Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PELAKSANAAN K3

PROSES PENYAJIAN PROGRAM UP CORNER TALKSHOW

DI UP RADIO SEMARANG

DISUSUN OLEH:

PUNGKY ULFI MUTIA

G.331.14.0105

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SEMARANG

2017
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Komunikasi dengan judul “Proses Penyajian


Program Up Corner Talkshow di Up Radio Semarang” disusun berdasarkan
hasil Kuliah Kerja Komunikasi yang dilaksanakan pada tanggal 01 September
2017 sampai dengan 30 September 2017 oleh:

Nama : Pungky Ulfi Mutia


NIM : G.331.14.0105

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Errika Dwi Setya Watie, S.Sos., M.I.Kom. Saut Simanjuntak, S.Sos.


NIS: 06557000606016

Koordinator Station Manager Up Radio


Kuliah Kerja Komunikasi

R. A Putri Shakty Aroembinang, S.Sos., M.Si. Shanty Rosalia


NIS: 06557000606021

Kepala Jurusan
Ilmu Komunikasi

Fajrianoor Fanani, S.Sos., M.I.Kom.


NIS: 06557000606017

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat

Rahmat dan Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan

Kuliah Kerja Komunikasi yang berjudul “Proses Penyajian Program Up Corner

Talkshow di Up Corner Semarang” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis

menyadari bahwa proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala,

namun berkat bimbingan, bantuan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah

dari Allah SWT sehingga kendala yang dihadapu tersebut dapat diatasi.

Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Fajrianoor Fanani, S.Sos., M.I.Kom selaku Kepala Jurusan

Ilmu Komunikasi.

2. Ibu R. A Putri Shakty Aroembinang, S.Sos., M.Si selaku

koordinator Kuliah Kerja Komunikasi.

3. Ibu Errika Dwi Setya Watie, S.Sos., M.I.Kom selaku dosen

pembimbing Kuliah Kerja Komunikasi yang selalu memberikan

arahan dalam pengerjaan laporan.

4. Bapak Saut Simanjuntak, S.Sos selaku pembimbing lapangan yang

dengan baik membantu dan memberikan arahan dalam

melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio Semarang.

iii
iv

5. Ibu Shanty Rosalia selaku station manager Up Radio yang telah

memberikan ruang dan kesempatan bagi penulis untuk

melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio Semarang.

6. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan

dukungan bagi penulis dalam menuntut ilmu.

7. Sahabat dan teman yang selalu memberikan semangat ketika

melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi.

Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk menambah wawasan, serta dapat meningkatkan

pengetahuan pembaca.

Semarang, Januari 2018

Pungky Ulfi Mutia

iv
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1


1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................. 4

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN................................................................. 5

2.1 Logo Perusahaan............................................................................................... 5


2.2 Berdirinya Up Radio Semarang........................................................................ 5
2.3 Visi dan Misi Up Radio Semarang.................................................................... 6
2.4 Struktur Organisasi Up Radio Semarang.......................................................... 7
2.5 Data Umum Perusahaan.................................................................................. 11

BAB III TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 12

3.1 Fungsi dan Pernanan Radio............................................................................. 12


3.2 Format Acara Radio........................................................................................ 13
3.3 Program Acara Talkshow................................................................................ 17
3.4 Bentuk Acara Talkshow.................................................................................. 20
3.5 Proses Produksi Acara Radio.......................................................................... 21

v
vi

BAB IV METODOLOGI................................................................................... 23

4.1 Waktu dan Lokasi........................................................................................... 23


4.2 Sumber Data.................................................................................................... 23
4.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 24

BAB V HASIL KULIAH KERJA KOMUNIKASI......................................... 25

5.1 Aktivitas Pra Lapangan................................................................................... 25


5.2 Aktivitas Saat di Lapangan............................................................................. 26
5.3 Aktivitas Pasca di Lapangan........................................................................... 31
5.4 Evaluasi........................................................................................................... 32

BAB VI PENUTUP............................................................................................. 34

6.1 Kesimpulan..................................................................................................... 34
6.2 Saran................................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 36

vi
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas dari Universitas

Lampiran 2 Surat Permohonan Kuliah Kerja Komunikasi

Lampiran 3 Surat Keterangan Magang

Lampiran 4 Log Harian

Lampiran 5 Formulir Penilaian

Lampiran 6 Lembar Konsultasi dengan Dosen Pembimbing

Lampiran 7 Fotokopi Slip Pembayaran Kuliah Kerja Komunikasi

Lampiran 8 Foto Dukumentasi Magang

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radio merupakan alat elektronik dan media komunikasi massa yang

dapat menjangkau masyarakat luas. Radio sebagai media massa yang

berkaitan erat dengan masyarakat ini dapat memberikan informasi, berita,

hiburan, dan pendidikan melalui penyampaian audio. Radio sendiri dirasa

efektif dan praktis memberikan kepuasan tersendiri dengan segala program

yang disajikan. Radio dapat didengarkan dimana saja dan dalam waktu kapan

saja, serta tidak ada waktu khusus untuk mendengarkan radio karena fleksibel

dapat di dengarkan saat sedang mengerjakan aktivitas apapun.

