Kitab Barencong
Kitab Barencong
Sekarang kita teruskan pula kepada pelajaran yang kita tuju,yaitu Ma’rifatullah,artinya
MENGENAL ALLAH AZZA WAZALLA.Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,kenalilah DIRI.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah s.a.w : MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD AROFA
ROBBAHU,artinya :Barang siapa mengenal akan dirinya,niscaya mengenal akan tuhannya.
Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri,perjalanan itu dimulai dari dalam terus
kedalam,akhirnya serta alam dengan keindahannya dan dengan keganjilannya,hanyalah
sebagai saksi pencari diri.
Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,maka kenallah diri,sebelum kita mengenal diri lebih
dahulu,kenallah Adam lebih dahulu,dan sebelum kenal kepada Adam kenallah
MUHAMMAD lebih dahulu.Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan mengenal
akan tuhan Allah Azza Wazalla.
Baiklah kita mulai dengan ayat yang berbunyi : INNALAHA KHOLAQO QOBLAL ASIA
INNURI NABIYUKA. Bahwasanya Allah Talala menjadikan dahulu daripada segala asia itu
ilah NUR NABIMU. Diriwayatkan oleh ZABIR beliau pernah juga bertanya kepada Nabiallah
s.a.w. ; yaitu dijawab oleh Nabi AWWALUMA KHOLAQOL LAHU TAALA NURI
NABIYIKA,YA ZABIR. Mula mula dijakan AllahTa’ala daripada segala asia itu ialah : NUR
NABIMU ya ZABIR.
Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada segala asia itu,dan lagi dijadikan ia
daripda Zatnya jua,tetapi sebelum tuhan menjadikan NUR MUHAMMAD,Tuhan telah
mengatakan dalam kitabnya Al’quranul qarim yang berbunyi : artinya : Pertama kujadikan
ILMU sebelum kujadikan NUR MUHAMMAD. Maka nyatalahkepada kita bahwa : NUR
MUHAMMAD.
Maka nyatalah kepada kita bahwa NUR MUHAMMAD itu jadi daripada ILMUnya dan
daripada KUDRAT DAN IRADATNYA jua,seperti kata Syeh ABDUL WAHAB SYAHRANI :
INNALAHA KHOLAQOR RUHUN NABIYI MUHAMMADIN MINZATIHI,WAKNOLAQOR
RUHUL ALIMU MINNURI MUHAMMAD S.A.W. Bahwasanya Allah Ta’ala menjadikan Roh
nabi itu daripada Zatnya jua, dan daripda ilmunya jua, dan serta qudrat dan iradatnya. Dan
menjadikan Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD s.a.w Maka nyatalah
kepada kita bahwa Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD jua.
Dan segala batang tubuh kita ini nyata daripada Adam,tetapi Nabi Adam itu dijadikan
daripada tanah,seperti firman Allah Ta’ala dalam AL qur’an : KHOLAQOL INSANA MINTIN
artinya : Aku jadikan Insan Adam itu daripada tanah dan tanah itu jadi daripada Air, dan Air
itu jadi daripada NUR MUHAMMAD s.a.w. jua. Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh kita
dan batang tubuh kita ini jadi daripada NUR MUHAMMAD; maka wajarlah kita ini bernama
MUHAMMAD. Dan nyatalah bahwa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini daripada Nur
Muhammad. Maka kita ini tiada lain dan tiada bukan,pada Hakikatnya Nur Muhammad jua.
Dan kalau telah jelas dalam hati marifatakan hakikat Nur Muhammad itu, maka hendaklah
engkau mesrakan Nur Muhammad itu kepada Roh dan kepada batang tubuhmu dan
kepada seluruh kainat. Kalau sudah benar-benar mesra,insya allah engkau akan melihat
keelokan zat yang wajibal wujud.
Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang mengenal diri,yaitu sekalian
nanti bab yang akan datang kita perdalam lagi menurut yang semestinya.
Dan Syeh ABDUL RA’UF berkata : yang sebenar-benar diri itu ialah nyawa. Yang sebenar-
benarnya nyawa itu ialah Nur Muhammad. Dan yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu
ialah sifat. Yang sebenar-benarnya sifat itu ialah zat. Tetapi disini bukan zat hayun,tapi zat
hayat.
Dan lagi kata aribillah : Bermula yang sebenar-benarnya diri itu ialah Roh,tatkala ia nasab
sekalian tubuh,nyawa namanya. Tatkala keluar masuk nafas namanya. Tatkala ia
berkehendak hati namanya. Tatkala ia ingin akan sesuatu nafsu namanya. Tatkala ia
memilih akan sesuatu ihtiar namanya. Taktkala ia dapat memperbuat akan sesuatu akal
namanya. Dan tatkala ia yakin akan sesuatu iman namanya.
Jadi pohon akal itu adalah ilmu. Inilah yang disebut yang se-benar benar diri. Tetapi
janganlah terhenti kepada roh itu saja, teruskanlah kepada yang hak. (kepada Allah Ta’ala).
Dan firman Allah Ta’ala dalam Al qur’an :
ANA MINNURILAH WAL ALIMU MINNUR,artinya : Dari pada cahaya Allah,dan sekalian
Ilmu daripada cahayaKu. Tetapi Nur disini bukan lah menurut pahaman umum yang berlaku
ia bukan zat,bukan benda dan bukan materi,tetapi diatas segala-galanya. Insya Allah kita
akan bertemu juga dengan NUR cerlang cemerlang itu. Sekarang kita teruskan kepada
firman Allah : KHOLAQTUKA LIADJLI WA KHOLAQTUL ASNI LIADJLIKA, artinya : Aku
jadikan engkau karenaku ya Muhammad dan Aku jadikan sekalian alam itu karenamu ya
Muhammad. Jadi dengan adanya ini tadi, maka nyatalah kepada kita bahwa Nur
Muhammad itu jadi daripada Nur Allah Jua,atau yg lazim disebut NUR ZAT atau NUR ILAHI
ROBBI. Maka kalau demikan adanya,wajarlah kita ini dengan Zat Allah Ta’ala,sebab Zat
itulah bermula segala ujud. Tidak ada yang ujud, hanyalah Allah dan perbuatan Allah.
Maka adalagi sebuah hadis qudsyi berbunyi : AL INSANU SIRRI WAANA SIRRAHU.
Artinya : insan itu rahasiaKu,dan Akupun rahasianya. Dan lagi firman yang berbunyi : AL
INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH, artinya : insan itu
rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,dan sifat itu tiada lain daripada aku jua. Jadi yang sebenar-
benarnya insan itu manusia, yang sebenar-benarnya manusia itu ialah Af’al Allah. Yang
sebenar-benarnya Af’al Allah itu ialah Sifat Allah. Yang sebenar-benarnya Sifat Allah itu
ialah Zat Allah. Karena zat dan sifat itu tiada menerima tunggal; dan Zat dan Sifat itu tiada
sekutu dan tiada pula bercerai. Dan barang siapa menyekutukan Zat dan Sifat, atau
menceraikannya, maka tersebut dihukumkan SYIRIK KHAFI.
Orang yang mmenceraikan itu berdosa. Orang yang syirik itu syirik zali hidupnya penuh
dosa yang tiada maaf baginya. Karena orang yang seperti itu ia merasa bahwa dirinya yang
ada. Sabda Rasulullah s.a.w. didalam Al hadist : yang berbunyi UJUDUKA ZAMBUN
QIAASALAHU LIGOIRIH. Artinya : Syirik Khafi itu adalah dosa besar. Jadi selama ujud
Adam masih melekat dalam dirimu,niscaya tiada sampai semua ibadatmu walau setinggi
langit. Jadi untuk melepaskan syirik khafi itu keluarlah engkau dari diri engkau. Disini kita
bicarakan sedikit tentang diri kita yang sebenar-benarnya.
Adapun diri kita ini ada tiga bagian :
Pertama ialah diri yang sebenarnya (rahasia)
Kedua ialah diri terperi (Muhammad)
Ketiga ialah diri terdiri (adam).
Jadi yang pertama tadi ialah kembali kepada yang hak. Kedua ialah kembali kepada rasa
Muhammad. Ketiga ialah yang betah tinggal kepada rasa adam semula. Jadi dosa besar
yang tiada ampunan : kecuali kembali kepada yang sebenarnya. Insya Allah kita uraikan
panjang lebar dan lebih mendalam lagi dalam pelajaran yang akan datang.
MENGENAL DIRI
Sabda Rasulullah s.a.w. : MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA RABBAHU.
Artinya: Barang siapa mengenal dirinya,niscaya mengenal akan Tuhannya. Jadi sebelum
mengenal Tuhan, kenallah diri. Perjalanan itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri, dari
dalam terus kedalam, akhirnya serba alam dan keindahannya dan dengan keganjilannya :
hanyalah sebagai pencari diri.
Alam ini penuh dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi. Rahasia itu tertutup oleh
dinding-dinding, dinding- dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri, atau yang disebut nafsu
kita sendiri, atau disebut pula nafsu saiton, atau dengan kata lain ialah : nafsu lawammah
atau nafsu sawiyah atau nafsu yang batal/agiar. Dinding-dinding itu mungkin tersimbah dan
terbuka, asal kita sudi menempuh jalannya, jalannya ialah : jalan yang ditempuh oleh orang
arif, dan mau mengurangi sedikit dari hawa nafsu kebendaan. Dan sanggup menyisihkan
segala halangan dan rintangan yang hendak menggagalkan niat kita yang baik itu. Jadi
yang hendak kita kenal ini bukanlah diri yang kasar ini. Tetapi diri yang bersifat ketuhanan.
Diri kita ini ada dua unsur : pertama unsure jasad atau badan kasar. Kedua unsur Ruh atau
badan latif. Ruh itu erat sekali pertaliannya dengan Tuhan. Memang sudah hamba katakan
dahulu bahwa RUH itu adalah suatu Rahasia yang amat pelit sekali.
Jadi yang sebenar –benar Ruh itu Nur Muhammad.
Jadi yang sebenar-benar Nur Muhammad itu Sifat. Sebenar-benar sifat itu ialah Zat. Jadi
Zat itu Zat Hayat,bukan Zat Hayun. Jadi Allah adalah nama Zat, dan Muhammad nama
Sifat. Zat dan Sifat itu tiada bersatu dan tiada bercerai.
Sekarang marilah kita teruskan untuk mengenal diri dan mengenal Tuhan Allah
Azzawazalla.
WANAN KAANAFI HAJIHI AMA FAHUWA FIL AKHIRATIA’MA WA ‘ADHOLLU SABBILA,
artinya : Barang siapa buta dalam dunia ini, niscaya buta juga di akhirat sesat di jalan.
Seratus dua puluh empat ribu nabi-nabi dit=utus Tuhan kedalam dunia ini, adalah untuk
mengajar dan memimpin umat manusia, untuk cara-cara membersihkan bathin atau qalbu,
supaya dapat ma’rifat dan mengenal Allah. Tujuan utama ialah : agar memperoleh
kebahagiaan jiwa, dan ketenangan bathin. Karena yang sebenar-benar Kaya itu ialah
kebahagiaan jiwa dan kebersihan hati.
Inilah tujuanutama bagi alat jiwa manusia ini. Inti daripada selaga kebahagiaan itu ialah :
Ma’rifatullah. Jadi siapa yang sudah Ma’rifat itulah sorga dunia dan sorga akhirat nanti. Dan
siapa belum/masih terdinding itulah neraka dunia dan neraka akhirat nanti.
Jadi barang siap tidak ada hasrat memiliki ilmu ini maka samalah ia makan nasi bercampur
pasir.
Ma’rifat itu adalah suatu amanah dari tuhan yang wajib kita tuntut dan kita tuju.
PERINTIS JALAN YANG PERTAMA
Pengantar dan Perintis yang pertama dalam ilmu bathin, atau ilmu hakikat/ilmu tasawuf
adalah RASULULLAH sendiri. Kemudian dijadikan suatu pelajaran, dan ilmu tersendiri oleh
Syaidina ALI KARAMMULLAHUWAJHAH, kemudian dilanjutkan oleh HASAN BASRI
anaknya. Hairoh yang menjadi pembantu peribadi Ummu Salamah yaitu ketika HASAN
BASRI masih kecil ilmu ini sudah mulai melimpah kepada beliau, karena dekatnya kepada
Rasulullah s.a.w.
Kemudian Ahli kebatinan yang pertama sekali ialah : ABU HASYIM AL KUFI, beliau berasal
dari koufah yang meninggal pada tahun 150 atau tahun 761 M. Adapun sumber ilmu
tasawuf itu adalah dari AL QUR’AN dan AL HADITS. Dan menuntut ilmu ini adalah
hukumnya Fardhu ain. Maka barang siapa tidak peroleh ilmu ini ditakuti mati dalam
kekafiran.
MA’RIFATULLAH.
SEBELUM MENGENAL TUHAN,KENALLAH DIRI.
MENGENAL DIRI :
Diri itu ada dua unsur.
1. Diri jahir berupa jasad.
2. Diri bathin berupa Ruh.
Dan diri itu dapat pula dibagi atas 3 unsur.
1. Diri yang Hak. (diri yang sebenarnya)
2. Diri terperi. (Muhammad)
3. Diri terdiri. (Adam).
Dan Ruh itu ada tiga Martabat.
1. Ruh idhofi (nafas yang keluar masuk)
2. Ruh mukayyat (yang mengedari/yang ergerak keseluruh tubh)
3. Ruh mutlak (yang tetap pada tempatnya)
Dan Zat itu ada tiga Asma.
1. ZAT illahiyah
2. ZAT masbiyah
3. ZAT addahiyah.
Dan diri jahir ada dua unsure bahagi pula.
1. Jasad yang mengandung Ruh.
2. Ruh yang mengandung Jasad.
Dan diri kita ini mengandung dua aspek.
1. Diri yang bersifat ketuhanan (lahud)
2. Diri yang mengandung kehambaan (nasud)
Dan dalam diri kita ini mengandung tiga Rahasia.
1. Rasa yang Hak (rasa tuhan)
2. Rasa Muhammad (Nur Muhammad)
3. Rasa Adam (rasa yang tercela).
Dan didalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang tersembunyi : disitu ada mahligai.
Didalam mahligai itu ada alat yang halus , ada yang kasar. Kesemuanya itu adalah berupa
amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan kepada hambanya. Amanah itu ialah suatu titipan
Ruh dan itulah yang wajib kita pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang
sanggup mengenal Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan sebagai khalifah didalam
bumi ini. Apakah alat yang halus dan kasar itu tadi?
Sekarang marilah kita uraikan satu persatunya.
Adapun diri kita ini ada dua unsur/macam.
Pertama diri jahir berupa jasad. Batang tubuh dengan kelengkapannya seperti ;
kaki,tangan,mata hidung,mulut telinga,dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada Ruh,hati,akal
dan nafsu. Yang kesemuanya itu tergolong alam yang disebut alam sagir (alam kecil).Yang
kesemuanya itu terjadi dari unsur2 api,angin,air dan tanah/bumi. Inilah yang disebut
laksana kuda tunggangan yang menjadialat nbagi hakikat Roh itulah sebagai
penunggangnya.
Kedua diri bathin yang berujud qalbu atau Ruh. Bukannya ber-ujud benda dalam tubuh, dan
dia tidak akan binasa untuk selamanya. Dialah yang sanggup memerintah jasad, dialah
yang mampu mengenal Allah. Dialah Raja kuasa. Ruh itu raja kuasa dan sanggup
mengenal Allah. Apakah sebabnya dikatakan raja kuasa? Sebabnya ialah kerena ruh ituu
adalah yang menjadi tempat majhor kenyataan terang benderangnya sifat-sifat Allah. Ruh
Muhammad itulah/adalah dari NUR menyata. Itulah yang dikatakan cahaya yang cerlang
cemerlang yang tiada harapan : Tuhan bertajali kepadanya. Sedabg sifat sifat Allah itu ada
pada ZATnya. Maka apabila kita mendakwa kepada Ruh, maka haruslah ditembuskan
pandangan kita kepada Sifat dan Zat Allah.supaya tidak terdinding lagi kepada Allah.
Kalau kita terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita teruskan kepada Allah, maka kita
terdinding kepada Allah. Kalau masih betah berdiam kepada Muhammad, ber-arti belum
kembali atau belum pulang landas kepangkalannya. Kalau sudah pernah tinggal landas
inilah yang dikatakan orang yang bergembira setiap saat. Sedangkan Rasulullah sendiri
sebagai asal usul segala kejadian,toh beliau pulang kembali kepangkalannya,apalagi kita
ini.
RUMUS/ MUTIFATOR
1. Hidup tubuh karena nyawa,hidup nyawa karena Allah.
2. Tahu hati karena tahu Ruh, tahu Ruh karena Allah.
3. Kuasa anggota tubuh karena Ruh, kuasa Ruh karena kuasa Allah.
4. Berkehendak puad kerena berkehendak Ruh, berkehendak Ruh karena berkehendak
Allah.
5. Mengdengar telinga karena mendengar Ruh, mendengar Ruh karena mendengar Allah.
6. Melihat mata karena melihat Ruh, melihat Ruh karena melihat Allah.
7. Berkata mulut karena berkata Ruh, berkata Ruh karena berkata Allah.
Maka kita rumuskan pula tentang diri bathin itu sebagai berikut dibawah ini :
1. Wujud bathin,hakikatnya adalah wujud Allah.kepada kita jadi Rahasia. Maksudnya
tentang Zat Tuhan itu tidak dapat dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan
oleh sinar hati. Inilah yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana
sirrohu. Artinya : insane itu rahasiaku , dan akupun rahasianya.
2. Ilmu bathin, hakikatnya adalah sifat Allah, yang kepada kita menjadi nyawa/Ruh. Dan ruh
itulah tempat majhor sifat-sifat Allah. Hingga dia kuasa memerintahkan jasad dan lain2nya.
3. Nur bathin, hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya hati itu
adalah tempat majhor daripada Asma Allah.
4. Syuhud bathin, hakikatnya adalah Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang tubuh.
Maksunya batang tubuh kita ini adalah tempat majhor dan tempat nyata perbuatan Allah.
Jalannya adalah bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan ole manusia. Tapi pada
hakikatnya dan pada bathinnya adalah semata-mata perbuatan Allah.
Maka hal itu dinamakan penyaksian Bathin. Karena amal usaha jahir itulah yang
membuktikan perbuatan bathin. Itulah yang member bekas, kerena terjadi dari sifat bathin,
yang tidak bias lepas dari ujudnya : yakni Zatnya yang maha kuasa. Demikianlah yang
dinamakan tauhidul Zat, tauhidul Sifat, tuahidul Asma, tauhidul Af’al. maka melihat sesuatu
apa saja perbuatan Allah.
Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud lahir dan sifat lahir,dikala itu tidak
ada yang ada kecuali bathin. Maka sekaran bathinlah yang melihat bathin/melihat gerakan
Zat. Dari itu maka jelaslah sekarang kepada kita bahwa yang memandang ia yang
memandang. Dan kalau sudah mantap pandangan ini, dengan sendirinya naiklah ke
makam baqabillah. Karena pada makam ini seperti ucapan ahli tasawuf, BAQA itu ialah
daripada Allah, dan dengan Allah.
Cara pandangan itu ada dua macam,pertama :
SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH artinya : memandang yang satu kepada yang banyak.
Dimana pokok pandangan dimulai dari syuhud bathin, naik kepada Nur bathin, dan kepada
ilmu bathin. Dan akhirnya sampai kepada ujud bathin.
Pandangan kedua ialah : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH, Artinya : memandang
banyak kepada yang satu. Pandangan ini dimulai pada pangkal pertama yakni ujud bathin
yang hakikatnya Zat semata-mata dan Zat yang satu itulah yang menerbitkan ilmu bathin ;
yakni Sifat. Dan juga Nur bathin yakni Asma. Bahkan syuhud bathin yakni Af’al. maka
apabila yang banyak itu berasal dari yang satu :akhirnya akan kembali juga kepada yang
satu. Dan apabila sekarang kita sudah kembalikan,maka tidak ada lagi ujud kecuali Allah
semata. Tamsil, cahaya terang itu adalah permulaan dari sinar matahari,yang disebut
siang. Sebelum itu didapat, lebih dahulu yang dipandang itu adalah cahayanya yang terang
tersebut. Kemudian baru sinar yang menerangi itu, sinar itu menyatakan cahaya matahari.
Meskipun tidak tampak, karena sinar itu tidak lepas dari matahari. Bahkan cahaya terang itu
juga menyatakan adanya matahari, karena datang dari sinar yang ada pada matahari
tersebut.
Maka apabila sudah lenyap dan fana segala yang lain daripada Allah Ta’ala dan sudah
lenyap segala sifat-sifat kejadian,yakni majhor kenyataan,maka akan tercapailah makam
baqa ; yang disebut juga makam tajali atau Nampak, makam Zuhur atau nyata; yang
menghasilkan pandangan :
MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH MA’AH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, yang
Nampak bagiku Allah besertanya.
MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH QABLAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali
yang Nampak bagiku Allah sebelumnya.
MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH BA’DAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, yang
Nampak bagiku Allah sesudahnya.
MA RAYTU SYAI’A ILLA WAROITULLAH FI’IH Artinya : tidak aku lihat sesuatu, kecuali
yang Nampak bagiku Allah dalamnya.
Demikianlah makam yang dicari setelah melewati fana dan fana ul fana.
Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli tasawuf ialah : lenyapnya perasaan hamba
dari nafsu basyariah,yakni segala sifat-sifat ke-ia-an dan ke akuan dari kemanusiaan,sudah
takluk pada tuhannya, maka jadilah ia baqa dengan Allah Ta’ala.
Pertanyaan yang kedua adalah tentang diri.
Kapankah datangnya dan kapan pula kembalinya? Jawabnya ialah : bahwa diri bathin itu
datang kedunia ini adalah setelah adanya jasad,sesuai dengan firman Allah : yang artinya ;
kemudian kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh kepadanya.
Dan pertanyaan yang ketiga dan yang ke-empat ialah :
Darimana diri itu datangnya den kemana pula kembalinya, serta apa maksud datang
kedunia ini?
Jawabnya ialah : datangnya dari Allah dan kembalinya kepada Allah,adapun maksud
datang kedunia ini adalah dengan jasad sebagai alatnya.
Karena sudah dijelaskan fasal yang lewat : yaitu laksana kuda tungganganya dengan
penunggangnya. Kuda ditamsilkan sebagai jasad. Dan Roh sebagai penunggangnya. Pada
fasal yang lalu sudah kita jelaskan bahwa perjalanan salik dalam mencari dan mengenal
Zat Allah itu adalah dimulai dari bawah hingga kepada keatas atau yang disebut TARRAQI :
misalnya dimulai dari tauhidul asma, tauhidul sifat, tauhidul af’al dan tauhidul Zat sampai
kepada LA’MAUJUDA BIHAQQIN ILLALLAH, artinya : Tidak ada yang ada kecuali dia jua
yang ada.
Sekarang kita mengambil dalil dari pada kaum sufi yaitu sudah dimufakati ber-sama bahwa
: segala sesuatu selain Allah pada hakikatnya tidak ada,dengan kata lain semua itu tidak
dapat dikatakan ada, sebagai adanya tuhan.
Disini hamba katakan bahwa semua itu Allah dan Allah itu semuanya. Ujud alam ain ujud
Allah dan Ujud Allah ain ujud alam. Allah itulah hakikat Alam : maka wajarlah kita ini dengan
Zat Allah atau Ujud Allah (rahasia Allah).
Berkata ABU HASSAN AS SYAZALI r.a Bahwa ; melihat Allah itu dengan penglihatan iman
dan yakin, ini lebih kaya daripada melihat dalil-dalil. Lebih baik kita katakana bahwa; kita
tidak akan melihat alam, dan andaikata ada juga, maka penglihatan itu atau penglihatan
aribillah itu tak ubahnya laksana melihat debu terbang diangkasa yang pada penglihatan
ada, tapi/namun dicari tak ada,artinya : tak dapat menangkapnya. Itulah perjalanan aribillah
atau wali Allah ; yang telah sampai kepda makam fana dan makam baqa.
FANA TERBAGI ATAS TIGA BAGIAN.
1. Fana pada Af’al (perbuatan), sampai merasakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun
didalam ala mini.selain dari perbuatan Allah Ta’ala.
2. Fana pada Sifat, hingga sampai menyakinkan bahwa tidak ada yang hidup kecuali Allah.
Apabila dikatakan tidak ada yang hidup pada hakikatnya kecuali Allah ; berate juga tidak
ada yang kuasa, yang berkehendak, yang ber-ilmu, yang mendengar, yang melihat, dan
yang berkata-kata, kecuali Allah semata-mata.
3. Fana pada Zat ialah ; hilang ujud yang lahir ini dan alam seluruhnya dan pandangan ;
kecuali Allah.
Jadi barang siapa yang melihat mahluk tidak punya perbuatan pada mereka, maka
sesungguhnya ia menang. Dan barang siapa yang melihat mahluk yang tidak ada hidup
pada mereka, maka derajatnya telah naik. Barang siapa melihat mahluk tidak ada pada
hakikatnya, maka ia telah sampai kepada titik yang dituju, yaitu titik puncak ilmu dan
ma’rifat. Apabila kita sudah menjalani yang tiga perkara ini, maka itulah makam fana
namanya, dan selanjutnya naik kemakam baqa, makam baqa itu ialah : HU ITU ALLAH
TA’ALA. Sedang makam fana kesimpulannya kepada : LAMAUJUDA BIHAQQIN
ILLALLAH. Tidak ada yang maujud, kecuali Allah Ta’ala.
Demikianlah apa yang dapat hamba sampaikan, kalau sudah faham dan mengerti,kuburlah
ia. Jangan dibeberkan ditengah masyarakat umum/awam, nanti bisa membawa fitnah
besar. Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang meng-esakan Allah
Ta’ala pada segala perbuatan.
TAUHIDUL AF’AL.
MENGESAKAN ALLAH TA’ALA PADA PERBUATAN
Dalam pelajaran atau pengajian-pengajian kita yang terdahul sudah kita jelaskan/kita
sampaikan, titik tujuan pelajaran dan ilmu tasawuf adalah menuju jalan kembali kepada
Allah dan supaya liqo/ bertemu Allah, maka jalan bagi salik/ penuntut haruslah dimulai
dengan mempelajari dan mengamalkan tauhidul af’al, artinya : me-esakan Allah Ta’ala
pada segala perbuatan,yakni meninggalkan seluruh perbuatan yang ada pada makhluk ini
kepada Allah.maksudnya pandanganlah olehmu dengan syuhud hati dan dengan mata
mata kepala dengan itikad yang putus dan dengan haqqul yakin, bahwa segala perbuatan
dan gerakan yang ada terlihat dalam ala mini, baik yang datang dari diri kita sendiri maupun
yang datang dari semua mahluk yang ada dalam ala mini : baik perbuatan yang diridhoi
oleh syara maupun yang dilarang oleh syara ; adalah kesemuanya itu perbuatan Allah
Ta’ala.
Memang itu perbuatan Allah; maka kalau kita lihat pada lahirnya segala perbuatan itu
dilakukan oleh manusia/hamba dan segala hayawan dan lain-lain sebagainya. Tetapi
namun kita teliti dengan cermat dan dengan penuh keyakainan dan dengan tinjauan akal,
dengan seksama bahwasanya memang mahluk ini lemah, daif, hina tak punya daya upaya
sama sekali. Dan tidak punya sifat ta’sir dan sebagainya. Sedangkan segala pebuatan itu
tidak akan ada kalau sifat yang memperbuat itu tidak memiliki sifat-sifat tsb. Sifat-sifat ta’sir
itu ialah Qudrat, Iradat, ilmu, hayat sedang semua sifat-sifat itu ialah kepunyaan dan milik
Allah. Jadi segala perbuatan yang ada terlihat pada ala mini dan diri kita, itulah perbuatan
mazazi belaka,dan bukan hakiki. Itu adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah kepada
kita.
Allah menyandarkan perbuatannya kepada kita, adalah tanda kasih sayangnya, supaya kita
punya titik dan penempatan mengenal perbuatan Allah dan ZATnya. Disamping itu juga
merupakan coba dan ujian kepada kita ; apakah kita sanggup memandang perbuataan
Allah, atau menjadi orang buta dan sirik, mengakui/kekuatan dan perbuatan dia sendiri lahir
dan bathin/luar dan dalam.
Kenyataan dan kejahiran perbuatan Allah kepada hambanya ; inilah oleh kaum sufi disebut
usaha ihtiar hamba. Dan disinilah takluknya hokum syara’.
SYEH WAHAB SYAHRANI berkata ; beliau ada mendengar dari syaidina ALI AL HAWAS ia
berkata : Wajib bagi hamba meng’itiqadkan bahwa segala perbuatan dan usaha ikhtiar
hamba, sama sekali tidak member bekas dangan sekira-kira takwin dan atsar. Lebih jauh
beliau berkata, Allah menghendaki mengadakan suatu harakat atau yang disebut gerak
perbuata, maka tidak akan ada ujunya kecuali pada maddah atau tempat yang menerima
hokum yang dimaksud ; mustahil ada ujud gerak atau perbuatan tanpa ada maddah itu.
Maka yang dijadikan maddah atau tempat menjahirkan perbuatan Allah itu, adalah hamba
dan lain-lainnya. Itulah sebabnya dipandang ada segi lain, ada perbuatan hamba.
Sanagat banyak sekali penjelasan dalam Al qur’an dan hadits-hadits nabi yang memberikan
keterangan2 bahwa hamba atau mahluk ini sama sekali tidak punya perbuatan. Antara lain
menegaskan, WALLAHU KHOLAQOKUM WAMAA TA’MALUN artinya : Allah yang
menjadikan kamu dan segala perbuatan kamu. (surah as shaa ayat 96).
Dan lagi ayat yang berbunyi : WAMAA ROMAITA IZROMAITA WALAKINNALAHA
HAROMA Artinya ; Hai Muhammad bukanlah engkau yang melempar dikala engakau
melempar, tapi Allah lah yang melempar dikala engkau melempar. ( surah anfaal 17 ).
Jadi untuk kemantapan pandangan kita,kita harus selalu melatih diri dengan tidak bosan-
bosannya mensyuhud perbuatan Allah Ta’ala Azzawazalla.kita hendak lah dalam hidup ini
tidak hanya melihat yang tersurat saja,tetapi juga yang tersirat. Dengan basyirah hati kita
ini, biar saja mata melihat perbuatan alam,namun dalam hati melihat perbuatan Allah.
Biar saja telinga mendengar alam, namun hati kepada Allah. Biar saja mulut mengatakan
perbuatan si A si B dan si C, namun hati tetap tercurah kepada Allah. Boleh saja buat misal
sekedar untuk mendekatkan kepada Allah (kepada faham). Bahwa alam AKUAN yang kita
lihat ini dengan bermacam-macam corak dan ragam, hendaknya tak ubahnya laksana kita
melihat bayang2 yang man hati kita akan tertuju kepada yang punya bayang2 itu. Tidak
mungkin bergerak bayang bayang, tanpa bergerak yang punya bayang2. Jadi
kesimpulannya adalah : tiada yang hidup, tiada yang tahu, tiada yang kuasa, tiada yang
berkehendak dan tiada yang berkata-kata pada hakikatnya melainkan Allah Ta’ala.
Adapun zahir sifat ini kepada mahluk adalah tempat memandang sifat2 Tuhan yang zahir
pada mahluk, yakni bayang2 sifat tuhan kepada hamba. Seperti ujud kita adalah bayang2
ujud Allah Ta’ala. Mustahil ujud bayang2 dengan tiada ujud yang mempunyai/empunya
bayang2. Dan mustahil pula bergerak bayang2 dangan tiada bergerak yang empunya
bayang2. Bermula misal ini karena untuk menghampirkan faham jua adanya.
Jadi untuk kemantapan pandangan ini bahwa mahluk ini tiada mempunyai perbuatan
barang perbuatan, hanya saja perbuatan yang ada dalam ala mini perbuatan,hanya saja
perbuatan Tuhan Allah semata-mata. Dan jika engkau sangka ada perbuatan lainnya
daripadanya, walaupun sebesar zarroh, maka sirik lah engkau,artinya : mensekutukan
Tuhan dengan lainnya,(syirik khafi).
Demikianlah orang yang hendak me-esakan Allah Ta’ala pada Af’al atau perbuatan,
tanamkanlah keyakinan kita itu kedalam lubuk jiwa yang sangat mendalam. ,sekira2/tidak
bergeser walau sebesar zarrohpun, kalau sudah mantap pandangan akan Af’al Allah Ta’ala
maka manunggallah perbuatanmu (manunggal dalam rahasia) dengan Af’al-Nya.
TAUHIDUL ASMA
ME-ESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ASMA
Maksud dan tujuan meesakan Allah Ta’ala pada nama : yaitu yang sebenarnya ialah untuk
mengenal Zat Allah,sehingga manakala kita memandang,mendengar,atau melihat nama
apapun jua pada mahluk ini,maka tercurahlah pandangan basyirah kita dan perhatian kita
kepada Allah s.w.t. Adapun pengertiaan meesakan sama itu ialah
menyatukan,meninggalkan,dan mengembalikan seluruh nama-nama atau nama-nama yang
ada pada mahluk ini,kepada nama dan Zat Allah Ta’ala. Baik nama-nama yang menurut
hikmah dan manfa’at daripada benda ala mini ataupun nama-nama menurut perbuatan
mahluk ini,yang disebut dengan nama perbuatan atau asmaul af’al. Sekira-kira dalam
pandangan basyirah hati kita tidak ada yang bernama kecuali Allah. Jadi nama-nama ini
tidak terbatas kepada asmaul husna saja,tetapi lebih luas dan lebih mendalam sekali atau
tak dapat dihinggakan. Bermula kalfiat meesakan Allah Ta’ala pada asma itu,yaitu kita
pandang dengan mata kepala dan dengan mata hati kita pada asma Tuhan semata. Atau
harus dikembalikan kepada Allah Ta’ala dengan dalil-dalil dan alasan sebagai berikut :
1. Karena af’al mahluk adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah. Maka begitu juga
asma mahluk adalah majhor asma Allah yang tujuannya adalah untuk mengenal Allah.
2. Tiap-tiap nama menuntut ujud musama,yakni tiap-tiap nama tidak pisah dengan zat yang
empunya nama. Sedangkan kalau diperiksa dengan teliti dan dipandang dengan
pandangan ma’rifat,maka tidak ada yang maujud pada hakikatnya kecuali Zat Allah Ta’ala.
3. Allah berfirman : WALILLAHIL ASMA UL HUSNA FAD’UHU BINAA. Artinya : Bagi Allah
ada nama yang baik-baik ,maka beroleh kamu dengan DIA.
4. Sabda Rasulullah S.A.W : INNAMA TAD’UUMA MAN HUWA SAMI’UN
BASYIRUN,MUTAKALLIMUN, WA HUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM. Artinya : hanya
saja kamu berdoa kepada Tuhan yang maha mendngar lagi maha melihat,dan yang
berkata-kata dan DIA selalu beserta kamu dimana saja kamu berada.
Adapun cara kita mamusahadakan pandangan ini ialah dengan dua cara yaitu :
SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH. Artinya :
Pandang yang banyak pada yang satu. Dan pandang yang satu pada yang banyak. Disni
hamba simpulkan saja bahwa : Seluruh ASMA ini dari Allah dan kembali kepada Allah. Jadi
pada hakikatnya nama-nama yang ada pada mahluk ini nyata adalah : nama-nama Tuhan
Allah.
Maka dari itu wahai sekalian penuntut,mantapkan lah pandanganmu dalam segala
perkara,supaya ia tetap bagimu. Kalau sudah mantap pandanganmu, maka engkau yang
bernama halifah Tuhan dalam dunia fana ini. Sekarang baiklah kita teruskan tentang
meesakan sifat Allah Ta’ala. Tetapi sebelum kita membicarakan tentang meesakan sifat
Allah Ta’ala : maka baiklah anda sekalian hamba bawa kepada membicarakan tentang ayat
Alqur’an yang berbunyi : FA’ILUN ILALLAH, Artinya SEMUA KERJA DARI ALLAH. Maka
yakinlah kita sekarang ini tak da yang perlu kita ragukan lagi. Karena sysk dan ragu itu
adalah musuh kemerdekaan akal. Demikianlah penjelasan hamba mengenai tauhidul asma.
Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang me-esakan Allah Ta’ala
pada sifat,artinya : seluruh sifat-sifat yang ada dalam alam ini,siempunya kepada sifat
Hayat.
TAUHIDUS SIFAT
MEESAKAN ALLAH TA’ALA PADA SEGALA SIFAT
Maksudnya meesakan Allah Ta’ala pada segala sifat ialah : megembalikan, meninggalkan
seluruh sifat-sifat yang ada pada mahluk ini kedalam sifat-sifat Allah s.w.t. dengan
pengertian yaitu memfanakan sifat-sifat mahluk ini,kedalam sifat-sifat Allah Ta’ala sehingga
tercapailah pandangan,bahwa tidak ada yang bersifat kecuali Allah Ta’ala saja.
Adapun tujuannya adalah untuk ma’rifat kepada Allah,sedangkan sifat-sifat yang ada pada
mahluk ini adalah nyata sifat-sifat Allah Ta’ala. Dan sengaja Allah sahirkan sifat-sifatnya itu
kepada hambanya atau mahluknya, karena rahmatnya supaya mahluk itu sendiri
mempunyai tangga dan jembatan untuk mengenal sifat-sifat Allah. Dan bukan jadi dinding
dan hijab untuk melihat sifat-sifat Allah, Tuhan yang kita cari, kita cintai.
Adapun kaifiat dan cara memandang sifat Tuhan itu ialah :
Engkau pandang dengan hatimu dan dengan mata kepalamu dengan hakkul yakin dan
dengan itiqad yang putus, bahwasanya tidak ada yang bersifat dialam alam ini kecuali
Allah. Seperti : kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basyar dan kalam. Semuanya adalah sifat-
sifat Allah.
Jadi sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah sifat-sifat majaji belaka,bukan hakiki. Maka
daripada itu nyatalah kepada kita bahwa sifat-sifat yang ada pada kita sekarang ini adalah
nyata sifat-sifat Tuhan Allah semata. Kalau kita sudah mengembalikan sifat-sifat yang ada
pada kita itu kepada Allah, niscaya fanalah sifat-sifat kita itu kepada sifat-sifat Allah.
Sehingga tidak ada lagi yang bersifat,kecuali Allah. Jadi jelaslah sudah kepada kita bahwa :
kita ini tidak punya perbuatan,tidak punya nama dan tidak punya sifat kecuali Tuhan.
Sekarang tinggal lagi mengeesakan Allah Ta’ala pada Zatnya.
BEBERAPA PENJELASAN
Sebelum kita membicarakan tentang tauhidul Zat. Maka marilah kita jelaskan dahulu
tentang tauhidis sifat itu tadi. Didalam istilah ilmu tasauf ada beberapa perkataan yang
menyangkut masalah sifat itu tadi. Kata-kata itu seperti dibawah ini :
ZAIDUN MAAQAAMA, MANQALA, MANFAKA, MAAKUMA, LA’UDMA, QADIMUN, LA
HANA.
Maksudnya ialah : tentang dari sifat-sifat itu sebagai berikut :
Sifat-sifat Allah itu tidaklah berdiri kepada ZAT. ( tidak berdirinya seprti sifat hitam kepada
sesuatu benda ). Maksudnya tidak berpindah dari Zatnya, tidak terlepas daripada Zatnya.
Dan tidak tersembunyi dari Zatnya, bukan berarti tidak ada. Dia qadim karena qadimnya
zat,dan tidak akan binasa selamanya, jadi begitulah hakikat sifat-sifat Tuhan tidak pernah
berpindah kepada mahluknya. Ia seperti nafi isbat jua,tidak bercerai dan tidak bersatu,tetapi
memang satu dalam rahasia. Maka dari itu supaya hambanya dapat mengenal sifat-sifat
Tuhan. Ia zahirkan NUR dan benderangnya sifat-sifatnya itu kepada Roh kita, seperti sudah
kita jelaskan dahulu tadi.
Jadi kalau tahkik pandangan kita dengan cara demikian, niscaya fanalah sifat-sifat kita dan
mahluk sekaliannya kedalam sifat Allah. Maka dapatlah kita rasakan bahwa : tidak
mendengar kita, tidak melihat kita, tidak berkata-kata kita, tidak tahu kita, melainkan dengan
pendengaran Allah, dengan penglihatan Allah, dengan kalam Allah, dengan tahunya Allah.
Dan tidak hidup kita ini,melainkan hayatullah zat, hingga yang lainya daripada sifat-sifat
Allah s.w.t. semata-mata. Demikianlah penjelasan hamba. Baiklah kita teruskan kepada
mengeesakan Allah Ta’ala pada ZAT,agar supaya para penuntut menjadi maklum adanya.
TAUHIDUL ZAT
ME-ESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ZAT
Meesakan Allah Ta’ala pada zat adalah jalan yang terakhir dari perjalan seorang salik.
Disnilah titik terahir bagi arifibillah untuk menuju Allah dan disini perhentian perjalanan
kaum sufi dan para wali-wali.
Dan disinilah batasnya mi’rojnya orang-orang mukmin sejati. Apabila sudah mencapai
kepada makam tauhidul zat itu,maka diperolehnya kelezatan dan kenikmatan yang tiada
taranya.
Hanya dengan itulah yang dapat memuaskan dahaga jiwanya : menenangkan
qalbunya,nikmat-nikmat yang tak dapat diperoleh orang lainnya. Inilah puncak rasa
menikmati ridhonya : puncak kebahagiaan yang kekal dan abadi sepanjang masa. Bermula
kaifiat atau cara meesakan Allah Ta’ala pada zatnya, yaitu : engkau pandang dengan mata
hatimu dan curahkan seluruh perhatianmu itu semata-mata kepada Tuhan seru sekalian
alam. Karena sudah nyata kepada kita bahwa : TIADA YANG MAUJUD DALAM ALAM
INI,KECUALI ALLAH. DAN TIADA MAUJUD YANG DALAM UJUD INI,HANYA ALLAH.
TIADA/TIDAK DALAM JUBAH MELAINKAN ALLAH. DAN TIDAK ADA DIDALAM YANG
ADA INI,KECUALI DIA. Karena sudah jelas bagi arifibillah,bahwa : AL HAK ADA PADA
NABI KITA MUHAMMAD S.A.W.
Kalau alhak ada pada nabi,demikianlah ada pada kita. Demikianlah hamba tambahkan
supaya anda menjadi faham,dan supaya dapat melaksanakan tugas masing-masing.
Firman Allah Ta’ala : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRROHU. Artinya insan itu rahasiaku
dan akupun rahasianya. Dan lagi firmannya : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI
WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH. Artinya insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku,
dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi jelas kepada kita bahwa memang : LA
MAUJUDA BIHAQQIN ILALLAH. Artinya tiada yang maujud didalam alam ini, melainkan
Allah.
Pandangan yang demikian adalah dengan alasan-alasan :
1. Semua zat mahluk itu nampak dilihat dengan mata ini,itu bukan hakiki ( rusak ). Dan itu
hanya ujud hayali dan wahmi jua,yaitu sangka-sangka saja,dengan tidak beralasan,karena
ujudnya berada antara dua ADAM. Sedang ujud yang berada antara dua itu,hukumnya
ADAM,yaitu : ujud hayal.
2. Sedang ujud Adam itu tiada maujud pada hakikatnya,hanyalah ia maujud kepada Allah
Ta’ala yang hakiki dan fana dibawah ujudnya. Ujud yang lain daripada ujud Allah semuanya
qaim,artinya berhajat kepada Allah Ta’ala. Jadi jelasnya begini dia tidak akan ujud,kalau
tidak diwujudkan oleh Allah Ta’ala. Yaitu : yang biasanya disebut dengan majhor atau
kenyataan ujud Allah Ta’ala.
3. Adanya nyata : dan semua ujud ala mini adalah yang dimaksudkan hanya sekedar dalil
titian untuk memandang kepada zat Allah Ta’ala.
4. Jadi pada pelajaran yang lalu itu sudah kita jelaskan bahwa sifat-sifat yang ada pada
mahluk ini nyata sifst-sifat Allah s.w.t. Jadi kalau demikian jelas dan nyata bahwa : zat
mahluk ini berarti juga sesungguhnya nyata sifat dan afi ’al,tidak lepas dari zat.
5. Ujud semesta ala mini tak ubahnya laksana debu yang terbang atau diterbangkan oleh
angin diangkasa : pada penglihatan mata ada,tapi kalu dicari tak ada. Kalau sekiranya ada
ujud ala mini pada hakikatnya,maka pasti pula ada sifat-sifat atau af’al yang member bekas
itu. Sedangkan semua itu sifat dan af’al yang memberi bekas itu tidaklah ada,selain
daripada sifat dan af’al Allah Ta’ala semata-mata.
6. SYEH SIDIK IBNU UMAR KHAN berkata : Semua ujud lain daripada Allah Ta’ala,laksana
ujud sesuatu yang kita lihat dalam mimpi. Tidak ada baginya hakikat apabila kita terbangun
dari tidur,maka hilanglah semua itu. Begitulah hendaknya pandangan kita terhadap ujud ala
mini sesuai dengan hadist yang berbunyi : FALANNASU NIYA’AFAIJA MA’ATU
INTABAHUA. Artinya ; manusia adalah tidur apabila mereka mati,barulah mereka bangun
atau jaga.
Baiklah hamba uraikan sedikit tentang hadist yang baru kit abaca tadi,supaya kita faham.
Manusia semuanya itu tidur,apabila bangun barulah mereka jaga,maksud hadist ini tadi
ialah : orang yang hidup dengan hawa nafsunya sendiri,bagaikan orang yang
tidur,walaupun ia dalam keadaan bangun. Mereka berbangga dengan nafsunya sendiri dan
dengan akuanya,tetapi orang yang telah sampai kepada rahasia yang satu itu,itulah orang
yang bangun dari tidurnya. Jadi siapapun yang masih tidur,maka mereka itu tetap betah
pada nafsunya sendiri,yaitu yang belum mengembalikan hak Allah Ta’ala,mereka itu tetap
dalam hak Adam Demikianlah sepintas kilas hamba uraikan dan yang dimaksud mati disini
ialah : mati ma’nawi atau mati ma’na saja. Itu sesuai dengan hadist nabi s.a.w. yang
berbunyi : ANTAL MAUTU QOBLAL MAUTU. Artinya matikan dirimu sebelum engkau mati.
Jadi disini adalah mati nafsu saja. Maka daripada itu untuk mematikan nafsu itu jalannya
ialah melepaskan diri dari belenggu penjajahan hawa nafsu angkara murka. Jalannya ialah
mengikuti jalan sufiah,yang mereka itu telah berada dipuncak. Demikian seperti apa-apa
yang hamba uraikan menurut yang terdahulu itu. Untuk lebih mantapnya lagi, baiklah
hamba bawa anda kedalam laut ma’rifat yang penuh dengan ombak dan badai,sehingga
anda bisa mabuk karenanya. Mabuk disini artinya : Karam lenyap, hancur dan lebur
kedalam hakikat hidup yang sebenarnya. Yaitu lebur kedalam hidup yang sejati telah Esa
dengan seisi alam dan bersatu dengan seluruh per-kemanusiaan. Demikianlah contoh bagi
orang yang hendak mengenal diri. Sekarang baiklah kita berkisar pula kepada
membicarakan tentang makam fana atau maka binasa.
MAKAM FANA/MAKAN BINASA
Makam fana ialah : Hilangnya ujud kita ini lahir dan bathin. Bukan hilang pada nafsu
ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk, kalau kita sudah benar-benar
memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur Muhammad dan bersatu dengan seluruh
perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh perikemanusaiaan dan bersatu dengan
seluruh alam, maka kalau sudah beroleh wasiat, hingga lenyaplah sifat2 Allah Ta’ala.
Inilah yang disebut dngan fana dan baqa,
1. kudrat kita lenyapkan kepada kudrat Allah Ta’ala,
2. iradat kita lenyapkan kepada iradat Allah Ta’ala,
3. ilmu kita lenyapkan kepada ilmu Allah Ta’ala,
4. hayat kta lenyapkan kepada hayatullah Zat,
5. pendengaran kita lenyapkan kepada pendengaran Allah Ta’ala,
6. penglihatan kita lenyapkan kepada penglihatan Allah Ta’ala,
7. perkataan kta lenyapkan kepada perkataan Allah Ta’ala.
Maksud diatas tadi ialah :
1. wala qadirun : tiada kuasa hanya Allah Ta’ala,
2. wala muridun : tiada berkehendak hanya Allah Ta’ala,
3. wala alimun : tiada tahu hanya Allah Ta’ala,
4. wala hayyun : tiada hayat/hidup hanya Allah Ta’ala,
5. wala basyirun : tiada melihat hanya Allah Ta’ala,
6. wala sami’un : tiada mendengar hanya Allah Ta’ala,
7. wala muttakalimun : tiada yang berkata-kata hanya Allah Ta’ala.
Jadi kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita zahir dan bathin,inilah dalilnya.
1. MAUJUDUN WAHIDUN : Ujud yang empunya ujud Esa.
2. WAJATUN WAMAUSUFUN : Zat dengan empunya zat adalah Esa jua.
3. SIFATUN WAMAUSUFUN,Wahidun sifatun wahidun ; sifat dengan empunya sifat adalah
Esa.
4. ASMAUN WAMAUSFUN,Wa asmaun wahidun ; nama dengan yang empunya nama
adalah Esa jua.
5. AF’ALUN WAMAUSUFUN,af’alun wahidun ; af’al dengan yang empunya af’al Esa jua.
Jadi inilah yang disebt arti dan makna yang sebenarnya daripada fana dan baqa itu tadi.
Inilah arti fana dan baqa yang dituntut oleh seorang salik/penuntut/tholib/murid. Adapun
alam insan itu terhimpun kepada diatas daripada segala alam,jika bukan karena insane, se-
suatu pun tiada dijadikan/dijahirkan oleh Tuhan selamanya. Dalil menyatakan : Al insane
sirri wa ana sirrohu, artinya insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi : Al insanu
sirri wa ana sirri,sifatun wasifatin lagoirih : artinya ; insan itu rahasiaku,rahasiaku itu
sifatku,tiada lain daripadaku jua.
Maka dari itulah insan dilebihkan oleh Allah Ta’ala daripada malaikat ; pun demikian lah
hendaknya itikad kita adanya. Yaitu : itiqad yang putus adanya,dan tiadanya,dan adanya.
Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan adanya; maka
barulah mendapat makan ARIFIN yang sebenarnya. Baiklah hamba uraikan secara
ringakas tentang; ADANYA DAN TIADANYA.
MANUNGGAL DUA UNSUR KETIDAK ADAANYA : ADALAH KEADAANYA,DAN
KEADAANYA ADALAH KETIADAANYA.
Sekarang baiklah kita buat contoh/missal :
Kalimah : LA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan pengakuan. Adalah keadaan/
adanya dan tiadanya keadaannya/tiadanya, artinya : hakikat dari Tuhan adalah tiadanya?
Dalam ketidak adaannya/tiadanya : DIA mulai ADA. Yang terakhir lagi disebut : keadaan
yang abadi.
Itulah makna atau arti dari : ADANYA DAN TIADANYA.
Sekarang kita teruskan sedikit lagi tentang ada dan tiada. Keadaan yang abadi dan ketidak
adaanya keduanya sekalian bersamaan (sekaligus bersamaan). Adalah merupakan : Ujud
dati Tuhan. Sangkalan mengandung pengakuan yang positif.
Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan tidaklah tersentuh, maksudnya
ialah : bercerai tidak ,bersatu tidak : akan tetapi keduanya Nafi dan dibatasi oleh kalimah
ILA dan tidak boleh masuk kedalam kalimah ILLALLAH.
Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi petunjuk yang terang tentang apa
yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang ditunjuk.
Jadi rumus ILLALLAH adalah yang dianggap sebagai ADA. Maka mutlak lah nama keadaan
yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawalla, hanya untuk dialah rumus ILALLAH itu tepat.
Jadi kesimpulannya adalah : SERBA ESA,SERBA SATU,DAN HITUNGAN SEGALA JIWA-
PUN ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN).
Disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud,tidak ada lagi dua kata dalam perbuatan,tidak
ada lagi dua unsur dalam asma dan tidak ada lagi dua jenis kehidupan. Dan tidak ada lagi
dua rumus dalam Zat dan Sifat segalanya : QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI,
ALIMUN BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN
MUTTAKALIMUN BIZATIHI.
Jadi siapa sudah Faham,merekalah yang beroleh ilham.
Sekarang kita teruskan pla pembicaraan kita kepada tentang hakikat Muhammad secara
ringkasnya.
Hakikat Muhammad itu ialah NUR MUHAMMAD.
NUR MUHAMMAD itu ialah HAKIKAT ALAM.
NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD disebut juga NUR AWAL, artinya asal
segala kejadian dan akhir segala kenabian : ALHAK dan dia pada Nabi. Itulah sebabnya
hakikat MUHAMMADitu disebut utusan, maka kalau hakikat Muhammad itu disebut utusan
tuhan maka carilah dan galilah sedalam-dalamnya hakikat hidup kita ini,supaya bisa pulang
kembali keasalnya,yaitu kembali kepada hidup yang sejati, yaitu hidupnya tuhan yang kekal
dan abadi,dan asali dan tidak terkena rusak. Itulah yang disebut Zat yang maha besar HAK
Tuhan Allah yang dikenal dengan sebutan : HAQQULLAH TA’ALA.
Itulah tempat kembali, tempat manusia Ma’rifat, sebagai kesempurnaan kita yang sejati dan
abadi. HAQQULLAH itu adalah sebagai kenyataan kita yaitu, untuk alam akhirat nanti dan
alam dunia ini.
LIQO-PERTEMUAN
Bertemunya makhluk manusia kepada Tuhan dan sampainya, itulah puncak harapan, dan
dengan itulah ia mencapai akan kebahagiaan dan kerajaan besar, bahkan dengan itulah ia
akan lupa dan terhibur dari segala sesuatu selain Allah. Apabila tuhan membukakan
bagimu jalan untuk ma’rifat atau mengenal kepadanya, maka janganlah engkau
menghiraukan asal amalmu yang masih sedikit umpamanya.
Sebab tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia memperkenalkan DiriNya
kepadamu. Tidaklah engkau ketahui bahwa ma’rifat itu adalah puncak keuntungan seorang
hamba, maka tak usah kau hiraukan berapa banyak banyak amal kebaikanmu atau amal
perbuatanmu, meskipun masih sedikit amalmu dengan anggota yang lahir, Ma’rifat itu suatu
karunia pemberian Allah kepadamu, maka Ia sekali-kali tidak tergantung kepada banyak
atau sedikitnya amal kebaikanmu.
Andaikata engkau tidak dapat sampai kepada Allah : kecuali sesudah habis lenyap semua
dosa dan kekotoran sirik, niscaya engkau tak dapat sampai kepadanya. Untuk selamanya.
Tetapi bila Allah menarik engkau kepadanya, maka Allah menutupi sifat2mu dengan
sifatNya, dan kekuranganmu dangan kurniaNya. Hilangkan pandangan mahkluk
kepadamu,karena puas dengan Penglihatan Allah kepadamu. Dan lupakan perhatian
makhluk kepadamu,karena melihat bahwa Allah menghadap kepadamu.
Sebaik-baik saat dalam hidupmu : ialah saat ingat kepada tuhan,dan ptus hubungan
dengan segala sesuatu yang lainnya.
Dan apabila pada saat itu tidak ada lagi pandangan yang lainnya dari Allah, maka pada
saat itu murnilah pengertian tauhidmu kepada Allah.
Nikmat itu meskipun beraneka macam bentuknya : hanya disebabkan karena melihat dan
dekatnya Allah. Demikianlah pula siksa itu walaupun ber macam-macam bentuknya itu
hanya karena terhijab dari Allah. Demikanlah pandangan orang yang faham.
Kesimpulannya adalah : siksa itu karena adanya hijab. Dan nikmat itu karena melihat
kepada Zat yang wajibal ujud. Dan siapa fana dengan Allah: pastilah ia lupa segala
sesuatu, dan siapa yang benar2 mengenal kepada Allah, Niscaya tiada risau dan sedih
lagin menghadap hidup ini. Lagi pula barang siapa telah sampai titik puncak, Wali Allah
namanya, atau yang sering disebut : AL ALIMURROBANIYAH,( Alim yang sebenarnya).
Ma’rifat yang paling tinggi dan yang paling dianugrahi Allah Ta’ala dengan ilmu Terbayang.
Apakah ilmu terbayang itu?
Yang dimaksud ilmu ternyang itu ialah ; ILMU LADUNIYAH, yang tiada mudah hilang.
Sedang ilmu yang tampak ini mudah hilang dibawa angin lalu, jadi yang dinamakan ilmu
yang tampak ialah ilmu hafalan dan darusan. Apabila lupa ia dengan ilmunya,niscaya
terhenti bicaranya(lafalnya). Karena kalau diteruskan bisa membawa kehancuran dan
kerusakan menyeluruh. Itulah dia ilmu yang tampak. Sedang ilmu terbayang tak pernah
pudar untuk selama-lamanya. Ilmu yang tampak hanya dimilki orang alim fiqih, sedang ilmu
terbayang dimilki oleh Ahlullah.
Jadi ilmu yang tampak kitu hanya bercahaya dalam alam dunia ini saja. Sedang ilmu yang
terbayang,bercahaya-cahaya meliputi hati orang yang memiliki qalbun salim. Artinya ; hati
yang latif yang bersifat ketuhanan(Lahud).
Itulah DIA yang disebut cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan tuhan bartajali
kepadanya. Dia bukan Zat, bukan benda dan bukan materi : tetapi dia adalah
……………………………… yang paling sulit pada segalanya. Itulah DIA kaymiyakbathin,
DIA diatas daripada ilmu yang ada dalam dunia ini.
Kalau masih terhenti kepada ilmu, belumlah ilmu. Ilmu yang sejati ialah : ALIMULGOIBI
WASYSYA’ADAH. Ilmu yang seperti ini hanya dianugrahi kepada hambanya yang
dikehendakinya.
Ilmu yang nyata boleh untuk semua orang, ilmu yang goib hanya untuk hambanya yang
beroleh petunjuk dan anugrah istimewa daripada Allah Ta’ala, bukti nyata lihatlah kepada
nabi-nabi. khususnya kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Kalam yang tertulis dalam Al qur’an datangnya dariman dan kembalinya atau simpunnya
kemana?
Apakah setelah membekas pada kulit2 kayu, daun korma, dibatu dan dikayu2 : sudah
hilangkah yang sejatinya?
Apakah Al qur’an itu hanya tertulis di lukh mahfut saja? Adakah lagi lainnya? Bagaimana
riwayatnya dan apakah nama tempatnya?
Kitab yang diturunkan Allah kebumi ini ada 104 buah kitab, Adakah kitab yang tersmbunyi
dibalik yg 104 itu? Tidak; Kitabullah yang sebenarnya itu apakah ia berhuruf, bersuara, dan
merupakn kata-kata?
Manusia ini ini hanya diberikan sedikit saja percikan kalam Tuhan yang hakiki dan Azali.
Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmulah namanya, siapa yang berhajat kepada
Allah,Allah namanya.
Dan barang siapa tiada berhajat kepada ilmu dan kepada Allah, ITULAH YANG
SEBENARNYA ,yang sampai.
Inilah makam tuhan yang hakiki dan Azali. Dan inilah makam Ahlul akhirat namanya. Inilah
makam nabi-nabi dan rasul-rasul Allah, inilah makam MAHMUDAN namanya: Makam yang
terpuji dilangit dan dibumi, jadi siapa yang dikehendaki Allah,semuanya Jadi.
Tidak ada tertengah bagi Allah,hanya engkau sendiri kurang faham dengan Allah. Bila
engkau faham dengan Allah, maka berarti engkau sefaham dengan Allah. Artinya :
fahaman satu rahasia dengan faham Allah. Kemauanmu satu rahasia dengan kemauan
Allah. Kebesaranmu satu rahasia dengan kebesaran Allah. Akhirnya Ujudmu dan hidupmu
satu rahasia dengan Ujud Allah dan Hayatullah Zat. Dan satu rahasia dengan
perikemanusiaan, dan dengan seluruh jagat raya ini. Dan se-gala2nya dalam hal apapun
jua, tetapi tetap satu rahasia dengan kebesaran dan kemuliaan dan kekerasan, keelokan
dan kesmpurnaan zat. TUHAN YANG MAHA AGUNG DAN YANG MAHA SEMPURNA.
PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Marilah kita menjadi seorang sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah pengikut nabi
yang telah disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita menjadi sufi,dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam perniagaan,sufi dalam pergaulan,sufi dalam
hidup kasih saying,dan sufi dalam hubungan dengan Tuhan. Sufi sejati luas
perasaannya,tinggi hikmahnya dan putus segala tali pengikat yang mengikat kebebasan
jiwa,terikat oleh siapapun,dan oleh apa-apa saja,selain terikat oleh Allah.
Sufi yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar tempat asalnya,fana diri kedalam
baqa. Dalam manusia biasa,maksudnya dalam pandangan manusia biasa, Tuhan adalah
yang maha kuasa atas alam ini. Alam ini dibolak balikkan,ditelentangkan dan
ditelungkupkan oleh satu zat yang maha kuasa : ALLAHU AKBAR. Dalam pandangan sufi
memandang bahwa Tuhan itu adalah hakikat ujud dalam hidup ini atau hakikat kekuatan
dalam hidup. Kekuatan dan tenaga itulah menjadi gerak gerik hati manusia bahwa gerak
gerik alam alam maya pada ini. Sufi yang sejati ialah : yang selalu ingat kepada Allah dalam
setiap saat dan lidah tidak kering-kering menyebut Allah,dengan maksud nyawanya tidak
putus mengingat Allah. Meskipun lidah jasmaninya berdiam diri saja. Sufi sejati telah putus
segala-gala rantai yang beri batas dengan alam. Rohaninya terbang tinggi laksana burung
yang terbang keangkasa luas menyusup awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik keatas
puncak gunung,ditinggalkannya gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta diatas awan
hijau,dipandangnya sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk dirinya,kian lama kian
terasa semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah AKU kedalam hakikat AKU yang
sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar biasa,kadang-kadang ia berjumpa dengan orang-orang
suci,atau aulia Allah,dan waliAllah,serta orang-orang ahli tasauf.inilah mi’rojnya yang
pertama bagi seorang sufi. Jadi kalau aku masih merasa aku,maka belumlah aku sampai
kepada inti cinta. Kalau AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah
ENGKAU dalam segala hal.
Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang AKU tak dapat berkata-
kata lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA. Sedangkan AKU dengan AKU, dan
AKU dengan dimana. Kalau AKU kembal, maka dengan AKU kembali itu terpisah. Kalau
AKU lalai,dengan lalai itu, AKU diringankan. Apabila AKU berpadu kembali barulah jiwaku
menjadi tentram dan damai/bahagia. Inilah pendirianku atau akidahku yang terakhir.
Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM JIBU.
LAHURUFIN WALA SAUTIN,artinya : Tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata,zat dirinya.
Jadi kalau seorang penuntut telah sampai kepada JIBU / LA HURUFIN WALA SAUTIN :
Maka pastilah ia faham akan apa-apa yang dibicarakan. Jadi siapa-siapa belum
faham,berarti dia belum bisa menangkap segala pembicaraan yang amat halus ini dan sulit
baginya untuk memahami. Demikianlah apa-apa yang dapat hamba sampaikan.
ALAM DAN TUHAN
Kehidupan dan alam penuhlah rahasia-rahasia. Rahasia-rahasia itu tertutup oleh dinding.
Diantara dinding-dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri. Tetapi rahasia-rahasia itu
mungkin terbuka atau tersimpan. Dan dinding-dinding / hijab itu mungkin tersimbah kita
dapat melihat atau merasai berhubungan langsung dengan yang ter-rahasia,asal kita sudi
menempuh jalannya. Jalannya ialah jalan yang dinamai tarikat. Dan jalan inilah yang
menyampaikan kepada ilmu hakikat. Jadi kumpulan ilmu pengetahuan sariat,kesediannya
menempuh jalan tarikat dan mencapainya akan hakikat,dan semuanya
Jadi ma’rifat itulah kumpulan ilmu pengetahuan,amal dan ibadah. Kumpulan daripada
ilmu,dan filsfat agama. Kumpulan daripada pengamalan dan perasaan atau zauq. Dan
kumpulan daripada mantik,keindahan dan cinta.
Jadi sariat itu artinya kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya : yang
sebenarnya,yaitu : Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan takluk ia kepada
perbuatan hati.
Hakikat itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala perjalanan
bagaimanapun jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan segala jalan. Dan
untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam perjalanan menuju hakikat itu,orang
memulai dari dalam dirinya sendirinya. Untuk mengenal Tuhan kenallah diri ( diri sendiri ).
Perjalanan itu dimulai dari dalam kita sendiri dari dalam terus kedalam,ahirnya serba alam
dengan keindahannya dan dengan keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri. Disini
sering terjadilah cara yang didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan / tharikat.
Setengahnya karena sakig asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang ada hanya
yang ada atau: LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada sedang mahluk
tiada ). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan yang akhir tidak ada
penghabisan.
Adapun diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab awalnya ADAM,artinya
tiada. Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan itu telah dijalani dengan segenap
kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang segala syarat dan rukunnya,akhirnya
bertemulah kita dengan hakikat yang sebenarnya.
Mula-mula tercapailah kasyap,yaitu terbukalah rahasia yang senantiasa yang menyelubungi
antara kita dengan DIA.
Maka dengan itu terbukalah hijab atau dinding yaitu : dinding-dinding tebal yang
memisahkan kita dengan DIA, dan dinding-dinding itu ialah :Hawa nafsu kita sendiri atau
yang disebut angkara murka,atau nafsu hewani atau nafsu syaiton. Maka dari itu gunanya
kita TAJAHUT,artinya : melepaskan diri dari belenggu segala ikatan atas diri kita sendiri.
Dan apabila rohani kita telah mencapai kesempurnaan,maka otomatis takluklah jasmani
kepada kehendak rohani. Pada waktu itu tidak ada miskin lagi,bahkan mautpun sebagai
sangkar kecil kepada kebebasan luas mencari kekasih. Dan mereka katakana,mati itu
adalah alamat CINTA sejati dan mutlak. Disini timbullah dalam kata yaitu yang dikatakan
hulul. Hulul yaitu : timbul kesatuan diantaraasyik dan ma’syuknya. Atau meninggalnya
antara asyik ma’syuk atau yang mencintai dengan yang dicintai,sehingga AKU adalah
DIA,dan DIA adalah AKU dan Analhak. Disini mulailah ada pertingkahan diantara ulama
ahli lahir dengan ulama ahli bathin. Tentu saja ada yang menolak dan adapula yang
membela. Kata yang membela,orang yang telah mabuk cinta dan rindu,yang diliputi oleh
perasaan-perasaan lebih mendalam daripada orang yang hanya menggunakan akal
semata dan mantik semata.
AHLI TASYAUF YANG SEJATI
Ahli tasyauf yang sejati ialah mereka yang benar-benar memegang agama yang tulen. Ahli
sufi yang sejati ialah mereka yang jiwanya bebas tidak terikat oleh apa-apa atau
siapapun,dan bebas menjalankan kebenaran dari ilahi robbi. Berani mengatakan itu benar
dan ini salah. Ahli tasyauf adalah putus dengan mahluk dan erat hubungannya dengan
Tuhan,pandangannya Allah semata. Ahli tasyauf tidak melihat kepada dirinya lagi,hanya
Allah dalam pandangannya. Jadi siapa yang masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada
melihat akan Tuhannya. Seluruh pandangan ruhaniyah memandang satu dalam banyak.
Dan yang banyak pada yang satu.
Tersimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah sufi disebut pabrik KUN dan yang diatur
oleh seorang insinyur yang pintar ialah : ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita sudah
mantap separti itu,maka hilanglah rasa takut dan gentar,kecuali kepada Allah saja. Jadi
pandangan seorang yang dibawah memang berbeda dengan yang diatas. Ujud selain
daripada ujud Allah adalah ujud injaman karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya,ia
hanya pertanda dari yang sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada,yang ada ialah yang
awal dan tidak ada permulaannya,yang ahir tidak ada penghabisannya.
SABDA RASULULLAH S.A.W.
Zabir berkata,katanya : RASULULLAH S.A.W. bersabda : Siapa dapat melakukan
HUSUDHZAN artinya ; baik sangka kapada Allah Ta’ala,sehingga ia tiada mati kecuali tetap
dalam husnudhzan terhadap Allah Ta’ala.
Maka haruslah kita berbuat husnudhzan terhdap Allah Ta’ala dan pada sesama kita umat
MUHAMMAD.
Sesungguhnya kata NABI,sebaik-baik fi’il / kelakuan ibadah kepada Allah ialah : baik
sangka kepada Allah. Baik sangka kepada Allah itu pertanda bahwa sudah bulat
tawakkalnya kepada Allah,dan penyerahannya kepada Allah, orang itu jaminannya hanya
Allah.
LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI
Artinya : TAK ADA DAYA UNTUK BERBUAT KEBAIKAN
DAN TAK ADA UPAYA UNTUK MENOLAK KEJAHATAN.
BUHARI MUSLIM BERKATA :
Tak ada dayaku untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya keburukan,dan tak ada
upayaku untuk berbuat kemanfaatan,melainkan dengan Allah jua. Jadi tidak mudah bagi
kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata illa billahi.
Disini hamba tekankan janganlah kamu berani mengatakan La hawla wala quwwata illa
billahi,sebelum kamu memasuki alam tasyauf. Engkau katakan itu tetapi ujudmu masih
ada,selama ujudmu masih ada, selama itu juga engkau dalam bergelimang dalam dosa
durhaka kepadanya.
Selama ujud ADAM masih melekat dalam ingatanmu,selama itu pula engkau
mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain dimulut / dihati. Kalau engkau mengatakan :
LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI.
SEBELUM ENGKAU MATI,MAKA CELAKALAH KEMATIAANMU. Hilangkanlah ke AKUAN
mu,lenyapkanlah kesombonganmu,baharu sempurna amal ibadahmu kepada Allah.
BISMILLAHI AWWALLUH, WA AKHIRU, artinya : Awalnya Allah,ahirnya Allah.
Awalnya tidak ada permulaannya. Dan ahirnya tidak ada penghabisannya.
MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY KURILLAH. Artinya : Barang siapa tidak berterima
kasih kepada sesamanya,maka samalah ia tidak berterima kasih kepada Allah.
Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan Allah adalah hakikat alam atau
hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah hakikat kekuatan dalam hidup ini. Johir Tuhan
ada dimanusia, dan bathin manusia ada di Tuhan.
Kalau anda sudah mengerti,laksanakanlah.
Untuk memperkuat dalil ini,hamba bawakan sebuah hadist qudsyi yang berbunyi :
AL INSANU SIRRI,WA ANA SIRRUHU ( SIRROHU ).
Kata TUHAN : INSAN ITU RAHASIAKU, AKUPUN RAHASIANYA.
DAN LAGI : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI, SIFATIN WA SIFATUN LA GOIRIH.
ARTINYA : INSAN ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA
LAIN DAIPADAKU.
Dalil ini dalil nyata,tak bisa lagi diragukan. Menurut riwayat :Banyak para pemuka-pemuka
agama,ahli tasyauf dan lain-lainnya : mencari siapa DIA yang sebenarnya. Maka datang
para nabi-nabi dan rasul-rasul menyampaikan langsung,melompat dari mulut / lidahnya
perkataan :
AMALLAH LA ILAHA ILLA ANA
Artinya AKU ALLAH, TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU
Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini ; hamba tidak taklid dengan
siapapun,dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah inti dari semua golongan
tasyauf,golongan para wali-wali,para sahabat,aulia dan anbiya dan para nabi-nabi dan para
rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul demikian adanya,maka tiada lain andapun juga
demikian hendaknya.
Banyak kaum sufi mati,karena mempertahankan pendiriannya.
Hamba sebagai penulis buku ini menyatakan : Apabila lain dari yang di ucapkan
RASULULLAH s.a.w. itu tadi,maka : BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD. DAN
KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA IA BUKAN TERMASUK KELURGA
TUHAN.
Didalam Al-Qur’anul karim Tuhan mengatakan :
AKU akan memberikan SATU kata kepadamu. Tetapi engkau tidak sanggup.
Apakah yang dimaksud SATU kata itu ?
Inilah SATU kata itu tadi : Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak sanggup
dialah keluarga syaiton.
Pilihlah antara dua : ingin jadi pahlawan Tuhan, atau jadi pahlawan syaiton.
Siapa menjadi kelurga Tuahan didunia ini,niscaya sampai ke-ahirat. Dan siapa menjadi
keluarga syaiton didunia ini,niscaya sampai juga ke-ahirat.
SABDA RASULULLAH S.A.W.
SYARIAT ITU SEPERTI TANAH
THARIKAT ITU SEPERTI AIR
HAKIKAT ITU SEPERTI ANGIN
MA’RIFAT ITU SEPERTI API
TANAH ITU BADAB MUHAMMAD
AIR ITU NUR MUHAMMAD
ANGIN ITU NAFAS MUHAMMAD
API ITU PENGLIHATAN MUHAMMAD
ADAPUN MATI ORANG SYARIAT ITU HANCUR LULUH
ADAPUN MATI ORANG THARIKAT ITU KURUS KERING
ADAPUN MATI ORANG HAKIKAT ITU LAMAK GEMUK
ADAPUN MATI ORANG MA’RIFAT ITU HILANG LENYAP
SABDA NABI S.A.W. : SYARIAT ITU LIDAHKU
THARIKAT ITU HATIKU
HAKIKAT ITU KEDIAMANKU
MA’RIFAT ITU ROHKU
PERNYATAANKU :
AKU HIDUP BUKAN KARENA NAFAS
BUKAN KARENA DENGAN NYAWA
BUKAN KARENA DENGAN ROH
BUKAN KARENA ITU DAN INI
TAPI AKU HIDUP SENDIRINYA SEBELUM ADA KEHIDUPAN DIDUNIA INI
AKU SUDAH ADA SEBELUMNYA ADA DUNIA YANG ADA INI
AKU ADALAH AKU DIDALAM AKU, BER-AKU AKU
BILA AKU BERNYATA, ITULAH AKU DALAM KEAADANKU
SEBAB KEADAANKU ITU ADALAH KEADAANKU JUA
TENTANG FANA UL FANA
1. Fana zahir yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada tindak tanduk
seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya sudah terlepas dari dirinya.
Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai beberapa lama tidak tahu makan dan
minum dan sebagainya,semuanya terserah kepada Allah.
2. Fana bathin yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti biasa.
Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta gerakan-gerakan
Tuhan,hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam hatinya dan penuhlah hatinya
dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada dalam hatinya timbul perasan takut dan
gentar,kasih dan sayang, suka dan duka,kecuali kepada Allah.
Fana yang demikian itu yang membawa ke maqam baqabillah,serta melewati fana yang
pertama. Biasanya lebih dahulu dimulai dengan pengakuan seluruh wujud. Sedang hatinya
atau rohnya selalu melihat gerakan Allah,baik dalam ibadah seperti : dalam sembahyang.
Dan dalam segala apa yang dilihat dan didengar dan lain-lain sebagainya.
Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada pada para nabi dan rasul-rasul,dan aulia dan
anbiya Allah Ta’ala yang bereda dibawah qidamnya nabi Muhammad s.a.w.
Maqam baqabillah ini kebanyakan adalah maqam mereka yang mahzub,dimana setelah
mereka berada dipuncak tauhid,lalu mereka turun kepada sifat,dan sama,terus kepada
af’al,sehingga kelihatan pada lahirnya mereka seperti orang biasa saja,memandang akuan
ini,dan berbuat seperti ahli syariat umumnya. Tetapi hati mereka tidak pernah lupa kepada
Allah dan selalu berpegang kepadanya. Ada perbedaan sedikit bagi orang yang berada
dimaqam fana,mereka adalah orang yang salik. Dimana pandangan mereka dimulai dari
bawah dan terus naik atau tarakki. Yakni dimulai memandang akuan,naik kepada
af’al,sama,terus kepada sifat,dan ahirnya kepda zat. Dan karena tajamnya dan asyiknya
musahadah,mungkin terjadi perasaan fana,yang kita maksudkan dengan fana zahir yang
tersebut diatas.
Demikianlah perjalanan fana dan baqa bagi seorang aribillah atau wali Allah Ta’ala. Jadi
disini hamba katakan bahwa,kalau dimaqam fana belum faham betul atau belum
mengerti,maka tidak ada harapan untuk mencapai maqam baqa. Maka daripada itu
pandanglah sedalam-dalamnya tentang maqam fana, kalau sudah hasil makam fana,maka
tercapailah maqam baqa.Demikianlah tentang maqam fana dan maqam baqa.
SOAL SOAL IKHLAS
Tidak dapat dikatan kecil perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas ( sepiring pamrih ).
Tidak dapat dikatakan benar awal-awal yang dilakukan dengan tidak ikhlas,karena belum
ma’rifat.
Orang yang menjalankan fana dan baqa baru syah disebut husyu dan ikhlas.
Firman Allah Ta’ala dalam Al qur’anul karim : yang artinya demikian : Sesungguhnya Allah
hanya menerima amal perbuatan yang sudah kembali. Yaitu amal yang dilakukan dengan
ikhlas,dan tepat sasarannya menurut ajaran Tuhannya.
ABDULLAH IBNU MA’SUD r.a berkata : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang
berilmu,dan mengerti /ikhlas,adalah lebih baik daripada amal ibadah yang dilakukan oleh
orang yang tidak mengerti, sepanjang umurnya atau selama hidupnya ( tidak diterima amal
ibadahnya ).
Sekarang baiklah kita berkisar pada ilmu-ilmu. Ilmu itu ada tiga unsur atau tiga martabat :
1. Ilmuyakin ialah : keyakinan yang didapat dari pengertian teori belajar atau berguru.
2. Ainalyakin ialah : keyakinan yang didapat dari fakta keyakinan yang lahir,setelah
terungkap atau terbuka.
3. Hakkulyakin ialah : keyakinan yang benar-benar langsung dari Tuhan dan tidak dapat
diragukan lagi kebenarannya,yaitu ; keyakinan-keyakinan yang mutlak.Demikianlah adanya.
ZIKKRULLAH
Apakah yang disebut dengan ZIKKRULLAH itu ?
Menurut pengertian umum memuji dan menuju dengan hati yang tulus ikhlas. Tetapi tulus
dan ikhlasnya itu berbeda dengan orang yang mengerti/ yang faham.Orangyang faham
ialah,seperti dalil berbunyi :
LA YA’ZIKKRULLAH ILLALLAH,artinya : tida menyebut Allah hanya Allah.
Adapun yang mengatakan LA ILAHA ILLALLAH itu ialah : RAHASIA ALLAH ZAHIR DAN
BATHIN,ATAU BATHIN DAN ZAHIR. Kesimpulannya ialah : tidak lagi kita ini yang
mengatakan kalimat itu,melainkan
SIRULLAH jua adanya. Dengan demikian leburlah tubuh itu dan hati itu kepada Roh,dan
Roh itu hancur pula menjadi NUR,dan NUR itu lenyap pula kepada RAHASIA ALLAH
TA’ALA. Jadi yang berzikir itu adalah RAHASIA ALLAH jua.
Disini letaknya nialai,dan nilai itu terletak dalam diri pribadi masing-masing. Inilah yang
disebut ISI daripada ZIKKRULLAH itu. Berzikirlah dengan Zikkrullah,dan ingatlah dengan
ingatnya Allah dan pandanglah dengan pandangannya Allah.Danberbuatlah dengan
perbuatan Allah,dan tinggalkanlah apa-apa yang ditinggalkan oleh Allah.
Kerjakanlah apa yang dikerjakan Allah,dan tinggalkanlah apa yang ditolak Allah.
INILAH KATA-KATA PAHIT TAPI MANIS.
BEBERAPA KESIMPULAN
TIADA MENGENAL ALLAH,HANYA ALLAH
TIADA MELIHAT ALLAH,HANYA ALLAH
TIADA MENYEMBAH ALLAH,HANYA ALLAH
TIADA MENYEBUT ALLAH,HANYA ALLAH
TIADA YANG MAUJUD,HANYA ALLAH
TIADA UJUD BAGIKU,HANYA UJUD ALLAH
TIDAK ADA DALAM DIRI,MELAINKAN ALLAH
TIADA UJUD BAGI KITA,HANYA UJUD ALLAH
TIADA HIDUP KITA,HANYA HAYATULLAH ZAT
TIADA PERBUATAN KITA,HANYA FI’IL ALLAH
TIADA NAMA BAGI KITA,HANYA ASMA ALLAH
TIADA PANDANGAN KITA,HANYA PANDANGAN ALLAH
TIADA PENGLIHATAN BAGI KITA,HANYA PENGLIHATAN ALLAH
TIADA PENGUCAP BAGI KITA,HANYA UCAPAN ALLAH
TIADA PENCIUMAN BAGI KITA,HANYA PENCIUMAN ALLAH
TIADA RASA BAGI KITA,HANYA RAHASIA ALLAH
TIADA KUASA BAGI KITA,HANYA KUDRAT ALLAH
TIADA HIDUP BAGI KITA,HANYA KEHIDUPAN ALLAH
TIADA BERKEHENDAK KITA,HANYA IRADAT ALLAH
TIADA TAHU KITA,HANYA ILMU ALLAH
TIADA MENDENGAR KITA,HANYA ALLAH
TIADA MELIHAT KITA,HANYA ALLAH
TIADA BERKATA-KATA KITA,HANYA RAHASIA ALLAH
TIADA UJUD BAGI KITA,HANYA UJUD ALLAH
TIADA LAGI KITA KITA INI,HANYA DALAM RAHASIA ALLAH
DEMIKIANLAH BEBERAPA RAHASIA DALAM MA’RIFAT
KHALIK DAN MAHLUK
BEBERAPA KESIMPULAN :
Asal kata mahluk diambil dari kata-kata halq.
Dan kata-kata halq itu diambil dari kata khalik.
Dan kata-kata khalik itu adalah khalik.
Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik.
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN.
DATANG DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH.
Awalnya Allah,dan ahirnya Allah.
Awalnya Tuhan,dan ahirnya Tuhan.
Awalnya tidak ada permulaannya,dan ahirnyapun tidak ada penghabisannya.
Kalau ma’rifat kita sudah ta’zmullah,yaitu : tilik seorang arif itu akan kebesaran dan
kemuliaan,keagungan sesuatu itu melainkan itu semata-mata kebesaran,kemuliaan,dan
keagungan Tuhan Allah aza wazallah jua adanya.
Maka intisari daripada itu adalah : Segala mahluk itu adalah khalik,dan khalik itu sebaliknya.
Dalilnya : SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL WAHDAH FIL
KASRAH,ahirnya SYUHUDUL WAHDAH FIL WAHDAH. Demikianlah pandangan seorang
arifibillah.
Jadi kesimpulannya adalah : SEMUA ITU ALLAH,dan ALLAH ITU SEMUANYA. Inilah yang
disebut WAHDAH AL UJUD : atau kesatuan UJUD. Demikianlah yang dapat hamba
menyimpulkan bahwa :
ALLAH ADALAH HAKIKAT ALAM.
RUKUN – AGAMA – ADA – EMPAT – PASAL
Agama islam adalah agama yang murni.Kemurniaan agama itu dibarengi oleh 4 rukun.
Pertama : SARIAT, Kedua : THARIKAT, Ketiga : HAKIKAT, Keempat : ialah MA’RIFAT.
Tanpa yang empat macam ini bukan dinamakan agama.Pokok yang empat ini ialah :
MA’RIFAT.
Dan MA’RIFAT ialah : kumpulan daripada syariat,tharikat,hakikat.Itulah yang disebut
MA’RIFAT.
Syariat artinya : kenyataan
Tharikat artinya : jalan yang menuju/menyempurnakan syariat
Hakikat artinya : kebenaran yang sejati dan mutlak
Jadi kumpulan ilmu pengetahuan tentang syariat dan kesediaannya dengan tharikat,ahirnya
akan bertemu dengan hakikat. Itulah yang disebut ma’rifat.
Maka nyatalah kepada kita bahwa ma’rifat itu adalah gabungan dari ilmu fiqih,usulludin dan
ilmu tasauf. Kumpulan dari mantik,keindahan dan cinta. Dengan demikian hanya empat
pasal inilah yang menyempurnakan agama Allah didalam dunia ini. Jadi tanpa yang empat
ini,semua amal ibadah,baik lahir maupun bathin akan membaa masuk neraka. Sebab
dalam amal ibadah pasti ada syariatnya, tharikatnya,hakikatnya dan ma’rifatnya.
