OLEH:
ANDIKA PRASADA YANUAR SITORUS
155120500111045
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dinyatakan secara sah Laporan Praktik Kerja Nyata (LPKN) yang dilakukan
mahasiswa:
Nama Instansi : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur
Waktu PKN : 12 Juli-10 Agustus 2018
Mahasiswa Pelaksana : Andika Prasada Yanuar Sitorus
Menyetujui,
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja
Nyata (PKN) dan penulisan laporan PKN yang berjudul Peran Bidang Pengawasan
Isi Siaran KPID Jawa Timur dalam Monitoring Siaran Televisi dan Radio Lokal.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
untuk menyelesaikan studi Strata satu (S-1) di Program Studi Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang. Dalam prosesnya, penulis
melaksanakan kegiatan PKN di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa
Timur di Surabaya.
Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan turut
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
laporan PKN ini, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dan Kakak penulis yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan
materi agar tercukupi segala kebutuhan pendidikan penulis.
2. Bapak Dr. Sholih Mu’Adi SH, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
dan ketua jurusan Politik, Pemerintahan dan Hubungan Internasional.
3. Ibu Juwita Hayuning Prastiwi, S.IP., M.IP selaku dosen pembimbing PKN,
yang selalu sepenuh hati memberikan masukan agar penulis dapat
mengerjakan kegiatan ini dengan hasil yang baik.
4. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Brawijaya Malang yang telah banyak membantu
memberikan masukan dan dukungan.
5. Bapak A. Afif Amrullah M.EI selaku ketua KPID Jawa Timur yang telah
memberikan izin, restu dan bimbingannya kepada penulis selama
melakukan kegiatan PKN.
iii
6. Ibu Amalia Rosyadi Putri, S.Kom.I, M.Med.Kom selaku komisioner KPID
Jawa Timur di Bidang Pengawasan Isi Siaran yang tak lelahnya
memberikan bimbingan dan informasi selama melakukan kegiatan PKN.
7. Ibu Sri Wahyuni, Ibu Erna Diah Akriyanti S.Sos, Ibu Nur Chotimah, Bapak
M. Zazuli Yusuf selaku staff KPID Jawa Timur yang memberikan
bimbingan dan juga informasi yang sangat penulis butuhkan selama
kegiatan PKN.
8. Seluruh civitas akademika Universitas Brawijaya Malang khususnya Ilmu
Politik angkatan 2015 yang selalu memberikan dukungan dan dorongan
kepada penulis dengan caranya masing-masing.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
4.2 Peran Bidang Pengawasan Isi Siaran dalam Monitoring Siaran Radio Lokal .. 77
4.3 Menerima Aduan Masyarakat Melalui Literasi Media ..................................... 80
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 85
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 85
5.2 Rekomendasi ..................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 87
LAMPIRAN ................................................................................................................ 90
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
karena sudah banyaknya media seperti media massa dan media elektronik sebagai
sarana penyiaran informasi secara cepat dan luas. “Penyiaran adalah kegiatan
dilaut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara,
kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
seperti surat kabar, film, radio, televisi.”2 Media massa dibagi menjadi media massa
cetak dan elektronik. Media massa cetak seperti majalah, koran, surat kabar, sedangkan
1
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 1 Ayat 2.
2
Canggara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal 74.
1
media massa elektronik seperti televisi, radio. Dari berbagai macam media massa yang
ada, media yang paling berpengaruh untuk masyarakat adalah media televisi. Televisi
mampu mengubah cara hidup kita. Berikut data dari Nielson tentang penetrasi media
bagi masyarakat.
Gambar 1.1
Penetrasi Media
Hasil survei AC Nielsen pada Juli 2017 menjelaskan bahwa 96 persen media
televisi memiliki pengaruh bagi khalayak karena menjadi medium utama yang
3
https://www.nielsen.com/id/en/press-room/2017/THE-NEW-TRENDS-AMONGST-INDONESIAN-
NETIZEN1.html. Diakses pada selasa 21 Agustus 2018. Pukul 08.36.
2
sikap, pandangan dan perasaan para penonton.4 Televisi menyampaikan pesannya
dengan gambar dan suara yang dapat mengungkap dan memperjelas maksud dari pada
yang sedang ditayangkan sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh
baik berupa informasi, pendidikan dan hiburan. Televisi sudah menarik perhatian
semua kalangan masyarakat baik dari golongan orang dewasa, remaja dan anak-anak.
informasi apa adanya, tetapi berpartisipasi secara aktif menyikapi realitas politik
sebagai aktor politik bagi diri mereka sendiri”.6 Lalu, apa yang terjadi jika informasi
eksistensi atau mengantarkan kepentingan pemilik media tersebut? Media juga tidak
lagi menjadi sarana komunikasi semata, tetapi sekaligus sebagai ruang publik untuk
deliberasi politik di mana warga negara dapat berpartisipasi secara aktif, berkat
4
Onong, Uchjana, Effendy. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hal 41.
5
Morrisan dan C, Wardhany. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 340-341.
6
Lukas. Ispandriarno. 2014. Media & Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 5.
3
kemajuan teknologi dan makin independennya ekonomi media, sehingga terbebas dari
intervensi negara.7 Media menjadi alat untuk kepentingan mereka yang berkuasa,
karena pasca orde baru runtuh mulai banyaknya media yang baru bermunculan
terutama media televisi swasta yang anggarannya ditopang oleh aktor politik. Dengan
melihat hal ini tentu pemerintah akan kewalahan dalam mengawasi dunia penyiaran
besar, yaitu MNC Group, Bakrie Group, Trans Corp, dan EMTEK yang memonopoli
media di Indonesia.8 Untuk itu siaran televisi perlu diawasi karena mempengaruhi
sikap dan perilaku masyarakat khususnya bagi anak-anak dan remaja. Pemerintah
dalam hal ini ikut mengawasi dengan membentuk lembaga negara independen bernama
merupakan lembaga negara pemerintah yang lahir atas dasar Undang-Undang No. 32
Tahun 2002 sebagai jawaban guna mengawasi jalannya penyiaran media di Indonesia.
KPI adalah lembaga negara yang bersifat independen yang ada di pusat dan di daerah
yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-Undang ini sebagai wujud peran
7
Ibid.
8
Syahputra, Iswandi.dkk. 2012. Dinamika Perizinan Penyiaran di Indonesia. Jakarta: KPI. Hal 4.
9
Undang-Undang No.32 Tahun 2002. op. cit., Pasal 1 ayat 13.
4
bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik yang harus dikelola
oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan penguasa.10
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa,
oleh media massa ataupun media elektronik wajib meminta izin penyiarannya kepada
KPI terlebih dahulu. KPI berhak memberikan izin tayangan suatu program atau
tidaknya dengan cara obyektif dengan berpedoman dengan peraturan yang dibuat oleh
KPI berupa Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS).
penyiaran yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia sebagai panduan tentang
Sedangkan “standar program siaran adalah standar isi siaran yang berisi tentang
berdasarkan pedoman perilaku penyiaran yang ditetapkan oleh KPI.”13 Secara garis
10
Judhariksawan. 2010. Hukum Penyiaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 9.
11
Undang -Undang No.32 Tahun 2002. Op. cit. Pasal 3.
12
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 1 ayat 1.
13
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Tentang Standar Program Siaran Pasal1 ayat 1.
5
besar P3SPS ini haruslah dipatuhi oleh setiap lembaga penyiaran dan program siaran
amanat konstitusi UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Dalam hal ini KPI diawasi
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.14 KPI seyoginya memiliki otoritas
terdapat asumsi bahwa pemerintah daerah untuk juga terlibat dalam hal penyiaran,
terutama berdasarkan penyiaran tersebut berada pada ranah hukum dan wilayah daerah.
Governance dimana masalah lokal cukup diselesaikan pada tingkat lokal. Proses
monitoring televisi dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). KPID
KPID memiliki fokus mengawasi segala bentuk penyiaran televisi dan radio
lokal. Pengawasan dilkukan terhadap siaran televisi dan radio lokal yang
14
UU No. 32 Tahun 2002. Tentang Penyiaran. Pasal 7 (4).
15
Ibid. Pasal 13 (2).
6
diselenggarakan oleh lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga
orang banyak. Ruang publik akan terjadi ketika warga masyarakat menggunakan
penting. Maka sebuah ruang publik semestinya dijaga dari berbagai pengaruh dan
kepentingan.16
terlihat dengan banyaknya permasalahan akan pelanggaran isi siaran. Dalam sistem
penyiaran yang demokratis, isi siaran harus berlandaskan kepentingan publik, bukan
semata kepentingan pribadi dalam urusan bisnis dan politik. Berbagai upaya KPID
Jawa Timur untuk meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh setiap lembaga
penyiaran. Namun peraturan P3SPS ini hanya sebagai pajangan belaka, karena masih
banyaknya pelanggaran televisi dan radio lokal yang tercatat dari hasil aduan
masyarakat atau temuan dari KPID Jawa Timur sendiri. Jika hal ini terus terjadi, maka
KPID Jawa Timur sebagai pengawas terhadap penyiaran akan terus menerus
berlaku.
