Anda di halaman 1dari 1

Nama : Kristyawan Susanto

NIM : 161124009

RESUME “CINTA SANG GURU”

“Cinta Sang Guru” menjadi karya A. Mintara Sufiyanta, SJ lainnya yang juga berisikan
pengalaman dari banyak sosok-sosok guru. Mereka secara langsung mengalami bermacam-
macam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka sebagai seorang guru. Tidak hanya
peristiwa yang menggembirakan saja, tetapi yang menyedihkan dan menyakitkan pun tentunya
juga ada. Tetapi dari bermacam peristiwa ini, banyak hal baik yang diperoleh guru dari proses
refleksi mereka atas peristiwa yang terjadi. Dari proses refleksi inilah mereka menemukan arti
sesungguhnya menjadi seorang guru.
Dapat dikatakan setiap guru mempunyai cara masing-masing dalam menjalankan
profesinya untuk mengajar dan mendidik. Barangkali ada yang mendapat inspirasi dari orang
lain, mungkin dari memperhatikan situasi peserta didiknya, atau bahkan ada yang asal-asalan
saja caranya. Tetapi biarpun berbeda, pada akhirnya cara apa pun yang dipakai ini akan
berhadapan langsung dengan tanggapan atau respon peserta didik. Peserta didik di sini kiranya
dapat digambarkan sebagai pasien-pasien. Sedang dalam hal ini, guru dapat diibaratkan seperti
peracik obat yang sungguh perlu berhati-hati dalam setiap pilihan dan tindakan yang dilakukan.
Pada akhirnya guru mau tidak mau harus melakukan suatu hal untuk memberikan resep terbaik
bagi peserta didiknya. Sebab tentunya ia tidak ingin peserta didiknya celaka. Bahkan sekalipun
itu termotivasi oleh kepentingan pribadi guru.
Kunci sebenarnya dari keberhasilan seorang guru menemukan cara mengajar dan
mendidik adalah pada bagaimana ia mendasari seluruh upayanya itu. Jika didasari
keterpaksaan, maka guru tersebut suatu saat akan berada pada puncak titik kelelahan, dan ini
akan membuatnya putus asa dan seakan lebih baik memilih berhenti. Tetapi jika dasar yang
guru pakai adalah cinta, yakni kecintaan pada profesinya, pada peserta didiknya, pada segala
hal yang mendukungnya untuk mengajar dan mendidik, maka ia akan bertahan. Bahkan lebih
dari sekedar bertahan, guru akan menerima kembali bentuk-bentuk cinta yang lain. Itu dapat
datang dari siapa saja, mungkin dari peserta didik, dari rekan kerja, sekolah, dsb. Semacam
inilah inti sari dari berbagai pengalaman guru yang tertulis dalam buku ini. Cinta
mendatangkan hal yang baik bahkan dalam dunia pendidikan sekali pun. Cinta sebagai dasar
mencegah guru mengajar dan mendidik hanya sekedar rutinitas belaka, melainkan aktivitas
yang menginspirasi bagi orang-orang di sekitarnya, terlebih para peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai