Jakarta - Obat sebetulnya bisa terus disimpan dan digunakan, asal tidak melebihi
tanggal kadaluwarsa. Konsumsi obat sebelum tanggal kadaluwarsa menjamin manfaat
yang diperoleh tubuh.
Jika telah dibuka, ada kemungkinan zat aktif menjadi tidak stabil atau terkontaminasi
kuman. Karena itu, beberapa jenis obat yang telah dibuka sebaiknya digunakan
sebelum tanggal kadaluwarsa. Berikut masa simpan obat yang telah dibuka
Hal ini berlaku bagi obat bentuk puyer atau sediaan lain yang tidak habis karena kondisi
tertentu. Obat harus langsung dibuang bila sudah tidak diperlukan. Produk tidak boleh
disimpan terlalu lama meski belum lewat kadaluwarsa.
Masa simpan 28 hari berlaku bagi insulin yang telah dibuka dan disimpan di luar lemari
es. Insulin yang disimpan dalam lemari es dan belum dibuka dari kemasan bisa terus
digunakan hingga tanggal kadaluwarsa.
Produk tetes mata yang telah dibuka hanya punya masa simpan 1 bulan. Kecuali, bila
ada aturan lain sesuai yang tercantum dalam kemasan.
Untuk masa simpan 2 bulan, berlaku bagi tablet dan kapsul yang telah dibuka dan
disimpan dalam plastik obat. Bila lewat dari 2 bulan, obat sebaiknya tak lagi disimpan
meski mungkin belum kadaluwarsa.
Waktu penyimpanan 3 bulan berlaku untuk produk tetes dan semprot telinga, hidung,
salep atau krim dalam kemasan pot tertutup. Masa simpan bisa berbeda sesuai aturan
yang tercantum dalam kemasan.
Untuk produk sirup obat minum, cairan obat luar, salep/krim dalam kemasan tube
punya masa simpan hingga 6 bulan. Jika tak ada aturan lain, sebaiknya produk tak
terlalu lama disimpan meski belum lewat masa kadaluwarsa.
Untuk produk ini bisa terus disimpan hingga tanggal kadaluwarsa. Zat aktif pada produk
ini cenderung stabil sehingga tak mudah berubah meski wadah telah dibuka. Produk ini
mencakup tablet dan kapsul masih dalam kemasan asli, inhaler, supositoria dan koyo