16
Syahputra, Iswandi.dkk. 2012. Op. cit. Hal 13.
7
1.2 Fokus PKN
Terkait dengan program PKN yang telah penulis laksankan di KPID Jawa
Timur pada 12 Juni 2018 hingga 10 Agustus 2018, penulis memfokuskan tema yakni
“Peran bidang pengawasan isi siaran KPID Jawa Timur dalam monitoring siaran
televisi dan radio lokal.” Lokal yang penulis maksud menekankan pada sesuatu yang
berasal dari daerah asal. Siaran televisi dan radio lokal menyampaikan siaran yang
memuat hal-hal yang bersumber dari daerah dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan
budaya. Dengan begitu terdapat ruang bagi masyarakat daerah untuk menciptakan
laporan adalah untuk mengetahui secara nyata bagaimana sistematika peran bidang
pengawasan isi siaran KPID Jawa Timur dalam monitoring siaran televisi lokal.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan PKN pun memiliki tujuan lain bagi mahsiswa.
mengenai program KKN serta kurikulum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
8
3. Untuk membandingkan teori dengan praktik di lapangan, apakah teori yang
Setiap proses pembelajaran yang dijalani oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
berkontribusi bagi pihak yang terlibat. Manfaat kegiatan PKN tentu dirasakan oleh
mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja yang akan dijalani kelak.
9
keterampilan yang berupa praktik misal kemampuan leadership, kecakapan
lapangan.
10
BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Sedangkan massa adalah kelompok manusia yang bersatu karena pegangan tertentu.
menurut Defleur dan Dennis mengatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses
dan secara terus menerus agar terciptanya makna-makna yang diharapkan dapat
fungsi diantaranya:19
1. Fungsi surveilance (pengawasan), komunikasi massa dalam hal ini tidak lepas
dari peranan media massa sebagai watch dog atau anjing pengawas dalam
tatanan sosial masyarakat, media massa bisa disebut sebagai alat kontrol sosial.
17
Bittner. 1980. Mass Communication and Introduction Engelwood Cliffs. New Jersey.
18
Everette, E, Dennis. 1981. Understanding Mass Communication. Boston: Houghton Miffiin.
19
Elvinaco, Ardianto. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media. Hal 14.
11
2. Fungsi interpretation (penafsiran), komunikasi massa memberi fungsi bahwa
media massa sebagai salurannya sedang memasok pesan atau data, fakta, dan
ialah saluran media massa bisa digunakan sebagai alat pemersatu khalayak atau
masyarakat yang notabene tidak sama antara satu dengan yang lain
dapat mengadopsi sebuah perilaku dan nilai kelompok lain. Itu terjadi karena
media massa sebagai salurannya telah menyajikan pesan atau nilai-nilai yang
Kondisi ini sebetulnya menjadi nilai lebih komunikasi massa yang pasti selalu
Kelima fungsi akan berimplikasi juga pada media massa sebagai saluran
pengirim pesannya, sehingga dewasa ini media massa pun dicirikan sebagai alat
pengontrol sosial. Komunikasi massa menjadikan media massa sebagai alat penyampai
pesan kepada khalayak dan atas pesan yang disampaikanya dipastikan akan memiliki
dampak untuk orang banyak, mengingat isi pesan dalam komunikasi massa tentu
12
memiliki tujuan memengaruhi perasaan, sikap, opini, atau perilaku khalayak maupun
individu. Oleh karena itu, perlunya memahami karakteristik komunikasi massa sebagai
berikut:20
media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film,
komunikasi massa.
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan
televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena terakhir dibaca pada
dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat
20
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hal 81-83.
13
umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi
dan penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi
yang sesuai dengan tuntutan zaman. Penulis menggunakan pendekatan teori sistem
normatif media massa. Dennis Mc. Quail dalam bukunya Massa Communication
Theory menjelaskan enam ragam teori sistem normatif media massa yang dapat
Teori ini digunakan untuk negara yang menerapkan sistem pra demokrasi dan
dalam masyarakat yang masih didominasi kekuatan otoriter. Prinsip umum yang
digunakan adalah
21
McQuail, Denis. 1987. Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar. terj. Agus Dharma dan
Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
14
d. Sensorship dibenarkan untuk menegakkan prinsip-prinsip yang dianut;
Teori ini muncul pada abad ke 17 sebagai reaksi atas kontrol penguasa terhadap
pers, dan kini diterapkan di berbagai dunia yang menganut sistem demokrasi liberal.
b. Setiap orang bebas memiliki media dan tidak perlu ada izin atau lisensi
medianya.
Teori ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sistem pada pasar bebas,
kenyataannya, telah gagal untuk memenuhi tujuan kebebasan pers dan tidak mampu
15
a. Media harus menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada
masyarakat
e. Media harus menghindari diri dari setiap upaya yang menjurus pada
kelompok minoritas
16
c. Media harus memberikan pemikiran yang lengkap dan objektif
Leninisme
Teori ini muncul tahun 60-an dan menjadi model dibanyak negara berkembang,
tetangga
menjalankan tugasnya
17
f. Demi kepentingan negara dibenarkan untuk ikut campur, memberikan
untuk dilayani
golongan tertentu
Kebebasan media massa di Indonesia dijamin oleh pasal 28 UUD 1945, yang
pendapat, baik lisan maupun tertulis. Kebebasan di Indonesia memiliki arti kebebasan
18
massa yang digunakan di Indonesia adalah teori sistem media massa tanggungjawab
sosial. Hal ini disesuaikan dengan etika dan moralitas masyarakat Indonesia dan
merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
kabar, radio, dan televisi.” Jenis-jenis media massa dibedakan menjadi tiga jenis yakni
media cetak, media elektronik dan media internet.22 Media massa cetak seperti majalah,
koran, surat kabar. Sedangkan media massa elektronik seperti televisi, radio.
2.1.1 Televisi
kepada masyarakat adalah televisi. Fungsi media massa elektronik merupakan salah
satu bentuk sarana komunikasi yang sering disajikan untuk memberikan informasi
kepada khalayak. Berarti media massa elektronik secara tidak langsung mampu
berkomunikasi dengan massa. Sedangkan fungsi komunikasi massa ada 3 macam yang
komunikasi massa berfungsi untuk mendidik (to educate); komunikasi massa berfungsi
untuk menghibur (to entertain), dan berfungsi dalam membimbing dan mengkritik.23
22
Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 74.
23
Onong Uchjana, Effendi. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hal 54.
19
Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya tariknya dibandingkan dengan media
massa yang lain. “Televisi adalah medium audiovisual yang hidup, dengan demikian
lebih mengutamakan gerak atau moving/acting bahkan ada yang berpendapat bahwa
gambar yang ditayangkan di televisi haruslah merupakan perpaduan anatar seni, gerak
dan teknik”.24
“Televisi adalah salah satu jenis media massa elektronik yang bersifat audio
visual, direct dan dapat membentuk sikap. Televisi berasal dari kata tele dan
vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dari bahasa Yunani dan
tampak (vision) dari bahasa Latin. Jadi televisi berarti tampak atau dapat
melihat jarak jauh beragam tayangan mulai dari hiburan sampai ilmu
pengetahuan ada dalam televisi, adanya beragam channel televisi membuat
masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menyaksikan tayangan
berkualitas.”25
Televisi menjadi salah satu media massa yang paling komplit karena
mengandung gambar bergerak, suara, simbol dan penuh warna. Sehingga pesan yang
peristiwa yang dramatik, menyentuh perasaan khalayak. Selain itu televisi mampu
finansial, berbagai macam produksi barang, dsb. Khalayak akan selalu terdorong
mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Kemampuan televisi
24
Wahyudi. J. B. 1996. Media Komunikasi Massa. Jakarta: Bina Cipta.
25
Elvinaro. Ardianto. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media.
Hal 125.
20
dalam menarik perhatian massa menunjukan bahwa media tersebut telah menguasai
tidak berbeda dengan cetak dan radio. Robert K. Avery dalam bukunya
dan interpretasi.
3. The transmission of the sosial heritage from one generation to the next, yaitu
Ketiga fungsi tersebut pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media
massa sebagai alat atau sarana yang secara politik menjadi perantara untuk
demikian media massa berperan sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan dan
sarana sosialisasi dengan kata lain sebagai sarana untuk penyebaran ide, kebijakan dan
26
Ibid. Hal 25.
21
aturan-aturan baru yang dikonsumsi masyarakat. Dibandingkan dengan siaran radio,
siaran televisi lebih kompleks dan lebih banyak konten yang disiarkan dalam
2.1.2 Radio
Sama halnya dengan televisi, radio termasuk media massa elektronik untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk
elektromagnetik).27 Radio bukan hanya bentuk fisiknya saja, tetapi antara bentuk fisik
dengan kegiatan radio adalah saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Karena itu apabila pengertian radio tersebut dipisahkan satu persatu ataupun
diperinci secara fisik, maka yang dimaksud dengan radio adalah keseluruhan daripada
bahasa lisan kalaupun ada lambang-lambang non verbal, yang dipergunakan jumlahnya
sangat minim, umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam
bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikan melalui radio siaran harus dapat mengkombinasikan unsur-
unsur penting dalam meningkatkan efektivitas pada siaran radio, yaitu sound effect,
musik, dan kata-kata sehingga dapat diterima dengan baik oleh komunikan yang
27
Rahanatha, Bayu. 2008. Skema Pembentukan Positioning Terhadap Pendengar Dari Sebuah Stasiun
Radio. Jakarta: Visuo. Hal 42.
