskriminasi dalam pekerjaan.
Sejumlah pedagang seperti pemilik toko dan para dokter selalu
dianggap tidak jujur. Beberapa pedagang berbau busuk (pengolah
kulit), lainnya (tukang jahit) dicurigai bertindak asusila karena
terlibat dalam kontak dengan wanita. Para rentenir dan pemungut
pajak tidak pernah bisa menjadi hakim atau saksi di depan
pengadilan. Secara sosial mereka terkucil. Para pekerja yang harus
berdagang dan berhubungan dengan orang-orang kafir dan siapa
saja yang tidak menyisihkan sepersepuluh dari setiap pendapatan
atau membersihkan setiap bejana tentulah pelanggar hukum;
 Diskriminasi terhadap anak-anak.
Menurut hukum agama Yahudi, anak-anak dianggap
tuna rungu dan tuna bicara, cacat mental dan di bawah
umur. Mereka diklasifikasikan sama dengan orang-
orang kafir, budak wanita, orang lumpuh, buta, sakit,
cacat, dan tua. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
bahwa para murid mencaci-maki orang-orang tua yang
membawa anak-anak mereka untuk mohon berkat
Yesus;
 Diskriminasi terhadap orang menderita.
Kelompok lain yang secara sosial dan religius dianggap
tabu, yakni penderita kusta, orang-orang sakit, dan
orang yang kesurupan.
YESUS MEMPERJUANGKAN KAUM TERTINDAS
• Yesus tidak radikal dalam arti deskruktif, melainkan dalam artikata
itu yang sebenarnya, menuju ke akar persoalan, mencari jiwa dan
maksud Kitab Suci yang sebenarnya, dan tidak mau puas dengan
suatu legalisme yang harfiah saja.
• Yesus bukanlah seorang penurut yang kaku atau sebaliknya tidak
mau tunduk kepada hukum:
• Satu-satunya perhatian Yesus adalah menafsirkan Perjanjian Lama
dengan sebenar-benarnya sebagai pedoman untuk mengenal
kehendak Allah bukan untuk menguatkan suatu sistem peraturan
buatan manusia.
• Dan hal itu Dia lakukan dalam kaitan dengan kebutuhan dan
keprihatinan manusia yang sesungguhnya.
• Kekhasan pendekatan Yesus yang radikal ini terletak pada
jawaban-Nya terhadap suatu pertanyaan yang ikhlas:
Perintah mana yang lebih penting dari semua perintah?
• Yesus menjawab dengan menegaskan perintah agar
mengasihi Allah dengan segenap hati, dan mengasihi
sesama seperti diri sendiri.
• Bagi Yesus, kasih adalah yang pertama, dan kalau hal itu
berarti membengkokkan atau menyampingkan peraturan-
peraturan yang disusun turun temurun oleh para ahli
Taurat, maka itulah harus dilakukan.
• Orang-orang tertindas yang dihadapi Yesus adalah mereka yang
tertindas secara fisik, sosial, ekonomi, politis, dan religius
termasuk mereka yang mengalami berbagai penderitaan karena
penyakit, juga yang terpinggirkan karena diangap pendosa adalah
kelompok terdepan sebagai alamat yang dituju oleh kabar gembira
Yesus.
• Keberpihakan Yesus ini bukan berarti mengabaikan karya
penyelamatan Allah yang universal atau milik semua ciptaan-Nya.
Allah memihak kepada orang yang tertindas bukan berarti  karena
mereka lebih suci, melainkan karena mereka terpinggirkan dan
menderita. Penindasan itu tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan terjadi sebagai bentuk dari sebuah ketidakadilan.
• Oleh karena itu, kalau kita berbicara mengenai keberpihakan Allah
itu berarti kita sedang berbicara mengenai kerajaan Allah bagi
orang-orang tertindas.
• Melalui Yesus, orang-orang tertindas dan menderita mengalami
tanda-tanda kedatangan Kerajaan Allah, yakni Allah sedang hadir
dan bertindak, sedang menampakan kuasa yang menyelamatkan
mereka.
• Pemakluman Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang aktual
terjadi sebagai hari dan peristiwa penyelamatan. Hal ini bukan
berarti hanya melalui perkara verbal, melainkan sebuah gerakan
aktual. Hal ini berarti bahwa orang-orang tertindas dan menderita
merasakan penyertaan Allah. Allah tidak meninggalkan mereka.
Allah berada dalam penderitaan dan keprihatinan mereka dan
dalam perjumpaan mereka dengan Yesus mereka sedang
mengalami perubahan.
• Oleh karena itu, kalau kita berbicara mengenai keberpihakan Allah
itu berarti kita sedang berbicara mengenai kerajaan Allah bagi
orang-orang tertindas.
• Melalui Yesus, orang-orang tertindas dan menderita mengalami
tanda-tanda kedatangan Kerajaan Allah, yakni Allah sedang hadir
dan bertindak, sedang menampakan kuasa yang menyelamatkan
mereka.
• Pemakluman Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang aktual
terjadi sebagai hari dan peristiwa penyelamatan. Hal ini bukan
berarti hanya melalui perkara verbal, melainkan sebuah gerakan
aktual. Hal ini berarti bahwa orang-orang tertindas dan menderita
merasakan penyertaan Allah. Allah tidak meninggalkan mereka.
Allah berada dalam penderitaan dan keprihatinan mereka dan
dalam perjumpaan mereka dengan Yesus mereka sedang
mengalami perubahan.
BENTUK BENTUK KERADIKALAN YESUS
DALAM MEMPERJUANGKAN KAUM
TERTINDAS