Seperti dalam rukun islam ada lima perkara :
1. Dua kalimat syahadat
2. Mengerjakan sholat
3. Puasa pada bulan ramadhan
4. Mengeluarkan zakat fitrah
5. Naik haji kalau mampu
Jadi susunannya sebagai berikut dibawah ini :
1. Syariat syahadat
2. Tharikat syahadat
3. Hakikat syahadat
4. Ma’rifat syahadat
Inilah susunan syahadat yang sebenarnya. Dan rukun islam yang kedua ialah :
1. Syariat sholat
2. Tharikat sholat
3. Hakikat sholat
4. Ma’rifat sholat
Inilah susunan rukun islam yang ketiga ialah :
1. Syariat puasa
2. Tharikat puasa
3. Hakikat puasa
4. Ma’rifat puasa
Inilah susunan rukun islam yang keempat ialah :
1. Syariat zakat
2. Tharikat zakat
3. Hakikat zakat
4. Ma’rifat zakat
Inilah susunan rukun islam yang kelima ialah :
1. Syariat haji
2. Tharikat haji
3. Hakikat haji
4. Ma’rifat haji
Baiklah kita uraikan satu persatunya ;
Pertama Syahadat.
Syariat syahadat itu ialah : mengucap dengan lidah.
Tharikat syahadat itu ialah : pada sholat sejatinya,sedang melakukan tajli kepada Tuhan.
Hakikat syahadat itu ialah : hidup/hayat yang sesungguhnya.
Ma’rifat syahadat itu ialah : agar supaya merasa dan melingkupi yang mencorong itu
dengan zat dan sifat Allah.
Kedua Sholat.
Syariat sholat ialah : saat-saat berdiri,ruku,sujud,dan lain-lain.
Tharikat sholat ialah : tetap saja dalam kita sedang sholat sejatinya ialah tajli mutlak.
Hakikat sholat ialah : telah jelas adanya,alif,lam awal,lam ahir,ha.Katakanlah Allah tak salah
lagi.
Ma’rifat sholat ialah : harus sampai bertemu dengan Nur Muhammad itu.
Inilah sholat sejatinya,sebelum kita ini tahu dia sudah ada.
Ketiga Puasa.
Syariat puasa ialah : kita sudah maklum adanya.
Tharikat puasa ialah : menyatu dengan tajli.
Hakikat puasa ialah : puasa yang bergelimang dengan nafsu angkara murka,dan supaya
kita berdiri
dengan nafsu zat hak ta’ala. ( nafsu yang diridhoi ).
Ma;rifat puasa ialah : harus bertemu dngan bulan purnama sidi. Yaitu terang
benderangnya,Tuhan telah
Bertazalli kepadanya.
Keempat Zakat.
Syariat zakat ialah : kita sudah maklum adanya.
Tharikat zakat ialah : harus berdirinya/fananya mahluk dari ingatannya,dan harus tajli
mutlak.
Hakikat zakat ialah : jangan sampai kita lupa atau salah dalam akidah.
Ma’rifat zakat ialah : harus bisa atau harus sanggup merasakan hilangnya ujud seluruhnya
lahir dan
Bathin dan menunggal dengan Tuhan ( dalam rahasia ).
Kelima Haji.
Syariat haji ialah : kita sudah maklum adanya.
Tharikat haji ialah : sedang kita sholat atau waktu kita ada dibaitullah ( rumah Tuhan ).
Hakikat haji ialah : meleburkan dosa dengan jalan ma’rifat,mengenal Tuhan Allah.
Ma’rifat haji ialah : rohani dan jasmani telah menyatu dalam kesatuan yang utuh/mutlak.
Demikianlah yang dapat hamba sampaikan. Jadi rukun islam itu tadi tiap-tiap satu rukun
mempunyai empat pasal. Maka klau demikian,lima rukun itu menjadi lima kali empat adalah
duapuluh pasal. Inilah siempunya sifat dua puluh itu. Sebab dua puluh itu pasal ini
menghimpunkan segala sifat-sifat Allah didalam alam ini. Dan manakah sifat istimewah bagi
Tuhan ?
Segala-galanya harus bagi Tuhan,tidak ada yang tertegah bagi Tuhan/tidak ada dinding-
dindingnya lagi. Hanya nafsumu sendiri yang tertegah,karena masih terdinding. Bagi Tuhan
tidak ada lagi wajib,yang ajib hanya bagimu dan bagi orang yang belum faham dan belum
mengerti. Jadi siapa yang faham,itulah yang beroleh petunjuk dari Tuhan Allah. Kesimpulan
rukun agama itu tadi ialah ESA SEGALANYA dan tidak ada lagi DUANYA.
RUKUN – IMAN
Perihal rukun iman itu ialah :
1. AMANTUBILLAH
2. WAL MALAIKATIHI
3. WA KUTUBIHI
4. WA RASULIHI
5. WAL YAUMIL ACHIRI
6. WA QADRI ACHIRI, WAARIHI MINALLAHI TA’ALA
Artinya ialah :
Aku percaya adanya Tuhan Allah Ta’ala s.w.t.
Apakah cukup dngan keyakinan begitu saja ?
Apakah adanya yang ada itu berada di arsyi atau dilangit sebelah,ataukah berada dalam
sorga ?
Kepercayaan yang seperti itu adalah kepercayaan orang taklid buta. Karena orang
kebanyakan mereka raba sendiri-sendiri. Sedang dalil ada mengatakan :
WANNAHU AKROBU ILAIHI MINHABLIL WARID.
Artinya : dekat urat lehermu dengan daging.Maka dekat lagi Tuhan itu.
Jadi makna rukun iman yang pertama tadi harus begini dan tidak bisa dicari dengan dalil
yang lain.
Jadi AMANTUBILLAH ini harus diartikan dengan : Sesungguhnya percaya bahwa
kehidupan sendiri,kehidupan wujud ini,selama hidup ini adalah tanda adanya Tuhan Allah
s.w.t.
Jadi jelasnya kepada kita bahwa dunia ini pasti didalam ruang lingkup hidupnya Tuhan.
Sedangkan sifat hidup ini adalah zat Tuhan Allah.
1. AMANTUBILLAH,artinya : aku percaya adanya Tuhan.
2. WAL MALAIKATIHI,artinya : percaya kepada malaikatnya.
3. WA KUTUBIHI,artinya : percaya kepada kitab-kitabnya.
4. WA RASULIHI,artinya : percaya kepada rasul-rasulnya.
5. WAL YAUMIL ACHIRI,artinya : percaya kepada hari ahir.
6. WAL QADRI AHIRI,artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat daripada
Allah Ta’ala.
Sekarang baiklah kita uraikan satu persatunya :
AMANTUBILLAHI,artinya : Percaya kepada adanya Tuhan.
Belumlah benar kalau belum dihalalkan,artinya kalau belum kembali kapada roh lagi
dan perasaan.Dalil sudah jelas mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat kepadamu,daripada
urat lehermu sendiri. Jadi kita tak usah repot menari Tuhan. Tuhan ada pada kamu dimana
saja kamu berada. Kesimpulannya ialah : pandangan dan tatapanmu itulah tanda adanya
Tuhan/yang ada. LAMAUJUDA BI HAQQIN ILALLAH. Artinya,tidak ada yang maujud
didalam alam ini,kecuali Allah Ta’ala.
WAL MALAIKATIHI,artinya : Percaya kepada malaikat-Nya.
Pertama kita yakin bahwa malaikat itu ada.
Cobalah tekadkan dan telanjangi sekujur badan kita,agar supaya cepat beriman kepada
Tuhan Allah s.w.t. Supaya jadi iman kepada Tuhan yang maha Agung/maha kuasa. Tatkala
sedang menghadapi sakaratul maut nanti.
Dalil apakah yang bisa menolong untuk nmenyempurnakan nyawa ?
Bukankah kita sudah tahu bahwa malaikat itu utusan Allah. Jelaslah sudah dengan usiknya
utusan,tentu hiduplah yang memerintahkan,biarpun sehelai bulu usiknya,begitu pula
bertambah panjangnya bulu itu, juga semua itu malaikat. Malaikat itu bukan jirim bukan
jisim. Tentunya terasa oleh kita bahwa sedang tidur itupun,juga bulu memanjang akan
tetap berlaku.Nah begitulah kenyataannya malaikat pada diri kita ini,tidak akan hilanhg
dengan badan kita ini.Siang dan malam terus bekerja tiada hentinya. Jadi usiknya dalam
melihat,mendengar,mencium,dn dalam bicara.Mandornya ialah, JIBRIL,MIKAIL,ISROFIL,
DAN IZROIL.
WA KUTUBIHI,artinya : Percaya kepada kitab kitab-Nya.
Jadi yang benar-benar percaya kepada kitabnya itu seperti Al-qur’an,harus dirangkap
dengan wujud kita ini.Jdi begini,kalau kita belum mengetahuinya,kita harus percaya
kepadaa takdir yang sudah tertulis kepada diri kita sendiri.Kita harus yakin dngan adanya
takdir Tuhan itu.Tulisn wujud kita ini yang sesungguhnya,kalau kita sudah ainal yakin dan
hakkul yakin,kita bisa sabar dalam menghadapi apapun juga. Karena pohon ilmu itu adalah
sabar dan ridho.Tentunya sudah tertulis dilikhmakhfudh. Jadi iman kepada kitab-kitabnya
itu umum.Persoalan diluar alkitab,manusia tidak ada yang tahu,terkeuali Allah. Memang
ada persoalan diluar kitab,tetapi amat sulit mencapainya.Itulah yang disebut
MAKHSYAF,yang tiada huruf,tiada suara,dan tiada kata-kata.Ini adalah RAHASIA yang
amat dalam dan amat dahsyat,dan tidak seorangpun yang mendapatkannya,keuali Tuhan
sendiri. Kehendak Tuhan idak ada yang menghalanginya. Dia sanggup merubah yang tak
dapat dirubah oleh mahluk. Sedang perubahan yang ada padaa mahluk ini adalah
perubahan pada sangkamu saja. Tuhan kuasa menghidupkan yang mati, dan mematikan
yang hidup. Fahamkanlah wahai sekalian tholib.
WA RASULIHI,artinya : Percaya kepada rasul-rasulnya.
Memang kita percaya kepada nabi-nabi dan rasul-rasul,itupun tak ada salahnya,memang
dlam bentuk nyaa,memang demikian.Tetapi karena sudah pada wafat semua,sudah
lestari,maka tinggal percaya itu berbalik kepadawujud.Yaitu,kepada hakikat badan yang jadi
utusan hidup kita pribadi,beginilah tekad kita sesungguhnya percaya kapada rasa wjud
kita.Seperti,melihat,mendengar,mengucap dan mencium. Coba saja kita
rasakan,bagaimana kita tidak peraya kepada ujud kita kita ini ?
Kalau kita menciipi garam,sudah tentu kita merasa asin,tidak mungkin yang
lainnya.Demikian pula dengan yang lainnya,seperti : pendengaran,tidak mungkin
salah lagi.Juga seperti panglihatan,penium dan pengucap.Semuanya dapat kita fahami
dengan perasaan kita.
Disinilah orang banyak tidak faham arti rasul yang sesungguhnya.Padahal rasul atau
utusan itu ada pada kita jua.Makanya kita kalau mengatakan dua kalimat syahadat itu,harus
tahu rahasianya. Kalau Tuhan mengatakan Aku naik saksi,tiada Tuhan melainkan Aku,dan
Muhammad itu utusanKu.Maka kitapun demikian pula adanya,kalau lain daripada itu,maka
tersalahlah ma’rifat kita.Orang kebanyakan salah memahami tentang arti rasul yang
sebenarnya,mereka mengira rasul itu hanya ada pada nabi-nabi, seperti nabi Muhammad.
Jadi yang dimaksud dalam pengertian Muhammad itu utusanku,yaitu Muhammad dalam arti
rahasia ma’rifat.Karena setiap insan kamil itu mempunyai utusan(rasul) pribadi. Disinilah
letaknya nilai dan barang yang bernilai itu letaknya dalam pribadi masing-masing.
Inilah arti percaya kepada rasul-rasul yang hak.
WAL YAUMIL ACHIRI,artinya : Percaya kepada hari akhir yaitu hari kiamat ( pembalasan ).
Kiamat besar hanya kita yakini dan kiamat kecil dapat kita rasakan masing-masing.
Pertama kiamat diri,yaitu hancur leburnya kedalam Nur Muhammad,dan hingga sirna dan
tuntas sampai tiada merasa lagi memiliki wujud lahir dan bathin.Danakhirnya menunggal
dengan kemaha agungan Tuhan ( menunggal dalam rahasia ).
Dan kiamat diri yang kedua ialah : dikala sakaratul maut telah tiba.Inilah yang disebut
kiamat sugro,sedangkan kiamat kubro adalah kiamat yang sebenarnya.
Inilah pengertian walyaumil akhiri itu tadi. Yang terakhir sekali ialah :
WAQODRI AKHIRI, artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat datang daripada
Allah jua. Maksunya segala perbuatan yang berlaku didalam ala mini adalah perbuatan
Allah Ta’ala. Allah yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu. Dan yakinlah kita
bahwa kita ini tidak mempunyai daya dan upaya, kecuali dengan kudrat dan iradat Allah
Ta’ala jua adanya. Maka dengan adanya rukun iman ini yang ke-enam ini, tentunya kita
menjadi sadar akan diri kita ini. Kesadaran itu timbul karena ma’rifat dan ma’rifat itu timbul
karena terbuka hijab (dinding).
Orang Ahli hakekat yang telah lupa kepada makhluk, karena langsung melihat Allah raja
yang Hak. Mereka lupa dengan sebab musabab, karena teringat kepada yang menentukan
dan yang menjadikannya. Orang ini sebagai hamba yang menghadapi hakikat yang nyata
baginya terang cahayanya dan sedang berjalan pada jalannya.
Telah sampai pada puncaknya, hanya ia sedang tenggelam dalam alam cahaya : sehingga
tidak kelihatan bekas-bekas mahluknya lagi. Dan lebih banyak lupanya terhadap alam,
daripada ingatnya kepada makhluk. Dan bertemunya daripada renggangnya, dan
lenyapnya atau leburlah dirinya dari tetapnya perasaannya, dan lupanya terhadap mahkluk
daripada ingatnya pada mereka.
Demikianlah seorang ahli hakikat : yang telah fana zahirnya dan fana bathinnya kepada
yang Hak. Dan siapa yang telah fana dengan Allah maka pasti ia lupa atau goib dari segala
sesuatu. Orang ini pandangannya Allah semata. Siapa dalam tauhidnya itu seolah-olah
sebagai hasil kepintarannya sendiri,maka tauhidnya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya
dari Api neraka.
BERTEMUNYA MANUSIA KEPADA TUHAN
Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepadanya, itulah puncak harapan,
dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar ; bahwa dengan itulah
dia akan lupa dan terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. Hilangkan pandangan makhluk
kepadamu, karena pua dengan englihatan Allah kepadamu. Dan lupakan
perhatian/menghadapnya mahluk kepadamu.
Nikmat itu meskipun beraneka ragam bentuknya ; hanya disebabkan karena melihat Allah
dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu walau bagaimana pun aneka
ragamnya,karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena melihat kepada ZAT Tuhan
yang maha mulia.
Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk
mengenal kepadaNya.
Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak
disampaikannya untuk mengenal Allah ; itulah HIKMAH YANG MAHA TINGGI.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Adapun yang dinamakan : PAHAM AL-FATIHAH, itu sebagai berikut
ALHAMDULILLAH : Artinya, Ya Muhammad, sembahyangmu itu aku jua memuji diriku.
RABBIL – ALAMIN : Artinya, Ya Muhammad, aku tahu lahir bathinmu.
ARRACHMANIRRACHIM : Artinya, Ya Muhammad, yang membaca fatihah itu,aku jua
memuji diriku.
MALIKIYYAUMIDDIN : Artinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti pekerjaanku,karena
engkau tiada lain Aku.
IYAKANA’BUDU WAIYYA – : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku
dan yang ghaib Aku jua kerja sendirian.
KANASTAIN
IHDINASSYIROTOL – : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku,hanya
MUSTAQIM engkau jua.
SYIROTOLLAZINA AN’AMTA : Artinya, Ya Muhammad, sesungguhnya karenamu sekalian
yang ada.
ALAIHIM
GHOIRILMAGDHUBI’ALAIHIM : Artinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih
padamu dan
Sekalian umatmu. Aku mengatakan Rahasiaku padamu, dan engkau
Katakan rahasiamu pada sekalian umatmu.
WALADHOLLIN : Artinya, Ya Muhammad, jika tiada engkau kekasihku, maka tiada
RahasiaKU sekaliannya padamu.
AMIN : Artinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahasiaku, Allah nama bagi zat
Tuhan yang qadim
—ooOoo–
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
ADAPUN YANG DINAMAKAN ‘DINDING ASAL DIRI’ ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT
DIBAWAH INI :
AKU ALIF ALLAH.MASUKKU KEPADA LAM DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH.
HILANGKU KEPADA LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.
———
PERPINDAHAN KEDUDUKAN NYAWA DITIAP-TIAP WAKTU
SUBUH berada di SULBI Nabinya ADAM Warnanya PUTIH.
ZOHOR berada di PUSAT Nabinya IBRAHIM warnanya KUNING.
ASHAR berada di JANTUNG Nabinya YUSUF warna MERAH.
MAGRIB berada di DADA Nabinya ISA warnanya BIRU.
ISYA berada di OTAK Nabinya MUSA Warnanya HITAM.
UNTUK DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMA
BAITULLAH,HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHASIA ALLAH.
Caranya kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas dengan HU,
hakikat kita AKU masuk kedalam.
— Tatkala kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF
— Tatkala kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT
— Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA – LAM
— Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA
Yaitu sampai salam jangan lupa ;
ZAT – ALIF SIFAT – LAM ASMA – LAM AF’AL – HA
LA ILAHA ILLA ALLAH
1. Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD, menjadi
CAHAYA kepada kita.
2. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD,
menjadi CAHAYANYA kepada kita.
3. Adapun LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD,
menjadi IMAN kepada kita.
4. Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi
HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.
Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat.
ZAT – MA’RIFAT SIFAT – HAKIKAT ASMA – THARIKAT AF’AL – SYARIAT
Adapun ZATnya Adapun SIFATnya Adapun ASMAnya Adapun AF’ALnya
Nyata kepada nyata kepada nyata kepada nyata kepada
MA’RIFAT. HAKIKAT. THARIKAT. SYARIAT.
— Adapun SYARIAT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN.
— Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN.
— Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN.
— Adapun MA’RIFAAT nyata kepada kelakuan FUAD INSAN.
Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini.
ZAT SIFAT ASMA AF’AL
MA’RIFAT HAKIKAT THARIKAT SYARIAT
RAHASIA NYAWA HATI TUBUH
MIM HA MIM DAL
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Adapun asal tubuh ( lembaga ) terdiri dari 4 ( empat ) nasar ialah :
1). TANAH 2). AIR 3). ANGIN 4). API
Kesemuanya ini daripada NUR MUHAMMAD ( Muhammad Al – qur’an ).
Adapun asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara ialah :
1. BAPAK 2. IBU 3. TUHAN
– Urat besar – Rambut – Penglihat
– Urat kecil – Kulit – Pendengar
– Tulang – Daging – Pengrasa
– Otak – Darah – Pencium
-Nyawa
Ketiga perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13 ( tigabelas –
Rukun Sembahyang ( Hadist).
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
1. Bismillah 1. Kepala kita.
2. Arrachman 2. Mata kita.
3. Arrachim 3. Antara kedua mata kita.
4. Alhamdulillah 4. Muka kita.
5. Rabbil’alamin 5. Telinga kanan kita.
6. Arrachman 6. Telinga kiri kita.
7. Arrachim 7. Tangan kanan dan kiri.
8. Malikiyyaumiddin 8. Belakang kita.
9. Iyyakana’budu 9. Kulipak ( kulit ) kita.
10. Waiyyakanasta’in 10. Dada kita.
11. Ihdinasyirotol mustaqim 11. Urat lidah kita.
12. Syirotollazina an’amtaalaihim 12. Pusat kita.
13. Ghoirilmagdhubi alaihim 13. Empedu kita, Hati kita.
14. Waladdollin 14. Hati kura ( paru – paru ) kita.
15. Amin 15. Jantung kita.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
1. SYARIAT 2. THARIKAT 3. HAKIKAT 4. MA’RIFAT
Syariat tubuh Af’al Allah (diri terperiksa – Syariat Ilmu yaqin).
Tharikat hati Asma Allah (diri terperi – Tharikat Ainul yaqin).
Hakikat roh Sifat Allah (diri tadjali – Hakikat Hakkul yaqin).
Ma’rifat Rahasia Zat Allah (diri tadjali – Ma’rifat malul yaqin).
LA – ILAHA – ILLA – ALLAH – LAILAHAILLALLAH
LA : Jasmani yakni syariat tubuh ( Syariat itu perbuatan – Djalla ).
ILAHA : Rochani yakni tharikat hati ( Tharikat itu kataku – Jamal ).
ILLA : Hakikat nyawa ( Hakikat itu kediamanku – Qahar ).
ALLAH : Ma’rifat atau rahasia ( Ma’rifat itu rahasiaku – Kamal ).
LA : Menjadi ALCHAMDU atau ZAT Hayat.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Apabila kita hendak mancari/mengenal diri,maka hendaknya terlebih dahulu kita
ketahui/kita kenal akan RAHASIA NUR MUHAMMAD karena rahasia Nur Muhammad itulah
sebenar-benar diri.
“ RAHASIA NUR MUHAMMAD “ : Adapun yang bernama diri itu terbagi 2(dua) bagian,
pertama diri yang lahir, kedua diri yang bathin. Adapun yang lahir berasal daripada
ANAMIR ADAM yakni 4(empat) perkara:
1. API 2. ANGIN 3.AIR 4.BUMI
a. Adapun API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi
RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
b. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama SIFAT
menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
c. Adapun AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama ASMA
menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
d. Adapun BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AF’AL menjadi
KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Jadi jika demikian Diri kita yang lahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita yang bathin
jua,yang berhuruf atau berkalimah ALLAH,dan jangan kiranya kita syak dan waham lagi.
Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf atau
berkalimat ALLAH itu,bagaimana hendaknya supaya jangan sampai tersalah sangka.
Kemudian sesudah kita ketahui diri yang lahir itu,hendaknya kita ketahui pula diri yang
bathin,siapa dan yang mana. Karena diri yang bathin itulah yang mengenal
Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad MAN ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA
RABBAHU : Artinya, barang siapa yang mengenal akan dirinya, maka dikenalnya akan
Tuhannya.
Tetapi sebelum kita mengenal diri yang bathin,maka hendaknya lebih dahulu diri kita yang
lahir itu,yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada mati,seperti firman
Allah didalam Qur’an ; ANTAL MAUTU QOBBAL MAUTU, Artinya engkau matikan dirimu
sebelum kamu mati.
Maka jikalau sudah kita matikan diri kita yang lahir,barulah nyata diri kita yang bathin,yang
bernama sebenar-benarnya diri.
Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya :
pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.
1. ALIF – ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
2. LAM – LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
3. LAM – LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
4. HA – HUWAL AWALU WAL ACHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU.
Jadi kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada mempunyai
apa lagi,seperti kata lafat :
“ MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN “ Artinya, Daripada tiada
menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada.
Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang bathin,artinya
yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi,dan tiada boleh dikatakan ada
lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua,ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti
firman Allah didalam hadist qudsyi : CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI,
Artinya ; kujadikan engkau karenaku ya Muhammad.
Jadi jelaslah bahwa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang
bathin,dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi,karena MUHAMMAD itulah yang
ada mempunyai :
TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHASIA.
1. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni THARIKAT.
3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT.
4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT.
Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal
TUHANNYA,tetapi belum lagi MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika belum lagi fana
TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA, ZATNYA, SIFATNYA, ASMANYA
dan AF’ALNYA. Seperti firman Allah didalam Qur’an :
QUL HUALLAHU AHAD,Artinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad,bahwasanya Allah Ta’ala
ESA. ESA pada ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMANYA, dan ESA pada
AF’ALNYA.
Dan lagi firman Allah didalam Al – Qur’an :
“ WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU “ Artinya,serahkan dirimu Ya
Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati.
Maka keterangan MUHAMMAD meng – Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti
tersebut dibawah ini,dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini.
1. Adapun BATHIN MUHAMMAD,ZAT kepada Allah, RAHASIA kepada hamba.
2. Adapun AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba.
3. Adapun ACHIR MUHAMMAD, ASMA kepada Allah, HATI kepada hamba.
4. Adapun ZAHIR MUHAMMAD, AF’AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba.
Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan
disangka bahwa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah karena kita ini pada ilmunya
sudah tidak ada lagi.
Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua karena tubuh
fana kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Af’alnya, yakni Allah jua,seperti firman Allah “
HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU “ Artinya ia jua Tuhan yang
awal,tiada baginya berpermulaan dan ia jua achir yang tiada baginya berkesudahan dan ia
jua yang Zahir serta ia jua yang Bathin.
Jadi Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang
lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekedar
nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
1. Seperti yang dikatakan RAHASIA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain
daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ Qala ” yaitu ; WJUD,
QIDAM, BAQA, MUCHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH.
2. Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain
daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILAHA “ yaitu ;
SAMA, BASAR, QALAM, SA’MIUN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN.
3. Adapun yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain
daripada kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILLA “ yaitu ;
QODRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT.
4. Adapun yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu,ang sebenar-benarnya tiada lain
daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ALLAH “ yaitu ;
QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJAUN, WAHDANIAT.
Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua,yaitu
SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah yang dinamakan
KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu LAILAHAILLALLAH artinya tiada yang terdahulu hai
MUHAMMAD dan tiaa yang terkemudian Ya MUHAMMAD.
Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya
jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT.
Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi ddua bagian :
Pertama, LA ILAHA. Dan yang Kedua, ILLA ALLAH. Adapun LA ILAHA ialah SIFAT
KEKAYAAN yang tiada ada kekurangannya,yaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah
SIFAT KEKURANGAN yang masih berkahendak,yaitu Muhammad.
Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH
TA’ALA dan yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar
bisa menjai TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA.
Artinya, Rahasianya oleh Allah Ta’ala,karena Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul
wujud dan mutlak,yakni BATHIN MUHAMMAD.
TA’ALA itu adalah nama bagi SIFAT,yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATHIN
MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah
kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid artinya Kalimah ESA. Yaitu :
LAILAHAILLALLAH
Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula
kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung perhimpunan segala
RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA,segala ISLAM,
segala IMAN,segala TAUHID dan MA’RIFAT,yang kesemuanya terhimpun didalam kalimah
yang mulia ini.
Dan hendaklah diamalkan supaya mahir,seperti :
JAUMUN RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang
terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Karena diwaktu itulah
Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU ( bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-
Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita ). Dan jikalau kita
sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkannya
Kalimah yang mulia ini.Karena sudah tahu betul dan terang betul bahwasanya kita ini tiada
ada mempunyai sesuatu.
Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila dikatakan yang
berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan kita fana kepada Tuhan.
Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana kepada
Tuhan ( ALLAH ).
Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun
lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada suku-suku
takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal keduanya.
Adapun niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang
dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir,maka dimulai niat itu
daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan terkemudian.
Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua,karena niat Arifiyah itu
3(tiga) derajat didalamnya ialah :
1. DUNI,artinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia.
2. WASTA’I,artinya yang sempurna.
3. QAAWI,artinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna,yaitu niat Nabi-Nabi
dan Wali-Wali yang memakainya.
\
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Alhamdulillahi rabbil’alamin washolatu wassalamu’ala syaiyidina ,ursalin wa’ala alihi
wasahabihi adjam’in, amma ba’du. Adapun kemudian dari pada itu diketahui olehmu hai
thalib, bahwasannya tiada sempurna bagi seseorang mengenal dirinya, jika tidak ada tahu
akan asalnya diri. (kejadian diri) dan mengetahui akan yang mula-mula dijadikan Allah
Subhanahu wata’ala, seperti sembahyang mula-mula dijadikan Allah subhanahu wata’ala.