Perkembangan radio sebagai media massa terus mengalami

peningkatan, dimulai dari zaman Belanda hingga sekarang. Sekarang ini radio

bukan hanya tumbuh di kota-kota besar melainkan juga berkembang pesat di

daerah pedesaan. Iklim persaingan semakin ketat di mana suatu bentuk media

berusaha untuk menarik perhatian pendengar atau khalayak (Prayudha,

2005:82). Hal itu semakin terasa disaat station radio yang hadir menyasar

segmentasi yang beragam. Mulai dari segmentasi anak muda, pebisnis,

wanita, hingga keluarga. Inilah sebabnya media massa radio dituntut untuk

memberikan konten-konten yang menarik dan kreatif. Program yang menarik

bisa mendatangkan banyak pendengar yang akan mendatangkan banyak iklan.

1
2

Iklan dapat mendatangkan keuntungan. Inilah yang dicari oleh para

pelaku bisnis. Iklan radio lebih mudah dan murah untuk diproduksi dan dapat

dikhususkan untuk khalayak tertentu (J.Baran dan Dennis, 2010:251).

Membuat program dan menyiarkannya mungkin terlihat mudah dan

sederhana, namun yang tampak sederhana itu sebenarnya menyimpan

sejumlah persoalan (Limburg, 2008:119). Selain menarik dan memiliki

kualitas baik, program radio juga harus memikirkan kuantitas, karena manarik

dan kualitas baik saja belum tentu banyak pendengar.

Di Semarang persaingan station radio juga sangat terasa. Salah satu

kota besar sekaligus menjadi ibu kota di Jawa Tengah ini, bisnis radio

menjadi tantangan tersendiri yang menarik untuk dijalankan. Salah satunya

adalah Up Radio. Up Radio Semarang menjangkau para pendengarnya

melalui frekuensi 98.5 FM. Baru berdiri sekitar 3 tahun dengan nama Up

Radio new branding dari radio sebelumnya Gaya FM, Up Radio memberikan

sajian siaran yang berbeda dari competitor nya. Membidik segmentasi

Remaja, Mahasiswa, dan Pebisnis Muda, dari usia 15-35 tahun, Up Radio

tidak hanya menjadi radio untuk request lagu ataupun kirim-kirim salam,

melainkan juga menghadirkan narasumber-narasumber yang menginspirasi

serta berkompeten dibidangnya. Salah satu program yang memberikan ruang

interaksi antara audience secara langsung dengan narasumbernya tersebut

bernama program Up Corner Talkshow. Program Up Corner Talkshow

merupakan salah satu program reguler yang menjadi unggulan di Up Radio.

Program ini dikemas secara santai, bahkan dengan jadwal-jadwal tertentu

2
3

program Up Corner Talkshow berjalan diluar studio dengan pembahasan di

satu tempat yang tidak membosankan seperti hotel, instansi bahkan cafe.

Selain mendatangkan narasumber yang berkompeten dengan mengupas isu-

isu terbaru untuk mencari kebenaran, program ini juga tetap memutarkan

lagu-lagu yang tidak menghilangkan identik Up Radio sebagai radio yang

berorientasi pada Hiburan dan Edukasi. (dokumen program Up Radio).

Maka dari itu di tengah maraknya persaingan industri radio saat ini

penulis tertarik untuk melakukan Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio

Semarang, agar dapat terjun secara langsung dan mengetahui bagaimana

proses penyajian program Up Corner Talkshow di Up Radio. Program ini

juga menjadi salah satu program andalan di Up Radio karena sesuai dengan

Prime Time yang banyak dilirik oleh para pengiklan.

3
4

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana proses penyajian program Up Corner Talkshow di Up

Radio Semarang.

1.3 Tujuan Masalah

Mengetahui, memahami, dan mendiskripsikan proses penyajian

program Up Corner Talkshow di Up Radio Semarang.

4
5

BAB II

DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1 Logo Perusahaan

2.2 Berdirinya Up Radio Semarang

Up Radio Semarang adalah salah satu radio swasta di kota Semarang

dengan badan hukum PT. Radio Gayafavorit Mediamandiri. Awalnya PT.

Radio Gayafavorit Mediamandiri mengudara dengan nama Gaya FM di

frekuensi modulasi 98.50 MHz yang ada di jalan Pringgading Semarang.

Akhir tahun 2013 radio Gaya FM sudah tidak mampu mengepakkan sayapnya

dalam bisnis yang menjadikan telinga sebagai tujuan utamanya ini. Kemudian

di awal tahun 2014, PT Radio Gayafavorit Mediamandiri diambil alih oleh

Universitas PGRI Semarang yang saat itu masih menjadi IKIP PGRI

Semarang. Dijalankan dengan manajemen dan SDM yang baru, transformasi

nama siar pun juga melewati jalan yang cukup unik. Dimana sebelumnya

mengudara dengan nama Gaya Fm, kemudian Light FM yang hanya beberapa

bulan saja, hingga akhirnya diganti nama menjadi Up Radio Semarang. Up

Radio diresmikan pada tanggal 11 November 2014 di frekuensi 98.5 FM

5
6

(dibaca sembilan delapan poin lima fm), yang berada di jalan Sidodadi Timur

No. 24 Dr. Cipto, Semarang.

Mengudaranya Up Radio yang baru 3 tahun ini terbilang masih sangat

muda. Dalam persaingan dunia keradioan saat ini selain memberikan konten

yang menarik dengan lagu-lagu easy listening radio dituntut untuk

memberikan meaning dari program-program yang disajikan kepada audiens.

Maka dari itu Up Radio memiliki tagline The Meaning Station, yang berarti

Up Radio berkewajiban memberikan konten dan progaram yang berarti bagi

para pendengar setianya. (Sumber: Company Profile Up Radio, diakses 2

Oktober 2017).

2.3 Visi dan Misi Up Radio Semarang

Adapun visi dan misi Up Radio Semarang adalah sebagai berikut:

Visi:

Menjadi perusahaan multi media berbasis kampus dan jaringan radio

yang unggul.

Misi:

1. Menyuguhkan materi siaran pendidikan, informasi, inspirasi,

motivasi, dan hiburan yang mencerahkan dan membahagiakan.

2. Menampung dan menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas anak

muda dalam bentuk siaran dan kegiatan nyata di masyarakat.

3. Memberikan kontribusi nyata berupa materi maupun non materi

yang bermanfaat bagi UPGRI dan YPLP PT PGRI Semarang beserta lembaga

lainnya secara signifikan.

6
7

4. Menciptakan budaya kerja yang sehat, bermartabat dan

mensejahterakan dengan menjunjung tinggi pelayanan yang unggul baik

secara internal maupun eksternal.

2.4 Struktur Organisasi Up Radio Semarang

(1)
Komisaris

(2)
Direktur

(3)
Station Manager

(4) (6)
(5)
Head Business Head Program &
Teknik & IT
Development Produksi

(7)
(8)
Traffic Business
Traffic Program
Administrasi

(10)
(9)
Penyiar ,
Office Boy Operator &
Reporter

7
8

1. Komisaris

Merupakan pimpinan atau pengawas tertinggi dalam perusahaan, yang

bertanggung jawab mengawasi atas kelancaran serta kesehatan keuangan

perusahaan. Komisaris ini merupakan jabatan tertinggi di Up Radio yang

bekerjasama dengan Direksi dan bertanggung jawab atas kemajuan

perusahaan, serta membawahi bawahan secara efektif.

2. Direktur

Bertugas untuk menjalankan dan memimpin Perseroan Terbatas (PT).

Direktur juga berwenang untuk memimpin perusahaan, memilih,

menetapkan, mengawasi tugas karyawan dan kepala bagian atau manajer.

Selain itu direktur juga bertugas menyetujui anggaran tahunan perusahaan

untuk disampaikan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

3. Station Manager

Bertugas membawahi tiap-tiap divisi yang ada di Up Radio. Selain itu

Station Manager memiliki fungsi untuk memimpin dan mengkoordinir

semua proses administrasi dan jalannya siaran.

4. Head Business Development

Memiliki tugas untuk melakukan analisa bisnis yang ada pada perusahaan

dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Selain itu di

Up Radio fungsi dari Head Business Development adalah meningkatkan

fungsi marketing, melakukan penjualan, serta mencapai target penjualan

dan pencapaian iklan.

8
9

5. Teknik dan IT

Memiliki tanggung jawab untuk merawat seluruh perangkat elektronik

seperti komputer, televisi, mixer, pemancar, alat-alat siaran, dan lain

sebagainya yang ada di perusahaan, melakukan perbaikan jika ada

peralatan yang rusak, memastikan semua hardware dan software berfungsi

secara optimal, serta mengevaluasi dan meningkatkan kerja sistem IT.

6. Head Program dan Produksi

Berperan dalam pengelolaan seluruh program dan produksi di Up Radio.

Membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik. Head

Program dan Produksi ini sangat berperan terhadap konten-konten

program yang disajikan untuk menarik para audien.

7. Traffic Business Administrasi

Bertugas untuk mengatur waktu penayangan iklan, talkshow, liputan dan

lain-lain yang berkaitan dengan klien maupun narasumber. Mengawasi

seluruh isi siaran iklan dan memastikan bahwa iklan tersebut telah usai

dengan perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh kedua belah pihak. Iklan

tersebut bisa dalam bentuk pasang iklan komersial, barter, maupun

kerjasama media partner. Setelah itu membuat laporan bukti siar dan

penayangan iklan terhadap klien. Traffic business administrasi juga

bertanggung jawab terhadap segala urusan administrasi perusahaan.

8. Traffic Program

Bertugas membuat jadwal penayangan iklan, mengatur dan membuat

rundown acara disetiap program. Mencatat seluruh surat masuk dan keluar

9
10

dari divisi program. Bertanggung jawab atas seluruh kelancaran

penayangan program di Up Radio.

9. Office Boy

Bertugas untuk memastikan dan menjaga kondisi kebersihan disetiap sudut

ruangan yang ada perusahaan.

10. Penyiar, Reporter, dan Operator

Penyiar radio merupakan seseorang yang bertugas dalam menyiarkan

acara-acara di radio, baik itu dalam konteks menghibur, berinteraksi,

hingga memberikan informasi. Penyiar radio menjadi ujung tombak dari

penilaian audience terhadap stasiun radio itu sendiri. Audience dapat

memberikan penilaian baik-buruknya, pengaruh interaksinya, dan sukses

tidaknya sebuah acara semua ditentukan oleh penyiar radio.

Reporter, adalah seseorang yang bertugas untuk meliput, mengumpulkan

bahan berita, dan menyampaikannya informasinya kepada audience.

Reporter memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kebenaran tentang

informasi yang disampaikannya.

Operator radio adalah seseorang yang bertugas untuk mengoperasikan

playlist musik dan lagu, iklan, id’s, jingle, dan insert di Up Radio.

Mengatur fade in dan fade out agar pada saat on air terdengar lebih tertata

dan teratur sesuai rundown yang telah ditentukan.

10
11

2.5 Data Umum Perusahaan

Badan Hukum : PT Radio Gayafavorit Mediamandiri

Call Station : Up Radio

Call Sign : PM4FPW

Frekuensi : FM 98.50 MHz

Alamat : Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Coverage Area :Semarang, Ungaran, Bawen, Demak, Kudus,

Kendal, Weleri.