KEADILAN:
• ”Biarlah ia menjadi hakim bagi orang-orang yang menderita dari
bangsa itu, biarlah ia menyelamatkan putra-putra orang miskin, dan
biarlah ia meremukkan orang yang berbuat curang.” (Mazmur 72:4
)
• Selama pemerintahan Kristus atas bumi, akan ada keadilan bagi
semua orang.
• Tidak boleh ada korupsi, suatu kejahatan yang telah membuat
banyak negeri yang mestinya makmur, terpuruk dalam lembah
penindasan.
BENTUK BENTUK KERADIKALAN YESUS
DALAM MEMPERJUANGKAN KAUM
TERTINDAS

PERDAMAIAN:
• ”Pada zamannya, orang adil-benar akan bertunas, dan damai
berlimpah sampai bulan tidak ada lagi.” (Mazmur 72:7)
• Banyak penindasan di dunia diakibatkan oleh konflik antarmanusia
dan perang.
• Kristus akan mendatangkan perdamaian yang sempurna ke atas
bumi, dengan demikian menyingkirkan salah satu penyebab utama
penindasan.
BENTUK BENTUK KERADIKALAN YESUS
DALAM MEMPERJUANGKAN KAUM
TERTINDAS

KETERBUKAAN DAN KEIBAAN HATI:


• ”Ia akan merasa kasihan kepada orang kecil dan orang miskin, dan
jiwa orang-orang miskin akan ia selamatkan. Ia akan menebus jiwa
mereka dari penindasan dan tindak kekerasan, dan darah mereka
berharga di matanya.” (Mazmur 72:12-14)
• Orang kecil, miskin, dan tertindas akan menjadi bagian dari satu
keluarga manusia yang berbahagia, dipersatukan di bawah
kepemimpinan Raja Yesus Kristus.
BENTUK BENTUK KERADIKALAN YESUS
DALAM MEMPERJUANGKAN KAUM
TERTINDAS

KEMAKMURAN:
• ”Akan ada banyak biji-bijian di bumi.” (Mazmur 72:16)
• Selama pemerintahan Kristus, akan ada kemakmuran dan
kelimpahan secara materi.
• Orang tidak akan menderita dan tertindas akibat
kekurangan makanan dan bala kelaparan yang sering
menjadi penyebab kemiskinan dewasa ini.
BENTUK BENTUK KERADIKALAN YESUS
DALAM MEMPERJUANGKAN KAUM
TERTINDAS

ANTI KEKERASAN:
• Kristus selaku Pembela terhadap kemanusiaan bersikap anti
terhadap segala bentuk kekerasan. Kristus memilih menjadi
pembelah yang berkurban, dari pada pembela yang mengorbankan
manusia. Maka Kristus hadir untuk mengubah ketidakadilan
menjadi struktur masyarakat yang adil dan berperikemanusiaan.
• Keberpihakan Allah dalam diri Yesus terhadap kaum tertindas
merupakan keberpihakan yang menyelamatkan dan membebaskan
mereka dari kungkungan penindasan di segala lini kehidupan.
SIKAP RADIKAL SEBAGI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

• Mengikuti Yesus berarti menapaki jalan kehidupan-Nya, dengan


mengenakan keutamaan-keutamaan dan keprihatinan-Nya, serta
pilihan-pilihan-Nya.
• Tidaklah cukup mengakui Yesus dengan kata-kata atau menerima
secara intelektual bahwa Yesuslah penebus dunia.
• Bila kita sungguh-sungguh percaya bahwa Yesuslah jalan menuju
hidup yang melimpah, mau tidak mau kita mesti mengikuti-Nya,
mendasarkan segala hal yang kita lakukan pada kata-kata dan
teladan hidup-Nya.
SIKAP RADIKAL SEBAGAI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

PERTAMA
Pilihan Mengimani dan Mengikuti Yesus Kristus.
• Menjadi pengikuti Kristus berarti menjadikan Yesus Sang
Penyelamat sebagai seorang yang mengambil bagian secara aktif
dalam segala hal yang kita lakukan. 
• Untuk itu, kita harus mati terlebih dahulu terhadap harapan-harapan
serta penyelamat-penyelamat palsu; mati terhadap segala keyakinan
akan kemampuan diri sendiri dalam menggapai keselamatan dan
kebahagiaan sejati supaya bangkit kepada Kristus Sang Penyelamat
dunia dan menjadikan Yesus “partisipan aktif” dalam segala hal
yang kita lakukan; berinteraksi secara sadar dengan-Nya dalam
setiap aktivitas harian kita.
• Hanya melalui interaksi yang terus-menerus dengan Yesus,
Sang Penunjuk Jalan dan Guru Kehidupan, kita bisa secara
bertahap membebaskan diri dari kebudayaan kita yang gelap
dan ternoda, dari prioritas-prioritas, nilai-nilai, dambaan-
dambaan dan ketakutan-ketakutan yang telah diprogramkan
dalam diri kita oleh kebudayaan tersebut, dan kemudian
belajar dari pada-Nya untuk hidup dalam kelimpahan.

Pertanyaan :
“Apakah Anda yakin bahwa Yesus Kristus adalah Penyelamat
dunia, satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan hidupmu
sekarang ini dari apa yang sesungguhnya tidak Anda kehendaki
terjadi?”
SIKAP RADIKAL SEBAGI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

KEDUA
Pilihan Menjadi Murid Yesus Kristus.
• Menjadi murid berarti mau duduk di bawah kaki Yesus, Sang
Guru sejati, dan mau belajar serta menghidupi kehidupan-
Nya yang bersumber pada sabda dan teladan-Nya sendiri.
• Sebelum kita menjadi rasul Yesus, kita harus menjadi murid-
Nya terlebih dahulu. Untuk itu, kita dituntut memasuki
kuburan kedua supaya bisa bangkit bersama-Nya. Kita harus
mati terhadap segala sesuatu yang menghalangi kita dalam
menyediakan waktu dan perhatian untuk belajar dari-Nya.
• Hal-hal yang menjadi penghalang itu bisa berupa pekerjaan kita, hiburan-
hiburan yang membawa kenikmatan, pengorbanan diri yang
berlebihan dalam mempelajari hal-hal lain tanpa mempelajari sedikit pun
ajaran Yesus, kemalasan, kesombongan, menganggap diri bahwa kita
sudah cukup banyak belajar tentang agama, fundamentalisme picik, dan
lainnya.
• Kita juga harus mati terhadap terang palsu dunia yang menyesatkan, mati
terhadap asumsi bahwa kita tidak perlu susah payah memilih untuk
menjadi murid Yesus karena kita juga bisa menemukan kebahagiaan dan
mendapatkan apa yang kita inginkan bila mengikuti cara hidup, prioritas-
prioritas, dan kecenderungan zaman serta gaya hidup modern: “yang
penting enjoy”. Dengan demikian, kita akan semakin mengenal-Nya dan
sanggup mencintai sebagaimana yang Dia kehendaki, dan dengan itu kita
juga bisa melayani-Nya sebagaimana mestinya.