Seperti sembah ABDILLAH bin ABBAS R.A. katanya, Ya Junjunganku, apakah jua yang
mula-mula dijadikan Allah Subhanahu wata’ala. Maka sabda Nabi Muhammad SAW. Yang
artinya : Bahwasannya Allah Ta’ala menjadikan dahulu daripada segala Asyia ini yaitu NUR
NABIMU. Maka nyatalah Roh Nabi kita Muhammad SAW itu dijadikan lebih dahulu
daripada Asyia, dan lagi dijadikan Allah Ta’ala daripada ZATnya, seperti kata Syeh
Abdulwahab yang artinya; Allah Ta’ala menjadikan Roh Nabi Muhammad itu daripada Zat-
nya. Dan menjadikan sekalian ala mini jadi daripada NUR NABI MUHAMMAD. Maka
nyatalah Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD dan segala batang tubuh kita
ini jadi daripada ADAM seperti Sabda Nabi Muhammad Saw. Yang artinya : Aku adalah
bapak oleh sekalian ROH dan Nabi ADAM adalah bapa oleh segala batang tubuh, Karena
Nabi ADAM itu dijadikan ia daripada Tanah, seperti Firman Allah yang artinya; aku jadikan
INSAN ADAM daripada tanah, tanah itu adalah NUR yang dijadikan ia daripada AIR, dan
AIR itu NUR MUHAMMAD SAW. Maka nytalah ROH kita Tubuh kita Tubuh kita serta
sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD SAW. Maka nyatalah ROH kita tubuh kita
serta sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD kepada ROHMU dan kepala
BATANG TUBUHMU dan kepada sekalian kainat, insya Allah melihatlah engkau akan
keelokan dan Dzat wajibal wujud lagi yang suci adanya, karena tubuh kita yang samar ini
sekali-kali tiada dapat mengenal ALLAH TA’ALA karena ia NUR MUHAMMAD dan me-
musyahadahkan NUR MUHAMMAD, adalah ia memesakan TUHANNYA dan sebagai bukti
(dalil) keadaan akan kezairan dan kenyataan bag ujudnya, maka bagi tiap-tiap yang datang
kepadamu itu seperti; penglihat, pendengar, pengrasa, dan lain sebagainya, yaitu semata-
mata sebab NUR MUHAMMAD jua. Seperti firman Allah Ta’ala yaitu NUR, dan firman Allah
yang artinya barang yang dating kepadamu yaitu hak Allah yang artinya barang yang
datang kepadamu yaitu hak Allah daripada Tuhanmu, yaitu NUR dan kepada NUR itulah
perhimpunan dan perjalanan segala AULIA dan ARABIA yang mursalin mengenal ALLAH
TA’ALA dan mula-mula sampai pendapat Aribillah pada martabat ini karena ia asal kejadian
alam seperti Firman Allah didalam Hadist Qudsyi yang artinya ; Ya, MUHAMMAD, engkau
kujadikan karena-ku dan aku jadkan semesta sekalian ala mini karenamu. Maka sabda
Nabi MUHAMMAD SAW. Yang artinya ; Aku daripada Allah dan sekalian MU’MIN daripada
aku. Maka hendaklah berpegang kepada NUR itu, Cuma ada didalam ibadat atau lainnya.
Yang lain daripada pekerjaan. Kemudian ketahui pula olehmu akan sebenar-benarnya diri,
seperti kata Syeh ABDUR RAUP ; Bermula yang sebenar-benarnya diri itu adalah NYAWA
dan yang sebenar-benarnya NYAWA itu adalah NUR MUHAMMAD dan se-benar-benarnya
NUR MUHAMMAD itu adalah SIFAT dan se-benar-benarnya SIFAT itu adalah ZAT HAYAT
bukan ZAT HAYUN. Tetapi tiada lain kata setengah ulama, bermula yang sebenar-
benarnya DIRI itu adalah ROH, tatkala ia asuk bagi sekalian tubuh maka bernama
NAFAS,Dan tatkala ia berkehendak bernama HATI, dan tatkala ia ingin sesuatu bernama
NAFSU dan tatkala ia dapat memilih akan sesuatu bernama ICHTIAR, dan tatkala ia
percaya akan sesuatu bernama IMAN, dan tatkala ia dapat memperbuat barang sesuatu
bernama AKAL, dan poko/pangkal AKAL itu adalah ILMU itulah se-benarnya DIRI, dan
kepada diri itulah ZAHIRNYA TUHAN, seperti sabda nabi MUHAMMAD SAW. ZAHIRU
RABBI WAL BATHINU ABDI, artinya Lahir Tuhan itu ada pada bathin hambanya, yakni
pada ILMU HAKIKAT yang putus adanya dan tiadanya dan Esanya. Kemudian daripada itu
maka hendaklah engaku kenal DIRI itu supaya sempurna mengenal ALLAH TA’ALA,
seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW. MAN ARRAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA
RABBAHU, artinya, barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya menegenal akan
Tuhannya. Bermula mengenal DIRI itu terdiri atas 2 (dua) perkara; Pertama hendaklah kita
ketahui Asal diri seperti yang tersebut di atas tadi, Kedua hendaklah MATIKAN DIRIMU
seperti Firman Allah; ANTAL MAUTU QABLAL MAUTU artinya matikan dirimu sebelum
kamu mati. Bermula mematikan diri itu seperti ; WALA QADIRUN, WALA MUDIRUN WALA
ALIMUN, WALA HAYUN, WALA SAMI’UN WALA BASHIRUN, WALA MUTAKALIMUN,
artinya ; tiada hambanya kuasa, tiada berkehendak, tiada tahu, tiada hidup, tiada
mendengar, tiada melihat, tiada berkata-kata. Yang kuasa hanya Allah, yang tahu hanya
Allah, yang hidup Allah, yang mendengar Allah, yang melihat Allah, berkata-kata Allah serta
Maujud dan Esa Allah jua. Maka falah sekalian DIRI itu di dalam DIRI Ahdiat Allah yakni ;
fanalah di dalam ILMUNYA ALLAH yang Qadim adanya. Kemudian daripada itu maka
hendaklah diketahui akan SYIR ALLAH didalam UJUD IHSAN ini, niscaya senantiasa di
dalam dosa, seperti Sabda Nabi MUHAMMAD SAW, yang artinya ; Bermula ADAM itu di
dosa yang amat besar dan dosa itu sebagiannya yakni tiada sempurna mengenal Allah
Ta’ala jikalau diri di dalam kebaktian, karena kebaktian itu adalah umpama JASAD dan
ROH, demikian pula kebaktian tiada sempurna jika tiada dengan ILMU, demikianlah
adanya. Adapun SYIR ALLAH DIDALAM UJUD INSAN itu seperti Firman Allah di dalam
Hadist Qudsyi yang artinya ; bermula INSAN itu RAHASIAKU dan AKUPUN RAHASIANYA.
Dan lagi Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya ; INSAN itu RAHASIAKU dan
AKU RAHASIANYA, atau RAHASIAKU itu SIFATKU dan sifatku itu tiada lain daripada AKU.
Maka kata GHAUSYALU AZIM yang artinya ; TUBUH MANUSIA, NAFSUNYA, HATINYA,
NYAWANYA, PENDENGARANNYA, PENGLIHATANNYA, TANGANNYA, KAKINYA, dan
sekalaiannya itu AKU nyatakan dengan azzaku dirinya bagi diriku itu tiada lain daripada
AKU, dan aku tiada lain nDARIPADANYA. Dan ketahui olehmu bahwasannya HAK ALLAH
SUBHANAHU TA’ALA itu tiada ia berdengan segala AF’ALNYA seperti Firman Allah
“WAHUWA MA’AKUM AINAM KUNTUM” artinya Tiada ada kamu, Allah Ta’ala beserta
kamu, dan lagi Firman Allah. Artinya di dalam DIRI KAMU jua AKU, maka tiadalah KAMU
melihat akan DAKU, karena aku terlehampir daripada HATI MATAMU YANG HITAM
DENGAN YANG PUTIH. Maka hendaklah engkau tilik tiap-tiap sesuatu daripada ala mini
ALLAH TA’ALA serta di dalamnya, seperti sabda Nabi MUHAMMAD SAW yang artinya,
barang siapa menilik kepada sesuatu, jika tiada dilihatnya Allah Ta’ala didalamnya, maka
tiliknya itu bathal yakni sia-sia. Maka kata Syaiyidina ABU BAKAR artinya ; tiada aku lihat
akan sesuatu melainkan padahal aku lihat Allah Ta’ala dahulunya. Jadi yang mengata
kalimah LAILAHA ILLA ALLAH itu tiada lain IA jua memuji DIRI-NYA, seperti Firman Allah
di dalam Qur’an :
1. ABABARALLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang menyebut Allah hanya Allah
2. LAYA’JAHARALIAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang menyembah Allah hanya Allah
3. LAYU’RIFULLAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang melihat Allah hanya Allah
4. LAYA’BUDULLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang mngenal Allah hanya Allah
1. ZAT bagi ALLAH, NAFSIAH pada MUHAMMAD, NAFAS pada ADAM
2. SIFAT bagi ALLAH, SALBIAH pada Muhammad, TUBUH pada ADAM
3. ASMA bagi ALLAH, MA’ANI pada MUHAMMAD, HATI pada ADAM
4. AF’AL bagi ALLAH, MA’NAWIYAH pada MUHAMMAD, RAHASIA pada ADAM
Kemudian yang empat sifat itu dibagi dua :
1. Pertama ; SIFAT mengadakan SYORGA dan NERAKA
2. Kedua ; SIFAT mengadakan DOSA dan PAHALA, jahat dan baik
I. ISTIGNA bagi Allah, SIFAT KETUHANAN pada MUHAMMAD, ILMU pada ADAM
II. ISTIGFAR bagi Allah, SIFAT BERCAHAYA (NUR) pada MUHAMMAD ADA pada ADAM
Adapun yang terkandung didalam yang empat sifat ini ;
1. SIFAT NAFSIAH = ialah NYAWA, pada kita
2. SIFAT SALBIAH = ialah KULIT, URAT, TULANG, DAGING, DAN
DARAH
3. SIFAT MA’ANI = ialah HATI, JANTUNG, SIMIT, RABU, EMPEDU, DAN
RAMBUT
4. SIFAT MA’NAWIYAH = ialah OTAK, SUMSUM, MENDENGAR, MELIHAT,
MENCIUM, BERKATA
Inilah yang dinamakan asal tubuh kita daripada sifat (empat sifat adanya).
ASYHADU ALLA ILAHA ILLA ALLAH = Zat Wajibal wujud, qadim yang kusembah
WAASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH = harap kurnia ampun, Rahmad dari
pada Allah.
Adapun SEMBAHYANG LIMA WAKTU terhimpun didalam ALHAMDU, keluar daripada
CAHAYA MANIKAM yang PUTIH yaitu HATI pada kita.
ALIF = SUBUH dua raka’at ROH dan JASAD. Keluar daripada CAHAYA MANIKAM
yang HIJAU yaitu EMPEDU pada kita.
LAM = ZUHUR empat raka’at DUA KAKI (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA MANIKAM yang MERAH yaitu PARU-PARU pada kita.
HA = ASHAR empat raka’at DUA TANGAN (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA MANIKAM yang KUNING yaitu JANTUNG pada kita.
MIM = MAGHRIB tiga raka’at DUA LOBANG HIDUNG + SATU LOBANG KULIT.
Keluar daripada CAHAYA MANIKAM yang HITAM, LIMPA pada kita.
DAL = ISYA empat raka’at DUA BIJI MATA + DUA LOBANG KUPING, Amal ROH
ialah NYAWA, Amal HAti ialah PENGETAHUAN, Amal TUBUH ialah
BADAN.
HUKUM SYAHADAT : Pertama = Mengesakan Zat Allah Ta’ala : ADA. DIA KEKAL
BERSALAHAN dan BERDIRI SATU.
Kedua = Mengesakan Sifat Allah Ta’ala HIDUP, TAHU,
KUASA, BERKEHENDAK, MENDENGAR,
MELIHAT dan BERKATA-KATA.
Ketiga = Mengesakan Af’al Allah Ta’ala ; yang HIDUP, YG
TAHU, YG KUASA, YG BERKEHENDAK, YG
MENDENGAR, dan YG BERKATA-KATA.
Keempat= Meng-esakan kebenaran Rasulullah Saw
PERCAKAPAN YG BENAR, PERJALANAN YANG
BENAR, DAN PENGETAHUAN YANG BENAR.
LA ILAHA ILLA ALLAH, ialah nama bagi ROHUL HAYAT
MUHAMMADAR RASULULLAH, ialah nama bagi TUBUH INSAN KAMIL.
LA ILAHA ILLA ALLAH = LA ; Sifat Mafsiah. ILAHA ; Sifat salbiah, ILLA : Sifat
Ma’ani, dan ALLAH Sifat Ma’nawiyah.
LA = Kalimah IMAN, artinya IMAN itu percaya didalam hati kepada Allah.
ILAHA = Kalimah ISLAM, artinya ISLAM itu mengerjakan segala perintah
ALLAH, dan menjunjung segala perintah ALLAH serta menjauhi segala
yang dlarang oleh ALLAH.
ILLA = Kalimah TAUHID, artinya itu mengesakan ALLAH daripada segala
SIFAT yang bersekutu dengan ALLAH.
ALLAH = Kalimah MA’RIFAT, artinya MA’RIFAT itu pengenalan kepada Allah
dengan jalan MA”RIFAT yang putus.
Kemudian diketahui olehmu hai Thalib, adapun yang dinamakan ISLAM itu daripada
Kalimah LAILAHAILLALLAHI. Maka wajib diketahui dahulu Kalimah itu barulah dinamakan
ISLAM, yang asalnya demikian Firman Allah ; WA’TASHINU BIHABILLAHI SAMI’AN WALA
WALA TAPARRAQU, artinya ; berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah engkau
bercerai. Adapun berpegang kepada tali Allah itu adalah seperti yang tersebut dibawah ini.
HU = Puji NYAWA, zikir waktu naik, nyawa keluar.
ALLAH = Puji ROH, zikir waktu turun, nyawa masuk.
ZIKIR ALLAH = Sama dengan Zikir LA ILLAHA ILLA ALLAH.
Maka kata Syaiyidina UMAR ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITUL LAHI BA’DAH,
artinya Tiada aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala sertanya. Dan berkata
SYAIYIDINA ALI ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITULLAHI FIHI ; artinya Tiada
aku lihatakan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya. Maka sekalian dalil dan
hadist serta sekalian kata sahabat-sahabat ini adalah perhimpunan WAHDAH Seperti
Firman Allah ; ALLAHU BIKULLI SYA’IN MUHITH, artinya Allah Ta’ala itu meliputi ia bagi
tiap-tiap sesuatu, seperti BESI diliputi oleh API. Begitulah pandang kita kepada Allah Ta’ala
tempat perhimpunan daripada LAILAHA ILALLAH didalam TAKBIRATUL IHRAM, dan
segala niat dan I’tikad inilah jalannya, maka berhimpunlah 4 (empat) huruf itu pada kalimah
ALLAH. Huruf Allah itu apabila dihilangkan huruf ALIF maka terbacalah LILLAH, apabila
dihilangkan huruf LAM AWAL maka terbacalah oleh kita LAHU, apabila dihilangkan huruf
LAM ACHIRNYA, maka terbacalah oleh kita HU, dan apabila fana huruf LAM itu, maka
tiadalah dapat terbaca lagi ALLAH tersebut. Untuk mengetahui dengan sesungguhnya atas
kefanaan atau setelah fananya huruf HA ini, maka bicarakanlah olehmu baik-baik. Hai salah
seorang yang meuntut ilmu jalan kepada Allah Ta’ala. Bicarakanlah olehmu baik-baik huruf
atau perkataan itu (perkataan Allah itu) dengan seorang Guru yang boleh atau berhak
mengeluarkannya perkataan yang sedikit ini,karena perkataan ini terlebih keras daripada
DUNIA ini, terlebih keras daripada BATU, terlebih keras daripada BESI dan terlebih keras
daripada Segala yang keras dan jikalau tiada ilmunya, sekalian amalnya dan Itikadnya,
maka jauhilah daripada makam Nabi MUHAMMAD SAW. Inilah jalannya SYUFI,
ARIBILLAH dan ALIMBILLAH namanya.
Inilah jalan bagi segala AULIA dan AMBIA, segala jalan ARIBILLAH itu tiada ia menilik
DIRINYA itu ada baginya UJUD lain selain UJUD ALLAH Ta’ala semata-mata. Bagi Allah
Ta’ala jua yang ada baginya UJUD dan baginya ZAT dan baginya SIFAT BAQA seperti
firman Allah ; MAN ARAFA NAFSAHU BIL FANA’I, FAQAD ARAFA RABBAHU BIL BAQA’I,
artinya ; Barang siapa mengenal DIRINYA dengan FANA, bahwasannya dikenalnya
TUHANNYA DENGAN BAQA. Bermula inilah jalan NABI MUHAMMAD mengenal kepada
Allah Ta’ala yaitu HADAP YG TIADA BERPUTUS, tiada BERKETIKA, tiada LALAI, tiada
LUPA, tiada berkeputusan, atau BERKESUDAHAN siang dan malam, senantiasa CINTA
dan KASIH kepada ALLAH TA’ALA, baik pada waktu Tidur maupun jaganya. Inilah yang
sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA, yaitu menghilangkan segala
pekerjaan dunia, mengerjakan akan ilmunya dan menghancurkan akan segala
pandangannya, maka berhimpunlah kesemuanya ini daripada huruf HA seperti disebutkan
terdahulu. Maka disanalah kita MEMATIKAN UJUD DIRI KITA, SIFAT KITA, ASMA KITA,
DAN AF’AL KITA. Demikianlah kita mencari yang dinamakan RAHASIA ALLAH dengan
MUHAMMAD. Adapun orang AHLI SHUFI mengucapkan ZIKIR ALLAH itu ada empat
perkara kesempurnaannya :
1. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Syari’at : Tiada ada Tuhan yang lain hanya Allah.
2. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Tharikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
3. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Hakikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
4. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Ma’rifat : Tiada ujud sesuatu hanya ujud Allah.
1. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan katanya tiada lidahnya, maka
kafirlah orang itu pada zahirnya dan selamanya pada bathinnya.
2. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan lidahnya dan tiada tasdik hatinya,
maka kafirlah ia.
3. Barang siapa menyebut LAILAHAILALLAH dengan lidahnya dan tasdik hatinya, maka
orang mu’miniah ia dengan se-benarnya mu’min.
4. Barang siapa mengekalkan ia akan ujud itu, maka fanalah ia di dalam menyebut LA
ILAHAILALLAH, maka orang itu WALI ALLAH, karena kita ini ke ESAAN ujud ALLAh jua,
sebab ujud Allah itu ujud HAKIKI dan ujud kita ini hanya ujud MUJAJI.
Adapun tandil tergangi tiada mempunyai Ujud hanya Allah Ta’ala. Adapun kita ini hamba-
nya artinya MUNAJAT itu berkata-kata, adapun yang berkata ALLAHU AKBAR itu Allah jua,
bukannya kita, karena kita ini hamba-nya. Adapun MI’RADJ itu LAIP, adapun LAIP itu tiada
mempunyai DIRI, melainkan hanya Allah Ta’ala bukannya kita, karena kita ini hambanya,
adapun IHRAM itu artinya ter-cegang adapun ter-cengeng itu tiada tahu akan dirinya dan
dia tahu maka apabila hapuslah/fanalah dan tiada kelihatan ujud lagi ujud diri kita, maka
disanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita AZZA WAZALLA, dan barulah
kita bertemu GAIB dalam GAIB, Ujud didalam Ujud, Zat didalam Zat, Sifat didalam Sifat,
asma didalam Asma, Af’al didalam Af’al, Syir didalam Syir, Rahasia didalam Rahasia dan
Rasa didalam Rasa, maka disanalah kita menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK
menghasiki, inilah dalil yang menunjukkan diri kepada ALLAH TA’ALA.
Kedua martabat WAHDAH : artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah perhimpunan
SHALIK dan seperti laut dengan ombak maka tiadalah bercerai keduanya, maka dinamai
TA’IM AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama ALLAH dan MUHAMMAD, bernama
ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah Ta’ala : WAHUWA MA AKUM AINAMA KUNTUK,
artinya ; dimana saja kamu berada Allah Ta’ala beserta kamu. Dan mula serta itu tiada
bercerai ZAT dengan SIFAT, tiada bercerai TUHAN dengan MAKHLUK, adapun menurut
kelakuan disini ZAT UJUD ILMU NUR SYUHUD itu dinamai yaitu HAKIKAT ASYIA, artinya
ada yang se-benarnya, perkara yang maklum bukan perkara ilmu (segala ilmu) Allah Ta’ala
kemudiannya dan lagi seperti kata para sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah pandangan
orang aribillah yang sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA. Begitu pula
pandang kita.
Adapun yang terhimpun didalam tubuh kita ada DUA ROH, yang hendak diketahui ;
Pertama. ROH yang dinamakan ROH QUDUS
Kedua, ROH yang dinamakan ROHANI,
zikir sebutan ROHANI itu ucapannya – ALLAH-ALLAH
ROH QUDUS itu ucapannya – HU – HU
Tiada tahu akan Tuhannya, hanya bertemu GAIB didalam GAIB, SYEKH MUHAMMAD
USMAN pernah berwasiat kepada anaknya, yang artinya ; Hai anakku tiada dapat tidak
atau jangan tidak, wajib engkau ketahui serta engkau I’tikadkan didalam hatimu ilmu yang 5
(lima) perkara ini, inilah yang dinamakan ILMU HAKIKAT. Artinya ilmu Hakikat itu
mengetahui dengan yakin hati, bukannya dengan bacaan atau dengan perkataan lidah
tetapi dengan diberi ESANYA ditetapkan didalam hati jua.
Maka tiada berfaedah bacaan dengan lidah dan kalimat perkara tersebut adalah sebagai
berikut :
PERTAMA : TAUHIDUL AF’AL
KEDUA : TAUHIDUL SIFAT
KETIGA : TAUHIDUL ASMA
KEEMPAT : TAUHIDUL ZAT
Dan suatu riwayat mengatakan sebagai berikut : FANA’IL AF’AL FANA’IL SIFAT dan
FANA’IL ZAT. Adapun Tauhidul Af’al itu seperti engkau kata ; LAFA’LUN ILLA FI’LULLAH,
artinya tiada mempunyai perbuatan melainkan se-mata perbuatan Allah Ta’ala jua
didalamnya (Hakikatnya). Dan Tauhidul Sifat itu yakni seperti engkau kata, dan engkau
i’tikatkan didalam hatimu : IA QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT, SAMA, BASHAR, KALAM,
artinya ; Tiadamempunyai KUASA, BERKEHENDAK, TAHU, HIDUP, MENDENGAR,
MELIHAT DAN BER-KATA-KATA. Melainkan kesemuanya itu daripada Allah Ta’ala jua
pada hakikatnya.
Adapun Tauhidul ZAT itu seperti engkau kata engkau I’tikatkan didalam hatimu ; LA
MAUJUDA ILLALLAH, artinya tiada yang ujud didalam alam ini melainkan Allah Ta’ala
semata-mata pada Hakikatnya,karena sekalian alam (Ujud alam) ini tiada maujud
sendirinya, tetapi berdiri ujud kepada ujud Allah aza wazalla. Keempat dalil Shuhudul
Kasyrah, seperti telah diuraikan terdahulu, yaitu pandang yang banyak didalam satu dan
pandang yang satu didalam yang banyak. Maka pandang itu olehmu dengan bahwasannya
ujud sekalian alam ini berdiri kepada Ujud Allah Ta’ala, tiada maujud sendirinya dan
pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala itu maujud didalam sesuatu yang maujud maka
disertakan pandangmu itu dengan pandang PANDANG RAHASIA DIDALAM HATI. Gukan
pandang yang dibangsakan dengan perkataan dan lafad itu tiada memberi faedah.
Artinya pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala itu maujud ia didalam tiap-tiap sesuatu
ujud, yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya serta kebesarannya
dan tiada diambil tempat dan Allah Ta’ala itu tiada menjadi rupa sesuatu, karena Allah
Ta’ala LAISAKAMISLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR artinya ; Tiada menyamai
Allah Ta’ala itu sesuatu juapun dan ia amat mendengar lagi amat melihat akan segala
pekerjaan baik yang zahir maupun yang bathin.
Dan lagi ketahui olehmu bahwasannya sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama-
lamanya didalam ILMU ALLAH TA’ALA jua, demikianlah se-benar-benarnya I’tikad kita,
maka itulah I’tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah dan I’tikada sekalian
yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah daripada i’tikad ini, supaya sampai kepada
jalan FANAFILLAH dan BAQABILLAH,Artinya ; LAIP KITA DIDALAM ALLAH TA’ALA dan
KEKAL ADANYA DENGAN ALLAH TA’ALA. Adapun artinya LAIP itu ialah HAPUS, hapus
itu tiada lagi kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah Ta’ala se-mata. Begitulah hendaknya
I’tikad dan pandang kita, umpamanya seperti ombak ia bernama ombak atau laut sebab ia
bernama laut, tetapi pada hakikatnya adalah daripada AIR jua. Maka itu namanya tiga
hakikat tetapi berasal daripada satu jua. Umpamanya seperti besi didalam Api, maka
hilanglah besi itu oleh api, tiada kelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang
kelihatan se-mata, zatnya, sifatnya dan Af’alnya. Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan
dikeraskan didalam keadaan kita, niscaya hilanglah keadaan kita itu, maka tiada lagi dan
sampailah kita kepada jalan fanafillah dan baqabillah, maka apabila kita tidur terlihatlah
oleh kita dalalahnya pada bertemu.
TUDIBBUL BADANI HAJJA ALA QALBI, hancurlah badan jadilah HATI. TUDIBUL QALBI
SHARARROHI, artinya, hancurkan hati jadikan ROH. TUDIBURROHI SHARANNURU,
artinya, hancurkan roh jadikan CAHAYA, ialah AKU ALLAH (dalam Diam). Aku yang se-
benarnya RAHASIA MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu. Adapun hati manusia itu
umpama cermin, maka apabila ditilik didalamnya, maka kelihatanlah itu TUHANNYA,
daripada RAHASIANYA, karena rupa kita yang bathin itulah yang diakui Allah RUPA
DARIPADA RAHASIANYA, karena dalil menyatakan yang artinya ; INSAN ITU
RAHASIAKU, RAHASIAKU ITU SIFATNYA, SIFATNYA ITU TIADA LAIN DARIPADA
UJUDKU yang WAJIB UJUD adanya. ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANA, artinya ;
Didalam Akal itu Hati, didalam Hati itu Roh, didalam Roh itu Syir, didalam Syir itu AKU. AKU
RAHASIA SEGALA MANUSIA
AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA DIDALAM HATI. Ketahui olehmu hai Shaleh. Inilah
orang yang sebenar-benarnya mengenal ALLAH TA’ALA seperti ; MAN ARAFALLAHU
FAHUWA ALLAH, yakni barang siapa mengenal ALLAH yaitu bernama Allah dan
Muhammad.
—ooo0oo—
ALAM MINKUM
Adapun HAYAT artinya dihidupkan, adapun MINKUM itu keTuhanan namanya. Maka inilah
sifat Allah Ta’ala yang dizahirkan kepada manusia, maka manusia itu disertai sifat-sifat
Tuhan, ialah ; HAYAT, QUDRAT, IRADAT, ASMA, BASHAR DAN KALAM. Inilah kejadian
segala manusia, maka inilah yang dikatakan TAJLI ZAT namanya. Adapun yang jadi
NYAWA itu terdiri dari (empat) perkara ; Pertama MANI, KEDUA WALI, KETIGA WADI,
KEEMPAT MADI. Maka itulah yang disertai ia dengan sifat 7 (tujuh) tersebut diatas, tempat
TAJLI ZAT MUHAMMAD dan ZAT INSAN. Bahwa daripada menyatakan sesuatu Qaidah
perhimpunan marabat ABDIATUL JALAL, AHDIATUL QAHAR, ABDIATUL KAMAL,
namanya. Kemudian daripada itu martabat AHDIAT itu ESA ia, itulah yang dinamai
martabat, …………………………………artinya tiada nyata-nyatanya. Adapun ZAT ALLAH
TA’ALA itu sangat nyata ia pada insane maka jadi terlindung oleh UJUD
……………….sebenarnya-benarnya yang tiada dengan sifat sesuatu, yakni belum ada
UJUD ALAM SYUHUD dan dinamai akan dia UJUD MUHDAR, artinya Ujud se-mata-mata.
Maka dinamai akan dia KUN AZALA artinya dahulu dan pertama sekali, dan dinamai akan
dia KUNHI ZAT yang tiada dapat diketahui dan tiada boleh dipikirkan oleh akal dan tiada
sampai kepadanya ILMU. Melainkan sedikit jua dan dinamai TUNAZZAH MAHAHI.
Artinyasuci semata-mata. Mula suci belum Sifat dengan segala kelakuan dan belum dapat
NUR itu, dan kedua.