22
bersifat heterogen aktif, dan selektif, agar komunikasi yang dilakukan oleh
“Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis
media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa
(channel of mass communication), seperti halnya suratkabar, majalah, atau
televisi. Ciri khas utama radio adalah Auditif, yakni dikonsumsi telinga atau
pendengaran.”29
Radio memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan media televisi dan
1. Modal utama radio adalah suara, tidak ada visualisasi yang tampak nyata.
5. Radio bersifat merakyat karena harga pesawat radio murah, mudah dibawa
kemana saja, dan buta huruf bukanlah suatu kendala bagi pendengarnya,
28
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hal 137-138.
29
Romli, Asep. 2004. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter.
Bandung: Penerbit Nuansa. Hal 19.
30
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Jogjakarta: Lkis. Hal 17.
23
2.2 Konsep Monitoring
berasal dari kata “awas” yang artinya memperhatikan baik-baik, dalam artian melihat
sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang diawasi.31 Istilah ini, sekalipun
istilah asing, sudah sering terdengar dalam percakapan publik. Tujuan aktivitas
monitoring adalah mengenali (to detect) dan mengantisipasi atau mencegah (to
standar pelaksanaan tujuan dengan merancang sistem informasi yang umpan balik,
berikut:
31
http://kbbi.web.id/awas. Diakses 30 September 2018. Pukul 23.35.
32
Michaelson dan Griffin. 2005. A New Model for Media Content Analysis. Institute for Public
Relations.
33
Prayudi. 1981. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 80.
24
2. “Pengawasan adalah kegiatan manager yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki.”34
agar pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan dan
4. “Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan suatu pekerjaan apa yang
sebagai berikut:37
1. Objektif dan menghasilkan data, artinya pengawasan harus bersifat objektif dan
34
Sujanto. 1986. Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Ghalia Indonesia. Hal 13.
35
Anwar. Saiful. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Glora Madani Press. Hal 127.
36
M. Manullang. 1995. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghlmia Indonesia. Hal 18.
37
Siswanto. HB. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 18.
25
2. Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan, artinya untuk dapat mengetahui dan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yang harus efisien dan efektif, maka
dijadikan tujuan tetapi sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan
26
6. Apa yang salah, artinya pengawasan haruslah dilakukan bukanlah semata-mata
mencari siapa yang salah, tetapi apa yang salah, bagaimana timbulnya dan sifat
kesalahan itu.
untuk mendapat informasi dasar yang diperlukan sebagai bentuk feedback atas pesan
yang disampaikan oleh lembaga penyiaran. Ada beberapa pendekatan praktis dalam
memonitor media. Salah satu teknik yang paling umum dipakai adalah clip counting
atau klipping.38 Kegiatan monitoring media ini didahului dengan cara melakukan
tracking atau pencarian berita berdasarkan keyword atau topik yang ditetapkan. Selain
1. Memonitor seluruh elemen media massa, baik itu koran, majalah dan internet
38
Ilfandy, Imran, Ayub. 2017. Komunikasi Krisis. Yogyakarta: CV Budi Utama. Hal 136-137
39
Ibid.
27
3. Pengandalian isu yang berkembang seputar perusahaan, institusi atau
perorangan.
perusahaan.
masyarakat.
analisanya.
8. Laporan berbagai berita yang masuk dalam pantauan akan berguna dalam
Dari kegiatan PKN bersama tim monitoring, penulis menemukan bahwa dalam
melakukan proses pengawasan isi siaran, KPID Jawa Timur berpedoman dengan
P3SPS dan menggunakan metode clip counting. Metode clip counting adalah proses
merekam siaran televisi dan radio yang disinyalir melakukan pelanggaran. Hasil proses
rekaman yang kemudian akan diseleksi oleh seluruh komisioner KPID Jawa Timur.
28
komisioner untuk mengklasifikasi bentuk pelanggaran yang terjadi, dan memberikan
dan kekerasan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan KPI dalam
P3SPS.
adalah lahirnya state auxiliary institution. Terdapat beberapa istilah yang berkenaan
dengan state auxiliary institutional. Ada yang menyebutnya sebagai state auxiliary
organs, komisi negara, state auxiliary agencies, state auxiliary bodies, dan ada juga
created by statute to carry out spesific tasks in implementing the statute. Most
administrative agencies fall in the excecutive branch, but some important agencies are
berpendapat, “komisi negara independen adalah organ negara (state organs) yang
40
Indrayana. Denny. 2008. Negara Antara Ada dan Tiada Reformasi Hukum Ketatanegaraan. Jakarta:
Kompas Media Nusantara. Hal 264.
29
diidealkan independen dan karenanya berada di luar cabang kekuasaan eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif, namun justru mempunyai fungsi campur sari ketiganya.”41
tersebut.”42 Kedudukan state auxiliary institutional tidak berada dalam ranah cabang
pemerintah. Lembaga negara independen ini sekilas memang menyerupai NGO karena
namun terdapat pula yang menempatkan secara tersendiri sebagai cabang keempat
41
Ibid 265.
42
Asshidiqie. Jimly. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi.
Jakarta: Konstitusi Press. Hal 8.
43
Yves Meny dan Andrew Knapp. 1998. Government and Politics in Western Europe: Britain,
France, Italy, Germany. Edisi ke 3. Oxford: Oxford University Press. Hal. 281.
30
Secara teoritis, lembaga negara independen bermula dari kehendak negara
untuk membuat lembaga negara baru yang pengisian anggotanya diambil dari unsur
non-negara, diberi otoritas negara, dan dibiayai oleh negara tanpa harus menjadi
keinginan negara yang sebelumnya kuat ketika berhadapan dengan masyarakat, rela
negara masih tetap kuat, ia diawasi oleh masyarakat sehingga tercipta akuntabilitas
Selain itu, faktor lain yang memicu terbentuknya lembaga negara independen
mengalihkan tugas tugas yang bersifat regulatif dan administratif menjadi bagian dari
tugas lembaga negara independen. Berkaitan dengan sifatnya tersebut, John Alder
44
Alder. John. 1989. Constitutional and Administrative Law. London: The Macmillan Press LTD. Hal.
232.
31
2. Advisory, yang berfungsi memberikan masukan atau nasihat kepada
pemerintah.
Indonesia. KPI adalah lembaga negara yang bersifat independen yang ada di pusat dan
di daerah dengan tugas dan wewenang telah diatur dalam Undang-Undang ini sebagai
mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik yang
harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa,
45
Undang – undang No.32 Tahun 2002. Tentang Penyiaran. Pasal 1 (13).
46
Ibid. Pasal 3.
32
BAB III HASIL KEGIATAN
HASIL KEGIATAN
Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. KPI sebagai lembaga negara
bahwa KPI adalah suatu lembaga negara bersifat independen yang mengatur segala
dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal
“Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh
pemerintah.”48 Hal tersebut menunjukkan penyiaran pada zaman itu merupakan bagian
kekuasaan pemerintah.
47
Ibid. Pasal 7 (2).
48
Undang-Undang No. 24 Tahun 1997. Tentang Penyiaran. Pasal 7 (1).
33
Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat adalah seperti yang tertuang
kepemilikan).49 Kedua prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang
tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik berdasarkan jenis program
kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh
segelintir orang atau lembaga saja, dan menjamin iklim persaingan yang sehat antara
penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem penyiaran
harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan ranah publik dan
authority dari pengelolaan penyiaran yang selam ini merupakan hak ekslusif
49
Syahputra. Iswandi. dkk. 2012. Op. cit. Hal 8.
34
bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen dimaksudkan untuk
mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus
dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan
kekuasaan.50
Dalam perkembangannya adalah hal yang lumrah ketika KPID Jawa Timur
dibentuk karena amanah dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 7 ayat 4
yaitu KPI terdiri dari KPI Pusat dibentuk tingkat Pusat dan KPI Daerah dibentuk
ditingkat provinsi. Anggota KPID Jawa Timur berjumlah 7 orang yang dipilih Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atas usul masyarakat melalui uji kepatutan dan
Gubernur atas usul DPRD Provinsi. Selain itu, anggaran program kerja KPID dibiayai
oleh APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). KPID Jawa Timur merupakan
wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan
50
Ibid. Hal 5.
35
Untuk mencapai tujuan tersebut KPID dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang
perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang pengawasan isi siaran
menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat, advokasi dan literasi media.
kepada masyarakat, pendaftaran, tes psikologi, Fit and proper test oleh
2004 KPID Jawa Timur terbentuk dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur
51
Profil KPID Jatim. Dokumen KPID Jawa Timur. Hal 1.