Web Streaming : https://upradio.id/

Twitter : @upradiosmg

Instagram : upradiosmg

Fanpage : Up Radio Semarang

WA : 0878 33 300 400

BBM : D1C1BEFF

11
12

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Fungsi dan Peranan Radio

Radio merupakan media auditif yang dapat didengar, mudah

dijangkau, dan bisa dibawa dimana saja, bahkan bisa didengarkan sambil

menjalankan aktivitas.

Disamping itu radio juga mempunyai sifat siaran yang

menguntungkan, yaitu:

1. Daya Langsung

Untuk mencapai sasaran (pendengar), isi program yang akan

disampaikan tidaklah mengalami proses yang komplek, karena

setiap ada gagasan acara hanya ditulis diatas kertas kemudian

tinggal dibacakan di depan mikrofon radio, sebanyak yang

diinginkannya serta pelaksanaannya berlangsung dengan mudah

dan cepat.

2. Jarak dan Rintangan

Siaran tidak mengenal jarak dan rintangan, bagi radio tidak ada

jarak dan waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh penyiar atau

operator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khlayak.

Bagaimanapun jaraknya sasaran yang dituju radio dapat dicapai

dan tidak menjadi masalah.

12
13

3. Daya Tarik

Yang menyebabkan radio mempunyai kekuasaan adalah adanya

daya tarik yang dimiliki radio itu sendiri. Dan daya tarik tersebut

disebabkan sifat radio yang serba hidup berkat dua unsur yang ada

padanya yaitu kata-kata dan efek suara. (Djamalul Abidin,

1996:124).

3.2 Format Acara Radio

Pringle, Star dan McCavitt (dalam Morissan, 2011:230) menjelaskan

bahwa program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi

atau suara yang utama yang dikenal dengan format. Format merupakan upaya

stasiun radio penyiaran dalam memproduksi program dengan ciri-ciri tertentu

untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Sebelum memulai kegiatan siaran

sangat penting bagi stasiun radio untuk menentukan format siarannya terlebih

dahulu.

Radio adalah musik. Radio menjadikan musik sebagai hasanah budaya

masa kini (Limburg, 2008:142). Pendengar dapat menikmati sajian musik

yang berbeda setiap hari melalui radio. Musik dapat didengarkan di semua

tempat. Strategi penggunaan musik dalam persaingan industri radio siaran

memang menarik. Orang bisa mendengarkan lagu yang sama di stasiun radio

yang berbeda atau bahkan dari mp3 player milik pribadi. Tetapi penyajian

dan kemasannya akan menjadi lain. Sehingga pembuat program khususnya

penyiar harus mampu membuat lagu tersebut menjadi lain dari yang lain,

13
14

misalnya dengan memberikan sedikit info tentang lagu atau penyanyinya.

Format musik merupakan format yang paling laku. Oleh karena itu format

musik menjadi format yang paling umum digunakan oleh stasiun radio

komersial. Selain format musik, format lain yang bisa kita pertimbangkan

dalam menyusun penataan acara misalnya format berita, debat, wawancara,

surat pendengar, phone in, komentar, sport, kuis, tanya jawab, dan voxpops

(Prayudha, 2005:49).

Michael C. Keith (dalam Morissan, 2011:231) kemudian menyusun

karakteristik tiga format siaran utama yang populer di dunia sebagai berikut:

a. Adult Contemporary

Format ini diperuntukkan bagi kaum muda dan dewasa dengan

rentang umur yang sangat luas yaitu 25-50 tahun. Musik yang

disiarkan antara lain pop, softrock, dan balada.

b. Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio

Format ini diperuntukkan bagi remaja belia berumur 12-20 tahun.

Musik yang disiarkan yaitu top 40/top 30 dengan diselingi beberapa

tips sederhana. CHR merupakan radio yang memutarkan lagu-lagu

terkini. Album lama tidak diputar dalam format ini.

c. All News/All Talks

Format ini mempunyai sasaran pendengar kaum muda dan dewasa

berumur 25-50 tahun. Konsep siarannya berupa talk show dan berita.

14
15

Perbincangan ekonomi dan politik menjadi tema yang paling banyak

disiarkan.

Sedangkan Pringle, Starr, dan McCavitt mengemukakan (dalam

Morissan, 2011:233) seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kelompok besar yaitu:

a. Format musik

Format musik merupakan format yang paling umum digunakan

terutama oleh stasiun radio komersial. Musik yang sesuai dengan

segmentasi dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan

program. Beberapa jenis musik antara lain rock, country, jazz, klasik,

nostalgia, dan musik populer. Di Indonesia sendiri ada musik dangdut,

keroncong dan musik daerah seperti campursari.

b. Format informasi

Format informasi terbagi menjadi dua yaitu all news, dan talk news.

1) All news terdiri atas berbagai berita baik lokal, nasional maupun

internasional dengan segmentasi audience 25-54 tahun dan tingkat

pendidikan yang baik. Berita radio dapat dilaporkan secara langsung (live

report) maupun tunda. Siaran langsung dilakukan saat reporter

mendapatkan fakta dari lapangan dan langsung melaporkannya dari lokasi.

Sedangkan siaran tunda dilakukan setelah reporter mendapatkan fakta dan

diserahkan kepada studio untuk diolah terlebih dahulu sebelum disiarkan.

15
16

2) Talk news merupakan program perbincangan atau wawancara.

Program ini biasanya dipandu oleh satu orang host dengan menghadirkan

satu atau lebih nara sumber untuk membahas topik yang telah

dipersiapkan.

c. Format khusus (specialty).

Format khusus diperuntukkan khusus untuk pendengar berdasarkan

etnis dan agama, misalnya acara siraman rohani.

Pilihan jenis program dapat menjadi daya tarik bagi sebuah program.

Untuk jenis program musik tidak hanya memutar lagu-lagu yang menjadi

formatnya saja tetapi disesuaikan juga dengan gaya siaran dan konsep

acaranya. Hal ini berhubungan dengan segmantasi pendengar yang dituju oleh

stasiun radio. Dengan adanya format program pendengar dapat menikmati

radio sesuai dengan yang diminati.

Menurut aspek karakteristiknya program siaran dibedakan menjadi

dua (Triartanto, 2010:144) yaitu:

a. Siaran karya artistik

Siaran karya artistik bersumber dari ide atau gagasan kreatif yang

mengutamakan keindahan dengan tujuan menghargai seseorang.

Program musik, drama, kuis, dongeng, infotaintment termasuk dalam

kategori siaran ini.

16
17

b. Siaran karya jurnalistik

Siaran karya jurnalistik bersumber dari permasalahan yang hangat

yang mengutamakan aktualitas dan bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu

pendengar. Program berita, majalah udara, talk show, reportase termasuk

dalam kriteria siaran ini. Bentuk berita radio dapat berupa berupa tulis, berita

bersisipan, news feature, phone in new, buletin berita, dan jurnalisme

interaktif (Riswandi, 2009:24).

Dalam produksi program radio dikenal istilah format clock. Format

clock atau hot wheels atau hot clock digunakan untuk mengatur elemen-

elemen acara yang sudah direncanakan agar tertata dengan baik. Format clock

dibuat per jam acara. Inilah yang nantinya akan membuat sebuah stasiun

radio memiliki produksi program yang khas dan berbeda dengan stasiun radio

lainnya.

Tidak ada yang mengetahui pasti apakah sebuah program yang dibuat

akan didengarkan oleh banyak orang karena keberhasilan program

membutuhkan proses. Stasiun radio penyiaran hendaknya selalu kreatif dan

inovatif dalam memproduksi program agar pendengar tetap mau

mendengarkan siaran.

3.3 Program Acara Talkshow

Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya.

Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir tidak pernah melibatkan pihak-

pihak luar dalam produksinya. Program acara radio dapat dikelompokkan

17
18

kedalam empat kategori. Yaitu yang pertama produksi berita radio, yang

kedua acara perbincangan (talkshow), yang ketiga info hiburan, dan yang

keempat adalah jingle (Morissan, 2005:282).

Program acara perbincangan radio atau yang sering disebut talkshow

pada dasarnya merupakan program yang mengkombinasikan antara seni

berbicara dengan seni wawancara di radio. Talkshow kerap kali menjadi

unggulan dibanyak stasiun radio. Selain menambah informasi bagi

pendengar, program ini juga bersifat fleksibel, yaitu dapat disajikan dalam

bentuk dan tema apapun. Baik dalam perbincangan ringan maupun berat,

serta dapat disajikan dalam berbagai tema, seperti hiburan atau berita.

Setiap penyiar radio sudah semestinya adalah seseorang yang

memiliki keahlian berbicara. Namun seorang penyiar yang pandai berbicara,

belum tentu mahir dalam melakukan wawancara. Diperlukan keahlian khusus

dalam membawakan acara ini. Menurut Masduki (2001:44), terdapat lima

macam kemampuan yang harus dimiliki bagi seorang penyiar acara talkshow,

atau yang biasa disebut dengan istilah talkshow skill. Kemampuan tersebut

meliputi:

1. Kecermatan dalam pengambilan keputusan.

2. Menyusun topik dan pertanyaan dengan cepat.

3. Memotong pembicaraan narasumber yang melenceng.

4. Kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber.

5. Memadukan kemasan program secara interaktif.

18
19

Salah satu keunggulan program acara talkshow dibandingkan dengan

program acara lain yaitu dapat dimasukkan ke dalam kategori program acara

spesial. Karena talkshow bersifat atraktif, interaktif, dinamis, dan menghibur.

Program spesial yang disajikan oleh Up Radio Semarang bernama program

Up Corner Talkshow.

Persiapan yang harus dilakukan sebelum menyelenggarakan acara

talkshow antara lain (Masduki, 2001:45) :

1. Menentukan topik dan tujuan acara

2. Mengundang kehadiran narasumber, yang sebaiknya lebih dari

satu orang dan berbeda pendapat. Karena selain untuk memenuhi

prinsip keberimbangan, hal ini juga dapat menciptakan harmoni

atau kontroversi di dalam acara, sehingga acara talkshow menjadi

lebih hidup.

3. Menentukan lokasi, kemasan acara, dan durasi penyiaran.

Sedangkan susunan pelaksanaan acara talkshow adalah:

1. Pembukaan, berisi tentang pengenalan acara, penyiar, narasumber,

serta topik yang akan diperbincangkan. Juga dijelaskan tentang

latar belakang pemilihan topik tersebut.

2. Diskusi Utama, berisi tentang pertanyaan awal yang biasanya

bersifat terbuka (memerlukan penjelasan), kemudian tanggapan

dari narasumber maupun pendengar, dan pengembangan

pertanyaan yang lebih lanjut atas tanggapan-tanggapan tersebut.

19
20

3. Penutup, berisi tentang kesimpulan, ucapan terima kasih, dan

salam penutup. Kesimpulan tidak mutlak bersifat resume

perbincangan, namun bisa juga sekadar analisis singkat dan

pertanyaan terbuka untuk memancing permenungan pendengar.

3.4 Bentuk Acara Talkshow

Program acara talkshow biasanya dibawakan oleh seorang penyiar

acara bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang

sudah dirancang sebelumnya. Pada umumnya, terdapat tiga bentuk program

perbincangan yang banyak digunakan di stasiun radio, yaitu:

1. One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan dimana penyiar

(pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan

dua posisi microphone terpisah di ruang studio yang sama.

2. Panel Discussion, yaitu bentuk wawancara dimana penyiar

sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.

3. Call in Show, yaitu bentuk program perbincangan yang hanya

melibatkan telepon dari pendengar. Topik telah ditentukan terlebih

dahulu oleh penyiar di studio, kemudian penyiar membagikan

contoh berdasarkan pengalaman, dan pendengar diminta untuk

memberikan respon berdasarkan pengalaman masing-masing ke

stasiun radio. Dalam acara ini tidak semua respon pendengar layak

disiarkan, sehingga perlu ada petugas penyeleksi telepon masuk

sebelum diudarakan (Morrisan, 2005:283).

20
21

3.5 Proses Produksi Acara Radio

Dalam melihat persaingan bisnis penyiaran radio dibutuhkan strategi

yang baik. Secara definitif, strategi dimaknai sebagai suatu cara atau kiat

mencapai suatu tujuan tertentu (Triartanto, 2010:168). Strategi yang baik

dapat mewujudkan hasil yang gemilang. Strategi program ditinjau dari

manajemen strategis program siaran terdiri dari (Pringle et al dalam

Morissan, 2011:273):

a. Perencanaan program

Perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program

yang dapat menarik dan memenuhi kebutuhan pendengar sesuai

dengan segmentasi. Perencanaan program menuntut suatu inovasi dan

kreativitas. Howard Gough menyebutkan pedoman yang dapat

dijadikan dalam perencanaan siaran yaitu (dalam Triartanto, 2010:98):

1) Penempatan (Placement), yaitu penempatan spot yang pas dan tepat.

2) Waktu (Timing), yaitu durasi dalam setiap program yang sudah

dijadwalkan.

3) Penyiaran (Announcement), termasuk kata-kata yang digunakan penyiar

dalam bersiaran.

4) Publisitas (Publicity), merupakan ekspos dari program maupun bentuk

info promo lainnya.

21
22

b. Produksi program

Kegiatan produksi program dilakukan oleh departemen program.

Departemen program biasanya berisi orang-orang kreatif yang

memiliki banyak ide kreatif.

c. Eksekusi program

Eksekusi program mencakup kegiatan penyiaran program sesuai

dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan. Programmer harus

bisa menentukan target pendengar, jangan menyiarkan program yang

sia-sia.

d. Pengawasan dan evaluasi program

Pengawasan dan evaluasi program menentukan apakah rencana dan

tujuan stasiun radio penyiaran sudah tercapai.

22
23

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Waktu dan Lokasi

Waktu yang ditempuh dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi

yang dilakukan penulis yakni kurang lebih selama satu bulan, mulai tanggal

01 September 2017 sampai dengan 30 September 2017.

Kuliah Kerja Komunikasi dilaksanakan di Up Radio 98.5 FM, Jl.

Sidodadi Timur no. 24 Semarang.

4.2 Sumber Data

Penulis menggunakan 2 sumber data yaitu:

1. Sumber data primer

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari

sumber pertamanya. (Sumadi Suryabrata, 1987:93). Data primer diperoleh

melalui observasi dan wawancara secara langsung mengenai program Up

Corner Talkshow di Up Radio. Metode observasi adalah metode

pengumpulan data denagan cara mengamati dan mencatat secara sistematis

(Gorrys Keraf, 2001:162), sedangkan metode wawancara adalah metode

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada

informan yaitu seseorang yang ahli atau berwenang dalam satu masalah

(Gorrys Keraf, 2001:161).

23
24

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh penulis

sebagai penunjang dari sumber pertama yang tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen (Sumadi Suryabrata, 1987:94). Data sekunder diperoleh

dari dokumen-dokumen peusahaan yang dimiliki oleh Up Radio.

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono, 2013:224). Dalam Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio,

penulis menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan data yaitu:

1. Teknik Wawancara, wawancara merupakan pertemuan dua orang

untuk tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Menurut Esterberg dalam Sugiyono, 2013:231).

2. Teknik Pengamatan atau Observasi, merupakan suatu proses yang

kompleks, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

(Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2013:145).

3. Teknik Dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013:240).

24
25

BAB V

HASIL KULIAH KERJA KOMUNIKASI

5.1 Aktivitas Pra Lapangan

Kuliah Kerja Komunikasi (K3) adalah salah satu kegiatan yang wajib

dilaksanakan oleh mahasiswa dan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Semarang. Penulis telah melaksanakan K3 di Up Radio Semarang

selama satu bulan, mulai dari tanggal 01 September 2017 sampai dengan 30

September 2017 setiap hari Senin hingga Jum’at .

Sebelum melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi, penulis terlebih

dahulu memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Membawa fotokopi KRS untuk menunjukan bahwa mata kuliah

K3 telah diambil dari KRS.

2. Membawa tanda bukti pembayaran K3 ke Tata Usaha Fakultas

Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang.

3. Setelah mengurus administrasi, penulis mendapatkan Map yang

berisi:

a. Buku pedoman Kuliah Kerja Komunikasi.

b. Form permohonan Kuliah Kerja Komunikasi.

c. Form penelitian Kuliah Kerja Komunikasi untuk perusahaan.

4. Konsultasi dengan koordinator Kuliah Kerja Komunikasi

mengenai lokasi Kuliah Kerja Komunikasi.

25
26

5. Menyerahkan surat permohonan Kuliah Kerja Komunikasi ke Up

Radio Sematang.

6. Setelah mendapatkan surat balasan dari Up Radio, penulis

menyerahkan surat tersebut kepada Koordinator Kuliah Kerja

Komunikasi untuk mendapatkan dosen pembimbing K3.

5.2 Aktivitas Saat di Lapangan

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio selama

satu bulan, kegiatan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Minggu pertama tanggal 01 s/d 08 September 2017

Pada minggu pertama Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio,

penulis melakukan koordinasi setiap paginya bersama dengan crew

dan manajemen Up Radio. Di awal pekannya setiap hari Senin

membuat log iklan yang akan diputar selama sepekan. Log iklan ini

berguna untuk guidence bagi seluruh penyiar dan operator untuk

memutarkan iklan. Selain itu selama melaksanakan Kuliah Kerja

Komunikasi di minggu pertama, penulis mengatur jadwal Talkshow

On Air maupung recording, siaran weekdays dan berkesempatan

untuk mengkonfirmasi proposal media partner yang masuk ke Up

Radio.

26
27

2. Minggu kedua tanggal 11 s/d 15 September 2017

Di minggu kedua pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi, penulis

melaksanakan koordinasi program yang rutin diadakan setiap paginya.

Menyiapkan log iklan untuk diputar selama sepekan dan dilanjutkan

dengan siaran Weekdays. Di minggu kedua ini penulis juga

berkesempatan melakukan koordinasi untuk pelaksanaan program

“Upcorner Talkshow” bersama dengan narasumber. Koordinasi yang

dilakukan pertama kali adalah menentukan tema dan topik apa yang

menarik untuk dibahas, setelah ditentukan topik pembahasan

kemudian menetapkan waktu dan narasumber talkshow yang akan

diundang, menyiapkan daftar pertanyaan untuk narasumber, kemudian

menghubungi narasumber yang bersangkutan untuk hadir sebagai

narasumber talkshow.

3. Minggu ketiga tanggal 18 s/d 22 September 2017

Kegiatan Kuliah Kerja Komunikasi yang dilakukan oleh penulis

di minggu ketiga ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang

dilakukan pada minggu-minggu sebelumnya, seperti koordinasi

program setiap paginya sebelum bekerja, di awal pekan membuat log

iklan rutin yang akan diputar selama sepekan berlangsung, siaran

Weekdays, melaksanakan rapat kecil dan berkoordinasi untuk

pembuatan rencana kegiatan event, serta membuat skrip adlibs iklan

berdasarkan permintaan klien untuk dibacakan oleh announcer.

27
28

4. Minggu keempat tanggal 25 s/d 30 September 2017

Pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi yang dilakukan oleh

penulis di minggu ke empat atau di minggu terakhir ini adalah seperti

koordinasi program setiap paginya sebelum mulai bekerja, di awal

pekan membuat log iklan rutin yang akan diputar selama sepekan,

siaran Weekdays, melanjutkan koordinasi dan menyampaikan

perkembangan pembuatan event yang akan diadakan di bulan

Oktober, serta di akhir bulan membuat bukti siar iklan secara tertulis

untuk diserahkan kepada tim bisnis di Up Radio.

28
29

 Log Iklan Up

Radio

 Konfirmasi Proposal
Media Partner melalui
email

29
30

 Contoh Naskah
Adlibs Ichi Ocha

 Laporan Bukti Siar


Iklan tertulis

30
31

 Up Corner Talkshow
bersama dengan
KOMISI - Komunitas
Sales Indonesia

 Up Corner Talkshow
bersama dengan
penulis buku asal
Semarang yang
tinggal di Jerman,
Gaganawati Stegman

5.3 Aktivitas Pasca Lapangan

Penulis melakukan seluruh rangkaian pelaksanaan Kuliah Kerja

Komunikasi yang dilakukan di Up Radio Semarang. Rangkaian kegiatan

tersebut kemudian dibuat dalam bentuk laporan dan mendapatkan persetujuan

yang akan dijadikan arsip, sebagai berikut:

1. Menulis laporan awal dengan permohonan bimbingan dari dosen

pembimbing agar penulisan ini dapat berjalan sesuai dengan tata

cara yang baik.

2. Mengembangkan penulisan dengan memperkaya sumber-sumber

buku yang ada.

3. Melakukan revisi dan meminta saran dari dosen pembimbing,

bahwa kegiatan ini sudah bisa disusun dan dibukukan.

31
32

5.4 Evaluasi

Radio merupakan media auditif yang memiliki berbagai keunggulan

seperti mudah didengar, cepat dalam menyampaikan informasi, dapat dibawa

dan dinikmati dimana saja meski dalam menjalankan aktivitas sekalipun.

Sebagian besar radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang dikenal

dengan format. Format merupakan upaya dalam memproduksi program

dengan ciri-ciri tertentu untuk memenuhi kebutuhan pendengar.