ALAM MINKUM
Alam MINKUM itu adalah alam ketuhanan atau LAHUD. Ini sangat sekali , dan jarang
hmbanya sampai kepada alam MINKUM ini tidak seorangpun sampai kepadanya, kecuali
apa-apa yang dikehendaki ALLAH buat hambanya. Orang yang telah sampai kepadanya itu
ialah ; Hamba Allah yang sudah bulat tawakalnya kepada TUHANNYA. Dan tidak ada lagi
yang patut diragukan lagi dan tidak ada lagi baginya rasayang ada. Kecuali ADA sendirinya
dan berdiri dengan sendirinya . Dan orang yang demikian itu telah berasda dalam
kedudukan KHIB didalam KHIB.
Dialah bernama KHIB itu dalam keseluruhanNYA.
Orang yang seperti itu, apa saja yang dikehendakinya, pasti jadi. MINKUM ; siapakah dan
apakah yang disebut KUM itu didalam alam KUM itu ZAT TUHAN berdiri dengan
sendirinya, dialah rahja kuasa, langit dan bumi dan alam seluruhnya.
Dan disini berdiri JALALULLAH, JANALLULLAH, KAHARULLAH, DAN KAMALULLAH.
DAN DISINI DIA SENDIRI SEBAGAI HAKIM, DAN MEHAKIMI.
Memang dahsyat daripada DUSTA, lebih keras daripada baja, ebih hebat daripada segala
yang hebat.
Alam KUM ini tiada beda dengan KUN
Singkatannya ialah KAFMIM dan KAFNUN
Samalah ia dengan ; MAHJUN dan MAKNUN
MAKAM PENELANJANGAN TUHAN
Makam ini disebut juga dengan makam ahlul ahirat, atau makam HAKIKAT SEMATA.
Makam ini sangat dahsyat sekali. Ia diluar dari akal orang banyak. Dan ia tidak berpegang
kepada kulit lahir daripada Nas dan dalil lagi. Ia telah menyeberang daripada
Nas dan dalil yang ada ini, ia tidak berpegang dengan kata- kata yang ada ini lagi, dan tidak
bersandar kepada hukum-hukum lahir lagi. Ia berdirisendiri menurut kata SIR-nya
Inilah yang menjadi hokum baginya Jadi yang beginilah yang hamba katakan sangat
dahsyat sekali, dan sangat hebat sekali
TIDAK AdA TUHAN, MELAINKAN TUHAN
TIDAK ADA ENGKAU, MELAINKAN AKU
TIDAK ADA AKU, MELAINKAN ENGKAU
ENGKAU DAN AKU ADALAH ESA
ENGKAU LENYAP, AKU BERNYATA
AKU LENYAP ENGKAUPUN NYATA
ENGAKU DAN AKU telah lenyap didalam kefanaannya,
kefanaan lenyap didalam ke-esaannya Tuhan.
Keesaan lenyap didalam kekidaman.
Kekidaman lenyap didalam kebaqaan.
Akhirnya fana dan baqa dalam keagungan.
Kini tiada kelihatan lagi makhluknya.
HAMBA dan TUHAN hanyalah asma.
HAMBA itu berarti ; AKU
TUHAN itu berarti ALLAH
HAMBA dan TUHAN adalah Satu
AKU dan ALLAH juga Satu
Kalau dihimpunkan menjadi : AKU ALLAH
Lenyap AKU, tinggallah ALLAH
FANA HURUF ALLAH, timbullah kosong
Kosong huruf, kosong asma, kosong suara, kosong segala-galanya, dan tidak apa-apa,
tiada hingga. Ahirnya didalam kekosongan, Nampak jelas ujud membayang. Bayangan
Allah adalah alam.
Terpandang kepada Allah Nampak jelas ujud yang sebenarnya. Karena ia tiada boleh pisah
walau ……….
Jadi bagi orang yang berada pada makam penelanjangan TUHAN, berkata dengan
sembarang kata, tapi jadi. Apa yang dikehendaki pasti jadi.
Hanya orang banyak tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang dimaksudkan.
Contoh banyak sekali kepada wali-wali Allah yang terdahulu. Hamba pribadi telah banyak
membuktikan apa-apa. Yang terjadi, diluar kemampuan orang umum/awam.
Siapa percaya boleh percaya, dan siapa yang tidak percaya boleh tinggalkan ajaran ini.
AKULAH YANG ERNAMA CINTA, AKULAH YANG BERNAMA si HAK, AKULAH YANG
BERNAMA SORGA DAN NERAKA ITU. AKULAH YANG BERNAMA ZATULHAQQ,
SIFATULHAQQ, ASMAULHAQQ, DAN AF’ALLUNHAQQ, HAQUQULHAQ adalah ; HAQQ,
HAQQ TA’ALA itulah AKU.
TA’ALA itu namaku yang rahasia didalam ala mini.
RUHULHAQ RASIA HAMBA, NAMAKU DISEBUT SETIAP SAAT.
Apabila orang menyebut TA’ALA didalam bacaannya, atau dalam hatinya atau dalam
DIAMnya. Maka tersebut samaku didalamnya.
AKULAH TA’ALA ITU, DAN AKULAH RAHASIA ITU.
BERARTI HAMBA ALLAH. Yang member nama yang empunya nama.
HAMBA ALLAH berarti : AKU ALLAH
NAMA YANG DIHANTARKAN KEPADAKU NYATA DARI ALLAH
Tiap-tiap nama seseorang itu mengandung hikmah. Hikmah itu bertepatan dengan
pemberian nama itu. AKULAH YANG HAMBA DAN AKULAH YANG TUHAN.
AKULAH YANG BERNAMA siHAQ ITU
DAN AKULAH YANG NYATA DAN YANG GOIB ITU
AKU JUA YANG LAHIR DAN AKU JUA YANG BATHIN
AKU HIDUP YANG TIADA MATI-MATI, dan apabila AKU tiada lagi dalam dunia fana ini,
janganlah mencari Aku lagi.
Aku tetap ada setiap orang yag beriaman kepada ALLAH. Bila engkau hendak bertemu
AKU, pandanglah dirimu itu AKU. Tidak ada AKU, melainkan AKU. Dalam keseluruhannya.
AKULAH yang bernama ala mini, dan AKULAH YANG bernama akhirat itu
Tidak aku lihat didalam sesuatu itu, melainkan AKU melihat AKU
AKU itu telah lenyap dalam KE AKUANKu, sehingga tidaklah AKU melihat kehambaanku
lagi. Dan Aku telah bernyata didalam AKU, beraku ku. Sehingga hapuslah mulutku dan
hatiku
mengata AKU. Kini Aku tidak berkata dengan lidah lagi, tidak dengan hati lagi, dan tidak
dengan puad dan jantung lagi.
TA’ALA RIDHA KASIH SAYANGKU
TA’ALA RACHMAD ITU SELIMUTKU
TA’ALA NIKMAT ITU RASAKU
TA’ALA HIKMAH ITU RACHMAN RACHIMKU
TA’ALA SUNNAH ITU ATURANKU
TA’ALA SHOLEH ITU ILMUKU
TA’ALA ADIL ITU KEKUASAANKU
TA’ALA ISFIAH ITU KEMAUANKU
TA’ALA DHOIM ITU RAHASIA PRIBADIKU
TA’ALA ALAIH ITU KALAMKU PASTI
T ‘ALA JALAL ITU KEMESRAANKU
TA’ALA JAMAL ITU KEELOKKANKU
TA’ALA KOHAR ITU KEKERASANKU
TA’ALA KAMAL ITU KESEMPURNAAN DAN KEMULIAANKU
TA’ALA KHIB ITU KESATUANKU BAGI SELURUH ALAM
Demikialah sebagai penutup dari pembukaan
Rahasia yang terkandung pada kejadian DUNIA dan
Achirat, dan amalan akhir kalamku sebagai harta atau
Pembendaharaan GOIB yang kuwariskan kepada saudaraku
MUSLIMIN DAN MUSLIMAH dimanapun ia berada.
INILAH ASAL SEBENARNYA TUHAN
MENJADIKAN MANUSIA
1. KUN PAYAKUN : MENJADI OTAK PADA KITA YAITU ; ROH
IDOFI
2. KUN HAQ : MATA TERANG HATI TERANG
3. KUN SABITAH : NAPSIAH NAFSU PADA KITA
4. KUN SAPUTIH : NYAWA PADA KTA (GERAK PADA KITA)
5. KUN SADJATURRACHMAN : KEHENDAK PADA KITA
6. KUN SUDJATULLAH : KELAKUAN PADA KITA
7. KUN RAHMAN : RUPA KITA
8. KUN ZAT HAYUN : TIADA MATI
9. KUN ILLA NUR : RASA SEGALA TUBUH KITA
NAMA DIRI HAMBA NUR HAYA QADIM
TURNA ILALLAHI WAYARAKNA ILLALLAHI WAMA DAMA, ALA MA’PA’AL NAHU WALA
ADJAM NAHU, MINGKULI DJAMIL AZIM WALA NAU WUDU BIHI ABADAN ABADA.
Kata Allah nyawa itu kekuasaanku dihati putih tempat bernyawa
dalam UKUP, dijadikan umat MUHAMMAD sekaliannya daripada ;
AIR KUM DUMULLAH. (yang bernama NUR MAYA QADIM).
LAILLAHAILLALLAH : Hampir hamba kepada Tuhannya
LAILLAHAILLALLAH : MAUJUD BIHAKQI
ILLALLAH : Aku maujud pa’hu (diri)
RAHASIA SYARIAT PD ANGGOTA TUBUH.
RAHASIATHARIKAT PD HATI.
RAHASIA HAKIKAT PD NYAWA.
RAHASIA MA’RIFAT PD DIRI. Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri pencipta
sekalian alam.
Itulah yang bernama ; ALLAH : tiada berpermulaan tiada berkesudahan
1. LAILLAHAILLALLAH ; zikir
2. ILLALLAH ; zikir
3. ALLAH ; zikir
4. ; sunyi
MINALLAH ; HAMBA
BILLAH ; MUHAMMAD
LILLAH ; ALLAH
1. Dari pada ALLAH
2. Kepada ALLAH
3. Karena ALLAH
1. ROHANI : TUBUH SYARIAT
2. RAHMAN : HATI THARIKAT
3. IDOFI : NYAWA HAKIKAT
4. BABBANI : RAHASIA MA’RIFAT
INI PASAL AIRMULHAYAT
Bermula asal diri kita diambil secara ringkas.
Asal diri kita selagi belum ada apa-apa, hanya ibu dan bapak belum berkumpul menjadi
satu. Maka Allah Ta’ala memerintahkan mengambil air MULHAYAT, diarak didalam surga
atau dilangit beberapa malaikat dan jibril membawanya lalu diperintahkan dikirim kepada
Bapak kita MAKAMAL MACHMUD, namanya setelah mahaluat 7(tujuh) hari lamanya. Lalu
bapak kita menjadi satu kepada ibu, umpama besi terdampar dibatu, jatuhlah air mulhayat
dirahim ibu kita, yang dinamakan MUKTAH.
Air mani ayah berasal dari matahari, justru Putih warnanya, maka dari itu sir atau syahwat
cepat merangsang pada pihak ayah, itu dinamakan ZAT SIR RAHU, jatuh kepada ibu
seperti air hujan setitik didalam daun keladi. Maka menjadi anasar ayah aurat, tulang, otam,
sumsum. Dan pada ibu air mani tersebut dari bulan dan dinamakan MUTEPAH. Karena itu
air mulhayat ibu kuning warnanya. Sir atau syahwat ibu lambat merangsang namun
kekuatannya air tadi sama dengan bapak, pihak ibu dinamakan ZAT SIR JAMANINI artinya
anasar ibu ; bulu, kulit, darah, dan daging. Dan anasar MUHAMMAD ; Pendengar,
Penglihatan, pencium dan pengrasa. Empat puluh hari belum lagi terserat, tatkala delapan
puluh hari didalam rahim ibu kita, waktu itu darah haid nikah bercampur dengan air
bercampur dengan air Nuktah, lalu suka makan asam-asam ibu kita dan suka tidur, karena
sudah hamil atau mengandung. Demikianlah daeerahnya atau alkah sedarah namanya
daging segumpal dirahim ibu kita. Tatkala seratus dua puluh hari didalam rahim ibu maka
menjadi ALIF ACHMAD pujinya, Inilah daerahnya tatkala genap seratus empat puluh hari
cukup lengkap kai, tangan, mata, mulut, kepala, hidung dan telinga MUHAMMAD pujinya,
inilah darahnya didalamrahim ibu kita. Tatkala cukup 9 (sembilan bulan)9 (sembilan) hari
maka firman Allah Ta’ala : LA TATTAHARAKA ILA BI IZNILLAH dengan seizin Allah maka
keluarlah anak itu demikianlah berdo’alah amin.
MAKAM SALIK
Ini jalan ringkas dimakam salik yaitu ambil jumlah, supaya lekas paham, asal mula ambil
dari bawah naik keatas : Pertama ROHANI jasmani, arad basariyah segala tubuh yang
kasar. Kedua ayan darajiah, roh idhofi atau roh maruhul qudus artinya roh yang halus tetapi
masih kasar jua halusnya itu jirim-jisim artinya tubuh yang halus betul, halus masih kasar
jua, halusnya ini seperti debu dijendela iruhul cahaya matahari, karena alam roh,
alammitsal, alam ajasam dan alam insan, sifat ma’ani nur iman belum dapat mengenal
allah, mesti berhancur atau jalan fana, hapus atau jalan baqa ulbaqa atau jalan kadim bagi
kadim, baru bisa dapat makam ubudiyah dan mendapat makam uluhiyah serta didapatnya
pula makam rububiyah. Serta didapatnya akan salik karena nur mubassarah dengan nur
mutalazimah, berlazim-laziman didapatnya ZAUK WADJIDAN IDRAK artinya dirasa dengan
pengrasanya dan didapat dengan pendapatnya daripada yang lemah, karena kita tiada
merasa, dan mendapat serta lemah, hanya ilmu saja yang tahu sampai kepada JUDBAH,
dan makam laduniyah atau makam istiqomah artinya tetap.
ALAM NUR / NUR AKLI NUR
BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM
Ambil ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah HALAKAL INSANA
MINTIN. Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam. Adapun ujud Adam dari pada NUR
MUHAMMAD. Jadi jasad dan roh oun jadi dari pada NUR MUHAMMAD jua. Sebenar-
benarnya diri adalah Roh. Sebenar-benarnya Roh adalah manusia, sebenar-benarnya
manusia adalah Muhammad, sebenar-benarnya Muhammada adalah NURULLAH,
sebenarnya NURULLAH ialah NUR ZAT, sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU ; mengetahui
pandang SUHUD yaitu pandang SALIK.
NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya “HU” dan tatkala turun pujinya “ALLAH” Naik
senaiknya, turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiadaa diturunkan. Ini hanya sendirinya,
janagan berpegang kepada nafas keluar masuknya, kalau naik, nafas masuk, kalau turun
nafas keluar.
Yang dikata dengan lidah dan hati. Yang dipakai puji naik HU dan turun ALLAH. Supaya
jangan berpegang kenafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU melengkapi tujuh lapis
langit ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, tiada huruf dan suara, zat dirinya.
Tatkala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis bumi ujudnya huyasariyah ZAT dirinya.
Inilah dinamakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan naiknya tetap berdiri
sendirinya sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang menyerupai tolak, semua was-
was dari syaiton, tidak ada yang menyerupai lagi.
Itulah JIBU / UJUD MUHDAR.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Yang menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis langit dan
tujuh lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang sebenar-benarnya.
Adapun akan JIBU itu yaitu yang tiada ber ujud dan tiada ia ZAT. Adapun ZAT dan SIFAT
itu namanya jua, maka jikalau ada ujud, ZATlah namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu
belum nama tetapi pada hakikatnya tiada lain daripada JIBU, tiada ujudnya dan tiada
zatnya dan tiada sifatnya melainkan dirinya jua, yang sekalian ni JIBU jua. Adapun yang
ber-ujud itu zatnya dan yang berzat itu ujudnya, dan yang ber pa-el itu sifat ilmunyadan
yang berilmu itu Zatnya karena Tuhan itu yang tiada bersifat. Adapun Allah itu bukan
karena ia karena nama, Allah itu namanya. Engkau pikirkan/ cari dengan pikiran yang
sempurna. Maka barang siapa yang menyembah ZAT ALLAH maka orang itu sirik, barang
siapa meninggalkan ZAT ALLAH dan UJUD ALLAH maka orang itu mukmin sebenar-
benarnya MUKMIN.
Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau SIFAT, maka orang itu BID’AH sesat menjadi
kafir kepada Allah, Islam makhluknya. Adapun lenyap sekalian semesta alam ini ma’lum,
lenyap maklum kepada hayun, lenyap hayun kepada ZAT, kepada hidup yang tiada berzat,
karena zat dan sifat dan ujud kembali kepada JIBU, pada hari yang kemudian, kedua-
keduanya itu karena tiada kembali kepada tiada.
UJUD MUHDAR……………
UJUD MUHDAR
Alhamdulillahirabbil alamin wassalatu wassalam ‘ ala saidul mursalin, wa’ala alihi wasahbihi
ajma’in. Asal-usul sebelum ada bumi dan langit, tiada ada apa-apa hanya kosong saja,
melainkan ALLAH TA’ALA saja yang ada sendirinya tiada apa-apa. Allah pun belum ada
namanya LA – TA – YIN, tiada senyata-nyatanya. Hanya UJUD MUHDAR yang ESA, hidup
didalam ilmunya takluk kabdah namanya ESA sendirinya didalam genggamannya yang
hidup tiada mati.
AHDIYAT, WAHDAH, WAHDIYAT
Tanzizi kadim suluhiyah kadim takluk kodrat iradat ; jalal, jamal, kabar dan kamal. artinya ;
kebesaran, keelokkan, kekerasan dan kesempurnaan. Maka lengkaplah bumi dan langit
dengan isinya semesta sekalian alam ini adanya. KUN katanya ALLAH PAYAKUN kata
MUHAMMAD, ALLAH bernama ZAT MUHAMMAD bernama SUHUN ZAT, karena kita
bernama tanzizi hadist, arad basariyah tubuh yang kasar sifat baharu alam, keterangan
ringkas ini didabit oleh DATUK ABDURRAHMAN dan diperbanyak oleh DATUK
SYAHRUDIN.
Sekian hanya untuk akhlinya saja.
—oo0oo—
HADIST QUDSYI
Dan ini bermula hadist qudsyi, menerangkan sehingganya pada batang tubuh kita dan
lenyap melainkan yang ada, Ujudnya Allah Ta’ala semata-mata, dan inilah keterangannya
tersebut di bawah ini.
1. Hancurlah badan timbul hati
2. Hancurlah hati timbul akal
3. Hancurlah akal timbul fikir
4. Hancurlah fikir timbul faham
5. Hancurlah faham timbul ilmu
6. Hancurlah ilmu timbul rahasia
7. Hancurlah rahasia timbul cahaya
8. Hancurlah cahaya timbul nyawa
9. Hancurlah nyawa timbul AKU (rahasia) melainkan ujudku yang ada.
NAMA ROH DALAM JANTUNG
1. Ruhul amin
2. Ruhul Amri
3.
1. AKU : ALLAH
2. AKU : MUHAMMAD
3. KARENA : HAMBA
: ALLAH
: IRADAT
: UJUD
—oo0oo—
UNTUK HALAMAN YG TERAKHIR INI ; saya gali sejarah
KALIMANTAN SELATAN pada abad ke 18 (delapan belas)
Ada beberapa tokoh yang terkenal ditengah-tengah
PERTAMA ialah Syeh ABDUL HAMID TATAKAN/RANTAU, yaitu dengan gelar DATUK
SANGGUL / DATUK KUNING.
KEDUA ialah SYEH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
KETIGA ialah SYEH ABDUL HAMID ABULUNG
KEEMPAT ialah SYEH MUHAMMAD NAFIS AL BANJARI
Dan pada abad ke-19 bertambah banyak lagi tokoh-tokoh agama di Kalimantan ini. Dan
akhirnya pada abad ke-20 banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh baru untuk penerus
perjuangan beliau itu.
Jadi tokoh-tokoh empat besar itu tadi patut kita warisi, karena adalah berdasarkan Al-
Qur’an dan hadist dan ijma Ulama yang ahlus sunnah wal jama’ah yang hak.
Bagaimana kita hendak ingkar dengan ajaran-ajarannya yang berbau dengan kebenaran
itu.
Demikian pula wali-wali itu adalah di bawah nabi sebagai halifah didalam bumi ini, sedang
nabi-nabi itu beroleh wahyu dan wali-wali beroleh ilham.
Marilah kita teruskan perjuangan yang gigih itu untuk merebut kembali kemenangan yang
pernah dicapai oleh nenek moyang kita dahulu. Beranikanlah dirimu untuk terjun dimedan
laga, untuk meraih kemenangan yang gilang-gemilang. Serahkanlah dirimu bulat-bulat
kepadanya, niscaya Tuhan berdiri dihadapanmu sekaliannya. Kita semua harus berani
jangan pengecut ; karena pengecut itu adalah bibit segala dosa durhaka. Kalau siapa
pengecut dalam perjuangan, itu namanya pahlawan syaiton namanya. Dan siapa berani
berjuang dengan Allah, ia akan mendapat gelar pahlawan Tuhan. Pilihlah antara dua, inign
jadi pahlawan Tuhan atau jadi pahlawan shaiton.
Marilah kita menuju kebenaran ; insya Allah, Tuhan akan menunjukkan jalannya.
Lihat contoh sebagai pahlawan Tuhan yaitu ;
DATUK ABULUNG mati dalam mempertahankan agamanya. Dan beliau meninggalkan
warisan yaitu sebuah kata-kata mutiara yang lebih berharga daripada harta benda dunia,
apakah kata-kata itu ;
TIADA YANG MAUJUD, MELAINKAN HANYALAH DIA
DIA ADALAH AKU
DAN AKU ADALAH DIA
Inilah inti sari tasauf beliau
Dan DATUK SANGGUL mewariskan kalimat ; A, I, U
Dan DATUK KELAMPAIAN mewariskan kalimat ; L, L, L
Dan DATUK MUHAMMAD NAFIS mewariskan sebuah kitab yang bernama ADDURUN
NAFIS
Dengan intisarrinya yang berbunyi ; A, A, A
Apakah arti dan makna A, L, U, itu ?
Apakah arti dan makna L, L, L, itu ?
Dan apakah arti dan makna dari A, A, A
Marilah kita gali selanjutnya sampai tuntas, siapa beroleh
Petunjuk, dialah yang beruntung
DEMIKIANLAH RIWAYAT SINGKAT TENTANG TOKOH “ KEAGAMAAN DI KALIMANTAN
SELATAN, KHUSUSNYA, DAN KALIMANTAN UMUMNYA.
Sekian.
WASSALAM
INSAN KAMIL
1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu
taraki nantinya jadi yang awal sekali.
2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia
lobang yang dinamakan mekar dan kkuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.
3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, sempat diakhirat
atau diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi
maksudnya adalah keluarnya perkataan kita.
4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala
dan di dada kita
5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak
dan jantung
6. Luch machfut / luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada hakikatnya adalah
sifat-sifat zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang
dimaksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahmakanlah)
7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat,
pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap
pertimbangan hidup kita yang berada di panca indra.
Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan
terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang
sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang
berdiri diatas zat atau yang bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun
bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya sampai kalam.
Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh
dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun wahid. Artinya yang
berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunya rupa yang sejati, dan
tempatnya berada didalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir
batin yang sesungguhnya dan yang sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa.
Sedang malaikat pun tidak boleh tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun
bisa tahu. Tetapi yang disebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali
dia sendiri inilah puncak segala puncak ilmu dan amal ma’rifat. Dan inilah zikir yang
senantiasa dan tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah
berkata : apabila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukumnya
diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada kita ini semuanya, bila lupa berarti belum
sempurna ilmnya. Dengan sdanya keterangan ini itulah apa adanya dapat hamba
sampaikan semoga Allah meridhoinya amin ya robbal alamin.
TENTANG NAFSU
Nafsu itu ada empat martabat :
1. Nafsu amarah tempatnya pada empedu
2. Nafsu lawwamah tempatnya pada perut
3. Nafsu sawiyah tempatnya pada limpa
4. Nafsu mutmainah tempatnya pada tulang
Inilah nafsu zat haq ta’ala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya dalam cahaya putih
: kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi kesempurnaan dari ke 4
macam tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam alam nur/ cahaya kita pribadi.
Demikianlah uraian ringkas dari hamba semoga kita semua beroleh petunjuk, serta taufik
dan hidayahnya dari pada Tuhan azzawazallah. Amin
Qalbu hati
Hati itu ada dua bagian :
1. Hati sanubari : juga disebut hati nabati
2. Hati nurani : juga disebut hati cahaya
Sebab disebut hati nabati, karena ia daging segumpal berhenti dibawah lambung kiri
diantara dua jari di bawah susu kiri di dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu
mempunyai beberapa nama. Namanya Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah
tubuh manusia dan lain-lainnya. Namanya amisu mu’minin artinya raja yang nyata karena
kuasa akan sesuatu. Namanya arsyullah artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli
allah ta’ala kepadanya. Namanya Zarrotul Haq artinya cermin haq ta’ala karena ia haq
ta’ala kepadanya. Namanya iradatul ujud artinya kehendak yang nyata ada atau kehendak
dari. Karena ia tiada luput daripadanya. Adapun hati nurani itu amat besar dan amat
luasnya daripada segala alam. Tetapi amat/halus maka ialah menerima tadjali zat allah,
sifat allah, asma allah, af’al allah. Maka daripadanya lampah kepada yang lainnya Karena
hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu: hayat, ilmu, kudrat, iradat, sama, besar dan
kalam, jadi kalau terhenti kepada hati nurani karena hidupnya hati nurani itu adalah
kenyataan hayat.
Zatullah ta’ala. Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah ta’ala. Kuasa hati nurani
kenyataan kudrat Zatullah ta’ala. Berkehendak hati nurani kenyataan pendengaran Zatullah
ta’ala melihat hati nurani kenyataan penglihat Zatullah ta’ala. berkata hati nurani kenyataan
alam Zatullah ta’ala. jadi pernahkah susunan/gugurnya kepada diri kita sendiri atau diri
pribadi.
Arti dan Makna
Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna sebenarnya apa yang berlaku kepada hati nurani
itulah kelakuan Zatullah ta’ala maknanya apabila kelakuan Zatullah ta’ala pada hati nurani
itu tiada di dalam da tiada diluar hamba tiada dengan nyata-nyatanya hati nurani karena
hati nurani itu adalah sifat zattullah dan daripada hati nurani itulah lampah kepada tubuh
kita ini. Maka nyatalah tubuh kalimah daripada hati nurani. Maka karena hidup tubuh kita ini
sebab hidup hati nurani tahu tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. Kuasa tubuh kita ini
sebab kuasa hati nurani. Berkehendak tubuh kita ini sebab berkehendak hati nurani.
Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati nurani. Melihat tubuh kita ini. Sebab
melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini
sebab berkata hati nurani. Bergerak tubuh kita ini sebab bergerak hati nurani. Gerak dan
diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati nurani jua. Maka nyatalah hidup kita dan tahu,
kuasa kita, bergerak dan mendengar/melihat serta berkata-kata ini kenyataan hati nurani
artinya kelakuan hati nurani. Maka apabila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang kasar
ini, tiada nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita yang kasar ini. Sifat
hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Ta’ala yang tiada baginya ialah yang
di per-ujudileh sekalian yang maujud adapun sebenarnya hamba itu yaitu : mata tiada
melihat, telinga tiada mendengar, mulut tiada berkata-kata, hidung tiada mencium, maka
mata dapat melihat, telinga dapat mendengar hidung dapat mencium mulut dapat berkata-
kata. Hanya pekerjaannya jua. Sabda rasulullah saw yang artinya : lidah itu juru bicara hati
dan hati itu juru bahasa lidah, hidayah itu daripada cahaya yang qadim dan azali. Adapun
arti hidayah itu ialah sifat tubuh yang nyata pada hati nurani adapun sifat itu adalah
kenyataan zat yang wajibal wujud. Tuhan Allah ada menerangkan didalam al-Qur’an yang
artinya kenyataan Allah didalam diri kamu melengkapi, mengapakah kamu tidak melihat.
Dan lagi Allah Ta’ala serta kamu, dimana saja kamu berada
Maka nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu semuanya
kenyataan keadaan zatullah ta’ala yang meutlak, adapun hamba tak punya. Jadi yang
mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara.dan tiada isyarat itulah dirimu dunia
dan akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala yang tersebut didalam akibat yang lain-
lainnya, ang dinaakan kitab maksudi tasauf itu yaitu jikalau kita ada bisa mengembalikan
amanah allah atau berlaku barang sebgainya sama didalam sembahyang, didalam ziki atau
barang pekerjaan dunia, maka sudah karamlah kita didalma laut qadim ang haqiqi. Manakal
karam hapuslah namanya, manakala hapus lenyaplah baginya namapun tiada itulah yang
dikata Esa dan meliputi. Jadi kalau tiada demikian, tiadalah hasil ma’rifat seperti ini barulah
benar-benar cinta dan rindu dendam dengan zat hayat yang hidup sendirinya. Maka
berkasih-kasih dan berinjak-jinakan, karena sudah sauju senyawa, serta serasa dan
serahasia. Inilah walaupun sembarang saja kelakuannya, tiada diketahuinya dirinya karena
pekerjaan itu atau kelakuannya didunia dan diakhirat sama dibuatnya adapun arti rindu itu
belum berjumpa dan arti dendam itu sudah bertemu.
Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya. Yang artinya berjumpa itu
sudah bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala nyata datanglah laut rahmat dan
nikmat itulah jibu.
KARENA itu tidaklah BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA
ALLAH. MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA. KARENA ITU
MEREKA ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH CAHAYA ILAHI ROBBI YANG
MENYINARI DIRINYA LAHIR BATIN.
DUA KALIMAH SYAHADAT
Dua kalimah syahadat itu ada dua bagian : pertama yang disebut syahadat tauhid, kedua
syahadat rasul. Dua kalimah syahadah itu kita sudah maklum yang artinya menurut logat
umum ialah aku naik saksi tiada tuhan melainkan allah. Dan aku naik saksi bahwasannya
Muhammad itu utusan Allah.
Maksudnya ialah : yang dinamakan tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi.
Sebab sebenar-benarnya yang kita sebut itu tidak ada. Itulah disebut tiada tuhan itu
menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang menyebut itu juga yang menyebut atau
yang menyaksikan itu juga yang disaksikan. Berdasarkan dalil al-Qur’an dan al-Hadist al-
insanu sari wa ana sirrohu. Artinya : insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya.
Dan lagi firmannya : al-insan sirri wa ana sirri sifatin wa sifatun ligoirih, artinya : insan itu
rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi nyatalah
kepada kita bahwa allah, Muhammad, adam (insan) adalah satu. Insan kamil pun allah jua.
Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah
tuhan (dalam rahasia) atau rahasia dalam ketuhanan.
Johiro abdi bathinu abdi artinya : pemeliharaan tuhan pada bathin tuhannya yakni kepada
ilmu hakikat kenyataannya, adanya tiadanya dan Esanya huwal awwalu wal ahiru wadjohiro
wal bathinu wahuwa ala kulli sya’in qadir. Dia yang awal dia yang akhir, dia yang johir dia
yang batin. Adapun yang dinamakan Muhammad itu bukannya Muhammad yang di
Madinah. Tetapi yang sebenarnya ialah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan,
sebab cahaya kita itu pertandanya tuhan. Masalahnya adalah begini : apabila kita benar-
benar sampai kepada tuhan, utsan tuhan keluar dari diri kita : bahwa utusan tuhan itu
mendatangkan apa ciptamu, maka barang siapa percaya mendapat kasih ampunan tuhan.
Apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu. harap hati-hati dan waspadalah
didalam hati. yang hidup kita pribadi itulah adanya nugraha dan anugrah. Artinya : nugraha
itu tuhan dan anugrah itu hamba.Sebab usaha senyawa didalam badan pribadi. Janganlah
sak dan ragu lagi.
—oo0oo—
Artinya : aku adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, aku ingin dikenal, maka
kujadikan makhluk, supaya mereka mengenal aku dengan aku. Maka disinilah kita
membuatkan cita-cita yaitu : yang disebut jam-ul himmah dan ada lagi sebuah hadist yang
berbunyi. Mal’lam yazuq lam yarif, artinya barang siapa belum pernah merasai, maka
belumlah ia akan tahu, dan lagi sebuah hadist yang berbunyi : Mal-lam bizuq lam yadir,
artinya : barang siapa tiada merasai niscaya tiadalah ia mendapat dan tiada beroleh
maqam arifinbillah, jadi dalam tingkat ini siapa tiada merasai dengan rasanya niscaya ia
bergemilang dalam dosa durhaka kepada tuhan dan kepada rasulullah saw sekarang
baiklah hamba teruskan kepada membicarkan tentang Hulul. Hulul artinya : yaitu ketuhanan
atau lahu menjelma kedalam diri insan atau nasud. Nur Muhammad sebagai asal usul
segala kejadian amal perbuatan dan ilmu pengetahuan dan dengan perantaraanya
seluruhnya ala mini djadikan. Bila batin seorang insan telah suci di dalam
menempuh perjalanan dalam hidup kebathinan, niscaya akan naiklah tingkat hidupnya it
dari satu makam ke makam yang lainnya yaitu yang dmulai makam yang paling bawah
sampai ke makam yang paling atas yaitu makam Mukarrabin.
Mukarrabin artinya: orang yang paling dekat kepada tuhan di atas daripada makam
mukarrabin itu tibalah di puncak sehingga bersatu dengan tuhan (tunggal dalam rahasia)
maka tidak dapat lagi dibedakan atau dipisahkan diantara asyik dengan ma’syuknya. Dan
apabila ketuhanan itu telah menjelma atau tjih di badan dirinya maka tidaklah lagi
kehendaknya yang sabda Rasulullah saw.
Sabda nabi: yang aku khawatirkan terhadap umatku, ialah kelemahan dalam iman
keyakinan. Kalau lemah dalam ibadah lahir dapat diperbaiki dengan kesabaran. Kelemahan
iman keyakinan bisa membawa lenyapnya semua amal yang lalu/ yang sekarang dan yang
akan dating maka dari pada itu ma’rifatlah lain tidak. Sebab ma’rifat itu adalah puncak
segala amal, dan puncak segala kebahagiaan dunia dan akhirat, puncak rasa menikmati
ridhanya. Jadi kesempatan adalah sorga karena adanya ma’rifat dan neraka itu karena
terhijap artinya ; tidak kenal kepada Allah, dan tidak melihat allah dalam apa yang ia lihat.
Sabda nabi Isa alaihissallam
Berbahagialah orang yang perkataannya zikir, diamnya berzikir panangannya penuh
perhatian. Sesungguhnya orang yang sempurna akalnya ialah selalu mengoreksi dirinya
sendiri, sebelum dikoreksi orang lain.
Dan selalu berakal untuk kemudian harinya rasulullah saw bersabda
Rasulullah saw membenarkan perkataan seorang pujangga yang berkata : bahwa segala
sesuatu itu selain allah semuanya palsu belaka. Maksudnya ialah : apabila memandang
kepada sesuatu apapun jua, maka pandangan itu tertuju kepada sesuatu itu saja, maka
pandangan itu palsu belaka. Jadi yang benar ialah apabila kita memandang kepada
sesuatu itu maka pandangan kita lenyaplah sesuatu itu dalam pandangan basyirah hati itu.
walaupun kita memandang kepada makhluk namun hati tetap memandang kepada Allah
Ta’ala. itulah pandangan yang benar yang hak. Jadi jelasnya begini : semua itu allah dan
allah itu semuanya inilah yang disebut yang satu, memandang kepada yang satu (suhudul
wahdah filwahdah).
Demikianlah tampak jelas sifat-sifat allah didalm tiap-tiap sesuatu didalam ala mini
sehingga apabila masih ada manusia tidak dapat melihat allah dalam apa yang ia lihat dan
ia dengar niscaya ia masih terdinding/terhijab.
Ciri-ciri nas seorang arif
Suatu tanda/ciri nas dari orang yang lulus dalam perjuangan mereka selalu menyerah
kepada allah sejak awal perjuangannya mereka ridho kepada allah dan berbuat menurut
kehendak allah.
Pertama : syua’aa’ul basyirah : cahaya akal
Kedua : ainal basyirah : cahaya ilmu
Ketiga : haqqul basyirah : cahaya ilahi
Keterangan-keterangan
Orang yang sampai kepada cahaya akal yakni : allah selalu meliputi dirinya dan mengurung
mereka lahir dan bathin, artinya : ia yang meliputi dan ia yang meliputi, ia yang mengurung
dan ia yang dikurung.
Orang yang sampai kepada cahaya ilmu, yakni : allah selalu bersamanya dimana saja ia
berada. Ia merasa dirinya tidak ada lagi jika disbanding dengan adanya allah : artinya
adanya adalah adanya allah, dan tiadanya adalah tiada makhluk. Karena pada hakikatnya
makhluk ini fana kepada / kedalam allah (fana zihir dan bathinlahir bathin). Inilah disebut
seorang aribillah.
Karena ahli hakikat itu hanya melihat kepada allah saja walaupun matanya terbelalak
melihat alam. Orang seperti itu bukanlah tidak melihat kepada sesuatu disampingnya
karena itu tidaklah berdiri sendir-sendiri.
Maka tidaklah lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak allah ta’ala jua. Apabila
ruh allah telah meliputi akan isa anak mariyam, demikian pula kita ini pada hakikatnya tiada
berbeda-beda dengan isa a.s.Jadi apabila siapapun mampu memfanakan dirinya ke dalam
tuhan yaitu dengan pensucian ruh. Maka pada waktu itu ruh Allah masuk ke dalam badan
insan maka dikala itu perbuatan dan iradat insani tadi menjadi perbuatan dan iradat tuhan.
Tegasnya insan ain allah dan allah ain insan. Jadi pada hakikatnya manusia itu adalah
tuhan tuhan dalam rahasia. Sebab insane jadi daripada zatnya jua (rahasia). Tuhan
menurut bentuk dan surahnya sendiri. Itulah sebabnya maka tuhan menindahkan kepada
malaikat supaya sujud kepada adam (manusia). Ini adalah bukti yata dalam al-Qur’an.
Tuhan itu menjelama atau tjli kepada insan yang telah sanggup mempanakan dirinya
kedalam tuhan, sehingga mendapat baqa didalamnya, fana kedalam tuhan dan baqa dalam
tuhan. Cinta kedalam tuhan adalah kecintaan tuhan. Sekarang kita lanjutkan pula kepada
membicarakan tentang hakikat. Perkataan hakikat berpokok dari kata al-haqqu
(sebenarnya) kemudian pindah menjadi muhaqqa (nyata kebenarannya). Sudah itu pindah
menjadi ta haqio (benar tak salah lagi). Akhirnya menjadi hakikat (zat dari al-haqqu). Jadi
ang disebut haikat dalam mutunya yang luhur itu ialah bebas lepas dari segala pengaruh
berkuasa sendiri dan tidak satu misalpun di pendapat untuk dicontohnya. Hakikat yang
kuhur itu hanya dapat dilihat oleh ilmu, ruh dan perasaan (ZAUQ). Sekarang kita dalami lagi
tentang mengenal hakikat.
Kata-kata hakikat tadi berpokok dari pada al-haqqu. Al-haqqu itulah yang memberikan nur
cahaya dan aulia yang menjadikan segala yang ujud (segala yang ada) dialah yang
Menjadikan segala yang ujud (segala yang ada). Dialah yang menjadikan alam seluruhnya.
Didalam alam itulah terletak sinar yang membukakan rahasia dari al-haqqu. Dengan kata
lain al-haqqu itu ialah : allah ta’ala. Jadi apabila manusia berangsur-angsur mengetahui dan
mengenal al-haqqu itu. Maka akhirnya al-haqqu itu pulalah yang menjadi buah kehidupan
manusia itu. Demikianlah keterangan tentang mengenal Hakikat.
SAKSI DAN PENYAKSIAN
Yang dinamakan kesaksian ialah sebab diwaktu menyampaikan kewejangan atau ajaran,
supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesama muslim. Yaitu semua titah yang
dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari,
api, angin, air, hawa dan udara dan lain-lainnya. Semuanya menjadi saksi dan
menyaksikan bahwa kita sekarang ini mengakui berdirinya dan adanya tuhan dan jadinya
hamba Tuhan. Didalam hadist qudsyi, Tuhan berfirman artinya : aku menyaksikan hidupku
sendiri sebenarnya tiada tuhan melainkan aku.
Dan aku naik saksi bahwa Muhammad itu urusanku.
Dan sebenarnya yang bernama Allah itu akidahku.
Rasul itu rasaku. Muhammad itu cahayaku.
Akulah yang hidup yang tiada pernah mati. Yang ingat yang tidak
Lupa, kekal tiada berubah, pada kenyataan zat, akulah yang hawas lagi tahu, dan tiada
samar dan dari segala sesuatu.
Akulah yang kuasa dan menguasai, dan akulah yang maha bijaksana, maha suci aku, dan
sungguh besar kuasaku, dan sembahlah aku.
Di hadist qudsyi ini tadi, bukan saja kita baca saja tetapi yang utama sekali ialah ; untuk
pribadi kita sendiri dan untuk akidah kita sendiri.
Jadi inti dari semua itu adalah ; Tiada tuhan melainkan allah, dan Muhammad itu utusan
Allah.
Jadi yang disebut allah itu adalah af’alnya.
Dan disebut rasul itu ya muhammad.
Muhammad itu adalah cahaya kita jua.
Jadi hakikat kita yang sebenarnya adalah, hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah
(Rahasia)
Buktinya Tuhan kuasa menghidupkan yang mati dan adanya mati dari hidup. Justru hidup
kita ini berasal dari yang mati.
Dan akhirnya tiada yang mati, dan hidup didunia dan akhirat tiada akan pernah lupa akan
hidup kita, tanpa perbuatan, tanpa bergeser dalam kenyataan yang sejati.
Jadi dasar kenyataan yang sampai kepada pusat yakin. Itulah dia kesempurnaan hidup.
Dan tiada merasa apa-apa yang dimaksud asal kita mati ialah, mati MA’NAWI, bukan mati
HISYI.
Adapun kehidupan ini atau kehidupan dunia ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada
huruf, dan tiada suara, tiada kata-kata dan tiada nama, tiada warna-warni, tiada roh, tiada
jasad, dan tiada apa-apa tiulah dia JIBU.
LAHURUFIN WALA SAUTIN artinya ialah tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata zat
dirinya. Demikian tentang dua kalimat syahadat tersebut.
Asal dua kalimat syahadat itu ialah ; nur Muhammad, nur Muhammad itu ialah cahaya kita
yang terang benderang tuhan telah bertazalli kepadanya. Nur Muhammad itu adalah
hakikat alam. Dan nur Muhammad itu ialah cahaya kita pribadi. Jadi kesimpulannya ialah
kita ini asal adam. Adam dari nur Muhammad, dan nur Muhammad itu dari nur zat. Maka
wajarlah kita ini dengan zat allah. Karena zat itulah bermula segala ujud. Jadi nyatalah
kepada kita bahwa ujud sekalian alam ini kenyataan ujudnya allah ta’ala jua. Inilah yang
disebut wahdatul ujud (ke-esaan ujud). Nyata dan jelaslah kepada kita bahwa semua ujud
ala mini adalah ujud allah ta’ala jua. Jadi allah, Muhammad, adam adalah satu. Insane
kamil pun allah jua, adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi hakikatnya manusia
ini tuhan/dalam rahasia hamba.
—oo0oo—
Beberapa hadist untuk jadi pertimbangan
Rithatu bil ilmilah
Pokok pengetahuan itu ialah : orang yang telah mendapatkan makam tuhannya. Dan
diduduki kedudukan orang yang kuasa manusia allah yang bersifat dengan sifat-sifat allah
dalam dirinya. Latknatuni goirif wala goirifuna. Artinya : adapun ilmu yang satu itu, siapa
saja yang menangkapnya, niscaya masuk sorgalah ia.
Laya’rifu Robbahu wala robbahu. Artinya : barang siapa yang mengetahui ilmu satu itu, dan
dapat mengamalkan, niscaya sempurnalah ia di dunia dan akhirat. Demikianlah yang
hamba sampaikan kepada saudaraku muslim.
Wala mukminin hayun fiddroini. Artinya : masuk dalam lipatan pakaian suaminya hal ini
terdapat pada nikah batin, sebab dia mengaku ma’mum pada suaminya.
Dan menghalalkan dirinya kepada suaminya, dan mengharuskan nyawanya pada allah dan
melenyapkan tubuhnya pada nabi Muhammad, serta mengaku ma’mum pada suaminya
dunia akhirat.
Nata kimbolong artinya : termasuk dalam lipatan pakaian istrinya : ialah karena perkawinan
itu.
Nikah bathin yang sebenarnya, dan jangan sampai pisah dunia akhirat. Nikah bathin yang
sebenarnya ialah : apabila si istri mengenal diri dan memahami sebenar-benarnya tentang
rahasia dirinya dan memahami akan tuhannya sedalam-dalamnya. Maka dialah yang
diberikan oleh suaminya nikah bathin.Sebab mustahil akan bercerai dengan suami dari
dunia hingga akhiratnya. Cobalah renungkan sejenak berpisahnya allah dengan
Muhammad.
Inilah bukti nyata dan dalil nyata.
Syahadatnya para rasul-rasul
Nama-nama rasul utusan tuhan allah
1. Nabi Muhammad saw
2. Nabi Adam a.s
3. Nabi Nuh a.s
4. Nabi Musa a.s
5. Nabi Isa a.s
a. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah
b. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna adam khalifatullah
c. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna nuh habibullah
d. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna Ibrahim kholilullah
e. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna musa kalamullah
f. Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna isa ruhullah
Firman Tuhan kepada Muhammad
Ya, Muhammad, engkau utusanku
Sekarang engkau harus ma’rifat kepadaku. Sebab engkau adalah kehadiranku. Dalilnya
adalah: al-insanu sirri, wa ana sirrohu. Insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya.
Jelasnya adalah, sesungguhnyarasaku ini sudah pasti dan derajatnya tidak salah lagi
Muhammad rasulullah. Dan aku menganugerahimu burokuntuk nanti menghadapku dan
terus sampai ke anak cucumu, lalu kepada wali-waliku.
Ini tiada batas sampai kepada hari kiamat.
Kesimpulannya apabila nabi kita mi’raj maka kitapun mi’raj jua adanya.
Kalau tidak demikian, maka tersalahlah ma’rifat kita kepada Allah Ta’ala. karena hakikatnya
disekujur badan kita ini telah menerima keadaan dalam wujud pribadi.
Jadi hakikat adam itu tadi adalah sebagai adekan perwujudan kita pribadi yang nyata
kepada kita adalah pendengaran, penglihatan, perkataan, penciuman kita itulah nafas kita
yang sudah pasti dan Muhammad itu tadi adalah rasa jasad kita. Sekarang meresap sekali
yaitu : penglihatan, pendengaran, pencium, pengrasa dan pengucap. Semuanya masuk
kedalam rasa. Ujud juga adalah sebagai bukti. Jadi pada hakikatnya seluruh rasa itu sudah
menyatu atau menunggal didalam jasad. Tentu tidak ada kekurangan lagi bukan ?
Makanya sudah kita katakan dahulu tadi bahwa kalau didalam hadits qudsyi allah
mengatakan seperti di bawah ini. Tidak ada Tuhan melainkan Aku dan Muhammad itu
adalah utusan-Ku. Makanya kitapun harus demikian juga adanya kalau tidak tersalahlah
ma’rifat kita kepada Allah dan kepada Rasulullah. Memang banyak yang dapat memahami
arti dalil-dalil dan hadits yang mendalam sekalipun mereka tiu cap seorang guru atau
seorang ulama dan penceramah, belum tentu dapat memahami dalil dan nash dan hadits-
hadits qudsyi yang mendalam dan yang penuh dengan liku-likunya memang sulit kalau
tidak ada pertolongan, Ilham dari Tuhan robbul alamin. Kalau hanya menggunakan akal
manusia semata, bangkrutlah yang akan bertemu.
Jadi yang utama sekali dalam menggali ilmu ketuhanan itu ialah tumpahan ilham dari alam
goib dan jangan mengartikan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadits menurut seleramu sendiri,
karena ayat-ayat suci al-Qur’an itu mengandung empat arti dan makna dan pengertiannya.
Kalau mengajinya hanya selapis saja memang sulit untuk mencari kebenaran mutlak maka
dari itu wahai sekalian penuntut camkanlah selama akalmu masih bergelimang dalam
nafsumu selama itu pula shaiton selalu mengkuti jejakmu.
Bagaimanakah mengatasi yang demikian ? untuk megatasi dalam perjuangan pertama
ialah : menyerah bulat-bulat dengan tak ada sak wasangka lagi. Mohonlah doamu supaya
hatimu beroleh petunjuk.
Firman allah kepada nabi adam a.s
Wahai engkau adam, diperintahkan olehmu menjadi utusan tetapi engkau sekarang jangan
ma’rifat kepadaku dulu, pengetahuanmu tiu biarlah dahulu wujudmu itu sendiri. Sebab
ujudmu itu sebagai kenyataan adanya aku. Dalilnya adanya : wallahu bathinul insan
johirullah.
Artinya : johir Tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di Tuhan. Dan sholatmu itu
dua rakaat. Yaitu pada waktu subuh apakah sebabnya jadi dua rakaat ? sebabnya ialah
adanya nyawa dan ujud.
Firman Allah kepada nabi Nuh a.s
Wahai engkau Nuh, aku perintahkan engkau menjadi utusanku, tetapi engkau jangan
ma’rifat dulu kepadaku, ketahui siapa dulu olehmu : bahwa pendengaranmu itu adalah
pendengaranku, dalilnya sama dengan adam dan engkau sholat empat rakaat pada waktu
johor. Apakah sebabnya jadi empat rakaat ? sebabnya ialah engkau punya telinga dan dua
kaki.
Firman Allah kepada Nabi Ibrahim a.s
Wahai engkau Ibrahim, kuperintahkan engkau jadi utusanku, tetapi engkau jangan ingin
ma’rifat kepadaku dahulu. Ketahui saja dahulu bahwa penglihatanmu itu adalah
penglihatanku dan sholatmu empat rakaat ashar. Demikianlah tentang sholat ashar.
Firman Allah kepada Nabi Musa a.s
Wahai engkau Musa kujadikan engkau utusanku, tetapiengkau jangan ingin tahu dahulu
kepada zat dan sifatku. Ketahui saja bahwa pengucapmu itu sesungguhnya adalah
pengucapku. Dalilnya sudah ada yaitu kalam mutakalimun. Sholatmu ada tiga rakaat pada
waktu maghrib, yaitu mulut, punya lisan dan memiliki arti yang tak salah lagi.
Firman Allah kepada Nabi Isa a.s
Wahai nabi Isa, engakau adalah utusanku, dan engkau tak usah ma’rifat kepadaku dulu,
atau engkau ingin tahu tentang zatku ketahui saja bahwa nafasmu itu sendiri. Itu adalah
kenyataan hidupku ini pasti, dan engkau harus sholat empat rakaat pada waktu isa. Sebab
di dirimu itu ada dua lobang hidung, sebagai bukti nyata dari padaku, dan punya darah.
Sebab darah itu nanti mati (beku), dan nafasmu habis hilang. Jadi dapatlah kita simpulkan
bahwa sholat lima waktu itu sudah terhimpun pada diri.
Baikah hamba susun seperti di bawah ini. Inilah sholat yang 17 rakaat itu pada diri kita.
1. 1. Nyawa 11. mulut
2. 2. Ujud 12. lisan
3. 3. Telinga kanan` 13. Arti yang tak salah lagi
4. 4. Telinga kiri 14. Lobang hidung kanan
5. 5. Kaki kanan 15. Lobang hidung kiri
6. 6. Kaki kiri 16. nafas
7. 7. Mata kanan 17. darah
8. 8. Mata kiri
9. 9. Tangan kanan
10. 10. Tangan kiri
Demikianlah adanya usul sholat 17 rakaat yang ada pada diri kita masing-masing. Inilah
sebenarnya sholat (ingat) ingatlah selalu jangan lupa pada asalnya.
Ma’rifat ada tiga bagian
Pertama : ma’rifat sariat
Kedua : ma’rifat tharikat
Ketiga : ma’rifat hakikat
Apakah perbedaan antara tiga bagian itu :
Pertama : ma’rifat orang ahli sariat itu yaitu : mengenal segala hukum dan mubah, fardhu
dan sunat.
kedua : adapun ma’rifat orang dalil tharikat itu yaitu mengenal barang yang seni seperti: ria,
ujud, takbur, sum’ah, dan hasad dan Lainnya. Segala sifat mazmumah yang tercela oleh
rasa dan mengenal akan kasih sayang akan Allah Ta’ala kepada hambanya dan mengenal
buruk dan baik zahir bathin.
Ketiga : adapun ma’rifat orang ahli hakikat yaitu: antara antazzahu tasybih dan tiada
terdinding pandangan zahir dengan yang bathin dan sebaliknya tiada terdinding pandangan
bathin akan zahir. Demikianlah secara ringkasnya saja.
Apakah yang dinamakan sariat dan apapula hakikat ? sariat itu tubuh kita dan hakikat itu
jiwa, keduanya itu tiada boleh pisah atau bercerai walaupun kita sudah kembali kea lam
baqa. Ruh dan badan tiada tiada boleh pisah. Sebab sudah senyawa di dalam badan atau
di dalam rasa. Jadi siapa sariat semata dalam hidupnya, maka tiada harapan kumpul
dengan ruhnya. Tetapi kalau sudah sampai kepada hakikat tidak mungkin lagi terpisah
dengan sifatnya (badannya).
Jadi bagi ahlul hakikat walau bagaimanapun jua bentuknya, tetaplah ia ada sariat inilah arti
sariat yang sejati dan mutlak, disini tidak ada tawar menawar lagi, titik.
Sariat tubuh, tharikat nafas, hakikat ruh, dan ma’rifat adalah sir. Inilah yang disebut
af’al.Asma, sifat, dan zat kesemuanya ada dalam diri kita lahir bathin. Dan inilah orang yang
dahulu disebut: pandanagn, pengrasa, pengucap, dan pencium. Kesemua itu bersatu atau
bersamaan di dalam di dalam rasa. Jadi siapa sudah mengembalikan hak ta’ala yaitu rasa,
maka dialah yang merasa di dalam rasanya da siapa masih betah dalam rasa adam, maka
tempatnya d neraka karena rasa itu ada tiga martabat, 1. Rasa allah 2. Rasa Muhammad 3.
Rasa adam. Demikianlah yang sebenarnya yang dapat hamba sampaikan, dan pilihlah
sendiri-sendiri.
Iman dan Islam
Adapun islam itu sariat, dan iman itu hakikat, atau dengan kata lain ialah islam itu zahir dan
iman itu bathin, dan bisa juga disebut islam itu tubuh dan iman itu ruh/nyawa, jadi kalau kita
kembalikan kepada asalnya yaitu: ruh dan jasad kembali kepada nur Muhammad dan nur
Muhammad itu jadi daripada kudrat dan iradatnya. Kalau demikian adanya nyata kepada
kita
bahwa nur Muhammad itu jadi daripada nur zat nyata benar bahwa zat itulah bermula sgala
ujud. Zat itulah bermula segala ujud tidak ada yang ujud hanya allah dan perbuatan allah
ta’ala. Jadi nur Muhammad itu tadi disebut juga dengan hakikat alam, Muhammad, dan
hakikat Muhammad ialah hakikat alam. Jaid nyata kepada kita bahwa ujud alal dan ujud
allah, dan ujud allah ain ujud alam ialah adalah hakikat alam. Jadi alam dan tuhan ialah
satu (rahasia). Kalau demikian adanya maka ini dengan alam seluruhnya adalah satu
rahasia di kesimpulannya adalah: allah, Muhammad, adam ialah satu rahasia insane kamil
pun allah jua. Muhammad dan adam pun pada hakikatnya, jadi ada hakikatnya manusia ini
tuhan dalam rahasia. Syarat a dalam beramal. Yang sebenarnya syarat syah beramal ialah:
khusyu, ikhlas, dan ikhsan (ma’rifat)
Baiklah kita ambil pertengahan saja dahulu ikhlas ada tiga martabat/tiga bagian:
1. Ikhlas orang mubtadi
2. Ikhlas orang mutawasit
3. Ikhlas orang muntahi
1. Ikhlas orang mubtadi itu ialah; suci daripada riya, ujud sum’ah dan tujuannya hanya
semata karena allah ta’ala. maksud dan tujuannya untuk masuk surge dan takut akan
neraka. Jenisnya ingin pahala dan menjauhi akan segala dosa.