36
2004. KPID Jawa Timur ini terdiri atas 7 anggota. Sedianya, masa jabatan
KPID Jawa Timur ini berakhir pada April 2007. Namun karena terus
dilanda konflik internal yang tak berkesudahan, maka pada Agustus 2006
sebagai tindak lanjut atas rekomendasi Komisi A DPRD Jawa Timur yang
Timur.
Selama KPID Jawa Timur dalam keadaan vakum, KPI Pusat akhirnya
mengambil alih segala kewenangan KPID Jawa Timur. Hal ini untuk
hasil uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka oleh Komisi A DPRD Jawa
52
Ibid. Hal 1.
37
Pengumuman Calon Anggota KPID Provinsi Jawa Timur masa jabatan
2007-2010. KPID Jawa Timur masa bakti 2007-2010 memulai tugas secara
resmi sejak dilantik Gubernur Jawa Timur pada 11 Juni 2007. KPID Jawa
Timur memikul beban tugas yang berat akibat tidak terurusnya berbagai
Salah satu kebijakan strategis yang dibuat KPID Jawa Timur pada tahun
kelembagaan.
Pada tahun 2010 KPID Jawa Timur tepatnya tanggal 5 Juni 2010
Sekretariat KPID Provinsi Jawa Timur yang dibentuk pada tanggal 5 Mei
53
Ibid. Hal 2.
38
administratif diserahkan kepada Sekretariat. Sehingga pada bulan Februari
proses dari Pembentukan panitia, pendaftaran, tes seleksi, tes psikologi, dan
lain sebagainya hingga debat publik. Setelah debat publik nama-nama calon
Timur dalam hal ini Komisi A, untuk menjalani fit and proper test. Dan
setelah melakukan fit and proper test yang dilakukan oleh DPRD Provinsi,
Juli 2013, maka melalui surat yang dikirim oleh DPRD Provinsi Jawa
Timur yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur tanggal 14 Maret 2013,
tahun 2013 ini berlangsung kurang lebih 6 (enam) bulan sehingga ada
54
Ibid.
39
adapun tahapan proses rekruitmen adalah pendaftaran, seleksi adminstratif,
tes tertulis, tes psikologi, debat publik, uji publik dan uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test). Proses Tahapan Rekruitmen akhirnya dapat
tujuh komisioner terpilih untuk masa jabatan 2013 – 2016 dari DPRD
2016. Maka pada tanggal 3 Juni 2016 Sekretariat KPID Provinsi Jawa
masa jabatan Tahun 2016-2019. Bersamaan dengan hal tersebut, pada tahun
55
Ibid. Hal 3.
40
dimana untuk kesekretariatan akan diserahkan sepenuhnya ke Dinas
Dengan demikian mulai tahun 2017 Sekretariat KPID Jawa Timur tidak
rekrutmen anggota KPID Jawa Timur berjalan dengan baik dan melalui
DPRD Provinsi Jawa Timur, telah ditetapkan 7 anggota KPID Jawa Timur
Desember 2016.
Visi KPID Jawa Timur: Terwujudnya Sistem Penyiaran di Jawa Timur yang
56
Ibid. Hal 3.
57
Ibid. Hal 3.
41
3. Mendorong lembaga penyiaran mewujudkan siaran yang inklusif, adil,
diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), dan KPID
diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi. KPID sebagai wujud
58
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002. Tentang Penyiaran. Pasal 8 (2).
42
5. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah, lembaga
kewajiban yaitu:59
industri terkait.
tercantum di dalamnya. KPID Jawa Timur juga memiliki kewajiban sebagai berikut:
59
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002. Tentang Penyiaran. Pasal 8 (3).
43
2. KPID wajib menerima aduan dari setiap orang atau kelompok yang mengetahui
5. KPID wajib menyampaikan secara tertulis hasil evaluasi dan penilaian kepada
LPP lokal.
60
Profil KPID Jatim. Op. cit. Hal 4.
44
e) Penyusunan database lembaga penyiaran melalui sistem informasi berbasis
web.
2. Bidang Kelembagaan61
televisi terbaik.
Mekanisme Kerja.
keterbukaan informasi.
aspek edukasi.
61
Ibid. Hal 5.
62
Ibid. Hal 5.
45
d) Pengaduan masyarakat akan isi siaran dipermudah dengan memanfaatkan
Tabel 3.1
Struktur KPID Jawa Timur 2016-2019
Ketua:
A. Afif Amrullah, M.E.I
Frekuensi televisi dan radio sebagai ranah publik merupakan sumber daya alam
terbatas yang ditujukan untuk masyarakat bersama. Dalam melindungi hak warga
negara untuk mendapatkan informasi yang tepat, akurat, bertanggungjawab dan sehat,
46
yang kemudian harus mampu memperkokoh integrasi nasional dan mencerdaskan bagi
bentuk pedoman perilaku penyiaran (P3) dan menetapkan standar program siaran
(SPS). P3SPS merupakan panduan tentang batasan mengenai program apa yang
kreativitas dan persaingan antar lembaga lembaga penyiaran semakin tinggi, sehingga
program siaran menjadi tolak ukur keberhasilan meraih keuntungan dan tingkat
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini oleh masarakat.”63
akademisi, ormas dan praktisi penyiaran untuk menjadikan dasar bagi lembaga
penyiaran dalam menyajikan program siaran yang berkualitas, sehat dan bermartabat.
P3SPS sebagai pedoman dan standar bagi kegiatan penyelenggaraan penyiaran ketika
memproduksi jenis program siaran baik televisi maupun radio di Indonesia agar
63
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran.
47
hiburan, kontrol sosial dan pemersatu bangsa. P3SPS tidak hanya pedoman untuk
proses produksi siaran, akan tetapi pedoman untuk melakukan monitoring isi siaran
televisi dan radio. KPID Jawa Timur menyederhanakan P3SPS menjadi 5S racun siaran
dalam melakukan monitoring. 5S racun siaran terdiri dari Sara, Saru, Sadis, Sihir, dan
Siaran partisian.
S yang pertama adalah Sara. Siaran televisi maupun radio tidak diperbolehkan
menanyangkan siaran eksploitasi seksual atau tindakan asusila yang tak pantas
ditayangkan. Bentuk eksploitasi berbau pornografi dan pornoaksi seperti
tayangan musik dangdut yang disiarkan secara langsung. S yang kedua adalah
saru. Siaran televisi dan radio tidak diperbolehkan menayangkan pelecehan
terhadap suku, agama dan ras. S yang ketiga adalah sadis. Tayangan televisi
dan radio tidak diperbolehkan menampilkan bentuk kekerasan verbal mapun
fisik yang menakutkan dan memiliki dampak bagi penonton khususnya anak
dibawah umur. S yang keempat adalah sihir. Tayangan televisi dan radio
dilarang menampilkan tayangan mistik, horor, supranatural. Dan S yang
kelima adalah siaran partisan. Tayangan televisi dan radio dilarang
berkampanye terselubung, berafiliasi dengan partai politik dan tidak memiliki
izin siaran.64
Apabila lembaga penyiaran terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar
P3SPS atau 5S racun siaran, akan dijatuhkan sanksi administrasi oleh KPI. Sanksi
administrasi berlaku untuk seluruh jenis program, baik program yang diproduksi
sendiri maupun beli dari pihak lain sebgaai bentuk kerjasama produksi atau disponsori.
“Sanksi administrasi dapat berupa teguran tertulis; penghentian sementara mata acara
yang bermasalah setelah melalui tahap tertentu; pembatasan durasi dan waktu siaran;
denda admnistrasi; pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu; tidak diberi
64
Wawancara dengan Bu Amalia Rosyadi. Koordinator Bidang Pengawasan Isi SIaran. Pada 19 Juli
2018.
48
perpanjangan izin penyelenggara penyiaran; atau pencabutan izin penyelenggaraan
penyiaran.”65
Kegiatan PKN dilaksanakan di Kantor KPID Jawa Timur Jalan Ngagel timur
No. 52-54 Surabaya. Penulis melaksanakan kegiatan PKN selama satu bulan dari
penulis adalah Ibu Sri Wahyuni selaku anggota bidang pengawasan isi siaran di divisi
pengelola data.
penulis terlibat dalam mengikuti kegiatan pelatihan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3)
dan Standar Program Siaran (SPS), melakukan monitoring siaran televisi lokal dan
Badal, Kediri.
Berikut ini adalah tabel agenda kegiatan harian penulis dalam melaksanakan
65
Peraturan KPI tentang Standar Program SIaran. Bab XXX. Pasal 75 (2).
49
Tabel 3.2
50
10. Sabtu, 21 Juli 2018 Melakukan sosialisasi materi pelatihan sekolah
P3SPS kepada mahasiswa magang lainnya yang
tidak dapat mengikuti pelatihan karena keterbatasan
kuota.
11. Senin, 23 Juli 2018 Monitoring siaran televisi lokal
12. Selasa, 24 Juli 2018 Berdiskusi dengan Ketua KPID Jawa Timur A. Afif
Amrullah, M.EI tentang profi lembaga penyiaran se
Jawa Timur.
