Anda di halaman 1dari 11

Disusun oleh :

Nama : Ummu Atiyah

No. Peserta : 19016218010367

Bahan Ajar : Handout

PENDIDIKAN PROFESI GURU

2019
BAHAN AJAR
A. Identitas Sekolah

Sekolah : SMKs Taman Sakti Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Barisan dan deret aritmatika
Alokasi Waktu : 3x2 Jp @ 45 menit

B. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis Barisan dan Deret Aritmatika
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan denganBarisan dan Deret
Aritmatika.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.1 Menjelaskan pengertian pola bilangan, barisan, dan deret
3.5.2 Menjelaskan pengertian pola bilangan, barisan, dan deret aritmatika
3.5.3 Menentukan rumus suku ke-n barisan aritmatika
3.5.4 Menentukan rumus jumlah n suku pertama
3.5.5 Memecahkan masalah kontektual yang berkaitan dengan menggunakan konsep
barisan dan deret aritmatika
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian pola bilangan, barisan, dan deret aritmatika secara
mandiri
2. Menentukan rumus umum suku ke-n barisan aritmatika dan rumus jumlah suku
ke-n dengan teliti
3. Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika dalam menyelesaikan masalah
sesuai rumus secara mandiri
E. Materi Pembelajaran
1. Pola bilangan dan barisan bilangan
2. Barisan dan deret aritmatika.
F. Uraian Materi
1. Pola Bilangan dan Barisan Bilangan
Sekumpulan bilangan yang sering ditemui kadang mengikuti pola tertentu.
Misalnya barisan bilangan berikut:
 Barisan bilangan asli: 1, 2, 3, 4, 5, ....
 Barisan bilangan genap:2, 4, 6, 8, 10, ....
 Barisan bilangan ganjil: 1, 3, 5, 7, 9, ....
Pola bilangan digunakan dalam menentukan urutan atau letak suatu bilangan dari
sekumpulan bilangan. Misalkan, bilangan kelima dari kumpulan bilangan genap
10, 12, 14, 16, 18, ... adalah 18. Bagaimana menentukan bilangan kesebelas?
Dengan mengetahui pola atau aturan bilangan, bilangan ke- n dapat ditentukan
dengan mudah.
Kumpulan bilangan seperti bilangan tersebut membentuk suatu barisan
bilangan. Barisan bilangan adalah susunan anggota suatu himpunan bilangan yang
diurutkan berdasarkan pola atau aturan tertentu. Anggota barisan bilangan disebut
suku barisan, yang dinyatakan sebagai berikut.
U1, U2, U3, ..., Un
Penjumlahan dari suku-suku suatu barisan disebut deret. Bentuk umum deret
bilangan adalah sebagai berikut:
U1 + U2 + U3 + ... + Un
Menurut banyaknya suku-suku pembentuknya, deret bilangan dibedakan menjadi
deret hingga dan deret tak hingga. Misalnya :
 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 adalah suatu deret berhingga.
 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + .... adalah suatu deret tak hingga.
Contoh :
Tulislah empat suku pertama dari barisan yang mempunyai rumus umum suku
ke- n sebagai berikut
a. Un = ( n – 1) 3
b. Un = n2 – 5n
Penyelesaian :
a. Un = ( n – 1) 3
U1= ( 1 – 1) 3 = 0
U2 = (2 – 1) 3= 1
U3 = ( 3 – 1) 3= 8
U4 = ( 4 – 1) 3= 27
Jadi, empat suku pertama barisan tersebut adalah 0, 1, 8, dan 27.
b. Un = n2 – 5n
U1= 12 – 5(1) = -4
U2= 22 – 5(2) = -6
U3= 32 – 5(3) = -6
U4= 42 – 5(4) = -4
Jadi, empat suku pertama barisan tersebut adalah -4, -6, -6, dan -4.
2. Barisan dan Deret Aritmatika
a. Barisan Aritmatika
Baris aritmatika adalah sebuah baris yang nilai setiap sukunya didapatkan
dari suku sebelumnya melalui penjumlahan atau pengurangan dengan suatu
bilangan b. Selisih antara nilai suku-suku yang berdekatan tersebut selalu sama
yaitu b.
Maka:

Sebagai contoh baris 1, 3, 5, 7, 9, adalah baris aritmatika dengan nilai:


b = (9 – 7) = (7 – 5) = (5 – 3) = (3 – 1) = 2
Untuk mengetahui nilai suku ke-n dari suatu barisan aritmatika, dapat kita
ketahui dengan mengetahui nilai suku ke-k dan selisih antar suku yang
berdekatan (b).
Rumusannya berikut ini:

Apabila yang diketahui ialah nilai suku pertama dan selisih antar
sukunya (b), maka nilai k = 1 dan nilai ialah:

b. Suku tengah barisan aritmatika


Suku tengah terdapat pada barisan aritmatika dengan banyak suku ganjil.
Misalkan diketahui barisan aritmatika dengan suku tengah Ut dan banyaknya
suku barisan tersebut (2t-1) barisan tersebut dapat dituliskan a, ..., Ut, ...., (2t-
1).
Berdasarkan rumus suku ke-n barisan aritmatika diperoleh:
𝑈𝑡 = 𝑎 + (𝑡 − 1)𝑏
1
= (2𝑎 + 2(𝑡 − 1)𝑏)
2
1
= (2𝑎 + (2𝑡 − 2)𝑏)
2
1
= (𝑎 + 𝑎 + (2𝑡 − 1 − 1)𝑏)
2
1
= (𝑢1 + 𝑢2𝑡−1 )
2
Oleh karena 𝑢2𝑡−1 merupakan suku akhir dari barisan tersebut dan 𝑢1
merupakan suku pertama, diperoleh suku tengah barisan aritmatika tersebut
adalah sebagai berikut:
1
𝑢𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = (𝑢 + 𝑢𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 )
2 𝑎𝑤𝑎𝑙