2. Ikhlas orang mutawasit itu ialah:
Maha suci dari riya dan sum’ah hanya semata karena allah dan tidak inign pahala, hanya
mengerjakan suruh dan meningkatkan tengah.
3. Ikhlas orang muntahi itu ialah: tiada menilik baginya dari atau amal lainny, hanya
memandang fi’il hakiki kelakuan allah ta’ala pada dirinya.
Dan mereka tiada merasa lagi ada ujudnya sendiri, semuanya fana zahir dan batinnya.
Kehendaknya adalah tidak bersalahan dengan kehendak tuhannya pandangannya
manuggal dengan pandangan tuhannya. Kemauannya telah menunggal dengan
kemauannya atau tuhannya dan dia seujud, senyawa, serasa, serasi dan serahasia dengan
tuhannya. Tuhan menjadi matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar dan
lidahnya untuk berkata-kata. Dia menjadi wali allah dan allah menjadi walinya. Demikianlah
orang yang duduk pada golongan muntahi itu tadi. Inilah yang dimaksud dengan ikhlas,
atau khusu dan ikhlas, dan ihsan. Inilah maqam ahlul akhirat namanya. Untuk menjalani ke
maqam muntahi ini kita harus sabar dan ridha apa kehendak allah ta’ala saja dan harus
menjalani maqam/martabat yang tiga itu seperti yang diterangkan di atas tersebut.
Demikianlah keterangan ini.
—oo0oo—
Rahasia – Ma’rifat
Adapun rahasia itu didalam hati, dan hati itu didalam puat, puat itu didalam jantung, dan
jantung itu di dalam rahasia allah.
Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah. Jadi tuhan itu tiada
bertempat dan tiada ditempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa tuhan itu bertempat
di hati, di puat, di jantung, di arsy, di langit, di surge, atau di manusia, maka rang itu kafir.
Atau rahasia ma’rifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab kalau kita
masih berpegang kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi dinding. Dan yang
disebut rahasia allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di dalam jantung itulah yang
bernama allah. Dan yang demikian bernama rahasia allah, dan kehendaknya, kehendak
allah inilah yang berada dalam puad, dan inilah yang bernama rasa. Karena disitulah
tempat akan segala kehendak allah, lahir atau bathin. Sekali lagi janganlah dipahami bahwa
tuhan itu bertempat kepada manusia, atau manusia bertempat kepada tuhan. Untuk
membuktikan hilangnya rasa itu. lihatlah contoh orang yang sedang tidur. Semuanya tiada
merasa apa-apa lagi. Apalagi yang disebut in itu sudah tidak ada. Dari itu janganlah lagi
akhluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun tiada. Maka yang ada
itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia allah itu jad iradat kepada insane
dan kepada hayawan, sekiranya jika rahasia allah itu dan iradat allah zahir dan bathin, tidak
ada maka disitulah manusia menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya. Disinilah hawa
nafsu menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, tapi nafsulah yang
beraku-aku itu dalam setiap kejapan mata. Aku haramkan mulutku, aku kapirkan hatiku, bila
aku masih beraku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan nafsu akuan makhluk
aku sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas kata-kataku tadi. Siapa yang
hendak mengambil boleh dan siapa yang menolakpun boleh.
Tidak ada pakaian dalam agama allah.
Seorang wali itu tidak beraku-aku lagi kecuali dengan akuan allah. Bulanlah engkau yang
beraku-aku.
Dikata engkau beraku-aku tepi allahlah yang beraku-aku tiada engkau beraku-aku. Jadi
yang beraku-aku dikala itu adalah rahasia allah, bukan engkau dalilnya: wama romaita
idjromaita, walakinnallah aroma. Artinya: bukanlah engkau yang melempar dikala engkau
melempar, tapi allahlah yang melempar dikala engkau melempar. Pahamkah.
—oo0oo—
Yang Sebenar Diri
Yang sebenar benar diri itu nyawa
Yang sebenar benar nyawa itu ruh.
Yang sebenar benar ruh itu nur Muhammad
Yang sebenar benar nur Muhammad itu sifat
Yang sebenar benar sifat itu zat (zat hayat)
Yang sebenar benar zat itu diri
Yang sebenar benar sifat itu rupa
Tapi bila kita mendakwa kepada ruh, maka teruskanlah kepada zat dan sifat allah. Supaya
jangan terdinding kepada allah apabila sudah kita tembuskan kepada zat dan sifat allah,
itulah tubuh orang ma’rifat yang sebenarnya. Kalau sudah sampai kepada diri yang
sebenarnya atau diri bathin, barulah bathin dapat melihat bathin. Disini dapatlah orang yang
sampai itu melihat perjalanan ruh/rohani. Adapun yang disebut roh idhofi itu berbadan
Muhammad. Disini hamba tambahkan pula tentang nama-nama roh yang patut dikenal:
seperti roh idhofi, roh mukayyat, dan roh mutlak. Dan yang pertama tadi disebut roh idhofi.
Dan yang disebut roh/nyawa itu tadi disebut juga roh mukayyat. Yang disebut roh mutlak itu
adalah roh robbani itu adalah roh tuhan allah.
Kalau orang yang hanya sampai kepada roh mukayyat atau yang disebut nyawa itu: artinya
yang belum meneruskan kepada zat dan sifat allah ta’ala.
Maka orang yang telah meneruskannya kepada zat dan sifat allah itulah yang disebut roh
mutlak. Atau lazim disebut oleh kaum sufi dengan ruhul kudus atau ruhul haq, ruhul amin.
Jadi seorang wali allah yang berada pada tingkat atas darinya bertubuh sir, dan berubah-
ubah tuhan. Yang disebut sir dan roh itu ialah : zat allah dan sifat allah. Dengan adanya zat
dan sifat itu lalu kita ingat kepada kalimah yang berbunyi ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah. Disini
ada dua huruf, yaitu huruf alif dan huruf ha. Alif itu berarti ujud, dan h itu berarti hayat. Tiap-
tiap hayat tentunya dengan ujud. Setiap ujud dan hayat, pasti dengan namanya pula. Dan
setiap ada ujud, hayat dan asma, tentu ada af’al jadi susunannya yang sebenarnya itu
adalah : zat, sifat, asma, dan af’al itulah yang bernama allah dan akhirnya kalimah la illha
ilallah itulah yang bernama zat sifat asma dan af’al. inilah rahasia bathin dan zahir syariat
dan hakikat. Hamba dan tuhan, abid dan ma’bud, khalik dan makhluk. Zat dan sifat tiada
boleh pisah, begitu juga tidak boleh sekutu. Ia seperti naïf dan isbat jua adanya dan masa
lalinya rasa, kita lupa dan kita tidak ingat lagi yang sebagai macam, itulah yang bernama
idhafat ma’allah artinya : hilang semuanya dan tidak ketinggalan walau sebesar atom. Maka
ini hamba disebut dengan makam : penelanjangan tuhan. Sekarang baiklah kita teruskan
kepada membicarakan tentang yang lainnya. Adapun cita-cita dan rasa perasaan masalah
berbagai bathin dan zahir sekalian tubuh itu lahir dan bathin. Sebab karena
yang dipuji itu jatuhnya kepada tubuh bathin dan zahir. Inilah jadinya kedalam diri kita,
bilangan tatkala allah ta’ala itu bersifat dengan sifat, kata ain. Jadi kesimpulannya ialah
yang memuji ia yang dipuji. Ia yang menyembah dan ia juga yang disembah. Karena
ahadiyah, wahdah, dan wahadiah adalah Esa. Jadi disini boleh di kata : puji qadim bagian
qadim, puji hadist bagi qadim. puji qadim bagi hadits. Dan puji hadits bagi hadits. Bagi
orang yang paham tentan rahasia ma’rifat itu, tidak ada lagi syakan ragu atas kata-kata
yang diatas ini tadi sebab dalam ilmu hakikat ada kesimpulan yang berbunyi wahadiah,
wahdah, wahidiyah, adalah Esa. Jadi Muhammad, adam adalah Esa.
Kamilpun allah jua. Muhammad dan adapun ada hakikatnya : jadi pada hakikatnya manusia
ini adalah rahasia Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Makadari itu tuhan
memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada adam a.s.
KHALIK DAN MAKHLUK
Beberapa kesimpulan
Asal kata makhluk diambil dari kata-kata halq dan kata-kata halq diambil dari kata khaliq.
Dan kata-kata khalik itu adalah khalik. Jadi asal dari khalik kembali lagi kepada khalik.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Datang dari allah kembali kepada allah. Awalnya allah, dan
akhirnya allah. Awalnya tuhan dan akhirnya tuhan. Awalnya tidak ada permulaannya dan
akhirnya puntidak ada penghabisannya.
Kalau ma’rifat kita sudah ta’zimullah, yaitu :
Tilik seorang arif itu akan kebesaran dan kemuliaan dan keagungan tuhan allah azza
wazalla jua adanya maka intisari dari pada itu adalah segala makhluk itu adalah khalik, dan
khalik itu sebaliknya. Dalilnya : syhudul kasrah til wahdah dan syuhudul wahdah fil kasrah,
akhirnya syuhudul wahdah fil wahdah. Demikianlah pandangan seorang arifin billah. Jadi
kesimpulannya adalah : semua itu allah dan allah itu semuanya inilah yang disebut wahdah
al-ujud atau kesatuan ujud. Jadi hamba dapat menyimpulkan pula bahwa allah adalah
hakikat alam.
Apakah yang dimaksud Azzazatullah
Baiklah hamba uraikan secara ringkas saja bagi orang yang telah ma’rifat zat, tiadalah
baginya permulaan dan penghabisan.
Pandangannya jauh berbeda dengan pandangan orang yang hanya berada dengan
pandangan tingkat bawah. Orang demikian berpandangan bahwa ia melihat allah setiap
kejapan mata dan dalam setiap sentuhan hatinya yang disebut mata hati itu bukannya ia
nya. Sebab mata lahir dan mata hati itu hanya asma jua adanya disini mata bathin melihat
bathin. Dan mata hati itu sudah lebur kedalam fana. Jadi pandangan yang tertinggi
sekarang ini adalah kembali kepada mata zahir jua dahulu. Hingga mata bathin, sebab
tiada kebilangan hakikat itu tanpa syariat/ zahir dan tiada kebilangan sariat itu tanpa
hakikat/bathin. Kesimpulannya adalah : zahir ia yang bathin, dan bathin ia yang zahir,
sebab awal dan akhir itu adalah rahasia insan. Maka dari pada itu pandangan akhir jua
pandangan awal. Disinilah letaknya rahasia allah / insan, dan rahasia allah adalah rahasia
insan. Rahasia insan dan rahasia allah itu disebut juga dengan sirullah atau sirullahzat atau
zat ilahiah.
Zat ilahiah itu yaitu diri bathin dan zahir. Zahir tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada
di tuhan. Dengan kata lain yaitu : johirnya makhluk dan bathinnya tuhan dan
zahirnya……..bathin……..
Jadi hendaklah diketahui akan sirullah didalam ujud insan dari kita ini. Sekira kira ujudullah
berdiri dihadapanmu dengan nyata dan jelas. Hilangkan dan lenyapkan ujudmu. Niscaya
ujudullah berdiri dengan kedirianmu.
Tak ada ujud bagimu, lahir dan bathinnya, kecuali itu hanya ujudullah jua yang ada.
Ujud kesegalaan ini hanya ujud hayal, bukan sebenarnya ujudullah ada pada setiap diri :
dan ada pada setiap manusia dan seluruh makhluk. Tetapi disini memerlukan perincian
yang mendalam. Jadi siapa masih melihat kepada dirinya seumur hidupnya tidak akan
bertemu dengan tuhannya. (tidak akan melihat kepada tuhannya). Siapa yang melihat
kepada tuhannya niscaya tiada lagi melihat kepada dirinya sendirinya. Tiada lagi melihat
makhluk yang terlihat hanya tuhannya. Itu menunjukkan tidak lagi melihat dirinya dengan
kekuatan dalil yang nyata yaitu : ROBBI BI ROBBI.
Melihat tuhannya dengan tuhannya.
Mengenal tuhannya dengan tuhannya.
Demikianlah tentang ujudillah itu tadi.
Beberapa Bentuk Zikir
Dalam ajaran tasauf ada beberapa bentuk zikir walaupun umpamanya berlainan antara
saufi ini dan saufi itu, atau guru ini, dan guru itu, semuanya disebut zikir jua. Bagi penelitian
hamba yang daif lagi hina in, semua bentuk zikir itu baik hanya ada beda dalam sebutannya
dan hurufnya. Tapi semua itu adalh zikir. Tetapi yang penting disini bukan huruf dan suara
akan tetapi isinya apakah zikirnya kosong, atau isi, itulah yang menjadi nasa allah. Dalilnya
adalah : laya’ zikrullah ilallah, artinya : tiada menyebut allah hanya allah, inilah ainnya.
Sekarang zikir yang hendak menangkap burung nuri seekor. Umpamanya kita berzikir
mangata : hu allah, hu allah. Itu ibaratnya menangkap burung tertangkap ekornya.
Mengata : allahu, allahu, baru tertangkap bulunya saja
Mengata : allah, allah, tertangkap kakinya saja
Mengata : la ilalaha ilallah zatullah tertangkap kepala
Mengata : la ilaha ilallah hak, tertangkap paruhnya
Mengata : la ilaha ilallah nurul hak, tertangkap dadanya.
Mengata : lahu, lahu, tertangkap lehernya
Mengata : la, la, la tertangkap sayapnya saja
Mengata : hu, hu, hu tertangkap suaranya saja
Mengata : ah, ah, ah tertangkap keindahannya saja.
Ahirnya : la hurupin wala sautin : baru tertangkap saikungan
Artinya : diam
DIKALA SAKARATAL MAUT
Kesempurnaan hamba allah pulang ke rahmatullah ini hanya sebuah misal atau contoh
Ada beberapa pertanda menjadai rahasia
Bergerak daripada ujung sulla lalu naik ke atas kepada, rasanya seperti ditusuk-tusuk
dengan jarum, dan lalu terus kepada telinga kiri dan kanan. Dan mendengar bunyi suara
seperti bunyi badil/ meriam atau petir, dan heran rasanya terlalu sangat, itulah hakikat jibril
memberi tanda. Jibril itu suatu cahaya keluar dari diri kita pada waktu itu kita mengata : ya
hu, ya hu, ya hu.
Sekarang umur kita tinggal 40 hari saja sesudah 33 hari yaitu tinggal 7 hari lagi keluarlah
suatu cahaya/dari mata kita rupanya sangat elok bercahaya cahaya.
Dengan berpakaian hijau itulah dia malaikat izrail. Dikala itu kita mengucap : Hakkul hak,
hakkul hak, hakkul hak jadi umur kita tinggal 7 hari lagi.
Sesudah 3 hari itu, yaitu pada hari yang ke 36 keluar pula cahaya dari mata kita, yaitu
cahaya yang amat putih bersih seperti kita jua besarnya, atau rupanya : baunya terlalu
sangat harum seperti ambar kasturi dan dia berkata : akulah yang bernama muhammad
itulah sesungguhnya allah ta’ala memberi tanda gerak.
Dan dikala itu kita mengucap alhamdulillah robbil alamin dan pada hari yang yang keempat
puluh (40) : maka allah tazali yaitu zat allah s.w.t yang sebenarnya maka bertetaplah
engkau pulang kerahmatullahi ta’ala seperti terlalu nikmat rasanya, tiada hingga lagi. Maka
kita ingat, jangan lupa dalam hati kita ini Ujudullah Ta’ala.
Maka himpunlah muhammad dan allah, yaitu hu allah inilah perjalanan para aribillah dan
para wali-wali allah jangan di ingat dimulut dan dihati ingat didalam dan barang siapa
mengenal akan tuhannya, niscaya ia jahil akan dirinya sendiri.
Jikalau tiada anugerahnya kepadaku, niscaya tiadalah aku dapat mengenal tuhanku
Dan saiyidina Abu Bakar pernah ditanya orang
Bika arofa robbaka, artinya : dengan apa engkau mengenal tuhanmu ?
Maka syayidina abuu bakar menjawab dengan tegas
Araftu robbi bi robbi, walaula robbi ma araftu robbi
Artinya : aku mengenal tuhan dengan tuhanku jua, jiakalu tiada karena tuhanku, tiadalah
aku dapat mengenal tuhanku. Maka yang bertanya itu meneruskan pertanyaannya. Apa
mungkinkah manusia ini dapat mengenal tuhan ?
Maka saiyidina abu Bakar menjawab :
Al adju andarkil idroki idrokum
Artinya : lemah daripada mendapat akan pendapat, itulah yang mendapat, maksudnya ialah
: kelemahanku akan tuhannya. Jadi jelasnya ialah : dia juga yang mendapat kaunya lebih
jelas lagi kaum sufi mengatakan laya’rifullah ilallah.
Artinya : tiada mengenal allah hanya allah
Sekarang baiklah hamba bawakan pula ayat yang berbunyi : wafi amfusikum afala tursirun,
artinya : didalam diri kamu kenapa kamu tidak mengetahuinya dan lagi dalil mengatakan
wafi amfusikum wama yafalun, artinya : tuhan ada pada engkau tetapi
Engkau tiada melihat. Maka dengan adanya dalil ini/ dalil al-qur’an yang nyata ini. Marilah
kita mengenal Tuhan Allah s.w.t.
Beranikanlah : jangan ada rasa takut, rasa takut itu adalah bujukan syaiton laknatullah.
Lil jismil insani insanu
Artinya : carilah orang, yang ada orang didalam orang
Fastazkurni, fastzkurkum
Artinya : kenalilah sedalam-dalamnya tuhanmu dan dia juga mengenal kepadamu
Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan lagi firman Allah Ta’ala dalam al-qur’an :
wanah aqrobu ilahi min khablil wail . Artinya : kami adalah lebih dekat kepadanya daripada
urat leher mereka sendiri (Qaf s. 50,16)
Quluah bitu al-jami’a famma ya’tiyanakum minni huda famantabia huda yafala khaufun
alaihin walahum yakhjanun, artinya : berangkalah kamu sekaliannya, jika datang petunjukku
kepadamu
maka barang siapa mengikuti petunjukku, niscaya tiada takut dan tiada gentar dan tiada
berduka cita waktu selama-lamanya.
Jadi ayat ini adalah bagi kita untuk mendorong kita dalam menuju tuhan robbul alamin.
Maka dari pada itu segalanya ialah : menuntut demi allah, mengenal demi allah, berjuang
demi allah
Sembahyang demi allah, bekerja demi allah, beramal demi allah, berusaha demi allah, jadi
keseluruhnnya adalah demi allah. Tidak ada demi itu dan demi ini, semuanya ditundukan
dan direndahkan demi allah. Hidup di alam maya semata-mata melaksanakan perintah
allah dan meninggalkan larangan allah. Hamba berbuat menurut sekehendak allah. Tidak
menambah dan mencurangi dari kehendak allah. Apabila hamba berani menambah dan
mengurang daripada kudrat dan iradat allah, maka aku hukumkan dariku itu murtad. Dan
apabila kau lupa sekejap saja kepada allah, maka aku hukumkan diriku itu kafir. Sekarang
baiklah kita teruskan dengan ayat yang berbunyi Kholaqtul zinna wal insa liya’budun.
Arrtinya : aku jadikan jin dan manusia semata-mata untuk mengenal kepadaku atau untuk
mengabdi kepadaku, atau untuk menyembah kepadaku mengenal tuhan adalah suatu
amanah dari allah, untuk kita laksanakan secepat mungkin dan janganlah kita lalaikan
mengaji/menuntut rahasia besar ini. Sabda Rasulullah saw faija ajakaro illa khonasa,
artinya : apabila ingatlah musnahlah syaiton. Maksudnya ialah : yang ingat disini bukan
makhluk biasa, etapi hamba yang sudah melasanakan kepada keakuan tuhannya. itulah
manusia allah namanya. Itulah insan kamil inilah yang dimaksud oleh abda nabi kita
Muhammad s.a.w dan sekarang kita teruskan pula kepada hadist yang berbunyi :
Takholaqu bi akhlakillah. Artinya : berakhaklah kamu dengan akhlak allah.
Apa yang dimaksud dengan berakhlak dengan akhlak allah ? jawabnya ialah hamba yang
sudah mewujudkan tuhan dalam dirinya pribadiitulah akhlak allah. Jadi tujuan utama dalam
bidang ilmu tasauf ialah : untuk menyempurnakan lahir dan bathin, luar dan dalam, sariat
dan hakikat, fikih dan tasauf. Dan dapat membedakan yang yang hak dengan yang batil.
Dan dapat membedakan dan mengetahui mana yang sebenar-benarnya insan kamil dan
mana manusia biasa.
Yang semula mulia hamba disini tuhannya ialah : yang tahu akan dirinya dan yang tahu
rahasia yang satu itu. setinggi-tingi maqam ialah yang menduduki kedudukan tuhannya.
Tuhan menjadi matanya untuk melihat, tellinganya untuk mendengar, dan lidahnya untuk
berkata-kata.
Dan orang yang tidak terdinding lagi pandangannya ialah : hanya satu pandangannya, satu
tekatnya satu akidahnya, satu pendiriannya, dan satu dalam rahasianya. Pokoknya segala-
gala adalah Satu belaka bagi pendirian hamba hanya satu dan satu. Semuanya bilangan
adalah satu. Semesta satu,semua alam satu, surge dan neraka satu, pendeknya adalah
semua satu.
Demikianlah pendirian seorang arif atau waliallah. Seorang waliaalah pernah berkata tidak
ada kejahatan di dalam dunia ini.beliau sangat optimis sekali. Demikian lah yang pernah
melompat dari mulutnya seorang arif atau wali Allah.
ILLAH : RASA
Rasa sejati dan mutlak dan murni inilah rasa tuhan yang sejati dan abadi dan mutlak
nafsulmuttmainnah itulah yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan yang disebut nafsu
zat hak ta’ala yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan.
Rasa yang sejati itu tidak tersentuh dan tidak bercerai dari maha suci tuhan, ini yang
dikatakan dia yang didalam dan dia yang diluar. Dia yang mengurung dan dia yang
dikurung. Itulah kedudukan seorang waliallah at’ala. Beliau itu sudah wahua ma akum
artinya berberangan siang dan malam dan tiada dibatasi oleh ruang dan waktu dan tiada
rusak karena rusaknya adam, Dia tetap langgeng selamanya.
Liqo (pertemuan)
Kalau yang tertulis dalam al-qur’an itu datangnya dari mana dan kemana simpunnya.
Apakah setelah membekas pada kulit-kulit kayu daun-daun kurma, batu-batu dan di kayu-
kayu sudah dihilangkan yang sejatinya ?
Apakah al-qur’an itu hanya yang tertulis di lukh mahfutz saja ? adalah yang alinnya lagi ?
Bagaimana muayatnya dan apakah nama tempatnya?
Kitab yang diturunkan allah kebumi ini ada 104 buah kitab. Adalah kitab yang tersembunyi
dibalik yang 104 itu yang memang ada, ialah : kitabullah yan sebenarnya itu apakah ia
berhuruf, bersuara merupakan kata-kata kitabullah itu sunyi dari segalanya. Manusia hanya
diberi sedikit saja percikan kalau tuhan hakiki dan azalli. Jadi siapa yang berhajat kepada
ilmu, ilmuwan namanya. Dan siapa yang berhajat kepada ilmu dan kepada allah, itulah
yang sebenarnya, yang sampai. Inilah makam tuhan yang hakiki dan azali dan inilah
makam ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi. Dan rasul-rasul allah. Ini makam
muhammada namanya. Makam yang terpuji dilangit dan terpuji di bumi. Jadi siapa-siapa
yang dikehendaki allah, hanya engkau sendiri kurang faham dengan allah. Bila engkau
paham dengan Allah, maka berarti engakau sepaham dengan Allah.
Artinya : fahammu satu rahasia dengan allah, kemauanmu satu rahasia dengan kuasa
allah.
Akhirnya ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan ujud allah dan hayatullah zat.
Nur Muhammad
Nur Muhammad itu adalah pandangan pertama bagi kita karena itu adalah bibit dari segala
kejadian.
Adapun takbir atau mukarramah itu ialah : Allah itu hayat Hu itu Roh, Roh itu nafas, nafas
itu nyawa. Mukarramah takbir ini diambil dari kitab TUHPA. Pakaian dari DATUK
SANGGUL tanah kuning Rantau (kalsel). Sekarang kita mengambil pakaian DATU
MUHMMAD HASAN Negara (kalsel) bunyinya inilah ilmu rapat mufakat segala ulama yang
ahlus sunnah wal jamaah yang hak. Maka inilah pegangan kita pada hayat. Hayat itu
menjadi nyawa dan nyawa itu menjadi Nur Muhammad. Dan Muhammad itulah Roh Allah.
Tetapi disini kita teruskan kepada zat-zat sifat allah jua. Jangan terhijab/terdinding. Jadi
allah dan Muhammad jangan diceraikan, seperti naïf dan isbat kesimpulannya ialah kalimah
la ilaha ilallah itu gugurnya kepada : hayat, roh, nafas dan nyawa.
Susunannya begini la itu hayat, ilaha itu roh, illa nafas dan allah itu nyawa.
Jadi yang sebenar-benarnya diri itu nur muhammad
Yang sebenar-benarnya nur Muhammad itu sifat
Sebenar-benarnya sifat itu zat, yaitu zat hayat
Allahlah yang disebut rahasia allah (sirrullah)
Inilah perjalanan menurut Datuk Muhammad Hasan
Kebersihan hamba kepada semua penuntut smpanlah
Ia baik-baik jangan sampai dibeberkan ditengah- tengah
masyarakat, nanti bisa menimbulkan fitnah besar.
—oo0oo—
Cara memakainya
Duduk berhadapan bertemu lutut, ajari dengan membaca astagfirullah hal adzim 3x
Syahadat dan al-fatihah. Selesai ini kita baca dalam hati ayat tersebut diatas. Selesai
membaca ayat yang dimaksud sewaktu akan main, senjata kita didepan senjatanya, baca
assalamu’alaikum yang bahir rahman, dijawab oleh istri : wa’alaikum salam ya bahir rahim.
Sewaktu air akan keluar kita abaca syahadat tauhid yakni ashaduanlaailahaa illallah
disambung Istri dengan syahadat rasul yakni waashaduanna muhammadarrasulullah.
Cinta hakiki
Jangan jauh-jauh engkau mencari ajaran. Karena ajaran-ajaran itu telah berada didalam
dirimu sendiri. Bahkan seluruh dunia ini telah berada dalam dirimu sendiri. Jadikanlah
dirimu itu cinta, cinta sejati dan abadi. Dengan cinta itu kau dapat melihat dunia, arahkanlah
pandanganmu dengan tajam dan dengan keheningan parasmu nan elok rupawan
kepadanya siang atau malam. Karena apakah kenyataannya ? segala sesuatu yang
tampak di sekeliling kita adalah akibat perbuatannya. Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa
tuhan berada dalam cinta, engkau tidak akan menemui kesulitan lagi asalkan masuk dan
keluarnya telah jelas bagimu. Pengertian tentang hal ini sangat terbatas sekali. Dia sama
sekali tidak berbentuk seperti sangkamu. Dia tidak tampak oleh orang biasa (orang awam)
tetapi dia tetap ada dan tetap hadir. Tetapi bagi orang yang berakhir dalam pandangannya,
maka tampak sesuatu yang benar dan agung. Dan ketika dipandangnya ujud itu, maka
dengan jelas tampak membayang ujud yang seragam antara dia dengan ujud itutidak ada
bedanya. Dia tidak tampak karena terdesak oleh gerakan-gerakannya sendiri dari seluruh
dan azali. Jadi bedanya tidak tampak pada sumbernya karena ini walaupun kita bicarakan
siang dan malam tapi jika orang belum pernah memperoleh ajaran yang rahasia ini tetaplah
tiada faedahnya (tidak ada gunanya).
Ia maujud dengan ujudnya allah ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya. Maka
jelaslah kepada kita bahwa hilang diri itu atau insan itu melahirkan seorang insane kamil
atau Muhammad insan kamil. Persembahan seorang insan kamil tidaklah mengenal waktu
semua gerakannya digunakan untuk ibadah. Sikap diamnya dan bicaranya dan gerak
tubuhnya, bahkan bulu romanya, kotorannya, kencingnya semuanya diperuntkkan sebagai
ibadah memuji tuhan. Inilah sholat dhaimnamanya.
Sekian wassallam.