13. Kamis, 26 Juli 2018 Monitoring siaran televisi lokal
14. Jumat, 27 Juli 2018 Monitoring siaran televisi lokal
15. Minggu, 29 Juli 2018 Melaksanakan acara Literasi Media dengan tema
“Dampingi anak saat menonton TV” kepada
organisasi Fatayat NU Desa Badal, Kediri.
16. Senin, 30 Juli 2018 Monitoring siaran radio lokal
17. Selasa, 31 Juli 2018 Monitoring siaran radio lokal
18. Rabu, 1 Agustus Monitoring siaran radio lokal
2018
19. Kamis, 2 Agustus Monitoring siaran radio lokal
2018
20. Jumat, 3 Agustus Monitoring siaran radio lokal dilanjutkan dengan
2018 pembuatan video kemerdekaan oleh Ketua KPID
Jawa Timur.
21. Sabtu, 4 Agustus Monitoring siaran radio lokal
2018
22. Senin, 6 Agustus Monitoring siaran radio lokal
2018
23. Selasa, 7 Agustus Monitoring siaran radio lokal serta mengumpulkan
2018 hasil laporan mingguan monitoring
51
24. Rabu, 8 Agustus Wawancara dengan Ketua KPID Jawa Timur
2018 tentang monitoring siaran televisi di tahun politik.
25. Kamis, 9 Agustus Monitoring siaran radio lokal
2018
26. Jumat, 10 Agustus Monitoring siaran radio lokal dan mengucapkan
2018 terima kasih atas selesainya kegiatan PKN di KPID
Jawa Timur.
Sumber: Diolah oleh penulis, 2018.
Berikut ini merupakan sedikit penjelasan tentang kegiatan yang dilakukan oleh
magang dan proposal kegiatan PKN dari FISIP UB ke kantor KPID Jawa Timur
pada hari senin (9/7). Saya bertemu dengan Bu Sri Wahyuni untuk
2. Perkenalan
PKN bahwa penulis bisa mulai melakukan PKN pada hari kamis (12/7) dan
diberikan waktu PKN dari pukul 12 siang hingga 5 sore selama melakukan
monitoring siaran televisi lokal. Kegiatan pertama yang saya lakukan di kantor
pembimbing lapangan penulis selama PKN di Kantor KPID Jawa Timur dalam
52
monitoring siaran televisi lokal. Penulis pun berkenalan dengan Ibu Erna Diah
program anggaran dan pelaporan), Ibu Anny Farizah (administrasi umum), Ibu
pengawasan isi siaran) dan Bapak M. Zazuli Yusuf (administrasi umum bidang
sekolah P3SPS di Hotel Crown Prince, pada saat itu penulis berkenalan dengan
pengawasan isi siaran, Pak A. Afif Amrullah, M.EI selaku ketua KPID Jawa
Timur dan Pak Gandi Wicakcono, S.IP selaku koordinator bidang sosialisasi
dan literasi media KPID Jawa Timur. Dan berkenalan dengan Pak Immanuel
sekolah P3SPS.
53
3. Monitoring siaran televisi dan radio lokal
dimulai sejak hari kamis (12/7) dengan mengenali alat monitoring. Alat
televisi LED 32 inch. Penulis dikenalkan alat monitoring oleh Pak M. Zazuli
Yusuf tentang penggunaan fasilitas dan alat monitoring. Selain itu penulis
monitoring siaran televisi selama hari senin hingga jumat, dari pukul 12 siang
sampai 5 sore, sedangkan dihari sabtu penulis masuk pukul 7 pagi sampai 12
siang.
Tabel 3.3
54
6. Surabaya TV 44
7. BBS TV 46
8. Arek TV 48
9. Net TV 58
10. JTV 60
11. I News TV 62
Sumber: Diolah oleh penulis, 2018.
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Selain itu penulis pun
Tabel 3.4
55
13. Elshinta FM 97.60
14. Sonora FM 98.00
15. Urban FM 106.00
16. She Radio FM 99.60
17. Suara Surabaya FM 100.00
18. Delta FM 100.50
19. Istara FM 101.10
20. Starto FM 101.90
21. MTB FM 102.70
22. Gen FM 103.10
23. Widjaja FM 103.50
24. Prima FM 103.80
25. Pas FM 104.30
26. Sindo Radio FM 104.70
27. JJ FM 105.10
28. Sas FM 107.50
29. Merdeka FM 106.70
30. Mentari FM 107.70
31. Suara Giri FM 98.04
Sumber: Diolah oleh penulis, 2018.
(P3SPS)
Perlindungan Anak pada tanggal 19-20 Juli 2018 di Hotel Crown Prince
56
Sri Wahyuni. Pelatihan sekolah P3SPS diikuti oleh lembaga penyiaran televisi
maupun radio lokal. Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini
mengambil tema “Bimbingan teknis media ramah anak bagi SDM penyiaran
dan ujian akhir yang nantinya digunakan sebagai indikator kelulusan dalam
sekolah P3SPS. Kuliah umum “Peran mdia dalam mencegah kekerasan dan
57
siaran. Materi ketiga dilanjutkan pada esok harinya dengan materi “Tayangan
kekerasan dalam P3SPS,” oleh Pak Hardly S.F. Pariela selaku koordinator
bidang pengawasan isi siaran. Hingga materi yang terkahir disampiakan oleh
Bu Dewi Setyarini selaku anggota bidang pengawasan isi siaran dengan materi
5. Literasi Media
kegiatan kerjasama antara KPID Jawa Timur dengan Fatayat NU Desa Badal
isi siaran. Materi disampaikan oleh pak A. Afif Amrullah selaku Ketua KPID
diskusi dengan perangkat KPID Jawa Timur. Diskusi pertama penulis lakukan
pengawasan isi siaran. Beberapa hal yang penulis tangkap dari hasil diskusi
tersebut yang pertama adalah bahwa masih banyak siaran televisi maupun radio
yang menanyangkan eksploitasi seksual atau tindakan asusila yang tak pantas
58
ditayangkan. Bentuk eksploitasi berbau pornografi dan pornoaksi seperti
tayangan musik dangdut yang disiarkan secara langsung. Yang kedua adalah
suku, agama dan ras. Yang ketiga adalah tayangan televisi dan radio banyak
memiliki dampak bagi penonton khususnya anak dibawah umur. Yang keempat
adalah tayangan televisi dan radio banyak menampilkan tayangan mistik, horor,
supranatural. Dan yang kelima tayangan televisi dan radio yang berkampanye
terselubung, berafiliasi dengan partai politik dan tidak memiliki izin siaran.
Diskusi selanjutnya dilakukan pada hari rabu (8/8) bersama pak A. Afif
Amrullah selaku Ketua KPID Jawa Timur. Menurut penuturan pak Afif adanya
Kediri. Akan tetapi pihak KPID Jawa Timur pun memaksimalkan laporan dari
televisi dan radio sesuai dengan P3SPS. Dengan begitu, masyarakat pun bisa
59
3. 3 Keahlian yang didapat
mendapatkan ilmu pengetahuan baru, pengalaman baru, soft skill dan pengembangan
diri. Berikut ini uraian yang penulis dapatkan selama kegiatan PKN berlangsung:
tim.
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peran Bidang Pengawasan Isi Siaran dalam Monitoring Siaran Televisi
Lokal
Televisi sebagai media massa yang mudah diakses khalayak berperan sebagai
sarana informasi, pendidikan, hiburan dan sarana sosialisasi penggiringan opini publik.
Dalam kata lain televisi mampu menjadi sarana media massa untuk menyebar ide,
kebijakan dan aturan baru yang dikonsumsi khalayak setiap harinya. Dalam
Indonesia adalah teori sistem media massa tanggungjawab sosial. Hal ini dikarenakan
dengan etika dan moralitas masyarakat Indonesia dan Pancasila dalam menyampaikan
pengaruh bagi khalayak karena menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat
segelintir media swasta. Maka dari itu siaran televisi perlu diawasi karena mampu
61
Tabel 4.1
24 Komunitas
60 Berlangganan
Swasta
0 10 20 30 40 50 60 70
Sumber: Diolah oleh penulis, 2018.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua KPID Jawa Timur, terdapat 75
dimiliki oleh swasta, komunitas bahkan televisi berlangganan. Pada tabel diatas
KPID Jawa Timur dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya
watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan
mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran yang
ada ditingkat lokal Jawa Timur.66 KPID Jawa Timur dalam kegiatannya memiliki tugas
66
Ibid. Pasal 3.