Dengan demikian, hubungan antara suku pertama, suku tengah, dan suku
terakhir untuk barisan aritmatika dengan rumus berikut:
𝑎 + 𝑈𝑛
𝑈𝑡 =
2
Keterangan:
𝑈𝑡 = suku tengah
a = suku pertama
𝑈𝑛 = suku terakhir barisan aritmatika (n ganjil)
contoh :
1. Sebuah barisan aritmatika memiliki jumlah suku ganjil. Jika suku
pertamanya 2 dan suku terakhirnya adalah 14, maka tentukanlah suku
tengah barisan tersebut!
Pembahasan:
Diketahui : 𝑎 = 2, 𝑈𝑛 = 14
Ditanya : 𝑈𝑡 =.....?
Berdasarkan rumus suku tengah :
𝑎 + 𝑈𝑛
𝑈𝑡 =
2
2 + 14
𝑈𝑡 =
2
16
𝑈𝑡 =
2
𝑈𝑡 = 8
Jadi, suku tengah barisan tersebut adalah 8.
2. Suatu barisan aritmatika terdiri dari tujuh suku. Jika suku pertama dan
beda barisan tersebut adalah 2 dan 2, maka tentukan suku tengah barisan
tersebut!
Pembahasan :
Pembahasan:
Diketahui : 𝑎 = 2, 𝑏 = 2, 𝑛 = 7
Ditanya : 𝑈𝑡 =.....?
Berdasarkan hubungan suku tengah dan beda barisan :
1
𝑈𝑡 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
2
1
𝑈𝑡 = 2 + (7 − 1)2
2
𝑈𝑡 = 8
Jadi, suku tengah barisan tersebut adalah 8.
c. Sisipan barisan aritmatika
Jika diantara dua suku yang berurutan dalam suatu barisan aritmatika
dimasukkan satu atau lebih suku (bilangan) yang lain sehingga diperoleh
barisan aritmatika yang baru, proses ini disebut menyisipkan. Misalkan
diantara dua bilangan real 𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑞 ( dengan 𝑝 ≠ 𝑞), dapat disisipkan s
bilangan (s є bilangan asli). Bilangan- bilangan semula dengan bilangan-
bilangan yang disisipkan tersebut akan membentuk suatu bilangan aritmatika
baru dengan pola sebagai berikut :
𝑝, (𝑝 + 𝑏), (𝑝 + 2𝑏), (𝑝 + 3𝑏) … . (𝑝 + 𝑠𝑏)
Perhatikan bahwa setiap suku barisan aritmatika (kecuali suku pertama)
merupakan hasil penjumlahan suku sebelumnya engan beda. Berdasarkan hal
ini, dua suku terakhir dapat kita nyatakan dalam hubungan:
𝑏 = 𝑞 − (𝑝 + 𝑠𝑏)
𝑏 = 𝑞 − 𝑝 − 𝑠𝑏
𝑏 + 𝑠𝑏 = 𝑞 − 𝑝
𝑏(𝑠 + 1) = 𝑞 − 𝑝
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika suatu barisan aritmatika terdiri atas n suku
barisan dan masing- masing suku barisan disisipkan s suku sehingga terbentuk
barisan aritmatika dan beda (b) dari barisan aritmatika baru tersebut adalah
𝑞−𝑝 𝑏𝑙𝑎𝑚𝑎
𝑏= atau 𝑏=
𝑠+1 𝑠+1
Dengan p adalah suku pertama barisan dan q adalah sisipan.
Contoh:
1. Tentukan banyaknya bilangan yang harus disisipkan diantara bilangan 5
dan 325 agar terbentuk barisan aritmatika dengan beda 8!
Pembahasan:
Diketahui : 𝑝 = 5, 𝑞 = 325, 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 8
𝑞−𝑝
𝑏=
𝑠+1
𝑞−𝑝
𝑠+1=
𝑏
325−5
𝑠+1=
8
𝑠 + 1 = 40
𝑠 = 39
Jadi, banyaknya bilangan yang harus disisipkan adalah 39 bilangan.
Misalkan disetiap dua suku yang berurutan pada barisan aritmatika
disisipkan sebanyak s bilangan sedemikian sehingga terbentuk barisan
aritmatikabaru dengan b’ dan banyaknya suku ke n’ . berdasarkan rumus
sebelumnya, beda barisan aritmatika baru adalah:
𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1 𝑏
𝑏′ = =
𝑠+1 𝑠+1
Banyaknya suku sebelum disisipkan adalah 𝑛 dan total suku sisispan
adalah (𝑛 − 1)𝑠. Jadi, banyaknya suku barisan aritmatika baru adalah:
𝑛′ = 𝑛 + (𝑛 − 1)𝑠
2. Tentukan suku pertama, beda, rumus suku ke-n, dan suku ke-10 dari
barisan 5, 10, 20, ...!
Penyelesaian:
Suku pertama (𝑈1 ) = 𝑎 = 5
𝑏𝑒𝑑𝑎(𝑏) = 𝑈2 − 𝑈1 = 𝑈3 − 𝑈2 = 10 − 5 = 15 − 10 = 5
Rumus suku ke-n (𝑈𝑛 ) = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
= 5 + (𝑛 − 1)5
= 5 + 5𝑛 − 5
= 5𝑛
Suku ke-10 (𝑈10 ) = 5𝑛 = 5(10) = 50
3. Suatu perusahaan memproduksi 5.000 unit barang pada tahun pertama.
Pada tahun- tahun berikutnya, hasil produksi turun secara bertahap sebesar
80 unit pertahun. Tentukan pada tahun keberapa perusahaan hanya
memproduksi 3.000 unit barang.
Penyelesaian:
Penurunan produksi bernilai tetap, berarti merupakan persoalan aritmatika
dengan 𝑏𝑒𝑑𝑎 (𝑏) = −80, 𝑎 = 5.000, 𝑑𝑎𝑛 𝑈𝑛 = 3.000
(𝑈𝑛 ) = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
3.000 = 5.000 + (𝑛 − 1) − 80
3.000 = 5.000 − 80𝑛 + 80
80𝑛 = 5.000 + 80 − 3.000
80𝑛 = 2.080
𝑛 = 26
Jadi, perusahaan tersebut hanya memproduksi 3.000 unir barang pada
tahun ke-26.
4. Diketahui barisan aritmatikadengan suku ke-4=17 dan suku ke-9=37.
Tentukan suku ke-41 barisan tersebut!
Penyelesaian:
Suku ke-4 (𝑈4 ) = 17
𝑎 + (4 − 1)𝑏 = 17
𝑎 + 3𝑏 = 17.....(1)
Suku ke-9 (𝑈9 ) = 37
𝑎 + (9 − 1)𝑏 = 17
𝑎 + 8𝑏 = 37.....(2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2)
𝑎 + 3𝑏 = 17
𝑎 + 8𝑏 = 37(−)
−5𝑏 = −20
𝑏=4
Substitusi 𝑏 = 4 kepersamaan (1)
𝑎 + 3𝑏 = 17
𝑎 + 3(4) = 17.
𝑎=5
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑈41 = 4𝑛 + 1
= 5 + (𝑛 − 1)4 = 4(41) + 1
= 5 + 4𝑛 − 4 = 164 + 1
= 4𝑛 + 1 = 165
Jadi, suku ke-41 barisan aritmatika tersebut adalah 165.
d. Deret Aritmatika (Deret Hitung)
Cobalah kamu perhatikan pada barisan aritmetika berikut ini.
3, 6, 9, 12, 15, 18, … , Un
Sehingga, bila kamu jumlah barisan tersebut, maka terbentuklah menjadi deret
aritmetika dengan nominal sebagai berikut ini.
3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + … + Un
Dapat disimpulkan jika deret aritmetika ialah jumlah suku-suku hasil barisan
deret aritmetika.
Contoh Soal Pada Deret Aritmatika I
Sebuah barisan aritmetika mempunyai suku pertama dengan angka 5 yang
beda 3. Maka tuliskan deret aritmetika hasil barisan diatas.
Jawab:
Soal diatas memiliki barisan aritmetika seperti 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, …, Un
Sedangkan deret aritmetika dari soal diatas ialah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 +
23 + … + Un
Rumus Deret Aritmatika
Saat ini, bagaimana cara untuk menjumlahkan deret aritmetika? Untuk deret
aritmetika dengan suku-suku deret sedikit, masih mudah dalam
menghitungnya. Namun sebaliknya, bila suku-suku deret memiliki sangat
banyak barisan, tentu akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
menghitungnya. Dibawah ini akan diuraikan mengenai cara menentukan
bagaimana jumlah n dari suku pertama sebuah deret aritmetika. Misalnya, Sn
ialah jumlah n dari suku pertama sebuah deret aritmetika jadi;

Dengan begitu, rumus dalam menghitung jumlah dari suku-suku deret


aritmetika yang dapat dijadikan pedoman ialah sebagai berikut ini.

Dikarenakan Un = a + (n – 1) b, maka rumus tersebut juga bisa ditulis sebagai


berikut ini.

Dengan
𝑆𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑛 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑢
𝑈𝑛 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 𝑛
𝑎 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑏 = 𝑏𝑒𝑑𝑎
Untuk setiap n berlaku persamaan berikut:
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1
contoh:
1. Tentukan jumlah 10 suku pertama dari deret aritmatika 11+16+21+...
Penyelesaian:
𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
10
𝑆𝑛 = (211 + (10 − 1)5)
2
= 5(22 + 45)
= 5(67)
= 335
Jadi, jumlah 10 suku pertama deret tersebut adalah 335.
2. Gaji seorang aryawan setiap bulan dinaikkan sebesar Rp 50.000,00. Jika
gaji pertama karyawan tersebut adalah Rp 2.500.000,00; tentukan jumlah
gaji karyawan tersebut selama satu tahun pertama.
Penyelesaian:
𝑎 = 2.500.000
𝑏 = 50.000
𝑛 = 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
12
𝑆12 = (2(2.500.000) + (12 − 1)50.000)
2
𝑆12 = 6(5.000.000 + 550.000)
𝑆12 = 6(5.550.000)
𝑆12 = 33.300.000
Jadi, jumlah gaji karyawan tersebut selama satu tahun pertama adalah
Rp33.300.000,00.
G. Daftar Pustaka
Kasmina, Toali, 2018. Matematika untuk SMK/ MAK kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2014. Matematika SMA/MA/SMK/MAK
kelas X semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
https://rumusbilangan.com/barisan-deret-aritmatika/
https://www.edutafsi.com/2017/09/cara-menentukan-suku-tengah-barisan-aritmatika.html
https://smatika.blogspot.com/2018/07/suku-tengah-dan-sisipan-barisan.html
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-dan-rumus-deret-aritmatika-serta-contoh-soal-
deret-aritmatika/

Anda mungkin juga menyukai