Anda di halaman 1dari 2

Akan menjadi dokter seperti apakah saya?

Nama: Muhammad Ariq Aufa


NPM: 1406565644
Grup: 3/Rotasi D

Ketika pertanyaan ini muncul, berbagai macam target-target saya akan menjadi dokter seperti
apakah saya. Mulai saat lulus menjadi dokter umum, sekolah spesialis, menjadi seorang spesialis,
dan menjadi seorang dokter yang menunggu ‘akhir’ jika diberikan umur panjang hingga lansia.
Pada tugas ini, saya akan menjabarkan akan menjadi dokter seperti apa saya di kemudian hari.

Diawali dengan setelah saya lulus menjadi seorang dokter. Saya pasti diwajibkan untuk internship
selama satu tahun di sebuah wahana yang berada di Indonesia bagian manapun yang akan saya
pilih. Saya berencana untuk menjadi seorang dokter di daerah yang tertinggal untuk mengabdikan
diri saya dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Tugas ini merupakan tugas yang wajib yang
digaji secukupnya sehingga salah satu wahana yang penting untuk mengabdi. Saya ingin
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bidang apapun terutama kesehatan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.

Lalu, setelah saya selesai internship. Saya berencana untuk menjadi dokter umum sebentar terlebih
dahulu karena melihat pengalaman selama sekolah di kedokteran. Saya merupakan mahasiswa
yang bersekolah di rumah sakit yang menjadi ‘pintu terakhir’ bagi pasien. Saya melihat bahwa
dokter umum merupakan suatu bekerjaan yang sangat hebat karena yang menentukan nasib pasien
untuk ditangani seorang spesialis adalah dokter umum. Jika dokter umum salah merujuk jika diluar
kompetensinya pasien akan dirugikan. Dokter umum merupakan ‘ujung tombak’ dari sebuah
layanan kesehatan. Oleh karena itu, saya akan berencana untuk mengikuti program yang telah
dibuat oleh Kemenkes, yaitu Nusantara Sehat yang diwajibkan untuk mengabdi di daerah terpencil
perbatasan kepulauan selama dua tahun. Saya ingin membantu Kemenkes dalam bahasa saya
‘meningkatkan statistik kesehatan Indonesia’ karena jika dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya Indonesia cukup jauh tertinggal. Setelah menyelesaikan program tersebut,
saya akan memikirkan untuk melanjutkan sekolah menjadi spesialis.

Melanjutkan sekolah lagi baik itu spesialis, magister, dan lainnya bukan merupakan kewajiban,
tetapi dapat dikatakan suatu ‘sunnah’ untuk mengembangkan diri dan meningkatkan ilmu
pengetahuan. Saya sendiri berencana untuk menjadi seorang spesialis karena saya ingin
mengembangkan diri saya dan mengejar salah satu mimpi saya. Tidak sepenuhnya benar, tetapi
merupakan stereotipe bahwa dalam hal kesuksesan seorang spesialis lebih sukses dibandingkan
seorang dokter umum. Saya suatu hari akan berkeluarga dan menjadi seseorang yang menyediakan
kebutuhan untuk keluarga saya. Oleh karena itu, saya ingin menjadi seorang spesialis yang
berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya. Saya ingin menjadi seorang spesialis
yang cukup sukses sehingga saya bisa menjadi ‘pensiun muda’ menjadi seorang spesialis ketika
kebutuhan keluarga saya terpenuhi.

Saya ingin pensiun menjadi seorang spesialis mungkin pada usia 50-an jika Tuhan memberikan
izin. Saya ingin seperti dokter Lie Dharmawan yang terkenal akan rumah sakit apungnya. Saya
ingin menjadi seorang dokter yang dapat membantu orang-orang dan saya juga ingin menjadi
seorang dokter yang dapat menjadi panutan bagi keluarga saya, bagi teman sejawat saya, bagi
calon teman sejawat saya, dan bagi masyarakat. Jika dihubungkan dengan kepribadian saya, saya
merupakan orang dengan ciri kepribadian histrionik. Oleh karena itu, saya ingin dikenal. Hal
tersebut sangat egois, namun setidaknya saya merencanakan melakukan hal tersebut ‘in a good
way’ tidak sebaliknya. Apa yang saya lakukan hanya Tuhan yang dapat menentukan apakah saya
baik atau buruk, apakah saya tulus atau tidak.

Jika disimpulkan dari rencana hidup saya dalam sebuah tulisan yang cukup singkat ini. Saya ingin
menjadi seorang dokter yang dapat membantu masyarakat, membantu Kemenkes, sukses,
pemimpin keluarga yang baik, dikenal, menjadi panutan, dan berbagai macam lainnya baik itu
dalam hal baik maupun buruk karena saya bukan seorang yang sempurna pasti akan ada yang
buruk dari diri saya. Saya saat ini hanya merencanakan akan menjadi dokter seperti apa saya,
namun mungkin saja apa yang terjadi di kemudian hari tidak sesuai dengan apa yang saya
rencanakan pada saat ini. Namun, jika Tuhan mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada
saya untuk menjadi seorang dokter seperti itu. Pasti kesempatan tersebut akan saya ambil dan saya
akan senang tentang hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai