Gambar 4.1 Foto gambaran umum crushing plant dari atas Bukit
36
37
(a) (b)
Gambar 4.2(a) Jaw crusher, (b) Vibrating screen dan cone crusher
Secara keseluruhan rangkaian dari proses pengolahan batu granit yang di
lakukan oleh PT MKM adalah sebagai berikut:
1. Batuan hasil peledakan berukuran ± 90 cm akan diangkut menggunakan dump
truck dan ditumpahkan ke hooper, selanjutnya batu akan ditumpahkan ke
mulut jaw crusher mengunakan vibrating grizzly feeder.
2. Terdapat tiga buah vibrating screen yang digunakan pada stone crushing plant
PT Mandri Karya Makmur dimana screen 1 memiliki 1 deck screen dengan
ukuran 70 x 70 mm, material yang dihasilkan dari screen 1 undersizenya akan
38
Hopper
Feeder
Jaw
Crusher
Over Size
Under
Size
Screen 3 Produk
Over Size
(2 & 1 cm) 2-3 cm
Under Under
Size Size
b. Mengakhiri kerja lebih awal, waktu hambatan karena kebiasaan dari operator
untuk menghentikan pekerjaan sebelum jam istirahat dan sebelum habis jam
kerja. Besarnya waktu hambatan ini adalah 7,34 menit/hari.
c. Bahan baku tidak tersedia secara terus menerus (continue). Hambatan rata-rata
yang disebabkan oleh kurangnya bahan baku per harinya sebesar 210,22
menit/hari.
4.2.2 Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari
Hambatan yang menyebabkan tidak dapat beroperasinya unit peremuk
meskipun kondisi alat dalam keadaan baik dan siap beroperasi, hambatan yang
dimaksud hambatan standby. Hambatan yang tidak dapat dihindari lainnya yaitu
karena kerusakan alat, proses pemeliharaan alat (preventive maintenance), faktor
alam (cuaca), atau dihentikannya operasi karena pertimbangan faktor keselamatan
kerja.
1. Pemeliharaan alat
Waktu pemeliharaan ini telah direncanakan oleh bagian maintenance
perusahaan. Pengamatan di lapangan dan data dari divisi maintenance
PT MKM, diperoleh waktu yang digunakan untuk perawatan alat sebesar 25
menit/hari.
2. Kondisi alat (faktor teknis)
Hambatan yang disebabkan karena kondisi alat, sehingga alat berhenti
beroperasi dan membutuhkan waktu untuk perbaikan. Terjadinya hambatan ini
menyebabkan pengurangan waktu kerja, sehingga menurunkan waktu produksi
efektif alat. Dari hasil pengamatan di lapangan, hambatan teknis pada proses
peremukan dapat dikelompokan menurut urutan alat yang digunakan pada unit
peremuk (Lampiran B). Alat tidak beroperasi dapat disebabkan oleh:
a. Hambatan pada jaw crusher, disebabkan kerusakan mekanik panel induk,
motor penggerak, bearing dan terjadi slip akibat ukuran batu yang masuk
terlalu besar, sehingga proses peremukan terganggu serta distribusi ukuran
produk tidak sesuai dengan yang diinginkan. Besarnya waktu hambatan rata-
rata karena kerusakan ini sebesar 14,84 menit/hari.
43
dua kelompok yaitu hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak
dapat dihindari.
4.3.1 Efisiensi Kerja Crushing Plant
Dengan mengetahui waktu hambatan, maka waktu produksi efektif sebagai
berikut :
We = 9 jam – 6,22 jam
= 2,78 jam/hari
Jadi, rata-rata waktu produksi efektif setiap hari yang diperoleh 2,78 jam.
Sementara efisiensi kerja :
we
Ek = × 100 %
wt
2,78
Ek = × 100 %
9
Ek = 30,88 %
4.3.2 Produksi Crushing Plant
4.3.2.1 Produksi Terpasang
Produksi terpasang crushing plant dengan melihat spesifikasi alat yang
digunakan (Lampiran F) sebagai berikut :
a. Jaw crusher
Q = produksi nyata unit peremuk ton/jam × jam kerja efektif
= 250 ton/jam × 9 jam/hari
= 2250 ton/hari
Berdasarkan perhitungan, produksi terpasang jaw crusher dengan melihat
spesifikasi alat sebesar 63.000 ton/bulan.
b. Cone crusher
Q = produksi nyata unit peremuk ton/jam × jam kerja efektif
= 290 ton/jam × 9 jam/hari
= 2.610 ton/hari
Berdasarkan perhitungan, Produksi terpasang cone crusher berdasarkan
spesifikasi alat sebesar 73.080 ton/bulan.
45
Produksi nyata jaw crusher sebesar 10.728,69 ton/bulan atau 17,02 % dari
produksi terpasang .
b. Cone crusher
Q = produksi nyata unit peremuk ton/jam × jam kerja
= 82,29 ton/jam × 2,78 jam/hari
= 228,77 ton/hari
Produksi nyata cone crusher sebesar 6.405,56 ton/bulan atau 8,76 % dari
produksi terpasang .
Tabel 4.2 Produksi crushing plant
No Kriteria Produksi Jaw Crusher % Cone Crusher %
1 Kapasitas tepasang 63.000 100 73.080 100
2 Target produksi 30.000 50 30.000 50
3 Produksi maksimal 34.733,16 55,13 20.737,08 28,37
4 Produksi nyata 10.728,69 17,02 6.405,56 8,76
Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan produksi nyata pada saat ini masih jauh
dari target produksi, dimana produksi maksimal jaw crusher dapat mencapai
34.733,16 ton/bulan dan cone crusher sebesar 20.737,08 ton/bulan, oleh sebab itu
perlu dilakukan perbaikan agar target produksi dapat tercapai.
4.3.4 Rekomendasi Produksi Crushing Plant
4.3.4.1 Perbaikan Waktu Kerja Efektif
Berdasarkan perhitungan efisiensi waktu kerja rata-rata per hari sebesar
30,87 %, menunjukkan bahwa kondisi kerja dan kondisi manajemen kerja sesuai
tabulasi adalah buruk, sehingga diperlukan usaha peningkatan dalam pemanfaatan
waktu kerja efektif. Langkah–langkah yang diambil dalam peningkatan jam
kerja efektif diantaranya sebagai berikut :
1. Menghilangkan hambatan yang dapat dihindari antara lain :
a. Terlambat awal kerja yang terdiri dari awal masuk kerja dan awal kerja
setelah istirahat sebesar 14,16 menit/hari.
47
b. Mengakhiri kerja lebih awal yang terdiri dari mengakhiri kerja untuk
istirahat dan mengakhiri kerja setelah habis jam kerja sebesar 7,3
menit/hari.
c. Waktu tunda akibat kurangnya pasokan bahan baku dengan cara
meningkatkan produktivitas kegiatan peledakan dan pengangkutan sebesar
210,22 menit/hari.
d. Meminimalisir hambatan yang tidak dapat dihindari dengan cara
melakukan perawatan dan pergantian komponen peralatan crushing plant
secara berkala.
Tabel 4.3 Usaha peningkatan jam kerja efektif per hari
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
Kategori hambatan
(menit) (menit)
Hambatan yang dapat dihindari
- Terlambat awal kerja 231,72 0
- Mengakhiri kerja lebih awal
- Kurangnya bahan baku
Hambatan yang tidak dapat
116,44 116,44
dihindari
Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa untuk meningkatkan jam kerja efektif
dapat dilakukan perbaikan pada hambatan yang dapat dihindari seperti, terlambat
awal kerja, mengakhiri kerja lebih awal, dan mengatasi kurangnya bahan baku.
Dapat dilihat waktu sebelum perbaikan adalah 231,72 dan setelah perbaikan
menjadi 0.
Dengan usaha peningkatan jam kerja efektif, maka waktu produksi efektif
sebagai berikut :
We = 9 jam – 1,94 jam
= 7,06 jam/hari
Rata-rata waktu produksi efektif per hari adalah 7,06 jam. Waktu produksi
efektif yang diperoleh digunakan untuk menghitung efisiensi kerja sebagai
berikut :
48
we
E= x 100 %
wt
7,06
E= x 100 %
9
E = 78,44 %
Berdasarkan usaha peningkatan jam kerja efektif pada unit crushing plant
dapat diperkirakan jumlah produksi sebesar :
Q = produksi nyata unit peremuk ton/jam × jam kerja efektif
= 137,83 ton/jam × 7,06 jam/hari
= 973,08 ton/hari
= 27.246,24 ton/bulan
Produksi
30,000.00
25,000.00
20,000.00
5,000.00
0.00
sebelum perbaikan upaya perbaikan