Beroperasinya sebuah station radio didukung dengan adanya suatu program

radio. Program acara radio dapat dikelompokkan kedalam empat kategori,

yaitu produksi berita radio, perbincangan atau talkshow, info hiburan, dan

jingle. Program perbincangan atau talkshow menjadi salah satu keunggulan

dibandingkan dengan program acara lain, karena bersifat atraktif, interaktif,

dinamis, dan menghibur. Dalam proses penyajiannya, sebuah program

talkshow di radio terlebih dahulu menentukan topik dan tujuan talkshow,

mengundang kehadiran narasumber yang sebaiknya lebih dari satu orang dan

berbeda pendapat, menentukan lokasi, kemasan acara dan durasi

penyiarannya.

Suatu program yang disajikan dalam sebuah stasiun radio sangatlah

penting untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi pendengar. Seperti program

Up Corner Talkshow yang menjadi salah satu program unggulan di Up Radio,

karena program yang mengkombinasikan antara seni berbicara dengan seni

wawancara ini bersifat fleksibel. Fleksibel berarti dapat disajikan dalam

bentuk dan tema apapun. Program talkshow di radio dikatakan berhasil jika

32
33

penyiar dan narasumber dapat menyatu dan memiliki satu pemikiran sehingga

terwujud suasana perbincangan yang hangat dan mudah untuk diikuti oleh

pendengar. Itulah kenapa jika seorang penyiar talkshow harus memiliki

kemampuan talkshow yang baik seperti kecermatan dalam pengambilan

keputusan, menyusun topik dan pertanyaan dengan cepat, memotong

pembicaraan narasumber yang melenceng atau keluar dari topik pembahasan,

serta memadukan kemasan program secara interaktif.

Pada saat melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi di Up Radio

selama kurang lebih satu bulan, penulis menilai bahwa proses penyajian

program Up Corner Talkshow bisa dikatakan hampir sesuai dengan ketentuan

persiapan yang harus dilakukan sebelum penyelenggaraan talkshow. Masih

ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti kehadiran narasumber yang

sebaiknya lebih dari satu orang, namun pada saat talkshow terkadang masih

ada satu orang saja yang hadir sebagai narasumber. Hadirnya narasumber

lebih dari satu orang dianggap penting karena untuk memenuhi prinsip

keberimbangan.

33
34

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada umumnya station radio memproduksi sendiri program siarannya.

Salah satu program siaran radio adalah talkshow. Pada dasarnya talkshow

merupakan program yang mengkombinasikan antara seni berbicara dengan

seni wawancara di radio yang kerap kali menjadi unggulan. Selain menambah

informasi bagi pendengar, program ini juga bersifat fleksibel, yaitu dapat

disajikan dalam bentuk dan tema apapun. Pilihan jenis program yang baik

dapat menjadi daya tarik bagi program itu sendiri. Hal ini berhubungan

dengan segmentasi pendengar yang dituju oleh station radio, sehingga

penting memiliki format program. Adanya format program pendengar dapat

menikmati radio sesuai dengan yang diinginkan.

Setelah melakukan aktivitas di lapangan Penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam proses menyajikan program talkshow yang baik dan benar

memang perlu persiapan yang matang, seperti menentukan topik dan tujuan

talkshow, menentukan lokasi, kemasan acara, durasi penyiaran, mengundang

narasumber yang sebaiknya lebih dari satu orang, dan juga menyiapkan daftar

pertanyaannya. Dengan adanya program talkshow, informasi yang menjadi

keraguan akan terjawab karena dalam pembahasannya langsung

mendatangkan narasumber-narasumber yang kompeten di bidangnya.

34
35

6.2 Saran

Berdasarkan pengalaman melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi

(K3) selama satu bulan, sebagai perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang

ada, Penulis memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan bagi

pihak yang bersangkutan khususnya pihak Fakultas Teknologi Informasi dan

Komunikasi dan Up Radio Semarang selaku tempat untuk melaksanakan

kegiatan K3.

A. Untuk Instansi

Sebagai radio yang terbilang baru di kota Semarang, Up

Radio mampu menyiarkan program-program yang tidak kalah

bagusnya dengan program yang dimiliki oleh radio lain. Namun

dalam segi jangkauannya, Up Radio belum memiliki jangkaun

siar yang luas. Pendengar yang mendengarkan siaran Up Radio

pun masih terbatas. Sehingga perlu menambah area jangkauan

siarnya agar dapat didengar dan dinikmati oleh para pendengar

dengan lebih mudah.

B. Untuk Fakultas

Pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi yang berlangsung

selama satu bulan dirasa kurang sebagai proses pembelajaran dan

menambah ilmu di lapangan, sehingga waktu pelaksanaannya bisa

ditambah mungkin dengan ketentuan minimal 2 hingga 3 bulan.

35
36

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Djamalul. 1996. Komunikasi Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani

Press.

A.Ius.Y, Triartanto. 2010. Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek.


Yogyakarta: Pustaka Book.
Baran, Stanley. J dan Dennis K. Davis. 2010. Teori Komunikasi Massa (Dasar,
Pergolakan, dan Masa Depan). Jakarta: Salemba Humanika.
Keraf, Gorys. 2001. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka

Utama.

Limburg, Val E. 2008. Electronic Media Ethics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter & Penyiar


Radio. Jakarta: Penebar Swadaya.
Morissan. 2011. Manajemen Media: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Jakarta: Prenada Media.
. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa.
Prayudha, Harley. 2005. Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik
Penyiaran. Malang: Bayumedia.
Riswandi. 2009. Ilmu komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

36
37

Foto Dokumentasi Magang

37

Anda mungkin juga menyukai