62
untuk mengawasi atau monitoring siaran televisi lokal melalui bidang pengawasan isi
siaran. Monitoring dilakukan secara langsung oleh tim monitoring KPID Jawa Timur.
dilakukan selama 24 jam penuh. Akan tetapi pengawasan ini berlaku untuk stasiun
televisi yang ada di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan fasilitas
Dalam melakukan monitoring siaran televisi lokal tentunya tidak semudah dan
secepat seperti yang dipikirkan. Penulis harus memantau televisi selama 5 jam dengan
menggunakan metode clip counting. Yakni dengan merekam siaran televisi dan radio
monitoring tayangan siaran televisi, penulis diharuskan melihat layar televisi secara
terus menerus dan sebisa mungkin tidak beranjak dari depan layar televisi agar tidak
terlewat jikalau terjadi pelanggaran. Selain itu, penulis juga melakukan pencatatan
jenis program acara, waktu, klasifikasi isi acara dan keterangan pelanggaran siaran.
melakukan perekaman agar tidak merekam bukti pelanggaran yang dilakukan oleh
lembaga penyiaran. Jikalau dalam proses perekaman siaran televisi tidak didapati
pelanggaran terhadap P3SPS, maka file dapat dihapus. File dihapus untuk
memudahkan dalam proses monitoring agar perangkat komputer CPU tidak berat atau
lemot.
63
Dalam melakukan monitoring, penulis mengawasi 11 lembaga penyiaran di
Kota Surabaya. Siaran yang diawasi diantaranya TVRI, SBO TV, RTV, Kompas TV,
TV9, Surabaya TV, BBS TV, Arek TV, Net TV, JTV dan I News. Monitoring
dilakukan selama 30 menit terhadap lembaga penyiaran tersebut. Jika selama 30 menit
televisi selanjutnya.
untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya pelanggaran dengan pedoman
P3SPS.67 KPID Jawa Timur menyimpulkan P3SPS dengan 5S racun siaran televisi
yang perlu diwaspadai yakni siaran televisi yang menampilakan sesuatu yang berbau
a) Saru
bagian tubuh tertentu, seperti paha, bokong, payudara secara close up dan atau
medium shot.68
67
Pedoman tersebut merupakan peraturan KPI Pusat yang senantiasa mengalami penyempurnaan sesuai
dengan dinamika yang ada ada. Di tengah persaingan antar industri lembaga penyiaran yang begitu ketat,
ide-ide kreatif yang muncul tak jarang mengesampingkan norma-norma dan aturan yang berlaku di
dalam masyarakat. Sehingga pada penyuguhan tayangan yang merugikan masyakarat khususnya anak
dan remaja.
68
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran. 2012. Bab XII Pelarangan dan Pembatasan
Seksualitas.
64
Kata-kata cabul menurut KBBI adalah kata keji dan kotor yang tidak
kesopanan dan kesusilaan. “Cabul adalah segala macam wujud perbuatan, baik
yang dilakukan pada diri sendiri maupun dilakukan pada orang lain mengenai
dan yang berhubungan dengan alat kelamin atau bagian tubuh yang dapat
penis atau vagina, memegang buah dada, mencium mulut seseorang dab
sebagainya.”69
payudara dilarang secara close up dan atau medium shot. Close up menjadikan
titik perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakang hanya
objek secara lebih rinci. Teknik ini akan menampilkan sebatas pinggang sampai
atas kepala.70
69
Adami, Chazwi. 2005. Tindak Pidana Mengenai Kesopanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal
80.
70
Andi, Fachruddin. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Pt. Fajar Interratama Mandiri. Hal
148.
65
Gambar 4.1
Peraturan KPI tentang SPS (Standar Program Siaran), Bab XII Pelarangan dan
Pembatasan Seksualitas
siaran televisi dan radio menurut hemat penulis lebih banyak mengatur tentang
pasal tersebut adalah soal adegan ciuman bibir, eksploitasi tubuh, aktivitas seks
dan gerakan tubuh erotis yang hanya menyasar pada perempuan. Pada pasal
66
diawasi dan dibatasi penampakan tubuhnya atas nama norma kesopanan dan
kesusilaan.
b) Sara
agama dan ras. Misalnya dalam penampilan reality show, lembaga penyiaran
menghormati perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan yang mencakup
Gambar 4.2
Peraturan KPI tentang SPS (Standar Program Siaran), Bab IV Penghormatan
Terhadap Nilai-Nilai Kesukuan, Agama, Ras dan Antar Golongan
71
Ibid. Bab IV Penghormatan terhadap Nilai-Nilai Kesukuan, Agama, Ras, Dan Antar Golongan.
67
c) Sadis
acara sinetron dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara
atau menghina agama dan tuhan. Dan tidak menampilkan secara detail
peristiwa bagian tubuh yang terpotong-potong secara close up. Selain itu tidak
secara close up atau tayangan diberi efek hitam putih. Hal ini dilakukan agar
khalayak.
72
Ibid. Bab XIII Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan.
68
Gambar 4.3
Peraturan KPI tentang SPS (Standar Program Siaran), Bab XIII Pelarangan Adegan
Kekerasan
d) Sihir
yang makan sesuatu yang tidak lazim seperti benda tajam, binatang, batu dan
atau tanah. Jika memang hal tersebut bagian dari pertunjukan seni dan budaya
69
asli suku/etnik bangsa Indonesia hanya dapat disiarkan pada pukul 22-.00
Gambar 4.4
Peraturan KPI tentang SPS (Standar Program Siaran), Bab XVI Pelarangan dan
Pembatasan Program Siaran Bermuatan Mistik, Horor dan Supranatural
73
Ibid. Bab XVI Pelarangan dan Pembatasan Program Siaran Bermuatan Mistik, Horor dan
Supranatural.
70
belah pihak dan berimbang. Dan program siaran dilarang dibiayai atau
Gambar 4.5
Peraturan KPI tentang SPS (Standar Program Siaran), Bab XXVIII Siaran Pemilihan
Umum dan Pemilihan Umum Kepala Daerah
KPID Jawa Timur sebagai lembaga negara independen yang tergolong dalam
penghukuman. Terbukti KPID Jawa Timur mampu membuat aturan sendiri sebagai
pedoman dalam hal mengatur perusahaan media dan menjadi standar program siaran
74
Ibid. Bab XXVIII Siaran Pemilihan Umum dan Pemilihan Umum Kepala Daerah.
71
atau biasa dikenal Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Hal tersebut dilakukan KPID Jawa Timur diluar cabang kekuasaan eksekutif, legislatif
maupun yudikatif.
Dalam pelaksanaan kegiatan PKN, untuk dapat melihat sesuatu tayangan secara
obyektif sesuai dengan P3SPS adalah hal sulit bagi penulis. Apakah tayangan ini
termasuk pelanggaran, dan apakah tayangan ini semi melanggar. Hal ini sesuai dengan
yang ditetapkan agar jangan sampai terjadi kesalahan. Maka dari itu, selama penulis
melaksanakan kegiatan monitoring siaran televisi, penulis setiap hari menulis laporan
Misalnya pada saat penulis mendapatkan tayangan dangdut pada pukul 12.15
di siaran televisi TVRI yang menunjukan gerakan tubuh layaknya seorang penyanyi
dangdut dengan pakaian yang tidak terlalu terbuka dan tidak menampilkan bagian
tubuh tertentu dan pengambilan gambarnya long. Hal tersebut penulis rasa melanggar
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran Bab XII Pelarangan dan Pembatasan
gerakan tubuh dan atau tarian erotis.”75 Kemudian penulis laporkan dan berdiskusi
75
Ibid. Bab XII Pelarangan dan Pembatasan Seksualitas. Pasal 18 (i).
72
mencerahan bahwa tayangan dangdut ataupun konser dangdut pada dasarnya akan
menampilkan gerakan tubuh dan atau tarian erotis. Maka hal tersebut tidak melanggar
peraturan KPI karena dalam pengambilan gambar pun tidak mengeksploitasi tubuh
penyanyi dangdut tersebut dan dalam pengambilan gambar tidak close up.
monitoring kepada pembimbing lapangan yakni Ibu Sri Wahyuni. Penulis mendapati
siaran televisi yang melanggar P3SPS dan kaidah norma yang berlaku. Berikut penulis
66 Tidak menampilkan
klasifikasi program siaran
pada hari rabu 18 Juli 2018 oleh stasiun televisi BBS TV dengan program acara
akibat perburuhan liar, dan penjualan binatang dengan menampilkan binatang yang
73
berdarah-darah. Hal tersebut tidak diindahkan dalam peraturan KPI yakni
Selanjutnya pelanggaran busana, penulis dapati pada hari selasa 17 Juli 2018
pukul 15.00 oleh stasiun Net TV dengan program acara Good Afternoon. Program
ketelanjangan. Hal tersebut tidak sesuai karena “program siaran yang memuat adegan
acara tersebut adalah siaran nasional yang disiarkan dari Jakarta. Akan tetapi,
penyiaran yang menggunakan ranah publik, maka perlu diawasi siaran yang disiarkan
siaran ditemukan 66 program acara. Penggolongan program siaran terdapat pada pojok
layar televisi yang bertuliskan usia dan tingkat kedewasaan di setiap acara.
Penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak agar para orang tua dapat
mengidentifikasi tayangan yang dapat dilihat oleh anak mereka. Semua itu
program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran.”78
76
Ibid. Bab XIII Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan. Pasal 23 (d).
77
Ibid. Bab XII. Pelarangan dan Pembatasan Seksualitas. Pasal 18 (j)
78
Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran. Bab X Perlindungan Kepada Anak. Pasal 14
(1).
74
Hal tersebut wajib dilakukan agar khalayak dapat menonton siaran televisi sesuai
Gambar 4.6
Peraturan KPI tentang P3 (Pedoman Perilaku Penyiaran), Bab XVII Penggolongan Program
Siaran
komisioner dalam memberikan keputusan. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip
pengawasan yakni untuk meninjau apa yang salah. Monitoring haruslah dilakukan
bukan semata-mata mencari siapa yang salah, tetapi apa yang salah, bagaimana
75
timbulnya dan sifat kesalahan tersebut.79 Jika keputusan komisioner pada rapat pleno
klasifikasi data). Lembaga penyiaran diminta hadir ke kantor KPID Jawa Timur dengan
menyimpan materi rekaman program siaran secara baik dan benar paling sedikit selama
P3SPS memiliki hak untuk melakukan klarifikasi berupa hak jawab, baik dalam bentuk
ditetapkan. Kemudian akan diadakan rapat pleno oleh komisioner untuk menentukan
dan penerbitan sanksi administrasi apa yang akan diberikan kepada lembaga penyiaran
program siaran dijatuhkan sanksi administratif oleh KPID Jawa Timur. Sanksi dapat
berupa teguran tertulis, penghentian sementara mata acara yang bersalah setelah
79
Siswanto. HB. 2009. Op. Cit.
80
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran. Bab XXIX Pengawasan, Sosialisasi dan Rekaman.
Pasal 74 (1).
81
Wawancara dengan Ketua KPID Jawa Timur. A. Afif Amrullah. Pada tanggal 8 Agustus 2018.
76
melalui tahap tertentu, pembatasan durasi dan waktu siaran, denda administratif,
pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu, tidak diberi perpanjang izin
Berdasarkan pelanggaran yang penulis temui pada saat monitoring siaran televisi lokal
mendapatkan sanki administratif berupa teguran tertulis.83 Sanksi yang diberikan KPID
Jawa Timur bukan sebagai tujuan, akan tetapi monitoring harus berlandaskan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan, pedoman dan peraturan yang telah ditetapkan.
diumumkan kepada khalayak. Hal tersebut akan tercatat secara administratif dan akan
diberikan oleh KPID Jawa Timur sangatlah bermanfaat serta memberikan implikasi
yang baik terhadap dunia penyiaran, hal ini sangat perlu dilakukan mengingat lembaga
negatif.
4.2 Peran Bidang Pengawasan Isi Siaran dalam Monitoring Siaran Radio Lokal
Radio sebagai sarana komunikasi massa auditif saat ini masih sangat berperan
82
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran. Pasal 75 (1) (2).
83
Ibid. Pasal 79 (1).
77
segmentasi pendengar di masyarakat sehingga hampir setiap rumah, mobil, handphone
sekarang ini dilengkapi dengan radio. Bentuk radio yang sekarang ini telah banyak
perubahan dan sangat beragam sehingga memang masih sangat efektif keberadaan
siarannya serta jumlah stasiun radio yang ada. Radio sebagai media massa mengalami
perkembangan yang pesat, yakni sejak bergulirnya rezim orde baru hingga sekarang.
Ini tersebuktu dengan banyaknya frekuensi yang telah mengisi gelombang radio, baik
Tabel diatas penulis dapatkan dari Ketua KPID Jawa Timur pada saat penulis
penyiaran televisi dan radio di Jawa Timur yang memiliki izin siaran. Terdapat 213
lembaga penyiaran radio yang melakukan siaran di Jawa Timur. Diantaranya dimiliki
78
oleh publik (pemerintah), komunitas maupun swasta. Adapun jumlahnya yakni 11
lembaga penyiaran radio milik pemerintah, 46 milik komunitas dan 156 milik swasta.
siaran radio sejumlah 31 frekuensi. Frekuensi yang diawasi diantaranya Colors Radio
FM, Prambors Radio FM, Hard Rock FM, Media FM, Suzana FM, Metro FM,
Kosmonita FM, Elvictor FM, Smart FM, Mercury FM, My Radio, Cakrawala FM,
Elshinta FM, Sonora FM, Urban FM, She Radio FM, Suara Surabaya FM, Delta FM,
Istara FM, Starto FM, MTB FM, Gen FM, Widjaja FM, Prima FM, Pas FM, Sindo
Radio FM, JJ FM, Sas FM, Merdeka FM, Mentari FM, dan Suara Giri FM. Hal ini
dikarenakan fasilitas KPID Jawa Timur yang kurang memadai dalam hal monitoring
siaran radio.
dengan P3SPS. Hal ini dilakukan sesuai dengan pedoman dan peraturan yang menjadi
metode clip counting. Yakni penulis mendengar siaran radio dengan merekam
Penulis memantau siaran radio dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya. Dengan
sesuatu siaran secara obyektif sesuai dengan P3SPS adalah hal sulit bagi penulis.
79
Apakah siaran ini termasuk pelanggaran, dan apakah siaran ini semi melanggar. Selama
hanya monitoring dan merekam siaran radio, prinsip preventif dengan pencatatan jenis
program acara, waktu, klasifikasi isi acara dan keterangan pelanggaran siaran. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas kegiatan monitoring, penulis mendengar siaran radio
dan melakukan perekaman agar mampu merekam bukti pelanggaran yang dilakukan
tugas yang cukup sulit bagi penulis. Mengingat lembaga penyiaran wajib menjaga
independensi dan netralitas isi siaran dalam setiap program siaran.84 KPID Jawa Timur
kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses produksi, pembelian, penayangan, dan
pendanaan program siaran, baik asing maupun lokal dari lembaga penyiaran yang
bersangkutan. Bila terjadi pelanggaran atas pedoman perilaku penyiaran, maka yang
84
Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran. 2012. Pasal 11 (2).
80
bertanggung jawab adalah lembaga penyiaran yang menyiarkan program yang
penyiaran dan masyarakat umum bertujuan agar lembaga penyiaran dan masyarakat
Dan media massa di Indonesia menggunakan teori sistem media massa tanggungjawab
sosial. Hal ini disesuaikan dengan etika dan moralitas masyarakat Indonesia dan
negara yang baik, perlunya partisipasi dalam hal mengawasi tayangan televisi yang
tugas KPID Jawa Timur, juga ikut mengurangi tayangan yang kurang bermutu.
Harapannya jika masyarakat paham terhadap media yang menggunakan ranah publik,
maka masyarakat dapat lebih aktif dan kritis untuk dapat memilah atau
mengindikasikan tayangan mana saja yang sehat untuk dikonsumsi dan mana yang
tidak sehat. Sehingga masyarakat juga dapat menjadi kontrol sosial terhadap media.
Dengan begitu masyarakat dapat mengadukan kepada KPID Jawa Timur apabila
81
Dalam pelaksanannya KPID Jawa timur melaksanakan kegiatan literasi media
Pada saat penulis melakukan kegiatan PKN, penulis pun terlibat dalam pelaksaan
literasi media bersama Fatayat NU desa Badal di Desa Badal, Kediri (29/7). Hal ini
monitoring preventif dengan menjamin efisiensi dan efektif dalam menerima aduan
dari masyarakat. Jika setiap orang atau kelompok yang mengetahui adanya pelanggaran
terhadap standar program siaran radio di Jawa Timur, dapat mengadukan pelanggaran
tersebut di Jalan Ngagel Timur No. 52-54 Surabaya. KPID Jawa Timur juga menerima
aduan melalui call center di nomor (031) 5024526, 5024528 dan email, maupun kontak
tayangan apa yang memberikan dampak positif maupun negatif maupun melanggar
aturan penyiaran.
82
Tabel 4. 4
Televisi
3
Radio
84
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari pihak administrasi umum KPID
Jawa Timur, dibulan Juni 2018 terdapat pengaduan dari masyrakat dengan total 87
pelanggaran siaran radio. Misalnya pengaduan siaran televisi yang masuk melalui
sosial media whatsapp pada tanggal 29 Juni 2018, mengadukan adanya pelanggaran
siaran televisi yang ditayangkan oleh Bayu TV Nganjuk pada pukul 09.39 WIB yakni
program acara musik tidak mencantumkan klasifikasi penggolongan usia pada televisi.
Adapun bukti yang disertakan adalah foto. Selanjutnya pengaduan televisi yang
ditayangkan oleh KSTV Kediri pada pukul 08.41 WIB, program acraa KSTV tidak
foto. Kemudian pengaduan siaran televisi JTV pada pukul 20.08, dengan program
acara solusi bisnis JTV Surabaya yang tidak mencantumkan klasifikasi penggolongan
Sedangkan pengaduan siaran radio yang masuk melalui sosial media whatsapp
dapat dikatakan lebih banyak daripada siaran televisi. Terbukti 84 aduan diterima oleh
83
KPID Jawa Timur pada bulan Juni. Aduan yang diterima berdasarkan P3SPS maupun
kode etik jurnalistik. Misalnya pengaduan adanya iklan orang dewasa yang disiarkan
dibawah pukul 22.00 WIB. “Program siaran yang berisikan pembicaraan atau
pembahasan mengenai masalah seks wajib disajikan secara santun, berhati-hati, dan
ilmiah didampingi oleh praktisi kesehatan atau psikolog, dan hanya dapat disiarkan
Contohnya terdapat aduan yang masuk karena ucapan yang disampaikan penyiar
menyinggung orang, kurang enak didengar. Hal tersebut tidak sesuai dengan etika
penyiaran dipanggil ke kantor KPID untuk melakukan klarifikasi data. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui secara objektif pelanggaran yang masuk dari masyarakat
sesuai dengan P3SPS. Jika memang data yang diberikan oleh masyarakat memang
pemanggilan kepada lembaga penyiaran. Jika memang pada sidang klarifikasi, terbukti
adanya pelanggaran. Akan ada rapat pleno komisioner untuk memutuskan sanksi
administratif.
85
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran. Pasal 22 (1).
84
BAB V PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan laporan PKN yang penulis tulis setelah melakukan
1. KPID Jawa Timur dalam melakukan monitoring secara langsung siaran televisi
dimaksimalkan dengan menerima aduan dari masyarakat Jawa Timur. Hal ini
radio.
ditahapan pada apa yang dianggapnya sebagai wajar dan tidak wajar.
85
5.2 Rekomendasi
Dari hasil temuan dalam melaksanakan kegiatan PKN di KPID Jawa Timur dan
untuk memantapkan peran KPID Jawa Timur dalam monitoring siaran televisi dan
radio lokal, KPID Jawa Timur perlu mengambil langkah perbaikan, yaitu:
1. Tenaga monitoring siaran televisi dan radio di KPID Jawa Timur perlu
2. Perlunya sinergitas antara KPID Jawa Timur dengan lembaga penyiaran untuk
penyiaran.
86
DAFTAR PUSTAKA
Adami, Chazwi. (2005). Tindak Pidana Mengenai Kesopanan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Alder, John. (1989). Constitutional and Administrative Law. London: The Macmillan
Press LTD.
Andi, Fachruddin. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Pt. Fajar
Interratama Mandiri
Anwar, Saiful. (2004). Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Glora Madani Press.
Asshidiqie, Jimly. (2006). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Jakarta: Konstitusi Press.
Bittner. (1980). Mass Communication and Introduction Engelwood Cliffs. New Jersey.
Canggara, Hafied. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Canggara. Hafied. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Perss
Elvino, Ardianto dan Komala, Lukiati. (2007). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Everette, E, Dennis. (1981). Understanding Mass Communication. Boston: Houghton
Miffiin.
Ilfandy, Imran, Ayub. (2017). Komunikasi Krisis. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Indrayana, Denny. (2008). Negara Antara Ada dan Tiada Reformasi Hukum
Ketatanegaraan. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Judhariksawan. (2010). Hukum Penyiaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lukas, Ispandriarno. (2014). Media & Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
M, Manullang. (1995). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghlmia Indonesia
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Jogjakarta: Lkis.
87
McQuail, Denis. (1987). Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar. terj. Agus Dharma
dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
Michaelson dan Griffin. (2005). A New Model for Media Content Analysis. Institute
for Public Relations.
Morrisan dan C, Wardhany. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Onong, Uchjana, Effendy. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Prayudi. (1981). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Romli, Asep. 2004. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan
Scriptwriter. Bandung: Penerbit Nuansa
Siswanto. HB. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Sujanto. (1986). Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Ghalia Indonesia
Sutisno. (1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio. Jakarta:
Grasindo.
Syahputra, Iswandi.dkk. 2012. Dinamika Perizinan Penyiaran di Indonesia. Jakarta:
KPI.
Wahyudi. J. B. (1996). Media Komunikasi Massa. Jakarta: Bina Cipta.
Yves Meny dan Andrew Knapp. (1998). Government and Politics in Western Europe:
Britain, France, Italy, Germany. Edisi ke 3. Oxford: Oxford University Press
Dokumen:
Laporan Harian Mahasiswa Magang bulan Juli 2018. Dokumen KPID Jawa Timur.
Laporan Pengaduan Juli 2018. Dokumen KPID Jawa Timur.
Profil KPID Jatim. Dokumen KPID Jawa Timur.
SIMP3 Kominfo. Dokumen KPID Jawa Timur.
Staff KPID dan Jabatan. Dokumen KPID Jawa Timur.
Undang-Undang:
Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran. (2012).
Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran. (2012).
88
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Website:
https://www.nielsen.com/id/en/press-room/2017/THE-NEW-TRENDS-AMONGST-
INDONESIAN-NETIZEN1.html. Diakses pada selasa 21 Agustus 2018. Pukul
08.36.
http://kbbi.web.id/awas. Diakses 30 September 2018. Pukul 23.35.
89
LAMPIRAN
REKAP MONITORING PENGAWASAN ISI SIARAN TELEVISI LOKAL SURABAYA BULAN JULI 2018
kata
pornogrfi/ kekerasan perlindungan perlindungan norma klasifikasi kabanci- kesukuan
No. Nama Lembaga kasar/ miras merokok mistik jurnalisme judi pemilu jumlah
sensualitas / sadisme publik mayarakat kesopanan penggolongan bancian agama
jorok
1 TV 9
2 JTV 3 2 3 8
3 NET TV 1 1 5 7
4 SBO TV 1 1 3 5
5 MH TV
6 BBS TV 5 4 9 18
7 AREK TV 1 1
8 KOMPAS TV 1 1 2
9 SURABAYA TV 1 3 7 4 15
10 RTV 1 1 2
11 METRO TV JATIM
12
13
14
15
16
JUMLAH 6 9 4 11 27 1 58
Keterangan: Rekap Monitoring Pengawasan Isi Siaran Televisi Surabaya Bulan Juli 2018
Sumber : KPID Jawa Tmur, 2018.
Keterangan: Berdiskusi Bersama Ibu Amalia Rosyadi Selaku Komisioner KPID Jawa Timur,
Koordinator di Bidang Pengawasan Isi Siran dan mahasiswa magang dari Universitas Negeri Surabaya
Sumber: Dokumen Pribadi, 2018.
90
Keterangan: Kegiatan Sekolah P3SPS KPI Pusat
Sumber: Dokumen Pribadi, 2018.
Keterangan: Kegiatan Literasi Media di Kediri, Bersama Mahasiswa Magang Unesa dan Ketua
Kominisoner A. Afif Amrullah dan Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran Amalia Rosyadi.
Sumber: Dokumen Pribadi, 2018.
91
Rekapitulasi Laporan Pengaduan Pelanggaran
Bulan Juli 2018
Tidak cantumkan
3 Handi ari 085213459746 Bayu TV Nganjuk 12 Juli 2018 16.53 WIB klasifikasi Foto Wa
klarifikasi R
tidak canyumkan
program
5 Handi ari 085213459746 ABTV Blitar 12 Juli 2018 17.00 WIB program Foto Wa
klarifikasi pada
layar televisi
Mengkilan iklan
Sigi TV
6 Handi ari 085213459746 12 Juli 2018 17.06 WIB pengobatan Foto Wa
Tulungagung
ambeyen
tidak cantumkan
7 Handi ari 085213459746 JTV Surabaya Solusi bisnis 12 Juli 2018 20.03 WIB Foto Wa
klasifikasi R
tidak cantumkan
8 Handi ari 085213459746 BBS TV Kediri 12 Juli 2018 20.05 WIB Foto Wa
klasifikasi R
tidak
mencantumkan
klarifikasi
12 Handi ari 085213459746 Bayu TV Nganjuk 13 Juli 2018 17.55 WIB Foto Wa
program acara
nur salim mis R
pada layar
melakukan
duplikat
program acara
Madu TV bio has dari
13 Handi ari 085213459746 Bio HAS 13 Juli 2018 17.04 WIB Foto Wa
Tulungangung program jtv
surabaya yang
ditayangkan
Madu TV
tidak
Lintas mencantumkan
14 Handi ari 085213459746 Bayu TV Nganjuk 13 Juli 2018 17.06 WIB Foto Wa
peristiwa klasifikasi pada
layar TV
tolong distop
iklan ini muncul
Iklan terus dan radio
15 Handi ari 085213459746 Bayu TV Nganjuk pengobatan 13 Juli 2018 17.30 WIB sudah distop Foto Wa
ambeyen iklannya dan tv
harus sop juga
iklan ini
92
Keterangan: Monitoring Siaran Radio Lokal
93
Keterangan: Surat Jawaban Permohonan Kegiatan Magang
94
Keterangan: Form Penilaian PKN
95
Keterangan: Kartu Bimbingan Akademik Program Studi Ilmu Politik FISIP UB
96
Keterangan: Lembar Monitoring Bimbingan PKN (Pembimbingan Lapangan)
97
Keterangan: Lembar Monitoring Bimbingan PKN (Pembimbing Lapangan)
98
Keterangan: Lembar Monitoring Bimbingan PKN (Pembimbing PKN)
99
100