Pertanyaannya :
Apakah kita sadar akan belenggu-belenggu yang melilit jiwa dan
kemanusiaan kita selama ini?
SIKAP RADIKAL SEBAGI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

KETIGA
Pilihan Menjadi Seorang Nabi
• Menjadi nabi berarti menjadikan segala sesuatu dalam hidup kita
sebagai ungkapan kesaksian akan Yesus Kristus.
• Untuk itu, kita harus mati terlebih dahulu terhadap ketakutan untuk
berdiri sendiri dan ketakutan pada kemungkinan dikucilkan dari
masyarakat sebagai risiko mengikuti Kristus. Inilah kuburan ketiga.
Seorang nabi Kristus pertama-tama bukanlah seorang peramal masa
depan, tetapi orang yang justru menciptakan masa depan itu
sendiri. 
• Para nabilah yang membimbing dan mengarahkan Gereja ke masa
depan dengan cara menghidupi masa depan tersebut di dalam
kehidupan mereka saat ini.
• Tindakan dan cara hidup para nabi biasanya mendahului
pemahaman atau patokan moralitas yang sedang berlaku.
• Kesaksian para nabi sering kali mendahulu kelahiran sebuah
hukum. Kebenaran luhur yang ditawarkannya mendapat
penolakan bukan karena keliru, tetapi lebih karena belum
waktunya.
• Dan ini dipahami sebagai karya Roh Kudus; sebuah jawaban
terhadap kebutuhan zaman.

Pertanyaannya :
Apakah kita masih takut berjuang seorang diri, bahkan takut pada
kesendirian padahal seorang nabi harus berani mati terhadap
konformitas sosial (cultural or social conformity) supaya bisa bangkit
dan menjadi saksi Kristus yang sejati ?
SIKAP RADIKAL SEBAGI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

KEEMPAT
Pilihan Menjadi seorang Imam
• Menjadi imam di sini tidak berarti harus masuk seminari dulu,
belajar filsafat dan teologi, lalu ditahbiskan. Tidak!
• Kita semua dipanggil dan diutus untuk memperantarai kehidupan
Allah kepada sesama dalam pelayanan cinta kasih. Semua yang
telah dibaptis dalam nama Allah Tritunggal Mahakudus juga
dibaptis untuk berpartisipasi di dalam imamat Yesus, Sang Imam
Agung.
• Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang 
• Makna menjadi imam Kristus adalah : melayani tanpa syarat…. 
• Untuk itu, kita harus masuk ke dalam kuburan keempat, mati terhadap
agama yang bersifat tertutup (eksklusif) supaya bisa bangkit menjadi
seorang pelayan sesama, tanpa diskriminasi (agama inklusif).
• Kita harus mati terhadap pikiran yang mengatakan bahwa agama
adalah persoalan pribadi dan urusan privat. Kita juga perlu
meninggalkan pikiran yang menegaskan bahwa kita bisa berdiri
sendiri di hadapan Allah secara pribadi tanpa mempedulikan tanggung
jawab terhadap sesama umat beriman maupun seluruh manusia.
• Kita lalu bangkit dengan mengenakan pikiran baru bahwa kita semua
adalah saudara dengan Allah Yang Esa sebagai Bapa kita.

Pertanyaannya :
Apakah kita masih banyak mempertimbangkan untung rugi bagi diri
sendiri untuk melayani tanpa syarat ?
SIKAP RADIKAL SEBAGI WUJUD
PENGHAYATAN IMAN AKAN YESUS KRISTUS

KELIMA
Pilihan Menjadi seorang Pemimpin
• Kita diundang Tuhan untuk mengubah tatanan dunia menjadi lebih
baik dan bermartabat. Saatnya kita diutus Yesus untuk meresapi
segenap sudut kehidupan dan kegiatan manusia dengan prinsip-
prinsip, nilai-nilai, sikap hidup, dan prioritas-prioritas yang
dicontohkan dan diajarkan Yesus sendiri.
• Dalam gerakan-gerakan pembaharuan, pengikut Kristus dituntut
terlebih dahulu untuk mengenal serta menghormati tujuan-tujuan
alamiah dan benar dari apa yang mau diperbarui.
• Pendidikan perlu ditransformasikan kepada kegiatan pendidikan dan
pengajaran yang lebih baik dan profesional, dan bukan semata-mata
menekankan pelajaran Kitab Suci dan agama.
• Politik perlu ditransformasikan kepada kegiatan politik yang lebih
manusiawi, dan bukannya menjadikan politik sebagai hamba dari
kebijakan-kebijakan penguasa negara.

Pertanyaannya :
Apakah kita sudah siap dan berani mentransformasi iman kita dalam
gerakan-gerekan pembaharuan yang sudah dan masih kita perjuangkan
?

Anda mungkin juga menyukai